Top Banner
SKENARIO 2 Seorang anak laki-laki berumur 3 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan utama berak-berak. Keluhan ini dialami sejak 2 hari yang lalu dengan frekuensi hingga 8x dalam sehari dan disertai riwayat muntah 2 kali. Satu minggu sebelumnya anak tidak pernah BAB. Perut anak tampak buncit, BB: 10 kg, suhu tubuh 38,0 0 C, denyut nadi 90X/menit. KATA/PROBLEM KUNCI - Anak laki-laki 3 tahun - Keluhan utma beak-berak sejak 2 hari yang lalu, dengan frekuensi hingga 8x/hari - Riwayat muntah 2 kali - 1 minggu sebelumnya anak tidak pernah BAB - Perut tampak buncit - BB: 10 kg S : 38,0 o C N : 90x/menit KLARIFIKASI KATA KUNCI DS DO Klien mengeluh berak-berak sejak 2 hari yang lalu dengan frekuensi hingga 8x/menit Perut tampak buncit Riwayat muntah 2 kali TTV: S= 38,0 o C N= 90x/menit 1 minggu sebelumnya anak tidak pernah BAB BB=10 kg
58

Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Jul 11, 2016

Download

Documents

GASTRO
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

SKENARIO 2

Seorang anak laki-laki berumur 3 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan utama berak-berak. Keluhan ini dialami sejak 2 hari yang lalu dengan frekuensi hingga 8x dalam sehari dan disertai riwayat muntah 2 kali. Satu minggu sebelumnya anak tidak pernah BAB. Perut anak tampak buncit, BB: 10 kg, suhu tubuh 38,00C, denyut nadi 90X/menit.

KATA/PROBLEM KUNCI

- Anak laki-laki 3 tahun

- Keluhan utma beak-berak sejak 2 hari yang lalu, dengan frekuensi hingga 8x/hari

- Riwayat muntah 2 kali

- 1 minggu sebelumnya anak tidak pernah BAB

- Perut tampak buncit

- BB: 10 kg

S : 38,0o C

N : 90x/menit

KLARIFIKASI KATA KUNCI

DS DO

Klien mengeluh berak-berak sejak 2 hari yang

lalu dengan frekuensi hingga 8x/menit

Perut tampak buncit

Riwayat muntah 2 kali TTV: S= 38,0o C

N= 90x/menit

1 minggu sebelumnya anak tidak pernah BAB BB=10 kg

Page 2: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Sistem Gastrointestinal

Sistem Pencernaan Bawah Pada Anak

Penyakit yang Berhubungan dengan Berak-berak yaitu

Berak-berak

GastrointeritisPenyakit SeliakIntususepsiColitis ulseratif

DefinisiEtiologiManifestasi Klinik PatofisologiPemeriksaan fisik dan diagnosticKomplikasiASKEP

MIND MAP

PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

1. Jelaskan patomekanisme berak-berak !2. Jelaskan tanda dan gejala penyakit yang berhubungan dengan berak-berak !3. Jelaskan penyakit yang berhubungan dengan skenario !4. Jelaskan asuhan keperawatan yang berhubungan dengan skenario !

Page 3: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan patomekanisme berak-berak !Jawab:Definisi

Buang air besar (biasanya disingkat menjadi BAB) atau defekasi adalah suatu

tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran berupa tinja atau feses

melalui anus yang telah disimpan sementara dalam rectum, baik berbentuk padat atau

setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup. Lubang anus

terdiri atas otot sfingter yang berupa otot polos di bagian dalam dan otot lurik

dibagian bawah. Manusia dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu

hari atau satu kali dalam beberapa hari. Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan

yaitu hingga hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat berkali-kali

dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan tersebut diakibatkan oleh gaya hidup

yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih besar.

Mekanisme berak

Bila pergerakan massa mendorong feses masuk ke dalam rectum, segera

timbul keinginan untuk defekasi, termasuk refleks kontraksi rectum dan relaksasi

sfingter anus.

Pendorongan massa feses yang terus menerus melalui anus dicegah oleh

konstriksi tonik dari (1) sfingter ani internus, penebalan otot sirkular sepanjang

beberapa sentimeter yang terletak tepat di sebelah dalam anus, dan (2) sfingter ani

eksternus, yang terdiri dari otot lurik volunteer yang mengelilingi sfingter internus

dan meluas ke sebelah distal.

Refleks berakBiasanya, defekasi ditimbulkan oleh refleks defekasi. Satu dari

refles-refleks ini adalah Refleks Intrinsik yang diperantarai oleh sistem saraf enteric

setempat di dalam dinding rectum. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Bila feses

memasuki rectum, distensi dinding rectum menimbulkan sinyal-sinyal aferen yang

menyebar melalui pleksus mienterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltic di

dalam kolon desenden, sigmoid, dan rectum, mendorong feses kea rah anus. Sewaktu

gelombang peristaltic mendekati anus, sfingter ani eksternus juga dalam keadaan

Page 4: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

sadar, dan berelaksasi secara volunteer pada waktu yang bersamaan, terjadilah

defekasi.

Refleks defekasi mienterik intrinsic yang berfungsi dengan sendirinya secara

normal bersifat relative lemah. Agar menjadi efektif dalam menimbulkan defekasi,

refleks biasanya harus diperkuat oleh refleks defekasi jenis lain, yaitu refleks defekasi

parasimpatis yang melibatkan segmen sacral medulla spinalis. Bila ujung-ujung sraf

dalam rectum dirangsang, sinyal-sinyal dihantarkan pertama ke dalam medulla

spinalis dan kemudian secara refleks kembali ke kolon desenden, sigmoid, rectum

dan anus melalui serabut-serabut saraf parasimpatis dalam nervus pelvikus. Sinyal-

sinyal parasimpatis ini sangat memperkuat gelombang peristaltik dan juga

merelaksasikan sfingter ani internus, dengan demikian mengubah refleks defekasi

mienterik intrinsic dari suatu usaha yang lemah menjadi suatu proses defekasi yang

kuat, yang kadang efektif dalam mengosongkan usus besar sepanjang jalan dari

fleksura splenikus kolon sampai ke anus.

Sinyal-sinyal defekasi yang masuk ke medulla spinalis menimbulkan efek-

efek lain, seperti mengambil nafas dalam, penutupan glottis, dan kontraksi otot-otot

dinding abdomen untuk mendorong isi feses dari kolon turun ke bwah dan pada saat

yang bersamaan menyebabkan dasar pelvis mengalami relaksasi ke bawah dan

menarik ke luar cincin anus untuk mengeluarkan feses.

Bila keadaan memungkinkan untuk defekasi, refleks defekasi secara sadar

dapat diaktifkan dengan mengambil napas dalam untuk menggerakkan diafragma

turun ke bawah dan kemudian mengontraksikan otot-otot abdomen untuk

meningkatkan tekanan dalam abdomen, jadi mendorong isi feses ke dalam rectum

untuk menimbulkan refleks-refleks yang baru. Refleks-refleks yang ditimbulkan

dengan cara ini hampir tidak seefektif seperti refleks yang timbul secara alamiah,

karena alasan inilah orang yang terlalu sering mengambat refleks alamiahnya

cenderung mengalami konstipasi. Selama buang air besar, otot dada, diafragma, otot

dinding abdomen, dan diafragma pelvis  menekan saluran cerna. Pernapasan juga

akan terhenti sementara ketika paru-paru menekan diafragma dada ke bawah untuk

Page 5: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

memberi tekanan. Tekanan darah meningkat dan darah yang dipompa menuju jantung

meninggi.

