SKENARIO 1Bp Ilham, pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan
lalu lintas ditabrak pengendara sepeda motor lain, sempat sadar
sebelum dibawa ke rumah sakit 30 menit yang lalu, sekarang
penderita muntah dan kesadarannya menurun.
IIKata Kunci:1. MuntahMuntah adalah aktivitas mengeluarkan isi
perut melalui mulut yang disebabkan oleh kerja motorik dari saluran
pencernaan. Kemampuan untuk muntah dapat mempermudah pengeluaran
toksin dari perut. Penyebab muntah bisa karena :1). Penyakit
infeksi atau radang di saluran pencernaan atau di pusat
keseimbangan, 2). Penyakit-penyakit karena gangguan metabolisme
seperti kelainan metabolisme karbohidrat (galaktosemia dan
sebagainya), kelainan metabolisme asam amino/asam organic (misalnya
gangguan siklus urea dan fenilketonuria), 3). Gangguan pada system
syaraf (neurologic) bisa karena gangguan pada struktur (misalnya
hidrosefalus), adanya infeksi (misalnya meningitis dan
ensefalitis), maupun karena keracunan (misalnya keracunan syaraf
oleh asiodosis dan hasil samping metabolisme lainnya), juga karena
4). Kondisi fisiologis misalnya yang terjadi pada anak-anak yang
sedang mencari perhatian dari lingkungan sekitarnya dengan mengorek
kerongkongan dengan jari telunjuknya.
sumber: Mekanisme Muntah
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1787167-mekanisme-muntah/#ixzz1IeYx4gHJ/
2. Kesadaran menurunTingkat kesadaran adalah ukuran dari
kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan,
tingkat kesadaran dibedakan menjadi:1. Compos Mentis (conscious),
yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..2. Apatis, yaitu keadaan
kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya
acuh tak acuh.3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang,
tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi,
kadang berhayal.4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran
menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun
kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi
jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.5. Stupor (soporo
koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan,
tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon
kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil
terhadap cahaya).Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari
berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak
seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran
darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang
kepala.Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya
hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami
injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan
angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).Jadi sangat
penting dalam mengukur status neurologikal dan medis pasien.
Tingkat kesadaran ini bisa dijadikan salah satu bagian dari vital
sign.
Penyebab Penurunan KesadaranPenurunan tingkat kesadaran
mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat kesadaran dapat
menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia);
kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok); penyakit
metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis) ; pada
keadaan hipo atau hipernatremia ; dehidrasi; asidosis, alkalosis;
pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan: hipertermia, hipotermia;
peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor
otak); infeksi (encephalitis); epilepsi.Sumber:
http://nursingbegin.com/tag/tingkat-kesadaran/pkl.20.06WIB/5April2011
IIIPROBLEM1. Mengapa pasien mengalami muntah dan penurunan
kesadaran setelah kecelakaan?2. Bagaimana mendiagnosa cedera kepala
pada pasien kecelakaan?3. Bagaimana penatalaksanaan cedera
kepala?4. Bagaimana prognosisnya?
