BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan jaman dewasa ini telah membuat sebagian besar masyarakat mengalami perubahan pola hidup termasuk diantaranya pola makan. Dalam hal pola makan, masyarakat cenderung memilih hal-hal yang bersifat cepat dan instant tanpa memperhatikan efek samping dibalik pola makan yang tidak tepat. Pola makan yang tidak tepat dapat menyebabkan munculnya beragam penyakit, seperti kanker, diabetes mellitus, aterosklerosis, katarak, dan penyakit jantung koroner (PJK). Hernani dan Rahardjo (2005) menyatakan bahwa keberadaan radikal bebas yang bersifat sangat reaktif dan tidak stabil dalam tubuh dapat mengakibatkan kerusakan seluler, jaringan, dan genetik (mutasi). Dunia kedokteran dan kesehatan telah banyak membahas tentang radikal bebas. Hal ini karena sebagian besar penyakit diawali dan disebabkan oleh adanya reaksi radikal bebas yang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan jaman dewasa ini telah membuat sebagian besar
masyarakat mengalami perubahan pola hidup termasuk diantaranya pola
makan. Dalam hal pola makan, masyarakat cenderung memilih hal-hal yang
bersifat cepat dan instant tanpa memperhatikan efek samping dibalik pola
makan yang tidak tepat. Pola makan yang tidak tepat dapat menyebabkan
munculnya beragam penyakit, seperti kanker, diabetes mellitus,
aterosklerosis, katarak, dan penyakit jantung koroner (PJK). Hernani dan
Rahardjo (2005) menyatakan bahwa keberadaan radikal bebas yang bersifat
sangat reaktif dan tidak stabil dalam tubuh dapat mengakibatkan kerusakan
seluler, jaringan, dan genetik (mutasi). Dunia kedokteran dan kesehatan telah
banyak membahas tentang radikal bebas. Hal ini karena sebagian besar
penyakit diawali dan disebabkan oleh adanya reaksi radikal bebas yang
berlebihan di dalam tubuh. Oleh karena adanya pengaruh radikal bebas yang
tidak baik bagi kesehatan tubuh, maka tubuh memerlukan suatu komponen
penting yang menangkal serangan radikal bebas. Komponen penting yang
mampu menyelamatkan sel-sel tubuh manusia dari bahaya radikal bebas
adalah antioksidan. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa
antioksidan berperan dalam menangkal serangan radikal bebas.
Vitamin E atau tokoferol merupakan zat gizi yang penting dan unik.
Penting, karena vitamin E ini mempunyai sifat antioksidan sehingga zat gizi
ini dapat mencegah atau menghambat terjadinya penyakit degeneratif. Dari
1
berbagai hasil penelitian terbukti bahwa peranan vitamin E sebagai
antioksidan lebih menonjol. Disebut unik, karena vitamin ini dimasukkan
dalam kelompok vitamin, walaupun sebenarnya tidak mempunyai fungsi
sebagai kofaktor untuk mereaksi enzim seperti lazimnya fungsi vitamin
umumnya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan :
1. Apakah pengertian vitamin E ?
2. Apakah sifat dan fungsi vitamin E ?
3. Berapakah jumlah kebutuhan vitamin E bagi tubuh manusia?
4. Apa sajakah sumber vitamin E ?
5. Bagaimana metabolisme vitamin E dalam tubuh ?
6. Apa sajakah dampak oksidan dan radikal bebas ?
7. Apa pengertian penyakit degeneratif ?
8. Apa sajakah jenis penyakit degeneratif ?
9. Apakah penyebab penyakit degeneratif ?
10. Bagaimana terjadinya proses penuaan ?
11. Apakah hubungan vitamin E dengan penyakit degeneratif dan
antioksidan ?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian vitamin E.
2. Mengetahui sifat dan fungsi vitamin E.
3. Mengetahui berapa jumlah kebutuhan vitamin E bagi tubuh manusia.
2
4. Mengetahui sumber vitamin E.
5. Mengetahui metabolisme vitamin E dalam tubuh.
6. Mengetahui dampak oksidan dan radikal bebas.
7. Mengetahui pengertian penyakit degeneratif.
8. Mengetahui jenis penyakit degeneratif.
9. Mengetahui penyebab penyakit degeneratif.
10. Mengetahui terjadinya proses penuaan.
11. Mengetahui hubungan vitamin E dengan penyakit degeneratif dan
antioksidan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Vitamin E
1. Pengertian Vitamin E
Vitamin E ditemukan pada tahun 1922, oleh Evans dan Bishop,
dengan istilah tokoferol (dari bahasa Yunani, tocos berarti kelahiran anak
dan phero berarti mengasuh). Vitamin E adalah nama umum untuk
semua metil-tokol, jadi istilah tokoferol bekan sinonim dari dari vitamin
E, namun pada praktek sehari-hari, kedua istilah tersebut disinonimkan.
