3 Pusporini, H.N. Aini (2015)
Positron Emission Tomography-Computed Tomography (PET/CT)
ReviewPusporini, 1 H.N. Aini,1,a)1 Program Studi Fisika Fakultas
MIPA, Institut Teknologi Bandung 40116, Indonesia
Positron Emission Tomography-Computed Tomography (PET/CT)
merupakan alat imaging medis yang mengkombinasikan Positron
Emission Tomography (PET) dengan Computed Tomography (CT), sehingga
gambaran yang diperoleh dapat diambil berturut-turut pada sesi yang
sama dari pasien dan dikombinasikan menjadi sebuah gambar
terintegrasi. PET-CT telah memberikan perkembangan besar dalam
diagnosa medis, dengan menambahkan lokalisasi anatomi yang lebih
teliti pada gambaran fungsional yang sebelumnya merupakan
kekurangan pada gambaran PET murni. Disamping itu, kelebihan PET/CT
adalah dapat menghasilkan citra dengan kualitas yang bagus yang
menggambarkan anatomi tubuh dengan baik. Namun, terdapat beberapa
hal yang menjadi kekurangan penggunaan PET/CT yaitu proses
pencitraan memakan waktu lama, memungkinkan adanya reaksi alergi
pada pasien akibat unsur radiofarmasi yang digunakan hingga biaya
penggunaan alat yang mahal. Beberapa kegunaan PET/CT adalah dapat
digunakan untuk mendeteksi sel kanker, menentukan apakah sel kanker
telah menyebar di dalam tubuh, menilai efektivitas dari rencana
pengobatan seperti radioterapi atau kemoterapi, mendeteksi
tumbuhnya tumor baru setelah dilakukan pengobatan, menentukan
peredaran darah yang menuju ke otot jantung dan mengidentifikasi
kelainan pada otak seperti tumor.
I. PENDAHULUAN
Bahan radioaktif banyak digunakan dalam bidang kesehatan. Hampir
80% dari penggunaan zat radioaktif terletak di bidang ini.1
Misalnya pada proses fisiologi, biokimia, patologi dan farmakologi
berbagai macam obat dapat dipelajari menggunakan isotop radioaktif.
Disamping itu, ada pula cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan
gelombang elektromagnetik pendek seperti sinar x yang disebut
radiologi. Radiologi dimanfaatkan untuk menunjang diagnosis
penyakit dan terapi radiasi.Perkembangan radiologi memunculkan
berbagai alat pendiagnosa dan terapi radiasi. Beberapa diantaranya
seperti Computed Tomography (CT scan) dan Positron Emission
Tomography (PET). CT scan merupakan alat yang paling banyak
digunakan karena murah dan kualitas citra yang dihasilkan relatif
bagus tetapi kelemahannya kontras pada citra untuk jaringan lunak
kurang bagus. Adapun PET, kontras citra untuk jaringan lunak yang
dihasilkannya lebih bagus daripada CT scan bahkan bisa melihat
pembengkakan pada tubuh namun kontras untuk tulang kurang bagus
sehingga gambaran anatomi yang dihasilkan PET lebih buruk
dibandingkan dengan CT. Pada tahun 2000, dikembangkan alat PET/CT
yang pada prinsipnya menggabungkan antara CT scan dan PET sehingga
citra yang dihasilkan mempunyai kontras yang bagus baik untuk
jaringan lunak maupun tulang. Teknologi PET/CT memberikan harapan
dalam hal melihat proses dalam tubuh secara molekuler, sehingga
berpotensi untuk mengindentifikasi penyakit sejak dini tanpa banyak
intervensi terhadap tubuh pasien. PET/CT ini merupakan teknologi
diagnosa citra yang noninfasif dan dengan pengecualian pada
penyuntikan bahan radioaktif perunut, maka metode ini merupakan
salah satu metoda diagnosa yang minim rasa sakit. Saat ini metode
PET/CT dapat menghasilkan citra yang langsung menunjuk ke lokasi
yang tidak normal dari tubuh. Pada makalah ini akan dibahas
kelebihan, prinsip kerja, kegunaan, manfaat, kekurangan dan
aplikasi PET/CT.II. PEMBAHASANA. Computed Tomography scan
(CT-scan)Computed Tomography scan (CT-scan) merupakan suatu
perangkat imaging standar yang sering digunakan untuk membantu
mendiagnosa berbagai kondisi kesehatan pasien. CT scan ditemukan
oleh seorang insinyur Inggris bernama Sir Godfrey Hounsfield dan
Dr. Alan Cormack pada tahun 1972.2CT scan dapat menghasilkan
gambaran rinci mengenai jaringan lunak, otot, organ-organ internal,
tulang dan tumor. CT scan juga dapat digunakan untuk melihat gejala
atau penyakit seperti adanya gumpalan darah di dalam paru-paru,
pendarahan di dalam otak, batu ginjal, kanker, dan tulang yang
retak.
