Top Banner

of 12

makalah pbl skenario

Mar 08, 2016

Download

Documents

makalah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Osteoporosis Disebabkan oleh Gangguan Metabolisme TulangTorda Febriantika / 102014065Kelompok E8

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaAlamat Korespodensi Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

AbstrakOsteoporosis adalah penyakit tulang metabolik yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya tanpa keluhan, tulang menjadi rapuh mudah patah sampai menjadi patah tulang. Osteoporosis merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Tidak hanya gangguan homeostatis kalsium sebagai salah satu faktornya, tetapi masih banyak faktor lain yang mempunyai peran, yaitu diantaranya adalah defesiensi vitamin D.Aktivitas sel-sel tulang di kendalikan oleh faktor sistemik (hormon) dan faktor lokal (generated cytokinesis dan growth factor). Salah satu faktor sistemik adalah vitamin D, selain itu adalah hormone paratiroid, kalsiton, insulin, estrogen/androgen, hormon pertumbuhan dan hormon tiroid.Kata kunci : Osteoporosis, tulang, hormon.

AbstractOsteopoeosis ia a metabolic bone diasease that is mose often encountered. This disease usually without complaint, bones become brittle, brittle to be fracture. Osteoporosis is a world wide health problem. Not only homeostatis disordes of calcium as one factor, but there are many other factors that have a role, that of which is difesiensi vitamin D.Activity bone cells contolled by systemic factors (hormones) anda local factors. One systemic factor is vitamin D, parathytoid hormone besides, kalsiton, insulin, ekstrogen/ androgens, growth hormone anf thyroid hormone.Keyword : Osteoporosis, bone, hormone.PendahuluanOsteoporosis adalah suatu penurunan masa tulang berasal dari kekurangan pembentukan tulang atau dari peningkatan resorpsi tuang. Kelainan ini terjadi umumnya pada usia lanjut karena turunnya hormon pertumbuha pada wanita pasca-monopause karena menurunnya sekresi estrogen.1 Selanjutnya, estrogen berikatan ke reseptor pada osteoblas merangsang sekresi matriks tulang. Tanpa estrogen yang mencukupi, aktivitas osteoklas mengurangi massa tulang tanpa diikuti pembentukan tulang, sehingga membuat tulang lebih mudah fraktur.1Anatomi Tulang belakang. Tulang belakang (columna vertebralis) adalah pilar yang kuat, melengkung dan dapat bergerak yang menopang tengkorak, dinding dada, dan ekstremitas atas, menyalurkan berat badan ke ekstremitas bawah, dan melindungi medulla spinalis.2Tulang belakang terdiri dari sejumlah vertebra, yang dihubungkan oleh discus intervertebralis dan beberapa ligamentum. Setiap vertebra terdiri dari tulang spongiosa yang terisi dengan sumsum tulang merah yang dilapisi oleh selapis tipis tulang padat.2Tulang columna vertebralis,7 vertebra cervicales 12 vertebra thoracicae5 vertebra lumbales SacrumVertebra coccygeaeVertebra dan sendi tipikal. Vertebra menunjukkan perbedaan berdasarkan pola yang umum. Vertebra tipikal menunjukkan:corpus : lempeng tulang yang tebal, agak melengkung di permukaan atas dan bawah.arcus vertebrae, terdiri dari:a) pediculus di bagian depan: bagian belakang tulang yang berjalan kea rah bawah dari corpus, dengan lekukan pada vertebradi dekatnya membentuk foramen intervertebrale.2b) lamina di bagian belakang: bagian tulang yang pipih berjalan ke arah belakang dan ke dalam untuk bergabung dengan pasangan dari sisi yang berlawanan.2

