1 BAB I PENDAHULUAN a.1Latar Belakang Lelang atau tender adalah penawaran pekerjaan kepada Kontraktor atau Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu tahapan yang mutlak harus dilalui dalam proses pemilihan penyedia barang dan jasa pemerintah adalah tahapan pembukaan dokumen penawaran. Acara pembukaan dokumen penawaran dilakukan secara resmi dalam suatu acara yang disaksikan oleh semua peserta lelang karena dokumen tersebut merupakan penentu dalam persaingan pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah. Acara pembukaan penawaran selalu menjadi perhatian semua peserta lelang karena dalam acara inilah panitia pengadaan barang/jasa pemerintah membeberkan seluruh data-data yang terdapat dalam setiap dokumen penawaran kepada seluruh peserta lelang. Dengan mengetahui setiap informasi yang terdapat dalam dokumen penawaran peserta lainnya, maka secara tidak langsung para peserta lelang dapat mengawasi panitia pengadaan barang/jasa dalam melakukan proses evaluasi dokumen penawaran tersebut. Dengan demikian proses penentuan pemenang lelang menjadi terbuka dan bebas dari kecurangan. Karena itulah, meskipun tidak ada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
a.1 Latar Belakang
Lelang atau tender adalah penawaran pekerjaan kepada Kontraktor atau
Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat
dipertanggung jawabkan. Salah satu tahapan yang mutlak harus dilalui dalam proses
pemilihan penyedia barang dan jasa pemerintah adalah tahapan pembukaan dokumen
penawaran. Acara pembukaan dokumen penawaran dilakukan secara resmi dalam
suatu acara yang disaksikan oleh semua peserta lelang karena dokumen tersebut
merupakan penentu dalam persaingan pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah.
Acara pembukaan penawaran selalu menjadi perhatian semua peserta lelang karena
dalam acara inilah panitia pengadaan barang/jasa pemerintah membeberkan seluruh
data-data yang terdapat dalam setiap dokumen penawaran kepada seluruh peserta
lelang.
Dengan mengetahui setiap informasi yang terdapat dalam dokumen penawaran
peserta lainnya, maka secara tidak langsung para peserta lelang dapat mengawasi
panitia pengadaan barang/jasa dalam melakukan proses evaluasi dokumen
penawaran tersebut. Dengan demikian proses penentuan pemenang lelang menjadi
terbuka dan bebas dari kecurangan. Karena itulah, meskipun tidak ada kewajiban
untuk hadir dalam acara pembukaan penawaran, setiap peserta lelang selalu berusaha
untuk hadir dalam acara tersebut. Tata cara pembukaan dokumen, siapa saja yang
diperkanankan hadir, serta dokumen apa saja yang harus dibuka pada acara tersebut
telah diatur dalam Peraturan Presiden R.I nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Pemasaran merupakan suatu fungsi yang meliputi sejumlah aktivitas dalam
menukarkan jasa perusahaan konstruksi untuk keuntungan ekonomis. Menurut
konsep pemasaran modern, fokus aktivitas tersebut adalah pelelangan, dan mengalir
kembali kepada kontraktor yang kemudian dapat merencanakan cara untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Penawaran bersaing (competitive bidding) adalah
2
jenis lain dari pricing dalam istilah pemasaran. Dalam penawaran bersaing, setiap
penawar pada suatu kontrak tertentu harus menyerahkan semua dokumen penawaran
yang masih dapat dipertanggungjawabkan (lowest, responsive, dan responsible)
sebagai pertimbangan untuk memenangkan tender tersebut.
a.2 Rumusan Masalah
a) Apakah Pengertian Pelelangan ?
b) Apakah Tujuan Pelelangan ?
c) Bagaimana cara melakukan pelelangan ?
