Top Banner
Stress Akibat kerja Friska Juliarty koedeboen 10-2008-183 Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2014 PENDAHULUAN Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula merupakan gangguan dan ancaman. Terjadinya gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja fisik yang buruk telah lama diketahui, juga telah pula dipahami bahwa desain dan organisasi kerja yang tidak memadai seperti kecepatan dan beban kerja yang berlebihan merupakan faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat kerja. Tetapi beberapa penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor penyebab gangguan kesehatan tersebut bukan murni factor fisik tetapi disertai juga unsur psikologis. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan angka kejadian penyakit penyumbatan pembuluh darah jantung antara pekerja kerah biru (blue collar) dan kerah putih 1
36

Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

Dec 26, 2015

Download

Documents

blok 28
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

Stress Akibat kerja

Friska Juliarty koedeboen

10-2008-183

Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

2014

PENDAHULUAN

Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia yang

dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula merupakan gangguan dan

ancaman. Terjadinya gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja fisik yang buruk telah lama

diketahui, juga telah pula dipahami bahwa desain dan organisasi kerja yang tidak memadai

seperti kecepatan dan beban kerja yang berlebihan merupakan faktor-faktor lain yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan akibat kerja. Tetapi beberapa penelitian membuktikan bahwa

faktor-faktor penyebab gangguan kesehatan tersebut bukan murni factor fisik tetapi disertai

juga unsur psikologis. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan angka kejadian penyakit

penyumbatan pembuluh darah jantung antara pekerja kerah biru (blue collar) dan kerah putih

(white collar). Hal ini membuktikan bahwa jenis pekerjaan menimbulkan gangguan kesehatan

yang berbeda.

PEMBAHASAN

A. Diagnosis klinis

1. Anamnesis

- Identitas : Wanita, 40 tahun

- RPS : Pusing, Mual

- RPD : -

1

Page 2: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

- RPK : -

- RPKerjaan : Guru , 3 bulan lalu menjadi wali kelas III SMA

- Pajanan : stress

- Pemeriksaan Fisik : TTV normal

- Pemeriksaan penunjang : BAB normal, BAK normal

2. Pajanan yang dialami

Psikologi (stress)

Stress adalah suatu keadaan disebabkan oleh adanya tuntutan internal maupun

eksternal (stimulus) sehingga individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun

psikologis (respon) serta melakukan usaha-usaha penyesuaian diri terhadap situasi

tersebut (proses).

Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk

ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat

membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada

dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber

stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut

strain. Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang

menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk

mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian

stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang

mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam

ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.

Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system

kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan

dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap

peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa

stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya

ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.

2

Page 3: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang

mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat

mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.

Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik

terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan

stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak

dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu

terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stress. Respons atau

tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.

3. Hubungan pajanan dengan penyakit

Stress di tempat kerja

Stress ditempat kerja bukanlah fenomena baru. Akan tetapi, dewasa ini telah menjadi

masalah manajemen yang sangat penting di dunia bisnis. Manajer perusahaan dan penyelia

pabrik mengakui bahwa stress telah mewabah, dua dari tiga pekerja mengalami stress.

Perkiraan terbaru mengindikasikan bahwa stress kerja menyebabkan pemilik sekitar

$200milyarper tahun karena masalah absen, keterlambatan, kejenuhan, produktivitas

rendah,angka keluar masuk yang tinggi, kompensasi pekerja dan peningkatan biaya asuransi

kesehatan. Kini diyakini bahwa sekitar 80%penyakit dan kesakitan dipicu dan diperburuk

oleh stress. Saat ini, para manajer tengah mencari cara untuk mengatasi dan meminimalkan

pengaruh stress akibat kerja.

Alasan yang menyebakan stress kerja sangat banyak,berkisar dari perubahan ekonomi

sampai teknologi yang sangat cepat. Kemajuan di bidang teknologi, yang seharusnya dapat

menambah waktu luang, ternyata malah menambah tekanan untuk berbuat lebih banyak

dalam waktu yang singkat. Pada umumnya rata-rata orang menghabiskan waktu sekitar 8-12

jam per hari di tempat kerja. Ini berarti penambahan jam kerja sebanyak 163 jam setiap tahun

sejak 1970 ( hal ini tidak termasuk waktu yang diperlukan untuk berangkat dan pulang kerja).

