This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BLOK FARMASI SAINS DAN INDUSTRI
SKENARIO 1
PRODUCT LIFE CYCLE
Disusun Oleh :Kelompok TUTORIAL F
ERVA TAMIA HERTANTI ANNA HANIFA MAGFIRAH SAMIRAN NANING NI’MAWATI MAHARANI ANASTASIA CWP. ANDHIKA DWI ANUGRAWATI M. ARIEF SEPTIAWAN DZAKI IFFATA NASTITI PRIHARDANI ALDI ASTRAYUDHA EGIE ANDIANTY
PROGRAM STUDI APOTEKERFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA
2015
LEARNING OUTCOME
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tugas pokok dari QA (Quality
Assurance), QC (Quality Control) dan R&D (Research and Development).
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui proses pengembangan produk (dari
proses praformulasi sampai registrasi obat).
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui proses validasi, metode analisis, dan
kualifikasi dalam proses produksi tablet.
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui uji stablitas berdasarkan ICH.
5. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui proses izin edar.
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tugas pokok dari QA (Quality
Assurance), QC (Quality Control) dan R&D (Research and Development).
a. Tugas Pokok Quality Assurance (QA)
1. Desain dan pengembangan obat dilakukan dengan cara yang memperhatikan
persyaratan CPOB.
2. Semua langkah produksi dan pengendalian diuraikan secara jelas dan CPOB
diterapkan.
3. Tanggung jawab manajerial diuraikan dengan jelas dalam uraian jabatan.
4. Pengaturan disiapkan untuk pembuatan pasokan dan penggunaan bahan awal
dan pengemas yang benar.
5. Validasi yang perlu dilakukan.
6. Pengkajian terhadap semua dokumen yang terkait dengan proses pengemasan
dan pengujian batch, dilakukan sebelum memberikan pengesahan pelulusan
untuk distribusi. Penilaian hendaklah meliputi semua faktor yang relevan
termasuk kondisi pembuatan, hasil pengujian atau pengawasan selama proses,
pengkajian dokumen produksi termasuk pengemasan, pengkajian
penyimpangan dari prosedur yang telah ditetapkan, pemenuhan persyaratan
dari spesifikasi produk jadi dan pemeriksaan produk dalam kemasan akhir.
7. Obat tidak dijual atau dipasok sebelum manager pemastian mutu menyatakan
bahwa tiap batch produksi dibuat dan dikendalikan sesuai dengan persyaratan
yang tercantum dalam izin edar serta peraturan lain yang berkaitan dengan
aspek produksi, pengawasan mutu dan pelulusan produk.
8. Tersedia pengaturan yang memadai untuk memastikan bahwa sedapat
mungkin produk disimpan, didistribusikan dan selanjutnya ditangani
sedemikian rupa agar mutu tetap dijaga selama masa edar/ simpan obat (Mirza
T, 2009).
b. Tugas Pokok Quality Control (QC)
1. Pelulusan dan pengujian terhadap material yang datang (raw material dan packaging material), produk ruahan dan produk jadi.
2. Memberikan persetujuan pemeriksaan (retesting) dan pengerjaan ulang (rework) suatu produk.
3. Melakukan pengawasan selama proses (in process controls) dan pemeriksaan laboratorium terhadap suatu batch obat telah dilaksanakan dan batch tersebut memenuhi spesifikasi.
4. Suatu batch obat memenuhi persyaratan mutunya selama waktu peredaran yang telah ditetapkan (Mirza T, 2009).
c. Tugas Pokok Research and Development (R and D)
1. Mengembangkan dan merencanakan formula baru.
2. Mengevaluasi dan memperbaiki formula yang sudah beredar kemudian
diinformasikan ke departemen QC dan produksi.
3. Bekerja sama dengan unit QC dalam menentukan standarisasi bahan baku,
kemasan dan obat jadi (Mirza T, 2009).
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui proses pengembangan produk (dari
proses praformulasi sampai registrasi obat)
A. Praformulasi
Praformulasi merupakan tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan
sediaan farmasi yang berpusatpada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat
mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.
