Top Banner
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan jaman dewasa ini telah membuat sebagian besar masyarakat mengalami perubahan pola hidup termasuk diantaranya pola makan. Dalam hal pola makan, masyarakat cenderung memilih hal-hal yang bersifat cepat dan instant tanpa memperhatikan efek samping dibalik pola makan yang tidak tepat. Pola makan yang tidak tepat dapat menyebabkan munculnya beragam penyakit, seperti kanker, diabetes mellitus, aterosklerosis, katarak, dan penyakit jantung koroner (PJK). Hernani dan Rahardjo (2005) menyatakan bahwa keberadaan radikal bebas yang bersifat sangat reaktif dan tidak stabil dalam tubuh dapat mengakibatkan kerusakan seluler, jaringan, dan genetik (mutasi). Dunia kedokteran dan kesehatan telah banyak membahas tentang radikal bebas. Hal ini karena sebagian besar penyakit diawali dan disebabkan oleh adanya reaksi radikal bebas yang 1
66

MAKALAH PGM VIT. E.doc

Dec 24, 2015

Download

Documents

resa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH PGM VIT. E.doc

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan jaman dewasa ini telah membuat sebagian besar

masyarakat mengalami perubahan pola hidup termasuk diantaranya pola

makan. Dalam hal pola makan, masyarakat cenderung memilih hal-hal yang

bersifat cepat dan instant tanpa memperhatikan efek samping dibalik pola

makan yang tidak tepat. Pola makan yang tidak tepat dapat menyebabkan

munculnya beragam penyakit, seperti kanker, diabetes mellitus,

aterosklerosis, katarak, dan penyakit jantung koroner (PJK). Hernani dan

Rahardjo (2005) menyatakan bahwa keberadaan radikal bebas yang bersifat

sangat reaktif dan tidak stabil dalam tubuh dapat mengakibatkan kerusakan

seluler, jaringan, dan genetik (mutasi). Dunia kedokteran dan kesehatan telah

banyak membahas tentang radikal bebas. Hal ini karena sebagian besar

penyakit diawali dan disebabkan oleh adanya reaksi radikal bebas yang

berlebihan di dalam tubuh. Oleh karena adanya pengaruh radikal bebas yang

tidak baik bagi kesehatan tubuh, maka tubuh memerlukan suatu komponen

penting yang menangkal serangan radikal bebas. Komponen penting yang

mampu menyelamatkan sel-sel tubuh manusia dari bahaya radikal bebas

adalah antioksidan. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa

antioksidan berperan dalam menangkal serangan radikal bebas.

Vitamin E atau tokoferol merupakan zat gizi yang penting dan unik.

Penting, karena vitamin E ini mempunyai sifat antioksidan sehingga zat gizi

ini dapat mencegah atau menghambat terjadinya penyakit degeneratif. Dari

1

Page 2: MAKALAH PGM VIT. E.doc

berbagai hasil penelitian terbukti bahwa peranan vitamin E sebagai

antioksidan lebih menonjol. Disebut unik, karena vitamin ini dimasukkan

dalam kelompok vitamin, walaupun sebenarnya tidak mempunyai fungsi

sebagai kofaktor untuk mereaksi enzim seperti lazimnya fungsi vitamin

umumnya.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan :

1. Apakah pengertian vitamin E ?

2. Apakah sifat dan fungsi vitamin E ?

3. Berapakah jumlah kebutuhan vitamin E bagi tubuh manusia?

4. Apa sajakah sumber vitamin E ?

5. Bagaimana metabolisme vitamin E dalam tubuh ?

6. Apa sajakah dampak oksidan dan radikal bebas ?

7. Apa pengertian penyakit degeneratif ?

8. Apa sajakah jenis penyakit degeneratif ?

9. Apakah penyebab penyakit degeneratif ?

10. Bagaimana terjadinya proses penuaan ?

11. Apakah hubungan vitamin E dengan penyakit degeneratif dan

antioksidan ?

C. Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian vitamin E.

2. Mengetahui sifat dan fungsi vitamin E.

3. Mengetahui berapa jumlah kebutuhan vitamin E bagi tubuh manusia.

2

Page 3: MAKALAH PGM VIT. E.doc

4. Mengetahui sumber vitamin E.

5. Mengetahui metabolisme vitamin E dalam tubuh.

6. Mengetahui dampak oksidan dan radikal bebas.

7. Mengetahui pengertian penyakit degeneratif.

8. Mengetahui jenis penyakit degeneratif.

9. Mengetahui penyebab penyakit degeneratif.

10. Mengetahui terjadinya proses penuaan.

11. Mengetahui hubungan vitamin E dengan penyakit degeneratif dan

antioksidan.

3

Page 4: MAKALAH PGM VIT. E.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Vitamin E

1. Pengertian Vitamin E

Vitamin E ditemukan pada tahun 1922, oleh Evans dan Bishop,

dengan istilah tokoferol (dari bahasa Yunani, tocos berarti kelahiran anak

dan phero berarti mengasuh). Vitamin E adalah nama umum untuk

semua metil-tokol, jadi istilah tokoferol bekan sinonim dari dari vitamin

E, namun pada praktek sehari-hari, kedua istilah tersebut disinonimkan.

Vitamin E merupakan suatu antioksidan poten yang bekerja pada

membran dengan melepaskan ion hidrogen menjadi radikal tocopheroxyl,

dapat mencegah peroksidasi lipid yang secara efektif melindungi

membran sel termasuk membran sel eritrosit terhadap kerusakan

oksidatif yang mengakibatkan lisis sel, vitamin E dapat mencegah

terjadinya hemolisis, yang kemudian dapat mencegah hiperbilirubinemia

pada neonatus.

Vitamin E merupakan suatu zat antioksidan yang sangat

dibutuhkan oleh tubuh manusia karena memiliki peranan penting dalam

menjaga keseimbangan sel dari radikal bebas. Dengan kemampuannya

sebagai zat antioksidan, vitamin E dapat mengurangi resiko penyebab

berbagai macam penyakit, seperti jantung, kanker, dan diabetes.

2. Sifat dan Fungsi Vitamin E

Secara fisik vitamin E larut dalam lemak. Vitamin ini tidak dapat

disintesa oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi dari makanan maupun

4

Page 5: MAKALAH PGM VIT. E.doc

suplemen. Selain tokoferol, tokotrienol juga merupakan nama lain daaari

vitamin E. Tokoferol dan tokotrienol dikenal mempunyai aktifitas

biologis vitamin E.

Terdapat enam jenis tokoferol, α (alfa), ß (beta), γ (gama), δ (delta),

ρ (eta), λ (zeta), yang memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai

vitamin E dari suatu bahan pangan didasarkan pada jumlah dari aktivitas-

aktivitas tersebut. Tokoferol yang mempunyai biopotensi terbesar dan

menunjukan aktivitas biologis vitamin E yang asli adalah tokoferol alfa.

Fungsi metabolik vitamin E dalam tubuh antara lain :

a. sebagai antioksidan yang dapat melindungi sel dari kerusakan

oksidasi, menangkap radikal bebas yang sangat reaktif, dan

melindungi sel dari kerusakan.

b. menstimulasi respon imunologi. Kemampuan peningkatan imunologi

terlihat dalam peningkatan kekebalan tubuh. Dari beberapa

penelitian mengemukakan, bahwa kejadian infeksi akan berkurang

bilamana kadar vitamin E dalam tubuh meningkat.

c. dalam pernapasan jaringan normal, berperan membantu fungsi

sistem sitokrom oksidase atau untuk melindungi susunan lipida di

dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi.

d. dalam sintesis vitamin C.

e. menghambat konversi nitrit dalam asap rokok menjadi nitrosamin

(promotor tumor kanker yang berbahaya) dalam perut.

f. memelihara stabilitas jaringan ikat di dalam sel, misalnya menjaga

integritas serat elastin antara dermis dan kolagen, sehingga

5

Page 6: MAKALAH PGM VIT. E.doc

kelenturan dan kekenyalan kulit tetap terjaga. Kombinasi

penggunaan vitamin E baik secara oral maupun topikal dapat

menjaga elastisitas kulit, mencegah timbulnya keriput dan penuaan

dini, serta menjaga pigmentasi kulit.

g. sebagai UV protection untuk melindungi kulit dari bahaya sinar

matahari yang dapat menyebabkan penuaan dini.

h. sebagai anti inflamasi yang dapat mencegah kerusakan kulit karena

UVL.

i. sebagai pelembab kulit yang dapat mempertahankan ikatan air di

dalam kulit dan melindungi lipid atau lipoprotein yang terdapat

dalam membran sel.

j. sebagai microcirculation yang mengatur cairan di dalam vena atau

arteri dan sirkulasi peripheral yang menjaga stabilitas membran sel.

