Hubungan Emosi dengan Sistem Saraf Pusat pada ManusiaEdwin
Kembauw (102011041),Claudia Aprilia Sapulette
(102011249),Christinia Sagita Parinussa(102013090),Amarce Estevina
Yoteni (102013328),Mita Wulandari (102013432),Silvia
Gunawan(102014043),Diah Ayu Lestari (102014106),Marcho Tanzil
(102014142). Elena Silvia Tara (102014177)D7Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida WacanaAlamat Korespondensi : Jl. Arjuna
Utara No.6, Jakarta barat 11510Telp: 021 42061, Fax : 021 563
1731
AbstrakEmosi adalah suatu aspek psikis yang berkaitan dengan
perasaan dan merasakan, misalnya merasa sedih, kesal, jengkel,
marah, senang, tegang, dsb. Motivasi adalah kondisi internal yang
membangkitkan kita untuk bertindak hingga mencapai tujuan tertentu.
Emosi dan motivasi diatur dan dipengaruhi oleh tiga bagian otak,
yaitu korteks serebri, sistem limbik dan hipotalamus. Selain itu,
memori juga memiliki peranan dalam pembentukan emosi dan motivasi.
Depresi adalah salah satu gangguan emosi yang ditandai dengan
kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaanbersalah,
kesulitan berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan
energi rendah disebabkan karena defek neurotransmiter di sistem
limbik yang merupakan tempat pembentukan pertama emosi.
Kata kunci: emosi dan motivasi, korteks serebri, sistem limbik,
hipotalmus, depresi
AbstractEmotion is a psychological aspet relating to feeling and
feel, such as feeling sad, upset, irritated, angry, happy, tense,
and so on. Motivation is the internal condotion that raises us to
act to achieve certain goals. Emotion and motivation regulated and
influenced by three parts of the brain, they are cerebral cortex,
limbic sytem and hypothalamus. In addition, memory alson has a role
in the formation of emotion and motivation. Depression is one of
the emotional disdorder characterized by sadness, loss of interest
or pleasure, feelings of guilt, difficulty concentrating,distrubed
sleep, appetite changes and low enery caused by a defect of
neurotransmitters in the linbic system which is the first place the
formation of emotions.
Keywords: emotion and motivation, cerebral cortex, limbic sytem,
hypothalamus, depression
PendahuluanSetiap manusia pasti pernah mengalami perasaan sedih,
senang, khawatir, takut, dsb. Perasaan-perasaan tersebut merupakan
bentuk dari emosi. Emosi ditandai dengan adanya perasaan yang kuat
dan biasanya menimbulkan dorongan (motivasi) menuju bentuk nyata
dari suatu tingkah laku. Dengan demikian ada hubungan yang sangat
erat antara emosi dan motivasi. Emosi dan motivasi dapat terbentuk
karena ada mekanisme khusus dalam otak manusia. Tiga bagian otak
manusia yang berperan penting dalam emosi dan motivasi adalah
korteks serebri, sitem limbik dan hipotalamus. Selain itu, memori
juga memiliki peranan dalam pembentukan emosi dan motivasi.Depresi
adalah salah satu gangguan emosi yang ditandai dengan kesedihan,
kehilangan minat atau kesenangan, perasaanbersalah, kesulitan
berkonsentrasi, tidur terganggu, nafsu makan berubah dan energi
rendah. Depresi diakibatkan oleh defek neurotransmiter di sistem
limbik yang merupakan tempat pertama kali terbentuknya emosi.
EmosiEmosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada
seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau
kejadian. Emosi juga dapat ditunjukkan ketika seseorang merasa
senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut
terhadap sesuatu. Emosi berkaitan erat dengan motivasi, karena
emosi adalah sarana untuk mengkomunikasikan motivasi, sedangkan
motivasi adalah perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya
ketika kita haus maka kita akan mencari minum. Emosi yang terjadi
pada waktu yang lama disebut dengan Moods. Gangguan-gangguan
suasana hati dibagi dalam dua kelompok besar, yakni
gangguan-gangguan depresif atau gangguan-gangguan unipolar dan
gangguan-gangguan bipolar.1Emosi tidak terjadi begitu saja tetapi
emosi juga memiliki system mekanismenya atau yang biasa disebut
jaras emosi. Yang berhubungan dengan jaras emosi adalah korteks
serebri, sistem limbik, dan hipotalamus yang merupakan pusat segala
aktivitas di dalam tubuh termasuk system saraf otonom. Jaras emosi
terjadi pertama ada impuls sensorik masuk ke korteks serebri,
kemudian di korterks serebri di integrasikan semua informasi dari
sensorik, kemudian dibawa ke system limbik, dimana system limbik
merupakan tempat pertama terjadinya emosi. Setelah itu dibawa ke
hipotalamus yang merupakan pusat koordinasi semua aktivitas. Emosi
yang terbentuk akan dikoordinasikan oleh hipotalamus untuk dibawa
ke tempat responnya.1
Sistem Saraf Otonom
Pengertian sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang
bergantung pada sistem saraf pusat, dan antara keduanya dihubungkan
urat-urat saraf aferen dan eferen. Juga memiliki sifat seolah olah
sebagai bagian sistem saraf pusat, yang telah bermigrasi dari saraf
pusat guna mencapai kelenjar, pembuluh darah, jantung, paru-paru,
dan usus. Karena sistem saraf otonom itu terutama berkenaan dengan
engendalian organ-organ dalam secara tidak sadar, kadang-kadang
disebut juga susunan saraf tidak sadar.
Gambar 1.Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom ini terdiri dari neuron motorik yang berada
dalam saraf spinal yang mempersarafi otot polos, otot jantung dan
kelenjar. Saraf ini biasanya bekerja tanpa disadari. Sistem saraf
otonom terdiri dari 2 bagian : simpatis dan parasimpatis yang
keduanya berfungsi :1. Otomatis 2. Mempersarafi semua organ dalam
tubuh3. Menggunakan dua neuron motorik dan satu ganglion untuk
setiap impuls.4
Tiap sel efektor yang dipengaruhi oleh susunan saraf otonom,
dipersyarafi oleh urutan dua neuron yang dinamakan masing-masing
neuron praganglion dan neuron pascaganglion. Aksonnya, serat
praganglion, bersinaps dengan badan sel neuron yang kedua dan badan
sel neuron yang pertama terletak di SSP. Sedangkan serat
pascaganglion badan sel neuron yang keduanya terletak di ganglion
dan aksonnya menyarafi organ efektor. Susunan saraf otonom
mempersyarafi tiga jenis sel efektor: sel otot (polos) tidak sadar,
sel otot jantung, dan sel (sekresi) kelenjar.2,3Sistem saraf otonom
memiliki dua subdivisi, yaitu system saraf simpatis dan
parasimpatis. Serat saraf simpatis berasal dari origo toraks dan
lumbal medulla spinalis. Sebagian besar serat praganglion sangat
pendek, bersinaps dengan badan sel neuron pascaganglion di dalam
ganglia yang terletak di rantai ganglion simpatis yang berada di
sepanjang kedua sisi medulla spilanis. Serat pascaganglion yang
panjang yang berasal dari rantai ganglion berakhir di organ
efektor. Sebagian serat pascaganglion melewati rantai ganglion
tanpa bersinaps. Serat ini berakhir di ganglion kolateral simpatis
sekitar separuh perjalanan antara SSP dan organ yang disarafi,
dengan serat pascaganglion menempuh jarak yang tersisa.2Serat
praganglion parasimpatis berasal dari daerah cranial (otak) dan
sacrum (medulla spinalis bagian bawah) SSP. Serat-serat ini lebih
panjang daripara serat praganglion simpatis karena mereka tidak
berakhir sampai mereka mencapai ganglion terminal yang terletak di
dalam atau dekat organ efektor. Serat pascaganglion sangat pendek
dan beeakhir di sel-sel organ itu sendiri.2
Gambar 2. Sistem saraf simpatis dan parasimpatis.Serat
