Top Banner
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Makalah PGRI lahir tanggal 25 November 1945, hanya berselelang tiga bulan setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Semangat dan suasana batin perjuangan kemerdekaan Indonesia turut membidani lahirnya PGRI. Pada perkembangan selanjutnya semangat kemerdekaan itu senantiasa mewarnai perjuangan PGRI. bertempat disekolah Guru Putri (SGP) Surakarta diselenggrakan Kongres I PGRI dari tanggal 24-25 November 1945. Pada konngres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara lain : Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono. Pada kongres itu dirumuskan tujuan PGRI, yaitu : 1. mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia 2. mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan 3. membela hak dan nasib buruh pada umumnya, guru pada khusus (Suara Guru, NOvember 1955; 17) Kelahiran PGRI merupakan bagian integral perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut, menegakkan, menyelamatkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wujud jati diri PGRI merupakan panggilan sejarah yang tumbuh sejak Kebangkiatan Nasional, dalam membentuk penanaman kesadaran kebangsaan dan nasionalisme lewat pengajaran. Dengan demikian , tujuan PGRI menunggal dengan cita-cita bangsa dalam mewujudkan tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
36

makalah SPJD PGRI

Jun 18, 2015

Download

Documents

paskib_05
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah SPJD PGRI

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Makalah

PGRI lahir tanggal 25 November 1945, hanya berselelang tiga bulan setelah

kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Semangat dan suasana batin perjuangan

kemerdekaan Indonesia turut membidani lahirnya PGRI. Pada perkembangan selanjutnya

semangat kemerdekaan itu senantiasa mewarnai perjuangan PGRI. bertempat disekolah

Guru Putri (SGP) Surakarta diselenggrakan Kongres I PGRI dari tanggal 24-25

November 1945. Pada konngres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan

dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara lain : Rh. Koesnan,

Amin Singgih, Ali marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah

Noerbambang, dan Soetono. Pada kongres itu dirumuskan tujuan PGRI, yaitu :

1. mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia

2. mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan

3. membela hak dan nasib buruh pada umumnya, guru pada khusus (Suara Guru,

NOvember 1955; 17)

Kelahiran PGRI merupakan bagian integral perjuangan rakyat Indonesia dalam

merebut, menegakkan, menyelamatkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Wujud jati diri PGRI merupakan panggilan sejarah yang tumbuh sejak

Kebangkiatan Nasional, dalam membentuk penanaman kesadaran kebangsaan dan

nasionalisme lewat pengajaran. Dengan demikian , tujuan PGRI menunggal dengan cita-

cita bangsa dalam mewujudkan tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan

UUD 1945.

Lembaga pendidikan PGRI merupakan organisasi profesi terkait dengan fungsi

keguruan yang berperan sebagai pendidik bangsa lewat pengajaran. PGRI juga dalam hal

mengabdi kepada masyarkata dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, selalu

mendasarkan diri pada aspirasi masyarakat serta tuntutan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

I.2 Rumusan Makalah

1. Kapankah diselenggarakannya kongres PGRI I - XX?

2. Dimanakah diselenggarakannya kongres tersebut?

3. Bagaimanakah bentuk susunan PB PGRI pada setiap kongres?

4. Apa sajakah yang diputuskan dalam setiap kongres?

5. Apakah yang terjadi pada setiap periode masa bhakti?

Page 2: makalah SPJD PGRI

I.3 Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan susunan pengurus besar PGRI pada setiap kongres PGRI

2. Mendeskripsikan apa-apa saja yang terjadi pada setiap kongres PGRI

3. Mendeskripsikan putusan pada setiap kongres PGRI

4. Mendeskripsikan hal-hal yang terjadi pada masa periode masa bhakti dalam setiap

periode.

I.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Pemerintah

Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan organisasi guru-

guru di Indonesia.

2. Bagi Dosen

Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya

dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.

3. Bagi Mahasiswa

Bisa dijadikan sebagai bahan kajian dalam rangka meningkatkan prestasi

diri pada khususnya dan daapt melestarikan kebudayaan yang ada dengan

menggunakan sebagaimana mestinya ( tidak berlebihan ).

Page 3: makalah SPJD PGRI

BAB II

PEMBAHASAN

SUSUNAN PENGURUS BESAR PGRI

1. KONGRES PGRI I

Kongres PGRI I berlangsung pada tanggal 23 – 25 Nonember 1945 di Surakarata

(Solo).

Pada kongres hari pertama disampaikan protes kepada seluruh dunia terhadap

tindakan-tindakan tentara penduduk di Indonesia, garis besar protes tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Alasan protes perbuatan-perbuatan tentara penduduk yang tidak sesuai dengan maksud

penduduk.

2. Maksud protes agar tentara pendudukan ditarik kembali dan tidak usah diganti karena

negara republik Indonesia telah menyelenggarakan keamanan dan ketentraman dalam

negeri

3. Protes ditujukan kepada : negera-negera serikat, Vietnam dan negara Arab juga akan

diberi tahu.

Pada kongres hari kedua ini dibentuk juga susunan pengurus besar PGRI yaitu

seperti berikut :

Ketua Umum : Amin Singgih

Ketua 1. Rh. Koesnan

2. Soekitro

Bendahara : 1. Soemidi Adisasmita

2. Siswa Widjojo

Penulis : 1. Djajeng Soegianto

2. Ali Marsaban

Anggota : 1. Siti Wahjoena (Popy Sjahrif)

2. Martosoedigdo

3.Reksosoebroto (Siswowadodjo)

4. Parmoedjo.

Kongres pertama PGRI yang berlangsung 100 setelah kemerdekaan turut

membantu membangkitkan semangat para guru. Hal itu sejalan dengan tujuan PGRI

ketika didirikan, yaitu memperkuat bedirinya republik Indonesia.

Beberapa bulan kemudian Ketua umum Amin Singgih di Angkat sebagai Bupati

Mangkunegara Surakarta, sehingga terpaksa di adakan perombakan susunan Pengurus

Besar dengan formasi sebagai berikut:

Page 4: makalah SPJD PGRI

Ketua I dan II (dirangkap) : Rh. Koesnan

Penulis : 1. Sastrosoemarto

2. Kadjat Martosoebroto

Bendahara : 1. Soemidi Adisasmita

2. Martosoedigdo

Anggota : 1. Djajeng Soegianto

2. Sadat Sswowidjojo

3. Siswowardojo

4. Nj. Noerhalmi

5. Soespandi Atmowirogo

2. KONGRES PGRI II

Kongres PGRI II berlangsung pada tanggal 21-23 Desember 1946 di Surakarta.