Vitamin E merupakan suatu antioksidan poten yang bekerja pada
membran dengan melepaskan ion hidrogen menjadi radikal tocopheroxyl,
dapat mencegah peroksidasi lipid yang secara efektif melindungi
membran sel termasuk membran sel eritrosit terhadap kerusakan
oksidatif yang mengakibatkan lisis sel, vitamin E dapat mencegah
terjadinya hemolisis, yang kemudian dapat mencegah hiperbilirubinemia
pada neonatus.
Vitamin E merupakan suatu zat antioksidan yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh manusia karena memiliki peranan penting dalam
menjaga keseimbangan sel dari radikal bebas. Dengan kemampuannya
sebagai zat antioksidan, vitamin E dapat mengurangi resiko penyebab
berbagai macam penyakit, seperti jantung, kanker, dan diabetes.
2. Sifat dan Fungsi Vitamin E
Secara fisik vitamin E larut dalam lemak. Vitamin ini tidak dapat
disintesa oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi dari makanan maupun
4
suplemen. Selain tokoferol, tokotrienol juga merupakan nama lain daaari
vitamin E. Tokoferol dan tokotrienol dikenal mempunyai aktifitas
biologis vitamin E.
Terdapat enam jenis tokoferol, α (alfa), ß (beta), γ (gama), δ (delta),
ρ (eta), λ (zeta), yang memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai
vitamin E dari suatu bahan pangan didasarkan pada jumlah dari aktivitas-
aktivitas tersebut. Tokoferol yang mempunyai biopotensi terbesar dan
menunjukan aktivitas biologis vitamin E yang asli adalah tokoferol alfa.
Fungsi metabolik vitamin E dalam tubuh antara lain :
a. sebagai antioksidan yang dapat melindungi sel dari kerusakan
oksidasi, menangkap radikal bebas yang sangat reaktif, dan
melindungi sel dari kerusakan.
b. menstimulasi respon imunologi. Kemampuan peningkatan imunologi
terlihat dalam peningkatan kekebalan tubuh. Dari beberapa
penelitian mengemukakan, bahwa kejadian infeksi akan berkurang
bilamana kadar vitamin E dalam tubuh meningkat.
c. dalam pernapasan jaringan normal, berperan membantu fungsi
sistem sitokrom oksidase atau untuk melindungi susunan lipida di
dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi.
d. dalam sintesis vitamin C.
e. menghambat konversi nitrit dalam asap rokok menjadi nitrosamin
(promotor tumor kanker yang berbahaya) dalam perut.
f. memelihara stabilitas jaringan ikat di dalam sel, misalnya menjaga
integritas serat elastin antara dermis dan kolagen, sehingga
5
kelenturan dan kekenyalan kulit tetap terjaga. Kombinasi
penggunaan vitamin E baik secara oral maupun topikal dapat
menjaga elastisitas kulit, mencegah timbulnya keriput dan penuaan
dini, serta menjaga pigmentasi kulit.
g. sebagai UV protection untuk melindungi kulit dari bahaya sinar
matahari yang dapat menyebabkan penuaan dini.
h. sebagai anti inflamasi yang dapat mencegah kerusakan kulit karena
UVL.
i. sebagai pelembab kulit yang dapat mempertahankan ikatan air di
dalam kulit dan melindungi lipid atau lipoprotein yang terdapat
dalam membran sel.
j. sebagai microcirculation yang mengatur cairan di dalam vena atau
arteri dan sirkulasi peripheral yang menjaga stabilitas membran sel.
Tokoferol merupakan antioksidan terpilih pada preparat
perlindungan kulit. Manfaat vitamin E bagi kulit selain yang telah
disebutkan di atas adalah sebagai berikut :
a. meremajakan kulit dengan memperpanjang usia sel-sel kulit.
b. membantu mengatifkan kembali regenerasi sel-sel kulit.
c. mencegah terjadinya bekas luka yang dalam (dalam pemberian
vitamin E secara topikal dapat langsung diserap oleh kulit).
d. mempercepat pemulihan luka bakar.
e. mengangkat radikal-radikal bebas yang ada pada kulit, radikal-
radikal bebas dapat menyebabkan akumulasi (penumpukan sisa-sisa
6
partikel yang seharusnya dikeluarkan) yang menyebabkan kerusakan
pada sel kulit.
f. melindungi kulit dari zat-zat beracun seperti asap rokok, polusi udara
dan lain-lain.
g. berfungsi sebagai tabir surya (melindungi kulit dari kerusakan yang
disebabkan oleh sinar matahari).
