Top Banner
MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH : ISNI FILIANDI SYAIFUL D12112001 ANDI FAHDINA FITRIANTI ASLAM D12112001 ANDI RAFIKA DWI RACHMA D121121 NURUL MASYIAH RANI D121121 ANDI WIDYA KHAIRUNNISA D12112263 KHAIRA SAKIAH JUFRI D12112272 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
70

Makalah Pengelolaan Sampah

Dec 26, 2015

Download

Documents

Pengelolaan Sampah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Pengelolaan Sampah

MAKALAH

PENGOLAHAN SAMPAH BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

OLEH :

ISNI FILIANDI SYAIFUL D12112001

ANDI FAHDINA FITRIANTI ASLAM D12112001

ANDI RAFIKA DWI RACHMA D121121

NURUL MASYIAH RANI D121121

ANDI WIDYA KHAIRUNNISA D12112263

KHAIRA SAKIAH JUFRI D12112272

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2014

Page 2: Makalah Pengelolaan Sampah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan

rahmat-Nyalah maka kita masih di jalan yang lurus dan masih tetap berjihad untuk

menuntut ilmu yang bermanfaat untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat

manusia.

Shalawat tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. yang

membimbing dan mengajak umat manusia ke jalan yang lurus, jalan yang penuh

berkah dan rahmat untuk kehidupan kita yang penuh rintangan dan lika-liku

kehidupan yang fana ini. Semoga kita umat-Nya berada di jalan-Nya yang penuh

kebaikan dan rahmat.

Dalam makalah ini penulis membahas secara mendalam mengenai

Pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Dimana ini merupakan suatu wadah

dimana masyarakat akan berperan aktif dalam proses pengelolaan sampah yang

mereka hasilkan.

Kami menyadari begitu banyak kekurangan dalam makalah ini. Olehnya

itu, maka penyusun mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang konstrukif

demi kesempurnaan makalah ini dan untuk makalah-makalah selanjutnya.

Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga

makalah ini dapat terselesaikan sesuai harapan. Sekian. Wassalam.

Makassar, Maret 2014

Penyusun

ii

Page 3: Makalah Pengelolaan Sampah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Pengolahan Sampah ........................................... 3

B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ……….…………. 15

C. Pengertian Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat ...... 20

D. Prinsip Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat ........... 22

E. Manfaat dan Kendala Pengolahan Sampah

Berbasis Masyarakat ...................................................... 25

F. Proses Pengolahan Sampah Berbasis masyaraka .............. 27

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 42

B. Saran .................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 14

iii

Page 4: Makalah Pengelolaan Sampah

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah

perkotaan mengakibatkandaerah pemukiman semakin luas dan padat, serta

perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan

jumlah timbulan sampah Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap

berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha

atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga

memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah

yang dihasilkan.

Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan.

Pengelolaan sampah yang tidak menggunakan metode dan teknik pengelolaan

sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak

negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi

lingkungan. Penanganan sampah yang selama ini dilakukan belum sampai

pada tahapmemikirkan proses daur ulang atau menggunakan ulang sampah

tetapi penanganan sampah dilakukanhanya mengangkutnya dari tempat

sampah di permukiman kota dan membuangnya ke tempat

pembuangansampah akhir. Cara seperti ini kurang bisa mengatasi masalah

sampah karena masih dapat menimbulkanpencemaran lingkungan.

Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah karena

sampah merupakan sumber pencemaran.Permasalahan sampah timbul

karenatidak seimbangnya produksi sampah dengan pengolahannya dan

semakin menurun daya dukungalam sebagai tempat pembuangan sampah. Di

satu pihak, jumlah sampah terus bertambah denganlaju yang cukup cepat,

sedangkan di lain pihak kemampuan pengolahan sampah masih

belummemadai.

Pemerintah dapat mengatasi permasalahan sampah dengan bantuan

masyarakat. Masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam proses pengolahan

sampah. Tetapi sampai saat ini tingkat partisipasi masyarakat dalam

1

Page 5: Makalah Pengelolaan Sampah

mengatasi masalah sampah masih kurang.Untuk itu diperlukan suatualternatif

dalam mengurangi produksi sampah sehingga dampak berbahaya yang

ditimbulkan oleh sampah dapat dikurangi.Salah satu alternatif tersebut adalah

dengan adanya kegiatan pengelolaan persampahan secara terpadu berbasis

masyarakat.

I. 2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Teori Dasar Pengolahan Sampah?

2. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat?

3. Pengertian Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat?

4. Prinsip Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat?

5. Manfaat dan Kendala Pengolahan Sampah Berbasis Masyaraat

6. Proses Pengolahan Sampah Berbasis masyarakat

2

Page 6: Makalah Pengelolaan Sampah

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1. Konsep Pengelolaan Sampah

Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis,

menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan

penanganan sampah.

Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai

sumberdaya.Dari sudut pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah

dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang

biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara

menyebar luasnya suatu penyakit.

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam

menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir.

Secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi

pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport,

pengolahan dan pembuangan akhir.

Pengelolaan sampah merupakan semua kegiatan yang bersangkut paut

dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer dan

transportasi,pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan sampah, dengan

mempertimbangkanfaktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi,

konservasi, estetika, dan faktorfaktorlingkungan lainnya yang erat kaitannya

dengan respons masyarakat.

Menurut UU no 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah didefinisikan

sebagaikegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang

meliputipengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan

meliputi:

3

Page 7: Makalah Pengelolaan Sampah

a. pembatasan timbulan sampah;

b. pendauran ulang sampah; dan/atau

c. pemanfaatan kembali sampah.

Sedangkan kegiatan penanganan meliputi :

a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah

sesuaidengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;

b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah

darisumber sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) atau

tempatpengolahan sampah 3R skala kawasan (TPS 3R), atau tempat

pengolahansampah terpadu;

c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/ataudari

tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat

pengolahansampah 3R terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir

(TPA) atau tempatpengolahan sampah terpadu (TPST);

d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan

jumlahsampah; dan/atau

e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampahdan/atau

residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secaraaman.

ASPEK PENGELOLAAN SAMPAH

Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang

meliputi 5 (lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara

satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Kelima

aspek tersebut meliputi: aspek teknis operasional , aspek organisasi dan

manajemen, aspek hukum dan peraturan, aspek bembiayaan, aspek peran

serta masyarakat.

4

Page 8: Makalah Pengelolaan Sampah

Kelima aspek tersebut di atas ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut

ini.Dari gambar tersebut terlihat bahwa dalam sistem pengelolaan sampah

antara aspek teknis operasional, organisasi, hukum, pembiayaan dan peran

serta masyarakat saling terkait, tidak dapat berdiri sendiri.

Gambar 2.1

Skema Manajemen Pengelolaan Sampah

1. Aspek Teknik Operasional

Aspek Teknik Operasional merupakan salah satu upaya dalam

mengontrol pertumbuhan sampah, namun pelaksanaannya tetap harus

disesuaikan dengan pertimbangan kesehatan, ekonomi, teknik,

konservasi, estetika dan pertimbangan lingkunganAspek Teknis

Operasional dapat dibagi lagi atas 6 elemen fungsi (aspek) yaitu

penimbulan (waste generation), penanganan yang terdiri dari

pemisahan,penyimpanan dan prosesing di tempat (waste handling,

separation, storage andprocessing at the source), pengumpulan

(collection), pemindahan dan pengangkutan(transfer and transport),

pemisahan, prosesing dan transformasi (separation andprocessing and

transformation), dan pemrosesan akhir (disposal).

5

Page 9: Makalah Pengelolaan Sampah

Gambar 2.2

Faktor-Faktor dalam pengelolaan sampah

Penanggung jawab pengelolaan persampahan dilaksanakan oleh

dinas-dinasterkait seperti Dinas Kebersihan.Pengelolaan oleh dinas-

dinas terkait ini dimulai daripengangkutan sampah sampai

pemrosesan akhir sampah. Untuk sumber sampah danpengumpulan di

sumber sampah adalah menjadi tanggung jawab pengelola yaitu:

1) Swasta/developer dan atau;

2) Organisasi kemasyarakatan.