Adapun komposisi pengurus besar hasil kongres II adalah sebagai berikut :

Ketua : 1. Rh. Koesnan

2. Soejono Kromodmoeljo

3. Soejono

Penulis : 1. J. Soetemas

2. Mh. Hoesodo

Bendahara : 1. Soemedi Adisasmita

2. Dinneman

Ketua bagian Pendidikan : D. Notohamidjojo

Ketua bagian Perburuhan : Sosro

Ketua bagian Penerangan : Slamet I

Kongres ini menghasilkan tiga tuntutan terhadap pemerintah, yaitu :

1. Sistem pendidikan agar dilakukan atas dasar kepentingan nasional.

2. Gaji guru supaya tidak dihentikan.

3. Diadakannya undang-undang pokok pendidikan dan undang-undang perburuhan.

Tuntunan ini kelak dapat perhatian pemerintah dengan diangkatnya Rh. Koesnan menjadi

anggota panitia gaji pemerintah. Pada kementrian keuangan Rh. Koesnan bersama Zachir

diangkat menjadi anggota KNIP Plane. Terakhir Rh. Koesnan menjadi Mentri Sosial dan

Perburuhan pada Kabinet Hatta.

Kongres kedua PGRI ini menghasilkan keputusan yang merupakan wujud dari

tanggung jawab nasionan PGRI dalam upaya mempelopori perubahan sistem pendidikan

kolonial kparah sistem pendidikan nasional.

Page 5: makalah SPJD PGRI

Karena ketua I Rh. Koesnan ditunjuk sebagai Mentri Sosial dan Perburuhan

dalam Kabinet Hatta, maka komposisi Pengurus Besar di ubah menjadi:

Ketua I : Soedjono Kromodimoeldjo

Ketua II : Soejono

Sedangkan untuk jabatan ketua III dihapus.

3. KONGRES PGRI III

Konggres PGRI yang ke III diselenggarakan pada tanggal 27-29 Februari 1948 di

Madiun.

Ditengah berkecamuknya perang kemerdekaan, PGRI menyelenggarakan kongres

ke III. Kongres yang berangsung dalam keadaan darurat menghasilkan keputusan-

keputusan bahwa untuk menghasilkan efektivitas organisasi, dilakukan dengan

memekarkan cabang-cabang yang tadinya setiap kepresidenan memiliki satu cabang

menjadi cabang-cabang yang lebih kecil, tetapi dengan jumlah sedikitnya 100 orang,

diharapkan bahwa yang lebih kecil itu dapat lebih efektif, dalam cakupan daerah yang

cukup terbatas itu PGRI mempunyai 76 cabang yang masing-masing ternyata dapat

memajukan aktivitas dan vitalitas yang tinggi sekali.

Adapun pengurus besar hasil kongres ke III adalah sebagai berikut :

Ketua : 1. Soejono Kromodmoeljo

2.Soedjono

3. Soedarsono

Panitera umum : 1. Brahim Prawirosoemitro

2. Inda Karjoso

Ketua bagian pendidikan : Soepojo

Ketua bagian perburuhan : Sostrowignjo

Bendahara : Dinneman

Setelah kekuasaan pemerintah RI kembali ke Yogyakarta pada akhir tahun 1948 s.d

awal tahun 1949, PGRI kemudian memindahkan masrkasnya dari Solo ke Yogyakarta,

dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :

Ketua : 1. Soejono Kromodmoeljo

: 2. Soedjono

: 3. Soedarsono

Sekretaris umum : 1. Soekkirno

: 2. Soebakti

Bendahara : Soewandi

Ketua bagian pendidikan : Ali Marsaban

Ketua bagian perburuhan : Sosro

Ketua bagian publisiteit : Hj. Soemato

Page 6: makalah SPJD PGRI

4. KONGRES PGRI IV

Kongres PGRI IV diselenggrakan pada tanggal 26-28 Februari 1950 di

Yogyakarta.

Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada kongres IV ini ialah bergabungnya

perngurus pusat Serikat Guru Indonesia (SGI) yang berkedudukan di Bandung besama

dengan 38 cabang sejarah mencatat pada kongres IV, anggota PGRI berjumlah 15.000

yang terseber di 76 cabang.

Adapun keputusan yang diambil pada kongres IV antara lain seperti berikut :

1. Mempersatukan guru-guru seluruh tanah air dalam satu organisasi, yaitu PGRI

2. Menyingkirkan rasa saling curigai dan semangat kedaerahan yang menjangkit para

guru yang politik yang memecah belah wilayah republik Indonesia.

3. Mengeluarkan ”Maklumat Persatuan” yang bersisi seruan masyarakat khusunya

kepada para guru, untuk membantu menghasilkan suasana yang membahayakan anggota

golongan yang pro-republik dan golongan yang kontra republik, serta menggalakkan

persatuan demi perjuangan untuk menghasilkan kemerdekaan.

Adapun susunan pengurus besar PGRI pada saat kongres IV di yogyakarta adalah:

Ketua : 1. Rh. Keosnan

2. Soedjono

3. Soedjono Kromo Dimoeljo

Sekretaris Jendral : 1. Soekimo

2. Moehamad Hidajat

Bendahara : 1. Soetinah

2. Soetedja

Ketua bagian pendidikan : Soedarsono

Wakil ketua bagian pendidikan : F. Wachen droff

Ketua bagian perburuhan : M.E. Soebiadinata

Wakil ketua bagian perburuhan : Soeparmo

Rh. Koesnan, Soejono, Soekirno, Soetinah, Soeparno dan Soedarso bekedudukan di

Yogyakarta. Mereka secara bersama-sama memelihara hubungan dengan jawa tengah,

jawa timur dan D.I Yogyakarta. Soejono, Muhamd Hidayat, Soetejo, M.E Subiadinata

dan F. Wacendroff berkedudukan di Jakarta bertugas menyelenggarakan hubungan

dengan Jawa Barat, Sumatra, Kalimantan, Indonesia Timur dan Sunda Kecil.

Beberapa peristiwa penting yang terjadi setelah kongrs IV adalah seperti berikut :

1. Tiga puluh cabang serikat guru Indonesia menyatakan gabung dengan PGRI.

Page 7: makalah SPJD PGRI

2. Keluarnya peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1950 yang antara lain berisi tentang

penyesuaian gaji guru yang tadinya digaji menurut Herdziende Bezal Dingding Sregeling

der Burgelijke Landsdie Haren (HBBL)

3. Didirikannya sekolah yang diperuntukkan khusus bagi para pelajar pejuang.

5. KONGRES PGRI V

Kongres PGRI V dilaksanakan pada tanggal 19-24 Desember 1950 di Bandung.

Dalam waktu kurang satu tahun, PGRI kembali mengadakan kongres V. Pada

rapat ini diputusnkan hal-hal antara lain sebagai berikut :

1. Menegaskan kembali pancasila sebagai azaz organisasi.

2. Menugaskan PB PGRI agar dalam waktu singkat melakukan segala usaha untuk

menghilangkan perbedaan gaji antara golongan yang pro dan kontra politik.

3. Melakukan konsolidasi organisasi dengan membentuk pengurus komisariat-komisariat

daerah.

