Top Banner
STRUKTUR SEL HEWAN DAN TUMBUHAN SERTA ORGANEL DAN SEJARAHNYA DISUSUN OLEH: AMSIA (MIBI15114) UNIVERSITAS HALU OLEO FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN
48

Makalah Sel

Feb 10, 2016

Download

Documents

Jufrisirayhan

sel
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Sel

STRUKTUR SEL HEWAN DAN TUMBUHAN SERTA ORGANEL

DAN SEJARAHNYA

DISUSUN OLEH:

AMSIA(MIBI15114)

UNIVERSITAS HALU OLEO FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN KENDARI

2015

Page 2: Makalah Sel

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan

rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis berupa kesehatan rohani dan jasmani

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”struktur sel hewan dan

tumbuhan serta organel dan sejrahnya ” dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis banyak menemukan

hambatan, tetapi berkat dukungan pihak-pihak yang telah membantu, penulis dapat

menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan

terimakasih kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam penulisan

makalah ini dengan baik

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh

karena itu untuk memperbaikan makalah ini penulis mengharapkan kritik-kritik dan

saran-saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya penulis

mengucapkan terima kasih.

kendari, 04 oktober 2015

penulis

i

Page 3: Makalah Sel

DAFTAR ISI

HalamanPRAKATA........................................................................................................... iDAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................... 11.1 Latar Belakang.................................................................................. 1

1.2 Tujuan Dan Manfaat......................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 32.1 Pengertian Sel.................................................................................... 3

2.2 Sejarah Penemuan Sel....................................................................... 4

2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Sel................................................ 4

2.4 Regenerasi dan Diferensiasi Sel........................................................ 5

2.5 Empat Proses Esesnsial Pengkonstruksian Embrio........................... 5

2.6 Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan dan Sel Bakteri..................... 6

BAB 3. PEMBAHASAN..................................................................................... 7 3.1 Sel Sebagai unit hidup tubuh............................................................. 7

3.2 Bagian – Bagian sel........................................................................... 9 3.3 Struktur sel......................................................................................... 16 3.4 Fungsi sel........................................................................................... 16 3.5 Komunikasi antarsel.......................................................................... 20

BAB 4. PENUTUP............................................................................................... 27Kesimpulan.............................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 28

LAMPIRAN......................................................................................................... 29

ii

Page 4: Makalah Sel

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang.

Sebagian ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan

penangkapan, pemiaraan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu

pencapaian sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim. Sebagaimana

ilmu – ilmu terapan yang lain, pengembangan ilmu dan teknologi perikanan sangat

ditentukan oleh pengetahuan dasar yang memadai, antara lain fisiologi. Fisiologi

sebagai salah satu cabang biologi perikanan yang berkaitan dengan fungsi dan

kegiatan kehidupan dapat lebih mudah dipahami, jika organisasi dan fungsi sel

diketahui.

Fisologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi,

mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel – sel organisme. Fisiologi

mencoba menerangkan faktor – faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh

proses kehidupan. Tiap – tiap jenis kehidupan, mulai dari mahluk hidup sederhana

seperti virus yang bersel satu sampai manusia yang mempunyai susunan sel yang

lebih rumit, mempunyai sifat – sifat fungsional tersendiri. Salah satu ilmu yang

dipelajari dalam fisiologi adalah ilmu mengenai sel.

Unit dasar tubuh, mulai virus sampai manusia adalah sel, dan tiap – tiap organ

sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang bersama – sama

digabungkan oleh struktur penyokong interasel. Tiap – tiap jenis sel secara khusus

beradaptasi untuk melakukan suatu fungsi tertentu, misalnya sel – sel yang menyusun

lamela insang di satu pihak, bertugas dalam pertukran gas dan di pihak lain bertugas

pula sebagai tempat pertukaran ion – ion dan air. Sel darah merah berfungsi

mengangkut oksigen dari insang ke jaringan, sel hati berperan sebagai mesin pembaru

bagi bahan – bahan yang sudah rusak sehingga dapat dipergunakan kembali bagi

tubuh dan lain – lain.

1

Page 5: Makalah Sel

Sel mampu untuk hidup, tumbuh, dan melakukan fungsi – fungsi khususnya

selama tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, dan asam lemak yang

sesuai dalam lingkungan internal sel. Selanjutnya semua kehidupan sel pada

hakikatnya mempunyai lingkungan yang sama, yaitu cairan ekstrasel mengandung

ion natrium, klorida dan bikarbonat dalam jumlah besar, serta nutrien untuk sel,

seperti oksigen, glukosa, asam lemak, asam amino, juga karbondioksida yang

selanjutnya diangkut ke insang untuk dieksresi.

Dalam tulisan ini akan dikaji lebih lanjut lagi mengenai pengertian, fungsi

dan komunikasi antarsel.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa (i) mengetahui struktur sel

2. Mahasiswa (i) memahami fungsi organel sel

3. Mahasiswa (i) memahami komunikasi antar sel

2

Page 6: Makalah Sel

BAB 2. TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel

Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.

Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat

berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk

hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri,

Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada

organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang

menjadi dasar bagi hirarki hidup.

Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk

semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan

besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel

prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota

beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.

2.2 Sejarah Penemuan Sel

Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris

Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang

dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti

rongga/ruangan.

Gambar 1. Sel Gabus Berdasarkan Penelitian Robert Hooke

3

4

Page 7: Makalah Sel

2.3 Pertumbuhan Dan Perkembangan Sel

Pertumbuhan dan perkembangan umumnya terjadi pada organisme multiseluler

yang hidup.

2.3.1 Siklus sel

Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah

DNA kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan

dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan

berulang (siklik).

Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang

dialami sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan

meregulasi waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur

jumlah ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan

diferensiasinya.

2.3.2 Fase pada siklus sel

1. Fase S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA

2. Fase M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau

pembentukan tunas)

3. Fase G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.

a. Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan

diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan.

Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar

atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan

(dorman) dan mati.

b. Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis

dan sintesis.

Page 8: Makalah Sel

c. Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.Fase tersebut

berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S. Dalam

konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase

2.4 Regenerasi dan Diferensiasi Sel

Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan

untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak.

Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan

fungsional, terletak pada posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis

hewan. Misalnya, sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.

Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan

berulang kali dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang

spektakuler, sel itu telah mengalami regenerasi dan diferensiasi.

2.5 Empat Proses Esensial Pengkonstruksian Embrio

Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang

identik terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda,

bergantung pada jumlah gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata,

tentu gen penyandi karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh

lebih banyak daripada ekspresi gen indera lainnya.

Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel,

bahkan lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial

pengkonstruksian embrio yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:

1. Proliferasi sel = menghasilkan banyak sel dari satu sel

2. Spesialisasi sel = menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang

berbeda

3. Interaksi sel = mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya

4. Pergerakan sel = menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ

5

Page 9: Makalah Sel

Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan.

Tidak ada badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio

harus membuat keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik

dan kondisi khusus masing-masing sel. Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap

mempertahankan karakteristik karena masih mengingat sinyal yang diberikan oleh

nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio.

2.6 Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan, dan Sel Bakteri

Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti

berikut:

Tabel 1. Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan dan Sel Bakteri

Sel Tumbuhan Sel Hewan Sel Bakteri

Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan.

Mempunyai bentuk yang tetap. Mempunyai dinding sel (cell wall)

dari selulosa. Mempunyai plastida. Mempunyai vakuola (vacuole) atau

rongga sel yang besar. Menyimpan tenaga dalam bentuk

butiran (granul) pati. Tidak Mempunyai sentrosom

(centrosome). Tidak memiliki lisosom (lysosome). Nukleus lebih kecil daripada vakuola.

Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan

Tidak mempunyai bentuk yang tetap.

Tidak mempunyai dinding sel (cell wall).

Tidak mempunyai plastida. Tidak mempunyai vakuola

(vacuole)], walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki hewan adalah vesikel atau (vesicle).

Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen.

Mempunyai sentrosom (centrosome).

Memiliki lisosom (lysosome). Nukleus lebih besar daripada

vesikel.

Sel bakteri sangat kecil Mempunyai bentuk yang

tetap. Mempunyai dinding sel

(cell wal)l dari lipoprotein. Tidak mempunyai plastida. Tidak mempunyai vakuola.

Tidak Mempunyai sentrosom (centrosome).

Tidak memiliki nukleus dalam arti sebenarnya.

BAB 3. PEMBAHASAN

6

Page 10: Makalah Sel

3.1 Sel Sebagai Unit Hidup Tubuh

Setiap sel meiliki perbedaan, tetapi juga memliki persamaan. Misalnya, tiap – tiap

sel memerlukan nutrisi untuk mempertahankan kehidupan, dan semua sel hampir

seluruhnya mempunyai nutrein yang sama jenisnya. Semua sel menggunakan oksigen

sebagai salah satu zat utama untuk membentuk energy pada semua sel dasarnya

adalah sama dan semua sel juga mengirimkan hasil – hasil akhir reaksi – reaksi

kimianya ke dalam cairan sekitarnya. Hampir semua sel juga mempunyai kemampuan

untuk berbiak atau memperbanyak diri. Bila ada sel yang rusak maka sel – sel yang

tersisa dari jenisnya akan memperbanyak diri sampai jumlahnya kembali lengkap. Sel

mengadung dua bagian utama, inti dan sitoplasma. Inti dipisahkan dari sitoplasma

oleh mebran inti dan sitoplasma dipisahkan dari cairan sekitarnya oleh membrane sel.

Substansi yang menyusun sel bersama – sama disebut protoplasma. Protoplasma

terdiri atas lima zat dasar yaitu air, elektroit, protein, lipid dan karbohidrat.

1. Air

Medium cair semua protoplasma adalah air dengan konsentrasi antara 70 – 85 %.

Bayank zat – zat kimia sel terlarut dalam air, sedangkan lainnya tersuspensi dalam

bentuk partikel – partikel kecil. Sifat air yang cair memungkinkan zat terlarut dan

tersuspensi berdifusi atau mengalir keberbagai bagian sel.

2. Elektrolit

Elektrolit yang paling penting dalam sel adalah aklium, magnesium, fosfat, sulfat,

bikarbonat dan jumlah kecil yaitu natrium, klorida dan kalsium. Elektrolit – elektrolit

terlarut dalam air merupakan zat kimia anorganik bagi reaksi seluler. Entitas juga

penting untuk kerja beberapa mekanisme pengawasan sel. Misalnya, elektrolit Na+

dan K- berperanan pada membran sel memungkinkan transmisi implus elektrokimia

dalam saraf dan serabut otot. Elektrolit intrasel menentukan aktivitas berbagai reaksi

– reaksi yang dikatalisis secara enzimatik untuk metabolisme sel.

Page 11: Makalah Sel

3. Protein

Selain air, zat yang paling banyak dalam kebanyakan sel adalah protein, yang

dalam keadaan normal merupakan 10 – 20 % massa sel. Protein dapat dibagi dalam

dua jenis, protein structural dan enzim. Protein struktural bersama – sama membentuk

struktur sel, misalnya terdapat dalam membran sel, membran inti, membrane sekitar

struktur intra sel seperti relitikum endoplasma dan mitokondria. Sebagian besar

protein structural adalah fibrosa, yaitu masing-masing molekul protein berpolimerasi

membentuk benang-benang fibrosa yang panjang. Benang-benang ini selanjutnya

memberikan daya regangan pada struktur sel.

