Top Banner
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bel akang Il mu ke  bidanan adala h ilm u ya ng mempel aja ri tenta ng kehamilan,  persalinan, dan kala nifas serta kembal iny a alat reprod uks i ke kea daa n normal. Tuj ua n il mu ke  bidanan adal ah untuk me ngantar kan kehamilan,  persalinan, dan kala nifas serta pember ian AS I den gan sela mat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi kekeadaan normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandi ngan ti nggi ren dahnya angka ke matia n ibu dan angka kematia n per ina tal. Dik emukak an bah a ang ka kematia n per ina tal leb ih mencerminkan kes ang gup an sua tu neg ara untuk member ikan pel aya nan kese hat an. Ind one sia, di lingku nga n AS !A", mer upa kan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pel aya nan kesehatan segara unt uk memberi kan pel aya nan kesehat an masih memerluka n perbai kan yang bersifa t meny eluruh dan lebih  bermutu. Dengan per kira an  persalinan di Indonesi a set iap tahunnya sek ita r  #.$$$.$$$ jia dapat dijabarkan baha% Angka kematian ibu sebesar &'.#$$- ($.$$$ setiap tahunnya atau terjadi setiap ()-(* menit. +enyebab kematian ibu salah satunya adalah perdarahan $,# . Dalam upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu, Kementerian Kese hat an tela h meneka nka n pentingnya an ajemen Ak tif Kal a III pad a setiap asuh an persalin an normal . Saat ini, anajemen Aktif Kala III telah menjadi prosedur tetap pada asuhan persalinan normal dan menjadi salah satu kompet ens i das ar yan g har us dimilik i seti ap tenaga kes eha tan pen olo ng  persalinan /dokter dan bidan0. 1
23

makalah persalinan d4.docx

Oct 07, 2015

Download

Documents

Kenshin Sas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangIlmu kebidananadalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi kekeadaan normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia, di lingkungan ASEAN, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan segara untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.Dengan perkiraanpersalinandi Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa dapat dijabarkan bahwa: Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-27 menit. Penyebab kematian ibu salah satunya adalah perdarahan 30,5 %.Dalam upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu, Kementerian Kesehatan telah menekankan pentingnya Manajemen Aktif Kala III pada setiap asuhan persalinan normal. Saat ini, Manajemen Aktif Kala III telah menjadi prosedur tetap pada asuhan persalinan normal dan menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap tenaga kesehatan penolong persalinan (dokter dan bidan).

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian evidence based dalam praktik persalinan (Intranatal)?2. Apa Pengertian asuhan kebidanan Intranatal?3. Apa bukti klinis pada pelayanan Intranatal?4. Bagaimana perkembangan praktik asuhan kebidanan Intranatal?5. Apa saja praktik asuhan kebidanan Intranatal berdasarkan evidence based?

C. Tujuan Masalah1. Untuk mengetahui pengertian evidence based dalam praktik persalinan (Intranatal).2. Untuk mengetahui pengertian asuhan kebidanan Intranatal.3. Untuk mengetahui bukti klinis pada pelayanan Intranatal.4. Untuk mengetahui perkembangan praktik asuhan kebidanan Intranatal.5. Untuk mengetahui praktik asuhan kebidanan Intranatal berdasarkan evidence based.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Evidance Based Practice Pada Pelayanan PersalinanEvidence based adalah cara untuk membantu tenaga kesehatan dalam membua keputusaan saat merawat pasien sesuai dengan kebutuhan pasien dan keahlian klinis tenaga kesehatan bedasarkan bukti- bukti ilmiah.Penggunaan kebijakan dari ukti terbaik yang tersedia sehingga tenaga kesehatan (bidan) dan pasien mencapai keputusan yang terbaik, mengambil data yang diperlukan dan pada akhirnya dapat menilai pasien secara menyeluruh dalam memberikan pelayanan post natal.Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbakdari para praktisi dari seuruh penjuru dunia. Rutinitas yang tidak terbuktimanfaatnya kini tidak dianjurkan lagi. Bidan pasti dan selalu ingin memberikan asuhan yang terbaik dan efektif pada klienya. Asuhan terbaik didapatkan dari bukti-bukti klinis yang terbaik, yang tersedia dan yang paling mutakhir. idealnya, bidan harusnya tahu asuhan seperti apa yang efektif yang harus diberikan dan dipraktekan kepada kliennya. Namun kenyataannya masih banyak yang seharusnya harus sudah diketahui ternyata tidak diketahui oleh bidan, dan bidan sering tida mempraktekan apa yang mereka ketahui sebagai bentuk asuhan yang paling efektif.