Gambar 1.1. Columna vertebralis.foramen vertebrale: lubang besar dibatasi oleh corpus di bagian depan, pediculus di bagian samping, dan lamina di bagian samping belakang.2foramen intervertebrale: lubang pada bagian samping, di antara dua vertebra yang berdekatan; dilalui oleh nervus spinalis yang sesuai. 2processus articularis superior dan inferior: membentuk persendian dengan processus yang sama pada vertebra di atas dan di bawahnya. 2processus transverses: bagian tulang yang menonjol ke lateral. 2spina : penonjolan yang mengarah ke belakang dan ke bawah. 2discus intervertebralis adalah cakram yang melekat pada permukaan corpus dua vertebrae yang berdekatan; terdiri dari annulus fibrosus, cincin jaringan fibrokartilaginosa pada bagian luar, dan nucleus pulposus, zat semi-cair yang mengandung sedikit serat dan tertutup di dalam annulus fibrosus. 2Ligamentum. Sejumlah ligamentum yang menghubungkan vertebra:a) ligamentum longitudinalis anterior berjalan ke bawah di depan corpus vertebra.2b) ligamentum longitudinalis posterior berjalan ke bawah di belakang corpus vertebra (yaitu, di dalam canalis vertebralis)2c) ligamentum-ligamentum pendek yang menghubungkan processus transverses dan spina dan mengelilingi sendi pada processus articularis.2Vertebra cervicalis. Vertebra cervicalis ( Gambar 1.2) kecil, memiliki corpus yang tipis, dan memiliki processus transverses, dibedakan dengan adanya foramen (yang dilalui oleh arteri vertebralis) dan ujung tuberkel. Atlas ( vertebra cervicais pertama)(Gambar 1.3) berbeda karena: tidak mempunyai corpus hanya sebuah arcus tranversus tulang di bagian depan, facies articularis pada bagain dalam arcus tranversus ini untuk processus odontoid pada axis, facies articularis di bagian atas untuk artikulasi dengan permukaan inferior os occipital.2

Gambar 1.2.Vertebrae cervicales

Gambar 1.3. AtlasAxis (vertebra cervicalis ke-2) ( Gambar 4.4 ) berbeda dengan adanya procesus odontoid yang mencuat ke atas dari corpus dan berartikulasi dengan arcus anterior atlas. Processus adontoid ini dalam perkembangannya merupakan corpus atlas yang telah di alihkan pada axis. Processus ini difiksasi oleh ligamentum-ligamentum pendek yang menghubungkannya dengan atlas dan pada sisi foramen magnum os occipital.2

Gambar 1.4. AxisVertebra thoracica. Berikut ini adalah vertebra tipikal (Gambar 1.5). Selain gambaran umum, mereka mempunyai ciri:a) facies articularis pada bagian samping corpus untuk artikulasi dengan caput costae.2b) facies articularis pada processus transverses untuk artikulasi dengan tuberculum costae.2Vertebra ini menjadi lebih besar dari atas kearah bawah karena harus menopang berat badan yang makin besar, dan vertebra lumbalis.2

Gambar 1.5. Vertebra thoracicaVertebra lumbalis. Vertevra lumbalis ( Gambar 1.6) merupakan tulang yang massif dengan processus laterlais dan spinosus yang kuat.2

Gambar 1.6. Vertebra lumbalisCanalis vertebra dibentuk oleh sambungan foramen vertebrale dan oleh discus intervertebralis dan ligamentum yang menghubungkannya. Canalis ini berisi:a) medulla spinalis, yang berjalan ke bawah sampai vertebra lumbalis pertama atau kedua,b) nervus spinalis ketika meninggalkan dan memasuki medulla spinalis,c) pembuluh darah,d) meningen (menutupi medulla spinalis).2Sacrum (Gambar1.7) dibentuk oleh lima vertebra yang berfungsi menjadi satu. Tuang ini berbentuk baji yang melengkung, dengan ciri:a) permukaan konkaf yang licin dibagian anterior, yang membentuk bagian belakang rongga panggul,b) permukaan konveks yang licin di bagian posterior yang merupakan tempat perlekatan ligamentum dan sebagian musculus erector spinae dan musculus gluteus maximus,c) facies articularis pada tiap sisi untuk artikularis dengan os ilium,d) facies articularis kecil dibagian awah untuk artikulasi dengan os coccygeus,e) empat foramen sacralis anterior dan empat posterior yang dilalui oleh cabang anterior dan posterior nervus sacralis.2

