Top Banner
MAKALAH SKENARIO 3 “Mereparasi Gigi Tiruan” KELOMPOK 3 : Zuhda Febrina Ramadhani I1D110003 Nida Amalia I1D110009 M. Fauzan Anshari I1D110013 Sindi Sativa Prasetyo I1D110020 Gusti Febby Aprilia I1D110024 Eka Oktavia Ruswanti I1D110035 Achmad Riwandy I1D110204 Dian Novita Sari I1D110212 Nisa Yanuarti Hasanah I1D110217 M. Herry Septianoor I1D110218 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 1
52

Makalah Skenario 3

Jul 31, 2015

Download

Documents

Eka Oktavia R
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Skenario 3

MAKALAH SKENARIO 3

“Mereparasi Gigi Tiruan”

KELOMPOK 3 :

Zuhda Febrina Ramadhani I1D110003

Nida Amalia I1D110009

M. Fauzan Anshari I1D110013

Sindi Sativa Prasetyo I1D110020

Gusti Febby Aprilia I1D110024

Eka Oktavia Ruswanti I1D110035

Achmad Riwandy I1D110204

Dian Novita Sari I1D110212

Nisa Yanuarti Hasanah I1D110217

M. Herry Septianoor I1D110218

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

PSKG 2010

1

Page 2: Makalah Skenario 3

Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayahNya, penulis dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Salawat dan salam penulis sampaikan

kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk sehingga berada di

jalan yang benar. Makalah ini diharapkan dapat membantu kita dalam menghadapi

masalah gigi tiruan dan cara memperbaiki gigi tiruan yang patah.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis sadar bahwa makalah ini

masih terdapat kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat memperbaiki

sangat kami harapkan.

Banjarbaru, 7 Juni 2011

Penyusun

2

Page 3: Makalah Skenario 3

DAFTAR ISI

Judul ……………………………………………………………………………... 1

Kata Pengantar …………………………...…………………………………........ 2

Daftar Isi …………………………………………………………………..…...... 3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang …………………………………………………….... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 7

1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….... 8

Bab II Isi

2.1 Definisi Gigi Tiruan ............................................................................ 9

2.2 Klasifikasi gigi tiruan ……...................................…….................... .9

2.3 Tahapan reparasi gigi tiruan............................................................... 10

2.4 Perawatan gigi tiruan ........................................................................... 11

2.5 Definisi Impression Material ……….................................................. 12

2.6 Klasifikasi Impression Material .......................................................... 12

2.7 Fungsi Impression Material dalam reparasi gigi tiruan......................... 15

2.8 Klasifikasi resin akrilik ...................................................................... 15

2.9 Definisi Self Cure Acrylic ................................................................. 17

2.10 Komposisi Self Cure Acrylic ............................................................. 17

2.11 Sifat-sifat Self Cure Acrylic ............................................................. 19

2.12 Kelebihan dan kekurangan Self Cure Acrylic ................................. 22

2.13 Indikasi dan kontraindikasi Self Cure Acrylic................................. 23

2.14 Tahap Polimerisasi Self Cure Acrylic ............................................ 23

2.15 Manipulasi Self Cure Acrylic ....................................................... 24

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ………………………………………………….……... 26

Lampiran ................................................................................................................ 27

Daftar Pustaka ......................................................................................................... 35

3

Page 4: Makalah Skenario 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Basis gigi tiruan digunakan untuk membentuk bagian dari gigi tiruan baik yang

terbuat dari logam maupun bahan resin, bersandar diatas tulang yang ditutupi dengan

jaringan lunak dan merupakan tempat anasir gigi tiruan dilekatkan. Selama bertahun-tahun

berbagai jenis bahan telah digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan, namun bahan

tersebut masih memiliki kekurangan. Syarat-syarat ideal dari suatu bahan basis gigitiruan

antara lain biokompatibel, adekuat sifat fisis dan mekanis, estestis, stabilitas warna,

radiopak, mudah dimanipulasi, mudah diperbaiki jika rusak, mudah dibersihkan.1,2,3

Sejak pertengahan tahun 1940-an, kebanyakan basis gigitiruan dibuat menggunakan

bahan resin akrilik (polimetil metakrilat). Resin akrilik menjadi bahan yang dipilih karena

memiliki kualitas estetis, mudah dimanipulasi dan murah. Bahan basis gigitiruan dari resin

akrilik dapat dibedakan atas resin akrilik swapolimerisasi, resin akrilik polimerisasi panas

dan resin akrilik polimerisasi sinar.4,5

Pada awalnya hanya ditemukan jenis resin akrilik polimerisasi panas, kemudian pada

tahun 1947 di Jerman dikembangkan resin akrilik menggunakan akselerator kimia untuk

polimerisasi yang disebut dengan resin akrilik swapolimerisasi. Kekuatan dan stabilitas

warna resin akrilik swapolimerisasi tidak sebaik resin akrilik polimerisasi panas. Jumlah

monomer sisa pada resin akrilik swapolimerisasi lebih tinggi dibandingkan resin akrilik

polimerisasi panas. Pada tahun 1986 Dentsply International menemukan suatu resin akrilik

yang menggunakan sinar tampak untuk polimerisasi. Jenis resin akrilik ini tidak dapat

menggantikan resinakrilik polimerisasi panas karena rendahnya kekuatan perlekatan bahan

ini terhadap anasir gigitiruan berbahan resin. Diantara berbagai jenis resin akrilik, resin

4

Page 5: Makalah Skenario 3

akrilik polimerisasi panas paling banyak digunakan karena lebih baik dalam hal estetis,

penyerapan air rendah dan proses perbaikan mudah.2,3,5,6

Resin akrilik polimerisasi panas adalah bahan basis gigitiruan polimer yangpaling

banyak digunakan saat ini.4,7 Resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalambentuk bubuk

dan cairan.4,8 Bahan ini mudah dimanipulasi dan direparasi bila terjadi retak dan fraktur,

dapat memenuhi kebutuhan estetis karena sifatnya translusen dan stabilitas warna yang

cukup baik, tidak toksik, tidak larut dalam cairan mulut, absorpsi relatif rendah dan

harganya relatif murah. Secara umum resin akrilik polimerisasi panas memiliki kekuatan

yang rendah baik kekuatan impak dan daya tahan terhadap fraktur.4,

Polyzois (1996) mengatakan bahwa kelemahan resin akrilik adalah mudah patah dan

patahnya basis gigitiruan dapat terjadi di luar mulut yaitu jatuh pada tempat yang keras,

sedangkan patah yang terjadi di dalam mulut dapat disebabkan oleh karena fatique

maupun occlusal forces. Fraunhofer (1981) mengatakan bahwa patahnya basis gigitiruan

dapat disebabkan oleh adaptasi dari gigit iruan yang tidak baik, tidak adanya

keseimbangan oklusi, fatique maupun jatuh.4

Ketahanan terhadap fraktur dari bahan basis gigitiruan resin akrilik merupakan hal

yang penting. Ketahanan terhadap fraktur dilihat dari uji kekuatan tarik, kekuatan fatique,

kekuatan transversal dan kekuatan impak yang merupakan kekuatan yang dapat

menyebabkan terjadinya fraktur.4

Kekuatan tarik umumnya ditentukan dengan memanjangkan suatu bahan dengan uji

tarik satu sumbu. Kekuatan fatique adalah patahnya suatu bahan yang disebabkan beban

berulang di bawah batas tahanan bahan. Kekuatan transversal atau kekuatan fleksural

adalah uji kekuatan pada batang yang terdukung pada kedua ujungnya kemudian diberi

