Top Banner
MAKALAH SKENARIO 1 “ Bayi Tidak Dapat Menghisap Susu dan Sering Tersedak” TUTOR : drg. Gunawan Oentaryo DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 : NURIL FAJRIANI I1D114252 AFIFAH RAHMIATI I1D114251 SARI RAHMITA I1D114234 M. DENI RAHMAN I1D114228 PENIASI I1D114238 M. FAUZAN IHSAN I1D114241 DEISY FIRDA ANNISA I1D114263 ARIFANI SETYAWAN I1D114229 RABIATUL ADAWIYAH I1D114211 NADIA DEWI ASTUTI I1D114245 SITI FARIDA RIZKI A I1D114223 DAYANNE SEMBIRING I1D114203
23

Makalah Skenario 2 Drg Gun

Jul 09, 2016

Download

Documents

Nuril Fajriani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Skenario 2 Drg Gun

MAKALAH SKENARIO 1

“ Bayi Tidak Dapat Menghisap Susu dan Sering Tersedak”

TUTOR :

drg. Gunawan Oentaryo

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

NURIL FAJRIANI I1D114252AFIFAH RAHMIATI I1D114251SARI RAHMITA I1D114234M. DENI RAHMAN I1D114228PENIASI I1D114238M. FAUZAN IHSAN I1D114241DEISY FIRDA ANNISA I1D114263ARIFANI SETYAWAN I1D114229RABIATUL ADAWIYAH I1D114211NADIA DEWI ASTUTI I1D114245SITI FARIDA RIZKI A I1D114223DAYANNE SEMBIRING I1D114203

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

Page 2: Makalah Skenario 2 Drg Gun

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkat taufik dan rahmat-Nya kami

selaku kelompok empat dalam diskusi tutorial dapat menyelesaikan makalah tutorial skenario

1 yang berjudul “Bayi Tidak Dapat Menghisap Susu dan Sering Tersedak” tepat pada

waktunya. Makalah ini dibuat sebagai bahan pembelajaran, kedokteran gigi Universitas

Lambung Mangkurat tahun ajaran 2015 diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam

pembelajaran selanjutnya.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepadadrg.Gunawan Oentaryo yang telah membimbing kami dalam diskusi tutorial hingga penyusunan makalah

inidan juga kepada semua pihak yang terlibat.Kami sangat menyadari bahwa makalah ini

belum sempurna, oleh karena itusaran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun

sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan makalah lain di kemudian hari.Apabila

ada kesalahan dan kekurangan pada makalah ini kami mohon maaf. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.

Banjarmasin, Oktober 2015

Page 3: Makalah Skenario 2 Drg Gun

Penyusun

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... i

Daftar Isi ....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1Identifikasi Masalah................................................................................1

1.2 Klarifikasi Masalah...............................................................................1

1.3 ProblemTtree.........................................................................................2

1.4 Sasaran Belajar......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

ISI.................................................................................................................3

2.1 Pengertian cleft palate..........................................................................3

2.2 Etiologi cleft palate..............................................................................3

2.3 Klasifikasi Cleft Palate.........................................................................7

2.4 Pencegahan Cleft Palate.......................................................................9

2.5 Definisi Obturator...............................................................................10

2.6 Bahan Obturator.................................................................................10

2.7 Klasifikasi Obturator..........................................................................11

2.8 Fungsi Obturator...................................................................................11

2.9 Indikasi dan Kontraidikasi Obturator....................................................11

2.10 Penanganan Secara Operasi..................................................................11

BAB II PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................9

3.2 Saran.......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................10

Page 4: Makalah Skenario 2 Drg Gun

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Identifikasi Masalah1. Apaakibat yang akanditimbulkanapabilabayitidaksegeraditangani ?2. Apasajafungsidariobturator ?3. Apanama lain daricelahpalatum ?4. Apasajaindikasidankontraindikasidariobturator ?5. Apasajakaidahpersyaratanoperasi yang dimaksuddalamscenario ?6. Apaetiologicelahpalatum ?

