Abstrak :Rubeola adalah suatu infeksi virus yang sangat menular,
yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan
selaput ikat mata/ konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini
disebabkan oleh paramiksovirus, dapat ditularkan melalui percikan
ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokon penderita rubeola. Masa
inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Pengobatan untuk
rubeola, anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk menurunkan
demam, diberikan Acetaminophen atau Ibuprofen. Pencegahan dengan
diberikan vaksin pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama
diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia
4-6 tahun.Kata kunci: Rubeola, konjungtiva, acetaminophen.Abstract
:Rubeola is an infectious virus that is contagious, which is marked
by fever, cough, conjunctivitis and skin infection. This disease is
caused by paramiksovirus, which is infected through spit from nose,
mouth, as well as rubeola sufferers throat. The incubation time is
10 to 14 days before the disease occurs. The medication for rubeola
is that the child or sufferer is advised to go through tirah
baring. To lower down fever, the sufferer should be given
Acetaminophen or Ibuprofen. The prevention is by giving vaccine at
the age of 9 months. In the form of MMR, the first dosage is given
at the age of 12 to 15 months, and the second dosage is given at
the age of 4 to 6 years.Key words: Rubeola, conjunctivitis,
acetaminophen.PendahuluanPenyakit infeksi merupakan masalah
kesehatan yang terbesar di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
negara Indonesia merupakan negara beriklim tropis. Di daerah tropis
suhu lingkungan sangat tinggi, merupakan suhu yang sangat ideal
tumbuhnya mikroorganisme dengan subur. Salah satu penyakit infeksi
yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah
penyakit campak. Penyakit ini disebabkan oleh virus terutama
menyerang bayi dan anak yang sampai saat ini tidak ada obat khusus
untuk mengobatinya. Campak merupakan penyakit akut yang mudah
sekali menular dan sering terjadi komplikasi yang serius. Campak
menyerang hampir semua anak kecil yang disebabkan oleh virus dan
menular melalui saluran pernafasan yang keluar saat penderita
bernafas. Pada daerah dengan penduduk yang padat, penyakit campak
sering disertai dengan infeksi sekunder seperti pnemoni, diare,
otitis media akut dan ini sering terjadi pada anak dengan gizi
kurang. Bila komplikasi ini menjadi parah dapat menimbulkan
kematian. Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah penyakit ini
adalah dengan melakukan pencegahan jangka panjang dengan memberikan
imunisasi pada bayi dan anak. Dengan imunisasi diharapkan anak
tidak akan menderita penyakit campak dalam rentang waktu yang
panjang. Walaupun program imunisasi sudah dijalankan, namun angka
kejadian penyakit ini masih tetap tinggi terutama di negara yang
sedang berkembang. Hal ini karena imunisasi yang tidak berjalan
dengan baik. Imunisasi kurang tersebut bisa disebabkan oleh banyak
faktor. Seperti tingkat pendidikan masyarakat yang rendah mengenai
pentingnya imunisasi campak, lalu kurangnya penyuluhan tertuma bagi
masyarakat di pedesaan, lingkungan yang sulit dijangkau untuk
melakukan imunisasi ataupun penyuluhan, dan juga kurangnya tenaga
medis untuk melakukan imunisasi. Faktor lain seperti kebersihan
lingkungan dan kurangnya asupan gizi pada bayi dan anak juga dapat
mempengaruhi anak tersebut terkena penyakit campak. Campak hanya
akan menulari sekali dalam seumur hidup. Bisa terjadi pada
anak-anak yang masih kecil maupun yang sudah besar. Bila daya tahan
tubuh anak kuat, bisa saja anak tersebut tidak terkena campak sama
sekali.
AnamnesisAnamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara
dokter dan pasien dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan
nonverbal mengenai riwayat penyakit si pasien.Ada 2 jenis anamnesis
yang umum dilakukan, yakni autoanamnesis dan alloanamnesis atau
heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan teknik
autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap
pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter
dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik
karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa
yang sesungguhnya dia rasakan.1Meskipun demikian dalam prakteknya
tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien yang tidak
sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan,
atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk
menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang didapat dari informasi
orang lain ini disebut Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Tidak
jarang dalam praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama
auto dan alloanamnesis.1Seorang ibu membawa anak perempuannya yang
berusia 2 tahun ke IGD Rumah Sakit karena demam sejak 3 hari yang
lalu. Anamnesis yang didapat berdasarkan skenario adalah
alloanamnesis, dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan pasien
untuk memberikan informasi. Pada alloanamnesis didapatkan informasi
bahwa pasien terdapat bintik-bintik kemerahan.1Identitas. Identitas
meiliputi nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis
kelamin, nama orang tua atau penanggung jawab, alamat, pendidikan,
pekerjaan, suku bangsa dan agama. Keluhan Utama. Menanyakan keluhan
yang dirasakan pasien sehingga pasien tersebut pergi ke dokter dan
mencari pertolongan. Selain itu keluhan utama harus disertai dengan
indikator waktu, berapa lama pasien mengalami hal tersebut.Riwayat
Penyakit Sekarang. Riwayat penyakit sekarang juga harus ditanyakan,
yaitu cerita yang kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan
kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang
berobat. Hal yang harus ditanyakan adalah: Waktu dan lamanya
keluhan berlangsung Sifat dan beratnya serangan Lokalisasi dan
penyebarannya, menetap, menjalar, atau berpindah-pindah
Keluhan-keluhan yang menyertai serangan, misalnya keluhan yang
mendahului serangan, atau keluhan lain yang bersamaan dengan
serangan Apakah keluhan baru pertama kali atau sudah berulang kali
Apakah ada saudara sedarah, atau teman dekat yang menderita keluhan
yang sama Riwayat perjalanan ke daerah yang endemis untuk penyakit
tertentu Perkembangan penyakit, kemungkinan telah terjadi
komplikasi atau gejala sisa Upaya yang telah dilakukan dan
bagaimana hasilnya, jenis-jenis obat yang telah diminum oleh
pasien; juga tindakan medik lain yang berhubungan dengan penyakit
yang saat ini dideritaRiwayat Penyakit Dahulu. Menanyakan kepada
pasien atau penanggung jawabnya, apakah dulu pernah mempunyai
penyakit yang berhubungan dengan penyakit yang di deritanya
sekarang atau yang dapat memberatkan penyakitnya sekarang.2Riwayat
Penyakit dalam Keluarga. Menanyakan kepada pasien atau penanggung
jawabnya, apakah di dalam keluarga pasien ada yang pernah atau
sedang menderita penyakit menurun atau infeksi.2Riwayat Pribadi.
Menanyakan bagaimana kondisi sosial, ekonomi dan
kebiasaan-kebiasaan pasien. Asupan gizi pasien juga perlu
ditanyakan, meliputi jenis makanannya, kuantitas dan kualitasnya.
Selain itu, harus ditanyakan juga bagaimana lingkungan tempat
tinggal pasien, apakah termasuk lingkungan yang
endemik.2SymptomGejala yang tampak pada pasien ini adalah : Bercak
kemerahan pada wajah. Demam sejak 3 hari yang lalu.
PemeriksaanPemeriksaan terbagi menjadi 2 yaitu: pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang contohnya pemeriksaan
laboratorium.1,2Pemeriksaan Fisik Pada stadium kataral manifestasi
yang tampak hanya demam (biasanya tinggi) dan tanda-tanda
nasofaringitis dan konjungtivitis.1,2 Pada umunya anak tampak
lemah.1,2 Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium
kataral).1,2 Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas: ruam
makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti
pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian seluruh
