Top Banner
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diare akut pada orang dewasa merupakan tanda dan gejala penyakit yang umum dijumpai dan bila terjadi tanpa komplikasi, secara umum dapat di obati sendiri oleh penderita. Namun, bila terjadi komplikasi akibat dehidrasi atau toksik menyebabkan morbiditas dan mortalitas, meskipun penyebab dan penanganannya telah diketahui dengan baik serta prosedur diagnostiknya juga semakin baik.Meskipun diketahui bahwa diare merupakan suatu respon tubuh terhadap keadaan tidak normal, namun anggapan bahwa diare sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk mengekskresikan mikroorganisme keluar tubuh, tidak sepenuhnya benar. Terapi kausal tentunya diperlukan pada diare akibat infeksi, dan rehidrasi oral maupun parenteral secara simultan dengan kausal memberikan hasil yang baik terutama pada diare akut yang menimbulkan dehidrasi sedang sampai berat. Acapkali juga diperlukan terapi simtomatik untuk menghentikan diare atau mengurangi volume feses, karena berulang kali buang air besar merupakan suatu keadaan/kondisi yang menggganggu akitifitas sehari-hari. Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, di sebut sebagai Diare Akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, maka digolongkan
39

Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

Jul 22, 2016

Download

Documents

diare akut
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diare akut pada orang dewasa merupakan tanda dan gejala penyakit yang umum dijumpai

dan bila terjadi tanpa komplikasi, secara umum dapat di obati sendiri oleh penderita.

Namun, bila terjadi komplikasi akibat dehidrasi atau toksik menyebabkan morbiditas dan

mortalitas, meskipun penyebab dan penanganannya telah diketahui dengan baik serta prosedur

diagnostiknya juga semakin baik.Meskipun diketahui bahwa diare merupakan suatu respon tubuh

terhadap keadaan tidak normal, namun anggapan bahwa diare sebagai mekanisme pertahanan

tubuh untuk mengekskresikan mikroorganisme keluar tubuh, tidak sepenuhnya benar. Terapi

kausal tentunya diperlukan pada diare akibat infeksi, dan rehidrasi oral maupun parenteral

secara simultan dengan kausal memberikan hasil yang baik terutama pada diare akut

yang menimbulkan dehidrasi sedang sampai berat. Acapkali juga diperlukan terapi simtomatik

untuk menghentikan diare atau mengurangi volume feses, karena berulang kali buang air besar

merupakan suatu keadaan/kondisi yang menggganggu akitifitas sehari-hari.

Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak

berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila

diare berlangsung kurang dari 2 minggu, di sebut sebagai Diare Akut. Apabila diare berlangsung

2 minggu atau lebih, maka digolongkan pada Diare Kronik. Pada feses dapat dengan atau tanpa

lendir, darah, atau pus. Gejala ikutan dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas,

tenesmus, demam dan tanda-tanda dehidrasi.

B. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui penyebab dan patologi dari diare akut.

2. Mengetahui manifestasi klinik dari diare akut.

3. Mengetahui metode diagnosis klinik dalam mendeteksi penyebab

diare akut.

4. Mengetahui terapi pengobatan diare akut.

Page 2: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

PEMBAHASAN

DIARE AKUT PADA DEWASA

Diare adalah adalah kondisi di mana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari

3 kali per hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram per hari) dan konsistensi (feses

cair). Pada definisi ini jelas menyebutkan frekuensi diare terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari.

(Smeltzer,2002). Diare juga merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada

bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer dapat berwarna hijau atau

dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (WHO,1980).1

Diare merupakan keadaan dimana seseorang menderita mencret-mencret, tinjanya encer,

dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai muntah-muntah. Sehingga diare dapat

menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Bila penderita diare banyak sekali

kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi dan anak-

anak usia di bawah lima tahun (Ummuauliya. 2008). Beberapa definisi yang telah disebutkan di

atas, menjelaskan definisi diare berdasarkan konsistensi dan bentuk tinja (feses) yang melembek

dengan atau tanpa menunjuk pada frekuensi diarenya.Bahkan definisi diare yang diberikan WHO

secara spesifik juga menyebutkan diare dengan feses yang berwarna hijau, bercampur lendir dan

atau darah.Dengan demikian, secara umum berdasarkan beberapa definisi diare dapat disebutkan

bahwa diare adalah penyakit yang ditandai dengan buang air besar yang sering melebihi keadaan

biasanya dengan konsistensi tinja yang melembek sampai cair dengan atau tanpa darah dan atau

lendir dalam tinja.2

PEMERIKSAAN

ANAMNESIS

Pasien dengan diare akut dengan berbagai gejala klinik tergantung dengan penyakit

dasarnya. Keluahan diarenya berlangsung kurang dari 15 hari. Diare karena penyakit usus halus

biasanya berjumlah banyak, diare air, dan sering berhubungan dengan malabsorpbsi, dan

dehidrasi sering didapatkan. Diare dengan kelainan kolon sering kali dengan kelainan tinja

berjumlah kecil tapi sering, bercampur darah dan ada sensasi ingin ke belakang. Pasien dengan

diare akut infektif biasanya datang dengan gejala khas yaitu nausea, muntah, nyeri abdomen,

demam, dan tinja yang yang sering bisa air, malabsorpsi, atau berdarah tergantung bakteri

Page 3: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

patogen yang spesifik. Secara umum parogen usus halus tidak invasif, dan patogen ileokolon

lebih mengarah ke invasif. Pasien yang memakan taksigenik biasanya datang dengan gejala

nausea dan muntah sebagai gejala prominen bersamaan dengan diare air tapi jarang mengalami

demam. Muntah yang mulai beberapa jam dari masuknya makanan mengarahkan kita kepada

keracunan makanan karena toksin yang dihasilkan, parasit yang tidak menginvasi mukosa usus,

seperti Giardia lambia dan Cryptosporodium, biasanya menyebabkan rasa tidak nyaman di

abdomen yang ringan, perut bergas dan kembung.1

Bakteri invasif seperti Campylobacter, Salmonella dan Shigella, dan organisme yang

menghasilkan sitotoksin seperti Colostridium difficile and Enterohemoragic E coli (serotipe

O157:H7) menyebabkan inflamasi usus yang berat. Organisme Yersinia sering kali menginfeksi

ileum terminal dan caecum dan memiliki gejala nyeri perut kuadran kanan bawah menyerupai

appendicitis akut. Infeksi Campylobacter jejuni sering bermanifestasi sebagai diare, demam dan

kadangkala kelumpuhan anggota badan dan badan (sindrom Guillain-Barre). Kelehuan lumpuh

pada infeksi usus ini sering disalahtafsirkan sebagai malpraktek dokter karena ketidaktahuan

masyarakat.

