Top Banner
Elektronika Dasar Sirine / 2 KB 01 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan saat ini musibah kebakaran sangat rawaan sekali terjadi, musibah kebakaran ini disebabkan oleh kelalaian dari manusia, karena kurang berhati-hati dalam penggunaan dari alat-alat yang dapat menimbulkan musibah kebakaran. Kerugian yang ditimbulkan dari musibah kebakaran ini tidak sedikit, karena dari musibah ini dapat menimbulkan kerugian materil dan korban jiwa yang tidak sedikit. Untuk mengurangi kerugian materil dan korban jiwa yang ditimbulkan dari musibah kebakaran ini, maka dibentuklah sebuah organisasi yang berfungsi untuk memadamkan kebakaran, tetapi dalam pengoprasiannya ternyata organisasi ini terbentur oleh ketidak tepatan waktu sampai lokasi kejadian, factor besar yang mengakibatkan hal tersebut terjadi adalah karena terhalangnya gerakan dari para petugas pemadam kebakaran dijalan menuju lokasi terjadinya kebakaran, dan hal ini disebabkan karena ketidak tahuan dari masyarakat dan pengguna jalan akan keadaan darurat yang tengah terjadi. Dan untuk mengatasi masalah tersebut maka dibuatlah sebuah alat, yang disebut dengan Sirene, yang berfungsi memberitahukan kepada masyarakat dan para pengguna jalan akan keadaan darurat yang tengah terjadi, dengan harapan agar masyarakat dan para pengguna jalan tidak menghalangi gerak para petugas pemadam kebakaran dan dapat memberi tahukan bahwa mobil pemadam kebakaran dalam perjalanan dan pengguna jalan tidak menghalangi gerak dari para petugas pemadam kebakaran, sehingga petugas pemadam kebakaran dapat sampai tepat waktu pada lokasi terjadinya kebakaran, dan dapat memadamkan kebakaran sebelum kebakaran itu meluas dan membuat banyak kerugian dan korban jiwa. Dalam pembuatan alat ini “Sirene”, dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah suara yang sangat unik dan berbeda dari suara-suara yang lain, sehingga masyarakat dapar membedakan dan mengenal suara dari Sirene. Dan pada kesempatan ini praktikan memcoba membuat alat Sirene dalam contoh ini adalah sebagai Sirene Pemadam Kebakaran dan menyajikan informasi tentang pembuatan alat Sirene itu pada makalah ini. 1
35

makalah sirene (prak. eldas)

Jun 14, 2015

Download

Documents

agung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan saat ini musibah kebakaran sangat rawaan sekali terjadi,

musibah kebakaran ini disebabkan oleh kelalaian dari manusia, karena kurang

berhati-hati dalam penggunaan dari alat-alat yang dapat menimbulkan musibah

kebakaran. Kerugian yang ditimbulkan dari musibah kebakaran ini tidak sedikit,

karena dari musibah ini dapat menimbulkan kerugian materil dan korban jiwa yang

tidak sedikit. Untuk mengurangi kerugian materil dan korban jiwa yang ditimbulkan

dari musibah kebakaran ini, maka dibentuklah sebuah organisasi yang berfungsi

untuk memadamkan kebakaran, tetapi dalam pengoprasiannya ternyata

organisasi ini terbentur oleh ketidak tepatan waktu sampai lokasi kejadian, factor

besar yang mengakibatkan hal tersebut terjadi adalah karena terhalangnya

gerakan dari para petugas pemadam kebakaran dijalan menuju lokasi terjadinya

kebakaran, dan hal ini disebabkan karena ketidak tahuan dari masyarakat dan

pengguna jalan akan keadaan darurat yang tengah terjadi. Dan untuk mengatasi

masalah tersebut maka dibuatlah sebuah alat, yang disebut dengan Sirene, yang

berfungsi memberitahukan kepada masyarakat dan para pengguna jalan akan

keadaan darurat yang tengah terjadi, dengan harapan agar masyarakat dan para

pengguna jalan tidak menghalangi gerak para petugas pemadam kebakaran dan

dapat memberi tahukan bahwa mobil pemadam kebakaran dalam perjalanan dan

pengguna jalan tidak menghalangi gerak dari para petugas pemadam kebakaran,

sehingga petugas pemadam kebakaran dapat sampai tepat waktu pada lokasi

terjadinya kebakaran, dan dapat memadamkan kebakaran sebelum kebakaran itu

meluas dan membuat banyak kerugian dan korban jiwa.

Dalam pembuatan alat ini “Sirene”, dibuat sedemikian rupa sehingga

menghasilkan sebuah suara yang sangat unik dan berbeda dari suara-suara yang

lain, sehingga masyarakat dapar membedakan dan mengenal suara dari Sirene.

Dan pada kesempatan ini praktikan memcoba membuat alat Sirene dalam contoh

ini adalah sebagai Sirene Pemadam Kebakaran dan menyajikan informasi tentang

pembuatan alat Sirene itu pada makalah ini.

1

Page 2: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

I.2 Batasan Makalah

Karena luasnya ruang lingkup dalam bidang elektronika, maka penulis

membatasi masalah yang akan dibahas, pada hal-hal yang menyangkut pada

pembuatan dari alat Sirene saja yang bertujuan untuk mempermudah dalam

pemahaman dan pengertian tentang masalah-masalah pada Sirene. Dan pada

makalah ini penulis mencoba menjelaskan tentang masalah Sirene Pemadam

Kebakaran secara garis besarnya, yang terbagi menjadi 5 bab yang setiap bab

membahas tentang sirene pemadam kebakaran yang terdiri dari Pendahuluan,

Landasan Teori, Analisa Rangkaian, Cara Pengoprasian Alat, Kesimpulan dan

Penutup. Yang masing-masing bab akan menguraikan tentang masalah-masalah

pada Sirene ini, dengan harapan agar dapat mudah dimengerti dan dipahami dan

sebagai acuan bagi penulis dalam pembuatan makalah ini, agar tidak terlalu jauh

menyimpang dari pokok masalah yang dibahas.