Tujuan dilakukannya proses praformulasi :
1. Menggambarkan proses optimasi suatu obat melalui penentuan atau definisi
sifat-sifat fisika dan kimiayang dianggap penting dalam menyusun formulasi
sediaan yang stabil, efektif dan aman.
2. Data praformulasi akan sangat membantu dalam memberikan arah yang lebih
sesuai untuk membuat suatu rencana bentuk sediaan.
Berikut merupakan monografi dari bahan-bahan yang akan digunakan :
1. Dimenhidrinat
IDENTITAS SENYAWAa. Struktur
molekul
b. Rumus molekul
C17H21NO.C7H7ClN4O2
c. Bobot molekul
470.0
d. Pemerian Serbukhablur, putih, tidakberbaue. Sinonim Chloranautine, Dimenhidrinát, Dimenhidrinat,
Dimenhidrinatas,Dimenhidrinato, Dimenhydramina,
Dimenhydrinaatti, Dimenhydrinát, Dimenhydrinat,Diménhydrinate,Dimenhydrinatum,DiphenhydramineTeoclate, Diphenhydramine Theoclate. Thediphenhydramine salt of 8-chlorotheophylline
SIFAT FISIKO-KIMIA SENYAWAa. Titik lebur 102ºC - 106ºCb. pH 7,1 - 7,6c. Koefisien
partisi-
d. Stabilitas -e. Kelarutan Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan dalam
DATA FARMAKODINAMIK OBAT a. Indikasi Dimenhidrinat digunakan sebagai anti emeik pada pencegahan
dan pengobatan motion sickness, selain itu dapat digunakan sebagai pengobatan simptomatik pada mual dan vertigo yang disebabkan oleh penyakit meniere (kelainan pada salah satu telinga dalam) dan gangguan vestibular lainnya.
b. Mekanisme Mekanisme kerja dimenhidrinat belum diketahui secara jelas, namun dimenhidrinat mempunyai efek menekan fungsi hiperstimulasi labirin.
c. ESO Mengantuk, sakit kepala, penglihatan kabur, telinga berdenging, mulut dan saluran pernapasan kering.
d. Kontraindikasi Porfiria akut, serangan asma akut, bayi prematur, gagal jantung berat.
e. Interaksi Obat Dimenhidrinatdapat meningkatkan efek obat-obat penekan SSP (Sistem Saraf Pusat) termasuk alkohol, barbiturat, hipnotik, analgesik opioid, ansiolitik sedatif dan antipsikotik.
2. Manitol
IDENTITAS SENYAWAa. Struktur molekul
b. Rumus molekul C6H14O6
c. Bobot molekul 222.25
d. Pemerian Serbuk putih, tidak berbau, serbuk kristal. Memiliki rasa manis seperti glukosa, dengan tingkat kemanisan setengah dari sukrosa, dan terdapat sensasi dingin di mulut.
SIFAT FISIKO-KIMIA SENYAWAa. Titik lebur 166-168oCb. pKa 13.5 (pada 25 °C)c. Koefisien partisi -d. Stabilitas Mannitol stabil pada keadaan kering dan
dalam larutan air. Solusi dapat disterilkan dengan filtrasi atau dengan autoklaf. Dalam larutan, mannitol tidak boleh terkena dingin, asam atau alkali. Mannitol tidak mengalami reaksi Maillard
e. Kelarutan Mudah larut dalam air, larut dalm larutan basah, sukar larut dalam piridina, sangat sukar larut dalam ethanol, praktis tidak larut dalam eter
3. Krospovidon
IDENTITAS SENYAWAf. Struktur molekul
g. Rumus molekul (C6H9NO)nh. Bobot molekul >1 000 000i. Pemerian Serbuk berwarna putih sampai cream putih,
halus, bebas mengalir, praktis hambar, tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopis.