Diare air merupakan gejala tipikal dari organisme yang menvasi epitel usus dengan

inflamasi minimal, seperti virus enterik atau organisme yang menmpel tetapi tidak

menghancurkan epitel seperti Enteropahogenic E coli, protozoa, dan helminths. Beberapa

organisme seperti Campylobacter, Aeoromonas,Shigella, and Vibrio species menghasilkan

enterotoksin dan menginvasi mukosa usus pasien, karena itu menunjukan gejala diare berdarah

dalam beberapa jam atau hari.3

Sindrom hemilitik uremik dan purpura trompbositopenik trombotik (TTP) dapat timbul

pada infeksi dengan bakteri E.coli enterohemoragik dan Shigella, terutama anak kecil dan orang

tua. Infeksi Yersinia dan bakteri enterik lainnya dapat disertai sindrom Reiter (artritism uretritis,

dan konjungtivitis), tiroiditis, perikarditis, atau glumeronefritis. Demam enterik, disebabkan

Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi, merupakan penyakit sistemik yang berat yang

bermanifestasi sebagai demam tinggi yang lama, prostasi, bingung, dan gejala respiratorik diikuti

nyeri tekan abdomen, diare dan kemerahan (rash).2

Page 4: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan konsumsi oral terbatas, karena nausea dan

muntah terutama pada anak kecil dan usia lanjut. Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus

yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dengan urine berwarna gelap. Pada

keadaan berat dapat mengarah ke gagal ginjal akut dan perubahan status jiwa seperti

kebingungan dan pusing kepala.

Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi menjadi 3 tingkatan:4

Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB). Gambaran klinisnya turgor kurang, suara serak

(vox cholerica) pasien belum jatuh dalam presyok

Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8% BB). Turgor buruk, suara serak, pasien atuh dalamm

presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.

Dehidrasi berat ( hilang cairan 8-10%) tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran

menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis. Dalam hal ini pasien harus di rawat inap

dan memerlukan penanganan cepat seperti rehidrasi parenteral.

PEMERIKSAAN FISIK

Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna dalam

menentukan beratnya diare, dari pada menentukan penyebab diare. Status volume dengan

memperhatikan perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi, temperatur tubuh dan tanda

toksisitas. Pemeriksaan abdomen yang seksama merupakan hal yang penting ada atau tidak

adanya bising usus dan ada atau tidak adanya distensi abdomen dan nyeri tekan merupakan clue

bagi penentu etiologi. Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa : berat badan, suhu tubuh, frekuensi

denyut jantung dan pernafasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama

dehidrasi : kesadaran, rasa haus dan turgor kulit abdomen dan tanda-tanda tambahan lainnya.2

Pernafasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik. Bising usus yang

lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi. Pemeriksaan ekstrimitas perlu karena perfusi dan

capillary refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.3

Simtom Minimal atau tanpa dehidrasi (Kehilangan BB <3 % )

Dehidrasi ringan-sedang (Kehilangan BB 3%- 9% )

Dehidrasi berat Kehilangan BB> 9%

Kesadaran baik Normal,lelah,gelisah,irri Apatis,letargi,tidak

Page 5: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

table sadardenyut jantung

Normal Normal-meningkat Takikardi,bradikardi pada kasus berat

kualitas nadi Normal Normal-melemah Lemah, kecil, tidak teraba

pernapasan Normal Normal-cepat DalamAir mata Ada Berkurang Tidak adaMulut dan lidah

Basah Kering Sangat kering

Cubitan kulit Segera kembali Kembali < 2 detik Kembali > 2 detikCapillary refill Normal Memanjang Memanjang,minim

alEktremitas Hangat Dingin Dingin, sianotikKencing Normal Berkurang Minimal

Tabel 1.Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari atau diare dengan dehidrasi perlu

dilakukan pemeriksaan penunjang seperti dibawah ini.1,4

1. Pemeriksaan darah tepi: kadar hemoglobin, hematokrit, hitung leukosit, hitung

diferensial leukosit. Penting untuk mengetahui berat ringannya hemokonsentrasi darah

dan respon leukosit. Contohnya pada diare karena Salmonella dapat terjadi neutropenia.

Pada diare karena kuman yang bersifat invasif dapat terjadi shift to the left leukosit.

2. Elektrolit darah. Diperlukan untuk mengobservasi dampak diare terhadap kadar

elektrolit darah.

3. Ureum dan kreatinin. Untuk memeriksa adanya kekurangan cairan dan mineral

tubuh. Diperlukan untuk memonitor adanya gagal ginjal akut.

4. Pemeriksaan tinja untuk mencari penyebab diare. Pada infeksi bakteri, ditemukan

leukosit pada tinja, memiliki leukosistosis dengan kelebihan darah putih. Dapat pula

ditemukan telur cacing maupun parasit dewasa. Dapat pula dilakukan pengukuran toksin

Closstridium difficile pada pasien yang telah mendapatkan terapi antibiotik dalam jangka

waktu tiga bulan terakhir. Tinja dengan pH ≤5,5 menunjukkan adanya intoleransi

karbohidrat yang umumnya terjadi sekunder akibat infeksi virus. Pada infeksi oleh

organisme enteroinvasif, leukosit feses yang ditemukan umumnya berupa neutrofil. Tidak

ditemukannya netrofil tidak mengeliminasi kemungkinan infeksi enteroinvasif, tetapi

Page 6: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

ditemukannya neutrofil feses mengeliminasi kemungkinan infeksi organisme

enterotoksin dan virus.

5. Apabila ditemukan leukosit pada feses, lakukan kultur feses untuk menentukan

apakah penyebab diare adalah Salmonella, Shigella, Campylobacter, atau Yersenia.

6. Pemeriksaan serologis untuk mencari amoeba.

7. Foto rontgen abdomen. Untuk melihat morfologi usus yang dapat membantu

diagnosis.

8. Rektoskopi, sigmoideoskopi, dapat dipertimbangkan pada pasien dengan diare

berdarah, pasien diare akut persisten. Pada pasien AIDS, kolonoskopi dipertimbangkan

karena ada kemungkinan diare disebabkan oleh infeksi atau limfoma di area kolon kanan.