3. Jumlah Kebutahan Vitamin E
Jumlah vitamin E yang dikonsumsi berdasarkan RDA
(Recommended Dietary Allowances) Amerika tahun 1973 adalah 30
Satuan Internasional (SI) untuk orang dewasa. Kemudian angka ini direvisi
tahun 1989 menjadi lebih rendah, yaitu 15 SI untuk dewasa laki-laki dan
12 SI untuk dewasa wanita.
Untuk mendapatkan jumlah vitamin E yang memenuhi angka
kecukupan tersebut dapat diperoleh dari bahan makanan yang banyak
mengandung vitamin E. Sumber-sumber makanan yang kaya akan vitamin
E antara lain minyak tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, kacang-kacangan dan
telur. Minyak kecambah tercatat sebagai sumber vitamin E yang paling
kaya.
Pada umumnya vitamin E dianggap sebagai bahan yang cukup aman
dan hanya sedikit peringatan yang pernah kita dengar tentang bahaya
kelebihan dosis vitamin ini. Bagi orang dewasa mungkin ini cukup
beralasan, tetapi batasan jumah vitamin yang dapat dikonsumsi secara
aman masih meragukan. Pada bayi prematur telah dilaporkan adanya kasus
7
bahaya kelebihan dosis vitamin E, yang mungkin disebabkan oleh
gangguan pada aksi sel-sel sistem imun terhadap infeksi.
Karena aksi oksidasi dari radikal bebas adalah bagian yang perlu dari
fungsi tubuh, baik untuk penghancuran bakteri maupun untuk tujuan
penting lainnya, cukup masuk akal untuk dikatakan bahwa gangguan yang
tidak perlu, melalui dosis yang berlebihan dari antioksidan (misalnya
vitamin E), akan membahayakan. Berbuat demikian sama halnya dengan
misalnya meningkatkan risiko infeksi. Tidak ada substansi dengan manfaat
medis besar yang tidak mempunyai efek samping yang tidak diinginkan.
Ini adalah kenyataan di bidang kedokteran yang tidak boleh dilupakan.
Seperti banyak substansi lain, vitamin E diperlukan untuk kehidupan
dan kesehatan. Tetapi seperti banyak bahan lain, demi keamanan
jumlahnya didalam tubuh harus berada dalam batasan yang ketat.
Sebenarnya sumber vitamin E ini cukup banyak. Selama ransum
dibuat dari bahan-bahan makanan sumber nabati dan hewani, kandungan
ransum vitamin E sudah cukup. Tetapi kekurangan vitamin E dapat saja
terjadi akibat proses penyimpanan, karena vitamin E ini bersifat sangat
tidak stabil, yaitu mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara. Itulah
sebabnya ransum biasanya dilengkapi dengan bahan penstabil yang
biasanya terdapat dalam campuran vitamin mineral pelengkap buatan
pabrik. Kekurangan secara insidentil dapat diatasi melalui pemberian air
minum.
4. Sumber Vitamin E
Makanan yang banyak mengandung Vitamin E :
8
a. Almond
Almond adalah salah satu sumber vitamin E alami terkaya. Satu porsi
100 gram almond menyediakan 26,2 miligram vitamin E. Meskipun
dianjurkan untuk mengkonsumsi almond dalam keadaan mentah,
namun Anda dapat mengambilnya dalam bentuk minyak almond atau
susu almond.
b. Biji-bijian
Biji wijen, biji labu atau biji bunga matahari merupakan sumber
vitamin E yang yang sangat baik. Hanya ¼ cangkir biji bunga
matahari akan memberikan Anda 90,5 % dari kebutuhan vitamin E
harian Anda.
c. Slada swiss (Swiss chard)
Sayuran berdaun hijau banyak mengandung beberapa vitamin penting,
termasuk vitamin E. Swiss chard menawarkan hampir 17 % dari
kebutuhan harian yang direkomendasikan.
d. Mustard Greens
Sama seperti Swiss chard, mustard greens adalah sayuran yang sangat
bergizi. Sayuran yang mirip sawi atau kailan ini kaya akan vitamin E,
Folat, vitamin A , C , dan K.
e. Bayam
Selain terkenal akan zat besinya, bayam juga sarat dengan vitamin E,
Antioksidan, dan banyak nutrisi penting lain seperti kalsium dan folat.
otak (pikun), artitis rematoid, dan penuaan kulit kini menjadi permasalahan
kesehatan yang cukup serius dan menjadi penyebab kematian terbesar di dunia.