3) Sampah B3-rumah tangga ditangani khusus oleh lembaga

tertentu

Pola operasional dalam pengelolaan sampah ini secara

konvensional dapatdilihat pada Gambar 2.3.

6

Page 10: Makalah Pengelolaan Sampah

Gambar 2.3

Teknis Operasional Pengelolaan Sampah

a. Penimbulan sampah (solid waste generated)

Penimbulan sampah meliputi aktifitas pembuangan sampah

yang dikumpulkan disuatu tempat oleh pemiliknya.Penimbulan

sampah ini dapat berasal dari sampah rumah tangga, pertokoan,

maupun perusahaan yang biasanya telah disediakan tempat

pembuangan sampahnya.

b. Penanganan : pemisahan, penyimpanan dan prosesing di

tempat (waste handling, separation, storage and processing at

the source)

Penanganan sampah pada sumbernya adalah semua

perlakuan terhadap sampah yang dilakukan sebelum sampah di

tempatkan di tempat pembuangan.Kegiatan ini bertolak dari

kondisi di mana suatu material yang sudah dibuang atau tidak

dibutuhkan, seringkali masih memiliki nilai

ekonomis.Penanganan sampah ditempat, dapat memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap penanganan sampah pada

tahap selanjutnya.

7

Page 11: Makalah Pengelolaan Sampah

Wadah sampah individual (disumber) disediakan oleh setiap

penghasil sampahsendiri sedangkan wadah komunal dan pejalan

kaki disediakan oleh pengelola danatau swasta.spesifikasi wadah

sedemikian rupa sehingga memudahkanoperasionalnya, tidak

permanen dan higienis. Akan lebih baik apabila adapemisahan

wadah untuk sampah basah dan sampah kering.Pengosongan

sampah dari wadah individual dilakukan paling lama 2 hari

sekalisedangkan untuk wadah komunal harus dilakukan setiap

hari.

c. Pengumpulan (collection)

Pengumpulan sampah dari sumber dapat dilakukan secara

langsung denganalat angkut (untuk sumber sampah besar atau

daerah yang memilikikemiringan lahan cukup tinggi) atau tidak

langsung dengan menggunakangerobak (untuk daerah teratur) dan

secara komunal oleh mayarakat sendiri(untuk daerah tidak

teratur).Penyapuan jalan diperlukan pada daerah pusat kota

seperti ruas jalan protokol,pusat perdagangan, taman kota dan

lain-lain.

Pengumpulan sampah adalah cara proses pengambilan

sampah mulai dari tempat penampungan sampah sampai ke

tempat pembuangan sementara. Pola pengumpulan sampah pada

dasarnya dikempokkan dalam 2 (dua) yaitu pola individual dan

pola komunal (SNI 19-2454-2002) sebagai berikut :

- Pola Individual

Proses pengumpulan sampah dimulai dari sumber sampah

kemudian diangkut ke tempat pembuangan sementara/ TPS

sebelum dibuang ke TPA.

8

Page 12: Makalah Pengelolaan Sampah

Gambar 2.4

Pola pengambilan sampah individual tak langsung

- Pola Komunal

Pengumpulan sampah dilakukan oleh penghasil sampah ke

tempat penampungan sampah komunal yang telah disediakan /

ke truk sampah yang menangani titik pengumpulan kemudian

diangkut ke TPA tanpa proses pemindahan.

Gambar 2.5

Pola pengumpulan sampah komunal

d. Pemindahan dan Pengangkutan (transfer and transport)

Proses pemindahan sampah adalah memindahkan sampah

hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkutan untuk dibawa ke

tempat pembuangan akhir. Tempat yang digunakan untuk

pemindahan sampah adalah depo pemindahan sampah yang

dilengkapi dengan container pengangkut dan atau ram dan atau

kantor, bengkel (SNI 19-2454-2002). Pemindahan sampah yang

telah terpilah dari sumbernya diusahakan jangan sampai sampah

tersebut bercampur kembali.

Pengangkutan adalah kegiatan pengangkutan sampah yang

telah dikumpulkan di tempat penampungan sementara atau dari

9

Page 13: Makalah Pengelolaan Sampah

tempat sumber sampah ke tempat pembuangan akhir.Berhasil

tidaknya penanganan sampah juga tergantung pada sistem

pengangkutan yang diterapkan.Pengangkutan sampah yang ideal

adalah dengan truck container tertentu yang dilengkapi alat

pengepres, sehingga sampah dapat dipadatkan 2-4 kali

lipat.Tujuan pengangkutan sampah adalah menjauhkan sampah

dari perkotaan ke tempat pembuangan akhir yang biasanya jauh

dari kawasan perkotaan dan permukiman.

e. Pemisahan, Prosesing dan Transformasi (separation and

processing and transformation)

Pengolahan sampah dimaksudkan untuk mengurangi

volume sampah yangharus dibuang ke TPA serta meningkatkan

efisiensi penyelenggaraan prasaranadan sarana

persampahan.Teknologi pengolahan sampah dapat dilakukan

melalui pembuatan kompos,pembakaran sampah secara aman

(bebas COx, SOx, NOx dan dioxin),pemanfaatan gas metan dan

daur ulang sampah.Khusus pemanfaatana gasmetan TPA (landfill

gas), dapat masuk dalam CDM (clean development mechanism)

karena secara significan dapat mengurangi emisi gas rumah

kacayang berpengaruh pada iklim global.

Skala pengolahan sampah mulai dari individual, komunal

(kawasan), skala kotadan skala regional.Penerapan teknologi

pengolahan harus memperhatikan aspek lingkungan,dana, SDM

dan kemudahan operasional.

f. Pemrosesan akhir (disposal).

Pembuangan akhir merupakan tempat yang disediakan

untuk membuangsampah dari semua hasil pengangkutan sampah

untuk diolah lebih lanjut.Prinsip pembuang akhir sampah adalah

memusnahkan sampah domestik di suatu lokasi pembuangan

akhir.Jadi tempat pembuangan akhir merupakan tempat

pengolahan sampah.

10

Page 14: Makalah Pengelolaan Sampah

2. Aspek Kelembagaan

Kelembagaan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah

adalah kelembagaan yang sesuai dengan amanat PP 38/2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,

PP41/2007 tentang Pemerintahan Daerah, PP 23/2004 tentang

Pengelolaan KeuanganBadan Layanan Umum, serta Permendagri

61/2009 tentang Pola PengelolaanKeuangan Badan Layanan Umum

Daerah. Perangkat peraturan tersebut di atasdigunakan sebagai dasar

untuk meningkatkan kelembagaan pengelolaan sampah,antara lain :

a. Memisahkan regulator dan operator pengelola sampah, misalnya

membentuk UPTDatau kerjasama dengan swasta sebagai

operator;

b. Peningkatan kualitas SDM melalui training dan rekruitmen

SDM untuk jangkapanjang sesuai dengan kualifikasi bidang

keahlian persampahan/manajemenkarena struktur organisasi

mencerminkan tugas dan tanggung jawab yang jelasdalam

kegiatan-kegiatan penanganan sampah yang harus senantiasa

ditunjangdengan kapasitas serta kualitas SDM yang memadai;

c. Untuk pengelolaan sampah lintas kabupaten/kota, dapat

dibentuk lembagapengelola di tingkat provinsi, sedangkan untuk

pengelolaan sampah lintas provinsi,dapat dibentuk lembaga

pengelola di tingkat nasional.

Organisasi dan manajemen mempunyai peran pokok dalam

menggerakkan, mengaktifkan dan mengarahkan sistem pengelolaan

sampah dengan ruang lingkup bentuk institusi, pola organisasi

personalia serta manajemen. Institusi dalam sistem pengelolaan

sampah memegang peranan yang sangat penting meliputi: struktur

organisasi, fungsi, tanggung jawab dan wewenang serta koordinasi

baik vertikal maupun horizontal dari badan pengelola.

