PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diare akut pada orang dewasa merupakan tanda dan gejala penyakit yang umum dijumpai dan bila terjadi tanpa komplikasi, secara umum dapat di obati sendiri oleh penderita. Namun, bila terjadi komplikasi akibat dehidrasi atau toksik menyebabkan morbiditas dan mortalitas, meskipun penyebab dan penanganannya telah diketahui dengan baik serta prosedur diagnostiknya juga semakin baik.Meskipun diketahui bahwa diare merupakan suatu respon tubuh terhadap keadaan tidak normal, namun anggapan bahwa diare sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk mengekskresikan mikroorganisme keluar tubuh, tidak sepenuhnya benar. Terapi kausal tentunya diperlukan pada diare akibat infeksi, dan rehidrasi oral maupun parenteral secara simultan dengan kausal memberikan hasil yang baik terutama pada diare akut yang menimbulkan dehidrasi sedang sampai berat. Acapkali juga diperlukan terapi simtomatik untuk menghentikan diare atau mengurangi volume feses, karena berulang kali buang air besar merupakan suatu keadaan/kondisi yang menggganggu akitifitas sehari-hari. Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, di sebut sebagai Diare Akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, maka digolongkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diare akut pada orang dewasa merupakan tanda dan gejala penyakit yang umum dijumpai
dan bila terjadi tanpa komplikasi, secara umum dapat di obati sendiri oleh penderita.
Namun, bila terjadi komplikasi akibat dehidrasi atau toksik menyebabkan morbiditas dan
mortalitas, meskipun penyebab dan penanganannya telah diketahui dengan baik serta prosedur
diagnostiknya juga semakin baik.Meskipun diketahui bahwa diare merupakan suatu respon tubuh
terhadap keadaan tidak normal, namun anggapan bahwa diare sebagai mekanisme pertahanan
tubuh untuk mengekskresikan mikroorganisme keluar tubuh, tidak sepenuhnya benar. Terapi
kausal tentunya diperlukan pada diare akibat infeksi, dan rehidrasi oral maupun parenteral
secara simultan dengan kausal memberikan hasil yang baik terutama pada diare akut
yang menimbulkan dehidrasi sedang sampai berat. Acapkali juga diperlukan terapi simtomatik
untuk menghentikan diare atau mengurangi volume feses, karena berulang kali buang air besar
merupakan suatu keadaan/kondisi yang menggganggu akitifitas sehari-hari.
Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak
berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila
diare berlangsung kurang dari 2 minggu, di sebut sebagai Diare Akut. Apabila diare berlangsung
2 minggu atau lebih, maka digolongkan pada Diare Kronik. Pada feses dapat dengan atau tanpa
lendir, darah, atau pus. Gejala ikutan dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas,
tenesmus, demam dan tanda-tanda dehidrasi.
B. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui penyebab dan patologi dari diare akut.
2. Mengetahui manifestasi klinik dari diare akut.
3. Mengetahui metode diagnosis klinik dalam mendeteksi penyebab
diare akut.
4. Mengetahui terapi pengobatan diare akut.
PEMBAHASAN
DIARE AKUT PADA DEWASA
Diare adalah adalah kondisi di mana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari
3 kali per hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram per hari) dan konsistensi (feses
cair). Pada definisi ini jelas menyebutkan frekuensi diare terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari.
