Page 1
MAKALAH SKENARIO 3
“Mereparasi Gigi Tiruan”
KELOMPOK 3 :
Zuhda Febrina Ramadhani I1D110003
Nida Amalia I1D110009
M. Fauzan Anshari I1D110013
Sindi Sativa Prasetyo I1D110020
Gusti Febby Aprilia I1D110024
Eka Oktavia Ruswanti I1D110035
Achmad Riwandy I1D110204
Dian Novita Sari I1D110212
Nisa Yanuarti Hasanah I1D110217
M. Herry Septianoor I1D110218
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PSKG 2010
1
Page 2
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayahNya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Salawat dan salam penulis sampaikan
kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk sehingga berada di
jalan yang benar. Makalah ini diharapkan dapat membantu kita dalam menghadapi
masalah gigi tiruan dan cara memperbaiki gigi tiruan yang patah.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis sadar bahwa makalah ini
masih terdapat kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat memperbaiki
sangat kami harapkan.
Banjarbaru, 7 Juni 2011
Penyusun
2
Page 3
DAFTAR ISI
Judul ……………………………………………………………………………... 1
Kata Pengantar …………………………...…………………………………........ 2
Daftar Isi …………………………………………………………………..…...... 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 7
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….... 8
Bab II Isi
2.1 Definisi Gigi Tiruan ............................................................................ 9
2.2 Klasifikasi gigi tiruan ……...................................…….................... .9
2.3 Tahapan reparasi gigi tiruan............................................................... 10
2.4 Perawatan gigi tiruan ........................................................................... 11
2.5 Definisi Impression Material ……….................................................. 12
2.6 Klasifikasi Impression Material .......................................................... 12
2.7 Fungsi Impression Material dalam reparasi gigi tiruan......................... 15
2.8 Klasifikasi resin akrilik ...................................................................... 15
2.9 Definisi Self Cure Acrylic ................................................................. 17
2.10 Komposisi Self Cure Acrylic ............................................................. 17
2.11 Sifat-sifat Self Cure Acrylic ............................................................. 19
2.12 Kelebihan dan kekurangan Self Cure Acrylic ................................. 22
2.13 Indikasi dan kontraindikasi Self Cure Acrylic................................. 23
2.14 Tahap Polimerisasi Self Cure Acrylic ............................................ 23
2.15 Manipulasi Self Cure Acrylic ....................................................... 24
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ………………………………………………….……... 26
Lampiran ................................................................................................................ 27
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 35
3
Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Basis gigi tiruan digunakan untuk membentuk bagian dari gigi tiruan baik yang
terbuat dari logam maupun bahan resin, bersandar diatas tulang yang ditutupi dengan
jaringan lunak dan merupakan tempat anasir gigi tiruan dilekatkan. Selama bertahun-tahun
berbagai jenis bahan telah digunakan untuk pembuatan basis gigitiruan, namun bahan
tersebut masih memiliki kekurangan. Syarat-syarat ideal dari suatu bahan basis gigitiruan
antara lain biokompatibel, adekuat sifat fisis dan mekanis, estestis, stabilitas warna,
radiopak, mudah dimanipulasi, mudah diperbaiki jika rusak, mudah dibersihkan.1,2,3
Sejak pertengahan tahun 1940-an, kebanyakan basis gigitiruan dibuat menggunakan
bahan resin akrilik (polimetil metakrilat). Resin akrilik menjadi bahan yang dipilih karena
memiliki kualitas estetis, mudah dimanipulasi dan murah. Bahan basis gigitiruan dari resin
akrilik dapat dibedakan atas resin akrilik swapolimerisasi, resin akrilik polimerisasi panas
dan resin akrilik polimerisasi sinar.4,5
Pada awalnya hanya ditemukan jenis resin akrilik polimerisasi panas, kemudian pada
tahun 1947 di Jerman dikembangkan resin akrilik menggunakan akselerator kimia untuk
polimerisasi yang disebut dengan resin akrilik swapolimerisasi. Kekuatan dan stabilitas
warna resin akrilik swapolimerisasi tidak sebaik resin akrilik polimerisasi panas. Jumlah
monomer sisa pada resin akrilik swapolimerisasi lebih tinggi dibandingkan resin akrilik
polimerisasi panas. Pada tahun 1986 Dentsply International menemukan suatu resin akrilik
yang menggunakan sinar tampak untuk polimerisasi. Jenis resin akrilik ini tidak dapat
menggantikan resinakrilik polimerisasi panas karena rendahnya kekuatan perlekatan bahan
ini terhadap anasir gigitiruan berbahan resin. Diantara berbagai jenis resin akrilik, resin
4
Page 5
akrilik polimerisasi panas paling banyak digunakan karena lebih baik dalam hal estetis,
penyerapan air rendah dan proses perbaikan mudah.2,3,5,6
Resin akrilik polimerisasi panas adalah bahan basis gigitiruan polimer yangpaling
banyak digunakan saat ini.4,7 Resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalambentuk bubuk
dan cairan.4,8 Bahan ini mudah dimanipulasi dan direparasi bila terjadi retak dan fraktur,
dapat memenuhi kebutuhan estetis karena sifatnya translusen dan stabilitas warna yang
cukup baik, tidak toksik, tidak larut dalam cairan mulut, absorpsi relatif rendah dan
harganya relatif murah. Secara umum resin akrilik polimerisasi panas memiliki kekuatan
yang rendah baik kekuatan impak dan daya tahan terhadap fraktur.4,
Polyzois (1996) mengatakan bahwa kelemahan resin akrilik adalah mudah patah dan
patahnya basis gigitiruan dapat terjadi di luar mulut yaitu jatuh pada tempat yang keras,
