Makalah PBL Blok 8 Disgestivus Oleh: Agnes 10.2010.068 Kelompok: F4 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna No. 6 – Jakarta Barat e-mail: [email protected]
Makalah PBL Blok 8
Disgestivus
Oleh:
Agnes
10.2010.068
Kelompok: F4
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna No. 6 – Jakarta Barat
e-mail: [email protected]
Pendahuluan
Makan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Dengan makan
maka seseorang mendapatkan energi yang berpindah dari makanan ke dalam tubuhnya
sehingga ia dapat melakukan aktivitas. Untuk mengolah makanan yang dikonsumsi oleh
manusia, dalam tubuh manusia berlaku suatu sistem pencernaan atau digestifus, dimana sistem
ini berfungsi memindahkan zat gizi atau nutrien yang telah dimodifikasi, air dan elektrolit.
Sistem ini pada dasarnya terdiri atas empat tahapan yang memproses makanan sehingga dapat
digunakan di dalam tubuh dalam bentuk atau molekul yang sesuai, tahap itu terdiri dari
motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan. Dalam melakukan empat tahapan itu sistem
pencernaan memiliki salurannya sendiri yang disebut sebagai traktus digestifus.
Gaster merupakan pembesaran lumen tractus digestivus yang berbentuk sebagai
kantong. Ruang dalam gaster dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu cardia, fundus,
corpus/body, dan pilorus. Cardia merupakan bagian gaster yang berhubungan dengan
esophagus, sedangkan bagian gaster yang berhubungan dengan duodenum adalah pilorus.
Sedangkan dindingnya terdiri dari atas empat lapisan umum saluran cerna yaitu mukosa,
submukosa, muskularis eksterna, dan serosa. Lapisan – lapisan ini berfungsi untuk melindungi
bagian-bagian lambung tertentu yang sangat rentan terhadap gesekan-gesekan ataupun
tekanan.
Pada pencernaan yang sehat terdapat suatu keseimbangan antara faktor agresif dan
faktor defensif dari gaster. Faktor agresif gaster antara lain asam dan pepsin, sedangkan faktor
defensif gaster antara lain, sekresi mukus, sekresi bikarbonat, serta aliran darah dalam gaster.
Keseimbangan tersebut dapat digambarkan sebagai faktor agresif mencerna isi lumen gaster
dan menetralisir organisme patogen yang mungkin ikut masuk bersama makanan, sedangkan
faktor defensif melindungi dinding gaster dari efek merusak faktor agresif tadi (melindungi
dari efek autodigestif). Ketidakseimbangan antara kedua faktor tadi dapat menyebabkan
penyakit - penyakit tertentu. Misalnya saja, patogenesis dasar terjadinya gastritis dan tukak
peptik adalah jika terjadi ketidakseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif pada
mukosa gastroduodenal, yaitu peningkatan faktor agresif dan atau penurunan kapasitas defensif
mukosa. skenario pbl ini seorang mahasiswa berusia 19 tahun merasa mual, kembung dan nyeri
ulu hati yang di sebabkan oleh mengonsumsi kopi sebelum sarapan mejadi topik pembahasan
makalah ini.
2
Skenario 8
Seorang mahasiswa berusia 19 tahun merasa mual, kembung dan nyeri ulu hati saat
mengikuti kuliah pagi. Oleh temannya, ia diantar ke poloklinik kampus. Dari anamnesis
diketahui setiap hari ia jarang sarapan pagi dan sehari-hari di kelas ia sering mengkonsumsi
kopi untuk mencegah ngantuk. Dokter yang memeriksa mengatakan ia mengalami ganguan
pada pencernaannya.
Pembahasan
Gaster
Struktur anatomi
Gaster (Lambung) merupakan bagian yang paling lebar dari saluran pencernaan. Pada
posisi berbaring, lambung terletak di region hypochondriaca kiri, epigastrica dan umbilicalis.
Lambung mempunyai peritoneum visceral yang meliputi permukaan anterior dan posterior.