Biopsy mukosa sebaiknya dilakukan bila dalam pemeriksaan tampak inflamasi berat pada

mukosa.

9. Biopsi usus. Dilakukan pada diare kronik, atau untuk mencari etiologi diare pada AIDS.

ETIOLOGI

Penyebab gastroenteritis diantaranya yaitu:5

1. Makanan dan Minuman

Kekurangan zat gizi; kelaparan (perut kosong) apalagi bila perut kosong dalam

waktu yang cukup lama, kemudian diisi dengan makanan dan minuman dalam

jumlah banyak pada waktu yang bersamaan, terutama makanan yang berlemak,

terlalu manis, banyak serat atau dapat juga karena kekurangan zat putih telur.

Tidak tahan terhadap makanan tertentu (Protein, Hidrat Arang, Lemak) yang

dapat menimbulkan alergi.

Keracunan makanan

2. Infeksi atau Investasi Parasit Bakteri, virus, dan parasit yang sering ditemukan:

Vibrio cholerae, E. coli, Salmonella, Shigella, Compylobacter, Aeromonas.

Enterovirus (Echo, Coxsakie, Poliomyelitis), Adenovius, Rotavirus, Astovirus.

Beberapa cacing antara lain: Ascaris, Trichurius, Oxyuris, Strongyloides,

Protozoa seperti Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Tricomonas hominis.

Page 7: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

Gastroenteritis yang disebabkan oleh virus berlangsung selama satu sampai dua hari.

Sementara itu, gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri berlangsung dalam

periode yang lebih lama.

3. Jamur (Candida albicans)

4. Infeksi diluar saluran pencernaan yang dapat menyebabkan Gastroenteritis adalah

encephalitis (radang otak), OMA (Ortitis Media Akut radang dikuping),

tonsilofaringitis (radang pada leher tonsil), Bronchopeneumonia (radang paru).

5. Perubahan udara

Perubahan udara sering menyebabkan seseorang merasakan tidak enak dibagian perut,

kembung, diare dan mengakibatkan rasa lemas, oleh karena cairan tubuh yang terkuras

habis.

6. Faktor Lingkungan

Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan, dimana air

membawa sampah dan kotoran lainnya, dan juga pada waktu kemarau dimana lalat

tidak dapat dihindari apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar, sehingga

penularan lebih mudah terjadi.

Persediaan air bersih kurang sehingga terpaksa menggunakan air seadanya, dan

terkadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah makan.

Akibat Yang Dapat Terjadi: 1,3

Radang pada saluran cerna dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, diare dengan

berbagai macam komplikasi yaitu dehidrasi, baik ringan, sedang atau berat. Selain itu

diare juga menyebabkan berkurangnya cairan tubuh (Hipovolemik), kadar Natrium

menurun (Hiponatremia), dan kadar gula dalam tubuh turun (Hipoglikemik), sebagai

akibatnya tubuh akan bertambah lemas dan tidak bertenaga yang dilanjutkan dengan

penurunan kesadaran, bahkan dapat sampai kematian. Kondisi seperti ini akan semakin

cepat apabila diare disertai dengan muntah-muntah, yang artinya pengeluaran cairan

tidak disertai dengan masukkan cairan sama sekali.

Pada keadaan tertentu, infeksi akibat parasit juga dapat menyebabkan perdarahan.

Kuman mengeluarkan racun diaregenik yang menyebabkan hipersekresi (peningkatan

Page 8: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

volume buangan) sehingga cairan menjadi encer, terkadang mengandung darah dan

lendir.4

Infeksi1. Enteral

Bakteri: Aeromonas, Campylobacter jejuni, E.coli patogen, Pseudomonas, Shigella sp., Salmonella sp., Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae, dan Yersinia enterocolytica, V. parahaemoliticus, Streptococcus, Klebsiella, Proteus.

Virus: Rotavirus, Norwalk virus, Norwalk like virus, cytomegalovirus (CMV), echovirus, virus HIV.

Parasit: - Protozoa:Balantidium coli, Cryptosporidium parvum, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia.

Cacing:A. lumbricoides, Cacing tambang, Trichuris trichiura, S. sternocalis, cestodiasis, dll. Fungus:Kandida/moniliasis.

2. Parenteral: infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan. Otitis media akut (OMA), pneumonia. Traveler’s diarrhea: E. coli, Giardia lamblia, Shigella, Entamoeba histolytica dll.Makanan:

Intoksikasi makanan: Makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan mengandung bakteri/toksin: Clostrodium perfringens, B. cereus, S. aureus, Streptococcus anhaemolyticus, dll.

Alergi: susu sapi, makanan tertentu. Malabsorpsi/maldigesti: karbohidrat: monosakarida (glukosa,laktosa,galaktosa), disakarida

(sakarosa,laktosa), lemak: rantai panjang trigliserida protein: asam amino tertentu, celiacsprue gluten malabsorption, protein intolerance, cows milk, vitamin dan mineral.

- Imunodefisiensi: hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia (Bruton), penyakit granulomatose kronik, defisiensi IgA, imunodefisiensi IgA heavycombination.

- Terapi obat. Antibiotik, kemoterapi, antacid dll.- Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi.- Lain-lain: Sindrom Zollinger-Ellison,neuropati autonomic (neuropati diabetik).

Tabel 2. Etiologi diare akut

EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

a. Epidemiologi

Pada tahun 1995 diare akut karena infeksi sebagai penyebab kematian pada lebih dari 3 juta penduduk dunia. Kematian karena diare akut dinegara berkembang terjadi

terutama pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun, dimana dua pertiga diantaranya tinggal didaerah/lingkungan yang buruk, kumuh dan padat dengan sistem

pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat, keterbatasan air bersih dalam jumlah maupun distribusinya, kurangnya sumber bahan makanan disertai cara

penyimpanan yang tak memenuhi syarat, tingkat pendidikan yang rendah serta kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan. Di Amerika Serikat dengan perbaikan sanitasi

dan tingkat pendidikan, prevalensi diare karena infeksi berkurang. Data dariCenters for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa infeksi karena

Salmonella, Shigella, Listeria, Escherichia coli, dan Yersinia berkurang berkisar 20-30% berkat perhatian atas kebersihan dan keamanan makanan. Sementara di

beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi masih menduduki peringkat pertama sampai dengan keempat pasien dewasa yang datang

Page 9: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

berobat ke rumah sakit. Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang disebabkan oleh infeksi. Makanan atau minuman

terkontaminasi, berpergian, penggunaan antibiotik, HIV positif atau AIDS, merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi untuk diare

infeksi.1,3

Perantara (vehicle) Pathogen klasik

Air

Makanan

UnggasSapi, juice buah yg tidak dipasteurisasiBabiSeafood dan kerang(termasuk sushi dan ikan mentah)

Keju,susuTelurMayoinase + makanan &creamNasi gorengBerrie segarSayuran atau buah-buahan kalengKecambah

LingkunganHewan ke manusia

Manusia ke manusia (termasuk seksual kontak)Rumah sakit/antibiotikKolam renang Wisatawan asing

Vibriocholerae,Norwalk agent, Giardia lamblia, Cryptospordium species (termasuk makanan yang dicuci dengan air tersebut).