Apa hubungan tersedaknya bayi dengan celah palatum?7. Apa saja bahan-bahan dari obturator?8. Apa saja klasifikasi celah pada langit-langit?9. Usiaberapa agar memnuhisyaratoprasi?10.Apa saja komplikasi pasca oprasi dan perawatan pasca bedah?11.Apa saja tipe dari obturator?

1.2 Klarifikasi Masalah1. Akibatnya nutrisibayiakanberkurang,psikologisorangtuaburuk2. Alat untuk menutup celah langit-langit untuk membantu bayi tidak

tersedak kalau minum susu3. cleft palate ataupalatoschisis4. SB5. role over ten6. Faktor herediter, faktor lingkungan7. Denganadanyakeberadaancelahmembuatkemampuanbayiuntukmenutupro

nggamulutdanmenciptakanisapantidakmemadasehinggabayitidakmampumenarikcairankedalammulutsecaraefisien. Yang mengakibatcairanbisamasukkedalamsistemrespirasidanituygmembuatnyatersedak

8. SB9. SB

Page 5: Makalah Skenario 2 Drg Gun

10.Usia untuk oprasi (labioplasty) bayi umur 3 bulan yang telah memunuhi kaidah oparasi (role of tens). Stlah itu baru di lanjutkan ke tahap-tahap berikutny

11.Perdarahan,Fistelpalatum,Midfaceabnormalities,MalposisiPremaksilar12.SB

1.3 Problem tree

1.4 Sasaran Belajar1. Definisi Cleft Palate 2. Etiologi celah palatum3. Klasifikasi Cleft Palate 4. Pencegahan Cleft Palate5. Definisi Obturator6. Fungsi dari obturator7. Apa saja bahan-bahan dari obturator8. Apa saja tipe dari obturator9. Indikasi dan kontraindikasi Obturator10.Penanganan Secara Operasi

Page 6: Makalah Skenario 2 Drg Gun

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Cleft Palate

Celah palatum adalah celah pada palatum yang terjadi akibat kegagalan penyatuan palatum yang mempengaruhi baik jaringan lunak, komponen tulang bagian atas, alveolar ridge, serta palatum lunak dan palatum keras.

Cleft Palate dapat terjadi secara lengkap (dalam palatum keras, palatum lunak, dan juga gap pada rahang) dan tidak lengkap berupa (berupa lubang pada atap rongga mulut biasanya sebagai palatum lunak saja). Saat terjadi cleft palate, maka biasanya uvula akan terbagi. Hala ini terjadi oleh karena kegagalan fusi pada prosessus palatina lateralis, septum nasalis, dan prosessus palatina mediana (pembentukan palatum sekunder). Lubang pada atap rongga mulut disebabkan oleh karena adanya hubungan secara langsung antara rongga mulut dengan cavum nasi.

Akibat dari hubungan terbuka antara rongga mulut dan rongga hidung disebut sebagai Velopharingeal Inadequency (VPI). Oleh adanya gap tersebut, maka udara akan memasuki rongga hidung menyebabkan resonansi suatu hepernasal (Hypernasal voice resonance) dan emisi nasal. Efek sekunder dari VPI diantaranya ada kekacauan dalam berbicara (speech articulation errors). (Sloan,2006)

2.2 Etiologi Cleft Palate

Celah paltum merupakan hasil kegagalan proses penggabungan lempeng palatina lateral untuk bergabung satu sama lain, dengan septum nasal, atau dengan palatum primer. Celah bibir dan celah palatum dapat dibedakan berdasarkan abnormalitas kongenital dan keduanya sering terjadi secara bersamaan. (Bishara,2001)Perkembangan wajah dikoordinasikan oleh adanya suatu morfogenetik kompleks, ekspansi-proliferasi jaringan yang cepat, dan pengaruh genetik dan lingkungan kandungan ibu. Faktor-faktor tersebut merupakan suatu kondisi dimana rentan sekali terjadi malformasi fasial. Selama 6-8 minggu pertama kehamilan, terjadilah pembentukan kepala beserta 5 jaringan primitif, diantaranya :1. Satu dari puncak kepala hingga ke calon bibir bawah (Frontonasal Prominence). 2. Dua dari pipi, yang mempertemukan lobus pertama untuk membentuk bibir atas

(MaxilarnProminence).