k. Fungsi DisintegrantI. SIFAT FISIKO-KIMIA SENYAWA
g. Titik lebur Meleleh pada150oCh. pH 5.0–8.0 (1% w/v)i. Koefisien partisi -j. Stabilitas crospovidone bersifat higroskopis, harus
disimpan dalam kedap udarakontainer di tempat yang sejuk dan kering.
k. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan beberapa pelarut organik umum.
l. Kerapatan 1.22 g/cm3
m. Inkompatibilitas Crospovidone kompatibel dengan bahan-bahan farmasi organik dan anorganik. Ketika terkena air dengan jumlah cukup besar, crospovidone dapat membentuk adduct molekul dengan beberapa bahan
n. Keamanan LD50 (tikus, IP): 12 g/kg.
4. Primojel
IDENTITAS SENYAWAa. Struktur molekul
b. Rumus molekul C24H44O6Nac. Bobot molekul 222.25d. Pemerian Serbuk atau granul, putih sampai krem;
higroskopik, tidak berbau, tidak berasa, butiran oval atau bulat, ukuran diameter granul 30–100 µm, dengan beberapa butiran bulat sebesar 10-35 µm
SIFAT FISIKO-KIMIA SENYAWAa. Titik lebur Tidak dapat meleleh, diperkirakan 200oCb. pH 3-5c. Koefisien partisi -d. Stabilitas Disimpan dalam wadah tertutup untuk
menghindari perubahan kelembaban dan suhu dimana dapat mengakibatkan caking. Sifat fisik sodium starch glycolate tetap tidak dapat berubah 3-5 tahun jika disimpan pada suhu dan kelembaban
e. Kelarutan Larut pada ethanol (95%), tidak larut pada air. Pada konsentrasi 2% w/v sodium starch glycolate terdispersi dalam air dingin dan mengendap dalam bentuk lapisan terhidrasi tinggi
5. Aspartam
IDENTITAS SENYAWAa. Struktur molekul
b. Rumus molekul C14H18N2O5
c. Bobot molekul 294.30d. Pemerian Seperti bubuk, berwarna putih krem,
berbentuk kristal, tidak berbau, rasa sangat manis.
e. Sinonim (3S)-3-Amino-4-[[(1S)-1-benzyl-2-methoxy-2-oxoethyl]amino]-4-oxobutanoic acid; 3-amino-N-(a-carboxyphenethyl)succinamicacid N-methyl ester; 3-amino-N-(a-methoxycarbonylphenethyl)-succinamic acid; APM; aspartamum; aspartyl phenylamine methylester; Canderel; E951; Equal; methyl N-L-a-aspartyl-L-phenylalaninate;NatraTaste; NutraSweet; Pal Sweet; Pal Sweet Diet; Sanecta;SC-18862; Tri-Sweet.
SIFAT FISIKO-KIMIA SENYAWAa. Titik lebur -b. pH 4.5–6.0c. Koefisien partisi -d. Stabilitas Paling stabil pada suasana asam lemah pada
suhu 25ºC, namun tidak stabil terhadap panas.
e. Kelarutan Aspartam mudah terlarut dalam air dan sedikit terlarut dalam alkohol dan tidak larut lemak atau minyak.
6. Magnesium stearat
IDENTITAS SENYAWAa. Struktur molekul
b. Rumus molekul [CH3(CH2)16COO]2Mgc. Bobot molekul 591.24
d. Pemerian Serbuk yang sangat halus; putih; licin dan mudah melekat pada kulit; bau lemah khas.