Salmonella, Campylobacter, dan Shigella spp.Enterohemoragic escherichia coli, Taenia saginataCacing pita (tape worm)V . c h o l e r a e , V . p a r a h a e m o l y ti c u s ; v i b r i o s p p , Salmonella spp., cacing pita, Hepatitis A,B,C.Listeria spp.Salmonella spp.Staphylococcus dan ClostridiumBacillus cereusCycklospora spp.Clostridium spp.Enterohemorrhagic E. coli dan Salmonella spp.

Salmonella, Campylobacter, Cryptosporodium, Giardia spp.Semua bakteri enterik, virus, parasit.C. difficileGiardia dan Crytosporodium spp.E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Giardia,Entamoeba histolytica.

Tabel 3. Epidemiologi diare infeksi

b. Faktor resiko2

1. Baru saja bepergian/melancong: ke negara berkembang, daerah tropis, kelompok perdamaian

dan pekerja sukarela, orang yang sering berkemah (dasar berair).

2. Makanan atau keadaan makan yang tidak biasa: makanan laut dan shell fish, terutama yang

mentah, restoran dan rumah makan cepat saji (fast food), banket dan piknik.

Page 10: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

3. Homoseksual, pekerja seks, pengguna obat intravena, resiko infeksi HIV, sindrom usus

homoseks (Gay bowel syndrome) sindrom defisiensi kekebalan didapat.

4. Baru saja menggunakan obat antimikroba pada institusi kejiwaan/mental, rumah perawatan,

rumah sakit.

PATOFISISOLOGIDiare dapat disebabkan oleh satu atau lebih dari patofisologi/patomekanisme sebagai

berikut:3,4

1. Osmolaritas intraluminal yang meninggi, yang disebut diare osmotik

2. Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretorik

3. Malabsorpsi asam empedu, malabsorpsi lemak

4. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit

5. Motilitas dan waktu transit usus abnormal

6. Gangguan permeabilitas usus

7. Inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik

8. Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi

Diare osmotik: diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari

usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang hiperosmotik (a.l MgSO4, Mg(OH)2,

malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi mukosa usus misal pada defisiensi dasakaridase,

malabsorpsi glukosa/galaktosa.

Diare sekretorik: diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit

dari usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare

dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun

dilakukan pusa makan/minum. Penyebab dari dire tipe ini antara lain karena efek enterotoksin

pada infeksi Vibrio cholera, atau Escherichia coli, penyakit yang menghasilkan hormon

(VIPoma), reseksi ileum (gangguan absorpsi garam empedu), dan efek obat laksatif (dioctyl

sodium sulfosuksinat dll).2

Malabsorpsi asam empedu, malabsorpsi lemak: diare tipe ini didapatkan pada gangguan

pembentukan/produksi micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati.

Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit: diare tipe ini

disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif Na+ K+ ATP ase di enterosit dan

absorpsi Na+ dan air yang abnormal.

Page 11: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

Motalitas dan waktu transit usus abnormal: diare tipe inidisebabkan hipermotilitas dan

iregularitas motilitas usus sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus.

Penyebab gangguan motilitas antara lain: diabetes mellitus, pasca vagotomi,hipertiroid.

Gangguan permebiabilitas usus: diare ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal

disebabkan adanya kelainan morfologi merman epitel spesifik pada usus halus.

Inflamasi dinding usus ( diare inflamatorik): diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan

mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan

eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumen, gangguan absorpsi air-elektrolit,. Inflamasi mukosa

usus halus dapat disebabkan infeksi (disentri Shigella) atau non infeksi (colitis ulseratif dan

penyakit Chron).5

Diare infeksi: Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari sudut

kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif (tidak merusak mukosa) dan invasif

(merusak mukosa). Bakteri non-invasif menyebabkan diare karena toksin yang disekresi oleh

bakteri tersebut, yang disebut diare toksigenik.Contoh diare toksigenik a.l kolera (Eltor).

Enterotoksin yang dihasilkan kuman Vibrio cholera/eltor merupakan protein yang dapat

menempel pada epitel usus, yang lalu membentuk adenosine monofospat siklik (AMF siklik) di

dinding usus dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion bikarbonat dan

kation natrium dan kalium. Mekanisme absorpsi ion natrium melalui mekanisme pompa natrium

tidak terganggu karena itu keluarnya ion klorida (diikuti ion bikarbonat, air, natrium, ion kalium)

dapat dikompensasi oleh meningginya absorpsi ion natrium (diiringi oleh air, ion kalium, dan ion

bikarbonat, klorida).Kompensasi ini dapat dicapai dengan pemberian larutan glukosa yang

diabsorpsi secara aktif oleh dinding sel usus.2,3,5

Yang berperan pada terjadinya diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor kausal

(agent) dan faktor pejamu (host). Faktor pejamu adalah kemampuan tubuh untuk

mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut, terdiri dari faktor-

faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna a.l keasaman lambung, motilitas usus,

imunitas juga lingkungan mikriflora usus. Faktor kausal yaitu daya penetrasi yang dapat merusak

sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta

daya lekat kuman. Patogenesis diare karena infeksi bakteri/parasit terdiri atas:

Diare karena bakteri non-invasif (enterotoksigenik).Bakteri yang tidak merusak mukosa

misal V. cholera Eltor, Enterotoxigenic E. Coli (ETEC) dan C. perfringens. V. Cholera eltor

Page 12: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

mengeluarkan toksin yang terikat pada mukosa usus halus 15-30 menit sesudah diproduksi

vibrio. Enterotoksin ini menyebabkan kegiatan berlebihan nikotinamid adenine dinukleotid pada

dindidng sel usus, sehingga meningkatkan kadar adenosine 3’, 5’ siklik monofosfat (siklik AMP)

dalam sel yang menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti oleh

air, ion bikarbonat, kation natrium dan kalium.1,4

Diare karena bakteri/parasit invasive (enterovasif).Bakteri yang merusak (invasif) antara lain

Enteroinvasive E. coli (EIEC), Salmonella, Shigella, Yersinia, C. perfringens tipe C. Diare

disebabkan oleh kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi. Sifat diarenya sekretorik

eksudatif. Cairan diare dapat tercampur lender dan darah. Walaupun demikian infeksi kuman-

kuman ini dapat juga bermanifestasi sebagai diare koleriformis.Kuman Salmonella yang sering

menyebabkan diare yaitu S. paratyphi B, S.typhimurium, S. enterritidis, S. choleraesuis.

