Top Banner
SEMINAR KELOMPOK 6 Contoh Area Keperawatan Komunitas: Kesehatan Kerja Disusun Oleh : Anisah Puspita Sari 115070201131019 Aprilia Dwi Puspitasari 115070207131011 Chindy Purbo Labdo 115070207131009 Defri Andrian Dwi A 115070207131019 Dwi Puji Rahayu 115070207131008 Seli Elfianah 115070207131018 Siti Sulaicha 115070213131001 Sugeng T. R 115070207131017 JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
53

Makalah Seminar Kel 6 Fix

Jan 15, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Seminar Kel 6 Fix

SEMINAR KELOMPOK 6

Contoh Area Keperawatan Komunitas: Kesehatan Kerja

Disusun Oleh :

Anisah Puspita Sari 115070201131019

Aprilia Dwi Puspitasari 115070207131011

Chindy Purbo Labdo 115070207131009

Defri Andrian Dwi A 115070207131019

Dwi Puji Rahayu 115070207131008

Seli Elfianah 115070207131018

Siti Sulaicha 115070213131001

Sugeng T. R 115070207131017

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Makalah Seminar Kel 6 Fix

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan kerja adalah specialisasi ilmu kesehatan/ kedokteran

beserta praktiknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja

memperoleh drajat kesehatan setinggi - tingginya, baik fisik, mental

ataupun social dengan usaha – usaha preventif dan kuratif, terhadap

penyakit – penyakit/ gannguan – gangguan kesehatan yang diakibatkan

faktor – faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit –

penyakit umum (Effendy, 1998).

Beberapa undang-undang pada tahun 1960 dan 1970-an untuk

melindungi keselamatan pekerja dan kesehatan menyebabkan

peningkatan kebutuhan perawat kesehatan kerja. Khususnya, melalui

Occupational Safety and Health Administration (OSHA) dan The National

Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), yang menghasilkan

kebutuhan besar untuk perawat di tempat kerja untuk memenuhi tuntutan

dengan banyak standar sedang dilaksanakan.

Di Indonesia UU NO. 13 TAHUN 2003 tentang ketenagakerjaan

Pasal 86 dimana Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas : a. keselamatan dan kesehatan kerja; b. moral dan

kesusilaan; dan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

manusia serta nilai-nilai agama. Serta Untuk melindungi keselamatan

pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.

Keselamatan kerja harus dilindungi dari bahan bahaya yang dapat

menyebabkan penyakit, kecacatan, dan bahkan yang dapat menyebabkan

kematian. Bahan bahaya yang terdapat ditempat kerja antara lain bahan

kimia (chemical) dan bahan biologis.

Mengingat bahan bahaya yang terdapat ditempat kerja maka

diperlukan suatu perawatan kesehatan kerja yang meliputi berbagai upaya

penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya

Page 3: Makalah Seminar Kel 6 Fix

baik secara fisik maupun psikis dalam hal cara atau metode, proses, dan

kondisi pekerjaan yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan

drajat kesehatan para tenaga kerja.

Untuk mencapai perawatan kesehatan kerja yang maksimal

diperlukan kesinambungan antar pihak yang menjalankannya.

Keperawatan komunitas adalah salah satu pihak yang diharapkan mampu

menjadikan perawatan kesehatan kerja sesuai dengan fungsinya dan

dapat memaksimalkan manfaat untuk masyarakat. Oleh karena itu dalam

makalah ini akan dibahas mengenai perawatan kesehatan kerja.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan makalan ini adalah untuk mengetahui

Contoh Area Keperawatan Komunitas : Kesehatan Kerja

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk

menjelaskan mengenai:

1. Definisi perawatan kesehatan kerja

2. Sejarah perawatan kesehatan kerja

3. Bahan bahaya di tempat kerja

4. Praktik perawatan kesehatan kerja

5. Isu praktik perawatan kesehatan kerja

Page 4: Makalah Seminar Kel 6 Fix

TEORI DAN KONSEP

1. KONSEP DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pendahuluan

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/MEN/1996

tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sistem Manajemen K3)

merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang

meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,

prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,

penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang

berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang

aman, efisien dan produktif. Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3

adalah untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan di

tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi

dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan

mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat

kerja yang aman, efisien dan produktif.

Sistem Manajemen K3 wajib diterapkan oleh setiap perusahaan yang

mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih; perusahaan

yang mempunyai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik

proses atau bahan yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti

peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja.

Berdasarkan Pasal 4 Permenaker tentang Sistem Manajemen K3,

terdapat 5 (lima) ketentuan yang harus perusahaan/pengusaha

laksanakan, yaitu:

a. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan

menjamin komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3;

b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja;

Page 5: Makalah Seminar Kel 6 Fix

c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara

efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme

pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan

dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja;

d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan

kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan

pencegahan;

e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem

ManajemenK3 secara berkesinambungan dengan tujuan

meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.

Pentingnya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Terdapat beberapa alasan yang mengungkapan pentingnya Sistem

Manajemen K3 diterapkan dalam suatu perusahaan/laboratorium. Alasan

tersebut dapat dilihat dari aspek manusiawi, ekonomi, UU dan Peraturan,

serta nama baik Jerusalem 2010. Berikut adalah argumentasi betapa

pentingnya Sistem Manajemen K3.

a. Alasan Manusiawi. Membiarkan terjadinya kecelakaan kerja, tanpa

berusaha melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan,

merupakan suatu tindakan yang tidak manusiawi. Hal ini di

karenakan kecelakaan yang terjadi tidak hanya menimbulkan

penderitaan bagi korbannya (misalnya kematian, cacat/luka berat,

luka ringan), melainkan juga penderitaan bagi keluarganya. Oleh

karena itu pengusaha atau sekolah mempunyai kewajiban untuk

melindungi pekerja atau siswanya dengan cara menyediakan

lapangan kerja yang aman.

b. Alasan Ekonomi. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan

menimbulkan kerugian ekonomi, seperti kerusakan mesin,

peralatan, bahan dan bangunan, biaya pengobatan, dan biaya

santunan kecelakaan. Oleh karena itu, dengan melakukan langkah-

langkah pencegahan kecelakaan, maka selain dapat mencegah

terjadinya cedera pada pekerja, kontraktor juga dapat menghemat

biaya yang harus dikeluarkan.

Page 6: Makalah Seminar Kel 6 Fix

c. Alasan UU dan Peraturan. UU dan peraturan dikeluarkan oleh

pemerintah atau suatu organisasi bidang keselamatan kerja

dengan pertimbangan bahwa masih banyak kecelakaan yang

terjadi, makin meningkatnya pembangunan dengan menggunakan

teknologi modern, pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas

kerja yang dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja

dan pentingnya arti tenaga kerja di bidang konstruksi.

d. Nama Baik Institusi. Suatu perusahaan yang mempunyai reputasi

yang baik dapat mempengaruhi kemampuannya dalam bersaing

dengan perusahaan lain. Reputasi atau citra perusahaan juga

merupakan sumber daya penting terutama bagi industry jasa,

termasuk jasa konstruksi, karena berhubungan dengan

kepercayaan dari pemberi tugas/pemilik proyek. Prestasi

keselamatan kerja perusahaan mendukung reputasi perusahaan

itu, sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi keselamatan kerja

yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan

secara tidak langsung.

Keselamatan Kerja

Selain kesehatan yang tak kalah pentingnya adalah Keselamatan

Kerja. Keselamatan kerja merupakan keadaan terhindar dari bahaya saat

melakukan kerja. Menurut Suma‟mur (1987) dalam Jerusalem 2010,

keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

menyangkut semua proses produksi dan distribusi baik barang maupun

jasa. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja.

Keselamatan adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja maupun

masyarakat pada umumnya. Tasliman (1993)sependapat dengan

Suma‟mur bahwa keselamatan dan kesehatan kerja menyangkut semua

unsur yang terkait di dalam aktifitas kerja. Ia menyangkut subjek atau

orang yang melakukan pekerjaan, objek (material) yaitu benda-benda atau

barang-barang yang dikerjakan, alat-alat kerja yang dipergunakan dalam

Page 7: Makalah Seminar Kel 6 Fix

bekerja berupa mesin-mesin dan peralatan lainnya, serta menyangkut

lingkungannya, baik manusia maupun benda-benda atau barang.

Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan

kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.

Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga

kerja. Kecelakaan selain menjadi hambatan langsung, juga merugikan

secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja,

terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada

lingkungan kerja, dan lain-lain. Secara umum keselamatan kerja dapat

dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat

kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna

menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar

dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi

penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan pengaturan

jam kerja yang manusiawi. Pendapat lain mengatakan Keselamatan

(safety) meliputi:(1). Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of

accident loss) dan (2). kemampuan untuk mengidentifikasikan dan

menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak bisa diterima (the ability to

identify and eliminate unacceptable risks).

Pengertian K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang

disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Menurut America

Society of Safety and Engineering (ASSE), K3 diartikan sebagai bidang

kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang

ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) difilosofikan sebagai suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik

jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada

umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan

sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu

pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan

Page 8: Makalah Seminar Kel 6 Fix

terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kesehatan dan

Keselamatan (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik

jasa maupun industri. Istilah lainnya adalah ergonomi yang merupakan

keilmuan dan aplikasinya dalam hal sistem dan desain kerja, keserasian

manusia dan pekerjaannya, pencegahan kelelahan guna tercapainya

pelakasanaan pekerjaan secara baik. Perkembangan pembangunan

setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan

intensitas kerja yang mengakibatkanpula meningkatnya resiko kecelakaan

di lingkungan kerja. Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami,

yaitu: (1) aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja; (2)

diterapkan untuk melindungi tenaga kerja; (3) resiko kecelakaan dan

penyakit akibat kerja.

Kesehatan Kerja

Produktifitas optimal dalam dunia pekerjaan merupakan dambaan setiap

manager atau pemilik usaha, karena dengan demikian sasaran

keuntungan akan dapat dicapai. Kesehatan (Health) berarti derajat/ tingkat

keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and

psychological well being ofthe individual). Kesehatan Kerja, yaitu : suatu

ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja

melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerjayang

diwujudkan melaluii pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan asupan

makanan yang bergizi.

Program kesehatan di usaha busana bertujuan untuk mewujudkan

lingkungan usaha busana yang aman, nyaman dan sehat bagi seluruh

pekerjai, dan pengunjung, di dalam dan di lingkungan Usaha busana.

Sehingga kejadian pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan

yang ditimbulkan oleh kegiatan usaha busana dapat di tekan atau bila

mungkin di hilangkan. Empat pilar strategi yang telah ditetapkan tuntuk

mendukung visi Kementrian Kesehatan dalam rangka merujudkan

“kesehatan karja” adalah:

Page 9: Makalah Seminar Kel 6 Fix

a. Strategi paradigma sehat yang harus dilaksanakan secara

serempak dan bertanggung jawab dari semua lapisan. Termasuk

partisipasi aktif lintas sektor dan seluruh potendi masyarakat.

b. Strategi Profesionalisme, yaitu memelihara pelayanan kesehatan

yang bermutu, merata dan terjangkau.

c. Strategi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM),

guna memantapkan kemandirian masyarakat hidup sehat,

diperlukan peran aktif dan pembiayaan.

d. Strategi Desentralisasi, intinya adalah pendelegasian wewenang

yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengatur

systempemerintahan kerumahtanggaannya sendiri.

Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan

pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO di Linz Australia, dihasilkan

beberapa definisi sebagai berikut:

a. Penyakit Akibat Kerja: penyakit akibat kerja ini mempunyai

penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan,

yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebeb yang mudah

diakui.(pekerjaan sebagai pencetus sakit atau penyakit) atau lebih

dikenal dengan sebagai man made disease. Pencegahan dapat

dimulai dengan pengendalian secermat mungkin pengganggu

kesehatan atau pengganggu kerja. Gangguan ini terdiri dari:

1. Beban kerja (berat, sedang, ringan, atau fisik, psikis, dan sosial).

2. Beban tambahan oleh faktor-faktor lingkungan kerja seperti

faktorfisik, kimia, biologi, dan psikologi.

3. Kapasitas kerja, atau kualitas karyawan sendiri yang meliputi

kemahiran, ketrampilan, usia, daya tahan tubuh, jenis kelamin,

gizi,ukuran tubuh, dan motivasi kerja.

b. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan –Work related

disease adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen

penyebab, dimana faktor pada pekerjaan memegang peranan

Page 10: Makalah Seminar Kel 6 Fix

bersama dengan faktor resiko lainnya dalam berkembangnya

penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks.

c. Penyakit yang mengenai populasi pekerja adalah penyakit yang

terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab di

tempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang

buruk bagi kesehatan.

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pada prinsipnya sasaran atau tujuan dari K3 adalah :

a. Menjamin keselamatan operator dan orang lain

b. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan

c. Menjamin proses produksi aman dan lancar

Sedangkan tujuan keselamatan kerja menurut Suma‟mur, (1985) dalam

Jerusalem 2010 adalah sebagai berikut:

a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam

melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan

produksi serta produktivitas masyarakat.

b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat

kerja.

c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan

efisien.

Sementara itu, peraturan perundangan No. I tahun 1970 Pasal 3 tentang

keselamatan kerja ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;

f. Memberi alat-alat pelindung diri pada para pekerja;

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,

cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;

Page 11: Makalah Seminar Kel 6 Fix

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik

physic maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,

caradan proses kerjanya;

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,

tanamanatau barang;

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,

perlakuan dan penyimpanan barang;

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan

yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. (Tia ,

Setiawan dan Harun, 1980:11-12)

Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih

tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam

bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan

pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14

tahun 1969 tentang pokok – pokok mengenai tenaga kerja yang

selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang

ketenaga kerjaan. Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan

bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan

atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan

perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai

agama, akan tetapi pekerja mempunyai kewajiban untuk memberikan

kontribusi pada kondisi tersebut dengan berperilaku yang bertanggung

jawab. Setiap cidera atau kasus sakit akibat hubungan kerja, dapat

dihindari dengan sistem kerja, peralatan, substansi, training dan supervisi

Page 12: Makalah Seminar Kel 6 Fix

yang tepat. Sakit, cidera dan perilaku yang tidak mendukung

kesehatan,keselamatan dan keamanan kerja akan mengakibatkan

menurunnya produktifitas kerja. Salah satu masalah yang hampir setiap

hari terjadi di tempat kerja adalah kecelakaan yang menimbulkan hal-hal

yang tidak kita inginkan, seperti kerusakan peralatan, cedera tubuh,

kecacatan bahkan kematian.

2. DEFINISI KESEHATAN KERJA

Kesehatan kerja yaitu suatu ilmu yang penerapannya untuk

meningkatkan kualitas hidup tenaga kesehatan kerja melalui peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja yang diwujudkan melalui

pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan asupan makanan yang bergizi

(Jerusalam & Khayati, 2010).

Kesehatan kerja adalah specialisasi ilmu kesehatan/ kedokteran

beserta praktiknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja

memperoleh drajat kesehatan setinggi - tingginya, baik fisik, mental

ataupun social dengan usaha – usaha preventif dan kuratif, terhadap

penyakit – penyakit/ gannguan – gangguan kesehatan yang diakibatkan

faktor – faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit –

penyakit umum (Effendy, 1998).

Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian anatara

kapasitas, beban, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja

secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di

sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (Undang –

undang kesehatan tahun 1992). Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja

adalah mengidentifikasi permasalahan, mengevaluasi, dan dilanjutkan

dengan tindakan pengendalian. Sasaran kesehatan kerja adalah manusia

dan meliputi aspek kesehatan dari pekerka itu sendiri (Efendi & Makhfudli,

2009).

Pengertian perawatan kesehatan kerja (Occupation Health Nursing)

merupakan cabang dari perawatan kesehatan masyarakat, yang

Page 13: Makalah Seminar Kel 6 Fix

memberikan pelayanan pada tenaga kerja atau kelompok tenaga kerja.

Pelayanan berfokus pada promosi, proteksi, dan pemulihan kesehatan

naker dalam hubungannya dengan keselamatan dan lingkungan kerja

yang sehat. Pelayanan keperawatan kesehatan kerja bersufat otonom dan

independen dalam menetukan penatalaksanaan keperawatan bidang

kesehatan kerja. (American Association of Occupational Health Nursing,

1994).

3. SEJARAH PERAWATAN KESEHATAN KERJA

Keperawatan kesehatan kerja, kemudian disebut keperawatan

industri dimulai pada paruh kedua abad ke-19 di Norwich, Inggris. Ketika

Philipa Fowerday disewa oleh J. & J. Coleman Cormpany pada tahun

1878. Karyanya di perusahaan mustard terutama untuk bekerja di klinik

dan menyediakan layanan perawatan di rumah kepada karyawan dan

keluarga mereka (Godfrey. 1978). Meskipun perusahaan tersebut

menyediakan pelayanan perawatan akut dan tersier bagi karyawan,

kepercayaan adalah bahwa perawatan pencegahan lebih baik daripada

mengobati dalam hal hidup sehat dan berkualitas. Perawat segera

dipekerjakan oleh perusahaan lain mencoba memberikan pelayanan

kesehatan bagi karyawan yang sakit dan terluka di tempat kerja serta

layanan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan sanitasi dan

kebersihan, terutama mengingat tingginya tingkat tuberkulosis waktu itu

(Slaney, 1984.)

Perawatan untuk para pekerja dimulai pada tahun 1888 dan disebut

keperawatan industri. Sekelompok penambang batubara Pennsylvania

menyewa Betty Moulder, lulusan sekolah rumah sakit Blockley

keperawatan di philadelphia (sekarang philadelphia rumah sakit umum),

untuk mengurus mereka dan rekan kerja dan keluarga yang sakit

(AAOHN, 1976). Ada Mayo Stewart, disewa pada tahun 1885 oleh

perusahaan marmer vermont di rutland, Vermont merupakan pengguna

keperawatan industri yang pertama. Dengan naik sepeda, Nona Stewart

Page 14: Makalah Seminar Kel 6 Fix

mengunjungi karyawan yang sakit di rumah mereka, dan memberikan

perawatan darurat, serta mangajarkan ibu cara merawat anak-anak

mereka, dan mengajarkan kebiasaan hidup sehat (Felton,

1985;M Stanhope, 2013).

Pelayanan kesehatan karyawan atau pekerja tumbuh pesat selama

tahun 1900-an sebagai perusahaan yang diakui bahwa penyediaan

pelayanan kesehatan tempat kerja dapat menyebabkan tenaga kerja lebih

produktif. Pada waktu itu, terjadinya kecelakaan kerja dipandang sebagai

bagian tak terhindarkan dari para pekerja. Namun, masyarakat tidak

mendukung sikap tersebut, dan sistem untuk kompensasi bagi para

pekerja muncul hingga sampai sekarang (McGarth, 1945; M Stanhope,

2013).

Pada tahun 1913, upaya pertama mengorganisir di dalam

keperawatan industri Amerika dimulai di New England dengan

pembentukan pertama perawat registry industri dan pembentukan

Asosiasi New England Perawat industri 'pada tahun 1918. In 1917, Boston

University College of Busing Administration menawarkan kursus pertama

pendidikan khusus perawat industri yang berfokus pada isu-isu kesehatan

dan ekonomi industri. Hal ini diikuti pada tahun 1920 oleh beberapa

perguruan tinggi dan universitas menawarkan jumlah yang sedikit dalam

kebersihan industri di mana perawat industri berpartisipasi (Godfrey, 1978)

Keperawatan industri tumbuh pesat selama paruh pertama abad

kedua puluh. Fasilitas pendidikan banyak didirikan, seperti halnya

professional societies. Pada Perang dunia ii terdapat sekitar 4000

keperawatan industri (brown, 1981). The American Assosiation of

Industrial Nursing (AAIN) (yang sekarang menjadi The American

Association of Occupational Health Nurse) didirikan sebagai organisasi

keperawatan nasional pertama pada tahun 1942. Tujuan AAIN adalah

untuk meningkatkan pendidikan keperawatan industri dan praktek serta

untuk mempromosikan upaya kolaboratif interprofesional (Roger, 1988;

M Stanhope, 2013).

Page 15: Makalah Seminar Kel 6 Fix

Bagian dari beberapa undang-undang pada tahun 1960 dan 1970-

an untuk melindungi keselamatan pekerja dan kesehatan menyebabkan

peningkatan kebutuhan perawat kesehatan kerja (Federal Coal Mine

Safety and Health Act,1969). The Occupational health (OSH) pada tahun

1970 merupakan hokum pertama yang mengatur tentang keamanan dan

kesehatan kondisi kerja.

Sebagai lingkup perawat kesehatan kerja tentang praktek diperluas

jauh, AAIN berubah nama menjadi American Asosiasi Perawat Kesehatan

Kerja pada tahun 1977, dengan keanggotaan sekarang sekitar 13.000

perawat kesehatan kerja. Tahun 1980-an membawa ekspansi ke peran

yang lebih promosi kesehatan, manajemen, pengembangan kebijakan,

penelitian dan kewirausahaan. Beberapa standar Apakah diumumkan

untuk melindungi pekerja dari paparan (fig., Hazard Communication

Standard, 1.983), dan pada tahun 1988, 'Keselamatan dan Kesehatan,

Administrasi (OSHA) menyewa jasa konsultan perawat kesehatan

pertama untuk memberikan bantuan teknis dalam pengembangan

standar, konsultasi lapangan, dan pekerjaan keahlian keperawatan

kesehatan. Pada tahun 1993, di Kantor Kesehatan Keperawatan didirikan

dalam lembaga tersebut.