1.3 Tujuan Penulisan

Setelah melaksanakan praktikum elektronika dasar di laboratorium elektronika

dan komputer, Universitas Gunadarma, setiap mahasiswa dituntut untuk

membuat sebuah alat elektronika dan laporan (karya tulis), yang berguna untuk

melatih mahasiswa dalam membuat alat dan karya tulis, dan untuk mengetahui

seberapa jauh mahasiswa memahami tentang ilmu elektronika yang telah

diberikan kepada mahasiswa tersebut, adapun tujuan yang lebih lanjut dari

penulisan laporan ini adalah :

1. Memberikan penjelasan dan cara kerja secara garis besar dari proyek

elektronika yang telah dibuat. “Sirene”.

2. Memberikan pengenalan dasar tentang rangkaian elektronika, serta

komponen-komponen dalam perangkat elektronika.

3. Sebagai syarat kelulusan dan syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester

pada Semester ini tahun ajaran 2008/2009

4. Untuk menambah pembendaharaan Universitas Gunadarma.

5. Menambah wawasan penulis mengenai perkembangan didalam bidang

elektronika.

6. Melatih penulis dalam karya tulis.

2

Page 3: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

1.4 Metode Penulisan

Alasan penulisan memilih judul SIRENE sebagai proyek praktikum yang

ditugaskan serta pembuata makalah yang diberikan ialah karena Sirene

merupakan rangkaian yang memiliki, manfaat cukup luas untuk orang banyak

yang sekarang banyak dipergunakan sebagai Sirene Pemadam Kebakaran, juga

secara lebih khusus untuk dapat dipakai langsung dalam menunjang kegiatan

praktikum elektronika yang diselanggarakan di laboratorium elektronika dasar.

Dari data-data yang diperoleh, penulis menyajikan dan menjelaskannya dalam

makalah ini.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematik penulisan dalam makalah ini terdiri dari 5 (lima) bab yang

bertujuan agar pembaca dapat memahami dan mengerti isi dari laporan ini, yang

terdiri dari :

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini praktikan menjelaskan tentang Penggunaan dan Aplikasi perangkat

elektronika dalam kehidupan sehari-hari dan penggunaannya dalam teknologi

sekarang ini. Serta kami juga akan menjelaskan tentang tujuan dalam pembuatan

proyek yang berjudul “ Sirene ”

BAB II Landasan Teori

Berisikan tentang teori dasar yang berhubungan dengan analisa rangkaian

proyek, dan kerangka terbentuknya proyek “ Sirene “ ini.

BAB III Analisa Rangkaian

Dalam analisa rangkaian, kami akan menjelaskan dan menganalisa rangkaian

baik secara blok maupun secara detail, sehingga dalam penggunaannya akan

semakin jelas dan mudah dimengerti.

BAB IV Cara Pengoprasian Alat

Berisi tentang cara dan panduan dalam pengoprasian alat dari proyek yang akan

kami presentasikan.

3

Page 4: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

BAB V Penutup

Berisi kesimpulan, rangkuman dan saran-saran dari apa yang telah diuraikan pada

bab-bab sebelumnya.

4

Page 5: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 SIRENE

Sejalan dengan perkembangan zaman, peralatan Elektronik semakin hari

semakin berkembang dan canggih, meskipun begitu banyak juga peralatan

elektronik sederhana yang masih digunakan untuk membantu dalam kehidupan

sehati-hari. Contohnya Sirene ini meskipun dari jenis dan kemampuan yang

sederhana, tetapi dalam penggunaannya sangat bermanfaat. Sistem

penggunaannya bukan menggunakan sensor, tetapi masih digunakan

berdasarkan manualisasi yaitu “ditekan”, dengan menggunakan saklar.

Sirene ini merupakan salah satu teknologi yang canggih tetapi merupakan

sebuah alat sederhana, yaitu suatu alat yang dirangkai dari komponen-komponen

seperti : transistor, kapasitor, dioda, resistor, IC, dll. Yang semuanya merupakan

dari jenis komponen elektronika yang sangat sederhana, banyak dan mudah

didapat. Rangkaian Sirene ini merupakan rangkaian elektronik yang mempunyai

kemampuan mengeluarkan output dalam bentuk gelombang suara atau bunyi,

yang fungsinya sebagai suatu alat pemberitahuan sederhana. Dan dalam

penyajian bentuk yang cukup mudah dimengerti oleh semua pengguna, karena

untuk mengoprasikan alat ini juga cukup mudah dioprasikan.

Sirene adalah sebuah perangkat elektronik dimana output dari rangkaian

Sirene ini adalah dalam bentuk gelombang suara atau bunyi, yang keluar pada

speaker. Sirene ini berfungsi sebagai alat pemberitahu atau peringatan, sehingga

pengaruh suara dalam penyajiannya sangat diperlukan untuk menarik perhatian

pendengar, sehingga orang yang mendengar suara atau bunyi tersebut dapat

langsung mengetahui bahwa suara atau bunyi yang didengar itu adalah suara

Sirene. Dan disini Sirene ini berfungsi sebagai alat pemberitahu atau peringatan.

2.2 Teori Dasar Elektronika

Dalam elektronika, komponen elektronika dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Komponen Aktif

2. Komponen Pasif

Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoprasiannya

membutuhkan sumber tegangan dan sumber arus, misalnya Dioda, Resistor,

Kapasitor, Trafo dan lain-lain. Sedangkan Komponen Pasif adalah komponen

5

Page 6: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

elektronika yang dalam pengoprasiannya tidak memerlukan sumber tegangan

atau sumber arus tersendiri, misalnya Transistor, Tranducer, SCR, Relay,

Integrated Circuit (IC) dan lain-lain. Namun disini kami akan menjelaskan uraian

dari komponen-komponen elektronika yang bersangkutan dengan alat yang kami

buat yaitu “ Sirene “.

2.2.1 Op-Amp

Op-Amp adalah rangkaian terintegrasi yang mampu menguatkan sinyal masukan

AC / DC.

