Top Banner

of 39

Makalah Pneumonia Dan Bronkopneumonia

Oct 30, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran napas bagian bawah yang terbanyak kasusnya didapatkan di praktek-prakter Dokter atau RS dan sering menyebabkan kematian terbanyak bagi penyakit saluran napas bawah yang menyerang anak-anak dan balita hamper diseluruh dunia. Diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita pneumonia dapat menurunkan kematian anak.Bronkopnemonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai alveolus disekitarnya yang sering menimpa anak-anak dan balita yang disebabkan oleh macam-macam etiologi seperti bakteri ,virus, jamur, dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme tetapi ada juga sejumlah dari non infeksi sekunder terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang dewasa.

Bab IITinjauan pustaka 1) ANATOMI FISIOLOGI DARI PERNAPASAN BAGIAN BAWAHa) Laring Menghubungkan faring dan trakea,merupakan tabung pendek berbentuk seperti kotak dan ditopang oleh kartilago, yaitu: Kartilago tiroid,terletak dibagian proksimal kalenjar tiroid. Biasa lebih besar dan menonjol pada laki-laki akibat hormone yang disekresikan saat pubertas. Kartilago krikoid atau cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal. Terletak di bawah kartilago tiroid. Epiglottis atau katup kartilago elastic yang melekat pada tepian anterior kartilago tiroid. Saat mmenelan,epiglotis secara otomatis menutup untuk mencegah masuknya makanan dan cairan ke system pernapasan. Kartilago aritenoid,terletak diatas dan dikedua sisi kartilago krikoid Kartilago karnikulata .melekat pada bagian ujung kartilago aritenoid Kartilago korneiform,berupa batang batang kecil yang membantu menopang jaringan lunak Pita suara,melekat pada kartilago tiroid dan pada kartilago aritenoid serta kartilago krikoid Glottis,astium antara pita suara dan laring

b.) Trakea Merupakan tuba dengan panjang 10cm-20cm dan berdiamater 2,5cm serta terletak diatas permukaan anterior esophagus. Tuba ini merentang dari laring pada area vertebra servikalis ke-6 sampai area vertebra toraks ke-5. Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus. Trakea tersusun oleh 16-20 cincin. Kartilago berbentuk C,dan dilapisi epithelium respiratoriuk yang mengandung banyak sel goblet.c.) Bronkus primer Bronkus kanan berukuran lebih pendek,lebih tebal,dan lebih lurus dibandingkan bronkus kiri karena arkus aorta membelokan trakea bawah ke kanan. Berbentuk tidak simetris Bronkus kiri lebih panjang,lebih sempit,dan sudutnya lebih runcing Setiap bronkus primer bercabang 9-12x untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin kecil

d.) Bronkilus Merupakan salah suatu cabang yang lebih kecil dan tidak memiliki kartilago dalam dindingnya. Setiap bronkiolus memecah menjadi cabang-cabang yang lebih kecil. Duktus alveolaris atau cabang yang paling kecil,setiap ujung terdapat sekelompok alveolus.1. Alveolus Merupakan kantung udara yang berukuran sangat kecil,yang merupakan tempat pertukaran gas. Terdapat >150juta alveoli pada setiap paru sehingga memberi bentuk pada paru seperti spons dan dikelilingi banyak kapiler darah. Pada alveoli terdapat pula makrofag alveolar yang memfagositosis partikel atau bakteri yang masuk ke permukaan paru-paru. Terdiri dari 3 jenis yaitu : Tipe 1(sel alveolar) yang membentuk dinding alveoi Tipe 2 (sel septa) yang mengsekresikan surfaktan Tipe 3 yang merupakan makrofag yang berfungsi sebagai sel fagositosis.f.) Paru-paru Adalah organ berbentuk pyramid seperti spons dan berisi udara,terletak didalam rongga toraks. Paru kanan terdiri dari 3 lobus dan 10 segmen yaitu : Lobus superior Apeks Posterior Anterior

Lobus anferior Superior Basal lateral Basal medial Basal posterior Lobus medial Lingular inferior Lingular superior Paru kiri terdiri dari 2 lobus dan 9 segmen yaitu: Lobus superior: apeks, anterior,lingular,superior,lingular inferiol Lobus inferior : apeks,basal medial,basal posterior,basal anterior dan basal lateral. Pada paru-paru terdapat pleura-pleura yaitu pleura parentalis yang melapisi ronga dada. Pleura viseralis yang menyelubungi setiap paru Terdapat cairan setiap pleura yang berfungsi untuk: Mempermudah gerakan kedua permukaan selama pernapasan dan sebagai pemisah antara paru dan rongga dada. Sebagai pelumas. Pada orang normal berkisar antara 10-20ml.