11

Page 15: Makalah Pengelolaan Sampah

Jumlah personil pengelola persampahan harus cukup memadai

sesuaidengan lingkup tugasnya.Untuk sistem pengumpulan jumlah

personil minimal 1 orang per 1.000 penduduk yang dilayani

sedangkan sistem pengangkutan, system pembuangan akhir dan staf

minimal 1 orang per 1.000 penduduk.

3. Aspek Pembiayaan

Aspek pembiayaan berfungsi untuk membiayai operasional

pengelolaansampah yang dimulai dari sumber sampah/penyapuan,

pengumpulan, transfer dan pengangkutan, pengolahan dan

pembuangan ahkir. Selama ini dalam pengelolaan sampah perkotaan

memerlukan subsidi yang cukup besar, kemudian diharapkan sistem

pengelolaan sampah ini dapat memenuhi kebutuhan dana sendiri dari

retribusi.

Pembiayaan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah adalah :

- Investasi yang lebih memadai yang didasarkan pada kebutuhan

dan peningkatansarana prasarana, kapasitas SDM, serta kampanye

dan edukasi bidangpersampahan;

- Biaya operasi dan pemeliharaan yang mencukupi untuk

kebutuhan pengoperasiansarana prasarana persampahan yang

perhitungannya didasarkan pada kebutuhanalternatif

pengoperasian seluruh kegiatan penanganan sampah dari sumber

sampaiTPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah untuk jangka

panjang;

- Tarif atau retribusi yang disusun berdasarkan struktur/klasifikasi

wajib retribusi(cross subsidi), kemampuan daerah, kemampuan

masyarakat yang dapatmencukupi kebutuhan operasional

pengelolaan sampah (mengarah pada pola costrecovery);

- Penerapan pola insentif dan disinsentif bagi para pelaku yang

terlibat dalampengelolaan persampahan;

12

Page 16: Makalah Pengelolaan Sampah

- Pendapatan dari penarikan tarif atau retribusi harus terkoordinasi

dan tercatatsecara baik dan transparan serta diinvestasikan

kembali untuk kepentinganpengelolaan sampah.

Menurut SNI – T-12-1991-03 tentang Operasional Pengelolaan

SampahPerkotaan, biaya pengelolaan sampah dihitung berdasarkan

biaya operasional dan pemeliharaan serta pergantian peralatan.

Perbandingan biaya pengelolaan dari biaya total pengelolaan sampah

sebagai berikut :

biaya pengumpulan 20 % - 40 %

biaya pengangkutan 40 % - 60 %

biaya pembuangan akhir 10% - 30 %

Biaya pengelolaan persampahan diusahakan diperoleh dari

masyarakat (80%) dan Pemerintah Daerah (20%) yang digunakan

untuk pelayanan umum antara lain: penyapuan jalan, pembersihan

saluran dan tempat-tempat umum. Sedangkan dana pengelolaan

persampahan suatu kota besarnya disyaratkan.

4. Aspek Peraturan/ Hukum

Berbagai Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan

Daerah sampai dengan Standar Nasional Indonesia sudah dikeluarkan

termasuk Undang-Undang No. 18 Tahun2008 Tentang Pengelolaan

Sampah, dengan demikian diharapkan pengelolaan sampahdapat

dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar

memberikanmanfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan

aman bagi lingkungan, sertadapat mengubah perilaku masyarakat;

secara efektif dan efisien.

Hukum dan peraturan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah

adalah :

- Pemerintah daerah memiliki Perda yang terdiri dari Perda

Pembentukan Institusi,Perda Ketentuan Penanganan

Persampahan dan Perda Retribusi, dimana substansimateri Perda

13

Page 17: Makalah Pengelolaan Sampah

harus cukup menyeluruh, tegas dan dapat diimplementasikan

untukjangka panjang (20 tahun);

- Penerapan Perda tersebut perlu didahului dengan sosialisasi, uji

coba dikawasantertentu dan penerapan secara menyeluruh.

Selain itu juga diperlukan kesiapanaparat dari mulai kepolisian,

kejaksaan dan kehakiman untuk penerapan sanksiatas

pelanggaran yang terjadi;

- Evaluasi Perda perlu dilakukan setiap 5 tahun untuk menguji

tingkat kelayakannya.

Prinsip aspek peraturan pengelolaan persampahan berupa

peraturanperaturan daerah yang merupakan dasar hukum pengelolaan

persampahan yang meliputi:

Perda yang dikaitkan dengan ketentuan umum pengelolaan

kebersihan.

Perda mengenai bentuk institusi formal pengelolaan kebersihan.

Perda yang khusus menentukan struktur tarif dan tarif dasar

pengelolaan kebersihan

Peraturan–peraturan tersebut melibatkan wewenang dan

tanggung jawab pengelola kebersihan serta partisipasi masyarakat

dalam menjaga kebersihan dan pembayaran retribusi.

5. Aspek Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat sangat mendukung program pengelolaan

sampah suatu wilayah. Peran serta masyarakat dalam bidang

persampahan adalah proses dimana orang sebagai konsumen

sekaligus produsen pelayanan persampahan dan sebagai warga

mempengaruhi kualitas dan kelancaran prasarana yang tersedia untuk

mereka. Peran serta masyarakat penting karena peran serta

merupakan alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi,

kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, masyarakat lebih

mempercayai proyek/program pembangunan jika merasa dilibatkan

dalam proses persiapan dan perencanaan.

14

Page 18: Makalah Pengelolaan Sampah

Bentuk peran serta masyarakat dalam penanganan atau

pembuangan sampah antara lain: pengetahuan tentang

sampah/kebersihan, rutinitas pembayaran retribusi sampah, adanya

iuran sampah RT/RW/Kelurahan, kegiatan kerja bakti, penyediaan

tempat sampah.

II. 2. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan

Masyarakat

a. Pengertian pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana

masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk

memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri dan

lingkungannya.Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila

warganya ikut berpartisipasi.

Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan

mempunyai rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan

bidang kajian, belum ada definisi yang tegas mengenai konsep tersebut.

Namun demikian, bila dilihat secara lebih luas, pemberdayaan sering

disamakan dengan perolehan daya, kemampuan dan akses terhadap

sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya. 

Oleh karena itu, agar dapat memahami secara mendalam tentang

pengertian pemberdayaan maka perlu mengkaji beberapa pendapat para

ilmuwan yang memiliki komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat. 

Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu

proses pribadi dan sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi,

kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak. Sedangkan Ife (1995)

mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata

“empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa),

kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya. 

15

Page 19: Makalah Pengelolaan Sampah

Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya

bertujuan untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan

kemampuan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan

dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk

mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.. Orang-

orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui

kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk lebih

diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan,

ketrampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa

tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal. 

Permendagri RI Nomor 7 Tahhun 2007 tentang Kader

Pemberdayaan Masyarakat, menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat

adalah suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat

sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1 , ayat (8) ).

Inti pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk

mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat.

b. Proses Pemberdayaan

Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa ”proses

pemberdayaan mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses

pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau

mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada

masyarakat agar individu lebih berdaya.

Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai

kecenderungan primer dari makna pemberdayaan. Sedangkan

kecenderungan kedua atau kecenderungan sekunder menekankan pada

proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar

mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apayang

menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog”.

Sumardjo (1999) menyebutkan ciri-ciri warga masyarakat berdaya

yaitu:  

16

Page 20: Makalah Pengelolaan Sampah

1. Mampu memahami diri dan potensinya,mampu merencanakan

(mengantisipasi kondisi perubahan ke depan)

2. Mampu mengarahkan dirinya sendiri

3. Memiliki kekuatan untuk berunding

4. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan

kerjasama yang saling menguntungkan, dan 

5. Bertanggungjawab atas tindakannya.

Slamet (2003) menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud dengan

masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham

termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu

bekerjasama, tahu berbagai alternative, mampu mengambil keputusan,

berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan

mampu bertindak sesuai dengansituasi. Proses pemberdayaan yang

melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus

dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi

masyarakat secara bertanggungjawab.

Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai "pemberdayaan

masyarakat" apabila kelompok komunitas atau masyarakat tersebut

menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek. Disini

subyek merupakan motor penggerak, dan bukan hanya penerima manfaat

atau obyek saja.

Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti terbukanya ruang

dan kapasitas mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan dan

sumberdayanya sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri, dan ikut

menentukan proses politik di ranah negara. Masyarakat ikut berpartisipasi

dalam proses pembangunan dan pemerintahan (Sutoro Eko, 2002).

Proses pemberdayaan bukan suatu yang instant, namun membutuhkan

waktu dan energi dalam pendekatannya, produk dari proses pemberdayaan

adalah penyadaran akan bakat/kemampuan, kemandirian, dan komitmen.

c.   Tujuan dan Tahapan Pemberdayaan masyarakat

17

Page 21: Makalah Pengelolaan Sampah

Jamasy (2004) mengemukakan bahwa konsekuensi dan

tanggungjawab utama dalam program pembangunan melalui pendekatan

pemberdayaan adalah masyarakat berdaya atau memiliki daya, kekuatan

atau kemampuan. Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik

dan material, ekonomi, kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan

komitmen bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan.

Terkait dengan tujuan pemberdayaan, Sulistiyani (2004)

menjelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan

masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi

mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak

dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat

merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai

dengan kemampuan memikirkan, memutuskan sertamelakukan sesuatu

yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi

dengan mempergunakan daya/kemampuan yang dimiliki.

Daya kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif,

konatif, psikomotorik dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat

fisik/material. Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan

berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seseorang dalam

rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi konatif

merupakan suatu sikap perilaku masyarakat yang terbentuk dan diarahkan

pada perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai pemberdayaan masyarakat.

Kondisi afektif adalah merupakan perasaan yang dimiliki oleh individu

yang diharapkan dapat diintervensi untuk mencapai keberdayaan dalam

sikap dan perilaku. Kemampuan psikomotorik merupakan kecakapan

keterampilan yang dimiliki masyarakat sebagai upaya mendukung

masyarakat dalam rangka melaku-kan aktivitas pembangunan.

Pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan dengan mengikutkan

mereka dalam perencanaan program-program pembangunan, dan

menyertakan mereka sebagai pelaku aktif proses perubahan yang

18

Page 22: Makalah Pengelolaan Sampah

dilakukan. Untuk itu mereka perlu mempunyai akses terhadap informasi

tentang berbagai hal yang menyangkut kehidupan mereka, mendorong

mereka mengorganisasikan diri dalam kelompok-kelompok yang mampu

menyuarakan kepentingan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi

secara mandiri. Upaya pemberdayaan masyarakat perlu didukung oleh

pelaku-pelaku yang profesional, yang mempunyai kemampuan, komitmen

dan perhatian pada masyarakat terutama bagi masyarakat yang relatif

kurang pendidikan. Berbagai teknik dan bentuk-bentuk prasarana dan

sarana serta pola-pola pelayanan khusus perlu diciptakan.

Perubahan-perubahan yang dihasilkan oleh upaya-upaya

pemberdayaan masyarakat lambat laun diharapkan akan meningkatkan

kualitas kehidupan mereka, menjadikan mereka lebih berdaya, mampu

melepaskan diri dari keterbelakangannya, dan menjadi masyarakat yang

maju dan mandiri

Dengan demikian tujuan akhirnya adalah memandirikan

masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk

memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara

berkesinambungan.

Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan oleh banyak elemen:

pemerintah, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, pers, partai

politik, lembaga donor, aktor- aktor masyarakat sipil, atau oleh organisasi

masyarakat lokal sendiri. Birokrasi pemerintah tentu saja sangat strategis

karena mempunyai banyak keunggulan dan kekuatan yang luar biasa

ketimbang unsur-unsur lainnya: mempunyai dana, aparat yang banyak,

kewenangan untuk membuat kerangka legal, kebijakan untuk pemberian

layanan publik, dan lain-lain. Proses pemberdayaan bisa berlangsung lebih

kuat, komprehensif dan berkelanjutan bila berbagai unsur tersebut

membangun kemitraan dan jaringan yang didasarkan pada prinsip saling

percaya dan menghormati (Sutoro Eko, 2002)

19

Page 23: Makalah Pengelolaan Sampah

II.3. Pengertian Pengelolaan Sampah Berbasis Pemberdayaan

Masyarakat

PSBM adalah sistem penanganan sampah yang direncanakan, disusun,

dioperasikan, dikelola dan dimiliki oleh masyarakat.Tujuannya adalah

kemandirian masyarakat dalam mempertahankan kebersihan lingkungan

melalui pengelolaan sampah yangramah lingkungan.

Pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan penanganan

sampah yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat untuk mengatasi

sampah secara terorganisir, pada tahap penimbulan, pengumpulan, pengolahan

dan pemrosesan akhir terhadap sampah yang dihasilkannya.

Masyarakat dapat mengambil peransebagai:

1. Pengelolaan dalam mengurangi dan menangani sampah disumber;

2. Pengawas yaitu mengawasi tahapan pengelolaan agar berjalan dengan

benar;

3. Pemanfaat yaitu dengan memanfaatkan sampah secara individu, kelompok

atau kerjasama dengan dunia usaha;

4. Pengolah yaitu dengan mengoperasikan dan memelihara sarana dan

prasarana pengolah sampah; dan

5. Penyedia biaya pengelolaan sampah.

Peran masyarakat menurut pasal 28:

1. Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sampah yang

diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

2. Peran masyarakat dapat melalui:

Pemberian usul, pertimbangan, dan saran;

Perumusan kebijakan pengelolaan sampah; dan/atau

Pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa

persampahan.

Bentuk peran serta masyarakat:

Pemilahan sampah di sumber

Pengolahansampahdengan 3R

Wajibmembayariuran/retribusi

20

Page 24: Makalah Pengelolaan Sampah

Mematuhi aturan yang ditetapkan

Menjaga kebersihan

Aktif sosialisasi pengolahan sampah

Langkah-langkah mewujudkan PSBM adalah:

1. Peningkatan kapasitas masyarakat dan gerakan penyadaran melalui

kegiatansosialisasi, rembug warga, pertemuan ibu-ibu dll.

2. Pemetaan masalah persampahan dan kebersihan lingkungan setempat

dariberbagai aspek, termasuk pendataan jumlah dan komposisi sampah

darirumah tangga, termasuk pengelolaan yang dilakukan maupun

keterlibatanpihak lain seperti pemerintah, swasta dan sebagainya.

3. Pendekatan kepada pemuka masyarakat setempat dan izin dari

pemimpinwilayah (RW, Lurah),

4. Pendekatan kepada warga yang mempunyai kemauan, kepedulian

dankemampuan untuk melaksanakan program serta dapat menjadi

penggerak dilingkungannya,

5. Pembentukan komite lingkungan atau kelompok kerja, penyusunan

rencanakerja, dan kesepakatan kontribusi warga dalam bentuk materi

maupun nonmateri,

6. Pelatihan dan kampanye untuk meningkatkan pemahaman dan

kesadaranpenghijauan lingkungan dan 3R (reduce, reuse, recycle atau

kurangi, pakaulang, daur ulang),

7. Studi banding (kalau memungkinkan)

8. Pendampingan, sosialisasi, penyebaran informasi dan pemantauan

terusmenerus sampai menghasilkan kompos, produk daur ulang,

penghijauan, dantanaman produktif,

9. Koordinasi dengan pemerintah setempat seperti Dinas/Sub Dinas

Kebersihan,Tata Kota, Perumahan, Pekerjaan Umum, dll agar bersinergi

dengan system pengelolaan sampah skala kota

10. Pemasaran hasil daur ulang, tanaman produktif, atau kompos bagi

yangberminat menambah penghasilan,

21

Page 25: Makalah Pengelolaan Sampah

11. Berpartisipasi dalam perlombaan kebersihan, bazaar hasil kegiatan

daurulang, dan pameran foto lingkungan.