Peristiwa penting terjadi pasca kongres V ialah :

1. Memasukkan 47 cabang di Kalimantan dan Sulawesi ke dalam PGRI yang

mengakibatkan 2.500 orang guru yang berbeda-beda menurut ketentuan dapat digaji

menurut sesuai dengan standar dari pusat.

2. PGRI berhasil memperjuangka nasib para guru disekolah-sekolah lanjutan, jumlah

honorarium meningkat dan maksimum jam dikurangi.

Adapun susunan pengurus besar PGRI berdasarkan kongres V ini adalah seperti

berikut :

Ketua : 1. Soedjono

2. M.E. Soebiandinata

Sekretaris Jendral : Moehamad Hidajat

Sekretaris urusan perburuhan : M.E. Soebiandinata

Sekretaris urusan pendidikan : Ibnu Tadji

Sekretaris urusan penerangan : J.M.S. Hutagalung

Sekretaris urusan keuangan dan usaha : Moehamad Hidadjat

Komisaris umum DTU Pendidikan : F. Wachen droff

Komisaris umum DTU prburuhan : Alam Sjahroeddin

Komisaris umum DTU keuangan : M. Sastra Atmadja

Komisaris umum DTU usaha : Soemahardja

Redaksi majalah suara guru : J..M.S. Hutagalung dan Soedjono

Page 8: makalah SPJD PGRI

6. KONGRES PGRI VI

Kongres PGRI ke VI ini dilaksanakan tanggal 24-30 November 1952 di Malang.

Kongres yang berlangsung di Malang pada tgl 24-20 ini menyepakati hal-hal

berikut:

1. Dalam bidang perburuhan memperjuangkan kendaraan bermotor bagi pemilik sekolah

instruktur pendidikan jasmani dan pendidikan masyarakat.

2. Dalam bidang organisasi diadakan konsolidasi dengan meneliti dan mengambil

tindakat (berupa pembekuan atau pembubaran) terhadap cabang-cabagn PGRI yang tidak

memenuhi ketentuan-ketentuan orgnisasi.

Adapun pengurus besar hasil kongres VI adalah seperti berikut :

Ketua : 1. Soedjono

2. M.E. Soebiandinata

Panitera umum : Moehamad Hidajat

Panitera organisasi/tata usaha : Soebahdri

Panitera perburuhan : Ahmad Sanoesi

Panitera pendidikan : Ktut Nara

Panitera penerangan : Soeparno

Panitera keuangan dan usaha : Soetardjo

Komisaris umum DTU Pendidikan : Slamet II

Komisaris umum DTU perburuhan : Alam Sjahroeddin

Komisaris umum DTU keuangan : Prawirosoedarsono

Komisaris umum DTU perburuhan dan

pendidikan wanita : NJ. S. Soemardi

Redaksi majalah suara guru : Soepardo, Soedjono, Soebandri

Peristiwa penting yang terjadi pada kongres VI adalah seperti berikut :

1. PB-PGRI membangun panitia konsepi pendidikan nasional yang diketuai oleh

F.Wachen droff dengan tugas yang sangat luas.

2. Diangkatnya wakil PGRI dalam bidang kongres pendidikan Indonesia (BKPI)

3. Ikutserta PGRI dalam kongres bahasa dan berbagai konferensi lain baik yang

berhubungan dengan kedinasan maupun berkaitan dengan organiasi-organisasi

pendidikan.

4. Dikeluarkannya SK Mentri PP & K Nomor. 20/G.I/C tgl. 14 Mei 1954 yang berisi hal-

hal berikut :

a. Dihapusnya KPK PKB dan diubah menjadi sekolah guru B (SGB)

b. Ditiadakannya KPKB diubah menjadi SR 6 tahun

c. Diuabahnya semua SR 3 menjadi SR 6 tahun

d. Diubahnya KP-SGA menjadi KGA

e. Ditiadakannya syarat dinas 4 tahun

5. Adanya wakil PGRI dalam panitia nasional UNISCO pada tahun 1953

Page 9: makalah SPJD PGRI

6. Diangkatnya pengkaderan anggota pengurus di Bandung pada tanggal 22-27 Juli 1954

7. Disahkan pula MARS PGRI ciptaan Basoeki Endopranoto.

7. KONGRES PGRI VII

Kongres PGRI yang ke VII dilaksanakan tanggal 24 November - 1 Desember

1954 di Semarang.

Hasil kongres VII antara lain seperti berikut :

a. Dalam bidang hukum

b. Dalam bidang pendidikan

c. Dalam bidang perburuhan

d. Dalam bidang organisasi pernyataan PGRI keluar dari GBSI dan menyatakan diri

sebagai organisasi non Vaksentral.

Adapun pengurus besar PGRI hasil kongres VII seperti berikut :

Ketua I : Soedjono

Wakil ketua : 1. M.E. Soebinadinata

2. Hermanoe Adi

Panitra umum : Moehamad Hidjajat

Panitera Organiasi : Soebandri

Panitera Perburuhan : Alamsjaroeddin

Panitera pendidikan : Idris M. Hutapea

Panitera Penerangan : Soepardo

Panitera Keuangan : Soetardjo

Komisaris umum DTU Pendidikan : Slamet II

Komisaris umum DTU perburuhan : N.J.S. Soenardi

Adapun peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pasca kongres VII adalah seperti

berikut :

a. Bergabungnya kembali ikatan guru lulusan CVO dan ikatan guru SR ke dalam PGRI

b. Terselenggaranya konferda disejumlah wilayah seperti di Denpasar untukwilayah Nusa

Tenggara (22-25 Juli 2955) dan Ditanjung Karang untuk wilayah Sumatera Selatan (11-

13 Juli 1955).

c. Meningkatnya anggota PKI mempengaruhi anggota-anggota PGRI dengan cara antara

lain melumpuhkan kegiatan-kegiatan PGRI dan menghalangi kegiatan iuran anggota

PGRI didaerah-daerah.

d. Munculnya organisasi non PGRI yang didirikan oleh golongan yang anti PKI, seperti

persatuan guru nahdlatul ulama’ (PERGANU), ikatan guru muhammadiyah (IGM)

persatuan guru kristen Indonesia (PERGUKRI)

Page 10: makalah SPJD PGRI

8. KONGRES PGRI VIII

Kongres ke VIII diselenggarakan pada tanggal 10 – 24 Desember 1956 di

Bandung.

kongres ini dihadiri oleh 109 cabang PGRI. Pada kongres VIII ini, untuk

pertamakalinya diputer film ”Membolos” karya NH. Karya Harapan PGRI.

Adapun pengurus besar PGRI hasil kongres VIII adalah sebagai berikut :

Ketua umum : ME. Soebiadinata

Ketua : 1. Soedjono

2. M. Hoesein

Panitera umum : 1. Soebandri

2. Widodo

Panitera organisasi : Soekandri

Panitera perburuhan : Alamsjahroeddin

Panitera pendidikan : Idris M. Hutapea

Panitera keuangan : A. Zachri

Panitera sosial/ekonomi : A. Harahap

Komisaris umum : 1. Nj. S. Soenardi

2. P.J. Karamoy

Peristiwa yang terjadi pasca kongres VIII adalah sebagai berikut :

1. Terbentuk komisariat kalimantan timur pada bulan maret 1957 dengan ketua Sanoesi

dan komisaris daerah aceh pada bulan maret 1958 dengan ketua Ibrahim Siagian.