Tokoferol merupakan antioksidan terpilih pada preparat

perlindungan kulit. Manfaat vitamin E bagi kulit selain yang telah

disebutkan di atas adalah sebagai berikut :

a. meremajakan kulit dengan memperpanjang usia sel-sel kulit.

b. membantu mengatifkan kembali regenerasi sel-sel kulit.

c. mencegah terjadinya bekas luka yang dalam (dalam pemberian

vitamin E secara topikal dapat langsung diserap oleh kulit).

d. mempercepat pemulihan luka bakar.

e. mengangkat radikal-radikal bebas yang ada pada kulit, radikal-

radikal bebas dapat menyebabkan akumulasi (penumpukan sisa-sisa

6

Page 7: MAKALAH PGM VIT. E.doc

partikel yang seharusnya dikeluarkan) yang menyebabkan kerusakan

pada sel kulit.

f. melindungi kulit dari zat-zat beracun seperti asap rokok, polusi udara

dan lain-lain.

g. berfungsi sebagai tabir surya (melindungi kulit dari kerusakan yang

disebabkan oleh sinar matahari).

3. Jumlah Kebutahan Vitamin E

Jumlah vitamin E yang dikonsumsi berdasarkan RDA

(Recommended Dietary Allowances) Amerika tahun 1973 adalah 30

Satuan Internasional (SI) untuk orang dewasa. Kemudian angka ini direvisi

tahun 1989 menjadi lebih rendah, yaitu 15 SI untuk dewasa laki-laki dan

12 SI untuk dewasa wanita.

Untuk mendapatkan jumlah vitamin E yang memenuhi angka

kecukupan tersebut dapat diperoleh dari bahan makanan yang banyak

mengandung vitamin E. Sumber-sumber makanan yang kaya akan vitamin

E antara lain minyak tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, kacang-kacangan dan

telur. Minyak kecambah tercatat sebagai sumber vitamin E yang paling

kaya.

Pada umumnya vitamin E dianggap sebagai bahan yang cukup aman

dan hanya sedikit peringatan yang pernah kita dengar tentang bahaya

kelebihan dosis vitamin ini. Bagi orang dewasa mungkin ini cukup

beralasan, tetapi batasan jumah vitamin yang dapat dikonsumsi secara

aman masih meragukan. Pada bayi prematur telah dilaporkan adanya kasus

7

Page 8: MAKALAH PGM VIT. E.doc

bahaya kelebihan dosis vitamin E, yang mungkin disebabkan oleh

gangguan pada aksi sel-sel sistem imun terhadap infeksi.

Karena aksi oksidasi dari radikal bebas adalah bagian yang perlu dari

fungsi tubuh, baik untuk penghancuran bakteri maupun untuk tujuan

penting lainnya, cukup masuk akal untuk dikatakan bahwa gangguan yang

tidak perlu, melalui dosis yang berlebihan dari antioksidan (misalnya

vitamin E), akan membahayakan. Berbuat demikian sama halnya dengan

misalnya meningkatkan risiko infeksi. Tidak ada substansi dengan manfaat

medis besar yang tidak mempunyai efek samping yang tidak diinginkan.

Ini adalah kenyataan di bidang kedokteran yang tidak boleh dilupakan.

Seperti banyak substansi lain, vitamin E diperlukan untuk kehidupan

dan kesehatan. Tetapi seperti banyak bahan lain, demi keamanan

jumlahnya didalam tubuh harus berada dalam batasan yang ketat.

Sebenarnya sumber vitamin E ini cukup banyak. Selama ransum

dibuat dari bahan-bahan makanan sumber nabati dan hewani, kandungan

ransum vitamin E sudah cukup. Tetapi kekurangan vitamin E dapat saja

terjadi akibat proses penyimpanan, karena vitamin E ini bersifat sangat

tidak stabil, yaitu mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara. Itulah

sebabnya ransum biasanya dilengkapi dengan bahan penstabil yang

biasanya terdapat dalam campuran vitamin mineral pelengkap buatan

pabrik. Kekurangan secara insidentil dapat diatasi melalui pemberian air

minum.

4. Sumber Vitamin E

Makanan yang banyak mengandung Vitamin E :

8

Page 9: MAKALAH PGM VIT. E.doc

a. Almond

Almond adalah salah satu sumber vitamin E alami terkaya. Satu porsi

100 gram almond menyediakan 26,2 miligram vitamin E. Meskipun

dianjurkan untuk mengkonsumsi almond dalam keadaan mentah,

namun Anda dapat mengambilnya dalam bentuk minyak almond atau

susu almond.

b. Biji-bijian

Biji wijen, biji labu atau biji bunga matahari merupakan sumber

vitamin E yang yang sangat baik. Hanya ¼ cangkir biji bunga

matahari akan memberikan Anda 90,5 % dari kebutuhan vitamin E

harian Anda.

c. Slada swiss (Swiss chard)

Sayuran berdaun hijau banyak mengandung beberapa vitamin penting,

termasuk vitamin E. Swiss chard menawarkan hampir 17 % dari

kebutuhan harian yang direkomendasikan.

d. Mustard Greens

Sama seperti Swiss chard, mustard greens adalah sayuran yang sangat

bergizi. Sayuran yang mirip sawi atau kailan ini kaya akan vitamin E,

Folat, vitamin A , C , dan K.

e. Bayam

Selain terkenal akan zat besinya, bayam juga sarat dengan vitamin E, 

Antioksidan, dan banyak nutrisi penting lain seperti kalsium dan folat.

f. Turnip hijau

9

Page 10: MAKALAH PGM VIT. E.doc

Sama seperti sayuran berdaun lainnya diatas, hanya 1 cangkir Turnip

hijau akan memberikan Anda dengan banyak vitamin E , A ,  C, dan

sama folat.

g. Kale

Kale adalah salah satu sayuran yang banyak mengandung vitamin E.

Mengkonsumsi satu cangkir kale rebus setiap hari akan memberikan

Anda  6 % dari kebutuhan harian vitamin E.

h. Minyak nabati

Vitamin E juga banyak terdapat dalam minyak biji-bijian. Wheat germ

oil adalah minyak nabati yang memiliki vitamin E tertinggi. Minyak

bunga matahari adalah alternatif lain yang banyak menyediakan

vitamin ini. Hemp Seed, minyak Kelapa, minyak zaitun juga kaya

vitamin E.

i. Hazelnut

Hazelnut (sejenis kemiri) banyak mengandung vitamin E, serta nutrisi

bermanfaat lainnya seperti vitamin B. Anda juga bisa memakan

kacang ini yang dalam bentuk produk tertentu.

j. Kacang pinus (pine nuts)

Kacang pinus merupakan kacang impor yang banyak mengandung

vitamin E. Satu ons kacang pinus ini mengandung 2,6 miligram

vitamin E.

k. Alpukat

10

Page 11: MAKALAH PGM VIT. E.doc

Ini adalah sumber tinggi vitamin E yang paling banyak disuka, serta

lezat, harganya juga terjangkau. Hanya setengah buah alpukat secara

alami menyediakan lebih dari 2 miligram vitamin E. Sayangnya buah

lezat dan sangat bergizi ini tergantung musim.