Kedua lapisan tersebut dari curvature minor ke arah hepar membentuk ligamentum
hepatogastrica yang merupakan bagian dari omentum minus. Ke bawah kedua lapisan pada
curvature major berhubungan dengan omentum gastrolienalis dan mesocolon transversum,
membentuk omentum majus. 1
Lambung mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan pylorus), dua lengkungan
(curvature major dan minor) dan dua permukaan (fascies anterior dan posterior). Lambung
terdiri dari lima bagian, yaitu cardia, fundus, corpus, antrum pars pyloric dan pylorus. Cardia
merupakan tempat masuknya esophagus ke dalam lambung. Fundus gastricus yang berbentuk
kubah merupakan bagian lambung yang berada di atas kiri dari ostium cardiacum. Antara
fundus dan pars abdominalis esophagus terdapat sudut tajam, disebut incisura cardiac. Corpus
gastricum yang merupakan bagian utama, terletak kurang lebih vertical antara fundus dan
incisura angularis beralih menjadi pars pyloric. Curvature minor yang merupakan batas kanan
lambung terbentang dari cardiac sampai pylorus. Curvature major yang lebih besar terbentang
dari incisura cardiac terus ke fundus dan pinggir kiri lambung sampai pylorus. Pada curvature
minor di batas antara corpus dengan pars pyloric terbentuk sudut yang disebut incisura
angularis. Pars pylorica terdiri dari antrum pyloricum yang lebar disebelah proximalis dan
canalis pyloricus yang lebih sempit disebelah distalis yang berakhir pada pylorus. Pylorus
merupakan daerah terdapatnya penyempitan berupa sphincter yang umumnya berada dalam
3
keadaan kontraksi tonik. Sphincter pylori mempunyai otot sircularis tebal (musculus sphincter
pylori) yang mengatur aliran isi lambung ke duodenum. 1
Gaster berhubungan dengan sejumlah alat, yaitu hepar diatas, kanan , dan depan,
diaphragm diatas, limpa ke arah kiri, pancreas, ginjal dan glandula suprenalis kiri dibelakang,
kebawah dengan colon dan omentum majus, serta dengan dinding depan abdomen dan thorax
ke depan. Gaster mempunyai permukaan anterior dan posterior yang bertemu pada curvature
major dan minor. Fascies anterior diliputi oleh peritoneum visceralis dari cavum pertoneium
dan berhubungan dengan lobus kiri hepar, diaphragm, iga-iga dan dinding depan abdomen.
Hubungan dengan costae dan dinding depan abdomen tergambar pada apa yang disebut lapang
lambung (magenfeld), yaitu hubungan lambung langsung dengan dinding depan thorax dan
dinding depan abdomen. Batas-batas lapang lambung adalah pada hepar disebelah kanan,
diaphragma dan paru-paru kiri disebelah atas, limpa disebelah kiri dan mesocolon transversum
dibawah. Bagian lapang lambung yang berada dibelakang iga yang disebut ruang traube dengan
batas-batasnya di medial pada pinggir kiri sternum, diatas pada garis dari rawan iga enam ke
pinggir bawah rawan iga sembilan pada medioclavicularis, dan dibawah pada arcus costarum. 1
Facies posterior diliputi peritoneum visceral dari bursa omentalis yang tepat berada dibelakang
lambung. Hubungan fascies posterior dengan bursa omentalis dan sejumlah alat membentuk
palungan lambung, lekukan yang terbentuk oleh bursa omentalis, bersama diaphragma, lien dan
glandula suprarenalis kiri kearah atas, serta bagian atas ren kiri, corpus dan cauda pancreas, dan
mesocolon transversum kearah bawah. Fundus lambung terletak pada kubah diaphragma. 1
Gambar 1. Struktur anatomi gaster.2
Lambung mendapat darah dari cabang-cabang arteria celiac, yaitu arteriae gastric
sinistra et dextra, gastro omentalis ( epiploica) dextra et sinistra, dan gestricae breves. A.