sedangkan patah yang terjadi di dalam mulut dapat disebabkan oleh karena fatique
maupun occlusal forces. Fraunhofer (1981) mengatakan bahwa patahnya basis gigitiruan
dapat disebabkan oleh adaptasi dari gigit iruan yang tidak baik, tidak adanya
keseimbangan oklusi, fatique maupun jatuh.4
Ketahanan terhadap fraktur dari bahan basis gigitiruan resin akrilik merupakan hal
yang penting. Ketahanan terhadap fraktur dilihat dari uji kekuatan tarik, kekuatan fatique,
kekuatan transversal dan kekuatan impak yang merupakan kekuatan yang dapat
menyebabkan terjadinya fraktur.4
Kekuatan tarik umumnya ditentukan dengan memanjangkan suatu bahan dengan uji
tarik satu sumbu. Kekuatan fatique adalah patahnya suatu bahan yang disebabkan beban
berulang di bawah batas tahanan bahan. Kekuatan transversal atau kekuatan fleksural
adalah uji kekuatan pada batang yang terdukung pada kedua ujungnya kemudian diberi
5
Page 6
beban secara beraturan dan berhenti ketika batang uji patah. Kekuatan impak merupakan
energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu bahan dengan gaya benturan.4
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya fraktur dan
meningkatkan kekuatan basis gigitiruan adalah dengan penambahan serat. Penambahan
serat menunjukkan adanya pengaruh serat yang dapat memperbaiki kekuatan resin akrilik
sebagai bahan basis gigitiruan.4
Beberapa serat yang dapat ditambahkan ke dalam resin akrilik antara lain serat
karbon, serat aramid, serat polietilen dan serat kaca.8 Serat kaca memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan berbagai jenis serat penguat yang tersedia yaitu serat kaca dapat
beradhesi dengan matriks polimer, biokompatibel, memiliki kualitas estetis yang baik serta
dapat meningkatkan sifat fisis dan mekanis resin akrilik.4,6,7
Berdasarkan bentuknya, serat kaca dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu batang,
anyaman dan potongan kecil, pemakaian serat kaca berbentuk potongan kecil lebih praktis
dan lebih tersebar merata pada resin akrilik.20,21 Penambahan serat kaca pada bahan basis
gigitiruan resin akrilik dapat mempengaruhi kekuatan impak dan transversal.4
Stipho (1998) menyatakan bahwa penambahan serat kaca pada bahan basis
gigitiruan sebesar 1% dapat meningkatkan kekuatan transversal basis gigitiruan tetapi bila
konsentrasi yang diberikan lebih dari 1% dapat melemahkan kekuatan transversal basis
gigitiruan.14,18 Uzun (1999) menyatakan bahwa serat kaca berbentuk batang yang
ditambahkan pada bahan basis gigitiruan dapat meningkatkan kekuatan impak dan
kekuatan transversal.20 Goguta. L (2006) menyatakan bahwa serat kaca berbentuk batang
dan anyaman yang ditambahkan pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi
panas dapat meningkatkan kekuatan impak.23 Tacir (2006) menyatakan bahwa serat kaca
berbentuk potongan kecil sebanyak 2% yang ditambahkan pada bahan basis gigitiruan
6
Page 7
dapat meningkatkan kekuatan impak dan menurunkan kekuatan transversal.24 Lee (2007)
menyatakan bahwa serat kaca berbentuk potongan kecil yang ditambahkan pada bahan
basis gigitiruan resin akrilik dapat meningkatkan kekuatan transversal.4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun identifikasi masalah yang didapat ialah sebagai berikut:
1. Definisi gigi tiruan ?
2. Apa saja klasifikasi gigi tiruan ?
3. Bagaimana cara mereparasi gigi tiruan ?
4. Bagaimana cara perawatan gigi tiruan ?
5. Definisi Impression Material ?
6. Apa saja klasifikasi Impression Material ?
7. Apa saja fungsi Impression Material dalam reparasi gigi tiruan ?
8. Apa saja klasifikasi dari resin akrilik ?
9. Definisi Self Cure Acrylic ?
10. Apa saja komposisi Self Cure Acrylic ?
11. Apa saja sifat-sifat Self Cure Acrylic ?
12. Apa saja kelebihan dan kekurangan Self Cure Acrylic ?
13. Apa saja indikasi dan kontraindikasi Self Cure Acrylic ?
14. Bagaimana tahapan polimerisasi Self Cure Acrylic ?
15. Bagaimana manipulasi resin akrilik ?
1.3 Tujuan
1 Mengetahui definisi gigi tiruan ?
7
Page 8
2 Mengetahui klasifikasi gigi tiruan ?
3 Mengetahui cara mereparasi gigi tiruan ?
4 Mengetahui cara perawatan gigi tiruan ?
5 Mengetahui definisi Impression Material ?
6 Mengetahui jenis-jenis Impression Material ?
7 Mengetahui fungsi Impression Material dalam reparasi gigi tiruan ?
8 Mengetahui klasifikasi dari resin akrilik ?
9 Mengetahui definisi Self Cure Acrylic ?
10 Mengetahui komposisi Self Cure Acrylic ?
11 Mengetahui sifat-sifat Self Cure Acrylic ?
12 Mengetahui kelebihan dan kekurangan Self Cure Acrylic ?
13 Mengetahui indikasi dan kontraindikasi Self Cure Acrylic ?
14 Mengetahui tahapan polimerisasi Self Cure Acrylic ?
15 Mengetahui manipulasi resin akrilik ?
8
Page 9
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi gigi tiruan
Gigi tiruan atau protesa adalah adalah gigi palsu pengganti gigi yang hilang akibat
proses pencabutan atau trauma. Penggantian gigi ini ditujukan agar estetik tetep terjaga.3
2.2 Klasifikasi gigi tiruan
a. Gigi tiruan : dapat dilepas sendiri oleh pasien (removable prothodontic)
b. Gigi tiruan cekat : tidak dapat dilepas sendiri oleh pasien (fix prothodontic)
c. Gigi tiruan keseluruhan : meliputi keseluruhan jumlah gigi (dengan undercut)/ full
denture
d. Gigi tiruan sebagian ; meliputu sebagian gigi/parsial dexture
e. Gigi tiruan konvesional ; pemasangan setelah pencabutan
f. Gigi tiruan imbicliate ; pemasangan setelah gigi dicabut.1,4
2.3 Tahapan reparasi gigi tiruan
9
Page 10
Untuk memperbaiki protesa yang patah secara akurat, komponen-komponen
haruslah diatur kembali dan direkatkan bersama mengunakan malam perekat atau
modeling plastik. Bila keadaan ini sudah diperoleh, dibuat model perbaikan dengan
menggunakan stone gigi. Protesa dipindahkan dari model dan medium perekat dibuang.
