Top Banner

of 28

MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

Oct 29, 2015

Download

Documents

Azmee Umam

sistem pertanian terpadu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    1/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Mengingat sempitnya lahan yang dimiliki petani, maka usaha

    peningkatan produksi ternak disarankan agar dititik beratkan pada usahatani

    intensifikasi. Sejalan dengan ini para petani juga dituntut untuk memanfaatkan

    lahan yang sempit seoptimal mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan

    keluarga. Untuk meningkatkan produktivitas lahan, BEETS menganjurkan

    menanam bermacam - macam tanaman dalam satu tahun pada lahan yang

    sama.

    Sumberdaya lahan yang potensial untuk penanaman hijauan pakan

    adalah lahan baku yang meliputi padang rumput, lahan garapan berupa sawah,

    tegalan, ladang, lahan perkebunan, hutan baik sekunder maupun sejenisnya,

    areal di sepanjang jalan pedesaan, kecamatan serta kabupaten dan daerah aliran

    sungai, semuanya sangat potensial sebagai sumber hijauan pakan.

    Beberapa hal tersebut di atas menunjukkan bahwa masih perIu

    dilakukan penelitian integrasi tanaman pakan ternak unggul dengan tanaman

    pangan yang tidak berpengaruh negatif pada usahatani sehingga ketersedian

    pakan ternak secara berkesinambungan sepanjang tahun dengan kualitas yang

    lebih tinggi dapat terpenuhi.

    Pertanian terintegrasi bukan hanya melakukan berbagai usaha

    pertanian (dua atau lebih usahatani) tetapi menekankan adanya simpul-simpul

    yang menyatukan atau menghubungkan diantara aktivitas usahatani yang satu

    dengan sistem usahatani yang lain.

    1.2 RUMUSAN MASALAH

    Dari makalah kelompok kami didapati rumusan masalah :

    1. Bagaimana penerapan system usaha tani campuran, sistem produksi

    tanaman ternak, model pertanian tekno ekologis, dan model pertanian

    tekno ekologis ?

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 1

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    2/28

    2. Apa keuntungan dari penerapan system usaha tani campuran, sistem

    produksi tanaman ternak, model pertanian tekno ekologis, dan model

    pertanian tekno ekologis ?

    3. Bagaimana analisis ekonomi dari penerapan system usaha tani campuran,

    sistem produksi tanaman ternak, model pertanian tekno ekologis, dan

    model pertanian tekno ekologis

    1.3 TUJUAN

    Tujuan dari makalah kelompok ini adalah

    1. Untuk mengetahui proses penerapan system usaha tani campuran, sistem

    produksi tanaman ternak, model pertanian tekno ekologis, dan model

    pertanian tekno ekologis.

    2. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari penerapan system usaha

    tani campuran, sistem produksi tanaman ternak, model pertanian tekno

    ekologis, dan model pertanian tekno ekologis.

    3. Untuk mengetahui bagaimana analisis ekonomi dari penerapan system

    usaha tani campuran, sistem produksi tanaman ternak, model pertanian

    tekno ekologis, dan model pertanian tekno ekologis.

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 2

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    3/28

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Dengan pertanian terpadu ada pengikatan bahan organik didalam tanah

    dan penyerapan karbon lebih rendah dibanding pertanian konvensional yang

    menggunakan pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar proses pemanfaatan tersebut

    dapat terjadi secara efektif dan efisien maka sebaiknya produksi pertanian terpadu

    berada dalam suatu kawasan. Pada kawasanan tersebut sebaiknya terdapat sektor

    produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini

    akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan

    seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah karena pasti akan

    dimanfaatkan oleh komponen lainnya.

    Disamping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya

    produksi tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh

    komponen lainnya. Selanjutnya akan terjadi peningkatan hasil produksi dan

    penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan

    tercapai. Selain hemat energi, keunggulan lain dari pertanian terpadu adalah

    petani akan memiliki beragam sumber penghasilan. Disamping akan terjadi

    peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas

    dan efisiensi produksiakan tercapai. Seorang petani bisa menanam padi dan bisa

    juga beternak kambing atau ayam dan menanam sayuran. Kotoran yang

    dihasilkan oleh ternak dapat digunakan sebagai pupuk sehingga petani tidak perlu

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 3

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    4/28

    memebeli pupuk lagi. Jika panen gagal petani masih bisa mengandalkan daging

    atau telur ayam untuk mendapatkan penghasilan. Pertanian terpadu merupakan

    pilar kebangkitan bangsa Indonesia dengan cara menyediakan pangan yang aktual

    bagi rakyat Indonesia dengan cara menyediakan pangan yang aktual bagi rakyat

    Indonesia. Subsektor peternakan sebagai bagian integral pembangunan pertanian

    memiliki peran strategis dalam penyediaan bahan pangan dan pemberdayaan

    masyarakat dengan berupaya meningkatkan produksi peternakan melalui

    penanganan seluruh potensi yang ada secara terpadu dan seimbang. Salah satunya

    dengan pengembangan usaha peternakan sapi potong sebagai penghasil daging

    untuk memenuhi permintaan daging.