II. 4. Prinsip Pengelolaan Sampah Berbasis Pemberdayaan

Masyarakat

Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) dicirikan sebagai

suatu system pengelolaan sampah kawasan permukiman yang dikembangkan

dan dioperasikan sesuai dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh

masyarakat penggunanya sendiri. Dalam suatu PSBM, masyarakat perlu

memiliki tingkat kesadaran, komitmen, kemauan, dan kemampuan yang

memadai agar dapat mengambil keputusan dengan benar. Upaya penyiapan

masyarakat merupakan tahap paling penting dalam pengembangan PSBM.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mendorong masyarakat

ikut berperan aktif di dalam PSBM, yaitu :

a. Membentuk Kelompok Penggerak

Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) di suatu

kawasan permukiman tidak akan berkembang jika tidak ada pihak-pihak yang

mau menggerakkan masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan PSBM harus

melibatkan sekelompok anggota masyarakat sebagai kelompok penggerak

yang mau bekerja keras untuk memotori masyarakat calon pengguna agar

mau dan mampu terlibat dalam perencanaan PSBM, kelompok ini akan

mengkoordinir keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dan

pengoperasian seluruh fasilitas PSBM. Anggota kelompok penggerak

sebaiknya diambil dari masyarakat penghuni kawasan permukiman itu

sendiri. Proses pencarian para calon anggota kelompok penggerak dapat

dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:

Berbagai kelompok masyarakat yang aktif melakukan kegiatan

kemasyarakatan seperti kelompok keagamaan, karang taruna, kader

posyandu, kelompok pemuda, dan arisan. Umumnya anggota kelompok-

kelompok ini sudah dikenal dan terbiasa bekerjasama dengan masyarakat.

22

Page 26: Makalah Pengelolaan Sampah

Riwayat kegiatan kolektif yang pernah dilakukan masyarakat seperti

kegiatan pemberdayaan masyarakat, kegiatan kerja bakti bersama,

perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, dan kegiatan keagamaan.

Lebih baik lagi jika pernah ada kegiatan yang terkait dengan peningkatan

kondisi sanitasi kawasan permukiman itu.

Saran dan masukan dari tokoh masyarakat setempat. Individu yang

disarankan oleh tokoh masyarakat sebaiknya merupakan individu yang

reputasinya sudah dikenal baik oleh masyarakat penghuni kawasan

tersebut. Sebelum menjalankan tugasnya, tiap anggota kelompok

penggerak harus sudah memahami prinsip dasar PSBM dan tahapan

pengembangannya.

b. Membangkitkan Kesadaran dan Minat Masyarakat

Pengembangan PSBM harus didasari oleh kebutuhan (demand)

masyarakat untuk meningkatkan kebersihan permukimannya. Sebelum

kebutuhan itu tumbuh, masyarakat perlu menyadari bahwa:

Kawasan permukimannya memiliki masalah kebersihan akibat sampah

yang tidak terkelola dengan baik.

Kawasan permukiman yang sehat dan bersih akan memberi banyak

manfaat kepada para penghuninya.

Masyarakat harus berupaya sendiri mengatasi sampahnya di saat instansi

kebersihan setempat tidak mampu menangani sampah di kawasan

permukimannya.

Keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengembangkan PSBM

yang sesuai dengan kebutuhan permukiman tersebut. Kelompok penggerak

perlu membangkitkan kesadaran dari seluruh masyarakat penghuni

kawasan permukiman. Keberadaan PSBM di suatu kawasan permukiman

perlu didukung oleh seluruh masyarakat penghuninya dari kesadaran yang

baik nantinya akan timbul minat masyarakat untuk bersama-sama

mengembangkan PSBM. Pemilihan teknik pembangkitan kesadaran dan

minat masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan ketersediaan

23

Page 27: Makalah Pengelolaan Sampah

waktu masyarakat, tingkat pendidikan, sumber daya manusia yang ada,

pengetahuan masyarakat tentang isu-isu sanitasi lingkungan, dan anggaran

biaya yang tersedia. Ada beberapa teknik-teknik yang dapat dilakukan

untuk membangkitkan kesadaran dan minat masyarakat:

1. Diskusi Informal;

Kegiatan ini dapat diselenggarakan secara umum maupun secara

terbatas dengan kelompokkelompok tertentu saja. Acara dapat

dilakukan dimana saja termasuk di rumahrumah warga atau diselasela

kegiatan warga lainnya. Sebelum tanya-jawab dimulai, sebaiknya

masyarakat diberi penjelasan secukupnya tentang permasalahan

sampah di lingkungan permukimannya.

2. Simulasi dan Peragaan;

Kegiatan ini sebaiknya diselenggarakan di sela-sela acara

kemasyarakatan atau di lokasi-lokasi yang sering mereka kunjungi.

Beberapa contoh simulasi dan peragaan ini antara lain adalah

pemilahan sampah, pembuatan kompos, dan pembuatan kertas daur

ulang. Simulasi dapat mengundang praktisi persampahan yang

bersedia membantu.

3. Poster dan Pamflet;

Kegiatan ini berisi pesan-pesan pendek yang ditampilkan bersama foto

atau ilustrasi menarik. Poster sebaiknya dipasang di tempat-tempat

umum, sedangkan pamflet dapat dibagikan langsung ke tiap anggota

masyarakat.

4. Lomba Tematik;

Umumnya merupakan kegiatan yang disenangi masyarakat apapun

bentuk lombanya. Beberapa contoh lomba tematik ini antara lain

adalah lomba melukis antar anak, lomba disain poster atau pamf et,

lomba pemilahan sampah, lomba kebersihan halaman, dan lain

sebagainya.

5. Jajak-Pendapat;

24

Page 28: Makalah Pengelolaan Sampah

Kegiatan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi

sejumlah pertanyaan mengenai isu-isu kebersihan dan persampahan di

kawasan permukimannya. Dengan mengisi kuesioner, masyarakat

secara tidak langsung sudah diajak memperhatikan permasalahan

sampah di kawasannya.

6. Wisata Banding;

Kegiatan dimana mengunjungi suatu daerah dimana merupakan daerah

yang telah berhasil mengembangkan PSBM. Kunjungan dapat optimal

jika dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pengelola

permukiman percontohan di daerah tersebut.

c. Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat

Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan PSB nantinya akan

berlangsung lebih efektif jika didukung dengan bekal pengetahan yang baik.

Pengetahuan yang ada dapat mempermudah masyarakat dalam bertindak

dengan lebih terarah dan tepat sehingga komitmen juga umumnya akan lebih

kuat. Kegiatan peningkatan pengetahuan masyarakat berbeda dengan kegiatan

pembangkitan kesadaran dan minat masyarakat dimana pada tahapan ini,

masyarakat akan diberikan pengetahuan yang terkait dengan sistem PSBM

dan peran-peran yang dapat mereka jalankan. Namun, kegiatan peningkaatan

ini sebaiknya dilengkapi dengan peragaan, simulasi, diskusi interaktif dan

kunjungan ke suatu PSBM yang sudah berjalan lebih baik. Adapun peran-

peran masyarakat dalam PSBM :

1. Masyarakat sebagai Pelanggan dimana menerima layanan PSBM dan

membayar iuran sebagai kompensasi terhadap layanan yang diterimanya.

2. Masyarakat sebagai Pengembang yakni terlibat dalam perencanaan dan

pembangunan PSBM.

3. Masyarakat yang akan melakukan pengawasan dan penilaian kinerja dari

PSBM dan tenaga pelaksananya.

25

Page 29: Makalah Pengelolaan Sampah

4. Masyarakat sebagai Operator PSBM yang nantinya akan terlibat

langsung dalam pengoperasian, pemeliharaan, dan pengaturan

administrasi PSBM.

5. Masyarakat sebagai bagian Pelaksana Operasi PSBM yang akan terlibat

dalam minimisasi, pengolahan, dan pemilahan sampah di rumahnya

masing-masing, pewadahan dan pengumpulan sampah, dan pemeliharaan

fungsi fasilitas komunal.

II. 5. Manfaat dan Kendala Pengelolaan Sampah Berbasis

Pemberdayaan Masyarakat

Layanan pengumpulan sampah yangdiselenggarakan oleh organisasi

masyarakat membuka kesempatan kerja dan aktifitas menghasilkan

pendapatan (income-generat ing), yang kemudian berkontribusi pada

perbaikan kebersihan lingkungan.Efisiensi yang membaik dalam layanan

pengelolaan sampah telah menyumbang signifikan pada kebersihan

lingkungan, karenanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa melalui kesempatan kerja

yang ditawarkan melalui pengumpulan sampah dan aktifitas daur ulang

menawarkan peluang besar untuk memperbaiki kondisi lingkungan,

mengurangi kemiskinan, khususnya bagi wanita dan kaum muda, yang

merupakan kelompok penduduk dengan tingkat pengangguran tinggi.