Kemudian, permukaan patah diasah untuk membersihkan untuk memberikan ruangan yang
cukup bagi bahan perbaikan. Model dilapisi dengan medium pemisah untuk mencegah
perlekatan resin perbaikan, dan bagian basis protesa dikembalikan serta dicekatkan pada
model.1
Pada tahap ini, bahan perbaikan dipilih. Resin yang diaktifkan secara kimia lebih
disukai dibandingkan dengan resin yang diaktifkan dengan panas dan sinar, meskipun ada
fakta bahwa resin yang diaktivasi secara kimia menunjukkan kekuatan transversal yang
lebih rendah. Keuntungan utama dari resin yang diaktifkan secara kimia adalah bahwa
bahan tersebut terpolimerisasi pada temperature ruang. Bahan perbaikan yang diaktifkan
oleh panas atau sinar harus ditempatkan secara berurutan dalam rendaman air dan ruang
sinar. Panas yang diberikan oleh rendaman air dan ruang sinar sering kali menyebabkan
pelepasan tekanan dan kerusakan dari segmen basis protesa yang sebelumnya telah
terpolimerisasi.1
Tahap berikut digunakan untuk memperbaiki basis protesa dengan menggunakan
resin yang diaktifkan secara kimia. Sejumlah kecil monomer dioleskan pada permukaan
basis protesa yang telah diasah untuk mempermudah pelekatan bahan perbaikan. Monomer
dan polimer sedikit demi sedikit ditambahkan pada daerah perbaikan dengan
menggunakan kuas kecil atau alat lain yang tepat. Bahan ditempatkan sedikit berlebihan
pada daerah perbaikan untuk mengatasi pengerutan polimerisasi. Kemudian, susunan
tersebut ditempatkan dalam ruangan tekanan dan dibiarkan untuk berpolimerisasi.
10
Page 11
Kemudian, daerah perbaikan dibentuk, dihaluskan dan dipoles menggunakan teknik
konvensional.1
2.4 Perawatan gigi tiruan
Beberapa hari sampai beberapa minggu merupakan periode penyesuaian baik bagi si
pemakai maupun gigi tiruannya.3
Geligi tiruan harus dikeluarkan dari mulut dan dibersihkan secara berkala dan disikat
sekurang-kurangnya dua kali sehari, dengan sikat yang halus dan deterjen cair sebagai
pembersih. Dalam hal ini, deterjen lebih baik daripada pasta gigi, karena kurang abrasive,
sehingga dapat mencegah terjadinya goresan pada resin. Pembersihan sebaiknya
dilakukan diatas sebuah basin yang sebagian berisi air atau handuk basah, untuk
memperkecil kemungkinan pecahnya geligi tiruan, andaikata jatuh pada saat dibersihkan.3
Gigi tiruan sebaiknya direndam secara teratur oleh pasien dalam larutan disinfektan.
Dua macam cairan telah terbukti efektif dalam mengendalikan plak gigi tiruan yaitu;
alkalin hipoklorit dan cairan klorhexidin glukonat. Alkalin hipoklorit terbukti efektif dalam
pembersihan plak pada gigi tiruan, sedangkan klorhexidin glukonat efektif dalam
menghambat pembentukan plak.3
Sebelum direndam gigi tiruan harus disikat dengan cermat untuk menghilangkan
sebagian plaknya, dan bila larutan klorhexidin yang digunakan, dibilas untuk
membersihkan sisa-sisa sabunnya karena sabun ini bisa menetralkan klorhexidin.3
Seperti halnya pasien dokter gigi biasa, kontrol periodik bagi pemakai geligi tiruan
juga sama pentingnya. Setelah pemakaian beberapa waktu, geligi tiruan pasti mengalami
perubahan, begitu pula bagian tertentu jaringan mulut si pemakai. Pemeriksaan berkala
minimal dua kali dalam setahun perlu dilakukan. Cara ini akan mencegah terjadinya
kerusakan lanjut yang mungkin timbul.3
11
Page 12
2.5 Definisi Impression Material
Material cetak adalah bahan yang digunakan untuk membat duplikasi atau replika
dari jaringan keras dan jaringan lunak mulut (satu gigi sampai seluruh gigi ataupun rahang
tak bergigi).2
2.6 Klasifikasi Impression Material
Impression material adalah bahan yang digunakan untuk membuat cetakan. Bahan
cetak dapat dikelompokkan sebagai revesibel atau ireversibel, bedasarkan pada cara bahan
tersebut mengeras. Istilah reversibel menunjukkan bahwa reaksi kimia telah terjadi, jadi
bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula pada klinik dokter gigi. Misalnya
hidrokoloid alginat yang terdiri dari natrium ,kalium atau alginat tritanolamin. Pasta cetak
oksida seng eugenol (OSE) dan Plaster Of Paris, mengeras dengan reaksi kimia ,sedang
bahan cetak elastomerik mengeras dengan polimerisasi. 1,1
Elastomer adalah bahan cetak yang sangat akurat, yang digunakan pada inlay,
mahkota, jembatan, dan precision attachment. Terutama berguna untuk preparasi multi-
unit. Mempunyai sifat seperti karet. Elastomer merupakan jenis bahan cetak elastis lain
diluar bahan cetak hidrokoloid. Suatu bahan cetak elastomer terdiri atas molekul atau
polimer besar yang diikat oleh sejumlah kecil ikatan. Ikatan tersebut mengikat rantai
polimer yang melingkar pada titik tertentu untuk membentuk jalinan 3 dimensi yang sering
disebut sebagai gel. Pada keadaan ideal, peregangan menyebabkan rantai polimer
membuka lingkaran hanya sampai batas tertentu yang dapat kembali ke keadaan semula,
yaitu rantai kembali melingkar pada keadaan berikatan ketika diangkat. Banyaknya ikatan
silang menentukan kekakuan dan sifat elastis bahan tersebut.1
12
Page 13
Material cetak hidrokoloid yang paling banyak dipakai adalah alginate. Bahan dasar
material cetak alginate adalah alginic acid yang dibuat dari ganggang laut coklat tertentu.
Komposisi alginate terdiri dari garam alginic acid, garam Ca, trisodium posfat, filler
(diatomaceous earth), silico fluoride, bahan perasa dan pada merek tertentu ada indicator
kimia untuk memudahkan mengetahui tahapan manipulasi. Material cetak alginate
berbentuk bubuk, bila dicampur air akan berbentuk hydrosol, yang kemudian berubah
menjadi hidrogel. Hal ini disebabkan garam alginic acid dan garam Ca bereaksi dalam air
membentuk kalsium alginate.
Sebaliknya ,reversibel berarti bahan tersebut melunak dengan pemanasan dan
memadat pada pendinginan ,tanpa terjadi perubahn kimia. Hidrokoloid reversibel dan
kompound cetak termasuk dalam kategori ini.1
Kompound cetak adalah campuran resin dan malam serta diklasifikasikan sebagai
substansi termoplastik, digunakan terutama untuk cetakan mulut yang tidak bergigi.