GAMBAR 1. Alat Computed Tomography scan (CT-scan)9Prinsip dasar
CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum
dikenal. Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas
radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk
citra/gambar. Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang
digunakan untuk memperoleh citra dan juga pada citra yang
dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik
radiografi, informasi citra yang ditampilkan olehCT scantidak
tumpang tindih (overlap). Citradari CT scandapat menampilkan
informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi maka citra ini
dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga
citra yang dihasilkan olehCT scanlebih mudah dianalisis daripada
citra yang dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional. CT scan
dapat digunakan untuk pengambilan gambar otak, dada, tulang
belakang dan abdomen. Beberapa aplikasi CT scan adalah untuk
mendiagnosa penyakit, mengidentifikasi tumor termasuk kanker, dan
untuk mempelajari pembuluh darah.3Kelebihan CT scan adalah gambar
yang dihasilkan memiliki resolusi yang baik dan akurat, tidak
invasif (tindakan non-bedah), gambar yang direkonstruksi dapat
dimanipulasi dengan komputer sehingga dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang dan relatif murah jika dibandingkan dengan prosedur
pendiagnosa yang lain. Namun terdapat beberapa kekurangan yakni
pasien harus tahan dalam posisi tertentu untuk waktu yang lama pada
saat pengambilan gambar, adanya reaksi alergi yang dimiliki pasien
pada zat kontras yang diberikan.4 Penggunaan zat kontras dapat
membantu dalam memperoleh informasi fungsional tentang jaringan.
Zat kontras yang biasa digunakan adalah iodium dan barium.
Kekurangan lain dari CT scan adalah kontras gambar kurang bagus dan
muncul artifacts atau objek yang harusnya tidak ada tetapi ikut
tergambar.
B. Positron Emmision Tomography (PET)
PET adalah singkatan dari Positron Emission Tomography, Alat ini
dikembangkan oleh Ter-pogossian pada tahun 1975.5,6,7,8 PET disebut
juga PET imaging atau PET scan yang merupakan pemeriksaan
diagnostik dengan cara visualisasi fungsi tubuh menggunakan
radioisotop yang memancarkan positron.
GAMBAR 2. Alat Positron Emission Tomography (PET)11Kelebihan PET
yaitu sangat baik untuk mencitrakan gambaran fungsional aliran
darah atau proses metabolik dibandingkan pemeriksaan radiologi
lainnya seperti foto rontgen, Computed Tomography (CT), dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI). CT scan dan MRI hanya mampu
mendeteksi kanker terbatas pada aspek anatomi tubuh saja dan tidak
dapat memantau metabolisme tubuh, sedangkan PET mampu mengetahui
pencitraan kejadian di tingkat sel. Penggunaan PET diutamakan untuk
mendeteksi keganasan dari suatu kanker.PET dapat digunakan pula
untuk menganalisa hasil penanganan kanker yaitu setelah dilakukan
operasi perlu dilakukan pemeriksaan apakah masih ada jaringan
kanker yang tersisa. Untuk keperluan ini, PET merupakan metode yang
paling tepat karena pada kondisi ini keberadaan kanker sulit
dilihat secara fisik. Selain itu, PET dapat pula digunakan untuk
memantau kemajuan pengobatan kanker. PET scan memberikan resolusi
yang lebih baik daripada single photon emission CT karena memiliki
aktifitas radioaktif dan coincidences yang intens sehingga
meningkatkan rasio sinyal dibandingkan noise. Kamera PET memiliki
kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan dengan kamera gamma
yang secara umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini
dikarenakan pendeteksiannya didasarkan pada coincidence detection.
Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera
bergabung dengan elektron dan terjadilah anihilasi. Radiasi
gelombang elektromagnetik dihasilkan dari proses anihilasi
tersebut. Adanya dua buah foton yang dilepaskan secara bersamaan
ini memungkinkan dilakukan coincidence detection. Pada coincidence
detection ini, sinyal yang ditangkap oleh detektor akan diolah jika
dua buah sinyal diperoleh secara bersamaan. Jika hanya satu buah
sinyal yang ditangkap, sinyal tersebut dianggap sebagai pengotor.
Oleh karena itu, hampir seluruh sinyal pengotor dapat dieliminasi
dengan cara ini.1Kekurangan utama dari PET yaitu dari segi biaya
dan keterbatasan ketersediaan teknologi. Selain itu karena PET
membutuhkan radioisotop maka terdapat sampah radioaktif yang harus
ditangani secara tepat. Gambaran anatomi yang dihasilkan PET lebih
buruk dibandingkan dengan MRI ataupun CT.Unsur yang diperlukan
dalam pemeriksaan yaitu radioisotop dan radiofarmaka. Radioisotop
berfungsi untuk memancarkan positron ketika dalam proses peluruhan
inti, sedangkan untuk membawa radioisotop diperlukan
radiofarmaka.C. Positron Emission Tomography-Computed Tomography
(PET/CT)
Positron Emission TomographyComputed Tomography (PET/CT)
merupakan alat imaging medis yang mengkombinasikan Positron
Emission Tomography (PET) dengan Computed Tomography (CT), sehingga
gambaran yang diperoleh dari kedua alat tersebut dapat diambil
berturut-turut pada sesi yang sama dari pasien dan dikombinasikan
menjadi sebuah gambar terintegrasi.13 Alat ini ditemukan oleh Dr
Ron Nutt dan Dr David Townsend pada tahun 2000. Gambaran fungsional
didapatkan dengan PET, yang menggambarkan ruangan distribusi dari
aktivitas biokimia atau metabolik dalam tubuh dapat lebih tepat
dihubungkan atau dikorelasikan dengan gambaran anatomi yang
diperoleh dengan CT scan. PET/CT telah memberikan perkembangan
besar dalam diagnosis medis, dengan menambahkan lokalisasi anatomis
yang lebih teliti pada gambaran fungsional, yang sebelumnya
merupakan kekurangan pada gambaran PET murni. PET/CT scan juga
lebih efisien karena hasilnya dapat dideteksi dari ujung kaki
hingga ujung kepala, sedangkan CT scan tidak bisa langsung seluruh
badan.
GAMBAR 3. Alat PET/CT12Prinsip kerja PET/CT dalam mendiagnostik
sel kanker adalah dengan memanfaatkan salah satu sifat sel kanker
yaitu sel kanker dapat membuat adanya perbedaan yang signifikan
dengan metabolisme jaringan sel normal. Sel normal dan sel kanker
menggunakan glukosa untuk membesar tetapi pembesaran pada sel
kanker jauh lebih besar dibandingkan dengan sel normal. Oleh itu,
sel kanker menggunakan lebih banyak glukosa dari sel normal.1
Dengan demikian digunakanlah FDG F-18 (18F-2-fluro-D-deoxy-glucose)
yang merupakan bahan radioaktif mirip glukosa untuk mendeteksi
sel-sel kanker.14 Sel-sel kanker yang aktif secara metabolik akan
memakan FDG F-18 pada jumlah yang lebih banyak daripada sel normal.
F-18 FDG yang terperangkap di dalam sel-sel kanker. Rasio nuklida
ini akan membuat metabolisme tumor tersebut mengeluarkan zat
tertentu yang dapat dijadikan sebagai tanda jejak sel tumor dan
dapat secara jelas ditampilkan dalam gambar sehingga terlihat
adanya perbedaan metabolisme jaringan sel normal tubuh dan jaringan
tumor. Hal ini membuat PET/CT dapat digunakan untuk mendeteksi dini
tumor, merancang pengobatan dan memantau hasil pengobatan.