Karakteristik Op-Amp Ideal :

1. AV = ~ (Penguatan Tak Hingga) = PLN

2. Zin = ~ (Impedansi Tak Hingga)

3. BW = ~ (Bandwidth Tak Hingga)

4. Zout = 0 (Impedansi Output)

5. Vout = 0 (Tegangan Output = 0, apabila Input = 0)

Sifat Op-Amp Ideal :

1. Ia = Ib = 0

2. Va = Vb

3. Ia besarnya tak tentu

4. Vsat = 90% * Vcc

Va

Vb

Ia

Ib

+ Vcc

- Vcc

Vout

-

+

Gambar 2.1 : Skema Op-Amp

6

Page 7: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

1 8

7

6

54

3

2 -

+

Gambar 2.2 : Gambar Fisik Op-Amp

Keterangan Pin :

1. Offset null

2. Inverting input

3. Non Inverting input

4. – Vcc : tegangan aktivator negatif

5. Offset null

6. Output

7. + Vcc : tegangan aktivator positif

8. No conection (NC)

Fungsi masing-masing PIN

Pin 1 & 5 : Offset null

“Tegangan Offset (tegangan kesalahan) atas masukan yang diberikan

untuk mengembalikan tegangan output ke posisi nol”.

Pin 2 : Inverting

“Inputan pembalik (dimana output yang dihasilkan berlawanan dengan

input)”.

Pin 3 : Non inverting

“Inputan tak membalik (dimana output yang dihasilkan sama dengan

input)”.

7

Page 8: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Pin 4 : - Vcc

“Tegangan catu negatif untuk pengaktifan Op-Amp”.

Pin 6 : Output

“Terminal untuk keluaran dari Op-Amp”.

Pin 7 : + Vcc

“Tegangan catu positif untuk pengaktifan Op-Amp”.

Pin 8 : NC (No Conection)

“Tak dihubungkan, disertakan dengan bermaksud untuk memperkokoh

kemasan Op-Amp”.

Blok Diagram

Rangkaian Dasar OP –Amp

Ada tiga rangkaian dasar pada Op – Amp yaitu :

1. Inverting Amplifier

2. Non Inverting Amplifier

3. Voltage Follower

1. Inverting Amplifier

Pada rangkaian ini input pada op – amp didapat pada kaki inverting seperti

terlihat pada gambar dibawah ini :

Penguat Differensial Impedansi masukan tinggi

Penguat keluaran impedansi rendah

Penguat tegangan penguatan tinggi

-

+

+ V

- V

8

Page 9: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Vin

Vb

+ Vcc

- Vcc

Vout

-

+

Rf

RinIa

Ib Ic

Gambar 2.3 : Rangkaian Inverting Amplifier

Pada rangkaian ini kita dapat mencari Vout dengan menggunakan

persamaan Kirchoff I :

Ia + Ib = Ic

Dari prinsip bumi semu bahwa ic = 0 didapat :

Ia + Ib = Ic

Ia + Ib = 0

Vin + Vout = 0

Rin Rf

Vin = Vout

Rin Rf

2. Non Inverting Amplifier

Vin

+ Vcc

- Vcc

Vout

-

+

Rf

RinIb

Ia Ic

Gambar 2.4 : Rangkaian Non-Inverting Amplifier

Sama seperti Inverting amplifier pada rangkaian ini juga dapat diturunkan dari

hukum kirchoff I :

Vout = Rf . Vin Rin

Av = Rf Rin

9

Page 10: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Pada Voltage Follower mempunyai

output : Vout = Vin

Sebab rangkaian ini mengalami

penguatan satu.

Slew Rate = V/ t

Ia + Ib = Ic

0 – Vin + Vout – Vin = 0

Rin Rf

- Vin + Vout – Vin = 0

Rin Rf Rf

Vout = Vin Rf + 1

Rf Rin

Vout = Vin 1 + Rf

Rin

3.Voltage follower

Va

Vb

+ Vcc

- Vcc

Vout

-

+

Gambar 2.5 : Rangkaian Voltage follower

Slow Rate

Laju perubahan maximum tegangan Op-Amp (laju lentingan).

t

v

t t

v vinput output

10

Page 11: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Vout = V1 + V2

Summing Circuit

Rangkaian Summing circuit merupakan dasar dari computer analog yang

bekerja untuk menyelesaikan persamaan – persamaaan aljabar sederhana seperti

penjumlahan dan pengurangan . Adapun rangkaian – rangkaian dari summing

circuit adalah sebagai berikut :

1. Inverting Adder

-

+

V1

Rf

R2

R1

V2

Vout

+V

-V

Gambar 2.6 : Rangkaian Inverting Adder

Pada rangkaian ini input didapat dari kaki inverting sehingga didapat persamaaan

Vout = - Rf V1 + Rf V2

R1 R2

Jika Rf=R1= R2 maka kita akan mendapatkan persamaan dari output adalah :

2. Scalling Adder

Rangkaian ini hamper sama dengan rangkaian inverting adder tetapi

scalling adder mempunyai penguatan berskala, hal itu dapat kita lihat pada besar

nilai resistor yang berskala.

11

Page 12: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Vout = V1 + V2 + V3

-

+

V1

Rf

R2

R1

V2

Vout

+V

-V

R3

V3

Gambar 2.7 : Rangkaian Scalling Adder

Rumus Untuk outputnya adalah Vout = - Rf V1 + Rf V2 + Rf V3

R1 R2 R3

Apabila pada rangkaian tersebut mempunyai besar resistor yang sama, Rf = R1 =

R2 = R3 maka output yang didapat :

3. Adder Subtractor

Rangkaian Adder Subtarctor mempunyai input baik dari kaki inverting

maupun kaki non inverting. Sebelum menjumlahkan hasil outputnya kita harus

membandingkan penguatan di kaki inverting dengan kaki non iverting, apabila

berbeda kita harus menambahkan resistor beban pada input yang penguatannya

kurang hingga kedua input mempunyai penguatan yang sama.

