Top Banner
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Seperti yang kita rasa dan kita ketahui bahwa dunia yang semakin mengglobal secara langsung ataupun tidak langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia. Ancaman globalisasi yang tak henti yang dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran nilai- nilai dalam kehidupan kebangsaan karena adanya pembenturan kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme. Permasalahan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia yang semakin kompleks manakala ancaman yang terjadi di satu sisi misalnya terorisme, pergeseran nilai budaya, dan moral yang hamper menutupi nilai budaya ketimuran kita, dan masih banyak lagi. Pada sisi lain muncul masalah internal, yaitu tuntutan rakyat yang mengalami suatu kehidupan yang jauh dari kesejahteraan dan keadilan social, seperti harga BBM yang semakin naik, lumpur lapindo, perang saudara dan masih banyak lagi. Yang pada akhirnya mengancam prinsip- prinsip hidup kebangsaan kita. Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat yang berbangsa, mamiliki suatu pandangan hidup atau filsafat hidup masing- masing yang berbeda dengan bangsa di dunia. Inilah yang disebut localgerius sekaligus sebagai localwisdom bangsa. Dengan demikian, bangsa Indonesia tidak 1
34

makalah pkn kelompok 1

Jun 24, 2015

Download

Documents

filsafat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah pkn kelompok 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Seperti yang kita rasa dan kita ketahui bahwa dunia yang semakin mengglobal se-

cara langsung ataupun tidak langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai

bangsa di dunia. Ancaman globalisasi yang tak henti yang dapat mengakibatkan ter-

jadinya pergeseran nilai- nilai dalam kehidupan kebangsaan karena adanya pembenturan

kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme.

Permasalahan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia yang semakin kompleks

manakala ancaman yang terjadi di satu sisi misalnya terorisme, pergeseran nilai budaya,

dan moral yang hamper menutupi nilai budaya ketimuran kita, dan masih banyak lagi.

Pada sisi lain muncul masalah internal, yaitu tuntutan rakyat yang mengalami suatu ke-

hidupan yang jauh dari kesejahteraan dan keadilan social, seperti harga BBM yang se-

makin naik, lumpur lapindo, perang saudara dan masih banyak lagi. Yang pada akhirnya

mengancam prinsip- prinsip hidup kebangsaan kita.

Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat yang berbangsa, mamiliki

suatu pandangan hidup atau filsafat hidup masing- masing yang berbeda dengan bangsa

di dunia. Inilah yang disebut localgerius sekaligus sebagai localwisdom bangsa. Dengan

demikian, bangsa Indonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan fil-

safat hidup dengan bangsa lain. Dan Pancasilalah yang menjadi dasar Negara kita yang

merupakan tolak ukur kebangsaan dalam mengatasi tantangan global dunia.

1.2. RUANG LINGKUP

Dalam makalah ini akan dibahas tentang seperti apa hierarki/jenjang pengetahuan,

perbandingan filsafat dan ilmu pengetahuan, ilmu filsafat dan cabang-cabangnya, sejarah

perkembangan dan aliran utama filsafat, pokok-pokok sila pancasila, fungsi dan tujuan

filsafat pancasila, dan filsafat dalam konteks kewarganegaraan.

1

Page 2: makalah pkn kelompok 1

1.3.TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami per-

masalahaan yang diangkat dalam ruang lingkup yaitu :

Pengertian hierarki/jenjang pengetahuan

Perbandingan filsafat dan ilmu pegetahuan

Ilmu filsafat dan cabang-cabangnya

Sejarah perkembangan dan aliran utama filsafat

Pancasila sebagai sisitem filsafat

Pokok-pokok sila pancasila

Fungsi dan tujuan filsafat pancasila

Filsafat dalam konteks kewarganegaraan

1.4 MANFAAT PENULISAN

Bermanfaat untuk menambah referensi mengenai mata kuliah kewarganegaraan

terkhusus bagi bidang pancasila sebagai sistem filsafat dan bidang lain yang ingin

mengaitnya dengan topik yang diangkat dalam makalah ini.

BAB I

2

Page 3: makalah pkn kelompok 1

FILSAFAT PANCASILA

A. CARA BERPIKIR FILSAFAT

1. Pengertian Filsafat

Dalam wacana ilmu pengetahuan sebenarnya pengertian filsafat adalah sangat sederhana

dan mudah dipahami. Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai

kehidupan manusia.

Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia :

philo/philos/philein artinya cinta / pecinta / mencintai dan sophia, berarti kebijakan

/wisdom/kearifan/hikmah/hakikat kebenaran. Jadi, filsafat artinya cinta akan kebijakan atau

hakikat kebenaran. Hal ini nampaknya sesuai dengan sejarah timbulnya ilmu pengetahuan, yang

sebelumnya di bawah naungan filsafat.

Berfilasafat, berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara

metodik, sistematis, menyeluruh, dan universal untuk mencari hakikat sesuatu. Menurut D.

Runes, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari kebijakan dan

cinta akan kebijakan. (BP-7, 1993 : 8).

Pada umumnya, terdapat dua pengertian filsafat, yaitu:

filsafat dalam arti produk mencakup pengertian

a. Pengertian filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep

dari para filsuf pada zaman dahuluatau pendangan tertentu, yang merupakan hasil dan

proses berfilsafat dan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. filsafat dalam arti produk, filsafat

sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal ini berarti Pancasila

mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku,

dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimana pun mereka berada.

b. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari

aktivitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian jenis ini mempunyai ciri-ciri khas tertentu

sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan persoalan

filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat (dalam pengertian filsafat yang

dinamis).

filsafat dalam arti proses mencakup pengertian

3

Page 4: makalah pkn kelompok 1

Filsafat yang diartikan sebagai bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan

suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan

objek permasalahannya. Dalam pengertian ini filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan yang

bersifat dinamis. Filsafat dalam pengertian ini tidak lagi hanya merupakan sekumpulan dogma

yang hanya diyakini ditekuni dipahami sebagai suatu sistem nilai tertentu, tetapi lebih

merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang dinamis dengan menggunakan suatu

cara dan metode tersendiri.

Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan

hidup. Demikian pula, dikenal ada filsafat dalam arti teoretis dan filsafat dalam arti praktis..

Nilai adalah sifat, keadaan, atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan

manusia, baik lahir maupun batin. Setiap orang di dalam kehidupannya, sadar atau tidak sadar,

tentu memiliki filsafat hidup atau pandangan hidup. Pandangan hidup atau filsafat hidup

seseorang adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya, ketepatan, dan manfaatnya.

Nilai-nilai sebagai hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kehidupan yang

dianggap paling baik bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila, baik sebagai filsafat dalam arti

produk maupun sebagai pandangan hidup.

Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat langsung

dengan suatu obyek), yang mendalam, dan daya pikir subyek manusia dalam memahami segala

sesuatu untuk mencari kebenaran. Berpikir aktif dalam mencari kebenaran adalah potensi dan

fungsi kepribadian manusia. Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya

tentang kesemestaan, secara mendasar (fundamental dan hakiki). Filsafat sebagai hasil pemikiran

pemikir (filosof), merupakan suatu ajaran atau sisem nilai, baik berwujud pandangan hidup

(filsafat hidup) maupun sebagai ideologi yang dianut suatu mesyarakat atau bangsa dan negara.

Filsafat demikian telah berkembang dan terbentuk sebagai suatu nilai yang melembaga (dengan

negara) sebagai suatu paham (isme), seperti kapitalisme , komunisme, sosialisme, dan

sebagainya yang cukup mempengaruhi kehidupan bangsa dan negara modern.

2. Sistem Filsafat

4

Page 5: makalah pkn kelompok 1

Pemikiran filsafat berasal dari berbagai tokoh yang menjadikan manusia sebagai subyek.

Suatu ajaran filsafat yang bulat mengajarkan tentang berbagai segi kehidupan yang mendasar.

Suatu sistem filsafat sediktnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat, filsafat hidup, dan tata

nilai (etika), termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan logika. Sebaliknya, filsafat yang

mengajarkan hanya sebagian kehidupan (sektoral,fragmentaris) tak dapat disebut sebagai sistem

filsafat, melainkan hanya ajaran filosofis seorang ahli filsafat.

3. Aliran-aliran Filsafat

a. Aliran Materialismea. Aliran Materialisme

Aliran materialisme mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan, termasuk makhlukAliran materialisme mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan, termasuk makhluk

hidup dan manusia, ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi (misalnyahidup dan manusia, ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi (misalnya

benda,makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat (hukum kausalitas)benda,makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat (hukum kausalitas)

yang bersifat obyektif.yang bersifat obyektif.

b. Aliran Idealisme/Spiritualismeb. Aliran Idealisme/Spiritualisme

Aliran idealisme atau spiritualisme mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yangAliran idealisme atau spiritualisme mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang

menentukan hidup dan pengertian manusia. Subyek manusia sadar atas realitas dirinya danmenentukan hidup dan pengertian manusia. Subyek manusia sadar atas realitas dirinya dan

kesemestaan, karena ada akal budi dan kesadaran rohani. Manusia yang tak sadar atau mati samakesemestaan, karena ada akal budi dan kesadaran rohani. Manusia yang tak sadar atau mati sama

sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas kesemestaan. Jadi, hakikat diri dan kenyataansekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas kesemestaan. Jadi, hakikat diri dan kenyataan

kesemestaan ialah akal budi (kesemestaan ialah akal budi (ide dan spiritide dan spirit).).

c. Aliran Realismec. Aliran Realisme

Aliran realisme menggambarkan bahwa kedua aliran di atas, materials dan idealisme yang

bertentangan itu, tidak sesuai dengan kenyataan (tidak realistis). Sesungguhnya, realitas

kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi) semata-mata. Karenanya, realitas

adalah paduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang nonmateri (spiritual, jiwa, dan

rohaniah). Jadi, menurut aliran realisme, realitas merupakan sintesis antara jasmaniah-rohaniah,

materi dan nonmateri.

4. Pengertaian Pancasila sebagai Suatu Sistem

5

Page 6: makalah pkn kelompok 1

Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. YangPancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang

dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling bergabungan, salingdimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling bergabungan, saling

bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yangbekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang

utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1)1) Suatu kesatuan bagian-bagianSuatu kesatuan bagian-bagian

2)2) Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiriBagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri

3)3) Saling berhubungan, saling ketergantunganSaling berhubungan, saling ketergantungan

4)4) Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)sistem)

5)5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore and Voich, 1974:22)Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore and Voich, 1974:22)

Dasar filsafat negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakanDasar filsafat negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan

suatu asas peradaban. Namun demikian, sila-sila pancasila itu bersama-sama merupakan suatusuatu asas peradaban. Namun demikian, sila-sila pancasila itu bersama-sama merupakan suatu

kesatuan dan keutuhan, setiap sila merupakan suatu unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuankesatuan dan keutuhan, setiap sila merupakan suatu unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan

Pancasila. Maka dasar filsafat negar pancasila merupakan suatu kesatuan yang bersifat majemukPancasila. Maka dasar filsafat negar pancasila merupakan suatu kesatuan yang bersifat majemuk

tunggal. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisah dari sila yang lain. Pancasila sebagai suatutunggal. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisah dari sila yang lain. Pancasila sebagai suatu

sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitusistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu

emikiran tentang manusia dalmam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan dirinyaemikiran tentang manusia dalmam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan dirinya

sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimilikisendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimiliki

oleh bangsa Indonesia.oleh bangsa Indonesia.

Kenyataan objektif yang ada dan terlekat pada pancasila, sehingga pancasila sebagaiKenyataan objektif yang ada dan terlekat pada pancasila, sehingga pancasila sebagai

suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya misalnyasuatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya

liberalisme, materialisme dan lainnya. Hal ini secara ilmiah disebut ciri khas secara objektifliberalisme, materialisme dan lainnya. Hal ini secara ilmiah disebut ciri khas secara objektif

(Notonagoro, 1975:14). (Notonagoro, 1975:14).

