Top Banner
Makalah Audit Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara Nama Kelompok : Gayut Widya Prakosa 111810401013 Fandi An’yah Noor B. 121810401013 Yudi Pramana 121810401015 Selvi Oktayusida JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014
15

MAKALAH PLTU BATUBARA

Sep 03, 2015

Download

Documents

biologi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Makalah Audit Lingkungan

    Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara

    Nama Kelompok :

    Gayut Widya Prakosa 111810401013

    Fandi Anyah Noor B. 121810401013

    Yudi Pramana 121810401015

    Selvi Oktayusida

    JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • BAB 1. PENDAHULUAN

    Batubara salah satu sumber energi primer. Beberapa ahli sejarah yakin

    bahwa batubara pertama kali digunakan secara di Cina. Ada laporan yang

    menyatakan bahwa suatu tambang di timur laut Cina menyediakan batu bara

    untuk mencairkan tembaga dan untuk mencetak uang logam sekitar tahun 1000

    SM. Kemudian penemuan revolusional mesin uap oleh James Watt, yang

    dipatenkan pada tahun 1769, sangat berperan dalam pertumbuhan penggunaan

    batu bara. Oleh karena itu, penambangan dan penggunaan batu bara tidak dapat

    dilepaskan dari sejarah Revolusi Industri, terutama terkait dengan produksi besi

    dan baja, transportasi kereta api dan kapal uap. Hal tersebut yang menjadi sejarah

    dari penggunaan batubara sebagai sumber energi.

    Seiring kemajuan teknologi, kebutuhan akan listrik menjadi kebutuhan

    utama bagi keberlangsungan hidup manusia, tidak hanya untuk skala rumah

    tangga terlebih untuk dunia perindustrian. Mengingat akan hal ini, maka PT PLN

    (Persero) sebagai perusahaan negara yang bertugas menyediakan kebutuhan listrik

    mencanangkan Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik. Salah satu

    realisasi dari program ini adalah dengan dibangunnya Proyek PLTU Rembang

    yang terdiri dari dua unit yang masing-masing berdaya 315 MW. Selain PLTU

    Rembang, masih ada dua proyek PLTU yang juga dibangun di lokasi pulau Jawa,

    yaitu PLTU Labuan, Banten dan PLTU Indramayu, Jabar yang terdiri dari dua

    unit juga masing-masing berdaya 330 MW. Dengan dibangunnya proyek PLTU

    ini sekaligus memanfaatkan potensi batubara kalori rendah (low rank coal),

    dikarenakan batubara digunakan sebagai bahan bakar utama PLTU.

    Batubara merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari

    endapan organik utama yaitu sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses

    pembatubaraan. Batubara memiliki berbagai penggunaan yang penting di seluruh

    dunia. Penggunaan yang paling penting adalah untuk membangkitkan tenaga

    listrik, produksi baja, pembuatan semen dan proses industri lainnya serta sebagai

    bahan bakar cair. Pengguna batubara yang lainnya mencakup pusat pengolahan

  • alumina, pabrik kertas, dan industri kimia serta farmasi. Beberapa produk kimia

    dapat diproduksi dari hasil-hasil sampingan batubara.

    Namun dari berbagai jenis beberapa aspek dampak pembakaran batubara

    dapat berdampak negatif pada lingkungan, misalnya pencemaran lingkungan,

    pencemaran udara, hujan asam, kerusakan ekosistem. CO2 merupakan emisi gas

    buang yang dapat membentuk lapisan pada atmosfer yang dapat menyelubungi

    permukaan bumi sehingga dapat menimbulkan efek rumah kaca. Hal tersebut

    hanya satu dari berbagai dampak yang akan di akibatkan pembakaran batubara

    oleh PLTU batubara. Maka dari itu untuk mengetahui informasi tersebut lebih

    lengkap maka dilakukanlah audit lingkungan (dengan mencari informasi

    diberbagai sumber, misal internet) untuk memeriksa berbagai dampak yang

    diakibatkan oleh pemanfaatan batubara untuk pembangkit listrik tenaga uap batu

    bara terhadap lingkungan.