l. Brokoli

Brokoli menduduki peringkat atas sebagai sayuran yang paling bergizi

didunia. Selain itu, sayuran ini juga dikenal sebagai makanan

pendetoks tubuh yang baik dan sumber tinggi vitamin E. Satu cangkir

brokoli menawarkan vitamin ini sekitar  4 % dari kebutuhan harian

Anda.

m. Peterseli

Peterseli juga cukup mengandung Vitamin E untuk melengkapi

kebutuhan harian Anda. Meskipun peterseli yang segar yang lebih

baik, Anda juga bisa menggunakan dalam bentuk kering yang banyak

tersedia di pasar.

n. Pepaya

Pepaya yang sangat lezat ini juga merupakan salah satu buah sumber

vitamin E dan juga kaya vitamin C. Satu buah pepaya segar bisa

memenuhi kebutuhan vitamin E harian Anda sebesar 17 %.

o. Zaitun

Buah atau minyak zaitun adalah sumber yang bagus untuk

mendapatkan vitamin E harian Anda. Anda bisa menambahkannya

untuk salad, pasta atau makan roti .

p. Aprikot Kering

11

Page 12: MAKALAH PGM VIT. E.doc

Buah aprikot kering umumnya dimakan sebagai camilan, dan juga

mengandung banyak nutrisi seperti serat dan vitamin E. Anda juga

dapat memadukannya ke dalam salad buah.

q. Gandum

Gandum juga merupakan bahan makanan yang kaya akan vitamin E.

Walaupun ahli gizi mengatakan bahwa gandum olahan sering

kekurangan nutrisi penting akibat pemrosesan, namun masih

merupakan sumber yang kaya vitamin E .

r. Paprika merah

Paprika terutama yang berwarna merah adalah sumber vitamin C dan

antioksidan yang cukup baik, termasuk vitamin E di dalamnya.

s. Margarin

Margarin yang mengandung minyak jagung menawarkan 8 mg

vitamin E persendok makan. Pastikan membeli margarin yang

mengandung unsur minyak jagung .perlu diingat,  margarin juga

tinggi lemak dan dapat menyebabkan obesitas jika dikonsumsi

berlebihan.

t. Buah Kiwi dan Mangga

Kedua buah ini adalah sumber penting untuk meningkatkan asupan

vitamin E Anda. Setengah cangkir irisan mangga menyediakan 0,7 mg

vitamin E, sementara kiwi berukuran sedang mengandung 1,1 mg

vitamin ini.

u. Pistachio dan Selai Kacang

12

Page 13: MAKALAH PGM VIT. E.doc

Pistachio adalah camilan yang baik untuk mendapatkan vitamin E.

Selai kacang juga merupakan sumber yang cukup baik, yaitu

mengandung sekitar 2,5 mg/2 sdm vitamin E.

v. Cabai merah

Bumbu seperti cabai merah dan paprika tidak hanya menyedapkan

masakan Anda, tetapi juga menambahkannya asupan vitamin E dan

antioksidan. Satu sdm bubuk cabai merah atau paprika menyediakan

2,1 mg vitamin E.

w. Tomat

Tomat adalah salah satu buah sayuran yang bisa digunakan dalam

bentuk apapun ke dalam makanan kita. Umumnya mengandung

vitamin E, C, zat besi dan serat. Satu buah tomat berukuran sedang

diketahui mengandung 0,7 mg vitamin E .

x. Masih banyak makanan yang mengandung vitamin E, termasuk

daging tanpa lemak, produk susu, telur, jagung, ubi jalar, selada,

kubis, sereal dan minyak ikan cod.

Tabel ini menunjukkan kadar vitamin E dari berbagai bahan makanan :

Bahan makanan (100 mg) Kandungan Vitamin E (IU)

Minyak dan lemak

Minyak kecambah

Minyak bunga matahari

Minyak kacang

Margarin lunak

Mayonaise

177,97

72,56

28,19

20,66

19,32

13

Page 14: MAKALAH PGM VIT. E.doc

Margarin keras

Minyak kacang kedelai

Mentega

Biji-bijian dan produknya

Kecambah

Beras merah rebus

Roti-roti putih

Beras putih rebus

Kacang-kacangan

Kacang bakar kering

Peanut butter

Daging, ikan, telur dan susu

Hati, rebus

Udang, beku, bakar

Ayam goreng

Telur

Susu fullcream

Buah-buahan

Apel segar

Pisang segar

Strawberi segar

Sayuran

Asparagus

Bayam segar

16,01

19,80

3,22

17,36

2,01

0,80

0,13

10,73

9,24

0,94

0,89

0,86

0,69

0,06

0,46

0,33

0,19

2,68

2,67

14

Page 15: MAKALAH PGM VIT. E.doc

Brokoli segar

Kentang bakar

0,69

0,05

5. Metabolisme Vitamin E

Vitamin E terdiri atas 2 kelas substansi aktif biologis yaitu tokoferol

dan tokotrienol, dimana yang terpenting adalah a-tokoferol. Struktur kimia

vitamin E terdiri atas rantai samping gugus merupakan nukleus methylated

6-chromanol (3,4-dihydro-2H-1-benzopyran-6-ol), kemudian 3 unit

isoprenoid, dan ikatan ester atau hidroksil bebas pada C-6 dari nukleus

chromanol.

Seperti vitamin larut lemak yang lain, vitamin E diabsorbsi di usus

halus secara difusi, absorbsinya tergantung adanya lemak dalam diet,

fungsi kelenjar biliar dan pankreas yang baik. Vitamin E tidak mempunyai

protein pembawa yang spesifik dalam plasma, vitamin E yang terabsorbsi

bergabung ke dalam kilomikron, yang secara cepat berpindah ke

lipoprotein plasma dimana dia terikat tidak spesifik.

Vitamin E ditangkap oleh hepar dan bergabung dengan Very Low

Density Lipoprotein (VLDL), lebih banyak dalam bentuk a-tokoferol

dibanding bentuk yang lain, untuk kemudian disekresikan kembali.

Sebagian besar sisa VLDL kaya trigliserida akan kembali ke hepar,

sebagian lagi berubah oleh lipoprotein lipase menjadi Low Density

Lipoprotein (LDL). Selama proses ini vitamin E juga secara spontan

berpindah ke lipoprotein densitas tinggi (High Density Lipoprotein/HDL).

Tokoferol plasma lebih banyak didistribusikan oleh LDL dan HDL.

Transpor vitamin E oleh polyunsaturated lipids menjamin perlindungan

15

Page 16: MAKALAH PGM VIT. E.doc

lipid tersebut terhadap radikal bebas, kadar tokoferol yang bersirkulasi

cenderung sesuai dengan kadar total lipid dan kolesterol.

Masuknya vitamin E ke dalam sel dapat terjadi melalui proses

mediasi reseptor (LDL membawa vitamin ini ke dalam sel) atau melalui

proses yang dibantu oleh lipoprotein lipase dimana vitamin E dilepaskan

dari kilomikron dan VLDL. Di dalam sel, transpor intraseluler dari

tokoferol membutuhkan protein pengikat tokoferol intraseluler. Vitamin E

pada sebagian besar sel-sel non adiposa terdapat pada membran sel dimana

dapat dimobilisasi.

B. Oksidan dan Radikal Bebas

Oksidan adalah senyawa penerima elektron (electron acceptor), yaitu

senyawa-senyawa yang dapat menarik elektron. Oksidan dapat mengganggu

integritas sel karena dapat bereaksi dengan komponen-kompenen sel yang

penting untuk mempertahankan kehidupan sel, baik komponen struktural

(misalnya molekul-molekul penyusun membran) maupun komponen-

komponen fungsional (misalnya enzim-enzim dan DNA). Oksidan berasal

dari berbagai sumber : dari tubuh sendiri, yang berasal dari proses-proses

biologik normal (fisiologis) oleh suatu sebab terdapat dalam jumlah besar,

dari proses-proses peradangan, dari luar tubuh (obat-obatan dan senyawa

pencemar), dan dari akibat radiasi dapat menimbulkan kerusakan sel dan

menjadi penyebab atau mendasari berbagai keadaan patologis seperti

penyakit kardiovaskuler, penyakit respiratorik, gangguan sistem kekebalan,

karsinogenesis, bahkan diperkirakan ikut berperan dalam proses penuaan

16

Page 17: MAKALAH PGM VIT. E.doc

(aging). Pembentukan oksidan atau radikal bebas yang melebihi antioxidant

defences capacity menyebabkan kerusakan oksidatif dan meningkatkan SOR.