5

Page 6: Makalah Skenario 3

beban secara beraturan dan berhenti ketika batang uji patah. Kekuatan impak merupakan

energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu bahan dengan gaya benturan.4

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya fraktur dan

meningkatkan kekuatan basis gigitiruan adalah dengan penambahan serat. Penambahan

serat menunjukkan adanya pengaruh serat yang dapat memperbaiki kekuatan resin akrilik

sebagai bahan basis gigitiruan.4

Beberapa serat yang dapat ditambahkan ke dalam resin akrilik antara lain serat

karbon, serat aramid, serat polietilen dan serat kaca.8 Serat kaca memiliki beberapa

kelebihan dibandingkan berbagai jenis serat penguat yang tersedia yaitu serat kaca dapat

beradhesi dengan matriks polimer, biokompatibel, memiliki kualitas estetis yang baik serta

dapat meningkatkan sifat fisis dan mekanis resin akrilik.4,6,7

Berdasarkan bentuknya, serat kaca dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu batang,

anyaman dan potongan kecil, pemakaian serat kaca berbentuk potongan kecil lebih praktis

dan lebih tersebar merata pada resin akrilik.20,21 Penambahan serat kaca pada bahan basis

gigitiruan resin akrilik dapat mempengaruhi kekuatan impak dan transversal.4

Stipho (1998) menyatakan bahwa penambahan serat kaca pada bahan basis

gigitiruan sebesar 1% dapat meningkatkan kekuatan transversal basis gigitiruan tetapi bila

konsentrasi yang diberikan lebih dari 1% dapat melemahkan kekuatan transversal basis

gigitiruan.14,18 Uzun (1999) menyatakan bahwa serat kaca berbentuk batang yang

ditambahkan pada bahan basis gigitiruan dapat meningkatkan kekuatan impak dan

kekuatan transversal.20 Goguta. L (2006) menyatakan bahwa serat kaca berbentuk batang

dan anyaman yang ditambahkan pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi

panas dapat meningkatkan kekuatan impak.23 Tacir (2006) menyatakan bahwa serat kaca

berbentuk potongan kecil sebanyak 2% yang ditambahkan pada bahan basis gigitiruan

6

Page 7: Makalah Skenario 3

dapat meningkatkan kekuatan impak dan menurunkan kekuatan transversal.24 Lee (2007)

menyatakan bahwa serat kaca berbentuk potongan kecil yang ditambahkan pada bahan

basis gigitiruan resin akrilik dapat meningkatkan kekuatan transversal.4

1.2 Rumusan Masalah

Adapun identifikasi masalah yang didapat ialah sebagai berikut:

1. Definisi gigi tiruan ?

2. Apa saja klasifikasi gigi tiruan ?

3. Bagaimana cara mereparasi gigi tiruan ?

4. Bagaimana cara perawatan gigi tiruan ?

5. Definisi Impression Material ?

6. Apa saja klasifikasi Impression Material ?

7. Apa saja fungsi Impression Material dalam reparasi gigi tiruan ?

8. Apa saja klasifikasi dari resin akrilik ?

9. Definisi Self Cure Acrylic ?

10. Apa saja komposisi Self Cure Acrylic ?

11. Apa saja sifat-sifat Self Cure Acrylic ?

12. Apa saja kelebihan dan kekurangan Self Cure Acrylic ?

13. Apa saja indikasi dan kontraindikasi Self Cure Acrylic ?

14. Bagaimana tahapan polimerisasi Self Cure Acrylic ?

15. Bagaimana manipulasi resin akrilik ?

1.3 Tujuan

1 Mengetahui definisi gigi tiruan ?

7

Page 8: Makalah Skenario 3

2 Mengetahui klasifikasi gigi tiruan ?

3 Mengetahui cara mereparasi gigi tiruan ?

4 Mengetahui cara perawatan gigi tiruan ?

5 Mengetahui definisi Impression Material ?

6 Mengetahui jenis-jenis Impression Material ?

7 Mengetahui fungsi Impression Material dalam reparasi gigi tiruan ?

8 Mengetahui klasifikasi dari resin akrilik ?

9 Mengetahui definisi Self Cure Acrylic ?

10 Mengetahui komposisi Self Cure Acrylic ?

11 Mengetahui sifat-sifat Self Cure Acrylic ?

12 Mengetahui kelebihan dan kekurangan Self Cure Acrylic ?

13 Mengetahui indikasi dan kontraindikasi Self Cure Acrylic ?

14 Mengetahui tahapan polimerisasi Self Cure Acrylic ?

15 Mengetahui manipulasi resin akrilik ?

8

Page 9: Makalah Skenario 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi gigi tiruan

Gigi tiruan atau protesa adalah adalah gigi palsu pengganti gigi yang hilang akibat

proses pencabutan atau trauma. Penggantian gigi ini ditujukan agar estetik tetep terjaga.3

2.2 Klasifikasi gigi tiruan

a. Gigi tiruan : dapat dilepas sendiri oleh pasien (removable prothodontic)

b. Gigi tiruan cekat : tidak dapat dilepas sendiri oleh pasien (fix prothodontic)

c. Gigi tiruan keseluruhan : meliputi keseluruhan jumlah gigi (dengan undercut)/ full

denture

d. Gigi tiruan sebagian ; meliputu sebagian gigi/parsial dexture

e. Gigi tiruan konvesional ; pemasangan setelah pencabutan

f. Gigi tiruan imbicliate ; pemasangan setelah gigi dicabut.1,4

2.3 Tahapan reparasi gigi tiruan

9

Page 10: Makalah Skenario 3

Untuk memperbaiki protesa yang patah secara akurat, komponen-komponen

haruslah diatur kembali dan direkatkan bersama mengunakan malam perekat atau

modeling plastik. Bila keadaan ini sudah diperoleh, dibuat model perbaikan dengan

menggunakan stone gigi. Protesa dipindahkan dari model dan medium perekat dibuang.

