Top Banner
MAKALAH Mata Kuliah : Biokimia dan Fisiologi Gizi DIGESTI DAN ABSORPSI PROTEIN Kelompok 5 YANI ANDRIANY SHOLIHAH (P1803214003) NIKMAH SARO (P1803214006) PROGRAM PASCA SARJANA KOSENTRASI GIZI
52

Makalah Protein

Dec 18, 2015

Download

Documents

Biokimia dan Fisiologi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MAKALAHMata Kuliah : Biokimia dan Fisiologi Gizi

DIGESTI DAN ABSORPSI PROTEIN

Kelompok 5YANI ANDRIANY SHOLIHAH (P1803214003)NIKMAH SARO (P1803214006)

PROGRAM PASCA SARJANA KOSENTRASI GIZIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2015KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan bagi nabi kita Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang seperti sekarang ini.Makalah ini dibuat dan disusun sebagai bagian dari tugas untuk mata kuliah Biokimia dan Fisiologi Gizi. Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, kami sebagai penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna, karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Makassar, Maret 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2DAFTAR ISI3BAB I PENDAHULUAN5A.Latar Belakang5B. Tujuan6BAB II PEMBAHASAN7A. Protein71. Defenisi Protein72. Ciri Molekul Protein73. Asam Amino84. Klasifikasi Asam Amino95. Fungsi Protein126. Akibat kekurangan dan kelebihan protein12B.Digesti141. Pengertian Digesti142. Sistem Digesti14C.Absorpsi171. Pengertian Absorpsi172. Sistem absorpsi173. Cara absorpsi18D.Pengaturan pencernaan dan absorpsi18E.Digesti Protein20F.Absorpsi Protein26BAB III PENUTUP32A. Kesimpulan32B. Saran32DAFTAR PUSTAKA33

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangProtein adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya sangat kompleks serta merupakan polimer dari alfa asam-asam amino. Jadi, sebenarnya protein bukan merupakan zat tunggal, tetapi masih merupakan asam amino. Oleh karena protein tersusun atas asam-asam amino, maka susunan kimia mengandung unsur-unsur seperti terdapat pada asam-asam amino penyusunnya yaitu C, H, O, N dan kadang-kadang mengandung unsur-unsur lain, seperti misalnya S, P, Fe, atau Mg.Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Disamping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein. Asam-asam amino ini terikat satu dengan yang lain oleh ikatan peptide.protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, PH, dan pelarut organic.Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular. Apabila tulang dan kitin adalah beton, maka protein struktural adalah dinding batu-batanya. Beberapa protein struktural, fibrous protein, berfungsi sebagai pelindung, sebagai contohkeratin yang terdapat pada kulit, rambut, dan kuku. Sedangkan protein struktural lain ada juga yang berfungsi sebagai perekat, seperti kolagen.Protein dapat memerankan fungsi sebagai bahan structural karena seperti halnya polimer lain, protein memiliki rantai yang panjang dan juga dapat mengalami cross-linking dan lain-lain. Selain itu protein juga dapat berperan sebagai biokatalis untuk reaksi-reaksi kimia dalam sistem makhluk hidup. Makromolekul ini mengendalikan jalur dan waktu metabolisme yang kompleks untuk menjaga kelangsungan hidup suatu organisma. Suatu sistem metabolisme akan terganggu apabila biokatalis yang berperan di dalamnya mengalami kerusakan. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.B. TujuanAdapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu protein dan bagaimana proses digesti dan absorsi protein di dalam tubuh.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Protein1. Defenisi ProteinProtein (akar kataprotosdari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jans Jakob Berzelius pada tahun 1838.

2. Ciri Molekul Protein1) Berat molekulnya besar, ribuan sampai jutaan, sehingga merupakan suatu makromolekul.2) Umumnya terdiri atas 20 macam asam amino. Asam amino berikatan (secara kovalen) satu dengan yang lain dalam variasi urutan yang bermacam-macam, membentuk suatu rantai polipeptida. Ikatan peptida merupakan ikatan antara gugus -karboksil dari asam amino yang satu dengan gugus -amino dari asam amino yang lainnya.3) Terdapatnya ikatan kimia lain, yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein. Sebagai contoh misalnya ikatan hidrogen, ikatan hidrofob (ikatan apolar), ikatan ion atau elektrostatik dan ikatan Van Der Waals.4) Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti ph, radiasi, temperatur, medium pelarut organik, dan deterjen.5) Umumya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping yang reaktif dan susunan khas struktur makromolekulnya.Semua jenis protein terdiri dari rangkaian dan kombinasi dari 20 asam amino. Setiap jenis protein mempunyai jumlah dan urutan asam amino yang khas. Di dalam sel, protein terdapat baik pada membran plasma maupun membran internal yang menyusun organel sel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, nukleus dan badan golgi dengan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada tempatnya.3. Asam AminoAsam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada suatu gugus karboksil (-COOH) satu gugus amino (-NH2), satu atom hidrogen (-H) dan satu gugus radikal (-R), atau rantai cabang. Sebagaimana tampak pada gambar struktur asam amino dibawah ini ; COOH (gugus karboksil)

H C R (gugus radikal)

NH2 (gugus amino)