Dilunakkan dengan direndam air panas bersuhu 60oC atau dengan nyala api.dipanaskan
dalam bentuk lembaran,batang ,atau kon ,tidak cukup elastis untuk mereproduksi dareah
undercut secara akurat.1,1
Cara lain mengelompokkan bahan cetak gigi adalah menurut penggunaannya.
Beberapa bahan cetak menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui undercut tanpa
mematahkan atau mengubah bentuk cetakan, bahan cetak tidak elastik ini digunakan untuk
semua cetakan sebelum ditemuknnya agar. Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai
lagi untuk pasien bergigi ,bahan tidak elastik ini memiliki keunggulan dalam pembuatan
cetakan untuk pasien tidak bergigi. Sebenarnya, pasta cetak OSE dan Plaster Of
Parisdisebut bahan cetak mukostatis karena bahan tersebut tidak menekan jaringan selama
perlekatan cetakan. 1
13
Page 14
OSE adalah pasta yang digunakan untuk melapik atau mengganti basis geligi tiruan
pada bebrapa kasus, dipasarkan dalam bentuk pasta yang terdapat dalam dua tabung yang
harus dicampur ,salah satu mengandung oksida-Zn ,minyak, akselerator, lainnya
mengandung resin yang dilarutkan dalam eugenol atau bahan lain. Sebelum perkembangan
baru-baru ini dari bahan cetak elastomerik yang amat cair (light body) : bahan cetak pasta
dan Plaster Of Paris seringkali digunakan sebagai bahan pilihan untuk mencetak struktur
mulut pada pembuatan gigi tiruan lengkap. Bahan lain yang diklasifikasikan sebagai tidak
elastik adalah compound cetak.1,1
Bahan cetak elastik termasuk kategori penggunaan kedua. Bahan ini dapat secara
akurat mereproduksi baik struktur keras maupun lunak dari rongga mulut, termasuk
undercut dan celah interproksimal. Meskipun bahan ini dapat dipakai untuk mencetak
pasien tanpa gigi, kebanyakan digunakan untuk membuat model cor untuk gigi tiruan
sebagian cekat atau lepasan serta untuk unit restorasi tunggal.1
Tabel Klasifikasi Bahan Cetak Kedokteran Gigi
Berdasarkan
mekanisme pengerasan
Berdasarkan aplikasi Atau sifat mekanis
Non elastis Elastis
Reaksi kimia
(ireversibel)
Plaster of paris Hidrokoloid agar
Oksida seng eugenol Elastomer :
Polosulfid
Polieter
Silikon kondensasi
Silikon adisi
Perubahan
temperatur (reversibel)
KompoundAgar hidrokoloid
Malam
14
Page 15
(anusavice,2004)1
2.7 Fungsi Impression Material dalam reparasi gigi tiruan
Impression material tersebut berfungsi agar dapat menghasilkan gambaran anatomi
dari jaringan sekitar mulut beserta giginya, sehingga pada reparasi gigi tiruan diperlukan
lagi pencetakan rahang mengguanakan impression material agar hasil reparasinya akurat
sesuai bentuk gigi tiruan asalnya.4
2.8 Klasifikasi resin akrilik
Terdapat ada lima jenis resin basis gigi tiruan berdasarkan polimerisasinya, yaitu :
1. Tipe I (Heat cured acrylic)
Heat cured acrylic resin, komposisinya terdiri dari dua kemasan yaitu:
1. Polymer (Bubuk):
- Polymer; poly (methyl methacrylate). Polimer, polimethyl metacrylate, baik
serbuk yang diperoleh dari polimerisasi methyl metacrylate dalam air
maupun pertikel yang tidak teratur bentuknya yang diperolah dengan cara
menggerinda batangan polimer.
- Initiator Peroxide; berupa 0,2-0,5% benzoil peroxide.
- Pigmen; sekitar 1% tercampur dalam partikel polymer.
2. Cairan (Monomer):
- Monomer: methyl methacrylate.
- Stabilizer; sekitar 0,006% hydroquinone untuk menccegah polymerisasi
selama penyimpanan.
- Terkadang terdapat bahan untuk memacu cross-link; seperti ethylene glycol
dimethacrylate.4
15
Page 16
2. Tipe II (Self cured acrylic)
Komposisi serupa dengan bahan heat cured acrylic, kecuali bahwa cairannya
mengandung bahan activator seperti dimethyl-p-toluidine. Perbandingan bahan
akrilik heat cured dengan bahan akrilik self cured sebagai berikut :
a. Berbeda dalam metode aktivasinya.
b. Komposisinya sama tapi pada bahan self cured cairannya mengandung bahan
activator seperti dimethyl paratoluidin.
c. Porositas bahan self cured lebih daripada bahan heat cured, meskipun tidak
mudah dilihat pada resin yang diberi pigmen. Hal ini disebabkan oleh karena
terlarutnya udara dalam monomer yang tidak larut dalam polimer pada suhu
kamar.
d. Secara umum bahan self cured mempunyai berat molekul yang lebih rendah dan
mengandung lebih banyak sisa monomer, yaitu sekitar 2-5%.
e. Bahan self cured tidak sekuat heat cured; transverse strength bahan ini kira-kira
80% dari bahan heat cured. Ini mungkin berkaitan dengan berat molekulnya yang
lebih rendah.
f. Mengenai sifat-sifat rheologinya; bahan heat cured lebih baik dari self cured
karena bahan self cured menunjukkan distorsi yang lebih besar dalam pemakaian.
Pada pengukuran creep bahan poly (polymethyl methacrylate), polimer heat cured
mempunyai deformasi awal yang lebih kecil, juga lebih sedikit creep, dan lebih
cepat kembali dibandingkan dengan bahan self cured.
g. Stabilitas warna bahan self cured jelek, bila dipakai activator amina tertier dapat
terjadi penguningan setelah beberapa lama.4
3. Tipe III (Thermoplastic blank or powder)
16
Page 17
4. Tipe IV (Light cured acrylic resin)
Reaksi polimerisasi free radikal addition dapat dilakukan dengan menggunakan sinar
tampak (visible light). Dengan cara ini terjadinya polimerisasi tidak mengalami
hambatan, terutama oleh karena adanya oksigen pada bagian permukaan akrilik. Alat
yang digunakan adalah curing unit, didalamnya terdapat empat buah lampu halogen
yang dapat menghasilakan panjang gelombang 400-500 nm.