BAB IIIPEMBAHASAN

A. KASUS PEMICU 3 Nono, laki-laki umur 4 tahun, dibawa ke IGD RSSM dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hariyang lalu dan hari ini bertambah sesak. 5 hari sebelumnya,penderita batuk-batuk yang disertai demam dan pilek. Pemeriksaan Fisik : BB = 15 kg, TB = 90 cm. Tanda vital : TD 100/60 mmHg, HR: 140x/menit, regular, RR : 38x/menit, suhu 39 0C. Pasien tampak sianosis sirkumolar, napas cuping hidung. Rongga thoraks : retraksi intercostals, subcostal dan suprasternal. Perkusi : pekak pada seluruh lapangan paru, auskultasi : suara nafas menurun, ronkhi basah halus nyaring pada kedua lapangan paru. Pemeriksaan Laboratorium : Hb : 11,8 gr/dl, leukosit : 23000/mm3, LED : 14 mm/jam.

1.1 Kata kunci:1. Usia 4 tahun2. Sesak napas3. RR4. Batuk-batuk 5. Sianosis sirkumoral6. Demam 7. Cuping Hidung8. HR9. Suara Menurun.1.2 Jawaban kata kunci: 1. Usia 4 tahun Pada anak usia 4 tahun masih mengalami proses tumbuh kembang, dan perkembangan pada organ-organnya juga mengalami pertumbuhan seperti pada saluran pernapasan Anak usia 4 tahun juga mekanisme tubuhnya belum efektif dan pertahanan tubuhnya juga belum maksimal sehingga anak muda terkena penyakit (infeksi,mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh.) Pada umur 4 tahun anak-anak sangat suka berlari-lari (bermain) dan suka memasuki benda-benda kedalam mulut sehingga waktu berlari benda yang dimasukkan kedalam mulut bisa tertelan dan masuk kedalam saluran pernapasan.2. Sesak : Bisa terjadi jika ruang fisiologis meningkat maka akan dapat menyebabkan gangguan pada pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat sehingga terjadi sesak napas Bisa terjadi jika peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga akan terganggu dan juga dapat menyebabkan dispnea. Akibat dari benda asing masuk kedalam saluran pernapasan sehingga menghambat saluran pernapasan. Karena pemenuhan oksigen didalam paru-paru tidak terpenuhi sehingga tubuh mengalami kekurangan oksigen sehingga menimbulkan sesak. Adanya gangguan pada saluran pernapasan seperti hidung,tenggorokan. Adanya infeksi pada saluran pernapsan dan penyempitan saluran pernapasan.3. RR : 38x/menit Terjadi peningkatan pernafasan pada anak usia 4 tahun yang normalnya 12-24 Karena akibat dari sesak napas, yang terjadi saat adanya peningkatan tahanan jalan napas. Adanya pengumpulan secret.4. Batuk : 1. Secara umum batuk disebabkan oleh apa saja yang mengiiritasi saluran pernapasan (bahan asing,(,asap). Selain itu juga penyebab umum(infeksi,flu,sinisitis), penyakit lain(alergi,asma,bronchitis) serta efek samping obat

Batuk akut adalah gejala yang terjadi kurang dari tiga minggu dan biasanya disebabkan oleh flu dan alergi. Batuk kronis adalah gejala batuk yang terjadi lebih dari tiga atau hingga delapan minggu. 2. Ketika benda asing masuk dalam trakea dan laring.3. Usaha anak untuk mengeluarkan sumbatan yang membuat dia tersedak.4. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing didalam tubuh.5. Infeksi/radang saluran oernapasan akibat dari mikroorganisme dan merupakn suatu gejala penyakit.