4. Klasifikasi Asam AminoAsam amino mengandung sedikitnya satu gugus asam Karboksil (-COOH) dan sedikitnya satu gugus amino (-NH2) kedua gugus tersebut tersebut terikat pada atom karbon yang sama. Setiap asam amino mempunyai anak rantai yang disebut sebagai satu gugus R. Asam-asam amino memiliki perbedaan dalam gugus R-nya yang memberi ciri khas dan mempengaruhi sifat protein tempat asam amino tersebut bergabung.Gugus R nonpolar menyebabkan asam amino relatif tidak larut dalam air. Gugus R yang polar atau bermuatan listrik menyebabkan asam amino larut dalam air.Asam-asam amino bergabung untuk membentuk protein melalui reaksi kondensasi (dehidrasi) antara gugus karboksil dari salah satu asam amino dan gugus amino dari asam amino lain. a. Klasifikasi Asam Amino Menurut Esensial dan Tidak EsensialDr. William Rose, (1917) seorang peonir dalam penelitian protein dengan menggunakan berbagai campuran asam amino dan meneliti pengaruhnya pertumbuhan tikus percobaan dan manusia. membagi asam amino dalam dua golongan, yaitu asam amino esensial dan tidak esensial, dalam penelitiannya ternyata ada 10 macam asam amino yang dibutuhkan binatang (tikus) untuk pertumbuhan yang tidak dapat disintesis tubuh, asam amino ini dinamakan asam amino esensial. Asam amino lain dinamakan asam amino tidak esensial. Asam amino tidak esensial juga penting untuk pembentukan protein tubuh, tetapi asam amino ini bila tidak terdapat dalam tubuh dapat disintesis tubuh dalam jumlah yang diperlukan. Ternyata ada sembilan jenis asam amino esensial untuk manusia yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesis tubuh, yang berarti harus ada dalam makanan sehari-hari. Bila tubuh mengandung cukup nitrogen, tubuh mampu mensintesis sebelas jenis asam amino lain, yaitu asam amino tidak esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Nitrogen ini dapat berasal dari asam amino tidak esensial dan asam amino esensial yang berlebihan. Sudah tentu ke 20 asam amino tersebut diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan tubuh.Tabel. Pengelompokan asam aminoNamaSingkatanRumusR

A. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan karboksil

1. GlisinGly

2. AlaninAla

R = H atau alkil

3. ValinVal

4. LeusinLeu

5. IsoleusinIle*

6. SerinSer

R mengandung sebuah gugus fungsi alkohol

7. TreoninThr*

8. SisteinCys

Dua buah asam amino mengandung belerang

9. MetioninMet*

10. ProlinPro

Gugus amino sekunder dan berbentuk cincin

11. FenilalaninPhe*

12. TirosinTyr

13.TriptofanTrp*

B. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan dua buah gugus karboksil

14. Asam aspartatAsp

15.asam glutamatGlu

16. asparaginAsn

17. GlutaminGln

C. Asam amino dengan sebuah gugus karboksil dan dua buah gugus basa

18. LisinLys*

19. ArgininArg

20. HistidinHis

5. Fungsi ProteinAdapun fungsi dari protein di dalam tubuh adalah sebagai berikut :1) Sebagai biokatalisator (enzim). 2) Sebagai protein transport contohnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan feritin.3) Sebagai pengatur pergerakan. Protein merupakan komponen utama daging. Gerakan otot terjadi karena ada dua molekul (aktin dan miosin) protein yang saling bergeseran. Pergerakan silia dan flagela pada organisme protista akibat dari protein tubulli pada organel tersebut. 4) Sebagai penunjang mekanis. Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen. Pada persendian ada elastin. Pada kuku, bulu rambut ada protein keratin.5) Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi. Suatu protein khusus yang mengikat benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri dan lain lain.6) Sebagai media perambatan impuls saraf. Protein ini biasanya berbentuk reseptor misalnya rodopsin suatu protein yang bertindak sebagai reseptor atau penerima warna atau cahaya pada sel sel mata.7) Sebagai pengendalian pertumbuhan. Protein bekerja sebagai reseptor yang dapat mempengaruhi fungsi bagian bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter.

6. Akibat kekurangan dan kelebihan proteina. Akibat Kekurangan ProteinKekurangan protein dapat menyebabkan : Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -Keratin) Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil penderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odema terutama pada perut, kaki dan tangan. Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka bulat seperti bulan dan gangguan psikomotor, anak apatis, tidak ada nafsu makan tidak gembira dan suka merengek. Kulit mengalami depigmentasi, kering, bersisik, pecah-pecah, dan dermatosis. Luka sukar sembuh, rambut mengalami depigmentasi menjadi lurus , kusam, halus, dan mudah rontok, hati membesar dan berlemak dan sering disertai anemia. Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berakibat kematian. Meramus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua belas bulan pertama). Meramus adalah penyakit kelaparan, gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang, serta otot-otot berkurang dan melemah. Tidak ada edema tetapi, kadang-kadang terjadi perubahan pada kulit, rambut dan pembesaran hati. Sering terjadi gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi, infeksi saluran pernapasan, tuberkolosis, cacingan berat dan penyakit kronis lain. Meramus sering mengalami defisiensi vitamin D dan vitamin A. b. Akibat Kelebihan proteinProtein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain terutama pada bayi. Kelebihan asam amino akan memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam.

B. Digesti 1. Pengertian DigestiDigesti (pencernaan) adalah proses pemecahan zat-zat makanan sehingga dapat diabsorpsi oleh saluran pencernaan. Proses digesti meliputi:(1)Pengambilan makanan (prehensi)(2)Memamah (mastikasi)(3)Penelanan (deglutisi)(4) Pencernaan (digesti)(5)Pengeluaran sisa-sisa pencernaan (egesti)Berdasarkan proses pencernaannya dapat dibedakan menjadi digestimakanan secara mekanis, enzimatis, dan mikrobiotis.Hasil akhir proses pencernaan adalah terbentuknya molekul-molekul atau partikel-partikel makanan yakni: glukosa, asam lemak, dan asam amino yang siap diserap (absorpsi) oleh mukosa saluran pencernaan. Selanjutnya, partikel-partikel makanan tersebut dibawa melalui sistem sirkulasi (tranportasi) untuk diedarkan dan digunakan oleh sel-sel tubuh sebagai bahan untuk proses metabolisme (assimilasi) sebagai sumber tenaga (energi), zat pembangun (struktural), dan molekul-molekul fungsional (hormon, enzim) dan keperluan tubuh lainnya.