Buang air besar dapat terjadi secara sadar dan tak sadar. Kehilangan kontrol

dapat terjadi karena cedera fisik (seperti cedera pada otot sphinkter anus), radang,

penyerapan air pada usus besar yang kurang (menyebabkan diare, kematian, dan

faktor faal dan saraf).

2. Jelaskan tanda dan gejala sistem gastrointestinal pada anak !Jawab:a. Diare

Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal

(lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi ( lebih dari 200 g/hari) dan

konsistensi (feses cair). Pada dasarnya semua diare adalah gangguan transportasi

larutan usus, adanya perpindahan air melalui membrane usus berlangsung secara

pasif dan hal ditentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif terutama

natrium, klorida, dan glukosa.

b. Konstipasi

Merupakan suatu gejala, bukan penyakit (toies et,al, 2008). Didefinisikan

konstipasi bersifat relative bergantung pada konsinsestensi feses, frekuensi buang

air besar (BAB) dengan disertai kelambatan pasase feses, dan kesulitan keluarnya

feses (Behrman, 1996). Anak normal yang hanya buang air besar 2-3 hari sekali

dengan konsistensi feses lunak tanpa disertai kesuliatan keluar tidak disebut

konstipasi; akan tetapi bila anak buang air besar 3 hari dengan konsistensi feses

keras dengan disertai kesulitan keluar, sebaiknya anak dianggap sebagai

konstipasi. Konstipasi dapat disebabkan karena defek pengisian ataupun

pengosongan di rectum.

c. Nyeri

Merupakan hal yang biasa, sebagai tanda dari kelainan dari saluran cerna,

dalam hal ini terutama nyeri perut.Persepsi serta lambung toleransi nyeri pada

mkasing-masing individu berbeda-beda. Anak dengan nyeri perut fungsional

(yaitu dengan penyebab organic yang tidak diketahui) mungkin sama tidak

Page 6: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

enaknya dengan nyeri organic. Factor penyebab nyeri secara umum sifat dan letak

lesi yang mendatangkan nyeri dapat ditentukan tanda-tanda klinis.

d. Disfagia

Gannguan motolitas primer yang menyebabkan rusaknya funsi peristaltic serta

disfagia, jarang terjadi pada anak.Disfagia adalah kesukaran untuk menelan, dapat

disebabkan karena infeksi seperti tonsillitis, faringitis, atau laryngitis.

e. Nausea

Nuasea (mual) dapat dijelaskan sebagai perasan yang tidak enak dibelakang

tenggorokan dan epigastrium, sering menyebabkan muntah.. Gejala dan tandai

mualseringkali adalah pucat, meningkatnya saliva, hendak muntah, hendak

pingsan, berkeringat, dan takikardia.

f. Muntah

Muntah didefinisikan sebagai penegluaran isi lambung (esophagus) melalui

mulut secara paksa (Ismail dan Wahyu, 1996). Muntah adalah proses refleks yang

sangat terkoordinasi yang mungkin didahului oleh peningkatan air liur dan dengan

muntah-muntah secara tidak sengaja. Muntah dimulai dengan penurunan

diafragma yang hebat dan kontraksi otot-otot perut dengan relaksasi dibagian

kardiak lambung, mekanisme tersebut secara aktif mendesak isi lambung kembali

ke esophagus.

g. Anoreksia

Pusat rasa lapar dan kenyang berada di hipotalamus. Pusat yang tampak

seperti saraf-saraf aferen dari saluran cerna ke pusat otak ini berfungsi penting

bagi penentu rasa mual (anoreksia) yang akan menjadi pertanda dari berbagai

penyakit lambung serta usus. Anoreksia dapat disebabkan karena kelainan

kebiasaan makan, gagguan psikologis, serta adanya penyakit tertentu. Cirri

anoreksia yang disebabkan karena kelainan kebiasaan makan antara lain memilih

makanan, selera anak beruabah-ubah. Anoreksia biasanya menimbulkan

kekuranagan gizi yang nyata.

h. Regurgitasi

Adalah gerakan isi lambung tanpa usaha ke dalam esophagus dan mulut.

i. Distensi abdomen dan massa di abdomen

Page 7: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Pembesaran perut dapat diakibatkan karena berkurangnya tonus otot dinding

perut atau bertambahnya isi cairan, gas, atau zat padat.Distensi abdomet tidak

hanya terjadi karena penyakit.Bayi yang menelan banyak udara selama menyusu

atau menelan udara saat menagis untuk waktu yang lama dapat mengakibatkan

distensi abdomen.

3. Jelaskan penyakit yang berhubungan dengan skenario !Jawab:a. Gastroentritis

Definisi

Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.

Etiologi

1. Faktor infeksia. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab

utama gastroenteritis, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).

b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan gastroenteritis seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

2. Faktor MalabsorbsiMalabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan

sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab gastroenteritis yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

3. Faktor MakananGastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun

dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.4. Faktor Psikologis

Page 8: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)

Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah:

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.

Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

Manifestasi Klinik

Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap atau berulang à panderita akan mengalami penurunan berat badan.

Berak kadang bercampur dengan darah. Tinja yang berbuih. Konsistensi tinja tampak berlendir. Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak. Penderita merasakan sekit perut. Rasa kembung. Kadang-kadang demam.

Pemeriksaan diagnostik

Page 9: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Pemeriksaan diagnostik pada klien dengan gastroenteritis :

1. Laboratoris (pemeriksaan darah)

Peningkatan LED (pada penyakit Chron dan kolitis). Anemia terjadi pada penyakit malabsorbsi. Di jumpai pula hipokalsemia dan avitaminosis D, peningkatan serum albumin, fosfatase alkali dan masa protrombin pada klien dengan malabsorbsi. Penuruna jumlah serum albumin pada klien penyakit chron.

2. Radiologis

- Barrium Foloow through à penyakit chron.

- Barrium enema skip lession, spasme pada sindroma kolon iritable.

3. Kolonoskopi

Pemeriksaan ini di anjurkan pada pasien yang menderita peradangan kolon.

Penatalaksanaan

a. Pemberian cairan.b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan

tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :1. Memberikan asi.2. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,

mineral dan makanan yang bersih.3. Obat-obatan.

Racecordil adalah Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan.

Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara emeperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus.

Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.

Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.

Page 10: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Keterangan:

Pemberian cairan,pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.

a. cairan per oral.Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan,atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

b. Cairan parenteralMengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

b. Penyakit seliak

Defenisi

Penyakit seliak ( Nontropical sprue, enteropati gluten, celiac prue ) merupakan suatu penyakit keturunan, dimana terjadi alergi karena intoleransi ,terhadap gluten ( sejenis protein ), yang menyebabkan perubahan dalam usus sehingga terjadi mallabsorbsi.

Etiologi

Penyakit seliak merupakan penyakit permanen yang bersifat jangka panjang. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit seliak, yaitu genetik, lingkungan, dan kepekaan terhadap gluten. Makanan yang mengandung bahan tersebut adalah roti, biskuit, pasta, saos, dan sebagainya. Proses terjadinya kelainan ini adalah adanya autoantibodi terhadap gluten yang dapat mengganggu permukaan usus halus. Gangguan ini menyebabkan lapisan usus yang berjonjot-jonjot menjadi rata. Permukaan yang rata ini kurang mampu mencerna dan menyerapan makanan pada penderita penyakit seliak. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses terjadinya penyakit ini diantaranya faktor genetik, faktor lingkungan, dan faktor imunitas saluran cerna. Faktor genetik yang telah diidentifikasi adalah protein HLA-DQ2 dan HLA-DQ8 yang merupakan produk dari gen HLA. Faktor lingkungan yang berpengaruh adalah pemberian ASI eksklusif, pemberian diet gluten terlalu dini atau terlalu banyak dalam pemberian diet gluten dan infeksi rotavirus saluran cerna pada usia bayi muda.