tubuh.1,2Pemeriksaan PenunjangPada pemeriksaan darah didapatkan
jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi
infeksi bakteri. Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat
untuk memastikan adanya infeksi campak akut. Karena IgM mungkin
belum dapat dideteksi pada 2 hari pertama munculnya rash, maka
untuk mengambil darah pemeriksaan IgM dilakukan pada hari ketiga
untuk menghindari adanya false negative. Titer IgM mulai sulit
diukur pada 4 minggu setelah muncul rash. Sedangkan IgG antibodi
dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak IgG dapat
dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah onset. IgG
masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian. Virus measles
dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang
diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24
jam setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama
sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.1,2
Diagnosis BandingVarisela/cacar air.Cacar air merupakan penyakit
kulit yang umum dikenal masyarakat. Hampir semua orang dari
anak-anak sampai dewasa pernah terkena cacar air. Sering kita bisa
memperkirakan seseorang sudah terkena cacar air dari adanya bekas
luka di wajah, berupa bopeng. Cacar air bersifat musiman. Disebut
musiman karena sifatnya yang sangat mudah menular. Bila ada 1
penderita cacar air, sangat besar akan diikuti oleh
penderita-penderita lainnya. Bila di satu keluarga ada yang
terkena, maka akan disusul episode-episode anggota keluarga
lainnya. Cacar air merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
virus Varicella-zoster. Virus ini menginfeksi manusia dengan sifat
sistemik, maksudnya virus ini menimbulkan reaksi menyeluruh, bukan
bersifat lokal. Penderita cacar air menularkan penyakitnya ke orang
lain melalui cara:3 Droplet (partikel cairan yang dikeluarkan dari
mulut pada waktu bersin, batuk, atau berbicara yang mengandung
kuman penyakit, yaitu virus Varicella-zoster) yang masuk ke tubuh
orang sehat. Melalui kontak langsung, bersentuhan dengan
penderita.Setelah masuk ke tubuh manusia, virus akan memperbanyak
diri dan menyebar ke jaringan setempat melalui aliran darah dan
aliran getah bening. Virus memperbanyak diri kembali hingga virus
menyebar ke seluruh tubuh dan terutama mencapai kulit dan selaput
lendir. Periode menular 1-2 hari sebelum, sampai 5-6 hari setelah
timbulnya ruam. Seseorang saat pertama kali terkena virus ini akan
menampilkan gejala-gejala cacar air dan setelah itu, virus ini akan
berdiam di dalam tubuh sehingga kita memiliki ketahanan terhadap
virus tersebut. Jika virus ini aktif kembali maka virus ini muncul
dengan gejala yang sedikit berbeda dari cacar air dan disebut
herpes zoster dimana secara umum gejala yang terjadi adalah rasa
nyeri hebat atau rasa panas terbakar saat tubuh Anda bersentuhan
dengan sesuatu meskipun sentuhan ringan seperti baju dan juga
disertai dengan timbulnya gelembung-gelembung berisi cairan yang
mirip dengan cacar air.3
EpidemiologiInsidensi varisela di Amerika diperkirakan 3,1-3,5
juta tiap tahun. Meskipun belum ada penelitian di Indonesia, namun
kasus varisela yang dirawat di beberapa rumah sakit besar ada lima
provinsi menunjukkan angka yang cukup tinggi. Sekitar 607 kasus
dilaporkan oleh rumah sakit tersebut selama kurun waktu tahun
1994-1995. Penyakit ini sangat mudah menular, yaitu melalui
percikan ludah dan kontak. Infeksi ini menyerang semua usia
termasuk neonatus (varisela kongenital) dengan puncak insidensi
pada usia 5-9 tahun. Sembilan puluh persen pasien varisela berusia
kurang dari 10 tahun. Sementara itu, herpes zoster menyerang
kelompok usia yang lebih dewasa. Di Indonesia, dari data rumah
sakit yang terbatas itu, sebagian besar penderita berusia 5-44
tahun. Belum ada penjelasan yang memadai mengapa di Indonesia
terdapat perbedaan.4 Di Amerika Serikat sekitar 90% penduduk dewasa
mempunyai kekebalan terhadap varisela. Penderita dapat menularkan
penyakit selama 24 jam sebelum kelainan kulit (erupsi) timbul
sampai 6 atau 7 hari kemudian. Kekebalan varisela berlangsung
seumur hidup setelah seseorang terkena serangan penyakit ini satu
kali. Angka kematian penyakit ini relatif rendah. Di Amerika
Serikat rata-rata kematian adalah 2 per 100.000 penduduk, tetapi