2. Sistem DigestiSistem digesti tersusun atas saluran digesti dan kelenjar digesti. Saluran digestiPada manusia saluran digesti tersusun atas:a. Mulut (rongga mulut)Di rongga mulut terdapat gigi (gerigi) yang berfungsi untuk menyobek,mengunyah zat-zat makanan secara mekanis sehingga menjadi zat-zat yang lebihkecil dan memudahkan bekerjanya enzim pencernaan. Di rongga mulut terdapat bibir, lidah dan palatum (langit-langit) untuk membantu penguyahan zat makanan,dan penelanan zat makanan. Di rongga mulut terdapat muara kelenjar air liur (saliva) yang mengandung enzim ptyalin (amilase).b. Faring (Pharynx)Merupakan persilangan antara saluran makanan dan saluran udara.Epiglotisberperan sebagai pengatur (klep) kedua saluran tersebut. Pada saatmenelan makanan saluran udara ditutup oleh epiglotis dan sebaliknya jika sedangmenghirup nafas.c. Esofagus (kerongkongan)Sebagai saluran panjang berotot (muskuler) yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Pada batas antara esophagus dengan lambung terdapatsphincter esophagiiyang berfungsi mengatur agar makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak kembali ke esophagus.d. Gastrium (lambung)Di lambung, makanan ditampung, disimpan, dan dicampur dengan asam lambung, lendir dan pepsin. Mukosa lambung banyak mengandung kelenjar pencernaan. Kelenjar pada bagian pilorika dan kardiaka menghasilkan lendir.Kelenjar pada fundus terdapat sel parietal (oxyntic cell) menghasilkan HCl, danchief cellmenghasilkan pepsinogen. Proses digesti di lambung meliputi:1) Pencernaan pada lambung sebatas pada protein, sangat sedikit lemak, dan karbohidrat. Absorpsi zat-zat tertentu seperti; alkohol, obat-obatan.2) Makanan setelah melewati lambung menjadi dalam bentuk bubur makanan (chyme). Dengan mekanisme dorongan dari otot lambungchymemenuju ke usus dua belas jari (duodenum).e. Intestinum tenue (usus halus)Usus halus dibedakan menjadi 3 bagian: duodenum, jejunum, dan ileum.1) DuodenumPada duodenum terdapat muara dari duktus koledokus dan duktuspankreatikus. Cairan empedu dari kantung empedu dikeluarkan lewat duktuskoledokus. Cairan pankreas lewat duktus pankreatikus. Cairan pankreas mengandung enzim lipase, amylase, trypsinogen dan chemotrypsinogen. Lipase untuk memecah lemak (setelah diemulsifikasikan oleh empedu) menjadi asam lemak dan gliserol. Amylase untuk memecah amilum menjadi sakarida sederhana.2) JejunumJejunum merupakan tempat absorpsi zat-zat makanan. Proses penyerapan (absorpsi) zat-zat makanan meliputi; difusi, osmosis, dan transpor aktif.3) IleumAbsorpsi melalui villi usus.f. Intestinum crassum (usus besar)Usus besar terdiri atas caecum dan colon. Caecum berupa kantung-kantung dengan pita (taenia) dan haustra. Colon dapat dibedakan menjadi colon ascenden (naik), transversal (mendatar), descenden (turun). Usus besar merupakantempat untuk absorpsi air dan mineral yang tidak terserap di usus halus. Pencernaan secara mikrobiotis oleh bakteri komensal (E. coli), menghasilkan gas,dan sintesis vit. K.g. RektumRektum merupakan kantung yang berfungsi menampung feses. Setelah penuh terjadi perangsangan karena ekstensi (peregangan) dinding rectum sehingga timbul keinginan untuk berak (defikasi).h. AnusAnus merupakan katup muskuler (spinchter ani) berfungsi mengatur pengeluaran tinja. Kelainan saluran pencernaan: 1) Mencret (Diare), karena adanya rangsangan yang berlebihan sehingga motilitas usus meningkat.2) Konstipasi, karena defekasi yang tidak teratur dan sulit. Kelenjar Digesti(Glandula Digestoria)Kelenjar pada saluran digesti; sel-sel mukosa gastrium dan usus halus. Permukaan dudenum membentuk llipatan-lipatan disebut villi usus, diantara lipatan tersebut terdapat sel-sel KriptaLieberkuhnyang berperan menghasilkan enzim enterokinase.Enterokinase berperan mengaktifkan trypsinogen menjadi trypsin. Sel sekretori mukosa usus halus mensekresikan cairan yanng mengandung enzim pencernaan:1) Disakaridase, berperan menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida.Dibedakaan menjadi: maltase, laktase, dan sukrase.2) Peptidase, untuk menghidrolisis polipeptida dan dipeptida menjadi as. amino.3) Lipase usus, berperan menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol

C. Absorpsi1. Pengertian AbsorpsiAbsorpsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan KH, L. P (gula sederhana, asam lemak dan asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan sel-sel tubuh2. Sistem absorpsiAbsorpsi zat-zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus halus yang panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter kurang lebih 2,5 cm, mempunyai luas permukaan 200 m2. Usus halus berbentuk lipatan-lipatan. Tiap lipatan memiliki ribuan jonjot- jonjot yang dinamakanvili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel yang masing-masing mempunyai bulu yang sangat halus, dinamakan mikrovili. Di dalam celah-celah antar vili terdapat kripta- kripta berupa kelenjar yang mengeluarkan getah-getah usus ke dalam saluran usus halus.Vili secara terus-menerus dalam keadaan bergerak. Tiap vilus dilapisi oleh lapisan otot yang sangat tipis. Tiap molekul zat gizi yang ukurannya cukup kecil untuk diserap, terjadi di dalam mikrovili dan diserap ke dalam sel. Pada tiap vili terdapat pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh-pembuluh limfe yang berasal dari sistem peredaran darah dan sistem limfe, yang merupakan sistem transportasi zat-zat gizi.Saluran cerna bekerja secara selektif. Bahan yang dibutuhkan tubuh dipecah dalam bentuk yang dapat diserap dan diangkut ke seluruh tubuh, dan bahan yang tidak digunakan dikeluarkan dari tubuh3. Cara absorpsiAbsorpsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara : pasif, fasilitatif, aktif, dan fagositotis.Absorpsi pasif trejadi bila zat gizi diabsorpsi tanpa menggunakan alat angkut atau energi. Absorpsi fasilitatif menggunakan alat angkut protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran cerna ke sel yang mengabsorpsi. Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan energi.