B. Pengertian Praktik asuhan kebidanan IntranatalPersalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin,10)Sedangkan persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.Di dalam asuhan Persalinan terdapat 5 (lima) aspek disebut juga sebagai 5 (lima) benang merah yang perlu mendapatkan perhatian, ke 5 aspek tersebut yaitu:1. Aspek Pemecahan Masalah yang diperlukan untuk menentukan Pengambilan Keputusan Klinik (Clinical Decision Making).2. Aspek Sayang Ibu yang Berarti sayang Bayi3. Aspek Pencegahan Infeksi4. Aspek Pencatatan (Dokumentasi)5. Aspek Rujukan

C. Bukti Klinis Pada Pelayanan IntranatalTingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, terutama disebabkan olehperdarahan pascapersalinan, eklamsia, sepsisdankomplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnyadapat dicegah.Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang dan hampir semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ke tingkat yang sangat rendah.Asuhan Kesehatan Ibu selama dua dasawarsa terakhir terfokus pada:1. Keluarga BerencanaMembantu para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan yang diinginkan2. Asuhan Antenatal TerfokusMemantau perkembangan kehamilan, mengenali gejala dan tanda bahaya, menyiapkan persalinan dan kesediaan menghadapi komplikasi

3. Asuhan PascakeguguranMenatalaksanakan gawat-darurat keguguran dan komplikasinya serta tanggap terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya4. Persalinan yang Bersih dan Aman serta Pencegahan KomplikasiKajian dan bukti ilmiah menunjukkan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah terjadinya kesakitan dan kematian5. Penatalaksanaan Komplikasiyang terjadi sebelum, selama dan setelah persalinan.Dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu, perlu diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksana komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi, dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berbeda menurut derajat, keadaan dan tempat terjadinyaFokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pascapersalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir. Beberapa contoh dibawah ini, menunjukkan adanya pergeseran paradigma tersebut diatas:1. Mencegah Perdarahan Pascapersalinan yang disebabkan oleh Atonia UteriUpaya pencegahan perdarahan pascapersalinan dimulai pada tahap yang paling dini. Setiap pertolongan persalinan harus menerapkan upaya pencegahan perdarahan pascapersalinan, diantaranya manipulasi minimal proses persalinan, penatalaksanaan aktif kala III, pengamatan melekat kontraksi uterus pascapersalinan. Upaya rujukan obstetrik dimulai dari pengenalan dini terhadap persalinan patologis dan dilakukan saat ibu masih dalam kondisi yang optimal.2. Laserasi/episiotomiDengan paradigma pencegahan, episiotomi tidak lagi dilakukan secara rutin karena dengan perasat khusus, penolong persalinan akan mengatur ekspulsi kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi atau hanya terjadi robekan minimal pada perineum.3. Retensio plasentaPenatalaksanaan aktif kala tiga dilakukan untuk mencegah perdarahan, mempercepat proses separasi dan melahirkan plasenta dengan pemberian uterotonika segera setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat terkendali.4. Partus LamaUntuk mencegah partus lama, asuhan persalinan normal mengandalkan penggunaan partograf untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kemajuan proses persalinan. Dukungan suami atau kerabat, diharapkan dapat memberikan rasa tenang dan aman selama proses persalinan berlangsung. Pendampingan ini diharapkan dapat mendukung kelancaran proses persalinan, menjalin kebersamaan, berbagi tanggung jawab diantara penolong dan keluarga klien5. Asfiksia Bayi Baru LahirPencegahan asfiksia pada bayi baru lahir dilakukan melalui upaya pengenalan/penanganan sedini mungkin, misalnya dengan memantau secara baik dan teratur denyut jantung bayi selama proses persalinan, mengatur posisi tubuh untuk memberi rasa nyaman bagi ibu dan mencegah gangguan sirkulasi utero-plasenter terhadap bayi, teknik meneran dan bernapas yang menguntungkan bagi ibu dan bayi. Bila terjadi asfiksia, dilakukan upaya untuk menjaga agar tubuh bayi tetap hangat, menempatkan bayi dalam posisi yang tepat, penghisapan lendir secara benar, memberikan rangsangan taktil dan melakukan pernapasan buatan (bila perlu). Berbagai upaya tersebut dilakukan untuk mencegah asfiksia, memberikan pertolongan secara tepat dan adekuat bila terjadi asfiksia dan mencegah hipotermia.6. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi sebagai kebutuhan dasar persalinanAsuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibu selama proses persalinan akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Juga mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar) dan persalinan akan berlangsung lebih cepat.Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :a. Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai martabatnya.b. Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan tersebut.c. Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.d. Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau kuatir.e. Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.f. Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan ibu beserta anggota keluarga yang lain.g. Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga yang lain selama persalinan dan kelahiran bayinya.h. Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.i. Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten.j. Menghargai privasi ibu.k. Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi.l. Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia menginginkannya.m. Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak member pengaruh yang merugikan.n. Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi, pencukuran, dan klisma).o. Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.p. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi.q. Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu).r. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan, perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi.