Page 7: Makalah Skenario 2 Drg Gun

3. Dua tambahan lobus yang hipoksia. Hasilnya adalah anak dari tikus tersebut mengalami cleft palate (Leonarz,2009).Pada manusia, kelainan cleft palate dan koengenital lainnya semenjak lahir telah

dihubungkan dengan maternal hipoksia yang disebabkan oleh merokok, alkohol, atau beberapa obat hipertensi. Faktor-faktor lingkungan yang masih dalam tahap penelitian diantaranya :faktor musim (seperti pada saat musim tanam dimana banyak penggunaan pestisida), nutrisi ibu dan intake vitamin, retinoid (anggota vitamin A), obat-obatan antikonvulsan, nitrat dan narkotika (Loenarz,2009).

FaktorHerideter

Sekitar 25% pasien yang menderita palatoschisis memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama. Orang tua dengan palatoschisis mempunyai resiko lebih tinggi untuk memiliki anak dengan palatoschisis.

Berdasarkan genetik (syndrom)

• Bisa terjadi karna ada kelainan gen dan kromosom contohnya,syndrom

• Pada syndrom genetik celah bibir dan langit-langit bilateral 2x lipat lebih banayk terjadi dari pada celah bibir dan langit-langit unilateral

• Syndrom genetik yg paling sering di kaitkan dengan celah langit-lnagit terisolasi adalah piere robin, sticklet,apert,dan syndrom crouzon

• FaktorLingkungan

Obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan, seperti fenitoin, retinoid (golongan vitamin A), dan steroid beresiko menimbulkan palatoschisis pada bayi. Infeksi selama kehamilan semester pertama seperti infeksi rubella dan cytomegalovirus, dihubungkan dengan terbentuknya celah. Alkohol, keadaan yang menyebabkan hipoksia, merokok, dan defisiensi makanan (seperti defisiensi asam folat) dapat menyebabkan palatoschisis.

Berdasarkan genetik (syndrom)

• Bisa terjadi karna ada kelainan gen dan kromosom contohnya,syndrom

• Pada syndrom genetik celah bibir dan langit-langit bilateral 2x lipat lebih banayk terjadi dari pada celah bibir dan langit-langit unilateral

• Syndrom genetik yg paling sering di kaitkan dengan celah langit-lnagit terisolasi adalah piere robin, sticklet,apert,dan syndrom crouzon

2.3. Klasifikasi Cleft Palate

Page 8: Makalah Skenario 2 Drg Gun

Palatoschisis dapat berbentuk sebagai palatoschisis tanpa labioschisis atau disertai dengan labioschisis. Palatoschisis sendiri dapat diklasifikasikan lebih jauh sebagai celah hanya pada palatum molle, atau hanya berupa celah pada submukosa. Celah pada keseluruhan palatum terbagi atas dua yaitu komplit (total), yang mencakup palatum durum dan palatum molle, dimulai dari foramen insisivum ke posterior, dan inkomplit (subtotal). Palatoschisis juga dapat bersifat unilateral atau bilateral.

Veau membagi cleft menjadi 4 kategori yaitu :

• Cleft palatum molle

• Cleft palatum molle dan palatum durum

• Cleft lip dan palatum unilateral komplit

• Cleft lip dan palatum bilateral komplit

Menurut macamnya :

Congenital cleft palate : celah langit bawaan

Acquired cleft palate : celah langit yang didapat (trauma,penyakit/kanker)

Menurut derajatnya :

Complete cleft palate : celah langit-langit lengkap dimana kelainan yang terdapat di langit-langit juga lingir alveolar dan bibir terkena, baik unilateral maupun bilateral.

Incomplete cleft palate : celah langit-langit tidak lengkap dimana kelainan bentuk hanya terjadi pada palatum durum atau palatum molle.