Penyebab parasit yang sering yaitu E. histolitika dan G. lamblia.

GEJALA KLINIS

Penularan diare akut karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung dari penderita

diare atau melalui makanan/minuman yang terkontaminasi bakteri patogen yang berasal dari

tinja manusia/hewan atau bahan muntahan penderita. Penularan dapat juga berupa transmisi dari

manusia ke manusia melalui udara (droplet infection) misalnya: rotavirus, atau melalui aktivitas

seksual kontak oral-genital atau oral-anal.2

Diare akut karena infeksi bakteri yang mengandung/produksi toksin akan menyebabkan

diare sekretorik (watery diarrhea) dengan gejala-gejala: mual, muntah, dengan atau tanpa demam

yang umumnya ringan disertai atau tanpa nyeri/kejang perut, dengan feses lembek/cair.

Umumnya gejala diare sekretorik timbul dalam beberapa jam setelah makan atau minuman yang

terkontaminasi.

Diare sekretorik yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang

adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan yang mengakibatkan renjatan

hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut. Karena

kehilangan cairan seseorang akan merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung,

lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit turun, serta suara menjadi serak. Keluhan dan

gejala ini disebabkan deplesi air yang isotonik.

Page 13: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

Sedangkan kehilangan bikarbonat, menyebabkan perbandingan bikarbonat dan asam

karbonat berkurang yang menyebabkan penurunan pH darah. Penurunan ini akan merangsang

pusat pernapasan sehingga frekuensi napas menjadi lebih cepat dari biasa (pernapasan

Kussmaul). Reaksi ini adalah usaha badan untuk mengeluarkan asam karbonat agar pH darah

dapat kembali normal. Gangguan kardiovaskular pada tahap hipovolemik yang berat dapat

berupa renjatan denga tanda-tanda denyut nadi yang cepat lebih dari 120x/mnt, tekanan darah

menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, ujung-ujung eksterimitas

dingin, dan kadang sianosis. Karena kehilangan kalium, pada diare akut juga dapat timbul

aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dengan

sangat dan akan timbul anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit berupa

nekrosis tubulus ginjal akut, yang dapat mengakibatkan gagal ginjal akut.5

Sedangkan keadaan asidosis metabolik menjadi lebih berat, akan terjadi kepincangan

pada pembagian darah dengan pemusatan darah yang lebih banyak dalam sirkulasi paru-paru.

Observasi ini penting sekali karena dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang menerima

rehidrasi cairan intravena tanpa alkali. Bakteri yang invasif akan menyebabkan diare yang

disebut sebagai diare inflamasi dengan gejala mual, muntah dan demam yang tinggi, disertai

nyeri perut, tenesmus, diare disertai darah dan lendir. 

Pada diare akut karena infeksi, dugaan terhadap bakteri penyebab dapat diperkirakan

berdasarkan anamnesis makanan atau minuman dalam beberapa jam atau hari terakhir, dan

anamnesis/observasi bentuk diare. Yersinia dapat menginvasi mukosa ileum terminalis dan kolon

bagian proksimal, dengan nyeri abdomen disertai nyeri tekan di regio titik Mc.Burney dengan

gejala seperti apendisitis akut.2

Diare akut karena infeksi dapat disertai gejala-gejala sistemik lainnya seperti

Reiter’ssyndrome (arthritis, uretritis, dan konjungtivitis) yang dapat disebabkan oleh Salmonella,

Campylobacter, Shigella, dan Yersinia. Shigella dapat menyebabkan hemolytic-uremic

syndrome. Diare akut dapat juga sebagai gejala utama beberapa infeksi sistemik antara lain

hepatitis virus akut, listeriosis, legionellosis, dan toksik renjatan sindrom.3

DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang

sistematik dan cermat. Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit, latar belakang dan

lingkungan pasien, riwayat pemakaian obat terutama antibiotik, riwayat perjalanan, pemeriksaan

Page 14: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

fisik dan pemeriksaan penunjang. Untuk mengetahui mikroorganisme penyebab diare akut

dilakukan pemeriksaan feses rutin dan pada keadaan dimana feses rutin tidak menunjukkan

adanya mikroorganisme. Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain, diare berat, suhu tubuh >

38,50C, adanya darah dan/atau lendir pada feses, ditemukan leukosit pada feses, laktoferin, dan

diare persisten yang belum mendapat antibiotik.3,5.

Beberapa petunjuk anamnesis yang mungkin dapat membantu diagnosis:1.) Bentuk feses

(watery diarrhea atau inflammatory diare)2.)Makanan dan minuman 6-24 jam terakhir yang

dimakan/minum oleh penderita.3.) Adakah orang lain sekitarnya menderita hal serupa, yang

mungkin oleh karena keracunan makanan atau pencemaran sumber air.4.) Dimana tempat

tinggal penderita.5.) Pola kehidupan seksual. Umumnya diare akut besifat ringan dan

merupakan self-limited disease. Indikasi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu diare

berat disertai dehidrasi, tampak darah pada feses, panas > 38,5oC, diare > 48 jam tanpa tanda-

tanda perbaikan, kejadian luar biasa (KLB). Nyeri perut hebat pada penderita berusia > 50 tahun,

penderita usia lanjut >70 tahun, dan pada penderita dengan daya tahan tubuh yang rendah.2

WORKING DIAGNOSIS

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24

jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per

hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14

hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan

infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi.Diare

infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit. Virus menjadi penyebab kasus kematian

denna persentasi yang signifikan pada semua umur.4

Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara

berkembang tetapi juga di negara maju.Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB

(Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.Dinegara maju

walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi

tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris, 1 dari 5 orang menderita diare

infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare

infeksi. Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan

Page 15: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp, Campylobacter jejuni,

Stafilococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic

Escherichia coli (EHEC).1

Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk

setiap tahun.Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di

negara berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun.

Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit

penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V.

Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella

paratyphi A.

Faktor utama tingginya kejadian dan tingkat kematian karena diare akut adalah karena

penggunan air yang tidak bersih, sanitasi yang tidak memenuhi sehingga memungkinkan

penyebaran agen penginfeksi, dan/ atau kondisi fisiologis seperti malnutrisi yang menebabkan

penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga memudahkan proses infeksi oleh agen penginfeksi.1

DEFFERENSIAL DIAGNOSIS

Diagnosis banding diare akut perlu dibuat sehingga kita dapat memberikan pengobatan yang

lebih baik. Pasien diare akut dapat dibagi atas diare akut yang disertai demam/ tinja berdarah dan

diare akut yang yang tidak disertai demam/tinja berdarah2,4,5

Pasien diare akut disertai demam dan tinja berdarah

Observasi umum: diare sebagai akibat mikroorganisme infasif, lokasi sering di daerah kolon,

diarenya berdarah, sering tapi jumlah volume sedikit, sering diawai dengan diae air.

Pathogen: 1). Shigella spp (disentri basiller, shigellosis), 2). Campylobacterjejuni, 3).Salmonella

spp, Aeromonas hydrophila, V. parahemolyticus, Plesiomonas shigelloides, Yersinia.

Diagnosis : 1) diferensiasi klinik sulit, terutama membedakan dengan penyakit usus inflamatorik

idiopatik non infeksi, 2). Banyak leukosit di tinja (pathogen infasif), 3). Kultur tinja untuk

Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, 4).Darah tebal untuk malaria.

Diare akut tanpa demam ataupun darah tinja

Obeservasi umum : pathogen non invasive ( tinja air banyak banyak, tidak ada leukosit ada

leukosit tinja), sering disertai nausea, kadang vomitus, lebih sering manifestasi dari diare turis

(85% kasus), pada kasus kolera, tinja seperti cucian beras, sering disertai muntah.

Page 16: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

Pathogen : 1. ETEC, penyebab tersering dari diare turis, 2. Giardia lambia, 3. Rotavirus, virus

Norwalk 4. Eksotoksin Preformed dari S.aureus, Bacillus cereus. Colistrodium prefingers (A),

diare disebabkan toksin dikarakterisasi oleh lama inkubasi yang pendek 6 jam, 5. Penyebab lain :

Vibrio parahemolyticus (ikan laut dan shell fish) yang tidak cukup didinginkan), Vibrio cholera

(kolera), bahan toksik pada makanan, logam berat missal preservative kaleng, nitrit, pestisida,

histamine pada ikan, jamur, cryptosporidium, isospora belli (biasa pada pasien HIV positif

meskipun dapat terjadi juga pada manusia normal).4

Diagnois : tidak ada leukosit dalam tinja, kultur tinja ( sangat rendah pada diare air), tes untuk

ETEC tidak biasa, tersedia pada laboratorium rutin, pemeriksaan parasit untuk tinja segar, sering

pemeriksaan ulangan dibutuhkan untuk mendeteksi Giardia lambia.

Diare osmotik

Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang

disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang hiperosmotik.Terjadi akibat asupan sejumlah makanan

yang sukar diserap bahkan dalam keadaan normal atau pada malabsorbsi. Termasuk dalam

kelompok pertama adalah sorbitol(ada dalam obat bebas gula dan permen serte buah-buahan

tertentu), fruktosa (jeruk, lemon, berbagai buah, madu), garam magnesium (antasida, laktasif)

serta anion yang sukar diserap seperti sulfat, fosfat atau sitrat. Zat yang tidak diserap bersifat

aktif secara osmotic pada usus halus sehingga menarik air ke dalam lumen. Pada malabsorbsi

karbohidrat, penurunan absorbsi Na di usus halus bagian atas menyebabkan penyerapan air

menjadi berkurang .Aktivitas osmotik dari karbohidrat yang tidak diserap juga menyebabkan

sekresi air. Akan tetapi, bakteri di dalam usus besar dapat memetabolisme karbohidrat yang tidak

diserap hingga sekitar 80 g/hari menjadi asam organik yang berguna untuk menghasilkan energi,

yang bersama-sama dengan air akan diserap di dalam kolon. Hanya gas yang dihasilkan dalam

jumlah besar yang akan memberikan bukti terjadinya malabsorbsi karbohidrat. Namun, jika

jumlah yang tidak diserap >80 g/hari atau bakteri usus dihancurkan oleh antibiotik, akan terjadi

diare.3

Inflammatory Bowel Disease Istilah penyakit inflamasi usus (IBD) merujuk pada keadaan kolitis ulserativa (UC) dan

penyakit Crohn (CD). Inflammatory bowel disease adalah suatu kondisi kronis yang tidak

diketahui etiologinya, yang dicirikan oleh episode berulang dari nyeri perut, sering kali disertai

dengan diare. Diare kronik disertai atau tanpa darah dan nyeri perut merupakan manifestasi

Page 17: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

klinis IBD yang paling umum dengan beberapa manifestasi ekstraintestinal seperti arthritis,

uveitis, pioderma gangrenosum, eritema nodusum dan kolangitis. Di samping itu tentunya

disertai gambaran keadaan sistemik yang timbul sebagai dampak keadaan patologis yang

ada sebagai gangguan nutrisi.

Irritable Bowel Syndrome

Irritable bowel syndrome (IBS) adalah gangguan umum pada usus besar. IBS biasanya

menyebabkan kejang, nyeri pada area perut, perut kembung, diare dan konstipasi. IBS tidak

menyebabkan kerusakan permanen pada usus besar anda. Tidak seperti penyakit pencernaan lain

yang lebih serius, IBS tidak menyebabkan kerusakan atau pembengkakan pada jaringan usus dan

juga tidak meningkatnya risiko kanker usus. Tanda dan gejala IBS dapat bervariasi pada setiap

orang dan sering menyerupai penyakit lain. Tanda dan gejala IBS antara lain : nyeri pada area

perut, perut kembung, diare atau konstipasi – terkadang bahkan keduanya, dan lendir pada tinja.5

PROGNOSIS

Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi antimikrobial

jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas dan

mortalitas yang minimal. Seperti kebanyakan penyakit, morbiditas dan mortalitas ditujukan pada

anak-anak dan pada lanjut usia. Di Amerika Serikat, mortalits berhubungan dengan diare

infeksius < 1,0 %. Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 1,2 % yang

berhubungan dengan sindrom uremik hemolitik.2,4

KOMPLIKASI

Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama, terutama pada

usia lanjut dan anak-anak. Pada diare akut karena kolera kehilangan cairan secara mendadak

sehingga terjadi shock hipovolemik yang cepat.Kehilangan elektrolit melalui feses potensial

mengarah ke hipokalemia dan asidosis metabolik.

Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis, sehingga syok

hipovolemik yang terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubular Nekrosis

Akut pada ginjal yang selanjutnya terjadi gagal multi organ.Komplikasi ini dapat juga terjadi bila

penanganan pemberian cairan tidak adekuat sehingga tidak tecapai rehidrasi yang optimal.3

Page 18: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

Haemolityc uremic Syndrome (HUS) adalah komplikasi yang disebabkan terbanyak oleh

EHEC.Pasien dengan HUS menderita gagal ginjal, anemia hemolisis, dan trombositopeni 12-14

hari setelah diare. Risiko HUS akan meningkat setelah infeksi EHEC dengan penggunaan obat

anti diare, tetapi penggunaan antibiotik untuk terjadinya HUS masih kontroversi.

Sindrom Guillain – Barre, suatu demielinasi polineuropati akut, adalah merupakan

komplikasi potensial lainnya dari infeksi enterik, khususnya setelah infeksi C. jejuni. Dari pasien

dengan Guillain – Barre, 20 – 40 % nya menderita infeksi C. jejuni beberapa minggu

sebelumnya.Biasanya pasien menderita kelemahan motorik dan memerlukan ventilasi mekanis

untuk mengaktifkan otot pernafasan.Mekanisme dimana infeksi menyebabkan Sindrom Guillain

– Barre tetap belum diketahui.2

Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena

Campylobakter, Shigella, Salmonella, atau Yersinia spp.

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan dari diare akut antara lain :

Rehidrasi .bila pasien keadaan umum baik tidak dehidrasi, asupan cairan yang adekuat dapat

diacapai dengan minuman ringan, sari buah, sup dan keripik asin. Bila pasien kelhilangan cairan

yang banyak dan dehidrasi, penatalaksanaan yang agresif seperti pemberian intravena atau

rehidrasi oral dengan cairan isotonic mengandung elektrolit dan gula atau starch harus di

berikan.Terapi cairan oral murah dan lebih efektif daripada intravena. Cairan oral antara lain

pedialit, oralit dll. Cairan diberikan 50-200mg/KgBB/24jam tergantung kebutuhan status hidrasi

Jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan.

Kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan memakai cara:1

1. BJ plasma, dengan memakai rumus :

Kebutuhan cairan= X Berat badan (Kg) X 4 ml

2. Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis :

Page 19: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan 5% X KgBB

Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan 8% X KgBB

Dehidrasi berat, kebutuhan cairan 10% X KgBB

3. Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang diberi penilaian/skor

Klinis Skor- rasa haus/muntah- Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg- Tekanan darah sistolik < 60 mmHg- Frekwensi Nadi > 120 x/menit- kesadaran apatis- Kesadaran somnolen, sopor atau koma- Frekwensi nafas > 30 x/menit- Facies cholerica- Vox cholerica- Turgor kulit menurun- Washer’s woman’s hand- Ekstremitas dingin- Sianosis- Umur 50-60 tahun- Umur > 60 tahun

1121121221112-1-2

Tabel 4. Skor Penilaian Klinis Dehidrasi

Kebutuhan cairan = X 10% X KgBB X 1 liter

Bila skor kurang dari 3 dan tidak ada syok, maka diberikan cairan peroral (sebanyak munkin dan

sedikit demi sedikit). Bila skor lebih atau sama dengan tiga atau disertai syok diberikan cairan

intravena. Cairan rehidrasi dapat diberikan oral, enteral melalui selang, nasogastrik atau

intravena. Bila dehidrasi sedang atau berat sebaiknya pasien diberikan cairan melalui infuse

pembuluh darah. Pemberian oral diberikan larutan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 g

glukosa, 3,5 g NaCl , 2,5 g Natrium Bikarbonat dan 1,5 g KCL setiap liter. Contoh oralit generic,

renalyte, pharolit dll.1

a. Dua jam pertama saat (tahap rehidrasi inisial) : jumlah total kebutuhan cairan menurut

rumus BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan lagsung 2 jam ini agar terdapati rehidrasi

optimal secepat mungkin.

b. Satu jam berikut atau jam ke 3 (tahap kedua) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan

cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau

skor Daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan peroral.

Page 20: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

c. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan

Inseneible water loss (IWL)

Diet. Pasien diare tidak dianjurkan puasa kecuali muntah-muntah hebat.Pasien justru dianjurkan

minum minuman sari buah, teh, minuman tak bergas, makanan mudah dicerna seperti, pisang,

keripik dan sup.Susu sapi harus dihindarkan karna adanya defesiensi lactase transien yang

disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri.Minuman berkafein dan alkohl harus dihindari karena

dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.1,2

Obat anti-diare. Obat-obat ini mengurangi gejala-gejala:2,3

a) Yang paling efektif yaitu derivate opoid missal loperamide, difenoksilat-atropin dan

tnktur opium. Loperamide paling disukai karena tidak addictive dan mempunyai efek

samping kecil. Bismuth subsalisilat merupakan obat lain yang digunakan tetapi

kontraindikasi pada pasien HIV Karen menimbulkan enseliphati Bismuth. Obat anti

motiliyas penggunaannya harus hati-hati pada penderita disentri yang panas (termasuk

infeksi Shigella) bila tanpa diesrtai antimikroba, karena dapat memperlama penyembuhan

penyakit.

b) Obat yang mengeraskan tinja Antapulgite 4x2 tab/hari, smectite 3x1 saset diberikan tiap

diare /BAB encer sampai diare berhanti.

c) Obat anti sekretorik atau enkephalinase, Hidrasec 3x1 tab/hari.