(Smeltzer,2002). Diare juga merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (WHO,1980).1
Diare merupakan keadaan dimana seseorang menderita mencret-mencret, tinjanya encer,
dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai muntah-muntah. Sehingga diare dapat
menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Bila penderita diare banyak sekali
kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi dan anak-
anak usia di bawah lima tahun (Ummuauliya. 2008). Beberapa definisi yang telah disebutkan di
atas, menjelaskan definisi diare berdasarkan konsistensi dan bentuk tinja (feses) yang melembek
dengan atau tanpa menunjuk pada frekuensi diarenya.Bahkan definisi diare yang diberikan WHO
secara spesifik juga menyebutkan diare dengan feses yang berwarna hijau, bercampur lendir dan
atau darah.Dengan demikian, secara umum berdasarkan beberapa definisi diare dapat disebutkan
bahwa diare adalah penyakit yang ditandai dengan buang air besar yang sering melebihi keadaan
biasanya dengan konsistensi tinja yang melembek sampai cair dengan atau tanpa darah dan atau
lendir dalam tinja.2
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
Pasien dengan diare akut dengan berbagai gejala klinik tergantung dengan penyakit
dasarnya. Keluahan diarenya berlangsung kurang dari 15 hari. Diare karena penyakit usus halus
biasanya berjumlah banyak, diare air, dan sering berhubungan dengan malabsorpbsi, dan
dehidrasi sering didapatkan. Diare dengan kelainan kolon sering kali dengan kelainan tinja
berjumlah kecil tapi sering, bercampur darah dan ada sensasi ingin ke belakang. Pasien dengan
diare akut infektif biasanya datang dengan gejala khas yaitu nausea, muntah, nyeri abdomen,
demam, dan tinja yang yang sering bisa air, malabsorpsi, atau berdarah tergantung bakteri
patogen yang spesifik. Secara umum parogen usus halus tidak invasif, dan patogen ileokolon
lebih mengarah ke invasif. Pasien yang memakan taksigenik biasanya datang dengan gejala
nausea dan muntah sebagai gejala prominen bersamaan dengan diare air tapi jarang mengalami
demam. Muntah yang mulai beberapa jam dari masuknya makanan mengarahkan kita kepada
keracunan makanan karena toksin yang dihasilkan, parasit yang tidak menginvasi mukosa usus,
seperti Giardia lambia dan Cryptosporodium, biasanya menyebabkan rasa tidak nyaman di
abdomen yang ringan, perut bergas dan kembung.1
Bakteri invasif seperti Campylobacter, Salmonella dan Shigella, dan organisme yang
menghasilkan sitotoksin seperti Colostridium difficile and Enterohemoragic E coli (serotipe
O157:H7) menyebabkan inflamasi usus yang berat. Organisme Yersinia sering kali menginfeksi
ileum terminal dan caecum dan memiliki gejala nyeri perut kuadran kanan bawah menyerupai
appendicitis akut. Infeksi Campylobacter jejuni sering bermanifestasi sebagai diare, demam dan
kadangkala kelumpuhan anggota badan dan badan (sindrom Guillain-Barre). Kelehuan lumpuh
pada infeksi usus ini sering disalahtafsirkan sebagai malpraktek dokter karena ketidaktahuan
masyarakat.
Diare air merupakan gejala tipikal dari organisme yang menvasi epitel usus dengan
inflamasi minimal, seperti virus enterik atau organisme yang menmpel tetapi tidak
menghancurkan epitel seperti Enteropahogenic E coli, protozoa, dan helminths. Beberapa
organisme seperti Campylobacter, Aeoromonas,Shigella, and Vibrio species menghasilkan
enterotoksin dan menginvasi mukosa usus pasien, karena itu menunjukan gejala diare berdarah
dalam beberapa jam atau hari.3
Sindrom hemilitik uremik dan purpura trompbositopenik trombotik (TTP) dapat timbul
pada infeksi dengan bakteri E.coli enterohemoragik dan Shigella, terutama anak kecil dan orang
tua. Infeksi Yersinia dan bakteri enterik lainnya dapat disertai sindrom Reiter (artritism uretritis,
dan konjungtivitis), tiroiditis, perikarditis, atau glumeronefritis. Demam enterik, disebabkan
Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi, merupakan penyakit sistemik yang berat yang
bermanifestasi sebagai demam tinggi yang lama, prostasi, bingung, dan gejala respiratorik diikuti
nyeri tekan abdomen, diare dan kemerahan (rash).2
Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan konsumsi oral terbatas, karena nausea dan
muntah terutama pada anak kecil dan usia lanjut. Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus
yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dengan urine berwarna gelap. Pada
keadaan berat dapat mengarah ke gagal ginjal akut dan perubahan status jiwa seperti
kebingungan dan pusing kepala.
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi menjadi 3 tingkatan:4
2. Parenteral: infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan. Otitis media akut (OMA), pneumonia. Traveler’s diarrhea: E. coli, Giardia lamblia, Shigella, Entamoeba histolytica dll.Makanan:
Intoksikasi makanan: Makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan mengandung bakteri/toksin: Clostrodium perfringens, B. cereus, S. aureus, Streptococcus anhaemolyticus, dll.
Alergi: susu sapi, makanan tertentu. Malabsorpsi/maldigesti: karbohidrat: monosakarida (glukosa,laktosa,galaktosa), disakarida
(sakarosa,laktosa), lemak: rantai panjang trigliserida protein: asam amino tertentu, celiacsprue gluten malabsorption, protein intolerance, cows milk, vitamin dan mineral.
- Imunodefisiensi: hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia (Bruton), penyakit granulomatose kronik, defisiensi IgA, imunodefisiensi IgA heavycombination.
- Terapi obat. Antibiotik, kemoterapi, antacid dll.- Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi.- Lain-lain: Sindrom Zollinger-Ellison,neuropati autonomic (neuropati diabetik).
Tabel 2. Etiologi diare akut
EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
a. Epidemiologi
Pada tahun 1995 diare akut karena infeksi sebagai penyebab kematian pada lebih dari 3 juta penduduk dunia. Kematian karena diare akut dinegara berkembang terjadi
terutama pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun, dimana dua pertiga diantaranya tinggal didaerah/lingkungan yang buruk, kumuh dan padat dengan sistem
pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat, keterbatasan air bersih dalam jumlah maupun distribusinya, kurangnya sumber bahan makanan disertai cara
penyimpanan yang tak memenuhi syarat, tingkat pendidikan yang rendah serta kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan. Di Amerika Serikat dengan perbaikan sanitasi
dan tingkat pendidikan, prevalensi diare karena infeksi berkurang. Data dariCenters for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa infeksi karena
Salmonella, Shigella, Listeria, Escherichia coli, dan Yersinia berkurang berkisar 20-30% berkat perhatian atas kebersihan dan keamanan makanan. Sementara di
beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi masih menduduki peringkat pertama sampai dengan keempat pasien dewasa yang datang
berobat ke rumah sakit. Beberapa faktor epidemiologis penting dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang disebabkan oleh infeksi. Makanan atau minuman
terkontaminasi, berpergian, penggunaan antibiotik, HIV positif atau AIDS, merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi pasien beresiko tinggi untuk diare
infeksi.1,3
Perantara (vehicle) Pathogen klasik
Air
Makanan
UnggasSapi, juice buah yg tidak dipasteurisasiBabiSeafood dan kerang(termasuk sushi dan ikan mentah)
Keju,susuTelurMayoinase + makanan &creamNasi gorengBerrie segarSayuran atau buah-buahan kalengKecambah
LingkunganHewan ke manusia
Manusia ke manusia (termasuk seksual kontak)Rumah sakit/antibiotikKolam renang Wisatawan asing
Vibriocholerae,Norwalk agent, Giardia lamblia, Cryptospordium species (termasuk makanan yang dicuci dengan air tersebut).
Salmonella, Campylobacter, dan Shigella spp.Enterohemoragic escherichia coli, Taenia saginataCacing pita (tape worm)V . c h o l e r a e , V . p a r a h a e m o l y ti c u s ; v i b r i o s p p , Salmonella spp., cacing pita, Hepatitis A,B,C.Listeria spp.Salmonella spp.Staphylococcus dan ClostridiumBacillus cereusCycklospora spp.Clostridium spp.Enterohemorrhagic E. coli dan Salmonella spp.