D. Pengaturan pencernaan dan absorpsiProses pencernaan dan absorpsi berlangsung dengan cara sangat terkoordinasi. Struktur saluran cerna dan cara kerjanya memungkinkan pemecahan makanan menjadi unit-unit sangat halus dan pengantaran produknya ke seluruh tubuh.a. Hormon-hormon saluran cerna dan sistem sarafAda dua sistem yang mengatur sistem pencernaan dan penyerapan, yaitu sistem hormon dan sistem saraf. Isi saluran cerna merangsang atau menghambat sekresi pencernaan dengan memberi pesan yang disampaikan hormon dan sistem saraf dari satu bagian cerna ke bagian lain. Pengaturannya dilakukan melalui mekanisme umpan balik.b. Pengaturan pH lambungPemeliharan pH lambung antara 1,5-1,7 dilakukan oleh hormon gastrin yang dikeluarkan oleh sel-sel dinding lambung. Masuknya makanan ke dalam lambung merangsang sel-sel pada dinding lambung untuk mengeluarkan gastrin. Gastrin merangsang sel-sel kelenjar lambung lain untuk mengeluarkan cairan hidroklorida. Bila pH mencapai 1,5 asam klorida menghentikan pengeluaran gastrin, sehingga produksi hidroklorida ikut terhenti, dan lambung tidak menjadi terlalu asam.Pengaturan lain adalah reseptor saraf di dalam dinding lambung. Reseptor ini bereaksi terhadap kehadiran makanan dengan cara merangsang kelenjar lambung untuk mengeluarkan cairannya dan otot untuk melakukan kontraksi. Pada saat lambung mengosongkan diri, reseptor tidak lagi terangsang, pengeluaran cairan lambung diperlambatdan kontraksi lambung diperlambat.c. Pengaturan pembukaan sfingter pilorusPengaturan pembukaan dan penutupan sfingter pilorus dilakukan sebagai berikut : bila sfingter pilorus relaksasi, kimus yang bersifat asam masuk dari lambung ke usus halus. Keasaman yang ditimbulkan berakibat pada penutupan sfingter dengan rapat. Masuknya bikarbonat dari pankreas yang menjadikan medium di sekitar sfingter menjadi basa, membuat otot sfingter kembali relaksasi.Saluran pencernaan sangat peka terhadap kondisi lingkungan. Hal ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor gaya hidup, seperti tidur, istirahat, aktivitas fisik, dan keadaan emosional. Tidur dan istirahat dapat menjadi salah satu cara untuk pemeliharaan dan perbaikan jaringan-jaringan, serta pengeluaran sisa-sisa yang dapat mengganggu fungsi saluran cerna. Aktivitas fisik berpengaruh pada kekencangan otot saluaran cerna, sedangkan keadaan mental berpengaruh pada aktivitas hormon dan urat saraf yang mempengaruhi pencernaan dan absorpsi. Pada saat makan, dibiasakan makan dengan tenang dan rileks untuk mrmbantu proses pencernaan supaya tetap mampu menghsilkan hormone-hormon secara maksimal dan proses mencerna berjalan dengan lancar.Faktor lain yang juga mempengaruhi pencernaan dan absorpsi adalah jenis makanan yang dikonsumsi. Makanan yang dikonsumsi harus seimbang, beragam, dan berkecukupan.

E. Digesti ProteinDigesti protein adalah proses hidrolisis kimia atau penguraian protein menjadi molekul yang lebih sederhana sehingga mudah di absorbsi. Sedangkan absorbsi adalah penyerapan hasil digesti melalui membran usus halus untuk masuk ke dalam sirkulasi darah. Digesti protein berlangsung di lambung dan usus halus.

Fase Lambung: Denaturasi Dan Hidrolisis Awal ProteinPencernaan protein dimulai dengan pemprosesan sederhana oleh perut khususnya di lambung. Asam klorida lambung membuka gulungan protein (proses denaturasi), sehingga enzim pecernaan dapat memecah ikatan peptida. Asam klorida mengubah enzim pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa lambung menjadi bentuk aktif pepsin. Karena makanan hanya sebentar tinggal di lambung, pencernaan protein hanya terjadi hingga dibentuknya campuran polipeptida, proteose dan pepton.Di lambung, asam hidro-klorik lambung (HCI) dan pepsins sebagian mendenaturasi dan menghidrolisis protein. Perut memainkan peran kecil dalam proses pencernaan secara keseluruhan dan berfungsi untuk mempersiapkan poli-peptida untuk pencernaan dan penyerapan utama yang terjadi di dalam usus halus. Memang, asimilasi protein lengkap terjadi bahkan setelah operasi pengangkatan lambung.Ketika makanan masuk kedalam perut, sel-sel kepala lambung mensekresikan pepsinogen aktif ke dalam lumen lambung. Beberapa isozim dari pepsinogen dilepaskan, dan masing-masing dikonversi menjadi pepsin isozim aktif dengan pembelahan peptida dari ujung amino. Aktivasi spontan terjadi di bawah pH 5 dengan proses intramolekul yang melibatkan pembelahan proteolitik segmen prekursor terminal amino yang sangat dasar. Dalam zymogen, situs aktif pepsin diblokir oleh interaksi residu dasar dalam segmen prekursor dengan rantai samping karboksilat dan sepasang residu aspartil di situs aktif. Garam jembatan ini rusak sebagai karboksilat menjadi terprotonasi pada pH asam dari isi lambung; ini menunjukkan bagian katalitik dan hasil hidrolisis dari ikatan peptida antara bagian prekursor dan bagian pepsin. Setelah proses auto-activation ini membentuk beberapa pepsin, aktivasi pepsinogen oleh pepsin aktif (autocatalysis) juga terjadi. Pepsins secara kimiawi dikategorikan sebagai endopeptidases karena menyerang ikatan peptida dalam rantai polipeptida. Mekanisme katalitik mereka melibatkan dua kelompok asam karboksilat pada bagian enzim aktif, sehingga pepsins diklasifikasikan sebagai karboksil proteases. Kebanyakan enzim pencernaan relatif permissive dalam berbagai substrat yang akan mereka terima, dan sebagian pepsins menghidrolisis berbagai macam protein untuk fragmen peptida besar dan beberapa asam amino bebas. Pepsins menunjukkan preferensi untuk hidrolisis ikatan peptida internal yang melibatkan kelompok karboksil dari tyrosyl, fenilalanin, atau residu triptofanyl dan yang tidak melibatkan hubungan dengan nitrogen imino prolin. Berdasarkan kegiatan yang berasal dari laboratorium Russian dari I. R Pavlov di akhir 1890-an, penelitian telah menetapkan bahwa pencernaan protein berikut konversi multi-langkah zymogens aktif dengan bagian aktif mereka dalam lumen usus halus. Pemahaman alur dari seluruh urutan tercakup dalam bagian ini diringkas dalam Gambar 6-2 dibawah ini.