SOR adalah metabolit oksigen utama yang dihasilkan melalui reduksi

satu elektron, yang terdiri dari hidrogen peroksida, radikal peroksil, radikal

bebas hidroksil, ion superoksida, dan singlet oksigen. Diantara senyawa

oksigen reaktif ini yang paling berbahaya adalah OH- mempunyai reaktifitas

tinggi, dapat merusak 3 jenis senyawa yang penting untuk mempertahankan

integritas sel, yaitu: asam lemak, khususnya asam lemak tak jenuh yang

merupakan komponen penting fosfolipid penyusun membran sel, DNA, dan

protein, yang memegang berbagai peran penting seperti enzim.

Radikal bebas adalah atom atau molekul (kumpulan atom) yang

memiliki elektron yang tak berpasangan (unpaired electron), yang cenderung

untuk membentuk pasangan dengan menarik elektron dari senyawa lain

sehingga terbentuk radikal baru. Radikal bebas mempunyai sifat reaktifitas

tinggi, karena kecenderungan menarik elektron, serta dapat mengubah suatu

molekul menjadi suatu radikal. Karena kecenderungannya untuk menarik

elektron, maka sama halnya dengan oksidan, radikal bebas adalah penerima

elektron. Karena itu radikal bebas digolongkan dalam oksidan, tetapi tidak

setiap oksidan adalah radikal bebas.

Radikal bebas cenderung membentuk radikal yang baru lagi apabila

menjumpai molekul lain, sehingga terjadi reaksi rantai (chain reaction) dan

bersifat merusak. Daya perusak radikal bebas jauh lebih besar dibandingkan

dengan oksidan biasa. Reaksi rantai tersebut baru berhenti apabila radikal

tersebut dapat diredam. Karena reaktifitasnya yang tinggi, radikal bebas tidak

17

Page 18: MAKALAH PGM VIT. E.doc

stabil dan berumur pendek, walaupun begitu ada beberapa jenis radikal bebas

yang relatif stabil, salah satunya adalah vitamin E, dimana hal ini

berhubungan struktur molekul yang memungkinkan terjadi resonansi, radikal

vitamin E tidak terlalu reaktif, sehingga dapat berfungsi sebagai peredam

(quencher).

Dampak oksidan dan radikal bebas :

1. Dampak pada membran sel

Pembentukan oksidan/radikal bebas yang melebihi antioxidant

defences capacity menyebabkan kerusakan oksidatif, menimbulkan SOR,

merusak komponen-komponen sel yang penting untuk mempertahankan

integritas dan kehidupan sel. Komponen terpenting membran sel adalah

fosfolipid, glikolipid, dan kolesterol. Dua komponen pertama mengandung

asam lemak tak jenuh (asam linoleat, linolenat dan arakhidonat) yang

sangat rawan terhadap serangan radikal, terutama radikal hidroksil,

menyebabkan reaksi rantai yang dikenal dengan peroksidasi lipid (lipid

peroxidation), berdampak terputusnya rantai asam lemak menjadi berbagai

senyawa yang bersifat toksik terhadap sel, antara lain aldehida, seperti

malondialdehyde (MDA), 9-hidroksi-nonenal serta bermacam-macam

hidrokarbon seperti etana (C2H6) dan pentana (C5H12). Dapat pula terjadi

ikatan silang (cross-linking) antara dua rantai asam lemak atau antara asam

lemak dan rantai peptida (protein) yang timbul karena reaksi dua radikal.

Hal-hal tersebut menyebabkan kerusakan parah membran sel tak terkecuali

membran eritrosit.

18

Page 19: MAKALAH PGM VIT. E.doc

Oksidan akan merubah hemoglobin dari eritrosit menjadi met

hemoglobin (met Hb) yang akhirnya mengalami denaturasi dan presipitasi

dalam sel eritrosit yang dikenal sebagai badan Heinz, berakibat penurunan

deformabilitas eritrosit sehingga tidak dapat melalui sinusoid limpa,

terperangkap dan dihancurkan di dalamnya (hemolisis ekstravaskuler).

Oksidan bereaksi juga dengan protein dan lipid membran sel,

menyebabkan perubahan deformabilitas sehingga sel mudah hancur

(hemolisis intravaskuler).

2. Dampak pada DNA

Perubahan pada DNA antara lain berupa: hidroksilasi basa timin dan

sitosin, pembukaan inti purin dan pirimidin serta terputusnya rantai

fosfodiester. Bila kerusakannya tidak terlalu parah maka masih bisa

diperbaiki oleh sistem perbaikan DNA (DNA repair system), namun

apabila kerusakan parah misalnya rantai terputus-putus di berbagai tempat,

maka kerusakan tersebut tak dapat diperbaiki dan replikasi sel terganggu

menimbulkan mutasi DNA.

3. Dampak pada protein

Oksidan dapat merusak protein karena dapat mengadakan reaksi

dengan asam amino penyusun protein, diantaranya yang paling rawan

adalah sistein. Sistein mengandung gugusan sulfhidril (SH) yang paling

peka terhadap radikal bebas seperti radikal OH- membentuk ikatan

disulfida (-S-S-) sehingga kehilangan fungsi biologisnya.

19

Page 20: MAKALAH PGM VIT. E.doc

C. Penyakit Degeneratif

1. Pengertian

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

264 tahun 2010, penyakit degeneratif adalah kelompok penyakit yang

terjadi karena bertambahnya usia dan terjadinya kemunduran fungsi organ

atau jaringan yang pada umumnya terjadi pada usia tua. Penyakit

degeneratif merupakan istilah yang secara medis digunakan untuk

menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf tanpa

sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan

yang lebih buruk.

Degeneratif merupakan proses berkurangnya fungsi sel saraf secara

bertahap tanpa sebab yang diketahui. Kondisi ini berakibat pada sel saraf

yang sebelumnya berfungsi normal menjadi lebih buruk sehingga tak

berfungsi sama sekali. Penyakit seperti itu menunjukkan adanya

penurunan daya tahan sel saraf dan mengakibatkan kematian sel lebih

cepat.

2. Jenis-jenis Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif sangat banyak jenisnya. Berbagai referensi

menyebutkan lebih dari 50 jenis penyakit degeneratif. Berikut adalah

beberapa jenis penyakit degeneratif yang akan kami bahas pada makalah

ini:

a. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Koroner adalah arteri-arteri yang melingkari jantung seperti

mahkota (crown/coroner) yang berfungsi menyuplai nutrisi dan

20

Page 21: MAKALAH PGM VIT. E.doc

oksigen bagi otot jantung. Penyakit ini timbul jika 1 atau lebih arteri

koroner mengalami penyempitan akibat penumpukan kolesterol dan

komponen lain (pembentukan plak) pada dinding pembuluh darah

(aterosklerosis). Akibat aliran darah terganggu, maka akan timbul

nyeri atau rasa tidak nyaman di dada (angina), terutama selama

olahraga dimana otot jantung banyak membutuhkan oksigen. Proses

aterosklerosis dapat mulai terbentuk mulai usia anak-anak, sehingga

pencegahan penyakit ini harus diperhatikan sejak dini. Tanda-tanda

awal penyakit jantung koroner antara lain adalah hipertensi dan

kolesterol tinggi.

b. Osteoporosis

Kalsium merupakan unsur pembentuk tulang dan gigi. Maka,

agar kepadatan tulang terus terjaga, penting untuk mengkonsumsi

kalsium yang banyak terdapat dalam susu. Sayangnya, seiring

bertambahnya usia, kemampuan untuk menyerap kalsium semakin

berkurang. Maka, sebaiknya membiasakan diri untuk minum susu

setiap hari sejak usia dini. Karena penyebab osteoporosis adalah

kurangnya asupan kalsium pada usia muda.

c. Penyakit Diabetes Mellitus (DM)

Diantara penyakit degeneratif, diabetes mellitus (DM) adalah

salah satu di antara penyakit tidak menular yang akan meningkat

jumlahnya di masa datang. WHO menaksir bahwa lebih dari 180 juta

orang di seluruh dunia mengidap penyakit diabetes melitus.

Diperkirakan 1,1 juta orang-orang meninggal akibat diabetes pada

21

Page 22: MAKALAH PGM VIT. E.doc

tahun 2005. Hampir 80% kematian diabetes terjadi di negara-negara

yang mengalami peningkatan kemakmuran akibat dari peningkatan

pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota

besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit diabetes melitus.

Hampir separuh kematian diabetes terjadi pada penduduk yang berusia

di bawah 70 tahun, 55% diantaranya adalah wanita. Terdapat dua jenis

penyakit diabetes melitus, yaitu:

1) Diabetes melitus tipe 1 (insulin-dependent diabetes mellitus) yaitu

kondisi defisiensi produksi insulin oleh pankreas. Kondisi ini

hanya bisa diobati dengan pemberian insulin.

2) Diabetes melitus tipe-2 (non-insulin-dependent diabetes mellitus)

yang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk berespons

dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan pankreas

(resistensi insulin), sehingga tidak tercapai kadar glukosa yang

normal dalam darah. Diabetes melitus tipe-2 ini lebih banyak

ditemukan dan diperkirakan meliputi 90% dari semua kasus

diabetes di seluruh dunia.

d. Kanker

Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Pertumbuhan

sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal ini terjadi karena adanya

radikal bebas dalam tubuh yang berasal dari lingkungan sekitar yang

tidak sehat, seperti asap rokok, serta polusi udara yang dihasilkan

industri dan kendaraan. Sel-sel kanker akan berkembang dengan

22

Page 23: MAKALAH PGM VIT. E.doc

cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya

menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar

melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta

syaraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan

membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak.

Sebaliknya sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak

memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang

disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak

jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya.

e. Asam Urat

Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat

purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga

merupakan hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.

Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan

makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain,

dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita

memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah

ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat

purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang

terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.

Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui

feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu

mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat

dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat

23

Page 24: MAKALAH PGM VIT. E.doc

adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang

mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan

terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau

bengkak.

Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat

dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali

normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam

urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi

sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung

purin.

Gejala Asam Urat:

a. Kesemutan dan linu

b. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.

c. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan,

panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.

3. Penyebab Umum Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif dapat disebabkan oleh fungsi atau struktur dari

jaringan atau organ yang terkena mengalami perubahan lebih buruk dari

waktu ke waktu. Faktor-faktor penyebab penyakit degeneratif sudah

banyak dimiliki oleh masyarakat usia produktif (30-40 tahun).

Pencetusnya adalah karena keturunan, lingkungan, mutasi gen, usia tua,

pola makan dan gaya hidup. Selain itu, kumpulan efek gaya hidup,

termasuk stres, perkembangan industri makanan dan minuman, polusi

udara dan faktor lingkungan yang terakumulasi selama bertahun-tahun,

24

Page 25: MAKALAH PGM VIT. E.doc

berkembang menjadi penyakit peradaban. Unsur bebas dari radikal bebas

diluaran menyebabkan penyakit degeneratif mudah berkembang. Faktor

makanan dan gaya hidup juga sering dituding sebagai penyebab tingginya

kasus penyakit degeneratif di Indonesia.

D. Proses Penuaan

Proses menua atau aging merupakan proses biologis yang terjadi secara

alami dan mengenai semua makhluk hidup, meliputi seluruh organ tubuh

seperti jantung, paru, otak, ginjal, termasuk kulit. Dimulai setelah usia 40

tahun walaupun yang dikelompokkan sebagai manula (manusia usia lanjut)

adalah mereka yang berusia lebih dari 55 tahun atau bahkan 65 tahun.

Menjadi tua dan kemudian diakhiri dengan kematian adalah hal yang

sudah pasti, walaupun mati itu sendiri dapat terjadi pada usia muda, anak

bahkan bayi. Penampakan kulit yang sehat dan terlihat “muda” (awet muda)

merupakan harapan dan dambaan setiap orang khususnya kaum perempuan.

Kapan mulainya usia tua, tidak sama pada setiap orang. Pada orang-

orang tertentu terjadi sesuai usia (kronologis), tetapi pada sebagian orang

proses menua kulit terjadi lebih awal atau disebut penuaan dini (premature

aging). Penuaan kulit terjadi karena dua proses yang saling berkaitan, yaitu :

1. Proses menua intrinsik atau proses menua sejati, terjadi oleh karena

berlangsung alamiah, fisiologis, dari dalam tubuh sendiri. Perubahan

kulit menyeluruh sejalan dengan bertambahnya usia dan proses ini tidak

dapat dihindari.

25

Page 26: MAKALAH PGM VIT. E.doc

2. Proses menua ekstrinsik terjadi akibat berbagai faktor dari luar tubuh

atau faktor lingkungan seperti sinar matahari, kelembaban udara dan

iklim yang dapat mempercepat proses.

Berbagai teori tentang terjadinya proses penuaan telah dikemukakan

oleh pakar aging, mulai dari mutasi gena, teori telomerase, teori redundant

DNA, kematian sel, radikal bebas dan teori neuroendokrin (Klatz &

Goldman). Pinsipnya teori-teori tersebut mengemukakan terjadi kerusakan

atau keausan (wada tingkat organ maupun sampai sel dan subsel yang

dikontrol oleh gen pengaruhi faktor faktor dalam tubuh seperti hormonal,

sistem imun dan faktor perti radikal bebas. Banyak faktor yang

mempengaruhi proses menua kulit yaitu :

1. Faktor internal:

a. Keturunan (genetik), seperti terlihat pada orang tertentu yang

cenderung mempunyai jenis kulit kering dan mengalami penuaan

lebih awal. Beberapa penelitian di Jepang membuktikan kerutan kulit

muka, timbulnya uban dipengaruhi oleh faktor genetik.

b. Ras, manusia terdiri dari bermacam-macam ras seperti Negroid,

Mongoloid, Kaukasia, Polinesia dengan struktur kulit yang berbeda,

terutama pigmen melanin yang mempengaruhi warna kulit suatu ras

(Skin Phototypes). Ras kulit putih lebih mudah terbakar matahari,

lebih mudah terjadi kulit menua dini, maupun terjadinya pra kanker

atau kanker kulit dibanding kulit berwarna.

c. Hormonal, pengaruh hormon erat hubungannya dengan usia, terlihat

jelas pada wanita yang memasuki masa klimakterium atau menopause,

26

Page 27: MAKALAH PGM VIT. E.doc

fungsi indung telur (ovarium) menurun sehingga estrogen yang di

produksi berkurang. Fungsi estrogen menyebabkan timbulnya tanda-

tanda seks sekunder pada masa puber, seperti pertumbuhan payudara,

sel epitel vagina, kulit (menjadi halus), dan mengatur siklus mentruasi

serta sifat kewanitaan lain. Bila produksi menurun maka fungsi akan

menurun pula, yang berakibat pengecilan payudara, atrofi sel epitel

vagina, kulit menjadi tidak halus, elastisitas berkurang, menjadi kering

dsb.

d. Penyakit sistemik, kronis seperti diabetes, kanker, penyakit autoimun

dan lain-lain dapat memudahkan terjadinya proses menua dini.

e. Keadaan umum yang buruk atau malnutrisi, kekurangan protein dan

vitamin menyebabkan reaksi biologik tubuh terganggu sehingga

proses menua terjadi lebih cepat.