5. Tipe V (Microwave)
Resin akrilik ini menggunakan energi gelombang mikro. Teknik ini menggunakan
resin dengan rumus khusus serta kuvet yang tidak mngandung logam. Oven
gelombang mokro konvensional digunakan untuk memasok energi thermal yang
diperlukan untuk polimerisasi. Keuntungannya adalah polimerisasinya lebih cepat.1
2.9 Definisi Self Cure Acrylic
Self Cure Acrylic adalah polimer akrilik yang polimerisasinya tanpa menggunakan
pemanasan tetapi dengan akselerator kimia, yang sifatnya eksothermis sehingga proses ini
dapat berlangsung meskipun pada suhu kamar.4
2.10 Komposisi Self Cure Acrylic
Akrilik terdiri dari 2 bagian yaitu bubuk polimer dan cairan monomer. Komposisi
bubuk polimer adalah poli( metil metakrilat ), organic peroxide initiator, agen titanium
dioksida dan pigmen inorganik ( untuk warna ). 1,5,6
Bubuk polimer yaitu poli( metil metakrilat ) adalah resin transparan yang dapat
menyalurkan cahaya dalam range ultraviolet hingga yang mempunyai wavelength 250nm.
Ia mempunyai kekerasan dari 18 hingga 20 Knoop Number. Kekuatan tensilnya
dianggarkan dalam 60 Mpa, ketumpatannya adalah 1.19 g/cm2 dan modulus elasticity
dianggarkan 2.4 Gpa (2400 Mpa). 1,5,6
Polimer ini sangat stabil. Ia tidak mengalami diskolorisasi dalam cahaya ultraviolet,
secara kimiawi stabil dalam panas dan melembut pada 125°C dan dapat dibentuk seperti
17
Page 18
bahan termoplastik. Depolimerisasi terjadi pada suhu di antara 125°C dan 200°C. Sekitar
suhu 450°C, 90% polimer telah terdepolimerisasi membentuk monomer. 1,5,6
Poli (metil metakrilat) mempunyai kecenderungan untuk meresap air melalui proses
imbibisi. Ini karena, struktur non-kristalinnya mempunyai tenaga internal yang tinggi. Jadi,
difusi molekul dapat terjadi dengan mudah karena tidak memerlukan tenaga aktivasi yang
banyak.5
Komposisi cairan monomer adalah metil metakrilat, hidroquinon inhibitor untuk
mencegah polimerisasi spontan, dimethacrylate atau agen cross linked, organic amine
accelerator dan dyed synthetic fibers ( untuk estetik). Agen cross linked ditambahkan pada
monomer agar terjadi ikatan kovalen antara 2 rantai ketika berlakunya polimerisasi5 Cross
linked polimer akrilik adalah lebih kaku, lebih tahan terhadap perubahan suhu dan lebih
tahan larut dibandingkan dengan polimer yang non cross linked. Cross linked polimer juga
lebih tahan terhadap surface cracking atau crazing didalam mulut dan tahan terhadap
keterlarutan dalam pelarut organik seperti etanol10. Ia juga lebih mudah digrind dan
dipolish.5
Cairan monomer adalah metil metakrilat yaitu suatu cairan bening pada suhu
ruangan yang mempunyai sifat fisikal berikut.1,5,6:
a. Berat molekul : 100 u
b. Suhu lebur : - 48°C
c. Suhu didih : 100.8°C
d. Ketumpatan : 0.945 g/mL pada 20°C
e. Tenaga polimerisasi : 12.9 kcal/mol
2.11 Sifat-sifat Self Cure Acrylic
1 Pengerutan polimerisasi
Ketika monomer metilmetakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli
(metilmetakrilat), kepadatan massa bahan berubah dari 0,94 menjadi 1,19g/cm3.
Perubahan menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21%. Akibatnya,
18
Page 19
pengerutan volumetrik yang ditunjukkan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7%
sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium dan klinis.
Mungkin ada beberapa alasan mengapa bahan-bahan yang menunjukkan pengerutan
volumetric cukup tinggi tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan basis protesa
yang memuaskan secara klinis. Nampaknya bahan-bahan tersebut didistribusikan
secara seragam pada semua permukaan. Karena itu, adaptasi basis protesa terhadap
jaringan lunak di bawahnya tidaklah terpengaruh secara nyata, asalkan bahan
tersebut dimanipulasi dengan tepat.
Gigi tiruan yang dibuat dengan menggunakan resin yang diaktivasi secara kimia
umumnya menunjukkan adaptasi yang lebih baik dibandingkan dengan yang dibuat
menggunakan resin yang diaktivasi dengan panas. Gejala ini disebabkan karena
pengerutan termal yang dapat diabaikan dan reaksi pengerasan yang lebih sempurna
pada resin yang diaktifkan secara kimia.
2 Porositas
Adanya gelembung / porositas di permukaan dan di bawah permukaan dapat
mempengaruhi sifat fisis, estetik, dan kebersihan basis gigitiruan. Porositas
cenderung terjadi pada bagian basis gigitiruan yang lebih tebal. Porositas disebabkan
oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat molekul polimer yang
rendah, disertai temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut.
Porositas juga dapat terjadi karena pengadukan yang tidak tepat antara komponen
polimer dan monomer. Timbulnya porositas dapat diminimalkan dengan adonan
resin akrilik yang homogen, penggunaan perbandingan polimer dan monomer yang
tepat, prosedur pengadukan yang terkontrol dengan baik, serta waktu pengisian
bahan ke dalam mould yang tepat.
19
Page 20
3 Penyerapan Air
Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam
jangka waktu tertentu.7 Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan
pada lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang nyata
pada sifat mekanik, fisik dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0.69
mg/cm2.
Umumnya mekanisme penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Difusi adalah
berpindahnya suatu substansi melalui rongga yang menyebabkan ekspansi pada resin
atau melalui substansi yang dapat mempengaruhi kekuatan rantai polimer.
Umumnya, basis gigitiruan memerlukan periode 17 hari untuk menjadi jenuh dengan
air. Dari hasil klinikal menunjukkan bahwa penyerapan air yang berlebihan bisa
menyebabkan diskolorisasi.
4 Kelarutan
Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah kecil
monomer dilepaskan, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat
dalam rongga mulut.
5 Perubahan dimensi
Pemrosesan akrilik yang baik akan menghasilkan dimensi stabilitas yang bagus.
Proses pengerutan akan diimbangi oleh ekspansi yang disebabkan oleh penyerapan
air. Percobaan laboratorium menunjukkan bahwa ekspansi linier yang disebabkan
oleh penyerapan air adalah hampir sama dengan pengerutan termal yang diakibatkan
oleh penyerapan air.3,2,1
6 Crazing
20
Page 21
Relaksasi tekanan mungkin menimbulkan sedikit goresan permukan yang berdampak
negative terhadap estetika dan sifat fisik suatu protesa. Terbentuknya goresan atau
retakan mikro ini dinamakan crazing.
