MAKALAH KONSEP MIKROBIOLOGI Dosen Pengampu : Disusun oleh: Kelompok 1 : 1. Eva Nurfauziyah () 2. Siti Romlah (5515131762) 3. Leny Marlina () 4. Devi Lasria () 5. Trean Kautsar () 6. Ratih () PENDIDIKAN TATA BOGA i
MAKALAH
KONSEP MIKROBIOLOGI
Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
Kelompok 1 :
1. Eva Nurfauziyah ()
2. Siti Romlah (5515131762)
3. Leny Marlina ()
4. Devi Lasria ()
5. Trean Kautsar ()
6. Ratih ()
PENDIDIKAN TATA BOGA
ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha
pengasih lagi maha penyayang.Berkat rahmat taufik dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT,
dan semua pihak dari kelompok kami. Kami menyadari bahwa dalam proses
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimilliki kami sehingga dapat selesai. Kami dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan saran dan usulan guna
penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Jakarta, 10 Februari 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN AWAL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................
B. Tujuan ...............................................................................................
C. Rumusan Masalah.............................................................................
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................
A. Pengertian mikrobiologi....................................................................
..........................................................................................................
B. Sejarah Mikrobiologi.........................................................................
C. Penggolongan mahkluk hidup...........................................................
BAB III PENUTUP .........................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang
berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
melainkan dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini
disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai
mikroba, ataupun jasad renik.
Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh
(flora normal), beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses
fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap,
dll, produksi penisilin, sebagai agen biokontrol, serta yang berkaitan dengan
proses pengolahan limbah. Mikroorganisme tidak dapat dipisahkan dengan
lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik dari suatu ekosistem karena
berperan sebagai pengurai. Oleh karena itu organisme yang hidup di dalam
tanah berperan aktif dalam proses-proses pembusukan, humifikasi dan
mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu yang dapat mengikat zat
lemas (N) dari udara bebas sehingga dapat menyuburkan tanah.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali
memberikan peran sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan
minyak bumi di dasar-dasar samudra sampai proses pembuatan tempe,
semuanya merupakan ‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan cuma itu, sekarang
mikroorganisme telah digunakan dalam pembuatan antibiotika, berbagai
bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa genetika modern. Begitu banyak
dan dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah
satu unsur dalam cakupan mikrobiologi.
Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering
menyebabkan berbagai penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya:
flu burung dan flu babi yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia termasuk
Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu virus.
1
Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Mikrobiologi?
2. Bagaimana sejarah mikrobiologi?
3. Apa saja penggolongan makhluk hidup?
4. Aplikasai mikrobiologi dalam pangan?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini antara lain ;
1. Agar mahasiswa dapat memahami apa itu mikrobiologi
2. Agar mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan mikrobiologi
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis dari mikrobiologi
4. aplikasi mikrobiologi dalam pangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mikrobiologi
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Mikros = kecil, Bios =
hidup, dan Logos = ilmu. Secara definitif mikrobiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari makhluk hidup yang sangat kecil (diameter kurang dari 0,1 mm)
yang tak dapat dilihat dengan mata biasa tanpa bantuan suatu peralatan
khusus.
Untuk pertama kalinya organisme tersebut dilihat dan digambarkan
kurang lebih 300 tahun yang lalu. Namun demikian, baru pada tahun 1870-an
peranannya sebagai penyebab penyakit menjadi dimengerti dan diterima.
Mikroorganisme terdapat dalam populasi yang besar dan beragam, dan
terdapat hampir di mana-mana di alam ini. Mikroorganisme juga merupakan
bentuk kehidupan yang tersebar paling luas dan terdapat paling banyak di
planet ini. Mereka terdapat di aliran air, danau, sungai, dan laut. Mereka
terdapat pada permukaan tubuh kita dan di dalam mulut, hidung, dan rongga-
rongga tubuh lainnya. Mikroorganisme paling banyak terdapat di tempat-
tempat yang mengandung nutrient, kelembaban, dan suhu yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakannya.
Di antara mikroorganisme tersebut ada yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, tetapi banyak pula yang merugikan yaitu yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit.
Mikrobiologi mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik,
seperti di mana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya juga
dengan kelompok organisme lainnya.
Mikrobiologi meliputi berbagai disiplin ilmu seperti bakteriologi,
imunologi, virology, mikologi dan parasitologi. Dalam Mikrobiologi pangan,
dipelajari mikroorganisme yang ada kaitannya dengan pengawetan dan
fermentasi makanan.
