27
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSalah satu pekerjaan di bidang kedokteran gigi
yang banyak membutuhkan beragam material cetak adalah pada tindakan
klinik restoratif. Kepuasan pasien terhadap hasil tindakan
restorasi terutama ditentukan penilaian estetik oleh pasien serta
harga yang terjangkau. Hal ini tentunya sangat tergantung pada
kualitas bahan yang akan digunakan oleh dokter gigi yang
bersangkutan(Baum, 1997)Namun demikian, banyaknya jenis bahan yang
tersedia dipasaran dapat menjadi kesulitan tersendiri bagi dokter
gigi, terlebih setelah dihadapkan pada pertimbangan ekonomis yang
disesuaikan dengan kemampuan pasien(Baum, 1997)Selain masalah
tersebut diatas, keahlian seorang dokter gigi dalam memanipulasi
bahan tentunya sangat mempengaruhi hasil akhir dari perawatan yang
dilakukannya. Untuk hal ini tentu saja menuntut pengetahuan yang
lengkap serta mendalam dari dokter gigi yang bersangkutan terhadap
berbagai sifat spesifik dari bahan yang dimanipulasinya(Baum,
1997)Berikut dalam makalah ini, akan kami bahas mengenai bahan
restorasi dengan jenis, sifat, komposisi, serta aplikasinya dalam
kedokteran gigi.
1.2 Learning Objectives 1. Anatomi dan Morfologi Gigi 44 dan
462. Resin Komposit2.1. Jenis/Klasifikasi Resin Komposit2.2. Sifat
Resin Komposit2.3. Komposisi Resin Komposit2.4. Manipulasi Resin
Komposit2.5. Mekanisme Bonding pada Gigi2.6. Aplikasi Resin
Komposit pada Kedokteran Gigi3. Amalgam3.1. Jenis/Klasifikasi
Amalgam3.2. Sifat Amalgam3.3. Komposisi Amalgam 3.4. Manipulasi
Amalgam3.5. Mekanisme Amalgamasi3.6. Aplikasi Amalgam pada
Kedokteran Gigi4. Glass Ionomer Cement (GIC)4.1. Jenis/Klasifikasi
GIC4.2. Sifat GIC4.3. Komposisi GIC4.4. Manipulasi GIC4.5.
Mekanisme Adhesi pada Gigi4.6. Aplikasi GIC pada Kedokteran Gigi5.
Dental Cement5.1. Jenis/Klasifikasi Dental Cement5.2. Sifat Dental
Cement5.3. Komposisi Dental Cement5.4. Manipulasi Dental Cement
BAB 2PEMBAHASAN
2.1. Anatomi dan Morfologi 44 dan 462.1.1. Gigi 44A. Aspek
bukala. Middle developmental lobe berkembang baikb. Bukal ridge
besarc. Developmental depression terlihat disepanjang bukal lobed.
Mesioa slope lebih pendek daripada distal slopeB. Aspek lingual a.
Lingual cusp tip lebih pendek, sehingga terlihat oklusalnyab.
Mesial marginal groove terpisah dengan mesial marginal ridgeC.
Espek proksimala. Teradapat mesiolingual grooveb. CEJ pada sisi
distal lebih datarD. Aspek oklusal a. Terlihat mesiolingal grooveb.
Bentuknya seperti permata12.1.2. Gigi 462.1. Aspek bukal a. lebih
besar mesiodistal daripada cervicoinsisalb. Sisi bukal terbagi
menjadi tiga bagian yang dibagi oleh mesiobukal groove dan
distobukal groovec. Mesiobukal groove berakhir pada bukal pit2.2.
Aspek lingual a. Lebih besar daripada bukal cuspb. Terdapat lingual
groove yang membagi mesiolingual cusp dan distolingual cusp2.3.
Aspek proksimala. Sisi mesial lebih sedikit konkafb. Mesiomarginal
ridge lebih tinggi daripada distomarginal ridge2.4. Aspek oklusala.