IVPEMBAHASANPada pasien kecelakaan dengan gejala mual, muntah
dan penurunan kesadaran perlu diwaspadai adanya cedera kepala yang
perlu segera ditangani. Pada pembahasan scenario 1 ini dibatasi
pada anatomi, fisiologi, patofisiologi dan patomekanisme cedera
kepala, penyebab, tipe-tipe cedera kepala, respon tubuh dan
gangguan terkait cedera kepala, gambaran klinis,serta riwayat dan
pemeriksaan fisik.A. Anatomi Kepala
Kulit Kepala Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut
SCALP yaitu; skin atau kulit, connective tissue atau jaringan
penyambung, aponeurosis atau galea aponeurotika, loose conective
tissue atau jaringan penunjang longgar dan pericranium. Kulit
kepala memiliki banyak pembuluh darah sehingga perdarahan akibat
laserasi kulit kepala akan menyebabkan banyak kehilangan darah,
terutama pada bayi dan anak-anak .Lapisan Kranium Tulang tengkorak
terdiri dari kubah (kalvaria) dan basis kranii. Tulang tengkorak
terdiri dari beberapa tulang yaitu frontal, parietal, temporal dan
oksipital. Kalvaria khususnya diregio temporal adalah tipis, namun
disini dilapisi oleh otot temporalis. Basis cranii berbentuk tidak
rata sehingga dapat melukai bagian dasar otak saat bergerak akibat
proses akselerasi dan deselerasi. Rongga tengkorak dasar dibagi
atas 3 fosa yaitu : fosa anterior tempat lobus frontalis, fosa
media tempat temporalis dan fosa posterior ruang bagi bagian bawah
batang otak dan serebelum. MeningenSelaput meningen menutupi
seluruh permukaan otak dan terdiri dari 3 lapisan yaitu :1. Dura
mater Dura mater secara konvensional terdiri atas dua lapisan yaitu
lapisan endosteal dan lapisan meningeal. Dura mater merupakan
selaput yang keras, terdiri atas jaringan ikat fibrisa yang melekat
erat pada permukaan dalam dari kranium. Karena tidak melekat pada
selaput arachnoid di bawahnya, maka terdapat suatu ruang potensial
(ruang subdura) yang terletak antara dura mater dan arachnoid,
dimana sering dijumpai perdarahan subdural. Pada cedera otak,
pembuluh-pembuluh vena yang berjalan pada permukaan otak menuju
sinus sagitalis superior di garis tengah atau disebut Bridging
Veins, dapat mengalami robekan dan menyebabkan perdarahan subdural.
Sinus sagitalis superior mengalirkan darah vena ke sinus
transversus dan sinus sigmoideus. Laserasi dari sinus-sinus ini
dapat mengakibatkan perdarahan hebat. Arteri-arteri meningea
terletak antara dura mater dan permukaan dalam dari kranium (ruang
epidural). Adanya fraktur dari tulang kepala dapat menyebabkan
laserasi pada arteri-arteri ini dan menyebabkan perdarahan
epidural. Yang paling sering mengalami cedera adalah arteri
meningea media yang terletak pada fosa temporalis (fosa media).
2. Selaput Arakhnoid Selaput arakhnoid merupakan lapisan yang
tipis dan tembus pandang. Selaput arakhnoid terletak antara pia
mater sebelah dalam dan dura mater sebelah luar yang meliputi otak.
Selaput ini dipisahkan dari dura mater oleh ruang potensial,
disebut spatium subdural dan dari pia mater oleh spatium
subarakhnoid yang terisi oleh liquor serebrospinalis. Perdarahan
sub arakhnoid umumnya disebabkan akibat cedera kepala.3. Pia mater
Pia mater melekat erat pada permukaan korteks serebri. Pia mater
adarah membrana vaskular yang dengan erat membungkus otak, meliputi
gyri dan masuk kedalam sulci yang paling dalam. Membrana ini
membungkus saraf otak dan menyatu dengan epineuriumnya.
Arteri-arteri yang masuk kedalam substansi otak juga diliputi oleh
pia mater.
Otak Otak merupakan suatu struktur gelatin yang mana berat pada
orang dewasa sekitar 14 kg. Otak terdiri dari beberapa bagian
yaitu; Proensefalon (otak depan) terdiri dari serebrum dan
diensefalon, mesensefalon (otak tengah) dan rhombensefalon (otak
belakang) terdiri dari pons, medula oblongata dan serebellum.
Fisura membagi otak menjadi beberapa lobus. Lobus frontal berkaitan
dengan fungsi emosi, fungsi motorik dan pusat ekspresi bicara.
Lobus parietal berhubungan dengan fungsi sensorik dan orientasi
ruang. Lobus temporal mengatur fungsi memori tertentu. Lobus
oksipital bertanggungjawab dalam proses penglihatan. Mesensefalon
dan pons bagian atas berisi sistem aktivasi retikular yang
berfungsi dalam kesadaran dan kewapadaan. Pada medula oblongata
terdapat pusat kardiorespiratorik. Serebellum bertanggungjawab
dalam fungsi koordinasi dan keseimbangan.Cairan serebrospinalis
Cairan serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh plexus khoroideus dengan
kecepatan produksi sebanyak 20 ml/jam. CSS mengalir dari dari
ventrikel lateral melalui foramen monro menuju ventrikel III,
akuaduktus dari sylvius menuju ventrikel IV. CSS akan direabsorbsi
ke dalam sirkulasi vena melalui granulasio arakhnoid yang terdapat
pada sinus sagitalis superior. Adanya darah dalam CSS dapat
menyumbat granulasio arakhnoid sehingga mengganggu penyerapan CSS
dan menyebabkan kenaikan takanan intrakranial. Angka rata-rata pada
kelompok populasi dewasa volume CSS sekitar 150 ml dan dihasilkan
sekitar 500 ml CSS per hari.
Tentorium Tentorium serebeli membagi rongga tengkorak menjadi
ruang supratentorial (terdiri dari fosa kranii anterior dan fosa
kranii media) dan ruang infratentorial (berisi fosa kranii
posterior).
Perdarahan OtakOtak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan
dua arteri vertebralis. Keempat arteri ini beranastomosis pada
permukaan inferior otak dan membentuk circulus Willisi. Vena-vena
otak tidak mempunyai jaringan otot didalam dindingnya yang sangat
tipis dan tidak mempunyai katup. Vena tersebut keluar dari otak dan
bermuara ke dalam sinus venosus cranialis.
B. Fisiologi KepalaTekanan intrakranial (TIK) dipengaruhi oleh
volume darah intrakranial, cairan secebrospinal dan parenkim otak.
Dalam keadaan normal TIK orang dewasa dalam posisi terlentang sama
dengan tekanan CSS yang diperoleh dari lumbal pungsi yaitu 4 10
mmHg. Kenaikan TIK dapat menurunkan perfusi otak dan menyebabkan
atau memperberat iskemia. Prognosis yang buruk terjadi pada
penderita dengan TIK lebih dari 20 mmHg, terutama bila menetap.
Pada saat cedera, segera terjadi massa seperti gumpalan darah dapat
terus bertambah sementara TIK masih dalam keadaan normal. Saat
pengaliran CSS dan darah intravaskuler mencapai titik dekompensasi
maka TIK secara cepat akan meningkat. Sebuah konsep sederhana dapat
menerangkan tentang dinamika TIK. Konsep utamanya adalah bahwa
volume intrakranial harus selalu konstan, konsep ini dikenal dengan
Doktrin Monro-Kellie.Otak memperoleh suplai darah yang besar yaitu
sekitar 800ml/min atau 16% dari cardiac output, untuk menyuplai
oksigen dan glukosa yang cukup (8). Aliran darah otak (ADO) normal
ke dalam otak pada orang dewasa antara 50-55 ml per 100 gram
jaringan otak per menit. Pada anak, ADO bisa lebih besar tergantung
pada usainya. ADO dapat menurun 50% dalam 6-12 jam pertama sejak
cedera pada keadaan cedera otak berat dan koma. ADO akan meningkat
dalam 2-3 hari berikutnya, tetapi pada penderita yang tetap koma
ADO tetap di bawah normal sampai beberapa hari atau minggu setelah
cedera. Mempertahankan tekanan perfusi otak/TPO (MAP-TIK) pada
level 60-70 mmHg sangat rirekomendasikan untuk meningkatkan
ADO.
C. Patomekanisme dan Patofisiologi Cedera KepalaCedera kepala
dapat terjadi akibat benturan langsung atau tanpa benturan langsung
pada kepala. Kelainan dapat berupa cedera otak fokal atau difus
dengan atau tanpa fraktur tulang tengkorak.Cedera fokal dapat
menyebabkan memar otak, hematom epidural, subdural dan
intraserebral. Cedera difus dapat mengakibatkan gangguan fungsi
saja, yaitu gegar otak atau cedera struktural yang difus.Dari
tempat benturan, gelombang kejut disebar ke seluruh arah. Gelombang
ini mengubah tekanan jaringan dan bila tekanan cukup besar, akan
terjadi kerusakan jaringan otak di tempat benturan yang disebut
coup atau ditempat yang berseberangan dengan benturan (contra
coup).Mekanisme Cedera Pada Head Injury meliputi: AkselerasiJika
benda bergerak membentur kepala yang diam, misalnya pada orang yang
diam kemudian dipukul atau telempar batu. DeselerasiJika kepala
bergerak membentur benda yang diam, misalnya pada saat kepala
terbentur. DeformitasPerubahan atau kerusakan pada bagian tubuh
yang terjadi akibat trauma, misalnya adanya fraktur kepala,
kompresi, ketegangan atau pemotongan pada jaringan otak.Pada saat
terjadinya deselerasi ada kemungkinan terjadi rotasi kepala
sehingga dapat menambah kerusakan. Mekanisme kerusakan kepala dapat
mengakibatkan kerusakan pada daerah dekat benturan (Coup) dan
kerusakan pada daerah yang berlawanan dengan benturan (Contra
coup).
