BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologi secara spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk proteksi. Jenis sistem imun dibagi menjadi sistem imun spesifik dan sistem imun non-spesifik. Disamping itu menurut sifatnya ada yang kekebalan alami dan kekebalan buatan. Kekebalan alami dapat berupa pemberian ASI pada bayi, sedang kekebalan buatan dapat berupa pemberian vaksin dan serum. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI. Sebagai salah satu sistem imun alami tentulah peranan ASI sangat penting. Bayi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung
mikroba pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan
penyakit infeksi pada manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan
kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh manusia terhadap berbagai
macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologi secara
spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk
proteksi. Jenis sistem imun dibagi menjadi sistem imun spesifik dan sistem imun
non-spesifik. Disamping itu menurut sifatnya ada yang kekebalan alami dan
kekebalan buatan. Kekebalan alami dapat berupa pemberian ASI pada bayi,
sedang kekebalan buatan dapat berupa pemberian vaksin dan serum.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah
ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di
dalam ASI. Sebagai salah satu sistem imun alami tentulah peranan ASI sangat
penting. Bayi umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu
ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama
bagi bayi. Tetapi banyak ibu-ibu yang memberikan ASI hanya selama 3 bulan
bahkan ada yang hanya memberikan ASI selama satu bulan saja dan
menggantinya dengan susu formula dikarenakan kepentingan pekerjaan.
Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam
pemeliharan dan tumbuh kembang bayi.Oleh sebab itu maka penulis membuat
makalah dengan judul “PENGARUH ASI SEBAGAI ANTIBODI ALAMI”
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi sistem imunologi.
2. Mengetahui jenis-jenis sistem imunologi.
3. Mengetahui cara kerja sistem imunologi dalam tubuh.
4. Mengetahui manfaat sistem imunologi bagi tubuh.
5. Mengetahui definisi ASI eksklusif
6. mengetahui komposisi ASI
7. Mengetahui pentingnya ASI bagi bayi
8. Mengetahui hubungan ASI dengan sistem imun tubuh
9. Mengetahui keunggulan ASI dibanding susu formula
C. Rumusan Masalah
1. Apa definisi sistem imunologi?
2. Apa saja jenis-jenis sistem imunologi?
3. Apa manfaat sistem imunologi bagi tubuh?
4. Apa itu ASI Eksklusif?
5. Apa saja pengelompokan ASI?
6. Apa saja manfaat ASI Eksklusif?
7. Apa saja komposisi ASI?
8. Apa hubungannya ASI dengan sistem imun tubuh?
9. Apa saja keunggulan ASI daripada susu formula?
BAB II
DASAR TEORI IMUNITAS
A.Definisi Sistem Imunologi atau Imunitas
Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama
penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam
resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-
sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons
imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya
terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan
hidup.
B.Jenis-jenis Sistem Imun
a. Sel-Sel Imun Non Spesifik
Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam
menghadapi serangan berbagai mikroorganisme. Disebut non-spesifik,
karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.
Kornponen-Kornponen Sistem Imun Non-Spesifik Terdiri Atas :
1. Pertahanan fisis dan mekanis.
Pertahanan Fisis terdiri atas kulit, selaput lendir, dan silia saluran
nafas, sedang pertahanan mekanis terdiri dari batuk, dan bersin. Kulit
yang rusak misainya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak
oleh karena asap rokok akan meningkatkan risiko infeksi.
2. Pertahanan biokimia.
Bahan yang disekresi mukosa saluran napas, kelenjar sebaseus kulit,
kelenjar kulit, telinga, spermin dalam semen merupakan bahan yang
berperan dalam pertahanan tubuh. Asam hidroklorik dalam cairan
lambung, lisosim dalarfi keringat, ludah, air mata, dan air susu dapat
melindungi tubuh terhadap kuman gram positif dengan jalan
menghancurkan dinding kuman tersebut. Air susu ibu mengandung
pula laktoferitin dan asam neurominik yang mempunyai sifat
antibakterial terhadap E.coli dan stafilokok.
3. Pertahanan humoral.
Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruksi
bakteri dan parasit dengan jalan opsonisasi (Gambar 3).
Kejadian-kejadian tersebut di atas adalah fungsi sistem imun
nonspesifik, tetapi dapat pula terjadi atas pengaruh respons
imun spesifik.
Interferon
Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan berbagai sel
manusia yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai
respons terhadap infeksi virus. Interferon mempunyai sifat
antivirus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang telah
terserang virus tersebut. Di samping itu, interferon dapat pula
mengaktifkan natural killer cel-sel NK untuk membunuh virus
dan sel neoplasma.
C-Reactive'Protein (CRP)
CRP dibentuk tubuh pada keadaan infeksi. Perannya ialah
sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen.
4. Pertahanan selular.
Fagosit
Meskipun berbagai set dalam tubuh dapat melakukan
fagositosis, set utama yang berperan pada pertahanan non-
spesifik adalah set mononuklear (monosit dan makrofag) serta
set polimorfonuklear seperti neutrofil. Kedua golongan set
tersebut berasal dari set hemopoietik yang sama.
Fagositosis dini yang efektif pada invasi kuman akan dapat
mencegah timbuInya penyakit. Proses fagositosis terjadi dalam
beberapa tingkat yaitu: kemotaksis, menangkap, membunuh,
dan mencerna.