5.5. Nilai-nilai Pancasila Berwujud dan Bersifat FilosofisNilai-nilai Pancasila Berwujud dan Bersifat Filosofis

Pendekatan filsafat Pancasila adalah ilmu pengetahuan yang mendalam tentang Pancasila.Pendekatan filsafat Pancasila adalah ilmu pengetahuan yang mendalam tentang Pancasila.

Untuk mendapatkan pengertian yang mendalam, kita harus mengetahui sila-sila PancasilaUntuk mendapatkan pengertian yang mendalam, kita harus mengetahui sila-sila Pancasila

tersebut. Dari setiap sila-sila kita cari pula intinya. Setelah kita ketahui hakikat dan inti tersebuttersebut. Dari setiap sila-sila kita cari pula intinya. Setelah kita ketahui hakikat dan inti tersebut

selanjutnya kita cari hakikat dan pokok-pokok yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagaiselanjutnya kita cari hakikat dan pokok-pokok yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai

berikut.berikut.

1)1) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandungPancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung

6

Page 7: makalah pkn kelompok 1

dalam Pancasila itu dijadikan tuntutan dan pegangan dalam hubungannya dengandalam Pancasila itu dijadikan tuntutan dan pegangan dalam hubungannya dengan

Tuhan, masyarakat, dan alam semesta.Tuhan, masyarakat, dan alam semesta.

2)2) Pancasila sebagai dasar negara, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalamPancasila sebagai dasar negara, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara,Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara,

seperti yang diatur oleh UUD 1945. Untuk kepentingan-kepentingan kegiatan praktisseperti yang diatur oleh UUD 1945. Untuk kepentingan-kepentingan kegiatan praktis

operasional diatur dalam Tap. MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tataoperasional diatur dalam Tap. MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata

Urutan Perundang-undangan, yaitu sebagai berikut.Urutan Perundang-undangan, yaitu sebagai berikut.

a. Undang-undang dasar 1945a. Undang-undang dasar 1945

b. Ketetapan MPRb. Ketetapan MPR

c. Undang-undangc. Undang-undang

d. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu)d. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu)

e. Peraturan pemerintahe. Peraturan pemerintah

f. Keputusan Presidenf. Keputusan Presiden

g. Peraturan daerahg. Peraturan daerah

3)3) Filsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yangFilsafat Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang

merupakan uraian terinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dijiwai Pancasila.merupakan uraian terinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dijiwai Pancasila.

4)4) Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebulatanPancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebulatan

yang utuh.yang utuh.

5)5) Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi Kemerdekaan 17Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi Kemerdekaan 17

Agustus 1945, tercermin dalam pokok-pokok yang terkandung dalam Pembukaan UUDAgustus 1945, tercermin dalam pokok-pokok yang terkandung dalam Pembukaan UUD

1945.1945.

6)6) Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, Undang-undang Dasar 1945 menciptakanBerdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, Undang-undang Dasar 1945 menciptakan

pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 pada pasal-pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 pada pasal-

pasalnya. Hal ini berarti pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945 menjelmakanpasalnya. Hal ini berarti pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945 menjelmakan

pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagaipokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai

perwujudan dari jiwa Pancasila.perwujudan dari jiwa Pancasila.

7)7) Berhubung dengan itu, esatuan tafsir sila-sila Pancasila harus bersumber danBerhubung dengan itu, esatuan tafsir sila-sila Pancasila harus bersumber dan

berdasarkan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.berdasarkan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.

8)8) Nilai-nilai yang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia yang belum tertampungNilai-nilai yang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia yang belum tertampung

dalam pembukaan UUD 1945 perlu diselidiki untuk memperkuat dan memperkaya nilai-dalam pembukaan UUD 1945 perlu diselidiki untuk memperkuat dan memperkaya nilai-

nilai Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945,nilai Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945,

7

Page 8: makalah pkn kelompok 1

dengan ketentuan sebagai berikutdengan ketentuan sebagai berikut

a. Nilai-nilai yang menunjang dan memperkuat kehidupan bermasyarakat dan bernegaraa. Nilai-nilai yang menunjang dan memperkuat kehidupan bermasyarakat dan bernegara

dapat kita terima asal tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai yangdapat kita terima asal tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila, misalnya referendum atau pemilihan Presiden secaraterkandung dalam Pancasila, misalnya referendum atau pemilihan Presiden secara

langsung.langsung.

b. Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalamb. Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam

Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 tidak dimasukkan sebagai nilai-nilaiPembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945 tidak dimasukkan sebagai nilai-nilai

Pancasila. Bahkan harus diusahakan tidak hidup dan berkembang lagi dalam masyarakatPancasila. Bahkan harus diusahakan tidak hidup dan berkembang lagi dalam masyarakat

Indonesia, misalnya demonstrasi dengan merusak bangunan/kantor, penjahat dihakimiIndonesia, misalnya demonstrasi dengan merusak bangunan/kantor, penjahat dihakimi

massa, atau penjarahan.massa, atau penjarahan.

c. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945c. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945

dipergunakan sebagai batu ujian dari nilai-nilai yang lain agar dapat diterima sebagaidipergunakan sebagai batu ujian dari nilai-nilai yang lain agar dapat diterima sebagai

nilai-nilai Pancasila.nilai-nilai Pancasila.

Oleh sebab itu, secara filosofis, dalamkehidupan bangsa Indonesia diakui bahwa nilaiOleh sebab itu, secara filosofis, dalamkehidupan bangsa Indonesia diakui bahwa nilai

Pancasila adalah pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila dijadikan sebagai pedomanPancasila adalah pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila dijadikan sebagai pedoman

dalam bertingkah laku dan berbuat dalam segala bidang kehidupan, meliputi bidang ekonomi,dalam bertingkah laku dan berbuat dalam segala bidang kehidupan, meliputi bidang ekonomi,

politik, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan. Sebagai ajaran filsafat, Pancasilapolitik, sosial budaya, dan pertahanan dan keamanan. Sebagai ajaran filsafat, Pancasila

mencerminkan nilai dan pandangan dasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannyamencerminkan nilai dan pandangan dasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya

dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Pencipta.dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Pencipta.