Dipandang dari sudut waktu dan berat ringannya cedera otak yang
terjadi, proses cedera otak dibagi:1. Proses primerIni adalah
kerusakan otak tahap pertama yang diakibatkan oleh benturan/proses
mekanik yang membentur kepala. Derajat kerusakan tergantung pada
kuatnya benturan dan arahnya, kondisi kepala yang bergerak/diam,
percepatan dan perlambatan gerak kepala. Proses primer
mengakibatkan fraktur tengkorak, perdarahan segera dalam rongga
tengkorak/otak, robekan dan regangan serabut saraf dan kematian
langsung neuron pada daerah yang terkena.2. Proses
sekunderMerupakan tahap lanjutan dari kerusakan otak primer dan
timbul karena kerusakan primer membuka jalan untuk kerusakan
berantai karena berubahnya struktur anatomi maupun fungsional dari
otak misalnya meluasnya perdarahan, edema otak, kerusakan neuron
berlanjut, iskemia fokal/global otak, kejang, hipertermi. Insult
sekunder pada otak berakhir dengan kerusakan otak iskemik yang
dapat melalui beberapa proses:a. Kerusakan otak berlanjut
(progressive injury)Terjadi kerusakan berlanjut yang progresif
terlihat pada daerah otak yang rusak dan sekitarnya serta terdiri
dari 3 proses: o Proses kerusakan biokimia yang menghancurkan
sel-sel dansistokeletonnya. Kerusakan ini dapat berakibat:- Edema
sintotoksik karena kerusakan pompa natrium terutama pada dendrit
dan sel glia-Kerusakan membran dan sitoskeleton karena kerusakan
pada pompa kalsium mengenai semua jenis sel- Inhibisi dari sintesis
protein intraseluler o Kerusakan pada mikrosirkulasi seperti
vasoparisis, disfungsi membran kapiler disusul dengan edema
vasogenik. Pada mikrosirkulasi regional ini tampak pula sludging
dari sel-sel darah merah dan trombosit. Pada keadaan ini sawar
darah otak menjadi rusak. o Perluasan dari daerah hematoma dan
perdarahan petekial otak yang kemudian membengkak akibat proses
kompresi lokal dari hematoma dan multipetekial. Ini menyebabkan
kompresi dan bendungan pada pembuluh di sekitarnya yang pada
akhirnya menyebabkan peninggian tekanan intracranial.Telah
diketahui bahwa trauma otak primer menyebabkan depolarisasi
neuronal yang luas yang disertai dengan meningkatnya kalsium
intraseluler (Hays,5) dan meningkatnya kadar neurotransmitter
eksitatorik. Peningkatan dan kebocoran neurotransmitter eksitatorik
akan merangsang terjadinya delayed neuronal death. Selain itu
kerusakan dalam hemostasis ionik mengakibatkan meningkatnya kadar
kalsium (Ca) intraseluler serta ion natrium. Influks Ca ke dalam
sel disertai rusaknya sitoskeleton karena enzim fosfolipase dan
merangsang terlepasnya radikal bebas yang memperburuk dan merusak
integritas membran sel yang masih hidup.b. Insult otak sekunder
berlanjut (delayed secondary barin injury)Penyebab dari proses
inibisa intrakranial atau sistemik:o IntrakranialKarena peninggian
tekanan intrakranial (TIK) yang meningkat secara berangsur-angsur
dimana suatu saat mencapai titik toleransi maksimal dari otak
sehingga perfusi otak tidak cukup lagi untuk mempertahankan
integritas neuron disusul oleh hipoksia/hipoksemia otak dengan
kematian akibat herniasi, kenaikan TIK ini dapat juga akibat
hematom berlanjut misalnya pada hematoma epidural. Sebab TIK
lainnya adalah kejang yang dapat menyebabkan asidosis dan
vasospasme/vasoparalisis karena oksigen tidak mencukupio
SistemikPerubahan sistemik akansangat mempengaruhi TIK. Hipotensi
dapat menyebabkan penurunan tekanan perfusi otak berlanjut dengan
iskemia global. Penyebab gangguan sistemik ini disebut oleh Dearden
(1995) sebagai nine deadly Hs yaitu hipotensi , hipokapnia,
hiperglikemia, hiperkapnia, hiperpireksia, hipoksemia,
hipoglikemia, hiponatremia dan hipoproteinemia.Trauma yang mengenai
kepala, dapat diredam oleh rambut dan kulit kepala. Selanjutnya
bagian yang terberat dari benturan diteruskan ke tengkorak, yang
cukup mempunyai elastisitas hingga dapat mendatar, bila kepala
terbentur pada objek yang tumpul atau datar. Bila pendataran
tengkorak melebihi toleransi elastisitas, tulang akan patah/retak.
Hal ini dapat menyebabkan fraktur linear yang sederhana, meluas
dari pusat pukulan sampai ke basis. Benturan yang lebih hebat dapat
menyebabkan fraktur stellata dan bila lebih hebat lagi dapat
menyebabkan depresi fraktur.
Tipe-tipe dari fraktur tidak hanya tergantung dari kecepatan
pukulannya, tetapi yang lebih penting ditentukan oleh besar
permukaan objek yang mengenai tengkorak. Objek yang runcing dapat
menyebabkan perforasi pada tengkorak sedangkan objek yang lebih
besar dgnkecepatan yang sama menyebabkn depresi fraktur.
Jarang fraktur terjadi pada lawan dari tempat benturan.
Tengkorak bergerak lebih cepat dari otak bila terkena benturan.
Meskipun otak mengalami contusio pada tempat bawah benturan, tetapi
kerusakan lebih berat terjadi pada permukaan tengkorak yang kasar,
pada tonjolan-tonjolan tulang, crista galli, pada sayap sphenoid
mayor dan ospetrosus, seperti sering terlihat pada contusio pada
fossa anterior (frontal basal) dan fossa media (temporal basal).
Pada benturan didaerah frontal, otak bergerak dari anterior ke
posterior, sedangkan benturan pada daerah ocipital menyebabkan otak
bergerak sepanjang sumbu axis, sedangkan lateral impact menyebabkan
otak bergerak dari satu sisi ke sisi lain.
*Tanda panah menunjukkan tempat dan arah pukulan
D. Penyebab Cedera KepalaTrauma kepala adalah suatu trauma yang
mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang
terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung
pada kepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001)Head injury (cedera
kepala) : trauma yang mengenai otak yang disertai atau tanpa
disertai perdarahan interstitinal dalam substansi otak disebabkan
oleh kekuatan eksternal yang menimbulkan perubahan tingkat
kesadaran dan perubahan kemampuan kognitif, fungsi fisik, fungsi
tingkah laku, dan emosional.
Cedera kepala dapat disebabkan:1. Kecelakaan lalu lintas 2
Kecelakaan kerja 3. Trauma pada olah raga 4. Kejatuhan benda5. Luka
tembak E. Tipe-tipe cedera kepala
Fraktur TengkorakPukulan pada tengkorak menyebabkan fraktur jika
toleransi elastic dari tulang terlampaui. Fraktur kepala dapat
melukai jaringan pembuluh darah dan saraf-saraf dari otak, merobek
durameter yang mengakibatkan perembesan cairan serebrospinal,
dimana dapat membuka suatu jalan untuk terjadinya infeksi
intrakranial. Adapun macam-macam dari fraktur tengkorak adalah :1.
Fraktur Linear :Retak biasa pada hubungan tulang dan tidak merubah
hubungan dari kedua fragmen.2. Comminuted Fraktur :Patah tulang
tengkorak dengan multipel fragmen dengan fraktur yang multi
linear.3. Depressed Fraktur :Fragmen tulang melekuk kedalam.4.
Coumpound Fraktur :Fraktur tengkorak yang meliputi laserasi dari
kulit kepala, membran mukosa, sinus paranasal, mata, dan telinga
atau membran timpani.5. Fraktur dasar Tengkorak :Fraktur yang
terjadi pada dasar tengkorak, khususnya pada fossa anterior dan
tengah. Fraktur dapat dalam bentuk salah satu linear, comminuted
atau depressed. Sering menyebabkan rhinorrhea atau otorrhea. Cidera
SerebralCidera serebral meliputi:1. Komosio Serebri (geger otak)
:Gangguan fungsi neurologik ringan tanpa adanya kerusakan struktur
otak, terjadi hilangnya kesadaran kurang dari 10 menit atau tanpa
disertai amnesia, muntal, muntah, nyeri kepala. Biasanya dapat
kembali dalam bentuk normal.2. Kontusio Serebri (memar) :Benturan
menyebabkan perubahan dari struktur dari permukaan otak yang
mengakibatkan pendarahan dan kematian jaringan dengan atau tanpa
edema. Hilangnya kesadaran lebih dari 10 menit.3. Laserasio serebri
:Gangguan fungsi neurologik disertai kerusakan otak yang berat
dengan fraktur tengkorak terbuka. Massa otak terkelupas keluar dari
rongga kranial.4. Hematoma Epidural :Perdarahan yang menuju ke
ruang antar tengkorak dan durameter akibat laserasi dari arteri
meningea media. Hematoma ini disebabkan oleh karena ruptur sebuah
arteri meningen,biasanya berkaitan dengan fraktur tengkorak.5.
Hematoma Subdural :Kumpulan darah antara permukaan dalam durameter
dan araknoidmeter. Hematoma ini disebabkan oleh kerusakan vena
penghubung (Bridging veins) yang berjalan dari permukaan otak sinus
dura.6. Hematoma Intracerebral :Perdarahan yang menuju ke jaringan
serebral. Biasanya terjadi akibat cedera langsung dan sering
didapat pada lobus frontal atau temporal.7. Hematoma Subarachnoid
:Hematoma yang terjadi akibat trauma. Cedera saraf kranialisSaraf
cranial yang rentan terhadap cedera dengan fraktur tengkoran adalah
saraf olfaktorius, optikus, okulomotorius, troklearis, cabang
pertama dan kedua dari saraf trigeminalis, fasialis, dan
auditorius. Contohnya:1. Hilangnya daya pengecap (hilangnya
persepsi beraroma) timbul akibat pergeseran otak dan robeknya
filament saraf olfaktorius2. Cedera saraf okulomotorius menyebabkan
bola mata terdorong keluar denagn hilangnya gerakan adduksi dan
gerakan ventrikal dan dilatasi pupil terfiksasi.3. Cedera saraf
kranialis kedelapan denagn fraktur os petrosa menyebabkan hilangnya
pendengaran, vertigo, dan nistagmus segera setelah cedera.
Berdasarkan berat ringannyaBerdasarkan berat ringannya cidera
kepala terbagi 3 yaitu:1. Cedera kepala ringan :Jika GCS (Skala
Koma Glasgow) antara 15-13, dapat terjadi kehilangan kesadaran
kurang dari 30 menit, tidak terdapat fraktur tengkorak, kontusio
atau hematoma.a) Tidak kehilangan kesadaranb) Satu kali atau tidak
ada muntahc) Stabil dan sadard) Dapat mengalami luka lecet atau
laserasi di kulit kepalae) Pemeriksaan lainnya normal2. Cedera
kepala sedang :Jika nilai GCS antara 9-12, hilang kesadaran antara
30 menit sampai 24 jam, dapat disertai fraktur tengkorak,
disorientasi ringan.a) Kehilangan kesadaran singkat saat kejadianb)
Saat ini sadar atau berespon terhadap suara. Mungkin mengantukc)
Dua atau lebih episode muntahd) Sakit kepala persistene) Kejang
singkat (