Top Banner
MAKALAH PENGUKURAN LISTRIK OSILOSKOP Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengukuran Listrik Oleh : Mohammad Alfian Irsyadul Ibad NIM. 131910201085 PROGRAM STUDI STRATA 1 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER 2014
22

MAKALAH PENGUKURAN LISTRIK OSILOSKOP.pdf

Nov 19, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • MAKALAH PENGUKURAN LISTRIK

    OSILOSKOP

    Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengukuran Listrik

    Oleh :

    Mohammad Alfian Irsyadul Ibad

    NIM. 131910201085

    PROGRAM STUDI STRATA 1

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • Kata Pengantar

    Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat

    kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini

    kami membahas Osiloskop, suatu instrumen yang digunakan dalam pengukuran listrik.

    Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai instrumen

    osiloskop yang sangat diperlukan dalam pengukuran listrik terutama dalam mengukur sinyal

    seperti tegangan AC atau DC dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang

    mengikuti mata kuliah Pengukuran Listrik.

    Dalam proses pendalaman materi pengukuran listrik ini, tentunya kami mendapatkan

    bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang sangat mendalam kami

    sampaikan kepada Bapak Bambang Sujanarko selaku dosen mata kuliah Pengukuran Listrik,

    rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan dan pihak-pihak lain yang

    membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.

    Penulis telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun bukan

    tidakmungkin dalam makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan. Untuk itu penulis

    mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini ke

    depannya.

    Demikian makalah ini saya buat semoga memberikan manfaat. Terima kasih.

    Jember, 24 Oktober 2014

    Penyusun

    ii

  • Daftar Isi

    Halaman Sampul..

    Kata Pengantar. ii

    Daftar Isi iii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang... 1

    1.2 Rumusan Masalah.. 1

    1.3 Tujuan. 1

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Pengenalan Osiloskop . 2

    2.2 Bagian-Bagian Osiloskop Beserta Fungsinya .. 3

    2.3 Fungsi dan Kegunaan Osiloskop Secara Umum 6

    2.4 Prinsip dan Cara Kerja Osiloskop 6

    2.5 Penggunaan Osiloskop. 13

    2.6 Kinerja Osiloskop. 15

    BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan. 18

    3.2 Saran 18

    DAFTAR PUSTAKA.. 19

    iii

  • BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Proses pengukuran dalam ilmu elektro merupakan salah satu prosedur standar yang

    harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang

    diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang

    diinginkan oleh seorang user.

    Salah satu alat ukur yang tidak kalah penting untuk diketahui yaitu osiloskop.

    Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Dengan

    mengunakan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran pada sinyal listrik seperti

    tegangan, frekuensi, periode dan bentuk sinyal dari objek yang diukur. Oleh sebab itu

    osiloskop penting untuk dipelajari karena dengan menggunakan osiloskop dapat lebih

    memudahkan kita dalam mengukur beberapa besaran sekaligus. Selain itu dengan

    osiloskop kita juga dapat membedakan gelombang AC dan gelombang DC, serta dapat

    juga melihat atau mendeteksi gangguan-gangguan dalam sistem transmisi atau penyaluran

    seperti gangguan noise.

    Karena osiloskop sangat penting untuk diketahui dan dipelajari, terutama untuk

    mahasiswa elektro, maka pada kesempatan ini kami membuat makalah mengenai

    osiloskop yang disertai penjelasan dan prinsip kerjanya.

    1.2 Rumusan Masalah

    Dari latar belakang di atas maka kami mengambil rumusan masalah yang akan dibatasi dan

    dibahas menurut pembagian di bawah ini.

    1. Apa saja fungsi dari setiap bagian osiloskop?

    2. Bagaimana prinsip kerja dari osiloskop?

    3. Bagaimana cara menggunakan osiloskop dengan benar?

    1.3 Tujuan

    Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut.

    1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian atau panel osiloskop beserta fungsinya.

    2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari osiloskop.

    3. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari osiloskop.

    4. Mahasiswa dapat memahami penggunaan osiloskop.

    1

  • BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Pengenalan Osiloskop

    Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada

    kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah

    terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa

    pada sumbu vertikal (Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horizontal (X)

    menunjukkan besaran waktu t.

    Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display

    menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai

    tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal

    dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili

    sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-

    tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.

    Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak

    dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada

    osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.

    Osiloskop Dual Trace dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat

    yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang

    berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.

    Sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi seperti yang terlihat pada Gambar

    1. Sumbu vertikal (Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horizontal (X)

    menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan

    osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.

    Gambar 1 Representasi Sinyal Osiloskop Dinyatakan Dalam Tiga Dimensi

    Wujud dari osiloskop terlihat pada Gambar 2 mirip sebuah pesawat televisi dengan

    beberapa tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis (grid) pada layarnya.

    2

  • Gambar 2 Wujud Osiloskop yang Mirip dengan Televisi Kuno

    Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat

    dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan

    kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.

    Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor

    osiloskop, yaitu :

    1. Gelombang sinusoidal

    2. Gelombang blok

    3. Gelombang gigi gergaji

    4. Gelombang segitiga.

    Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) di semua perangkat yang

    menggunakan rangkaian VCO. Meskipun sudah berpengalaman dalam hal menggunakan

    osiloskop, kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat

    tersebut. Untuk menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat

    fatal akibatnya.

    2.2 Bagian-Bagian Osiloskop Beserta Fungsinya

    Gambar berikut menunjukkan contoh Panel Osiloskop Digital (DSO BK-2542B)

    3

  • Gambar 3 Front Panel Osiloskop Digital

    Gambar 4 Back Panel Osiloskop Digital

    PANEL DEPAN PANEL BELAKANG

    No. Nama Fungsi No. Nama Fungsi

    1 Power

    On/Off

    Menyalakan atau

    mematikan DSO BK-

    2542B

    1 Security

    loops

    Keamanan (Non

    Teknis)

    2 LCD Display

    Screen

    Menampilkan sinyal

    dan parameter terukur 2

    Carrying

    Handle

    Alat bantu untuk

    memindahkan

    osiloskop

    3 Carrying

    Handle

    Alat bantu untuk

    memindahkan

    osiloskop

    3 Power

    On/Off

    Menyalakan atau

    mematikan DSO

    BK-2542B

    4

  • 4 Menu

    On/Off

    Menampilkan atau

    menyembunyikan

    menu

    4 AC Line

    Input

    Terminal kabel

    power dari sumber

    AC/PLN

    5 Adjusment

    Knob

    Memilih item atau

    merubah nilai

    parameter terpilih

    5 Pass/Fail

    Output

    Mengeluarkan

    sinyal sisa

    pemfilteran

    6 Auto Set Pen-skalaan otomatis

    kanal yang dipilih 6

    LAN

    Interface Port

    Terminal untuk

    kabel LAN

    7 Utility &

    Save/Load

    Akses

    I/O/Languange/Print

    Setup dan

    Penyimpanan

    7 RS232 Serial

    Interface Port

    Terminal untuk

    kabel jenis serial

    8 Measure &

    Cursor

    Pengukuran nilai

    parameter secara

    otomatis atau manual

    8 USB Device

    Interface Port

    Terminal untuk

    komunikasi

    dengan port USB

    PC

    9 Acquire &

    Display

    Pengaturan proses

    akuisisi dan tampilan

    pada DSO

    9 Rear Rubber

    Feet

    Penyangga

    osiloskop (Non

    Teknis)

    10 Run Control

    Menjalankan atau

    menghentikan

    akuisisi sinyal

    10 Ventilation

    Fan

    Pendingin utama

    DSO

    11 Trigger

    Control

    Mengatur mekanisme

    trigger pada sinyal

    12 Shortcut &

    Local

    Mempercepat tahap

    tertentu (optional)

    13 Horizontal

    Control

    Mengatur mekanisme

    pengukuran pada

    sumbu X

    14 EXT TRIG

    BNC

    Terminal input

    trigger dari sumber

    luar

    15 Channel 2

    BNC Input Kanal 2 osiloskop

    16 Vertical

    Control

    Mengatur mekanisme

    pengukuran pada

    sumbu Y

    17 Channel 1

    BNC Input Kanal 1 osiloskop

    5

  • 18 Function

    Buttons

    Memilih menu yang

    ditampilkan pada

    layar

    19 Print Button

    Mengatur dan

    menjalankan fungsi

    Print

    20 Probe Comp.

    Terminal

    Terminal sumber

    sinyal internal untuk

    kalibrasi probe

    21 USB Host

    Interface

    Terminal USB

    Device (Flash Disk,

    dll)

    22 Tilt Feet Kaki penyangga

    2.3 Fungsi dan Kegunaan Osiloskop Secara Umum

    Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang

    berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal

    yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi,

    periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda

    fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya,

    yaitu:

    1. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.

    2. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.

    3. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.

    4. Membedakan arus AC dengan arus DC.

    5. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

    2.4 Prinsip dan Cara Kerja Osiloskop

    Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat

    tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara

    prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - Analog Real Time

    Oscilloscope) dan tipe digital (DSO - Digital Storage Osciloscope), masing-masing

    memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja

    di laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat

    osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan

    dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.

    6

  • 2.4.1 Osiloskop Analog

    Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan

    berkas elektron dalam tabung sesuai bentuk sinyal kemudian menampilkannya pada

    layar. Osiloskop ini menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik melalui gerakan

    pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -

    Cathode Ray Tube) dari kiri ke kanan. Pancaran elektron dari bagian senapan

    elektron (electron gun) yang membentur atau menumbuk dinding dalam tabung

    tersebut mengeksitasi elektron dalam lapisan fosfor pada layar tabung sehingga

    terjadi perpendaran atau nyala pada layar yang menggambarkan bentuk dasar

    gelombang atau sinyal.

    Diagram atau rangkaian osiloskop ini disajikan pada gambar 5a dan 5b

    sebagai berikut.

    Gambar 5a Diagram Dasar Osiloskop Analog

    7

  • Gambar 5b Diagram Blok Osiloskop Analog

    Bergantung kepada pengaturan skala vertikal(volts/div), attenuator akan

    memperkecil sinyal masukan sedangkan amplifier akan memperkuat sinyal

    masukan. Selanjutnya sinyal tersebut akan bergerak melalui keping pembelok

    vertikal dalam CRT (Cathode Ray Tube). Tegangan yang diberikan pada pelat

    tersebut akan mengakibatkan titik cahaya bergerak (berkas elektron yang

    menumbuk fosfor dalam CRT akan menghasilkan pendaran cahaya). Untuk

    menampilkan gambar garis pada layar, diperlukan gelombang gigi gergaji yang

    diberikan kepada pasangan pelat horizontal tersebut. Tegangan gigi gergaji ini

    dihasilkan oleh time base generator/sweep generator atau generator sapu, yang

    kemudian diperkuat oleh penguat horizontal. Tegangan gigi gergaji ini naik secara

    linier terhadap waktu sehingga berkas elektron pada layar bergerak dari kiri ke

    kanan. Setelah sampai di bagian paling kanan layar, tegangan gigi gergaji turun

    dengan cepat ke nol sehingga memulai gerakan berulang dari bagian kiri

    layar. Secara mudahnya tegangan positif akan menyebabkan titik tersebut naik

    sedangkan tegangan negatif akan menyebabkan titik tersebut turun.Gerakan balik

    yang cepat ini tidak dapat ditangkap oleh mata sehingga yang terlihat adalah gambar

    garis horizontal lurus pada layar yang tidak terputus. Agar osiloskop dapat

    menggambarkan bentuk gelombang yang sedang diamati maka gelombang tersebut

    diumpankan ke rangkaian vertikal. Rangkaian vertikal ini berfungsi memperkuat

    atau melemahkan simpangan vertikal dari gelombang masukan, sehingga tegangan

    yang diberikan ke pasangan pelat defleksi vertikal menghasilkan medan listrik yang

    dapat mempengaruhi gerakan vertikal elektron secara proporsional selagi ia

    8

  • bergerak menuju ke layar, yang berakibat bentuk gelombang pada layar dapat

    diperbesar atau diperkecil.

    Sinyal akan bergerak juga ke bagian sistem trigger untuk memulai sapuan

    horizontal (horizontal sweep). Sapuan horizontal ini menyebabkan titik cahaya

    bergerak melintasi layar. Jadi, jika sistem horizontal mendapat trigger, titik cahaya

    melintasi layar dari kiri ke kanan dengan selang waktu tertentu. Pada kecepatan

    tinggi titik tersebut dapat melintasi layar hingga 500.000 kali per detik.

    Secara bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan pembelok vertikal

    akan menghasilkan pemetaan sinyal pada layar. Trigger diperlukan untuk

    menstabilkan tampilan sinyal berulang. Untuk meyakinkan bahwa sapuan dimulai

    pada titik yang sama dari sinyal berulang, hasilnya bisa tampak pada gambar berikut.

    Gambar 6 Perbandingan Tampilan Sinyal Sebelum dan Setelah di-Triger

    Selain menyangkut vertikal dan horizontal, osiloskop analog mempunyai

    dimensi ketiga yang disebut dengan gray scaling (skala/tingkatan atau intensitas

    kelabu). Tingkatan kelabu ini diciptakan melalui intensitas pancaran elektron pada

    tabung gambar, yang meragakan detil gambar bagian tertentu secara sekilas saja.

    Kondisi ini terjadi karena kecepatan pancaran elektron mempengaruhi kecerahan

    jejaknya. Makin cepat pancaran bergerak dari satu titik ke titik lain pada bagian

    tertentu, makin sedikit waktu ia dapat mengeksitasi elektron-elektron pada fosfor

    yang terdapat pada dinding layar. Akibatnya jejak yang membentuk gambar

    gelombang bagian tersebut akan lebih redup daripada gambar bagian gelombang

    yang lainnya.

    Skala kelabu ini juga menunjukkan frekuensi relatif dari event-event

    individual (gejala khusus) yang terjadi dalam suatu gelombang yang sifatnya

    berulang (repetitif). Pancaran elektron yang mengambarkan bagian gelombang yang

    bentuknya sama secara berulang akan menyebabkan bagian yang dapat tergambar

    dengan terang di layar, sedangkan event lekuk gelombang yang jarang terjadi akan

    mendapat lebih sedikit waktu eksitasi. Akhirnya menjadi jelas bahwa daerah dari

    9

  • lapisan fosfor yang dirangsang/dieksitasi secara berulang nampak lebih terang

    daripada daerah yang kurang distimulasi.

    Kesimpulannya, gambar yang diragakan oleh ART kadang begitu redupnya

    sehingga sulit untuk dilihat baik karena sinyal masukannya mempunyai sisi-sisi

    yang begitu cepat (seperti halnya gelombang kotak dari suatu astable multivibrator

    yang bagian sisi tegak gelombangnya hampir tak terlihat), atau karena gelombang

    repetitif menghasilkan event-event tertentu yang demikian jarangnya.

    Cahaya yang dihasilkan oleh fosfor mempunyai waktu hidup yang sangat

    pendek setelah pancaran elektron berlalu. Untuk fosfor yang sering digunakan pada

    CRT yaitu P31, cahaya yang dihasilkan akan turun sampai ke suatu harga yang

    masih dapat dilihat dengan nyaman dalam ruang yang bercahaya sedang dalam

    waktu 38 mikrodetik. Jika laju kecepatan pancaran elektron untuk mengeksitasi

    ulang terjadi di bawah 1/38 mikrodetik atau 26 kHz, maka akan terjadi penurunan

    cahaya secara dramatis di layar.

    Kedipan (flicker) merupakan suatu fenomena lain yang membatasi kinerja

    CRT. Jika laju eksitasi ulang jatuh dibawah harga minimum tertentu, umumnya

    sekitar 15 sampai 20 Hz, maka akan terjadi kedipan, yakni peragaan di layar akan

    tampak nyala dan padam bergantian. Peragaan bagian gelombang yang nampak

    redup baik karena sinyal yang diamati mempunyai sisi-sisi atau tebing gelombang

    yang begitu cepat atau pada gelombang repetitif yang menghasilkan event-event

    tertentu yang demikian jarang, kini dapat diatasi dengan dengan teknologi MCP (

    Microchannel Plate) dari Tektronix, yang mampu meningkatkan intensitas peragaan

    bagian-bagian yang redup dari sebuah gelombang sampai 1000 kali kecerahan

    aslinya tanpa menaikkan intensitas peragaan pada bagian-bagian yang lebih kuat.

    2.4.2 Osiloskop Digital (Digital Storage Oscilloscope)

    Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan

    menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) yang terlihat pada Gambar 7

    untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital. Dalam

    osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu di-sampling

    (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai

    tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada

    prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak

    nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai

    10

  • dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang

    disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.

    Gambar 7 Blok Diagram Osiloskop Digital

    Seperti halnya ART, DSO melakukan akuisisinya dalam satu event

    pemicuan. namun demikian ia secara rutin memperoleh, mengukur dan menyimpan

    sinyal masukan, mengalirkan nilainya melalui memori dalam suatu proses kerja

    dengan cara; pertama yang disimpan, yang pertama pula yang akan dikeluarkan,

    sambil menanti picu terjadi. Sekali osiloskop ini mengenali event picu yang

    didefinisikan oleh penggunanya, osiloskop mengambil sejumlah cuplikan yang

    kemudian mengirimkan informasi gelombangnya ke peraga (layar). Karena kerja

    pemicuan yang demikian ini, ia dapat menyimpan dan meragakan informasi yang

    diperoleh sebelum picu (pretrigger) sampai 100 persen dari lokasi memori yang

    disediakan.

    DSO mempunyai dua cara untuk "menangkap" atau mencuplik gelombang,

    yakni dengan teknik single shot atau real time sampling. Dengan kedua teknik ini,

    osiloskop memperoleh semua cuplikan dengan satu event picu. Sayangnya laju

    cuplik DSO membatasi lebar pita osiloskop ketika beroperasi dalam waktu nyata

    (real time). Secara teori (sesuai dengan Nyquist sampling theorema), osiloskop

    digital membutuhkan masukan dengan sekurang-kurangnya dua cuplikan per

    periode gelombang untuk merekonstruksi suatu bentuk gelombang. Dalam praktek,

    tiga atau lebih cuplikan per periode menjamin akurasi akuisisi. Jika pencuplik tidak

    dapat sama cepat dengan sinyal masukannya, osiloskop tidak akan dapat

    mengumpulkan suatu jumlah yang cukup yang berakibat menghasilkan suatu

    11

  • peragaan yang lain dari bentuk gelombangnya aslinya. yakni osiloskop akan

    menggambarkan struktur keseluruhan sinyal masukan pada suatu frekuensi yang

    jauh lebih rendah dari frekuensi sinyal sesungguhnya.

    Ketika menangkap suatu gelombang bentuk tunggal (single shot waveform )

    dengan cuplikan waktu nyata, osiloskop digital harus secara akurat menangkap

    frekuensi sinyal masukan. Osiloskop digital biasanya menspesifikasikan dua lebar

    pita; real time dan analog. Lebar pita analog menyatakan frekuensi tertinggi jalur

    masukannya yang dapat lolos tanpa cacat yang serius pada sinyalnya. Lebar pita real

    time menunjukkan frekuensi maksimum dari osiloskop yang dapat secara akurat

    mencuplik menggunakan satu event picu. Bergantung dari osiloskopnya, kadang-

    kadang kedua lebar pita tersebut mempunyai harga yang sama, kadang mempunyai

    nilai yang berbeda jauh. Sebagai contoh misalnya lebar pita analog dari suatu DSO

    350 MHz dan lebar pita real time-nya hanya 40MHz.

    Dengan metode alternatif yakni menggunakan equivalent-time sampling

    DSO secara akurat dapat menangkap sinyal-sinyal sampai pada lebar pita

    osiloskopnya, tetapi hanya pada sinyal-sinyal yang sifatnya repetitif. Dengan teknik

    ini, osiloskop digital menerima cuplikan-cuplikan pada banyak event-event picu

    yang kemudian secara berangsur-angsur mengkonstruksi keseluruhan bentuk

    gelombangnya. Hanya lebar pita analog yang membatasi osiloskop pada frekuensi

    berapa dapat menerima teknik ini.

    Kebanyakan DSO, apakah ia menggunakan teknik real time atau equivalent

    time akan mencuplik pada laju maksimum tanpa mengacu berapa dasar waktu (time

    base) yang di pilih. Pada kecepatan sapuan yang lebih rendah osiloskop digital

    menerima jauh lebih banyak cuplikan daripada yang dapat disimpannya.

    Bergantung kepada mode akuisisi yang kita pilih, suatu DSO akan membuang

    cuplikan ekstra atau menggunakannya untuk pemrosesan sinyal-sinyal tambahan

    seperti deteksi puncak gelombang (peak detect), maupun sampul gelombang

    (envelope).

    Dalam menangkap bentuk bagian gelombang yang diukur sebelum

    terjadinya picu pada time base generator-nya, DSO mempunyai keunggulan

    dibanding ART karena DSO secara terus menerus mencuplik dan

    mendigitalisasikan sinyal masukan selagi ia menanti sebuah event picu sehingga

    aktivitas gelombang sebelum terjadinya picu dapat diamati.

    12

  • 2.5 Penggunaan Osiloskop

    Pada saat menggunakan osiloskop perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

    1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop dihubungkan pada ground. Disamping

    untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.

    2. Memastikan probe dalam keadaan baik.

    3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.

    4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada

    posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala

    Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan

    attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi

    paling besar.

    5. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.

    6. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.

    7. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.

    8. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.

    Tahapan Penyetaraan (Kalibrasi) Osiloskop Analog

    Sebelum menggunakan osiloskop, osiloskop harus di kalibrasi terlebih dahulu. Langkah-

    langkahnya adalah sebagai berikut.

    a) Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang osiloskop

    sebelum kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN

    b) Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power.

    c) Set saluran pada tombol CH1.

    d) Set mode pada Auto.

    e) Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.

    f) Atur posisi berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang

    bernama horizontal dan vertikal.

    g) Set level mode pada tengah-tengah (-) dan (+).

    h) Set tombol tegangan (volt/div) bertanda V pada 2 V, sesuaikan dengan

    memperkirakan terhadap tegangan masukan.

    i) Pasang probe pada salah satusaluran, (misal CH1) dengant ombol pengalih AC/DC

    pada kedudukan AC.

    j) Atur saklar/switch pada pegangan probe dengan posisi pengali 1x.

    k) ujung probe pada titik kalibrasi.

    l) Atur Time/Div pada posisi 1 ms agar tampak garis kotak-kotak yang cukup jelas.

    13

  • m) Setelah tahapan K, osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.

    Mengukur Tegangan AC

    Langkah-Langkah Mengukur Tegangan Arus Bolak-Balik (AC)

    1. Sinyal AC diarahkan ke CH input dan stel saklar mode untuk menampilkan bentuk

    gelombang yang diarahkan ke CH tersebut.

    2. Diatur saklar VOLT/ DIV untuk menampilkan kira- kira 5 DIV bentuk gelombang.

    3. Diatur saklar SEC/DIV untuk menampilkan beberapa gelombang.

    4. Atur penampilan gelombang secara vertikal sehingga puncak gelombang negatif,

    gelombang berhimpit dengan salah satu garis gratikul horizontal.

    5. Atur tampilan gelombang secara horizontal, sehingga puncak berimpit dengan pusat

    garis gratikul vertikal.

    6. Hitunglah tegangan puncak- kepuncak (peaks to peaks) dengan menggunakan

    persamaan:

    Vpeak to peak = (defleksi vertikal) x (penempatan saklar VOLT/ DIV).

    Mengukur Tegangan DC

    1. Pilih mode SOURCE pada LINE.

    2. Pilh mode COUPLING pada DC.

    3. Pilih DC pada tombol AC-DC.

    4. Siapkan baterai yang akan diukur.

    5. Dengan kabel penghubung, hubungkan battery dengan salah satu channel.

    6. Hal yang perlu diperhatikan sebelum mengukur adalah, letakkan nilai 0 di layar sebaik

    mungkin.

    7. Variasikan VOLTS/DIV pada beberapa angka (misalnya 1, 1.5, dan 2).

    8. Catat semua hasil pengukuran yang didapatkan.

    Mengukur Beda Fasa

    Pengukuran beda fasa antar dua buah sinyal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

    1. Dengan osiloskop Dual Trace

    Sinyal pertama dihubungkan pada kanal A, sedangkan sinyal kedua dihubungkan

    pada kanal B dari osiloskop.

    14

  • Gambar 8 Metode Dual Trace

    2. Dengan metode Lissajous

    Sinyal pertama dihubungkan pada input Y, dan sinyal kedua dihubungkan pada

    input X osiloskop.

    Gambar 9 Metode Lissajous

    Mengukur Periode dan Frekuensi

    1. Distel saklar SEC/DIV untuk menampilkan siklus gelombang kompleks.

    2. Diukur jarak horizontal antara titik-titik pengukuran waktu (satu panjang gelombang).

    3. Tentukan periode gelombang dengan mengalikan jumlah pembagi dengan faktor

    pengali.

    4. Tentukan frekuensi gelombang (1/periode).

    2.6 Kinerja Osiloskop

    Istilah yang dijelaskan pada bagian ini akan sering digunakan untuk membicarakan

    kehandalan sebuah osiloskop.

    1. Lebar Pita (Bandwidth)

    Spesifikasi bandwidth menunjukan daerah frekuensi yang dapat diukur oleh osiloskop

    dengan akurat. Sejalan dengan peningkatan frekuensi, kapabilitas dari osiloskop untuk

    15

  • mengukur secara akurat semakin menurun. Berdasarkan perjanjian, bandwidth

    menunjukkan frekuensi ketika sinyal yang ditampilkan tereduksi menjadi 70.7% dari

    sinyal sinus yang digunakan. (angka 70.7% mengacu pada titik -3 dB, sebuah istilah

    yang berdasar pada skala logaritmik).

    2. Rise Time

    Rise Time adalah cara lain untuk menjelaskan daerah frekuensi yang berguna dari

    sebuah osiloskop. Perubahan sinyal rendah ke tinggi yang cepat, pada gelombang

    persegi, menunjukkan rise time yang tinggi. Rise time menjadi sebuah pertimbangan

    penting ketika digunakan dalam pengukuran pulsa dan sinyal tangga. Sebuah osiloskop

    hanya dapat menampilkan pulsa yang risetime-nya lebih rendah dari rise time osiloskop.

    3. Sensitivitas Vertikal

    Sensitivitas vertikal menunjukan berapa kemampuan penguatan vertikal untuk

    memperkuat sinyal lemah. Sensitivitas vertikal biasanya bersatuan mVolt/div. Sinyal

    terlemah yang dapat ditangkap oleh osiloskop umumnya adalah 2 mV/div.

    4. Kecepatan Sapuan (Sweep Speed)

    Untuk osiloskop analog, spesifikasi ini menunjukkan berapa cepat trace dapat

    menyapu sepanjang layar, yang memudahkan untuk mendapatkan detail dari sinyal.

    Kecepatan sapuan tercepat dari sebuah osiloskop biasanya bersatuan nanodetik/div

    (ns/Div)

    5. Akurasi Gain

    Akurasi penguatan menunjukkan seberapa teliti sistem vertikal melemahkan atau

    menguatkan sebuah sinyal.

    6. Basis Waktu dan Akurasi Horizontal

    Akurasi horizontal menunjukkan seberapa teliti sistem horizontal menampilkan waktu

    dari sinyal. Biasanya hal ini dinyatakan dengan prosentase eror.

    7. Sample Rate

    Pada osiloskop digital, sampling rate menunjukkan laju pencuplikan yang bisa

    ditangkap oleh ADC (tentu saja sama dengan osiloskop). Sample rate maksimum

    ditunjukkan dengan Megasample/detik (MS/s). Semakin cepat osiloskop mencuplik

    sinyal, semakin akurat osiloskop menunjukkan detil suatu sinyal yang cepat. Sample

    rate minimum juga penting jika diperlukan untuk melihat perubahan kecil sinyal yang

    berlangsung dalam waktu yang panjang.

    8. Resolusi ADC (Resolusi Vertikal)

    Resolusi dari ADC (dalam bit) menunjukkan seberapa tepat ADC dapat mengubah

    tegangan masukan menjadi nilai digital.

    16

  • 9. Panjang Record

    Panjang record dari sebuah osiloskop digital menunjukkan berapa banyak gelombang

    dapat disimpan dalam memori. Tiap gelombang terdiri dari sejumlah titik. Titik-titik ini

    dapat disimpan dalam sebuah record gelombang. Panjang maksimum dari record

    bergantung dari banyaknya memori dalam osiloskop. Karena osiloskop hanya dapat

    menyimpan dalam jumlah yang terbatas ada pertimbangan antara detail record dan

    panjang record. Karena itu kita dapat memperoleh sebuah gambaran detil untuk waktu

    yang pendek atau gambaran yang kurang mendetil untuk jangka waktu yang lebih lama.

    Pada beberapa osiloskop kita dapat menambahkan memori untuk meningkatkan panjang

    record.

    17

  • BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Dari penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

    1. Fungsi osiloskop secara umum adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran yang

    berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal

    yang sedang diamati.

    2. Pada prinsip kerjanya, antara osiloskop analog dan digital memiliki prinsip dasar yang

    sama. Hanya saja pada osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu

    di-sampling (dicuplik) dan didigitalisasikan dengan ADC.

    3. Cara penggunan osiloskop adalah yang pertama pengkalibrasian, kemudian mengatur

    fokus, intensitas, kemiringan, x-position, dan y-position, setelah probe dikalibrasi maka

    dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan

    persegi pada layar.

    3.2 Saran

    Untuk lebih mengetahui dan mengerti tentang osiloskop ada baiknya langsung melihat

    dan mempraktekan materi ini, agar bisa lebih memahami mengenai osiloskop. Menyadari

    bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan

    detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih

    banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

    18

  • DAFTAR PUSTAKA

    Moris, Alan S. 2001. Measurement & Instrumentation Principles. Edisi Ketiga. Woburn:

    Butterworth-Heinemann. 114-118.

    B+K Precision Corp. 2001. Oscilloscope Applications Guidebook. Edisi Ketiga. Placentia: B+K

    Precision. 4-23.

    Sunomo. (1997). Osiloskop Analog versus Digital. From

    http://www.elektroindonesia.com/elektro/instrum8, 24 Oktober 2014

    Rian Priyadi. (2013). Pengukuran Tegangan AC/DC dengan Multimeter dan Osiloskop. From

    http://rian-priyadi.blogspot.com/2013/12/pengukuran-tegangan-ac-dc-dengan_6, 25 Oktober

    2014.

    Joe. (2010). Osiloskop Analog. From http://joe-proudly-

    present.blogspot.com/2010/11/osiloskop-analog, 25 Oktober 2014.

    19

    http://rian-priyadi.blogspot.com/2013/12/pengukuran-tegangan-ac-dc-dengan_6http://joe-proudly-present.blogspot.com/2010/11/osiloskop-analoghttp://joe-proudly-present.blogspot.com/2010/11/osiloskop-analog