Khususnya, melalui Occupational Safety and Health Administration

(OSHA) dan The National Institute for Occupational Safety and Health

(NIOSH), yang menghasilkan kebutuhan besar untuk perawat di tempat

kerja untuk memenuhi tuntutan dengan banyak standar sedang

dilaksanakan. Dengan OSHA, tindakan utama berfokus pada melindungi

pekerja dari pekerjaan berbahaya. NIOSH berfokus pada pendidikan dan

penelitian. Pada 1993 kantor keperawatan kesehatan kerja didirikan

dalam suatu lembaga. Di samping penyediaan layanan kesehatan

langsung, perawat lebih terlibat daripada sebelumnya dalam pembuatan

kebijakan dan manajemen pelayanan kesehatan kerja. Di samping itu,

pada tahun 1998, AAOHN mengadopsi konsep kesehatan lingkungan

sebagai komponen penting dari lapangan latihan. Untuk tujuan ini,

AAOHN telah memasukkan istilah "environment" seperti dalam pekerjaan

Page 16: Makalah Seminar Kel 6 Fix

dan lingkungan perawat kesehatan yang ada, dalam dokumen-dokumen

dan publikasi. Pada tahun 1999, AAOHN menerbitkan set pertama

kompetensi dalam keperawatan kesehatan kerja, yang telah diperbarui,

dan mendirikan fundation AAOHN untuk mendukung kegiatan pendidikan,

penelitian, dan kepemimpinan dalam keperawatan kesehatan kerja. Peran

kesehatan lingkungan dan penempaan hubungan yang berkelanjutan di

masyarakat perlu untuk lebih meningkatkan kesehatan pekerja.

(M Stanhope, 2013)

Prioritas akan digunakan untuk menargetkan dana hibah oleh

NORA untuk kerja penelitian keperawatan kesehatan. Pada tahun 1996,

pertama National Occupational Agenda Riset (NORA) dikembangkan,

dipelopori oleh National Institut Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(NIOSH) dalam kemitraan dengan lebih 500 kelompok dan individu. Nora

telah mengidentifikasi 21 prioritas penelitian untuk kesehatan dan

keselamatan kerja yang pendanaannya ditargetkan pada prioritas NORA

(CDC, 1999)

Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Indonesia

Dengan memperhatikan keadaan hukum kerja di zaman

prakemerdekaan, tentunya dapat diperkirakan bagaimana riwayat

kesehatan kerja ini. Perbudakan, perhambaan, rodi, dan poenale sanksi

yang mewarnai hubungan kerja di zaman itu menunjukkan pula

kurangnya perhatian pemerintah Hindia Belanda akan kesehatan kerja.

Hal yang dicari pada saat itu adalah pengeksplotasian tenaga kerja

secara penuh demi kepentingan pihak penjajah, sedangkan kepentingan

tenaga kerja tidak diperhatikan sama sekali.

Zaman Perbudakan

Zaman perbudakan ini secara legistis yaitu menurut peraturan

perundangan dinyatakan berakhir pada tanggal 31 Desember 1921. Jika

dibandingkan dengan Negara lain, berkat aturan adat yang dijiwai oleh

kepribadian bangsa, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab para

budak agak lumayan kedudukannya.

Page 17: Makalah Seminar Kel 6 Fix

Regerings Reglement (RR) tahun 1818 (semacam Undang-undang Dasar

Hindia Belanda) pada pasal 115 memerintahkan supaya diadakan

peraturan- perturan mengenai perlakuan terhadap keluarga budak.

Peraturan pelaksananya dimuat dalam Staatsblad 1825 No.44 ditetapkan

bahwa :

1. Harus dijaga agar anggota-anggota keluarga budak bertempat

tinggal bersama-sama, maksudnya seorang budak yang telah

berkeluarga tidak boleh dipisahkan dari istri dan anaknya.

2. Para pemilik diwajibkan bertindak baik terhadap para budak

mereka.

3. Penganiayaan seorang budak diancam dengan pidana berupa

denda antara Rp.10,00 dan Rp.500,00 dan pidana lain yang

dijatuhkan oleh pengadilan untuk penganiayaan biasa.

Usaha dari pihak tidak resmi seperti dari “Javaans Menschlievend

Genootschaap” yaitu nama baru bagi “Java Benevolent Institution” dari

zaman pemerintahan Thomas Stamford Raffles antara tahun 1818 dan

1824 mencoba untuk menghapuskan perbudakan tetapi tidak membawa

hasil. Terjadi pertentangan pendapat yang menyatakan bahwa

penghapusan budak merupakan pelanggaran besar terhadap hak para

pemilik budak dan disisi lain berpendapat bahwa kezaliman lebih besar

apabila merendahkan manusia menjadi barang milik.

Baru pada tahun 1854 dalam Regeringsreglement 1854 pasal 115

sampai 117 kemudian menjadi pasal-pasal 169 sampai 171 Indische

Staatsregeling 1926, dengan tegas ditetapkan penghapusan perbudakan.

Pasal 115 menetapkan paling lambat 1 Januari 1860 perbudakan di

seluruh Indonesia dihapuskan dan selnjutnya memerintahkan supaya

diadakan peraturan-peraturan persiapan dan pelaksanaan tentang

penghapusan dan ganti rugi sebagai akibat penghapusan.

Zaman Rodi

Zaman rodi atau kerja paksa ini berlaku bersamaan dengan zaman

perbudakan dan berakhir resminya di Jawa dan Madura pada tanggal 1

Februari 1938, kecuali di tanah partikelir yang baru dihapuskan pada

Page 18: Makalah Seminar Kel 6 Fix

tahun 1946 oleh Coamacab (Commando Officer Allied Military

Administration, Civil Affairs Branch) dalam Noodverordening Particuliere

Landrijen 1946 Java en Madura.

Kesehatan kerja bagi pekerja rodi lebih diperuntukkan pada kekhawatiran

kehabisan jumlah pekerja paksa, bukan karena prikemanusiaan.

Kesehatan kerja pada bidang rodi ini lebih terletak pada pembatasan jam

kerja. Misalnya hanya boleh sehari seminggu dan paling banyak 52 hari

dalam setahun dan seharinya tidak boleh lebih dari 12 jam kerja rodi.

Jarak antara rumah dan tempat kerja juga diperhatikan. Tetapi hal ini pun

dilanggar oleh pihak yang berkepentingan karena kurangnya

pengawasan. Penghapusan rodi dilakukan dengan membayar uang

pembebasan atau tebusan kepada Pemerintah dan bersamaan dengan itu

gaji pegawai dinaikkan dengan uang pembebasan itu.

Poenale Sanksi

Zaman poenale sanksi meliputi antara tahun 1872 dan 1879 serta

antara masa 1880 dan 1941, berakhir pada tanggal 1 Januari 1942.

Kedudukan buruh/pekerja dalam hubungannya dengan majikan ditetapkan

sebagai berikut;

1. buruh tidak boleh meninggalkan perusahaan, tanpa izin tertulis dari

pengusaha, administrasi atau pegawai yang diberi wewenang untuk

itu. Apabila hal itu tetap dilakukan maka buruh dikenai tindak

pidana yang disebut melarikan diri. Hukuman untuk itu adalah

denda atau kerja dengan makan tanpa upah, biasanya disebut

“krakal” selama-lamanya 1 bulan.

2. buruh wajib secara teratur melakukan pekerjaannya.

3. jika buruh meninggalkan perusahaan, ia wajib selalu membwa dan

atas permintaan yang berwajib memperhatikan kartu keterangan

yang memuat identitas buruh dan lamanya hubungan kerja.

4. jika buruh dalam masa hubungan kerja diadili atau menjalani

pidana, maka sesudahnya atas biaya perusahaan ia dapat di bawa

kembali ke perusahaan. Demikian pula jika buruh setelah menjalani

Page 19: Makalah Seminar Kel 6 Fix

istirahat, sakit dan sebagainya jika tidak kembali lagi ke perusahaan

maka dapat dipanggil kembali.

5. dilarang memberi pemondokan kepada seorang buruh yang tidak

dapat membuktikan kebebasannya dari kewajiban bekerja.

6. dalam keadaan bagaimanapun, buruh tidak dapat memutuskan

hubungan kerjanya secara sepihak.

Dalam lembaga poenale sanksi yang menyerahkan pribadi buruh

sepenuhnya kepada wewenang perusahaan / majikan tidak dapat

diharapkan adanya perlindungan buruh. Satu-satunya jalan untuk

memberikan perlindungan bagi buruh itu pda kedudukan manusia social

adalah penghapusan poenale sanksi yang terjadi pada tangga 1 Januari

1942.

Zaman Modern

Kesehatan kerja di Indonesia dimulai pada dasawarsa ketiga abad

XX. Kesehatan kerja pertama kali diatur dalam :

1. Maatregelen ter Beperking van de Kindearrbied en de Nachtarbeid

van de Vroewen, yang biasanya disingkat Maatregelen, yaitu

peraturan tentang pembatsan pekerjaan anak dan wanita pada

malam hari, yang dikeluarkan dengan Ordonantie No. 647 Tahun

1925, mulai berlaku tanggal 1 Maret 1926.

2. Bepalingen Betreffende de Arbeit van Kinderen en Jeugdige

Persoonen ann Boord van Scepen, biasanya disingkat „Bepalingen

Betreffende‟, yaitu peraturan tentang pekerjaan anak dan orang

muda di kapal, yang diberlakukan dengan Ordonantie No. 87 tahun

1926, mulai berlaku 1 Mei 1926.

Selain Maatregelen dan Bepalingen Betreffende, peraturan lain yang

dikwalifikasi sebagai peraturan kesehatan kerja, yang dikeluarkan oleh

pemerintah Hindia Belanda adalah :

1. Mijn Politie Reglement, Stb No. 341 tahun 1931 (peraturan tentang

pengawasan di tambang)

Page 20: Makalah Seminar Kel 6 Fix

2. Voorschriften omtrent de dienst en rushtijden van bestuur der an

motorrijtuigen (tentang waktu kerja dan waktu mengaso bagi

pengemudi kendaraan bermotor).

3. Riauw Panglongregeling (tentang panglong di Riau)

4. Panglongkeur Soematra Oostkust (tentang panglong di Sumatera

Timur).

5. Aanvullende Plantersregeling (peraturan perburuhan di perusahaan

perkebunan).

6. Arbeidsregeling nijverheidsberijvn (peraturan perburuhan di

perusahaan perindustrian).

Di Indonesia secara historis peraturan keselamatan dan kesehatan

kerja telah ada sejak pemerintahan Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan

dan diberlakukannya Undang-undang Dasar 1945, maka beberapa

peraturan termasuk peraturan keselamatan kerja yang pada saat itu

berlaku yaitu Veiligheids Reglement telah dicabut dan diganti dengan

Undag-undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970.

Setelah kemerdekaan pula yang pertama-tama menjadi perhatian

pemerintah adalah masalah kesehatan kerja. Sewaktu Imdonesia masih

berbentuk serikat beribukota di Yogyakarta pada tannga 20 April 1948

mengundangkan Undang-undang No.12 Tahun 1948 tentang kerja.

Setelah Indonesia berbentuk Negara kesatuan UU No.12 tahun 1948 ini di

berlakukan ke seluruh wilayah Indonesia dengan UU No.2 Tahun 1951.

Undang-undang pokok kerja ini mamuat aturan dasar mengenai :

1. Pekerjaan anak

2. Pekerjaan orang muda

3. Pekerjaan wanita

4. Waktu kerja, istirahat, dan mengaso

5. Tempat kerja dan perumahan buruh, untuk semua pekerjaan tidak

membeda-bedakan tempatnya, misalnya di bengkel, di pabrik, di

rumah sakit, di perusahaan pertanian, perhubungan,

pertambangan, dan lain-lain.