-

+

V1

Rf

R2

R1

V2

Vout

+V

-V

R3

V3

V6

V5

V4

R6

R5

R4

Rf'

Gambar 2.8 : Rangkain Adder Subractor

12

Page 13: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Vout = Rf’ V1 + Rf’ V2 R1 R2

Vout = - Rf V1 + Rf V2 + Rf V3 + Rf’ V4 + Rf’ V5 + Rf’ V6

R1 R2 R3 R4 R5 R6

Jika semua resistor bernilai sama,Rf=Rf’=R1=R2=R3=R4=R5=R6 maka outputnya

:Vout = V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6

Sehingga penguatan di kedua input adalah sama.

4. Direct Adder

-

+

V1

Rf

R2

R1

V2

Vout

+V

-V

Gambar 2.9 : Rangkain Direct Adder

Rangkaian ini mempunyai input pada kaki non inverting sehingga mempunyai

persamaan output :

Jika mempunyai besar resistor yang sama maka outputnya adalah :

Vout = V2 + V3 + V4

Comparator

Rangkaian ini dapat membandingkan dua buah tegangan yang dapat

masuk melalui dua terminal input op – amp.

Rangkaian dasarnya menggunakan modus loop terbuka sehingga outputnya

memenuhi :

Vout = 90%.Vref. (V2 – V1)

13

Page 14: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

+V

-VL2L1

Vb

Va-

+

Gambar 2.10 : Comparator

LED dipasang saling berlawanan arah sebagai indikator polaritas output yang

dihasilkan op – amp.

2.2.2 Dioda

Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus

listrik dan tegangan listrik pada satu arah aja. Dioda dibuat dari germanium dan

silikon. Dan berfungsi untuk menyearahkan tegangan AC menjadi tegangan DC,

dioda berasal dari kata :

1. Di berarti dua.

2. Oda berarti elektroda.

Jadi dua elektroda (anoda dan katoda) yang digabung menjadi satu

komponen . Dioda pada umumnya dispesifikasikan dalam nilai batas

tegangan dan arus. Dioda didalam elektronika sering diperlukan, karena suatu

komponen yang dapat mengalirkan arus apabila diberi tegangan pada satu arah

saja dan tidak mengalirkan arus apabila diberi tegangan dengan arah yang

berlawanan. Untuk tegangan yang rendah, masih menggunakan dioda yang

terbuat dari bahan semi konduktor (Germanium dan Silikon). Untuk tegangan

tinggi orang masih banyak memakai dioda vakum. Bahan semi konduktor adalah

bahan yang mempunyai 4 elektron valulsi seperti silikon (Si), Germanium (Ge),

dan Stanum (Sn). Keempat elektron valensi tersebut saling mengikat yang dikenal

dengan ikatan kovalen dan bermuatan netral (semi konduktor instrinsik). Dioda

dibuat dari bahan semi konduktor jenis P atau jenis N. Pertemuan dua elektroda

atau junction dioda antara anoda (elektroda positif) dan katoda (elektroda negatif).

14

Page 15: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Bahan Dioda

Simbol Dioda

2.2.3 Resistor

Resisitor adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghambat arus listrik

pada sebuah rangkaian listrik, resistor digunakan untuk mendapatkan arus yang

sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian. Untuk mengendalikan arus dalam

sebuah rangkaian lisrtik, digunakan komponen yang mempunyai resistansi.

Artinya komponen tersebut mempunyai kemampuan untuk membatasi arus listrik

yang mengalir pada rangkaian. Bentuk dan penggunaan resistor dapat dibagi

atas:

1. Resistor Tetap (fixed resistor)

2. Resistor Variable (potensiometer)

3. Resistor yang dapat diubah secara continue (trimpot)

4. Theristor / NTC

- Suhu tinggi, Resistansi kecil.

- Suhu rendah, Resistansi besar.

5. Resistor peka cahaya (LDR – Light Dependent Resistor)

- Cahaya tinggi, Resistansi kecil.

- Cahaya rendah, Resistansi besar.

Simbol – Simbol Resistor :

Resistor Tetap Potentiometer Trimpot LDR

15

Page 16: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Bahan pembentuk resistor dapat dibagi atas :

1. Resistor kawat

2. Resistor arang/komposisi.

3. Resistor lapisan okisida logam.

4. Resistor dalam IC.

5. Resistor film.

Sifat dan fungsi dari resistor :

1. Untuk membangkitkan panas (filament).

2. Untuk membagi tegangan.

3. Sebagai penghubung rangkaian (kopel).

4. Perubah bentuk arus.

5. Untuk penentuan besaran fisis.

Dari semua kompenen elektronika, resistorlah yang paling banyak

digunakan. Ketelitian resistor digolongkan dalam persentase penyimpanan dari

nilai nominalnya. Misalnya resistor-resistor yang akan digunakan dalam proyek

disini adalah 5 % artinnya bahwa nilai sebenarnya dari resistor yang digunakan

tidak akan menyimpang kurang atau lebih dari 5 % dari nilai nominalnya. Jadi

suatu resistor dari 100 ohm mempunyai tahanan antara 95 ohm sampai 100 ohm.

Resistor pada umumnya mempunyai nilai toleransi 1%, 2%, 3%, 5%, 10%

dan 20%. Resistor yang mempunyai nilai toleransi lebih kecil biasanya lebih mahal

harganya. Resistor juga dapat dispesifikasikan menurut kapasitansinya untuk \

mendisipasi (menyerap) daya listrik, dinyatakan dalam Watt.

Karena bentuk fisik dari resistor kecil, maka pada bahannya diberikan nilai

tahanan dalam kode warna menurut standart internasional. Seperti terlihat pada

gambar no. 1 dan no. 2. Dibawah ini :

Gambar 2.11 : Warna Gelang Resistor

16

Page 17: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Keterangan :

Gelang ke-1 dan ke-2 menyatakan angka.

Gelang ke-3 menyatakan faktor pengali (banyaknya nol).

Gelang ke-4 menyatakan toleransinya.