2.2 Sejarah Mikrobiologi
3
Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) dari Belanda merupakan orang
yang pertama melaporkan pengamatannya dengan keterangan dan gambar-
gambar yang teliti. Selama hidupnya ia telah membuat lebih dari 250
mikroskop berlensa tunggal dengan kekuatan pembesaran 200 – 300 kali.
Pada tanggal 9 Juni 1675, Leeuwenhoek menulis dalam buku hariannya,
“mengumpulkan air hujan dalam cawan”, dan pada tanggal 10 Juni ia
melanjutkan, “Sambil mengamati air tersebut aku berkhayal bahwa aku
menemukan makhluk-makhluk hidup, tetapi karena amat sedikitnya serta
tidak terdapati dengan mudah, maka hal ini tak dapat kuterima sebagai hal
yang benar”. Keesokan harinya kembali melakukan pengamatan dan mencatat,
“Tak ada pikiran padaku bahwa akan tampak makhluk hidup, tetapi setelah
kuamati maka dengan penuh kagum aku melihat seribu makhluk hidup dalam
setetes air. Makhluk hidup itu merupakan jenis terkecil yang pernah kulihat
sampai kini”.
Pada tanggal 17 September 1683, Leeuwenhoek mengamati bakteri
dalam suspensi tartar yang dikoreknya dari sela-sela giginya. Ia membuat
sketsa sel bakteri dengan bentuk bulat (kokus), batang (basilus), dan spiral
(spirilum).
Mikroskop ciptaan Antonie Van Leeuwenhoek
2.2.1 Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Teori yang dikemukakan Aristoteles ini menyatakan bahwa
makhluk hidup tercipta dari benda tak hidup yang berlangsung secara
spontan (generatio spontanea). Misalnya cacing dari tanah, ikan dari
4
lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh banyak orang selama
beberapa abad.
Aristoteles (384-322 SM), adalah seorang filsuf dan tokoh ilmu
pengetahuan Yunani Kuno. Sebenarnya dia mengetahui bahwa telur-telur
ikan yang menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya.
Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan.
Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal
dari Lumpur.
Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut
terjadi begitu saja secara spontan. Itu sebabnya, teori abiogenesis ini
disebut juga generation spontanea. Bila pengertian abiogenesis dan
generation spontanea digabung, maka konsepnya menjadi: makhluk hidup
yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati / tak hidup yang
terjadinya secara spontan (sebenarnya ini adalah dua teori yang berbeda,
tetapi orang sudah salah kaprah).
Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman
Yunani Kuno (ratusan tahun sebelum Masehi) hingga pertengahan abad
ke-17, dimana Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop
sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati makhluk-makhluk aneh
yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para
pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van
Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang
abiogenesis. Hasil pengamatan Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan
ilmiah yang diberi judul “Living in a drop of water“. Tokoh lain
pendukung teori ini adalah John Needham.
Pada tahun 1749, John Needham salah satu pendukung abiogenesis
melakukan percobaan dengan memasak daging yang terdapat
mikroorganisme. Ia berkesimpulan bahwa jasad-jasad renik tersebut
berasal dari daging (benda mati).
2.2.2 Teori Biogenesis
5
Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis, karena
menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang
sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal pendukung teori ini adalah
Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
1. Francesco Redi
Redi merupakan orang pertama yang melakukan
eksperimen untuk membantah teori abiogenesis. Dia melakukan
percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang
ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.
Labu I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
Labu II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain
kasaLabu III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama
beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Labu I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
Labu II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
Labu III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
6
Percobaan Francesco Redi
Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging berasal
dari telur lalat. Labu ke III tidak terdapat belatung karena tertutup
rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Sayangnya, meskipun
tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung. Ini
disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada
disain percobaannya.
2. Lazzaro Spallanzani
Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah
teori abiogenesis, tetapi menggunakan bahan kaldu. Disainnya
sebagai berikut:
Labu I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
Labu II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang
disegel dengan lilin, kemudian dipanaskan
7
Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama.
Beberapa hari kemudian hasilnya sebagai berikut.
Labu I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung
mikroba (bakteri)
Labu II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Percobaan Lazzaro Spallanzani
Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan
menyebabkan busuknya kaldu berasal dari mikroba yang beraada
di udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain
Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang tertutup
menyebabkan gaya hidup (elan vital) dari udara tidak dapat
masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk hidup
(mikroba).
3. Louise Pasteur
8
Percobaan Louise Pasteur
Pada percobaan Pasteur mikroorganisme terperangkap pada pipa S sehingga tidak
bisa masuk ke dalam kaldu
9
Jika labu dimiringkan, dan kaldu sedikit meluap menyentuh
bagian pipa S maka mikroorganisme terbawa masuk ke dalam
kaldu. Mikroorganisme yang tumbuh menyebabkan kaldu menjadi
keruh.
Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani.
Ia menggunakan kaldu dalam labu yang disumbat dengan gabus.
Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher
angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan
beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih
dan tidak ditemukan mikroba.
Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut
memungkinkan masuknya makhluk hidup dari udara, tetapi
ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut
Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari
udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk
pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa
sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh ujung pipa,
ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori
biogenesislah yang benar. Muncullah ungkapan :
“ omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo”
10
yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari
makhluk hidup, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Pada tahun 1850an Pasteur berhasil memecahkan masalah
yang timbul dalam industri anggur. Ia melakukan penelitian
terhadap anggur yang baik dan anggur yang kurang baik. Pasteur
menemukan bahwa jenis mikroorganisme menentukan kualitas
anggur. Lalu ia menyimpulkan mikroorganisme yang sesuai akan
menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu ia memusnahkan
mikroba yang telah ada dalam sari buah anggur dengan cara
memanaskannya dan setelah dingin, kedalam anggur
diinokulasikan dengan anggur yang berkualitas baik yang
mengandung mikroorganisme yang diinginkan. Hasilnya anggur
yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak mengalami
perubahan aroma selama disimpan karena sebelumnya dipanasi
dulu selama beberapa menit pada suhu 50-60oC. Proses ini disebut
pasteurisasi.
2.2.3 Teori Postulat Koch
Louis Pasteur (1877) menangani masalah antraks, penyakit pada
sapi, domba dan terkadang manusia. Setelah mengamati penyebab
penyakit itu dari darah hewan yang mati karena penyakit tersebut, maka ia
manumbuhkannya dalam labu-labu di laboratorium.
Robert Koch (1870-an) dari Jerman, juga menangani masalah
antraks. Ia mengisolasi bakteri bentuk batang dengan ujungnya agak
persegi (basilus) dari darah biri-biri yang mati karena antraks. Ia berhasil
mengasingkan kuman antraks dalam bentuk biakan murni (pure culture)
dengan mempergunakan medium, dan membuktikan bahwa kuman
tersebut dapat menimbulkan penyakit yang sama bila dimasukkan ke
dalam tubuh binatang percobaan.
11
Berdasarkan penemuan tersebut lahirlah Postulat Koch, Postulat
Koch dikemukakan pertama kali oleh Robert Koch (1843-1910). Koch
memberikan rumusan berupa sejumlah kondisi yang harus dipenuhi
sebelum salah satu faktor biotik (organisme) dianggap sebagai penyebab
penyakit. Dalam Postulat-postulat Koch disebutkan untuk menetapkan
suatu organisme sebagai penyebab penyakit, maka organisme tersebut
harus memenuhi sejumlah syarat. yaitu:
a. Mikroorganisme tertentu selalu dapat dijumpai berasosiasi
dengan penyakit tertentu.
b. Mikroorganisme itu dapat diisolasi dan ditumbuhkan menjadi
biakan murni di laboratorium.
c. Biakan murni mikroorganisme tersebut harus mampu
menimbulkan penyakit yang sama pada binatang percobaan.
d. Penggunaan prosedur laboratorium memungkinkan diperolehnya
kembali mikroorganisme yang disuntikan itu dari hewan yang
dengan sengaja diinfeksi dalam percobaan.
Postulat Koch ini hanya dapat digunakan dalam pembuktian jenis
patogen yang bersifat tidak parasit obligat. Parasit obligat adalah parasit
yang tidak dapat hidup tanpa ada inangnya. Oleh karena inilah, patogen
parasit obligat tidak dapat dibiakan dalam laboratorium.
Kemudian Koch menemukan bakteri yang menimbulkan
tuberculosis dan kolera. Pada tahun 1900, semua jenis mikroorganisme
penyebab pelbagai penyakit penting telah dapat diketahui seperti Bacillus
anthracis, Corynebacterium diptheriae, Salmanolla typhosa, Neisseria
gonorrhoeae, Clostridium perfringens, Clostridium tetani, Shigella
dysentriae, Treponema pallidum dan lain-lain.
2.3 Penggolongan Makhluk Hidup
2.3.1 Hewan
2.3.2 Tanaman
2.3.3 Protista
2.4 Aplikasi Dalam Bidang Pangan
12
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
D. Dwidjoeputro. “DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI”, Penerbit Djambatan,
1981
13
Suriawiria unus.2005.mikrobiologi dasar.papas sinar sinanti.jakarta
14