    Strategi pembangunan peternakan mempunyai prospek yang baik dimasa

    depan, karena permintaan akan bahan-bahan yang berasal dari ternak akan terus

    meningkat seiring dengan perningkatan jumlah penduduk, pendapatan dan

    kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan bergisi tinggi sebagai

    pengaruh dari naiknya tingkat pendidikan masyarakat. Pembangunan dan

    pengembangan tersebut salah satunya adalah pembangnan di bidang pertanian

    yang meliputi pembangunan di bidang peternakan, peternakan merupakan salah

    satu usaha yang sudah lama dilakukan oleh masyarakat di pedesaan adalah

    beternak sapi potong, yang berbentuk usaha peternakan rakyat.

    Berkaitan dengan hal tersebut di atas, perlu diintensifkan alternatif pola

    pengembangan peternakan rakyat yang mempunyai skala usaha yang ekonomis,

    dan mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga yang cukup

    memadai. Dalam perspektif ke depan, usaha peternakan rakyat harus mengarah

    menopang dalam pengembangan agribisnis peternakan, sehingga tidak hanya

    sebagai usaha sampingan, namun sudah mengarah pada usaha pokok dalamperekonomian keluarga.

    Salah satu bentuk teknologi peroduksi pertanian yang terkait kekayaan

    sumber daya hayati di lingkungan kita dikenal sebagai Sistem Pertanian Terpadu

    atau Sistem Pertanian Campuran (MIXED FARMING) yang berusaha

    memadukan komoditas tanaman pangan, tanaman perkebunan, hortikultura,

    peternakan dan perikanan. Diversifikasi komoditas yang sinergis dalam suatu

    luasan lahan tertentu merupakan salah satu upaya untuk memacu peningkatan

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 4

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    5/28

    produktivitas lahan yang berkelanjutan dan pada gilirannya akan meningkatkan

    kualitas hidup petani. Usaha tani campuran (mixed farming system) adalah

    merupakan usaha pertanian yang dilakukan yang pada satu lahan ditanami lebih

    dari satu jenis tanamana/komoditas pada waktu yang sama,yang mana masih

    melihat segi keuntungan dan kerugiannya.

    Sistem produksi tanaman-ternak (Corp livestock production system)

    merupakan system usaha tani yang melibatkan lebih dari satu komoditas dan

    terdapat interaksi yang saling menguntungkan antara system tanaman pangan,

    ternak dan tanaman pakan ternak.tanaman pangan produksinya untuk kebutuhan

    pangan dan juga dapat dugunakan untuk pakan bagi ternak dan jeraminya dapat

    digunakan sebagai mulsa (penutup tanam) bagi tanaman ternak. Ternak

    menghasilkan pupuk kandang, bagi tanaman pangan dan tanaman pakan ternak,

    serta tenaganya dapat digunakan sebagai tenaga penarik dalam system tanaman

    pangan. Tanaman pakan ternak menghasilakan pakan untuk ternak, selain

    mengahsilkan pupuk hijau untuk tanaman pangan serta mencegah erosi.

    Sistem Integrasi Tanaman-Ternak (SITT) adalah intensifikasi sistem

    usahatani melalui pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara terpadu

    dengan komponen ternak sebagai bagian kegiatan usaha. Tujuan pengembangan

    SITT adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat

    sebagai bagian untuk mewujudkan suksesnya revitalisasi pembangunan pertanian.

    Komponen usahatani SITT meliputi usaha ternak sapi potong, tanaman pangan

    (padi & palawija), hortikultura (sayuran), perkebunan, (tebu) dan perikanan (lele,

    gurami, nila). Limbah ternak (kotoran sapi) diproses menjadi kompos & pupuk

    organik granuler serta biogas; limbah pertanian (jerami padi, batang & daun

    jagung, pucuk tebu, jerami kedelai dan kacang tanah) diproses menjadi pakan.Gas-bio dimanfaatkan untuk keperluan memasak, sedangkan limbah biogas

    (sludge) yang berupa padatan dimanfaatkan menjadi kompos dan bahan campuran

    pakan sapi & ikan, dan yang berupa cairan dimanfaatkan menjadi pupuk cair

    untuk tanaman sayuran dan ikan.

    Pertanian tekno ekologis merupakan model pertanian yang dikembangkan

    model pertanian ekologis dengan pertanian berteknologi maju. Pertanian

    ekologis merupakan model pertanian yang dikembangkan selaras dengan kondisi

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 5

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    6/28

    alam atau ekosistem setempat. Kekuatan utama system pertanian ini terletak pada

    integrasi fungsional dari beragam sumber daya, termasuk fungsi lahan dan

    komponen biologis, sehingga stabilitas dan produktivitas system usaha tani dapat

    ditingkat akan dan basis-basis sumber daya alam bisa dilestarikan. Jika

    keanekaragaman fungsional bisa dicapai dengan mengombinasikan spesies

    tanaman dan hewan yang memiliki ciri saling melengkapi dan memiliki interaksi

    sinergetik, bukan hanya kestabilan ekosistem yang bisa diperbaiki, tetapi juga

    produktivitas system pertanian akan memerlukan input yang lebih rendah. Di

    samping tetap memelihara keragaman spesies, model pertanian ekologis juga

    menekankan system produksi siklus. Walaupun dari aspek lingkungan pertanian

    ekologis sangat menjanjikan, tetapi bila diterapkan secara ekstrem, yakni hanya

    dengan teknologi tradisional, akan sulit untuk mencapai produktivitas yang

    optimal. Sebaliknya, pertanian berteknologi maju atau pertanian padat teknologi

    merupakan model pertanian yang lebih menekankan pada aplikasi teknologi maju

    guna mengejar produktivitas secara maksimal. Karena itu, model pertanian ini

    cenderung berorientasi pada dominasi satu komoditas.

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 6

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    7/28

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Usaha Tani Campuran (Mixed Farming Systems)

    Gambar 1. Usaha Tani Campuran (Mixed Farming Systems)

    Berdasarkan hasil observasi serta wawancara dengan petani dan juga

    sebagai peternak, yang bernama bapak Tumiran 62 tahun yang bertempat di desa

    Ngajum kecamatan Ngajum Kabupaten Malang, Gunung Kawi. Dalam rumah

    beliau tinggal bersama istri dan anaknya yang masih kecil. Bapak Tumiran

    memiliki luas areal pertanian sekitar 2.500 M2.Seluruh tanah yang dimiliki oleh

    bapak Tumiran merupakan warisan dari orang tuanya yang dulunya juga sebagai

    petani.

    Komoditi pertanian yang diproduksi oleh bapak Tumiran adalah jagung

    untuk dijual dan jika yang masih tebon dapat juga digunakan sebagai pakan

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 7

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    8/28

    ternak. Selain itu pak Tumiran juga menanam tanaman cabai sebagai pagar/

    pembatas antara tanaman jagung.

    Lokasi pertanian milik Bapak Tumiran berada di timur sekitar 200 meter

    dari rumahnya sedangkan lokasi peternakan milik beliau berada tepat disamping

    rumahnya. Jagung yang ditanam oleh Bapak Tumiran seluas 2100 M2 dan

    disekitarnya untuk pembatas antara jagung ditanami tanaman cabai, yaitu di setiap

    pinggir sampai memutari areal ladang jagung tersebut. Hal ini sesuai dengan

    pendapat (M.Zain 2000) yang menyatakan bahwa Sistem penanaman tumpang

    sari dapat meningkatkan produksi kedua tanaman tersebut jenis tanaman sayur

    yang bisa digunakan diantaranya adalah jagung, ketela pohon, kol, kentang,

    bawang-daun, dan seledri.

    Selain itu pendapat dari Basuki juga didukung dengan pendapat Pribadi

    dan Kusnadi. (2008) yang mengatakan berbagai pola penanaman tumpangsari

    sudah terbukti bagus pada lahan yang kering. Disamping sebagai usaha

    diversifikasi komoditas, pola tumpang sari dilihat dapat memanfaatkan lahan dan

    energi dengan baik.

    Analisis usaha dari sistem tumpang sari/ 3 strata

    Tanaman yang ditanam antara lain jagung dan cabe sebagai pagar. Setiap

    kali panen tanaman jangung bisa menghasilkan 700kg jagung, Bapak Tumiran

    melakukan pemupukan untuk tanaman jagung 3 kali pada setiap masa tanam yaitu

    pupuk Urea dan pupuk kandang. Untuk jagung tidak memakai pupuk kandang

    karena jika menggunakan pupuk kandang dari hasil limbah ternak akan

    mengakibatkan tumbuhnya tanaman lain seperti gulma. Tapi sebaliknya untuk

    cabe, Bapak Tumiran menggunakan pupuk kandang dari hasil limbah ternak

    miliknya untuk meningkatkan pertumbuhan dari cabe untuk menghemat biaya

    produksi.

    Hal ini sesuai dengan pendapat (Suretno. 2002) Pemanfaatan limbah

    tanaman sebagai pakan, serta limbah ternak menjadi pupuk dan sumber energi

    alternatif merupakan potensi yang perlu dikembangkan.

    Teknik penanaman tanaman

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 8

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    9/28

    a) Penentuan Pola Tanam

    Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman.

    Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai

    komponen yang tersedia (tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan

    sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya

    disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada

    daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan

    jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang

    tersedia ataupun curah hujan.

    Pola tanam yang digunakan oleh pak Tumiran yaitu Tumpang sari

    (Intercropping), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau

    berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang

    sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, rumput gajah. (T. Soedjono.2007)

    b) Cara Penanaman

    Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat

    juga digunakan jarak tanam 75 x 50 cm, setiap lubang ditanam dua tanaman.

    Tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air

    berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir

    berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia

    selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah

    dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi

    dahulu, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang

    tanaman dan penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat lubang,

    1 orang memasukkan benih, 1 orang lagi memasukkan pupuk dasar dan menutup

    lubang). Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki,bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per

    lubang, bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka benih yang dimasukkan 2

    butir benih per lubang.

    c) PemeliharaanTanaman

    1. Penjarangan dan Penyulaman.

    Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang

    sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman,

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 9

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    10/28

    sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus

    dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan

    pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan

    tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar

    tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk

    mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari

    sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman

    sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan

    benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua minggu

    setelah tanam.

    2. Penyiangan

    Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman

    pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan

    pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul

    kecil, garpu dan sebagainya. Yang penting dalam penyiangan ini tidak

    mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum

    cukup kuat mencengkeram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman

    berumur 15 hari.

    3. Pembubunan

    Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan

    untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah.

    Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan

    tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman

    berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya, tanah disebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian

    ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang

    memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya pembubunan dilakukan bersama

    dengan penyiangan kedua yaitu setelah tanaman berumur 1 bulan.

    4. Pemupukan

    Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea

    sebanyak 200-300 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap :

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 10

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    11/28

    Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan

    dengan waktu tanam.

    Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah

    tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam.

    Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah

    tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah mulai keluar.

    5. Pengairan dan Penyiraman

    Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali

    bila tanah telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan

    tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman

    berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada

    parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

    6. Waktu Penyemprotan Pestisida

    Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya

    hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida

    yang digunakan yaitu pestisida yang dipakai untuk mengendalikan ulat.

    Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh

    alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga perlakuan ini

    akan lebih efisien.

    7. Panen

    Ciri jagung yang siap dipanen adalah:

    a) Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam (3bulan)

    b) Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang

    ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.

    c) Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.Jagung

    untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi

    penuh. Saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm. Jagung untuk

    direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya kelobot

    masih berwarna hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan

    mengeluarkan cairan putih. Jagung untuk makanan pokok (beras jagung),

    Pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya dipanen jika

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 11

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    12/28

    sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot

    telah menguning.

    Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna coklat kehitaman pada

    tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit

    dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.

    Analisis Usaha

    Biaya produksi

    Pengolahan tanah : Rp 250.000,-

    Bibit: benih jagung (1250 m2) 1,5 kg @ Rp. 50.000,- Rp. 75.000,-

    Pupuk

    - Urea : 100 kg Rp. 275.000,-

    Pestisida

    - Insektisida: 2 botol @ Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-

    Tenaga kerja

    - Pengolahan lahan 4 orang @ Rp. 50.000,- Rp. 400.000,- (2 hari)

    - Penyiangan dan pembubunan 3 orang @ Rp. 50.000,-Rp. 150.000,- (3

    hari)- Pemeliharaan lain Rp. 100.000,-

    Panen Rp. 100.000,-

    Biaya lain-lain Rp. 100.000,-

    Total : Rp. 1.550.000,-

    Pendapatan

    - jagung 700 Kg @ Rp. 2.200,- Rp. 1.540.000,- (per 3 bulan)

    - cabai 35 kg @ 30000 Rp 1.050.000,- (per bulan) x 3

    = Rp 3.150.000,-

    Keuntungan Bersih Rp.3.140.000 ,- (setiap panen)

    3.2 Model Pertanian Tanaman Pangan Pakan Ternak

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 12

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    13/28

    Gambar 2. Model Pertanian Tanaman Pangan Pakan Ternak

    Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering disebut dengan

    pertanian terpadu, adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian.

    Pola ini sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang di lahan

    pertanian, sehingga pola ini sering disebut pola peternakan tanpa limbah karena

    limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian digunakan untuk

    pakan ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk

    memperoleh hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi

    kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi,

    mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan

    efisiensi produksi dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.

    Sesuai dengan pendapat Kusnadi (2008) sebagai contoh sederhana

    pertanian terpadu adalah apabila dalam suatu kawasan ditanam jagung, maka

    ketika jagung tersebut panen, hasil sisa tanaman merupakan limbah yang harus

    dibuang oleh petani. Tidak demikian halnya apabila di kawasaan tersebut tersedia

    ternak ruminansia, limbah tersebut akan menjadi makanan bagi hewan ruminansiatersebut. Hubungan timbal balik akan terjadi ketika ternak mengeluarkan kotoran

    yang digunakan untuk pupuk bagi tanaman yang ditanam di kawasan tersebut.

    Pada sistem peretanian yang seperti ini kami melakukan wawancara

    kepada seorang petani di Dsn. Sembon Sumberjo Desa Ngajum Kec. Ngajum

    Kab. Malang yang bernama bapak Garnam. Beliau memiliki lahan garapan seluas

    5000 m2 dengan rincian panjang x lebar adalah 100 m x 50 m. Dengan lahan

    tersebut, beliau menanam beberapa macam tanaman berupa tanamam pangan

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 13

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    14/28

    adalah padi dan pisang, dan di sekeliling tanaman utama juga di tanami rumput

    gajah untuk memenuhi kebutuhan tanaman pakan bagi ternak. Sehingga terjadi

    keterpaduan antara tanaman pangan dan tanaman pakan ternak. Untuk ternak

    sendiri, beliau memelihara sapi perah.

    Untuk penanaman padi sendiri di lakukan pada seperti umumnya para

    petani melakukan penanaman padi. Teknik penanaman padi adalah sbb:

    Pembibitan

    Ada beberapa tahapan untukmenanam padi maupun budidaya padi, langkah-

    langkanh tersebut perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang maksimal.

    Sebelum ditanam, tanaman padi harus disemaikan lebih dahulu. Pesemaian

    itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik, maksudnya agar diperoleh

    bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik pula. Beberapa hal yang

    harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut:

    a. Memilih tempat penyemaian

    Tanahnya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.

    Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan,

    sehingga sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.

    Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab

    pesemaian banyak membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering

    dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila

    persemaian itu mengalami kekeringan.

    Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat

    pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi

    dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga

    pengangkutannya.

    b. Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian

    Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum

    penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi

    kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah

    dan pesemaian kering.

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 14

    http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2013/01/Panduan-Budidaya-Padi-dan-Cara-Menanam-Padi-yang-Baik-dan-Benar.htmlhttp://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2013/01/Panduan-Budidaya-Padi-dan-Cara-Menanam-Padi-yang-Baik-dan-Benar.html
  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    15/28

    Pesemaian Basah

    Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang

    betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus

    dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi

    air ini agar tanag menjadi lunak, rumput-rumputan yang akan tumbuh

    menjadi mati, dan bermacam-macam serngga yang dapat merusak bibit

    menjadi mati pula.

    Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalu dibajak/digaru

    dua kali atau tanah menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat

    petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagai ukuran dasar luas

    pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari areal sawah yang akan

    ditanamai. Jadi apabila sawah yang akan ditanami seluas 1 Ha, maka luas

    pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m = 500 m. Adapun

    biji yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m, atau

    sebanyak kurang lebih 40 kg.

    Pesemaian Kering

    Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian

    basah. Rumpu-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan

    terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa

    dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur.

    Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedengan-bedengan.

    Adapun ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm,

    panjang 500-600 cm.

    Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm

    sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan

    biji, pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan

    pencabutan bibit.

    c. Penaburan Biji

    Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam

    dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji

    yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang.

    Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar cepat

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 15

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    16/28

    berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil

    dari rendaman lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung.

    Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.

    Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji

    disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata,

    tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu

    rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi

    penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak

    merata.raan

    d. Pemeliharaan Pesemaian

    Pengairan

    Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi

    air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar

    biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata.

    Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu

    dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat

    pertumbuhaan.

    Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air

    rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan,

    sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih

    akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah

    cukup besar, penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada

    bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenagi

    aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka

    penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.

    Pengobatan

    Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian

    perlu disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah

    penaburan dan sesudah pesemaian berumur 17

    Pengolahan Tanah

    a) Cara Mengolah Tanah

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 16

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    17/28

    Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah

    disiapkan sejak dua bulan penanaman. Pelaksanaanya dapat

    dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan cara tradisional

    dan cara modern.

    o Pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu

    pengolahan tanah sawa dengan alat-alat sederhana seperti sabit,

    cangkul, bajak dan garu yang semuaya dilakukan oleh nusia atau

    dibantu ooleh binatang misalnya, kerbau dan sapi.

    o Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan

    tanah sawa yang dilaukan dengan mesin. Dengan traktor dan

    alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat kerja sendiri.

    1) Pembersihan

    Sebelum tanah sawa dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu

    dari jerami-jerami atau rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di

    satu tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar,

    sebab pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen

    yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.

    2) Pencangkulan

    Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu

    agar tanah menjjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat

    membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan

    perbaikan pematang-pematang yang bocor.

    3) Pembajakan

    Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi airlebih dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah

    petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan

    adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan

    bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan

    kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan

    sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 17

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    18/28

    pembusukan sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-

    bongkahan tanah.

    4) Penggaruan

    Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi.

    Sehingga cukup hanyya untuk membasahi bongkahan-bongkahan

    tanah saja. Penggaruan dilakukan berrulang-ulang sehingga sisa-

    sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah.

    Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama

    7-10 hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan yyang kedua.

    Tujusnnya yaitu: meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang

    dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.

    Penanaman

    Pemilihan Bibit

    Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit

    di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur

    25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2

    atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan

    pencabutan.

    Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu

    kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai

    putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:

    Umurnya tidak lebih dari 40 hari

    Tingginya kurang lebih dari 40 hari

    Tingginya kurang lebih 25 cm

    Berdaun 5-7 helai

    Batangnya besar dan kuat

    Bebas dari hama dan penyakit

    Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk

    memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera

    ditanam, jangan sampai bermalam. Penanaman padi yang baik harus

    menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jjarak 20 x 20 cm, hal

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 18

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    19/28

    ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan

    dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang

    cukup dan zat-zat makanan secara merata.

    Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan

    menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4

    cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.

    Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal.

    Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar

    dan anakannya sedikit.

    Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba

    atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman

    bibit yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada

    hasil produksi.

    4 Pemeliharaan

    A. Pengairan

    Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah.

    Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu factor

    penting yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen

    yang akan datang.

    Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang

    berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan

    kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan

    tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah,

    sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran. Memasukan air

    kedalam sawahdapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal

    dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran

    pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder.

    Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap,

    jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang

    pembuangan tidak boleh dibuat lurus. Hal ini dimaksudkan agar ada

    pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 19

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    20/28

    pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan

    itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.

    Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus

    diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air

    hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:

    Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.

    Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga

    10-20 cm.

    Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning

    dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit

    demi sedikit.

    Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi

    dapat masak bersama-sama.

    B. Penyiangan dan Penyulaman

    Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera

    diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabilapenggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam.

    Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-

    rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan

    mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan

    dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang

    kedua setelah padi berumur 6 minggu.

    Analisis ekonomi

    Biaya produksi padi

    Pengolahan tanah : Rp 400.000,-

    Bibit: benih padi 20 kg @ Rp. 9750,- Rp. 195.000,-

    Pupuk

    - Urea: 75 kg @ Rp. 1.800,- Rp. 135.000,-

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 20

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    21/28

    - TSP 36: 50 kg @ Rp.2.000,- Rp. 100.000,-

    - phonska: 200 kg @ Rp. 2300,- Rp. 460.000,-

    ZA: 175 kg @ Rp 1400,- Rp. 245.000,-

    organik : 400 kg @ Rp. 500,- Rp. 200.000,-

    Pestisida

    - Insektisida: 2 liter @ Rp. 100.000,- Rp. 200.000,-

    - Herbisida: 1 liter @ Rp. 225.000,- Rp. 225.000,-

    Tenaga kerja

    - Pengolahan lahan 4 orang @ Rp. 40.000,- Rp. 480.000,-

    (3 hari)

    - Penanaman: 7 orang (borongan) Rp. 540.000,-

    (1 hari)

    - Penyiangan dan pembumbunan (borongan) Rp. 200.000,-

    - Pemupukan: 2 orang @ Rp. 40.000,- Rp. 80.000,-

    (1 hari )

    - Pemeliharaan lain Rp. 200.000,-

    Panen Rp. 100.000,-

    Biaya lain-lain Rp. 100.000,-

    Total : Rp. 3.460 .000,

    Pendapatan padi 4 ton @ Rp. 3.500,- Rp. 14.000.000,-

    Keuntungan Bersih Rp.10 .54 0.000,- (setiap panen)

    Biaya Produksi Rumput gajah

    Bibit 50 kg @ Rp. 300,- Rp.15.000,-

    Pupuk

    - Urea 50 kg @ Rp. 1800,- Rp. 90.000,-

    Tenaga kerja

    - Penanaman: 2 orang @ Rp. 40.000,- Rp. 80.000,- ( 1hari)

    - Pemupukan: 1 orang @ Rp. 40.000,- Rp. 40.000,-( 1 Hari)

    - Pemeliharaan lain Rp. 50.000,-

    Total Rp. 275.000,-

    Panen 1,2 ton per panen ( 50 hari)

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 21

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    22/28

    - Diberikan ternak sapi 1 ekor sebanyak 20 kg per hari

    - Di berikan ke kambing 4 ekor sebanyak 12 kg

    Biaya Produksi Pisang

    40 tandan pisang @ Rp 50.000,- = Rp 2.000.000,-

    Produksi Ternak

    1. Biaya Produksi ternak sapi

    a. Bibit 1 ekor Rp. 4.000.000,-

    b. Pakan Hijauan 600 kg didapat dari rumput gajah miliknya sendiri.

    c. konsentrat sebanyak 800 kg @ 2300 Rp. 1.840.000,-

    d. Harga jual @ Rp. 10.000.000,-

    e Keuntungan bersih Rp. 4.160.000,-

    2. biaya produksi kambing

    a. Bibit 4 ekor @ Rp.400.000, Rp 1.600.000,-

    b. Pakan Hijauan didapat dari rumput gajah miliknya sendiri.

    c. Konsentrat 240 kg Rp 552.000,-

    d. Penjualan kambing @ Rp 1.800.000, Rp 7.200.000,-

    e. Keuntungan Rp 5.048.000,-

    Untuk praktikum pertama, yakni pada lahan tumpangsari, dari data padi

    dan rumput gajah didapatkan R/C Ratio sebesar sebagai berikut:

    R/C Ratio = total penerimaan/total biaya

    = Rp 21.748.000 / Rp = 2,821.402.000 = 1,02

    Jadi, karena R/C > 1, maka usaha dengan sistem tumpangsari tersebut bersifat

    menguntungkan.

    3.3 Model Pertanian Tekno-Ekologis ( Ekologis Lahan Sawah )

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 22

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    23/28

    Gambar 3. Model Pertanian Tekno-Ekologis ( Ekologis Lahan Sawah )

    Tekno-ekologis yaitu model pertanian yang selaras dengan ekosistem

    (alam), yang disertai dengan sentuhan teknologi maju, merupakan perpaduan

    antara Ecofarming dengan Tecnofarming. Pertanian Integratif (salah satu ciri

    pertanian tekno-ekologis) Sebuah pola pertanian diversifikasi yang didalamnya

    terdapat 2 atau lebih komoditas yang mempunyai hubungan fungsional dalam

    pemanfaatan zat-zat makanan / biomassa.

    Dari aspek ekologi, model pertanian tekno-ekologis berorientasi pada

    optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal melalui siklus produksi tertutup guna

    menekan penggunaan bahan-bahan anorganik (kimiawi). Implikasinya, model

    tekno-ekologis ini akan dapat mendukung kelestarian ekosistem. Jika

    penerapannya didukung oleh aplikasi teknologi yang bersifat adaptasi dan

    mitigasi secara terencana dan terarah, model pertanian tekno-ekologis dapat

    membantu petani dalam menyikapi fenomena global perubahan iklim yang

    semakin ekstrem.

    Pada pratikum yang di lakukan di lahan milik pak Sutrisno menggunakan

    sistem pertanian ekologis, yaitu dengan memadukan suatu pertanian alami

    dengan adanya sentuhan teknologi . hal ini dapat di lihat dengan penerapanya, pak

    Sutrisno memiliki sawah 7000 M2 yang di tanami dengan tanaman padi ( varietas

    Cibogo dan IR 64 ) dan jenis ternak yang di pelihara sapi perah dan kambing

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 23

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    24/28

    Keunggulan Pertanian Tekno-Ekologis :

    - Lebih efisien

    - Peluang memproduksi produk organik

    - Menekan resiko usahatani (serangan hama, bencana alam, jatuh harga, dsb.)

    - Mencipta peluang / relung / produk baru

    - Mencipta lapangan kerja baru

    - Peluang peningkatan kesejahteraan nyata

    - Integrasi adaptasi dan mitigasi dalam antisipasi perubahan iklim.

    Untuk pelaksanaan praktikum ketiga, dilakukan pada petani atau peternak

    yang memiliki lahan sawah beserta peralatan teknologis untuk mengolah hasil

    sawah tersebut, dan dari hasil sampingnya bisa diberikan kepada ternak yang

    dipeliharanya. Praktikum ini dilaksanakan didesa Ngajum Kabupaten Malang.

    Bapak Sutrisno ini, memiliki alat teknologis, diantaranya adalah alat pemecah

    gabah, yang berfungsi untuk memecah padi atau mengupas kulitnya. Hasil

    samping dari penggunaan alat ini adalah sekam padi yang kosong. Mesin ini

    berkekuatan 6-12 pk. Kemudian ada polesor yang berfungsi untuk memutihkan

    gabah, mesin ini berkekuatan 10 pk. Cara kerjanya adalah dengan memasukkan

    padi alat, untuk menghidupkan alat, dapat dilakukan dengan memutar karetnya.

    Masa pakai alat-alat tersebut kurang lebih sekitar 5 tahun.

    Hal diatas mengenai peralatan pertanian, sesuai dengan yang

    diungkapkan pada literature, yakni oleh (Widowati Sri. 2001), bahwa dalam

    proses penggilingan padi menjadi beras giling, diperoleh hasil samping berupa

    sekam (15-20%), (2) dedak/bekatul (8-12%) yang merupakan kulit ari, di-hasilkan

    dari proses penyosohan, dan (3) menir (5%) merupakan bagian beras yang

    hancur. Umumnya PPS terdiri dari dua unit mesin pemecah kulit dan dua unit

    mesin penyosoh. PPS ini menggunakan sistem semi kontinu, yaitu mesin pecah

    kulitnya kontinu, sedangkan mesin sosoh-nya masih manual. Di pedesaan masih

    terdapat Huller, yaitu peng-gilingan padi yang menggunakan tenaga penggerak

    kurang dari 20 HP. Karena sesuai data yang didapat, pak Sutrisno hanya memiliki

    alat penggilingan padi berkekuatan dibawah 20, yakni masih 6-12 pk.

    Analisis Ekonomi

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 24

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    25/28

    Pengolahan tanah : Rp 600.000,-

    Bibit: benih padi Rp. 100.000,-

    Pupuk

    - Urea: 300 kg @ Rp. 2.750,- Rp. 825.000,-

    Pestisida

    - Insektisida: 3 liter @ Rp. 100.000,- Rp. 300.000,-

    - Herbisida: 1,5 liter @ Rp. 225.000,- Rp. 337.500,-

    Tenaga kerja

    - Pengolahan lahan 5 orang @ Rp. 40.000,- Rp. 200.000,-

    (3 hari) Rp 600.000,-- Penanaman: 8 orang (borongan) Rp. 640.000,-

    - Penyiangan dan pembubunan (borongan) Rp. 200.000,-

    - Pemupukan: 3 orang @ Rp. 40.000,- Rp. 120.000,-

    (1 hari )

    - Pemeliharaan lain Rp. 200.000,-

    Panen Rp. 150.000,-

    Biaya lain-lain Rp. 100.000,-

    Total : Rp. 4.392.500,-

    Pendapatan padi 6 ton @ Rp. 3.500,- Rp. 21.000.000,-

    Keuntungan Bersih Rp.16.607.5 00,- (setiap panen)

    3.4 Model Pertanian Tekno-Ekologis ( Ekologis Lahan perkebunan )

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 25

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    26/28

    Gambar 4. Model Pertanian Tekno-Ekologis ( Ekologis Lahan perkebunan )

    Untuk sistem perkebunan, jadi pemilik perkebunan tidak hanya mengolah

    perkebunannya, jadi beliau juga memiliki ternak yang dapat memanfaatkan hasil

    samping dari perkebunan. Selain itu, beliau juga memilki alat teknologis, yang

    dapat digunakan untuk mengolah hasil perkebunan.

    Dari hasil observasi, jenis tanaman yang ditanaman dilahan perkebunan

    milik Bapak Sutrisno adalah pohon tebu yang diselingi dengan lamtoro,gamal dan

    rumput gajah sebagai pagar. Tanaman dipupuk dengan pupuk urea, dan NPK yang

    masing-masing berjumlah kg. terkadang juga ditambah dengan pupuk kandang

    sebagai hasil limbah dari ternak yang dipelihara, yakni 2 sapi perah dan 9

    kambing. Untuk lamtoro di panen 300 kg/bulan, gamal 500kg/panen dan rumput

    gajah 1,5 ton/panen.

    Sesuai dengan pernyataan pada literature (Aak. 2001), bahwa disela-sela

    tumbuhan perkebunan bisa ditanami dengan tanaman lain. Sementara sesuai

    dengan observasi kami, sela-selanya ditanami dengan lamtoro/gamal/rumput

    gajah yang sekaligus berfungsi sebagai pagar.

    Biaya produksi kebun kopi

    Bibit tebu Rp. 120.000,-

    Pupuk

    - Urea: 10 kg @ Rp. 1.800 Rp. 90.000,-

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 26

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    27/28

    - NPK: 15 kg @ Rp. 8.000 Rp. 120.000,-

    - Herbisida: 2 liter @ Rp. 50.000,- Rp. 200.000

    Tenaga kerja

    - Pengolahan lahan 2 orang @ Rp. 40.000,- Rp. 80.000,-

    - Penanaman: 3 orang (borongan) Rp. 200.000,-

    - Pemupukan: 1 orang @ Rp. 40.000,- Rp. 40.000,-

    - Pemeliharaan lain Rp. 100.000,-

    Panen Rp. 150.000,-

    Biaya lain-lain Rp. 100.000,-

    Total : Rp. 2.530 .000,-

    Pendapatan 50 ton @ Rp. 650,- Rp. 32.500.000,-

    Keuntungan Bersih (per tahun) Rp.31.30 0.000,-

    BAB IV

    MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM PERTANIAN TERPADU 27

  • 7/15/2019 MAKALAH PRAK SISTEM PERTANIAN TERPADU.doc

    28/28

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Usaha tani campuran adalah suatu system dimana dalam satu lahan bisa

    ditanami dengan lebih dari satu jenis tanaman dalam waktu yang bersamaan.

    System produksi tanaman-ternak adalah dimana ada lebih dari satu komoditi

    yang saling berinteraksi dan member keuntungan, baik antara tanaman

    pangan, pakan dan ternak itu sendiri.

    4.2 Saran

    Untuk penghitungan analisa keuangan, ada baiknya bila diberi bimbingan

    terlebih dahulu, agar hasil yang didapatkan sesuai dengan kemauan yang

    diinginkan oleh asisten.