5. Sianosis sirkumoral: Sianosis adalah: suatu keadaan dimana membran mukosa berwarna kebiruaan akibat penumpukan deksihemoglobin pada pembulu darah kecil di area tersebut. Sianosis biasanya terlihat pada bibir, kuku dan telinga. Tingkat penurunan saturasi oksigeb juga dapat menyebabkan sianosis. Adanya gangguan pada tubuh seperti kebiruan akibat karena tubuh(bibir) mengalami kekurangan oksigen.6. Demam Peningkatan suhu tubuh melebihi batas suhu tubuh yang normal Proses perubahan yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh zat toksin yang masuk kedalam tubuh. Umumnya keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi)didalam tubuh. Proses peradangan ini merupakan mekanisme pertahan dasar tubuh trhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh, proses peradangan diawali dengan masuknya zat toksin(mikroorganisme) kedalam tubuh. Mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin tertentu yang dikenal sebagai pirogen oksigen. Dengan masuknya Mikroorganisme tersebut tubuh akan berusaha melawan dan mencegah dengan pertahan tubuh antara lain berupa leokosit, makrofog dan limfosit untuk memakannya (fagositosis). Dengan adanya proses fagositosis ini tubuh akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endrogenyang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endrgen yang keluar akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus untuk mengelurkan substansi yakni asam orakidonat. Asam ini dapat keluar karena adanya bantuan enzim, fosfolipase A2. Asam ini akan memacu mengeluarkan prostlagandi. Pengeluaran ini akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagi komponsainya hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh(diatas suhu normal). 7. Napas cuping hidung Terjadi karena untuk memaksimalkan pemenuhan oksigen karena salah satu broncus tersumbat Paru-paru berusaha menghirup oksigen agar bisa terpenuhi oksigen didalam paru-paru. Karena adanya sesak napas, sehingga terjadi kembang kempis untuk membantu proses pernapasan yang efektif.8. Frenkuensi pernapasan 40x/menit Tidak normal pada anak usia 4 tahun karena frekuensi pernapasan pada anak adalah 25-30x/menit, terjadinya peningkatan frekuensi karena adanya gangguan pada ventilasi.9. Suara napas menurun Adanya kerusakan dari organ paru sehingga saat fase inspirasi berkurang.

1.3 Pertanyaan-pertanyaan dari pneunomia dan broncopneumonia1) Definisi2) Etiologi3) Patofisiolog4) Klasifikasi 5) Komplikasi6) Pemeriksaan diagnostik7) Penatalaksanaan medis8) Discharge plaining9) Pengkajian 10) Diagnosa keperawatan dan intervensi

Jawaban pertanyaan dibahas pada Pembahasan bab IV dan bab V !

BAB IVPNEUNOMIA Konsep dasar medik1 .DEFENISIPneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru,distal dari bronkhus terminalis yang mencakup bronkuolus respiratorius,alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat.Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berdercak,teratur dalam atau lebih area teralokasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada bronkopneumonia terjadi konsolidasi yang berdecak.

2. ETIOLOGIBerdasarkan etiologinya, dibagi atas; Bakteri, terjadi akibat inhalasi mikroba yang ada di udara (bakteri pneumokokus). Virus respiratory syncytial, virus influensa, virus adeno, virus sistomegalik. Pneumonia hipostatikPenyakit ini disebabkan tidur terlentang terlalu lama. Jamur

3. KLASIFIKASI1. Berdasarkan Sumber Infeksia. Pneumonia yg didapat di masyarakat (Community-acquired pneumonia.)1. Streptococcus pneumonia merupakan penyebab utama pada orang dewasa2. Haemophilus influenzae merupakan penyebab yang sering pada anak-anak.3. Mycoplasma sering bisa menjadi penyebab keduanya (anak & dewasa)b. Pneumonia yg didapat di RS (Hospital-acquired pneumonia )1.) Terutama disebabkan kerena kuman gram negatif2.) Angka kematiannya > daripada CAP (Community-acquired pneumonia.)3.) Prognosis ditentukan ada tidaknya penyakit penyertac. Pneumonia aspirasi1.) Sering terjadi pada bayi dan anak-anak2.) Pada orang dewasa sering disebabkan oleh bakteri anaerobd. Pneumonia Immunocompromise host1.)Macam kuman penyebabnya sangat luas, termasuk kuman sebenarnya mempunyai patogenesis yang rendah2.)Berkembang sangat progresif menyebabkan kematian akibat rendahnya pertahanan tubuh2. Berdasarkan Kuman Penyebaba. Pneumonia bakteria1. Sering terjadi pada semua usia2. Beberapa mikroba cenderung menyerang individu yang peka, misal; Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphylococcus menyerang pasca influenza. b. Pneumonia Atipikal1.) Disebabkan: Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia2.) Sering mengenai anak-anak dan dewasa mudac. Pneumonia yang disebabkan virus1.) Sering pada bayi dan anak-anak2.) Merupakan penyakit yang serius pada penderita dengan pertahanan tubuh yang lemahd. Pneumonia yang disebabkan oleh jamur atau patogen lainnya1.) Seringkali merupakan infeksi sekunder2.) Predileksi terutama pada penderita dengan pertahanan tubuh yang rendah