D. Perkembangan Praktik Asuhan Kebidanan IntranatalPersalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uteri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba IGC 1998:157) Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa di sertai adanya penyulit. Persalinan di mulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secra lwngkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks. (JNPK-KR Asuhan Persalinan Normal, 2008: 37)Persalinan atau kelahiran normal adalah proses keluarnya janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 42 minggu ). Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu atau pada janin. Tujuan asuhan persalinan ialah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. (Saifuddin, 2006: 100 ) Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. (Prawirohardjo, 2007:180)

E. Praktik Asuhan Kebidanan Intranatal Berdasarkan Evidenve Based Pratik kebidanan sekarang lebh didasarkan pada bukti ilmiah hasil enelitian dan pengalaman praktik terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia, rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi sesuai dengan evidence based praktik, pemerintah telah menetapkan program kebijakan Intranatal sebagai berikut :1. Tanda dan Gejala Menjelang Persalinan a. Lightening (perasaan distensi abdomen berkurang) Lightening yang mulai dirasakan kira-kira 2 minggu sebelum persalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada presentasi sefalik, kepala bayi biasanya menancap (engaged) setelah lightening. Wanita sering menyebut lightening sebagai kepala bayi sudah turun. Sesak napas yang diraskan sebelumnya selama trimester ketiga kehamilan akan berkurang karena kondisi ini akan menciptakan ruang yang lebih besar di dalam abdomen atas untuk ekspansi paru. Lightening tetap saja menimbulkan rasa tidak nyaman yang lain akibat tekanan bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor. Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu: a) Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang. b) Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan c) Kram pada tungkai, yang disebakan oleh tekanan bagian prentasi pada saraf yang menjalar melalui foramen ischiadicum mayor dan menuju ke tungkai. d) Peningkatan stasis vena yang menghasilkan edema dependen akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat aliran balik dari ekstremitas bawah. Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun keposisi yang sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan. Pada kondisi ini tidak lagi dapat melakukan pemeriksaan ballotte terhadap kepala janin yang sebelumnya dapat digerakkan diatas simpisis pubis pada palpasi abdomen. Pada langkah keempat pemeriksaan leopold ini, jari-jari yang sebelumnya merapat sekarang akan memisah lebar. b. Perubahan serviks. Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi Braxton Hicks. Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum persalinan kematangan serviks mengindikasi kesiapannya untuk persalinan. Setelah menentukan kematangan serviks, bidan dapat meyakinkan ibu bahwa ia akan berlanjut ke proses persalinan, begitu muncul kontraksi persalinan dan bahwa waktunya sudah dekat. Hal ini juga memungkinkan bidan untuk mengkaji kemungkinan keberhasilan induksi persalinan yang diindikasikan. c. Persalinan palsu. Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbulnya akibat kontraksi Braxton Hick yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak sekitar 6 minggu kehamilan. d. Ketuban pecah dini. Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu persalinan. Apabila terjadi sebelum awitan persalinan, kondisi tersebut disebut Ketuban Pecah Dini (KPD). Hal ini dialami oleh sekitar 12 % wanita hamil. Kurang lebih 80 % wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD mulai mengalami persalinan spontan mereka dalam 24 jam. e. Bloody Show Bloody show merupakan tanda persalinan yang biasanya dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi, bloody show bukan merupakan tanda persalinan yang bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena rabas lendir yang bercampur darah selama waktu tersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap perusakan plak lendir saat pemeriksaan tersebut. f. Lonjakan Energi Banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih 24 sampai 48 jam sebelum awitan persalinan. Setelah beberapa hari dan minggu merasa letih secar fisik dan lelah karena hamil, mereka terjaga pada suatu hari dan menemukan diri mereka bertenaga penuh. Sehingga mereka melakukan aktivitas seperti biasanya. Akibatnya, mereka memasuki masa persalinan dalam keadaan letih dan sering kali persalinan menjadi sulit dan lama. g. Gangguan saluran cerna Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual dan muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini. Beberapa wanita mengalami satu atau beberapa gejala tersebut. (Varney Vol. 2 hal, 2004: 672-674) Tanda dan gejala inpartu termasuk: a) Penipisan dan pembukaan servik b) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit) c) Cairan lender bercampur darah (show) melalui vagiana (JNPK-KR, 2008:37)