bisa meningkat sampai 30 per 100.000 pada orang dewasa. Kematian
biasanya terjadi karena adanya komplikasi. Komplikasi cacar air
jarang timbul pada anak yang sehat. Ensefalitis jarang terjadi,
tetapi bila muncul sering melibatkan serebelum. Anak tampak ataksia
3 sampai 8 hari setelah awitan ruam. Tidak kurang dari 80% anak
dengan cacar air akan sembuh sempurna.4 Pneumonia merupakan
komplikasi yang jarang pada anak, tetapi itu dapat merupakan bagian
dari bentuk penyakit yang sangat berat yaitu ketika ruam berbentuk
haemoragik. Keadaan ini lebih mungkin terjadi pada anak dengan
defisiensi imun, terutama pada anak penderita leukemia yang sedang
dalam pengobatan. Antara tahun 1967 dan 1985, di UK terdapat
rata-rata 19 kematian dalam setahun akibat cacar air, sering pada
orang dewasa dan orang yang immunocompromised. Vaksin sudah
tersedia tetapi belum ada ijin untuk digunakan di UK dan pada saat
ini belum digunakan secara rutin. Mortalitas kasus dengan
komplikasi cukup tinggi yaitu 5-25%. Pada 15% penderita yang
selamat akan mempunyai sekuele yang menetap berupa kejang,
retardasi mental, dan kelainan atau perubahan perilaku.4
EtiologiVarisela disebabkan oleh Herpesvirus varicellae atau Human
(alpha) herpes virus-3 (HHV3). Varicella-zoster-virus (VZV) yang
merupakan anggota dari kelompok virus herpes. Struktur virus,
antibodi yang ditimbulkan dan gambaran lesi kulit varisela sulit
dibedakan dengan Herpesvirus hominis (Herpes simplex). Agen
tersebut dapat tumbuh di dalam bermacam biakan primer terdiri atas
jaringan tubuh manusia dan monyet. Antibodi serum penderita yang
pulih dari cacar air memberikan reaksi yang sama dengan agen yang
berasal dari vesikel penyakit cacar dan herpes zoster. Namun, kedua
penyakit ini mempunyai manifestasi klinis yang berbeda.
Diperkirakan bahwa setelah ada kontak dengan VZV akan terjadi
varisela; kemudian setelah penderita varisela tersebut sembuh
mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada
manifestasi klinis) dan kemudian VZV diaktivasi oleh trauma
sehingga menyebabkan herpes zozter. VZV dapat ditemukan dalam
cairan vesikel dan dalam darah penderita varisela; dapat dilihat
dengan mikroskop elektron dan dapat disolasi dengan menggunakan
biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia.5
PatofisiologiVirus masuk ke dalam tubuh melalui mukosa traktus
respiratorius bagian atas orofaring kemudian mengalami multiplikasi
awal setempat; dan virus yang menyebar ke pembuluh darah dan
saluran limfe (viremia primer). Kemudian virus akan dimakan oleh
sel-sel sistem retikulo-endotelial. Disini terjadi replikasi virus
lebih banyak lagi (pada periode inkubasi). Pada masa kini, infeksi
dihambat oleh imunitas nonspesifik. Pada kebanyakan individu,
replikasi virus lebih menonjol atau lebih dominan dibandingkan
imunisasi tubuhnya sehingga dalam waktu 2 minggu setelah infeksi,
terjadi viremia yang lebih hebat (viremia sekunder).6 Gejala
KlinisPerjalanan penyakit dibagi menjadi:5,61. Stadium
InkubasiPemasukkan virus disertai dengan masa inkubasi yang
berlangsung selama 10-21 hari dan pada saat yang bersamaan
penyebaran virus subklinis terjadi. Pada lokasi masuknya virus
terjadi replikasi virus yang selanjutnya menyebar melalui pembuluh
darah dan limfe. Selanjutnya, virus berkembang biak di sel
retikuloendotelial (primary infection). Pada kebanyakan kasus,
virus dapat mengatasi pertahanan non-spesifik seperti interferon
dan respos imun.Satu minggu kemudian, virus kembali menyebar melaui
pembuluh darah (second infection) dan pada saat ini timbul demam
dan malaise selama 2-3 hari. Penyebaran ke seluruh tubuh terutama
kulit dan mukosa.Penyebaran visceral virus menyertai kegagalan
respon hospes untuk menghentikan viremia, yang menyebabkan infeksi
paru, hati, otak, serta organ lain. Kemudian VZV memasuki masa
latent di sel akar ganglia dorsal pada semua individu yang
mengalami infeksi primer.2. Stadium ProdromalGejala prodromal
timbul setelah 2 minggu masa inkubasi, dengan timbulnya ruam kulit
disertai dengan demam yang tidak begitu tinggi serta malaise.
Infeksi pada dewasa lebih berat daripada anak-anak.pada kasus khas
dan berat ini suhu badan dapat mencapai 39-40,5C. Apabila demam
berlanjut mungkin telah terjadi infeksi bakteri sekunder atau
penyulit lain.
