TUGAS PLANKTONOLOGIZOOPLANKTON AIR LAUTCOPEPODAOrdo Calanoida
dan Poecilostomatoida
Disusun Oleh Kelompok 8 FPIK D
Kartika Irta D 230110130194Gilang Trianzah 230110130209Deni
Sihabudin 230110130222Syarifudin Nur 230210130074Mala Septiani
230210130082Dannisa Ixora230210130093
Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas
PadjadjaranJatinangor 2014BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangCopepoda adalah grup crustacea kecil yang
dapat ditemui di laut dan hampir di semua habitat air tawar dan
mereka membentuk sumber terbesar protein di samudra. Banyak spesies
adalah plankton, tetapi banyak juga spesies benthos dan beberapa
spesies kontinental dapat hidup di habitat limno-terestrial dan
lainnya di tempat terestrial basah, seperti rawa-rawa. Copepoda
merupakan kelompok zooplankton yang memegang peranan penting dalam
rantai makanan pada suatu ekosistem perairan. Copepoda memiliki
peran penting pada rantai makanan di lautan karena peranannya
sebagai sumber makanan utama bagi karnivor, termasuk jenis-jenis
ikan untuk kepentingan komersial (Pechenik, 2000). Dalam industri
pembenihan ikan laut dewasa ini, copepoda mulai banyak dimanfaatkan
sebagai pakan alami untuk larva ikan. Copepoda cocok sebagai pakan
larva ikan karena selain mempunyai nilai nutrisi yang tinggi juga
karena ukuran tubuh yang bervariasi sehingga sesuai tingkat
perkembangan larva ikan. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa
copepoda dapat meningkatkan pertumbuhan larva ikan laut yang lebih
cepat dibandingkan rotifer dan Artemia (Lavens dan Sorgelos,
1996).Copepoda kaya akan protein, lemak, asam amino esensial yang
dapat mempercepat pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh serta
mencerahkan warna pada udang dan ikan. Keunggulan copepoda juga
telah diakui oleh beberapa peneliti lain, karena kandungan DHA-nya
yang tinggi, dapat menyokong perkembangan mata dan meningkatkan
derajat kelulushidupan larva. Copepoda juga mempunyai kandungan
lemak polar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Artemia sehingga
dapat menghasilkan pigmentasi yang lebih baik bagi larva ikan
(Mcevoy dkk., 1998 dalam Umar, 2002). Beberapa jenis Copepoda telah
dikembangkan untuk dibudidayakan khususnya di manca negara.
Copepoda tersebut termasuk kelompok harpacticoid dan calanoid.
Calanoida merupakan copepoda yang jumlahnya paling banyak di
lingkungan pelagis baik di laut maupun air tawar (Bradford-Grieve,
2002). Perairan Indonesia kaya akan kehadiran berbagai jenis
copepoda, memiliki peluang besar untuk memilih jenis pakan hidup
yang unggul sebagai pakan alternatif atau pengganti Artemia yang
saat ini harganya kian melambung.