Gastric sinistra yang merupakan cabang langsung dari a. Celiac berjalan ke esophagus dan
4
turun kembali ke curvature minor. A. Gastroomentalis dextra merupakan cabang dari a.
Gastroduodenalis (yang merupakan cabang dari a. Hepatica communis). A. Gastroomentalis
sinistra dan a. Gastricae breves merupakan cabang dari a. Lienalis.1
Vena gastric dextra dan sinistra mengalirkan darah langsung ke dalam vena porta
hepatis, sedang v. Gastroomentalis kiri dan venae gastricae breves masuk ke vena lienalis,
sedang v. Gastroomentalis kanan masuk ke v. Mesenterica superior terus ke v. Porta hepatica. 1
Saluran limfe lambung mengikuti perjalanan arteriae sepanjang curvature major dan minor
sebagai nodi limphatici. Gastroomentalis, nodi lymphatici. Gastrica, pancreaticolienalis dan
nodi lymphatici. Pyloric (didepan caput pancreas) yang semuanya dialirkan ke nodi
lymphatici. Celiac. 1
Persarafan parasimpatis berasal dari cabang-cabang n. Vagus, sedang yang dari sistem
simpatis berasal dari plexus celiacus. Serabut-serabut eferen dari sistem simpatis berasal dari
segmen thotacal 6-9.1
Gambar 2. Vascularisasi gaster.2
Struktur histologi
Dinding gaster terdiri dari empat lapisan utama yang dapat ditemukan di struktur organ
gastrointestinal lainnya, yaitu mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa, Tunika
mukosa gaster dilapisi epitel selapis torak. Foveola gastrika berupa sumuran kecil di antara
tonjolan mukosa. Yang terlihat sebagai tonjolan sebenarnya adalah mukosa di antara dua
sumuran. Di dasar foveola terdapat muara kelenjar fundus yang merupakan kelenjar tubolosa
simpleks, yang biasanya tidak berkelok. Foveola gastrika di fundus meliputi 1/3 bagian
ketebaalan mukosa, sedangkan kelenjar mencapai 2/3 bagiannya. Kelenjar fundus memenuhi
lamina propia. Macam-macam sel yang menyusun kelenjar fundus3,4:
5
- Sel mukus leher (mucous neck cell) bentuk sel torak, mirip sel epitel mukosa,
terdapat di leher kelenjar. Inti sel lonjong terletak di dasar sel. Sitoplasma bagian
apikal kadang mengandung granula.
- Sel HCL atau pariental (oxyntic cell), bentuknya mirip segitiga atau bulat.
Sitoplamanya merah dengan inti bulat, biru ditengah kromatin padat terutama pada
istmus kelenjar.
- Sel zimogen (chief cell) bentuknya mirip sel HCl, di antara selnya terdapat HCl,
selnya agak basofil dengan granula pada apikalnya, inti selnya bulat dan dekat ke
basal.
Tunika muskulais mukosa terdapat dibawah lamina propia yang kadang terdesak oleh
kelenjar fundus. Tunika submukosanya merupakan jaringan iakt jarang dimana terdapat pleksus
Meissneri. Tunika muskularis sirkularis lebih tebal daripada yang longitudinal, daerah ini juga
terdapat pleksus Auerbach antara keduanya. Tunika serosa merupakan jaringan ikat jarang
dengan dilapisi epitel selapis gepeng (peritoneum).Tunika mukosa pada pilorus juga
mempunyai foveola gastrica dilapisi epitel selapis torak, foveola ini dalam meliputi 2/3
ketebalan mukosa dan 1/3 ditempati kelenjar pilorus yang tampak homogen karena semua
selnya adalah sel mukus tunika muskilaris mukosa, submukosa, dan serosa merupakan
kelanjutan dari daerah fundus. Pada tunika muskularis bagian sirkulernya menebal membentuk
sfingter pilori4.
