Top Banner
Polusi Udara Home Group 2 Andrea Arimurti Alisya Anindita Febriani Hiyal Ulya Fillah Natasya Nurul Amalia Stephanie Pretty Rizka Juwana Zulfadli MPKT B - 6
32

Makalah Polusi Udara MPKT B

Oct 27, 2015

Download

Documents

Makalah Polusi Udara
MPKT B
2012
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Polusi Udara MPKT B

Polusi Udara

Home Group 2

Andrea Arimurti

Alisya Anindita Febriani

Hiyal Ulya Fillah

Natasya Nurul Amalia

Stephanie Pretty Rizka Juwana

Zulfadli

MPKT B - 6

Fakultas Hukum

Universitas Indonesia

Depok , 2013

Page 2: Makalah Polusi Udara MPKT B

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan tanpa

hambatan yang berarti. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas terakhir

kami di MPKT-B pada semester dua serta memberikan wawasan bagi kami tentang

polusi di Jakarta serta beberapa solusi yang ditawarkan mengenai masalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami hanya menemui sedikit hambatan. Namun,

hambatan tersebut tidak menjadi berat karena bantuan dari berbagai pihak sehingga

makalah kami dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Fadillah, selaku fasilitator kami yang sangat baik membantu memberikan

arahan dalam penyusunan makalah ini.

2. Orang tua penulis yang senantiasa memberikan dukungan.

3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah yang tidak

dapat kami sebutkan satu persatu.

Selain itu kami juga menyadari bahwa baik dalam segi sistematika penyusunan

maupun materi yang dipaparkan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itum

kami berharap agar adanya kritik dan saran yang sekiranya dapat membantu kami untuk

perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Depok, 20 Mei 2013

Penulis

3

Page 3: Makalah Polusi Udara MPKT B

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 1

1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................... 2

1.5 Metode Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3

2.1 Polusi ......................................................................................................... 3

2.2 Gaya Hidup Masyarakat ................................................................................ 3

2.3 Teknologi, Informasi, dan Komunikasi ...................................................... 5

2.4 Tata Ruang Kota......................................................................................... 7

2.5 Kebijakan Pemda ....................................................................................... 9

2.6 Inovasi Untuk Mengatasi Polusi ................................................................. 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 10

3.2 Saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

4

Page 4: Makalah Polusi Udara MPKT B

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerusakan lingkungan adalah suatu fenomena yang sedang marak dibicarakan

dimana-mana, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan

adalah polusi. Menurut UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982,

pencemaran lingkungan atau polusi merupakan masuknya atau dimasukkannya makluk

hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan

lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan

turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau

tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Polusi ada bermacam-macam jenisnya, yaitu polusi udara, polusi air, polusi tanah dan

polusi suara. Pencemaran lingkungan ini dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu karena ulah

manusia maupun disebabkan oleh alam. Tetapi, yang faktor penyebab polusi yang lebih

sering dibahas adalah polusi yag diakibatkan oleh ulah manusia. Tidak hanya gaya hidup

masyarakat yang dapat diubah demi mengurangi serta menanggulangi terjadinya polusi,

ada beberapa aspek yang dapat turut serta membantu untuk penanggulangan pencemaran

lingkungan tersebut seperti; tata kota yang baik, peran teknologi, informasi dan

komunikasi, peran pemerintah juga inovasi-inovasi baru yang dapat digunakan demi

penanggulangan polusi itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berkaitan dengan subpokok-subpokok yang akan dikaitkan dengan topik pemicu, yaitu

artikel “Polusi di Jakarta: Perlukah kita berfikir ulang untuk tinggal di Jakarta?”, maka

rumusan masalah dari makalah ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Apakah itu polusi?

Page 5: Makalah Polusi Udara MPKT B

2. Bagaimana hubungan antara gaya hidup masyarakat kota dengan polusi?

3. Apakah keterkaitan antara tata ruang kota dengan polusi?

4. Bagaimana peran teknologi, informasi dan komunikasi terhadap penanggulangan

polusi?