Copepoda bentuknya silindris, pendek, kepala agak membulat
mempunyai 7 ruas thorax, 3-5 ruas abdomen. Copepoda mempunyai
sebuah mata nataplius median (di tengah) yang terdiri atas 3 buah
ocelli yaitu 2 lateral dan sebuah median (Hegner, 1968). Pada
kepala terdapat sepasang antena pertama yang uniramus panjang dan
tampak jelas, sepasang antena kedua, mandibel, maxila pertama dan
maxila kedua. Pada ruas thorax yang menyatu dengan kepala terdapat
sepasang maksiliped dan masing-masing dari empat atau lima ruas
thorax berikutnya terdapat sepasang kaki renang yang biramus, pada
ruas thorax yang terakhir terdapat sepasang kaki renang yang
mengecil. Terdiri atas 10 bangsa; Platycopioida, Calanoida,
Misophrioida, Cyclopoida, Gelyelloida, Marmonilloida,
Harpacticoida, Monstrilloida, Siphonostomatoida, dan
Poecilostomatoida. Menurut Sutomo (2003), Copepoda laut jenis
Tigriopus brevicornis, dapat hidup pada kisaran salinitas yang
cukup luas yakni mulai dari 10 sampai 40 ppt, namun pada salinitas
10 ppt tidak didapatkan Copepoda yang bertelur. Hasil penelitian
lain menyatakan bahwa Copepoda dapat dikultur di air laut dengan
salinitas 25-30 ppt (Lavens dan Sorgeloos, 1996). Menurut
Anindiastuti dkk. (2002), untuk mengkultur Copepoda pada skala
laboratorium sebaiknya menggunakan air laut yang steril
bersalinitas 25 ppt. Sementara itu Copepoda di perairan umum dapat
hidup pada salinitas antara 26,50 dan 35,67 ppt (Levinton, 1982
dalam Umar, 2002). Dengan demikian, salinitas yang optimum untuk
perkembangan copepoda laut belum diketahui secara pasti.Salinitas
merupakan konsentrasi total dari semua ion yang larut dalam air,
dan dinyatakan dalam bagian perseribu (ppt) yang setara dengan gram
per liter (Boyd, 1990 dalam Faidar, 2005). Menurut Hutabarat dan
Evans (1984), salinitas merupakan konsentrasi rata-rata seluruh
garam yang terdapat di dalam air laut. Salinitas diduga berpengaruh
terhadap perkembangan copepoda, makanya perlu dilakukan penelitian
tentang hal tersebut. Selain itu lebih dari 2000 jenis Copepoda
dilaporkan hidup sebagai parasit. Biota tersebut biasanya
berasosiasi dengan spong, Coelenterata, cacing-cacing Polychaeta,
Moluska, Echinodermata dan vertebrata air. Menurut MC LUGHLIN
(1980), Copepoda yang hidupnya sebagai parasit ada 4 bangsa yaitu
Notodelphyoida, Monstrilloida, Siphonostomatoida dan
Poecilostomatoida.Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk
kelangsungan hidup, copepoda akan memproduksi cangkang atau telur
dormant (istirahat) seperti halnya kista. Hal ini juga menyebabkan
tingkat survival berlangsung dengan baik walapun kondisi lingkungan
tidak mendukung contohnya pada suhu dingin (Lavens dan Sorgeloos,
1996).Secara taksonomi Copepoda termasuk ke dalam klasifikasi
sebagai berikut:
Morfologi CopepodaKingdom : AnimaliaFilum : ArthtropodaSubfilum
: CrustaceaKelas : MaxillopodaSubkelas : CopepodaSuperordo :
Gymnoplea (Giesbrecht 1882)Ordo : Calanoida (Sars 1903)
1.2 Tujuan1. Mahasiswa dapat mengetahui taksonomi Copepoda Ordo
Calanoida, Poecilostomatoida dan Siphonortomaida yang hidup di air
laut2. Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri morfologi Copepoda Ordo
Calanoida, Poecilostomatoida dan Siphonortomaida yang hidup di air
laut3. Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara reproduksi Copepoda
Ordo Calanoida, Poecilostomatoida dan Siphonortomaida yang hidup di
air laut
BAB IIISI
2.1 Tinjauan Taksonomi2.1.1 Ordo CalanoidaCalanoida adalah ordo
Copepoda yang memiliki 43 famili dengan sekitar 1200 spesies yang
hidup bebas baik Copepoda laut maupun air tawar, pelagis,
herbivora, dan juga Copepoda Calanoid penting dalam rantai
makanan.Calanoida mempunyai jantung semacam kantung. Contoh:
Calanus sp, Paracalanus parvus, Pontella sp.Klasifikasi
IlmiahKingdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaKelas :
MaxillopodaSubkelas : CopepodaOrdo : CalanoidaFamily :
CalanidaeGenus : CalanusSpesies: Calanus sp
Klasifikasi IlmiahKingdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaKelas :
MaxillopodaSubkelas : CopepodaOrdo : CalanoidaFamily :
Paracalanidae Genus : Paracalanus Spesies : Paracalanus parvus
Klasifikasi IlmiahKingdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaKelas :
MaxillopodaSubkelas : CopepodaOrdo : CalanoidaFamily :
PontellidaeGenus : PontellaSpesies : Pontella sp2.1.2 Ordo
Poecilostomatoida Ordo ini memiliki lebih dari 60 family.
Klasifikasi dari Copepoda ini bentuk berdasarkan struktur
mulut.Selain lingkungan laut yang khas, Poecilostomatoida dapat
ditemukan di habitat sangat khusus seperti gua-gua anchialine dan
laut dalam. Ordo poecilostomatoida ini memiliki siklus hidup yang
sama seperti banyak krustasea, perkembangan larva metamorf dengan
bentuk-bentuk dewasa yang sangat berbeda dari dewasanya. Embrio
dibawa dalam kantung berpasangan atau single yang melekat pada
perut somite yang pertama.Salah satu spesies dari ordo
Poecilostomaida adalah Oncaea venusta. Oncaea venusta merupakan
copepoda kosmopolit. Klasifikasi IlmiahKingdom : AnimaliaPhylum :
ArthropodaKelas : MaxillopodaSubkelas : CopepodaOrdo :
PoecilostomatoidaFamily : Oncaeidae Genus : OncaeaSpesies : Oncaea
venusta
2.2 Ciri-Ciri Morfologi2.2.1 Ordo CalanoidaCopepoda umumnya
berukuran 0.5-2mm, meskipun ada beberapa spesies Copepoda parasit
yang mencapai ukuran lebih dari 18 mm. Tubuh Calanoida relatif
lebih besar, berbentuk lonjong serta panjang, umumnya metasome dua
kali panjang urosome. Antena pertama umumnya lebih panjang dari
kepala serta segmen kepala menunjukkan adanya pemisahan yang jelas.
Untuk dapat membedakan spesies-spesies dari Calanoida dapat dilihat
pada jumlah ruas abdomen, jumlah ruas antena pertama, struktur dan
bentuk kaki kelimanya (Wyrtki, 1961).Ciri-ciri morfologi Ordo
Calanoida : Memiliki 16-25 segmen Abdomen dimulai dari toraks
Panjangnya mencapai 1-2 mm ketika mencapai dewasa. Panjang antenna
pertama hampir menyamai panjang tubuhnya Betina mempunya satu
kantung telur yang terletak di tengah Mempunyai satu mata yang
terletak di tengah kepala Metasome lebih panjang daripada
urosome
Calanus finmarchicus dianggap sebagai copepoda besar, panjang
tubuhnya mencapai 2-4 mm. Calanus finmarchicus kaya akan protein
dan omega 3. Hewan ini juga mempunyai kandungan antioksidan yang
tinggi. Pontella sp adalah copepoda laut yang tergolong ke dalam
famili Pontellidae. Pontella sp mempunyai 3 lensa pada matanya.
2.2.2 Ordo PoecilostomatoidaKlasifikasi dari copepoda ini bentuk
berdasarkan struktur mulut. Dalam poecilostomatoida mulut diwakili
oleh sebuah celah transversal, sebagian ditutupi oleh labrum
menggantung yang menyerupai sebuah bibir atas. Meskipun ada
variabilitas dalam bentuk mandibula di antara poecilostomatoida,
hal ini seperti berbentuk sabit.Ciri-ciri morfologi Oncaea venusta
: Ukuran tubuh betina sekitar 1,1-1,3 mm, sedangkan ukuran tubuh
jantan hanya sekitar 0,8-1,0 mm Tubuhnya berwarna cerah, biasanya
berwarna kuning-orange namun ada juga yang berwarna merah
2.3 Metode ReproduksiCopepoda jantan pada umumnya lebih kecil
dibandingkan copepoda betina. Selama melakukan reproduksi atau
kopulasi, organ jantan berhubungan dengan betina dengan adanya
peranan antena, dan meletakkan spermatopora pada bukaan seminal,
yang dilekatkan oleh lem semen khusus. Telur-telur umumnya lebih
dekat ke bagian kantung telur (ovisac) . Telur - telur ditetaskan
sebagai nauplii dan setelah melewati 5-6 fase nauplii (molting),
larva akan menjadi copepodit. Setelah copepodit kelima, akan
molting lagi menjadi lebih dewasa. Sebagian besar Copepoda
mengalami tingkatan hidup bebas selama pergantian kulit (molting)
sampai tingkat infektif yang belum dewasa. Perkembangan ini
membutuhkan waktu tidak kurang dari satu minggu hingga satu tahun,
dan kehidupan copepoda berlangsung selama enam bulan sampai satu
tahun (Lavens dan Sorgeloos, 1996). Dalam satu siklus hidup
copepoda memerlukan waktu selama kurang lebih 6-7 hari
(Anindiastuti dkk., 2002).Betina mempunyai sebuah atau sepasang
ovary dan sepasang seminal receptacle. Copepod jantan yang hidup
bebas biasanya mempunyai sebuah testes dan membentuk spermatofora.