Manfaat PSBM sebaiknya menyangkut manfaat jangka pendek dengan

mempertimbangkan masyarakat yang bergulat dengan kebutuhan jangka

sangat pendek seperti rumah, lapangan kerja, dan 'secure tenure'.

Tantangan/Kendala

Kelompok masyarakat khususnyapendapatan rendah mempunyai

keterbatasan terhadap akses pada sumber pembiayaan.Pembiayaan seringkali

bergantung pada sumber luar untuk penyediaan peralatan dasar untuk

menyelenggarakan pelayanan persampahan.

Bank dan fasilitas kredit formal lainnya menolak menyediakan

pinjaman karenaketidaktersediaan aset. Syarat Keberhasilan Dari berbagai

26

Page 30: Makalah Pengelolaan Sampah

literatur ditemukan bahwa PSBM sering mengalami kegagalan disebabkan

oleh rendahnya partisipasi rumah tangga. Jika pengelolaan sampah tidak

menjadi sebuah kebutuhan, ini akan berdampak pada tingkat partisipasidan

keinginan membayar .Disepakatibahwa kebutuhan menjadi persyaratan utama

keberhasilan pelaksanaan PSBM, sehingga membangkitkan kesadaran

masyarakat adalah langkah awal mendorong timbulnya kebutuhan

masyarakat.

Selain itu, dari studi yang dilakukanoleh Mockler (1998) terhadap 15

kegiatan daur ulang oleh komunitas di Jakarta, ditemukan hanya 4 (empat)

yang tetap berjalan.Kegagalan ini disebabkan tidak cukup memadainya

jumlah sampah organik yang dapat didaur ulang menjadi kompos, sehingga

pendapatan yang diperoleh juga kurang memadai.Insentif finansial dari

kegiatan daur ulang kemudian dianggap tidak menarik bagi masyarakat.

Sentuhan dari pihak luar juga dapat menjadi salah satu faktor yang

mendorong keberhasilan PSBM.Pelatihan baik informal maupun formal oleh

institusi eksternal mempengaruhi keinginan masyarakat untuk

membayar.Pelatihan ini mencakup pemahaman menyeluruh tentang manfaat

dan keuntungan pengelolaan sampah bagi masyarakat.

Namun demikian perlu disadari bahwa intervensi dari pihak luar hanya

sebagai pemicu dan bersifat sementara, sehingga rasa memiliki dari

masyarakat menjadi persyaratan penting lainnya. Menyadar i bahwa

komunitas beragam, karenanya tidak tersedia satu jawaban yang dapat

mengatasi masalah persampahan. Mengabaikan perbedaan mungkin akan

mengakibatkan pemberdayaan masyarakat kurang berhasil. Perlu dicatat juga

bahwa partisipasi sendiri bukan merupakan sebuah panacea (obat bagi semua

penyakit) bagi pencapaian pengelolaan sampah berkelanjutan.

Memelihara dan mendorong partisipasimemerlukan kerja terus menerus

melalui peningkatan kesadaran dan kapasitas. Lebih jauh, kemitraan antara

beragam aktor diperlukan untuk menjamin keberlanjutan dari sistem

pengelolaan persampahan.PSBM tidak berkelanjutan tanpa hubungan yang

kuat antara organisasi masyarakat dan pemerintah daerah.

27

Page 31: Makalah Pengelolaan Sampah

II. 6. Proses Pengelolaan Sampah Berbasis Pemberdayaan

Masyarakat

Sebelum kita mengolah tentulah terebih dahulu ada proses pengelolaan

sampah itu sendiri. Pengelolaan sampah  adalah pengumpulan,

pengangkutan, pemrosesan , pendaurulangan, atau pembuangan dari material

sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan

dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya

terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga

dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa

melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian

khusus untuk masing-masing jenis zat. Berikut tahapan pengelolaan Sampah

Berbasis Masyarakat (PSBM).

Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara

berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan,

berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan

sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di

area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah,

sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani

oleh perusahaan pengolah sampah.

PSBM adalah sistem penanganan sampah yang direncanakan, disusun,

dioperasikan, dikelola dan dimiliki oleh masyarakat. Tujuannya adalah

kemandirian masyarakat dalam mempertahankan kebersihan lingkungan

melalui pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan penanganan sampah

yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat untuk mengatasi sampah

secara terorganisir, pada tahap penimbulan, pengumpulan, pengolahan dan

pemrosesan akhir terhadap sampah yang dihasilkannya.

Pada tahap proses pngelolaan, sampah-sampah yang masih dapat di

daur ulang mengalami proses lanjutan yaiu proses pengolahan sampah dimana

28

Page 32: Makalah Pengelolaan Sampah

proses ini masih dalam lingkup Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

(PSBM). Pengolahan sampah merupakan kegiatan yang dimaksud untuk

mengurangi jumlah sampah, disamping memanfaatkan nilai yang masih

terkandung dalam sampah itu sendiri (bahan daur ulang, produk lain

dan energi). Pengolahan sampah dapat dilakukan berupa :

pengomposan, recycling/daur ulang, pembakaran (insinerasi),pembuatan

biogas dan lain-lain.

Ada dua jenis pengolahan bergantung dari jenis sampahnya yaitu.

1. Sampah Organik

Sampah Organik atau

sering disebut sampah basah

adalah jenis sampah yang

berasal dari jasad hidup

sehingga mudah membusuk

dan dapat hancur secara alami.

Ada beberapa contoh jenis

sampah yang dapat

dikomposkan yaitu sayuran,

daging, ikan, nasi, ampas perasan kelapa, dan potongan rumput /daun/

ranting dari kebun. Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari sampah

organik setiap harinya. Pembusukan sampah organik terjadi karena proses

biokimia akibat penguraian materi organik sampah itu sendiri oleh

mikroorganime dengan dukungan faktor lain yang terdapat di lingkungan.

Metoda pengolahan sampah organik yang paling tepat tentunya adalah

melalui pembusukan yang dikendalikan, yang dikenal dengan

pengomposan atau komposting. Adapun beberapa proses pengomposan

yaitu :

29

Page 33: Makalah Pengelolaan Sampah

TAKAKURA

Metoda ini menggunakan keranjang berlubang dan kemudian

dilapisi dengan gelangsing. Caranya: sampah organic dicampurkan dengan

mikroorganisme padat dari campuran bekatul, sekam padi, pupuk kompos,

dan air. Kemudian dimasukkan kedalam keranjang dan ditutup dengan

keset dari sabut kelapa. Cara ini diterapkan oleh Pusdakota – Universitas

Surabaya. Penemu metoda Pengelolaan sampah skala RT sistem aerob,

membutuhkan aliran udara untuk memaksimalkan fungsi bakteri, metoda

ini

ditemukan

oleh Prof

Koji

Takakura

dari JPEC

Jepang.

Gambar Alat dan bahan untuk komposter Takakura

Fungsi Alat dan Bahan Takakura

1. keranjang yang berlubang, dan lapisi dengan kardus. Fungsi kardus

adalah: mengatur kelembaban, dan berpori-pori, sehingga dapat

menyerap serta membuang udara & air.

2. bantal sekam di bawah dan di atas keranjang. Fungsi bantal sekam

adalah mempercepat pembusukan sampah organic, menyerap air dan

bau sampah, dan memudahkan pengontrolan kelembaban sampah

yang akan menjadi kompos.

3. Media kompos jadi yang berasal dari sampah rumah tangga diisikan

½ sampai 2/3 bagian keranjang. Kompos yang ada dalam keranjang

berfungsi sebagai aktivator/ragi bagi sampah baru.