5. Bagaimana peran PEMDA dalam menanggulangi polusi?

6. Apa saja inovasi yang ditemukan dalam menanggulangi polusi?

1.3 Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas MPKT-B dan diharapkan

dapat menemukan keterkaitan antara artikel ” Polusi di Jakarta: Perlukah kita berfikir

ulang untuk tinggal di Jakarta?” dengan subtopik-subtopik yang telah dikuasai oleh

masing-masing individu dalam kelompok.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkaya wawasan pembaca

mengenai polusi serta hubungannya dengan beberapa subtopik yang saling berkaitan.

Pembaca diharapkan dapat peduli dan turut mencoba memecahkan permasalah-

permasalahan yang timbul akibat isu polusi.

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode

kepustakaan dan literatur. Referensi yang didapatkan tidak hanya berasal dari buku

MPKT-B serta beberapa slide, tetapi juga dari media-media lain seperti internet.

1.6 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun secara sistematis melalui pembagian bab yang berjumlah tiga buah,

yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan

terdiri atas: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,

metode penulisan dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi

Page 6: Makalah Polusi Udara MPKT B

berdasarkan subpokok-subpokok yang akan dikaitkan dengan pemicu. Bab penutup terdiri

atas kesimpulan dan saran.

Page 7: Makalah Polusi Udara MPKT B

BAB II

ISI

2.1 Polusi

Menurut UU No. 23 tahun 1997, polusi atau pencemaran adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan

oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai peruntukan nya. Di dalam polusi

selalu terdapat istilah polutan, yakni zat atau bahan yang dapat menyebabkan pencemaran

atau polusi.

Polusi dapat dibagi menjadi 4 jenis, diantaranya adalah:

1. Polusi udara adalah kehadiran satu atau substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer

dalam jumlah yang dapat membahayakan kegiatan makhluk hidup, menganggu estetika,

kenyamanan, dan merusak property

2. Polusi air adalah polusi yang terjadi didalam air, contoh polutan nya: limbah industri,

insektisida, Pb, Hg, Zn, CO, dan lain-lain.

3. Polusi Tanah polusi yang terjadi didalam tanah, contoh polutan nya adalah: Sampah

plastik, botol, kaleng, karet, detergen yang dibuang di tanah, insektisida yang dibuang di

tanah, dan lain-lain.

4. Polusi suara biasanya disebabkan oleh suara bising dari mesin kendaraan. suara deru

mesin pabrik, speaker, dan semua suara yang mengganggu pendengaran (pada

umumnya suara keras).

Polusi udara disebabkan oleh beberapa jenis polutan. Polutan adalah bahan atau benda

yang dapat menyebabkan pencemaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jenis-

jenis polutan udara antara lain adalah:

Page 8: Makalah Polusi Udara MPKT B

1. Karbon Monoksida (CO), merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat

racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas

buangan kendaraan bermot

2. Nitrogen Dioksida (NO2), Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu

bara di pabrik, pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.

3. Sulfur Dioksida (SO2), Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi.

Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara.

Batubara ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga

listrik.

4. Partikulat (Asap/Jelaga)

Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong

pabrik berupa asap hitam tebal.

Macam-macam partikel, yaitu :

a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di

udara/td>

b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan

berada di udara

c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir

padat dan cair dan melayang berhamburan di

udara

d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan

melayang-layang di udara

5. Hidrokarbon (HC), Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan

bakar yang tidak sempurna.

6. Chlorofluorocarbon (CFC), Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang

ada di atmosfer bumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat

pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan

hair spray.

Page 9: Makalah Polusi Udara MPKT B

7. Timbal (Pb), Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran

pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang

berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.

8. Karbon Dioksida (CO2), Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar

kendaraan bermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.

