Top Banner
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah pencipta langit dan bumi yang telah melimpahkan rahmat-Nya, terutama rahmat iman dan kekuatan sehingga kelompok dapat menyelesaikam Makalah Hiperkes ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan tugas mata kuliah Hiperkes program studi S1 Keperawatan STIKes Mitra Bunda Persada Batam. Dalam dua minggu kelompok mengumpulkan bahan sampai pada analisa hingga Makalah Hiperkes ini dapat kelompok diselesaikan. Penyusun Makalah Hiperkes ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu perkenankan kelompok menyampaikan terima kasih yang tulus pada Bapak Dr. H. Mawardi Badar, MM dan teman-teman dan semua pihak yang telah membantu sehingga Makalah Hiperkes ini dapat dielesaikan. Sangat disadari Makalah Hiperkes ini baik isi maupun tehnik penulisannya masih banyak kekurangan, oleh sebab itu sangat diharapkan saran dan perbaikan dari pembaca demi penyempurnaan Makalah Hiperkes ini. 1
30

makalah perumahan dan permukiman

Jul 25, 2015

Download

Documents

HPN-HPN
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah perumahan dan permukiman

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah pencipta langit dan bumi yang telah

melimpahkan rahmat-Nya, terutama rahmat iman dan kekuatan sehingga

kelompok dapat menyelesaikam Makalah Hiperkes ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan tugas mata

kuliah Hiperkes program studi S1 Keperawatan STIKes Mitra Bunda Persada

Batam. Dalam dua minggu kelompok mengumpulkan bahan sampai pada analisa

hingga Makalah Hiperkes ini dapat kelompok diselesaikan.

Penyusun Makalah Hiperkes ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa dukungan

dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu perkenankan kelompok menyampaikan

terima kasih yang tulus pada Bapak Dr. H. Mawardi Badar, MM dan teman-teman

dan semua pihak yang telah membantu sehingga Makalah Hiperkes ini dapat

dielesaikan.

Sangat disadari Makalah Hiperkes ini baik isi maupun tehnik penulisannya masih

banyak kekurangan, oleh sebab itu sangat diharapkan saran dan perbaikan dari

pembaca demi penyempurnaan Makalah Hiperkes ini.

Batam, 03 April 2012

Kelompok

1

Page 2: makalah perumahan dan permukiman

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar.....................................................................................................................1

Daftar Isi..............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................3

B. Identifikasi Masalah................................................................................................4

C. Tujuan Makalah.......................................................................................................4

D. Manfaat Makalah.....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Permukiman dan Perumahan...................................................................5

B. Fungsi Rumah.........................................................................................................6

C. Komponen Rumah...................................................................................................6

D. Saranan Sanitasi Rumah..........................................................................................11

1. Penyediaan Air Bersih.......................................................................................11

2. Penggunaan Jamban..........................................................................................12

3. Sarana Pembuangan Sampah.............................................................................13

4. Pembuangan Air Limbah...................................................................................14

E. Standar Rumah Sehat...............................................................................................14

F. Persyaratan Rumah Sehat........................................................................................16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................19

B. Saran........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................20

2

Page 3: makalah perumahan dan permukiman

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau

tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada

zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian

berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah

pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah

membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang

serba modern. Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk

mencapai derajat kesehatan yang optimum.

Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana

sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat

yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana

orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang

mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah

satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan,

keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat

bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009).

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan

penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin

meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih

merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada

kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan

menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan

balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan

kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin, 2009).

Oleh karena itu kelompok tertarik untuk membahas makalah ini dengan

judul “Permukiman dan Perumahan Sehat”

3

Page 4: makalah perumahan dan permukiman

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Definisi perumahan

2. Fungsi dan komponen rumah sehat

3. Saranan sanitasi rumah

4. Standar rumah dan persyaratan rumah sehat

C. TUJUAN MAKALAH

1. Menjelaskan definisi rumah dan fungsinya

2. Untuk mengetahui komponen dan saranan sanitasi rumah yang sehat

3. Untuk mengetahui standar dan persyaratan yang harus dimiliki oleh

rumah tinggal

D. MANFAAT MAKALAH

1. Menambah wawasan pengetahuan mengenai rumah fungsinya bagi

manusia

2. Sebagai bahan rujukan dalam mempelajari komponen dan saranan

sanitasi rumah yang sehat

4. Sebagai bahan tambahan bagi mahasiswa lain dalam mempelajari

standar dan persyaratan yang sehat

4

Page 5: makalah perumahan dan permukiman

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

Dalam   Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan

permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan

prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah tempat tujuan akhir dari

manusia.

Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

yang dipakai sebagai tempa t tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI

No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau

bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk

kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan

kelu arga dan individu (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan,

2001). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah

bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan

keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fis ik, mental dan

sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif.

Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar,

menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan

setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia.

Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi

seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap

penghuninya dapat berjalan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar

dari faktor-faktor yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007).

Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung dan tempat

untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna fisik,

rohani maupun social (Sanropie, 1991).

5

Page 6: makalah perumahan dan permukiman

B. FUNGSI RUMAH

Fungsi rumah bagi manusia adalah :

1. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat

melasanakan kewajiban sehari-hari.

2. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa

kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada.

3. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang

mengancam.

4. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga

saat ini.

5. Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga

yang dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.

C. KOMPONEN RUMAH

1. Lantai

Lantai harus cukup kuat untuk manahan beban di atasnya. Bahan untuk

lantai biasanya digunakan ubin,kayu plesteran, atau bambu dengan

syarat-syarat tidak licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah

aus, permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan, yang terdiri

dari:

a. Lantai tanah stabilitas

Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah,pasir, semen, dan kapur,

seperti tanah tercampur kapur dan semen, dan untuk mencegah

masuknya air kedalam rumah sebaiknya lantai dinaikkan 20 cm dari

permukaan tanah.

b. Lantai papan

Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Hal yang

perlu diperhatikan dalam pemasanan lantai adalah :

1) Sekurang-kurangnya 60 cm diatas tanah dan ruang bawah tanah

harus ada aliran air yang baik.

2) Lantai harus disusun dengan rapi dan rapat satu sama

lain,sehingga tidak ada lubang-lubang ataupun lekukan dimana

6

Page 7: makalah perumahan dan permukiman

debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai seperti ini dilapisi

dengan perlak atau kampal plastik ini juga berfungsi sebagai

penahan kelembaban yang naik dari dikolong rumah.

3) Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air

dan rayap serta untuk konstruksi diatasnya agar digunakan lantai

kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan.

c. Lantai ubin

Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan

perumahan karena : Lantai ubin murah/tahan lama,dapat mudah

dibersihkan dan tidak dapat mudah dirusak rayap.

2. Dinding

Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain :

a. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban

tekanan angin, dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat

memikul beban diatasnya.

b. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air

sekurangkurangnya 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm

di atas lantai bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik

keatas, sehingga dinding tembok terhindar dari basah dan lembab dan

tampak bersih tidak berlumut.

c. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m

dapat diberi susunan batu tersusun tegak diatas batu,batu tersusun

tegak diatas lubang harus dipasang balok lantai dari beton bertulang

atau kayu awet.

d. Untuk memperkuat berdirinya tembok ½ bata digunakan rangka

pengkaku yang terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang

setiap luas 12 meter.

7

Page 8: makalah perumahan dan permukiman

3. Langit – langit

Dibawah kerangka atap/ kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang

disebut langit-langit yang tujuannya antara lain:

a. Untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga

agar tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan

bersih.

b. Untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan

tetesan air hujan yang menembus melalui celah-celah atap.

c. Untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat

sehingga panas atas tidak mudah menjalar kedalam ruangan

dibawahnya.

Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah :

a. Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh

dari atap

b. Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga

dengan konstruksi bebas tikus.

c. Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan lantai

d. Langit-langit kasaunya miring sekurang-kurangnya mempunyai tinggi

rumah 2,40 m,dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah titik

kurang dari 1,75m

e. Ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan sekurang

kurangnya sampai 2,40 m.