Pada waktu kopulasi, copepod jantan memegang yang betina dengan
antenna pertama atau kaki renang keempat atau kelima yang berbentuk
capit, dan melekatkan spermatofora pada betina pada pembuahan
seminal receptacle. Sekali kopulasi dapat digunakan untuk membuahi
7 sampai 13 kelompok telur.Telur yang telah dibuahi dierami dalam
sebuah atau sepasang kantung telur. Tiap kantung telur berisi
antara 5 sampai 50 butir telur. Stadia nauplius sebnyak 5 atau 6
instar, kemudian menjadi copepodidi sebanyak 5 instar, dan akhirnya
menjadi dewasa. Copepod dewasa tidak mengalami pergantian kulit.
Perkembangan dari telur sampai dewasa memakan waktu antara satu
minggu sampai satu tahun. Copepod hidup bebas berumur antara 6
bulan sampai satu tahun lebih.Apabila kondisi tidak memungkinkan
untuk kelangsungan hidup, copepoda akan memproduksi cangkang atau
telur dormant (istirahat) seperti halnya kista. Hal ini juga
menyebabkan tingkat survival berlangsung dengan baik walapun
kondisi lingkungan tidak mendukung contohnya pada suhu dingin
(Lavens dan Sorgeloos, 1996).
Daur hidup Copepoda secara umum
Daur hidup Calanoida
BAB IIIKESIMPULAN
Salah satu jenis zooplankton yang hidup di bumi ini adalah
kelompok Copepoda. Copepoda hidup bebas, benthos dan parasit. Hidup
di air laut dan tawar. Memiliki panjang tubuh 2-3 mm. Makanan
Copepoda adalah tumbuhan bersel satu, bakteri, hewan kecil dan
detritus.Copepod hidup bernafas dengan permukaan tubuh. Kelenjar
makila merupakan alat ekskresi. Tidak ada jantung ataupun pembuluh
darah. Darah beredar dalam hemocoel karena adanya gerakan otot,
apendik saluran pencernaan. Hanya calanoid yang mempunyai jantung
semacam kantung. Susunan syaraf terpusat, dan benang syaraf tidak
melewati thorax.Dari 10 ordo Copepoda, kami membahas dua ordo yang
hidup di laut, yaitu Ordo Calanoida dan Poecilostomatoida.
Pengelompokkan ordo pada Copepoda didasari oleh perbedaan
morfologi.Ordo Calanoida memiliki antenna yang panjangnya hampir
menyamai panjang tubuhnya. Ordo Poecilostomaida Copepoda mengalami
metamorphosis. Telur - telur ditetaskan sebagai nauplii dan setelah
melewati 5-6 fase nauplii (molting), larva akan menjadi copepodit.
Setelah copepodit kelima, akan molting lagi menjadi lebih
dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Benny. BENNY BUKU AJAR. Diperoleh dari
http://www.unhas.ac.id/lkpp/laut/Benny%20Buku%20Ajar.pdf diakses
tanggal 4 Mei 2014Anonim. ARTHROPODA. Diperoleh dari http://
fpk.unair.ac.id/webo/kuliah/avertebrata/arthropoda.ppt diakses
tanggal 4 Mei 2014en.wikipedia.org/wiki/Poecilostomatoida diakses
tanggal 4 Mei 2014http://www.uni-oldenburg.de/monoculus diakses
tanggal 4 Mei
2014http://repository.ipb.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/33365/Bab%20I.%20Pendahuluan%20G08ehe.pdf?sequence=9
diakses tanggal 4 Mei 2014