Gambar 3. Struktur histologi gaster.5
Mekanisme Gaster
Lambung melakukan beberapa fungsi dimana yang terpenting adalah menyimpan
makanan yang masuk sampai disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai dengan
pencernaan dan penyerapan yang optimal. Karena usus halus adalah tempat utama perncernaan
dan penyerapan, lambung perlu menyimpan makanan dan menyalurkan sedikit demi sedikit ke
6
duodenum dengan kecepatan yang tidak melebihi kapasitas usus, fungsi lainya adalah unutk
mensekresikan asam hidroklorida (HCl) dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein.
Akhirnya, melalui gerakan mencampur lambung dengan sekresi lambung, makanan yang
masuk dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung unutk menghasilkan campuran kental
yang dikenal sebagai kimus. Terdapat empat aspek motilitas lambung: Pengisian,
Penyimpanan, Pencampuran, dan Pengosongan lambung.6
Pengisian lambung jika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml, tetapi organ
ini dapat mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter (1000 ml) ketika makan.
Akomodasi perubahan volume yang besarnya hingga 20 kali lipat menimbulkan ketegangan
pada dinding lambung dan sangat meningkatkan tekanan intralambung dan sangat
meningkatkan tekanan intralambung jika tidak terdapat plastisitas otot polos lambung dan
relaksasi reseptif lambung pada saat ia terisi. Plastisitas mengacu pada kemampuan otot polos
mempertahankan ketegangan konstan dalam rentang panjang yang lebar, tidak seperti otot
rangka dan otot jantung, yang memperlihatkan hubungan panjang ketegangan. Dengan
demikian pada saat serat otot polos lambung teregang pada pengisian lambung, serat-serat itu
melemas tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan otot. Namun, peregangan yang melebihi
batas tertentu akan memicu kontraksi yang dapat menutupi perilaku plastisitas yang pasif
tersebut. Peregangan dalam tingkat tertentu menyebabkan depolarisasi sel-sel pemacu,
sehingga sel-sel itu mendekati potensial istirahat yang membuat potensial gelombang lambat
mampu mencapai ambang dan mencetuskan aktivitas kontraktil. Sifat dasar otot polos itu
diperkuat relaksasi refleks lambung saat terisi. Interior lambung membentuk lipatan yang
disebut rugae yang selama makan akan mengecil dan mendatar saat lambung perlahan melemas
terisi, disebut relaksasi reseptif, dimana relaksasi ini meningkatkan kemampuan lambung
mengakomodasi volume makanan tambahan dengan sedikit saja penaikan tekanan. Bila
makanan yang masuk lebih dari satu liter maka seseorang akan tidak nyaman, relaksasi reseptif
diperantarai saraf vagus6.
Penyimpanan lambung. Sebagian sel otot polos lambung dapat mengalami
depolarisasi parsial yang otonom dan berirama, sel ini terletak di fundus bagian atas dari gaster.
Sel-sel ini menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah sepanjang
lambung menuju sfingter pilorus dengan kecepatan 3 gelombang per menit. Pola depolarisasi
ini atau BER (basic electrical rhythm) lambung, berlangsung secara terus menerus dan
mungkin disertai kontraksi lapisan otot polos sirkuler lambung. Bergantung pada tingkat
eksitabilitas otot polos, BER dapat dibawa ke ambang oleh aliran arus dan mengambil potensial
7
aksi, yang kemudian memulai kontraksi otot yang dikenal sebagai gelombang peristaltik yang
menyapu isi lambung dengan kecepatan BER, tiga kali per menit. Gelombang peristaltik
kemudian menyebar ke seluruh fundus dan korpus melalui antrum dan sfingter pilorus. Karena
lapisan otot lapisan otot di fundus dan korpus tipis, kontraksi peristaltik di kedua daerah
tersebut lemah. Saat sampai di anthrum gelombang menjadi jauh lebih tebal. Karena di fundus
dan korpus gerakan mencampur yang terjadi kurang kuat, makanan yang masuk ke lambung
tersimpan tenang tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya tidak menyimpan
makanan tapi hanya berisi sejumlah gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke
antrum tempat berlangsung pencampuran makanan1.