Fase Luminal Usus Halus: Aktivasi Dan Tindakan Enzim Proteolitik PankreasSetelah hidrolisis parsial protein dalam lambung, pencernaan protein dilanjutkan didalam usus halus yang berasal campuran enzim proteose. Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit basa dan mengandung berbagai prekursor protease seperti tripsinogen, kemotripsinogen, prokarbobsipeptidase, dan proelastase. Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan peptida tertentu. Sentuhan kimus terhadap mukosa usus halus mengrangsang dikeluarkannya enzim enterokinase yang mengubah tripsinogen tidak aktif yang berasal dari pankreas menjadi Tripsin aktif. Perubahan ini juga dilakukan oleh Tripsin sendiri secara oto-katalitik disamping itu Tripsin dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain berasal dari pankreas. Kimotripsinogen diubah menjadi beberapa jenis kimotripsin aktif; prokarboksipeptidase dan proelastase diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim-enzim pankreas ini memecah protein dari polipeptida menjadi peptida lebih pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino. Mukosa usus halus juga mengeluarkan enzim-enzim proteose yang menghidrolisis ikatan peptida. Sebagian enzim mukosa usus halus ini bekerja di dalam sel. Hasil pencernaan terjadi setelah memasuki sel-sel mukosa atau pada saat diangkut pada dinding epitel. Mukosa usus halus mengeluarkan enzim amino peptidase yang memecah polipeptida menjadi asam amino bebas. Enzim ini membutuhkan mineral Mn++ dan Mg++ untuk pekerjaannya. Mukosa usus halus juga mengandung enzim dipeptidase yang memecah dipeptida tertentu dan membutuhkan mineral Co++ dan Mn++ untuk pekerjaannya.Di usus halus, polipeptida dan asam amino memasuki lumen proksimal usus halus di mana mereka merangsang sel-sel mukosa untuk melepaskan hormon cholecystokinin (CCK) ke dalam sirkulasi. CCK kemudian mencapai pankreas, dimana ia mengikat sel-sel asinar dan merangsang sekresi berbagai prekursor enzyme pencernaan tidak aktif yang disebut zymogens. Zymogens yang dikirim ke lumen usus halus dengan cara duet pankreas. Selain stimulasi CCK, distensi perut atau tampilan dan bau makanan memanggil saraf vagal parasimpatis kolinergik efferents, yang pada gilirannya merangsang sel-sel asinar pankreas eksokrin melepaskan zymogens.Zymogens Pankreas dan Aktivasi CascadePara zymogens pankreas yang dilepaskan langsung ke lumen usus melalui duet pankreas dan empedu. Para zymogens utama tripsinogen, proelastase, chymotrypsinogen, procarboxypeptidase A, dan procarboxypeptidase B. Langkah awal aktivasi kaskade dikatalisis oleh enteroki-Nase (Enteropeptidase), yang terikat pada brush border (apikal) membran sel epithe-lial mukosa yang melapisi usus halus proksimal (duodenum/jejunum bagian atas).Enterokinase penting ditekankan oleh faet bahwa kekurangan bawaan enzim ini menyebabkan mengancam kehidupan dan malabsorpsi nitrogen. Enterokinase manusia secara struktural diselenggarakan sebagai dimer berat glikosilasi melekat pada membran sel yang melapisi usus bagian atas. Ini adalah anggota dari keluarga enzim serin protease. urut Parsial DNA complementary (cDNA) untuk Enterokinase manusia menunjukkan bahwa dimer aktif berasal dari prekursor rantai tunggal (Kita-moto et al., 1995). Dalam hal ini, biosintesis dari prekursor Enterokinase baru lahir sebenarnya bisa dianggap blangkah " pertama" kaskade, dengan implikasi bahwa aktivator proenterokinase belum memotong Enterokinase usus terminal octapeptide amino dari trypsinogen manusia, sehingga membentuk tripsin diaktifkan enzyme dalam lumen usus. The spesifik-ficity dari Enterokinase untuk trypsinogin tinggi; scissile (akan dibelah) peptida bon ^ l di tripsinogen melibatkan residu lysyl yang con-upeti kelompok carboxyI dan residu isoleucyl yang memberikan kontribusi gugus amino untuk linkage. Kekhususan tripsinogen sebagai substrat untuk Enterokinase tergantung pada urutan peptida Asp-Asp-Asp-Asp-Lys yang berisi empat residu asam aspartil berdekatan dengan residu lysyl ikatan peptida scissile. Tripsin, yang juga anggota dari keluarga serin protease tetapi dengan spesifisitas yang sangat berbeda dari Enterokinase, kemudian mengaktifkan zymogens lain (chymotrypsinogen, pro-elastase, dan Carboxypeptidase A dan B, serta procolipase dan prophospholipase A2, yang diperlukan untuk pencernaan lipid) dengan membelah off urutan peptida yang dipilih. Hasil bersih dari kaskade ini adalah kolam protease aktif dalam lumen. Proteolisis adalah fa-cilitated oleh sekresi pankreas bicar-Bonate ke dalam lumen usus; yang bicar-Bonate menitrasinya asam lambung dalam chyme untuk pH 6 sampai 7, yang optimal untuk kegiatan protease pankreas.Itu sebelumnya berpikir bahwa setelah beberapa tripsin dibentuk dari tripsinogen oleh enterokinase, yang tripsin yang aktif bisa bertindak atas tripsinogen sebagai substrat dalam proses autokatalitik. Meskipun kedua tripsin dan membelah enterokinase di obligasi scissile yang melibatkan dasar (lysyl atau arginyl) residu yang melekat pada residu isoleucyl, urutan kaya aspartil di segmen aktivasi peptida dari trypsinogen menghambat kemampuan tripsin untuk menerima tripsinogen sebagai substrat. Dengan demikian, Enterokinase di usus kecil sangat penting untuk aktivasi tripsin dan kaskade aktivasi.Sebuah keuntungan dari sintesis enzymes proteolitik sebagai zymogens dengan cascade aktivasi yang terjadi di lumen usus adalah pencegahan pencernaan proteolitik dan kerusakan jaringan dalam pankreas dan duet pankreas. Selain ini pelindung mekanisme, jus pankreas biasanya mengandung peptida kecil yang bertindak sebagai inhibitor tripsin untuk mencegah sejumlah kecil tripsin prematurely terbentuk di dalam sel-sel pankreas atau duet pankreas dari katalis proteolisis.Enzim Pencernaan PankreasEnzim pankreas dapat dibagi menjadi dua protease umum jenis-serin dan carboxypeptidases. Tripsin, kimotripsin, dan elastase semua endopeptidases kelas serin protease. Mereka dikategorikan sebagai endopeptidases karena mereka menghidrolisis ikatan peptida internal dalam polipeptida. Mereka diklasifikasikan sebagai protease serin karena mekanisme katalitik, yang melibatkan residu seryl di situs katalitik. Proteases Serine, termasuk mereka yang terlibat dalam kaskade pembekuan darah, seperti dibahas dalam Bab 24, biasanya disintesis di zymogen aktif atau bentuk proenzim. Masing-masing proteases serin ini mengkatalisis hidrolisis peptida (am-ide) obligasi, tetapi dengan selektifitas yang berbeda atau preferensi untuk s \ dd rantai mengapit ikatan peptida scissile. Situs hidrolisis dalam substrat polipeptida diapit oleh residu empat asam amino yang ap-proxima di kedua arah yang dapat mengikat enzim dan dampaknya pada reaktivitas ikatan peptida dihidrolisis; ikatan terhidrolisis adalah design-terkontaminasi Pi-P'i dan asam amino yang berdekatan diberi nomor P2, P3, P4 dan menuju terminal amino dan P'2, P'3, dan P'4 menuju mobil boxy-terminal. Tripsin yang paling mungkin untuk membelah ikatan peptida dengan residue bermuatan positif (arginin atau lisin) di lokasi Pi (contrib-uting gugus karboksil dengan ikatan peptida); kimotripsin lebih memilih obligasi yang residu asam amino hidrofobik besar seperti triptofan, fenilalanin, tirosin, methi-onine, atau leusin berada di lokasi Pt; dan elastase istimewa obligasi memotong peptida yang memiliki residu netral kecil seperti alanin.Tripsin InhibitorProtein dengan berat molekul kecil atau polipeptida yang bertindak sebagai inhibitor protease secara alami diproduksi oleh sel-sel di kedua hewan dan tumbuhan. Secara khusus, puises (kacang polong, kacang-kacangan, dan lentil) dan sereal (gandum, gandum, dedak padi) berisi tripsin inhibitor yang dapat lowerthe gizi qualityof protein mereka. Ini inhibitor tripsin dapat dinonaktifkan untuk sebagian besar dengan pemanasan basah atau dihapus oleh teknik pengolahan yang digunakan selama konsentrasi protein dan isolasi (misalnya, protein kedelai). Inhibitor tripsin Kedelai telah dipelajari wideiy. Meskipun ini tidak aktif oleh pemanasan, hewan kadang-kadang menelan sejumlah besar inhibitor ini dengan mengkonsumsi kedelai mentah.Pankreas, sel-sel usus, hati, dan jaringan lainnya juga mensintesis sejumlah tripsin inhibitor. Misalnya, manusia pankreas sekretori tripsin inhibitor dikeluarkan dari sel asinar pankreas ke dalam duet pankreas bersama dengan prekursor zymogen enzim pencernaan proteolitik. Kemungkinan bahwa beberapa gejala yang diamati pada penyakit seperti pankreatitis akut atau tukak lambung disebabkan oleh tidak adanya normal sintesis / sekresi inhibitor ini sedang diselidiki aktif. Penggunaan Thera-peutic inhibitor tripsin untuk mengobati pankreatitis dan kondisi inflamasi lainnya juga sedang diuji pada hewan model.