Page 21: Makalah Seminar Kel 6 Fix

Undang-undang No.12 Tahun 1948 merupakan undang-undang pokok

sehingga memerlukan peraturan pelaksana yang lebih rinci. Mengingat

keadaaan Indonesia yang masih di awal kemerdekaan, maka peraturan

pelaksana dibuat secara bertahap. Peraturan pelaksana yang sempat

dikeluarkan pada masa itu adalah :

1. Peraturan pemerintah No.3 Tahun 1950 yang memberlakukan

aturan waktu kerja, istirahat, dan mengaso serta mengatur tata

cara pengusaha untuk dapat mengadakan penyimpangan dari

waktu kerja.

2. Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 1954 yang mengatur

tentang berlakunya ketentuan cuti tahunan bagi pekerja/buruh.

Berbeda dengan undang-undang pokok lainnya, undang-undang

kerja mempunyai ketentuan bahwa semua ketentuan yang ada hanya

akan berlaku jika ada peraturan pelaksananya. Sampai saat undang-

undang kerja dicabut dan digantikan dengan Undng-undang No.13 Tahun

2003, peraturan pelaksana yang baru keluar hanya kedua peraturan

tersebut. Maka hanya kedua aturan undang-undang kerja itu yang sempat

berlaku.

4. Bahan Bahaya di Tempat Kerja

Kerja dan bahan bahaya di tempat kerja

Pekerja banyak terpampang bahan bahaya di tempat kerja

sehingga mengakibatkan penyakit dan cidera. Terdapat sekitar 138 juta

pekerja di amerika serikat (Bureau of Labor Statistics, 1999). Setiap hari,

sekitar 137 individu meninggal dari penyakit yang berkaitan dengan

pekerjaan, disertai tambahan 16 kematian dari cidera pada saat bekerja.

Seriap 5 detik, seorang pekerja mengalami cidera; setiap 10 detik seorang

pekerja mengalami kecacatan sementara atau total. NIOSH

memperkirakan bahwa sedikitnya 10 juta cidera terjadi pada saat

seseorang bekerja setiap tahun, kira – kira 3 juta orang diantaranya

mengalami cidera parah, dan setiap hari kerja lebih dari 10,000 orang

mengalami cidera sehingga kehilangan waktu bekerja. Table 40-3

Page 22: Makalah Seminar Kel 6 Fix

menunjukan cidera yang berhubungan dengan kerja paling tinggi secara

sepesifik industry. Pada tahun 1994, cidera yang berhubungan dengan

kerja sendiri menghabiskan 121 milliar dolar karena kehilangan gaji dan

produktivitas, biaya administrasi, perawatan kesehatan, dan biaya lainnya.

Dan itu belum termasuk penyakit yang berhubungan dengan kerja.

Table: Nonfatal Occpational injury incidence rates in the united states by

industry, private sector

Work related Nonfatal Injuries

(per 100 full time worker)

Construction

Agriculture

Manufacturing

Transportation/public untilities

Wholesale/retail trade

Mining

Services

Finance, insurance, realty

12,5

11,0

10,8

8,8

8,2

7,0

6,8

2,7

Average

Kontruksi memiliki nilai cidera yang lebih tinggi pada sector privat

dibandingkan dengan yang lain (12,9 melawan 8,3 per 100 pekerja).

Pabrik yang memProduksi potongan kayu dan kayu memiliki pekerja yang

cidera daripada produser bahan lain, dan perusahan truk dan gudang

memiliki nilai cidera pada sector penyedia jasa. Cidera pertambangan ,

termasuk yang melibatkan oli dan eksplorasi gas. Menurun pada

pertengahan 1980an tapi tetap tinggi. Hampir setengah dari 170,000

kecacatan dikarenakan cidera pada pertanian setiap tahun hasilnya

secara permanen memburuk , menghabiskan kira – kira 2,5 juta dolar

untuk biaya rumah sakit dan rehabilisasi,. Laporan dari cidera antara

perawat rumah dan pemberi peawatan personal telah meningkat, dengan

cidera punggung terhitung lebih dari 40% dari laporan ini. Dan

Page 23: Makalah Seminar Kel 6 Fix

diperkirakan 2,4 juta cidera mata terjadi di tempat kerja setiap tahun,

dikarena terekspos bahan kimia, radiasi, fisik dan biologi, dengan lebih

dari 60% pekerja yang mengalami cidera mata tidak memakai

perlindungan mata pada saat cidera.(Buerau of labor, 1995).

New cases of reported occupational illness in united states, by category of

illness, private sector

Category of illness Number percentage

- Disorders

associated with

repeated trauma

- Skin disease

disorders

- Disosders caused

by physical agent

- Respiratory

conditions caused

by toxic agent

- Poisoning

- Dust disease of the

lung

- All other

occupational illness

459,300

120,800

37, 400

36,900

13,400

4,800

759,400

61

16

5

5

2

1

100

Penyakit lebih sulit diperkirakan karena seringkali terjadi priode

laten yang lama antara terekspose di tempat kerja dan penyakit yang

muncul dan kurangnya recognisi dari bagian kelinis bahwa penyakit

berhubungan dengan tempat kerja. Karena itu, kejadian relative dan

prevalensi dari penyakit yang berhubungan dengan kerja tidak dilaporkan.

Ini berarti penyakit seperti gangguan kulit, yang lebih mudah diketahui,

lebih banyak dilaporkan dan dirawat. (table 40-4).

Page 24: Makalah Seminar Kel 6 Fix

Ini mungkin memberikan arti salah dari keparahan penyakit yang

berhubungan dengan kerja.

1. Alergi dan iritasi kulit

Ditempat kerja. Kulit adalah rute penting dari exposure dari

bahan kimia dan kontaminasi bahan lain. Berdasarkan bureau of

labor statistics amerika serikat, penyakit kulit yang berhubungan

dengan pekerjaan sebagian besar dalam bentuk alergi dan iritasi

kulit adalah di tempat kedua tipe penyakit yang berhubungan

dengan tempat kerja yang paling sering. Dari tahun 1983 sampai

tahun 1994, nilai dari penyakit kulit yang berhubungan dengan

tempat kerja meningkat dari 64 sampai 81 kasus pr 100,000

pekerja. Pada tahun 1994, kira- kira 66,000 kasus penyakit kulit

yang berhubungan dengan tempat kerja dilaporkan telah terjadi,

terhitung kira-kira 13% dari semua penyakit yang berhubungan

dengan kerja. Selain itu penyakit kulit yang berhubungan dengan

pekerjaan sebagian besar tidak dilaporkan, sehingga nilai

sebernarnya dari kasus baru mungkin lebih banya beberapa kali

dari pada yang tercatat. Diperkirakan biaya tahunan, termasuk

kehilangan waktu kerja dan kehingan produktivitas yang

berhubungan dengan penyakit kulit yang berhubungan dengan

pekerjaan , mungkin mencapai 1 miliyar dolar setiap tahun. Nilai

Klaim Kompensasi pekerja untuk penyakit kulit yang berhubungan

dengan pekerjaan bervariasi bedasarkan negara dan membentang

dari 12 sampai 108 per 100,000 pekerja setiap tahun. Laporan

prevalensi dari nasionnal health interview survey dermatitis yang

berhubungan dengan tempat kerja pada tahun 1988 mencapai 2%

(1,700 kasus per 100,000 pekerja)

Iritasi dermatitis kontak adalah yang paling sering penyakit

kulit yang berhubunga dengan pekerjaan, biasanya dihasilkan dari

reaksi toxic iritasi bahan kimia seperti cairan pelarut dan pemotong.

Alergi kulit diperkirakan 20% sampai 24% dari semua kontak

dermatitis. Ini disebabkan oleh variasi dari zat seperti latex dan

Page 25: Makalah Seminar Kel 6 Fix

beberapa pestisida yang menyebabkan reaksi alergi ( reaksi

hipersensitivitas uang tertunda). Kontak urtikaria (gatal-gatal

muncul sesaat setelah allergen menyentuh kulit) dipertimbangkan

disini dan juga karena hal itu dapat berevolusi menjadi contact

dermatitis. Beberapa zat dapat menyebabkan alergi irritant dan

dermatitis dan juga contact urticaria. Contohnya, latex, yang telah

dilaporkan menyebabkan gangguan kulit samapai dengan 10% dari

tenaga kesehatan yang terekspos, yang paling sering

menyebabkan irritant dermatitis, namun hal itu juga menghasilkan

alergi kontak dan contact urticaria.

Kerena perkembangan iritasi dan alergi kulit yang

berhubungan dengan pekerjaan sangat jelek, pencegahan sangat

penting dilakukan. Klien dengan dermatitis kontak yang

berhubungan dengan kerja sering berkembang menjadi penyakit

kulit. Dengan beribu potensi kimia berbahaya di perkenalkan ke

tempat kerja setiap tahun dan dengan ancaman dari penyakit kulit

yang banyak muncul seperti alergi latex, intervesi harus

dikembangkan untuk mengurangi iritasi dan alergi sentuhan kulit.

2. Asma dan penyakit paru obstruksi kronis

Asma dan penyakit paru obstruksi kronis adalah penyakit

dari jalan nafas paru, lebih dari 20 juta pekerja amerika serikat

berpotensi terekspos agen yang dapat menyebabkan penyakit ini,

termasuk 9 juta pekerja yang selama bekerja terekspos sensitizer

yang dikenal sbagai toluene diisocyanate CDTI, sebuah bahan

penting dalam pembuatan poliuretan, dan irritant, seperti ammonia,

digunakan dalam pembuatan pewarna, bahan kimia, plastic, dan

bahan peledak (levy & wegman, 1995). Asma yang berhubungan

dengan pekerjaan adalah penyakit respiratori yang berhubungan

dengan kerja yang paling umum didiagnostik pada klien yang

diperiksa di klinik tempat kerja.

Asma dan penyakit paru obstruksi kronis terhitung hampr

mencapai 18 juta kunjungan dokter pada tahun 1985 dan di

Page 26: Makalah Seminar Kel 6 Fix

perkirakan 800,000 penerimaan rumah sakit, asma dan penyakit

paru obstruksi kronis menyebabkan hamper 92,000 kematian di

amerika serikat, membuat penyakit jalan nafas menjadi peringkat 4

penyebab kematian keseluruhan. Mortalitas dari asma dan penyakit

paru obstruksi kronis meningkat setiap tahun. Diperkirakan asma

yang berhubungan dengan kerja menghabiskan kira-kira $400 juta.

NIOSH melaporkan bahwa asma sekarang berefek pada lebih dari

10 juta orang di amerika serikat dan sedang meningkat dalam hal

prevalensi, bukti terbaru menyatakan bahwa sebanyak 28% dari

kasus asma orang dewasa mungkin disebabkan oleh tempat krja.