Seperti masinis dan sekretaris, manajer merasa bahwa mereka juga terikat dengan kantor.

Apapun uraian tugasnya, mereka akan merasa sulit melepaskan diri dari pekerjaan karena kini

teknologi seperti mesin faksmili, telpon genggam, pager, laptop sudah semakin umum

dipakai. Penyebab penting yang menyebabkan pekerja stress bukan hanya karena waktu yang

3

Page 4: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

dihabiskan di tempat kerja atau disekitarnya. Penyebab lainnya dapat dikelompokan tiga

kategori : penyebab organisasional, individual, dan penyebab lingkungan.

4. Pajanan cukup besar

Hubungan antara masing-masing peubahan patologis seorang individu tidak banyak

diketahui secara detail, tetapi sebagian besar peneliti mengakui bahwa rangsangan

psikologis dalam hal ini termasuk stress akibat pekerjaan, atau stressor penting sebagai

factor penyerta dari timbulnya suatu penyakit tertentu, seperti penyakit jantung

iskemik,hipertensi esensial, gangguan saluran cerna serta beberapa penyakit neuropsikiatri.

Selanjutnya peranan factor psikologis menjadi jelas setelah pada penelitian lain terbukti

secara bermakna adanya beberapa stersor psikologissebagai penyebab terjadinya penyakit

penyumbatan jantung :

1. Perubahan jenis pekerjaan

2. Perubahan besar-besar jadwal pekerjaan

3. Perubahan dalam tanggung jawab

4. Ketidaksesuaian dengan atasan

5. Ketiaksesuaian dengan teman-teman sekerja

Penyebab itu sendiri tidak selalu sebagai sumber penyebab satu-satunya gangguan-

gangguan psikologis, tetapi dapat merupakan status dari kerentanan terhadap kegagalan-

kegagalan tertentu di lingkungan pekerjaan yang penuh dengan stresor-stresor fisik.

Emosianal dan mental. Stresor fisik di tempat kerja misalnya bising, penerangan yang

kurang memadai, temperatur ruangan yang terlalu tinggi serta bahaya-bahaya kerja fisik

lainnya, atau bahaya-bahaya kerja kimiawi, misalnya debu kerja yang berlebihan, bahaya

ergonomis, misalnya meja kerja yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, jangkauan yang

terlalu jauh, bekerja dengan posisi sulit atau yang lain-lain. Stresor emosional atau mental,

bisa merupakan kondisi yang tidak menyenangkan atau bahkan kondisi yang

mennyenangkan misalnya suatu promosi dapat menimbulkan stres akibat kehilangan

posisi.

4

Page 5: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

Masalah- masalah dalam pekerjaan lainnya seperti dipindahkan bagian, menganggur dan

pensiun seringkali menimbulkan kerentanan untuk timbulnya gangguan psikologis.

Kondisi-kondisi lainnya sperti terlalu banyak tugas, atau sebaliknya tidak diberi tugas,

tidak punya kekuasaan untuk melaksanakan tugas atau atasan yang tidak mendukung

dalam melaksanakan tugas juga menjadi subjek konflik di tempat kerja.

Sifat stresor adalah bertambah terus dan bertumbu. Respon individu dalam menghadapi

stresor tergantung pada nilai-nilai, pengalaman dan daya penyesuaian dirinya. Suatu

stressor tunggal dapat menjadi majemuk jika terjadi kegagalan elemen-elemen dari sistem

pendukung emosi misalnya mobil mogok di jalan pada saat akan menghadiri rapat yang

penting.

Manusia dalam menghadapi stressor akan menampilkan 3 reaksi tubuh :

a. Reaksi alarm (tanda bahaya) Respon yang datangnya dengan cepat untuk menghadapi

suatu tantangan atau ancaman. Pada tahap ini tubuh belum dapat beradaptasi terhadap

paparan ancaman bahaya. Terjadi mobilisasi dari sistem saraf otonom yang mencetuskan

respon stress dalam bentk respon perlawanan (fight) atau respon menghindar (flight).

Bermacam-macam sistem tubuh ikut mengkoordinasi kesip-siagaan untuk bereaksi.