Obat antimikroba.Karena kebanyakkan pasien memiliki penyakit yang ringan, self limited

disease karena virus atau bakteri non-invasif, pengobatan empirik tidak dianjurkan pada semua

pasien.Pengobatan empirik diindikasikan pada pasien-pasien yang di duga mengalami infeksi

bakteri invasif, diare turis (traveller’s diarrhea) atau imunosupresif.Dapat dilihat pada tabel.

Penyebab TerapiShigellosis (serius)S. (para) typhi

Salmonellosis lain

Campylobacter (keluhan serius dan persisten)

Siprofloksasin 500 mg 2 kali/hari; 3 hariSiprofloksasin 500 mg, 2 kali/hari; 10 hari (pilihan ke 1)Amoksisilin 750 mg 4 kali/hari; 14 hari (alternatif 1)Ko-trimoksazol 960 mg 2 kali/hari;14 hari (alternatif 2)Siprofloksasin 500 mg, 2 kali/hari; 10 hari (pilihan ke 1)Amoksisilin 750 mg 4 kali/hari;(alternatif 1)Ko-trimoksazol 960 mg kali/hari;14 hari (alternatif 2)Eritromisin 250 mg 4 kali/hari; 5 hariKlaritromisin 250 mg 4 kali/hari; 5 hari

Page 21: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

Yersinia

Disentri amebik

Vibrio cholera

Giardia lambliaSchistosoma sppStongyloides stercoralis

Trichuris trichiuraCryptosporidiosis sembuh spontan dengan status imun normal. Jika pejamu immunocompromised dengan diare persistenCyclosporaIsospora belliClostridium difficeleBiasanya penyembuhan spontan setelah menghentikan antibiotik

Doksisiklin 200 mg hari ke-1;lalu 100 mg 1 kali hari; 4 hariKo-trimoksazol 960 mg 2 kali/hari;5 hari (alternatif 1)Siprofloksasin 500 mg 2 kali/hari; 5 hari (alternatif 2)Tinidazol 2 g 1 kali/hari; 3 hari (pilihan ke 1)Metronidazol 750 mg 2 kali/hari; 5 hari (alternatif 1)(diikuti oleh diloksanid furoat 500 mg 3 kali/hari; 10 hari)Sifrofloksasin 1 g sekali sehariVibrimisin 300 mg satu kali sehariTinidazol 2 gr satu kali sehariPraziquantel 40 mg/kg sekali sehariAlbendazol 400 mg 1 kali/hari;3 hariInvermektin 150-200 mikrogram/kg satu kali sehariTiabendazol 25 mg/kg 2 kali/hari (maks. 1500 mg per dos)Mebendazol 100 mg 2 kali/hari, 3 hariParomisin 500-1000 mg 3 kali/hari; 14 hariAzitromisin 500 mg 1 kali/hari;3 hari

Ko-trimoksazol 960 mg 3 kali/hari; 14 hariKo-trimoksazol 960 mg 2 kali/hari; 14 hariMetronidazol 500 mg 3 kali/hari; 7-10 hari (jika diperlukan)Vancomisin 125 mg 4 kali/hari; 7-10 hari (alternatif)

Catatan:Salmonella typhi multiresisten dan mikroorganisme multiresisten, terutama negara

berkembang. Terapi dengan amoksisilin dan ko-trimokzasol tidak efektif di beberapa negara. Lama

terapi antimikroba dalam literatur

Tabel 5. Pengobatan antimikroba (oral,dosis dewasa)

PENCEGAHAN

Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral, penularannya dapat dicegah

dengan menjaga higiene pribadi yang baik. Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar

dari toilet dan khususnya selama mengolah makanan. Kotoran manusia harus diasingkan dari

daerah pemukiman, dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia.2

Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama, ini harus diberikan perhatian

khusus. Minum air, air yang digunakan untuk membersihkan makanan, atau air yang digunakan

untuk memasak harus disaring dan diklorinasi.Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air

yang tidak dimurnikan yang diambil dari danau atau air, harus direbus dahulu beberapa menit

Page 22: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

sebelum dikonsumsi. Ketika berenang di danau atau sungai, harus diperingatkan untuk tidak

menelan air.1

Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan,

saringan, atau olahan) sebelum dikonsumsi.Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak

dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran.Semua daging dan makanan laut

harus dimasak. Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi. Wabah

EHEC terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat

dari apel terkontaminasi, setelah jatuh dan terkena kotoran ternak.

Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius, tetapi efektivitas dan

ketersediaan vaksin sangat terbatas.Pada saat ini, vaksin yang tersedia adalah untuk V. colera,

dan demam tipoid.Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan

untuk digunakan.Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif, dan durasi imunitasnya lebih panjang.

Vaksin tipoid parenteral yang lama hanya 70 % efektif dan sering memberikan efek samping.

Vaksin parenteral terbaru juga melindungi 70 %, tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan

memberikan efek samping yang lebih sedikit.Vaksin tipoid oral telah tersedia, hanya diperlukan

1 kapsul setiap dua hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin

lainnya.1

Page 23: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

PENUTUPKESIMPULAN:

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun

negara maju. Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan

keseimbangan cairan dan elektrolit. Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri

dapat diberikan terapi antimikrobial secara empirik, yang kemudian dapat dilanjutkan dengan

terapi spesifik sesuai dengan hasil kultur. Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif

dan cukup aman bila diberikan sesuai dengan aturan. Prognosis diare akut infeksi bakteri baik,

dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal. Dengan higiene dan sanitasi yang baik

merupakan pencegahan untuk penularan diare infeksi bakteri.

Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-

hari.Salah satu etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti

virus, bakteri, protozoa, dan helminth.Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat

mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui etiologi dan memberikan terapi yang

sesuai.Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk

mengurangi keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut.

Page 24: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, editor. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Mansjoer, Arief. 2001. Kapita selekta kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta : FKUI

3. K Marcellius Simadibrata, Daldiyono. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.

4. Umar Zein, Kholid, danJosia. 2004. Diare Akut Disebabkan Bakteri. Diunduh dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3371/1/penydalam-umar5.pdf. 21 Mei 2011.

5. Infeksi diare akut. 8 Mei 2011. Diunduh dari: http://www.infodiknas.com/diare-akut-karena-infeksi/. 21 Mei 2011.

Page 25: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

PROBLEM BASED LEARNING

BLOK 14 MUSKULOSKELETAL 2

DIARE AKUT PADA DEWASA

EVI MELIA SUSAN10 2009 121

B-6

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Page 26: Makalah Pbl 16 (Diare Akut)

Jln. Arjuna Utara no. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510

Email: [email protected]