2. Faktor eksternal yaitu :

a. Pengaruh sinar matahari (sinar surya = SS)

Radiasi sinar matahari merupakan faktor paling utama, dan

penuaan oleh karena paparan SS disebut photoaging. Keadaan ini

dianggap patologis karena terjadi kerusakan jaringan akibat paparan

sinar matahari (photodamage). Pada daerah yang sering terkena

terutama wajah, leher dan punggung tangan photoaging memperberat

(superimposed) terjadinya penuaan fisiologik. Jadi perubahan yang

tampak adalah kombinasi proses penuaan ekstrinsik maupun intrinsik.

Dikatakan 80 % penuaan pada wajah merupakan tanda photoaging,

walaupun faktor seperti merokok, alkohol, stres dan lain lainnya

27

Page 28: MAKALAH PGM VIT. E.doc

berperan pula pada proses timbulnya kerut wajah dini (Uitto, 1997).

Efek berbahaya sinar UVA dan UVB pada kulit adalah terjadinya

kerusakan sel, jaringan dan enzim-enzim tertentu oleh karena

pembentukan radikal bebas. Selain itu juga terjadi kerusakan DNA,

yaitu molekul yang merupakan perangkat genetik sehingga terjadi

pertumbuhan tumor akibat mutasi gen.

b. Pengaruh radikal bebas

Radikal bebas merupakan senyawa atom atau molekul yang

memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga tidak stabil,

bersifat menarik elektron lain dan sangat reaktif. Senyawa ini dapat

menimbulkan terjadinya kerusakan sel dan menjadi penyebab

berbagai keadaan patologis seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit

saluran nafas, penyakit saluran pencernakan, ginjal, pertumbuhan

kanker dan dicurigai ikut berperan dalam proses penuaan (aging).

Pembentukan radikal bebas dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, antara lain pajanan sinar ultra violet, radiasi sinar-X, polusi

udara yang berasal dari asap mobil, gas N2O dari pabrik, freon, asap

rokok, pajanan bahan kimia dari luar maupun dari dalam (obat obatan,

bahan tambahan makanan seperti pengawet, pewarna, pelezat dan lain

lain), makanan dengan tinggi karbohidrat dan kalori, bahan yang

berasal dari dalam tubuh sendiri, yaitu senyawa yang terdapat dalam

jumlah berlebihan atau yang berasal dari proses peradangan.

c. Pengaruh kekeringan kulit

28

Page 29: MAKALAH PGM VIT. E.doc

Kekeringan kulit biasanya oleh karena cara merawat kulit salah,

antara lain menggunakan kosmetik yang tidak sesuai dengan kondisi

kulit dan lingkungan pemakai, seperti terlalu sering memakai sabun

atau pembersih berkadar alkohol tinggi pada jenis kulit yang normal.

Kelembaban udara yang rendah seperti di daerah pegunungan atau

dataran tinggi, ruang berAC, paparan angin, suhu dingin atau panas,

akan mempercepat penguapan air sehingga kulit menjadi kering.

d. Faktor lain

Keadaan gizi yang buruk, kekurangan protein, vitamin,

kebiasaan merokok, minuman keras, kopi yang berlebihan, sering

mengalami stress, penurunan berat badan yang terlalu cepat,

penggunaan otot otot muka yang tak diperlukan dan berlebihan (suka

cemberut, mengerutkan kening, berkedip-kedip waktu bicara )

merupakan fak lain yang dapat mempercepat terjadinya proses

penuaan.

Proses menua menyebabkan perubahan fisiologik kulit yang dapat

terlihat tandanya terutama pada wajah, ini dapat dipakai sebagai tanda klinis

penuaan, yaitu :

1. Kulit kering, karena menurunnya fungsi/aktifitas kelenjar minyak, kelenjar

keringat dan hormon estrogen serta terjadinya penguapan air yang

berlebihan. Jumlah kelenjar keringat aktif juga menurun sehingga produksi

keringat berkurang.

2. Permukaan kulit kasar dan bersisik, karena lapisan tanduk mudah lepas

dan ada kecenderungan sel sel mati untuk saling melekat di permukaan.

29

Page 30: MAKALAH PGM VIT. E.doc

Selain itu terjadi kelainan proses keratinisasi dan perubahan ukuran serta

bentuk sel lapisan tanduk, sebagian berkelompok dan mudah lepas

sehingga terlihat sebagai sisik yang kasar.

3. Timbul keriput (wrinkles), awalnya keriput halus dibawah mata, lebih

lanjut keriput kasar yang tidak menghilang sewaktu kulit diregangkan.

Kulit menjadi kendor, menggelantung disertai kerutan dan garis-garis kulit

lebih jelas. Keadaan ini disebabkan perubahan-perubahan faktor penunjang

kulit, antara lain sel pembentuk serat kologen berkurang, yang

menyebabkan pembentukan serat kolagen baru atau penggantian kolagen

yang tua menjadi lambat, serat elastin lebih mengeras dan menebal

sehinggga daya kenyalnya berkurang serta kulit menjadi kurang lentur,

tak dapat tegang. Selain itu terjadi proses menua pada tulang dan otot

menjadi kecil (atrofi) serta jaringan lemak bawah kulit menipis, kehilangan

daya kenyalnya. Faktor lain adalah pengaruh kontraksi otot mimik yang

tidak diikuti kontraksi kulit yang sesuai sehingga terlihat alur alur keriput

didaerah wajah.

4. Bercak pigmentasi yang tidak merata di permukaan kulit karena perubahan

distribusi melanin dan menurunnya fungsi serta prolifrasi melanosit,

sehingga pengumpulan pigmen melanin tidak teratur. Pigmentasi yang

dicetuskan sinar matahari antara lain sebagai freckles, melasma dan

lentigo, terutama muncul pada orang yang rentan. Freckles adalah bercak

coklat dengan batas tegas dan tepi tak teratur. Lentigo merupakan bercak

coklat kehitaman yang tepinya rata, biasanya pada kondisi photodamage

yang berat.

30

Page 31: MAKALAH PGM VIT. E.doc

E. Hubungan Vitamin E Dengan Anti Aging dan Penyakit Degeneratif

1. Vitamin E Sebagai Anti Aging

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu penyebab penuaan adalah

radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang

mempunyai susunan elektron tidak berpasangan sehingga amat tidak stabil.

Untuk menjadi stabil, radikal bebas menyerang pertumbuhan sel, termasuk

DNA (Deoxy Nucleic Acid) dan asam lemak tak jenuh atau Poly Unsaturated

Fatty Acid (PUFA) untuk mendapatkan elektron pasangannya dan terjadilah

reaksi berantai yang menyebabkan terjadinya kerusakan selular dan jaringan

sel membran, nucleic acid dan elektrondense region protein yang dikenal

sebagai stres oksidatif dan kerusakan oksidatif. Kerusakan oleh radikal bebas

inilah diyakini sebagai salah satu penyebab dari proses penuaan, berbagai

penyakit degeneratif dan akhirnya kematian. Hal ini mengakibatkan :

1. Sel mati atau merusak respon sel, hormon dan neurotransmitter

2. Mutasi sel yang memungkinkan menjadi karsinogenik

3. Enzim dan protein menjadi tidak aktif. Sehingga terjadi kerusakan pada

protein dan apabila terjadi pada lensa mata dapat menimbulkan katarak.

Kerusakan akibat serangan radikal bebas dikaitkan dengan kerusakan

jaringan ditandai dengan munculnya ketuaan secara dini (prematur aging),

kanker, aterosklerosis dan lain-lain.