30

Page 34: Makalah Pengelolaan Sampah

4. Tutupkan kain di atas bantal sekam, agar lalat tidak dapat bertelur

dalam keranjang, serta mencegah metamorfosis (perubahan) dari

belatung menjadi lalat,

5. Tutup keranjang bagian atas sebagai pemberat agar tidak diganggu

oleh predator (kucing/anjing). Pilih tutup yang berlubang agar udara

dapat keluar masuk.

a. Skala Rumah Tangga

-Takakura dan Modifikasinya

Takakura (kiri) dan Bambookura (kanan). Metoda Takakura sangat

dikenal di Surabaya, karena murah dan sederhana. Menggunakan

prinsip aerob (dengan udara), Takakura terdiri dari keranjang

berpori, bantal sekam, kardus tebal, kain penutup, dan kompos jadi

- Doskura

Doskura menggunakan

kardus sebagai

pengganti keranjang.

Cukup kardus yang

dilapisi dengan

gelangsing dan diberi

aktivator (kompos),

doskura dapat juga

mengubah sampah

menjadi kompos. Hanya

saja, karena kardus mudah lapuk maka kardus harus diganti secara

kontinyu setiap 6-8 minggu sekali.

- Komposter Gentong

Gentong dari tanah liat ini dapat dijadikan komposter karena

sirkulasi udara yang cukup dan juga kelembabannya. Pembalikan

dan pengadukan juga tetap perlu dilakukan.

31

Page 35: Makalah Pengelolaan Sampah

Gambar Komposter dari Gentong

- Ember Berlubang

Ember bekas cat seperti ini dapat dijadikan

komposter sederhana dengan memberi lubang yang

cukup untuk aerasi. Mirip dengan Takakura,

digunakan bantal sekam dan kardus untuk

mengontrol kelembaban dan mengurangi bau.

Komposter model ini digunakan di Penjaringan,

Jakarta Utara.

b. Skala Komunal

Komposter dan Takakura dapat dibuat komunal dari bahan plastic,

kayu, pasangan bata sebagaimana dilihat pada gambar berikut. Metoda

ini menggunakan konstruksi sederhana pasangan bata yang

dikombinasikan dengan bilik kayu sebagai pintu untuk ruang

pengomposan. Cara ini digunakan di Kebun Karinda Lebak Bulus,

Jakarta.

Gambar Komposter Tanam komunal (10 KK)

- Komposter Aerob /Komposter Vent

Menggunakan tong plastik berukuran 120 Liter yang dilengkapi

pipa vertikal dan horisontal agar proses berlangsung secara aerob

32

Page 36: Makalah Pengelolaan Sampah

(dengan udara). Salah satu pengguna komposter jenis ini adalah

masyarakat di Jambangan, Surabaya.

Gambar Komposter Vent

- Komposter Ayun

Komposter ayun ini merupakan komposter yang tidak ditanam

mengolah sampah  organik rumah tangga yang berupa sisa-sisa

makanan melalui pengomposan dengan memanfaatkan tong bekas 

dengan pengoperasian secara diayun. Kapasitas:  30 liter untuk 2- 3

bulan dan 60 liter untuk 4-6 bulan. Satu rumah tangga

membutuhkan 2 komposter putar, digunakan secara

bergantian.Wadah penampungan air sampah diletakkan dibawah

komposter.

Gambar Komposter Ayun- Takura Susu dan Takura Kotak

33

Page 37: Makalah Pengelolaan Sampah

Takura Susun Metoda ini menggunakan keranjang berlubang

dan kemudian dilapisi dengan gelangsing. Caranya: sampah

organic dicampurkan dengan mikroorganisme padat dari campuran

bekatul, sekam padi, pupuk kompos, dan air. Kemudian

dimasukkan kedalam keranjang dan ditutup dengan keset dari sabut

kelapa. Takura Kotak Metoda ini menggunakan konstruksi

sederhana pasangan bata yang dikombinasikan dengan bilik kayu

sebagai pintu untuk ruang pengomposan. Cara ini digunakan di

Lebak Bulus, Jakarta.

Gambar Takakura susun dan komposter kotak

a. Sampah Anorganik

Sampah Anorganik atau sampah kering adalah sampah yang

terususun dari senyawa non-organik yang berasal dari sumber daya alam

tidak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses

industri. Contohnya adalah botol gelas, plastik, tas plastik, kaleng, dan

logam.

Sebagian sampah non- organik tidak dapat diuraikan oleh alam

sama sekali, dan sebagian lain dapat diuraikan dalam waktu yang sangat

lama. Mengolah sampah non-organik erat hubungannya dengan

penghematan sumber daya alam yang digunakan untuk membuat bahan-

34

Page 38: Makalah Pengelolaan Sampah

bahan tersebut dan pengurangan polusi akibat proses produksinya di dalam

pabrik.

Cara pengolahan sampah-sampah yang tergolong anorganik yaitu :

1. Sampah kertas

Sampah kertas bisa dikumpulkan menjadi satu bagian yang dipisahkan

dari sampah lainnya. Entah selanjutnya dibuang ke tempat sampah atau

dijual ke tukang loak, minimal kita sudah memudahkan langkah para

pengelola sampah untuk melakukan pengolahan tingkat lanjut.

Kumpulan sampah kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan

tangan, seperti topeng, patung, dan kertas daur ulang. Nilai jual

sampah kertas daur ulang jauh lebih tinggi dari sekadar sampah kertas

biasa. Kertas daur ulang bisa dijual ke pengrajin sebagai bahan

pembuat kerajinan tangan, atau Anda sendiri yang membuat karya seni

yang menghasilkan.

2. Sampah kaleng

Banyak sekali kemasan kaleng yang digunakan untuk barang-barang

keperluan sehari-hari. Sementara sumber daya tambang tidak dapat

diperbaharui, jika bisa pun butuh waktu ratusan bahkan ribuan tahun

untuk membentuknya. Suatu saat bahan tambang tersebut akan habis

dieksplorasi. Oleh karena itu, akan bijak jika kita ikut andil dalam

gerakan menyukseskan daur ulang. Kaleng baja 100% dapat didaur

ulang karena siklus hidupnya tidak akan pernah berakhir.

Membuat baja dari kaleng bekas hanya memerlukan 75% energi yang

digunakan untuk membuat baja dari bijih besi. Itu berarti, setiap kita

mendaur ulang 1 ton baja, akan dihemat 1.131 kg bijih besi, 633 kg

batu bara, dan 54 kg kapur.

3. Sampah kain

Sampah kain bisa digunakan untuk cuci motor atau sebagai bahan baku

kerajinan. Pakaian yang sudah tidak terpakai, tapi masih layak pakai

35

Page 39: Makalah Pengelolaan Sampah

bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan, atau dijual dengan

harga miring. Sisa kain atau kain perca juga dimanfaatkan untuk

banyak aplikasi bisa selimut, tutup dispenser, magic jar,danlainnya.

4. Sampah botol

Botol beling memiliki nilai tinggi, apalagi

masih utuh. Jika sudah tidak utuh akan didaur

ulang lagi bersama dengan berbagai jenis kaca

lainnya untuk dicetak menjadi botol baru.

Harga sampah botol bekas minuman lebih

rendah karena bentuknya khusus sehingga

pembelinya terbatas perusahaan minuman itu. Botol kecap lebih mahal

karena banyak produk yang bisa dikemas dengan botol itu. Usaha

botol bekas juga memberi peluang kerja bagi ibu-ibu sebagai pencuci

botol.

5. Sampah Plastik

Pemanfaatan sampah plastik merupakan upaya menekan pembuangan

plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat

sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor.

Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian

kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Terdapat hal yang

menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia

dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan

secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju.

- Sampah plastik menjasi Tas

Sampah plastik ini biasa menjadi aneka ragam tas dompet dll yang

bernilaii ekonomis. Berikut cara-cara pembuatan tas plastic

menggunakan sampah plastik.

Pertama: 

Siapkan satu bekas bungkus kopi instan merek

apa saja. Potong menjadi dua bagian selebar 4

cm. 

36

Page 40: Makalah Pengelolaan Sampah

Ke dua:

Potongan bekas bungkus kopi selebar 4 cm tersebut

di lipat ke arah dalam sepanjang 1 cm di kedua

sisinya sehingga menghasilkan pita plastik selebar

2 cm. Buat pita seperti ini sebanyak minimal 1000

buah dari 500 bungkus bekas kopi instan.

