Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut adalah suatu penyakit yang tidak kalah pentingnya dengan penyakit lain. Sakit gigi dapat muncul tiba-tiba. Penyebab paling umum sakit gigi dan banyak terjadi adalah lubang pada gigi yang disebut karies. Karies gigi merupakan suatu kerusakan jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum) yang bersifat kronis progesif dan disebabkan aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan organik. Sakit gigi juga dapat disebabkan oleh hal-hal lain misalnya karena gingivitis atau periodontitis. Sakit gigi yang berupa nyeri pada gigi, biasanya muncul karena adanya rangsangan langsung pada gigi. Rangsangan itu bisa berupa minuman/makanan panas, dingin atau saat mengunyah. Rangsangan-rangsangan seperti itu, menyebabkan peradangan pada pulpa (pusat syaraf gigi) yang terdapat pada setiap gigi. Pulpa itu sendiri merupakan ujung dari serabut syaraf gigi yang sangat sensitif, sehingga bila ada rangsangan akan menimbulkan rasa nyeri yang berdenyut-denyut dan dapat terus berlangsung meski rangsangan berhenti. 1
39

Makalah Sakit Gigi Fix Isi

Feb 16, 2015

Download

Documents

mief,eiajwe
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit gigi dan mulut adalah suatu penyakit yang tidak kalah pentingnya

dengan penyakit lain. Sakit gigi dapat muncul tiba-tiba. Penyebab paling umum

sakit gigi dan banyak terjadi adalah lubang pada gigi yang disebut karies. Karies

gigi merupakan suatu kerusakan jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum)

yang bersifat kronis progesif dan disebabkan aktifitas jasad renik dalam

karbohidrat yang dapat diragikan dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti

kerusakan organik. Sakit gigi juga dapat disebabkan oleh hal-hal lain misalnya

karena gingivitis atau periodontitis. Sakit gigi yang berupa nyeri pada gigi,

biasanya muncul karena adanya rangsangan langsung pada gigi. Rangsangan itu

bisa berupa minuman/makanan panas, dingin atau saat mengunyah. Rangsangan-

rangsangan seperti itu, menyebabkan peradangan pada pulpa (pusat syaraf gigi)

yang terdapat pada setiap gigi. Pulpa itu sendiri merupakan ujung dari serabut

syaraf gigi yang sangat sensitif, sehingga bila ada rangsangan akan menimbulkan

rasa nyeri yang berdenyut-denyut dan dapat terus berlangsung meski rangsangan

berhenti.

Untuk itu diperlukan upaya kesehatan gigi yang ditinjau dari aspek

lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan

kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang

masih mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi

dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang

kesehatan dan penampilan.

Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi

fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan

bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah

cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum. Kondisi gigi dan mulut

1

Page 2: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

bisa mengungkapkan gejala-gejala awal penyakit berbahaya bahkan sampai

memprediksi kelahiran premature.

I.2 Rumusan masalah

1. Apa saja faktor-faktor yang menimbulkan sakit gigi?

2. Apa saja macam-macam penyebab sakit gigi?

3. Apa dampak yang ditimbulkan dari sakit gigi?

4. Bagaimana cara penanganan sakit gigi?

5. Bagaimana cara pencegahan timbulnya sakit gigi?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan faktor–faktor yang dapat menimbulkan sakit gigi.

2. Menjelaskan macam–macam penyebab sakit gigi.

3. Menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari sakit gigi.

4. Menjelaskan cara penanganan sakit gigi.

5. Menjelaskan cara pencegahan timbulnya sakit gigi.

I.3 Manfaat

Makalah ini dapat diharapkan menjadi salah satu bentuk kontribusi untuk

memberikan informasi kepada masyarakat mengenai sakit gigi dan cara

pencegahan timbulnya sakit gigi

2

Page 3: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor-faktor yang dapat menimbulkan sakit gigi

Sakit gigi dapat timbul karena berbagai sebab. Sakit gigi pada umumnya

disebabkan karena gigi berlubang (karies). Caries gigi merupakan penyakit

multifaktorial dengan 4 faktor utama yang saling mempengaruhi :

a. Faktor Host

Antara lain adalah factor morfologi gigi. Pit dan fissure pada gigi posterior

sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk.

Adapun kawasan – kawasan yang mudah diserang karies tersebut adalah :

1. Pit dan fissure permukaan oklusal molar dan premolar, pit bukal molar dan

pit palatal insisivus.

2. Permukaan halus di daerah aproksimal sedikit dibawah titik kontak.

3. Email pada tepian di dearah leher gigi sedikit di atas tepi gingival.

4. Permukaan akar terbuka, merupakan tempat melekatnya plak pada pasien

dengan resesi gingival.

5. Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan.

b. Faktor Agen / Mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies.

Plak adalah lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang

berkembang biak di atas matriks yang terbentuk dan melekat erat pada

permukaan gigi yang tidak dibersihkan.

Peran Bakteri :

Streptococcus Mutans dan Lactobacillus merupakan kuman yang kariogenik

karena mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.

Bakteri tersebut memiliki kemampuan dalam membuat polisakarida ekstra sel

yang sangat lengket dari karbohidrat makanan.

3

Page 4: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

c. Faktor substrat atau diet

Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu

perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan

enamel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa oarng yang banyak

mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan

gigi. Hal ini menunjukkan bahwa karbohidrat memang peranan penting dalam

terjadinya karies.

d. Faktor waktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama

berlangsungnya proses karies tersebut, menandakan bahwa proses karies terdiri

dari periode pengerusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu

bila saliva ada dalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi

dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.