SIFAT FISIKO-KIMIA SENYAWAa. Titik lebur 117-150oCb. pH -c. Koefisien partisi -d. Stabilitas -e. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol
95% p, dan dalam eter, sedikit larut dalam benzene hangat dan etanol hangat
B. Produk Kompetitor dengan Zat Aktif yang sama
No NamaMerekdanpabrik BentukSediaan KekuatanSediaan Harga per Unit1. Antimab (Zenith
Pharmaceutical)Tablet 50 mg -
2. Antimo (Pharos Indonesia)
Tablet 50 mg Rp 5.000,- per strip (10
Tablet @ Rp 500.-)
3. Contramo (Erlimpex) Tablet 50 mg -4. Dramamine (Soho) Tablet 50 mg 50 mg x 10 x
10 RP 130.661.-
5. Dramasina (Soho / Searle Indonesia)
Tablet 50 mg 50 mg x 10 x 10 Rp
160.000,-
C. Sediaan Obat yang dirancang
1) Bentuk sediaan : Tablet Sublingual
2) Alasan pemilihan bentuk sediaan : Tablet dimenhidrinat dimodifikasi menjadi
tablet sublingual dimenhidrinat dengan alasan untuk menghindari first pass
metabolism sehingga ketersediaan hayatinya lebih banyak di dalam darah,
untuk mempercepat onset, dan tablet sublingual lebih cocok digunakan pada
pasien (pediatrik, geriatik, dan psikiatrik) yang susah menelan.
3) Kekuatan sediaan : 50 mg
4) Rencana nama merek : Drini Tablet Sublingual
5) Desain kemasan (gambar) : Lampiran
D. Formulasi Acuan Sediaan Tablet Dimenhidrinat
Nama Bahan Jumlah (mg)Dimenhidrinat 50Avicel PH101 50Laktosa 125Natrium croscarmelosa 2,29Furned silicon dioksida 1Asam stearat 0,50Magnesium stearat 0,50Total 230
E. Formula Modifikasi Tablet Sublingual Dimenhidrinat
Nama Bahan Jumlah (mg) FungsiDimenhidrinat 50 Zat aktifManitol 80 PengisiKrospovidon 3 Disintegran Primojel 6 Disintegran Amilum 4 PengikatAspartam 2 Pemanis Magnesium stearat 3 Lubrikan Talkum 2 Glidan Rasa (Strawberry) Secukupnya Perasa Total 150
F. Alat
1. Timbangan
2. Mesin kempa
3. Ayakan no. Mesh 60
4. Mixer
5. Wadah stainles
6. Jangka sorong
7. Alat hardness tester
8. Alat friabilator
9. Alat disintegrasi
10. Gelas beaker
11. Batang pengaduk
12. Spatula
13. Vakum
G. Perhitungan dan Penimbangan
Pada skala lab dibuat 300 tablet. Berikut merupakan perhitungan untuk penimbangan
pembuatan tablet pada skala lab :
Dimenhidrinat : 50 mg x 300 = 15000 mg
Manitol : 80 mg x 300 = 24000 mg
Krospovidon : 3 mg x 300 = 900 mg
Primojel : 6 mg x 300 = 1800 mg
Amilum : 4 mg x 300 = 1200 mg
Aspartam : 2 mg x 300 = 600 mg
Magnesium Stearat : 3 mg x 300 = 900 mg
Talkum : 2 mg x 300 = 600 mg
Rasa (Strawberry) : Secukupnya
H. Cara kerja
Semua bahan diayak menggunakan no mesh 60, ditimbang dan dicampur secara berurutan, setelah bercampur dikompresi menjadi tablet 150 mg dengan pengaturan diameter tablet 4 mm dan putaran rotary sebesar 12 station.
I. Skala pilot
Skala pilot merupakan pengembangan produk skala menengah menggunakan peralatan yang sesuai dengan jenis peralatan produksi; biasanya sampai ~ 20% skala produksi. Stabilitas dari zat obat atau produk obat merupakan syarat utama obat dapat diproduksi pada skala pilot menggunakan prosedur yang sesuai dan sebagai simulasi untuk skala produksi penuh. Dalam kasus bentuk sediaan oral padat, minimal sepersepuluh dari skala produksi penuh atau 100.000 unit (misalnya tablet atau kapsul) (ICH, 2003).
J. Skala produksi
Skala produksi merupakan produk zat obat atau obat diproduksi di skala produksi dengan menggunakan peralatan produksi di fasilitas produksi seperti yang ditentukan (ICH, 2003).