3. Stadium ErupsiRuam kulit mulai muncul dari muka dan bagian
kepala dengan cepat menyebar ke seluruh badan dan ekstremitas.
Sangat jarang pada sekitar tungkai. Ruam lebih terlihat jelas pada
bagian badan yang tertutup seperti perut dan jarang ditemukan pada
telapak tangan dan kaki. Penyebaran lesi bersifat sentrifugal.
Gambaran yang menonjol adalah perubahan cepat dari
macula-papula-vesikula-pustula-krusta. Perubahan ini terjadi dalam
waktu 8-12 jam. Vesikel dapat timbul pada mukosa mulut terutama
pada palatum. Vesikel juga timbul pada mukosa hidung, faring,
laring, trakea, saluran cerna, saluran kemih, vagina dan
konjungtiva. Cairan vesikel pada permulaan jernih, dan dengan cepat
menjadi keruh akibat sebukan sel radang dan menjadi pustule.
Pustule ini kemudian akan mongering dimulai dari bagian tengahnya
terlebih dahulu sampai akhirnya terbentuk krusta. Gambar 1. Ruam
pada Varicella Zoster6Krusta ini nantinya akan lepas dengan
sendirinya dalam waktu 1-3 minggu bergantung pada dalamnya kelainan
kulit. Gambaran lain dari varicella adalah terdapatnya semua
tingkatan lesi kulit dalam waktu bersamaan pada satu area.Vesikel
yang dengan cepat pecah sehingga luput dari pemeriksaan, sedangkan
bekasnya masih dapat terlihat berupa ulkus dangkal berwarna merah
muda dengan diameter 2-3 mm dan kemudian berangsur-angsur
menghilang. Lesi kulit terbatas terjadi pada lapisan epidermis
sehingga tidak menembus membrane basal kulit, sehingga tidak
menimbulkan bekas. Akan tetapi, jaringan parut yang menetap dapat
terjadi sebagai akibat infeksi sekunder. PemeriksaanUntuk
mendapatkan diagnosis yang benar terhadap penyakit varisela ini,
sebagai seorang dokter dilakukan pemeriksaan terhadap pasien
terlebih dahulu. Pemeriksaan sendiri di bagi menjadi dua yaitu
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil
pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Biasanya, pemeriksaan
fisik dilakukan secara sistematis. Kemudian saat konsultasi dengan
dokter praktik, setelah pemeriksaan fisik, pasien mungkin
disarankan untuk menjalani suatu pemeriksaan penunjang atau
pemeriksaan laboratorium. Bisa juga dilakukan saat pasien sedang
dalam perawatan atau sesudah perawatan. Pemeriksaan ini dapat
membantu menegakkan diagnosis dan mengevaluasi perawatan atau
pengobatan. Sejumlah informasi sebaiknya disampaikan dokter kepada
pasien atau dapat ditanyakan oleh pasien kepada dokter mengenai
pemeriksaan laboratorium. Sesudah dokter memeriksa fisik, dan
menentukan arah diagnosis maka akan dilakukan pemeriksaan
laboratorium supaya untuk membantu menegakan diagnosis tersebut.1.
Pemeriksaan fisik Keadaan umum dan tanda-tanda vital (tekanan
darah, frekuensi nadi, suhu, dsb) dapat memberikan petunjuk tentang
berat ringannya penyakit. Pada infeksi varisela pada anak-anak,
erupsi kulit terutama berbentuk vesikular. Seringkali beberapa
kelompok lesi vesikular timbul 1-2 hari sebelum erupsi meluas. Lesi
biasanya mulai dari kepala atau badan berupa makula eritematosa
yang cepat berubah menjadi vesikel. Dalam beberapa jam sampai 1-2
hari lesi membentuk krusta dan mulai menyembuh. Lesi menyebar
secara sentrifugal (dari sentral ke perifer) sehingga dapat
ditemukan lesi baru di ekstremitas, sedangkan di badan lesi sudah
berkrusta. Jumlah lesi bervariasi, mulai dari beberapa sampai
ratusan. Umumnya pada anak-anak lesi lebih sedikit, biasanya lebih
banyak pada bayi (usia < 1 tahun), pubertas dan dewasa.