Tabel ringkasan pencernaan proteinSaluran pencernaanPencernaan dan absorpsi

1. MulutMengunyah makanan bercampur dengan air ludah dan ditelan.

2. EsofagusTidak ada pencernaan

3. LambungAsam lambung membuka molekul protein dan mengaktifkan enzim lambung.

4. Usus halusProtein protease lambung HCL polipeptida lebih pendek Pepsin (proteose dan pepton)Polipeptida protease pankreas dipeptida, tripeptida dan Eterokinase, tripsin asam amino (diserap)Peptida dipeptidase dan asam amino bebas Tripeptidase mukosa usus halus (diserap)

F. Absorpsi ProteinHasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini segera diabsorpsi dalam waktu lima belas menit setelah makan. Absorpsi terutama terjadi dalam usus halus berupa empat sistem absorpsi aktif yang membutuhkan energi. Asam amino yang diabsorpsi memasuki sirkulasi darah melalui vena porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh hati, dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah di bawa ke sel-sel jaringan. Kadang-kadang protein yang belum dicerna dapat memasuki mukosa usus halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering terjadi pada protein susu dan protein telur yang dapat menimbulkan gejala alergi (immunological sensitive protein ).Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung usus halus. Hanya 1% protein yang dimakan ditemukan dalam feses. Protein endogen yang berasal sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga dicerna dan diabsorpsi.