4. Atap

Secara umum konstruksi atap harus didasarkan kepada perhitungan yang

teliti dan dapat dipertanggung jawabkan kecuali untuk atap yang

sederhana tidak disyaratkan adanya perhitungan-perhitungan. Maksud

utama dari pemasangan atap adalah untuk melindungi bagian-bagian

dalam bangunan serta penghuninya terhadap panas dan hujan, oleh karena

itu harus dipilih penutup atap yang memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

8

Page 9: makalah perumahan dan permukiman

a. Rapat air serta padat dan Letaknya tidak mudah bergeser

b. Tidak mudah terbakar dan bobotnya ringan dan tahan lama

Bentuk atap yang biasa digunakan ialah bentuk atap datar dari konstruksi

beton bertulang dan bidang atap miring dari genteng, sirap, seng

gelombang atau asbes semen gelombang. Pada bidang atap miring

mendaki paling banyak digunakan penutup/atap genteng karena harga

rumah dan cukup awet.

5. Pembagian Ruangan

Telah dikemukakan dalam persyaratan rumah sehat, bahwa rumah sehat

harus mmpunyai cukup banyak ruangan-ruangan seperti : ruang

duduk/ruang makan, kamar tidur, kamar mandi, jamban, dapur, tempat

cuci pakaian, tempat berekreasi dan tempat beristirahat, dengan tujuan

agar setiap penghuninya merasa nikmat dan merasa betah tinggal di

rumah tersebut. Adapun syarat-syarat pembagian ruangan yang baik

adalah sebagai berikut :

a. Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur kepala

keluarga (suami istri) dengan kamar tidur anak-anak, baik laki-laki

maupun perempuan, terutama anak-anak yang sudah dewasa

b. Memilih tata ruangan yang baik, agar memudahkan komunikasi dan

perhubungan antara ruangan didalam rumah dan juga menjamin

kebebasan dan kerahasiaan pribadi masing-masing terpenuhi

c. Tersedianya jumlah kamar atau ruangan kediaman yang cukup

dengan luas lantai sekurang-kurangnya 6 m2 agar dapat memenuhi

kebutuhan penghuninya untuk melakukan kgiatan kehidupan.

d. Bila ruang duduk digabung dengan ruang tidur, maka luas lantai tidak

boleh kurang dari 11 m2 untuk 1 orang, 14 m2 bila digunakan 2 orang,

dalam hal ini harus dipisah.

e. Dapur

1) Luas dapur minimal 14 m2 dan lebar minimal 1,5 m2

2) Bila penghuni tersebut lebih dari 2 orang, luas dapur tidak boleh

kurang dari 3 m2

9

Page 10: makalah perumahan dan permukiman

3) Di dapur harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat

masak, tempat cuci peralatan dan air bersih,

4) Didapur harus tersedia tempat penyimpanan bahan makanan. Atau

makanan yang siap disajikan yang dapat mencegah pengotoran

makanan oleh lalat, debu dan lain-lain dan mencegah sinar

matahari langsung.

f. Kamar Mandi dan jamban keluarga

1) Setiap kamar mandi dan jamban paling sedikit salah satu dari

dindingnya yang berlubang ventilasi berhubungan dengan udara

luar. Bila tidak harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis untuk

mengeluarkan udara dari kamar mandi dan jamban tersebut,

sehingga tidak mengotori ruangan lain.

2) Pada setiap kamar mandi harus bersih untuk mandi yang cukup

jumlahnya.

3) Jamban harus berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dari 7

orang bila jamban tersebut terpisah dari kamar mandi.

6. Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan

dan pengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah

maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk

menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan manusia

pada suatu ruangan kediaman yang tertutup atau kurang ventilasi.

Pengaruh-pengaruh buruk itu ialah (Sanropie, dkk, 1989) :

a. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman.

b. Bertambahnya kadar asam karbon (CO2) dari pernafasan manusia.

c. Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia.

d. Suhu udara dalam ruangan naik karena panas yang dikeluarkan oleh

badan manusia.

e. Kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena

penguapan air dan kulit pernafasan manusia.