Page 10: Makalah Polusi Udara MPKT B

2.2 Keterkaitan antara Polusi Udara dengan Gaya Hidup

Masyarakat Kota

Polusi atau pencemaran lingkungan merupakan suatu fenomena yang sering terjadi di

muka bumi. Polusi sendiri dalam Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup

Nomor 4 Tahun 1982 diartikan sebagai masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat

energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses

alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu menyebabkan lingkungan

menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Jenis polusi dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, jenis bahan

pencemarnya, dan tingkat pencemarnya. Menurut tempat terjadinya, polusi dapat dipagi

menjadi tiga jenis, yaitu polusi udara, air, dan tanah. Berdasarkan polutan, polusi terbagi

menjadi polusi kimiawi, biologi, dan fisik.

Bila dilihat dari daerahnya, jelas terlihat perbedaan kondisi lingkungan antara

pedesaan dan perkotaan. Udara, air dan juga komponen abiotik lainnya di daerah pedesaan

masih sangat bersih. Sebaliknya, di daerah perkotaan, udara, air dan komponen abiotik

lainnya sudah sangat tercemar. Salah satu penyebab terbesar terjadinya polusi di daerah

perkotaan adalah gaya hidup masyarakat yang tinggal didalamnya.

Gaya hidup merupakan perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat

dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya.

Dalam hal polusi, aktivitas manusia lah yang merupakan salah satu sumbernya. Aktivitas

manusia tersebut antara lain:

1. Pembakaran bahan bakar fosil (Polusi Udara)

2. Asap dari kendaraan bermotor (Polusi Udara)

3. Pembakaran bahan bakar untuk memasak dan pembakaran sampah (Polusi Udara)

4. Pembuangan limbah rumah tangga seperti detergen (Polusi Air & Tanah)

5. Pembuangan limbah industri (Polusi Air)

6. Limbah pertanian seperti pemakaian pupuk dan insektisida secara tidak tepat (Polusi

Air & Tanah)

7. Pembuangan sampah yang sukar hancur (Polusi Tanah)

8. Suara bising kendaraan bermotor (Polusi Suara)

Page 11: Makalah Polusi Udara MPKT B

Dari aktivitas-aktivitas diatas, dapat diketahuilah bahwa gaya hidup manusia dapat

menyebabkan polusi. Maka, seharusnya masyarakat perkotaan lebih peduli dengan

lingkungannya sehingga terjadinya polusi dapat berkurang.

Page 12: Makalah Polusi Udara MPKT B

2.3 Keterkaitan antara Polusi Udara dengan Teknologi Informasi

dan Komunikasi

Sebagai ibukota negara Indonesia, Jakarta adalah kota paling penting dan paling padat

penduduknya. Namun bertambah padatnya penduduk di Jakarta tidak diseimbangi dengan

peningkatan sarana dan prasarana di Jakarta, khususnya transportasi. Banyak penduduk di

Jakarta yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibanding dengan kendaraan

umum. Setiap hari terjadi transaksi pembelian kendaraan pribadi yang mengakibatkan polusi

di Jakarta semakin parah. Indonesia pun ditetapkan sebagai negara nomer 3 yang memiliki

tingkat polusi udara tertinggi setelah Meksiko dan Thailand.

Menurut kelompok kami masalah utama yang membuat Jakarta menjadi salah satu

kota yang paling berpolusi ialah kesadaran masyarakat sendiri. Kurangnya kesadaran

masyarakat ini di realisasikan dengan penggunaan transportasi pribadi yang tidak bijak. Kita

sebagai warba Jakarta seharusnya dapat memanfaatkan sarana-sarana umum yang sudah

ditawarkan. Memang tidak semua transportasi umum di Jakarta memiliki kondisi yang baik,

namun transportasi seperti busway seharusnya dapat digunakan lebih maksimal. Masalah

yang dapat timbul dari penggunaan transportasi pribadi secara tidak bijak selain

mengakibatkan polusi yaitu seperti semakin macetnya jalan-jalan di Jakarta. Sudah tidak bisa

dipungkiri macet di Jakarta sudah masuk ke tingkat sangat buruk. Faktor utamanya ialah

semakin banyaknya kendaraan tidak diikuti dengan panjangnya/lebarnya jalan. Macet ini

akan berimplikasi dengan semakin rusaknya jalan dan sentralisasi polusi di satu tempat. Jika

setiap hari setidaknya ada 20 titik kemacetan di Jakarta, kita bisa membayangkan seberapa

banyak kepulan asap yang membahayakan bumi di Jakarta setiap harinya.