Page 11: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Berbagai faktor inilah yang ikut menentukan mengapa gejala klinis pada penderita berbeda dan dangat bervariasi (Fadhli, 2010).

Patofisiologi

Penyakit seliak disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara sistem kekebalan tubuh, diet gluten, dan genetik dari individu. Respon imun terhadap gluten dapat ditemukan dalam gandum dan gandum hitam yang dapat menyebabkan kerusakan pada usus halus. Masuknya gluten ke dalam saluran pencernaan akan menyebabkan reaksi autoimun (menyerang sistem kekebalan sendiri) yang merusak lapisan pelindung dinding usus. Kerusakan ini menyebabkan lapisan usus yang berjonjot-jonjot menjadi rata sehingga kurang mampu menyerap nutrisi makanan, yang akhirnya berakibat pada malnutrisi. Jika alergi gluten disebabkan oleh reaksi antibodi IgE, penyakit seliak disebabkan oleh reaksi antibodi IgA dan IgG.

Beberapa literatur menjelaskan tentang susunan genetik individu dengan penyakit seliak. Hampir semua pasien dengan penyakit seliak memiliki gen yang berpasangan dari antigen leukosit manusia (HLA) varian gen atau alel, HLA-DQ2 atau HLA-DQ8. Alel yang umum, muncul sekitar 40% dari populasi di Amerika (Gainer, 2011).

Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik

1. gejala tampak pada anak sebelum mencapai usia 2 tahun yaitu setelah pemberian makanan tambahan (sekitar 4-6 bulan).

2. anak mengalami gagal tumbuh yang progresif sejak saat pengenalan makanan padat yang mengandung gluten.

3. pubertas terlambat.4. malabsorbsi terlihat saat saat anak mengalami gagal tumbuh dan pubertas

yang terlambat (Hull dan Johnston, 2008).5. Diare.6. perut kembung yang terasa sakit.7. sering rewel.8. nyeri perut.9. sulit makan.10. sering buang angin.11. produksi tinja yang banyak, berlemak, pucat, dan sangat berbau busuk serta

bila disiram di dalam kloset terdapat bentukan benda padat yang melayang.

Dicurigai, suatu penyakit seliak bila anak tampak pucat, bokongnya datar dan perutnya buncit meskipun makannya benar, terutama jika ada riwayat penyakit ini dalam keluarga.

Page 12: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen dapat membantu memperkuat diagnosis . Kadang dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengukur penyerapan xilosa, suatu gula sederhana.

Diagnosis juga diperkuat dengan melakukan biopsi usus halus, yang permukaannya yang mendatar dan pemeriksaan diulan setelah makanan yang mengandung gluten dihentikan.

Manifestasi klinik

Gluten mutlak harus dihindari karena dengan hanya makan sedikit gluten saja sudah menimbulkan keluhan . Sebaiknya penderita berkonsultasi pada seorang ahli gizi untuk mengetahui makannan apa saja yang dapat dimakannya, sebab gluten juga terdapat pada roti-rotian , yang terbuat dari terigu ataupun gandum hitam.

Kadang anak-anak cukup serius menderita penyakit ini pada saat pertama kali di diagnosis, membutuhkan makanan yang diberikan melalui infuse secara berkala . Tetapi hal ini juga jarang terjadi pada orang dewasa.

Sebagian penderita memberikan respon yang buruk atau gejalanya akan muncul lagi. Hal ini bisa terjadi karena didiagnosis yang salah satunya karena kelainan ini sudah masuk kedalam fase yang tidak memberikan respon.

Bila hal ini terjadi maka diberikan kortikosteroid seperti Hydrocortisone, prednisolone, methylprednisolone, prednisone, dexamethasone, betamethasone.

Pemberian makanan yang tidak mengandung gluten akan memperbaiki prognosis penyakit ini pada anak-anak maupun dewasa. Tetapi penyakit ini bisa berakibat fatal terutama jika terjadi pada dewasa. Sebagian kecil penyakit seliak pada dewasa berkembang menjadi limfoma usus.

Penatalaksanaan

Tidak ada obat untuk penyakit celiac , satu-satunya pengobatan adalah diet bebas gluten . Pasien penyakit celiac bervariasi dalam toleransi mereka terhadap gluten - beberapa pasien dapat menelan sejumlah kecil gluten tanpa gejala berkembang , sementara yang lain mengalami diare besar dengan hanya jumlah menit gluten . Pengobatan standar panggilan untuk menghindari lengkap gluten seumur hidup. Prinsip-prinsip diet bebas gluten termasuk:

1. Hindari semua makanan yang terbuat dari gandum , rye , dan barley . Contohnya adalah roti, sereal, pasta, biskuit, kue, kue, cookies, dan gravies.

Page 13: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

2. Hindari gandum . Beberapa pasien dengan penyakit celiac dapat mentolerir oats dalam diet . Tapi keamanan jangka panjang dari oats pada pasien penyakit celiac tidak diketahui , dan beberapa persiapan oat dapat terkontaminasi dengan gandum . Oleh karena itu, mungkin lebih baik untuk menghindari oats setidaknya selama pengobatan awal dengan diet bebas gluten . Setelah penyakit ini dalam remisi dengan diet bebas gluten yang ketat dimungkinkan untuk memperkenalkan sejumlah kecil gandum dalam diet di bawah pengawasan medis.

3. Perhatikan makanan olahan yang mungkin mengandung gluten. Tepung terigu merupakan bahan umum di banyak makanan olahan. Contoh makanan yang mungkin mengandung gluten termasuk :

Sup kalengan Salad dressing Es Krim Permen bar Kopi instan Luncheon daging dan daging olahan atau kalengan Kecap dan mustard Yogurt Pasta

4. Waspadalah terhadap tablet, kapsul, dan persiapan vitamin yang mengandung gluten. Pati gandum biasanya digunakan sebagai bahan pengikat tablet dan kapsul. Gluten juga dapat ditemukan dalam banyak produk vitamin dan produk kosmetik seperti lipstick.

5. Hindari bir, tapi anggur, brendi , wiski , dan alkohol lainnya tanpa barley baik-baik saja di moderasi.

6. Hindari susu dan produk susu lainnya yang mengandung laktosa . Pasien yang tidak diobati dengan penyakit celiac sering tidak toleran laktosa . Dengan pengobatan yang berhasil , produk susu dapat kembali perlahan-lahan ke dalam diet nanti.

7. Konsultasikan ahli gizi dan masyarakat penyakit celiac nasional untuk daftar makanan bebas gluten. Baca label makanan dan produk sebelum membeli atau mengkonsumsi produk apapun. Hal ini diperlukan, karena produsen dapat mengubah bahan-bahan produk setiap saat. Sebuah produk yang bebas gluten di masa lalu sekarang mungkin mengandung gluten. Bahkan produk bermerek mungkin bebas gluten di satu negara namun mengandung gluten di negara lain. Jika salah satu tidak pasti setelah membaca label, hubungi produsen.