Kadang-kadang lesi dapat berbentuk bula atau hemoragik. Selaput
lendir sering terkena, terutama mulut, dapat juga konjungtiva
palpebra, dan vulva.2. Pemeriksaan penunjang Pada pemeriksaan darah
tepi; jumlah leukosit dapat sedikit meningkat normal, atau sedikit
menurun pada beberapa hari pertama. Pemeriksaan apusan darah secara
Tzanck biasanya positif, yang dapat menunjukkan sel raksasa
multinuklear dan merupakan metode diagnosis yang sederhana dan
cepat namun mempunyai sensitivitas rendah dan tidak dapat
membedakan dengan infeksi HSV. Penemuan antigen virus pada kerokan
vesikel dengan imunofluoresensi atau PCR. Enzim hepatik:
kadang-kadang meningkat. Kultur virus dari cairan vesikel:
seringkali positif pada 3 hari pertama, tetapi jarang dilakukan
karena sulit dan mahal. PengobatanPenderita varicella pada anak
sehat dapat sembuh sendiri, namun untuk mengurangi rasa gatal dapat
diberikan kompres dingin, mandi secara teratur ataupun dengan
pemberian antihistamin. Selain itu untuk menjaga kebersihan bekas
lesi, kuku sebaiknya dipotong pendek dan bersih supaya tidak
terjadi infeksi sekunder dan parut bekas garukan. Namun apabila
terjadi infeksi bakteri sekunder dapat juga diberikan
antibiotik.5Asiklovir adalah obat pilihan untuk varisella dan
herpes zoster. Pemberian antivirus asiklovir ini terbukti
menurunkan morbiditas dan mortalitas varisella pada pasien
imunokompromis apabila diberikan dalam 24 jam sejak timbulnya ruam.
Asiklovir mampu mengurangi lamanya demam dan mengurangi jumlah
maksimum lesi yang timbul, namun tidak memperngaruhi lama
berkurangnya lesi atau rasa gatal yang muncul. Dosis yang diberikan
80 mg/kgBB/hari secara oral, terbagi dalam 5 dosis selama 5 hari
atau 500 mg /m2 secara intravena tiap 8 jam selama 7 hari sampai
tidak ada lesi baru yang tampak selama 48 jam untuk penderita
dengan tanda-tanda VZV yang menyebar termasuk pneumonia, hepatitis,
trombositopenia, atau ensefalitis. Anak yang mendapatkan terapi
asiklovir harus mendapatkan cairan dan kalori yang cukup, karena
asiklovir dapat mengkristal pada tubulus renal bila diberikan pada
individu yang dehidrasi. Alternative antivirus lainnya adalah
vidarabin dengan dosis 10mg/kgBB selama 5 hari.4,5
PencegahanPenularan VZV melaui droplet sukar untuk dicegah
karena infeksi menular selama 24-48 jam sebelum ruam muncul.
Praktek pengendalian infeksi dengan menempatkan penderita di kamar
isolasi dengan sistm udara tersaring. Para pekerja kesehatan yang
berisiko tinggi pun harus dilindungi dari kontak dengan cacar air.
Anak-anak usia sekolah tidak boleh bersekolah selama 5 hari sejak
timbulnya ruam.4,6Imunisasi aktif. Diberikan dengan menggunakan
vaksin single live attenuated strain OKA berisi virus cacar yang
telah dilemahkan. Vaksin ini terbukti aman untuk digunakan, telah
ditoleransi baik dengan efek samping (demam dan ruam) minimal dan
mempunyai tingkat perlindungan yang tinggi pada anak usia 1-12
tahun. Pemberian vaksin varisela dilaksanakan dua kali pada anak
usia 12 bulan-12 tahun dengan interval minimum 3 bulan. Sedangkan
pemberian pada pasien lebih dari 12 tahun, interval yang
direkomendasikan adalah 4 minggu. Dosis yang digunakan 0,5ml/kgBB
disuntikan subkutan di daerah deltoid (lengan atas).5Imunisasi
pasif. Dapat diberikan pada kelompok risiko tinggi dengan
menggunakan profilaksis varicella Zoster Immunoglobulin (VZIG).
Kelompok tersebut meliputi: (1) merka yang dikontraindikasikan
menerima vaksin varicella; (2) neonatus yang ibunya mengalami
gejala varicella dalam 5 hari sebelum hingga 2 hari terpajan; (3)
pajanan pasca natal pada bayi premature dengan usia kehamilan