Maka dari itu terdapat kami memberikan beberapa solusi mengenai polusi udara di

Jakarta berkaitan dengan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi. Solusi tersebut antara lain:

1. Pengadaan alat pendeteksi kadar udara. Di jakarta sendiri telah terdapat dua alat

untuk mengukur ini yaitu Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dan Stasiun

Pemantau Kualitas Udara Tepi Jalan. Jakarta sudah memiliki beberapa alat ISPU.

Alat ini berfungsi memberikan informasi ambang kadar udara yang berada di

lingkungan setempat. Masyarakat Jakarta sangat memerlukan alat ini guna

mengetahui seberapa layak udara yang mereka hirup setiap harinya. Pada

pengukur ini tertera level udara yang baik, sedang, tidak sehat, dan berbahaya.

Page 13: Makalah Polusi Udara MPKT B

Alat ini juga dijadikan sebagai peringatan agar Pemda dan masyarakat dapat

bekerjasama untuk mengontrol kondisi udara. Namun yang disayangkan adalah

alat ini sudah tidak berfungsi dengan baik, contohnya ialah ISPU yang berada di

kawasan Gambir.1 Lalu pada tahun 2009, Gubernur Fauzi Bowo meresmikan

Stasiun Pemantau Kualitas Udara Tepi Jalan di daerah Bundaran HI. Alat ini

berguna untuk menunjukan kualitas udara di Jakarta, khususnya daerah Thamrin

sebagai kawasan jalanan simpul berbagai kendaraan di Jakarta.2

2. Teknologi Bahan Bakar Biofuel. Biofuel adalah cairan yang berasal dari

biomassa, terutama dari bahan nabati. Bentuk biofuel yang paling populer ialah

biodiesel dan bioetanol. Bahan bakar ini terkenal karena lebih ramah lingkungan

dibandingkan bahan bakar fosil, karena secara signifikan mengurangi emisi gas

rumah kaca dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Selain itu kelebihan dari

biofuel ini adalah kemanan pasokan. Pasokan biofuel ini konstan karena bahan

bakunya dapat tumbuh dan diproduksi dalam negeri, tanpa perlu diimpor. Hal ini

tentu menguntungkan untuk Indonesia sebagai negara berkembang, khususnya

Jakarta sebagi ibukotanya. Karena dengan adanya biofuel ini dapat memecahkan

masalah energi negara berkembang yang sebagian besar negara tersebut beralih ke

batubara untuk memacu pertumbuhan ekonomi mereka. Batubara merupakan

sumber energi yang paling murah tetapi batubara juga merupakan sumber energi

paling kotor, dan produksi biofuel dalam negeri di negara berkembang berari

menurunkan tingkat polusi pembangkit listrik batu bara dan mengurangi

dampaknya terhadap perubahan iklim. Hal ini memang tidak berpengaruh secara

langsung di Jakarta, namun dengan penggunaan teknologi biofuel ini berarti

secara tidak langsung masyarakat berpartisipasi mengurangi polusi di Indonesia.