Sebaliknya enzim, merupakan protein yang bentuk keseluruhannya berbeda, yaitu

terdiri atas molekul protein tunggal atau kumpulan beberapa molekul dalam bentuk

globular. Berbeda dengan protein fibrosa, protein ini sering kali larut dalam cairan

sel. Enzim-enzim berhubungan langsung dengan berbagai zat di dalam sel dan

mengkatalisis reaksi-reaksi kimia. Misalnya pemecahan glukosa menjadi bagian-

bagian komponennya dan menggabungkannya dengan oksigen untuk membentuk

karbon dioksida dalam air. Pada saat yang sama enzim menghasilkan energy untuk

fungsi sel. Selain kedua jenis protein tersebut, terdapat pula protein khusus dalam inti

dan sitoplasma yaitu nucleoprotein.

4. Lipid

Lipid merupakan berbagai zat yang larut dalam pelarut lemak. Lipid yang paling

banyak terdapat dalam jaringan binatang adalah trigliserida atau lemak netral. Selain

itu juga terdapat fosfolipid dan kolesterol.

Sel biasanya mengandung 2-3% lipid yang terbesar di seluruh sel. Konsentrasi

lipid tertinggi terdapat pada membrane sel, membrane sel, dan membrane yang

membatasi organel-organel intrasitoplasma, seperti reticulum endoplasma dan

mitokondria. Sifat lipid yang tidak larut atau hanya sebagian yang larut dalam air

membuat membrane kedap terhadap banyak zat yang larut.

8

7

Page 12: Makalah Sel

5. Karbohidrat

Pada umunya, karbohidrat mempunyai fungsi structural yang kecil dalam sel,

tetapi fungsinya memegang peranan penting dalam nutrisi sel. Sebagian besar sel

hewan tidak dapat menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar, biasanya hanya

berkisar % dari massa total. Tetapi, karbohidrat dalam bentuk glukosa, selalu terdapat

disekitar cairan ekstra sel sehingga ia dengan mudah tersedia bagi sel. Dalam jumlah

kecil karbohidrat yang disimpan dalam sel hampir seluruhnya terdapat dalam bentuk

glikogen, yang merupakan polimer glukosa yang tidak larut.

3.2 Bagian-bagian Sel

3.2.1 Inti

Inti sel adalah pusat pengawasan sel. Ia mengawasi reaksi-reaksi kimia yang

terjadi dalam sel dan reproduksi sel. Inti mengandung asam dioksiribonukleat (ADN)

yang umum disebut gen atau kromosom. Gen ini menentukan sifat-sifat protein enzim

sitoplasma, dan dengan jalan ini mengawasi aktivitas sitoplasma.

ADN ini mengawasi aktivitas sitoplasma dengan cara mensintesis asam

ribonukleat (ARN ) dari salah satu utas molekul AND kemudian ditranspor kedalam

sitoplasma tempat sintesis protein. Ada tiga jenis ARN yang penting dalam sintesis

protein yakni ARN kurir (mRNA), ARN pemindah (tRNA), dan ARN ribosom

(rRNA). ARN kurir memindahkan molekul asam amino kemollekul protein waktu

protein disentesis, dan ARN ribosom membawa asam amino yang dibituhkan untuk

sintesis protein tertentu.

Sintesis protein, baik protein structural maupun enzim sangat berpengaruh

terhadap inti sel, antara lain mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan

organisme. Pertumbuhan organisme disebabkan oleh bertambah besar atau bertambah

banyaknya sel. Selain akibat sintesis protein, pertumbuhan sel somatik, juga

dipengaruhi oleh pembelahan mitosis, yakni satu sel membelah menjadi dua sel anak

yang mengandung jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Sedangkan

9

Page 13: Makalah Sel

pada sel-sel kelamin, pembelahan mitosi akan diikuti dengan pembeelahan mitosis,

yakni pembelahan sel yang diikuti dengan reduksi jumlah kromosom. Jenis pembelah

ini menyebabkan sela anak hanya mewarisi setengah dari kromosom sel induk.

3.2.2 Sitoplasma

Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar. Bagian

cairan yang jernih dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan hialoplasma;

hialoplasma terutama mengandung protein yang terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam

jumlah sedikit fospolipid, kolesterol dan asam lemak teresterifikasi.

Bagian sitoplasma yang tepat dibawah membrane sel sering mengalami

gelatinasi menjadi setengah padat yang dinamakan korteks atau ektoplasma.

Sedangkan sitoplasma yang terdapat antara korteks dan membrane inti berbentuk

encer dan dinamakan endoplasma. Partikel-partikel besar yang terbesar dalam

sitoplasma adalah butir-butir lemak netral, granula glikogen, ribosom, granula sekresi

dan dua organel yang penting, mitokondria dan lisosom. Sedangkan organel penting

lainnya yang melekat pada membrane inti sel adalah reticulum endoplasma dan

kompleks golgi.

1. Ribosom

Ribosom berbentuk granular dan mengandung ARN, berfungsi dalam sintesis

protein dalam sel. ARN disintesis gen dari kromosom kemudian disimpan dalam anak

inti sebelum dikeluarkan ke sitoplasma dalam bentuk ribosom granula. Bila ribosom

melekat pada bagian luar retikulum endoplasma, maka disebut reticulum endoplasma

granular.

2. Mitokondria

10

Page 14: Makalah Sel

Mitokondria menyaring energy dari nutrian dan oksigen yang selanjutnya

digunakan untuk melakukan fungsi sel. Jumlah mitokondria pada setiap sel berbeda-

beda, tergantung pada jumlah energi yang diperlukan oleh setiap sel. Ukuran dan

bentuknyapun berbeda-beda, ada yang berbentuk globular dan ada pula yang

berbentuk filament.

Mitokondria terdiri atas dari dua lapisan unit membrane yaitu: membrane luar dan

membrane dalam. Membran dalam banyak membentuk lapisan yang didalamnya

melekat enim-enzim oksidatif sel. Rongga dalam mitokondria juga banyak

mengandung enzim-enzim terlarut yang penting untuk menyaring energy dari nutrian.