3. Berdasarkan Predileksi atau Tempat Infeksia. Pneumonia lobaris (lobar pneumonia)1. Sering pada pneumonia bakterial2. Jarang pada bayi dan orang tua3. Pneumonia terjadi pada satu lobus atau segmen, kemungkinan dikarenakan obstruksi bronkus misalnya : aspirasi benda asing pada anak atau proses keganasan pada orang dewasa.b. Bronchopneumonia1.) Ditandai adanya bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru2.) Dapat disebabkan bakteri maupun virus3.) Sering pada bayi dan orang tua4.) Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkusc. Pneumonia interstisialis (interstitial pneumonia)1) Proses terjadi mengenai jaringan interstitium daripada alevoli atau bronki,2) Merupakan karakteristik (tipikal) infeksi oportunistik (Cytomegalovirus, Pneumocystis carinii).

4. PATOFISIOLOGI Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya. Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus.2 Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata.Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis.

5. MANIFESTASI KLINIK Secara khas di awali dengan awitan menggigil,demam yang timbul dengan cepat ( 39,50C - 40,50C ) Nyeri dada yang ditusuk-tusuk yang di cetuskan oleh bernapas dan batuk Takipnea (25-45x/menit) disertai dengan pernapasan mendengus,pernapsan cuping hidung Nadi cepat dan bersambung Bibir dan kuku sianosis Sesak napas

6. KOMPLIKASI Empisema : suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalamrongga pleura akibat infeksi, Atelektasis : pengembangan paru yang tidak sempurna, Abses : pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK .sinar x: mengidentifikasi distribusi (misalnya:lobar,broncial, dapat juga menyatakan abses pemeriksaan gram/kultur,sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasisemua organisme yang ada Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus Pemeriksaan fungsi paru untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi Brokostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing

8. PENTALAKSANAAN MEDIS Kemoterapi Pemberian kemoterapi harus berdasarkan pentunjuk penemuan kuman penyebab infeksi (hasil kultur sputum dan tes sensitivitas kuman terhadap antibodi). Bila penyakitnya ringan antibiotik diberikan secara oral, sedangkan bila berat diberikan secara parenteral. Apabila terdapat penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan, maka harus diingat kemungkinan penggunaan antibiotik tertentu perlu penyesuaian dosis (Harasawa, 1989). Pengobatan Umum Terapi Oksigen Hidrasi Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat hidrasi dilakukan secara parenteral Fisioterapi Penderita perlu tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk menghindari pneumonia hipografik, kelemahan dan dekubitus.

9. PENGOBATAN PNEONIMIADalam mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya. Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat dirawat dirumah. Penderita yang tidak dirawat di RS Istirahat ditempat tidur, bila panas tinggi di kompres Minum banyak Obat-obat penurunan panas, mukolitik, ekspektoran Antibiotika Penderita yang dirawat di Rumah Sakit, penanganannya di bagi 2 :Penatalaksanaan Umum Pemberian Oksigen Pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit Mukolitik dan ekspektoran, bila perlu dilakukan pembersihan jalan nafas Obat penurunan panas hanya diberikan bila suhu > 400C, takikardi atau kelainan jantung. Bila nyeri pleura hebat dapat diberikan obat anti nyeri. Pengobatan kausal

Dalam pemberian antibiotika pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan MO(Mikroorganisme) dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi beberapa hal perlu diperhatikan : Penyakit yang disertai panas tinggi untuk penyelamatan nyawa dipertimbangkan pemberian antibiotika walaupun kuman belum dapat diisolasi. Kuman pathogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab sakit, oleh karena itu diputuskan pemberian antibiotika secara empiric. Pewarnaan gram sebaiknya dilakukan. Perlu diketahui riwayat antibiotika sebelumnya pada penderita.