2. Tahapan-tahapan Persalinan Partus dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan serviks 10 cm. Kala I dinamakan pula kala pembukaan. Kala II disebut juga kala pengeluaran oleh berkat kekuatan his dan kekuatan menedan janin didorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau kala uri placenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV dimulai dari lahirnya placenta dan lamanya 2 jam. Dalam kala itu diamat-amati apakah tidak terjadi perdarahan postpartum. a. Kala I Dimulai dari his pembukaan yang pertama sampai pembukaan serviks lengkap his lambat laun menjadi kuat. Interval panjang lebih pendek. lamanya kala 1 untuk Primi 12 - 14 jam tapi tidak melebihi 16 jam dan untuk multi adalah 7 - 9 jam dan tidak melebihi 11 jam. Proses membukanya serviks sebagai akibat dari his dibagi menjadi 2 fase yaitu : fase laten berlangsung selama 8 jam, pembukaan serviks terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter < 4 cm dan fase aktif berlangsung selama 7 jam. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus secara umum meningkat, serviks membuka dari 4 cm ke 10 cm. Fase aktif dibagi menjadi tiga periode : a) Periode Akselarasi yaitu dimulai dari pembukaan 3 - 4 cm lamanya 2 jam b) Periode Dilatasi maksimum yaitu dimulai dari pembukaan 4-9 cm lamanya 2 jam c) Periode deselerasi yaitu dimulai dari pembukaan 9 - 10 cm lamanya 2 Jam. b. Kala II Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm ) sampai lahirnya bayi, gejala utama kala II adalah : a) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit dengan durasi 40-50 detik. b) Pasien mulai meneran. c) Kepala sudah sampai atas panggul, perineum menonjol, vulva membuka dan rectum terbuka . d) Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.Adapun mekanisme persalinannya sebagai berikut : a) fleksi dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil. b) Putaran paksi dalam, kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterine disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi. c) Extensi, setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul terjadilah extensi. d) Putaran paksi luar, gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak. e) Expulsi, setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. ( Wiknjosastro 2005, hal : 189 ) c. Kala III Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya placenta. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri ada di atas pusat. Pelepasan placenta hanya memakan waktu 6 - 15 menit. Lepasnya placenta sudah diperkirakan dengan memperhatikan tanda tanda, uterus globular, adanya semburan darah, dan tali pusat memanjang.d. Kala IV Dimulai setelah lahirnya placenta sampai 2 jam pertama post partum dimaksudkan untuk mengobservasi perdarahan post partum. Observasi yang dilakukan antara lain : tingkat kesadaran penderita, pemeriksan tanda tanda vital, kontaksi uterus, terjadinya perdarahan dan memeriksa bayi. (Saifuddin 2006, Hal : 100 - 101).

3. Pengawasan Persalinan a. Partograf Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk: a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai serviks melalui periksa dalam. b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama. c) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan mendikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir. Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membuat penolong persalinan untuk: a) Mencatat kemajuan persalinan b) Mencatat kondisi ibu dan janin c) Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran d) Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan e) Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu

b. Partograf harus digunakan : a) Untuk semua dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen penting dalam persalinan, baik yang normal maupun yang patologis. b) Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat c) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan pada ibu dan proses kelahiran bayinya. c. Pencatatan selama fase laten & fase aktif kala satu persalinan. a) Fase laten: pembukaan serviks kurang dari 4 cm. Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapt dicatat secara terpisah, baik di catatan kemajan persalinan maupun dikartu menuju sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiapkali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intervasi juga harus dicatatkan. b) Fase aktif : pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu: - Denyut jantung janin: setiap jam - Fekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap jam. - Pembukaan serviks: setiap 4 jam - Penurunan bagian terbawah janin: setiap 4 jam - Tekanan darah dan temperature tubuh: setiap 4 jam - Produksi urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam d. Pencatatan selama fase aktif persalinan : Partograf Halaman depan partograf menginstruksikan observasi dimulai pada aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, yaitu: a) Informasi tentang ibu Nama, umur, Gravid, para, abortus, Nomor catatan medik/nomor puskesmas Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah, tanggal dan waktu penolong Persalinan mulai merawat ibu) Waktu pecahnya selaput ketuban b) Kondisi janin: 1) DJJ : catat denyut jantung janin setiap 30 menit 2) Warna dan adanya air ketuban : U : Selaput ketuban masih utuh J : Selaput ketuban sudah pecah dan ketuban jernih M :Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium D:Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi (kering) c) Penyusupan (molase) kepala janin : 0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi 1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan 2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih tidak dapat dipisahkan d) Kemajuan persalinan: Pembukaan serviks Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin Garis waspada dan garis bertindak. e) Jam dan waktu: Waktu mulai fase aktif persalinan Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian. f) Kontraksi uterus: Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit Lama kontraksi (dalam detik). = kontraksi 10 menit lamanya < 20 detik = kontraksi 10 menit lamanya 20-40 detik = kontraksi 10 menit lamanya detik g) Obat-obatan dan cairan yang diberikan: Oksitosin Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan. h) Kondisi ibu Nadi, tekanan darah dan temperature suhu Urine (volume, aseton, atau protein). Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi partograf atau dicatatan kemajuan persalinan). Mencakup: a. Jumlah cairan per oral yang diberikan b. Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur c. Konsultasi dengan penolong lainnya (obgin, bidan, dokter umum) d. Persiapan sebelum melakukan rujukan e. Upaya, jenis dan lokasi fasilitas rujukan. Pencatatan pada lembar belakang partograf Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran bayi, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak kala I hingga kala IV dan bayi baru lahir. Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut: a. Data atau informasi umum b. Kala I c. Kala II d. Kala III e. Bayi baru lahir f. Kala IV