Pada sisi bukal terlihat dua grooveb. Berntuknya lebih persegi
dibandingkan molar 1 rahang atas.12.2. Resin KompositIstilah
komposit mengacu pada kombinasiantara2 material atau lebih yang
akan menghasilkan sifat yang lebih baik dari masing-masing
konstituennya. Resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang
didalamnya ditambahkan pasi anorganik (quartz, partikel silika
koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat matriksnya
ditingkatkan.2.2.1. Jenis/Klasifikasi Resin KompositResin komposit
diklasifikasikan atas duat bagian yaitu menurut ukuran filler dan
cara aktivasi.A. Berdasarkan ukuran fillera. Resin komposit
tradisional/konvensional/makrofillerTerdiri dari partikel filler
kaca dengan ukuran rata-rata 1-15m, berat filler 70-80% dengan
jenis partikel quartz (radiolusen). Jenis ini berkembanga pada
zaman 70-an dan mengalami modifikasi. Resin komposit makrofiller
lebih tahan abrasi daripada resin akrilik tanpa bahan pengisi,
namun permukaannya kasar.b. Resin komposit mikrofillerDiperkenalkan
pada akhir tahun 1970 dengan ukuran partikel 0.04-0.2m dan berat
filler 50-60%. Partikel yang digunakan adalah amorphous silica atau
sillica coloidal. Premukaannya serupa dengan tambahalan resin
akrilik tanpa bahan pengisi, lebih estetis namun lebih cepat aus,
karena silika koloidal cenderung menggumpal dengan ukuran
0,04-0,4m. Kekuatan kompresif dan tensilnya lebih tinggi daripada
resin komposit konvensionalc. Resin komposit mikrohibrid/fine
particleJenis resin komposit ini memiliki ukuran partikel sekitar
0.4-3m dengan berat filler 70-90%. Bahan pengisi yang digunakan
adalah ground glass atauquatrz. Jenis ini digunakan untuk
memperoleh kehalusan permukaan komposit berbahan pengisi mikro
dengan tetap mempertahankan/meningkatkan sifat mekani dan fisik
komposit tradisional.d. Resin komposit hybrid Dengan berat filler
77-84%, dan partike pengisinya adalah gabungan dari karofiller dan
mikrofiller. Sifat fisik dan mekanik terletak antara resin komposit
konvensional dan mikrohibrid. Permukaannya halus dan kekuatannya
cukup baik. Oelh karena itu sering digunakan untuk tambalan gigi
anterior dan posterior.2B. Berdasarkan cara aktivasia. Aktivasi
decara khemisProduk ini terdiri dari dua pasta, satu yang
mengandung bensoyl peroxide (BP) initiator dan yang satu lagi
mengantung aktivator aromatic amine tertier. Sewaktu aktivasi,
rantai OOputus, dan elektron terbelah diantara kedua molekul. Saat
aktivasi, amine akan bereaksi dengan BP dan membentuk radikal bebas
dan polimerisasi dimulai. b. Aktivasi mempergunakan
cahayaDiformulasikan untuk sinar UV membentuk radikal bebas. Pada
masa kini, komposit yang mempergunakan curing UV berganti menjadi
sinar tampak biru. Komposit ini menggunakan aktivasi sinar yang
terdiri dari pasta tunggal yang diletakkan di dalam syringe tahan
cahaya. Pasta ini mengandung photosensitizes Chomporquinone (CQ)
dengan panjang gelombang 400-500 nm dan amine yang akn menginisiasi
pembentukan radikal bebas. Jika terkontaminasi dengan cahaya
biru(panjang gelombang 468nm) maka akan memproduksi fase eksitasi
dari photosensitizer, dimana akan bereaksi dengan amine untuk
membentuk radikal babas dan terjadilah polimerisasi lanjutan.2
2.2.2. Sifat Resin KompositSama halnya dengan bahan restorasi
kedokteran gigi yang lain, resin komposit juga memiliki sifat. Ada
beberapa sifat sifat yang terdapat pada resin komposit, antara
lain:A. Sifat fisikSecara fisik resin komposit memiliki nilai
estetik yang baik sehingga nyaman digunakan pada gigi anterior.
Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasa dan karakteristik
permukaan juga menjadi pertimbangan dalam penggunaan bahan ini.
Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya:a. WarnaResin komposit
resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi
tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit
dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus
anggur, arak dan minyak wijen. Perubahan warna bisa juga terjadi
dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air dalam polimer
matriks. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran
gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang
dapat menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat
untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin. b.
StrengthTensile dan compressive strength resin komposit ini lebih
rendah dari amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk
pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari
masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.c. Setting Dari
aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik
sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran
dan setting bahan dengan light cured dalam beberapa detik setelah
aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia
memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan.Apabila resin
komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument
yang tajam tetapi dengan menggunakan abrasive rotary.3
B. Sifat mekanisSifat mekanis pada bahan restorasi resin
komposit merupakan faktor yang penting terhadap kemampuan bahan ini
bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin bahan tambalan
berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka waktu
tertentu.a. AdhesiSifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit
diantaranya yaitu :Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda
melekat sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya tarik menarik yang
timbul antara kedua benda tersebut.Resin komposit tidak berikatan
secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara.
Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan
jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan
terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis
yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan
antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan
antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding
agent).b. Kekuatan dan keausan Kekuatan kompresif dan kekuatan
tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik.
Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur
memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan
sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat
tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga
akhirnya filler lepas.3C. Sifat khemisResin gigi menjadi padat bila
berpolimerisasi. Polimerisasi adalah serangkaian reaksi kimia
dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah molekul
molekul yang disebut monomer. Inti molekul yang terbentuk dalam
system ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus metrakilat
ditemukan pada ujung ujung rantai atau pada ujung ujung rantai
percabangan. Salah satu metakrilat multifungsional yang pertama
kali digunakan dalam kedokteran gigi adalah resin Bowen (Bis-GMA) .
Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari
metakrilat, yang tersintesa dari resin epoksi (etilen glikol dari
Bis-fenol A) dan metal metakrilat. Karena Bis-GMA mempunyai
struktur sentral yang kaku (2 cincin) dan dua gugus OH, Bis-GMA
murni menjadi amat kental. Untuk mengurangi kekentalannya, suatu
dimetakrilat berviskositas rendah seperti trietilen glikol
dimetakrilat (TEDGMA) ditambahkan.3D. KelebihanResin komposit cukup
kuat untuk digunakan pada tambalan gigi posterior dan resin
komposit juga tidak berbahaya seperti amalgam yang dapat
menyebabkan toksisitas merkuri kepada pasien. Selain itu, warnanya
yang sewarna gigi menyebabkan resin komposit digunakan untuk tujuan
estetik.4E. KekuranganWalaupun warna resin komposit sewarna gigi,
tapi bahan ini dapat berubah warna selama pemakaian. Selain itu
dapat juga terjadi pengerutan. Pengerutan biasanya akan terjadi dan
menyebabkan perubahan warna pada marginal tambalan. Komposit dengan
filler berukuran kecil dapat dipergunakan sehingga 9 tahun, lebih
lekas rusak dibandingkan dengan tambalan amalgam.42.2.3. Komposisi
Resin KompositA. Matriks resin organik1. Aromatik dan aliphatic
dimetacrilate, seperti bisphenol A glycidil metacrylate (BIS-GMA),
akan meningkatkan viskositas2. UDMA (urethane dimetacrylate)3.
TEGDMA (triethyleneglycol dimetacrilate), akan menurunkan
viskositas4. Monomer: siloranesi. Menurunkan shrinkage dan internal
stressii. Meningkatkan durabilitas
B. Filler anorganik1. Glasses(aluminium, barium, strontium,
zinc, zirconium)2. Quartz (SIO2)3. Alternatif filler, seperti
silika.Penambahan partikel filler ke dalam matriks akan memperbaiki
sifat resin komposit seperti sifat mekanis; kekakuan, kekerasan dan
resistensi abrasi, selain itu dapat mengurangkan penyerapan cairan
dan koefisien ekspansi termal.C. Coupling
agent(3-methacryloxypropyltrimethoxysilane)Melapiska partikel
filler dengan coulpng agent seperti vinyl silane, berguna untuk
memperkuat ikatan antara filler dan matriks. Coupling agent
memperkuat ikatan dengan beraksi secara kimia dengan keduanya.
Fungsi dari coupling agent:1. Memperbaiki sifat fisik dan mekanis
dari resin2. Mencegah cairan dari penetrasi ke dalam filler-resinD.
Bahan penghambat polimerisasiMonomer dimetakrilat dapat
berpolimerisasi selam penyimpanan, maka dibutuhkan bahan penghambat
(inhibitor) hidroquinone. Bahan yang paling sering digunakan adalah
monomethil ether hydroquinon.E. Penyerapan UVUntuk meminimalkan
perubahan warna karena proses oksidasi. Camhphorquinone dan
9-fluorenone sering digunakan sebagai penyerap UV.F.
OpacifiersUntuk memastikan resin komposit terlihat di dalam
sinar-X. bahan yang sering dipergunakan adlah titanium dioksida dan
alumunium dioksida.G. Pigmen warnaAgar warna resin komposit
menyerupai warna gigi asli. Zat warna yang biasa digunakan adalah
ferric oxide, cadmium black, dll.5
2.2.4. Manipulasi Resin KompositA. Etching dan bonding1. Untuk
membentuk ikatan antara composite dan struktur gigi maka gigi harus
dietsa1. Dengan menggunakan bonding agent, enamel dan dentin pada
kavitas preparasi dietsa dengan asam selama 30 detik yang
mengandung 10%-15% / 34%-37% gel / cairan asam fosfat. Asam
tersebut kemudian dibasuh dengan air dan permukaannya dikeringakan
dengan aliran udara1. Permukaan gigi yang sudah dietsa tampak
kusam1. Pada saat yang sama, bonding agent mempenetrasi permukaan
enamel dan dentin yang teretsa dan menyebabkan retensi mikromekanik
pada restorasi1. Single paste composite ( light cured)1.