Secara klinis, crazing terlihat sebagai garis retakan kecil yang Nampak timbul pada
permukaan protesa. Dari sudut pandang fisik, crazing dapat disebabkan oleh aplikasi
tekanan atau resin yang larut sebagian. Crazing umumnya berawal pada permukaan
resin dan mengarah pada sudut tepat dari gaya tarik.
7 Creep
Resin protesa menunjukkan sifat viskoelastis, dengan kata lain bahan ini bertindak
sebagai benda padat bersifat karet. Bila suatu resin protesa dipaparkan terhadap
beban yang tahan, bahan menunjukkan peningkatan defleksi atau deformasi awal.
Bila beban ini tidak dilepaskan, deformasi tambahn mungkin terjadi dengan
berlalunya waktu. Tambahan deformasi ini diistilahkan dengan creep.
Kecepatan terjadinya deformasi progresif dapat ditingkatkan dengan menaikkan
temperature, member eban, monomer residy, serta adanya bahan pembuat plastic.
Laju creep untuk resin yang teraktivasi secara kimia meningkat tajam begitu beban
ditingkatkan.
8 Kekuatan
Kekuatan dari resin basis protesa bergantung dari beberapa factor. Factor-faktor ini
termasuk komposisi resin, teknk pembuatan, dan kondisi-kondisi yang ada dalam
lingkungan rongga mulut.
21
Page 22
Dibandingkan dengan resin yang diaktifkan panas, resin yang diaktifkan secara
kimia umumnya menunjukkan polimerisasi derajat rendah. Sebagai hasilnya, resin
yang teraktivasi secara kimia menunjukkan peningkatan banyaknya monomer residu
dan penurunan kekuatan serta nilai kekerasan.
2.12 Kelebihan dan kekurangan Self Cure Acrylic
Kelebihan aklirik
1. Warna menyerupai warna gusi
2. Mudah direstorasi bila patah tanpa mengalami distorsi
3. Mudah dibersihkan
4. Pengerjaan dan manipulasinya mudah
5. Harganya cukup mrah dan cukup awet/tahan lama
Kekurangan Akrilik :
1. Menimbulkan macam-macam porositas
2. Suatu termal konduktor yang baik
3. Dapat mengalami perubahan bentuk jika disimpan dalam keadaan kering
4. Dapat menimbulkan alergi.
2.13 Indikasi dan kontraindikasi Self Cure Acrylic
Indikasi1
Reparasiprotesa yang frakturdanrusak
Relining, yaitumenggantipermukaanprotesa yang menghadapjaringan
22
Page 23
Rebasing, yaitumenggantikeseluruhan basis protesa
Sendokcetakperorangan
Kontraindikasi1
Dibersihkandenganpembersihrumahtangga,
sepertibahanabrasifdapurdankamarmandi.
Penggunaanjangkapanjangdaribahantersebutsecaranyatamengubahpermukaanprotesa
baik internal maupuneksternal, sertamungkinmempengaruhifungsidanestetika.
Oral hygiene yang jelek
2.14 Tahap Polimerisasi Self Cure Acrylic
Resin akrilik berpolimerisasi melalui reaksi polimerisasi tambahan. Pada reaksi ini,
tidak terjadi perubahan komposisi tetapi menghasilkan molekul raksasa dalam ukuran yang
hampir tidak terbatas. Proses polimerisasi jenis ini terdiri dari 4 tahap seperti yaitu :7
a) Aktivasi (Induksi) : Untuk memulai proses polimerisasi tambahan, haruslah terdapat
radikal bebas. Radikal bebas dapat dihasilkan dengan mengaktifkan molekul monomer
dengan sinar UV, sinar biasa, panas, atau pengalihan energi dan komposisi lain yang
bertindak sebagai radikal bebas.
b) Inisiasi (Penyebaran) : Reaksi rantai harus berlanjut dengan terbentuknya panas, sampai
semua monomer telah diubah menjadi polimer. Meskipun demikian, reaksi polimerisasi
tidak pernah sempurna.
c) Propagasi (Pengalihan rantai) : Reaksi rantai dapat diakhiri dengan baik dengan cara
penggabungan langsung atau pertukaran atom hidrogen dari satu rantai yang tumbuh ke
rantai yang lain.
23
Page 24
d) Terminasi (Pengakhiran) : Keadaan aktif diubah dari satu radikal aktif menjadi suatu
molekul tidak aktif, dan tercipta molekul baru untuk pertumbuhan selanjutnya.
Masa yang diperlukan untuk campuran resin akrilik mencapai konsistensi dough-like
dinamakan dough forming time.Spesifikasi American Dental Association No.12
menyatakan bahwa konsistensi ini harus dicapai kurang dari 40 menit setelah pengadukan.
Dalam penggunaan klinik, biasanya hanya mengambil masa kurang dari 10 menit.
Minimum masa yang diambil untuk resin akrilik self cure berpolimerisasi adalah 30
menit.7
2.15 Manipulasi Self Cure Acrylic
Untuk Self Cure Acrylik perbedaan manipulasinya dengan Heat Cure Acrylic adalah
adalah pada proses aktivasi (induksi) polimerisasi. Heat cure diaktivasi oleh panas,
sedangkan self cure diakt ivasi oleh bahan kimia. Bahan kimia ini yang selalu digunakan
adalah tertiary aromatic anime. Zat kimia ini bereaksi dengan benzoyl peroxide pada
suhu kamar untuk menghasilkan radikal bebas peroksida, yang akan menginisiasi proses
polimerisasi monomer.1,4,7
Pencampuran polymer dan monomer harus dilakukan dalam tempat yang terbuat dari
keramik atau gelas yang tidak tembus cahaya (mixing jar). Hal ini dimaksudkan supaya
tidak terjadi polymerisasi awal. Bila polymer dan monomer dicampur, akan terjadi reaksi
dengan tahap-tahap sebagai berikut:1,4,7
Tahap 1 : Adonan seperti pasir basah (sandy stage).
Tahap 2 : Adonan seperti Lumpur basah (mushy stage).
24
Page 25
Tahap 3 : Adonan apabila disentuh dengan jari atau alat bersifat lekat, apabila ditarik
akan membentuk serat (stringy stage). Butir-butir polimer mulai larut, monomer
bebas meresap ke dalam polimer.
Tahap 4 : Adonan bersifat plastis (dough stage). Pada tahap ini sifat lekat hilang dan
adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang kita inginkan.