GAMBAR 4. Tingkat keakuratan PET/CT terhadap diagnosis
tumor/kanker15Beberapa kegunaan PET/CT adalah sebagai berikut.16
Untuk mendeteksi sel kanker. Untuk menentukan apakah sel kanker
telah menyebar di dalam tubuh. Untuk menilai efektivitas dari
rencana pengobatan, seperti radioterapi atau kemoterapi. Untuk
mendeteksi tumbuhnya tumor baru setelah dilakukan pengobatan. Untuk
menentukan peredaran darah yang menuju ke otot jantung.
Mengidentifikasi kelainan pada otak misalnya tumor.
Sedangkan manfaat PET/CT scanner adalah sebagai berikut.16
Dengan mengidentifikasi perubahan tubuh pada tingkat sel,
pencitraan PET dapat mendeteksi secara dini suatu penyakit sebelum
terbukti pada tes pencitraan lain seperti CT atau MRI. Diperoleh
citra yang lebih detail dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi,
karena kedua scan dilakukan pada satu waktu yang sama sehingga
pasien tak harus mengubah posisi dengan demikian dapat
meminimalisir terjadinya kesalahan. Bagi pasien yang akan
melaksanakan tes CT dan PET akan merasa lebih nyaman karena
pemeriksaan dilakukan dalam satu waktu yang bersamaan. Risiko
radiasi yang diterima oleh tubuh sangatlah rendah karena dosis
radiotracer yang diberikan adalah kecil.
Prosedur diagnostik kedokteran nuklir telah digunakan selama
lebih dari lima dekade, dan tidak ada efek merugikan jangka panjang
dari paparan dosis rendah tersebut
Adapun kekurangan dari PET/CT scanner adalah sebagai berikut.16
Reaksi alergi terhadap radiofarmasi dapat terjadi namun sangat
jarang terjadi dan biasanya ringan. Injeksi radiotracer dapat
menyebabkan nyeri ringan dan kemerahan namun dalam jangka waktu
yang singkat. Keterbatasan tersedianya alat PET/CT dan mahal.
Prosedur kedokteran nuklir dapat memakan waktu. Hal ini dapat
memakan waktu beberapa jam sampai hari untuk radiotracer dapat
menumpuk di bagian tubuh yang diinginkan dan proses pencitraan bisa
memakan waktu hingga beberapa jam, meskipun dalam beberapa kasus,
peralatan baru sudah tersedia untuk dapat mempersingkat waktu
prosedur. Resolusi struktur tubuh dengan menggunakan kedokteran
nuklir mungkin tidak setinggi dengan teknik pencitraan lain,
seperti CT atau MRI. Namun, scan kedokteran nuklir lebih sensitif
daripada teknik lain untuk berbagai indikasi.
Prosedur PET/CT secara umum dibagi menjadi empat tahap yaitu
tahap persiapan, sebelum penyuntikan unsur (dalam hal ini digunakan
F-18 FDG), selama proses penyuntikan, dan selama proses scanning.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada setiap tahap tersebut ialah
sebagai berikut.13,16,17Tahap persiapan:
Pasien disarankan untuk tidak melibatkan diri dalam latihan otot
yang berat selama dua hari sebelum menjalani pemeriksaan. Jika
pasien memiliki penyakit diabetes, maka pasien diharuskan untuk
berkonsultasi dengan dokter. Pasien harus berpuasa selama 4-6 jam
sebelum menjalani scanning, namun masih diijinkan untuk meminum air
dan obat-obatan. Pasien tidak diijinkan untuk memakai perhiasan.
Jika pasien seorang yang klaustrofobia (takut berada dalam ruang
kecil) maka harap diberi informasi sebelumnya.
Tahap sebelum penyuntikan F-18 FDG: Pasien diantar ke ruang
khusus. Pasien diarahkan untuk melepaskan semua benda logam di
tubuh dan diminta untuk mengenakan pakaian khusus. Pasien diminta
untuk berbaring di atas tempat tidur dan akan diambil sampel darah
untuk mengukur kadar glukosa dalam darah.
Proses penyuntikan F-18 FDG: Pada hari pemeriksaan, pasien
berada dalam posisi terlentang selama kurang lebih 15 menit agar
meminimalkan aktivitas otot, yang kemungkinan dapat terlihat
sebagai metabolisme abnormal. Pasien disuntik bolus 18F-FDG secara
intravena, biasanya dilakukan pada vena disalah satu lengan pasien.
Dosis yang diberikan berkisar 0.1-0.2 mCi per kg berat badan.