Menggunakan 1 pasta composite1. Harus dicegah adanya under curing
karena akan menghasilkan tambalan yang keras hanya pada kulit
luarnya sedangkan bagian dalamnya tetap lunak1. Under curing dapat
terjadi bila sumber cahaya diletakkan tidak cukup dekat pada
permukaan bahan yang hendak dipolomerisasi1. Bahan yang lebih gelap
mengabsorbsi warna lebih banyak sehingga membutuhkan waktu curing
yang lebih lama.1. Monomer yang tersisa dapat menyebabkan iritasi
jaringan1. Itensitas pemajanan serta jarak pemanjanan perlu
diperhatikan1. Two paste composite / dual cured composite ( self
cured )1. Kedua pasta hendaknya dicampur dengan baik dan dengan
perbandingan yang benar ( biasanya dalam volume yang serupa )1.
Sebaiknya jangan menggunakan spatel yang terbuat dari stanless
steel karena spatel ini tidak sepenuhnya tahan terhadap abrasi1.
Cegah terjadinya kontaminasi oleh suatu pasta terhadap pasta
lainnya1. Sedapat mungkin cegah terperangkapnya udara dalam adonan
sewaktu pencampuran1. Pada beberapa bahan, dapat ditambahkan tins /
zat pewarna selam proses pencampuran sehingga memungkinkan
diperolehnya warna komposit yang sesuai dengan warna gigi asli1.
Bahan yang sudah diadon hendanknya tanpa menunggu lebih lama
langung dimasukkan ke dalam kavitas1. Monomer yang tersisa dapat
menyebabkan iritasi jaringan1. Itensitas pemajanan serta jarak
pemanjanan perlu diperhatikan1. Proteksi pulpa1. Sebelum komposit
dimasukkan ke dalam kavitas, pulpa harus dilindungi dengan liner
(Ca (OH)2) atau glass ionomer, hybrid ionomer, compomer baseB.
PenumpatanPeletakkan komposit pada kavitas preparasi dapat dengan
berbagai cara :1. Diletakkan menggunakan instrumen plastik /
instrumen dengan disposeable elastometric tips yang tidak melekat
oada komposit1. Diletakkan dalam tip platik jarum suntik kemudian
diinjeksikan pada cavitas preparasiC. Finishing dan polishing Untuk
mengurangi menggunakan : diamond, carbide finishing bur, finishing
disk, strips alumina Untuk finishing akhir : abrasive - impregnated
rubber rolary instrument, disk / rubber cup dengan berbagai paste
polishing Finishing ditunjukkan dengan area basah dan pelicin ater
soluable Finishing akhir dari composite light cured dimulai segera
setelah light curing.6
2.2.5. Mekanisme Bonding pada GigiBonding adalah proses
mendapatkan ikatan antara email dan bahan restorasi berbahan resin
mencakup melakukan etsa email sehingga terjadi kelarutan pada
tempat tertentu dengan mikroporus. Teknik etsa asam untuk
membersihkan debris dan membuka enamel agar larut sehingga komposit
dapat dengan mudah membasahi bagian gigi sampai ke mikroporus.
Email teretsa memiliki energi permukaan yang tinggi, tidak seperti
enamel yang normal dan memungkinkan resin dengan begitu mudah
membasahi permukaan serta menembus sampai kedalam mikroporus.
Begitu resin menembus kedalam mikroporus tersebut, bahan akan
terpolimerisasi untuk membentuk ikatan mekanik terhadap email.7
2.2.6. Aplikasi Resin Komposit pada Kedokteran Gigia. Bahan
tambalan pada gigi anterior dan posterior ( direct atau inlay )b.
Sebagai veneer mahkota logam dan jembatan ( prostodontic resin )c.
Sebagai pasakd. Sebagai semen pada orthodontic bracket,Maryland
bridge,ceramic crown,inlay onlaye. Fit dari fissure sealantf.
Memperbaiki restorasi porselen yang rusak.7
2.3. AmalgamAmalgam adalah campuran alloy padat dengan merkuri
cair. Alloy ini dapat berupa timah, tembaga, perak dan
kadang-kadang zinc, indium, palladium, dan selenium. Fungsi dari
amalgam itu sendiri ialah sebagai bahan tumpatan pada gigi.2.3.1.
Jenis/Klasifikasi AmalgamAmalgam dapat diklasifikasikan atas
beberapa jenis yaitu : Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu: a.
Alloy binary, contohnya : silver-tin b. Alloy tertinary, contohnya
: silver-tin-copper c. Alloy quartenary, contohnya :
silver-tin-copper-indium Berdasarkan ukuran alloy, yaitu: a.
Microcut, dengan ukuran 10 30 m. b. Macrocut, dengan ukuran lebih
besar dari 30 m. Berdasarkan bentuk partikel alloy, yaitu: a. Alloy
lathe-cut Alloy ini memiliki bentuk yang tidak teratur, seperti
yang terlihat pada Gambar 1
Gambar 1. Partikel alloy amalgam lathe-cut (100x) 10b. Alloy
spherical Alloy spherical dibentuk melalui proses atomisasi. Dimana
cairan alloy diatomisasi menjadi tetesan logam yang berbentuk ulat
kecil. Alloy ini tidak teratur berbentuk bulat sempurna tetapi
dapat juga berbentuk persegi. Tergantung pada teknik atomisasi dan
pemadatan yang digunakan.
Gambar 2. Partikel alloy amalgam spherical (500x)10
c. Alloy spheroidal Alloy spheroidal juga dibentuk melalui
proses atomisasi. Berdasarkan kandungan alloy ,yaitu :a. Zink -
containing alloy : mengandung lebih dari 0,01 % zinkb. Zink free
alloy : mengandung kurang dari 0,01 % zink Berdasarkan kandungan
tembaga ,yaitu :a. Low copper alloy : mengandung silver ( 68-70 %
),tin (27-26 %),copper ( 4-5 % ) dan zink (0-1 % )b. High copper
alloy : mengandung silver (40-70 %),tin ( 22-30% ),copper ( 13-30 %
) dan zink ( 0-1 % ) Alloy ini dapat dikalsifikasikan menjadi dua
:1. Admixed/disperse/blended alloyAlloy ini merupakan campuran
spherical alloy dengan lathe cut dengan komposisi yang berbeda
yaitu high copper spherical alloy dengan low copper lathe cut
alloy.komposisi keseluruhan nya yaitu Terdiri atas silver ( 69 % )
tin ( 17 % ) copper (13 % ) zink ( (1 % )2. Single composition atau
Unicom position alloy tiap partikel dari alloy ini memiliki
komposisi yang sama.komposisi keseluruhan terdiri atas silver (
40-60 % ) tin ( 22- 30 % ) copper ( 13-30 % ) zink ( 0-4 % ).7
2.3.2. Sifat Amalgam1. Sifat Fisik1. CreepMerupakan regangan
atau deformasi yang bergantung pada waktu, yang disebabkan oleh
tekanan. Proses perubahan ini dapat menyebabkan restorasi amalgam
meluas keluar dari preparasi kavitas, sehingga membuat restorasi
mudah meluas keluar mengalami kerusakan tepi.Amalgam yang kandungan
tembaganya rendah lebih rentan mengalami kerusakan di bagian tepi
dibandingkan amalgam yang tinggi kandungan tembaganya.1. Stabilitas
DimensionalIdealnya amalgam harus mengeras tanpa terjadi perubahan
pada dimensinya dan tetap stabil. Faktor yang dapat mempengaruhi
perubahan dimensi:1. Komposisi alloy : semakin banyak jumlah silver
dalam amalgam, maka akan lebih besar pula ekspansi yang terjadi.
Semakin besar jumlah tin, maka kontraksi akan lebih besar.1. Rasio
merkuri/alloy : makin banyak merkuri, semakin besar tingkat
ekspansi.1. Waktu triturasi : semakin lama waktu triturasi, maka
ekspansi akan lebih kecil.1. Difusi TermalDifusi termal amalgam 40
kali lebih besar dari dentin, koefisien ekspansi termal amalgam 3
kali lebih besar dari dentin yang mengakibatkan mikrolekage dan
karies sekunder.1. AbrasiProsses abrasi yang terjadi saat mastikasi
makanan, berefek pada hilangnya sebuah substansi atau zat, biasa
disebut wear. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan pada tumpatan
yang mengakibatkan kerusakan dan terbentuknya pecahan atau puing
amalgam.1. Sifat Mekanik Amalgam1. KekuatanFaktor yang mempengaruhi
kekuatan amalgam:1. Rasio merkuri/alloy : Jika merkuri digunakan
terlalu sedikit, maka partikel alloy tidak akan terbasahi secara
sempurna sehingga bagian restorasi alloy tidak akan bereaksi dengan
merkuri, menyisakan peningkatan lokal porositas dan membuat amalgam
menjadi lebih rapuh.1. Komposisi alloy : amalgam yang tinggi
tembaga dengan tipe dispersi lebih kuat dibanding alloy dengan
komposisi konvensional.1. Porositas : dapat dikurangi dengan
triturasi yang tepat dan teknik triturasi yang baik.1. Sifat Kimia
Amalgam1. Reaksi elektrokimia sel galvanikKorosi galvanik terjadi
ketika dua atau lebih alloy berkontak dalam larutan elektrolik,
dalam hal ini saliva. Besarmya arus galvanik dipengaruhi oleh usia
restorasi, perbedaan potensial korosi sebelum berkontak dan daerah
permukaan. Semakin lama usia restorasi amalgam dengan tumpatan
lainnya, semakin kecil arus galvanik yang dihasilkan.1.