Kemudian, permukaan patah diasah untuk membersihkan untuk memberikan ruangan yang

cukup bagi bahan perbaikan. Model dilapisi dengan medium pemisah untuk mencegah

perlekatan resin perbaikan, dan bagian basis protesa dikembalikan serta dicekatkan pada

model.1

Pada tahap ini, bahan perbaikan dipilih. Resin yang diaktifkan secara kimia lebih

disukai dibandingkan dengan resin yang diaktifkan dengan panas dan sinar, meskipun ada

fakta bahwa resin yang diaktivasi secara kimia menunjukkan kekuatan transversal yang

lebih rendah. Keuntungan utama dari resin yang diaktifkan secara kimia adalah bahwa

bahan tersebut terpolimerisasi pada temperature ruang. Bahan perbaikan yang diaktifkan

oleh panas atau sinar harus ditempatkan secara berurutan dalam rendaman air dan ruang

sinar. Panas yang diberikan oleh rendaman air dan ruang sinar sering kali menyebabkan

pelepasan tekanan dan kerusakan dari segmen basis protesa yang sebelumnya telah

terpolimerisasi.1

Tahap berikut digunakan untuk memperbaiki basis protesa dengan menggunakan

resin yang diaktifkan secara kimia. Sejumlah kecil monomer dioleskan pada permukaan

basis protesa yang telah diasah untuk mempermudah pelekatan bahan perbaikan. Monomer

dan polimer sedikit demi sedikit ditambahkan pada daerah perbaikan dengan

menggunakan kuas kecil atau alat lain yang tepat. Bahan ditempatkan sedikit berlebihan

pada daerah perbaikan untuk mengatasi pengerutan polimerisasi. Kemudian, susunan

tersebut ditempatkan dalam ruangan tekanan dan dibiarkan untuk berpolimerisasi.

10

Page 11: Makalah Skenario 3

Kemudian, daerah perbaikan dibentuk, dihaluskan dan dipoles menggunakan teknik

konvensional.1

2.4 Perawatan gigi tiruan

Beberapa hari sampai beberapa minggu merupakan periode penyesuaian baik bagi si

pemakai maupun gigi tiruannya.3

Geligi tiruan harus dikeluarkan dari mulut dan dibersihkan secara berkala dan disikat

sekurang-kurangnya dua kali sehari, dengan sikat yang halus dan deterjen cair sebagai

pembersih. Dalam hal ini, deterjen lebih baik daripada pasta gigi, karena kurang abrasive,

sehingga dapat mencegah terjadinya goresan pada resin. Pembersihan sebaiknya

dilakukan diatas sebuah basin yang sebagian berisi air atau handuk basah, untuk

memperkecil kemungkinan pecahnya geligi tiruan, andaikata jatuh pada saat dibersihkan.3

Gigi tiruan sebaiknya direndam secara teratur oleh pasien dalam larutan disinfektan.

Dua macam cairan telah terbukti efektif dalam mengendalikan plak gigi tiruan yaitu;

alkalin hipoklorit dan cairan klorhexidin glukonat. Alkalin hipoklorit terbukti efektif dalam

pembersihan plak pada gigi tiruan, sedangkan klorhexidin glukonat efektif dalam

menghambat pembentukan plak.3

Sebelum direndam gigi tiruan harus disikat dengan cermat untuk menghilangkan

sebagian plaknya, dan bila larutan klorhexidin yang digunakan, dibilas untuk

membersihkan sisa-sisa sabunnya karena sabun ini bisa menetralkan klorhexidin.3

Seperti halnya pasien dokter gigi biasa, kontrol periodik bagi pemakai geligi tiruan

juga sama pentingnya. Setelah pemakaian beberapa waktu, geligi tiruan pasti mengalami

perubahan, begitu pula bagian tertentu jaringan mulut si pemakai. Pemeriksaan berkala

minimal dua kali dalam setahun perlu dilakukan. Cara ini akan mencegah terjadinya

kerusakan lanjut yang mungkin timbul.3

11

Page 12: Makalah Skenario 3

2.5 Definisi Impression Material

Material cetak adalah bahan yang digunakan untuk membat duplikasi atau replika

dari jaringan keras dan jaringan lunak mulut (satu gigi sampai seluruh gigi ataupun rahang

tak bergigi).2

2.6 Klasifikasi Impression Material

Impression material adalah bahan yang digunakan untuk membuat cetakan. Bahan

cetak dapat dikelompokkan sebagai revesibel atau ireversibel, bedasarkan pada cara bahan

tersebut mengeras. Istilah reversibel menunjukkan bahwa reaksi kimia telah terjadi, jadi

bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula pada klinik dokter gigi. Misalnya

hidrokoloid alginat yang terdiri dari natrium ,kalium atau alginat tritanolamin. Pasta cetak

oksida seng eugenol (OSE) dan Plaster Of Paris, mengeras dengan reaksi kimia ,sedang

bahan cetak elastomerik mengeras dengan polimerisasi. 1,1

Elastomer adalah bahan cetak yang sangat akurat, yang digunakan pada inlay,

mahkota, jembatan, dan precision attachment. Terutama berguna untuk preparasi multi-

unit. Mempunyai sifat seperti karet. Elastomer merupakan jenis bahan cetak elastis lain

diluar bahan cetak hidrokoloid. Suatu bahan cetak elastomer terdiri atas molekul atau

polimer besar yang diikat oleh sejumlah kecil ikatan. Ikatan tersebut mengikat rantai

polimer yang melingkar pada titik tertentu untuk membentuk jalinan 3 dimensi yang sering

disebut sebagai gel. Pada keadaan ideal, peregangan menyebabkan rantai polimer

membuka lingkaran hanya sampai batas tertentu yang dapat kembali ke keadaan semula,

yaitu rantai kembali melingkar pada keadaan berikatan ketika diangkat. Banyaknya ikatan

silang menentukan kekakuan dan sifat elastis bahan tersebut.1

12

Page 13: Makalah Skenario 3

Material cetak hidrokoloid yang paling banyak dipakai adalah alginate. Bahan dasar

material cetak alginate adalah alginic acid yang dibuat dari ganggang laut coklat tertentu.

Komposisi alginate terdiri dari garam alginic acid, garam Ca, trisodium posfat, filler

(diatomaceous earth), silico fluoride, bahan perasa dan pada merek tertentu ada indicator

kimia untuk memudahkan mengetahui tahapan manipulasi. Material cetak alginate

berbentuk bubuk, bila dicampur air akan berbentuk hydrosol, yang kemudian berubah

menjadi hidrogel. Hal ini disebabkan garam alginic acid dan garam Ca bereaksi dalam air

membentuk kalsium alginate.

Sebaliknya ,reversibel berarti bahan tersebut melunak dengan pemanasan dan

memadat pada pendinginan ,tanpa terjadi perubahn kimia. Hidrokoloid reversibel dan

kompound cetak termasuk dalam kategori ini.1

Kompound cetak adalah campuran resin dan malam serta diklasifikasikan sebagai

substansi termoplastik, digunakan terutama untuk cetakan mulut yang tidak bergigi.

Dilunakkan dengan direndam air panas bersuhu 60oC atau dengan nyala api.dipanaskan

dalam bentuk lembaran,batang ,atau kon ,tidak cukup elastis untuk mereproduksi dareah

undercut secara akurat.1,1

Cara lain mengelompokkan bahan cetak gigi adalah menurut penggunaannya.

Beberapa bahan cetak menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui undercut tanpa

mematahkan atau mengubah bentuk cetakan, bahan cetak tidak elastik ini digunakan untuk

semua cetakan sebelum ditemuknnya agar. Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai

lagi untuk pasien bergigi ,bahan tidak elastik ini memiliki keunggulan dalam pembuatan

cetakan untuk pasien tidak bergigi. Sebenarnya, pasta cetak OSE dan Plaster Of

Parisdisebut bahan cetak mukostatis karena bahan tersebut tidak menekan jaringan selama

perlekatan cetakan. 1

13

Page 14: Makalah Skenario 3

OSE adalah pasta yang digunakan untuk melapik atau mengganti basis geligi tiruan

pada bebrapa kasus, dipasarkan dalam bentuk pasta yang terdapat dalam dua tabung yang

harus dicampur ,salah satu mengandung oksida-Zn ,minyak, akselerator, lainnya

mengandung resin yang dilarutkan dalam eugenol atau bahan lain. Sebelum perkembangan

baru-baru ini dari bahan cetak elastomerik yang amat cair (light body) : bahan cetak pasta

dan Plaster Of Paris seringkali digunakan sebagai bahan pilihan untuk mencetak struktur

mulut pada pembuatan gigi tiruan lengkap. Bahan lain yang diklasifikasikan sebagai tidak

elastik adalah compound cetak.1,1

Bahan cetak elastik termasuk kategori penggunaan kedua. Bahan ini dapat secara

akurat mereproduksi baik struktur keras maupun lunak dari rongga mulut, termasuk

undercut dan celah interproksimal. Meskipun bahan ini dapat dipakai untuk mencetak

pasien tanpa gigi, kebanyakan digunakan untuk membuat model cor untuk gigi tiruan

sebagian cekat atau lepasan serta untuk unit restorasi tunggal.1

Tabel Klasifikasi Bahan Cetak Kedokteran Gigi

Berdasarkan

mekanisme pengerasan

Berdasarkan aplikasi Atau sifat mekanis

Non elastis Elastis

Reaksi kimia

(ireversibel)

Plaster of paris Hidrokoloid agar

Oksida seng eugenol Elastomer :

Polosulfid

Polieter

Silikon kondensasi

Silikon adisi

Perubahan

temperatur (reversibel)

KompoundAgar hidrokoloid

Malam

14

Page 15: Makalah Skenario 3

(anusavice,2004)1

2.7 Fungsi Impression Material dalam reparasi gigi tiruan

Impression material tersebut berfungsi agar dapat menghasilkan gambaran anatomi

dari jaringan sekitar mulut beserta giginya, sehingga pada reparasi gigi tiruan diperlukan

lagi pencetakan rahang mengguanakan impression material agar hasil reparasinya akurat

sesuai bentuk gigi tiruan asalnya.4

2.8 Klasifikasi resin akrilik

Terdapat ada lima jenis resin basis gigi tiruan berdasarkan polimerisasinya, yaitu :

1. Tipe I (Heat cured acrylic)

Heat cured acrylic resin, komposisinya terdiri dari dua kemasan yaitu:

1. Polymer (Bubuk):

- Polymer; poly (methyl methacrylate). Polimer, polimethyl metacrylate, baik

serbuk yang diperoleh dari polimerisasi methyl metacrylate dalam air

maupun pertikel yang tidak teratur bentuknya yang diperolah dengan cara

menggerinda batangan polimer.

- Initiator Peroxide; berupa 0,2-0,5% benzoil peroxide.

- Pigmen; sekitar 1% tercampur dalam partikel polymer.

2. Cairan (Monomer):

- Monomer: methyl methacrylate.

- Stabilizer; sekitar 0,006% hydroquinone untuk menccegah polymerisasi

selama penyimpanan.

- Terkadang terdapat bahan untuk memacu cross-link; seperti ethylene glycol

dimethacrylate.4

15

Page 16: Makalah Skenario 3

2. Tipe II (Self cured acrylic)

Komposisi serupa dengan bahan heat cured acrylic, kecuali bahwa cairannya

mengandung bahan activator seperti dimethyl-p-toluidine. Perbandingan bahan

akrilik heat cured dengan bahan akrilik self cured sebagai berikut :

a. Berbeda dalam metode aktivasinya.

b. Komposisinya sama tapi pada bahan self cured cairannya mengandung bahan

activator seperti dimethyl paratoluidin.

c. Porositas bahan self cured lebih daripada bahan heat cured, meskipun tidak

mudah dilihat pada resin yang diberi pigmen. Hal ini disebabkan oleh karena

terlarutnya udara dalam monomer yang tidak larut dalam polimer pada suhu

kamar.

d. Secara umum bahan self cured mempunyai berat molekul yang lebih rendah dan

mengandung lebih banyak sisa monomer, yaitu sekitar 2-5%.

e. Bahan self cured tidak sekuat heat cured; transverse strength bahan ini kira-kira

80% dari bahan heat cured. Ini mungkin berkaitan dengan berat molekulnya yang

lebih rendah.

f. Mengenai sifat-sifat rheologinya; bahan heat cured lebih baik dari self cured

karena bahan self cured menunjukkan distorsi yang lebih besar dalam pemakaian.

Pada pengukuran creep bahan poly (polymethyl methacrylate), polimer heat cured

mempunyai deformasi awal yang lebih kecil, juga lebih sedikit creep, dan lebih

cepat kembali dibandingkan dengan bahan self cured.

g. Stabilitas warna bahan self cured jelek, bila dipakai activator amina tertier dapat

terjadi penguningan setelah beberapa lama.4

3. Tipe III (Thermoplastic blank or powder)

16

Page 17: Makalah Skenario 3

4. Tipe IV (Light cured acrylic resin)

Reaksi polimerisasi free radikal addition dapat dilakukan dengan menggunakan sinar

tampak (visible light). Dengan cara ini terjadinya polimerisasi tidak mengalami

hambatan, terutama oleh karena adanya oksigen pada bagian permukaan akrilik. Alat

yang digunakan adalah curing unit, didalamnya terdapat empat buah lampu halogen

yang dapat menghasilakan panjang gelombang 400-500 nm.

5. Tipe V (Microwave)

Resin akrilik ini menggunakan energi gelombang mikro. Teknik ini menggunakan

resin dengan rumus khusus serta kuvet yang tidak mngandung logam. Oven

gelombang mokro konvensional digunakan untuk memasok energi thermal yang

diperlukan untuk polimerisasi. Keuntungannya adalah polimerisasinya lebih cepat.1

2.9 Definisi Self Cure Acrylic

Self Cure Acrylic adalah polimer akrilik yang polimerisasinya tanpa menggunakan

pemanasan tetapi dengan akselerator kimia, yang sifatnya eksothermis sehingga proses ini

dapat berlangsung meskipun pada suhu kamar.4

2.10 Komposisi Self Cure Acrylic

Akrilik terdiri dari 2 bagian yaitu bubuk polimer dan cairan monomer. Komposisi

bubuk polimer adalah poli( metil metakrilat ), organic peroxide initiator, agen titanium

dioksida dan pigmen inorganik ( untuk warna ). 1,5,6

Bubuk polimer yaitu poli( metil metakrilat ) adalah resin transparan yang dapat

menyalurkan cahaya dalam range ultraviolet hingga yang mempunyai wavelength 250nm.

Ia mempunyai kekerasan dari 18 hingga 20 Knoop Number. Kekuatan tensilnya

dianggarkan dalam 60 Mpa, ketumpatannya adalah 1.19 g/cm2 dan modulus elasticity

dianggarkan 2.4 Gpa (2400 Mpa). 1,5,6

Polimer ini sangat stabil. Ia tidak mengalami diskolorisasi dalam cahaya ultraviolet,

secara kimiawi stabil dalam panas dan melembut pada 125°C dan dapat dibentuk seperti

17

Page 18: Makalah Skenario 3

bahan termoplastik. Depolimerisasi terjadi pada suhu di antara 125°C dan 200°C. Sekitar

suhu 450°C, 90% polimer telah terdepolimerisasi membentuk monomer. 1,5,6

Poli (metil metakrilat) mempunyai kecenderungan untuk meresap air melalui proses

imbibisi. Ini karena, struktur non-kristalinnya mempunyai tenaga internal yang tinggi. Jadi,

difusi molekul dapat terjadi dengan mudah karena tidak memerlukan tenaga aktivasi yang

banyak.5

Komposisi cairan monomer adalah metil metakrilat, hidroquinon inhibitor untuk

mencegah polimerisasi spontan, dimethacrylate atau agen cross linked, organic amine

accelerator dan dyed synthetic fibers ( untuk estetik). Agen cross linked ditambahkan pada

monomer agar terjadi ikatan kovalen antara 2 rantai ketika berlakunya polimerisasi5 Cross

linked polimer akrilik adalah lebih kaku, lebih tahan terhadap perubahan suhu dan lebih

tahan larut dibandingkan dengan polimer yang non cross linked. Cross linked polimer juga

lebih tahan terhadap surface cracking atau crazing didalam mulut dan tahan terhadap

keterlarutan dalam pelarut organik seperti etanol10. Ia juga lebih mudah digrind dan

dipolish.5

Cairan monomer adalah metil metakrilat yaitu suatu cairan bening pada suhu

ruangan yang mempunyai sifat fisikal berikut.1,5,6:

a. Berat molekul : 100 u

b. Suhu lebur : - 48°C

c. Suhu didih : 100.8°C

d. Ketumpatan : 0.945 g/mL pada 20°C

e. Tenaga polimerisasi : 12.9 kcal/mol

2.11 Sifat-sifat Self Cure Acrylic

1 Pengerutan polimerisasi

Ketika monomer metilmetakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli

(metilmetakrilat), kepadatan massa bahan berubah dari 0,94 menjadi 1,19g/cm3.

Perubahan menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21%. Akibatnya,

18

Page 19: Makalah Skenario 3

pengerutan volumetrik yang ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7%

sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium dan klinis.

Mungkin ada beberapa alasan mengapa bahan-bahan yang menunjukkan pengerutan

volumetric cukup tinggi tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan basis protesa

yang memuaskan secara klinis. Nampaknya bahan-bahan tersebut didistribusikan

secara seragam pada semua permukaan. Karena itu, adaptasi basis protesa terhadap

jaringan lunak di bawahnya tidaklah terpengaruh secara nyata, asalkan bahan

tersebut dimanipulasi dengan tepat.

Gigi tiruan yang dibuat dengan menggunakan resin yang diaktivasi secara kimia

umumnya menunjukkan adaptasi yang lebih baik dibandingkan dengan yang dibuat

menggunakan resin yang diaktivasi dengan panas. Gejala ini disebabkan karena

pengerutan termal yang dapat diabaikan dan reaksi pengerasan yang lebih sempurna

pada resin yang diaktifkan secara kimia.

2 Porositas

Adanya gelembung / porositas di permukaan dan di bawah permukaan dapat

mempengaruhi sifat fisis, estetik, dan kebersihan basis gigitiruan. Porositas

cenderung terjadi pada bagian basis gigitiruan yang lebih tebal. Porositas disebabkan

oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat molekul polimer yang

rendah, disertai temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut.

Porositas juga dapat terjadi karena pengadukan yang tidak tepat antara komponen

polimer dan monomer. Timbulnya porositas dapat diminimalkan dengan adonan

resin akrilik yang homogen, penggunaan perbandingan polimer dan monomer yang

tepat, prosedur pengadukan yang terkontrol dengan baik, serta waktu pengisian

bahan ke dalam mould yang tepat.

19

Page 20: Makalah Skenario 3

3 Penyerapan Air

Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam

jangka waktu tertentu.7 Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan

pada lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang nyata

pada sifat mekanik, fisik dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0.69

mg/cm2.

Umumnya mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Difusi adalah

berpindahnya suatu substansi melalui rongga yang menyebabkan ekspansi pada resin

atau melalui substansi yang dapat mempengaruhi kekuatan rantai polimer.

Umumnya, basis gigitiruan memerlukan periode 17 hari untuk menjadi jenuh dengan

air. Dari hasil klinikal menunjukkan bahwa penyerapan air yang berlebihan bisa

menyebabkan diskolorisasi.

4 Kelarutan

Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah kecil

monomer dilepaskan, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat

dalam rongga mulut.

5 Perubahan dimensi

Pemrosesan akrilik yang baik akan menghasilkan dimensi stabilitas yang bagus.

Proses pengerutan akan diimbangi oleh ekspansi yang disebabkan oleh penyerapan

air. Percobaan laboratorium menunjukkan bahwa ekspansi linier yang disebabkan

oleh penyerapan air adalah hampir sama dengan pengerutan termal yang diakibatkan

oleh penyerapan air.3,2,1

6 Crazing

20

Page 21: Makalah Skenario 3

Relaksasi tekanan mungkin menimbulkan sedikit goresan permukan yang berdampak

negative terhadap estetika dan sifat fisik suatu protesa. Terbentuknya goresan atau

retakan mikro ini dinamakan crazing.

Secara klinis, crazing terlihat sebagai garis retakan kecil yang Nampak timbul pada

permukaan protesa. Dari sudut pandang fisik, crazing dapat disebabkan oleh aplikasi

tekanan atau resin yang larut sebagian. Crazing umumnya berawal pada permukaan

resin dan mengarah pada sudut tepat dari gaya tarik.

7 Creep

Resin protesa menunjukkan sifat viskoelastis, dengan kata lain bahan ini bertindak

sebagai benda padat bersifat karet. Bila suatu resin protesa dipaparkan terhadap

beban yang tahan, bahan menunjukkan peningkatan defleksi atau deformasi awal.

Bila beban ini tidak dilepaskan, deformasi tambahn mungkin terjadi dengan

berlalunya waktu. Tambahan deformasi ini diistilahkan dengan creep.

Kecepatan terjadinya deformasi progresif dapat ditingkatkan dengan menaikkan

temperature, member eban, monomer residy, serta adanya bahan pembuat plastic.

Laju creep untuk resin yang teraktivasi secara kimia meningkat tajam begitu beban

ditingkatkan.

8 Kekuatan

Kekuatan dari resin basis protesa bergantung dari beberapa factor. Factor-faktor ini

termasuk komposisi resin, teknk pembuatan, dan kondisi-kondisi yang ada dalam

lingkungan rongga mulut.

21

Page 22: Makalah Skenario 3

Dibandingkan dengan resin yang diaktifkan panas, resin yang diaktifkan secara

kimia umumnya menunjukkan polimerisasi derajat rendah. Sebagai hasilnya, resin

yang teraktivasi secara kimia menunjukkan peningkatan banyaknya monomer residu

dan penurunan kekuatan serta nilai kekerasan.

2.12 Kelebihan dan kekurangan Self Cure Acrylic

Kelebihan aklirik

1. Warna menyerupai warna gusi

2. Mudah direstorasi bila patah tanpa mengalami distorsi

3. Mudah dibersihkan

4. Pengerjaan dan manipulasinya mudah

5. Harganya cukup mrah dan cukup awet/tahan lama

Kekurangan Akrilik :

1. Menimbulkan macam-macam porositas

2. Suatu termal konduktor yang baik

3. Dapat mengalami perubahan bentuk jika disimpan dalam keadaan kering

4. Dapat menimbulkan alergi.

2.13 Indikasi dan kontraindikasi Self Cure Acrylic

Indikasi1

Reparasiprotesa yang frakturdanrusak

Relining, yaitumenggantipermukaanprotesa yang menghadapjaringan

22

Page 23: Makalah Skenario 3

Rebasing, yaitumenggantikeseluruhan basis protesa

Sendokcetakperorangan

Kontraindikasi1

Dibersihkandenganpembersihrumahtangga,

sepertibahanabrasifdapurdankamarmandi.

Penggunaanjangkapanjangdaribahantersebutsecaranyatamengubahpermukaanprotesa

baik internal maupuneksternal, sertamungkinmempengaruhifungsidanestetika.

Oral hygiene yang jelek

2.14 Tahap Polimerisasi Self Cure Acrylic

Resin akrilik berpolimerisasi melalui reaksi polimerisasi tambahan. Pada reaksi ini,

tidak terjadi perubahan komposisi tetapi menghasilkan molekul raksasa dalam ukuran yang

hampir tidak terbatas. Proses polimerisasi jenis ini terdiri dari 4 tahap seperti yaitu :7

a) Aktivasi (Induksi) : Untuk memulai proses polimerisasi tambahan, haruslah terdapat

radikal bebas. Radikal bebas dapat dihasilkan dengan mengaktifkan molekul monomer

dengan sinar UV, sinar biasa, panas, atau pengalihan energi dan komposisi lain yang

bertindak sebagai radikal bebas.

b) Inisiasi (Penyebaran) : Reaksi rantai harus berlanjut dengan terbentuknya panas, sampai

semua monomer telah diubah menjadi polimer. Meskipun demikian, reaksi polimerisasi

tidak pernah sempurna.

c) Propagasi (Pengalihan rantai) : Reaksi rantai dapat diakhiri dengan baik dengan cara

penggabungan langsung atau pertukaran atom hidrogen dari satu rantai yang tumbuh ke

rantai yang lain.

23

Page 24: Makalah Skenario 3

d) Terminasi (Pengakhiran) : Keadaan aktif diubah dari satu radikal aktif menjadi suatu

molekul tidak aktif, dan tercipta molekul baru untuk pertumbuhan selanjutnya.

Masa yang diperlukan untuk campuran resin akrilik mencapai konsistensi dough-like

dinamakan dough forming time.Spesifikasi American Dental Association No.12

menyatakan bahwa konsistensi ini harus dicapai kurang dari 40 menit setelah pengadukan.

Dalam penggunaan klinik, biasanya hanya mengambil masa kurang dari 10 menit.

Minimum masa yang diambil untuk resin akrilik self cure berpolimerisasi adalah 30

menit.7

2.15 Manipulasi Self Cure Acrylic

Untuk Self Cure Acrylik perbedaan manipulasinya dengan Heat Cure Acrylic adalah

adalah pada proses aktivasi (induksi) polimerisasi. Heat cure diaktivasi oleh panas,

sedangkan self cure diakt ivasi oleh bahan kimia. Bahan kimia ini yang selalu digunakan

adalah tertiary aromatic anime. Zat kimia ini bereaksi dengan benzoyl peroxide pada

suhu kamar untuk menghasilkan radikal bebas peroksida, yang akan menginisiasi proses

polimerisasi monomer.1,4,7

Pencampuran polymer dan monomer harus dilakukan dalam tempat yang terbuat dari

keramik atau gelas yang tidak tembus cahaya (mixing jar). Hal ini dimaksudkan supaya

tidak terjadi polymerisasi awal. Bila polymer dan monomer dicampur, akan terjadi reaksi

dengan tahap-tahap sebagai berikut:1,4,7

Tahap 1 : Adonan seperti pasir basah (sandy stage).

Tahap 2 : Adonan seperti Lumpur basah (mushy stage).

24

Page 25: Makalah Skenario 3

Tahap 3 : Adonan apabila disentuh dengan jari atau alat bersifat lekat, apabila ditarik

akan membentuk serat (stringy stage). Butir-butir polimer mulai larut, monomer

bebas meresap ke dalam polimer.