Karena penggunaan bahan bakar terbanyak memang terpusat di daerah kota,

khususnya daerah Jakarta. Karena biofuel lebih ramah lingkungan maka substansi

pengeluarannya pun tidak akan separah bahan bakar fosil.3

1

2

3

Page 14: Makalah Polusi Udara MPKT B

2.4 Keterkaitan antara Polusi Udara dengan Tata Ruang Kota

Kawasan perkotaan sebagai tempat hidup manusia mulai menunjukkan penurunan

daya dukung lingkungan. Hal ini dapat dilihat dengan tingginya tingkat polusi yang

dihasilkan suatu daerah perkotaan. Salah satu solusi alternatif permasalahan ini adalah

pengembangan kawasan hijau (green belt area). Kawasan Hijau (green belt) adalah pemisah

fisik daerah perkotaan dan pedesaan yang berupa zona bebas bangunan atau ruang terbuka

hijau yang berada di sekeliling luar daerah perkotaan. Kawasan hijau (green belt) dapat

menjadi kontrol polusi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan.

Kawasan Hijau (Green belt) memiliki manfaat yaitu:

1. Sebagai pengontrol tingkat polusi udara

2. Sebagai paru-paru kota

3. Peneduh

4. Sebagai kontrol suhu

5. Penahan partikel debu

6. Keindahan Kota

Perkotaan merupakan sebuah pusat aktivitas manusia yang kepadatannya cenderung

tinggi dari wilayah lainnya yang fungsinya selain sebagai tempat hidup juga sebagai tempat

untuk menghasilkan barang dan jasa. Aktivitas manusia sekecil apapun akan menghasilkan

dampak lingkungan. Isu aktivitas perkotaan yang ada dewasa ini adalah tingginya tingkat

urbanisasi, tingginya kebutuhan transportasi dan tingginya limbah yang dihasilkan kota

akibat kegiatan tersebut. Salah satu dampak lingkungan yang paling kompleks dan

berimplikasi luas untuk aktivitas perkotaan adalah polusi udara yang dialami hampir di setiap

kota besar.

Penyebab kurangnya daerah kawasan hijau di kota-kota besar secara general adalah:

1) Industrialisasi,

2) Urbanisasi.

3) Pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik.

4) Tidak adanya mekanisme kontrol yang baik untuk mempertahankan kawasan hijau.

Page 15: Makalah Polusi Udara MPKT B

5) Daya dukung lingkungan yang sudah berkurang memperburuk kondisi perkotaan.

6) Perencanaan yang buruk dalam hal Tata Kota sehingga terjadinya disintegrasi dalam

pembangunan di perkotaan

Solusi untuk menurunkan tingkat polusi udara adalah dengan cara Green Belt

Development, terdapat 2 cara yang digunakan dalam hal ini yaitu dengan cara parameter

biofisik dan parameter sosial ekonomi. Parameter biofisik yang dimaksud di sini adalah

bagaimana pengembangan kawasan hijau yang ideal dan bermanfaat optimum untuk suatu

kota dari segi spesies tanaman, tinggi tanaman, lebar kawasan hijau dan jarak kawasan hijau

dari pusat pencemar. Terdapat beberapa tanaman yang efektif dan efisien untuk

dikembangkan dan ditanam di kawasan hijau yaitu Mangivera indica, Cassia renigera , dan

Ailanthus excelsea . Telah dievaluasi 30 jenis tanaman, dan 3 tanaman tersebut mempunyai

nilai APTI ( Air Pollution Tolerance Index ) paling tinggi yaitu mempunyai nilai toleransi

terhadap polusi udara tinggi sehingga tanaman tersebut dapat bertahan pada tingkat polusi

tinggi dan dapat mengurangi polutan dengan menyerapnya dan melepaskan oksigen di udara.

Faktor biofisik yang perlu diperhatikan adalah kualitas tanah, curah hujan, dan suhu.

Parameter berikutnya adalah parameter sosial - ekonomi, yaitu pertimbangan

keefektifan biaya yang dikeluarkan, kegunaan jangka panjang, keberlanjutan, dan kelayakan

teknologi serta interaksi dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan kawasan hijau.

Page 16: Makalah Polusi Udara MPKT B

2.5 Keterkaitan antara Polusi Udara dengan Kebijakan

Pemerintah Daerah Provinsi Jakarta.