preganglion simpatis dan parasimpatis mengeluarkan neurotransmitter
yang sama, asetilkolin (Ach), tetapi ujung pascaganglion kedua
sistem saraf ini mengeluarkan neurotransmitter yang berbeda
(neurotransmitter yang mempengaruhi organ efektor). Serat
pascaganglion parasimpatis mengeluarkan asetilkolin. Karena itu
serat-serat ini, bersama dengan semua serat preganglion otonom
disebut serat kolinergik. Sebagian besar serat pascaganglion
simpatis, sebaliknya disebut adrenergik karena mengeluarkan
noradrenalin (norepinefrin). Baik asetilkolin maupun norepinefrin
juga berfungsi sebagai pembawa pesan kimiawi di bagian tubuh
lain.2Sistem simpatis mendorong respons-respons yang mempersiapkan
tubuh untuk aktivitas fisik berat dalam situasi darurat atau penuh
stress, misalknya ancaman fisik dari luar. Respon ini biasanya
disebut respons lawan-lari (fight or flight response) karena sistem
simpatis menyiapkan tubuh untuk melawan atau lari dari ancaman,
maka hal-hal yang dibutuhkan tubuh dalam situasi ini adalah
mempercepat denyut jantung, tekanan darah meningkat akibat
konstriksi (penyempitan) generalisata pembuluh darah, saluran nafas
membuka lebar untuk memaksimalkan aliran udara, glikogen (gula
simpanan) dan simpanan lemak diuraikan untuk mengeluarkan bahan
bakar tambahan ke dalam darah, dan pembuluh darah yang mendarahi
otot rangka berdilatasi (membuka lebih lebar). Semua respon ini
ditujukan untuk menuingkatkan aliran darah kaya nutrient dan
beroksigen ke otot rangka sebagai antisipasi terhadap aktivitas
fisik berat. Selain itu, pupil berdilatasi dan mata menyesuaikan
diri untuk melihat jauh, memungkinkan yang bersangkutan untuk
melihat seluruh hal yang mengancam. Berkeringat meningkatkan
antisipasi terhadap peningkatan produksi panas oleh aktivitas
fisik. Karena aktivitas pencernaan dan kemih tidak esensial untuk
menghadapi ancaman, maka sistem simpatis menghambat
aktivitas-aktivitas ini.2Sistem parasimpatis mendominasi pada
keadaan tenang dan santai. Pada keadaan tanpa ancaman ini, tubuh
berkonsentrasi melaksanakan aktivitas tubuh misalnya pencernaan.
Sistem parasimpatis mendorong fungsi tubuh tipe istirahat dan cerna
(rest and digest) ini sambil memperlambat aktivitas-aktivitas yang
ditingkatkan oleh sistem simpatis.3 Tabel 1.Organ
EfektorSimpatisParasimpatis
MataDilatasi pupilKonstriksi pupil
Kelenjar air mataVasokontriktorSekretomotor
JantungPeningkatan frekwensiHantaranEksitabilitasMenurunkan
ParuDilatasi bronkusKontriksi, sekretomotor mucus
KulitVasokontriksi, pilo ereksi, sekretomotor kelenjar
keringat
Kelenjar salivaVasokonstriktorSekretomotor
UsusMenghambat peristalticMenigkatkan peristaltic, sfingter
relax
Asam lambungSekretomotor
PancreasSekretomotor
HatiGlikogenolisis
SuprarenalSekretomotor
Vesika urinariaMenghambat detrusor, stimulasi sfingterStimulasi
detrusor, menghambat sfingter
UterusKontraksi uterus, vasokonstriksiVasodilatasi
Tabel 1. Efek saraf simpatis dan parasimpatis
Pusat pengendalian otonom Hipotalamus Hipotalamus adalah
struktur kecil di dasar otak yang mengatur banyak fungsi tubuh,
termasuk nafsu makan dan suhu tubuh.Hipotalamus atau hypothalamus
adalah pusat pengendali fungsi tubuh dan sistem syaraf untuk
menjaga agar kondisi tubuh kita selalu konstan dan stabil.
Hipotalamus merupakan bagian kecil dalam otak tetapi mempunyai
peranan yang sangat penting. Hipotalamus terletak tepat di bawah
thalamus dan diatas kelenjar hipofisi (pituitari). Dalam kepala
kita, hipotalamus adalah memiliki ukuran yang sangat kecil, kurang
lebih sebesar almond dengan berat sekitar 1% dari berat otak. Namun
meski berukuran kecil, tetapi hipotalamus mempunyai peranan sangat
penting dalam menjaga agar kita selalu dapat menjalani hidup ini
secara berkualitas. 5Hipotalamus memiliki banyak fungsi. Salah satu
di antara fungsi hipotalamus yang paling penting sebagai pusat
kontrol autonom. Hipotalamus terhubung dengan sistem syaraf dan
kelenjar hipofisis, sehingga hormon-hormon yang di sekresikan oleh
hipotalamus akan mempengaruhi aktivitas keduanya. Kelenjar
hipotalamus melepaskan neurohormon yang berpengaruh terhadap sistem
syaraf autonom dan menjaga homeostasis sistem endokrin.