Mempengaruhi kejiwaan (sistem limbik), pengaturan sistem kardiovaskular,

pernafasan,ketegangan otot serta aktivitas-aktivitas motorik yang halus.

b. Tahap kebal (resisten) reaksi alarm tidak dapat di pelihara untuk jangka waktu yang tidak

terbatas. Pemaparan yang berkepanjangan terhadap stressor-stresor menyebabkan individu

menjadi kebal. Pada tahap ini sesungguhnya tubuh sudah dapat beradaptasi, dimana

individu mengembangkan suatu strategi perjuangan untuk bertahan hidup dan membina

daya perlawan justru untuk meredam respon dari stressor yang telah dimulai pada tahap

sebelumnya. Mekanisme penanggulangan ini bisa menguntungkan bagi perkembangan

mental individu. Ternyata individu cenderung untuk lebih baik melaksanakan

penanggulangan dengan cara yang cepat dari pada cara yang lebih lama dalam menangani

masalah tersebut dan mencoba melarikan diri dari kondisi yang kurang menyenangkan.

Sayangnya cara penanggulangan yang cepat walaupun paling ,udah biasanya tidak

5

Page 6: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

memadai, karena dengan cara ini biasanya pada jangka panjang akan timbul masalah-

masalah sekunder dalam bentuk menurunya penampilan diri. Pada tahap ini individu

sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan untuk mengidentifikasi cara-cara

penanggulangan yang dapat mendorong dirinya memahami keuntungan-keuntungan dari

cara penanggulangan yang lebih lama.

c. Tahap kelelahan. Respon terhadap stress pada dasarnya sehat dan penting untuk

menimbulkan daya motivasi dan adaptasi seseorang. Bila beban mental terlalu berat atau

tidak dapat menemukan solusi yang memadai maka individu tersebut akan menanggung

banyak keuskaran. Stress yang lama dan berkelanjutan aoat menimbulkan masalah-

masalah yang menahun yang pada akhirnya menyebabkan individu akan menderita suatu

kelelahan yang berat seakan-akan semua cadangan energi menghilang. Sehingga timbul

ekspresi yang sungguh-sunguh. Gejala-gejala fisik dari tahap awal kelelahan tampak

sebagai perasan lelah yang berlebihan, lemah dan tidak punya daya. Tanda-tanda non-

spesifik lainnya biasanya dalam bentuk penglihatan yang kabur, rasa pusing, vertigo,

tangan tremor, nyeri otot, palpitasi, napas terasa berat, nyeri dada, sesak napasatau

gangguan pernafasanyang lain. Gejala-gejala gangguan saluran cerna seperti rasa kering di

mulut, rasa leher tercekik, mual-mual muntah, konstipasi yang menahun,diare atau sakit

perut yang melilit. Berat badan bertambah atau menjadi kurus, perubahan corak makan

dalam bentuk berkurangnya nafsu makan menjadi lebih besar atau makan coklat yang

belebihan. Individu ini biasanya kalau di tempat kerja bisa menyembunyikan gejala-

gejalanya kecuali kalau terasa sangat berat, pada keadaan ini cenderung untuk bolos kerja.

Tetapi sayangnya gejala-gejala ini tidak hanya timbul di tempat kerja, bisa juga di rumah

atau dimana saja, sehingga individu sangat menderita. Gejala-gejala emosi dari stres pada

tahap kelelahan berhubungan dengan sindrom depresi dan frustasi, manifstasinya dalam

bentuk tangisan yang tdiak terkontrol, perasaan takut mati, tidak berani bicara di depan

public, mudah terkejut, tidak suka berteman, atau bertemu keluarga atau menyalurkan

hobinya, kurang perhatian pada hal-hal personal seperti olahraga, pakaian dan makan.

Pada kasus-kasus yan ekstrem bisa merusk diri atau percobaan bunuh diri. Mudah marah,

dingin dan kaku pada orang lain serta disertai perasaan bersalah yang berlebihan.

Serangan panic dan gelisah dapat mengakibatkan kesulitan melaksanakan pekerjaan, yang

6

Page 7: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

akan menambah stressdi tempat kerja karena gejala-gejala tersebut terlihat oleh teman-

teman kerjanya.