BB. PENGERTIAN PANCASILA SECARA FILSAFAT. PENGERTIAN PANCASILA SECARA FILSAFAT

Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasionalFilsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional

tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuktentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk

mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafatmendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat

dapat dilakukan secara deduktif, yakni dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dandapat dilakukan secara deduktif, yakni dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan

menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Pembahasanmenyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif. Pembahasan

filsafat dapat juga dilakukan secara induktif, yakni dengan mengamati gejala-gejala sosialfilsafat dapat juga dilakukan secara induktif, yakni dengan mengamati gejala-gejala sosial

budaya masyarakat, memrefleksikannya, dan menarik hati dan makna yang hakiki dari gejala-budaya masyarakat, memrefleksikannya, dan menarik hati dan makna yang hakiki dari gejala-

gejala itu. Dengan demikian, kedua cara itu memberikan hasil yang dapat disajikan sebagaigejala itu. Dengan demikian, kedua cara itu memberikan hasil yang dapat disajikan sebagai

bahan-bahan yang sangat penting bagi penjabaran ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila adalahbahan-bahan yang sangat penting bagi penjabaran ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila adalah

keseluruhan prinsip normatif yang berlaku bagi negara Republik Indonesia dan bangsa Indonesiakeseluruhan prinsip normatif yang berlaku bagi negara Republik Indonesia dan bangsa Indonesia

8

Page 9: makalah pkn kelompok 1

secara keseluruhan. secara keseluruhan.

CC. . PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT BANGSA INDONESIAPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT BANGSA INDONESIA

Penjabaran filsafat terhadap pancasila :

1) Objek filsafat : yang pertama objek material adalah segala yang ada dan mungkin ada. Ob-

jek yang demikian ini dapat digolongkan dalam tiga hal yaitu: ada Tuhan, ada manusia, dan

ada alam semesta. Pancasila adalah suatu yang ada, sebagai dasar Negara rumusannya jelas

yaitu :

1. Ke-Tuhanan Y.M.E

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin dalam permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dari rumusan ini maka objek yang didapat adalah : Tuhan, Manusia, satu, rakyat, dan

adil. Dan dari kelima objek itu dapat dipersempit lagi kedalam tiga saja, yaitu Tuhan,

manusia, dan alam semesta untuk mewakili objek satu, rakyat dan adil, sebab hal-hal yang

bersatu, rakyat dan keadilan itu berada pada alam semesta itu sendiri. Dengan demikian dari

segi objek material pancasila dapat diterima

Kedua, objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada itu sendiri.

Kemanusiaan maknanya adalah hakikat abstrak dari manusia itu sendiri, yang mutlak, tetap

dan tidak berubah. Demikian pula dala sila-sila pancasila lainnya kecuali persatuan dimana

menunjukkan suatu proses menuju pada proses kesatuan. Maka dari itu pancasila memenuhi

syarat juga dalam hal objek formalnya.

2) Metode filsafat: metode filsafat adalah kontemplasi atau perenungan atau berfikir untuk

menemukan hakikat. Secara umum ada dua dan tioga metode campuran, yaitu metode anal-

isa, metode sintesa, serta metode analisa dan sintesa.

3) System filsafat : setiap ilmu maupun filsafat dalam dirinya merupakan suatu system,

artinya merupakan suatu kebulatan dan keutuhan tersendiri, terpisah dengan system lainnya.

9

Page 10: makalah pkn kelompok 1

Pancasila sebagai suatu dasar Negara adalah merupakan suatu kebulatan. Memang terdiri

dari lima, tetapi sila-sila tersebut saling ada hubungannya satu dengan yang lainnya secara

keseluruhan, tidak ada satupun sila yang terpisah dengan yang lainnya. Oleh karena itu da-

pat diistilahkan “Eka Pancasila”, lima sila dalam satu kesatuan yang utuh.

Setiap sila mengandung, dibatasi dan disifati oleh keempat sila lainnya. Sila-sila yang

di depan mendasari dan menjiwai sila-sila yang dibelakang, sedang sila-sila yang dibelakang

merupakan pengkhususan atau bentuk realisasi dari sila-sila yang di depan, dan dari segi

keluasannya sila-sila di belakang lebih sempit dari sila-sila yang di muka.

4) Sifat universal filsafat : berlaku umum adalah sifat dari pengetahuan ilmiah, dan universal

adalah sifat dari kajian filsafat. Pengertian umum itu bertingkat, dari umum penjumlah yang

kecil dari sekumpulan jumlah tertentu sampai jumlah yang lebih besar dan luas lagi hingga

kepada umum seumum-umumnya. Hakikat manusia adalah unsur-unsur dasar yang mutlak

pada manusia adalah sama bagi seluruh jenis makhluk yang namanya manusia, yang berada

di manapun dan waktu kapanpun, jadi pengertian ini tidak terbatas pada ruang dan waktu,

dimana dan kapan pun manusia itu berada.

Dengan uraian yang merupakan penjabaran dari syarat-syarat filsafat yang ternyata cocok diter-

apkan kepada pancasila, ini menunjukkan dan mengukuhkan bahwa pancasila benar-benar sys-

tem filsafat. Yaitu system filsafat bagi Bangsa Indonesia, nama Indonesia ini ditambahkan

karena objek materialnya seperti telah diutarakan dimuka adalah dari bangsa Indonesia sendiri.

Yaitu digali dari buminya Indonesia, dari nenek moyang kita sejak lama, dari khasanah kehidu-

pannya, dari kebiasaannya, adat istiadatnya, kebudayaannya serta kepercayaan dan agama-aga-

manya.

D. ILMU FILSAFAT DAN CABANG-CABANGNYA

1.Pengertian Filsafat Ilmu

10

Page 11: makalah pkn kelompok 1

Diatas telah dijabarkan tentang pengertian Filsafat yang mengandung arti cinta

kebijaksanaan atau kebenaran, sedangkan orang yang menjalani proses berFilsafat, atau

orang yang berfilsafat disebut sebagai Filosof. Lalu dalam pembahasan ini kita melihat

kaitan antara kata Filsafat dan kata Ilmu, serta kaitannya antara penggabungan dua kata

tersebut. Diatas telah dijelaskan tentang pengertian Filsafat, maka kita akan membahas

tentang kata Ilmu. Adapun pengertian kata Ilmu secara bahasa adalah pengetahuan tentang

sesuatu yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat

digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu,(Bakhtiar, Hal:

12).Sedangkan ciri-ciri utama Ilmu secara Terminologi adalah :

Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan

dibuktikan

Koherensi sistematik ilmu

Tidak memerlukan kepastian lengkap

Bersifat obyektif

Adanya metodelogi

Ilmu bersumber didalam kesatuan objeknya

Dari paparan di atas dapat kita lihat adanya kesamaan arti antara Ilmu dan Filsafat

dalam segi keobyektifitasnya melihat suatu masalah.