Neuroendokrin menjaga homeostasis tekanan darah, denyut jantung,
suhu tubuh, perilaku dan emosi.Hipotalamus sangat peka terhadap
steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu. Kerusakan hipotalamus
kadang-kadang dapat juga terjadi. Ketika ini terjadi,
neurohormonnya salah disekresikan, memberikan pesan saraf yang
salah ke kelenjar yang berbeda dari sistem endokrin. Disfungsi
hipotalamus dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya:
gangguan genetik, kekurangan gizi, perdarahan, anoreksia &
bulimia operasi, tumor otak, infeksi dan peradangan, radiasi,
dll.5Jaras emosi
Sistem limbikMerupakan keseluruhan neuronal yang mengatur
tingkah laku emosional dan dorongan motivasional. Bagian utama dari
system limbik adalah hipotalamus. Area ini mengatur perilaku,
mengatur banyak kondisi internal dari tubuh seperti suhu tubuh,
osmolalitas cairan tubuh, dan dorongan untuk makan dan minum serta
mengatur berat badan. Di sekeliling hipotalamus terdapat struktur
subkortikal dari system limbik yang mengelilinginya, meliputi
septum, area paraolfaktoria, epitalamus, nuclei anterior talamus,
bagian ganglia basalis, hipokampus, dan amigdala.
Gambar 3. Sistem limbik.
Konsep emosi mencakup perasaan emosional subyektif dan suasana
hati (misalnya marah, takut, dan kegembiraan) plus respon fisik
nyata yang berkaitan dengan perasaan-perasaan tersebut.
Respons-respons ini mencakup pola perilaku spesifik (misalnya,
bersiap menyerang atau bertahan ketika terancam oleh musuh) dan
ekspresi yang dapat diamati (misalnya tertawa, menangis, atau
tersipu). Bukti-bukti yang ada mengisyaratkan system limbic dalam
semua aspek emosi. Amigdala, di anterior di sisi bawah lobus
temporalis adalah region yang sangat penting untuk memproses
masukan yang menghasilkan sensasi takut. Hipotalamus terlibat dalam
sistem limbik dalam mengatur respons involunter berbagai sistem
tubuh dalam persiapan untuk melaksanakan tindakan yang sesuai
dengan keadaan emosional yang sedang terjadi.2Pola perilaku dasar
yang dikontrol, paling tidak sebagian, oleh system limbic mencakup
pola-pola yang ditujukan untuk mempertahankan hidup (menyerang,
mencari makan) dan yang ditujukan untuk memperbanyak spesies
(perilaku sosioseksual yang kondusif bagi perkawinan). Seseorang
cenderung memperkuat perilaku-perilaku yang terbukti memuaskan dan
menekan perilaku-perilaku yang berkaitan dengan pengalaman yang
tidak menyenangkan. Bagian-bagian tertentu system limbic dinamai
pusat penghargaan dan penghukuman, karena stimulasi di
daerah-daerah ini menghasilkan sensasi yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan. Jika suatu alat penstimulasi diri dipasang pada pusat
penghargaan maka hewan percobaan akan memotivasi dirinya untuk
menstimulasikan dirinya sendiri suapaya mendapatkan kenikmatan
tersebut, tetapi jika di pasang pada pusat hukuman, maka hewan
tersebut akan menghindari segala stimulasi dengan segala
dayanya.2
Hipotalamushipotalamus terletak didasar otak, dibawah talamus,
walaupun relatif kecil hipotalamus merupakan struktur yang penting.
Hipotalamus mengendalikan sistem saraf otonom dan sistem endokrin
serta mengorganisasi perilaku-perilaku yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup spesies yang dijuluki empat: fighting
(bertarung) , feeding (makan) , fleeing (kabur) , dan mating
(kawin). Hipotalamus terletak di kedua sisi bagian ventral
ventrikel ketiga. Hipotalamus merupakan struktur kompleks
mengandung banyak nukleus dan jalur serat.4
StrukturBagian anterior hipotalamus adalah substansi abu-abu
yang menyelubungi kiasma optik, yang merupakan persilangan pada
saraf optik.Bagian tengah hipotalamus terdiri dari infundibulum
(batang) kelenjar hipofisis posterior tempat melekatnya kelenjar
hipofisis. FungsiHipotalamus berperan penting dalam pengendalian
aktivitas SSO yang melakukan fungsi vegetatif penting untuk
kehidupan, seperti pengaturan frekuensi denyut jantung, tekanan
darah, suhu tubuh.Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak
untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan, dan kemarahan
dan juga fungsi viseral.Hipotalamus memproduksi hormon yang
mengatur pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofisis,
sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin.Hipotalamus
adalah pusat integrasi bagi banyak fungsi homeostatic serta
berfungsi penting antara system otonom dan system endokrin. Secara
spesifik, hipotalamus mengontrol suhu tubuh, mengontrol rasa haus
dan pengeluaran urin, mengontrol asupan makanan, mengontrol sekresi
hormone hipofisis anterior, menghasilkan hormone-hormon hipofisis
posterior, mengontrol kontraksi uterus dan ejeksi air susu,
berfungsi sebagai pusat koordinasi system saraf otonom utama, yang
pada gilirannya mempengaruhi semua otot polos, otot jantung, dan
kelenjar eksokrin, berperan dalam pola emosi dan perilaku, dan ikut
serta dalam siklus tidur-jaga.2Hubungan antara hipotalamus, system
limbik, dan daerah-daerah korteks yang lebih tinggi masih belum
sepenuhnya dipahami. Tampaknya keterlibatan mendalam hipotalamus
dalam system limbic mengatur respon internal involunter berbagai
system tubuh dalam persiapan untuk melaksanakan tindakan yang
sesuai dengan keadaan emosional yang sedang terjadi.2Hipotalamus
mempunyai peran bermakna dalam pengaturan aktivitas otonom.