Gambar 1.7 Sacrum dan coccygeusOs coccygeus. Os coccygeus (Gambar 1.8) adalah tulang kecil berbentuk segitiga, dibentuk dari empat os coccygeus yang bergabung menjadi satu. Tulang ini berartikulasi dengan sacrum dan membentuk sebagian dinding posterior pelvis.2Histologi TulangKarakteristik tulang. Tulang merupakan bentuk khusus jaringan ikat dan terdiri dari sel, serta, dan matriks ekstraselular. Karena pengendapan mineral dalam matriks, tulang mengalami klasifikasi. Akibatnya, tulang menjadi keras dan dapat menahan beban lebih besar dibandingkan dengan tulang rawan, berfungsi sebagai kerangka tubuh yang kaku, dan memberikan tempat perlekatan bagi otot dan organ.11Tulang juga melindungi otak di dalam tengkorak, jantung, dan paru di dalam toraks, dan organ urinarium dan reporduksi di antara tulang-tilang pelvis. Selain itu, tulang berfungsi dalam hemopoiesis (pembentukan sel darah), dan sebagai tempat penyimpanan (reservoir) kalsium, fosfat, dan mineral lainnya. Hampir seluruh (99%) kalsium tubuh disimpan di dalam tulang, dan kebutuhan harian tubuh akan kalsium berasal dari tulang.11Proses pembentukan tulang (osifikasi). Pertumbuhan tulang dimulai di dalam embrio melalui 2 proses: osifikasi endokondral dan osifikasi intramembranosa. Meskipun dihasilkan melalui 2 proses yang berbeda, tulang memiliki strukrur histologik yang sama.11 Osifikasi Endokondral. Sebagian besar tulang ditubuh berkembang melalui proses osifikasi endokondral, yaitu proses pembentukan tulang yang didahului oleh suatu model tulang rawan hialin sementara. Model tulang rawan ini terus tumbuh melalui cara interstisal dan apossional, dan terutama digunakan untuk membentuk tulang panjang dan tulang pendek. Seiring dengan pertumbuhan, kondrosit membelah, membesar (hipertrofi), matur, dan model tulang rawanhialin mulai mengalami kalsifikasi. Difusi nutrient dan gas melalui matriks berkurang seiringdengan proses kalsifikasi tulang rawan. Akibatnya kondrosit mati, dan matriks yang mengalami fragmentasi dan kalsifikasi berfungsi sebagai kerangka struktural untuk pengendapan material tulang.11Segera setelah terjadi pengendapan suatu lapisan material tulang di sekitar tulang rawan yang terkalsifikasi, sel-sel perikondrialis bagian dalam memperlihatkan ptensi osteogeniknya, dan terbentuk suatu kerah periosteal tipis di sekililing bagian tengah batang tulang. Jaringan ikat eksternal ini disebut periosteum. Sel-sel mesenkim dari lapisan dalam periosteum berdiferensiasi menjadi osteoblas yang menyereksi matriks osteoid, suatu jaringan lunak yang semula kolagenosa dan tidak mengandung mineral namun cepat mengalami mineralisasi menjadi tulang. Osteoblas kemudian dikelilingi oleh tulang lacuna mirip lubang dan sekarang disebut osteosit; terdapat satu osteosit per lacuna. Osteosit membentuk suatu hubungan antarsel yang kompleks melalui saluran-saluran halus di tulang disebut kanaliku; saluran-saluran ini ahkirnya membuka ke saluran yang mengandung pembuluh darah. Sel osteoprogenitor juga berasal dari permukaan dalam tulang disebut endosteum. Endosteum melapisi rongga dalam di tulang dan terdiri dari satu lapisan sel osteoprogenitor.11Jaringan mesenkim, osteoblas, dan pembuluh darah membentuk pusat osifikasi primer di tulang yang sedang tumbuh yang bermula di diafisis atau batang tulang panjang, diikuti oleh pusat osifikasi sekunder di epifisis atau permukaan sendi ujung yang memanjang. Disemua tulang panjang yang sedang tumbuh, tulang rawan di diafisis dan epifisis diganti oleh tulang, kecuali di daerah lempeng epifisis, yang terletak di antara diafisis dan epifisis. Pertumbuhan di daerah ini berlanjut dan berfungsi untuk memanjangkan tulang sampai pertumbuhan tulang berhenti. Perluasan kedua pusat osifikasi pada ahkirnya menggantikan seluruh model tulang rawan dan tulang, termasuk lempeng epifisis. Satu-satunya pengecualian adalah ujung bebas atau persendiaan tulang panjang. Disini, selapis tulang rawan hialin permanen menutupi tulang disebut tulang rawan hialin sendi.11 Osifikasi IntramembranosaPada osifikasi intramembranosa , pertumbuhan tulang tidak didahului oleh model tulang rawan, tetapi dari mesenkim jaringan ikat. Sebagian