Peraturan Penyerapan usus Asam AminoDari perspektif seluruh tubuh, kapasitas usus untuk menyerap nutrisi tidak harus menjadi langkah tingkat-membatasi yang mengatur seluruh tubuh metabolisme perantara asam amino. Oleh karena itu, salah satu peran utama dari saluran pencernaan adalah untuk mempertahankan aliran positif bersih nitrogen nutrisi ke arah diet-to-organisme. Untuk melakukan hal ini, usus kecil mampu adaptif upregulate kapasitasnya untuk penyerapan asam amino.Sebagai kandungan protein dan physi-ological keadaan perubahan tubuh selama hari, usus adaptif regulates kapasitasnya untuk menyerap asam amino. Adaptasi terjadi baik di tingkat jaringan mukosa dan tingkat sel enterosit. Bertindak pada mukosa, berbagai faktor nonspesifik dapat mengubah luas permukaan serap usus. Sebagai contoh, pada model binatang, hiperplasia mukosa terjadi pada re-tanggapan terhadap kortikosteroid dan faktor pertumbuhan peptida atau dalam menanggapi hyperphagia dengan diabetes, hipertiroidisme, neoplasia, kehamilan dan menyusui, atau percepatan pertumbuhan.Selanjutnya, dalam menanggapi peptides spesifik dan asam amino dalam lumen usus, enterosit individu upregulate biosintesis de novo aminopeptidases dan transporter membran tertentu (Stevens, 1992; Pan dan Stevens, 1995a). Paparan spesies asam amino substrat tunggal dapat upregulate ekspresi membran transporter sendiri dengan dua sampai sepuluh kali lipat, setelah periode lag 10 hingga 24 jam.Dalam studi kinetik sel usus yang dilakukan secara in vitro, periode lag sangat sensitif terhadap sintesis protein inhibitor ac-tinomycin D atau cycloheximide (Pan dan Stevens, 1995b). Ini berarti bahwa induksi transportasi melibatkan de novo sintesis dan ekspresi membran baik molekul transporter baru atau subunit peraturan mereka. Menariknya penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa konsumsi diet dilengkapi dengan asam amino individual dapat mengaktifkan penyerapan substrat yang mungkin tidak berhubungan dengan transporter yang digunakan oleh aktivator sendiri. Pada tikus, misalnya, aspartat merangsang penyerapan asam serta asam amino dasar, dan secara lisan makan arginin (tapi tidak lisin) menginduksi serapan aspartat (Ferrari dan Diamond, 1989). Pola interaksi menjadi-tween substrat dan induksi transporter menunjukkan bahwa protein regulasi independen mungkin terlibat dalam process peraturan umum, meskipun mekanismenya belum diketahui. Peraturan penyerapan asam amino netral melalui sistem B terjadi dengan mekanisme yang melibatkan protein kinase C situs fosforilasi enterocyte (Pan dan Stevens, 1995b).Dengan efek bersama dari kedua upregulation sel individual dan hiperplasia mukosa umum, usus kecil dapat meningkatkan daya serap oleh faktor dua sampai 20-foid dibandingkan dengan tingkat puasa konstitutif. Penyerapan umumnya terbesar di kawasan jejunum, dan transportasi diregulasi ke tingkat yang lebih besar dalam mukosa jejunum daripada di duodenum atau ileum. Konsep peningkatan regulasi daerah asam amino absorption ditunjukkan pada Gambar 6-5.

Downregulation usus transportasi asam amino pada dasarnya kembali ke daya serap dasar constitutive yang terjadi dalam ketiadaan merangsang agen. Down-regulasi terjadi selama sev-eral hari, karena sel-sel serap dengan kapasitas transportasi ditingkatkan secara bertahap terkelupas dari ujung villus ke lumen dan diganti dengan sel-sel yang memiliki aktivitas transportasi hanya konstitutif (Stevens, 1992). Dengan tidak adanya pemberian luminal, seperti dalam kasus nutrisi parenteral total (TPN), daya serap usus dapat datang sangat berkurang sebagai atrofi usus secara bertahap terjadi. Fenomena ini di bawah garis pentingnya makanan enteral dalam menjaga integritas usus pada pasien convalescing.Pelengkap D NA (cDNA) ekspresi percobaan kloning menunjukkan bahwa beberapa kegiatan transportasi asam amino epithelial dapat diatur oleh biosintesis dan penyisipan subunit polipeptida atau subunit struktural * n membran. Polipeptida eloned denoted rBAT (terkait dengan B0 + -seperti amino acid transporter) adalah protein membran yang paling ekstensif dipelajari terkait dengan regulasi transportasi asam amino (Palacin, 1994).Gen rBAT mengkodekan membrane terpisahkan glikoprotein dengan domain transmem-brane-mencakup tunggal dalam membran brush border. Urutan protein yang diprediksi dari rBAT manusia adalah 685 asam amino lama. Massa molekul sekitar 72 kDa, dengan glikosilasi massa in vitro produk translasi dari sekitar 94 kDa. Struktur prediksi rBAT berbeda dari struktur protein transporter diketahui, yang biasanya mengandung sekitar 12 sampai 14 domain transmembran. Domain ekstra-seluler rBAT memiliki mobil-boxy-ujung, menunjukkan homologi yang luas dengan a-amilase dan-glucosidases, dan memiliki enam situs N-glikosilasi yang potensial. Sebuah residu cystei-NYL terletak di dekat permukaan membran di wajah ekstraseluler. Diperkirakan bahwa residu cysteinyl ini membentuk jembatan disulfida dengan transporter subunit yang berdekatan. rBAT mengatur kationik dan serapan asam amino netral melalui Na + sistem -independent b - +. Gambar 6-6 menunjukkan hubungan heterodimer yang diusulkan antara rBAT dan b0 a + polypeptide dalam membran. Mutasi titik tunggal ln * e r & AT gen yang bertanggung jawab atas cystinuria au-tosomal penyakit resesif (Palacin, 1994)