Banyak faktor yang menjadi penyebab munculnya penyakit degeneratif seperti
gaya hidup yang tidak sehat (konsumsi makanan teroksidasi dan lemak jenuh,
kurang olah raga, merokok, alkoholic, workaholic, dan stres psikologis) dan
lingkungan (paparan radikal bebas, zat kimia, sinar matahari, dan pengobatan
dengan sinar Ultraviolet).
Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif adalah
dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung komponen
bioaktif. Komponen atau senyawa bioaktif adalah senyawa yang mempunyai efek
fisiologis baik positif maupun negatif terhadap kesehatan manusia (Yuniati et al.,
2012). Salah satu komponen bioaktif dalam makanan dan minuman yang
dipercaya dapat mencegah penyakit degeneratif ini adalah antioksidan.
Antioksidan merupakan zat yang dapat mencegah atau menunda kerusakan
oksidatif pada lipid, protein, dan asam nukleat oleh oksigen reaktif termasuk
radikal bebas reaktif, seperti superoksida, hidroksil, peroksil, alkoksil, dan non
radikal seperti, hidrogen peroksida, hipoklorus, dan sebagainya (Lim et al., 2007).
39
Prinsip utama aktivitas antioksidan adalah keberadaan elektron untuk
menetralisasi radikal bebas. Radikal bebas yang diproduksi selama proses oksidasi
memiliki sifat sangat reaktif dan berpotensi untuk merusak spesies kimia transien
(Nurliyana et al., 2010). Antioksidan banyak terdapat pada buah dan sayur.
Antioksidan alami terdiri dari tokoferol (vitamin E).
B. SARAN
Penulis menyarankan kepada pembaca khususnya para mahasiswa untuk
lebih menjaga kesehatan dengan rajin berolah raga, tidak merokok, serta
mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang karena dengan demikian
segala kebutuhan tubuh akan gizi khususnya vitamin E dapat terpenuhi sehingga
resiko terjadinya penuaan dini dan terkena penyakit degeneratif di waktu
mendatang dapat berkurang.
40
DAFTAR PUSTAKA
Aruoma O.I. 1994. Free radicals and antioxidant strategies in sports. J Nutr Biochem 5:370-381
Fatmah. 2006. Respons Imunitas Yang Rendah Pada Tubuh Manusia Usia Lanjut. Makara Kesehatan: 47-53
Kariosentono, Harijono. 2013. Kelainan Pigmentasi Kulit Dan Penuaan Dini Serta Peran Pendidikan Kedokteran Dibidang Ilmu Kesehatan. Solo, 19 Desember 2013
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 264 tahun 2010 Tentang Pedoman Penanggulangan Masalah Kesehatan Intelegensia Akibat Gangguan Degeneratif.
Kim H. J, Eun J.C, sung H. C., shin K. C., Heu D. P., Sang W. C. 2002. Antioxidative activity of resveratrol and its derivatives isolated from seed of Paeonia lactiflora. Biosci Biotechnol Biochem 66: 1990-1993
Lamid, Astuti. 1995. Vitamin E Sebagai Antioksidan. Media Litbangkes Vol. V No. 01. Bogor: Puslitbang Gizi
Maulida, Dewi Dan Naufal Zulkarnaen. 2010. Ekstraksi Antioksidan (Likopen) Dari Buah Tomat Dengan Menggunakan Solven Campuran, n-Heksana, Aseton Dan Etanol. St Skripsi. Semarang: Fakultas Teknik Undip
Muhilal. 1991. Teori radikal bebas dalam gizi dan kedokteran Cermin Dunia Kedokteran. 73: 9-11.
Nofianty, Tri. 2008. Pengaruh Formulasi. FMIPA UI: 4-53
Sareharto, Tun Paksi. 2010. Kadar Vitamin E Rendah Sebagai Faktor Resiko Peningkatan Billirubin Serum Pada Neonatus. Sp.A Thesis. Semarang: PPDS IKA Undip
Tapan, Erik. 2005. Penyakit Degeneratif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo