This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
efek samping, meningkatkan cost effectiveness dan menghormati pilihan
pasien dalam menjalankan terapi. Tujuan khusus dari konseling adalah:
Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dan pasien
Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien
Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat
Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 11
Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan
obat dengan penyakitnya
Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan
Mencegah atau meminimalkan masalah terkait obat
Meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam
hal terapi
Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan
Membimbing dan membina pasien dalam penggunaan obat sehingga
dapat mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu
pengobatan pasien.
D. Pelayanan Resep Narkotik
Resep yang mengandung narkotika :
Harus ditulis tersendiri
Tidak boleh ada iterasi (ulangan)
Dituliskan nama pasien, tidak boleh m.i/mihi ipsi atau u.p/usus propius
(untuk pemakaian sendiri)
Alamat pasien ditulis dengan jelas
Aturan pakai (signa) ditulis dengan jelas, tidak boleh ditulis s.u.c /signa
usus cognitus (sudah tahu aturan pakai)
1. Skrining resep
a. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi
b. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmaseutik yaitu: bentuk sediaan,
dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian
c. Mengkaji pertimbangan klinis yaitu : adanya alergi, efek
samping,interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain).
d. Narkotik hanya dapat diserahkan atas dasar resep asli rumah
sakit,puskesmas, apotek lainnya, balai pengobatan, dokter. Salinan
resep narkotika dalam tulisan “iter” tidak boleh dilayani sama sekali.
Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 12
e. Salinan resep narkotik yang baru dilayani sebagian atau yang
belum dilayani sama sekali hanya boleh dilayani oleh apotek yang
menyimpan resep asli.
f. Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan.
2. Penyiapan Resep
a. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
b. Untuk obat racikan apoteker menyiapkan obat jadi yang
mengandungnarkotika atau menimbang bahan baku narkotika
c. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya
d. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai
denganpermintaan dalam resep
e. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis dan jumlah
obat sesuai permintaan dalam resep.
3. Penyerahan Obat
a. Melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian antara penulisan etiketdengan
resep sebelum dilakukan penyerahan.
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
c. Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima.
d. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
e. Menanyakan dan menuliskan alamat / nomor telepon pasien
dibalik resep
f. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikannya.
Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 13
2.3. TAHAP-TAHAP PELAYANAN RESEP
Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
Pelayanan resep adalah menjadi tanggung Apoteker Pengelola Apotek.
Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung dengan keahlian
profesinya dan dilandasi pada kepentingan masyarakat. Apoteker wajib
memberi informasi tentang penggunaan secara tepat, aman, rasional,
kepada pasien atas permintaan masyarakat.
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari
obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan
palayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan
obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.
Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberin
informasi, monitoring pnggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya
sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik. Apoteker harus
memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan
(medication error) dalam proses pelayanan. Berikut digambarkan tahap-
tahap pelayanan resep di apotek secara umum :
Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 14
Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 15
2.4. SALINAN RESEP
Copy resep atau turunan resep adalah salinan resep yang dibuat oleh
apoteker atau apotek. Selain memuat semua keterangan obat yang terdapat pada
resep asli. Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum, afschrtif.
Apabila Apoteker Pengelola Apoteker berhalangan melakukan tugasnya,
penandatanganan atau pencantuman paraf pada salinan resep yang dimaksud atas
dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti dengan
mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan.
Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis dan petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-undangan yang
berlaku (contohnya petugas pengadilan bila diperlukan untuk suatu perkara).
Salinan resep memuat :
Semua keterangan yang terdapat dalam resep asli
Nama dan alamat apotek
Nama dan nomor Surat izin pengelolaan apotek
Tanda tangan atau paraf APA
Tanda det atau detur untuk obat yang sudah diserahkan; tanda nedet atau
nedetur untuk obat yang belum diserahkan
Nomor resep dan tanggal peresepan
Salinan resep harus ditandatangani oleh APA (bila tidak ada dilakukan oleh
apoteker pendamping, asisten apoteker kepala, apoteker supervisor atau apoteker
pengganti dengan mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan).
Resep/salinan resep harus dirahasiakan. Resep/salinan resep hanya boleh
diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau yang merawat penderita, penderita
yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Salinan resep diatur dalam kepmenkes No. 280 tahun 1981 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pengelolaan Apotek, disebutkan bahwa salinan resep
adalah salinan yang dibuat oleh apotek, yang selain memuat semua keterangan
yang terdapat dalam resep asli, harus memuat pula:
Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 16
1. Nama dan alamat Apotek
2. Nama dan nomor Surat Izin Pengelola Apotek
3. Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotek
4. Tanda ‘det’ atau ‘detur’ untuk obat yang sudah diserahkan; tanda ‘nedet’ atau
‘ne detur’ untuk obat yang belum diserahkan
5. Nomor resep dan tanggal pembuatan
Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal 17 menyebutkan bahwa:
Ayat 1 : Salinan resep harus ditandatangani apoteker
Ayat 3 : Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter
penulis resep atau yang merawat penderita, penderita yang
bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang
merut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Contoh copy resep :
Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 17
APOTEK ZAHRA FARMAJl. Gunung Meluhu Kendari
Telp. 0401-3009821Apoteker : HADIJAH, S. Farm., Apt.
SIPA No. 04/DKK/IX/2012/006
COPY RESEP
Salinan dari Resep No. ………………… Iter: ……….………..Dari Dokter : …………………………….………….…..…..Dibuat tanggal : ……………………….. No. ..……….....…….Pro/Umur :…………….............. …../………………….…Alamat : ………………………………………………..
R/
Kendari, ………….. 20…P.C.C
Apoteker
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari data yang diperoleh dari penyusunan makalah ini, maka dapat
disimpulkkan bahwa:
1. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
2. Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker pengelola
apotek. Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat yang ditulis dalam
resep dengan obat lain.
3. Tahapan pelayanan resep yaitu Pelayanan resep didahului proses skrining
resep yang meliputi pemeriksaan kelengkapan resep, keabsahan dan
tinjauan kerasionalan obat. Resep yang lengkap harus ada nama, alamat
dan nomor ijin praktek dokter, tempat dan tanggal resep, tanda R/ pada
bagian kiri untuk tiap penulisan resep, nama obat dan jumlahnya, kadang-
kadang cara pembuatan atau keterangan lain (liter, prn, cito) yang
dibutuhkan, aturan pakai, nama pasien, serta tanda tangan atau paraf
dokter.
4. Copy resep atau turunan resep adalah salinan resep yang dibuat oleh
apoteker atau apotek. Selain memuat semua keterangan obat yang terdapat
pada resep asli.
B. SARAN
Saran penulis dari penyusunan makalah ini berikutnya adalah sebaiknya
setiap apoteker dan petugas kesehatan lainnya harus mengikuti semua aturan yang
berlaku dalam melakukan pelayanan kesehatan dengan baik.
Proses Pelayanan Resep dan Salinan Resep 18
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, 2006, Pedoman Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9 24/MENKES/PER/X/1993 tentang Daftar Obat Wajib Apotek no. 2.
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan R I, Jakarta.
Purwanti, Angki., Harianto., Sudibjo, Supardi, 2004, Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta Tahun 2003, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.2, Jakarta.
Syamsuni, H. A., 2006, Ilmu Resep, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.