KorosiReaksi elektrokimia yang akan menghasilkan degradasi struktur
dan properti mekanis. Banyak korosi amalgam terjadi pada bagian pit
dan servikal.1. TarnishReaksi elektrokimia yang tidak larut,
adherent, serta permukaan film yang terlihat dapat menyebabkan
tarnish. Penyebab tarnish atau diskolorasi yang paling terkenal
adalah campuran perak dan temabga sulfida, karena reaksi dengan
sulfur dalam makanan dan minuman.1. Sifat Biologi1. AlergiSecara
khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi antibodi yang
ditandai dengan rasa gatal,ruam, bersin, kesulitan bernapas,
pembengkakan mewakili efek samping fisiologis yang paling mungkin
terjadi pada amalgam gigi, tetapi reaksi ini terjadi oleh kurang
dari 1 populasi yang dirawat.1. ToksisitasMerkuri adalah elemen
yang beracun. Merkuri larut dalam lemak dan sewaktu-waktu dapat
terhirup oleh paru-paru yang mana akan teroksidasi menjadi Mg2+.
Lalu akan di transportasikan dari paru-paru ke sel darah merah
kejaringan lain termasuk SSP. Merkuri dengan mudah menjadi senyawa
metil merkuri, melewati barrier darah-otak dan juga plasentas
kepada janin dan berefek pada bayi yang nakan dilahirkan.8
2.3.3. Komposisi Amalgam Komposisi bahan restorasi dental
amalgam terdiri dari perak, timah, tembaga, merkuri, platinum, dan
seng. Unsur-unsur kandungan bahan restorasi amalgam tersebut
memiliki dungsinya masing-masing dimana sebagian diantaranyanakan
saling mengatasi kelemahan yang ditimbulkan logam lain, jika logam
yang dikombinasikan dengan tepat.AlloyPersentase (%)
Silver65 (max)
Tin29 (max)
Copper6 (max)
Zinc2 (max)
Mercury3 (max)
palladium0,5
Fungsi dari masing-masing bahan restorasi :a. Silver Menurunkan
creep Meningkatkan strength Meningkatkan setting ekspansi
Meningkatkan reaksi terhadap tarnisb. Tin Mengurangi strength dan
hardness Mengendalikan reaksi antara perak dan merkuri Mengurangi
resistensi terhadap korosi dan tarnisc. Copper Meningkatkan
ekspansi saat pengerasan Meningkatkan strength dan hardness.6
2.3.4. Manipulasi AmalgamPemanipulasian amalgam terdiri dari
mixing, triturasi, kondensasi, triming dan karving serta
polishing.1. MixingPemanipulasian dental amalgam dilakukan dengan
mencampurkan merkuri dengan alloy amalgam disebut dengan
amalgamasi.1. TriturasiDapat dilakukan dengan dua cara:1. Secara
Manual (Hand Mixing)Triturasi dilakukan karena adanya suatu
selubung tipis oksida pada alloy yang akan menghambat berkontaknya
merkuri dengan alloy. Oksida tersebut dapat dihilangkan dengan
jalan mengabrasi permukaan partikel alloy. Hal ini biasanya
dilakukan di dalam mortar dan pengaduknya dengan pestle.
Perbandingan alloy dengan merkuri adalah 1:1.1. Menggunkan
Amalgamator (Mechanical Mixing)Mechanical amalgamator adalah alat
yang digunakan untuk triturasi yang bekerja secara otomatis.