sel mesenkim berdiferensiasi secara langsung menjadi osteoblas yang menghasilkan matriks osteosid, yang cepat mengalami kalsifikasi. Banyak pusat osifikasi yang terbentuk, beranastomosis dan menghasilkan anyaman tulang spongiosa yang terdiri dari batang, lempeng, dan duri yang tipis disebut trabekulae. Osteoblas di lacuna kemudian dikelilingi oleh tulang dan menjadi osteosit. Seperti pada osifikasi endokondral, saat osteosit berada di dalam lakuna, osteosit membentuk hubungan anatrsel yang kompleks melalui kanalikuli.11Mandibula, maksila, klavikula, dan hampir seluruh tulang pipih tengkorak di bentuk melalui metode intramembrosa. Pada tengkorak yang sedang berkembang, pusat-pusat osifikasi tumbuh secara radial, menggantikan jaringan ikat, dan kemudain menyatu. Pada bayi baru lahir, ubun-ubun pada tengkorak adalah daerah berselaput lunak tempat osifikasi intramembranosa di tulang tengkorak sedang mengalami proses osifikasi.11 Jenis TulangPemeriksaan pada tulang melintang memperlihatkan dua jenis tulang, tulang kompak dan tulang spiongiosa/kanselosa. Pada tulang panjang, bagian silindris luar adalah tulang kompak padat. Permukaan dalam tulang kompak di dekat rongga sumsum (cavitas mendullaris) adalah tulang spongiosa (kanselosa). Tulang kanselosa banyak mengandung banyak daerah yang saling berhubungan dan tidak padat; namun kedua jenis tulang memiliki gambaran mikroskopik serupa. Pada bayi baru lahir, rongga sumsum tulang panjang tampak merah dan menghasilkan sel darah. Pada orang dewasa, rongga sumsum tulang panjang tampak kuning dan terisi oleh sel adiposa ( lemak).11Pada tulang kompak, serat kolagen tersusun dalam lapisan-lapisan tulang yang tipis disebut lamella (lamella ossea) yang saling sejajar di bagian tepi tulang, atau tersusun konsentris mengelilingi suatu pembuluh darah. Di tulang panjang, lamella sirkumferensial luar terletak di bagian dalam periosteum. Lamela sirkumferensial dalam mengelilingi rongga sumsum tulang. Lamela konsentrik mengeliingi saluran-saluran dengan pembuluh darah, saraf, dan jaringan ikat longgar yang disebut osteon (sistem harves). Ruang osteon yang mengandung pembulu sarah dan saraf adalah kanalis sentralis. Lakuna dengan osteosit dan tehubung melalui kanalikuli ditemukan di antara lamella pada setiap osteon.11Biokimia Metabolisme tulangTulang secara konstan dihancurkan dan dibentuk kembali dalam proses remodeling tulang. Klinisi yang sedang menangani pasien dengan penyakit tulang tentunya perlu mengetahui sampai ke tingkat mana tulang dihancurkan, dan apakah ada tulang baru yang sedang dibentuk. Marker biokimia untuk resorpsi tulang dan pembentukan tulang dapat berguna dalam mengkaji tingkat penyakit, dan juga dalam pemantauan terapi.12Hidroksiprolin, berasal dari penguraian kolagen, dapat digunakan dalam pemantauan resorpsi tulang. Tetapi, hidroksiprolin urine sangat penting oleh gelatin diet. Maka dibutuhkan adanya marker resorpsi yang lebi baik. Salah satu kandidatnya adalah produk degradasi kolagen lainnya: fragmen molekul yang mengandung pertautan-silang (cross-link) piridinum. Deoksipiridinolin merupakan salah satu cross-link yang spesifik untuk tulang, dan tidak dimetabolisme atau dipengaruhi oleh diet.12Aktivitas enzim fosfatase alkali secara tradisional digunakan sebagai indikator pertukaran (turnover) tulang. Osteoblast yang menjadi dasar bagi struktur kolagen dan matriks mineral tulang memiliki aktivitas enzim fosfatase alkali yang tinggi. Peningkatan aktivitas osteoblast diindikasikan dengan aktivitas fosfatase alkali serum normal yang lebih tinggi. Tetapi, fosfatase alkali juga diproduksi oleh sel yang melapisi kanikuli empedu dan merupakan marker kolestasis. Isoenzim fosfatase alkai pada tulang mungkin dapat diukur, tetapi perlu ada marker yang lebih spesifik dan sensitif.12Osteokalsin memenuhi beberapa persyaratan tersebut. Osteokalsin disintesis oleh osteoblast dan merupakan kandungan tulang non-kolagen yang penting. Tidak semua osteokalsin yang dibuat oleh osteoblast diinkorporasikan ke dalam matriks tulang. Sebagian osteokalsin dilepaskan ke dalam plasama, dan dapat digunakan sebagai infikator aktivitas osteobalst yang sensitif.12