    BAB 2. PEMBAHASAN

    2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Batubara

  • Gambar 2.1.1 Batubara

    (sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2286324-cara-kerja-pltu-

    batubara/#ixzz3CojYZptR)

    Pembangkit listrik tenaga batu bara merupakan pembangkit listrik yang

    paling banyak digunakan di Indonesia. 43,7% dari keseluruhan daya Indonesia

    berasal dari batu bara. Indonesia sendiri merupakan pengekspor batu bara nomor 2

    paling banyak di dunia setelah Australia. Pulau Kalimantan merupakan penghasil

    utama batubara di Indonesia, lebih dari 70% produksi batubara negeri ini berasal

    dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Pengerukan batubara yang sangat

    massif di daerah tersebut meninggalkan jejak kerusakan yang maha dasyat, mulai

    dari lubang-lubang raksasa yang ditinggalkan begitu saja pasca batubaranya

    dikeruk habis oleh perusahaan tambang, sampai penggusuran masyarakat adat dari

    tanah yang telah mereka tinggali selama ratusan tahun. Batubara dari hulu ke hilir,

    menyisakan dampak yang buruk dan sulit untuk ditanggulangi. Jejak kerusakan

    batubara tidak berakhir di pertambangan, tetapi terus berlanjut selama

    perjalanannya, dalam proses pembakarannya di PLTU, batubara mengeluarkan

    polusi zat-zat beracun, mulai dari karbonmonoksida, merkuri, sampai ke

    karbondioksida, gas rumah kaca penyebab pemanasan global itu. Akibatnya,

    kehidupan masyarakat yang tinggal disekitar PLTU, berubah pasca PLTU tersebut

    mulai dibangun dan semakin memburuk ketika PLTU tersebut mulai beroperasi.

    2.2 Sistem Kerja PLTU Batubara

    1. Sistem pembakaran batubara

    http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2286324-cara-kerja-pltu-batubara/#ixzz3CojYZptRhttp://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2286324-cara-kerja-pltu-batubara/#ixzz3CojYZptR
  • Gambar Skema PLTU Batubara

    (sumber : http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2286324-cara-kerja-pltu-

    batubara/#ixzz3CojYZptR )

    Batu bara yang telah disiapkan akan dibakar di dalam boiler secara

    bertingkat. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh laju pembakaran yang rendah

    dan tanpa mengurangi suhu yang diperlukan sehingga diperoleh pembentukan

    NOx yang rendah. Batu bara sebelum dibakar digiling hingga menyerupai butir-

    butir beras, kemudian dimasukkan ke wadah (boiler) dengan cara disemprot, di

    mana dasar wadah itu berbentuk rangka panggangan yang berlubang. Pembakaran

    bisa terjadi dengan bantuan udara dari dasar yang ditiupkan ke atas dan kecepatan

    tiup udara diatur sedemikian rupa, akibatnya butir bata bara agak terangkat sedikit

    tanpa terbawa sehingga terbentuklah lapisan butir-butir batu bara yang

    mengambang. Selain mengambang butir batu bara itu juga bergerak berarti hal ini

    menandakan terjadinya sirkulasi udara yang akan memberikan efek yang baik

    sehingga butir itu habis terbakar. Karena butir batu bara relatif mempunyai ukuran

    yang sama dan dengan jarak yang berdekatan akibatnya lapisan mengambang itu

    menjadi penghantar panas yang baik. Karena proses pembakaran suhunya rendah

    sehingga NO (Nitrogen Oksida) yang dihasilkan kadarnya menjadi rendah,

    dengan demikian sistim pembakaran ini bisa mengurangi polutan. Bila ke dalam

    tungku boiler dimasukkan kapur (Ca) dan dari dasar tungku yang bersuhu 750 -

    950 C dimasukkan udara akibatnya terbentuk lapisan mengambang yang

    http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2286324-cara-kerja-pltu-batubara/#ixzz3CojYZptRhttp://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2286324-cara-kerja-pltu-batubara/#ixzz3CojYZptR
  • membakar. Pada lapisan itu terjadi reaksi kimia yang menyebabkan sulfur terikat

    dengan kapur sehingga dihasilkan CaSO4 yang berupa debu sehingga mudah

    jatuh bersama abu sisa pembakaran. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya

    pengurangan emisi sampai 98 persen dan abu CaSO4-nya bisa dimanfaatkan.