2. Diadakannya kursus kader tingkat khusu pada waktu tgl 23 Desember 1957sampai

dengan Januari 1958 dengan di Jakarta dengan ketentuan setiap 15 cabang mengirim satu

orang peserta.

3. Mengadakan dialog segi tiga antara PB-PGRI, materi PP & K, dan mentri dalam negeri

dikantor mentri PP & K tentang tuntutan PGRI untuk menaikkan anggara belajar

kementrian PP & K hingga 25%.

4. Sosialisasi tuntutan PGRI untuk menaikkan anggaran kementrian PP & K hingga 25%

kepada para anggota.

5. Mendesak pemerintah untuk segera memberantas penyelewengan dana dalam

kementrian PP & K.

6. Mendesak pemerintah untuk segera mengubah sistem pendidikan yang mengandung

unsur-unsur pendidikan kolonia menjadi sistem pendidikan yang lebih bersifat nasional.

7. Dikembangkan usaha kesehatan sekolah (UKS) akibat dari usulan PGRI kepada

pemerintah agar lebih memperhatikan kesehatan atau memfasilitasi pemeriksaan

kesehatan murid dan guru oleh dokter sekolah dan menyediakan obat-obatan di sekolah.

8. Ditolaknya rencana kenaikan uang ujian sekolah tahun 1956/1957. penolakan ini

dilakukan PGRI organisasi pelajar.

Page 11: makalah SPJD PGRI

9. Dikeluarkannya buletin khusus yang berjudul ”Marilah kita berantas bacaan cabul”

dalam upaya PGRI memberantas bacaan dan film porno.

10. Menjadi permasalahan dalam simposium Badan Musyawarah Nasional (BMN) di

Denpasar.

11. Menegerikan beberapa sekolah PGRI, yaitu 6 KG A, 2 SMA, 2 SMP pada periode

1956 – 1959. PGRI memiliki 189 sekolah yang terdiri atas 3 SGA, 10 KG A, 6 SG B, 3

KG B, 1 SMPE dan masih banyak lainnya.

12. Mengusahakan agar ditetapkannya Hari Pendidikan, PGRI mengusulkan tanggal 25

November sebagai Hari Pendidikan.

13. Mengusahakan kenaikan pangkat otomatis bagi setiap guru yang pada tanggal 30

September sudah memenuhi persyaratan kepangkatan meskipun mereka belum diusulkan

naik pangkat.

14. Dibentuknya panitia amandemen PGPN dan M.E Soebidanata duduk dalam panitia

sebagai wakil PGRI.

15. Diperhitungkannya masa kerja guru SR di sekolah-sekolah swasta.

9. KONGRES PGRI IX

Kongres PGRI IX dilaksanakan tanggal 31 Oktober – 4 November 1959 di

Surabaya.

Adapun susunan Pengurus Besar PGRI yang dihasilkan di kongres ke IX ini

sebagai berikut :

Ketua Umum : M.E. Subiadinata

Ketua : 1. M. Hoesein

2. Soebandri

Panitera Umum : Soekarno Prawira

Panitera Umum dan Keuangan : A. Zachari

Panitera Perburuhan : Moejono

Panitera Pendidikan : L. Manusama

Panitera Keuangan : A. Zachari

Panitera Organisasi : Moersid Idris

Panitera Sosial / Ekonomi : Ismartojo

Komisaris Umum Urusan Perburuhan : A. Sanoesi

Komisaris Umum Urusan Pendidikan : A.H. Arahap

Komisaris Umum Urusan Perburuhan : Alam Sjahroeddin

Komisaris Umum Urusan Keuangan : Nj. Soenardi

Pada bulan – bulan pertama sesudah kongres IX, PGRI menghadapi kesulitan

besar terutama karena kekurangan dana. Bukan karena jumlah iuran anggota yang kecil

(Rp 150), melainkan pemasokan dana dari jawa tengah dan jawa timur sangat seret. Dari

beberapa cabang yang setia PB. PGRI dikedua provinsi tersebut diserobat oleh pengurus

Page 12: makalah SPJD PGRI

daerah yang Pro-PKI. Meskipun demikian kegiatan PGRI berjalan dalam upayanya

memperjuangkan nasib para guru.

Masalah dukungan PGRI terhadap masuknya PSPN kedalam soksi yang

diputuskan dengan 12 suara Pro lawan 2 suara kantor pada hakekatnya tidak mengubah

kekompakan di lingkungan PB. PGRI. Hal ini disebabkan adanya kejelasan pada semua

pihak pada saat itu. Bahwa dukungan tersebut dengan sendirinya tidak berlaku lagi jika

dua syarat diajukan oleh PB. PGRI, yakni ”soksi bukan merupakan vaksentral dan nama

soksi harus diganti”, tidak terpenuhi.

10. KONGRES PGRI X

Kongres PGRI X ini diselenggarakan di Glora Bung-Karno, Jakarta pada bulan

Oktober 1962.

Pada tahun 1962-1965 merupakan masa sulit dan pahit bagi PGRI. Pada masa itu

terjadi perpecahan di dalam tubuh PGRI. Adapun susunan PB PGRI Masa Perserikatan

ke X (1962-1965) adalah:

Ketua Umum : M.E. Soebiadinata

Ketua : 1. M. Hoesein

2. Soebadri

Panitera Umum : A. Zachri

Panitera Keuangan : Idris M. Hutapea

Panitera Pendidikan : AMD. Jusuf

Panitera Perburuhan : Moejono

Panitera Organisasi : Moersid Idris

Panitera Kewanitaan : Nj. Soenardi

Panitera Perguruan Tinggi : Mr. Agoes Tayeb

Panitera Olahraga : Ichwani

Panitera Kebudayaan : H. Rachman

Panitera Teknik : Soeprijo, S.T

Panitera Keguruan : Noersalim Roendesara

Panitera Hubungan Luar Negeri : Moehammad Hidjajat

Pada bulan pertama setelah kongres ke X menghadapi kesulitan, terutama disebabkan

karena kekurangan keuangan. Setelah mengalami beberapa resuffle akibat PKI, maka

susunan PB PGRI berubah sebagai berikut :

Ketua Umum : M.E. Subiadinata

Ketua I : M. Hoesein

Panitera Umum : H.M. Hidajat

Panitera Keuangan : A. Abdurachman

Panitera Kesejahteraan : Obing H. Tambri

Panitera Pendidikan : Drs. Soedijarto

Page 13: makalah SPJD PGRI

Panitera Organisai : M. Hatta

Panitera Urusan Keuangan : Nj. Soenardi

Panitera Urusan Perguruan Tinggi : Anwar Jasin

Panitera Urusan Olahraga : Drs. Tatworjo, M.SI

Panitera Kemasyarakatan / Kebudayaan : AMD Jusuf

Panitera Teknik Kejuruan : Ir. GB Dharmasetia

Panitera Keguruan : Drs. Estiko Soeparjo

Panitera Penerangan / Hubungan Luar Negeri : Selamet I

PGRI bersama-sama dengan guru NU, Ikatan Guru Muammadiyah, Ikatan Guru

PSII (Serikat Islam Indonesia), Ikatan Guru Marhaenis ( PNI Osausep ), Persatuan Guru

Kristen Indonesia, Ikatan Guru Katolik, Persatun Guru Islam Indonesia dan Persatuan

Guru PERTI membentuk KAGI, khusus di jawa barat dibantu KAPP, kemudian KAGI

terbentuk pula diberbagai provinsi.