10

Sedangkan pengertian Filasafat Ilmu secara umum adalah sebuah kajian yang secara

mendalam tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan yang ada.

2. Pengertian Filsafat Pengetahuan

Sedangkan pengertian Filsafat Pengetahuan, tidak terlepas dari pengertian kata

pengetahuan. Adapun pengetahuan menurut Drs. Sidi Gazalba adalah apa yang diketahui

atau hasil pekerjaan yang berasal dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Dengan

demikian arti Pengetahuan adalah hasil dari proses berpikir manusia untuk mencari sesuatu

yang baru. Dari pengertian Filsafat Pengetahuan itu sendiri adalah cabang ilmu yang

mempelajari tentang kedalaman suatu teori tentang ilmu yang ada untuk mencari

kebenaran ilmu tersebut secara luas.

Cabang-cabang Filsafat

Para pendidik modern membagi mata pelajaran menjadi dua yaitu mata pelajaran

11

Page 12: makalah pkn kelompok 1

mengenai alat yaitu mata pelajaran yang mengajarkan alat bagi mata pelajaran lain. Bahasa

misalnya yang kedua adalah mata kuliah mengenai isi yaitu mata pelajaran yang

mengajarkan fakta-fakta, bahan-bahan atau informasi.

Logika sebagai mata pelajaran mengenai alat didalam filsafat. Logika mempelajari

teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan tertentu.

Kadang-kadang logika diberi definisi sebagai ilmu pengetahuan tentang penarikan kes-

impulan. Logika dibagi dalam dua cabang utama :

1. Logika deduktif : berusaha menentukan aturan-aturan yang dapat digunakan

untuk menarik kesimpulan yang bersifat keharusan dari alat premis tertentu atau lebih.

Memperoleh keharusan yang lebih mudah yaitu bila didasari atas susunan proposisi-

proposisi, dan akan lebih sulit bila yang diperhatikan adalah isi proposisi-proposisi

tersebut.

2. Logika induktif : mencoba untuk menarik kesimpulan tidak dari susunan

proposisi-proposisi, melainkan dari sifat-sifat seperangkat bahan yang diamati. Ruang

gerak induktif: 1. Dari satu perangkat yang diamati secara khusus menuju kepada

pernyataan yang bersifat umum mengenai semua fakta yang bercorak demikian.Dari

suatu perangkat akibat tertentu menuju kepada satu sebab atau sebab-sebab dari akinat

tersebut.

Bagi logika deduktif, ada perangkat aturan-aturan yang dapat diterapkan hampir secara

otomatis, sedangkan bagi logika induktif, tidak ada aturan-aturan yang demikian, ke-

cuali hokum-hukum probabilitas.

Metodologi merupakan ilmu pengetahuan atau mata pelajaran tentang metode,

khususnya metode ilmiah. Metodologi mempelajari hal-hal seperti observasi, hipotesa,

hokum, teori, susunan eksperimen, dan sebagainya.

Pendekatan terhadap cabang-cabang filsafat

Ada banyak cara yang digunakan untuk mengadakan pendekatan filsafat. Thales,

seorang fisuf Yunani Kuno mengajukan pertanyaan : “ Apakah yang menjadi subtansi

terdalam dari segala sesuatu ? “ Mungkin pertanyaan itulah yang memungkinkan orang

untuk belajar filsafat. Dilain pihak Socrates mengajukan pertanyaan: “ Apakah manusia itu

dan apakah yang merupakan kebaikan tertinggi bagi manusia ? “ Agustinus bertanya : “

Apakah Tuhan itu dan bagaimana hubungan manusia dengan Dia ? “ dan sebagian orang,

12

Page 13: makalah pkn kelompok 1

pertanyaan itu sangat penting sekali. Sementara Kant ingin mengetahui : “ Bagaimanakah

dimungkinkan adanya pengetahuan ? “ Ada juga pertanyaan lain, Apakah Negara itu ?

Apakah pengetahuan itu ? Menjawab pertanyaan itu berarti sangat cepat terlibat daalam

semua pertanyaan tersebut.

Metafisika berasal dari bahasa Yunani, mete ta physika, yang berarti hal-hal yang ter-

dapat sesudah fisika. Aristoteles mendefinisikannya sebagai ada yang dilawankan mis-

alnya dengan “ yang ada “ sebagai yang digerakkan atau “ yang ada “ sebagai yang di-

jumlahkan. Metafisika dapat didefinisikan sebagai bagian dari manusia yang be-

sangkutan dengan pertanyaan menjadi hakekat “ yang ada “ yang dalam.

Ontologi dan kosmologi, kosmologi berasal dari bahasa Yunani, cosmos dan logos

yang masing-masing berarti “ alam semesta yang teratur “ dan penyelidikan tentang

atau lebih yang tepatnya asas-asas rasional. Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang

berarti “ yang ada “ dan sekali lagi, logos. Ontologi membicarakan asas-asas rasional

dari yang ada sedangkan kosmologi membicarakan asas-asas rasional yang ada-yang

teratur. Ontologi beruasaha untuk mengetahui esensi terdalam dari “ yang ada “ sedan-

gkan kosmologi berusaha mengetahui ketertibannya serta susunannya. Materialisme

adalah ajaran ontologi yang mengatakan bahwa “ yang ada “ yang terdalam bersifat

material. 12

Evolusi sebagai teori kefilsafatan, merupakan teori kosmologi karena teori ini mem-

beritahukan kepada kita bagaimana timbulnya ketertiban yang ada sekarang ini.

Epistemologi, filsafat pengetahuan . Epistemologi adalah cabang filsafat yang menye-

lidiki asal mula, susunan, metode-metode, dan sahnya pengetahuan. Pertanyaan men-

dasar yang dikaji adalah : Apakah mengetahui itu ? Apakah yang merupakan asal mula

pengetahuan kita ? Bagaimana kita mengetahui bila kita mempunyai pengetahuan ?

Bagaimanakah cara membedakan pengetahuan dengan pendapat ? Apakah yang meru-

pakan bentuk pengetahuan itu ? Corak-corak pengetahuan apakah yang ada ?

Bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan ? Apakah kebenaran dan kesalahan

itu ? Kelompok pertanyaan itu pertama adalah mengacu kepada sumber pengetahuan

kita. Kedua merupakn masalah semantik yakni menyangkut hubungan antara penge-

tahuan kita dengan obyek pengetahuan tersebut. Epistemologi sangat erat hubungan-

nya dengan kosmologi.

13

Page 14: makalah pkn kelompok 1

Biologi kefisafatan, membicarakan persoalanp-persoalan mengenai biologi. Biologi

kefilsafatan mencoba untuk menganalisis pengertian-pengertian hakiki dalam biologi

dengan cara hampir sama sebagaimana fisika kefilsafatan menganalisis pengertian-

pengertian tentang fisika.

Psikologi kefilsafatan, ini dibagi dua lapangan psikologi: psikologi sebagai ilmu dan

psikologi sebagai kefilsafatan. Keduanya ini tidak pernah terpisahkan hanya meru-

pakan segi-segi yang berbeda dari masalah yang sama. Psyche dapat diterjemahkan se-

bagai jiwa.

Antropologi kefilsafatan. Ini bersifat ontologi dan kosmologi. Socrates mengatakan :

“ kenalilah diri sendiri “. Antropologi kefilsafatan mengemukakan pertanyaan-per-

tanyaan tentang manusia. Apakah hakekat terdalam manusia ? Antropologi kefilsafa-

tan juga membahas tentang makna sejarah manusia. Sosiologi kefilsafatan ini memba-

has tentang filsafat sosial dan filsafat politik. Kita mengemukakan pertanyaan tentang

hakekat masyarakat serta hakekat Negara.

Etika, dalam melakukan pilihan kita mengacu pada istilah-istilah seperti baik, buruk,

kebajikan, dan kejahatan. Etika pada dasarnya berbeda dengan ontologi. Dalam on-

tologi kita berusaha untuk memperoleh pertanyaan-pertanyaan yang bersifat fakta,

sedangkan dalam etika kita berusaha memperoleh kesimpulan bersifat norma.

Tetapi tidak berbeda jauh karena didalam ontologi kita juga mencari norma-norma

yang menjadi dasar apakah sesuatu itu bersifat nyata atau tidak.

Estetika , merupakan cabang filsafat yang membicarakan definisi, susunan, dan per-

anan keindahan, khususnya didalam seni. Seorang filsuf ingin mengetahui : “ Apakah

keindahan itu ? “ Apakah hubungannya antara yang indah dan yang baik ? “ Dan seba-

gainya yang berkaitan dengan keindahan.

Filsafat agama, dalam filsafat agama ini, seorang filsuf akan mencari jawaban atas

pertanyaan : Apakah agama itu ? Apakah yang anda maksudkan dengan istilah

Tuhan ? Apa bukti-bukti tentang Tuhan sehat itu menurut logika ? Bagaimanakah

caranya kita mengetahui Tuhan ? Saling hubungan diantara cabang cabang fisafat.

Dalam arti tertentu kita telah membuat suatu lingkaran, karena pertanyaan mengenai

keabadian hidup mengacu kepada hakekat jiwa yang pada gilirannya mengacu pada

hakekat kenyataan, dan semuanya menimbulkan pertanyaan mengenai pengetahuan.

14

Page 15: makalah pkn kelompok 1

Didalam agama, kepercayaan acap kali dilawankan dengan pengetahuan sebagai suatu

bantuan, suatu tambahan atau sebagai cara baru untuk mengetahui.

E. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DAN ILMU

Ditinjau dari segi historis,hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan mengalami

perkembangan yang sangat mencolok. Pada permulaan sejarah filsafat di

Yunani,’’philosophia’’meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis.tetapi dalam

perkembangan ilmu pengetahuan di kemudian hari,ternyata juga kita lihat adanya

kecendrungan lain.Filsafat Yunani Kuno yang tadinya merupakan suatu kesatuan kemudian

menjadi terpecahpecah(Bertens,1987,Nuchelmans,1982).

Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tiadak

dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu.ilmu tidak dapat tumbuh dengan

baik tanpa kritik dari filsafat.dengan mengutip ungkapan dari Michael Whiteman(dalam

Koento Wibisono dkk,1997),bahwa ilmu kealaman persoalannya dianggap bersifat ilmiah

karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafati sehingga memisahkan satu dari yang

lain tidak mungkin.sebaliknya,banyak persoalan filsafat sekarang sangat memerlukan

landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinya tidak salah.lebih jauh,Jujun

S.Suriasumantri(1982:22),dengan meminjam pemikiran Will Durant menjelaskan

hubungan antara ilmu dengan filsafat dengan mengibaratkan filsafat sebagai pasukan

marinir yang berhasil merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri.pasukan infanteri

ini adalah sebagai pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu.filsafatlah yang

memenangakan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan.setelah itu,ilmulah yang membelah

gunung dan merambah hutan,menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang

dapat diandalkan.

Untuk melihat hubungan antara filsafat dan ilmu,ada baiknya kita lihat pada

perbandingan antara ilmu dengan filsafat dalam bagan di bawah ini,(disarikan dari

Drs.Agraha Suhandi,1992).

ILMU FILSAFAT

-Mencoba merumuskan jawaban pertanyaan -Mencoba merumuskan pertanyaan atas

Jawaban.

15

Page 16: makalah pkn kelompok 1

-Segi-segi yang dipelajari dibatasi agar -Mencari prinsip - prinsip umum, tidak

dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Membatasi segi pandangannya bahkan

cenderung memandang segala sesuatu

secara umum dan keseluruhan.

-Objek penelitian yang terbatas. -Keseluruhan yang ada. .

-Tidak menilai objek dari suatu sistem nilai -Menilai objek renungan dengan suatu

tertentu. Makna,misalkan religi,kesusilaan,dan

keadilan.