Natural Killer Cell (sel NK)
Sel NK adalah sel limfosit tanpa ciri-ciri sel limfoid sistem imun
spesifik yang ditemukan dalam sirkulasi. Oleh karena itu disebut
juga sel non B non T atau sel populasi ketiga atau null cell. Sel
NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel
neopiasma. Interferon mempercepat pematangan dan
meningkatkan efek sitolitik sel NK.
b. Sistem Imun Spesifik
Berbeda dengan sistem imun non-spesifik, sistem imun spesifilk
mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi
dirinya. Apaila ada benda asing yang pertama kali timbul dan belum ada
respon imunnya maka sistem imun akan membuat antibodi sebagai
respon dari benda asing tersebut. Sehingga ketika benda yang sama lagi
masuk maka sudah tersedia respon imun atau antibodi yang sama. Oleh
karena itu sistem tersebut disebut spesifik.
Sistem imun spesifilk dapat bekeria sendiri untuk menghancurkan
benda asing yang berbahaya bagi badan, tetapi pada umumnya terjalin
kerja sama yang baik antara antibodi, komplemen, fagosit dan antara sel
T-makrofag. Oleh karena komplemen turut diaktifkan, respons imun yang
terjadi sering disertai dengan reaksi inflamasi.
Sistem Imun Spesifilk Humoral
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B
atau sel B. Sel B tersebut berasal dari set asal multipoten. Pada
unggas set asal tersebut berdiferensiasi menjadi sel B di dalam alat
yang disebut Bursa Fabricius yang letaknya dekat kloaka. Bila sel B
dirangsang benda asing, sel tersebut akan berproliferasi dan
berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi.
Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama
antibodi ialah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus
dan netralisasi toksin.
Sistern Imun Spesifik Selular
Yang berperan dalam sistem imun spesifilk selular adalah limfosit T
atau sel T. Sel tersebut juga berasal daril sel asal yang sama seperti
sel B, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar
timus. Berbeda dengan sel B, sel T terdiri atas beberapa subset sel
yang mempunyai fungsi yang berlainan.
Fungsi sel T umumnya ialah :
i. memproduksi antibody
ii. mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus
iii. mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
iv. mengontrol ambang dan kualitas sistem imun
Sel T terdiri atas beberapa subset sel sebagai berikut :
a) Sel Th (T helper)
Sel Th dibagi menjadi Th1 dan Th2. Th2 menolong sel B dalam
memproduksi antibodi. Untuk memproduksi antibodi, kebanyakan
antigen (T dependent antigen) harus dikenal terlebih dahulu, baik
oleh sel T maupun sel B. Sel Th (Th1) berpengaruh atas sel Tc
dalam mengenal sel yang terkena infeksi virus, jaringan cangkok
alogenik dan sel kanker. Istilah sel T inducer dipakai untuk
menunjukkan aktivitas sel Th yang mengaktifkan subset sel T
lainnya. Sel Th juga melepas limfokin; limfokin asal Th1
mengaktifkan makrofag, sedang limfokin asal sel Th2 mengaktifkan
sel B/sel plasma yang membentuk antibodi.
b) Sel Ts (T supresor)
Sel Ts menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Menurut
fungsinya, sel Ts dapat dibagi menjadi sel Ts spesifik untuk antigen
tertentu dan sel Ts non-spesifik.
c) Sel Tdh atau Td (delayed hypersensitivity)
Sel Tdh adalah sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan
sel inflamasi lainnya ke tempat terjadinya reaksi lambat. Dalam
fungsinya, memerlukan rangsangan dari sel Thl.
d) Sel Tc (cytotoxic)
Sel Tc mempunyai kemampuan untuk menghancurkan sel
alogpnik, sel sasaran yang mengandung virus dan sel kanker.
Sel Th dan Tc disebut juga sel T regulator sedang sel Tdh dan sel
Tc disebut sel efektor. Dalam fungsinya, sel Tc memerlukan
rangsangan dari sel Th.
e) Sel K
Sel K atau ADCC (Antibody Dependent Cell Cytotoxicity) adalah sel
yang tergolong dalam sistem imun non-spesifilk tetapi dalam
kerjanya memerlukan bantuan imunoglobulin (molekul dari sistem
imun spesifik).
Jenis Sistem Imun Menurut Sifatnya
1) Sistem Kekebalan Alami
Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh
tanpa perlakuan tertentu ini dinamakan kekebalan alami/kekebalan
perolehan (aquired immune). Contoh kekebalan alami yaitu kebalnya
bayi terhadap beberapa penyakit setelah menyusu pada hari
pertama. Di dalam air susu ibu tersebut terkandung kolostrum yang
kaya antibodi dan mineral. Kekebalan bayi ini bertahan beberapa hari
sampai beberapa minggu.
2) Sistem Kekebalan Buatan
Kekebalan buatan adalah suatu bentuk kekebalan tubuh yang
sengaja dibuat atau ditumbuhkan melalui pemberian vaksin. Vaksin
adalah bibit penyakit (kuman/antigen) yang telah dilemahkan. Proses
pemberian vaksin dalam tubuh disebut vaksinasi. Cara lain untuk
menumbuhkan kekebalan pada tubuh adalah dengan menyuntikkan
serum. Serum adalah plasma darah yang telah mengandung antibodi
untuk melawan antigen. Langkah untuk membuat tubuh menjadi
kebal (imun) baik dengan vaksinasi maupun pemberian serum
disebut dengan imunisasi, yaitu imunisasi alamiah dan imunisasi
buatan (artifisial).
Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu,
sehingga permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa
lama. Hal ini dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin
berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun. Beberapa jenis
penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain cacar,