2.2 Macam-macam penyebab sakit gigi

1. Gigi berlubang (Caries)

Gigi berlubang termasuk salah satu penyakit yang banyak dialami orang.

Lubang gigi atau istilah kedokterannya karies gigi. Disebabkan oleh erosi atau

pengikisan jaringan keras gigi yaitu email dan dentin oleh asam. Perasaan sakit

pada karies gigi digambarkan seperti stimulus tidak menyenagkan yang terasa

oleh pikiran sadar. Persepsi rasa sakit tersebut dimulai dari proses daya konduksi

elektro kimiawi di daerah yang menyakitkan hingga otak. Karies gigi adalah

penyakit karena bakteri pada gigi. Gigi berlubang merupakan salah satu masalah

kesehatan yang paling lazim. Gigi berlubang lebih banyak terjadi pada anak-anak

dan dewasa muda, walau ini juga merupakan masalah seumur hidup bagi banyak

orang. Karies gigi adalah penyakit yang berhubungan dengan kerusakan gigi yang

diakibatkan oleh berbagai faktor.

2. Gingivitis

Gingivitis merupakan penyakit periodontal stadium awal berupa peradangan

pada gingiva, termasuk penyakit paling umum yang sering ditemukan pada jaringan

mulut. Gusi yang mudah berdarah adalah salah satu tanda-tanda dari radang gusi

4

Page 5: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

(gingivitis). Gingivitis biasanya ditandai dengan gusi bengkak, warnanya merah

terang, dan mudah berdarah dengan sentuhan ringan.

3. Periodontitis

Periodontitis secara umum diartikan sebagai inflamasi yang melibatkan

struktur periodontal pendukung. Terlibatnya struktur periodontal pendukung oleh

inflamasi bisa akibat: 1) kelanjutan inflamasi dari gingivitis kronis yang tidak

dirawat atau tidak tuntas perawatannya, atau 2) penjalaran inflamasi dari pulpa

gigi melalui foramen apikalis ke ruang ligament periodontal di bagian apical.

2.3 Dampak yang ditimbulkan dari sakit gigi

Karies dan penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan

mulut yang masih memerlukan perhatian serius. Apabila kariesnya masih kecil

dan belum begitu dalam, mungkin tidak akan menganggu jika karies membesar

dan makin dalam, bisa terjadi infeksi. Infeksi inilah yang bisa memicu penyakit.

Bakteri yang berasal dari jaringan penyangga gigi dapat masuk ke pembuluh

darah dan dapat berjalan keseluruh organ vital dan menimbulkan infeksi.

2.4 Cara penanganan sakit gigi

PenambalanHarus diketahui bahwa gigi yang sakit atau berlubang tidak dapat

disembuhkan dengan sendirinya, dengan pemberian obat-obatan. Gigi

tersebut hanya dapat diobati dan dikembalikan ke fungsi pengunyahan

semula dengan melakukan pemboran, yang pada akhirnya gigi tersebut

akan ditambal. Dalam proses penambalan, hal yang pertama sekali

dilakukan adalah pembersihan gigi yang karies yaitu dengan membuang

jaringan gigi yang rusak dan jaringan gigi yang sehat di sekelilingnya,

karena biasanya bakteri-bakteri penyebab karies telah masuk ke bagian-

bagian gigi yang lebih dalam. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk

meniadakan kemungkinan terjadinya infeksi ulang.

5

Page 6: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

Pencabutan

Keadaan gigi yang sudah sedemikian rusak sehingga untuk penambalan

sudah sukar dilakukan, maka tidak ada cara lain selain mencabut gigi yang

telah rusak tersebut. Dalam proses pencabutan maka pasien akan dibius, di

mana biasanya pembiusan dilakukan lokal yaitu hanya pada gigi yang

dibius saja yang mati rasa dan pembiusan pada setengah rahang.

Pembiusan ini membuat pasien tidak merasakan sakit pada saat

pencabutan dilakukan.

2.5 Cara pencegahan timbulnya sakit gigi

Pencegahan Primer

Hal ini ditandai dengan:

a. Upaya meningkatkan kesehatan (health promotion)

Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan

plak yang efektif atau cara menyikat gigi dengan pasta gigi yang

mengandung fluor dan menggunakan benang gigi (dental floss).

b. Memberikan perlindungan khusus (spesific protection)

Upaya perlindungan khusus yaitu untuk melindungi host dari serangan

penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme.

Aplikasi pit dan fisur silen merupakan upaya perlindungan khusus untuk

mencegah karies.

Pencegahan Sekunder

Yaitu untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang

atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan

yang tepat. Sebagai contoh melakukan penambalan pada gigi dengan lesi

karies yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang luas.

6

Page 7: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Faktor-Faktor yang dapat menimbulkan sakit gigi

Sakit gigi dapat timbul karena berbagai sebab. Sakit gigi pada umumnya

disebabkan karena gigi berlubang (karies). Ada yang membedakan faktor etiologi

atau penyebab karies atas faktor penyebab primer yang langsung mempengaruhi

biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal dari saliva) dan

faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm. Karies terjadi

bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit menular lainnya

tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu.