a.3 Tujuan
a) Agar mahasiswa tau apa itu pelelangan
b) Agar mahasiswa tau apa tujuan pelelangan
c) Agar mahasiswa tau cara melakukan pelelangan
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pelelangan
Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk menyediakan
barang / jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedian barang / jasa
yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah
ditetapkan dan diikuti oleh pihak – pihak yang terkait secara taat sehingga terpilih penyedia
terbaik ( Wulfram I. Ervianto, manajemen proyek konstruksi hal 49 )
2.2 . Macam Pelelangan
Macam – Macam pelelangan, proses pengadaan barang atau jasa dalam proyek
konstruksi yang menggunakan pelelangan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
pelelangan langsung dan pelelangan terbatas. Pada prinsipnya, kedua macam pelelangan
tersebut sama, hanya ada sedikit perbedaan dalam hal peserta lelang. Dalam pelelangan
umum, semua penyedia jasa yang memenuhi syarat dapat ikut dalam pelelangan, sedangkan
dalam pelelangan terbatas yang diizinkan ikut adalah penyedia barang/jasa yang diundang
oleh pengguna jasa. Pemilihan macam pelelangan pada umumnya tergantung pada besar
kecilnya bangunan, tingkat kompleksitas bangunan. Besar/kecilnya biaya bangunan, jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan. (Wulfram I. Ervianto, manajemen proyek konstruksi hal 51 )
2.3. Prinsip Dasar Pelelangan
Proses pengadaan perusahan jasa konstruksi ini diatur oleh keputusan presiden terutam
digunakan dilingkungan proyek pemerintah. Prinsip dasar pelelangan adalah
Efisiensi , berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana
dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu
sesingkat – singkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan.
Efektif, berarti prngadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar – besarnya sesuai sasaran
yang ditetapkan.
4
Terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia
barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dialakukan melalui persaingan yang sehat
di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.
Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa
termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi,
penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia
barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas dan umumnya.
Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi calon penyedia
barang/jasa yang tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepda pihak tertentu,
dengan cara atau alasan apapun.
Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi
kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pelayanan masyarakat sesuai
prinsip – prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.
Pemilihan penyedi barang/jasa pemborong/jasa lainnya pada prinsipnya dilakukan
melalui metode pelelangan umum.
Pelelangan Umum, adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan
secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha
yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
Pelelangan terbatas, dapat dilaksanakan apabila dalam hal jumlah penyedia
barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas, yaitu untuk pekerjaan yang
kompleks, dengan cara mengumumkan secara luas melalui media massa dan papan
pengumuman resmi dengan mencantum penyedia barang atau jasa yang telah diyakini
mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang
memenuhi kualifikasi.
Pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan
membandingkan sebanyak – banyaknya penawaran sekurang – kurangnya 3
5
penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan
negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui
internet. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan manakala metoda pelelangan umum
atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan.
Penunjukan langsung, metoda ini dapat dilaksanakan dalam keadaan tertentu dan
keadaan khusus terhadap 1 penyedia barang/jasa. Pemilihan penyedia barang/jasa
dapat dilangsungkan dengan cara melakukan negosiasi, baik secara teknis maupun
biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
Swakelola, adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan awasi
sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri atau upah borong tenaga.
Swakelola dapat dilakasanakan oleh pangguna barang/jasa, instansi pemerintah,
kelompok masyarakat/lembaga swadaya masyarakat penerima hibah. Jenis pekerjaan
yang memungkinkan dilaksanakan secara swakelola diantaranya adalah
a) pekerjaan yang bertujuan meningkatkan kemampuan teknis sumber daya
manusia instansi pemerintah yang bersangkutan.
b) pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi pengguna barang atau jasa yang
bersangkutan.
c) pekerjaan untuk proyek percontohan yang bersifat khusus untuk
pengembangan teknologi/metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh
penyedia barang/jasa.
Paket lelang jasa konstruksi terdiri dari dokumen lelang dan rancangan kontrak, yang dirinci
sebagai berikut
Surat Undangan untuk Mengikuti Lelang disurat ini dijelaskan pula jadwal kapan
jawaban harus diterima, kemungkinan kunjungan ke lokasi proyek, dan lain – lain.
Kerangka Acuan Penjelasan perihal latar belakang proyek, tujuan dan lingkup jasa
konstruksi, produk – produk yang harus dihasilkan, dan jangka waktu
penyelenggaraan konsultasi.
6
Ringkasan kriteria Seleksi Dalam dokumen lelang diikutsertakan ringkasan kriteria
seleksi agar para peserta memahami aspek yang akan dianalisis berikut nilai atau
bobotnya terhadap butir – butir pokok.
Format Proposal hal ini adalah serangkaian pertanyaan dan informasi yang disusun
dalam format tertentu. Jawaban dan tanggapan atas pertanyaan tersebut akan menjadi
dasar penilaian proposal yang diajukan peserta lelang
Rancangan Kontrak Disamping dokumen – dokumen tersebut diatas, pada dokumen –
dokumen lelang dilampirkan pula rancangan kontrak yang nantinya akan
ditandatangani oleh pemenang lelang dan pemakai jasa konsultan. Di lampirkan
rancangan kontrak dipaket lelang dimaksudkan agar para peserta berkesempatan
mempelajari pasal – pasalnya. Hal ini akan banyak membantu memberikan masukan
dalam rangka menyiapkan proposal. ( Imam Soeharto, studi kelayakan proyek industri,
erlangga, hal 417 )
2.4. Penetapan Pemenang Lelang
Selesai membuat Berita Acara Hasil Pelelangan ( BAHP ), kemudian panitia lelang
mengadakan rapat untuk menentukan pemenang lelang. Panitia akan menentapkan calon
pemenang lelang yang dianggap akan memberikan keuntungan bagi negara, maksudnya :
Calon pemenang lelang dianggap dapat memberikan keuntungan secara finansial pada
negara karena menawarkan harga pekerjaan yang berada di bawah pagu dana yang
telah ditentukan.
Calon pemenang lelang dianggap sebagai perusahan jasa konstruksi yang telah
memiliki pengalaman memadai untuk mengerjakan proyek dimaksud, memiliki
reputasi baik ( tidak termasuk daftar hitam perusahan ), memiliki kemampuan
keuangan yang memadai, memiliki peralatan yang lengkap dan sebagainya.
( Suparyakir, Pelelangan Jasa Konstruksi, hal 20)
2.5. Pengumuman Pemenang
7
Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 ( apabila ada ) kepada
masyarakat di website sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan pengumuman resmi
yang memuat sekurang – kurangnya :
Nama paket pekerjaan dan nilai total HPS
Nama dan alamat penyedia
Harga penawaran terkoreksi
Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )
Hasil evaluasi pelelangan untuk seluruh peserta yang dievaluasi ( Hendra Susanto &
Hediana Makmur, Auditing Proyek – Proyek Konstruksi, hal 60 )
2.6. Sumber Hukum Pelelangan
Pelaksanaan pelelangan di Indonesia diatur oleh keputusan Presiden Republik
Indonesia tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( Keppres tentang
Pelaksanaan APBN ). Keppres yang mengatur pengadaan barang dan jasa telah beberapa kali
mengalami penyempurnaan, contohnya Keppres No.14 A Tahun 1980, tanggal 14 April 1980
di sempurnakan menjadi Keppres No. 18 Tahun 1981, tanggal 5 Mei 1981. Tahun anggaran
1984/1985 telah dikeluarkan Keppres No.29 Tahun 1984, tanggal 21 April 1984 sebagai
pengganti Keppres No.14 A Tahun 1980 dan Keppres No.18 Tahun 1981. Kemudian
disempurnakan kembali dengan keluarkannya Keppres No.16 Tahun 1994 dilanjutkan
Keppres No.6 Tahun 1999, Keppres No.18 Tahun 2000 dan terbaru Keppres No.80 Tahun
2003. Jika dilihat dari isi dan jiwanya, Keppres 18 Tahun 2000 telah menunjukan sikap
reformis yang sejak lama didambakan oleh kalangan industri kontruksi. Salah satunya adalah
masalah “kesetaraan” antara pengguna jasa dan penyedia jasa. Istilah “pemberi tugas” yang
bernuansa diskriminatif sudah tidak digunakan lagi dan selanjutnya disebut pengguna jasa,
sedangkan untuk konsultan/kontraktor digunakan istilah “penyedia jasa”. Dalam salah satu
ketentuannya, baik pengguna jasa maupun penyedia jasa dapat terkena sanksi jika menyalahi
ketentuannya sehingga tidak ada lagi istilah warga negara kelas 1,2 dan 3. Sikap reformis
yang kedua adalah adanya peran yang besar bagi asosiasi (perusahaan atau profesi) untuk
melakukan sertifikasi perusahaan atau tenaga ahli yang bergerak di bidangnya. ( Wulfram I.
