Top Banner
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN AIR MANCUR MENGIKUTI IRAMA MUSIK MENGGUNAKAN ATMEGA 16 Herry Widya Hartanto Abstrak Air mancur sebagai bagian dari sebuah taman yang sangat menarik (dan dapat membuat suasana taman menjadi lebih indah dan lebih segar untuk dipandang. Akan tetapi biasanya pola dari air mancur yang seringkali kita lihat biasanya tetap. Hal ini dapat membuat seseorang menja di bosan apabila memperhatikan pola dari air mancur dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itulah maka dalam tugas akhir ini akan dibuat suatu alat pengontrol bentuk semburan pada air mancur, dengan pola semburan air yang bervariasi sehingga lebih atraktif dan menarik serta sewaktu-waktu dapat diubah dengan mengutamakan suara musik. Alat ini dibuat dengan untuk Mengendalikan air mancur yang akan dihasilkan dan dinamai dengan Perancangan dan Pembuatan Air Mancur Menggunakan Mikrokontroler ATMega 16.Air Mancur ini merupakan alat kontrol yang digunakan untuk mengatur semburan air mancur se hingga air yang ke luar bukan hanya semburan yang continue Abstract Fountain is apart of park, with is beautifuly made is order to make the park being fresh and beautiful to be looked. The pattern of fountain's outpouring wich often we see usually monotonous . As the result it will cause someone feels boring to watch the outpouring of the fountain in the certain time. This thesis is about making a tool which able to controll the outpouring of fountain, with some variation and unmonotonous, so it will be more attractive and eye-catchin. It also can be changed in anytime we want sound. This tool is made with capability to control the fountain. The name of this tool is water chop animation with ATMega 16. Waterfall animation is a control tool to arrange or control the outpouring of fountain so it will produce not only a monotonous outpouring.. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Mancur merupakan sebuah pengaturan air yang keluar dari sebuah sumber, mengisi baskom dengan bentuk tertentu, dan disalurkan ke baskom lainnya. Air mancur bisa berupa air mancur tembok atau berdiri bebas. Air mancur dapat dibuat di dalam berbagai wadah seperti batu, beton atau logam. Air di suatu baskom dapat dialirkan ke baskom lainnya dan ditata dalam berbagai tingkat. Kebanyakan air mancur ditata dalam kolam atau baskom kecil, atau kolam di taman. Dan sering kali orang bersantai ketika saat menikmati air mancur yang yang bisa menari ada yang
13

makalah perancangan air mancur menggunakan ATmega 16

Apr 16, 2015

Download

Documents

perancangan ini dibuat hanya untuk memperindah taman dengan dana minimum
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah perancangan air mancur menggunakan ATmega 16

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN AIR MANCUR MENGIKUTI IRAMA MUSIK MENGGUNAKAN ATMEGA 16

Herry Widya Hartanto

Abstrak

Air mancur sebagai bagian dari sebuah taman yang sangat menarik (dan dapat membuat suasana taman menjadi lebih indah dan lebih segar untuk dipandang. Akan tetapi biasanya pola dari air mancur yang seringkali kita lihat biasanya tetap. Hal ini dapat membuat seseorang menja di bosan apabila memperhatikan pola dari air mancur dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itulah maka dalam tugas akhir ini akan dibuat suatu alat pengontrol bentuk semburan pada air mancur, dengan pola semburan air yang bervariasi sehingga lebih atraktif dan menarik serta sewaktu-waktu dapat diubah dengan mengutamakan suara musik. Alat ini dibuat dengan untuk Mengendalikan air mancur yang akan dihasilkan dan dinamai dengan Perancangan dan Pembuatan Air Mancur Menggunakan Mikrokontroler ATMega 16.Air Mancur ini merupakan alat kontrol yang digunakan untuk mengatur semburan air mancur se hingga air yang ke luar bukan hanya semburan yang continue

Abstract

Fountain is apart of park, with is beautifuly made is order to make the park being fresh and beautiful to be looked. The pattern of fountain's outpouring wich often we see usually monotonous . As the result it will cause someone feels boring to watch the outpouring of the fountain in the certain time. This thesis is about making a tool which able to controll the outpouring of fountain, with some variation and unmonotonous, so it will be more attractive and eye-catchin. It also can be changed in anytime we want sound. This tool is made with capability to control the fountain. The name of this tool is water chop animation with ATMega 16. Waterfall animation is a control tool to arrange or control the outpouring of fountain so it will produce not only a monotonous outpouring..

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Air Mancur merupakan sebuah pengaturan air yang keluar dari sebuah sumber, mengisi baskom dengan bentuk tertentu, dan disalurkan ke baskom lainnya. Air mancur bisa berupa air mancur tembok atau berdiri bebas. Air mancur dapat dibuat di dalam berbagai wadah seperti batu, beton atau logam. Air di suatu baskom dapat dialirkan ke baskom lainnya dan ditata dalam berbagai tingkat. Kebanyakan air mancur ditata dalam kolam atau baskom kecil, atau kolam di taman. Dan sering kali orang bersantai ketika saat menikmati air mancur yang yang bisa menari ada yang sambil kerjakan tugas atau bercanda bersama teman-teman.Dari keadaan diatas maka penulis mempunyai ide untuk menggabungkan antara musik dan irama air mancur sehingga terbentuk suasana yang semakin relax lagi pada orang yang sedang melihat air mancur tersebut. Air mancur ini bisa berputar kekanan dan kekiri dan juga

memberikan cahaya yang terang saat malam hari sehingga akan terasa nyaman.Pada skripsi ini, membangun air mancur sebagai keindahan tempat hiburan, tempat tinggal. dll. Dari masukan sensor volume meter dari music tersebut akan diolah oleh mikrokontroler Atmega 16 dan menggerakan semburan-semburan air dengan berbagai variasi sesuai irama musik

1.2. Batasan MasalahUntuk mencapai tujuan penyelesaian tugas

akhir ini secara maksimal, maka diperlukan batasan masalah yang diharapkan agar permasalahan tidak meluas dan tetap fokus pada tujuan utama. Adapun batasan-batasan pada skipsi ini yaitu :1) Air mancur utama bergerak kekanan dan

kekiri 2) Mengunakan Mikrokontroler Atmega 16.3) Jumlah solenoid menggunakan tujuh (7)

buah4) Input music menggunakan line out pada

komputer

Page 2: makalah perancangan air mancur menggunakan ATmega 16

5) Menggunakan LED sebagai pencahayaan

2. Teori SingkatTeori VU meter

VU meter (Volume Unit meter) merupakan salah satu pelengkap dari perangkat audio dan saat ini banyak dikembangkan misal pada tape compo, power amplifier dan aplikasi-aplikasi audio pada computer. Pada dasarnya VU meter adalah sebuah tampilan dalam bentuk grafik yang bergerak mengikuti irama atau perubahan tekanan suara pada frekuensi-frekuensi tertentu. Gerakan pada VU meter mewakili besarnya gain (dB) yang dihasilkan dari suara audio. Selain itu VU meter juga dapat menambah kesan lebih menarik dan lebih hidup bagi pendengar. Pada umumnya VU meter dibagi menjadi 2 bentuk yaitu vu meter analog dan VU meter digital

Gambar 2-1: Bentuk fisik VU meter analog dan level bar[1]

2.1 Amplifier non invertingAmplifier non inverting adalah rangkaian penguat tidak membalik fungsi dari alat ini merupakan penguat amplitude yang terdapat pada sinyal music.

Gambar 2-2: rangkaian non inverting

2.2 Rangkaian VU meterRangkaian VU meter ini menggunakan sebuah IC LM3915 berfungsi membandingkan level tegangan input terhadap tegangan referensi. Pada IC ini telah tersedia sumber tegangan referensi sekitar 1.25V sehingga tidak diperlukan lagi referensi dari luar.

2-3: Gambar Symbol Ic Lm3915

2.3 Dot MatrixDot matrix adalah titik titik yang membentuk sebuah matrix dimana setiap titik tersebut adalah led, untuk membentuk sebuah dot matrix 8x5 dibutuhkan 40 buah led. Inilah bentuk fisik dari dot matrix dapat dilihat pada gambar 2.2 :

Gambar 2-2 : Dot Matrix

2.3 Mikrokontroller ATMEGA16

Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc Processor) memiliki arsitektur 8 bit, di mana semua instruksi di kemas dalam kode 16-bit (16-bit word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. [2]

Arsitektur Mikrokontroller ATMEGA 16

(a)

(b)

Page 3: makalah perancangan air mancur menggunakan ATmega 16

Gambar 2-3 : Blok Diagram Mikrokontroller ATMEGA 16[4]

2.4 Solenoid valveValve solenoid berfungsi untuk mengalirkan dan memutuskan aliran air pada saluran air.

Gambar 2-4: Solenoid Valve

3. Perencanaan dan pembuatan alat3.1 Pendahuluan

Dalam perancangan ini dilakukan bertahap blok demi blok untuk memudahkan penganalisaan sistem setiap bagian maupun sistem secara keseluruhan. Perancangan dan pembuatan sistem ini terdiri dari dua perancangan utama, yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software), disamping beberapa aspek lainnya yang juga perlu dijelaskan dalam pembahasan bab ini seperti blok diagram dan prinsip kerja sistem.

Perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) dapat dijelaskan sebagai berikut : Perancangan dan pembuatan perangkat

keras (hardware)

Meliputi penggunaan Mikrokontroler ATMEGA16, Dot Matrik, selenoid valve.

Perancangan dan pembuatan perangkat lunak (software)Meliputi perancangan flowcart yang akan menunjukkan sistem kerja alat secara menyeluruh.

Gambar 3-1: Perencanaan Blok Diagram perangkat Keras

Fungsi dari masing-masing bagian adalah: Amplifier

Berfungsi sebagai penguat sinyal awal pada sebiuah system agar dapat diproses selanjutnya

IC Lm3915Sebagai pengkonversi sinyal music menjadi level tegangan

Mikrokontroller ATMEGA 16Berfungsi sebagai pengontrol utama dari sistem alat ini.

ULN2003Sebagai driver relay

RelaySebagai saklar lampu dan solenoid valve

Selenoid ValveBerfungsi untuk membuka atau menutup saluran air secara otomatis.

Display Dot Matrix 5x8Sebagai penampil untuk simulasi system

3.2 Prinsip kerja

Mk

Line out audio

Amplifier Pengkonversi sinyal

Mk

Selenoid

ULN203A

Lampu

Display dot

matrix

Relay

Page 4: makalah perancangan air mancur menggunakan ATmega 16

3

21

84

U1:A

1/2 TL072

5

67

84

U1:B

1/2 TL072

R2 20kR1 10k

R3100k

R4

12

R5

12

+12V

-12V

+12V

-12V

12J1

input audio

0,02 mV

12 J2

Output amplifier

0.04 mV

Prinsip kerja dari Pada sinyal dari line out yang relative kecil untuk bisa dimasukan ke dalam proses pembagian level tegangan maka terlebih dahulu harus dikuatkan oleh rangkaian amplifier dengan rangkaian non-inverting amplifier. Selanjutnya sinyal audio tersebut akan dimasukan kedalam rangkaian VU meter yang berfungsi mengkonversi sinyal analog keluaran dari amplifier dan menghasilkan level tegangan analog. Dari level voltage analog yang berupa common negative bisa dimasukan kedalam port A0…A7 stelah itu dipasang sebuah resistor pull up untuk menjadikan pada posisi high 5V. Selanjutnya sinyal tersebut akan dibagi-bagi berdasarkan range dari analog level tersebut. Sehingga dari pembagaian range tersebut didapatkan sebuah batasan untuk menghasilkan output yang berbeda-beda. Dan keluaran dari mikrokontroler pada Port D0…D6 dimasukan kedalam ULN2003A sebagai driver dari relay yang natinya akan berkerja membuka dan menutup solenoid valve dan driver lampu.

3.3 Perangkat keras1. Amplifier non inverting

Sinyal output dari rangkaian audio pada umunya relativ kecil sebab input audio diambil dari line out yang belum mengalami penguatan sinyal audio. Oleh karena itu input harus dikuatkan terlebih dahulu sebelum sinyal diolah. Untuk penguatan menggunakan rangkaian non-inverting amplifier. Berikut gambar rangkaian amplifier.

Gambar 3.2rangkaian Amplifier Non Inverting

Untuk memenuhi range dari tegangan reverensi pada input VU meter maka

dibutuhkan penguatan sebesar 3 kali dan R1 ditetapkan 10K maka ,R2dan R3

G=1+R2

R1 (3.1)

3=1+R2

10 kΩ

3−1=R2

10 k Ω2⋅10 k Ω=R2

R2≈20 k ΩUntuk kopling DC yang dilewatkan diatas 20Hz maka

f c=1

2πR1 C1

2. Rangkaian VU meter Rangkaian ini sudah dapat diaplikasikan langsung. Dimana R1 dipasang agar arus yang keluar dapat diterima oleh mikrokontroler . maka R1 dibuat cukup kecil (390) Dalam perancangan rangkaian rangkaian VU meter ini keluaran dari rangkaian akan disambungkan kedalam input mikrokontroler sebagai pemicu untuk diproses.

Gambar 3-5 rangkaian IC LM3915N

3. Mikrokontroller ATMEGA16Perancangan pada mikrokontroler ATMEGA16 ini dibuat dengan tujuan untuk memproses nilai-nilai level tegangan yang didapat dari pengkondisi sinyal yang berupa data tegangan aktif low. ATMEGA16 mengatur solenoid valve,.

Page 5: makalah perancangan air mancur menggunakan ATmega 16

Gambar 3-3: Perencanaan Alokasi Port ATMEGA 16

4. Mikrokontroler 8535Perancangan pada mikrokontroler ATMEGA8535 ini dibuat dengan tujuan untuk memproses nilai-nilai level tegangan yang didapat dari pengkondisi sinyal yang berupa data tegangan aktif low. ATMEGA8535 sebagai pengendali tampilan ke dot matrix.

Gambar 3-4: Perencanaan Alokasi Port ATMEGA 8535

5. Rangkaian driver Solenoid valveSolenoid valve digunakan untuk membuka/menutup aliran air secara otomatis.

Gambar 3-6: Rangkaian Driver Solenoid Valve

6. Dot matrixDisplay ini sebagai pengganti level bar dari keluaran VU meter

Gambar 3-7 : Perencanaan Rangkaian Dot matrik

Pada rangkaian driver baris ini, Ic yang digunakan sebesar 50mA dan nilai dari hfe

dipilih sebesar 30. Dengan demikian besar dari Ib adalah:

I b=I c

hfe

I b=50.10−3

30=1,66mA (2mA )

Nilai dari Rb adalah sebagai berikut :

Rb=Vcc−Vbe

Ib

Rb=5−0,70.002

= 4,30,002

=2150=2 k2 Ω

Jadi untuk Untuk menyalakan 1 kolom diperlukan 50mA x 8 dot = 400mA. Tegangansupply Vcc sebesar 5Volt

3.4 Perangkat LunakUntuk mengatur keseluruhan sistem

perangkat keras yang disusun, maka diperlukan perangkat lunak pendukung. Perangkat lunak disini berfungsi sebagai pengendali dari semua sistem yang telah dirancang agar dapat menjalankan alat ini sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu dengan perangkat lunak ini dapat diperoleh gambaran tentang cara kerja program yang telah kita buat. pembuatan listing program ditulis dalam bahasa BASCOM

Pada prinsipnya, perangkat lunak untuk pemrogramannya didasarkan pada fungsi mikrokontroler ATMega16 sebagai pusat pemrosesan data pada alat, yaitu Membaca data output dari pengkondisi sinyal dan mengkonversikan ke Rangkaian driver relay. Berikut adalah gambar 3-8 , yang merupakan flowchart sistem:

Page 6: makalah perancangan air mancur menggunakan ATmega 16

Gambar 3-8: Flowchart Alat

4. Pengujian alatPada bab ini dilakukan pengujian dan pengukuran dari sistem dari sistem yang telah di buat. Dari pengujian dan pengukuran ini dapat diketahui apakah sistem yang dibuat telah bekerja dengan baik atau masih ada kekurangannya. Pengujian dan pengukuran dilakukan pada tiap-tiap blok untuk mengetahui kerja sistem secara keseluruhan.

4.1. Pengujian rangkaian amplifier non inverting.4.1.1. Tujuan

Bertujuan untuk mengetahui penguatan dari amplifier.

4.1.2. Peralatan yang digunakan Multimeter digital

Komputer / fungtion generator

Rangkaian Amplifier non inverting

4.1.3. Hasil PengujianSetelah melakukan pengujian

seperti diatas, maka akan didapatkan hasil output tegangan dari level tegangan dan dimasukkan ke dalam bentuk tabel 4.1:

Tabel 4.1: Hasil output pengujian

Dari hasil pengujian dan analisa diatas pada penguatan non inverting di dapatkan %error sebesar 0,87 % untuk penguatan non inverting

4.2 Pengujuan rangkaian VU meter4.2.1 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana rangkain VU meter ini dapat berkerja

4.2.2 Peralatan yang digunakan Fungtion generator Power supply Rangkaian VU meter LED

Gambar 4.1 blok pengujian rangkaian VU meter

4.2.3 Hasil pengujianDari hasil pengujian didapatkan tabel 4.2 :

Frekuensi Amplitudo (vp-p)

Nyala led

30 3,5.10-3 130 10,7.10-3 330 21,5.10-3 630 28,8.10-3 8

Dari hasil pengujian didapatkan bahwa nyala LED tidak bergantung dari frekuensi tetapi nyala led bergantung pada besarnya amplitudo

4.3 Pengujian Dot matrik.4.3.1 Tujuan

FG Rangkaian LED

Frekuensi (Hz)

Input(V)Output (Vp-p)

A pengukuranA

perhitungan

Error(%)

30 1.10-3 3,09.10-3 3,09 3 330 2.10-3 6,07.10-3 3.03 3 130 3.10-3 9,08.10-3 3.02 3 0,630 4.10-3 12,1.10-2 3.025 3 0,630 5.10-3 15,1.10-2 3.02 3 0,630 6.10-3 18,2.10-2 3.03 3 130 7.10-3 21,3.10-2 3.04 3 0.130 8.10-3 24,1.10-2 3.01 3 0,330 9.10-3 27,1.10-2 3.01 3 0,330 10.10-3 30,2.10-2 3.02 3 0,6

Rata-rata 0,87

Page 7: makalah perancangan air mancur menggunakan ATmega 16

Tujuan dari pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dot matrik, apakah berfungsi dengan baik, maka pada pengujian ini MCU diprogram untuk mengontrol dot matrik

4.3.2 Peralatan yang digunakan1. Power Supply 5 Volt2. Sistem Mikrokontroller3. Dot matrik4. Program untuk menampilkan pola

Adapun cara pengujian dapat dilihat pada blok pengujian Dot matrik diperlihatkan pada Gambar 4-2:

Gambar 4-1: Diagram Blok Pengujian LCD

4.3.3 Hasil Pengujian Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa modul display mampu menampilkan karakter.

$regfile = "m8535.dat" '$crystal = 4000000$largeDim Dataa As IntegerConfig Portd = OutputConfig Portc = Output Dim W As WordDim Datvt1 As ByteDim Datvt2 As ByteDim Datvt3 As ByteDim Datvt4 As ByteDim Datvt5 As ByteDim Hasil As ByteDim Count As ByteBalik:Gosub Konversi1Goto PutarPutar:If Count <= 20 ThenPortd = &H00Portc = Datvt1Portd.0 = 1Portd.1 = 0Portd.2 = 0Portd.3 = 0Portd.4 = 0Waitms 0.1Portd = &H00Portc = Datvt2Portd.0 = 0

Portd.1 = 1Portd.2 = 0Portd.3 = 0Portd.4 = 0Waitms 0.1Portd = &H00Portc = Datvt3Portd.0 = 0Portd.1 = 0Portd.2 = 1Portd.3 = 0Portd.4 = 0Waitms 0.1Portd = &H00Portc = Datvt4Portd.0 = 0Portd.1 = 0Portd.2 = 0Portd.3 = 1Portd.4 = 0Waitms 0.1Portd = &H00Portc = Datvt5Portd.0 = 0Portd.1 = 0Portd.2 = 0Portd.3 = 0Portd.4 = 1Waitms 0.1Portd = &H00Count = Count + 1Goto PutarEnd IfCount = 0Goto BalikKonversi1: Datvt1 = &B00000000 Datvt2 = &B11100111 Datvt3 = &B11100111 Datvt4 = &B11100111 Datvt5 = &B00000000 Return

Gambar 4-2: Hasil Pengujian Dot matrik

4.4 Pengujian rangkaian driver valve selenoid.

4.4.1 Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah valve selenoid sudah bisa bekerja dengan baik atau tidak.

4.4.2 Peralatan yang digunakan1. Rangkaian Driver selenoid2. Catu daya3. Multitester digital

Mikrokontroller

atmega8535 Dot matrik

Page 8: makalah perancangan air mancur menggunakan ATmega 16

4.4.3 Langkah-langkah Pengujian1. Merangkai rangkaian pengujian Driver

selenoid gambar 4-4

Gambar 4-3: Prosedur Pengujian Driver Solenoid Valve .

4.4.4 Hasil Pengujian

Tabel 4-10 Hasil Pengujian driver Solenoid Valve

No Output MK

Input ULN

Output ULN

Kondisi relay

Kondisi Valve

1. 1 5v 0v Aktif Buka2. 0 0v 12v Mati Tutup

Berdasarkan hasil perngujian yang ada dapat disimpulkan bahwa valve solenoid dapat bekerja dengan baik.

4.5 Pengujian Keseluruhan Sistem4.5.1 Tujuan

Pengujian mekanik yang telah direncanakan dan dibuat bertujuan untuk mengetahui apakah sesuai dengan spesifikasi yang di rencanakan, caranya dengan melakukan beberapa kali percobaan pada alat.

4.5.2 Peralatan yang digunakan1. Pompa air2. Rangkaian mikrontroller ATMEGA163. Selenoid valve4. Rangkaian relay5. Rangkaian LM39156. Catu daya DC7. Bak penampung air

4.5.3 Langkah-langkah pengujian1. Merangkai peralatan sesuai dengan

diagram blok 4-5:

Gambar 4-5: Diagram Blok Pengujian Keseluruhan Sistem

1. Menghidupkan pompa air dan Menghidupkan saklar rangkaian

2. Setelah air mengalir, sebagai kondisi awal, keran keran solenoid 3 otomatis terbuka untuk menandakan bahwa rangkaian siap untuk berkerja

3. Diberi masukan sinyal untuk level LED 1-3

4. Diberi masukan sinyal untuk level LED 4-6

5. Diberi masukan sinyal untuk level LED 8-9

6. Masukan musik7. Melihat percobaan dengan seksama

apakah sesuai yang diinginkan apa belum

4.5.4 Hasil pengujian Pada sinyal tegangan level 1-3 maka

D1=menyalaD5=nyala padam 2dtD6=nyala padam 2dt

Pada sinyal tegangan level 1-3 makaD1=menyalaD5=menyalaD2=nyala pada 2dtD4=D0 nyala padam 3dt

Pada sinyal tegangan level 7-8 makaD1=D3=D0=D4=nyala

Tidak ada sinyal masukanD4 menyala

4.6 Gambar alat

Page 9: makalah perancangan air mancur menggunakan ATmega 16

Gambar 4-6: foto rangkaian alat

Gambar 4-7: Foto Mekanik Alat

Page 10: makalah perancangan air mancur menggunakan ATmega 16

BAB VPENUTUP

A. KesimpulanSetelah dilakukan pengujian dan

pengukuran peralatan, maka dapat di simpulkan beberapa hal yang berhubungan dengan kinerja peralatan :

Dari hasil pengujian dan analisa amplifier non inverting di dapatkan %error sebesar 0,87 % yang berarti bahwa rangkaian ini berkerja dengan baik meskipun masih terdapat kesalahan.

Dari hasil pengujian rangkaian pada VU meter didapatkan bahwa besarnya amplitude mempengaruhi dari nyala led pada rangkain

Pada rangkaian dot matrik selayaknya menggunakan sumber power suplay yang berbeda karena membutuhkan banyak daya untuk menyalakan semua LED

Selenoid valve akan bekerja (membuka saluran) bila pada input ULN2003 diberi tegangan 5V dan output ULN2003 0V.

Pada pembacaan sofware dari mikrokontroler didapakan bahwa tidak dapat melakukan pengolahan data secara bersamaan dalam 1 waktu

B. SaranDengan memandang dari segi

penggunaan dan sistem kerja suatu peralatan, maka penulis mempunyai beberapa saran untuk pengembangan alat yang di buat apabila ada pihak yang berminat mengembangkan.

Antara lain : Untuk kedepannya alat ini dapat

dikembangkan supaya dapat memperbaiki kesalahan atau konfigurasi yang kurang menarik.

Alat ini akan lebih baik dan efisien bila digunakan pada lingkungan yang luas karena memerlukan banyak tempat saat terjadi percikan air.

DAFTAR PUSTAKA[1] aproksimasi penguat edisi ke empat.

Penerbit erlangga[2] Wardana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri

Mikrokontroller AVR seri ATmega 8535 simulasi, hardware, dan aplikasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

[3] Kurniawan, Dayat.2002. ATmega 8 dan Aplikasinya. Elex Media Komputindo. Jakarta.

[4] National semiconductor, national operational Data Book, 1995

[5] Nono Haryono. Mengenal Solenoid Valve, 2011

[6] Fredrick W. Huges. Panduan OP-Amp. Penerbit PT.Alexmedia komputindo. Kelompok Gramedia . Jakarta