Pencampuran lambung. Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan
penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap
gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Kontraksi
tonik sfingter polirus dalam keadaan normal menjaga sfingter hampir tertutup rapat. Lubang
sisa yang tersedia cukup unutk air dan cairan lain lewat, tetapi terlalu kecil unutk kimus yang
kental, kecuali kimus terdorong oleh gerakan peristaltik yang kuat. Walupun demikian dari 30
ml kimus yang ditampung antrum hanya beberapa mililiter isi yang akan terdorong ke
duodenum setiap gelombang peristaltik. Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas diperas
keluar, gelombang sudah mencapai sfingter pilorus mengakibatkan kontraksi kuat sfingter
menutup pintu dan menghambat aliran kimus. Bagian terbesar kimus antrum yang terdorong ke
depan dan tertolak kembali saat gelombang baru datang disebut gerakan retropulsi
menyebabkan kimus bercampur merata di antrum.6
Pengosongan lambung Kontraksi peristaltik antrum selain menyebabkan pencampuran
lambung juga menghasilkan gaya pendorong unutk mengosongkan lambung. Jumlah kimus
yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter tertutup erat
terutama bergantung pada kekuatan peristalsis. Intensitas peristaltis antrum dapat sangat
bervariasi di bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum; sehingga
pengosongan lambung diatur oleh faktor lambung dan duodenum. Dengan sedikit
menimbulkan depolarisasi atau hiperpolaisasi otot polos lambung, faktor-faktor tersebut
mempengaruhi ekstabilitas, semakin sering BER menghasilkan potensial aksi, semakin besar
aktivitas peristaltik di antrum, dan semakin cepat pengosongan lambung.6
Table 1. Faktor yang mengatur motilitas dan pengosongan lambung6.
8
Kantung lambung merupakan sumber eksresi getah lambung. Setiap hari lambung
mengeluarkan sekitar dua liter getah lambung. Sel-sel yang bertanggung jawab untuk
mensekresinya adalah mukosa oksintik yang melapisi kospus dan fundus, daerah kelenjar
pilorik (PGA: pyloric gland area) melapisi antrum. Pintu masuk leher kantung dilapisi oleh sel
leher mukosa, bagian kantung lebih dalam dilapisi oleh sel-sel utama (chief cell), pada bagian
luar kantung lambung tidak berkontak dengan lumen terdapat sel parietal. Sel leher mukosa
cepat membelah dan berfungsii sebagai sel induk bagi semua sel baru mukosa lambung. Sel
baru yang dihasilkan dari pembelahan akan bermigrasi ke luar lambung menjadi sel epitel
permukaan atau ke bawah berdifernsiasi menjadi sel utama atau sel parietal. Sekresi pada
lambung antara lain adalah6,7:
Sekresi asam hidroklorida. Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCl ke dalam
lumen kantung lambung yang kemudian mengalirkannya ke dalam lumen lambung. pH isi
lumen turun sampai serendah 2 akibat sekresi HCl. Ion hidrogen (H+) dan ion klorida (Cl-)
secara aktif ditransportasikan oleh pompa yang berbeda di membran plasma sel parietal. Ion
hidrogen secara aktif dipindahkan melawan gradien konsentrasi yang sangat besar, dengan
konsentrasi H+ di dalam lumen mencapai 3-4 juta kali lebih besar dari pada konsentrasinya di
dalam darah. Karena untuk memindahkan H+ melawan gradien konsentrasi yang besar
diperlukan banyak energi sel-sel perietal memiliki banyak mitokondria, yaitu organel energi.