10. DISCHARGE PLANNINGPerawatan di rumah yang dapat dilakukan pada bayi atau anak yang menderita pneumonia antara lain : Mengatasi demamUntuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es). Mengatasi batukDianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan tiga kali sehari. Pemberian makananBerikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

ASUHAN KEPERAWATANA. PENGKAJIANData dasar pengkajian pasien: Aktivitas/istirahatGejala : kelemahan, kelelahan, insomniaTanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas. SirkulasiGejala : riwayat adanyaTanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat Makanan/cairanGejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitusTanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia(malnutrisi) NeurosensoriGejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)Tanda : perusakan mental (bingung) Nyeri/kenyamananGejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan) PernafasanGejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.Tanda : sputum: merah muda, berkarat perpusi: pekak datar area yang konsolidasi premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi Bunyi nafas menurun Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku KeamananGejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid, demam.Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar Penyuluhan/pembelajaranGejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronisTanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 8 hari.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENS KEPERAWATAN1. Kebersihan jalan nafas tidak efektif b/d infeksi trakeaobronkial,pembentukan odema,peningkatan produksi sputum. Kriteria Hasil : Menunjukkan perilaku mencapai kebersihan jalan nafas Menunjukkan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tak ada dispnea atau sianosis Intervensi Keperawatan :Mandiri Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada Bantu pasien untuk batuk efektif dan nafas dalam Penghisapan sesuai indikasi Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari Rasional : Ketidakefektifan pengeluaran secret yang selanjutnya dapat menimbulkan penggunaan otot bantu napas dan peningkatan kerja pernapasan Menurunkan upaya bernapas,ventilasi maksimal membuka area atelektesis dan meningkatnya gerakan secret kejalan napas besar untuk di keluarkan. Bila klien tidak mampu mengeluarkan secret. Hidrasi yang adekuat membantu mengencerkan secret dan mengefektifkan pembersihan jalan napas. Kolaborasi Berikan obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik Pemberian obat sesuai indikasi : obat anti biotik Rasional : Bronkodilator meningkatkan diameter lumen percabangan trakeobronkial sehingga menurunkan tahanan terhadap aliran darah. Mulkolitik menurunkan kekebalan dan perlengkapan secret paru untuk mempermudah mengobati pneumonia. Pengobatan antibiotik yang ideal berdasarkan pada tes uji resistensi bakteri terhadap jenis antibiotic .2. Kerusakan pertukaran gas b/d perubahan membrane alveolar-kapiler(efek inflamasi),gangguan kapasitas oksigen darah. Kriteria Hasil :Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan Analisa Gas Darah dalam rentang normal dan tak ada gejala distress pernafasanBerpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigen Intervensi Keperawatan : mandiri Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku Ajarkan pernapasan bibir selama ekspirasi Tingkatkan tirah baring, batasi aktifitas Rasional : Efeknya terhadap pernapasan bervariasi dari gejala ringan, dispnea dan distress pernapasan Akumulasi secret dan berkurangnya jaringan paru yang sehat dapat mengganggu oksigenasi organ vital dan jaringan tubuh Membuat tahanan udara luar untuk mencegah kolaps sehingga membantu menyebarkan udara melalui paru dan mengurangi napas pendek. Kolaborasi Berikan terapi oksigen dengan benar Awasi Analisa Gas Darah Rasional : Dapat mengoreksi hipoksemia yang terjadi akibat penurunan ventilasi Penurunan kadar O2 dan saturasi, peningkatan PCO2 menunjukkan kebutuhan untuk intervensi/perubahan program terapi

3.Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi Kriteria Hasil : Pasien tidak memperlihatkan tanda peningkatan suhu tubuh Tidak menggigil Nadi normal Intervensi Keperawatan : Kaji tanda-tanda vital 4 jam atau lebih sering. Lakukan tindakan pendinginan sesuai kebutuhan (kompres dingin) Berikan obat sesuai indikasi : antipiretik Kenakan pakaian minimal Berikan antibiotic sesuai dengan anjuran dan evaluasi keefektifan.11. Rasional : Acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien Konduksi suhu membantu menurunkan suhu tubuh Penting bagi klien yang bersuhu tinggi,dan pemberian obat merupakan wewenang dokter sehingga perawat perlu beerkolaborasi dalam hal ini Untuk mengurangi penguapan tubuh Antibiotic digunakan untuk mengatasi infeksi4.Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,kelemahan,keletihan Kriteria Hasil : Melaporkan / menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan dan Tanda-tanda Vital dalam rentang normal Intervensi Keperawatan Monitor frekuensi nadi dan napas sebelum dan sesudah aktivitas . Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung Tunda aktivitas jika frekuensi nadi dan napas meningkat secara cepat Pertahankan terapi oksigen selama aktivitas dan lakukan tindakan pencegahan terhadap komplikasi akibat imobilisasi jika klien dianjurkan tirah baring lama. Rasional : Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari sasaran yang diharapkan Membantu menurunkan kebutuhan oksigen yang meningkat akibat peningkatan aktivitas Gejala-gejala tersebut merupakan tanda adanya intoleransi aktivitas. Konsumsi oksigen meningkat jika aktivitas meningkat dan daya tahan tubuh klien dapat bertahan lama jika ada waktu istirahat.