Tugas utama KAGI adalah :

a. Membersihkan dunia pendidikan Indonesia dari urusanurusan PKI dan Orde lama

PGRI non Vaksentral, serikat sekerja pendidikan dan PETI ( Persatun Guru Tekhnik

Indonesia ).

b. Menyatukan guru didalam satu wadah organisasi guru yaitu PGRI

c. Memperjuangkan agar PGRI menjadi organisasi guru yang tidak unitaristik, tetapi juga

independen dan non partai politik.

11. KONGRES PGRI XI

Kongres PGRI ke XI diadakan pada tanggal 15-20 Maret 1967 di Bandung.

Kongres berlangsung dalam situasi perjuangan orde baru dan terasa sekali

susunan peralihan dari masa orde lama ke orde baru. Orde lama dimasukkan sebagai

tatanan politik, ekonomi, sosial dan budaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

berdasarkan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Adapun susunan PB PGRI masa perserikatan XI (1967 – 1970) sebagai berikut :

Ketua Umum : M.E. Subiadinata

Ketua : 1. Drs. Men. S. Wanaen

2. Maderman, BA.

Sekretaris Jendral : Drs. Estiko Soeparjo

Sekretaris Keuangan : Ny. Dahniar Zein

Sekretaris Tenaga Kerja : M. Hatta

Sekretaris Pendidikan / Keuangan : Drs. WDF Rindorindo

Sekretaris Organisasi : Drs. Tarwotjo, M.Sc

Sekretaris Poleksos : Drs. M. Rusli Yunus

Page 14: makalah SPJD PGRI

Sekretaris Perguruan Tinggi : Drs. A. Latief Zachri

Sekretaris Kewanitaan : Ny. S. Soenardi

Sekretaris Olahraga : Moh. Djunardi

Sekretaris Kemasyarakatan / Kebudayaan : Slamet I

Sekretaris Penerangan : T. Simbolon

Sekretaris Hubungan Luar Negeri : Soehoed Tjokroadmodjo

Pasa tanggal 19 Desember 1969 Ketua Umum PN PGRI M.E. Soebiadinata wafat

dan di makamkan di Taman Makam Kalibata dengan inspektur upacara Ketua MPRS

Jenderal TNI Abdul Haris Nasution. Dan Ketua I PB PGRI yang baru yaitu Slamet I.

Kongres PGRI ke XI ini pertamakali menegaskan anggaran dasar sifat PGRI yang

unitaristik, Independen dan non partai politik.

12. KONGRES PGRI XII

Kongres PGRI XII dilaksanakan Tanggal 29 Juni - 4 Juli 1970 di Bandung.

Susunan PB. PGRI Periode XII ( 1970-1973 ) adalah sebagai berikut :

Ketua Umum : Basyuni Surimaharja

Ketua : 1. Selamet I

2. Maderman, BA

Sekretaris Jendral : AMD Jusuf

Sekretaris Keuangan : Ny. S. Soenardi

Sekretaris Pendidikan : Drs. WDF Rindorindo

Sekretaris Perburuhan : M. Hatta

Sekretaris Organisasi : Bambang Siswojo

Sekretaris Kewanitaan : Ny Dahniar Zein

Susunan PB. PGRI sisa periode XII yang disempurnakan menjadi sebagai berikut:

Ketua Umum : Basyuni Surimaharja

Ketua : 1. Maderman

2. Drs. WDF Rindorindo

Sekretaris Jendral : M. Hatta

Sekretaris Keuangan : Drs.H. Ghazali Dunia

Sekretaris Pendidikan : Prof.Dr. Winarno Surakhad

Sekretaris Perburuan : Soeharto Padmoatmojo

Sekretaris Organisasi : Satyono, Ba.

Sekretaris Kewanitaan : Ny. Daniar Zein

Sejak kongres PGRI XII terjadi perubahan besar dalam kehidupan organisai

PGRI, yaitu struktur PB-PGRI menjadi sangat berbeda dari massa-massa sebelumnya : 4

Page 15: makalah SPJD PGRI

sekretaris membidangi 4 biro yang terdiri atas 19 urusan akibatnya jumlah personalia PB-

PGRI pertamakali dalam sejarah membengkak menjadi 28 orang. Istilah sekretaris

perburuan harus diganti sekretaris kesejahteraan.

13. KONGRES PGRI XIII

Kongres XIII dilaksanakan pada tanggal 21-25 November 1973 di jakarta.

Susunan PB-PGRI Periode XIII (1973-1979) adalah sebagai berikut :

Ketua Umum : Basyuni Suria Miharja

Ketua : 1. Porf.Dr. Winarno Surakhmad

2. Drs. Maderman

Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo

Sekbid Organisasi : Moh. Hatta

Sekbid Keuangan : Drs.H. Ghazali Dunia

Sekbid Kewanitaan : Ny. Dahniar Zein

Sekbid Kesejataraan : Drs.M. Rusli Yunus

Sekbid Peerencanaan & Evaluasi : Dr. Har Tilar

Sekbid Pendidikan Guru : Drs.Mien. S. Warnean

Sekbid Pendidikan Sains : Drs.R. Wiriadinata M.Sc.

Sekbid Pendidikan Tinggi : H.B. Layito.

Sekbid Pendidkan Sosial Budaya : Suryono

Sekbid Agama : Dr. Nuhibuddin Waly.MA.

Sekbid Pendidikan Kemasyarakatan : Soeharto Padmodormojo.

Sekbid Pendidikan Olahraga : Drs.M. Yunus Akbar

Sekbid Pengurus Swasta : Ki Suratman

Pada Desember 1975, Sekbid kejeteraan Drs. Rusli Yunus diangkat menjadi

kepala sekolah RI di TOKYO, Jepang, tugasnya digantikan atau dirangkap oleh Sekbid

Keuangan Drs.H. Ghazali Dunia.

Dalam menjalankan tugasnya PB-PGRI ”mendapat” bimbingan dari Dewan

Pmbina pusat untuk pertama kalinya dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Mentri

Dalam Negeri, Mentri Agama. Seakan-seakan untuk menyelamatkan ”bahterai” PGRI

dari amukan badai, Kongres PGRI Ke XIII menerima adanya struktur Dewan Pembina

yang tiga orang anggotanya secara Ex-officio terdiri atas tiga orang mentri.

14. KOBGRES PGRI XIV

Kongres PGRI XIV diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 26-30 Juni 1979

di Jakarta.

Page 16: makalah SPJD PGRI

Susunan PB PGRI periode XIV adalah sebagai berikut:

Ketua Umum : Basyuni Suriamiharja

Ketua : Prof. Dr. Amran Halim

Wakil Ketua : 1. Dra. Ny. M. Wahyudi

2. Drs. Sudarmaji

3. Aaidil Fitrisyah

Sekretaris Jenderal : Drs. WDF. Rindorindo

Wakil Sekretaris Jenderal : M. Hatta

Bendahara : F.A. Sastono, B.Sc

Wakil Bendahara : Suyono

Sekbid Organisasi : AT. Sianipar, S.H.

Sekbid Kesejahteraan : Drs. H.Ghazali Dunia

Sekbid Kewanitaan : Dra. Sri Rochani H

Sekbid Pendidikan : Drs. Mien .S. Warnaen

Sekbid Agama : Dr. Muhibuddin Waly

Sekbid Kemasyarakatan : Drs. Buchyar Syam

Sekbid Pendidikan Teknik : H.B. Layito

Sekbid Pendidikan Olahraga : Drs. Yunus Akbar

Sekbid Pendidikan Prasekolah : Martha Dhamrah

Sekbid Pendidikan Dasar : Drs. Achmad Nuryani

Sekbid Pendidikan Menengah : J.Ch.Lesilolo

Sekbid Pendidikan Tinggi : Dr. Nyoman Dekker, S.H.

Sekbid Pendidikan Swasta : Ki Suratman

Sekbid Pendidikan dan Budaya : Drs. I. Umae Suparno

Sekbid Perencanaan/evaluasi : Drs. Sigit Poernomo

Sekbid Pendidikan Luar Sekolah : Sulaeman Tjakrawiguna

Kongres PGRI XIV sangat akomodatif terhadap pengaruh pemerintah baik dalam

suasana personalia PB-PGRI maupun dalam prokram demi kemaslahatan organisasi.

PB-PGRI membantu YPLP-PGRI (Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI)

dengan Akte Notaris Moh.Ali No.24 tanggal 31 Maret 1980 berlaku surut sejak tanggal 1

Januari 1980 dengan SK.PB.PGRI.

Diangkat PB YPLP – PGRI yang pertama sebagai berikkut :

Ketua : Slamet. I.

Wakil Ketua : Drs. Soepojo Padmodiputro

Sekretaris : Suardilani

Wakil Sekretaris : D. Somantri Wiradisata.

Bandahara : Drs. Chasan Mintara

Anggota : 1. Dr.M. Hustasdit.

2. Anwar Jasin.M.ed.

Page 17: makalah SPJD PGRI

15. KONGRES PGRI XV

Kongres PGRI XV diselenggarakan pada tanggal 16-21 Juli 1984 di Jakarta.

Kongres PGRI XV menghasilkan 31 orang Personil PB-PGRI jajaran ketua yang

lazimnya sebanyak 3 orang menjadi 7 orang, 6 ketua; Sekretaris Jenderal yang biasanya

satu sampai dua orang menjadi 4 orang; Bendahara menjadi 3 orang dan Sekbid menjadi

17 orang; Dewan Pembina dari 3 orang mentri menjadi 5 orang mentri ditambah satu

orang lagi yaitu ketua umum satu oraganisasi politik. Berikut susunan PB PGRI masa

Bhakti XV (1984-1989):

Ketua Umum : Basyuni Suriyamiharja

Ketua : 1. Dr, Anwar Jasin

2. Prof. Dr. Anwar Halim

3. Ny. M. Wahyudi

4. Drs. Is. Riwidikdo

5. Drs.I.Gusti Gde Agung Oka

6. Drs. Adil Fitrisyah

Sekretaris Jenderal : Drs.WDF. Rindorindo

Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Drs.Rusli Yunus

2. Drs.HS.Sigit Poernomo

3. Drs. H.Samad Thaha

Bendahara : F.A.Santoso, B.Sc

Wakil Bendahara : 1. H.Udjat S.Suwarno

2. Ny.Martha Mijardi

Sekbid Organisasi : AT.Sianipar S.H.

Sekbid Kesejahteraan : Nawawi Jufri,BA

Sekbid Penerangan Media : Drs. Achmad Nuryani

Sekbid Kewanitaan : Ny.H.Jajoek M.Assaat,BA.

Sekbid Penelitian : Drs. Achmad Ali

Sekbid Agama : Drs.H.Rahad Azis

Sekbid Pendidikan Guru : DRS.I.Umar Soemarno

Sekbid Pendidikan Prasekolah : Ny.BEF.Montolalu W.

Sekbid Pendidikan Dasar : Toyib Prawira

Sekbid Pendidikan Men.Umum : J.Ch.Lesilolo

Sekbid Pendidikan Teknologi : Ir.H.Barwawi

Sekbid Pendidikan Tinggi : Dr.Nyoman Dekker,S.H.

Sekbid Pndidikan Olahraga : Drs. Yunus Akbar

Sekbid Pendidikan Luar Sekolah : Drs. Buchyar Syam

Sekbid Seni Budaya : Ki Suratman

Sekbid Pendidikan Swasta : Suyono

Sekbid Hubungan Luar Negeri : Dra.Mien.S.Warnaen

Page 18: makalah SPJD PGRI

Salah satu karya besar PGRI masa bakti XI adalah Pembangunan Gedung

Indonesai (GGI) jalan tanah III No. 24 Jakarta bangunan berantai lima ini luasnya kurang

lebih 4.000 m2 diatas tanah 1.558 m2 , kapasitas ruang utama gedung ini menampung 200

orang atau untuk standing rec menampung kurang lebih 500 wisma penginapan dapat

menampung 66 orang, ruang perkantoran, parkir untuk 30 mobil dan lain-lain.

Proyek pelaksanaan pembangunan GGI ini ditangani oleh suatu tim yang teridri

atas :

1. Pengendali/Pengawas Proyek : H. Soedarmono.SH.

2. Pimpinan Proyek : H. Basyuni Suriamiharja

3. Satgas Pelaksana Pembangunan :

Ketua : Drs.I.Gede Agung Gde Oka.

Sekretaris : Drs.M. Rusli Yunus

Bendahara : Slamet. I.

Bagian Teknik : Ir.H. Barmawi

Bagian Administrasi : Ny. Matra Mijadi

Konsumsi : Dr.H. Anwar Jasin.M,Ed.

Komisaris : Drs. WDF Rindorindoeption

16. KONGRES PGRI XVI

Kongres PGRI kr XVI terjadi pada tanggal 3-8 Juli 1989 di Jakarta.

Adapun Susunan PB-PGRI Masa Bakti XVI (1989-1994) sebagai berikut:

Ketua Umum : Basyuni Suramiharja

Ketua : 1. Drs.I. Gusti Agung Gde Oka.

2. Dr.Anwar Jasin,M.Ed.

3. Dra. Mien.s. Warnaen.

4. H.R. Taman Sastra Dikarna

5. Taruna .SH.

6. Drs. Soetrisno

Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo

Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Drs.H. Sigit Poernomo

2. Drs.H. Samad Thaha

Bendahara : Drs. HKA Mooyoto

Wakil Bendahara : 1. Drs. Udjat S. Suwarno.

2. Ny. Martha Mijardi.

Page 19: makalah SPJD PGRI

17. KONGRES PGRI XVII

Kongres PGRI XVII diselenggarakan tangga 3-8 Juli 1994 di Jakarta.

Susunan PB-PGRI Masa Bakti XVII (1994-1998) adalah sebagai berikut :

Ketua Umum : Basyuni Suramiharja

Ketua : 1. Drs.I. Gusti Agung Gde Oka

2. Dr.Anwar Jasin,M.Ed.

3. Dra. Mien.s. Warnaen.

4. H.R. Taman Sastra Dikarna

5. Taruna .SH.

6. Prof..Dr. Marsetio Danu Saputro

Sekretaris Jenderal : Drs. WDF Rindorindo

Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Drs.M. Rusli Yunus

2. Drs.H. Sigit Poernomo

3. Drs.H. Sulaiman SB Ismaya

Bendahara : Drs. HKA Mooyoto

Wakil Bendahara : 1. Drs. Udjat S. Suwarno.

2. Ny. Martha Mijaidi.

Pertama kali Kongres PGRI XVII menetapkan Dewan Pembina menjadi Dewan

Penasehat dan tidak ada lagi mentri yang menjadi anggota Dewan Penasehat.

Susun Personalia Tim Penulis Buku ”Sejarah PGRI dari masa ke masa” sebagai

berikut :

- Penasehat /Nara Sumber : Drs. WDF Rindorindo

- Ketua/Angggota : M. Rusli Yunus

- Sekretaris/Anggota : Drs.H. Sulaiman SB Ismaya

- Angggota : Drs. Hudadaya

- Anggota : J.Ch. Lesilolo

- Angggota : Drs.H. Arsyad Siddik

18. KONGRES PGRI XVIII

Kongres PGRI XVIII diselenggarakan pada tanggal 25-28 November 1998 di

Bandung.

Kehidupan guru pada masa ini sangat terpuruk berbagai upaya PGRI untuk

mendesak pemerintah kian menggelorakan sanubari seluruh guru seiring angin segar

reformasi yang menguak kebebasan bersuara.

Kongres telah menetapkan susunan PB-PGRI masa bakti XVIII (1998-2003) :

Ketua Umum : Porf.Dr. Mohammad Surya

Page 20: makalah SPJD PGRI

Ketua : 1. Drs.H. Alwi Nurdin. M M.

2. Drs. WDF Rindorindo

3. Drs. Soekarno

4. Prof.Dr. Amaran Halim

5. Koesrin Wardjojo. SIP. SH.

6. Dr. M. Ali. SH. DIPI.Ed. M. Sc.

Sekretaris Jenderal : Drs. Sulaiman SB Ismaya

Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Drs. Rusli Yunus

2. Drs.H. Hudaya

Bendahara : Drs.H. Sjafroedin. DA.

Wakil Bendahara : Ny.Hj. Jajoek, M. Asat, BA.

Pada Kongres ini kelihatan kuatnaya pengaruh reformasi dalam pemilihan susunan

poengurus PB-PGRI. Kalau pada masa lampau ketua umum selalu dipilih secara aklamasi

kini mulai ada perarturan antara kedua calon ketua umum, sekretaris bidang diganti

menjadi ketua departemen.

19. KONGRES PGRI XIX

Kongres PGRI ke XIX diselenggarakan pada tanggal 8-12 juli 2003 di Hotel Patra

Jasa Semarang, Semarang.

Hasil kongres XIX memilih 20-an orang untuk duduk dalam PB PGRI periode 2003-

2008 adalah sebagai berikut:

Ketua Umum : Prof.Dr.H.Mohmmad Surya

Ketua : 1. W.D.F. Rindo Rindo

2. Rusli Yunus

3. Ana Suhaina

4. Alwi Nurdin

Sekretaris Jenderal : Drs H Soemardi Thaher

Sekretaris Jenderal : Kusrin Wardoyo

Kongres XIX PGRI diikuti sekitar 1.400 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia.

Berbeda dengan kongres PGRI sebelumnya, kongres kali ini dirasakan lebih dinamis.

Sidang pengesahan tata tertib persidangan pada tanggal 9 Juli 2003 misalnya,

berlangsung lebih lama daripada yang dijadwalkan, karena banyaknya interupsi maupun

usulan dari peserta.

PGRI mendesak pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menyediakan sarana

dan dana pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan

Page 21: makalah SPJD PGRI

Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), di luar

gaji tenaga pendidikan dan pendidikan kedinasan, paling lambat tahun 2005.

PGRI juga mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti Undang-Undang (UU)

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dengan memberikan jaminan

konstitusional bagi terselenggaranya pendidikan nasional dalam bentuk antara lain

peningkatan akses bagi masyarakat untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan biaya

yang relatif murah.

PGRI meminta pemerintah pusat dan daerah, serta aparat keamanan untuk

memberikan jaminan keamanan kepada guru dalam menjalankan tugasnya, terutama yang

bertugas di daerah konflik dan di daerah terpencil

PGRI mengimbau kepada para guru, agar mereka menggunakan hak politiknya dalam

pemilu mendatang. Yaitu dengan menentukan pilihan terhadap wakil rakyat dan calon

presiden/wakil presiden.

20. KONGRES PGRI XX

Kongres PGRI ke XX ini diselenggarakan tanggal 30 Juni-4 Juli 2008 do Novotel

Hotel Palembang Sumut.

Adapun susunan PB PGRI periode 2008-2013 adalah sebagai berikut:

Ketua Umum : Dr. Sulistiyo, M.Pd.

Ketua : 1. Prof.Dr.Anah Suhaenah Soeparno

2.Prof.Dr.H.AgustitinSetyobudi,MM

3. Dr.Unifah Rosyidi, M.Pd

4. Drs. Sugito, M.Sc

5. Hambasi Abdullah

6. Drs.H.Dahri,MM

Sekretaris Jenderal : H. Sahiri Hermawan, SH, MH

Wakil Sekretaris Jenderal : 1. Dra. Harfini Suhardi

2. Drs.H.Giat Suwarno

Page 22: makalah SPJD PGRI

3. Drs.Wahyo Pradono,MM

Bendahara : Drs. H. Sugiharto,MM

Wakil Bendahara : Drs. H. Muhir Subagia, MM

Depr. Organisasi dan Kaderisasi : Drs. M. H. Usman M.Pd

Dept. Keteranaga Kerjaan dan Kesra : Drs. H. Didi Suprijadi,MM.