10

Page 11: makalah perumahan dan permukiman

7. Pencahayaan

Menurut Sanropie, dkk (1989) dalam Mukono (2000) bahwa cahaya yang

cukup kuat untuk penerangan didalam rumah merupakan kebutuhan

manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya

buatan dan cahaya alam.

a. Pencahayaan alam

Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke

dalam ruangan melalaui jendela, celah-celah atau bagian ruangan

yang terbuka. Sinar sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-

pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Kebutuhan standar cahaya

alam yang memenuhi syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan

kamar tidur mnurut WHO 60-120 Lux.

b. Pencahayaan buatan

Penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih sistem

penerangan dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan

tersebut dapat menumbuhkan suasana rumah yang lebih

menyenangkan. Lampu Flouresen (neon) sebagai sumber cahaya

dapat memenuhi kebutuhan penerangan karena pada penerangan yang

relatif rendah mampu menghasilkan cahaya yang baik bila

dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar. Bila ingin

menggunakan lampu pijar sebaiknya dipilih yang warna putih dengan

dikombinasikan beberapa lampu neon.

D. SARANA SANITASI RUMAH

1. Penyediaan Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila

telah dimasak. Air minum adalah air yang syaratnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum yang berasal dari penyediaan

air minum (DepKes RI, 2002).

11

Page 12: makalah perumahan dan permukiman

Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air

bagi penghuni rumah untuk digunakan bagi penghuni rumah yang

digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik

tank, tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter.

b. Pada sumur gali sedalam 3 meter dari permukaan tanah dibuat

kedap air, yaitu dilengkapi dengan cincin dan bibir sumur

c. Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal

air atau perpipaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan

dipelihara rutin.

2. Penggunaan Jamban

Pembuangan tinja manusia yang terinfeksi yang dilaksanakan secara

tidak layak tanpa memenuhi persyaratan sanitasi dapat menyebabkan

terjadinya pencemaran tanah dan sumber-sumber penyediaan air.

Disamping itu, juga akan dapat memberi kesempatan bagi lalat-lalat

dari species tertentu untuk bertelur, bersarang, makan bahan tersebut,

serta membawa infeksi, menarik hewan ternak, tikus serta serangga

lain yang dapat menyebarkan tinja dan kadang-kadang menimbulkan

bau yang tidak dapat ditolerir.

Atas dasar hal tersebut, maka perlu dilakukan penanganan pembungan

tinja yang memenuhi persyaratan sanitasi. Tujuan dilakukannya

pembuangan tinja secara saniter adalah untuk menampung serta

mengisolir tinja sedemikian rupa sehingga dapat tercegah terjadinya

hubungan langsung maupun tidak langsung antara tinja dengan

manusia, dan dapat dicegah terjadinya penularan faecal borne diseases

dari penderita kepada orang yang sehat, maupun pencemaran

lingkungan pada umumnya.

Adapun persyaratan sarana pembuangan tinja yang baik dan memenuhi

syarat kesehatan adalah :

12

Page 13: makalah perumahan dan permukiman

a. Tidak terjadi kontaminasi pada tanah permukaan.

b. Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin masuk ke

mata air atau sumur.

c. Tidak terjadi kontaminasi pada air permukaan.

d. Excreta tidak dapat dijangkau oleh lalat atau kuman.

e. Tidak terjadi penanganan Excreta segar. Apabila tidak dapat

dihindarkan, harus ditekan seminimal mungkin.

f. Harus bebas dari bau serta kondisi yang tidak sedap.

g. Metode yang digunakan harus sederhana serta murah dalam

pembangunan dan penyelenggaraannya.

3. Sarana Pembuangan Sampah

Pembuangan sampah adalah kegiatan menyingkirkan sampah dengan

metode tertentu dengan tujuan agar sampah tidak lagi mengganggu

kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat. Ada dua istilah yang

harus dibedakan dalam lingkup pembuangan sampah solid waste

(pembuangan sampah saja) dan final disposal (pembuangan akhir).

(Sarudji. D, 2006)

Pembuangan sampah yang berada di tingkat pemukiman yang perlu

diperhatikan adalah :

a. Penyimpanan setempat (onsite storage)

Penyimpanan sampah setempat harus menjamin tidak bersarangnya

tikus, lalat dan binatang pengganggu lainnya serta tidak

menimbulkan bau. Oleh karena itu persyaratan kontainer sampah

harus mendapatkan perhatian.

b. Pengumpulan sampah

Terjaminnya kebersihan lingkungan pemukiman dari sampah juga

tergantung pada pengumpulan sampah yang diselenggarakan oleh

pihak pemerintah atau oleh pengurus kampung atau pihak

pengelola apabila dikelola oleh suatu real estate misalnya.