Adanya sumber infeksi didalam saluran pernapasanPATWA

Daya tahan saluran pernapasan yang terganggu

obstruksi mekanik saluran pernapasan karena aspirasi bekuan darah, pus, dan tumor bronkus.Aspirasi bakteri berulang

Peradangan pada bronkus menyebar ke parenkim paru

Terjadi konsilidasi dan pengisian rongga alveoli oleh eksudat

Reaksi sistemik : bakteri dan virus,demam, penurunan berat badan dan kelemahanPenurunan jaringan paru dan kerusakan membrane alveolar-kapilerEdema trakea/faringPeningkatan produksi sekret

Batuk produktifSesak napasPenurunan kemampuan batuk efektif

Peningkatan laju metabolism umum,Intake nutrisi tidak adekuat,Kurangnya pemenuhan istirahat dan tidur,kecemasanSesak napas, pola napas tidak efektif

Dx : ketidakefektifan jalan napas b/d penumpukan sekret

Dx : Gangguan pertukaran gas b/d kerusakan alveolus

Dx : perubahan nutrisi yang berkurang b/d peningkatan metabolism tubuh dan penurunan nafsu makan

BAB VBRONKOPNEUMONIA

Konsep dasar medikA. DEFENISI Bronkopnemonia adalah suatu infeksi akut pada paru-paru yang secara anatomi mengenai bagian lobus paru,mulai dari parenkim paru sampai pembatasan bronkus yang dapat di sebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri,virus,jamur dan benda asing di tandai oleh trias ( sesak nafas,pernapasan cuping hidung,sianosis sekitar hidung/mulut ).

B. ETIOLOGIBerdasarkan etiologinya, dibagi atas : 1. BakteriPneumokok, merupakan penyebab utama pneumonia. Pada orang dewasaumumnya disebabkan oleh pneumokok serotipe 1 sampai dengan 8. Sedangkan pada anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9. Inseiden meningkat pada usia lebih kecil4 tahun dan menurun dengan meningkatnya umur.Steptokokus, sering merupakan komplikasi dari penyakit virus lain, sepertimorbili dan varisela atau komplikasi penyakit kuman lainnya seperti pertusis, pneumonia oleh pnemokokus. 2. Virus respiratory syncytial, virus influensa, virus adeno, virus sistomegalik.3. Aspirasi4. Pneumonia hipostatik Penyakit ini disebabkan tidur terlentang terlalu lama.5. Jamur 6. Sindroma Loeffler.

C. PATOFISIOLOGI Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi makanan dan minuman.Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut, sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan ganbaran sebagai berikut:1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.(Soeparman, 1991)

D.KLASIFIKASI Brongkhopneumonia menurut lokasinya terbagi atas ; Pneumonia lobaris : mencakup satu lebih dari satu lobus Pneumonia brongkhialis : inflamasi yang sebenarnya secret mukopurulent yang berkonsolidasi dengan lobus yang terdekat Pneumonia intensitas : proses inflamasi terjadi pada dinding alveolar

E.MANIFESTASI KLINIK Kesulitan dan sakit pada saat pernapasan,nyeri pleurik,nafas dangkal dan mendengus,takipnue Bunyi nafas diatas area yang mengalami konsolidasi Gerakan dada tidak simetris Menggigil dan demam 38,80C-41,10C Diaphoresis Batuk kental Sianosis

F. KOMPLIKASI Efusi pleura terjadi dimana cairan terkumpul dan terakumulasi dalam rongga pleura Atelektasi terjadi akibat obstruksi bronkus oleh penumpukan sekresi Delirium terjadi mungkin disebabkan oleh hipoksia atau sindroma putus alcohol Superinfeksi dapat terjadi dengan pemberian dosis antibiotik yang sangat besar seperti penisilinG. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Pemeriksaan Rontgen Pemeriksaan ini dapat menunjukkan kelainan sebelum hal ini dapat ditemukan secara pemeriksaan fisik. Pada bronchopneumonia bercak bercak infiltrat didapatkan pada satu atau beberapa lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsosolidasi pada satu atau beberapa lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus. Foto rongent dapat juga menunjukkan adanya komplikasi pada satu atau beberapa lobus. Foto rongent dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis, abses paru, perikarditis dll.2.Pemeriksaan laboratoriumGambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 40.000/mm3 dengan pergeseran ke kiri. Kuman penyebab dapat dibiakkan dari usapan tenggorokan dan 30% dari darah. Urine biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albuminuria ringan karena suhu yang naik dan sedikit torak hialin