Tahap 4 : Adonan bersifat plastis (dough stage). Pada tahap ini sifat lekat hilang dan

adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang kita inginkan.

Tahap 5 : Kenyal seperti karet (rubbery stage). Pada tahap ini lebih banyak monomer

yang menguap, terutama pada permukaannya sehingga terjadi permukaan yang

kasar.

Tahap 6 : Kaku dan keras (rigid stage). Pada tahap ini adonan telah menjadi keras

dan getas pada permukaannya, sedang keadaan bagian dalam adukan masih kenyal.

Waktu dough (waktu sampai tercapainya konsistensi liat) tergantung pada:1,4,7

1. Ukuran partikel polymer; partikel yang lebih kecil akan lebih cepat dan lebih cepat

mencapai dough.

2. Berat molekul polymer; lebih kecil berat molekul lebih cepat terbentuk konsistensi

liat.

3. Adanya Plasticizer yang bisa mempercepat terjadinya dough.

4. Suhu; pembentukan dough dapat diperlambat dengan menyimpan adonan dalam

tempat yang dingin.

5. Perbandingan monomer dan polymer; bila ratio tinggi maka waktu dough lebih

singkat.

Saat fase dough masukan adonan tersebut ke dalam mould untuk di press.

BAB III

25

Page 26: Makalah Skenario 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gigi tiruan atau protesa adalah gigi palsu pengganti gigi yang hilang akibat proses

pencabutan atau trauma. Basis gigi tiruan yang sering dipakai adalah resin akrilik dimana

ada 5 jenis resin akrilik berdasarkan polimerisasinya yang digunakan untuk basis yaitu :

Heat Cured Acrylic, Self Cured Acrylic, Thermoplastic Blank or Powder, Light Cured

Acrylic Resin, dan Microwave.Untuk Heat Cure Acrylic aktivasi polimerisasinya

menggunakan panas sedangakan untuk Self Cure Acrylic menggunakan reaksi kimia yang

menghasilkan panas pada suhu kamar. Proses polimerisasi Self Cure Acrylic lebih cepat

dibanding Heat Cure Acrylic tetapi untuk keakuratan dimensinya Heat Cure Acrylic lebih

unggul.

26

Page 27: Makalah Skenario 3

LAMPIRAN

I. Identifikasi Istilah

1. Impression material

2. Self cure acrylic

3. Gigi tiruan

4. Rahang

5. Reparasi

II. Klarifikasi Istilah

1. Impression material : bahan cetak yang berguna untuk membuat duplikasi atau

replikasi jaringan lunak dan jaringan keras mulut.

2. Self cure acrylic : salah satu jenis resin akrilik yang proses polimerisasinya tanpa

pemanasan, tetapi dengan kimia yang akseleratornya dimetil para-toluidine. Serta

memiliki kekuatan yang lebih rendah dari heat cure acrylic.

3. Gigi tiruan : gigi yang mampu menggantikan gigi yang hilang, mampu

mempertahankan kesehatan jaringan mulut yang masih tertinggal, tidak mengiritasi,

dapat memperbaiki fungsi pengunyahan, fungsi estetik dan fonetik.

4. Rahang : suatu anatomi tubuh yang berguna untuk pengunyahan, berbicara,

membentuk struktur wajah serta sebagai tempat melekat gigi geligi.

5. Reparasi : suatu tindakan perbaikan dari gigi tiruan yang berguna untuk

memperbaiki kelainan, kerusakan, kecekatan, retensi dan stabilitas dimensi gigi

tiruan.

III. Daftar Masalah

1. Bagaimana cara membersihkan gigi tiruan ?

2. Apa penyebab gigi tiruan mudah patah ?

27

Page 28: Makalah Skenario 3

3. Bagaimana cara mereparasi gigi tiruan yang patah ?

4. Apa saja klasifikasi resin akrilik ?

5. Apa saja sifat-sifat self cure acrylic ?

6. Apa saja indikasi dan kontra indikasi self cure acrylic ?

7. Apa saja jenis-jenis gigi tiruan ?

8. Sebutkan komposisi dari self cure acrylic ?

9. Apa dampak yang ditimbulkan dari pemakaian gigi tiruan ?

10. Bagaimana proses pengerasan self cure acrylic ?

11. Apa saja kelebihan dan kekurangan self cure acrylic ?

12. Bagaimana manipulasi self cure acrylic ?

13. Sesuai skenario, apa alasan dokter gigi menggunakan self cure acrylic sebagai bahan

reparasi gigi tiruan yang patah ?

IV. Analisis Masalah

1. Cara membersihkan gigi tiruan :

Secara mekanik : dengan disikat, kekurangannya dapat menyebabkan gigi tiruan

aus dan patah.

Secara kimia : dengan obat kumur, menggunakan pembersih klor heksidin

glokunat, alkalin hipoklorite, dan asam benzoat.

2. Penyebab gigi tiruan mudah patah :

Faktor eksternal : jatuh

Faktor internal : pengunyahan terlalu kuat, oral hygine buruk, minum alkohol,

makan makanan dengan suhu ekstrim.

Faktor bahan : residual monomer

Pengadukan yang kurang tepat sehingga terbentuk shrinkage porositi

28

Page 29: Makalah Skenario 3

Pencampuran yang kurang tepat menyebabkan grosius porositi

3. Cara mereparasi gigi tiruan yang patah :

Reposisi baseplate akrilik yang patah :

a. Reposisi bagian yang patah sampai “fit”

b. Teteskan sticky wax (malam perekat) sepanjang garis patahan, dibagian luar

(yang tidak menempel mukosa)

Membuat basis

a. Pemberian vaselin di bagian dalam baseplate akrilik.

b. Buat adonan gips tipe II, letakkan sepanjang garis patah bagian dalam.

c. Letakkan sebagian adonan gips di glass plate, kemudian letakkan baseplate

diatasnya, rapikan dan tunggu gips setting.

d. Pisahkan basis gips dengan baseplate akrilik, dan stichy wax dibersihkan.

Reparasi :

a. Mengurangi sebagian akrilik sepanjang garis patah bagian luar (dengan fraser

bur), pengambilan miring.

b. Mencampur monomer dan polimer self cure acrylic secukupnya di deppen

glass.

i. Tuang monomer secukupnya (tergantung panjang garis patah).

ii. Tabur perlahan polimer sampai semua monomer terserap.

c. Ulaskan sedikit monomer disepanjang garis patah

d. Menempelkan adonan self cure acrylic disepanjang garis patah.

e. Merapikan dengan pisau malam (pisau malam dibasahi dengan monomer).

f. Tunggu sampai setting, kemudian pisahkan antara baseplate akrilik dengan

basis.

29

Page 30: Makalah Skenario 3

Finishing :

a. Hasil reparasi baseplate akrilik dibentuk, dikurangi (bila terlalu tebal)

menggunakan frasser atau stone.

b. Haluskan baseplate akrilik dengan amplas.

4. Klasifikasi resin akrilik berdasarkan polimerisasi :

a. Heat cure acrylic : polimerisasi dengan pemanasan

b. Self cure acrylic : polimerisasi secara kimia

c. Thermoplastik

d. Light cure acrylic : polimerisasi dengan cahaya

e. Microwave cured material

5. Sifat-sifat self cure acrylic :

Residual monomer

Porocity

Crazing

Hardness

Dimensional accuracy

Absorbsi air

Creep (perubahan bentuk)

6. Indikasi dan kontra indikasi self cure acrylic :

Indikasi

Reparasi protesa yang fraktur dan rusak

Relining, yaitu mengganti permukaan protesa yang menghadap jaringan

Rebasing, yaitu mengganti keseluruhan basis protesa

Sendok cetak perorangan

30

Page 31: Makalah Skenario 3

Kontra indikasi

Dibersihkan dengan pembersih rumah tangga, seperti bahan abrasif dapur dan

kamar mandi.

Penggunaan jangka panjang dari bahan tersebut secara nyata mengubah

permukaan protesa baik internal maupun eksternal, serta mungkin mempengaruhi

fungsi dan estetika.

Oral hygiene yang jelek

7. Jenis-jenis gigi tiruan :

Berdasarkan penggunaan :

- Gigi tiruan lepas

- Gigi tiruan lepas sebagian

- Gigi tiruan cekat (crown, brigde)

Berdasarkan penyebab kehilangan :

- Gigi tiruan konvensional : dibuat setelah gigi dicabut dengan kondisi gusi yang

telah mengalami penyembuhan. Jenis ini membutuhkan waktu sekitar empat

sampai enam minggu untuk pemasangannya.

- Gigi tiruan immediate : jenis gigi tiruan yang dibuat dengan segera setelah gigi

dicabut. Merupakan jenis gigi tiruan (gigi palsu) yang dibuat sebelumnya

sehingga pasien tidak akan dalam keadaan “ompong” sampai gigi tiruan

permanen selesai dibuat. Setelah gigi tiruan dibuat perlu dilakukan penyesuaian

setelah jaringannya sembuh dan menyusut.

Berdasarkan bahan :

- Resin acrylic

- Logam

31

Page 32: Makalah Skenario 3

- Valplast

- Kombinasi

Berdasarkan jaringan pendukung :

- Tooth borne

- Mukosa

- Campuran

8. Komposisi dari self cure acrylic :

Bubuk polimer :

Poli metil metakrilat

Organic peroxide initiator

Agen titanium dioksida

Pigmen inorganik (untuk warna)

Cairan monomer :

Metil metakrilat

Hidroquinon inhibitor

Dimethocrylate

Organic amine accelerator

Dyed synthetic fibers

9. Dampak yang ditimbulkan dari pemakaian gigi tiruan :

Dampak positif :

Meningkatkan daya tekan kunyah

Pengganti gigi yang hilang

Membantu berbicara

Estetika

32

Page 33: Makalah Skenario 3

Dampak negatif :

Menyebakan epulis

Tumbuh candida albicans

Halitosis

Iritasi mukosa

Penumpukan plak dan miroorganisme

10. Proses pengerasan self cure acrylic :

a) Aktivasi (Induksi) : Untuk memulai proses polimerisasi tambahan, haruslah

terdapat radikal bebas. Radikal bebas dapat dihasilkan dengan mengaktifkan

molekul monomer dengan sinar UV, sinar biasa, panas, atau pengalihan energi

dan komposisi lain yang bertindak sebagai radikal bebas.

b) Inisiasi (Penyebaran) : Reaksi rantai harus berlanjut dengan terbentuknya panas,

sampai semua monomer telah diubah menjadi polimer. Meskipun demikian,

reaksi polimerisasi tidak pernah sempurna.

c) Propagasi (Pengalihan rantai) : Reaksi rantai dapat diakhiri dengan baik dengan

cara penggabungan langsung atau pertukaran atom hidrogen dari satu rantai yang

tumbuh ke rantai yang lain.

d) Terminasi (Pengakhiran) : Keadaan aktif diubah dari satu radikal aktif menjadi

suatu molekul tidak aktif, dan tercipta molekul baru untuk pertumbuhan

selanjutnya.

11. Kelebihan dan kekurangan self cure acrylic :

Kelebihan :

Dimensi stabil

Reparasi mudah

33

Page 34: Makalah Skenario 3

Pembuatan dengan waktu yang singkat

Harga murah

Fleksibelitas tinggi

Kekurangan :

Biokompatibilitas rendah

Mudah patah / kekuatannya kurang

Warna kurang estetik

12. Manipulasi self cure acrylic :

O Monomer dan polimer digabungkan (masukkan polimer terlebih dahulu setelah

itu monomernya).

O Biarkan polimer meresap ke monomer dan diamkan hingga tercapai fase dough

13. Sesuai skenario, alasan dokter gigi menggunakan self cure acrylic sebagai bahan

reparasi gigi tiruan yang patah karena dapat diselesaikan dalam waktu singkat dan

self cure acrylic berpolimerisasi dengan temperatur ruang. Jika menggunakan resin

akrilik yang polimerisasi dengan panas atau sinar harus ditempatkan secara berurutan

dalam rendaman air dan ruang sinar. Panas yang diberikan oleh rendaman air dan

ruang sinar sering kali menyebabkan pelepasan tekanan dan kerusakan dari segmen

basis protesa yang sebelumnya telah terpolimerisasi.

34

Page 35: Makalah Skenario 3

DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10.

Jakarta: EGC, 2003.

2. Rachmadi, Priyawan. Buku Petunjuk Praktikum Blok 4 Bahan Kedokteran Gigi.

Program Studi Kedokteran gigi Universitas Lambung Mangkurat

3. Rahmawan, Dzanuar. Gigi Tiruan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember,

3010.

4. Combe, EC.1992.Sari Dental Material. penerjemah : slamat tarigan. Jakarta : Balai

Pustaka.

5. Powers JM, Wataha JC. Dental Materials Properties and Manipulation. 9th Ed.

Missouri : Mosby Elsevier , 2008 .

6. Barbosa DB, de Souza RF, Pero AC, et al. Flexural Strength of Acrylic Resins

Polymerized by Different Cycles. J Appl Oral Sci 2007; 15(5): 424 – 8

7. O’Brien dan Gunnar Ryge.1985. An Outline of Dental Materials and Their Selection.

9th edition. Philadelphia USA : W.B Saunders Company.

35