Tabel 2.1 : Tabel Kode Warna Resistor

Contoh dari kode warna :

Merah Orange Merah Emas Nilai R

2 3 x 100 5% 1500 +5%Ohm

Pada resistor tidak dapat dipolaritaskan, artinya jika pemasangannya bolak-balik

tidak akan berpengaruh.

17

Page 18: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

2.2.4 IC (Integral Circuit) LM389

Komponen-komponen elektonika yang berbeda ( resistor, kapasitor, transistor, dll)

dikombinasikan menjadi sebuah komponen elektronik kompleks yang dinamakan

dengan “Integrated Circuit “ (IC). Dari penjelasan diatas maka IC dapat

merupakan sebuah rangkaian. Pada alat yang kami kerjakan “Sirene” ini kami

memakai IC dengan kode LM389, IC LM389 ini pada rangkaian sirene berfungsi

sebagai penguat, disini yang diperkuat adalah dalam bentuk suara, sehingga pada

alat Sirene ini memiliki suara yang khas, dan untuk lebih jelasnya tentang IC

LM389 ini, dapat dilihat pada gambar skema IC LM389 dibawah ini :

Gambar 2.12 : IC LM-389

Deskripsi Umum

LM398 adalah merupakan tiga buah deret transisitor NPN yang memiliki

kesamaan fungsi dengan penguatan tenaga bunyi LM398. Input Amplifier

(penguatan) diperkuat dengan ground dan secara otomatis membuat Output

menjadi salah satu supply (persediaan) tegangan. Gain disetel pada nilai 20 untuk

memperkecil bagian yang hilang (terbuang), tetapi penambahan Resistor dan

Kapasitor untuk mengurangi bagian yang hilang (terbuang) pada Pin 4 dan 12

akan membuat setiap nilai Gain bertambah sampai diatas 200, dengan demikian

maka ketiga Transisitor memiliki Gain yang tinggi dan membuat karakteristik (ciri

khas) yang sangat unik. Dan ketiga transistor ini dapat menyetel sendiri

perbedaan (variatif) lebar pada Aplikasi (penggunaan) sistem VHF.

18

Page 19: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Keistimewaan

Amplifier (penguat)

Bekerja (eksploitasi) pada battry (tegangan kecil)

Bagian yang hilang (terbuang) kecil

Lebarnya jarak supply tegangan

Perubahan arus kecil

Perubahan tegangan Gains dari 20 sampai 200

Ground memperkuat input

Pemusatan tegangan output tetap

Distorsi (penyimpangan) kecil

Transistor

Bekerja (eksploitasi) pada 1 uA sampai 25 mA

Jarak frekuensi dari DC sampai 100 MHz

Pembentukan yang sempurna

Aplikasi (penggunaan)

Radio AM - FM

Intercom

Walkie - Talkie

Mainan dan Permainan

Portable Phonographs

Power Converter

2.2.5 Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan

listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan

oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya

udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi

tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu

kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif

terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir

menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke

ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.

Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung

19

Page 20: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya

muatan-muatan positif dan negatif di awan.

Gambar 2.13 : prinsip dasar kapasitor

A. Kapasitansi

Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk

dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa

1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat

bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan

tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan

rumus dapat ditulis :

Q = CV …………….(1)

Q = muatan elektron dalam C (coulombs)

C = nilai kapasitansi dalam F (farads)

V = besar tegangan dalam V (volt)

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan

mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal

dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis

sebagai berikut :

C = (8.85 x 10-12) (k A/t) ...(2)

Seperti halnya hambatan, kapasitor dapat dibagi menjadi :

Kapasitor Tetap

Kapasitor tetap merupakan kapasitor dengan nilai kapasitas tetap.

20

Page 21: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Simbol Kapasitor Tetap :

Kapasitor Tidak Tetap

Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi atau

kapasitas yang dapat diubah-ubah. Kapasitor ini terdiri dari :

a. Kapasitor Trimer

Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan cara

memutar porosnya dengan obeng.

Simbol Trimmer :

b. Variabel Capasitor (Varco)

Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan

memutar poros yang tersedia.

Simbol Varco :

Fungsi Kapasitor pada rangkaian listrik :

1. Untuk menyimpan muatan listrik.

2. Untuk menahan arus searah dan melewatkan arus bolak-balik.

3. Sebagai kopel (penghubung) pada rangkaian listrik.

4. Sebagai penentu frekuensi.

21

Page 22: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Tabel 2.2 : Konstanta dielektrik bahan kapasitor

Untuk rangkain elektronik praktis, satuan farads adalah sangat besar sekali.

Umumnya kapasitor yang ada di pasar memiliki satuan uF (10-6 F), nF (10-9 F)

dan pF (10-12 F). Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan

membaca besaran sebuah kapasitor. Misalnya 0.047uF dapat juga dibaca sebagai

47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan 100pF.

B. Tipe Kapasitor

Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya.

Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic,

electrolytic dan electrochemical.

1. Kapasitor Electrostatic

Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan

bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang

popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil.

Tersedia dari besaran pF sampai beberapa uF, yang biasanya untuk aplikasi

rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan

dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti polyester (polyethylene

terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene,

polycarbonate, metalized paper dan lainnya.

Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk

kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini

adalah non-polar.

22

Page 23: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

2. Kapasitor Electrolytic

Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan

dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk

kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa

kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya

menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif

katoda.

Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium,

magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat

dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan

oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan

emas. Elektroda metal yang dicelup kedalam larutan electrolit (sodium borate) lalu

diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif

(katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidai permukaan

plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan

Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya.

Gambar 2.14 : Prinsip kapasitor Elco

Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida

dan electrolyte(katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida

sebagai dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik

dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan

demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar.

Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak

digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah

adalah Aluminium. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat

23

Page 24: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh

kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan

lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco.

Bahan electrolyte pada kapasitor Tantalum ada yang cair tetapi ada juga

yang padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit

yang menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-

dioksida. Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar

namun menjadi lebih ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat,

maka waktu kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga

memiliki arus bocor yang sangat kecil Jadi dapat dipahami mengapa kapasitor

Tantalum menjadi relatif mahal.

3. Kapasitor Electrochemical

Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk

kapasitor jenis ini adalah batere dan accu. Pada kenyataanya batere dan accu

adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan

arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih

dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil

dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil elektrik dan telepon selular.

2.2.6 Transistor

Transistor adalah sebuah komponen semi konduktor aktif yang disusun

dari tiga elektroda dengan bahan dasar type N dan type P, penyusunan ketiga

elektroda tersebut merupakan dasar dari pada jenis transistor yaitu PNP dan

NPN.

Gambar 2.15 : simbol Transistor NPN dan PNP

24

Page 25: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Simbol Transistor Bahan Trioda

Keterangan dari fungsi masing-masing transistor adalah :

1. Emitor (E) adalah lapisan yang melepaskan muatan (hole positif atau elektron).

2. Colector (C) adalah lapisan yang menampung muatan (hole positif atau

elektron).

3. Basisi (B) adalah lapisan yang mengatur besarnya muatan yang akan

mengalir.

Transistor terdiri dari dua jenis yaitu transistor bipolar dan unipolar.

Transistor bipolar adalah transistor yang ada pada daerah N mempunyai banyak

sekali electron pita dan pada daerah P mempunyai banyak sekali hole. Jenis dari

transistor bipolar adalah transistor PNP dan NPN, sedangkan pada transistor

unipolar misalnya FET, MOSFET, JPET dan lain-lain. Fungso dari transistor

adalah sebagai penguat arus, saklar elektronika, osilator, pencampur (mixer) dan

penyearah.

JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah salah satu model transistor

junction dan mempunyai resistansi input yang cukup tinggi. JFET memerlukan

pembawa mayoritas untuk dapat bekerja (muatan hole atau elektron). JFET

mempunyai kaki terminal, sama halnya dengan transistor bipolar yaitu Drain (D),

Source (S) dan Gate (G). MOSFET (Metal Okide Semi Conductor) adalah gate

yang mempunyai gate terbuat dari bahan logam dan antara kanal dan gate dilapisi

oleh suatu bahan silikon dioksida. MOSFET mempunyai jenis kanal N dan kanal

P.

Dalam penggunaan transistor untuk suatu proyek harus dipakai transistor

yang tepat. Jangan coba menggantinya dengan tipe lain yang dikatakan sama,

maka akan berakibat fatal. Letak sambungan kaki suatu transistor sudah

ditetapkan.

2.2.7 Speaker

Speaker adalah sebuah alat atau komponen elektronika yang berfungsi

sebagai penangkap gelombang lintrik dalam bentuk magnit dan merubahnya

kedalam bentuk gelombang suara atau bunyi. Speaker adalah sebuah alat atau

komponen elektronika yang berfungsi merubah gelombang listrik menjadi

gelombang suara atau bunyi, ini karena pada speaker mempergunakan magnet

25

Page 26: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

didalamnya yang berfungsi untuk menangkap setiap sinyal yang masuk padanya

dalam bentuk gelombang listrik.

Sinyal gelombang listrik inilah yang membuat fibra speaker bergetar dan

akhirnya akan dapat mengeluarkan suara atau bunyi, jadi speaker adalah sebuah

alat atau komponen elektronika yang dapat merubah gelombang listrik menjadi

gelombang suara atau bunyi yang berfungsi untuk menangkap gelombang-

gelombang suara atau bunyi. Dan pada akhirnya akan menghasilkan keluaran

berupa suara atau bunyi. Pada rangkaian ini kami menggunakan speaker dengan

spesifikasi 8ohm/1W, yang artinya pada speaker yang kami gunakan memiliki

tahanan 8ohm, dan bekerja pada daya 1 watt.

Gambar 2.16 : Speaker

2.2.8 Saklar

Saklar adalah sebuah alat atau komponen elektronika yang berfungsi untuk

memutus dan menyambung aliran listrik, pada rangkaian saklar berfungsi sebagai

terminal. Pada umumnya saklar memiliki dua kondisi yaitu ON (menyambung) dan

OFF (memutus), apabila saklar dalam kondisi ON maka kedua kutup saklar dalam

kondisi terhubung, sehingga arus listrik dapat mengalir dari sumber tegangan ke

dalam rangkaian, sehingga rangkaian dapat bekerja, tetapi apabila saklar dalam

keadaan OFF maka kedua kutup saklar dalam kondisi memutus (tidak

tersambung), sehingga arus listrik dari sumber tegangan tidak dapat mengalir ke

dalam rangkaian, sehingga rangkaian tidak dapat bekerja.

Gambar 2.17 : Saklar On Off

26

Page 27: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

BAB III

ANALISA RANGKAIAN

Pada bab ini kami menguraikan atau menganalisa alat yang telah kami buat

SIRENE tentang cara atau prinsip kerja dari alat Sirene ini. Penganalisaan pada

rangkaian Sirene ini akan kami sajikan dalam 2 (dua) metode yaitu :

1. Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram

2. Analisa Rangkaian Secara Detail

Yang semua ini kami lakukan untuk dapat lebih memperjelas tentang cara atau

prinsip kerja dari Rangkaian Sirene ini, dengan harapan akan lebih mudah untuk

dimengerti atau dipahami.

3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram

Analisa secara blok diagram untuk SIRENE ini dibagi menjadi empat

bagian yaitu : Input, Multivibrator, IC / Penguat dan Output. Dan untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut dibawah ini :

Gambar 3.1 : rangkaian secara blok diagram

Input

Input adalah tegangan yang diberikan terhadap rangkaian (vcc). Pada

rangkain ini tegangan input yang diberikan sebesar 12 volt, inputan dapat

bersumber dari power suplai atau baterai.

Astable Multivibrator

Astable mutivibrator adalah rangkain yang tidak memiliki keadaan

yang stabil pada kedua state nya, jadi selalu berpindah-pindah dari keadaan

Astable

Multivibrato

r

IC /

Penguat Input

Output

27

Page 28: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

lainnya. Tegangan yang melalui rangkaian ini akan tersimpan sementara dalam

kapasitor kemudian dilepaskan ke kaki basis masing-masing tansistor dan

tegangan keluar melalu kaki emitor, jika tegangan keluar melui kaki kolektor maka

terjadi cut off . Astable multivibrator juga memiliki satu inputan dan dua output

yang menghasilkan gelombang kotak.

Gambar 3.2 : Astable Mutivibrator

IC / Penguat

LM398 adalah merupakan tiga buah deret transisitor NPN yang memiliki

kesamaan fungsi dengan penguatan tenaga bunyi LM398. Input Amplifier

(penguatan) diperkuat dengan ground dan secara otomatis membuat Output

menjadi salah satu supply (persediaan) tegangan. Gain disetel pada nilai 20 untuk

memperkecil bagian yang hilang (terbuang), tetapi penambahan Resistor dan

Kapasitor untuk mengurangi bagian yang hilang (terbuang) pada Pin 4 dan 12

akan membuat setiap nilai Gain bertambah sampai diatas 200, dengan demikian

maka ketiga Transisitor memiliki Gain yang tinggi dan membuat karakteristik (ciri

khas) yang sangat unik. Dan ketiga transistor ini dapat menyetel sendiri

perbedaan (variatif) lebar pada Aplikasi (penggunaan) sistem VHF.

Output

Outputan yang dikeluarkan oleh rangkaian ini dikeluarkan melalui Speaker

yang berfungsi mengubah gelompang listrik menjadi gelombang suara yang dapat

diatur amplitudo dan frekuensinya dengan menggunakan Potensiometer.

28

Page 29: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

3.2 Analisa Secara Rinci

Tegangan masuk melalui Vcc sebesar 12 v, dalam rangkaian, arus tegangan

ini masuk pada komponen R9, R8, R6, Pt1, dan TR1, disini arus tegangan cenderung

masuk pada TR1,C5 dan C4, karena memiliki hambatan yang lebih kecil. Arus

tegangan langsung masuk pada Pin 2 (Vs) pada IC LM 389 dikarena tidak ada

hambatan. Kemudian arus tegangan yang masuk dari kaki collector TR1 akan

diteruskan ke emitor TR1 dan kemudian masuk ke Pin 3 (BYPASS) IC LM389.

Kemudian arus tegangan yang masuk dari R6 akan terbagi menjadi tiga,

masing-masing tegangan masuk ke kaki basis TR1, C4, dan collector TR2. Arus

tegangan yang masuk di C4 akan disimpan sementara dan kemudian dilepaskan ke

basis TR3. Arus tegangan yang melalui P1 dan R7 akan bertemu dengan arus

tegangan yang dilepaskan oleh C4 dan bersama-sama masuk ke kaki basis TR3 (Pin

7 IC LM389), dari basis TR3 arus tegangan bertemu dengan arus tegangan dari R9,

kemudian diteruskan melalui kaki emitor TR3 (Pin 8 IC LM 389) dan mengalir ke

ground.

Arus tegangan dari R9 mengalir ke C5, dan bertemu dengan arus dari R8 dan

masuk ke kaki basis TR2 (Pin 10 IC LM 389), kemudian arus dari TR3 yang

sebelumnya akan bersama-sama dengan arus dari TR2 mengalir ke Pin 5 (-in) IC LM

389 melalui C3 dan mengalir menuju speaker melalui R3 dan P2.

Selain itu arus dari TR3 dan TR2 mengalir menuju Pin 16 IC LM 389 (+in) ,

setelah itu arus akan di perbesar di dalam IC, kemudian arus akan keluar melalui Pin

1 (Vout) dan disimpan pada C1 dan kemudian bersama-sama dengan tegangan dari

C2 dan R1 arus masuk menuju speaker sehingga dapat menghasilkan suara.

Pada rangkaian ini arus tegangan yang masuk tidak stabil karena IC LM 389

sudah dibuat sedemikan rupa sehingga menyerupai rangkaian astable multivibrator

yang memiliki dua keadaan yang tidak stabil sehingga selalu berubah-ubah dari satu

keadaan ke keadaan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya C4 dan C5

pada rangkaian yang berfungsi menyimpan dan kemudian melepaskan arus tegangan

sehingga arus tegangan yang keluar dari TR2 dan TR3 berubah-ubah menjadi besar

kemudian menjadi kecil. Keadaan yang tidak stabil inilah yang dimanfaatkan untuk

menghasilkan suara pada sirene yang berubah-ubah dari besar ke kecil dan begitu

seterusnya.

29

Page 30: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

30

Page 31: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

BAB IV

CARA PENGOPERASIAN ALAT

1. Sediakan sumber tegangan DC sebesar 12 V, sumber tegangan dapat

berasal dari Power Supply : Trafo, Baterai, adaptor.

2. Kemudian hubungkan kutub positif dengan jack banana berwarna merah

(Vcc) dan kutub negatif dengan jack banana berwarna hitam (Ground)

3. Pindahkan saklar ke posisi “ON”.

4. Kemudian alat mengeluarkan suara..

5. Untuk memperbesar Frekuensi putar P1 berlawanan arah dengan jarum

jam.

6. Untuk memperbesar Amplitudo putar P2 berlawanan arah dengan jarum

jam.

31

Page 32: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Rangkaian Sirene adalah rangkaian elektronik yang penggunaannya

ditujukan bagi keperluan sehari-hari yang fungsinya yaitu sebagai alat pemanggil,

yang didalam pengerjaannya membutuhkan IC sebagai penguat. Setelah

menyelesaikan proyek Sirene ini kami dapat menarik kesimpulan antara lain :

a. Untuk dapat menyelesaikan suatu proyek harus benar-benar terencana

karena untuk dapat menghasilkan proyek yang baik, harus dimulai dengan

perencanaan komponen, dan kemudian pembuatan jalur rangkaian pada

papan PCB dengan memperhatikan contoh rangkaian pada sket gambar

yang diberikan.

b. Dengan memanfaatkan teori dan praktek pada praktikum elektronika dasar

kami mulai merangkai komponen pada PCB yang sebelumnya telah kita

buat jalur rangkaiannya.

c. Sirene ini merupakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-

komponen seperti resistor, transistor, kapasitor (Elco), Potensiometer,

Speaker dan IC (Integral Circuit) serta saklar/switch, yang semuanya

dirangkai sehingga didapatkan hasil seperti yang diinginkan.

d. Sirene ini merupakan salah satu dari alat elektronika sederhana dan

bermanfaat sekali pada penggunaannya,terutama pada kehidupan

seharihari dalam keadaan berbahaya/darurat, Sirene ini diharapkan dapat

memberikan solusi dan alternative bagi keperluan kita semua, yang

penggunaannya sebagai alat peringatan atau pemberitahuan elektronika.