H. PENATALAKSANAAN MEDIS Menjaga kebersihan Melaksanakan Imunisasi agar dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut. Pemberian asi eksklusif Memproteksi diri

I.DISCHARGE PLANING1)Evaluasi kesiapan untuk pulang. Factor yang dikaji adalah sebagai berikut :1. Status pernafasan yang stabil2. Masukan nutrisi dan pertumubuhan yang adekuat3. Kebutuhan obat yang stabil4. Rencana pengobatan medis yang realistik untuk di rumah5. orang tua dan pemberi asuhan lain dapat memberi perawatan yang diperlukan2) sarana di rumah dan monitor yang diperlukan disediakan3) orang tua memiliki dukungan social dan finansial yang dibutuhkan Beri instruksi pemulangan kepada orang tua seperti berikut :1. bagaimana memantau tanda tanda distress pernafasan dan masalah medis lainnya2. kebutuhan makan perorangan3. kebutuhan bayi sehat4. kapan harus memanggil dokter5. bagaimana melakukan resusitau jantung paru6. penggunaan peralatan dirumah dan pemantauan7. bagaimana memberi dan memantau efek pengobatan8. pencegahan infeksi9. pentingnya daerah bebas rokok10. aktivitas perkembangan yang tepat11. pengenalan isyarat stress dan interaksi pada bayi12. sumber di komunitas dan sarana pendukung yang ada.

ASUHAN KEPERAWATANA.PENGKAJIANa. Aktivitas / istirahatGejala: kelemahan, kelelahan, insomniaTanda: Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitasb. SirkulasiGejala: riwayat gagal jantung kronisTanda: takikardi, penampilan keperanan atau pucatc. Integritas EgoGejala: banyak stressor, masalah finansiald. Makanan / CairanGejala: kehilangan nafsu makan, mual / muntah, riwayat DMTanda: distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgorburuk, penampilan malnutrusie. NeurosensoriGejala: sakit kepala dengan frontalTanda: perubahan mentalf. Nyeri / KenyamananGejala: sakit kepala nyeri dada meningkat dan batuk myalgia, atralgiag. PernafasanGejala: riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasalTanda: sputum ; merah muda, berkarat atau purulenPerkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleuralBunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas BronkialFramitus : taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasiWarna : pucat atau sianosis bibir / kukuh. KeamananGejala: riwayat gangguan sistem imun, demamTanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan, mungkin pada kasus rubeda / variselai. PenyuluhanGejala: riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENS KEPERAWATAN Kebersihan jalan nafas tidak efektif b/d infeksi trakeaobronkial,pembentukan odema,peningkatan produksi sputum.Kriteria Hasil : Menunjukkan perilaku mencapai kebersihan jalan nafas Menunjukkan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tak ada dispnea atau sianosisIntervensi Keperawatan :Mandiri Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada Bantu pasien untuk batuk efektif dan nafas dalam Penghisapan sesuai indikasi Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari

Rasional : Ketidakefektifan pengeluaran secret yang selanjutnya dapat menimbulkan penggunaan otot bantu napas dan peningkatan kerja pernapasan Menurunkan upaya bernapas,ventilasi maksimal membuka area atelektesis dan meningkatnya gerakan secret kejalan napas besar untuk di keluarkan. Bila klien tidak mampu mengeluarkan secret. Hidrasi yang adekuat membantu mengencerkan secret dan mengefektifkan pembersihan jalan napas.

Kolaborasi Berikan obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik Pemberian obat sesuai indikasi : obat anti biotikRasional : Bronkodilator meningkatkan diameter lumen percabangan trakeobronkial sehingga menurunkan tahanan terhadap aliran darah. Mulkolitik menurunkan kekebalan dan perlengkapan secret paru untuk mempermudah mengobati pneumonia. Pengobatan antibiotik yang ideal berdasarkan pada tes uji resistensi bakteri terhadap jenis antibiotic . Kerusakan pertukaran gas b/d perubahan membrane alveolar-kapiler(efek inflamasi),gangguan kapasitas oksigen darah.Kriteria Hasil : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan Analisa Gas Darah dalam rentang normal dan tak ada gejala distress pernafasan Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenIntervensi Keperawatan : Mandiri Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku Ajarkan pernapasan bibir selama ekspirasi Tingkatkan tirah baring, batasi aktifitas