    Keuntungan sistim pembakaran ini adalah bisa menggunakan batu bara bermutu

    rendah dengan kadar belerang yang tinggi dan batu bara seperti ini banyak

    terdapat di Indonesia.

    2. Proses terjadinya energi listrik

    Pembakaran batu bara ini akan menghasilkan uap dan gas buang yang panas.

    Gas buang itu berfungsi juga untuk memanaskan pipa boiler yang berada di atas

    lapisan mengambang. Gas buang selanjutnya dialiri ke pembersih yang di

    dalamnya terdapat alat pengendap abu setelah gas itu bersih lalu dibuang ke udara

    melalui cerobong. Sedangkan uap dialiri ke turbin yang akan menyebabkan turbin

    bergerak, tapi karena poros turbin digandeng/dikopel dengan poros generator

    akibatnya gerakan turbin itu akan menyebabkan pula gerakan generator sehingga

    dihasilkan energi listrik. Uap itu kemudian dialiri ke kondensor sehingga berubah

    menjadi air dan dengan bantuan pompa air itu dialiri ke boiler sebagai air pengisi.

    Generator biasanya berukuran besar dengan jumlah lebih dari satu unit dan

    dioperasikan secara berlainan. Sedangkan generator ukuran menengah didisain

    berdasarkan asumsi bahwa selama masa manfaatnya akan terjadi 10.000 kali star-

    stop. Berarti selama setahun dilakukan 250 x star-stop maka umur pembangkit

    bisa mencapai 40 tahun. Bila daya generator meningkat maka kecepatannya

    meningkat pula dan bila kecepatan kritikan dilalui maka perlu dilakukan

    pengendalian poros generator supaya tidak terjadi getaran. Untuk itu konstruksi

    rotor dan stator serta mutu instalasi perlu ditingkatkan. Boilernya menggunakan

    sirkulasi alam dan menghasilkan uap dengan tekanan 196,9 kg/cm2 dan suhu

    554C. PLTU ini dilengkapi dengan presipitator elektro static yaitu suatu alat

    untuk mengendalikan partikel yang akan keluar cerobong dan alat pengolahan abu

    batu bara. Sedang uap yang sudah dipakai kemudian didinginkan dalam

  • kondensor sehingga dihasilkan air yang dialirkan ke dalam boiler. Pada waktu

    PLTU batubara beroperasi suhu pada kondensor naiknya begitu cepat, sehingga

    mengakibatkan kondensor menjadi panas. Sedang untuk mendinginkan kondensor

    bisa digunakan air, tapi harus dalam jumlah besar, hal inilah yang menyebabkan

    PLTU dibangun dekat dengan sumber air yang banyak seperti di tepi sungai atau

    tepi pantai.

    2.3 Lingkup dan Kriteria Audit

    Gambar 2.3.1 PLTU Paiton

    (sumber : www.kaskus.co.id)

    Lingkup dan Kriteria Audit adalah sebagai berikut :

    A. Prosedur operasi dan pemeliharaan PLTU

    Keberadaan dokumen prosedur-prosedur

    Kemudahan prosedur-prosedur untuk diterapkan

    Updating prosedur-prosedur

    Keberadaan rencana operasi dan pemeliharaan tahunan

    B. Kondisi PLTU

    http://www.kaskus.co.id/thread/50f6e42de774b4b62200000b/apa-itu-paiton-yuks-cari-tahu-amp-jalan2-menikmati-keindahan-paiton/1
  • Gambar 2.3.1 Proses PLTU Paiton

    (sumber : www.kaskus.co.id)