4. Faktor yang mempengaruhi proses persalinanAda 5 P yang mempengaruhi proses persalinan : a. Passanger (janin) Janin mempengaruhi proses persalinan, dimana bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak tidak dapat hidup sempurna, cacat dan akhirnya meninggal, biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian lain dengan mudah menyusul.b. Passage (jalan lahir) Jalan lahir mempunyai pengaruh dalam proses persalinan, dimana jalan lahir di bagi atas : 1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul). 2) Bagian lunak; otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligament c. Power (tenaga atau kekuatan) Tenaga yang mempengaruhi proses persalinan adalah tenaga ibu mengedan dan kekuatan yang mendorong janin keluar adalah his atau kontraksi uterus. d. Psikologi (psikis wanita/ibu) Psikis ibu mempengaruhi proses persalinan, dimana psikis sangat mempengaruhi keadaan emosional ibu dalam proses melahirkan. e. Penolong Penolong mempengaruhi proses persalinan, dimana persalinan yang ditolong oleh dokter atau bidan akan berjalan dengan lancar dan aman.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanParadigma baru (aktif) yang disebutkan sebelumnya yang berdasarkan evidence based terkini, terbukti dapat mencegah atau mengurangikomplikasi yang sering terjadi. Hal ini memberi manfaat yang nyata dan mampu membantu upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Karena sebagian besar persalinan di Indonesia terjadi di desa atau di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dimana tingkat keterampilan petugas dan sarana kesehatan sangat terbatas maka paradigma aktif menjadi sangat strategis bila dapat diterapkan pada tingkat tersebut. Jika semua penolong persalinan dilatih agar kompeten untuk melakukan upaya pencegahan atau deteksi dini secara aktif terhadap berbagai komplikasi yang mungkin terjadi, memberikan pertolongan secara adekuat dan tepat waktu, dan melakukan upaya rujukan yang optimal maka semua upaya tersebut dapat secara bermakna menurunkan jumlah kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.

B. SaranDiharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian,akan pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKI dan AKB.

PERKEMBANGAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN POSTNATALBERDASARKAN EVIDENCE BASED

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Asuhan Kebidanan

Dosen Pengampuh : Hj. Nanang Karnasih, S.ST, SKM, MMKe

DisusunOleh:Kelompok II Ana Rukmana Herna Jumaroh Marfuah Nurul Maulani Sarah Nirmala Tiara Masrianti

POLITEKNIK KESEHATANBHAKTI PERTIWI HUSADA CIREBONTahun 2015KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat dan karuniannya jualah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Perkembangan Praktik Asuhan Kebidanan Intranatalberdasarkan Evidence Based . Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.Kami menyadari bahwa dalam penyeleasaian makalah ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan dan kejanggalan, terutama sangat terbatasnya kemampuan yang kami miliki, karena itu kami mohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Cirebon, Februari 2015

Penulis

iDAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1A. Latar Belakang1B. Rumusan Masalah2C. Tujuan Masalah2BAB II TINJAUAN PUSTAKA3A. Evidance Based Practice Pada Pelayanan Persalinan3B. Pengertian Praktik asuhan kebidanan Intranatal3C. Bukti Klinis Pada Pelayanan Intranatal4D. Perkembangan Praktik Asuhan Kebidanan Intranatal8 E. Praktik Asuhan Kebidanan Intranatal Berdasarkan Evidenve Based 9BAB III PENUTUP19A. Kesimpulan19B. Saran19

ii22