This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH SKENARIO 1
“ Bayi Tidak Dapat Menghisap Susu dan Sering Tersedak”
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkat taufik dan rahmat-Nya kami
selaku kelompok empat dalam diskusi tutorial dapat menyelesaikan makalah tutorial skenario
1 yang berjudul “Bayi Tidak Dapat Menghisap Susu dan Sering Tersedak” tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat sebagai bahan pembelajaran, kedokteran gigi Universitas
Lambung Mangkurat tahun ajaran 2015 diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam
pembelajaran selanjutnya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepadadrg.Gunawan Oentaryo yang telah membimbing kami dalam diskusi tutorial hingga penyusunan makalah
inidan juga kepada semua pihak yang terlibat.Kami sangat menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna, oleh karena itusaran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan makalah lain di kemudian hari.Apabila
ada kesalahan dan kekurangan pada makalah ini kami mohon maaf. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.
Banjarmasin, Oktober 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Identifikasi Masalah1. Apaakibat yang akanditimbulkanapabilabayitidaksegeraditangani ?2. Apasajafungsidariobturator ?3. Apanama lain daricelahpalatum ?4. Apasajaindikasidankontraindikasidariobturator ?5. Apasajakaidahpersyaratanoperasi yang dimaksuddalamscenario ?6. Apaetiologicelahpalatum ?
Apa hubungan tersedaknya bayi dengan celah palatum?7. Apa saja bahan-bahan dari obturator?8. Apa saja klasifikasi celah pada langit-langit?9. Usiaberapa agar memnuhisyaratoprasi?10.Apa saja komplikasi pasca oprasi dan perawatan pasca bedah?11.Apa saja tipe dari obturator?
1.2 Klarifikasi Masalah1. Akibatnya nutrisibayiakanberkurang,psikologisorangtuaburuk2. Alat untuk menutup celah langit-langit untuk membantu bayi tidak
tersedak kalau minum susu3. cleft palate ataupalatoschisis4. SB5. role over ten6. Faktor herediter, faktor lingkungan7. Denganadanyakeberadaancelahmembuatkemampuanbayiuntukmenutupro
nggamulutdanmenciptakanisapantidakmemadasehinggabayitidakmampumenarikcairankedalammulutsecaraefisien. Yang mengakibatcairanbisamasukkedalamsistemrespirasidanituygmembuatnyatersedak
8. SB9. SB
10.Usia untuk oprasi (labioplasty) bayi umur 3 bulan yang telah memunuhi kaidah oparasi (role of tens). Stlah itu baru di lanjutkan ke tahap-tahap berikutny
1.4 Sasaran Belajar1. Definisi Cleft Palate 2. Etiologi celah palatum3. Klasifikasi Cleft Palate 4. Pencegahan Cleft Palate5. Definisi Obturator6. Fungsi dari obturator7. Apa saja bahan-bahan dari obturator8. Apa saja tipe dari obturator9. Indikasi dan kontraindikasi Obturator10.Penanganan Secara Operasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Cleft Palate
Celah palatum adalah celah pada palatum yang terjadi akibat kegagalan penyatuan palatum yang mempengaruhi baik jaringan lunak, komponen tulang bagian atas, alveolar ridge, serta palatum lunak dan palatum keras.
Cleft Palate dapat terjadi secara lengkap (dalam palatum keras, palatum lunak, dan juga gap pada rahang) dan tidak lengkap berupa (berupa lubang pada atap rongga mulut biasanya sebagai palatum lunak saja). Saat terjadi cleft palate, maka biasanya uvula akan terbagi. Hala ini terjadi oleh karena kegagalan fusi pada prosessus palatina lateralis, septum nasalis, dan prosessus palatina mediana (pembentukan palatum sekunder). Lubang pada atap rongga mulut disebabkan oleh karena adanya hubungan secara langsung antara rongga mulut dengan cavum nasi.
Akibat dari hubungan terbuka antara rongga mulut dan rongga hidung disebut sebagai Velopharingeal Inadequency (VPI). Oleh adanya gap tersebut, maka udara akan memasuki rongga hidung menyebabkan resonansi suatu hepernasal (Hypernasal voice resonance) dan emisi nasal. Efek sekunder dari VPI diantaranya ada kekacauan dalam berbicara (speech articulation errors). (Sloan,2006)
2.2 Etiologi Cleft Palate
Celah paltum merupakan hasil kegagalan proses penggabungan lempeng palatina lateral untuk bergabung satu sama lain, dengan septum nasal, atau dengan palatum primer. Celah bibir dan celah palatum dapat dibedakan berdasarkan abnormalitas kongenital dan keduanya sering terjadi secara bersamaan. (Bishara,2001)Perkembangan wajah dikoordinasikan oleh adanya suatu morfogenetik kompleks, ekspansi-proliferasi jaringan yang cepat, dan pengaruh genetik dan lingkungan kandungan ibu. Faktor-faktor tersebut merupakan suatu kondisi dimana rentan sekali terjadi malformasi fasial. Selama 6-8 minggu pertama kehamilan, terjadilah pembentukan kepala beserta 5 jaringan primitif, diantaranya :1. Satu dari puncak kepala hingga ke calon bibir bawah (Frontonasal Prominence). 2. Dua dari pipi, yang mempertemukan lobus pertama untuk membentuk bibir atas
(MaxilarnProminence).
3. Dua tambahan lobus yang hipoksia. Hasilnya adalah anak dari tikus tersebut mengalami cleft palate (Leonarz,2009).Pada manusia, kelainan cleft palate dan koengenital lainnya semenjak lahir telah
dihubungkan dengan maternal hipoksia yang disebabkan oleh merokok, alkohol, atau beberapa obat hipertensi. Faktor-faktor lingkungan yang masih dalam tahap penelitian diantaranya :faktor musim (seperti pada saat musim tanam dimana banyak penggunaan pestisida), nutrisi ibu dan intake vitamin, retinoid (anggota vitamin A), obat-obatan antikonvulsan, nitrat dan narkotika (Loenarz,2009).
FaktorHerideter
Sekitar 25% pasien yang menderita palatoschisis memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama. Orang tua dengan palatoschisis mempunyai resiko lebih tinggi untuk memiliki anak dengan palatoschisis.
Berdasarkan genetik (syndrom)
• Bisa terjadi karna ada kelainan gen dan kromosom contohnya,syndrom
• Pada syndrom genetik celah bibir dan langit-langit bilateral 2x lipat lebih banayk terjadi dari pada celah bibir dan langit-langit unilateral
• Syndrom genetik yg paling sering di kaitkan dengan celah langit-lnagit terisolasi adalah piere robin, sticklet,apert,dan syndrom crouzon
• FaktorLingkungan
Obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan, seperti fenitoin, retinoid (golongan vitamin A), dan steroid beresiko menimbulkan palatoschisis pada bayi. Infeksi selama kehamilan semester pertama seperti infeksi rubella dan cytomegalovirus, dihubungkan dengan terbentuknya celah. Alkohol, keadaan yang menyebabkan hipoksia, merokok, dan defisiensi makanan (seperti defisiensi asam folat) dapat menyebabkan palatoschisis.
Berdasarkan genetik (syndrom)
• Bisa terjadi karna ada kelainan gen dan kromosom contohnya,syndrom
• Pada syndrom genetik celah bibir dan langit-langit bilateral 2x lipat lebih banayk terjadi dari pada celah bibir dan langit-langit unilateral
• Syndrom genetik yg paling sering di kaitkan dengan celah langit-lnagit terisolasi adalah piere robin, sticklet,apert,dan syndrom crouzon
2.3. Klasifikasi Cleft Palate
Palatoschisis dapat berbentuk sebagai palatoschisis tanpa labioschisis atau disertai dengan labioschisis. Palatoschisis sendiri dapat diklasifikasikan lebih jauh sebagai celah hanya pada palatum molle, atau hanya berupa celah pada submukosa. Celah pada keseluruhan palatum terbagi atas dua yaitu komplit (total), yang mencakup palatum durum dan palatum molle, dimulai dari foramen insisivum ke posterior, dan inkomplit (subtotal). Palatoschisis juga dapat bersifat unilateral atau bilateral.
Veau membagi cleft menjadi 4 kategori yaitu :
• Cleft palatum molle
• Cleft palatum molle dan palatum durum
• Cleft lip dan palatum unilateral komplit
• Cleft lip dan palatum bilateral komplit
Menurut macamnya :
Congenital cleft palate : celah langit bawaan
Acquired cleft palate : celah langit yang didapat (trauma,penyakit/kanker)
Menurut derajatnya :
Complete cleft palate : celah langit-langit lengkap dimana kelainan yang terdapat di langit-langit juga lingir alveolar dan bibir terkena, baik unilateral maupun bilateral.
Incomplete cleft palate : celah langit-langit tidak lengkap dimana kelainan bentuk hanya terjadi pada palatum durum atau palatum molle.
KLASIFIKASI KERNAHAN
Berdasarkan pada embriologi yang pakai formaen incisibum sebagai batas yang memiskan celah pada palayum primer dari palatum sekunder. Klasifikasi ini menggunakan metode strip-y.
1. Tahap 1 Cheilonashoraphy Role over ten (hb>10gr%, usia>10mg dan BB>10 ponds
2. Tahap 2 palatoraphy Usia 10-18 bulan
3. Tahap 3 Speech theraphy Usia 2-4 tahun
4. Tahap 4 pharyngoplasty Usia 4-6 tahun
5. Tahap 5 Orthodonosia Usia 6-7 tahun
6. Tahap 6 Alveolar Bone Graft Usia 8-9 tahun
7. Tahap 7 Osteotomy LF I Usia 17 tahun
2.4. Pencegahan Cleft Palate
1. Konsultasi dengan ahli genetic untuk melihat adanya kemungkinan terjadinya kelainan yang sama pada anak berikutnya.
2. Jaga kesehatan saat hamil.3. Menghindari konsumsi minuman beralkohol.4. Konsumsi asam folat sebanyak 400 mikrogram tiap hari selama ulan sebelum
konsepsi dan selama 2 bulan pertama kehamilan dapat mengurangi resiko cleft lip dan cleft palate.
alat yang digunakan untuk menutup celah langitan, membantu dalam hal pemberian makanan, memperbaiki fungsi bicara sehingga dapat menghindari adanya bunyi sengau / desis, mempertahankan lebar lengkung maksila dan susunan gigi serta memperbaiki pertumbuhan langit-langit. Fungs lain alat adalah alat antiaspiratorion dan untuk mendapatkan bentuk palatum yang seperti normal agar lidah terbiasa pada posisi fisiologisnya.
2.6. Bahan Obturator
Silicon Titanium polimethylmetakrilat
2.7 Klasifikasi Obturator
Jenis obturator pada bayi yang dipakai adalah Prosthetic Feeding Aids.
Obturator terbagi menjadi :
Treatment obturator, yaitu obturator yang dibuat terlebih dahulu dan segera dipasang setelah tindakanoperasi.
Definitive obturator,yaitu obturator yang berbentuk gigi tiruan sebagian lepasan dibuat setelah proses penyembuhan.
Prosthetic feeding plate atau early maxillary orthopedics atau presurgical orthopaedic berfungsi mengurangi lebar celah alveolar dan palatum selain untuk fungsi mulut yaitu,makan.
Keuntungan prosthetic feeding aids :
Agar bayi dapat memperoleh nutrsi yang baik sehingga kesehatan dan pertumbuhan / perkembangan bayi dapat berjalan baik.
Sebagai alat bantu minum sehingga bayi tidak tersedak. Membuat kondisi optimal dari segmen rahang atas untuk berkembang dan tumbuh
Klasifikasi obturator berdasarkan pada tahap perawatannya :
Obturator selama pembedahan ( surgical obturator ) adalah suatu protesa sementara yang digunakan untuk menyembuhkan bagian palatum keras segera setelah operasi, kehilangan sebagian atau seluruh palatum keras atau struktur alveolar yang berdekatan.
Obturator interim adalah suatu protesa yang dibuat beberapa minggu atau bulan setelah pembedahan sebagian dari atau kedua belah maksila termasuk penggantian gigi didaerah yang mengalami kecacatan.
Oburator definitive adalah obturator permanen yang menggantikan sebagian atau seluruh rahang atas dan gigi-gigi yang hilang akibat pembedahan atau trauma dan akan dipergunakan pasien seterusnya.
2.8 Fungsi Obturator
1. Mengembalikan fungsi 2. Mengembalikan estetik, fonetik, dan fisiologis3. Memperbaiki dan mengembalikan kesehatan jaringan
2.9 Indikasi dan Kontraidikasi Obturator
Indikasi obturator
1. Keadaan kekurangan jaringan apabila masih terdapat pembukaan dibagian palatum2. Defek pada maksila karena maksilektomi3. Jaringan pendukung dalam kondisi sehat dan stabil4. Frekuensi karies rendah
Kontraindikasi obturator1. Frekuensi karies tinggi 2. Obturator imediet 3. Jaringan pendukung dalam kondisi tidak sehat & tidak stabil ( kusmiati,eti.2014)
2.10 Penanganan Secara Operasi
LABIOPLASTY
Di lakukan pada usia lebih dari 3bulan dan mengikuti ketentuan role of tens
Tujuannya untuk menciptakan bibir dan hidung yang sempurna dan simetris dengan jaringan parut yg minimal dan berfungsi dengan baik dengan mengurangi pengaruh oprasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan maksila
Keuntungan:
• mempertahankan cupid’s bow
• dapat di pakai untuk kasus celah bibir yang sangat lebar
• jarinagn yang di buang hanya sedikit
• nostril floor yang simetris
• jaringan parut yang halus
• fungsi dan bentuk bibir simetris
Kerugian:
• bulky/dropping pada bibir merah pada sisi celah/cleft slide
PALATOPLASTYDilakukan untuk memisahkan rongga mulut dan hidung , membentuk velovaringeal yang kedap air dan udara dan memperoleh tumbuh kembang maksiofacial yang lemah. Di lakukan sbelum usia 2 tahun.
Von langenbeck Palatoplasty
Teknik ini menggunakan muko periostealflap bipedikel pada palatum durum dan molle untuk menutup defek celah langit-langit
Keuntungan:
• teknik mudah di kerjakan
• waktu operasi cepat
Kerugian:
• tidak mampu memanjangkan palatum sampai ke posterior sehingga kemungkinan terjadinya velopharingeal incompetence lebih tinggi
• fungsi bicara tidak optimal
TEKNIK V-Y PUSHBECK(VEAU-WARDILL-KILNER)PALATOPLASTY
Keuntungan:
• memperpanjang palatum ke posterior
• meningkatkan fungsi bicara
Kekurangan:
• kemungkinan adanya timbul fistula di daerah palatum durum dan palatum molle karan mukoperiosteum yang tipis
• meninggalkan tulang terbuka/denuded bone yang lebar pada tepi lateral celah langit-langit.daerah ini kemudian membentuk jaringan parut yang berperan terhadap kontruksi lengkung maksila
• waktu opperasi yang lrbih lama
Teknik V-Y pushback(veau-wardill-kilner)partial split flap palatoplasty
• Palatoplasty yang di lakukan menggunakan teknik V-Y pushback dan partial split flap palatoplasty , adapun dplit flap palatoplasty yang bertujuan untuk tetap mempertahankan periostium di daerah flap sehingga tidak ada daerah tulang terbuka dengan bertujuan untuk menguarangi jaringan parut di daerah lateral insisi. Teknik ini termassuk teknik yang sering di gunakan.