Klorida juga disekresikan secara aktif tetapi melawan gradien konsentrasi yang jauh lebih kecil,
yaitu sekitar 1,5 kali saja. Ion H+ yang disekreksikan tidak dipindahkan dari plasma tapi berasal
dari proses-proses metabolisme di dalam sel parietal. Bila sebuah H+ disekresikan, netralitas
interior sel dipertahankan oleh pembentukan H+ yang baru dari asam karbonat (H2CO3) unutk
menggantikan H+ yang keluar. Sel-sel parietal memiliki banyak enzim karbonat anhidrase
9
sehingga H2O mudah berikatan dengan CO2 yang diproduksi oleh sel parietal melalui proses
metabolisme atau bedifusi masuk dari darah. Kombinasi antara H2O dan CO2 menghasilkan
H2CO2 yang secara parsial akan terurai menjadi H+ dan HCO3-. Ion H+ yang dihasilkan ini
menggantikan H+ yang disekresikan. HCO3- yang terbentuk dipindahkan ke dalam plasma oleh
pembawa yang sama dengan yang mengangkut Cl- dari plasma ke dalam lumen lambung serupa
dengan pergeseran Cl- dalam sel darah merah. Pertukaran HCO3- dan Cl- mempertahankan
netralitas listrik plasma selama sekresi HCl. Walau HCl tidak mencerna apapun zat ini
berfungsi mengakifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin dan
membentuk lingkungan asam yang optimal untuk aktivitas pepsin; membantu menguraikan
serat otot dan jaringan ikat, sehingga partikel makanan berukuran besar dapat dipecah menjadi
partikel kecil; dan bersama lizosim air liur mematikan sebagian besar mikroorganisme yang
masuk bersama makanan.
Sekresi pepsinogen. Konstituen percernaan utama pada getah lambang adalah
pepsinogen, suatu molekul enzim inaktif yang disintesis dan dikemas oleh kompleks golgi dan
retikulim endoplasma sel utama. Pepsinogen disimpan di sitoplasma sel utama di dalam vesikel
sekretorik yang dikenal sebagai granula zimogen, dan dari sana pepsinogen dikeluarkan melalui
proses eksositosis bila ada stimulasi yang sesuai. Pada saat disekresikan ke dalam lumen
lambung, molekul pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl menjadi bentuk aktif, pepsin.
Setelah terbentuk pepsin bekerja pada molekul pepsinogen lain dan menghasilkan lebih banyak
pepsinogen, ini disebut dengan proses otokatalitik (“self-activating”). Pepsin memulai
percernaan protein dengan memecah ikatan asam amino tertentu diprotein untuk menghasilkan
fragmen-fragmen peptida (rantai pendek asam amino); enzim ini bekerja paling efektif pada
lingkungan asam. Karena dapat mencerna protein enzim harus disimpan dan disekresikan
dalam bentik inaktif, sehingga tidak mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk, sampai saat
zat inaktif tersebut mencapai lumen lambung, diaktifkan oleh HCl.
Sekresi mukus. Permukaan mukosa lambung dilindungi oleh selapis mukus, yang
berasal dari sel epitel permukaan dan sel leher mukosa. Mukus ini berfungsi sebagai sawar
protektif mengatasi beberapa bentuk cedera terhadap mukosa lambung. Karena sifat
lubrikasinya mukus melindungi mukosa lambung dari cedera mekanis. Mukus membantu
melindungi dinding lambung dari pencernaan diri (self-digestion) karena pepsin dihambat bila
berkontak dengan lapisan mukus yang membungkus dinding lambung. Karena bersifat alkalis,
mukus membantu melindungi lambung dari cedera asam dengan menetralisasi HCl yang
terdapat di mukosa lambung.
10
Sekresi faktor intrinsik. Faktor intrinsik , sesuatu produk sekretorik sel pariental
selain HCl, penting dalam penyerapan vitamin B12 dan hanya dapat diserap jika berikatan
dengan faktor tersebut. Penyerapan vitamin B12 dilaksanakan oleh mekanisme transportasi
khusus, mungkin endotosis, di bagian akhir ileum (ileum terminalis). Vitamin B12 esensial
unutk pembentukan sel darah merah yang normal. Apabila tidak terdapat faktor intrinsik
vitamin B12 tidak dapat diserap, sehingga produksi eristrosit terganggu dan timbul anemia
pernisiosa. Kadang-kadang mukosa oksintik mengalami atriofi atau degenerasi. Jika sel-sel
parietal dan sel-sel utama lenyap, lambung tidak mampu mensekresikan pepsinogen, HCl, dan
faktor intrinsik. Walaupun secara normal pepsin dan asam sudah memulai pencernaan protein.