Trichuris trichiuraCryptosporidiosis sembuh spontan dengan status imun normal. Jika pejamu immunocompromised dengan diare persistenCyclosporaIsospora belliClostridium difficeleBiasanya penyembuhan spontan setelah menghentikan antibiotik
Doksisiklin 200 mg hari ke-1;lalu 100 mg 1 kali hari; 4 hariKo-trimoksazol 960 mg 2 kali/hari;5 hari (alternatif 1)Siprofloksasin 500 mg 2 kali/hari; 5 hari (alternatif 2)Tinidazol 2 g 1 kali/hari; 3 hari (pilihan ke 1)Metronidazol 750 mg 2 kali/hari; 5 hari (alternatif 1)(diikuti oleh diloksanid furoat 500 mg 3 kali/hari; 10 hari)Sifrofloksasin 1 g sekali sehariVibrimisin 300 mg satu kali sehariTinidazol 2 gr satu kali sehariPraziquantel 40 mg/kg sekali sehariAlbendazol 400 mg 1 kali/hari;3 hariInvermektin 150-200 mikrogram/kg satu kali sehariTiabendazol 25 mg/kg 2 kali/hari (maks. 1500 mg per dos)Mebendazol 100 mg 2 kali/hari, 3 hariParomisin 500-1000 mg 3 kali/hari; 14 hariAzitromisin 500 mg 1 kali/hari;3 hari
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral, penularannya dapat dicegah
dengan menjaga higiene pribadi yang baik. Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar
dari toilet dan khususnya selama mengolah makanan. Kotoran manusia harus diasingkan dari
daerah pemukiman, dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia.2
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama, ini harus diberikan perhatian
khusus. Minum air, air yang digunakan untuk membersihkan makanan, atau air yang digunakan
untuk memasak harus disaring dan diklorinasi.Jika ada kecurigaan tentang keamanan air atau air
yang tidak dimurnikan yang diambil dari danau atau air, harus direbus dahulu beberapa menit
sebelum dikonsumsi. Ketika berenang di danau atau sungai, harus diperingatkan untuk tidak
menelan air.1
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih (air rebusan,
saringan, atau olahan) sebelum dikonsumsi.Limbah manusia atau hewan yang tidak diolah tidak
dapat digunakan sebagai pupuk pada buah-buahan dan sayuran.Semua daging dan makanan laut
harus dimasak. Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh dikonsumsi. Wabah
EHEC terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak dipasteurisasi yang dibuat
dari apel terkontaminasi, setelah jatuh dan terkena kotoran ternak.
Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius, tetapi efektivitas dan
ketersediaan vaksin sangat terbatas.Pada saat ini, vaksin yang tersedia adalah untuk V. colera,
dan demam tipoid.Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan
untuk digunakan.Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif, dan durasi imunitasnya lebih panjang.
Vaksin tipoid parenteral yang lama hanya 70 % efektif dan sering memberikan efek samping.
Vaksin parenteral terbaru juga melindungi 70 %, tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan
memberikan efek samping yang lebih sedikit.Vaksin tipoid oral telah tersedia, hanya diperlukan
1 kapsul setiap dua hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin
lainnya.1
PENUTUPKESIMPULAN:
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun
negara maju. Sebagian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi bakteri
dapat diberikan terapi antimikrobial secara empirik, yang kemudian dapat dilanjutkan dengan
terapi spesifik sesuai dengan hasil kultur. Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif
dan cukup aman bila diberikan sesuai dengan aturan. Prognosis diare akut infeksi bakteri baik,
dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal. Dengan higiene dan sanitasi yang baik
merupakan pencegahan untuk penularan diare infeksi bakteri.
Diare akut pada orang dewasa banyak ditemukan di klinik dalam praktek sehari-
hari.Salah satu etiologinya adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti
virus, bakteri, protozoa, dan helminth.Pemahaman tentang patofisiologi diare akut dapat
mengarahkan kita untuk mencari dan mengetahui etiologi dan memberikan terapi yang
sesuai.Terapi simtomatik sebagai tambahan terhadap terapi kausal kadang diperlukan untuk
mengurangi keluhan penderita yang mengganggu aktifitas sehari-hari akibat diare akut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, editor. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.