KLASIFIKASI KERNAHAN

Berdasarkan pada embriologi yang pakai formaen incisibum sebagai batas yang memiskan celah pada palayum primer dari palatum sekunder. Klasifikasi ini menggunakan metode strip-y. 

Page 9: Makalah Skenario 2 Drg Gun

1. Tahap 1 Cheilonashoraphy Role over ten (hb>10gr%, usia>10mg dan BB>10 ponds

2. Tahap 2 palatoraphy Usia 10-18 bulan

3. Tahap 3 Speech theraphy Usia 2-4 tahun

4. Tahap 4 pharyngoplasty Usia 4-6 tahun

5. Tahap 5 Orthodonosia Usia 6-7 tahun

6. Tahap 6 Alveolar Bone Graft Usia 8-9 tahun

7. Tahap 7 Osteotomy LF I Usia 17 tahun

Page 10: Makalah Skenario 2 Drg Gun

2.4. Pencegahan Cleft Palate

1. Konsultasi dengan ahli genetic untuk melihat adanya kemungkinan terjadinya kelainan yang sama pada anak berikutnya.

2. Jaga kesehatan saat hamil.3. Menghindari konsumsi minuman beralkohol.4. Konsumsi asam folat sebanyak 400 mikrogram tiap hari selama ulan sebelum

konsepsi dan selama 2 bulan pertama kehamilan dapat mengurangi resiko cleft lip dan cleft palate.

5. Hindari konsumsi obat-obatan (trice & filson,1995)

2.5. Definisi Obturator

alat yang digunakan untuk menutup celah langitan, membantu dalam hal pemberian makanan, memperbaiki fungsi bicara sehingga dapat menghindari adanya bunyi sengau / desis, mempertahankan lebar lengkung maksila dan susunan gigi serta memperbaiki pertumbuhan langit-langit. Fungs lain alat adalah alat antiaspiratorion dan untuk mendapatkan bentuk palatum yang seperti normal agar lidah terbiasa pada posisi fisiologisnya.

2.6. Bahan Obturator

Silicon Titanium polimethylmetakrilat

2.7 Klasifikasi Obturator

Jenis obturator pada bayi yang dipakai adalah Prosthetic Feeding Aids.

Obturator terbagi menjadi :

Treatment obturator, yaitu obturator yang dibuat terlebih dahulu dan segera dipasang setelah tindakanoperasi.

Definitive obturator,yaitu obturator yang berbentuk gigi tiruan sebagian lepasan dibuat setelah proses penyembuhan.

Prosthetic feeding plate atau early maxillary orthopedics atau presurgical orthopaedic berfungsi mengurangi lebar celah alveolar dan palatum selain untuk fungsi mulut yaitu,makan.

Keuntungan prosthetic feeding aids :

Agar bayi dapat memperoleh nutrsi yang baik sehingga kesehatan dan pertumbuhan / perkembangan bayi dapat berjalan baik.

Sebagai alat bantu minum sehingga bayi tidak tersedak. Membuat kondisi optimal dari segmen rahang atas untuk berkembang dan tumbuh

Page 11: Makalah Skenario 2 Drg Gun

Klasifikasi obturator berdasarkan pada tahap perawatannya :

Obturator selama pembedahan ( surgical obturator ) adalah suatu protesa sementara yang digunakan untuk menyembuhkan bagian palatum keras segera setelah operasi, kehilangan sebagian atau seluruh palatum keras atau struktur alveolar yang berdekatan.

Obturator interim adalah suatu protesa yang dibuat beberapa minggu atau bulan setelah pembedahan sebagian dari atau kedua belah maksila termasuk penggantian gigi didaerah yang mengalami kecacatan.

Oburator definitive adalah obturator permanen yang menggantikan sebagian atau seluruh rahang atas dan gigi-gigi yang hilang akibat pembedahan atau trauma dan akan dipergunakan pasien seterusnya.

2.8 Fungsi Obturator

1. Mengembalikan fungsi 2. Mengembalikan estetik, fonetik, dan fisiologis3. Memperbaiki dan mengembalikan kesehatan jaringan

2.9 Indikasi dan Kontraidikasi Obturator

Indikasi obturator

1. Keadaan kekurangan jaringan apabila masih terdapat pembukaan dibagian palatum2. Defek pada maksila karena maksilektomi3. Jaringan pendukung dalam kondisi sehat dan stabil4. Frekuensi karies rendah

Kontraindikasi obturator1. Frekuensi karies tinggi 2. Obturator imediet 3. Jaringan pendukung dalam kondisi tidak sehat & tidak stabil ( kusmiati,eti.2014)

2.10 Penanganan Secara Operasi

LABIOPLASTY

Di lakukan pada usia lebih dari 3bulan dan mengikuti ketentuan role of tens

Tujuannya untuk menciptakan bibir dan hidung yang sempurna dan simetris dengan jaringan parut yg minimal dan berfungsi dengan baik dengan mengurangi pengaruh oprasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan maksila

Keuntungan:

• mempertahankan cupid’s bow

Page 12: Makalah Skenario 2 Drg Gun

• dapat di pakai untuk kasus celah bibir yang sangat lebar

• jarinagn yang di buang hanya sedikit

• nostril floor yang simetris

• jaringan parut yang halus

• fungsi dan bentuk bibir simetris

Kerugian:

• bulky/dropping pada bibir merah pada sisi celah/cleft slide

PALATOPLASTYDilakukan untuk memisahkan rongga mulut dan hidung , membentuk velovaringeal yang kedap air dan udara dan memperoleh tumbuh kembang maksiofacial yang lemah. Di lakukan sbelum usia 2 tahun.

Von langenbeck Palatoplasty

Teknik ini menggunakan muko periostealflap bipedikel pada palatum durum dan molle untuk menutup defek celah langit-langit

Keuntungan:

• teknik mudah di kerjakan

• waktu operasi cepat

Kerugian:

• tidak mampu memanjangkan palatum sampai ke posterior sehingga kemungkinan terjadinya velopharingeal incompetence lebih tinggi

• fungsi bicara tidak optimal

Page 13: Makalah Skenario 2 Drg Gun

TEKNIK V-Y PUSHBECK(VEAU-WARDILL-KILNER)PALATOPLASTY

Page 14: Makalah Skenario 2 Drg Gun

Keuntungan:

• memperpanjang palatum ke posterior

• meningkatkan fungsi bicara

Kekurangan:

• kemungkinan adanya timbul fistula di daerah palatum durum dan palatum molle karan mukoperiosteum yang tipis

• meninggalkan tulang terbuka/denuded bone yang lebar pada tepi lateral celah langit-langit.daerah ini kemudian membentuk jaringan parut yang berperan terhadap kontruksi lengkung maksila

• waktu opperasi yang lrbih lama

Teknik V-Y pushback(veau-wardill-kilner)partial split flap palatoplasty

• Palatoplasty yang di lakukan menggunakan teknik V-Y pushback dan partial split flap palatoplasty , adapun dplit flap palatoplasty yang bertujuan untuk tetap mempertahankan periostium di daerah flap sehingga tidak ada daerah tulang terbuka dengan bertujuan untuk menguarangi jaringan parut di daerah lateral insisi. Teknik ini termassuk teknik yang sering di gunakan.

Dampak celah bibir dan langitan(Anatomi facial yang terlibat)

1. Asupan makanan

Penderita biasanya akan kekurangan asupan makanan(berat badan di bawah normal)

2. Pendengaran

Ada pasien dengan celah yang melibatkan palatum durum dan palatum mole,otot tensor palatinii dari palatum mole berhubungan dengan tuba estachius.lemahnya aktifitas otot ini menyebabkan kurangnya drainase telinga tengah yang kemudian berakibat pada infeksi telinga tengah dan kada menyebabkan rusaknya gendang telinga

3. Fungsi Bicara

Hal ini diakibatkan velo pharingeal incompetence.bagian posterior palatum mole tidak mampu berkontak dengan posterior pharing untuk menutup oro naso faring sehingga suara yang di keluarkan sengau.

4. Kelainan dental

• Anodontial parietal

• Gigi supernumary

• Gigi kaninus impaksi

Page 15: Makalah Skenario 2 Drg Gun

5. Kontriksi maksila

Serat sharpey yang timbul karena operasi palatoplasty dengan meninggalkan tulang terbuka menyebabkan kontriksi maksila

6. Masalah psikologis

Pasien dengan celah bibir dan celah langit-langit memiliki rasa percya diri yang rendah dan cenderung menutup diri dari pergaulan.

Page 16: Makalah Skenario 2 Drg Gun

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

• Cleft palate atau celah palatum adalah celah pada palatum yang terjadi akibat kegagalan

dalam penyatuan palatum yang mempengaruhi baik jaringan lunak, komponen tulang bagian

atas, alveolar ridge , celah bisa melibatkan sisi lain dari palatum yaitu meluas juga kebagian

palatum keras dianterior mulut dan palatum lunak kearah tenggorokan.

•Cleft palate atau celah palatum disebabkan oleh faktor herideter dan faktor

lingkungan,penanganan cleft palate bisa menggunakan abturator yaitu suatu alat yang

digunakan untuk menutupi celah langit-langit untuk sementara waktu setelah itu bisa

dilakukannya operasi Labioplasty pada bayi berusia lebih dari 3 bulan dengan ketentuan role

of tens.

3.2 Saran

Sebaiknya mulai sekarang kita dapat melakukan pencegahan, untuk ibu - ibu yang sedang

mengalami masa kehamilan dapat menjaga nutrisi dari ibu untuk janin, menghindari

merokok, menghindari alkohol dan suplemen nutrisi yang cukup untuk ibu maupun bayi

selama proses kehamilan, untuk mencegah terjadinya cleft palate pada bayi.

Page 17: Makalah Skenario 2 Drg Gun

DAFTAR PUSTAKA

1. Yuzuriha S, Mulliken JB (November 2008. “Minor-form, microform, and mini-microform cleft lip: anatomical features, operative techniques, and revisions”. Plast. Reconstr. Surg.122 (5): 1485–93)

2. Manickam, M.2011. FKG Universitas Sumatera Utara.Hal 8-11.3. Kusmiati,Eti.2014. Manfaat Pembuatan Feeding Aids Pada Bayi yang Menderita

Celah Bibir & Langit-Langit4. Gorlin Rj,cohen MM, hennekam RC. Syndromes off the head and neck oxford:

universty press;20105. Arbi,Teuku.2012.Evaluasi Labioplasty Cronin dan Palataloplasty Push Back Pada

Celah Bibir dan Langitan Lateral.Tesis FKG UI.Jakarta.Hal.12-136. Lisda Damayanti. Penanganan Bayi Celah Bibir dan Langit-Langit secara

Prostodontik (Penggunaan Prosthetic Feeding Aids. FKG UNPAD. 20097. Segar, Chandra.2011. Skripsi FKG Universitas Sumatera Utara. Hal.2-38. Sloan GM (2006). “Posterior pharyngeal flap and sphincter pharyngioplasty: the

state af the art”. Cleft PalateCraniofac. J. 37 (2): 112-22.9. Bishara,Samir E. 2010. Teks Book of Orthodontics.philadelphia : W.B. Saunders

Company.10.Loenarz, C.; Ge W., Coleman M. L, Rose N. R, Cooper C.D. O., Klose R. J.,

Ratcliffe P.J., Schofield, C. J. (2009). “PHF8, a gene associated with cleft lip/palate and metal retardation, encodes for and N (verepsilon) –dimethyl lysine dimethylase”. Hum Mol. Genet.

11.Synder HT, Biboul MJ, Pope AW (2005). Psychosical adjusment in adolescentt with craniofacial anomalies: a comprison of Prent and selfreports”. Cleft Palate Craniofac. J. 42 (5):548-55.

12.Dudas M, Li WY, Kim J,Yang A, Kaartinen V (2007). “Palatal fusion – where do the midline cell go? A Review on cleft palate, a major human birth defect”. Acta Histochem, 109 (1): 1-14.

Page 18: Makalah Skenario 2 Drg Gun