Karies merupakan penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang

menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada 4 (empat) faktor utama yang

memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme,

substrat atau diet dan faktor waktu, yang

digambarkan sebagai empat lingkaran yang bertumpang tindih. Untuk terjadinya

karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan

rumah yang rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan

waktu yang lama.

1. Faktor Host (Tuan Rumah)

Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap

karies gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel (email), faktor kimia dan

kristalografis, saliva. Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies adalah pit

dan fisure pada permukaan oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang kasar juga

dapat menyebabkan plak yang mudah melekat dan membantu perkembangan

karies gigi. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel.

Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat

dan enamel akan semakin resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies dari

pada gigi tetap, hal ini dikarenakan gigi susu lebih banyak mengandung bahan

7

Page 8: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

organik dan air dari pada mineral, dan secara kristalografis mineral dari gigi tetap

lebih padat bila dibandingkan dengan gigi susu. Alasan mengapa susunan kristal

dan mineralisasi gigi susu kurang adalah pembentukan maupun mineralisasi gigi

susu terjadi dalam kurun waktu 1 tahun sedangkan pembentukan dan mineralisasi

gigi tetap 7-8 tahun. Saliva mampu meremineralisasikan karies yang masih dini

karena banyak sekali mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva

dalam melakukan remineralisasi meningkat jika ada ion fluor. Selain

mempengaruhi komposisi mikroorganisme di dalam plak, saliva juga

mempengaruhi pH.

2. Faktor Agent (Mikroorganisme)

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies.

Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang

berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada

permukaan gigi yang tidak dibersihkan.20 Komposisi mikroorganisme dalam plak

berbeda-beda, pada awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis

yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans, Streptococcus

sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus salivarus, serta beberapa strain

lainnya, selain itu dijumpai juga Lactobacillus dan beberapa beberapa spesies

Actinomyces. Plak bakteri ini dapat setebal beratus-ratus bakteri sehingga tampak

sebagai lapisan putih.Secara histometris plak terdiri dari 70% sel-sel bakteri dan

30% materi interseluler yang pada pokoknya berasal dari bakteri.

3. Pengaruh Substrat atau Diet

Faktor subtrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena

membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada

permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam

plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi

asam serta bahan lain yang aktif yang menyababkan timbulnya karies. Dibutuhkan

waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi

untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email.

Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan

sintesa polisakarida ekstra sel. Orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat

8

Page 9: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi, sebaliknya pada orang

dengan diet banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali

tidak memliki karies gigi. Hal ini dikarenakan adanya pembentukan ekstraseluler

matriks (dekstran) yang dihasilkan karbohidrat dari pemecahan sukrosa menjadi

glukosa dan fruktosa. Glukosa ini dengan bantuan Streptococcus mutans

membentuk dekstran yang merupakan matriks yang melekatkan bakteri pada

enamel gigi. Oleh karena itu sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik

(makanan yang dapat memicu timbulnya kerusakan/karies gigi atau makanan yang

kaya akan gula). Sukrosa merupakan gula yang paling banyak dikonsumsi, maka

sukrosa merupakan penyebab karies yang utama. Makanan dan minuman yang

mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang

dapat menyebabkan demineralisasi email. Plak akan tetap bersifat asam selama

beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7, dibutuhkan waktu 30-60

menit. Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap

menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email.

4. Faktor Waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang

berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Adanya kemampuan saliva

untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies,

menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas perusakan dan perbaikan

yang silih berganti. Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan karies

tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam

bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang

menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. Dengan

demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan

penyakit ini.

Determinan (Faktor-faktor yang Mempengaruhi)

Selain faktor langsung (etiologi), juga terdapat faktor-faktor tidak

langsung yang disebut sebagai faktor resiko luar, yang merupakan faktor

predisposisis dan faktor penghambat terjadinya karies yaitu umur, jenis kelamin,

sosial ekonomi, penggunaan fluor, jumlah bakteri, dan perilaku yang berhubungan

9

Page 10: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

dengan kesehatan gigi. Perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut

khususnya karies tidak terlepas dari kebiasaan merokok/penggunaan tembakau,

konsumsi alkohol, kebersihan rongga mulut yang tidak baik dan diet makanan.

a. Umur

Hasil studi menunjukkan bahwa lesi karies dimulai lebih sering pada umur yang

spesifik. Hal ini berlaku terutama sekali pada umur anak-anak namun juga pada

orang dewasa. Kelompok umur berisiko tersebut adalah:

1. Umur 1-2 tahun

Studi oleh Kohler et all (1978,1982), bahwa pada ibu-ibu dengan saliva yang

mengandung banyak Streptococcus mutans sering menularkannya kepada bayi

mereka segera setelah gigi susunya tumbuh, hal ini menyebabkan tingginya

kerentanan terhadap karies.

2. Umur 5-7 tahun

Studi oleh Carvalho et all (1989) menunjukkan bahwa pada masa ini

permukaan oklusal (kunyah) gigi molar pertama sedang berkembang, pada masa

ini gigi rentan karies sampai maturasi kedua (pematangan jaringan gigi) selesai

selama 2 tahun.

3. Umur 11-14 tahun

Merupakan usia pertama kali dengan gigi permanen keseluruhan. Pada masa

ini gigi molar kedua rentan terhadap karies sampai maturasi kedua selesai.