Ke tiga:

Ambil 4 buah pita dan anyam seperti membuat

baling-baling. 

Ke empat: 

Pada baling-baling yang sudah terbentuk

selanjutnya tambahkan pita lainnya satu-

persatu dan jangan lupa membuat sudut

tegak vertikal agar bisa dianyam ke arah

atas. Bila proses ini diabaikan maka

anyaman hanya akan berbentuk seperti tikar

saja dan tidak berupa keranjang. Atur lebar dan tinggi anyaman

sesuai kebutuhan.

Ke lima:

Setelah keranjang atau tas cantik Anda selesai,

bagian dalam tas dapat ada beri lapis dari kain

perca agar tidak bolong-bolong atau biarkan

seperti itu supaya tetap orsinil dan antik.

37

Page 41: Makalah Pengelolaan Sampah

Gambar Model tas dari daur ulang sampah plastic- Sampah Plastik Menjadi Biji Plastik

Proses daur ulang tampaknya sudah menjadi harga mati untuk

menanggulangi krisis sampah plastik ini.

Sebelum membahas proses daur ulang plastik secara lebih

mendalam, akan lebih baik jika kita mengetahui tahapan-tahapan

pendaurulangan sampah plastik menjadi biji plastik/bahan

bakusetengah jadi, yaitu:

1.    Pemisahan: sampah plastik harus dipisahkan dari material

sampah lainnya, misalnya memisahkannya dari material sampah

organik atau keras.

2.    Pemotongan: sampah plastik yang sudah dipisahkan kemudian

dipotong-potong sesuai dengan kebutuhan. Jika akan diolah

menjadi biji plastik, sampah plastik ini harus dipotong kecil-

kecil untuk mempermudah proses pengolahannya.

3.    Pencucian; sampah plastik yang suadah menjdi potongan-

potongan ini harus dicuci untuk membersihkannya dari zat-zat

tertentu yang tidak dibutuhkan atau dapat mengganggu proses

pengolahan. Contoh zat tersebut adalah besi

4.    Penggilingan; setelah dicuci, sampah plastik kemudian digiling

agar menjadi biji plastik. Tanda bahwa biji plastik yang

dihasilkan melalui penggilingan memiliki kualitas bagus adalah

dari mengapung tidaknya biji plastik tersebut di atas air.

5.    Biji plastik yang telah diolah inilah yang akan dikirim ke

pabrik pengolahan produk-produk daur ulang.

- Plastik Menjadi Suvenir

38

Page 42: Makalah Pengelolaan Sampah

1    Modal

Keterangan Nilai (Rp)

Sewa tempat usaha untuk satu tahun 5.000.000

Pembelian

-       Gergaji manual 4 buah @ Rp 50.000 200.000

-       Mesin amplas 300.000

-       Alat press matras 5.000.000

-       Alat semprot 75.000

-       Kompresor listrik 950.000

-       Alat pendingin 300.000

Pembelian perlengkapan

-       Thinner 7.000

-       Cat 20.000

-       Pernis 25.000

-       Amplas 10.000

Pembelian bahan baku 100 kg (Rp 2.500 per

kg)

250.000

Total Biaya 12.137.000

Modal awal dari usaha ini adalah Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000, Dana

tersebut digunakan untuk sewa tempat usaha, pembelian alat dan

perlengkapan, serta bahan baku. Berikut ini adalah estimasi dana yang

harus kita keluarkan ketika pertama kali mendirikan usaha ini.

2    Pembiayaan

Dalam sebulan, kita harus menyipkan dana rutin agar usaha daur ulang

plastik yang kita dirikan dapat terus berjalan. Yang termasuk ke dalam

dana/ biaya rutin tersebut adalah biaya sewa tempat usaha, depresiasi

peralatan, pembelian perlengkapan, biaya listrik dan telepon, usaha

39

Page 43: Makalah Pengelolaan Sampah

pekerja, dan pembelian bahan baku. Berikut ini adalah perkiraan estimasi

dana yang harus dikeluarkan per bulan:

Keterangan Nilai (Rp)

Biaya tetap

Sewa tempat usaha Rp 5.000.000 : 12 = 420.000

Depresiasi

-  Gergaji manual 4 x @Rp 50.000 = Rp

200.000: 12 bulan=

250.000

-  Mesin amplas Rp 300.000: 24 bulan = 13.000

-  Alat press matras Rp 5.000.000: 24 bulan

=

209.000

-  Alat semprot Rp 75.000 : 12 bulan = 5.000

-  Kompresor listrik Rp 950.000: 24 bulan = 40000

-  Alat pendingin Rp 300.000: 24 bulan = 12.500

Biaya variabel

Biaya listrik 1.500.000

Biaya telepon 300.000

Biaya pekerja (12 orang) 9.000.000

Beli perlengkapan

-  Thiner 50 liter (50 x Rp 7.000) 350.000

-  Cat 50 kilogram (50 x Rp 20.000) 1.000.000

-  Pernis 50 liter (50 x Rp 25.000) 1.250.000

-  Amplas 60 meter (60 x Rp 10.000) 600.000

Biaya bahan baku (4 kwintal) 4.000.000

Total biaya 18.951.000

40

Page 44: Makalah Pengelolaan Sampah

Jika dalam sebulan kita bisa memproduksi 300.000 item souvenir

pernikahan dalam berbagai bentuk dengan harga rata-rata Rp 250 per buah

maka kita akan mendapatkan pemasukan Rp 75.000.000,-. Setelah

dikurangi biaya rutin, kita akan mendapatkan keuntungan bersih Rp

56.049.000,-. Dengan modal awal yang tidak lebih dari Rp 15.000.000,

kita sudah bisa balik modal dalam rangka waktu satu bulan.

BAB III

41

Page 45: Makalah Pengelolaan Sampah

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah Pada tingkat individu,

partisipasi minimalberarti hanya dalam bentuk pengumpulan sederhana

berupa menaruh sampah di tempat sampah, memisahkan sampah organik

dan anorganik, menaruh sampah pada waktu dan tempat yang tepat,

membawa sampah ke titik pengumpulan sementara, dan membersihkan

halaman rumah.

Pada tingkat komunal,partisipasi berarti aktifitas yang lebih

terorganisasi seperti pertemuan, pembersihan saluran dan taman, dan

kampanye peningkatan kesadaran. Lebih jauh, partisipasi dapat berarti

memulai proyek sampah atau terlibat dalam kegiatan bersama pihak

luar.Partisipasi juga dapat berarti telibat dalam pengelolaan pengumpulan

sampah, bernegosiasi dengan pemerintah daerah, termasuk mobilisasi

komunitas mendorong pemerintah menyediakan layanan memadai dan

sesuai kebutuhan masyarakat.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan dari makalah ini adalah :

1. Sebagai mahasiswa seharusnya lebih memperdalam ilmu pengetahuan

sesuai dengan bidangnya sehingga mempunyai skill.

2. Mahasiswa harus menjadi center learning student dalam perkuliahan

sehingga mahasiswa yang lebih kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

42

Page 46: Makalah Pengelolaan Sampah

Adiansyah, 2010. Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dengan sampah,

pada halaman

http://ardiyansarutobi.blogspot.com/2010/09/pembangunandanpertumbuhn

-ekonomi.html diakses pada tanggal 3 Maret 2014

Anonim. 2012. Dasar-DasarPengelolaanSampah. www.slideshare.net/infosanitasi/dasardasar-sistem-pengelolaan-sampahdi aksespadatanggal 4 Maret 2014

Dewi, Astari.2010.Sistem PengolahanSampah.https://sites.google.com/site/praswilkel07/studi-kasus di aksespadatanggal 4 Maret 2014

Faizah.2008. PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS MASYARAKAT. http://eprints.undip.ac.id/17313/1/faizah.pdf di aksespadatanggal 4 Maret 2014

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/

194505031971091-MUHAMMAD_KOSIM_SIRODJUDIN/PM.pdf

Uu No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

43