    Bahan bakar, meliputi kulaitas, kebutuhan dan kelancaran pasok bahan

    bakar

    Burner, meliputi teknolgi yang dipakai, panas yang dihasilkan

    Boiler, meliputi teknolgoi boiler, proses perpindahan panas, efisiensi

    thermal, kualitas air untuk boiler

    Turbin, meliputi teknologi turbin, efisiensi mekanik

    Generator, meliputi teknologi generator, efisiensi elektris

    Kinerja operasi PLTU

    Kondisi fasilitas pemeliharaan PL TU

    Kinerja pemeliharaan PLTU

    C. Operator dan teknisi PLTU

    Jumlah

    Kompetensi

    http://www.kaskus.co.id/thread/50f6e42de774b4b62200000b/apa-itu-paiton-yuks-cari-tahu-amp-jalan2-menikmati-keindahan-paiton/1
  • Menurut Kep.Pres. No 5/2006 tentang sasaran Energy mix tahun 2025,

    batubara kemungkinan harus mengambil alih kontribusi energy mix tersebut

    sebagai PLTU, sehingga kontribusi total batubara dapat mencapai 63%. Target

    pemerintah tahun 2010 adalah tersedianya pasokan listrik 10.000 MW dan tahun

    2020 sebesar 20.000 MW dari PLTU-Batubara, dengan sekitar 65% untuk Jawa-

    Bali.

    2.4 Dampak PLTU Batubara

    1. Pencemaran Lingkungan

    Dalam proses produksi listrik dari pada PLTU batu bara terdapat proses

    pembakaran batubara. Seperti halnya bahan bakar fosil lainnya, dalam proses

    pembakaran batubara selain dihasilkan pelepasan energy berupa panas juga

    dihasilkan abu dan asap. Debu dan asap ini merupakan polutan yang dihasilkan

    dari PLTU batubara. Berikut polutan utama yang dihasilkan oleh PLTU batubara :

    a. SOx merupakan emisi gas buang yang dikenal sebagai sumber gangguan paru-

    paru dan dapat menyebabkan berbagai penyakit pernafasan.

    b. NOx merupakan emisi gas buang yang sekaligus dikeluarkan oleh PLTU

    batubara bersama dengan gas SOx, keduanya merupakan penyebab terjadinya

    hujan asam yang terjadi di banyak negara maju dan berkembang, terutama yang

    menggantungkan produksi listriknya dari PLTU batubara. Hujan asam dapat

    memberikan dampak buruk bagi industri peternakan dan pertanian.

    c. COx merupakan emisi gas buang yang dapat membentuk lapisan pada atmosfer

    yang dapat menyelubungi permukaan bumi sehingga dapat menimbulkan efek

    rumah kaca, hal ini dapat berpengaruh pada perubahan iklim global.

    d. fly ash ( abu terbang)

    2. Pencemaran Udara

    Dampak yang di timbulkan lainya dalam pembangunan PLTU adalah asap

    hasil pembakaran batubara. Apabila terus menerus menghirup asap dari hasil

    pembakaran itu, lambat laun akan mengalami kerusakan pernapasan. Unsur

  • beracun menyebabkan penyakit kulit, gangguan pencernaan, paru- paru dan

    penyakit kanker otak. Air sungai tempat buangan limbah apabila digunakan

    masyarakat secara terus menerus, gejala penyakit itu biasa akan tampak setelah

    bahan beracun terakumulasi dalam tubuh manusia. Masyarakat pada umumnya

    hanya mengetahui bahwa pemakaian batubara sebagai bahan bakar dapat

    menimbulkan polutan yang mencemari udara berupa CO (karbon monoksida),

    NOx (oksida-oksida nitrogen), SOx (oksida-oksida belerang), HC (senyawa-

    senyawa karbon), fly ash (partikel debu). dan juga partikel-partikel yang

    terhambur ke udara sebagai bahan pencemar udara. Partikel-partikel tersebut

    antara lain adalah: Karbon dalam bentuk abu atau fly ash (C), Debu-debu silika

    (SiO2 ), Debu-debu alumia (Al2O3) dan Oksida-oksida besi (Fe2O3 atau Fe3O4)

    Partikel-partikel tersebut dapat menimbulkan dampak pencemaran lingkungan,

    selain timbulnya hujan asam yang dapat merusak hutan dan lahan pertanian

    maupun efek rumah kaca yang dapat menyebabkan kenaikan suhu di permukaan

    bumi dengan segala efek sampingannya yang disebabkan oleh gas-gas hasil

    pembakaran batubara. Sebagaimana halnya polutan (bahan pencemar)

    konvensional yang keluar dari batubara, polutan radioaktif pun dapat dengan

    mudah masuk kedalam tubuh manusia melalui udara yang dihirup oleh paru-paru,

    maupun melalui rantai makanan yang telah terkontaminasi oleh polutan radioaktif.