4. Umur 19-22 tahun

Adalah kelompok umur berisiko pada usia remaja. Pada masa ini gigi molar ke

tiga rentan karies sampai maturasi keduanya selesai. Di usia ini pula biasanya

orang-orang meninggalkan rumah untuk belajar atau bekerja di tempat lain, yang

selanjutnya dapat menyebabkan perubahan tidak hanya gaya hidup tapi juga pada

kebiasaan makan dan menjaga kebersihan mulut.

b. Jenis Kelamin

Dari pengamatan yang dilakukan Milhann-Turkeheim pada gigi M1, didapat hasil

bahwa persentase karies gigi pada wanita adalah lebih tinggi dibanding pria.

Selama masa kanak-kanak dan remaja, wanita menunjukkan nilai DMF yang lebih

10

Page 11: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

tinggi daripada pria. Walaupun demikian, umumnya oral higiene wanita lebih baik

sehingga komponen gigi yang hilang (M=Missing) lebih sedikit.

c. Sosial Ekonomi

Karies dijumpai lebih rendah pada kelompok sosial ekonomi rendah dan

sebaliknya. Hal ini dikaitkan dengan lebih besarnya minat hidup sehat pada

kelompok sosial ekonomi tinggi. Menurut Tirthankar (2002), ada dua faktor sosial

ekonomi yaitu pekerjaan dan pendidikan. Pendidikan adalah faktor kedua terbesar

yang mempengaruhi status kesehatan. Seseorang yang mempunyai tingkat

pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang

kesehatan sehingga akan mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat. Dalam

penelitiannya, Paulander, Axelsson dan Lindhe (2003) melaporkan jumlah gigi

yang tinggal di rongga mulut pada usia 35 tahun sebesar 26,6% pada pendidikan

tinggi sedangkan pada pendidikan rendah sebesar 25,8%. Hasil penelitian

Sondang Pintauli dkk, dijumpai DMF-T rata-rata sebesar 7,63 dengan DMF-T

rata-rata lebih rendah pada ibu-ibu rumah tangga. Dengan tingkat pendidikan

tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pendidikan menengah dan tingkat

pendidikan rendah.

d. Penggunaan Fluor

Menurut Rugg-Gunn (2000) di Inggris menyatakan bahwa penggunaan fluor

sangat efektif untuk menurunkan prevalensi karies, walaupun penggunaan fluor

tidaklah merupakan satusatunya cara mencegah gigi berlubang. Demikian halnya

penelitian yang dilakukan Dr. Trendly Dean dilaporkan bahwa ada hubungan

timbal balik antara konsentrasi fluor dalam air minum dengan prevalensi karies.

Penelitian epidemiologi Dean ditandai dengan perlindungan terhadap karies

secara optimum dan terjadinya mottled enamel (keadaan email yang berbintik-

bintik putih, kuning, atau coklat akibat kelebihan fluor/fluorosis) yang minimal

apabila konsentrasi fluor kurang dari 1 ppm.

e. Pola Makan

Setiap kali seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung

karbohidrat, maka beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai

memproduksi asam sehingga pH saliva menurun dan terjadi demineralisasi yang

11

Page 12: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

berlangsung selama 20-30 menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva

akan bekerja menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi. Namun,

apabila makanan berkarbonat terlalu sering dikonsumsi, maka email gigi tidak

akan mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan sempurna

sehingga terjadi karies. Misalnya, derajat penderita karies gigi di Palembang

relatif tinggi. Salah satu penyebabnya adalah makanan yang berpotensi

menimbulkan kerusakan gigi, yaitu empekempek. Empek-empek terbuat dari

sagu, sehingga mengandung karbohidrat dan zat gula. Karbohidrat yang tinggi

akan membuat karang gigi menjadi tebal. Kandungan cuka dalam cairan yang

ditambahkan pada empek-empek juga tidak bagus untuk gigi, khususnya juga

untuk anak di bawah usia delapan tahun. Kandungan fluor dalam gigi anak usia di

bawah delapan tahun belum kuat menahan cuka.

f. Kebersihan Mulut (Oral Higiene)

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan karies

adalah plak. Telah dicoba membandingkan insidens karies gigi selama 2 tahun

pada 429 orang mahasiswa yang menyikat giginya dengan teratur setiap habis

makan dengan mahasiswa yng menyikat giginya pada waktu bangun tidur dan

malam pada waktu sebelum tidur, ternyata bahwa golongan mahasiswa yang

menyikat giginya secara teratur rata-rata 41% lebih sedikit kariesnya

dibandingkan dengan golongan lainnya.

g. Merokok

Nicotine yang dihasilkan oleh tembakau dalam rokok dapat menekan aliran saliva,

yangmenyebabkan aktivitas karies meningkat. Dalam hal ini karies ditemukan

lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.

3.2 Macam-macam penyebab sakit gigi

1. Gigi berlubang (Caries)

Karies merupakan suatu penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan

kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, fisur dan daerah

interproksimal) meluas ke arah pulpa. Proses karies ditandai dengan terjadinya

demineralisasi oleh bakteri pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan

12

Page 13: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

bahan organiknya. Menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan jaringan

pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan apical.

Proses terjadinya karies :

Penyebab utama karies adalah adanya proses demineralisasi pada email.