Tahap 5 : Kenyal seperti karet (rubbery stage). Pada tahap ini lebih banyak monomer
yang menguap, terutama pada permukaannya sehingga terjadi permukaan yang
kasar.
Tahap 6 : Kaku dan keras (rigid stage). Pada tahap ini adonan telah menjadi keras
dan getas pada permukaannya, sedang keadaan bagian dalam adukan masih kenyal.
Waktu dough (waktu sampai tercapainya konsistensi liat) tergantung pada:1,4,7
1. Ukuran partikel polymer; partikel yang lebih kecil akan lebih cepat dan lebih cepat
mencapai dough.
2. Berat molekul polymer; lebih kecil berat molekul lebih cepat terbentuk konsistensi
liat.
3. Adanya Plasticizer yang bisa mempercepat terjadinya dough.
4. Suhu; pembentukan dough dapat diperlambat dengan menyimpan adonan dalam
tempat yang dingin.
5. Perbandingan monomer dan polymer; bila ratio tinggi maka waktu dough lebih
singkat.
Saat fase dough masukan adonan tersebut ke dalam mould untuk di press.
BAB III
25
Page 26
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gigi tiruan atau protesa adalah gigi palsu pengganti gigi yang hilang akibat proses
pencabutan atau trauma. Basis gigi tiruan yang sering dipakai adalah resin akrilik dimana
ada 5 jenis resin akrilik berdasarkan polimerisasinya yang digunakan untuk basis yaitu :
Heat Cured Acrylic, Self Cured Acrylic, Thermoplastic Blank or Powder, Light Cured
Acrylic Resin, dan Microwave.Untuk Heat Cure Acrylic aktivasi polimerisasinya
menggunakan panas sedangakan untuk Self Cure Acrylic menggunakan reaksi kimia yang
menghasilkan panas pada suhu kamar. Proses polimerisasi Self Cure Acrylic lebih cepat
dibanding Heat Cure Acrylic tetapi untuk keakuratan dimensinya Heat Cure Acrylic lebih
unggul.
26
Page 27
LAMPIRAN
I. Identifikasi Istilah
1. Impression material
2. Self cure acrylic
3. Gigi tiruan
4. Rahang
5. Reparasi
II. Klarifikasi Istilah
1. Impression material : bahan cetak yang berguna untuk membuat duplikasi atau
replikasi jaringan lunak dan jaringan keras mulut.
2. Self cure acrylic : salah satu jenis resin akrilik yang proses polimerisasinya tanpa
pemanasan, tetapi dengan kimia yang akseleratornya dimetil para-toluidine. Serta
memiliki kekuatan yang lebih rendah dari heat cure acrylic.
3. Gigi tiruan : gigi yang mampu menggantikan gigi yang hilang, mampu
mempertahankan kesehatan jaringan mulut yang masih tertinggal, tidak mengiritasi,
dapat memperbaiki fungsi pengunyahan, fungsi estetik dan fonetik.
4. Rahang : suatu anatomi tubuh yang berguna untuk pengunyahan, berbicara,
membentuk struktur wajah serta sebagai tempat melekat gigi geligi.
5. Reparasi : suatu tindakan perbaikan dari gigi tiruan yang berguna untuk
memperbaiki kelainan, kerusakan, kecekatan, retensi dan stabilitas dimensi gigi
tiruan.
III. Daftar Masalah
1. Bagaimana cara membersihkan gigi tiruan ?
2. Apa penyebab gigi tiruan mudah patah ?
27
Page 28
3. Bagaimana cara mereparasi gigi tiruan yang patah ?
4. Apa saja klasifikasi resin akrilik ?
5. Apa saja sifat-sifat self cure acrylic ?
6. Apa saja indikasi dan kontra indikasi self cure acrylic ?
7. Apa saja jenis-jenis gigi tiruan ?
8. Sebutkan komposisi dari self cure acrylic ?
9. Apa dampak yang ditimbulkan dari pemakaian gigi tiruan ?
10. Bagaimana proses pengerasan self cure acrylic ?
11. Apa saja kelebihan dan kekurangan self cure acrylic ?
12. Bagaimana manipulasi self cure acrylic ?
13. Sesuai skenario, apa alasan dokter gigi menggunakan self cure acrylic sebagai bahan
reparasi gigi tiruan yang patah ?
IV. Analisis Masalah
1. Cara membersihkan gigi tiruan :
Secara mekanik : dengan disikat, kekurangannya dapat menyebabkan gigi tiruan
aus dan patah.
Secara kimia : dengan obat kumur, menggunakan pembersih klor heksidin
glokunat, alkalin hipoklorite, dan asam benzoat.
2. Penyebab gigi tiruan mudah patah :
Faktor eksternal : jatuh
Faktor internal : pengunyahan terlalu kuat, oral hygine buruk, minum alkohol,
makan makanan dengan suhu ekstrim.
Faktor bahan : residual monomer
Pengadukan yang kurang tepat sehingga terbentuk shrinkage porositi
28
Page 29
Pencampuran yang kurang tepat menyebabkan grosius porositi
3. Cara mereparasi gigi tiruan yang patah :
Reposisi baseplate akrilik yang patah :
a. Reposisi bagian yang patah sampai “fit”
b. Teteskan sticky wax (malam perekat) sepanjang garis patahan, dibagian luar
(yang tidak menempel mukosa)
Membuat basis
a. Pemberian vaselin di bagian dalam baseplate akrilik.
b. Buat adonan gips tipe II, letakkan sepanjang garis patah bagian dalam.
c. Letakkan sebagian adonan gips di glass plate, kemudian letakkan baseplate
diatasnya, rapikan dan tunggu gips setting.
d. Pisahkan basis gips dengan baseplate akrilik, dan stichy wax dibersihkan.
Reparasi :
a. Mengurangi sebagian akrilik sepanjang garis patah bagian luar (dengan fraser
bur), pengambilan miring.
b. Mencampur monomer dan polimer self cure acrylic secukupnya di deppen
glass.
i. Tuang monomer secukupnya (tergantung panjang garis patah).
ii. Tabur perlahan polimer sampai semua monomer terserap.
c. Ulaskan sedikit monomer disepanjang garis patah
d. Menempelkan adonan self cure acrylic disepanjang garis patah.
e. Merapikan dengan pisau malam (pisau malam dibasahi dengan monomer).
f. Tunggu sampai setting, kemudian pisahkan antara baseplate akrilik dengan
basis.