Dept. Informasi & Komunikasi : Dr. M. Qudrat Nugraha, M.Si

Dept. Penelitian & Pengembangan : Dr. Mohammad Abduhzen, M.Hum

Dept. Pendidikan dan Pelatihan : Dra. Hj. Rachmawaty AR, MM

Dept. Hubungan Kerjasama Luar Negeri : Prof. Dr. H. Djam'an Satori, MA

Dept. Pembinaan Karier & Profesi : Dra. Opih Rofiah Zainal

Dept. Kerohanian : Drs.H.Malik Raden,MM.

Dept. Pemberdayaan Perempuan : Dr. Hj. Tjut Afrida, M.Pd

Dept. Pengmb. Kesenian dan Kebudayaan : Dr. Hj. Euis Karwati, M.Pd

Dept. Pengabdian Masyarakat : Dra. Hj. Maysari Berty

Dept. Advokasi & Perlindungan Hukum : Dra. Dian Mahsunah, M.Pd

Kongres PGRI XX dihadiri oleh Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta.

Kongres PGRI hari ke-4 ini menghadirkan Sutiyoso atau yang lebih dikenal dengan Bang

Yos sebagai pembicara di sidang paripurna VII. Dalam pembicaraannya, Bang Yos

mengatakan bahwa berdasarkan data dari BPS, di Indonesia ada sekitar 60% jumlah

penduduk merupakan penduduk yang hanya lulus SD. Dengan angka seperti itu Bang

Yos mempertanyakan kesiapan Indonesia menghadapi persaingan global. Sehingga

dengan keterbatasan tersebut banyak orang Indonesia yang mencari pekerjaan di luar

negeri sebagai pembantu rumah tangga karena mempertimbangkan gaji yang besar tanpa

membutuhkan ijazah pendidikan yang tinggi. Sehingga dapat dipastikan bangsa asing

menilai harkat dan martabat bangsa Indonesia rendah. Selain itu Bang Yos juga

menambahkan bahwa Indonesia berada di peringkat 133 dari 177 negara dalam Human

Developement Indeks mengenai kualitas dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan dan

penghasilan. Beliau juga memaparkan suasana dan integritas pikiran menjadikan

Indonesia yang bermartabat.

Mendiknas memaparkan dengan berbagai dinamika dan problematika Guru, tentu

mendapat sambutan yang amat meriah dan saling berebutan untuk bisa berbicara

menyampaikan uneg-unegnya kepada Menteri.

Page 23: makalah SPJD PGRI

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

a) Pada kongres “pertama” membicarakan tetang disampaikannya tentang protes kepada

seluruh dunia terhadap tindakan-tindakan tentara penduduk di indonesia dengan tujuan

agar kongres pertama PGRI yang berlangsung 100 hari setelah kemerdekaan turut

membantu membangkitkan semangat para guru, untuk memperkuat berdirinya republik

Indonesia.

b)Kongres “kedua” membicarakan tentang masa sulit yang turut menguji kebulatan

tekad anak bangsa untuk mempertahankan kemerdekaannya termasuk para guru.

c) Kongres “ketiga” pada kongres ini diangkatnya efektivitas organisasi.

d) Kongres “keempat” Kongres ini PGRI mendapat pujian dari Presiden RI Assa’at.

Menurutnya PGRI merupakan pencerminan semangat juang para guru sebagai pendidik

rakyat dan bangsa.

e) Kongres “Kelima” Membicarakan tetang konsolidasi organisasi mulai nyata lebih-

lebih dalam pelaksanaan ART, komisariskomisaris daerah dibentuk serta susunan

pengurusnya.

f) Kongres “Keenam” disepakatinya beberapa keputusan penting dalam bidang

organisasi.

g) Kongres “Ketujuh” Dalam kongres ini dibicarakannya masalah urusan agama.

h) Kongres “Kedelapan” Pada kongres ini disepakatinya beberapa keputusan penting

dalam bidang organisasi.

i) Kongres “Kesembilan” Dalam kongres ini ditarinya kembakli dukungan terhadap

masalah PSPN ke dalam soksi akan keluar.

j) Kongres “Kesepuluh” Pada masa kongres ini terjadinya perpecahan dalam tubuh

PGRI.

k) Kongres “Kesebelas” Dalam kongres ini ditegaskannya anggaran dasar sifat PGRI

yang unitraristik, indevendent dan non partai politik.

l) Kongres “Kedua belas” Pada kongres ini terjadinya perubahan struktur PB-PGRI.

m) Kongres “Ketiga belas” Membicarakan tetang diangkatnya Drs. Rusli Yunus menjadi

kepala sekolah RI di Tokyo.

n) Kongres “Keempat belas” Ini PB-PGRI membentuk YPLP PGRI (Yayasan Pembina

Lembaga Pendidikan PGRI).

o) Kongres “Kelima belas” Didirikannya proyek pelaksanaan Pembagunan GGI.

p) Kongres “Keenambelas” Disusunnya PBPGRI masa bakti XVI (1989-1994).

q) Kongres “Ketujuhbelas” Disusunya tim penulis buku sejara PGRI dari masa ke

masa.

r) Kongres “Kedelapanbelas” Dirubahnya susunan pengurus PB PGRI kalau pada masa

Page 24: makalah SPJD PGRI

lampau pemimpin selalu dipilih secara aklamasi kini mulai ada peraturan antara kedua

calon ketua umum.

s) Kongres ”Kesembilan belas” PGRI mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti

Undang-Undang (UU) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dengan

memberikan jaminan konstitusional bagi terselenggaranya pendidikan nasional.

t) Kongres ”Kedua puluh” Ini memaparkan berbagai dinamika dan problematika guru di

Indonesia.

3.2 SARAN DAN KRITIK

Page 25: makalah SPJD PGRI

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.kesimpulan_kongres_pgri/com

Posting oleh weblog http://tunas63.wordpress.com

http://www.pgri.or.id/so_pb.html

http://pgribojonegoro.wordpress,com/struktur_org/#comment-2

http://effendyalhajj.blogspot.com/search/label/ARTIKELPENDIDIKAN

http://mathikip.blogspot.com/2009/10/makalah-sejarah-kelahiran-dan.html

Website google Kepengurusan PGRI Sumut Hasil Konkerprov di Berastagi Tetap Solid

pedoman operasional tahum akademik 2009/2010 universitas indraorasta pgri

Aisyah siti.rangkuman mata kuliah SPJD PGRI. Uninersita Indraprasta PGRI

Website google Pengurus Besar PGRI Periode X 2008-2013

Website google Kesimpulan Kongres PGRI

Website google Struktur Pengurus Besar copyright PB-PGRI 2009

Tokoh Indonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)