Salah satu cara pencegahan pembentukan radikal bebas adalah dengan

menggunakan zat gizi yang dapat berperan sebagai antioksidan seperti

vitamin E, karoten, vitamin C, maupun obat-obatan lain yang mampu

menangkap radikal tersebut. Antioksidan adalah senyawa-senyawa pemberi

31

Page 32: MAKALAH PGM VIT. E.doc

elektron (electron donors), secara biologis dapat diartikan sebagai senyawa-

senyawa yang dapat meredam dampak negatif oksidan, termasuk enzim-

enzim dan protein pengikat logam.

Antioksidan dapat bekerja sebagai antioksidan pencegah, dengan cara

mencegah terjadinya radikal hidroksil dan terhimpunnya senyawa-senyawa

oksidan berlebihan, serta antioksidan pemutus rantai, mencegah reaksi rantai

berlanjut dengan memutus rantai oksidan. Antioksidan pencegah (preventif

antioxidants) diantaranya adalah superoksida dismutase (SOD), katalase dan

peroksidase (glutation peroksidase).

Antioksidan pemutus rantai (chain-breaking antioxidants) diantaranya

adalah vitamin E (tokoferol), asam askorbat (vitamin C), dan ß-karoten.

Senyawa glutation (GSH) dan sistein (Cys-SH) dapat berperan sebagai

antioksidan pencegah maupun antioksidan pemutus rantai.

2. Penyakit Generatif yang Dapat Dicegah dengan Vitamin E

Penyakit degeneratif umumnya terjadi akibat kerusakan sel, jaringan

lemak, protein, sistem kekebalan, dan DNA yang disebabkan oleh berbagai

faktor baik terjadi secara alami, terkena radiasi, atau oleh zat-zat kimia yang

bersifat karsinogenik. Ada berbagai macam teori yang dapat menjelaskan

penyebab penyakit degeneratif. Salah satu teori yang dianggap cukup

signifikan adalah teori reaksi radikal bebas. Menurut teori ini penyebab

penyakit degeneratif adalah akibat timbulnya radikal hidroksil dalam

mekanisme biokimia yang terjadi di dalam tubuh.

Penyakit degeneratif seperti kanker kardiovaskuler, penyumbatan

pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik, arteriosklerosis, stroke, DM

32

Page 33: MAKALAH PGM VIT. E.doc

dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh dapat

disebabkan oleh stress oksidatif. Stress oksidatif merupakan keadaan tidak

seimbangnya jumlah oksidan dan prooksidan dalam tubuh. Pada kondisi ini,

aktivitas molekul radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS) dapat

menimbulkan kerusakan seluler dan genetika. Kekurangan zat gizi dan

adanya senyawa xenobiotik dari makanan atau lingkungan yang terpolusi

akan memperparah keadaan tersebut.

Dalam keadaan sehat sel-sel tubuh kita memproduksi radikal bebas,

yaitu dalam kegiatan metabolisme sehari-hari untuk memperoleh energi dari

protein, lemak, dan karbohidrat. Dengan kata lain semua makhluk hidup

mensintesis radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu molekul yang memiliki

satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada pada orbital luarnya

sehingga molekul tersebut sangat reaktif. Reaktivitas tersebut ditunjukkan

oleh kemampuannya merebut elektron dari molekul lain yang akan

mengakibatkan rusaknya molekul tersebut. Jika molekul tersebut merupakan

komponen sel atau organ sel, akibat kerusakan sel menjurus pada timbulnya

berbagai penyakit termasuk penyakit degeneratif.

Vitamin E adalah antioksidan ampuh yang larut dalam lemak. Vitamin

E bekerja secara baik dibagian tubuh yang banyak mengandung lemak seperti

pada sistem kekebalan tubuh, otak dan pembuluh-pembuluh arteri. Bila

radikal bebas sampai menyerang bagian-bagian tubuh tersebut, terjadilah

kerusakan-kerusakan sel. Fungsi vitamin E adalah seperti pemadam

kebakaran yang akan mematikan serbuan radikal bebas yang secara tidak

langsung akan mencegah penyakit degeneratif.

33

Page 34: MAKALAH PGM VIT. E.doc

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat proses

oksidasi. Bagi manusia, senyawa antioksidan diperlukan untuk mencegah

terjadinya oksidasi yang berlebihan sehingga dapat mencegah penyakit

degeneratif.

a. Hubungan Vitamin E Terhadap Kardiovaskular dan Kanker

Peran positif antioksidan terhadap penyakit kanker dan kardiovaskuler

(terutama yang diakibatkan oleh aterosklerosis/penyumbatan dan

penyempitan pembuluh darah) juga banyak diteliti. Antioksidan berperan

dalam melindungi lipoprotein densitas rendah (LDL) dan sangat rendah

(VLDL) dari reaksi oksidasi. Pencegahan arterosklerosis ini dapat dilakukan

dengan menghambat oksidasi LDL menggunakan antioksidan yang banyak

ditemukan pada bahan pangan.

Adapun untuk kanker dan tumor banyak ilmuwan spesialis setuju

bahwa penyakit ini berawal dari mutasi gen atau DNA sel. Perubahan pada

mutasi gen dapat terjadi melalui mekanisme kesalahan replikasi dan

kesalahan genetika yang berkisar antara 10-15%, atau faktor dari luar yang

merubah struktur DNA seperti virus, polusi, radiasi, dan senyawa ksenobiotik

dari konsumsi pangan sebesar 80-85%. Radikal bebas dan reaksi oksidasi

berantai yang dihasilkan jelas berperan pada proses mutasi ini. Dan resiko ini

sebenarnya dapat dikurangi dengan mengkonsumsi antioksidan dalam jumlah

yang cukup.

Kerusakan oksidatif pada DNA akibat radiasi, radikal bebas dan

senyawa oksigen reaktif yang bersifat oksidatif merupakan penyebab penting

kanker. Radikal bebas yang dibentuk di dalam tubuh akan menginduksi

34

Page 35: MAKALAH PGM VIT. E.doc

proses apoptosis yang menyebabkan kematian sel termasuk sel tumor dan

berarti menghambat karsinogenesis. Antioksidan adalah peredam radikal

bebas, dan secara epidemiologis antioksidan dalam makanan terutama sayur

dan buah bersifat protektif terhadap kanker.

Vitamin E mampu mengatasi pembentukan karsinogen (pencetus

kanker) atau menghambat karsinogen mencapai target (sel) sasaran sehingga

kerusakan sel akibat kanker dapat dihindari. Vitamin E dapat menghalangi

pembentukan nitrosamine, yakni suatu komponen kimiawi yang biasanya

bersifat karsinogenik.

b. Hubungan Vitamin E terhadap Diabetes Melitus

Glukosa dapat teroksidasi sebelum berikatan dengan protein demikian

juga glukosa setelah berikatan dengan protein (glycated protein) dapat

teroksidasi menghasilkan Reactive Oxygen Species (ROS). Stres oksidatif

dan kerusakan oksidatif pada jaringan biasanya berakhir dengan timbulnya

penyakit kronis diantaranya aterosklerosis, diabetes, rematik dan artritis.

Meningkatnya hasil glikosidasi dan liposidasi di dalam plasma dan jaringan

protein adalah karena meningkatnya stres oksidatif pada diabetes mellitus.

Bahan diabetonik diantaranya adalah aloksan dapat menyebabkan stres

oksidatif pada sel β, demikian pula pasien menderita diabetes sering

mengalami stres oksidatif. Komplikasi diabetes berkaitan dengan stres

oksidatif khususnya pembentukan radikal bebas superoksida.

Pemberian antioksidan berupa vitamin dapat mengurangi stres oksidatif

bagi penderita DM-1 baik kronis maupun akut. Sebagian besar antioksidan

dalam plasma dapat berkurang pada pasien DM-2 dikarenakan komplikasi

35

Page 36: MAKALAH PGM VIT. E.doc

diabetes yang menyebabkan berbagai komplikasi antara lain aterosklerosis

dan penyakit jantung koroner.

Antioksidan vitamin bermanfaat dapat mengurangi kerusakan oksidatif

pada penderita diabetes. Hasil penelitian di Turki menunjukkan pada tiga

puluh penderita DM-2 ditemukan adanya ketidakseimbangan oksidan dan

antioksidan dalam plasma penderita diabetes dibanding kontrol.