Ditambah kepada mereka yang mengembangkan asma yang

berhubungan dengan kerja sebagai hasil eksposure di tempat kerja

terhadap sensitizer dan iritan. Banyak pekerja tidak peka terhadap

asma yang pra ada mungkin akan tambah parah karena lingkungan

kerja. Setiap tahun , jumlah dari kasus asma bertambah, dan area

masalah baru yang utama mulai muncul. Seperti contoh , sebagai

hasil dari peningkatan pengguanaan sarung tangan pelindung,

dikarenakan diperkenalkannya universal precaution dan regulasi

OSHA pada pathogen yang menular melalui darah, latex alergi

menjadi masalah utama untuk pekerja medis. Sejumlah signifikan

dari pekerja ini (2,5% pada satu studi) telah mengembangkan asma

yang berhubungan dengan asma.

Morbiditas dari asma yang berhubungan dengan asma dapat

dicegah, diagnose awal memegang peran utama untuk intervensi

yang efektif. Resolusi komplet dari gejala dan keabnomalan fungsi

paru-paru paling sering ktika terefek dari eksposure individual di

hentikan pada awal perjalanan penyakit, jadi diagnosis awal

memegang peran penting dalam intervensi yang efektif.

Hubungan dari penyakit paru obstruksi kronis dengan

eksposure tempat kerja juga tercatat dengan baik dari berbagai

studi dari agen tempat pekerja (contoh , debu batu bara, debu

gandum, debu kapas). Investigasi dari consensus kesehatan dari

Page 27: Makalah Seminar Kel 6 Fix

eksposur tertentu di lingkungan umum, dimana eksposur jauh lebih

rendah dari pada tempat kerja, juga menyebutkan bahwa penyakit

paru obstruksi kronis berasal dari kondisi lingkungan berdebu

mungkin sebuah penyebab penting dari penyakit yang dapat

dicegah dan kematian. Mereka yang dengan penyakit paru dari

penyebab lain sangat rentan terhadap barang berbahaya untuk

repirasi. Walaupun rokok tetap menjadi penyebab utama dari

penyakit pulmonal di amerika serikat, banyak eksposure pekerjaan

dan lingkungan , mereka berdua sendiri atau dikombinasikan

dengan merokok, diketahui sebagai penyakit paru obstruksi kronis.

Perkiraan penyakit paru obstruksi kronis di populasi umum adalah

14%

3. Kesuburan dan kelainan kehamilan

Kelainan dari reproduksi termasuk cacat bayi, gangguan

perkembangan , aborsi spontan, berat badan bayi rendah,

kelahiran sebelum waktunya dan gangguan lainnya yang berefek

pada janin; mereka juga termasuk pengurangan kesuburan,

impoten, dan ganguan menstruasi. Kemandulan sekarang

diperkirakan diderita oleh 2 juta pasangan diamerika. Satu dari dua

belas menemukan mereka tidak bisa hamil setelah 12 bulan

melakukan intercourse yang tidak terlindungi. Walaupun tidak

semua pasangan mandul mencari bantuan medis, telah

diperkirakan sekitar $1 miliar telah dihabiskan pada 1987 pada

pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan kemandulan.

Pada 1991, kunjungan dokter untuk pelayanan pada pasien mandul

mencapai 1.7 juta. Walaupun sejumlah eksposure pada pekerjaan

telah menunjukan gangguan pada gangguan kesuburan (contoh

pestisida, pelarut) penyebab rata-rata dari eksposure yang

menyebabkan kemandulan pada laki-laki dan perempuan tidak

diketahui. Selain itu, tren global pada penurunan jumlah sperma

pada pria telah meningkatkan perhatian pada tentang peran dari

zat kimia yang ditemui di tempat kerja dan dilingkungan.

Page 28: Makalah Seminar Kel 6 Fix

Kecacatan lahir penyebab utama dari mortalitas bayi di

amerika serikat, terhitung 20% kematian bayi (lebih dari 8,000) per

tahun. Setiap tahunya, kira-kira 120,000 bayi lahir di amerika

mengalami cacat – kira-kira 3 per 100 kelahiran bayi hidup. Pada

tahun 1992 biaya untuk 17 dari cacat bayi dan cerebral palsy telah

diperkirakan mencapai $8 juta. Cacat tabung saraf, yang termasuk

spina bifida dan anencephaly, terjadi pada 4,000 kehamilan setiap

tahun, dimana setiap kasus baru dari spina bifida memiliki biaya

selama hidup sekitar $294,000. Dari semua anak di amerika

serikat, 17% memiliki beberapa tipe gangguan perkembangan.

Perkembangan penting dari retardasi mental, cerebral palsy,

gangguan pendengaran, dan gangguan pendengaran mencapai

2% dari semua anak usia sekolah.

Sebagian besar cacat kelahiran dan gangguan

perkembangan disebabkan karena sebab yang tidak diketahui.

Contribusi rata-rata dari eksposure dari tempat kerja pada

gangguan reproduksi dan keabnormalan bawaan tidak diketahui.

Walaupun beberapa bahan berbahaya untuk reproduksi telah

ditemukan oleh manusia, sebagian besar lebih dari 1,000 tempat

bahan kimia di tempat kerja telah menunjukan keabnormalan pada

system reproduksi pada hewan belum dilakukan studi pada

manusia. Sebagai tambahan, sebagian besar dari 4 juta campuran

bahan kimia lainnya sebagai bahan komersil masih belum di test.

Bahan dan aktivitas yang mengganggu aktivitas hormonal system

reproduksi (contoh shift kerja atau pestisida yang memiliki aktivitas

esterogen) juga butuh dievaluasi. Sama juga, efek dari factor fisik

seperti berdiri yang terlalu lama, meraih atau mengangkat, atau

efek interaksi dari stressor tempat kerja dan eksposure dalam

kehamilan dan kesuburan belum di investigasi.

Walaupun jumlah total dari pekerja yang berpotensi

terekspos bahan berbahya untuk reproduksi susah di perkirakan, ¾

dari wanita yang bekerja dan lebih banyak laki-laki yang bekerja

Page 29: Makalah Seminar Kel 6 Fix

dalam usia subur, lebih dari setengah dari anak di amerika lahir dari

ibu yang bekerja. Angka yang sangat banyak dari pekerja yang

dalam masa subur bersam dengan sejumlah bahan kimia ditempat

kerja, fisik, dan agen biologi menyatakan sejumlah besar pekerja

memiliki resiko gangguan reproduksi.

Walaupun penyebab gangguan reproduksi dan gangguan

kehamilan belum diketahui, kehilangan produktivitas dan

penderitaan yang mendalam yang berefek pada seseorang dan

keluarga adalah bukstinya. Kontribusi dari pekerjaan masih belum

dieksplore, karena pekerja kesehatan reproduksi baru saja muncul

sebagai focus yang serius dari investigasi. Mengidentifikasi bahan

berbahaya pada tempat kerja memiliki potensi untuk mengurangi

beberapa miliyar dolar dan membantu orang yang menderita

karena gangguan reproduksi.

4. Kehilangan pendengaran

Kasus kehilangan pendengaran sangat sering terjadi pada

pekerja di Amerika Serikat. Hal ini merupakan hal yang sudah

normal di alami pekerja di sana. Lebih dari 30 ribu pekerja terpapar

suara keras di tengah pekerjaannya, dan 9 ribu diantaranya

memiliki resiko untuk terkena kehilangan pendengaran. Hal ini

terjadi pada pekerja muda atau tua, perempuan atau laki-laki.

Kehilangan pendengaran telah masuk dalam permasalahan

yang sedang disorot oleh pemerintahan amerika serikat, selain 2

faktor resiko yang sering terjadi yaitu cidera atau kelumpuhan.

Permasalahan yang di akibatkan karena kehilangan pendengaran

terdiri dari

a. Menurunnya kualitas hidup di karenakan isolasi sosial dan rasa

tidaknyaman di karenakan bunyi mendering yang selalu

mengganggu.

b. Terganggunya komunikasi dengan anggota keluarga,

masyarakat, dan rekan di dalam pekerjaannya

Page 30: Makalah Seminar Kel 6 Fix

c. Berkurangnya kemampuan untuk melihat tanda-tanda di dalam

pekerjaan.

d. Kehilangan produktifitas dan meningkatkan insiden yang di

hasilkan dari miskomunikasi dan isolasi.

5. Penyakit infeksi

Kasus terjadinya infeksi dalam pekerjaan melibatkan

beberapa hal yang tidak bisa diprediksi sumbernya. Dari beberapa

hal tersebut badan perlindungan kesehatan pekerja Amerika

Serikat mengatakan bahwa beberapa sebab terjadinya infeksi

adalah melalui darah, transplantasi organ dan patogen dari udara.

Selain itu tidak adaya perlindungan yang baik bagi pekerja

terkadang menjadikan pekerja sangat riskan terkena infeksi seperti

influenza, typus, dan TB. Selain itu pola kebersihan juga

menyumbang 2% dari tertularnya beberapa pekerja. Seperti

berjabat tangan saat tangannya sedang terluka, ini meningkatkan

terinfeksi melalui darah. Beberapa virus yang sering tertular adalah

TB dan hepatitis c akibat pola hidup pekerja di Amerika serikat.

6. Ketidak normalan pada anggota gerak

Ketidak normalan otot gerak dari leher sampai ke anggota

gerak terjadi dari berbagai faktor pekerjaan di antaranya pekerja

yang membutuhkan mobilitas tinggi, beban tubuh, dan pekerja

elektronik serta beberapa pekerjaan yang membutuhkan mobilitas

tinggi pada otot.

Ketidak normalan otot dapat terjadi di leher, tangan, bahkan

jari jari. Ketidak normalan ini bisa di akibatkan karena sistem saraf

atau gangguan otot antara lain carpal tunner sindrom. Sedang pada

otot tenosynovitis.

Pada tahun 1994, terdapat 332.000 gangguan otot gerak

disebabkan karena trauma. Bahkan dapat di duga sekitar 65% di

antaranya mengalami kelemahan. Kondisi seperti ini dapat terjadi

saat pekerja bekerja penuh waktu tanpa istirahat yang cukup.

7. Cidera Trauma

Page 31: Makalah Seminar Kel 6 Fix

Cidera yang fatal

Dari tahun 1980 sampai 1992, lebih dari 77.000 pekerja

meninggal dikarenakan mengalami cidera traumatik. Itu berarti

sekitar 16 pekerja meninggal setiap hari di tengah bekerja. Hal ini

bisa terjadi disebabkan kurangnya pengetahuan pekerja akan

keamanan diri. Beberapa kasus trauma yang sangat fatal adalah di

karenakan oleh beberapa pekerjaan seperti berikut, pemotog kayu,

kecelakaan pada kendaraan, kecelakaan pada aliran listrik dll.

Cidera tidak fatal

Di tahun 1994, 6,3 ribu pekerja memiliki resiko cidera pada

pekerjaannya di hasilkan karena kehilangan waktu bekerja,

pertolongan kesehatan pada pertolongan pertama. Dengan adanya

kesiapan pada beberapa faktor pendukung dalam bekerja akan

sangat mengurangi insidensi terjadinya kecelakaan kerja.

Bahan bahaya di tempat kerja

a. Bahan kimia

Bahan kimia (chemical), adalah unsur kimia dan senyawanya

dan campurannya, baik yang bersifat alami maupun sintetis.

Keracunan bahan kimia, dimana dalam keadaan normal, badan

manusia mampu mengatasi bermacam-macam bahan dalam batas-

batas tertentu. Keracunan terjadi apabila batas-batas tersebut

dilampui dimana badan tidak mampu mengatasinya(melalui saluran

pencernaan, penyerapan atau pembuangan).

Derajad racun (toxicity), adalah potensi kandungan bahan

kimia yang menyebabkan keracunan. Racun dari bahan kimia sangat

beragam (contoh ; beberapa tetesan bahan kimia bisa mematikan,

sementara yang lain baru memberikan efek kalau dikonsumsi dalam

jumlah yang besar).

Bahaya kimia (chemical hazard) adalah bahan kimia yang

digolongkan kedalam bahan-bahan berbahaya atau memiliki informasi

Page 32: Makalah Seminar Kel 6 Fix

yang menyatakan bahwa bahan tersebut berbahaya, biasanya

informasi tersebut dalam “lembar data keselamatan (chemical safety

data sheet)”, yang memuat dokumen dan informasi penting untuk para

pengguna yang bertalian dengan sifat kandungan bahayanya dan

cara-cara penggunaan yang aman, ciri-ciri,supplier, penggolongan,

bahayanya, peringatan-peringatan, bahaya dan prosedur tanggap darurat.

Faktor-faktor yang menciptakan kondisi intensitas bahaya di

area lingkungan tempat kerja yang berhubungan dengan penggunaan

bahan kimia meliputi ; derajat racun, sifat-sifat fisik dari bahan, tata cara

kerja, sifat dasar, tempat/jalan masuk, kerentanan individu para pekerja,

dan kombinasi faktor-faktor sampai dengan akan menibulkan situasi

yang berbahaya.

Mengenal Bahaya Bahan Kimia Di Tempat Kerja

Secara umum, bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikelompokkan

menjadi :

a. Bahan kimia berbahaya

Bahan berbahaya khususnya bahan kimia adalah bahan-bahan

yang pada suatu kondisi tertentu dapat menyebabkan terjadinya

kecelakaan, pada setiap tingkat pekerjaan yang dilakukan

(penyimpanan, pengangkutan, penggunaan, pembuatan dan

pembuangan).

b. Bahan kimia mudah meledak

Adalah bahan kimia berupa padatan atau cairan, atau campurannya

yang sebagai akibat suatu perubahan (reaksi kimia, gesekan,

tekanan, panas, atau perubahan lainnya) menjadi bentuk gas yang

berlangsung dalam proses yang relative singkat disertai dengan

tenaga perusakan yang besar, pelepasan tekanan yang besar serta

suara yang keras.

c. Bahan kimia mudah terbakar

Adalah bahan kimia bila mengalami suatu reaksi oksidasi pada

suatu kondisi tertentu, Akan menghasilkan nyala API. Tingkat

Page 33: Makalah Seminar Kel 6 Fix

bahaya dari bahan-bahan ini ditentukan oleh titik bakarnya, makin

rendah titik bakar bahan tersebut semakin berbahaya

d. Bahan kimia beracun

Merupakan bahan kimia dalam jumlah relative sedikit, dapat

mempengaruhi kesehatan manusia atau bahkan menyebabkan

kematian, apabila terabsorbsi tubuh manusia melalui injeksi. Sifat

racun dari bahan dapat berupa kronik atau akut dan sering tergantung

pada jumlah bahan tersebut yang masuk kedalam tubuh.

e. Bahan kimia korosif

Adalah bahan kimia meliputi senyawa asam-asam alkali dan

bahan-bahan kuat lainnya, yang sering mengakibatkan kerusakan

logam-logam bejana atau penyimpan. Senyawa asam alkali dapat

menyebabkan luka bakar pada tubuh, merusak mata, merangsang

kulit dan system pernafasan.

f. Bahan kimia radioaktif

Yaitu bahan kimia yang mempunyai kemampuan untuk

memancarkan sinar-sinar radioaktif seperti sinar alfa, beta, sinar

gamma, sinar netron, dan lain-lain, yang dapat membahayakan

tubuh manusia.Suatu bahan kimia dikatakan memiliki sifat berbahaya

apabila satu atau lebih dari sifat-sifat bahaya tersebut diatas terdapat

didalam bahan kimia tersebut, yang selain mudah meledak, dapat pula

menjadi bahan kimia beracun dan meracuni kehidupan.

g. Bahan kimia oksidator

Bahan kimia oksidator bersifat eksplosif karena sangat reaktif dan

tidak stabil, mampu menghasilkan oksigen dalam reaksi atau

Page 34: Makalah Seminar Kel 6 Fix

penguraianya sehingga dapat menimbulkan kebakaran selain

ledakan. Bahan oksidator terdiri dari:

- Oksidator organik: Permanganat, Perklorat, Dikromat, Hidrogen

Peroksida, Periodat, Persulfat.

- Peroksida organik: Benzil Peroksida, Asetil Peroksida,

Eteroksida, Asam Parasetat.

- Peroksida- peroksida organik dapat pula terbentuk pada

penyimpanan pelarut organik seperti eter, keton, ester, senyawa-

senyawa tidak jenuh dsb yang bersifat eksplosif.

h. Bahan kimia reaktif

Adalah bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan bahan-

bahan lainnya, disertai pelepasan panas dan menghasilkan gas-

gas yang mudah terbakar atau keracunan, atau korosi.Sifat reaktif

dari bahan-bahan kimia dapat dibedakan atas dua jenis :

- Reaktif terhadap air, yaitu bahan kimia reaktif yang sangat mudah

bereaksi dengan air, mengeluarkan panas dan gas yang mudah

terbakar.

- Reaktif tehadap asam, yaitu bahan kimia reaktif yang sangat

mudah bereaksi dengan asam, menghasilkan panas dan gas yang

mudah terbakar atau gas-gas beracun serta bersifat korosif.

i. Bahan reaktif terhadap air

Beberapa bahan kimia dapat bereaksi hebat dengan air, dapat

meledak atau terbakar. Ini disebabkan zat-zat tersebut bereaksi

secara eksotermik (mengeluarkan panas) yang besar atau

mengeluarkan gas yang mudah terbakar, contoh :

- Alkali (Na, K) dan Alkali tanah (Ca)

- Logam Halida (Alumunium tibromida)

- Oksida logam anhidrat (CaO)

- Oksida non logam Halida (Sulfuril Halida)

Jelas bahan-bahan tersebut harus jauh dari air atau disimpan ditempat

yang kering dan bebas dari kebocoran bila hujan turun, dan

bahan reaktif diatas juga reaktif terhadap asam. Selain itu juga

Page 35: Makalah Seminar Kel 6 Fix

terdapat bahan-bahan lain yang dapat bereaksi dengan asam

secara hebat. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis atau

menghasilkan gas-gas yang mudah terbakar atau eksplosif,

contoh : Kalium Klorat/perklorat, Kalium Permanganat, Asam Akromat

(Cr₂O₃).

j. Gas bertekanan

Gas bertekanan telah banyak digunakan dalam industri ataupun

laboratorium. Bahaya dari gas tersebut pada dasarnya adalah

karena tekanan tinggi dan juga efek yang mungkin juga bersifat

racun, aspiksian, korosif, dan mudah terbakar.

Gas-gas tersebut diatas dalam silinder yang bertekanan, harus

disimpan dalam keadaan terlindung, bebas panas, dan goncangan

serta terikat kuat dan bebas dari kebocoran kran.

Sistem Klasifikasi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) memberikan klasifikasi

bahan berbahaya seperti tabel berikut ini.

Page 36: Makalah Seminar Kel 6 Fix

b. Bahan Biologi

Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang

berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus,

bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan

seperti produk serat alam yang terdegradasi.

Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan

infeksi dan non-infeksi.Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat

dibagi lagi menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.

Identifikasi resiko bahaya factor biologi di lingkungan tempat

kerja, yaitumelalui agents penyebab penyakit seperti: Mikro

organisme (bakteri, virus, fungi) → toksin, infeksi, alergi, Arthopoda

(serangga, dll) → sengatan → infeksi, Tumbuhan tingkat tingkat tinggi

(toksin & allergen) → dermatitis, asma, pilek, Tumbuhan tingkat tingkat

rendah (yang membentuk spora), Vertebrata (protein allergen) →

urine, saliva, faeces, kulit/rambut → allergi, Inervertebrata selain

Arthopoda (cacing, protozoa).

Page 37: Makalah Seminar Kel 6 Fix

a. Bakteri

Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung

dan batang (basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat

kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak dimasak

dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan atau orang

yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri: anthrax

(kulit dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala, atralagia,

enokkarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya

b. Bahaya infeksi

Penyakit akibat kerja karena infeksi relative tidak umum dijumpai.

Pekerja yang potensial mengalaminya a.l.: pekerja di rumah sakit,

laboratorium, jurumasak, penjaga binatang, dokter hewan dll.Contoh:

Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella,

chlamydia, psittaci. Masuknya M.O. kedalam tubuh tidak selalu

mengakibatkan infeksi, dipengaruhi oleh banyak faktor, aanata lain:

Virulensi, Route of infection, Daya tahan tubuh

c. Virus

Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300

nano meter. Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus

menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit yang diakibatkan

oleh virus: influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya.

(HIV) → menyebabkan penurunan daya kekebalan tubuh,

ditularkan melalui:Tranfusi darah yang tercemar, Tertusuk/teriris

jarum/pisau yag terkontaminasi, Hubungan sexual, Luka jalan lahir waktu

melahirkan pekerja berisiko (HIV) → Pekerja RS, Pekerja yang sering

ganti-ganti pasangan.

d. Parasit

Malaria → gigitan nyamuk anopheles, Ansxylostomiosis →anemia

khronis, Jamur → gatal gatal dikulit. Jamur dapat berupa sel tunggal atau

Page 38: Makalah Seminar Kel 6 Fix

koloni, tetapi berbentuk lebih komplekkarena berupa multi sel.

Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari

organisme atau hewan lain.

e. Hewan

- Seraangga → sengatan

- Binatang berbisa → gigitan → ular

- Binatang buas → Carnovora

f. Tumbuhan

- Debu kayu→ Allergi & asma

- Debu kapas → allergi saluran nafas

g. Organisme viable dan racun biogenic.

- Organisme viabel termasuk di dalamnya jamur, spora dan

mycotoxins; Racun biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan

bakteri.

- Perkembangan produk bacterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu,

kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang

beresiko: pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage

&sludge treatment, dll.

- Contoh : Byssinosis, “grain fever”,Legionnaire‟s disease

h. Alergi Biogenik

- Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein,

enzim.

- Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit

binatang, rambut dari bulu dan protein dari urine dan feaces

binatang.

- Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses

fermentasi, pembuatan obat, bakery, kertas, proses pengolahan

kayu , juga dijumpai di bioteknologi ( enzim, vaksin dan kultur

jaringan).

- Pada orang yang sensitif, pemajanan allergen dapat menimbulkan

gejala alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau asma.

Page 39: Makalah Seminar Kel 6 Fix

- Contoh :Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum,

tepung bawang dsb

Mikroorganisme Penyebab Penyakit Di Tempat Kerja

Beberapa literatur telah menguraikan infeksi akibat organisme yang

mungkin ditemukan di tempat kerja, diantaranya:

a. Daerah pertanian :

Lingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah membuat pekerja

dapat terinfeksi oleh mikroorganisme seperti: Tetanus, Leptospirosis,

cacing, Asma bronkhiale atau keracunan Mycotoxins yang merupakan

hasil metabolisme jamur.

b. Di lingkungan berdebu (Pertambangan atau pabrik):

Di tempat kerja seperti ini, mikroorganisme yang mungkin ditemukan

adalah bakteri penyebab penyakit saluran napas, seperti : tuberculosis

(paru), burcelosis (sakit kepala,atralagia, enokkarditis), Bronchitis

dan Infeksi saluran pernapasanlainnya seperti Pneumonia.

c. Daerah peternakan: terutama yang mengolah kulit hewan serta

produk-produk dari hewan.

Penyakit-penyakit yang mungkin ditemukan di peternakan seperti

ini misalnya : Anthrax yang penularannya melalui bakteri yang tertelan

atau terhirup, burcelosis (sakit kepala,atralagia, enokkarditis), Infeksi

Salmonella.

d. Di Laboratorium:

Para pekerja di laboratorium mempunyai risiko yang besar

terinfeksi, terutama untuk laboratorium yang menangani organisme

atau bahan-bahan yang megandung organisme pathogen.

e. Di Perkantoran: terutama yang menggunakan pendingin tanpa

ventilasi alami.

Para pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap

penyakit seperti: Humidifier fever yaitu suatu penyakit pada saluran

pernapasan dan alergi yang disebabkan organisme yang hidup

pada air yang terdapat pada system pendingin, Legionnaire

Page 40: Makalah Seminar Kel 6 Fix

disease penyakit yang juga berhubungan dengan sistem pendingin

dan akan lebih berbahaya pada pekerja dengan usia lanjut.

5. Praktik Perawatan Kesehatan Kerja

Ruang Lingkup Upaya Kesehatan Kerja

Ruang lingkup kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian

antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik secara

fisik maupun psikis dalam hal cara atau metode, proses, dan kondisi

pekerjaan yang bertujuan untuk:

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat

pekerja di semua lapangan pekerjaan yang setinggi-tingginya baik

secara fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.

2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat

pekerja yang diakibatkan oleh keadaan atau kondisi lingkungan

kerjanya.

3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam

pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh

faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan

pekerjaannya yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis

pekerjanya (Efendi & Makhfudli, 2009).

Penerapan Konsep Lima Tingkatan Pencegahan Penyakit pada

Penyakit Akibat Kerja

Berikut ini adalah penerapan konsep lima tingkatan pencegahan

penyakit (five level of prevention diseases) pada penyakit akibat kerja:

1. Peningkatan kesehatan (health promotion)

Misalnya: pendidikan kesehatan, meningkatkan gizi yang baik,

pengembangan kepribadian, perusahaan yang sehat dan memadai,

rekreasi, lingkungan kerja yang memadai, penyuluhan perkawinan

dan pendidikan seksual, konsultasi tentang keturunan dan

pemeriksaan kesehatan periodik.

2. Perlindungan khusus (specific protection)

Page 41: Makalah Seminar Kel 6 Fix

Misalnya: imunisasi, hygiene perorangan, sanitasi lingkungan, serta

proteksi terhadap bahaya dan kecelakaan kerja.

3. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan tepat (early diagnosis and

prompt treatment)

Misalnya: diagnosis dini setiap keluhan dan pengobatan segera

serta pembatasan titik-titik lemah untuk mencegah terjadinya

komplikasi.

4. Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation)

Misalnya: memeriksa dan mengobati tenaga kerja secara

sempurna, dan pendidikan kesehatan.

5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)

Misalnya: rehabilitasi dan memperkerjakan kembali para pekerja

yang menderita cacat. Sedapat mungkin perusahaan mencoba

menempatkan karyawan-karyawan cacat di jabatan-jabatan yang

sesuai (Efendi & Makhfudli, 2009).

Fungsi dan Tugas Perawat dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Fungsi dan tugas perawat dalam usaha keselamatan kerja (K3) di

industri adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Perawat

- Mengkaji masalah kesehatan

- Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja

- Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap

pekerja

- Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah

dilakukan

2. Tugas Perawat

- Mengawasi lingkungan pekerja

- Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan

- Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja

- Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan

perawatan di rumah kepada pekerja dan keluarga pekerja yang

mempunyai masalah kesehatan

Page 42: Makalah Seminar Kel 6 Fix

- Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan K3 terhadap

pekerja

- Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja

- Memberikan pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap

pekerja dan keluarganya

- Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja

- Mengoordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3

(Effendy, 1998).

- Membuat daftar resiko kecelakaan yang mungkin terjadi disetiap

item pekerjaan.

Misalnya pada pekerjaan galian tanah akan memungkinkan

terjadi kelongsorantanah, pekerja terkena cangkul, sehingga

diketahui upaya pencegahanya sepertipembuatan tembok

sementara dari bamboo untuk menahan tanah serta

memasangrambu-rambu hat-hati pada lokasi galian tanah

- Melakukan penyuluhan kepada pekerja dengan cara membuat

jadwal sebelumnyaseperti waktu pagi hari sebelum bekerja

dapat dibunyikan suara speaker “Selamatbekerja, gunakan alat

pelindung diri, hat-hati dalam bekerja karena keluargamenunggu

dirumah atau kata-kata lain yang dapat mengingatkan setiap

pekerjaproyek untuk berhati-hati dalam bekerja.

- Membuat rambu-rambu kecelakaan kerja, memasang pagar

pengaman pada voidyang memungkinkan adanya resiko jatuh,

memasang tabung pemadam kebakaranpada area rawan

kebakaran.

- Menjaga kebersihan proyek dapat membuat lingkungan kerja

nyaman sehinggaemosi negatif yang mungkin timbul saat

bekerja dapat dikurangi karena haltersebut dapat menyebabkan

kecelakaan proyek akibat pikiran sedang tidak focus terhadap

pekerjaan.

- Menjalin kerjasama dengan pelayan kesehatan atau rumah sakit

terdekat darilokasi proyek sehingga sewaktu-waktu terjadi

Page 43: Makalah Seminar Kel 6 Fix

kecelakaan dapat ditangani secaracepat untuk mencegah hal-

hal selanjutnya yang tidak diinginkan.

- Penyediaan perangkat pengaman kecelakaan kerja dari mulai

personil sampaiperalatan mungkin terlihat mahal namun biaya

tersebut akan lebih murah jikatidak mengadakanya sehingga

terjadi kecelakaan sehingga dapat menghentikanjalannya

pekerjaan atau pengalihan aktifitas pekerjaan pada upaya

menyelamatkan korban kecelakaan.

Praktik keperawatan kesehatan kerja

Praktik keperawatan kesehatan kerja didefinisikan secara dramatis

dari waktu ke waktu dengan penekanan pada otonomi pengambilan

keputusan,pencegahan praktik mandiri dan promosi kesehatan,analisis

dan ketrampilan , majemen dan perkembangan kebijakan.

Praktek kesehatan kerja selalu terkait dengan ilmu keperawatan

kesehatan masyarakat diarahkan pada peningkatan kesehatan penduduk.

The American Public Health nursing (APHA)mendefinisikan keperawatan

kesehatan masyarakat sebagai berikut keperawatan kesehatan

masyarakat adalah praktek yang mempromosikan dan melindungi

kesehatan penduduka dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki

perawata dari keperawatan, sosial dan penelitian tentang kesehatan

masyarakat.

Praktik keperawatan kesehatan masyarakat adalah proses yang

sistematis dimana:

1. kebutuhan kesehatan dan perawatan kesehatan dibutuhkan

masyarakat untuk mengidentifikasi keluarga, penduduk dan individu

yang bermanfaat sebagai promosi kesehatan atau orang beresiko

sakit,cedera,cacat dan kematian dini

2. rencana untuk intervensi dikembangkan untuk memenuhi

kebutuhan yang diidentifikasi yang memperhitungkan sumber daya

terhadap kesehatan dan pencegahan terjadinnya

sakit,cedera,kecacatan dan kematian dini

Page 44: Makalah Seminar Kel 6 Fix

3. rencana tersebut dilaksanakan secara efektif, efisien dan adil

4. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana inteventions

berdampak pada status kesehatan individu dan populasi

5. hasil dari proces digunakan untuk mempengaruhi dan perawatan

pengiriman langsung, penyebaran sumber daya kesehatan dan

perkembangan lokal, regional, negara dan kebijakan helath

nasional dan penelitian untuk meningkatkan kesehatan dan

mencegah penyakit.

Model perawat dikelola dalam kesehatan kerja

Menurut american nurses association ada 5 model pelayan kesehatan

primer tempat kerja yang dikelola kesehatan kerja dan disampaikan oleh

perawat kesehatan kerja yang mana sebagai penyedia layanan kesehatan

dengan biaya yang efektif

1. model 1: satu unit perawat

Model ini dapat menjadi pilihan terbaik bagi perusahaan dengan

sumber daya yang terbatas, beberapa bahaya di tempat kerja, atau

perawat workforce.the kecil bertindak sebagai ahli di rumah pada

masalah kesehatan terkait dan mengembangkan jaringan

berkualitas, rujukan berbasis masyarakat untuk tidak diberikan

pelayanan di rumah

2. model 2:beberapa perawat

Model ini sangat ideal untuk menengah.jenis model ini sangat

penting ditawarkan di situs perawat yang dikelola fokus perawatan

center dan pada perawatan primer serta penyakit yang

berhubungan dengan pekerjaan dan cedera

3. Model 3. koalisi konsorsium Model-perusahaan

Model ini dirancang untuk kelompok pengusaha kecil untuk

memberikan pelayanan perawat terpusat dikelola, layanan klinic.

berdiri bebas tersedia di situs selama jam diperluas pelayanan

dengan rumah sakit setempat menyediakan layanan selama jam

melalui pengaturan penyedia layanan

Page 45: Makalah Seminar Kel 6 Fix

4. model 4: pemimpin n besar dengan menjangkau pengusaha kecil

Model ini adalah yang terbaik untuk pengusaha besar dengan pada

layanan situs yang menyediakan layanan kepada pengusaha kecil

melalui pengaturan kontrak

5. Model 5 : kerja konsultan perawat kesehatan

Model ini berfokus pada penyediaan pelayanan oleh perawat

kesehatan kerja bertindak sebagai konsultan untuk ruang lingkup

kecil di lokasi yang tersebar secara geografis.

5. Isu Praktik Kesehatan Kerja

Pemerintahan

Tindakan praktik keperawatan diatur oleh pemerintah dan negara

yang berdampak baik untuk praktek keperawatan itu sendri. Keselamatan

dan kesehatan kerja diatur dalam hukum tahun 1970 yang memastikan

sejauh mana pekerjaan yang aman untuk pria dan wanita dengan tetap

melestarikan dan menjaga sumber daya mansia yang ada.Undang-

undang ini dikelola oleh OSHA (namun jika perusahaan ingin membuat

undang-undang sendiri tentang keselaman ,kesehatan kerja harus ijin dulu

dengan OSHA). Peraturan-peraturan tersebut antara lain

mengurangi bahaya pada tempat kerja dan untuk meningkatkan

program keselamatan dan kesehatan kerja

menyediakan peneltian dan pengembangn ilmu untuk keamanan

dan keselamatan pegawai

menetapkan tanggung jawab dan hak untuk pegawai atau

karyawan dengan atasan untuk mencapai keadaan aman

seluruhnya.

melakukan pencatatan dan pelaporan penyakit dan cidera kerja

yang terkait dengan pekerjaan tersebut

membuat program pelatihan untuk meingkatkan jumlah kompetensi

personil dalam menjaga keamanan dan keselamatan kerja.

Page 46: Makalah Seminar Kel 6 Fix

melakukan pengembangan, analisis dan evaluasi dari program

keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilkukan

Perawat kesehatan kerja biasanya adalah orang yang bertanggung

jawab untuk Perkembangan dan pelaksanaan program vaksinasi hepatitis

B dan pasca pajanan tindak lanjut. tindakan standart yang dilakukan untuk

perawat tersebut adalah dengan mewajibkan vaksinasi hepatitis B,jika

karyawan memilih untuk tidak menerima tawaran dari vaksinasi hepatitis

B, dia wajib harus menandatangani surat pernyataan penolakan. evaluasi

pasca pajanan dan tindak lanjut sangat penting untuk safey dan

kesehatan karyawan, untuk itu, komponen yang paling penting dari pasca

pajanan yang efektif mengevaluasi adalah metode untuk melaporkan

eksposur. Eksposur harus dilaporkan dan ditindaklanjuti segera. konseling

pegawai mengenai risiko infeksi, pentingnya pengujian awal untuk

menentukan. apakahtransmisitelah terjadi,

danrekomendasiuntukprofilaksispasca

pajanansebuahpereventionpenularanpenyakitesesial.dan harusterjadi

selamabeberapa sesi.

Kesehatan lingkungan

Kesehatan lingkungan dapat di artikan sebagai interaksi antara

individu dan agen lingkungan yang mungkin mempengaruhi status

kesehatan. Termasuk tempat kerja, karena tempat kerja merupakan

tempat yang lebih beresiko terjadi bahaya. Kesehatan lingkungan telah

telah mempunyai konsep utama untuk praktek keperawatan yang umum.

Florence nightingale memandang lingkungan sebagai aspect yang

fundamental dari praktek keperawatan, dan intervensinya fokus pada

merubah lingkungan sebagai tujuan utama promosi kesehatan. Dia

mengemukakan 5 poin penting untuk menjamin kesehatan individu, yaitu:

udara bersih, air bersih, drainage yang efisien, kebersihan dan cahaya.

(Nightingale,1869)

Nightingale percaya bahwa perawat bertanggung jawab untuk

mengidentifikasi kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan

Page 47: Makalah Seminar Kel 6 Fix

individu dan populasi, seperti ventilasi, keramaian, kehangatan,

kedinginan, dan kebersihan, dan bertanggung jawab pada perkembangan

cara yang dapat merusak lingkungan, sehingga kesehatan dan

penyembuhan dapat ditangani. Kesehatan lingkungan merupakan

perluasan dari kesehatan kerja perawat untuk mengidentifikasi bahaya

lingkungan, mengembangkan interaksi mereka, dan bekerja dengan

anggota tim kesehatan lain, management, pekerja, dan komunikasi untuk

menurunkan lingkungan dan pekerjaan yang beresiko mengganggu

kesehatan. (Rogers & Cox, 1998)

Perawat membutuhkan kompetensi tambahan dalam kesehatan

lingkungan diantaranya:

- Memahami interaksi antara agen lingkungan, seperti produk

pembuangan dengan sistem manusia dan dihubungkan dengan

tanda dan gejala penyakit

- Mengembangkan pencegahan, perlindungan, dan strrategi kontrol

untuk masalah lingkungan, seperti polusi udara dalam ruangan dll

- Mendiskusikan dampak ethic pada masalah kesehatan lingkungan

- Mempengaruhi kontrol pengaturan seperti komunitas penduduk

Kesehatan migran

Menurut the National center for farmwork health (1999), populasi

migran adalah satu macam, dan gabungan dari berbagai daerah.

Diperkirakan sekitar 85% migran bekerja sebagai minoritas, dan

kebanyakan mereka adalah orang-orang hispanic (termasuk mexican

america, puerto ricans, cubans).

Migran dan petani musiman memilih apel atau persik, panen

asparagus atau cabai, mengamati tomat dll. Pekerja manual (tidak dengan

mesin) sangat penting dalam produksi buah-buahan dan sayuran bebas

cacat seperti permintaan konsumen amerika. Buah, sayuran, dan industri

holtikultura khususnya bergantung pada pekerja migran dan petani

musiman. Selama dekade terakhir, lebih dari 85 % buah dan sayuran

Page 48: Makalah Seminar Kel 6 Fix

diproduksi baik yang dipanen maupun yang dibudidayakan dengan

tangan.

Pekerjaan petani bergantung pada musim dan cuaca. Aktivitas

pertanian seperti penanaman, memangkas rumput, panen tidak dilakukan

dalam waktu satu tahun. Petani harus bisa bekerja dalam kondisi apapun

termasuk dingin dan panas yang ekstrim.

Pekerjaan petani sering memerlukan membungkukan badan,

bekerja dengan tanah, mendaki, membawa beban berat dan memiliki

kontak langsung dengan tanaman. Tanaman dan tanah sering dirawat

ddengan pestisida dan pupuk kimia. Beberapa tanaman seperti tembakau

dan strawbery menghasilkan reaksi kimia yang jadi racun bagi manusia

atau dapat menyebabkan reaksi alergi seperti dermatitis. Agen

perlindungan lingkungan memperkirakan 300.000 petani mengalami

keracunan pestisida akut setiap tahunnya. Laporan klinik mengindikasikan

masih banyak kasus keracunan pestisida yang tidak dilaporkan, karena

klien tidak berobat atau salah diagnosa karena gejala hampir sama

dengan penyakit lain seperti infeksi virus.

Banyak permasalahan kesehatan ditemukan di masyarakat umum,

khususnya masyarakat minoritas dan miskin, juga mempengaruhi petani

migran. Beberapa kesehatan lebih fokus pada peralatan pekerjaan yang

membahayakan petani. Dermatitis dan masalah pernapasan disebabkan

murni oleh jamur, dan pestisida pada umumnya. Minum air yang kurang

aman berkontribusi pada dehidrasi dan heat strok. Kondisi kesehatan lain

seperti TB, diabetes, kanker, hipertensi, depresi, dan HIV yang

membutuhkan monitoring dan frekuensi pengobatan yang hati-hati.

Migran dan pekerja musiman merupakan kelompok pekerja yang

dapat keuntungan besar dari pekerjaan dan lingkungan pelayanan

perawat. Ini dapat terselesaikan dengan pemberian perawatan langsung

oleh klinik, pendidikan cara bekerja dengan sehat dan mengamankan

bahaya, dan menginisiasi tempat kerja. Pekerjaan dan kesehatan

Page 49: Makalah Seminar Kel 6 Fix

lingkungan perawat dapat mempunyai dampak besar pada promosi

kesehatan dan perlindungan populasi beresiko.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan kesehatan kerja (Occupation Health Nursing)

merupakan cabang dari perawatan kesehatan masyarakat, yang

memberikan pelayanan pada tenaga kerja atau kelompok tenaga kerja.

Page 50: Makalah Seminar Kel 6 Fix

Pelayanan berfokus pada promosi, proteksi, dan pemulihan kesehatan

naker dalam hubungannya dengan keselamatan dan lingkungan kerja

yang sehat. Pelayanan keperawatan kesehatan kerja bersufat otonom dan

independen dalam menetukan penatalaksanaan keperawatan bidang

kesehatan kerja. (American Association of Occupational Health Nursing,

1994).

Perawatan untuk para pekerja dimulai pada tahun 1888 dan disebut

keperawatan industri. Pelayanan kesehatan karyawan atau pekerja

tumbuh pesat selama tahun 1900-an sebagai perusahaan yang diakui

bahwa penyediaan pelayanan kesehatan tempat kerja dapat

menyebabkan tenaga kerja lebih produktif. The American Assosiation of

Industrial Nursing (AAIN) (yang sekarang menjadi The American

Association of Occupational Health Nurse) didirikan sebagai organisasi

keperawatan nasional pertama pada tahun 1942. tujuan AAIN adalah

untuk meningkatkan pendidikan keperawatan industri dan praktek serta

untuk mempromosikan upaya kolaboratif interprofesional (Roger, 1988;

M Stanhope, 2013).

Ruang lingkup kesehatan kerja meliputi berbagai upaya

penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya

baik secara fisik maupun psikis dalam hal cara atau metode, proses, dan

kondisi pekerjaan.

Penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit (five level

ofprevention diseases) pada penyakit akibat kerja:Peningkatan kesehatan

(health promotion), Perlindungan khusus (specific protection), Diagnosis

(deteksi) dini dan pengobatan tepat (early diagnosis and prompt

treatment), Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation),

Pemulihan kesehatan (rehabilitation).

B. Saran

Sebagai tenaga kesehatan seharusnya kita lebih mengahayati

perawatan kesehatan kerja, karena kesehatan kerja merupakan

Page 51: Makalah Seminar Kel 6 Fix

pelayanan kesehatan yang dapat meningkatkan kesehatan tenaga kerja

yang memiliki risiko tinggi terkena suatu penyakit. Selayaknya kita

sebagai tenaga kesehatan turut mengembangkan program-program yang

ada pada perawatan kesehatan kerja. Sehingga kita dapat memberikan

pelayanan yang terbaik kepada klien.

DAFTAR PUSTAKA

Page 52: Makalah Seminar Kel 6 Fix

Arief, Latar Muhamad. (2011). LINGKUNGAN KERJA FAKTOR KIMIA

BIOLOGI (Fakulatas Ilmu-Ilmu Kesehatan

Efendi, Ferry, & Makhfudli. (2009). KEPERAWATAN KESEHATAN

KOMUNITAS. Teori dan Praktik dalam Keperawatan (Nursalam

Ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Jurusalem, Mohammad Adam &Khayati Enny Zuhny. 2010. Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja. Fakultas Teknik Universitas Negri Yogyakarta

Effendy, Nasrul. (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat

(2 ed.). Jakarta: EGC.

M. Stanhope, J. Lancaster.2013. Public Health Nursing – Resives Reprint

:Population – Centered Health Care In Community. 8th Edition Ed:

Elservaier Health Science.

Jones, Bartlett Learning. (2001). Community Health Nursing: Caring for

the Public's Health (pp. 1018).

Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja). Jakarta: Univ. Esa Unggul.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang

Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2005 tentag /erubahan Keempat Atas

PP No. 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial

Tenaga Kerja.

Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul

karena Hubungan Kerja.

peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 tentang Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Page 53: Makalah Seminar Kel 6 Fix

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 1/MEN/1998 tentang

Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan bagi Pekerja.