Dampak celah bibir dan langitan(Anatomi facial yang terlibat)
1. Asupan makanan
Penderita biasanya akan kekurangan asupan makanan(berat badan di bawah normal)
2. Pendengaran
Ada pasien dengan celah yang melibatkan palatum durum dan palatum mole,otot tensor palatinii dari palatum mole berhubungan dengan tuba estachius.lemahnya aktifitas otot ini menyebabkan kurangnya drainase telinga tengah yang kemudian berakibat pada infeksi telinga tengah dan kada menyebabkan rusaknya gendang telinga
3. Fungsi Bicara
Hal ini diakibatkan velo pharingeal incompetence.bagian posterior palatum mole tidak mampu berkontak dengan posterior pharing untuk menutup oro naso faring sehingga suara yang di keluarkan sengau.
4. Kelainan dental
• Anodontial parietal
• Gigi supernumary
• Gigi kaninus impaksi
5. Kontriksi maksila
Serat sharpey yang timbul karena operasi palatoplasty dengan meninggalkan tulang terbuka menyebabkan kontriksi maksila
6. Masalah psikologis
Pasien dengan celah bibir dan celah langit-langit memiliki rasa percya diri yang rendah dan cenderung menutup diri dari pergaulan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Cleft palate atau celah palatum adalah celah pada palatum yang terjadi akibat kegagalan
dalam penyatuan palatum yang mempengaruhi baik jaringan lunak, komponen tulang bagian
atas, alveolar ridge , celah bisa melibatkan sisi lain dari palatum yaitu meluas juga kebagian
palatum keras dianterior mulut dan palatum lunak kearah tenggorokan.
•Cleft palate atau celah palatum disebabkan oleh faktor herideter dan faktor
lingkungan,penanganan cleft palate bisa menggunakan abturator yaitu suatu alat yang
digunakan untuk menutupi celah langit-langit untuk sementara waktu setelah itu bisa
dilakukannya operasi Labioplasty pada bayi berusia lebih dari 3 bulan dengan ketentuan role
of tens.
3.2 Saran
Sebaiknya mulai sekarang kita dapat melakukan pencegahan, untuk ibu - ibu yang sedang
mengalami masa kehamilan dapat menjaga nutrisi dari ibu untuk janin, menghindari
merokok, menghindari alkohol dan suplemen nutrisi yang cukup untuk ibu maupun bayi
selama proses kehamilan, untuk mencegah terjadinya cleft palate pada bayi.
2. Manickam, M.2011. FKG Universitas Sumatera Utara.Hal 8-11.3. Kusmiati,Eti.2014. Manfaat Pembuatan Feeding Aids Pada Bayi yang Menderita
Celah Bibir & Langit-Langit4. Gorlin Rj,cohen MM, hennekam RC. Syndromes off the head and neck oxford:
universty press;20105. Arbi,Teuku.2012.Evaluasi Labioplasty Cronin dan Palataloplasty Push Back Pada
Celah Bibir dan Langitan Lateral.Tesis FKG UI.Jakarta.Hal.12-136. Lisda Damayanti. Penanganan Bayi Celah Bibir dan Langit-Langit secara
Prostodontik (Penggunaan Prosthetic Feeding Aids. FKG UNPAD. 20097. Segar, Chandra.2011. Skripsi FKG Universitas Sumatera Utara. Hal.2-38. Sloan GM (2006). “Posterior pharyngeal flap and sphincter pharyngioplasty: the
state af the art”. Cleft PalateCraniofac. J. 37 (2): 112-22.9. Bishara,Samir E. 2010. Teks Book of Orthodontics.philadelphia : W.B. Saunders
Company.10.Loenarz, C.; Ge W., Coleman M. L, Rose N. R, Cooper C.D. O., Klose R. J.,
Ratcliffe P.J., Schofield, C. J. (2009). “PHF8, a gene associated with cleft lip/palate and metal retardation, encodes for and N (verepsilon) –dimethyl lysine dimethylase”. Hum Mol. Genet.
11.Synder HT, Biboul MJ, Pope AW (2005). Psychosical adjusment in adolescentt with craniofacial anomalies: a comprison of Prent and selfreports”. Cleft Palate Craniofac. J. 42 (5):548-55.
12.Dudas M, Li WY, Kim J,Yang A, Kaartinen V (2007). “Palatal fusion – where do the midline cell go? A Review on cleft palate, a major human birth defect”. Acta Histochem, 109 (1): 1-14.