Vitamin E, adalah sumber antioksidan yang banyak ditemukan pada

buah dan sayuran segar, untuk itu penderita diabetes disarankan

mengkonsumsi sumber antioksidan sebagai tindakan terapeutik.

Pemberian antioksidan dan komponen senyawa polifenol menunjukkan

dapat menangkap radikal bebas, mengurangi stres oksidatif, menurunkan

ekspresi TNF-α. Senyawa fitokimia ternyata mampu memanipulasi dengan

berbagai mekanisme sehingga dapat mengurangi komplikasi diabetes melalui

pengurangan stres oksidatif, ROS dan TNF-α.

Pemberian antioksidan vitamin E dapat memperbaiki komplikasi

diabetes, memperbaiki fungsi ginjal (ren), menormalkan hipertensi pada

hewan uji yang menderita DM-2 hal ini menunjukkan bahwa stres oksidatif

berperan dalam perkembangan diabetes nefropati dan antioksidan sebagai

terapeutik DM-2. Pemberian α-tocopherol ternyata dapat mencegah diabetes

dan melindungi gangguan ginjal pada tikus. Pemberian diet yang kaya

tocotrienol dapat menurunkan kadar glukosa darah dibanding pada hewan uji

kontrol.

36

Page 37: MAKALAH PGM VIT. E.doc

c. Hubungan Vitamin E dengan Asam Urat

Penyakit asam urat disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal membuang

asam urat secara tuntas dari tubuh melalui air seni. Sebagian kecil lainnya

karena tubuh memproduksi asam urat secara berlebihan. Penyakit asam urat

kebanyakan diderita oleh pria di atas 40 tahun dan wanita yang telah

menopause. Penderita asam urat biasanya juga memiliki keluhan lain seperti

tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, diabetes dan aterosklerosis. Separuh

dari penderita asam urat adalah orang yang kegemukan. Bila dibiarkan,

penyakit asam urat bisa berkembang menjadi batu ginjal dan mengakibatkan

gagal ginjal .

Ketidakmapuan ginjal ini sering terjadi ketika semakin tua nya umur

seseorang serta juga dapat disebabkan karena faktor penuaanya yang lebih

cepat hingga ginjal sudah mulai lelah bekerja disertai dengan penurunan

berkerjanya.

Oleh karena itu perlunya asupan vitamin E yang cukup untuk mencegah

penuaan dini/penuaan yang lebih cepat dalam tubuh.

d. Hubungan Vitamin E dengan Osteoporosis

Pada osteoporosis, kualitas kepadatan jaringan tulang di dalam tulang

akan memburuk, sehingga terdapat lebih rapuh. Masalah utama memiliki

tulang rapuh adalah tulang tersebut menjadi lebih mudah patah daripada

seharusnya, Beberapa faktor penyebab osteoporosis adalah peningkatan usia

atau proses penuaan, menopause, kadar testoteron rendah pada pria,

kecenderungan genetik, penyakit lain seperti gagal ginjal dan penyakit hati,

37

Page 38: MAKALAH PGM VIT. E.doc

obat obatan, berat badan rendahm pola makan yang buruk, merokok,

mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, dan kurang olahraga.

Dengan adanya penjelasan faktor faktor yang memperngaruhi penyebab

terjadi osteoporosis tersebut, terdapat satu faktor yang sangat erat

hubungannya dengan kecukupan vitamin E dalam tubuh, yaitu faktor

penuaan.

38

Page 39: MAKALAH PGM VIT. E.doc

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi,

hiperlipidemia, hiperkolesterolemia, stroke, jantung koroner, kerusakan syaraf

otak (pikun), artitis rematoid, dan penuaan kulit kini menjadi permasalahan

kesehatan yang cukup serius dan menjadi penyebab kematian terbesar di dunia.

Banyak faktor yang menjadi penyebab munculnya penyakit degeneratif seperti

gaya hidup yang tidak sehat (konsumsi makanan teroksidasi dan lemak jenuh,

kurang olah raga, merokok, alkoholic, workaholic, dan stres psikologis) dan

lingkungan (paparan radikal bebas, zat kimia, sinar matahari, dan pengobatan

dengan sinar Ultraviolet).

Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif adalah

dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung komponen

bioaktif. Komponen atau senyawa bioaktif adalah senyawa yang mempunyai efek

fisiologis baik positif maupun negatif terhadap kesehatan manusia (Yuniati et al.,

2012). Salah satu komponen bioaktif dalam makanan dan minuman yang

dipercaya dapat mencegah penyakit degeneratif ini adalah antioksidan.

Antioksidan merupakan zat yang dapat mencegah atau menunda kerusakan

oksidatif pada lipid, protein, dan asam nukleat oleh oksigen reaktif termasuk

radikal bebas reaktif, seperti superoksida, hidroksil, peroksil, alkoksil, dan non

radikal seperti, hidrogen peroksida, hipoklorus, dan sebagainya (Lim et al., 2007).

39

Page 40: MAKALAH PGM VIT. E.doc

Prinsip utama aktivitas antioksidan adalah keberadaan elektron untuk

menetralisasi radikal bebas. Radikal bebas yang diproduksi selama proses oksidasi

memiliki sifat sangat reaktif dan berpotensi untuk merusak spesies kimia transien

(Nurliyana et al., 2010). Antioksidan banyak terdapat pada buah dan sayur.

Antioksidan alami terdiri dari tokoferol (vitamin E).

B. SARAN

Penulis menyarankan kepada pembaca khususnya para mahasiswa untuk

lebih menjaga kesehatan dengan rajin berolah raga, tidak merokok, serta

mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang karena dengan demikian

segala kebutuhan tubuh akan gizi khususnya vitamin E dapat terpenuhi sehingga

resiko terjadinya penuaan dini dan terkena penyakit degeneratif di waktu

mendatang dapat berkurang.

40

Page 41: MAKALAH PGM VIT. E.doc

DAFTAR PUSTAKA

Aruoma O.I. 1994. Free radicals and antioxidant strategies in sports. J Nutr Biochem 5:370-381

Fatmah. 2006. Respons Imunitas Yang Rendah Pada Tubuh Manusia Usia Lanjut. Makara Kesehatan: 47-53

Kariosentono, Harijono. 2013. Kelainan Pigmentasi Kulit Dan Penuaan Dini Serta Peran Pendidikan Kedokteran Dibidang Ilmu Kesehatan. Solo, 19 Desember 2013

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 264 tahun 2010 Tentang Pedoman Penanggulangan Masalah Kesehatan Intelegensia Akibat Gangguan Degeneratif.

Kim H. J, Eun J.C, sung H. C., shin K. C., Heu D. P., Sang W. C. 2002. Antioxidative activity of resveratrol and its derivatives isolated from seed of Paeonia lactiflora. Biosci Biotechnol Biochem 66: 1990-1993

Lamid, Astuti. 1995. Vitamin E Sebagai Antioksidan. Media Litbangkes Vol. V No. 01. Bogor: Puslitbang Gizi

Maulida, Dewi Dan Naufal Zulkarnaen. 2010. Ekstraksi Antioksidan (Likopen) Dari Buah Tomat Dengan Menggunakan Solven Campuran, n-Heksana, Aseton Dan Etanol. St Skripsi. Semarang: Fakultas Teknik Undip

Muhilal. 1991. Teori radikal bebas dalam gizi dan kedokteran Cermin Dunia Kedokteran. 73: 9-11.

Nofianty, Tri. 2008. Pengaruh Formulasi. FMIPA UI: 4-53

Sareharto, Tun Paksi. 2010. Kadar Vitamin E Rendah Sebagai Faktor Resiko Peningkatan Billirubin Serum Pada Neonatus. Sp.A Thesis. Semarang: PPDS IKA Undip

Tapan, Erik. 2005. Penyakit Degeneratif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

41