Enzim-enzim ini bekerja bersama-sama dengan enzim oksidatif untuk oksidasi

nutrient membentuk karbondioksida dan air. Energy yang dilepas digunakan untuk

sintesis zat-zat berenergi tinggi yang dinamakan adenosine trifosfat (ATP). ATP

kemudian kemdian ditransfor keluar mitokondria, dan berdifusi keseluruh sel untuk

melepaskan energinya bila mana diperlukan untuk melakukan fungsi sel.

Mitokondria dapat mengadakan repliksi sendiri , berarti satu mitokondria

mungkin dapat membentuk mitokondria ke dua. , ketiga dan seterusnya, bilamana

dibutuhkan dalam sel untuk menambah jumlah ATP. Sebagaimana pada inti

mitokondria juga mengandung asam dioksiribonukleat tetapi berbeda dengan yang

terdapat pada inti.

3. Lisosom

Lisosom menghasilkan sistem pencernaan intrasel yang memungkinkan sel

mencerna, dan membuang zat-zat atau struktur yang tidak diinginkan, khususnya

struktur yang rusak atau asing, seperti bakteri. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolik,

yang berfungsi memecahkan senyawa organik menjadi dua bagian atau lebih dengan

mengikatkan hydrogen (H) dari molekul air dengan bagian senyawa organic tersebut

dan dengan mengikatkan bagian hidroxil (OH) molekul air dengan bagian lain dri

senyawa tersebut. Misalnya, protein dihidrolisis menjadi asam-asam amino, dan

11

Page 15: Makalah Sel

glikogen dihidrolisis membentuk glukosa. Proses ini disebut hidrolisis adalah sebagai

berikut :

R” – R’ + H2O R” OH + R’H

Lisosom bekerja dengan cara melekat pada vesikel vinositik atau fagositik,

kemudian melepaskan hidrolasenya kedalam vesikel sehingga terbentuk esikel

vigestis, yang bertugas menghidrolisis protein, glikogen, asam nukleat,

mukopolisakarida, dan zat-zat lain dalam vesikel. Hasil-hasil pencernaan ini berupa

molekul-molekul kecil asam amino, glukosa, fosfat, dan sebagainya yang kemudian

dapat berdifusi melalui membrane vesikel kedalam sitoplasma. Badan residual yang

tersisa dalam vesikel digestif dieksresi atau mengalami pelarutan dalam sitoplasma.

Jadi lisosom dapat dianamakan organ digestif sel.

Retikulum indoplasma tampak seperti jala-jala yang disusun oleh struktur tubular

dan vesicular. Ruang di dalam tubulus dan vesicular terisi oleh matrix endoplasmic,

suatu medium cair yang berbeda dengan cairan diluar reticulum endoplasma. Ruang

reticulum endoplasma dihubungkan dengan antara membran inti.ruang ini juga

berhubungan dengan ruang dalam kompleks golgi. Dalam beberapa hal reticulum

endoplasma langsung berhubungan dengan bagian luar sel melalui celah yang sempit.

Zat-zat yang dibentuk pada berbagai bagian sel masuk ke dalam ruang system

vesicular ini dan kemudia diteruskan ke bagian-bagian sel lainnya. Dari struktur

tersebut, jelaslah bahwa reticulum endoplasma terutama berfungsi dalam sintesis zat

dan teransfor zat-zat tersebut ke luar selatau untuk ke bagian dalam sel.

Kompleks golgi mungikn merupakan bagian khusus reticulum endoplasma karena

mempunyai membrane yang sama seperti membrane reticulum endoplasma agranular

dan biasanya terdiri atas emapat atau lebih lapisan vesikula yang tipis. Fungsi

kompleks golgi diduga merupakan gudang sementara dan kondensasi zat-zat sekresi

serta menyiapkan zat-zat ini untuk akhirnya disekresi. Kompleks golgi jug

mensintesis karbohidrat dan menggabungkannya dengan protein membentuk

gikoprotein. Salah satu hasil sintesinya yang terpenting adalah mukoplosakarida

karena merupakan unur utama dari (1) mucus, (2) Zat dasar ruang interstitial, (3) zat

1 2

Page 16: Makalah Sel

dasar tulang rawan dan tulang. Selain itu, kompleks golgi juga berperan dalam

pembentukan lisosom.

3.2.3 Membran Sel

Pada dasarnya semua struktur fisika sel dibatasi oleh membrane yang terutama

terdiri atas lipid dan protein. Semua membrane, baik membrane sel, inti, reticulum

endoplasma, mitokondria, lisosom, maupun kompeks golgi mempunyai struktur yang

sama, yakni terdiri atas lipid, lapisan protein dan lapisan tipis mukplolisakarida,.

Protein dan mukopolisakarida yang terdapat pada permukaan membrane membuatnya

hidrofilix, yakni air dengan mudah melekat pada membrane. Adanya lapisan

mukoplolisakarida pada permukaan luar membrane menyebabkan tegangan

permukaan luar berbeda dengan permukaan dalam, sehingga reaktivitas kimia

permukaan dalam sel berbeda dengan permukaan luarnya. Sedangkan lipid yang

terletak ditengah membrane menyebabkan membrane tidak dapat ditembus oleh zat-

zat yang tidak larut dalam lipid.

Membran sel dilengkapi pori-pori agar zat yang tidak larut dalam lipid seperti

air dan urea dapat melewati membran sel. Pori-pori pada membrane disebabkan oleh

adanya molekul protein besar yang merusak struktur lipid membrane dan membentuk

jalan dari satu sisi membrane ke sisi lainnya. Karenanya, membrane sel tidak hanya

semi perrmiabel terhadap substansi yang mengelilinginya, tetapi juga kadang bersifat

permeabel atau impermeabel.

Transpor Melalui Membran Sel

1. Difusi

Difusi adalah proses lewatnya partikel larutan, air, atau gas melalui membrane

akibat perbedaan konsentrasi medium.pergerakan molekul biasanya terjadi dari

wilayah yang konsentrasinya tinggi ke wilayah yang konsentrasinya rendah. Difusi

juga dapat terjadi dengan bantuan pengemban. Mediator trasnpor tersebut berperan

13

Page 17: Makalah Sel

dalam pengangkutan gula, asam amino, vitamin dan bahan lain dari luar sel kedalam

sel (sitoplasma).

Difusi dengan media transport, dilakukan dengan cara mengikat zat terlarut pada

media sebelum transport ke dalam sel, kadang-kadang bergabung dengan transport

aktif. Misalnya, pada tranpor molekul gula melewati epithelium usus, Na+ bertindak

sebagai pengemban. Ion Na+ mengikatkan afinitas pengemban terhadap glukosa.

Glukosa dan ion Na+ dilepaskan oleh pengmban ketika sudah berada pada permukaan

membrane bagian dalam. Selanjutnya ion Na+ akan dikeluarkan dari dalam sel melalui

proses traspor aktif.

Contoh lain difusi difusi gabungan adalah alanin dan ion Na+. alanin diserap dari

rongga usus melalui difusi. Jika lingkungan luar sel (rongga usus) tidak mengandung

Na+, difusi alanin ke dalam sel berjalan secara lambat dan konsentrasi alanin di dalam

sel tidak melebihi konsentrasi alanin dilingkungan luarnya. Tetapi ketika konsentarasi

ion Na+ dilingkungan luar cukup tinggi, maka konsentrasi alanin di dalam sel dapat

mencapai 6 – 7 kali konsentrasi di luar sel.

2. Osmose

Osmose adalah proses pergerakan air dari media yang konsentrasinya rendah ke

media yang konsentrasinya tinggi melalui membrane semi permiabel. Osmose dapat

dianggap sebagai suatu kasus special dari difusi, yang mana air adalah pelarut dan

difusi dari zat pelarut dibatasi oleh membrane permiabel.

3. Transpor Aktif

Transport aktif adalah transport ion melalui membran sel dengan cara yang

bertentangan dengan prisip difusi, sehingga membutuhkan energy metabolism untuk

melakukan aktivitasnya, transpor aktif dilakukan sebagai upaya untuk

mempertahankan konsentrai ion jauh dari keadaan keseimbanagannya.

Transpor aktif suatu ion selalu melibatkan pengemban. Ion-ion yang ditrasportasikan

secara aktif antara lain ion Na+, H+, Ca+ dan sebagainya.transpor aktif yang sangat

14

Page 18: Makalah Sel

dikenal dengan baik adalah trasportasi Na+ dari dalam sel keluar sel, melawan

perbedaan konsentrasi dan melawan perbedaan potensial listrik.kedua perbedaan

tersebut cenderung menyebabkan ion Na+ masuk ke dalam sel. Transport jenis ini

terjadi melalui epitel usus, epitel tubulus ginjal, epitel kelenjar-kelenjar eksokrin, dan

banyak membrane lainnya.

4. Endosiosis dan Eksosiosis

U bahan partikel padat aau cairan) ke dalam sel melalui membaran. Proses

endosiosis dicirikan dengan terbentuknya lekukan pada permukaan sel kemudian

diikuti dengan pembentukan semacam kantung (vesikel) yang didalamnya terdapat

bahan yang akan diangkut /ditransprtasikan. Selanjunya vesikel tersebut akan terlepas

dari dinding sel menuju bagian dalam sel (sioplasma). Biasanya vesikel tersebut

berfungsi dengan lisosom yang mengandung ezim hidroliik untuk mencegah senyawa

protein sel. Sebaliknya eksosiosisa adalah proses mengeluarkan substansi seluler

yang terdapa dalam vesikel melalui fusi membrane plasma dan membran vesikel.

Edosiosis ini disebut fagosiosis bilamana bahan yang diambil oleh sel tersebut

berupa partikel padat dengan ukran cukup besar. Endositosis disebut pinositosis

bilamana bahan yang diambil oleh sel berupa cairan apakah didalamnya mengandung

partikel berukuran kecil atau tidak. Kasus fagosiosis dijumpai misalnya pada amuba,

granulosis, dan makrofage. Pada proses fagositosis, sel membenuk psedopoda yakni

pemanjangan sitoplasma yang mengarah/mendekati partikel yang dituju. Mekanisme

menggunakan alat gerak sel dan bergantung pada kalsium (ion Ca++). Sedangkan

pinosiosis terjadi hanya bila ada respon terhadap jenis zat tertentu yang bersentuhan

dengan menbran sel, yang paling sering adalah terhadap protein, karena pinosiosis

adalah salah satu – satunya cara protein dapat melewati membran sel.

15

Page 19: Makalah Sel

3.3 Struktur Sel

3.4 Fungsi Organel Sel

Bentuk, ukuran, komposisi organel sel hewan bervariasi. Untuk memahami

struktur sel hewan perhatikan gambar di bawah ini. Struktur sel hewan pada bagian

luar dibatasi dengan selaput yang tipis sekali dan dinamakan membran plasma atau

plasmalemma. Pada beberapa sel jaringan tubuh, membrane plasma ini membentuk

lipatan-lipatan disebut mikrovilli berguna untuk memperlua permukaan. Membran

plasma dari sel yang satu berhubungan dengan membran plasma sel tetangganya

dengan desmosom atau dengan menggunakan bentuk-bentuk hubungan lainnya. Pada

sitoplasma sel terdapat komponen-komponen lainnya misalnya RE, ribosom,

mitokondria, badan golgi vakoula dan sebagainya.

Adapun struktur dan fungsi komponen-komponen atau organel-organel sel hewan

sebagai berikut :

16

Page 20: Makalah Sel

1. Membran plasma

Bersifat semipermiabel (zat-zat tertentu saja yang dapat melewati membrane

plasma), hidup, dan sangat tipis. Komposisi kimia membran plasma yaitu lapisan luar

dan dalam berupa molekul protein sedangkan bagian tengah molekul lemak.

Berfungsi untuk:

a. Mengontrol pertukaran zat antara isi sel dengan lingkungan sekitar

b. Melindungi isi sel

c. Mengatur keluar masuknya molekul-molekul

d. Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel.

2. Retikulum Endoplasma

Merupakan membrane lipoprotein dan sitoplasma yang terletak antara membrane

inti dengan membrane sitoplasma. Dengan adanya system endomembran ini, maka

terbentuklah lumen yang menyerupai “terowongan” yang menghubungkan nucleus

dengan bagian luar sel.

Ada 2 macam RE, yaitu :

a. RE kasar/granuler ; bila pada permukaan membrane RE ini ditempeli ribosom

sehingga tampak berbintil-bintil. RE kasar merupakan penampung protein yang

dihasilkan ribosom. Protein yang dihasilkan masuk kedalam rongga RE

b. RE halus ; bila pada membrane RE ini tidak ditempeli ribosom sehingga tampak

halus. Sel-sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan sel-sel bukan

kelenjar

Fungsi dari RE diantaranya sebagai alat transportasi zat-zat yang diperlukan inti

sel dari luar inti sel.

3. Badan Golgi

Berbentuk tumpukan kantong-kantong pipih yang sangat komplek dan pada bagian

dalam kantong-kantong tersebut terdapat ruang-ruang kecil atau vakuola. Membrane

17

Page 21: Makalah Sel

badan golgi terbentuk dari lipoprotein. Badan golgi banyak terdapat pada sel-sel

kelenjar seperti kelenjar ludah, hati, pancreas, dan hormone.

Fungsi badan golgi :

a. sebagai organ sekresi, karena mengeluarkan zat yang masih dibutuhkan yaitu

berupa sekret dalam bentuk butiran getah

b. membentuk enzim yang belum aktif (zimogent/proenzym)

c. membentuk glikoprotein (musin/mucus/lendir)

4. Lisosom

Lisosom hanya terdapat pada sel hewan. Lisosom merupakan membrane

berbentuk kantong kecil yang berisi hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini

berfungsi dalam pencernaan intrasel, yaitu mencernakan zat-zat yang masuk kedalam

sel. Lisosom berfungsi sebagai tempat pembuatan enzim-enzim pencernaan.

5. Mitokondria

Mitokondria bentuknnya bulat lonjong atau bercabang, ukurannya 500 sampai

2000 nm. Mitokondria banyak terdapat pada sel yang sedang aktif.

Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan membrane yaitu membrane dalam dan

terbentuk Krista. Ruang dalam mitokondria berisi matrix mitokondria. Fungsi

mitokondria adalah tempat respirasi atau oksidasi karbohidrat yang menghasilkan

energi (ATP).

6. Ribosom

Ribosom sangat kecil (diameternya 20 – 25 nm), terdapat pada sitoplasma secara

bebas atau menempel pada RE. fungsi dari ribosom adalah tempat berlangsungnya

sintesa protein.

18

Page 22: Makalah Sel

7. Flagel dan Silia

Pada MH bersel satu misalnya pada protozoa ada yang memiliki alat gerak flagel

dan silia. Struktur flagel terdiri dari 2 fibril yang dikelilingi oleh 9 fibril yang terletak

disebelah luar. Sedangkan fibril keluarnya dari granula basal dan secara kimia terdiri

dari tubulin dan protein dinein dan ATP.

8. Sentrosom

Umumnya sel hewan mengendung sentrosom yang letaknya pada sitoplasma dekat

membrane inti. Pada saat pembelahan mengandung 2 sentriol. Sebuah sentrosom

terbentuk dari 9 set tabung masing-masing set terdiri dari 3 buah microtubule yang

berfungsi menggerakan kromosom pada saat pembelahan sel. Sentriol sendiri

merupakan organel sel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan.

9. Nukleus

Letak inti pada sitoplasma biasanya ditengah. Umumnya sel MH mengandung 1

inti, tetapi ada juga yang berinti lebih dari 1 misalnya pada sel otot lurik.

Bagian-bagian inti sel :

a. membrane inti ; membrane inti memisahkan inti sel dari sitoplasma. Membrane

inti terdiri dari 2 lapisan membrane dan pada daerah-daerah tertentu terdapat pori-

pori yang berfungsi tempat keluar masuknya bahan kimia. Lapisan membrane

yang sebelah luar berhubungan dengan membrane

b. Nukleoplasma dan kromosom ; inti sel mengandung nukleoplasma. Bahan kimia

pada nukleoplasma yaitu larutan fosfat, gula ribose protein, nukleotida dan asam

nukleat. Pada nukleoplasma terdapat benang-benang kromathin yang tampak jelas

pada saat terjadi pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi kromosom adalah

mengandung material genetic yang berguna untuk mengontrol aktivitas hidup sel

dan pewarisan sifat-sifat yang diturunkan.

19

Page 23: Makalah Sel

c. Nukleolus ; setiap nucleolus mengandung nucleoli yang berbentuk bulat. Secara

kimia nucleolus mengandung RNA dan protein. Nucleolus berfungsi untuk sintesa

RNA ribosom.

10. Badan mikro:

a. Perioksisom, terdapat pada sel hewan dan tumbuhan, berisi enzim katalase dan

oksidase

b. Glioksisom, hanya terdapat pada sel tumbuhan, berisi semua atau sebagian enzim

dari daur glioksiat disamping katalase dan oksidase.

11. Mikrofilamen

berfungsi sebagai:

a. Sebagai sitoskleton dalam sel

b. Berperan dalam pembelahan sel, pada Amoeba berfungsi dalam pembentukan

Pseudopoda, gerakan sel dan gerakan sitoplasma.

c. Membentuk alat gerak seperti silia dan flagella

12. Mikrotubule

Berfungsi sebagai

a. Mengendalikan gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing-masing

pada anaphase

b. Penyusun sentriol, flagel dan silia sehingga berperan dalam pergerakan sel

3.5 Komunikasi Antar Sel

Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu

koordinasi untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain

pada berbagai jaringan maupun organ. Sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh

sistem saraf, juga dilakukan oleh sistem endokrin, atau bahkan sistem saraf bersama-

sama dengan sistem endokrin mengontrol aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua

20

Page 24: Makalah Sel

sistem ini saling mengisi secara fungsional yang demikian luar biasa,sehingga unsur-

unsur saraf dan endokrin sering dianggap menyusun sistem neuroendokrin.

Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh dengan cepat, seperti kontraksi otot, peristiwa

visceral yang berubah dengan cepat, dan bahkan kecepatan sekresi beberapa kelenjar

endokrin. Sedangkan,sistem endokrin mengatur fungsi metabolik tubuh pada jalur

lambat. Sistemsaraf menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ indra seperti

salinitas, suhu,periode panjang hari menuju alat-alat gerak dan kemudian

mengintegrasin dengan sistem endokrinuntuk mengontrol osmoregulasi,

metabolisme, pertumbuhan, reproduksis dan lain-lain. Ada tiga kelompok komunikasi

ekstraseluller, yaitu :

1) endocrine hormon yang merupakan substansi isysrat yang dilepaskan organ

endokrin dengan sasaran organ target tertentu.

2) isyarat parakrin, sel target bedekatan dengan sel sekretori,isyarat kimiawi

parakrin disebut neurotransmitter atau neurohormon.

3) isyarat autokrin biasanya terjadi pada kondisi patologik, misalya pada sel tumor.

Komunikasi antar sel biasnya melewati enam tahap:

1) Sintesis

2) Pelepasan hormone

3) Transpor ke organ target

4) Pengenalan petunjuk (seiring oleh reseptor protein yang spesifik)

5) Penerjemahan

6) Respons.

A. Sistem Saraf

Pada tubuh makhluk hidup terdapa dua kelompok kerja sistem saraf, yakni sistem

saraf pusat dan sistem saraf otonom. Kedua sistem tersebut pada dasarnya tidak

bekerja secara terpisah,tetapi saling melengkapi.

a) Sistem saraf pusat Jaringan saraf yang menjalin seluruh tubuh berpusat dalam otak

maupun sumsum tulang belakang. Otak memiliki tiga fungsi utama yaitu,1)

21

Page 25: Makalah Sel

menerima input dan menginterpretasikan informasi dari semua organ-organ sensor

baik internal maujpun eksternal, 2) menghasilkan output berupa parintah untuk

koordinasi semua bagian badan sebagai impuls saraf atau hormon, 3) integrasi antara

kedua aspek fungsi otak

Dari otak, serabut saraf berpencar menjadi 12 pasang saraf yang dinamakan saraf

tengkorak, melayani kepala, mata, dan beberapa organ dalam. Dari sumsum tulang

belakang beberapa saraf bercabang dan bercabang membentuk batang-batang

sarafmenuju alat-alat gerak. Masing-masing saraf membawa impuls isyarat

elektokimiawi yang dicetuskan oleh suatu rangsang.

b). Sistem saraf otonom

Susunan saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan para simpatis. Saraf otonom

mengontrol fungsi vegetatif badan, antara lain: 1) mengatur kegiatan jantung dan

pembuluh darah, 2) mengatur kerja urat daging licin, dan, 3) mengatur kerja kelenjar-

kelenjar.

c) Bentuk umum sistem kerja saraf

Satuan dasar sistem saraf adalah neuron. Neuron mempunyai satu ciri struktur yang

menyebabkan kelihatan lain dari semua tipe sel tubuh lainnya. Bila digolongkan

menurut fungsinya,neuron dapat dibagi menjadi tiga kelompok, 1) neuron sensoris

yang membawa isyarat dari organ sensoris ke otak dan sumsum tulang belakang, 2)

neuron motorik membawa petunjuk dari otak dan sumsum tulang belakang ke alat

gerak, jantung, usus dan organ tubuh yang lain, 3) interneuron yang menggerakkan

isyarat bolak balik lewat lintasan antara otak, sumsum tumlang belakang dan lain-

lain.

d). Mekanisme kerja saraf

1) fungsi sinap neuron : hubungan antara satu neuron dengan neuron berikutnya

disebut sinaps, dalam sinaps terdapat bongkol yang mempunyai dua struktur internal

22

Page 26: Makalah Sel

yang penting untuk fungsi perangsangan atau penghambatan vesikel sinaptik dan

mitokondria.

2) pengiriman dan pengolahan sinyal : pada hakikatnya, sekali dimulai impuls saraf

pada ujung serabut saraf maka impuls ini akan diteruskan oleh serangkaian sentuhan

elektrik, apabila satu impuls terjadi, misalnya oleh reseptor cahaya pada mata, selaput

sel berubah sebentar untuk membiarkan mengalirnya ion kalium bermuatan keluar

dari sel dan masuknya ion natrium bermuatan ke dalam sel. Gerak bolak balik ini

menimbulkan potensial elektrik yang kecil membentuk impuls saraf. Bila jumlah

potensial yang terkumpul pada ujung saraf sudah cukup banyak, sel berikutnya

menembak . setelah itu impuls ini lewat, selaput sel kembali berfungsi sebagai

pembatas sampai impuls lain timbul. Karena sistem saraf yang rumit dan sibuk dapat

menyerap energi dengan laju yang sangat besar sehingga memerlukan bahan bakar

(oksigen dan glukosa) yang lebih banyak

3) Neurotransmitter

Neuron-neuron otonom pada mamalia biasanya mengandung lebih dari satu

neurotransmitter,seringkali,satu atau lebih neuropeptida bergabung satu sama lain

atau bergabung dengan transmitter acetylcholine yang klasik ataupun transmitter

adrenaline. Pada ikan hanya sedikit kasus-kasus gabungan seperti itu. Transmitter

perangsangpadaberbagaisinapsneuronsarafpusatadalahasetilkolin,norepinerin,dopamn

,serotonim, L-glutamat,dan L-asparat sedangkan transmitter penghambat yangpenting

adalah asam gamma aminobutirat (GABA), glisin, taurin,dan alanin.

B. Sistem Endokrin

Sistem endokrin pada ikan tidak jauh berbeda dengan sistem endokrin vertebrata

pada umumnya. Organ endokrin melepaskan suatu zat kimia yang disebut hormon

dengan organ target tertentu dibawa oleh darah,dan berperan mempengaruhi fungsi

tubuh .karena itu hormon bisa juga disebut pesuruh kimia. Hubungan di antara sistem

endokrin banyak dan kompleks, tetapi biasanya mengikuti dua prinsip,yakni : 1)

berdasarkan responnya dibagi menjadi dua kelenjar yang dihasilkan oleh kelanjar

23

Page 27: Makalah Sel

kedua seringkali menghambat produksi hormon pituitari proses ini disebut

penghambat feedback. Yang menyebabkan terjadinya keseimbangan respon.

C. Hormon dan Kelenjar Penghasilnya.

Hormon adalah zat kimia organik yang dibentuk dalam sel atau kelenjar yang

sehat dan normal,disekresi langsung ke dalam darah dan dibawa ke sel/organ

target.hormon tidak akan bekerja pada sel yang tidak memiliki reseptornya, tetapi

apabila hormon tersebut tiba pada sel/organ target maka reseptornya akan mengikat

hormon tersebut.pada ikan, hormon dihasilkan dari kelenjar endokrin antara lain :

1) Pituitari

Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak(sela

tursika),terdiri atas dua bagian utama,yakni adenohipofisa dan neurohipofisa.hormon-

hormon yang terdapat pada kelenjar pituitari yaitu : Prolaktin yang merupakan

hormon yang berhubungan dengan reproduksi dan perawatan anak serta

osmoregulasi.

Hormon adrenocorticotropic (ACTH) dan hormon pelepas melanosit(MSH),kedua

hormon ini fungsinya serupa yaitu menggiatkan output steroid korteks adrenal,juga

merangsang sintesis melanin. Hormon gonadotropin, adalah hormon pituitari yang

berfungsi sebagai produksi telur dan sperma. Hormon tirotrofin (TSH), berfungsi

merangsang kelenjar tiroid untuk membentuk dan melepasakan hormon-hormon

tiroid.

2) Tiroid

Kelenjar tirod memiliki dua karekteristik utama, yakni 1) unit dasar histologisnya

adalah sel tunggal yang dikelilingi oleh folikel, 2) jaringan yang dibentuknya

memiliki kemampuan mengubah iodine dan inkorporasinya menjadi hormon

tiroid.hormon yang dihasilkan adalah hormon tiroxin yang terdiri dari tetraiodotironin

24

Page 28: Makalah Sel

(T4) dan triiodotironin (T3) yang berfungsi dalam pertumbuhan, metamorfosis dan

reproduksi.

3) Pankreas

Pankreas adalah suatu kelenjar majemuk yang terdiri atas jaringan eksokrin dan

endokrin.hormon yang terdapat pada pankreas yakni insulin yang berperan besar

terhadap metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Dan glukagon yang berfungsi

merangsang pelepasan insulin dan menyebabkan peningkatan output jantung.

4) Gonad

Gonad merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon

(GtH) yang disekresi oleh kelenjar pituitari.

5) Ginjal

Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin antara lain

jaringan internal ,sel-sel kromaffin,juxtaglomerulus,dan korpuskel stanius. Kelenjar

ini dikontrol oleh pituitari melalui ACTH.

6) Kelenjar Uultimobranchial

Kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara rongga abdomen dan

sinus venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum. Hormon yang

terdapat pada kelenjar ini adalah kalsitonin yang berfungsi menurunkan kadar

kalsium darah dan membuat ikan mampu menyusaikan diri terhadap lingkungan

hidromineral yang berubah-ubah.

7) Urofisis

Urofisis merupakan neurosekretori yang terletak pada bagian belakang spinal

cord.fungsi hormon yang terdapat pada kelenjar ini masih menimbulkan kontraversi

walaupun secara umum berhubungan dengan fungsi osmoregulasi, dimana pengaruh

25

Page 29: Makalah Sel

terbesarnya adalah pada ginjal.ada empat jenis hormon yang diidentifikasikan dari

urofis yakni urotensis I belum diketahui efeknya, II berperan dalam kontraksi otot

licin, urotensis III menstimulasi peningkatan penyerapan Na atau ginjal, dan urotensi

IV diduga adalah arginine vasotocin tetapi hanyanteridentifikasi pada rainbow trout

jepang.

BAB 4. PENUTUP

Kesimpulan

Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.

Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat

berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Struktur sel

dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme,

namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme

(Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi

dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup

saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.

26

Page 30: Makalah Sel

Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu

koordinasi untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain

pada berbagai jaringan maupun organ.sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh

sistem saraf, juga dilakukan oleh sistem endokrin,atau bahkan sistem saraf bersama-

sama dengan sistem endokrin mengontrol aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua

sistem ini saling mengisi secara fungsional yang demikian luar biasa, sehingga unsur-

unsur saraf dan endokrin sering dianggap menyusun sistem neuroendokrin.

27

Page 31: Makalah Sel

DAFTAR PUSTAKA

Yunus, A. 2009. Komunikasi Antar Sel. http://askar.perikanan.umi.com/.

[18 Desember 2009]

Kirei. 2008. Fisiologi Hewan. http://wikimedia.commons [18 Desember 2009]