Pasien harus tinggal di tempat tidur selama satu jam agar FDG F-18
dapat menyebar ke seluruh tubuh.
GAMBAR 5. Proses scanning pada PET-CT9Selama proses scanning:
Pasien diletakkan di dalam alat PET-CT, biasanya terlentang dengan
memposisikan kedua lengan diatas kepala, tergantung daerah utama
yang akan diperiksa. CT scan dilakukan terlebih dahulu dan diikuti
oleh PET. Automatic bed akan menggerakkan kepala pertama kali ke
dalam gantry. Operator menggunakan komputer PET-CT untuk
mengidentifikasi pasien dan memilih parameter peninjauan dan
memulai tahap penerimaan gambar. Pasien secara otomatis digerakkan
kepalanya pertama kali ke dalam CT gantry dan tomogram X-ray
diperoleh. Kemudian pasien secara otomatis digerakkan menuju PET
gantry, yang dipasang paralel dengan CT gantry. Setelah pasien
meninggalkan alat, PET-CT software mulai merekonstruksi dan
menggabungkan gambar-gambar dari CT dan PET.
Proses scan akan dilakukan selama 30 menit, bergantung terhadap
organ atau jaringan yang ingin diperiksa. Untuk kasus-kasus
tertentu diperlukan tes tambahan yang akan memakan waktu sampai 3
jam. Proses scan dilakukan dari pangkal tengkorak sampai ke paha
tengah pasien. Gambar yang dihasilkan merupakan potongan-potongan
dengan ketebalan 2-3 mm. Unsur yang sering digunakan pada PET dan
PET/CT terdapat pada tabel 1. Sedangkan perbandingan dosis radiasi
antara 18F-fluoride dan 99mTc-MDP terdapat pada tabel 2.TABEL 1.
Unsur yang digunakan pada PET dan PET/CT beserta aplikasinya.9Unsur
Aplikasi
18FDGMelihat metabolism glukosa pada otak, hati dan
oncology.
H215O Melihat kerja otak (rCBF)
C 15O2
Melihat kerja otak (rCBF) dan pendarahan otak.
11C-tyrosineAsam amino untuk melihat yang ada di otak dan
oncology.
11C-raclopride; 18F-DOPA Ammonia untuk aliran darah pada
jantung.
13NH3 Penyakit parkinsons dan sistem syaraf.
11C-acetate Digunakan untuk yang berkaitan dengan jantung.
TABEL 2. Perbandingan dosis radiasi antara 18F-fluoride dan
99mTc-MDP.14PatientIntravenous Administered Activity
MBq (mCi)Organ Receiving The Largest Radiation Dose mGy per
MBq
(rad per mCi)Effective Dose
mSv per MBq
(rem per mCi)
18 F-Fluoride
Adult185-370 MBq
(5-10 mCi)0.22 mGy/MBq
Bladder*
(0.81 rad/mCi)0.024 mSv/MBq
(0.089 rem/mCi)
Child (5 y old)2.22 MBq/kg
(0.06 mCi/kg)0.61 mGy/MBq
Bladder*
(2.3 rad/mCi)0.086 mSv/MBq
(0.32 rem/mCi)
99mTc-MDP
Adult740-1,110 MBq
20-30 mCi0.063 mGy/MBq
Bone Surfaces
(0.23 rad/mCi)0.0057 mSv/MBq
(0.021 rem/mCi)
Child (5 y old)7-11 MBq/kg
(0.2-0.3 mCi/kg)0.22 mGy/MBq
Bone Surfaces
(0.81 rad/mCi)0.025 mSv/MBq
(0.092 m/mCi)
Berikut adalah beberapa aplikasi penggunaan PET/CT dalam
berbagai penyakit:18 Penyakit kanker: check up pencegahan kanker,
sensitivitas yang tinggi dalam mendeteksi dini lesi kanker stadium
awal, membedakan stadium kanker dengan tepat, mencari sumber kanker
atau kanker primer maupun hasil penyebarannya, memantau dan
mengevaluasi hasil pengobatan operasi, kemoterapi dan radioterapi.
Penyakit tumor: mengidentifikasi tumor ganas atau jinak, serta
tingkat keganasannya, mengukur dengan tepat lingkup penyinaran
radioterapi ke sasaran tumor, membantu menentukan posisi tumor yang
tepat untuk melakukan tusukan. Penyakit jantung: menentukan
kelainan otot jantung, menentukan viabilitas sel otot jantung.