-Bertugas memberikan jawaban. -Bertugas mengintegrasikan ilmu-ilmu.

FF. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yangKesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang

bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologisbersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis

serta dasar axiologis dari sila-sila Pancasila. Sebagaimana dijelaskan bahwa kesatuan sila-silaserta dasar axiologis dari sila-sila Pancasila. Sebagaimana dijelaskan bahwa kesatuan sila-sila

Pancasila adalah bersifat hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal, digunakan untukPancasila adalah bersifat hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal, digunakan untuk

menggambarkan hubungan urutan-urutan luas (kuantitas) dan dalam pengertian inilah hubunganmenggambarkan hubungan urutan-urutan luas (kuantitas) dan dalam pengertian inilah hubungan

kesatuan sila-sila Pancasila itu dalam arti formal logis. kesatuan sila-sila Pancasila itu dalam arti formal logis.

Wawasan filsafat meliputi bidang penyelidikan ontologi, epistemologi, axiologi. KetigaWawasan filsafat meliputi bidang penyelidikan ontologi, epistemologi, axiologi. Ketiga

bidang ini dapat dianggap mencakup kesemestaan.bidang ini dapat dianggap mencakup kesemestaan.

1.1. KajianKajian Ontologi Ontologi

Menurut Runes, ontologi ialah teori tentang ada, keberadaan atau eksistensi. MenurutMenurut Runes, ontologi ialah teori tentang ada, keberadaan atau eksistensi. Menurut

Aristoteles, ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu dan disamakan artinyaAristoteles, ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu dan disamakan artinya

dengan metafisika. Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat dengan metafisika. Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat

tidak hanya kesatuan yang menyangkut sila-silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasartidak hanya kesatuan yang menyangkut sila-silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasar

dari sila-sila Pancasila atau secara filosofis merupakan dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasiladari sila-sila Pancasila atau secara filosofis merupakan dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila

yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri,yang terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri,

melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologi. Dasar ontologi Pancasila pada hakikatnyamelainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologi. Dasar ontologi Pancasila pada hakikatnya

adalah manusia, yang memilki hakikat hak mutlak adalah manusia, yang memilki hakikat hak mutlak monopluralis,monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar oleh karena itu hakikat dasar

ini disebut sebagai ini disebut sebagai dasar antropologis.dasar antropologis. Subjek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah Subjek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah

manusia, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: bahwa yang Berketuhanan Yang Maha Esa,manusia, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: bahwa yang Berketuhanan Yang Maha Esa,

yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerayatan yangyang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerayatan yang

16

Page 17: makalah pkn kelompok 1

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilandipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan

sosial pada hakikatnya adalah manusia (Notonogoro 1975:23). Demikianlah juga jikalau kitasosial pada hakikatnya adalah manusia (Notonogoro 1975:23). Demikianlah juga jikalau kita

pahami dari segi filsafat negara bahwa Pancasila adalah dasar nilai filsafat negara, adapunpahami dari segi filsafat negara bahwa Pancasila adalah dasar nilai filsafat negara, adapun

pendukung pokok negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri, sehinggapendukung pokok negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga

tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakikat dasar antropologis sila-sila Pancasilatepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakikat dasar antropologis sila-sila Pancasila

adalah manusia.adalah manusia.

2.2. KajianKajian Epistemologi Epistemologi

Epistemologi, menurut Runes, adalah bidang atau cabang filsafat yang menyelidiki asal,Epistemologi, menurut Runes, adalah bidang atau cabang filsafat yang menyelidiki asal,

syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.

Pengetahuan manusia, sebagai hasil pengalaman dan pemikiran, membentuk budaya.Pengetahuan manusia, sebagai hasil pengalaman dan pemikiran, membentuk budaya.

Bagaimana proses terjadinya meliputi pengetahuan sampai membentuk kebudayaan, sebagaiBagaimana proses terjadinya meliputi pengetahuan sampai membentuk kebudayaan, sebagai

wujud keutamaan (wujud keutamaan (superioritassuperioritas) manusia, ingin disadari lebih dalam. Bagaimana manusia) manusia, ingin disadari lebih dalam. Bagaimana manusia

mengetahui bahwa ia tahu, atau bagaimana manusia mengetahui bahwa sesuatu itu ilmumengetahui bahwa ia tahu, atau bagaimana manusia mengetahui bahwa sesuatu itu ilmu

pengetahuan, hal itu menjadi penyelidikan epistemologi.pengetahuan, hal itu menjadi penyelidikan epistemologi.

Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuanEpistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan

serta batas dan validitas ilmu pengetahuan. Jadi, epistemologi dapat disebut ilmu tentang ilmuserta batas dan validitas ilmu pengetahuan. Jadi, epistemologi dapat disebut ilmu tentang ilmu

atau teoti terjadinya ilmu atau atau teoti terjadinya ilmu atau science of science science of science atau atau Wissenchaftslehre. Wissenchaftslehre. Yang termasuk cabangYang termasuk cabang

epistemologi adalah matematika, logika, gramatika, dan semantik.epistemologi adalah matematika, logika, gramatika, dan semantik.

Jadi, epistemologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna dan nilai ilmuJadi, epistemologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna dan nilai ilmu

pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika,pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika,

metematika, dan teori ilmu.metematika, dan teori ilmu.

3.3. KajianKajian aksiologiaksiologi

AAksiksiologi, menurut Runes, berasal dari istilah Yunani, ologi, menurut Runes, berasal dari istilah Yunani, axios axios yang berati nilai, manfaat,yang berati nilai, manfaat,

pikiran atau ilmu/teori. Dalam pengertian yang modern, axiologi disamakan dengan teori nilai,pikiran atau ilmu/teori. Dalam pengertian yang modern, axiologi disamakan dengan teori nilai,

yakni sesuatu yang diinginkan, disukai, atau yang baik, dan juga bidang yang menyelidikiyakni sesuatu yang diinginkan, disukai, atau yang baik, dan juga bidang yang menyelidiki

hakikat nilai, kriteria, dan kedudukan metafisika sebagai suatu nilai.hakikat nilai, kriteria, dan kedudukan metafisika sebagai suatu nilai.