Cara yang paling sederhana mengurangi polusi adalah mengurangi penggunaan

kendaraan bermotor pribadi dan beralih ke berjalan kaki, bersepeda, atau naik angkutan

umum. Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta Peni Susanti

mengatakan, hasil pengukuran kualitas udara stasiun pemantau saat ini sangat akurat

sehingga dapat dijadikan landasan untuk langkah penurunan polusi udara di suatu kawasan.

Beberapa stasiun pemantau kualitas udara akan ditempatkan di kawasan-kawasan padat

kendaraan..

Berdasarkan hal tersebut sudah terlihat jelas bahwa Pemprov DKI Jakarta mulai

menyadari bahwa polusi di DKI Jakarta sudah melebihi ambang batas sehingga muncul

gerakan-gerakan yang dimunculkan agar polusi yang ada di Jakarta berkurang. Stasiun-

stasiun pemantau polusi yang berada di Jakarta memang sudah sepatutnya diperbaharui agar

lebih akurat dalam memberikan data mengenai polusi yang ada di Jakarta. Stasiun pemantau

polusi ini juga seharusnya dipasang di ruas-ruas jalan protokol di Ibukota karena ruas-ruas

jalan itulah yang cukup berpengaruh menyumbang polusi di Jakarta. Stasiun Pemantau Polusi

ini dapat menampilkan kadar partikel di udara secara rata-rata selama tiga jam. Polusi paling

tinggi terjadi pada hari Kamis (26/11), atau sehari sebelum akhir pekan yang panjang, tetapi

kadarnya baru mencapai 110 mikron-gram per meter kubik.

Selain memasang stasiun pemantau polusi, banyak pula peran pemerintah dalam

mengurangi polusi di Jakarta. Misalnya saja Car Free Day yang dilaksanakan setiap hari

Minggu pagi. Program ini bertujuan untuk mengurangi polusi di Jakarta dengan tidak

menggunakan kendaraan bermotor di sejumlah ruas jalan protokol di Ibukota. Program ini

terbukti ampuh dalam mengurangi jumlah polusi di Jakarta karena grafik menunjukkan

bahwa polusi yang terdapat di Ibukota pada hari kerja dan pada hari Minggu saat Car Free

Day dilaksanakan sangat jauh berbeda.

Selain Car Free Day, Pemprov DKI Jakarta juga sebelumnya sudah menciptakan

Undang-undang mengenai pembatasan emisi yang boleh dikeluarkan oleh kendaraan

bermotor. Hal ini juga mulai berkembang karena sudah banyak kendaraan bermotor terutama

mobil yang memeriksa emisi yang dikeluarkan. Tempat-tempat uji emisi yang berada di

Page 17: Makalah Polusi Udara MPKT B

Jakarta juga sudah mulai banyak dibangun oleh pemprov dan beberapa tempat uji emisi

dibangun oleh bengkel-bengkel yang ada di Jakarta. Untuk mendorong warga menguji emisi

kendaraan mereka, Pemprov DKI hanya membolehkan mobil berstiker lolos uji emisi untuk

parkir di IRTI Monas, Jalan Medan Merdeka Selatan. Secara bertahap, kewajiban tersebut

akan dilanjutkan di Balaikota DKI dan balaikota di lima kota se-Jakarta.

Akhir-akhir ini gerakan “Bike to Work” juga banyak dilakukan oleh para pekerja

kantoran yang berada di pusat kota. Hal ini juga dibantu oleh pemerintah dengan membuat

jalur khusus sepeda yang ada di ruas-ruas jalan di ibukota meskipun belum semua ruas jalan

diberikan jalur khusus sepeda.

Transportasi di DKI Jakarta masih terbilang jauh dari layak karena emisi yang

dikeluarkan masih cukup buruk karena kurangnya filterisasi dalam kendaraan tersebut. Selain

itu, kendaraan-kendaraan transportasi di Jakarta masih jarang di uji emisi nya. Hal ini cukup

berpengaruh terhadap tingkat polusi di Jakarta. Maka dari itu, pemerintah mulai sibuk

berbenah mengenai polusi yang timbul dari kendaraan-kendaraan umum di Jakarta dengan

mengganti bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas. TransJakarta juga hampir semua

menggunakan bahan bakar gas. Beberapa angkutan umum mulai mengganti mesin agar dapat

menggunakan bahan bakar gas. Karena selain lebih murah, bahan bakar gas juga lebih ramah

lingkungan bila dibandingkan dengan bahan bakar minyak.