Keberlanjutan dan keteraturan pengambilan sampah ke tempat

13

Page 14: makalah perumahan dan permukiman

pengumpulan merupakan jaminan bagi kebersihan lingkungan

pemukiman.

Sampah terutama yang mudah membusuk (garbage) merupakan

sumber makanan lalat dan tikus. Lalat merupakan salah satu vektor

penyakit terutama penyakit saluran pencernaan seperti Thypus

abdominalis, Cholera. Diare dan Dysentri. (Sarudji, 2006)

4. Pembuangan Air Limbah

Air limbah adalah air yang tidak bersih mengandung berbagai zat yang

bersifat membahayakan kehidupan manusia ataupun hewan, dan

lazimnya karena hasil perbuatan manusia. sumber air limbah yang

lazim dikenal adalah :

a. Berasal dari rumah tangga misalnya air, dari kamar mandi, dapur.

b. Berasal dari perusahaan misalnya dari hotel, restoran, kolam

renang

c. Berasal dari industri seperti dari pabrik baja, pabrik tinta dan

pabrik cat berasal dari sumber lainnya seperti air tinja yang

tercampur air comberan, dan lain sebagainya.

E. STANDAR RUMAH SEHAT

Menurut Depkes RI (2002), ada beberapa prinsip standar rumah sehat.

Prinsip ini dapat dibedakan atas dua bagian :

1. Yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan, terdiri atas :

a. Perlindungan terhadap penyakit menular, melalui pengadaan air

minum, sistem sanitasi, pembuangan sampah, saluran air,

kebersihan personal dan domestik, penyiapan makanan yang aman

dengan struktur rumah yang aman dengan memberi perlindungan.

b. Perlindungan terhadap trauma/benturan, keracunan dan penyakit

kronis dengan memberikan perhatian pada struktur rumah, polusi

udara rumah, polusi udara dalam rumah, keamanan dari bahaya

kimia dan perhatian pada pnggunaan rumah sebagai tempat bekerja.

14

Page 15: makalah perumahan dan permukiman

c. Stress psikologi dan sosial melalui ruang yang adekuat, mengurangi

privasi, nyaman, memberi rasa aman pada individu, keluarga dan

akses pada rekreasi dan sarana komunitas pada perlindungan

terhadap bunyi.

2. Berkaitan dengan kegiatan melindungi dan meningkatkan kesehatan

terdiri atas :

a. Informasi dan nasehat tentang rumah sehat dilakukan oleh petugas

kesehatan umumnya dan kelompok masyarakat melalui berbagai

saluran media dan kampanye.

b. Kebijakan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan harus

mendukung penggunaan tanah dan sumber daya perumahan untuk

memaksimalkan aspek fisik, mental dan sosial.

c. Pembangunan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan

dan hunian harus didasarkan pada proses perencanaan, formulasi

dan pelaksanaan kebijakan publik dan pemberian pelayanan dengan

kerjasama intersektoral dalam manajemn dan perencanaan

pembangunan, perencanaan perkotaan dan penggunaan tanah,

standar rumah, disain, dan konstruksi rumah, pengadaan pelayanan

bagi masyarakat dan monitoring serta analisis situasi secara terus

menerus.

d. Pendidikan pada masyarakat profesional, petugas kesehatan,

perencanaan dan penentuan kebijakan akan pengadaan dan

penggunaan rumah sebagai sarana peningkatan kesehatan.

e. Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tingkat melalui kgiatan

mandiri diantara keluarga dan perkampungan.

Menurut Depkes RI (2002), indikator rumah yang dinilai adalah

komponen rumah yang terdiri dari : langit-langit, dinding, lantai, jendela

kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, dapur dan

pencahayaan dan aspek perilaku.

Aspek perilaku penghuni adalah pembukaan jendela kamar tidur,

pembukaan jendela ruang keluarga, pembersihan rumah dan halaman.