Dimana email adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan paling keras dan padat

diseluruh tubuh. Sisa makanan yang bergula (karbohidrat) dan susu menempel

pada permukaan email dan akan bertumpuk menjadi plak, dan menjadi media

pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Bakteri yang menempel tersebut akan

menghasilkan asam dan melarutkan pemukaan email sehingga terjadi proses

demineralisasi. Bakteri yang paling banyak Sterptococcus Organisme, yang mana

berkembang biak dan mengeluarkan gel ekstra sel yang lengket dan akan menjerat

berbagai bentuk bakteri yang lain. Dalam beberapa hari plak ini akan bertambah

tebal dan terdiri dari berbagai macam mikroorganisme. Akhirnya flora plakyang

tadinya didominasi oleh bentuk kokus berubah menjadi flora campuran yang

terdiri atas kokus, batang dan filament. Sehingga dalam beberapa lama akan

terjadi demineralisasi email dan menghancurkan gigi.

Tanda dan gejala:

a. Rasa nyeri sedang sampai berat ketika makan atau minum sesuatu yang manis,

dingin atau panas.

b. Sakit gigi

Kebanyakan gigi berlubang ditemukan saat pemeriksaan gigi. Gigi berlubang

yang ditemukan dan dirawat secara dini bisa mengurangi rasa sakit, menghemat

biaya dan yang terpenting menyelamatkan gigi. Semakin dini lubang gigi

ditemukan, semakin berkurang pula rasa sakit yang mengintai anda karena email

dan dentin tidak begitu peka terhadap rasa sakit dibanding pulpa .

Klasifikasi Karies Gigi:

Berdasarkan Stadium Karies (dalamnya karies):

a. Karies Superfisialis

di mana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena.

b. Karies Media

di mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.

13

Page 14: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

c. Karies Profunda

di mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang

sudah mengenai pulpa.

Berdasarkan Keparahan atau Kecepatan Berkembangnya:

a. Karies Ringan

Kasusnya disebut ringan jika serangan karies hanya pada gigi yang paling rentan

seperti pit (depresi yang kecil, besarnya seujung jarung yang terdapat pada

permukaan oklusal dari gigi molar) dan fisure (suatu celah yang dalam dan

memanjang pada permukaan gigi) sedangkan kedalaman kariesnya hanya

mengenai lapisan email (iritasi pulpa).

b. Karies Sedang

Kasusnya dikatakan sedang jika serangan karies meliputi permukaan oklusal dan

aproksimal gigi posterior. Kedalaman karies sudah mengenai lapisan dentin

(hiperemi pulpa).

c. Karies Berat/Parah

Kasusnya dikatakan berat jika serangan juga meliputi gigi anterior yang biasanya

bebas karies. Kedalaman karies sudah mengenai pulpa, baik pulpa tertutup

maupun pulpa terbuka (pulpitis dan gangren pulpa). Karies pada gigi anterior dan

posterior sudah meluas ke bagian pulpa.

Menurut Parkin dalam G.V. Black bahwa klasifikasi karies gigi dapat dibagi

atas 5, yaitu:

a. Kelas I adalah karies yang mengenai permukaan oklusal gigi posterior.

b. Kelas II adalah karies gigi yang sudah mengenai permukaan oklusal dan

bagian aproksimal gigi posterior.

c. Kelas III adalah karies yang mengenai bagian aproksimal gigi anterior.

d. Kelas IV adalah karies yang sudah mengenai bagian aproksimal dan

meluas ke bagian insisal gigi anterior.

e. Kelas V adalah karies yang mengenai bagian servikal gigi anterior dan

posterior.

14

Page 15: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

2. Gingivitis

Definisi

Gingivitis merupakan penyakit periodontal stadium awal berupa peradangan

pada gingiva,termasuk penyakit paling umum yang sering ditemukan pada

jaringan mulut. Gingivitis biasanya ditandai dengan gusi bengkak, warnanya

merah terang, dan mudah berdarah dengan sentuhan ringan.

Patogenesis

Gingivitis dapat disebabkan beberapa hal, diantaranya kebersihan mulut yang

buruk, penumpukan karang gigi (kalkulus/tartar), dan efek samping dari obat-obatan

tertentu yang diminum secara rutin. Sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan secara

seksama menjaditempat pertumbuhan bakteri. Dengan meningkatnya kandungan

mineral dari air liur, plak akan mengeras menjadi karang gigi (kalkulus). Karang gigi

dapat terletak di leher gigi dan terlihat oleh mata sebagai garis kekuningan atau

kecoklatan yang keras dan tidak dapat dihilangkan hanya dengan menyikat gigi.

Kalkulus juga dapat terbentuk di bagian dalam gusi (saku gusi/poket). Kalkulus

adalah tempat pertumbuhan yang baik bagi bakteri, dan dapat menyebabkan radang

gusi sehingga gusi mudah berdarah.

Klasifikasi

1. Berdasarkan lamanya peradangan gingival

a. Akut : Peradangan gingiva dengan durasi singkat, setelah perawatan dari

pasien sendiri dapat mengembalikan status sehat.

b. Kronis : Gingivitis durasi lama, terjadi sampai bertahun-tahun periodontitis.

2. Berdasarkan perluasan peradangan

a. Terlokalisasi : membatasi peradangan jaringan gingiva pada gigi atau

sebagian.

b. General : peradangan jaringan gingiva pada seluruh mulut.

3. Berdasarkan Penyebabnya

Dental Plak Induced

Terjadi pada periodontium dengan tidak ada attachment loss atau ada

attachment loss yang menyeluruh dan tidak berkembang.

1. Gingivitis associated with dental plaque only

15

Page 16: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

Disebabkan karena interaksi antara mikroorganisme pada dental plak

biofilm, jaringan, dan sel inflamatory host.

a. With local contributing factor

Faktor local yaitu plaque-retentive calculus formation pada mahkota dan

permukaan akar yang memiliki kemampun untuk melekatkan mikroorganisme dan

menghalangi pembersihannya dengan teknik control plak.

b. Without local contributing factor

2. Gingival disease modified by systemic factor

a. Associated with Endocrine system

1) Puberty associated gingivitis

Respon gingivitis terhadap dental plak dan hormon yang relative sedikit

selama masa puber.

2) Menstrual-cycle associated gingivitis

Respon gingivitis terhadap dental plak dan hormon sebelum ovulasi.

3) Pregnancy associated

- Gingivitis

Respon terhadap dental plak dan perubahan hormon, biasanya terjadi

selama trimester 2 dan 3.

4) Diabetes mellitus associated gingivitis

b. Associated with blood dyscrasias

1) Leukemia associated gingivitis

Disebabkan karena terganggunya keseimbangan sel darah putih yang menyuplai

periodonsium, sehingga terjadi peningkatan pendarahan dan pembesaran gingival.

2) Lainnya

Gingivitis yang berhubungan dengan keabnormlan fungsi atau jumlah sel darah.

c. Gingival disease modified by malnutrition

1) Ascorbic acid deficiency gingivitis

Yaitu kekurangan asam askorbat (vitamin C) yang kronis. Manifestasi : bengkak,

ulcer, mudah berdarah.

2) Lainnya

- Deficiency nutrisi spesifik :

16

Page 17: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

Vitamin A : untuk menjaga kesehatan epitel sulkus

Vitamin B komplek : untuk menjaga kesehatan jaringan mukosa

- Kelaparan mengeliminasi semua nutrient yang dibutuhkan untuk kesehatan

periodonsium.

Non-plak Induced

1. Disebabkan oleh bakteri: Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum,

Streptooccus species.

2. Disebabkan oleh virus: Infeksi virus herpes( primary herpetic

gingivostomatitis, reccurent oral herpes, varicella zoster, dll )

3. Disebabkan oleh jamur: Infeksi candida (Gingival candidiasis), Linear

gingival erythema, Histoplasmosis.

4. Karena genetik: Hereditary gingival.

5. Karena kondisi sistemik, dental restorative materials (merkuri, nikel, aklirik)

reaksi yang diakibatkan oleh pasta gigi, obat kumur, permen karet aditif,

makanan.

6. Lesi traumatik: chemical, fisik, thermal.

7. Reaksi tubuh oleh benda asing.

8. Tidak bisa di spesifikasi.

Penatalaksanaan dan Pencegahan

Kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk gingivitis harus diatasi.

Kebersihan mulut yang buruk, caries serta adanya cavitas pada gigi akan menjadi

predisposisi untuk terjadinya superinfeksi, nekrosis, rasa nyeri serta perdarahan

pada gusi. Dengan sikat gigi yang lunak dan perlahan, anjuran kumur-kumur

dengan antiseptic yang mengandung klorheksidin 0,2% untuk mengendalikan plak

dan mencegah infeksi mulut. Pembersihan karang gigi supraginggiva dapat

dilakukan bertahap.

3.Periodontitis

Definisi

Periodontitis secara umum diartikan sebagai inflamasi yang melibatkan

struktur periodontal pendukung. Terlibatnya struktur periodontal pendukung oleh

17

Page 18: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

inflamasi bisa akibat: 1) kelanjutan inflamasi dari gingivitis kronis yang tidak

dirawat atau tidak tuntas perawatannya, atau 2) penjalaran inflamasi dari pulpa

gigi melalui foramen apikalis ke ruang ligament periodontal di bagian apical.

Untuk membedakan kedua bentuk periodontitis tersebut, digunakan terminology

yang berbeda yaitu: 1) Periodontitis Marginalis, berkembang dari gingivitis

(peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari

gusi ke arah bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada

jaringan periodontal. dan 2) Periodontitis Apikalis, yaitu peradangan yang terjadi

pada jaringan sekitar apeks gigi yang biasanya merupakan lanjutan dari infeksi

atau peradangan pada pulpa.

Tanda Klinis

Meskipun periodontitis marginalis dapat diklasifikasikan lagi atas beberapa tipe

periodontits, namun secara umum ada ciri-ciri klinis yang biasa menyertai

gingivitis kronis juga dijumpai pada kasus-kasus periodontitis marginalis. Ciri-ciri

klinis (selain ciri-ciri klinis gingivita kronis) yang dijumpai pada kasus

periodontitis marginalis adalah: 1) saku periodontal atau poket periodontal, 2)

abses periodontal, 3) kehilangan tulang dan pola perusakan tulang, 4) trauma

karena okulasi, 5) migrasi gigi patologis, 6) mobilitas gigi, dan 7) resesi gingival.

Etiologi

Pembentukkan periodontitis marginalis secara umum terjadi melalui interaksi dari

berbagai faktor. Secara umum etiologi penyakit ini dapat dikelompokkan menjadi

beberapa faktor, antara lain;

1) Faktor lokal

Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis biofilm

yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. Lapisan ini melekat

pada permukaan gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Plak yang

menyebabkan gingivitis dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di atas

garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar ke bawah gusi sehingga terjadi

proses peradangan dan terjadilah periodontitis.

18

Page 19: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

2) Faktor sistemik

Kebanyakan periodontitis marginalis terjadi pada pasien yang memiliki penyakit

sistemik yang mempengaruhi keefektivan respon host. Diabetes merupakan

contoh penyakit yang dapat meningkatkan keganasan penyakit ini, selain itu

kehamilan, menopause dan kelainan endokrin dapat juga menyebabkan

periodontitis marginalis.

3) Lingkungan dan perilaku

Merokok dapat meningkatkan tingkat keparahan penyakit ini. Pada perokok,

terdapat lebih banyak kehilangan attachment dan tulang, lebih banyak furkasi dan

pendalaman poket. Obat-obatan juga dapat mempengaruhi penyakit ini.

Antidepresan, parasetamol dan antihistamin mengandung bahan-bahan yang

menurunkan produksi air liur. Karena air liur memiliki efek pembersihan pada

gigi dan membantu menghambat pertumbuhan bakteri, jika produksinya

berkurang maka plak dan karang gigi dapat terbentuk lebih mudah. Obat lain,

terutama obat anti-kejang, calcium channel blockers dan obat-obatan yang

menekan sistem kekebalan tubuh, kadang-kadang menyebabkan pertumbuhan

berlebih dari jaringan gusi (gingiva hiperplasia), membuat plak lebih sulit untuk

dihilangkan.

4) Genetik

Biasanya kerusakan periodontal sering terjadi di dalam satu keluarga, ini

kemungkinan menunjukkan adanya faktor genetik yang mempengaruhi

periodontitis marginalis ini.

3.3 Dampak yang ditimbulkan dari sakit gigi

Apabila sakit gigi tidak segera ditangani maka karies akan berlanjut keruang

pulpa sehingga terjadi imvasi bakteri dak kematian pulpa serta penyebaran

infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri ataupun rasa

sakit yang hebat. Karies yang tidak ditangani juga dapat menjadi penyebab

timbulnya penyakit sistemik.

19

Page 20: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

3.4 Cara penatalaksanaan/penanganan sakit gigi:

Perawatan karies pada anak terbagi atas 2, yaitu :

Perawatan karies gigi Metode Preventif

Yaitu jenis perawatan dengan metode pencegahan. Contohnya dengan

Dental Health Education pada pasien. Dalam DHE ini pasien diajarkan

bagaimana cara menggosok gigi dengan benar. Serta penyuluhan akan

pentingnya kesehatan gigi dan mulut sejak dini.

Perawatan karies gigi Metode Operatif

Alasan utama melakukan restorasi pada gigi susu, yaitu untuk memberikan

dan menjamin mastikasi yang nyaman dan efisiensi pada anak. Adanya

gigi yang terasa ngilu dan sakit dapat menyebabkan seorang anak menjadi

takut atau malas untuk makan. Jika kejadian ini berlangsung dalam waktu

yang cukup lama, maka akan berpengaruh terhadap kecukupan nutrisinya.

Adapun perawatan karies pada orang dewasa, yaitu dengan melakukan

restorasi dengan menggunakan bahan-bahan tambalan, seperti amalgam, komposit

dan glass ionomer cement.

Perawatan karies gigi ditentukan oleh stadium saat karies terdeteksi:

1. Penambalan (filling) ---> dilakukan untuk mencegah progresi karies lebih

lanjut. Ini merupakan penambalan biasa yang dilakukan pada karies yang

ditemukan saat iritasi atau hiperemia pulpa. Bahan yang digunakan yaitu,

amalgam, Composite resin & glass ionomer. Penambalan dengan inlay juga bisa

dilakukan.

2. Perawatan Saluran Akar (PSA)/ Root Canal Treatment:

Dilakukan bila sudah terjadi pulpitis atau karies sdh mencapai pulpa. Setelah

dilakukan PSA, dibuat restorasi yang dinamakan Onlay.

3. Ekstraksi gigi:

Merupakan pilihan terakhir dalam penatalaksanaan karies gigi. Dilakukan bila

jaringan gigi sudah sangat rusak sehingga tidak dpt direstorasi. Gigi yang telah

diekstraksi perlu diganti dengan pemasangan gigi palsu (denture), implant atau

jembatan (bridge).

20

Page 21: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

3.5 Cara pencegahan timbulnya sakit gigi

1. Menjaga kebersihan mulut (oral hygiene) dgn baik:

a) Menyikat gigi dengan baik dan teratur, untuk ini ada 3 faktor yang harus

diperhatikan:

Pemilihan sikat gigi: bulu sikat jangan terlalu keras/lembek/jarang. Ujung

sikat gigi dan ujung bulu sikat sedekat mungkin, bila tidak ujung sikat gigi sudah

mentok ke bagian belakang tapi bulu sikat tidak kena gigi, jadi ada bagian gigi yang

tidak tersikat. Ini biasanya pada gigi geraham bungsu.

Cara/gerakan sikat gigi harus vertikal dari arah gusi ke ujung gigi. Untuk

rahang atas dari atas ke bawah. Untuk rahang bawah ke atas. Bagian luar, dalam dan

permukaan gigi yang untuk mengunyah disikat dengan teliti, tidak usah terlalu keras,

tapi mantap.