Menurut Prof. Brameled, axiologi dapat disimpulkan sebagai suatu cabang filsafat yangMenurut Prof. Brameled, axiologi dapat disimpulkan sebagai suatu cabang filsafat yang

menyelidiki:menyelidiki:

1.1. tingkah laku moral, yang berwujud etika;tingkah laku moral, yang berwujud etika;

17

Page 18: makalah pkn kelompok 1

2.2. ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan;ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan;

3.3. sosio-politik, yang berwujud ideologi.sosio-politik, yang berwujud ideologi.

AAksiksiologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis danologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis dan

tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan, dan agama.tingkatan nilai, dan hakikat nilai, termasuk estetika, etika, ketuhanan, dan agama.

Kehidupan manusia sebagai makhluk subyek budaya, pencipta, dan penegak nilai, berartiKehidupan manusia sebagai makhluk subyek budaya, pencipta, dan penegak nilai, berarti

manusia secara sadar mencari, memilih, dan melaksanakan (menikmati) nilai; jadi, nilaimanusia secara sadar mencari, memilih, dan melaksanakan (menikmati) nilai; jadi, nilai

merupakan fungsi kepribadian manusia. Bahkan, nilai di dalam kepribadian, seperti pandanganmerupakan fungsi kepribadian manusia. Bahkan, nilai di dalam kepribadian, seperti pandangan

hidup, keyakinan (agama) dan bagaimana kualitas kepribadian. Martabat manusia ditentukanhidup, keyakinan (agama) dan bagaimana kualitas kepribadian. Martabat manusia ditentukan

oleh keyakinannya dan amal kebajikannya.oleh keyakinannya dan amal kebajikannya.

a. Teori Nilai a. Teori Nilai

Terdapat berbagai macam pandangan tentang nilai dan hal ini sangat terga ntung padaTerdapat berbagai macam pandangan tentang nilai dan hal ini sangat terga ntung pada

titik tolak dan sudut ppandangnya masing-masing dalam menentukan tentang pengertian sertatitik tolak dan sudut ppandangnya masing-masing dalam menentukan tentang pengertian serta

hierarki nilai. Menurut tinggi rendahnya, nilai- nilai dapat dikelompokkan dalam empat tingkat,hierarki nilai. Menurut tinggi rendahnya, nilai- nilai dapat dikelompokkan dalam empat tingkat,

sebagai berikut :sebagai berikut :

1. Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkat ini terdapat deretan nilai-nilai yang mengenakan

dan tidak mengenakan.

2. Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkat ini terdapatlah nilai-nilai yang penting bagi

keidupan (Werte des vitalen Fuhlens) misalnya kesehatan.

3. Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkat ini terdapat nilai- nilai kejiwaan yang sama tidak

tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan. Nilai-nilai semacam itu ialah

keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.

4. Nilai-nilai kerohanian: dalam ini terdapatlah modalitas nilai dari yang suci dan tidak

suci.

Walter G. Everet menggolong-golongkan nilai-nilai manusiawi ke dalam kelompok yaitu:

1. Nilai-nilai ekonomis, ditujukan oleh harga pasar dan meliputi semua benda yang

dapat dibeli.

2. Nilai-nilai kejasmanian, membantu pada kesehatan, efisiensi dan keindahan dari

kehidupan badan

3. Nilai-nilai hiburan, nilai-nilai permainan dan waktu senggan yang dapat

menyumbangkan pada pengayaan kehidupan

4. Nilai-nilai sosial, berasal mula dari pelbagai bentuk perserikatan manusia

18

Page 19: makalah pkn kelompok 1

5. Nilai-nilai watak, keseluruhan dari keutuhan keporibadian dan sosial yang

diinginkan

6. Nilai-nilai estetis, nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni

7. Nilai-nilai intelektual, nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran

8. Nilai-nilai keagamaan

Notonagoro membagi nilai menjadi tiga yaitu:

1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

mengadakan kegiatan.

2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan

kegiatan.

3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani. Nilai kerohanian

ini dapat dibedakan atas empat macam :

Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal manusia.

Nilai keindahan, atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan manusia.

Nilai kebaikan, atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak manusia.

Nilai religius, Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilaiyang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai

religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.

PENUTUPPENUTUP

A.KESIMPULAN

Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk

19

Page 20: makalah pkn kelompok 1

suatu tujuan tertentu,sila-sila pancasila dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahnya satu

dengan yang lainnya.

Pancasila sebagai sistem filsafat berdasarkan :

1. Kajian ontologi

2. Kajian epistemologi

3. Kajian aksiologi

Berdasarkan penjabaran dari syarat-syarat filsafat yang ternyata cocok diterapkan kepada

pancasila,ini menunjukkan dan mengukuhkan bahwa pancasila benar-benar suatu sistem fil-

safat,yaitu sistem filsafat bangsa Indonesia.digali dari bumi Indonesia,berdasarkan kehidupan-

nya,kebiasaannya,adat istiadatnya,kebudayaannya,serta kepercayaan dan agama-agamanya.

B.SARAN

Sebagai warga negara Indonesia, kita harus berpikir filsafat serta mengamalkan apa yangSebagai warga negara Indonesia, kita harus berpikir filsafat serta mengamalkan apa yang

terkandung dalam filsafat bangsa kita yakni Pancasila demi mencapai kesejahteraan bangsaterkandung dalam filsafat bangsa kita yakni Pancasila demi mencapai kesejahteraan bangsa

dan negara.dan negara.

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Achmad Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.Yogyakarta: Paradigma

Syarbaini, Syahrial.2001.Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.Jakarta: Ghalia Indonesia

20

Page 21: makalah pkn kelompok 1

Tim Dosen Pancasila UH.1998.Pendidikan Kewarganegaraan .Unhas Press: Tammalanrea.

Tim Dosen Mata Kuliah Kewarganegaraan Universitas Hasanuddin.1998.Pendidikan Kewar-ganegaraan .Unhas Press: Tammalanrea.

Zambrana.2010. Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan.Diposkan oleh risang82 di 05.59 Label: Filsafat

21

Page 22: makalah pkn kelompok 1

22