15

Page 16: makalah perumahan dan permukiman

F. PERSYARATAN RUMAH SEHAT

Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum

dalam Residential Environment dari WHO (1974) antara lain :

1. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai

tempat istrahat.

2. Mempunyai tenpat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus

dan kamar mandi.

3. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.

4. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.

5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi

penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.

6. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman menurut

Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/ 1999

meliputi dua aspek yaitu :

1. Lingkungan perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara,

kebisingan dan getaran, kualitas tanah, kualitas air tanah, saranan dan

prasarana lingkungan, binatang penular penyakit dan penghijauan

2. Rumah tinggal yang terdiri dari bahan bangunan, komponen dan penataan

ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular

(vektor) penyakit, air, sarana penyimpanan makanan, limbah, dan

kepadatan huniaan ruang tidur.

Adapun persyaratan kesehatan lingkungan sehat menurut Keputusan Menteri

Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/ 1999 sebagai berikut :

1. Lokasi

a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran

sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah

gempa, dan sebagainya

b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA)

sampah atau bekas tambang

16

Page 17: makalah perumahan dan permukiman

c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran

seperti alur pendaratan penerbangan.

2. Kualitas udara

a. Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari

gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan

sebagai berikut :

1) Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi

2) Gas SO2 maksimum 0,10 ppm

3) Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.

3. Kebisingan dan getaran

a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;

b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.

4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman

a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg

b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg

c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg

d. Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg

5. Prasarana dan sarana lingkungan

a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan

konstruksi yang aman dari kecelakaan

b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan

vektor penyakit

c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan

tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan

pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar

pengaman, lampu penerangan, jalan tidak menyilaukan mata

d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang

memenuhi persyaratan kesehatan

e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus

memenuhi persyaratan kesehatan

f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi

syarat kesehatan

17

Page 18: makalah perumahan dan permukiman

g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi,

tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain

sebagainya

h. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya

i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi

kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

6. Vektor penyakit

a. Indeks lalat harus memenuhi syarat

b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

7. Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan

pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian

alam.

18

Page 19: makalah perumahan dan permukiman

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk

beristrahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik

fisik,rohani maupun sosial.

Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristrahat dan berlindung,

tetapi juga sebagai sarana untuk memperbaiki kesehatan. Untuk

itu rumah harus memenuhi syarat syarat kesehatan.

Rumah sehat tidak harus mahal dan mewah. Tetapi, rumah sehat harus

memenuhi syarat syarat kesehatan. Oleh karena itu, rumah yang sederhana

jika memenuhi syarat syarat kesehatan juga dapat dikatakan rumah sehat.

Sebuah rumah yang sehat harus memenuhi saranan sanitasi rumah, seperti

penyediaan air bersih, penggunaan jamban, sarana pembuangan sampah

dan pembuangan air limbah.

Ada dua standar rumah sehat yaitu yang berkaitan dengan kebutuhan

kesehatan dan yang berkaitan dengan kegiatan melindungi dan

meningkatkan kesehatan.

B. SARAN

1. Sebaiknya sebuah rumah memiliki ketentuan teknis kesehatan yang

wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat

yang bermukim di perumahan dan masyarakat sekitar dari bahaya atau

gangguan kesehatan

2. Seharusnya rumah yang sehat tidak hanya dapat dijadikan sebagai

tempat berlindung, bernaung dan tempat untuk beristirahat, tetapi juga

dapat menumbuhkan kehidupan yang sempurna fisik, rohani maupun

sosial bagi penghuninya.

19

Page 20: makalah perumahan dan permukiman

DAFTAR PUSTAKA

Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung; PT. Citra Aditya

Bakti

Heru, Adi. 1995. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta; EGC

Sumber Lain :

http://webcache.googleusercontent.com

http://library.unair.ac.id/download/fkm/fkm-soedjajadikeman.ppt.

environmentalsanitation.wordpress.com

http://library.unair.ac.id/download/fkm/fkm-soedjajadikeman.ppt.

http://webcache.googleusercontent.com/search?

q=cache:fpmnY2XAudsJ:ardhikesehatanlingkungan.blogspot.com/2011/11/

makalah-rumah-

s

ehat.html+kriteria+rumah+sehat+menurut+depkes&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id

20