Penyakit otak: Menentukan kelainan fungsi otak, misalnya penyakit
degenerasi (pikun/alzheimer) Infeksi: mencari lokasi infeksi yang
sulit ditentukan secara klinis
III. SIMPULANPerkembangan radiologi memunculkan berbagai alat
pendiagnosa dan terapi radiasi. Beberapa diantaranya seperti
Computed Tomography (CT scan) dan Positron Emission Tomography
(PET). Baik CT scan, PET atau alat diagnosa lain tentu memiliki
kekurangan. PET/CT dikembangkan untuk menyempurnakan citra dan
kekurangan yang ada pada CT scan dan PET sebelumnya. Prinsip kerja
PET/CT dalam mendeteksi sel kanker ialah pemetaan pada unsur yang
digunakan. PET/CT mampu menghasilkan citra dengan kualitas yang
lebih bagus dan memiliki lebih banyak kegunaan sehingga dapat
diaplikasikan pada berbagai hal. Namun, terdapat beberapa
kekurangan yakni adanya kemungkinan reaksi alergi pada pasien
terhadap unsur yang digunakan, proses pencitraan memakan waktu lama
hingga keterbatasan alat membuat biaya penggunaan alat ini menjadi
mahal.1 A. Maulina. E. Mawarni. M. Tilla. N. Veronika. Kegunaan
Radioisotop dalam Bidang Kedokteran dan Pertanian (2013).
2 V.U. Pietrzyk, Positron Emission Tomography-Physical
Background and Applications, lihat pada
http://www.medizinphysik.uni-wuppertal.de/download_home/Pietrzyk_habil_final_corrected.pdf3
Lihat pada
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003330.htm4
Sunardi, Computed Tomography Scan (CT Scan) dan Magnetic Resonance
Imaging (MRI) Pada Sistem Neurologis, lihat pada
https://nardinurses.files.wordpress.com/2008/01/konsep-ct-scan-mri.pdf5
Z.H. Cho, J.K. Chan, L. Eriksson, Circular Ring Transverse Axial
Positron Camera for 3-Dimensional Reconstruction of Radionuclide
Distribution, IEEE Trans Nucl Sci, 23,613-622 (1976).6 S.E.
Derenzo, H. Zaklad H, T.F. Budinger, Analytical Study of a
Highresolution Positron Ring Detector System for Transaxial
Reconstruction Tomography, J Nucl Med,16:1166-1173 (1975).
7 M.E. Phelps, E.J. Hoffman, N.A.Mullani, M.M. Ter-Pogossian,
Application of Annihilation Coincidence Detection to Transaxial
Reconstruction Tomography, J Nucl Med,16:210-224 (1975).
8 M.M. Ter-Pogossian, M.E. Phelps, E.J. Hoffman, N.A. Mullani, A
Positron-Emission Transaxial Tomograph for Nuclear Imaging (PETT),
Radiology,114:89-98 (1975). 9A.M.J. Paans, Positron Emission
Tomography, lihat pada
https://cas.web.cern.ch/cas/Pruhonice/PDF/DB2.pdf10 Gambar diambil
dari
http://unbeknownst.net/wp-content/uploads/2011/01/ctscanner.jpg11
Gambar diambil dari
http://kumpulsore.blogspot.com/2013/12/pet-positron-emission-tomography.html12
Principles and Practice of PET/CT Part 113 R.Boellaard, M.J.
ODoherty, FDG PET and PET/CT: EANM Procedure Guidelines for Tumour
PET imaging: version 1.0. Eur J Nucl Med Mol Imaging DOI
10.1007-s00259-009-1297-4. 14SNM Guideline for Sodium 18F-Fluoride
PET/CT Bone Scans.15 I. Sachelarie, K. Kerr, Integrated PET-CT:
Evidence-Based Review of Oncology Indications, Psychiatric Times,
http://www.psychiatrictimes.com (2005).16 Positron Emission
Tomography - Computed Tomography (PET/CT) Page 1 of 8 (2014).17
Procedure Guideline for Tumor Imaging with 18F-FDG PET/CT 1.0
18 Principles and Practice of PET/CT part.
a)Electronic mail:[email protected]