Gangguan bawaan usus Transportasi Asam Amino Epitel serap intestine kecil banyak memiliki kesamaan sifat fisiologis dan fungsional dengan epitel serap tubulus proksimal ginjal. Kedua jaringan memiliki aminopeptidases pada membran apikal, dan keduanya memiliki sistem transport asam amino yang sama. Beberapa gangguan bawaan transportasi asam amino berhubungan dengan system transportasi konstitutif rusak atau dihapus baik di usus dan ginjal membran epitel absorptive (Mailliard et al., 1995). Gejala kni klinis diamati sebagai aminoacidurias tertentu, yang menampilkan pola warisan autosomal resesif.Meskipun transporter asam amino tertentu dari membran intestinal dirugikan, persyaratan metabolik pasien aminoasiduria untuk nutrient amino nitrogen dipenuhi oleh transporter asam amino lainnya dengan tumpang tindih specifici-ikatan atau pengangkut dipeptida / tripeptide. Tidak ada cacat genetik protein peptida transporter diketahui. Transporter peptida dibahas kemudian dalam bab ini.Cystinuria adalah bukti terbaik kasus dari cacat genetik tertentu transportasi asam amino yang diwujudkan dalam ginjal dan usus. Tanda klinis cystinuria adalah tingkat lisin meningkat secara bersamaan Orni-Mu, arginin, sistin dan dalam urin. Salah satu varian dari cystinuria telah diidentifikasi secara khusus telah dengan cacat pada gen bahwa protein en-kode rBAT. The rBAT gen cystinuria terlokalisir pada kromosom manusia 2, dengan mutasi spesifik lokal ke wilayah 2pter-12p. Yang paling sering rBAT mutasi, substitusi treonin tunggal untuk metionin pada residu 467, menghapuskan transportasi asam amino dengan sistem B0 +.Klinis lain transportasi belum begitu ketat diidentifikasi dengan lokal dengan gen tertentu dengan teknik biologi molekuler. Namun, sebagian besar aminoac-idurias telah setidaknya terkait dengan alleies specific. Sebagai contoh, ia berpikir bahwa protein lysinuric intoleransi dengan gejala diare dan muntah setelah makan protein-kemungkinan melibatkan kerusakan pada salah satu gen CAT yang eneode sistem y + isoform transporter. Penyakit Hartnup kemungkinan melibatkan Na + sistem transportasi -dependent B serving asam amino netral. Pada penyakit Hartnup, penyerapan yang buruk dari asam amino triptofan menyebabkan sintesis memadai NAD (P) / nicotinamide; ini menimbulkan gejala klinis Pel-Legra seperti ruam dan cer-ebellar ataksia. (Lihat Bab 20 untuk diskusi lebih tenteng triptofan dan kebutuhan niacin.) Pada bayi, yang disebut " sindrom popok biru" adalah hasil dari berlebihan, triptofan yang tidak terserap mencapai usus besar, di mana ia diubah oleh baeteria biru derivatif indol -colored. Penyakit transportasi lainnya termasuk hyperdibasic asam amino-Uria yang mempengaruhi lisin, ornithine, dan penyerapan arginin dengan tanda-tanda klinis hyperammo-nemia, gagal tumbuh, dan mental retarda-tion; metionin sindrom malabsorptive, yang menyebabkan kegagalan pertumbuhan akibat pengiriman kurang memadai-efisien dan retensi metionin asam amino esensial; dan aminoasiduria dikarboksilat, yang disebabkan oleh impedi-ment dalam transportasi glutamat dan aspartat.CystinuriaCystinuria adalah gangguan amino transportasi asam yang mempengaruhi sel-sel epitel tubulus ginjal dan saluran pencernaan. Hal ini diwariskan sebagai sifat resesif autosom dan dinyatakan klinis penyakit kalkulus saluran kemih. Hasil gangguan di aminoasiduria sistin dan asam amino dibasic karena reabsorpsi ginjal yang rusak mereka. Sebuah sistin ekskresi urin melebihi 1,2 mmol / hari (dibandingkan dengan ekskresi normal 0,05-0,25 mmol / hari) biasanya diagnostik cystinuria homozigot. Karena sistin sangat larut dalam larutan berair, batu sistin terbentuk dan kristal sistin heksagonal muncul dalam urin. Batu umumnya terbentuk pada tingkat ekskresi sistin lebih besar dari 300 mg sistin per gram kreatinin dalam urin asam. Pengobatan ditujukan untuk mengurangi konsentrasi sistin dalam urin dengan meningkatkan volume urine, meningkatkan kelarutan sistin dengan zat basa urin, dan mengurangi ekskresi sistin dengan menggunakan D-penisilamin atau senyawa sulfhidril yang mengandung lain untuk mengurangi disulfida atau bentuk disulfida campuran lebih mudah larut.Cystinuria telah diklasifikasikan menjadi tiga subtipe berdasarkan pola ekskresi urin dan trarisport usus sistin dan asam amino berbasa dua. Gen yang mutasi bertanggung jawab untuk jenis cystinuria i baru-baru ini diidentifikasi sebagai SLC3A1, yang kode untuk protein rBAT. Protein rBAT manusia normal menimbulkan Na + -indepen-penyok, afinitas tinggi pertukaran wajib sistin, asam amino berbasa dua, dan beberapa asam amino netral (b * + - seperti) ketika eksperimen disajikan dalam membran ofXenopus oo-cytes. Sifat dari kopling atau jenis penukar belum ditentukan, tapi itu agak mengejutkan untuk menyadari bahwa sistem ini serap khusus dapat berfungsi sebagai hetero-penukar lebih memilih untuk mengangkut asam amino dasar dalam dan asam amino netral luar (Palacin, 1994) .

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.Digesti adalah proses hidrolisis kimia atau penguraian makanan menjadi molekul yang lebih sederhana sehingga mudah di absorpsi. Sedangkan absorpsi adalah penyerapan hasil digesti melalui membran usus halus untuk masuk ke dalam sirkulasi darah. Digesti protein berlangsung di lambung dan usus halus dengan bantuan enzim.

B. Saran Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung protein saja tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat seimbang sehingga proses pencernaan maupun penyerapan makanan dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik dan tidak menimbulkan kerugian bagi tubuh.Dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Anderson, Clifford R. 2001.Petunjuk Modern Kepada Kesehatan. Bandung: Indonesia Publishing House.

Aswidha. 2011. Makalah Sistem Pencernaan [online]. http://aswidhafm.blogspot.com/2011/11/makalah-sistem-pencernaan.html

Guyton dan hall. 2008Fisiologi kedokteran.perpustakaan nasional. Jakarta

Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC)

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula.jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)

s