BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGPenerapan ilmu kimia nyatanya telah ada
semenjak 4000 tahun yang lalu dimana bangsa Mesir mengawali dengan
the art of synthetic wet chemistry. 1000 tahun SM, masyarakat purba
telah menggunakan tehnologi yang akan menjadi dasar terbentuknya
berbagai macam cabang ilmu kimia. Ekstrasi logam dari bijihnya,
membuat keramik dan kaca, fermentasi bir dan anggur, dll. Mereka
tidak berusaha untuk memahami hakikat dan sifat materi yang mereka
gunakan serta perubahannya, sehingga pada zaman tersebut ilmu kimia
belum lahir. Tetapi dengan percobaan dan catatan hasilnya merupakan
sebuah langkah menuju ilmu pengetahuan. Baru pada abad ke-8 ilmu
kimia menjadi ilmu yang melibatkan kegiatan ilmiah dilahirkan oleh
para ilmuan muslim bangsa Arab dan Persia. Salah satu bapak ilmu
kimia yang terkemuka adalah Jabir Ibn Hayyan. Ilmu yang baru itu
diberi nama al kimiya (bahasa Arab yang berarti perubahan
kimia).Tidak dapat dipungkiri semakin bertambah maju zaman,
penggunaan ilmu kimia telah ada disetiap sektor kehidupan manusia.
Contohnya, Pengawet yang merupakan senyawa kimia yang ditambahkan
ke dalam makanan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri
sehingga makanan menjadi lebih tahan lama. Contoh lainnya adalah
penggunaan sabun detergen bubuk yang mayoritas penduduk dunia
menggunakannya setiap hari namun masih sedikit orang yang
memperhatikan proses kimia dan senyawa kimia apa yang digunakan.
Saat ini sabun detergen telah diproduksi secara massal dengan
berbagai merek dan bahan yang berbeda. Namun tidak semua orang
cocok dengan bahan tertentu yang nantinya bisa jadi dapat
menyebabkan iritasi, kulit terkelupas. Oleh karenanyaB. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, telah dihasilkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa saja bahan penyusun sabun detergen?
2. Bagaimana proses pembuatan sabun batangan?
3. Apa saja kegunaan sabun batangan yang dihasilkan?C. TUJUANa.
Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Umum.
b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan penyusun-penyusun sabun batangan2. Menjelaskan
proses pembuatan sabun batangan3. Menjelaskan kegunaan sabun
batangan dalam kehidupan sehari hariBAB IITINJAUAN PUSTAKAA.
KOMPOSIT
1. Sejarah sabunAsal dari kebersihan pribadi kembali ke zaman
prasejarah. Sejak air menjadi bagian yang penting untuk kehidupan,
orang pertama hidup dekat air dan tahu sesuatu apa itu properti
kebersihan - sedikitnya bagaimana membilas lumpur ke tangan
mereka.
Benda mirip sabun ditemukan dalam bentuk tabung saat penggalian
di Babilonia Kuno adalah fakta tentang pembuatan sabun diketahui
pada tahun 2800 SM. Persembahan di tabung mengatakan bahwa lemak
direbus dengan abu, dimana adalah metoda membuat sabun, tetapi
tidak mengenai kegunaan sabun itu. Beberapa bahan terakhir
digunakan untuk penggaya rambut.
Pembuatan sabun adalah keahlian yang umum di Eropa di abad
ke-17. Pembuat sabun serikat pekerja terlindungi perdagangan
rahasia mereka ditutup. Minyak nabati dan hewani digunakan dengan
arang tanaman, terus dengan pewangi. Secara berangsur-angsur jenis
sabun yang lebih banyak lagi menjadi tersedia untuk mencukur dan
mencuci rambut, juga mandi dan mencuci.
Italia, Spanyol dan Perancis adalah pusat manufaktur pertama
sabun, seharusnya mereka siap menyediakan bahan mentah seperti
minyak pohon zaitun. Orang Inggris mulai membuat sabun saat abad ke
12. Pembuatan sabun komersial di Amerika kolonial dimulai pada
tahun 1608 dengan datangnya beberapa pembuat sabun di kapal kedua
dari Inggris untuk mencapai Jamestown, Virginia. Bagaimanapun,
untuk beberapa tahun, pembuatan sabun pada dasarnya tinggal
pekerjaan rumah tangga. Akhirnya, pembuat sabun profesional mulai
biasa mengumpulkan pemborosan lemak dari rumah tangga, di perubahan
untuk beberapa sabun.
Definisi Sabun Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan
rantai asam monocarboxylicyang panjang. Larutan alkali yang
digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun
tersebut. Larutan alkali yang biasa digunakan pada sabun keras
adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakan
pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH). Sabun berfungsi
untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor
lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak
dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang
digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun
minyak ikan laut.
B. COIR COMPOSITESalah satu komposit yang cukup berpotensi
adalah Coir composite. Coir merupakan serat sabut kelapa yang
digunakan sebagai filler dalam pembuatan komposit.Menurut Isroful,
(2009) sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan
satu serat dengan serat lainnya yang merupakan bagian berharga dari
sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75% dari
sabut), dan gabus 175 gram (25% dari sabut). Mahmud dan Ferry,
(2005) menyatakan bahwa satu butir kelapa menghasilkan 0,4 kg sabut
yang mengandung 30% serat.
Penelitian Jufri (2009), diperoleh bahwa serat sabut kelapa
memiliki pengaruh terhadap kekuatan bending produk asbes semen
dengan perlakuan terbaik pada persentase serat kelapa 2.4% dengan
model anyam. Pemanfaatan sabut kelapa juga dapat digunakan sebagai
peredam suara, seperti penelitian yang dilakukan Khuriati (2006),
bahwa sabut kelapa memenuhi persyaratan untuk peredam suara sesuai
ISO 11654. Dengan komposisi serat sabut kelapa di atas 0,15.
Sehingga dihasilkan bahan penyerapan gelombang bunyi oleh peredam
suara berbahan dasar material penyusun sabut kelapa.Penelitian lain
dilakukan Fajriyanto dan Ferris.F. (2008) bahwa limbah pabrik
kertas (sludge), sabut kelapa dan sampah plastik dapat dibuat
komposit dinding bangunan yang kuat dan ramah lingkungan. Hasilnya
menunjukkan bahwa variasi beban penggempaan pada saat pencetakan
panel bangunan dan komposisi sabut kelapa berpengaruh secara
signifikan terhadap karakteristik mekaniknya. Dan diperoleh kuat
lentur yang optimal, yakni 77,81kg.f/cm2 dengan beban penggempaan
2000 bars dan komposisi sabut kelapa sebesar 2% (b/b).
Karakteristik mekanik komposit dinding bangunan limbah pabrik
kertas (sludge), sabut kelapa dan sampah plastik dipengaruhi
variasi komposisi bahan baku, pembebanan saat casting (pencetakan)
dan berat sabut kelapa.
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASANA. PENYUSUN COIR COMPOSITETelah
dilakukan penelitian pembuatan papan komposit resin polyester dan
serat sabut kelapa sebagai panel dinding. Bentuk susunan dan
persentase serat sabut kelapa berpengaruh terhadap karakteristik
papan lembaran sebagai bahan panel dinding.Variasi persentase berat
serat yang dilakukan 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dengan serat
susunan searah, silang dan acak. Untuk mengetahui karakteristik
papan komposit dilakukan ujia tarik, lentur dan impak. Selanjutnya
dilakukan Analisa Termal DTA untuk mengetahui perubahan suhu kritis
papan komposit yang dihasilkan. Dan untuk menganalisa karakteristik
morfologi permukaan spesimen dilakukan analisa Scanning Electron
Microscope (SEM).Hasil pengujian kuat tarik rata-rata yang paling
optimal adalah pada persentase berat serat 20% sebesar 275,3
kg.f/cm2 susunan serat lurus searah. Pengujian lentur yang paling
optimal adalah susunan searah pada persentase berat serat 20%
sebesar 556,4 kg.f/cm2 dan pengujian kuat impak yang paling optimal
adalah susunan silang pada persentase berat serat 20% sebesar 3,86
joule/mm2.
Analisa termal menunjukkan bahwa perubahan kekuatan mekaniknya
akan berubah pada kondisi suhu kritis rata-rata 660C. Dijelaskan
pada analisa SEM bahwa permukaan spesimen yang terdistribusi secara
merata adalah sedikit cacat dan voidnya dengan ukuran 5 50 m pada
kondisi serat susunan searah dan variasi persentase berat serat
20%.
Komposisi Campuran Bahan Komposit Papan Lembaran
Persentase Berat Serat (%)Berat Serat Sabut Kelapa (gr)Berat
Resin
Polyester (gr)Berat Katalis 10% Polyester (gr)
10%2320720,7
15%34,5195,519,55
20%4618418,4
25%57,5172,517,25
30%6916116,1
Sumber : Nurmaulita, 2010.
B. KEGUNAAN COIR COMPOSITE1. Rumah Tahan Gempa
Penggunaan coir composite sebagai dinding dapat membantu membuat
sebuah bangunan tahan gempa. Hal ini sangat berguna untuk daerah
Indonesia yang statusnya rawan gempa.
( Kegunaan Coir composite untuk Rumah Tahan Gempa )2.
Cocolawn
Cocolawn merupakan media tanam yang memanfaatkan penggunaan coir
composite sebagai dasarnya. Biasanya ditanam rumput alas di bagian
atasnya. Cocolawn dapat dijadikan sebagai taman lipat untuk
memudahkan vegetasi di pekarangan rumah.
( Kegunaan Coir composite untuk Cocolawn )3. Greenhouse
Bahan coir composite dapat dijadikan sebagai dinding greenhouse.
Coir composite yang digunakan disini bukan lempeng tebal yang
dibuat pada proses pembuatan yang telah dijelaskan. Coir composite
ini hanya berupa lembaran tipis.
( Kegunaan Coir composite untuk Greenhouse )
4. Geotextile, revegetation & Slope Stabilization
Coir composite ini dapat digunakan untuk melakukan vegetasi
lahan miring dan berbatu.Sehingga selain memperkuat tanah, juga
dapat meningkatkan daya serap tanah tersebut dan mengurangi
longsor. Selain itu, dapat pula digunakan tanpa vegetasi untuk
memperkuatlahan miring agar tidak mudah longsor.
( Kegunaan Coir composite untuk Geotextile, revegetation &
Slope Stabilization )
5. Road Reinforcement
Jika digunakan sebagai alas jalan, coir composite ini dapat
digunakan untuk memperkuatjalan yang akan diaspal atau cor.
( Kegunaan Coir composite untuk Road Reinforcement )
6. Interior dan Eksterior
Coir composite juga dapat digunakan sebagai bahan interior dan
eksterior sebuah bangunancatau badan komponen otomotif karena sifat
ringan dan kuatnya.
( Kegunaan Coir composite untuk Interior dan Eksterior )
1. PEMANFAATAN COIR COMPOSITE DALAM KONSTRUKSI RUMAH TAHAN
GEMPATahapan pembuatan papan rumah tahan gempa:1. Tahap pengolahan
serat kelapaa. Sabut kelapa yang utuh dipotong membujur menjadi
lima bagian.b. Merendam sabut kelapa dengan aquadest untuk
membersihkan serat dariserbuk selama 7 hari.c. Melunakkan sabut
dengan cara memukul sabut dengan palu.d. Mengeringkan serat secara
alami dengan cara menjemur serat di panas matahari selama 2 hari.e.
Memilih serat panjangnya 120 mm untuk disusun sejajar dan anyam.f.
Memotong serat dengan panjang 5 cm untuk serat susunan acak.
2. Tahap Pembuatan KompositBerat total komposit yang dihasilkan
dalam cetakan yang dibuat adalah 230 gr. Maka tahapan-tahapan yang
harus dilakukan adalah:a. Menimbang serat sabut kelapa sebanyak 23
gr untuk 10% serat.b. Menimbang polyester sebanyak 207 gr untuk 80%
polyester.
c. Menimbang katalis mekpo 20,7 gr untuk 10% katalis dari
polyester.d. Melakukan pengadukan polyester dan katalis dengan
stiren selama 5 menit.e. Menyusun serat kedalam plat dan mall
cetakan yang sudah dilapisi alumunium foil. Serat disusun sandwich,
dan dilakukan 3-4 kali penyusunan serat dan penuangan resin kedalam
cetakan. Hal ini dilakukan agar resin terserap oleh serat sabut
kelapa secara merata.f. Melakukan pengepressan menggunakan hot
press selama 30-60 menit agar didapatkan hasil komposit yang lebih
padat.
(Papan Coir Composite)
2. Manfaat Coir composite Pada Rumah Tahan Gempaa. Dapat
meminimalisasi kerugian yang dapat ditimbulkan dari bencana gempa
bumi.
b. Dapat meminimalisasi korban dari bencana alam gempa bumi.
c. Coir composite untuk rumah tahan gempa adalah produk yang
ramah lingkungan.d. Dapat mengurangi limbah serat sabut kelapa yang
ada di masyarakat.BAB IVKESIMPULANBerdasarkan hasil pembahasan
diatas, maka kami dapat menarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:1.
Bahan penyusun papan komposit adalah resin polyester dan serat
sabut kelapa yang digunakan sebagai panel dinding. Bentuk susunan
dan persentase serat sabut kelapa berpengaruh terhadap
karakteristik papan lembaran sebagai bahan panel dinding.
2. Kegunaan coir kompositadalah sebagai berikut:a. Rumah Tahan
Gempab. Cocolawn
c. Greenhouse
d. Geotextile, revegetation & Slope Stabilizatione. Road
Reinforcementf. Interior dan Eksterior3. Manfaat coir composite
pada rumah tahan gempa adalah sebagai berikut:
a. Dapat meminimalisasi kerugian yang dapat ditimbulkan dari
bencana gempa bumi.
b. Dapat meminimalisasi korban dari bencana alam gempa bumi.c.
Coir composite untuk rumah tahan gempa adalah produk yang ramah
lingkungan.d. Dapat mengurangi limbah serat sabut kelapa yang ada
di masyarakat.3. Tahap-tahap pembuatan papan rumah tahan gempa
adalah sebagai berikut:a. Tahap pengolahan serat kelapa
1) Sabut kelapa yang utuh dipotong membujur menjadi lima
bagian.2) Merendam sabut kelapa dengan aquadest untuk membersihkan
serat dariserbuk selama 7 hari.3) Melunakkan sabut dengan cara
memukul sabut dengan palu.4) Mengeringkan serat secara alami dengan
cara menjemur serat di panas matahari selama 2 hari.5) Memilih
serat panjangnya 120 mm untuk disusun sejajar dan anyam.6) Memotong
serat dengan panjang 5 cm untuk serat susunan acak. b. Tahap
Pembuatan KompositBerat total komposit yang dihasilkan dalam
cetakan yang dibuat adalah 230 gr. Maka tahapan-tahapan yang harus
dilakukan adalah:
1) Menimbang serat sabut kelapa sebanyak 23 gr untuk 10%
serat.2) Menimbang polyester sebanyak 207 gr untuk 80% polyester.3)
Menimbang katalis mekpo 20,7 gr untuk 10% katalis dari polyester.4)
Melakukan pengadukan polyester dan katalis dengan stiren selama 5
menit.5) Menyusun serat kedalam plat dan mall cetakan yang sudah
dilapisi alumunium foil. Serat disusun sandwich, dan dilakukan 3-4
kali penyusunan serat dan penuangan resin kedalam cetakan. Hal ini
dilakukan agar resin terserap oleh serat sabut kelapa secara
merata.6) Melakukan pengepressan menggunakan hot press selama 30-60
menit agar didapatkan hasil komposit yang lebih padat.13