Jika diperlukan, enzim-enzim pankreas dan usus halus dapat menyelesaikan pencernaan
protein. Konsekuensi paling merugikan dari atrofi mukosa lambung adalah hilangnya faktor
intrinsik dan muncul anemia pernisiosa.
Sekresi gastrin. Sel-sel endokrin khusus, sel G yang terletak di daerah kelenjar pilorus
(PGA) lambung mensekresikan gastrin ke dalam darah apabila mendapatkan rangsangan yang
sesuai. Setelah diangkut dalam darah kembali ke mukosa oksintik, gastrin merangsang sel
utama dan sel parietal, sehingga terjadi peningkatan sekresi getah lambung yang sangat asam.
Gastrin juga bersifat trofik (mendorong pertumbuhan) mukosa lambung dan usus halus,
sehingga keduanya dapat mempertahankan kemampuan sekresi mereka.
Sekresi-sekresi tersebut memelalui tiga tahapan yaitu tahap sefalik (saat makanan belum
mencapai lambung), tahap lambung yaitu selama mekanan mencapai lambung dan berada di
lambung, dan tahap usus setelah kimus meninggalkan lambung. Pencernaan di lambung yang
terjadi adalah pencernaan atau digesti protein oleh pepsinogen yang aktif yaitu pepsin dan
karbohidrat yang dicerna oleh amilase salifa yang terbawa bersama bolus dan tetap bekerja di
bagian interior bolus yang tidak berkontak langsung dengan hasil sekredi lambung sehingga
pH-nya masih menunjang amilase bekerja6,7.
Faktor yang dapat menyebabkan mual, muntah nyeri ulu hati
Nyeri di ulu hati dapat disebabkan oleh gejala maag dan batu empedu. Mereka yang
memiliki batu pada kandung empedu biasanya merasakan nyeri ulu hati yang hilang timbul.
Kadang kala, rasa nyeri itu seolah menjalar ke bagian belakang tubuh. Penyebabnya
adalah makanan berlemak atau bisa juga dikaitkan dengan kadar kolesterol yang terlalu tinggi.
Batu empedu adalah endapan kolesterol, bilirubin, atau garam kalsium lainnya yang terbentuk
di kantung empedu atau di dekat saluran empedu.8 Kombinasi dari mual, muntah dan nyeri di
11
ulu hati merupakan gejala umum dari gastritis. Rasa sakit dan tidak nyaman ini biasanya berupa
nyeri di ulu hati, kembung, mual, muntah, nafsu makan menurun, rasa cepat kenyang sehabis
makan dan muncul sendawa, kadang disertai gejala pusing atau mabuk, jantung berdebar-debar,
wajah pucat. U.S. National Library of Medicine memberikan beberapa kemungkinan penyebab
penyakit maag, antara lain merokok atau minum alkohol, memburuknya kondisi lapisan dalam
perut, terkena infeksi bakteri atau virus, mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti obat
nonsteroid anti radang seperti aspirin, kandungan asam dalam perut yang berlebihan,
mengonsumsi zat atau bahan mengandung racun. Penyebab lain sakit maag adalah pola makan
yang tidak teratur, gaya hidup yang tidak sehat, stres, jam tidur yang tidak baik, serta meminum
kopi dalam takaran yang besar dan berulang-ulang.9
Fungsi Makan Pagi
Makan pagi atau sarapan berfungsi untuk membantu mengendalikan masalah kenaikan
berat badan dan kegemukan bagi setiap orang. Makanan yang dipilih sebagai sarapan membuat
perbedaan besar bagi kesehatan badan. Sarapan akan membantu memulihkan energy yang
hilang selama tidur. Membiasakan sarapan akan meningkatkan metabolism atau laju
pembakaran kalori. Akibatnya, tubuh akan lebih berenergi dan mengendalikan berat badan
dengan lebih gampang.10
Kesimpulan
Sarapan di pagi hari sangat penting untuk memulihkan energy yang hilang selama
tidur. pada saat bangun pagi, kondisi lambung kosong, sementara itu organ lambung terus
menerus mensekresikan asam dan getah lambung yang dapat merusak mukosa lambung jika
dalam keadaan kosong. Dengan adanya bolus atau makanan yang masuk ke lambung, kondisi
asam lambung dapat ternertalisir. Dengan mengonsumsi kopi sebelum makan dapat memicu
kinerja sekresi lambung, kondisi asam didalam lambung akan terus menerus mengiritasi daerah
mukosa lambung yang menyebabkan kinerja sistem lambung menurun, oleh karena itu sarapan
atau mengonsumsi makanan secara teratur sangat lah penting untuk menjaga kesehatan.
Daftar Pustaka
1. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2008. h. 52-9.12
2. R. Putz, R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 14 Jilid 2. Jakarta: EGC. 2006.
3. Eroschenko VP. Atlas histologi di Fiore dengan kolerasi fungsional. Edisi 9. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.
4. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik
histologi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2009.
5. Kindangen K, Inggriani YK, Salim D. Buku ajar digestivus. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2014.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2001.
7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC;
2004.
8. Sakit perut gejala penyebab dan solusinya. 21 Maret 2010. Diunduh dari
doktersehat.com, 26 Juli 2010.
9. PT. Habbatussauda International. Maag dan penanganannya. Diunduh dari
habbatussaudainternational.com, 26 Juli 2010.
10. Pangkalan ide. Seri diet korektif-diet atkins. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2007.
h.6.
Gaster :
13
Mengandungi epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet. Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastrica. Pada lamina propria terdapat kelenjar di cardia, fundus maupun pilorus. Kelenjar ini mulai dari dasar gastric pit meluas kearah tunika muakularis mukosa. Pada kelenjar fundus terdapat 4 macam sel yaitu :
1. Chief cell :Merupakan sel terbanyak, Berbentuk piramid, inti di basal, oval, kromatin agak padat, Pada bagian apikal sel terdapat butir-butir zymogen yang mengandung pepsinogen2. Parietal cell/ Oxyntic cell/ HCL cell: Menghasilkan HCL dan faktor intrinsik lambung, Bentuk oval/poligonal, Bnyk tdp pd korpus kelenjar, Inti bundar, 1-2, Sitoplasma asidofil3. Mucous Neck cell : Bentuk sel kubus atau torak rendah, Sitoplasma bergranula
halus pucat (mengandung musigen), Lebih pucat dari chief cell, Mucigen dari epitel permukaan lebih kental dan tergolong neutral polysacharida
4. Argentafin cell/ enterochromafin cell/ enteroendocrine cel : Dpt dilihat dgn pewarnaan perak atau garam chromium (berwarna kuning kecoklatan); Di gaster terdapat beberapa sel enteroendokrin yg mensekresi serotonin, histamin, gastrin dan enteroglukagon.
LambungGetah lambung merupakan cairan jernih bewarna kuning pucat yang mengandung HCl
0,2-0,5% dengan pH 1. Getah lambung terdiri atas 97-99% air dan sisanya musin (lendir) serta garam anorganik, enzim pencernaan (pepsin dan renin), dan lipase.
Pepsin- Fungsi utama untuk hidrolisis molekul protein menjadi peptide- Disekresikan dalam bentuk inaktif. Jika diperlukan maka akan berubah bentuk dari
pepsinogen menjadi pepsi. Renin
- Fungsi utama mengubah kaseinogen menjadi kasein- Hanya terdapat pada lambung bayi untuk mengolah susu
Lipase- Fungsi utama hidrolisis tri-asilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol
14