Rasional : Efeknya terhadap pernapasan bervariasi dari gejala ringan, dispnea dan distress pernapasan Akumulasi secret dan berkurangnya jaringan paru yang sehat dapat mengganggu oksigenasi organ vital dan jaringan tubuh Membuat tahanan udara luar untuk mencegah kolaps sehingga membantu menyebarkan udara melalui paru dan mengurangi napas pendek. Kolaborasi 1. Berikan terapi oksigen dengan benar2. Awasi Analisa Gas DarahRasional :a) Dapat mengoreksi hipoksemia yang terjadi akibat penurunan ventilasi b) Penurunan kadar O2 dan saturasi, peningkatan PCO2 menunjukkan kebutuhan untuk intervensi/perubahan program terapi Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksiKriteria Hasil : Pasien tidak memperlihatkan tanda peningkatan suhu tubuh Tidak menggigil Nadi normalIntervensi Keperawatan : Kaji tanda-tanda vital 4 jam atau lebih sering. Lakukan tindakan pendinginan sesuai kebutuhan (kompres dingin) Berikan obat sesuai indikasi : antipiretik

Rasional : Acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien Konduksi suhu membantu menurunkan suhu tubuh Penting bagi klien yang bersuhu tinggi,dan pemberian obat merupakan wewenang dokter sehingga perawat perlu beerkolaborasi dalam hal ini Untuk mengurangi penguapan tubuh Antibiotic digunakan untuk mengatasi infeksi Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,kelemahan,keletihanKriteria Hasil :Melaporkan / menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan dan Tanda-tanda Vital dalam rentang normalIntervensi Keperawatan Monitor frekuensi nadi dan napas sebelum dan sesudah aktivitas . Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung Tunda aktivitas jika frekuensi nadi dan napas meningkat secara cepat Pertahankan terapi oksigen selama aktivitas dan lakukan tindakan pencegahan terhadap komplikasi akibat imobilisasi jika klien dianjurkan tirah baring lama.Rasional : Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari sasaran yang diharapkan Membantu menurunkan kebutuhan oksigen yang meningkat akibat peningkatan aktivitas

PATWAY

Aspirasi benda asingBakteri : stopylokokusVirusjamur

Masuk dalam traktus respirasi

Menginvasi alveolusFagositosis leukosit,makrofag limfositMenginvasi bronkusMasuk dalam sel pencernaan

Reaksi inflamasi bronkus

Dx : Hipertermi b/d reaksi inflamasiPenurunan sel pointE2 bekerja di hipotalamusZat IL-1 mencapai hipotalamusMenginduksi prostaglandin(E2)Pelepasan zat IL-1 (pirogen endogenDx : bersihan jalan napas tidak efektif b/d akumulasi sekretDx : gangguan keseimbangan b/d output meningkatAkumulasi sekretMengekspresi mucus berlebihanDiaremalabsorsiGangguan pertukaran gas b/d kerusakan alveoliGangguan difusiDilatasi pembuluh darah, edema alveolus dan kapilerMenstimulus sel gobletPeningkatan floranormal di ususPeningkatan peristaltic usus

BAB VIPENUTUPANA. KesimpulanPneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi : pneumonia lobaris, pneumonia interstisial, bronkopneumonia.Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkus bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak. Bronkopnemonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus di sekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita yang disebabkan bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur.

B. Saran dan kritikSetelah penulisan makalah ini, kami mengharapkan masyarakat pada umumnya dan mahasiswa keperawatan pada khususnya mengetahui lebih dalam mengenai Pneumonia dan Bronkopnemonia. Untuk mencegah komplikasi klien dapat diberikan tambahan oksigen untuk mempermudah pernafasan . Kepada para ibu yang sedang hamil juga diharapkan bisa menjaga kesehatan serta nutrisi sehingga penyakit dapat dicegah.

DAFTAR PUSTAKA

Muttaaqin,Arif .(2012). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sstem Pernapasan. Salemba Medika . Jakarta Nanda. (2007). Diagnose Nanda: Nic dan Noc.Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Penyakit. Salemba Medika. Jakarta.Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Pada Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan). Salemba Medika. Jakarta.Soegijanto,Soegeng, (2002). Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan Pelaksanaan. Salemba Medika, Jakarta.

[10]