KesimpulanOsteoporosis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama. Osteoporosis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada lansia. Oleh karena itu dari adanya penyakit ini, kita harus mengetahui tulang-tulang mana saja yang rentan terkena osteoporosis. Biasanya pada lansia tulang belakang atau collumna vertebra. Dan juga mengetahui unsur-unsur apa saja yang terkandung di dalam tulang dan apa yang menyebabkan tulang tesebut dapat rapuh.Daftar Pustaka 1. Gartner LP, Hiatt JL. Atlas berwarna histologi , Jakarta: Karisma, 2012; h. 180.2. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat, Jakarta: EGC, 2002; h. 30-7.3. Gambar columna vertebralis. http://scoliosis.co.id/images/Tulang_belakang.png . Diunduh tanggal 24 Maret 2015.4. Gambar vertebra cervicalis. http://gsd.bvs.sld.cu/greenstone/collect/estomato/index/assoc/HASH01be.dir/fig1.101.png. Diunduh tanggal 27 Maret 20155. Gambar atlas. http://pixshark.com/atlas-vetebra-3d.htm . Diunduh tanggal 27 Maret 2015.6. Gambar axis. . http://imgracade.com/1/cervical-vetebra-axis/. Di unduh tanggal 27 Maret 2015.7. Gambar thoracica. http://static.framar.bg/filestore/Thoracalis.jpg . Di unduh tanggal 27 Maret 2015. 8. Gambar lumbal. http://4.bp.blogspot.com/-oIAUNXdEccM/U9Fnxnz-3nl/AAAAAAAAALY/emlo-vkbwOM/s1600/lum.jpg . Di unduh tanggal 27 Maret 2015. 9. Gambar sacrum dan coccygeus . http://classconection.s3.amazonaws..com/523/flashcards/1182523/png/coccyx1331051954717.png. Di unduh tanggal 27 Maret 2015. 10. Eroschenko VP. Atlas histologi diFiore, Jakarta: EGC,2012; h. 83-4.11. Gaw A, Murphy MJ, Cowan RA, OReilly DJ, Stewart MJ, Shepherd J. Biokimia klinis, Jakarta: EGC,2011; h.74.