5.2 Saran.

Pembuatan proyek rangkaian elektronik seperti ini ternyata sangat

membantu dalam kreatifitas para mahasiswa, terutama kami sebagai mahasiswa

jurusan Sistem Komputer yang tentunya sangat perlu belajar untuk membuat

proyekproyek rangkaian elektronika seperti ini. Dan rangkaian ini dapat

dikembangkan lebih luas lagi sehingga hasilnya akan lebih bermanfaat.

32

Page 33: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Rangkaian Sirene ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan karena masih

adanya keterbatasan ilmu pengetahuan, oleh karena itu masih banyak

kemungkinan pengembangan yang dapat dilakukan dari rangkaian Sirene ini.

Dari keseluruhan kerja yang telah kami lakukkan, dan berbagi kendala yang

terjadi selama proses pembuatan rangkaingan Sirene ini, mulai dari pembuatan

skema pada Printed Circuit Board (PCB). Pemasangan dan penyolderan

komponen hingga pemasangan kedalam box / aklirik yang telah jadi, penulis

menyarankan beberapa hal, antara lain :

Untuk pembuatan skema pada PCB, beri mahasiswa pelatihan khusus

untuk membuat skema pada PCB dan yakinkan bahwa hitamnya tinta

sebuah bagus / penuh (tidak berpori / berserat) sebelum merendamnya

dalam larutan Ferri Clorit agar hasilnya bagus.

Pada saat pemasangan komponen, pastikan kaki-kaki komponen tidak

tertukar tempat pada lubang (hole) PCB.

Untuk penyolderan, gunakan timah yang kilapnya bagus (biasanya merk

Asahi) dan hindarkan terlalu lama memanaskan nya pada kaki komponen

agar komponen tidak rusak (terutama untuk komponen IC) serta buatlah

cairan timah pengerutan pada kaki komponen.

Periksalah seluruh rangkain sekali atau dua kali lagi sebelum mencoba

menggunakan Sirene yang telah dibuat.

Dan setelah melaksanakan praktikum, kami ingin menyampaikan beberapa saran

diantaranya adalah :

1. Agar materi yang disampaikan untuk bahan pembuatan proyek atau

makalah lebih di tingkatkan lagi.

2. Pemeliharaan alat-alat praktikum agar lebih diperhatikan lagi terutama Ic

dan komponen-komponen lainnya.

3. Dalam pembuatan alat dan makalah ini kami harapkan kakak Asisten dapat

membantu dan memberikan petunjuk.

4. Untuk waktu yang diberikan pada saat proyek dan pembuatan makalah,

agar dapat ditambah.

5. Pembagian kelompok lebih diperhatikan agar tidak ada diskriminasi orang

yang malas dan yang rajin.

33

Page 34: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

LAMPIRAN

DATA PENGAMATAN

Gambar grafik pada Osiliscop MIN-MIN MIN-MAX

VOLT / DIV : 5 V VOLT / DIV : 5 V TIME / DIV : 0,5 ms TIME / DIV : 0,5 Ms

Keadaan/

Pin

P1 - P2

Min-Min Min-Max Max-Min Max-Max

1 4,9 - 5 V 5 - 5,2 V 5,2 V 5 V

2 10 V 10 V 10 V 10 V 3 5 - 7 V 5 - 6 V 5 - 6 V 5 - 6 V

4 1,5 V 1,3 V 1,5 V 1,5 V 5 0,01 V 0,01 V 0,01 V 0,015 V

6 2,8 - 9,2 V 0,075 V 0,1 V 4 - 7 V 7 0,03 V 0,03 V 0 - 0,25 V 0,25 V

8 0,03 V 0,03 V 0,03 V 0,028 V 9 0,03 V 0,03 V 0,03 V 0,028 V

10 0 - 0,6 V 0 - 0,05 V 0 - 0,5 V 0 - 0,05 V 11 0,2 - 5 V 1 - 3 V 1 - 3 V 1 - 3,5 V

12 1,5 V 1,5 V 1,5 V 1,5 V 13 10 V 10 V 10 V 10 V

14 0 - 5 V 1 - 4 V 1 - 3 V 1 - 3,5 V 15 5 - 7 V 5 - 6 V 5,2 - 5,9 V 5,5 - 6 V

16 0,02 V 0,06 - 0,075 V 0,06 - 0,075 V 0,01 - 0,015 V 17 0 V 0,045 V 0,04 V 0,035 V

18 0 V 0,045 V 0,04 V 0,035 V

35

Page 35: makalah sirene (prak. eldas)

Elektronika Dasar

Sirine / 2 KB 01

Max-Min Max-Max

VOLT / DIV : 5 V VOLT / DIV : 5 V TIME / DIV : 0,5 ms TIME / DIV : 0,2 ms DAFTAR KOMPONEN

NAMA KOMPONEN NILAI

Resistor

R1

R2

R3, R7

R4, R6, R9

R5

R8

2.7 Ω

Jumper

22 KΩ

10 KΩ

1 KΩ

56 KΩ

Potensiometer

P1, P2

100 KΩ

Kapasitor

C1

C2

C3

C4, C5

47 μF

0,05 μF

0,1 μF

10 μF

Speaker 8 Ω / 0,5 W

Saklar ON/OFF

IC LM 389 transistor NPN

36