Prinsipnya sama dengan mortar dan pestle tetapi dengan menggunakan
kapsul.1. KondensasiKondensasi adonan dental amalgam di dalam
kavitas gigi dilakukan dengan menggunakan amalgam stopper. Dengan
kondensasi diharapkan partikel amalgam tetap rapat satu sama lain
dan masuk ke segala arah dalam kavitas sehingga terdapat kepadatan
dental amalgam. Dengan demikian kekuatan akan bertambah, flow dan
pengerutan akan berkurang. Kondensasi juga bertujuan untuk
menghilangkan merkuri yang berlebihan.1. Pengukiran dan
PemolesanPengukiran restorasi amalgam sesuai dengan anatomi gigi
setelah dental amalgam ditempatkan dalam kavitas, biasanya
dilakukan dengan menggunakan berbagai alat secara manual seperti
burnisher. Pemolesan pada amalgam umumnya paling sedikit 24 jam
setelah penambalan. Tetapi jika high copper amalgam dengan kekuatan
yang tinggi digunakan, pemolesan dapat dilakukan pada kunjungan
pertama.Umumnya permukaan amalgam dibentuk kembali dengan
menggunakan green stones, finishing bur, atau abrasive disk. Bentuk
permukaan dan tepi amalgam diperiksa agar benar-benar licin dan
sama dengan gigi. Selanjutnya digunakan bahan poles seperti
pumice/silux pada rubber abrasive points. Tahap akhir untuk
mengkilapkan digunakan pasta abrasive yang baik. Pemolesan selalu
dilakukan dalam keadaan basah, karena memoles dalam keadaan kering,
memungkinkan dental amalgam jadi panas sehingga dapat merusak
pulpa.8
2.3.5. Mekanisme AmalgamasiAmalgamasi merupakan proses
pencampuran merkuri dalam bentuk cairan dengan satu atau beberapa
logam atau logam campur untuk membentuk amalgam.1. Low copper
alloyAmalgamasi terjadi ketika merkuri berkontak dengan permukaan
partikel campur Hg-Sn. Jika bubuk ditraturasi, perak dan timah di
bagian luar partikel akan larut menjadi merkuri pada saat
bersamaan, merkuri berdifusi ke partikel alloy. Urutannya :
Pelarutan dari perak dan timah menjadi mercuri Prespitasi dari
kristal-kristal 1 dalam merkuri Konsumsi dari merkuri yang masih
bersisa melalui pertumbuhan butiran 1 dan 2 Partikel alloy
dikelilingi dan diikat bersama-sama kristal 1 dan 2 Reaksi :
partikel alloy ( + ) + Hg -> 1 + 2 + Partikel alloy yang
terkonsumsi
2. High copper alloyAda 2 macam bubuk alloy, yaitu :a. Alloy
gabungan, yaitu alloy perak-tembaga (Ag-Cu)Bila merkuri bereaksi
dengan bubuk gabungan, perak akan larut kedalam merkuri dari Alloy
Ag-Cu dan perak timah akan larut dalam merkuri dari Ag-Sn. Timah
berdifusi ke permukaan partikel alloy Ag-Cu dan bereaksi dengan
pase tembaga untuk membentuk fase (Cu6Sn5). Lapisan-lapisan Kristal
terbentuk di sekitar partikel alloy Ag-Cu yang tidak dikonsumsi dan
juga mengandung Kristal 1. Fase 1 terbentuk bersamaan dengan fase
dan mengelilingi partikel reaksiam alloy Ag-Cu dan Ag-Sn.Reaksi :
partikel alloy ( + ) +Ag-Cu eutentic + Hg -> 1 + + Partikel
alloy dari kedua tipe yang tidak digunakanb. Alloy komposisi
tunggalYaitu perak 60%, timah 27%, tembaga 13-30%. Prosesnya perak
dan timah dari faseAg-Sn akan larut dalam mercury, tembaga juga
dalam jumlah kecil. Kristal 1 akan terbentuk, Kristal ditemukan
sebagai anyaman Kristal batang pada permukaan partikel alloy. Juga
tersebar dalam matriks.Reaksi : partikel alloy Ag-Sn-Cu + Hg ->
1 + + Partikel alloy dari kedua tipe yang tidak terkonsumsi5
2.3.6. Aplikasi Amalgam pada Kedokteran Gigi Sebagai bahan
restorasi permanen pada kavitas klas I,II dan V dimana factor
estetis bukanlah suatu hal yang penting Dapat dikombinasikan dengan
pin retentifuntuk menempatkan mahkota Dipergunakan dalam pembuatan
dye Sebagai bahan pengisian saluran akar retrograde5 2.4. Glass
Ionomer Cement (GIC)GIC adalah bahan restorative gigi yang sering
digunakan dalam kedokteran gigi untuk mengisi gigi dan luting
cement. Materi ini didasarkan pada reaksi serbuk kaca silikat dan
asam polialkenoat. Material kedokteran gigi ini diperkenalkan pada
tahun 1972 untuk digunakan sebagai bahan restorative untuk gigi
anterior.
2.4.1. Jenis/Klasifikasi GIC Pada umumnya, GIC diklasifikasikan
menjadi 5 tipe dasar, yaitu :a. Conventional Glass Ionomer Cementb.
Resin-Modified Glass Ionomer Cementc. Hybrid Glass Ionomer Cementd.
Tri-Cure Glass Ionomer Cemente. Metal-reinforced Glass Ionomer7
Menurut Wilson&Kent (1998), terdapat 3 macam GIC, yaitu :a. GIC
tipe 1 (Luting Cement), digunakan untuk menyemenkan mahkota, inlay,
onlay, bridge.b. GIC tipe 2 (Restorative Cement), digunakan untuk
tumpatan estetika.c. GIC tipe 3(Lining Cement), digunakan sebagai
material pelapikan dibawah semua material restorative.