29
Page 30
Finishing :
a. Hasil reparasi baseplate akrilik dibentuk, dikurangi (bila terlalu tebal)
menggunakan frasser atau stone.
b. Haluskan baseplate akrilik dengan amplas.
4. Klasifikasi resin akrilik berdasarkan polimerisasi :
a. Heat cure acrylic : polimerisasi dengan pemanasan
b. Self cure acrylic : polimerisasi secara kimia
c. Thermoplastik
d. Light cure acrylic : polimerisasi dengan cahaya
e. Microwave cured material
5. Sifat-sifat self cure acrylic :
Residual monomer
Porocity
Crazing
Hardness
Dimensional accuracy
Absorbsi air
Creep (perubahan bentuk)
6. Indikasi dan kontra indikasi self cure acrylic :
Indikasi
Reparasi protesa yang fraktur dan rusak
Relining, yaitu mengganti permukaan protesa yang menghadap jaringan
Rebasing, yaitu mengganti keseluruhan basis protesa
Sendok cetak perorangan
30
Page 31
Kontra indikasi
Dibersihkan dengan pembersih rumah tangga, seperti bahan abrasif dapur dan
kamar mandi.
Penggunaan jangka panjang dari bahan tersebut secara nyata mengubah
permukaan protesa baik internal maupun eksternal, serta mungkin mempengaruhi
fungsi dan estetika.
Oral hygiene yang jelek
7. Jenis-jenis gigi tiruan :
Berdasarkan penggunaan :
- Gigi tiruan lepas
- Gigi tiruan lepas sebagian
- Gigi tiruan cekat (crown, brigde)
Berdasarkan penyebab kehilangan :
- Gigi tiruan konvensional : dibuat setelah gigi dicabut dengan kondisi gusi yang
telah mengalami penyembuhan. Jenis ini membutuhkan waktu sekitar empat
sampai enam minggu untuk pemasangannya.
- Gigi tiruan immediate : jenis gigi tiruan yang dibuat dengan segera setelah gigi
dicabut. Merupakan jenis gigi tiruan (gigi palsu) yang dibuat sebelumnya
sehingga pasien tidak akan dalam keadaan “ompong” sampai gigi tiruan
permanen selesai dibuat. Setelah gigi tiruan dibuat perlu dilakukan penyesuaian
setelah jaringannya sembuh dan menyusut.
Berdasarkan bahan :
- Resin acrylic
- Logam
31
Page 32
- Valplast
- Kombinasi
Berdasarkan jaringan pendukung :
- Tooth borne
- Mukosa
- Campuran
8. Komposisi dari self cure acrylic :
Bubuk polimer :
Poli metil metakrilat
Organic peroxide initiator
Agen titanium dioksida
Pigmen inorganik (untuk warna)
Cairan monomer :
Metil metakrilat
Hidroquinon inhibitor
Dimethocrylate
Organic amine accelerator
Dyed synthetic fibers
9. Dampak yang ditimbulkan dari pemakaian gigi tiruan :
Dampak positif :
Meningkatkan daya tekan kunyah
Pengganti gigi yang hilang
Membantu berbicara
Estetika
32
Page 33
Dampak negatif :
Menyebakan epulis
Tumbuh candida albicans
Halitosis
Iritasi mukosa
Penumpukan plak dan miroorganisme
10. Proses pengerasan self cure acrylic :
a) Aktivasi (Induksi) : Untuk memulai proses polimerisasi tambahan, haruslah
terdapat radikal bebas. Radikal bebas dapat dihasilkan dengan mengaktifkan
molekul monomer dengan sinar UV, sinar biasa, panas, atau pengalihan energi
dan komposisi lain yang bertindak sebagai radikal bebas.
b) Inisiasi (Penyebaran) : Reaksi rantai harus berlanjut dengan terbentuknya panas,
sampai semua monomer telah diubah menjadi polimer. Meskipun demikian,
reaksi polimerisasi tidak pernah sempurna.
c) Propagasi (Pengalihan rantai) : Reaksi rantai dapat diakhiri dengan baik dengan
cara penggabungan langsung atau pertukaran atom hidrogen dari satu rantai yang
tumbuh ke rantai yang lain.
d) Terminasi (Pengakhiran) : Keadaan aktif diubah dari satu radikal aktif menjadi
suatu molekul tidak aktif, dan tercipta molekul baru untuk pertumbuhan
selanjutnya.
11. Kelebihan dan kekurangan self cure acrylic :
Kelebihan :
Dimensi stabil
Reparasi mudah
33
Page 34
Pembuatan dengan waktu yang singkat
Harga murah
Fleksibelitas tinggi
Kekurangan :
Biokompatibilitas rendah
Mudah patah / kekuatannya kurang
Warna kurang estetik
12. Manipulasi self cure acrylic :
O Monomer dan polimer digabungkan (masukkan polimer terlebih dahulu setelah
itu monomernya).
O Biarkan polimer meresap ke monomer dan diamkan hingga tercapai fase dough
13. Sesuai skenario, alasan dokter gigi menggunakan self cure acrylic sebagai bahan
reparasi gigi tiruan yang patah karena dapat diselesaikan dalam waktu singkat dan
self cure acrylic berpolimerisasi dengan temperatur ruang. Jika menggunakan resin
akrilik yang polimerisasi dengan panas atau sinar harus ditempatkan secara berurutan
dalam rendaman air dan ruang sinar. Panas yang diberikan oleh rendaman air dan
ruang sinar sering kali menyebabkan pelepasan tekanan dan kerusakan dari segmen
basis protesa yang sebelumnya telah terpolimerisasi.
34
Page 35
DAFTAR PUSTAKA
1. Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10.
Jakarta: EGC, 2003.
2. Rachmadi, Priyawan. Buku Petunjuk Praktikum Blok 4 Bahan Kedokteran Gigi.
Program Studi Kedokteran gigi Universitas Lambung Mangkurat
3. Rahmawan, Dzanuar. Gigi Tiruan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember,
3010.
4. Combe, EC.1992.Sari Dental Material. penerjemah : slamat tarigan. Jakarta : Balai
Pustaka.
5. Powers JM, Wataha JC. Dental Materials Properties and Manipulation. 9th Ed.
Missouri : Mosby Elsevier , 2008 .
6. Barbosa DB, de Souza RF, Pero AC, et al. Flexural Strength of Acrylic Resins
Polymerized by Different Cycles. J Appl Oral Sci 2007; 15(5): 424 – 8
7. O’Brien dan Gunnar Ryge.1985. An Outline of Dental Materials and Their Selection.
9th edition. Philadelphia USA : W.B Saunders Company.
35