Page 18: Makalah Polusi Udara MPKT B

2.6 Inovasi Baru dalam Mengurangi Polusi

Dalam makalah ini penulis akan memaparkan tiga inovasi baru yang sudah berhasil

dijalankan di beberapa tempat. Inovasi yang pertama adalah Straddilng Bus, yaitu inovasi untuk

mengurangi polusi dalam bidang transportasi. Straddling Bus adalah sebuah alat transportasi umum

yang diciptakan oleh Cina dengan tujuan untuk mengurangi polusi sekaligus mencegah kemacetan.

Bus ini dapat menampung sampai 1200-1500 penumpang, sehingga dapat mengatasi kemacetan

apalagi Straddling Bus tidak mengambil jalur kendaraan lain. Bus ini sangat ramah lingkungan karena

dijalankan dengan listrik dan energi matahari. Selama ini Jakarta mendamba-dambakan adanya

monorail untuk mencegah kemacetan dan polusi. Sebenarnya akan lebih diuntungkan jika Jakarta

tidak membuat monorail, melainkan Straddling Bus karena pembuatannya hanya sebesar 10% dari

keseluruhan biaya pembuatan monorail ataupun subway.

Inovasi yang kedua adalah inovasi dalam bidang lingkungan, yang bernama MODUL

SIKIPAS. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta

Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, saat ini sedang mengembangkan inovasi baru untuk mengolah

sampah organik secara anaerobik. Inovasi ini diberi nama modul SIKIPAS (SIstem Komunal Instalasi

Pengolahan Anaerobik Sampah). Sampah organic dan aorganik akan dipilah. Selanjutnya sampah

organic dikonversi secara alami menjadi kompos padat sedangkan sampah anorganik dijual ke

pengempul. MODUL SIKIPAS ini dapat mempercepat pengolahan sampah.

Inovasi yang terakhir adalah pembangunan rumah hijau. Rumah ini tidak menggunakan kayu,

melainkan baja agar menghindari penebangan pohon-pohon. Sehingga pepohonan tetap dapat

menjaga udara dari pencemaran. Selain itu, rumah ini juga menggunakan aluminium karena

aluminium lebih ramah lingkungan. Batu bata yang digunakan pun batu bata alami yang lebih bisa

menyerap panas matahari dengan baik. Septic tank yang digunakan adalah yang memiliki penyaring

biologis. Yang terakhir, rumah ini menggunakan panel sel surya karena lebih bebas polusi dan hemat

listrik.

Page 19: Makalah Polusi Udara MPKT B

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan Pencemaran udara yang terjadi di Indonesia khususnya di Jakarta disebabkan oleh

gaya hidup masyarakat kota, tata ruang kota, dan kendaraan pribadi yang mulai

tidak terarah jumlahnya.

Solusi yang dapat ditawarkan antara lain dari Teknologi Informasi dan

Komunikasi, lalu dari Pemerintah Daerah Jakarta serta inovasi lain yang

berkembang di masyarakat. Hal ini harus diikuti dengan kesadaran masyarakat

yang harus lebih ditingkatkan.

3.2 SaranUntuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita

semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara,

misalnya tidak memakai kendaraan bermotor yang sudah tua, tidak membuang gas

yang berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain

sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.

Page 20: Makalah Polusi Udara MPKT B

DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, Ahmad. (2002). Lingkungan Hidup. Jakarta: Mahkota Opset

Riyandari, Heni (2009). Theory and Application of Biology. Solo: Tiga Serangkai

Diambil dari situs http://fat.net76.net/PencemaranUdara/materi2.html