2.4.2. Sifat GICA. Sifat BiologiGIC melepaskan fluoride ke email
gigi yang dapat menghambat terjadinya karies lanjutan. GIC juga
bersifat biokompatibel. GIC menghasilkan reaksi dengan pulpa lebih
besar dari ZOE namun lebih sedikit dari Zinc Phosphate Cement.
Glass ionomer yang digunakan sebagai luting agent memiliki rasio
P/L lebih rendah dan dapat menimbulkan bahaya lebih besar ketimbang
dengan restorasi glass ionomer karena semen yang dibuat dengan
rasio P/L rendah memiliki pH rendah dalam waktu lebih lama. Untuk
penggunaan GI, Lebih baik menempatkan sebuah lapisan tipis
protektif liner, seperti Ca(OH)2, 0,55 mm dari ruang pulpa terutama
pada preparasi yang dalam.
B. Sifat Fisika. Film Thickness (ketebalan Semu)Ketebalan GIC
sekitar 22-24 m sehingga cocok untuk digunakan sebagai sementasi.b.
Setting Time (Waktu Pengerasan)GIC membutuhkan waktu 6-8 menit
dimulai saat pencampuran bubuk dan cairannya (mixing). Setting time
dapat diperlambat ketika semen dicampur dalam mixing slab yang
dingin, tapi hal ini dapat berefek tidak baik pada kekuatannya.C.
Sifat Mekanik1. Compressive Strength (Kekuatan Kompresi)Kekuatan
kompresi (Compressive Strength) GIC berkisar antara 90-230 Mpa dan
lebih besar daripada zinc phosphate cement. Nikali kekuatan
tariknya (Tensile Strength) hampir sama dengan zinc phosphate yaitu
sebesar 4,2-5,3 MPa. Tidak seperti zinc polyacrilate, GIC lebih
brittle. Elastic Modulusnya sebesar 3.5-6,4 GPa sehingga GIC tidak
terlalu kaku dan lebih peka terhadap peubahan bentuk elastis
dibandingkan zinc phosphate.1. Bond Strength (Kekuatan
Ikat)Kekuatan GIC untuk berikatan dengan dentin adalah 1-3 MPa.
Kekuatan ikat GIC lebih rendah dari pada Zinc Polyacrilate Cement
mungkin karena sensitivitas GIC terhadap kelembaban pada saat
pengerasan. 72.4.3. Komposisi GICKomposisi GIC terdiri dari :0.
LiquidCairan Poliakrilik dengan konsentrasi antara 40-50%1.
Powderacid-soluble calcium fluoroaluminosilikat glass.Silica 41,9%,
Alumina 28,6%, Alumunium Fluoride 1,6%, Calcium Fluoride 15,7%,
Sodium Fluoride (,3%Alumunium Phosphate 3,8%7
2.4.4. Manipulasi GICProsedur pengadukannya bubuk dicampurkan ke
dalam cairan dan diaduk dengancepat selama 30-60 detik tergantung
produk dan konsistensi adonan yang didapat. sepertisemua semenlain,
sifat semen ionomer kaca tipe Isangat dipengaruhi
olehfaktormanipulasi. rasio bubuk yang dianjurkan tergantung
merknya, tetapi umumnya berkisarantara 1,25-1,5 gram bubuk per 1 ml
cairan.Retensi tuangan dapat diperbaiki jika permukaan bagian
dalamnya dibersihkan,sepertiyang dijelaskan untuk semen
polikarboksilat.penyemenan harus dilakukan sebelum semenkehilangan
kilapnya.seperti seng fosfat ,ionomer kaca menjadi rapuh(mudah
patah)begitumengeras.setelah mengeras ,kelebihan semen dapat
dibuang dengan cara mencungkilataumematahkan semen menjauh dari
tepi restorasi. Kelebihan semen perlu dijaga agar tidakmelekat ke
permukaan gigi atau protesa.semen ini sangat peka terhadap
kontaminasi airselama pengerasan.karena itu tepi restorasi harus
dilapisi untuk melindungi semen darikontakyangterlalu dinidengan
cairan. Dalam manipulasi GIC, hal lain yang perlu diperhatikan
(Anusavice, 2004) adalahperbandingan powder/liquid,biasanya
berkisar 1,3-1,35 :1, pencampuran harus cepat, gigiseabaiknya
diisolasi dahulu agar tidak lembab, untuk proteksi pulpa sebaiknya
menggunakan calcium hydroxide bila ketebalan dentin