K. Pengemasan
Kemasan didefinisikan sebagai kumpulan komponen yang berbeda yang mengelilingi produk
farmasi dari waktu produksi hingga penggunaannya (M, Jnanadeva Bhat, 2010). Pengepakan dan
penutupan obat tidak boleh menggunakan bahan yang reaktif, adiktif, atau yang dapat terabsorbsi
untuk menjamin keselamatan, identitas, efisiensi, kualitas, dan kemurnian obat berdasarkan
persyaratan resmi. Sistem penyegelan harus dapat melindungi obat terhadap kondisi eksternal yang
merugikan, membahayakan, atau mencemari produk selama penyimpanan dan penggunaan.
Pentingnya pengemasan, yaitu (Pilchik, Ron, 2000) :
1. Melindungi terhadap semua pengaruh eksternal yang dapat merugikan dan dapat merubah
sifat dari produk.
2. Melindungi terhadap kontaminasi biologis.
3. Melindungi terhadap kerusakan fisik.
4. Memberi informasi yang benar dan identifikasi produk.
5. Mencegah pemalsuan, dan resistensi pada anak kecil.
Fungsi pengemasan adalah sebagai berikut (Julianti dan Mimi, 2006) :
1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga ke konsumen.
2. Melindungi dan mengawetkan produk.
3. Sebagai identitas produk.
4. Meningkatkan efisiensi, dalam hal penghitungan, pengiriman dan penyimpanan.
5. Menambah daya tarik.
6. Sarana informasi dan iklan.
7. Memberi kenyamanan bagi pemakai.
Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (Julianti dan Mimi, 2006) :
1. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus produk.
Beberapa teknologi pengemasan produk farmasi, yaitu :
a. Strip packaging, biasanya digunakan untuk sediaan padat (tablet, kapsul, kaplet, dan
lain-lain) yang digunakan secara per oral. Strip terdiri dari beberapa jenis tergantung
bahan penyusun dari strip. Diantaranya ada PLM (polycellonium), PLO (Polycello)
dan PLN (Polynium).
b. Blister pack
c. Pengemasan bulk produk, menggunakan multiwallpaper bag yang biasanya
digunakan untuk bubuk.
d. Pengemasan botol, bahan yang palig baik adalah kaca tipe NP. Biasanya digunakan
untuk produk topikal atau oral.
e. Kaleng
2. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-kelompok
kemasan lain.
3. Kemasan tersier, yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer, sekunder atau
tersier, sebagai pelindung selama pengangkutan.
Produk obat dimenhidrinat yang diproduksi dikemas dalam blister pack. Pemilihan tersebut
didasarkan dari beberapa aspek. Terdapat 5 aspek yang menjadikan kemasan blister lebih baik
dibandingkan kemasan konvensional lain, yaitu (Pilchik, Ron, 2000):
1. Integritas produk
Blister membantu mempertahankan integritas produk karena obat-obatan yang dikemas dalam
blister terlindung dari kondisi yang merugikan. Selain itu, kesempatan untuk kontaminasi
produk yang minimal, dan pada setiap dosis tercantum nama produk, dan tanggal kadaluarsa.
Oleh karena itu, kemasan blister memastikan integritas produk dari produsen secara langsung
melalui distribusi ke konsumen.
2. Perlindungan terhadap produk
Kemasan blister lebih baik dalam melindungi daripada botol. Sebagai contoh, apabila
konsumen membuka botol obat, ada kemungkinan ketika botol tidak ditutup dengan baik atau
rapat maka sebagian obat yang belum terpakai dapat terkontaminasi dengan lingkungan
sekitar dan mempengaruhi kualitas obat. Sedangkan apabila menggunakan blister, obat yang
belum dipakai tetap terjaga kualitasnya.
3. Kerusakan terlihat jelas
4. Penurunan kemungkinan kesalahan dalam penggunaan
5. Kepatuhan pasien
Kemasan blister terdiri dari 4 komponen dasar yaitu formingfilm, the lidding material, the
heat-seal coating, dan the printing ink.
1. Forming film, bahan yang dapat digunakan adalah PVC, PVDC,