Ervianto, manajemen Proyek Konstruksi, hal 52-53 )
BAB III
8
PERMASALAHAN
1) Bagaimanakah cara menyusun dokumen Penawaran besesrta cara penyerahan
dokumen penawaran ?
2) Bagaimana kesesuaian pelaksanaan lelang di lapangan dengan teori ?
3) Pelanggaran yang terjadi saat proses pelelangan ( tander )
4) Bagaimana cara untuk mengetahui telah terjadi tidaknya suatu persekongkolan
dalam tender ?
5) Cara mengatasi kecurangan dalam pelelangan dan sangsinya
9
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Cara Menyusun dan Penyerahan Dokumen penawaran
Dokumen penawaran yaitu dokumen yang berisi surat penawaran lengkap dan
persyaratan administrasi dan teknis yang disusun oleh peserta lelang syarat syarat
dokumen penawaran yaitu :
1. Memenuhi ketentuan administrasi.
2. Bermaterai cukup.
3. Bertanggal dan ditandatangani.
4. Diajukan dalam sampul tertutup.
5. Harga penawaran dalam surat berupa angka dan huruf jelas.
Cara penyerahan dokumen penawaran harus dicantumkan dalam dokumen lelang. Ada
3 cara penyerahan dokumen penawaran dari peserta kepada panitia lelang, yaitu :
1. System satu sampul
keseluruhan dokumen penawaran, yang mencakup surat penawaran dan
persyaratan, dimasukkan ke dalam satu sampul.
2. System dua sampul
Sampul Pertama berisi persyaratan administrasi dan teknis, dan pada
sampul ditulis Data Administrasi dan Teknis.
Sampul Kedua berisi perhitungan harga penawaran dan, dan pada
sampul ditulis Data Harga Penawaran.
Kedua sampul tersebut dimasukkan dalam satu sampul lain yang
disebut Sampul Penutup.
3. System dua tahap
Tahap I : Peserta hanya memasukkan sampul pertama yang berisi
persyaratan administrasi dan teknis. Setelah dilakukan evaluasi oleh
panitia pelelangan dan dinyatakan lolos, maka dilakukan tahap II.
Tahap II : Peserta yang lolos tahap I memasukkan sampul kedua yang
berisi harga penawaran sesuai waktu yang ditentukan.
10
4.2 Kesesuaian pelaksanaan lelang di lapangan dengan teori
Pelaksanaan pelelangan sesuai denga teori apa bila sesuai dengan Tata Cara dan
Proses Pelelangan Tender sebagai berikut :
Perencanaan pekerjaan yang akan dilelang.
Dokumen pekerjaan yang akan dilelang.
Meliputi :
a. Gambar pelaksanaan secara detail.
b. BQ (Bill Quantity ).
c. Spesifikasi teknis.
Keterangan bahan yang akan dipakai ( merek / speak )
Ketentuan pekerjaan ( Schedule )
d. R.K.S
Koordinasi intern owner membahas pekerjaan yang akan dilelang.