8. Karena orang-orang dengan penyakit celiac yang memiliki malabsorpsi parah dapat mengembangkan kekurangan vitamin dan mineral, suplemen vitamin dan mineral penting. Semua pasien harus mengambil multivitamin setiap hari. Pasien dengan anemia defisiensi besi harus diperlakukan dengan besi. Pasien

Page 14: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

dengan anemia karena folat atau B12 harus diperlakukan dengan asam folat dan B12. Pasien dengan ProTime abnormal harus diobati dengan vitamin K. Pasien dengan kadar kalsium darah yang rendah atau dengan osteoporosis harus diobati dengan suplemen kalsium dan vitamin D.

c. Intususepsi

Definisi

Intususepsi adalah invaginasi (telescoping) salah satu bagian usus ke

bagian usus lain, yang mengakibatkan obstruksi di bagian atas defek (Wong,

1996). Menurut bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia (1991), invaginasi terjadi bila sebagian segmen usus masuk ke bagian

distal.Intususepsi terjadi jika suatu bagian saluran cerna dimasuki oleh segmen

bagian bawahnya (Catzel, 1992).

Keadaan invaginasi usus paling sering ditemukan pada bayi yang mulai mendapat

makanan padat (weaning period) dan merupakan keadaan akut abdomen yang

memerlukan tindakan pembedahan.

Etiologi

Secara umum penyebab intususepsi tidak diketahui, akan tetapi pada anak-

anak yang masih muda inseden terbesar terjadi antara bulan ke-4 dan ke-8; hal ini

dapat terjadi karena pada usia tersebut terdapat kesempatan untuk mengonsumsi

diet lebih padat- yang akan mengubah peristaltik.

Terdapat hubungan dengan infeksi – infeksi virus adeno dan keadaan tersebut

dapat mempersulit gastroenteritis. Bercak – bercak peyeri yang banyak terdapat di

dalam ileum mungkin berhubungan dengan keadaan tersebut, bercak jaringan

limfoid yang membengkak dapat merangsang timbulnya gerakan peristaltic usus

dalam upaya untuk mengeluarkan massa tersebut sehingga menyebabkan

intususepsi. Pada puncak insidens penyakit ini, saluran cerna bayi juga mulai

diperkenalkan dengan bermacam bahan baru. Pada sekitar 5% penderita dapat

ditemukan penyebab – penyebab yang dikenali, seperti divertikulum meckeli

Page 15: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

terbalik, suatu polip usus, duplikasi atau limfosarkoma. Secara jarang, keadaan ini

akan mempersulit purpura Henoch – Schonlein dengan sutau hematom intramural

yang bertindak sebagai puncak dari intususepsi. Suatu intususepsi pasca

pembedahan jarang dapat didiagnosis, intususepsi – intususepsi ini bersifat

iloileal.

Manifestasi Klinik

Umumnya bayi dalam keadaan sehat dan gizi baik.Pada tahap awal

muncul gejala strangulasi berupa nyeri perut hebat yang tiba – tiba.Bayi menangis

kesakitan saat serangan dan kembali normal di antara serangan.Terdapat muntah

berisi makanan/minuman yang masuk dan keluarnya darah bercampur lendir (red

currant jelly) per rektum. Pada palpasi abdomen dapat teraba massa yang

umumnya berbentuk seperti pisang (silindris).

Dalam keadaan lanjut muncul tanda obstruksi usus, yaitu distensi

abdomen dan muntah hijau fekal, sedangkan massa intraabdomen sulit teraba lagi.

Bila invaginasi panjang hingga ke daerah rektum, pada pemeriksaan colok dubur

mungkin teraba ujung invaginat seperti porsio uterus, disebut pseudoporsio.Pada

sarung tangan terdapat lendir dan darah.

Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik

Beberapa hal yang mendasari diagnosis intususepsi antara lain :

Anamnesa:

Ras

Usia

riwayat penyakit intestinal

riwayat operasi

gejala diare atau muntah.

Pemeriksaan fisik:

Page 16: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Palpasi abdominal disertai rasa sakit dan adanya bentukan seperti sosis yang

merupakan loop usus yang menebal akibat intususepsi (terutama intususepsi

jejunojenjunal).

Dengan stetoskop, diperiksa suara normal dari usus yang berfungsi (bising usus).

Pada penyakit ini, bising usus mungkin terdengar sangat keras dan bernada tinggi,

atau mungkin tidak terdengar sama sekali.

Bila peritonitis terjadi karena adanya perforasi, penderita akan merasakan sakit

ketika dokter menekan perutnya dan nyerinya bertambah jika dokter mendadak

melepaskan tekanan tersebut.

Foto rontgen bisa menunjukan lingkaran usus yang melebar, yang menunjukkan

lokasi dari penyumbatan.

Foto rontgen juga bisa menunjukkan adanya udara di sekitar usus di dalam perut,

yang merupakan tanda adanya perforasi.

Radiografi:

dengan menggunakan media kontras bubur barium, terjadi daerah radiopaque

akibat akumulasi media kontras pada lumen intususeptum dan intususipien.

USG:

bentukan cincin hiperekogenik dan hipoekogenik akibat akumulasi cairan pada

proksimal intususepsi

Endoskopi:

terlihat invaginasi dari lumen intususipien

Pemeriksaan laboratoris:

bersifat pendukung, terjadi leukositosis akibat stress, kenaikan PCV, anemia

(Fossum, 2007).

Penatalaksanaan Farmakologi dan Non Farmakologi

Penatalaksanaan Farmakologi

a. rususitasi dengan cairan fisiologis intravena dengan pengosongan lambung

dengan pipa nasogastric

b. puasa untuk persiapan operasi

c. reduksi radiologic bila memungkinkan

d. reduksi operatif/reseksi

Page 17: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Operasi dilakukan jika anak tersebut memiliki tanda pelubang usus, jika enema

udara tidak berhasil dengan baik dalam memperbaiki intususepsi, atau jika anak

tersebut mengalami kondisi yang berulang. Pada kasus berulang, operasi

dilakukan tidak hanya untuk memperbaiki keadaan tersebut tetapi:juga untuk

melihat polip, tumor, atau kelainan yang bisa menjelaskan kenapa intususepsi

berulang.

Penatalaksanaan Non Farmakologi

Penurunan dari intususepsi dapat dilakukan dengan suntikan salin, udara, atau

barium ke dalam kolon.Metode ini tidak sering dikerjakan selama terdapat suatu

risiko perforasi, walaupun demikian, kecil dan tidak terdapat jaminan

penurunannya yang berhasil. Pendorongan dengan barium dapat berhasil bila

dilakukan dalam 24 jam setelah gejala-gejala pertama timbul.

Intususepsi

Invaginasi salah satu bagian dari usus ke

bagian lain

Peradangan

Edema

Gangguan aliran darah

“Currant jelly”feses

Halangan untuk bagian isi di luar cacat

Dua dinding usus menekan satu sama lain

Page 18: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

d.Colitis Ulteratif

Definisi

Kolitis ulserativa merupakan penyakit radang non spesifik kolon yang umumnya berlangsung lama disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti.Sakit abdomen, diare dan perdarahan rektum merupakan tanda dan gejala yang penting.Lesi utamanya berupa reaksi peradangan daerah subepitel yang timbul pada basis kriptus Lieberkuhn, yang akhirnya dapat menimbulkan pertukakan pada mukosa. Frekuensi penyakit paling banyak antara usia 20 -40 tahun, dan menyerang ke dua jenis kelamin sama banyak. Insiden kolitis ulserativa adalah sekitar 1 per 10.000 orang dewasa kulit putih per tahun.

Etiologi

Penyebab yang pasti belum diketahui

Faktor Risiko :

1. Genetikfaktor genetik tampaknya berperan dalam etiologi, karena terdapat hubungan familial.

2. Lingkungan3. PenyakitAutoimun

Autoimunnita berperan dalam patogenisis kolitis ulserativa.Antibodi antikolon telah ditemukan dalam serum penderita penyakit ini. Dalam biakan jaringan limfosit dari penderrita kolitis ulterativa merusak sel epitel pada kolon.Patofisiologis

Beberapa fakor yang dicurigai menjadi penyebab terjadinya colitis ulseratif diantaranya adalah :

a. hipersensitifitas terhadap faktor lingkungan dan makanan,

Pengurangan tekanan catat

atau bedah perbaikan

Nekrosis

Pendarahan

Perforasi

Peritonitis

Page 19: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

b. Interaksi imun tubuh dan bakteri yang tidak berhasil (awal dari terbentuknya ulkus),

c. Pernah mengalami perbaikan pembuluh darah, dan stress.

Manifestasi Klinis

Gejala yang sering timbul pada penyakit colitis ulseratif ini adalah :

a. Nyeri perutb. Diare berdarah, berlendir dan bernanahc. Anemiad. Turunnya berat badane. Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali sehari)f. Terdapat darah dan nanah dalam kotoran.g. Perdarahan rektum (anus).

Patofisiologi

Lesi patologis awal adalah terbatas pada lapisan mukosa dan terdiri atas pembentukan abses dalam kriptus.Pada permulaan penyakit, terjadi udema dan kongesti mukosa.Udema dapat mengakibatkan kerapuhan yang hebat sehingga terjadi perdarahan dari trauma yang ringan, seperti gesekan ringan pada permukaan.Pada stadium penyakit yang lebih lanjut, abses kriptus pecah melewati di dinding kriptus dan menyebar dalam lapisan mukosa, menimbulkan terowongan dalam mukosa.Mukosa kemudian terkelupas dalam lumen usus, meninggalkan daerah yang tidak diliputi mukosa (tukak). Pertukakan mula-mula tersebar dan dangkal, tetapi pada stadium lebih lanjut permukaan mukosa yang hilang luas sekali mengakibatkan banyak kehilangan jaringan, protein dan darah

Pada kondisi yang fisiologis system imun pada kolon melindungi mukosa kolon dari gesekan dengan feses saat akan defekasi, tetapi karena aktifitas imun yang berlebihan pada colitis maka system imunnya malah menyerang sel-sel dikolon sehingga menyebabkan terjadi ulkus.

Ulkus terjadi di sepanjang permukaan dalam (mukosa) kolon atau rectum yang menyebabkan darah keluar bersama feses. Darah yang keluar biasanya bewarna merah, karena darah ini tidak masuk dalam proses pencernaan tetapi darah yang berasal dari pembuluh darah didaerah kolon yang rusak akibat ulkus. Selain itu ulkus yang lama ini kemudian akan menyebabkan peradangan menahun sehingga terbentuk pula nanah (pus). Ulkus dapat terjadi pada semua bagian kolon baik, pada sekum, kolon ascenden, kolon transversum maupun kolon sigmoid.Akibat ulkus yang menahun maka terjadilah perubahan bentuk pada kolon baik secara mikroskopik ataupun makroskopik.

Page 20: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Pemeriksaan Penunjang

Untuk mengetahui pasti diagnosa penyakit ini adalah dengan cara melakukan beberapa test penunjang.Tes pertama yang dilakukan adalah anamnesis dan pemeriksaaan fisik tentunya, pada pemeriksaan fisik , periksalah kekauan dari otot-otot abdominal kemudian perhatikan apakah pasien demam dan dehidrasi jika ya, kemungkinan pasien mengalami gejala awal ulkus.

1. Pemeriksaan feses (berdarah, lendir dan nanah)2. Pada pemeriksaan laboratorium terlihat anemik dan malnutrisi

Pengobatan ditujukan untuk mengendalikan peradangan, mengurangi gejala dan mengganti cairan dan zat gizi yang hilang.Penderita sebaiknya menghindari buah dan sayuran mentah untuk mengurangi cedera fisik pada lapisan usus besar yang meradang. Diet bebas susu bisa mengurangi gejala. Penambahan zat besi bisa menyembuhkan anemia yang disebabkan oleh hilangnya darah dalam tinja.

4.Jelaskan asuhan keperawatan yang berhubungan dengan skenario !

Asuhan Keperawatan Gastroenteritis

Pengkajian Keperawatan

1. Dapatkan riwayat penyakit termasuk hal-hal berikut :a. Kemungkinan memakan makanan atau air terkontaminasib. Kemungkinan infeksi di tempat lain (misalnya pernapasan, infeksi saluran

kemih).2. Lakukan pengkajian fisik rutin3. Observasi adanya manifestasi gastroenteritis4. Kaji status dehidrasi5. Catat keluaran rectal yang meliputi jumlah, volume dan karakteristik6. Observasi dan catat adanya tanda-tanda yang berkaitan seperti tenesmus,

kram, dan muntah7. Bantu dengan prosedur diagnostic, misalnya tamping specimen sesuai

kebutuhan: feses untuk pH, berat jenis, frekuensi; urin tampak pH, berat jenis, frekuensi; HDL, elektrolit serum, kreatinin, dan BUN.

8. Identifikasi sumber infeksi misalnya periksa anggota rumah yang lain dan rujuk pada pengobatan bila indikasikan.

Diagnosis dan Intervensi Keperawatan

Page 21: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

1. Kurang volume cairan b.d kehilangan gastrointestinal berlebihan melalui feses atau emesis

Sasaran Anak menunjukkan tanda-tanda rehidrasi dan mempertahankan hidrasi adekuat

Hasil yang diharapkanAnak menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat (uraikan)

Intervensi Beri larutan rehidrasi oral (LRO) untuk

rehidrasi dan penggantian kehilangan cairan melalui feses. Berikan LRO sedikit tapi sering, khususnya bila anak muntah, kecuali jika muntah hebat --- bukanlah kontraindikasi untuk penggunaan LRO

Beri agens antimikroba sesuai ketentuan untuk mengobati pathogen khusus yang mentebabkan kehilangan cairan berlebihan

Setelah rehidrasi, berikan diet regular pada anak sesuai toleransi karena penelitian menunjukkan pemberian ulang diet normal secara dini bersifat menguntungkan untuk menurunkan berat badan serta pemendekan durasi penyakit

Ganti LRO dengan cairan rendah natrium seperti air, ASI, formula bebas laktosa, atau formula yang mengandung setengah laktosa untuk mempertahankan terapi cairan

Pertahankanb pencatatan yang ketat terhadap masukan dan keluaran (urine, feses, dan emesis) untuk mengevalusi kefektifan intervensi

Pantau berat jenis urine setiap 8 jam atau sesuai indikasi untuk mengkaji hidrasi

Timbang berat badan anak untuk mengkaji dehidrasi

Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit, membrane mukosa, dan status mental setiap 4 jam atau sesuai indikasi untuk mengkaji hidrasi

Hindari masukan cairan seperti jus buah, minuman berkarbonat, dan gelatin karena cairan ini biasanya tinggi karbohidrat, rendah elektrolit, dan mempunyai osmolalitas tinggi

Instruksikan keluarga dalam memberikan terapi yang tepat,

Page 22: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

pemantauan masukan dan keluaran, dan mengkaji tanda-tanda dehidrasi untuk menjamin hasil yang optimum dan memperbaiki kepatuhan terhadap aturan terapeutik

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilangan cairan melalui diare. Masukan yang tidak adekuat

Sasaran Anak mengkonsumsi nutrisi adekuat untuk mempertahankan berat badan yang sesuai dengana

Hasil yang diharapkanAnak mengkonsumsi nutrisi yang ditentukan dan menunjukkan penambahan berat badan memuaskan

Intervensi Setelah rehidrasi, instruksikan ibu

melanjutkan pemberian ASI, karena hal ini cenderung mengurangi kehebatan dan durasi penyakit

Hindari pemberian diet pisang, beras, apel, dan roti panggang atau the, karena diet ini rendah energy dan protein, terlalu tinggi dalam karbohidrat, dan rendah elektrolit

Observasi dan catat respons terhadap pemberian makanan untuk mengkaji toleransi pemberian makanan

Instruksikan keluarga dalam memberikan diet yang tepat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap program teraupetik

Gali masalah dan prioritas anggota keluarga untuk memperbaiki kepatuhan terhadap program teraupetik

3. Risiko infeksi b.d mikroorganisme yang menembus gastrointestinal

Sasaran Anak (orang lain) tidak menunjukkan tanda infeksi gastrointestinal

Hasil yang diharapkanInfeksi tidak menyebar ke orang lain

Intervensi Lakukan implementasi isolasi terhadap

subtansi tubuh atau praktik pengendalian infeksi rumah sakit, termasuk pembuangan feses dan pencucian yang tepat, serta penanganan specimen yang tepat untuk mencegah penyebaran infeksi

Pertahankan mencuci tangan yang benar untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi

Pakaikan pokok dengan tepat untuk

Page 23: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

mengurangi kemungkinan risiko penyebaran infeksi

Gunakan pokok sekali pakai superabsorbent untuk menampung feses dan menurunkan kemungkinan terjadinya dermatitis popok

Upayakan mempertahankan bayi dan anak kecil dari menempatkan tangan dan objek pada area terkontaminasi

Ajarkan anak—bila---mungkin tindakan perlindungan untuk mencegah penyebaran infeksi seperti pencucian tangan setelah menggunakan toilet

Instruksikan anggota keluarga dan pengunjung dalam praktik isolasi, khususnya mencuci tangan untuk mengurangi risiko infeksi

4. Kerusakan integritas kulit b.d iritasi karena diareSasaranKulit anak tetap utuh

Hasil yang diharapkanAnak tidak mengalami bukti-bukti kerusakan kulit

Intervensi Ganti pokok dengan sering untuk

menjaga agar kulit tetap bersih dan kering

Bersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak nonalkalin dan air atau celupkan anak dalam bak untuk pembersihan yang lembut karena feses diare sangat mengiritasi kulit

Beri salep seperti seng oksida untuk melindungi kulit dari iritasi (tipe salep dapat bervariasi untuk setiap anak dan memerlukan periode percobaan)

Pajankan kulit utuhkemerahan dengan ringan pada udara, jika mungkin, untuk meningkatkan; berikan salep pelindung pada kulit yang sangat teriritasi atau kulit terekskoriasi untuk memudahkan penyembuhan

Hindari menggunakan tisu basah yang mengandung alcohol pada kulit terekskoriasi, karena akan menyebabkan rasa menyengat

Berikan obat anti jamur yang tepat untuk mengobati infeksi jamur kulit

Observasi bokong dan perineum akan

Page 24: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

adanya infeksi seperti candida, sehingga terapi yang tepat dapat dimulai

5. Cemas (takut) b.d perpisahan dengan orangtua, lingkungan tidak kenal, prosedur yang menimbulkan stress

Sasaran Anak menunjukkan tanda-tanda kenyamanan

hasil yang diharapkananak menunjukkan tanda-tanda stress fisik atau emosional yang minimal. Keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak mungkin

Intervensi Beri perawatan mulut dan empeng

untuk bayi untuk memberikan rasa nyaman

Dorong kunjungan dan partisipasi keluarga dalam perawatan sebanyak yang mampu dilakukan keluarga untuk mencegah stress yang berhubungan dengan perpisahan

Sentuh, gendong, dan bicara pada anak sebanyak mungkin untuk memberikan rasa nyaman dan menghilangkan stress

Beri stimulasi sensoris dan pengalihan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan kondisinya untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

6. Perubahan proses keluarga b.d krisis situasi kurang pengetahuan

SasaranKeluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya serta mampu memberikan perawatan

Hasil yang diharapkaKaluarga menunjukkan kemampuan untuk merawat anak, khususnya di rumah

Intervensi Berikan informasi pada keluarga

tentang penyakit anak dan tindakan teraupetik untuk mendorong kepatuhan terhadap program terapi, khususnya jika sudah berada di rumah

Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan pada anak

Izinkan anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak yang mereka inginkan untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga

Instruksikan keluarga mengenai tindakan untuk mencegah penyebaran infeksi

Atur perawatan kesehatan pascahospitalisasi untuk menjamin pengkajian dan pengobatan yang

Page 25: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

kontinu Rujuk keluarga pada lembaga

perawatan kesehatan komunitas untuk pengawasan perawatan di rumah secara kebutuhan

Askep Penyakit Seliak

Pengkajian keperawatan

1. Lakukan pengkajian rutin

2. Kaji riwayat kesehatan dengan cermat, khususnya mengenai kebiasaan

defekasi yang berhubungan dengan pemasukan

3. Observasi adanya menifestasi penyakit seliak

4. Diare mungkin akut atau terus menerus

5. Feses sering cair, pucat, dan berbau menyengat

6. Anoreksia

7. Nyeri abdomen

8. Distensi abdomen

9. Penyusun otot, khususnya pada bokong dan ekstremitas

10. Muntah

11. Anemia

12. Konstipasi

13. Perubahan perilaku umum: peka rangsang, rewel, apatis

14. Bantu dalam prosedur diagnostik dan pengkajian, misalnya penampungan

feses, antibodi IgG dan IgA serum.

Diagnosis dan Intervensi Keperawatan

1. Perubahan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan absorpsiSasaran

Anak menunjukkan tanda-tanda penurunan iritasi mukusa usus

Anak mengonsumsi nutrisi yang adekuat

Anak (keluarga) disiapkan

Hasil yang diharapkan Anak mengonsumsi

diet khusus dan tidak menunjukkan bukti-bukti inflamasi usus

Anak mengonsumsi diet yang ditentukan

Intervensi: Beri diet bebas gluten

untuk meningkatkan penyembuhan mukosa usus dan mencegah malabsorpsi.

Page 26: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

untuk kontrol diet terhadap penyakit sepanjang hidup.

Anak menunjukkan pertumbuhan yang tepat

Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang pembatasan diet (uraikan pembelajaran dan metode demonstrasi)

Anak dan keluarga mematuhi diet yang ditentukan

Anak dan keluarga menggunakan sumber-sumber yang tepat.

Hindari produk susu yang mengandung laktosa bila anak mengalami intoleransia laktosa (biasanya membaik bersamaan dengan sembuhnya mukosa usus)

Beri kortikosteroid, bila diresepkan, untuk menurunkan inflamasi usus berat.

Pantau karakteristik feses untuk mengkaji penurunan inflamasi usus setelah penghentian gluten

Beri diet yang ditentukan

Atur pertemuan dengan ahli diet untuk membantu memilih makanan yang sesuai dengan diet dan kesukaan anak

Beri suplemen vitamin yang dapat dicampur dengan air, asam folat, dan besi sesuai instruksi untuk pengobatan khusus

Pantau tinggi dan barat badan untuk mengkaji keadekuatan nutrisi

Kaji pemahaman anak dan keluarga tentang gangguan dan pengobatan untuk menjamin hasil yang optimal dan keamanan.

2. Resiko tinggi seliak behubungan dengan krisis seliakSasaran: anak tidak mengalami Hasil yang diharapkan Intervensi

Page 27: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

komplikasi karena krisi seliak Anak kembali dari kondisi krisis

Komplikasi di kenali dan perawatan yang tepat dilakukan

Pantau cairan intravena dengan ketat untuk mencegah dehidrasi atau overdehidrasi

Beri perawatan mulut selama periode puasa untuk meningkatkan rasa nyaman.

Observasi anak dengan ketat untuk tanda-tanda asidosis metabolik (kelemahan, peka rangsang, penurunan tingkat kesadaran,denyut jantung tidak teratur, kontrol otot buruk) karena kehilangan cairan usus.

Observasi anak dengan ketat untuk adanya tanda-tanda dehidrasi.

Pantau pengisapan nasogastrik dan catat drainase.

Observasi adanya tanda-tanda syok, sehingga pengobatan dapat dimulai secara dini.

Berikan steroid sesuai instruksi untuk menurunkan inflamasi, bila dihentikan dengan menurunkan dosis, observasi kembalinya tanda-tanda yang menunjukkan penyakit seliak.

Apabila di perlukan hiperalimentasi, observasi semua

Page 28: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

kewaspadaan untuk mencegah infeksi karena hal ini merupakan kemungkinan komplikasi.

3. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak dengan penyakit kronisSasaran

Keluarga menerima dukungan yang adekuat

Anak (keluarga) menunjukkan perilaku penyesuaian yang positif terhadap diagnosis

Anak (keluarga) menunjukkan pemahaman tentang gangguan

Anak (keluarga) mengalami penurunan rasa takut dan ansietas

Keluarga menunjukkan kemampuan untuk merawat anak

Keluarga menunjukkan perilaku adaptasi positif pada anak

Anak dan keluarga menunjukkan hubungan keluarga yang positif

Anak dan keluarga mendapat dukungan adekuat

Anak (keluarga) siap untuk perawatan di rumah.

Keluarga berpartisipasi dalam perawatan berkelanjutan pada anak, saudara kandung menunjukkan perilaku kedekatan positif dengan anak

Hasil yang diharapkan Orangtua

mengungkapkan perasaan dan masalah berkaitan dengan komplikasi penyakit

Keluarga mendemonstrasikan sikap penerimaan dan penyesuaian

Keluarga mendemonstrasikan pemahaman tentang penyakit (uraikan)

Anggota keluarga mendiskusikan rasa takut dan ke khawatiran mereka

Pasien (keluarga) mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya tentang kebutuhan khusus anak dan efeknya pada proses keluarga

Anggota keluarga menunjukkan sikap percaya diri pada kemampuan mereka dalam menghadapi masalah.

Keluarga menyusun sasaran realitis untuk diri mereka sendiri, anak, dan orang lain.

Keluarga menunjukkan perilaku positif yang

Intervensi Rujuk pada kelompok

pendukung dan lembaga-lembaga yang tepat.

Beri kesempatan pada keluarga untuk menyesuaikan diri pada penemuan diagnosis

Antisipasi reaksi berduka terhadap kehilangan anak yang sempurna karena hal ini biasanya terjadi dalam proses penyesuaian

Gali perasaan keluarga tentang anak dan kemampuan mereka untuk menghadapi gangguan.

Dorong keluarga untuk mengespresikan kekhawatiran mereka

Ulangi informasi sesering yang di butuhkan untuk menguatkan pemahaman keluar.

Bertindak sebagai model peran berkaitan dengan sikap dan perilaku terhadap anak.

Bantu keluarga untuk memahami gangguan,

Page 29: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

meningkatkan pertumbuhan.

terapi, dan implikasinya.

Kuatkan informasi yang diberikan oleh orang lain untuk meningkatkan pemahaman yang lebih baik.

Perjelas kesalahan konsep

Berikan informasi akurat dan perlahan pada keluarga agar dapat diserap dengan baik, karena informasi yang diberikan terlalu cepat tidak akan dapat dipelajari.

Diskusikan keuntungan dan keterbatasan rencana terapeutik

Dorong keluarga untuk menunjukkan pertanyaan dan mengekspresikan kekhawatirannya

Gali kekhawatiran dan perasaan luka, rasa bersalah, marah, kecewa, tidak adekuat, dan perasaan lainyang dialami keluarga.

Bantu keluarga membedakan antara rasa takut yang realistis dan tidak, bantu hilangkan rasa takut yang tidak realistis.

Asuhan Keperawatan Intususepsi

Page 30: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Pengkajian Keperawatan

1. Lakukan pengkajian fisik rutin.

2. Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat, terutama deskripsi keluarga

tentang gejala.

3. Observasi pola defekasi dan perilaku praoperasi dan pascaoperasi.

4. Observasi adanya manifestasi intususepsi sebagai berikut:

a. Nyeri abdomen akut tiba-tiba

b. Anak berteriak dan menarik lutut ke dada

c. Anak tampak normal dan nyaman selama interval di antara episode nyeri

d. Muntah

e. Letargi

f. Keluarganya feses seperti jeli merah (feses bercampur darah dan mukus)

g. Abdomen lunak (pada awal penyakit)

h. Nyeri tekan dan distensi abdomen (penyakit lanjut)

i. Massa berbentuk sosis yang dapat diraba di kuadran kanan atas

j. Kuadran kanan bawah kososng (tanda Dance)

k. Demam, prostrasi, dan tanda-tanda lain peritonitis

5. Observasi adanya manifestasi intususepsi yang lebih kronis

a. Diare

b. Anoreksia

c. Penurunan berat badan

d. Muntah (kadang-kadang)

e. Nyeri periodic

f. Nyeri tanpa gejala lain (pada anak yang lebih besar)

6. Bantu dengan produser diagnostic dan pengujian, misalnya radiografi

abdomen atau enema barium.

Diagnosis dan Intervensi Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan ivaginasi usus

Sasaran Hasilyang diharapkan Intervensi Rasional

Page 31: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Anak tidak

mengalami

nyeri atau nyeri

berkurang

sampai tingkat

yang dapat

diterima

Anak dan

keluarga

disiapkan untuk

pembedahan

atau koreksi

nonpembedahan

Anak tidak

menunjukkan

tanda-tanda

nyeri atau

ketidaknyam

anan

Anak dan

keluarga

menunjukkan

pemahaman

tentang terapi

yang

ditentukan

Kaji tingkat

nyeri.

Berikan

posisi

senyaman

mungkin.

Berikan

lingkungan

yang

nyaman.

Jelaskan

risiko

kekambuha

n pada

keluarga

sehingga

perhatian

Untuk

mengetahui

seberapa

berat rasa

nyeri yang

dirasakan dan

mengetahui

pemberian

terapi sesuia

indikasi.

Untuk

mengurangi

rasa nyeri dan

memberikan

kenyamanan.

Untuk

mendukung

tindakan yang

telah

diberikan

guna

mengurangi

rasa nyeri.

Agar dapat

dicegah

segera

mungkin.

Page 32: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

medis dapat

segera

dicari

2. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang mengalami gangguan

serius.

Sasaran Hasilyang

diharapkan

Intervensi Rasional

Keluarga

mendapat

dukungan

yang adekuat

Keluarga

menunjukka

n perilaku

yang

menunjukka

n perasaan

menghargai

diri sendiri

Keluarga

menggunaka

n layanan

pendukung

Tunjukkan sikap

perhatian dan

menghargai pada

anak dan keluarga

Dukung dan

tekankan kekuatan

dan kemampuan

keluarga

Berikan umpan

balik dan pujian.

Rujuk pada

professional untuk

dukungan

Sikap

perhatian dan

menghargai

sangat

penting dalam

menunjukkan

rasa peduli.

Supaya

kelurga yakin

dan percaya

diri.

Agar keluarga

mengetahui

salah dan baik

suatu

tindakan

mereka.

Setiap

manusia

memiliki

keyakinan

masing-

masing. Jika

Page 33: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

interpersonal

tambahan dan

konkret (misalnya

pelayanan social,

rohaniawan)

Mendengarkan

dengan minat saat

pasien.

kita lebih

mendekatkan

diri kepada-

Nya pasti kita

merasa lebih

nyaman.

Menyusun

contoh dan

memberikan

rasa

kompunen

danhrga diri,

dimana

pasien telah

mendengar

dan

meyelesaikan

nya.

3. Kelemahan otot abdomen berhubungan dengan nyeri tekan pada abdomen

Sasaran Hasil yang diharapakan

Intervensi Rasional

Menyatakan nyeri hilang.

Anjurkan pasien untuk meminta obat nyeri sebelum defekasi untuk memfasilitasi pengeluran feses tanpa nyeri.

Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya,

Agar nyeri tersebut berkurang dan tidak nyeri mengeluarkan feses.

Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada

Page 34: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

intensitas (skala 0-10).

Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.

harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelum dimana dapat membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya komplikasi.

Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.

INFORMASI TAMBAHAN

1. Jelaskan perbedaan Kolitis Ulseratif dengan Penyakit Crohn !

2. Jelaskan tentang sindrom Malasorbsi !

KLARIFIKASI INFORMASI PENTING

1. Perbedaan Kolitis Ulseratif dan Penyakit Crohn

Gambaran Karakteristik Kolitis Ulseratif Penyakit Crohn

Bagian usus yang terserang Mukosa dan submukosa Transmural

Respon peradangan

granulomatosa

Jarang Sering

Mengenai rectum 95% 50%

Mengenai usus halus Biasanya normal 80%

Mengenai kolon kanan Kadang-kadang terkena Sering terkena

Penyebaran lesi Menyeluruh sampai rektum Lesi “melompat” diskontinu

Massa peradangan Jarang Biasanya teraba

Diare Sering Sering

Page 35: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Perdarahan rectum Sering, terus menerus Jarang

Fistula interna Jarang Sering

Abses ani Jarang Sering

Fisula dan fistula anorektal Jarang Sering

Mukosa tampak seperti batu

koral (cobblestone)

Jarang (pseudopolip, granular,

kasar)

Sering

Megakolon toksik Kadang-kadang Jarang

Potensi menjadi ganas Tinggi setelah 10 tahun Rendah

Manifestasi

ekstragastrointestinal (missal,

arthritis,keterlibatan mata dan

kulit, dsb)

Kadang-kadang Lebih jarang daripada colitis

ulseratif

Striktur Kadang-kadang, ringan Sering

Jari tabuh Jarang Sering

Frekuensi relative Tiga hingga empat kali lebih

sering daripada penyakit

Crohn

Sering

Bersifat familiar dan terkait Ya Ya

Autoantibody Sering Tidak ditemukan

2. Sindrom Malasorbsi

Sindrom malabsorpsi adalah suatu kondisi di mana nutrisi termasuk karbohidrat, protein,

lemak, air, elektrolit, mineral, dan vitamin yang tidak efektif diserap oleh mukosa usus,

mengakibatkan ekskresi pada tinja. Sindrom malabsorpsi disebabkan oleh berbagai gangguan

usus.

Penyakit usus kecil sering disertai dengan malabsorpsi. Selain itu, medis dan pembedahan

dapat mengakibatkan malabsorpsi jika mempengaruhi pencernaan atau mukosa usus. Penyakit

utama dari mukosa usus kecil, seperti sariawan usus, enteritis regional (penyakit Crohns), dan

infeksi akut dapat menyebabkan malabsorpsi. Mungkin juga hasil dari maldigesti, suatu situasi di

mana chyme tidak adekuat  untuk mengabsorpsi.

Page 36: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Terlepas dari penyebabnya, sindroma malabsorpsi dicirikan oleh manifestasi umum akibat

gangguan penyerapan nutrisi chyme. Dominan lokal atau manifestasi gastrointestinal termasuk

anoreksia; perut kembung, diare dengankehilangan, besar, tinja berbau busuk dan steatorrhea

(lemak tinja). Penurunan berat badan, kelemahan, malaise umum, kejang otot, nyeri tulang,

perdarahan, dan anemia sering terjadi manifestasi sistemik malabsorpsi. Manifestasi ini adalah

hasil dari malnutrisi dan kehilangan cairan akibat penyerapan yang buruk. Klasifikasi

malabsorbsi terjadi karena:

a. Biokimia atau defisiensi enzim

b. Proliferasi bakteri

c. Perpecahan mukosa usus kecil

d. Gangguan limfatik dan sirkulasi vaskuler

e. Kehilangan area permukaan

Tiga gangguan malabsorpsi umum pada orang dewasa adalah sariawan, laktosa intoleransi,

dan sindrom usus pendek. Intoleransi laktosa adalah kelainan malabsorbsi yang paling umum,

diikuti oleh peradangan usus, nontropical (celiac), sariawan tropikal, dan cystic fibrosis.

LAPORAN DISKUSI

Pertemuan I: Selasa, 3 Agustus 2013 membahas klarifikasi kata kunci, tpik tree, pertanyaan

penting

Pertemuan II: Rabu, 4 Agustus 2013 membahas jawaban penting, informasi tambahan, dan

klarifikasi informasi tambahan

Pertemuan III: Kamis, 5 Agustus 2013 tutorial mandiri

DAFTAR PUSTAKA

Page 37: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

Suratun & Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatn Klien Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Trans

Info Media.

Sylvia & Lorrane. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Volume 1 Edisi 6.

Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith.M, 2011, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Diagnosis NANDA,

Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC, Edisi 9, EGC, Jakarta.

Arif & Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Tugas Kelompok 3Tutor : Dr. Elly L Sjattar, S.Kp, M.Kes

Page 38: Makalah Skenario 2 Modul Berak-berak

SISTEM GASTROINTESTINAL

MODUL BERAK-BERAK

Disusun Oleh :

1. Nawir 7. Rina Yuliana Hakim

2. Gita Tombe 8. Sukma Rahayu

3. Novitasari 9. Sri Handayani Nober

4. Nurul Asmi 10. Susilawati

5. Nurfadillah 11. Alivia Anggreani

6. Arbatasiah

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2013