Frekuensi sikat gigi minimal dua kali sehari, pagi dan malam. Yang paling

penting

malam hari sebelum tidur. Tentu saja sebaiknya sikat gigi dengan odol yang

mengandung fluor yang dapat menguatkan email.

- Flossing

- Mouthwash

- Kontrol rutin ke dokter gigi, minimal 6 bulan sekali

2. Diet rendah karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber energi yang penting

bagi tubuh. Ada 3 jenis karbohidrat yaitu polisakarida, ologosakarida/disakarida

dan monosakarida. Karbohidrat yang disebut gula adalah sukrosa, jenis disakarida

yang paling banyak dikonsumsi orang padahal bersifat lebih kariogenik daripada

jenis lainnya. Disakarida dan monosakrida (glukosa) akan difermentasi oleh

bakteri dalam mulut dan menghasilkan asam yang akan menyebabkan

demineralisasi sehingga terjadi karies atau lubang pada gigi.

3. Fluoride

Melalui; pasta gigi, mouthwash, supplement, air minum, fluoride gel. Berbagai

macam konsep tentang mekanisme kerja fluor yang berkaitan dengan

pengaruhnya pada gigi sebelum dan sesudah gigi erupsi. Pemberian fluor yang

teratur baik secara sistemik maupun lokal merupakan hal yang penting

21

Page 22: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

diperhatikan dalam mengurangi terjadinya karies oleh karena dapat meningkatkan

remineralisasi. Namun demikian, jumlah kandungan fluor dalam air minum dan

makanan harus diperhitungkan pada waktu memperkirakan kebutuhan tambahan

fluor, karena pemasukan fluor yang berlebihan dapat menyebabkan fluorosis.

4. Penggunaan pit and fissure sealant (dental sealant).

22

Page 23: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sakit gigi adalah rasa nyeri pada gigi. Sakit gigi disebabkan oleh berbagai

masalah pada gigi dan rahang, seperti karies gigi, gingivitis atau penyakit

rahang, dan masih banyak lagi. Penyebab paling umum sakit gigi dan

banyak terjadi adalah lubang pada gigi yang disebut karies. Karies gigi

adalah penyakit jaringan gigi yang mengalami klasifikasi yang ditandai

oleh demineralisasi dari bagian inorganic dan dekstrusi dari subtansi

organic dari gigi atau penyakit jarigan gigi yang di tandai dengan

kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, daerah

interproksimal) meluas kearah pulpa.

Etiologi atau penyebab kesatuan dari empat factor yaitu :1. Host

2. Agen atau mikroorganisme

3. Substrat atau diet

4. Waktu

Perawatan karies gigi ditentukan oleh stadium saat karies terdeteksi:

1. Penambalan (filling)

2. Perawatan Saluran Akar (PSA)/ Root Canal Treatment

3. Ekstraksi gigi

Pencegahan Karies Gigi:

1. Menjaga kebersihan mulut (oral hygiene) dgn baik:

- Sikat gigi yg benar & teratur

- Flossing

- Mouthwash

- Dental checked up setahun 2 X

2. Diet rendah karbohidrat.

23

Page 24: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

3. Fluoride

Mell. pasta gigi, mouthwash, supplement, airminum, fluoride gel.

4. Penggunaan pit and fissure sealant (dental sealant)

4.2 Saran

Disarankan dilakukannya penyuluhan kepada masyarakat mengenai

macam-macam penyebab sakit gigi dan cara pencegahannya.

24

Page 25: Makalah Sakit Gigi Fix Isi

DAFTAR PUSTAKA

Roberson, Haymann, Swift. Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry.

Fourth Edition. Mosby. 2001

Kidd, Edwina. Essentials of Dental Caries The Disease and It’s Management.

Third Edition. Oxford University Press. 2005

Mount, Gj, Hume, WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby.

2001

Andlaw, R.J, Rock, W.P. Perawatan Gigi Anak (A Manual of Paedodontics),

edisi 2. Widya Medika. 1992

Taringan, Rasinta Dr.drg., Karies Gigi. Hipokrates. Jakarta. 1990

Huwink, B. 2000. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Terjemahan Sutatmi Suryo.

Yogyakarta : UGM Press.

Ircham Machfoedz dan Asmar Yetti Zein. 2005. Menjaga Kesehatan Gigi dan

Mulut Anak-anak dan Ibu Hamil. Yogakarta : Tramaya.

Ismu Suharsono Suwelo. 1992. Karies Gigi Pada Anak Dengan Berbagai Faktor

Etiologi. Jakarta: EGC.

Koerniati, isnindiah Dr.Drg. 2006 . Perkembangan Perawatan Gigi Masa Depan.

Padang : Andalas University Press.

Ratih Ariningrum. 2000. Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut.

Jakarta : Hipocrates.

Srigupta ,A. A. 2004. Perawatan gigi dan mulut. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sudibyo. 2002. Penanganan Penyakit Periodental di Masyarakat Dalam Rangka

Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jurnal Kedokteran Gigi

Indonesia vol. 52 no.1 tahun 2002.

Sumarti . 2007 .Hubungan Antara Konsumsi Makanan Kar ies Gigi Sulung Pada

Anak iogenik Dan Kebiasaan Menggosok Gigi Dengan Timbulnya Penyakit Kar

Pra SekolahUsia4-6 Tahun Di Desa Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang.

Skripsi S-1 .Unnes.

25