Hipotalamus bekerja sebagai modulator uang mempengaruhi pusat-pusat
otonom dalam batang otak dan sumsum tulang belakang. Bagian
anterior (anterolateral) hipotalamus mempunyai peranan parasimpatik
pengeksitasi (menginhibisi aktivitas simpatik), dan bagian
posterior (posteromedial) hipotalamus mempunyai peranan simpatik
pengeksitasi.3Pola perilaku yang berhubungan dengan pengalaman
emosional kita terdiri dari dua jenis umum: perasaan subjektif atau
ekspresi ke dalam dan ekspresi fisis objektif atau perilaku
perwujudan (consummatory behavior). Aspek emosi yang subjektif dari
depresi sampai eufori lebih erat berhubungan dengan korteks
serebrum. Banyak ekspresi fisis sebagian besar diperantai oleh
hipotalamus dan susunan saraf otonom dibawah pengaruh korteks
serebrum, system limbic, thalamus, dan batang-otak. Banyak di
antara ekspresi objektif ini dapat dikenal sebagai aktivitas
susunan saraf otonom yang dipertinggi. Sedangkan ada beberapa
ekspresi ketegangan emosional yang menggunakan susunan saraf
somatic. Dan semua respon tersebut dikendalikan atau dkoordinasikan
oleh hipotalamus.3
NeurotransmitterNeurotransmiter merupakan zat kimia yang
disintesis dalam neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik pada
ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal mealui
eksositosis dan juga direabsorpsi untuk daur ulang. Contoh
neurotransmitter adalah:6 Asetilkolin (ACh) dilepas oleh neuron
motorik yang berakhir di otot rangka (sambungan neuromuskular). ACh
juga dilepas oleh neuron parasimpatis dalam SSO dan oleh neuron
tertentu di otak.6a.Sebagian besar ACh disintesis dari kolin dan
koenzim asetil A dalam badan neuron motorik; kemudian ditranspor ke
terminal akson dan disimpan dalam vesikel sinaptik.b.Setelah
dilepas, ACh dipecah oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetat
dan kolin. Kolin kemudian ditarik terminal akson dan
disiklusulangkan.c.Asetilkolinesterase seperti esterin dan
prostigmin dipakai secara teraputik pada kasus miastenia gravis,
penyakit yang ditandai dengan melemahnya otot karena penurunan daya
respons sel-sel otot rangka terhadap ACh. Katekolamin meliputi
norepinefrin (NE), epinefrin (E) dan dopamin (DA). Katekolamin
mengandung nukleus katekol dan merupakan derivat dari asam amino
tirosin.6a.Katekolamin digolongkan sebagai monoamina karena
memiliki satu gugus tunggal amina.b.Ketiganya merupakan
neurotransmitter dalam SSP; NE dan E juga berfungsi sebagai hormon
yang disekresi kelenjar adrenal.c.Katekolamin terinaktivasi setelah
pelepasan karena:i.Penyerapan ulang oleh terminal
akson.ii.Degradasi enzimatik oleh monoamina oksidase (MAO) yang
terjadi pada ujung neuron presinaptik.iii.Degradasi enzimatik oleh
katekolamin-O-metil transferase (COMT) yang terjadi pada neuron
postsinaptik. Serotonin termasuk monoamina, tetapi tidak mengandung
nukleus katekol. Serotonin merupakan derivat dari asam amino
triptofan yang ada dalam SSP dan pada sel-sel tertentu dalam darah
dan sistem pencernaan.6 Beberapa asam amino, seperti glisin, asam
glutamat, asam aspartat dan asam aminobutirat gamma (GABA)
berfungsi sebagai neurotransmitter. Diketahui bahwa sampai saat ini
bahwa glisin dan GABA bekerja sebagai inhibitor.6 Sejumlah
neuropeptida, berkisar dari dua sampai 40 asam amino dalam setiap
rantai panjang telah diidentifikasi dalam organ tubuh. Senyawa
seperti substansi P, enkefalin, bradikinin dan kolesistokinin
berperan sebagai neurotransmiter asli atau sebagai neuromodulator
untuk mempengaruhi pelepasan atau respon terhadap, transmiter
aktual. Semuanya memiliki efek nonsaraf dan saraf.6Neurotransmiter
paling mempengaruhi sikap, emosi, dan perilaku seseorang yang ada
antara lain Asetil kolin, dopamin, serotonin, epinefrin,
norepinefrin.6 Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat
disekresikan oleh neuron- neuron yang berasal dari substansia
nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata
ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi.
Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi
pada beberapa area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi
menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin
terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur
garis tengah (midline).6 Serotonin disekresikan oleh nukleus yang
berasal dari rafe medial batang otak dan berproyeksi disebahagian
besar daerah otak, khususnya yang menuju radiks dorsalis medula
spinalis dan menuju hipotalamus. Serotonin bekerja sebagai bahan
penghambat jaras rasa sakit dalam medula spinalis, dan kerjanya di
daerah sistem syaraf yang lebih tinggi diduga untuk membantu
pengaturan kehendak seseorang, bahkan mungkin juga menyebabkan
tidur. Serotonin berasal dari dekarboksilasi triptofan, merupakan
vasokontriksi kuat dan perangsang kontraksi otak polos. Produksi
serotonin sangat meningkat pada karsinoid ganas penyakit yang
ditandai sel-sel tumor penghasil serotonin yang tersebar luas
didalam jaringan argentafin rongga abdomen.6 Sistem respons
fisiologik pada stress akut dan kronik, terdapat respon fight and
flight dimana berperan hormon epinefrin, norepinefrin dan dopamin,
respon terhadap ancaman meliputi penyesuaian perpaduan banyak
proses kompleks dalam organ-organ vital seperti otak, sistem
kardiovaskular, otot, hati dan terlihat sedikit pada organ kulit,
gastrointestinal dan jaringan limfoid.6 Sistem norepinefrin dan
sistem serotonin normalnya menimbulkan dorongan bagi sistem limbik
untuk meningkatkan perasaan seseorang terhadap rasa nyaman,
menciptakan rasa bahagia, rasa puas, nafsu makan yang baik,
dorongan seksual yang sesuai, dan keseimbangan psikomotor, tapi
bila terlalu banyak akan menyebabkan serangan mania. Yang mendukung
konsep ini adalah kenyataan bahwa pusat-pusat reward dan punishment
di otak pada hipotalamus dan daerah sekitarnya menerima sejumlah
besar ujung-ujung saraf dari sistem norepinefrin dan
serotonin.6
Kesimpulan Emosi terjadi akibat suatu rangsangan (seseorang atau
suatu peristiwa). Rangsangan tersebut dapat tersimpan dalam memori
atau ingatan kita. Saat rangsangan tersebut muncul, sistem limbik
akan membentuk emosi yang sesuai. Munculnya emosi dapat memberikan
respon-respon dari bagian tubuh yang lainnya sesuai dengan jenis
emosi yang keluar. Jadi hipotesis diterima: berdebar merupakan
respon otonom (simpatis) yang disebabkan oleh memori dan emosi.
Daftar Pustaka1. Semiun Y. Kesehatan mental 2. Yogyakarta:
Kanisius; 2009. h. 407-8.2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel
ke system.Ed ke-6.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. h.
167-260.3. Carlson NR. Fisiologi perilaku. Jakarta: Penerbit
Erlangga;2015. h.93.4. Sarpini R, Anatomi dan fisiologi tubuh
manusia untuk paramedis. Jakarta: in media;2014. h.124.5. Sherwood
L. Fisiologi manusia dari sel ke system.Ed ke-8.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2014. h. 167-9.6. Staff Pengajar Farmakologi
FK Unsri. Kumpulan kuliah farmakologi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;
2009. h.330.
14