    Polutan radioaktif yang terakumulasi didalam tubuh dalam jumlah yang banyak

    dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama karena sifat polutan radioaktif

    yang pada umumnya adalah carcinogenik atau perangsang timbulnya kanker. Jadi

    secara jujur dapat dikatakan bahwa pemakaian batubara juga dapat menaikkan

    kontribusi zat radioaktif dilingkungan. PLTU batubara berkapasitas 1.000 MW

    akan menghasilkan limbah per tahunnya berupa CO2 sebanyak 6,5 juta ton, SO2

    sebanyak 44.000 ton, NOx 22.000 ton, dan abu 320.000 ton yang mengandung

    400 ton racun logam berat, seperti arsenik, kadmium, merkuri, dan timah. Limbah

    batubara dibuang ke biosfer yakni ke udara, air dan tanah, sehingga menjadi

    berbahaya terhadap lingkungan.

    3. Hujan Asam

  • Bahan bakar fosil adalah campuran dari berbagai macam bahan kimia, termasuk

    belerang (sulfur) dalam jumlah kecil. Sulfur pada bahan bakar bereaksi dengan

    oksigen membentuk sulfur dioksida (SO2), yang merupakan polutan udara.

    Sumber utama SO2 adalah pembangkit tenaga listrik yang membakar batubara

    dengan kandungan sulfur tinggi. Kendaraan bermotor juga merupakan salah satu

    sumber SO2 karena bensin dan solar juga mengandung sulfur dengan jumlah

    kecil. Letusan gunung merapi dan air mata panas juga melepaskan sulfur dioksida

    (ditandai dengan bau seperti bau telur busuk). Sulfur oksida dan nitrat oksida

    bereaksi dengan uap air dan bahan kimia lainnya di lapisan atas atmosfer

    dihadapan sinar matahari untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat. Asam

    yang terbentuk biasanya terlarut dalam tetesan air yang jatuh ke dalam awan atau

    kabut. Tetesan sarat asam ini, seperti pada jus lemon, turun dari udara ke tanah

    bersama hujan atau salju. Hal ini dikenal sebagai hujan asam. Tanah mampu

    menetralkan asam tertentu, tetapi jumlah besar yang dihasilkan oleh pembangkit

    listrik yang menggunakan batubara murah dengan kandungan sulfur tinggi telah

    melampaui batas kemampuan tanah, dan sebagai hasilnya banyak danau dan

    sungai di daerah-daerah industri menjadi sangat asam bagi kehidupan ikan).

    Hutan di daerah-daerah tersebut juga mengalami kerusakan secara perlahan

    karena menyerap asam melalui daun, batang, dan akar. Bahkan struktur marmer

    memburuk akibat hujan asam. Besarnya masalah ini tidak diketahui sampai awal

    1970-an, dan langkah-langkah serius telah dilakukan sejak saat itu untuk

    mengurangi pembentukan sulfur dioksida secara drastis dengan penggunaan

    scrubber pada pembangkit-pembangkit dan dengan desulfurisasi batubara

    sebelum pembakaran.

    4. Kerusakan Hutan

    Kerusakan yang di akibatkan oleh pencemaran udara yang berasal dari PLTU

    akan merusak biota lautan dan pantai yang dekat dengan PLTU. Kerusakan

    berawal dari kerusakan terumbu karang langka yang menjadi tempat berkembang-

    biaknya ikan dan biota laut lainnya. Rusaknya terumbu karang dipastikan akan

    menyebabkan berkurangnya populasi ikan dan biota laut lainnya di wilayah

  • tersebut. Akibatnya, penghasilan para nelayan sekitar pun akan menurun. PLTU

    menggunakan sumber energi yang berasal dari fosil batubara yang berada di

    daerah lain. Hal ini memerlukan sarana seperti dermaga dan transportasi. dalam

    pembangunan PLTU memerlukan batu dan tanah. Batu dan tanah yang

    diperuntukan untuk pembangunan dermaga itu diambil dari pegunungan atau

    dataran tinggi. hal itu sangat merusak alam dan rawan akan bencana longsor.

    5. Kerusakan Ekosistem

    Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 tahun 2009

    menjelaskan tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan

    pembangkit listrik tenaga thermal. Dalam peraturan ini, kadar maksimum

    temperatur buangan dari sumber pendingin adalah 40 C. Penyebaran limbah

    panas yang memiliki temperatur di atas 30 C akan memengaruhi produktivitas di

    ekosistem pesisir.

    Contoh Audit Lingkungan batu bara di sekitar paiton-probolinggo

    PENGKAJIAN POLUTAN UDARA DAMPAK PEMBAKARAN BATU BARA

    DI SEKITAR PAITON-PROBOLINGGO (JATIM 2) yang dilakukan Oleh Prof.

    Dr. Ir. AgusTaftazani, Ir. Muzakky, M.Si, Sukirno, ST, Drs. MochYasid, Sri

    Murniasih, S.ST

    gan

    Gambar Lokasi PLTU Batubara di Pulau Jawa

    (sumber : PKPP012/B.22/[email protected])

  • Permasalahan yang disebabkan oleh PLTU Batubara

    a. Dampaknya tidak terlihat langsung/kronis, maka harus dilakukan

    monitoring secara periodik.

    b. polutan berkadar rendah/trace element dan radioaktiv maka perlu metode

    analisis spesifik; dipilih teknik analisis nuklir (tan) : gamma spektrometri

    dan analisis aktivasi neutron (AAN). AAN untuk penentuan logam berat

    berbahaya, spektrometri gamma untuk identifikasi radionuklida alam dan

    metode terkait lainnya mengacu ISO17025 kemudian dibandingkan

    dengan Baku Mutu yang ada (BAPETEN dan KLH) sehingga terkumpul

    sebagai base data.

    2.5 Beberapa alasan batubara dipergunakan sebagai sumber energi primer

    Batubara menjadi salah satu sumber energi yang utama dikarenakan beberapa hal,

    diantaranya :

    1. Cadangan batubara sangat banyak dan tersebar luas. Diperkirakan terdapat

    lebih dari 984 milyar ton cadangan batubara terbukti (proven coal reserves) di

    seluruh dunia yang tersebar di lebih dari 70 negara. Dengan asumsi tingkat

    produksi pada tahun 2004 yaitu sekitar 4.63 milyar ton per tahun untuk produksi

    batubara keras dan 879 juta ton per tahun untuk batubara muda (brown coal),

    maka cadangan batubara diperkirakan dapat bertahan hingga 164 tahun.

    Sebaliknya, dengan tingkat produksi pada saat ini, minyak diperkirakan akan

    habis dalam waktu 41 tahun, sedangkan gas adalah 67 tahun. Disamping itu,

    sebaran cadangannya pun terbatas, dimana 68% cadangan minyak dan 67%

    cadangan gas dunia terkonsentrasi di Timur Tengah dan Rusia.

    2. Negara negara maju dan negara negara berkembang terkemuka memiliki

    banyak cadangan batubara. Berdasarkan data dari BP Statistical Review of Energy

    2004, pada tahun 2003, 8 besar negara negara dengan cadangan batubara

    terbanyak adalah Amerika Serikat, Rusia, China, India, Australia, Jerman, Afrika

    Selatan, dan Ukraina.

  • 3. Batubara dapat diperoleh dari banyak sumber di pasar dunia dengan pasokan

    yang stabil.

    4. Harga batubara yang murah dibandingkan dengan minyak dan gas.

    5. Batubara aman untuk ditransportasikan dan disimpan.

    6. Batubara dapat ditumpuk di sekitar tambang, pembangkit listrik, atau lokasi

    sementara.

    7. Teknologi pembangkit listrik tenaga uap batubara sudah teruji dan handal.

    8. Kualitas batubara tidak banyak terpengaruh oleh cuaca maupun hujan.

    9. Pengaruh pemanfaatan batubara terhadap perubahan lingkungan sudah

    dipahami dan dipelajari secara luas, sehingga teknologi batubara bersih (clean

    coal technology) dapat dikembangkan dan diaplikasikan (WCI, 2004).

  • BAB 3. PENUTUP

    DAFTAR PUSTAKA

    WCI. 2004. The Coal Resource. World Coal Institute.