Disfungsi mental pada tahap kelelahan tampak sebagai gangguan tidur seperti sulit bangun

dari tidur, bangun tidur terlal dini yang disertai dengan mimpi-mimpi buruk, hilangnya

daya konsentrasi dan koordinasi. Hal ini mendorong timbulnya gangguan penampilan di

tempat kerja serta daya untuk mempertimbangkan suatu masalah, sehingga tidak jarang

timbul perilaku negative dalam melaksanakan pekerjaan atau timbul keragu-raguan dalam

memutuskan suatu masalah. Di tempat kerja tanda-tanda disfungsi mental biasanya lebih

mudah tampak daripada tanda-tanda gangguan fisik karena gejala-gejala tersebut

berhubungan langsung dengan penampilan kerja dan jelas dapat dirasakan oleh teman

sekerja. Hal ini mengakibatkan hilangnya rasa percaya diri dan gangguan control individu,

sehingga makin mendorong penurunan penampilan dirinya. Penyalahgunaan obat-obatan

penenang serta obat-obatan yang lain, merokok berlebihan seringkali menjadi solusi yang

diambil oleh individu ini.

5.Faktor Individu

Penyebab stress (stressor) itu ada 3 faktor yaitu:

1. Faktor Lingkungan :

 Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian

politik  serta kemajuan teknologi

2. Faktor Organisasi

Menurut Cooper & Marshal ada 6 faktor yaitu :

1. Faktor intrinsik

Lingkungan pekerjaan dalam kondisi kerja yang tanpa variasi dan tidak

nyaman akan menyebabkan gangguan kesehatan, beban kerja berlebihan,

beban kerja yang sulit dikerjakan dikarenakan ketidakcukupan

ketrampilan dari pekerja.

2. Peran dalam organisasi

 Kurang penjelasan informasi mengenai tugas, kewajiban serta hak,

7

Page 8: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

pekerja kurang memahami apa yang diharapkan dari pekerjaannya,

ketidaknyamanan melakukan pekerjaan karena tidak sesuai keinginan si

pekerja.

b. Pengembangan karir

 Kurangnya rasa keamanan dari pekerjaannya, memasuki awal pensiun, ketidakjelasan

status, merasa frustasi dalam upaya mencapai puncak karir di perusahaan

c. Struktur dan iklim organisasi

 Struktur organisasi yang memungkinkan pekerja kehilangan identitas dan kebebasan

individu, aturan yang berlebihan dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan yang berdampak pada pekerja, aturan yang berlebihan.

d. Hubungan dalam organisasi

 Hubungan yang tidak baik dengan atasan, bawahan maupun rekan sekerja serta

kurangnya dukungan sosial dari rekan sekerja

e. Ketidak seimbangan antar kehidupan internal perusahaan dengan kehidupan diluar

perusahaan.

3. Faktor Individu

Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama faktor persoalan keluarga

(perceraian, anak-anak tidak disiplin, kematian pasangan hidup), masalah ekonomi

pribadi karena pola hidup yang lebih besar pasak daripada tiang serta karakteristik

kepribadian pekerja (tipe kepribadian A) 

Secara umum, seseorang yang mengalami stres pada pekerjaan akan menampilkan gejala-gejala

yang meliputi 3 aspek, yaitu

1. Fisiologi memiliki indikator yaitu : terdapat perubahan pada metabolisme tubuh,

meningkatnya kecepatan detak jantung dan napas, meningkatnya tekanan darah, timbulnya

sakit kepala

2. Psikologi memiliki indikator yaitu: terdapat ketidakpuasan hubungan kerja, tegang, gelisah,

cemas, mudah marah, kebosanan, sering menunda pekerjaan serta sulit membuat keputusan

yang rutin, sikap tidak mau bekerjasama, tidak dapat relaks

8

Page 9: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

3. Prilaku memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada produktivitas, ketidakhadiran

dalam jadwal kerja, perubahan pada selera makan, meningkatnya konsumsi rokok dan

alkohol, berbicara dengan intonasi cepat, mudah gelisah dan susah tidur.

6.faktor lain diluar pekerjaan

Faktor non pekerjaan yang menimbulkan stress kerja umumnya adalah masalah rumah

tangga (keluarga). Seorang pekerja biasanya punya dua peran yaitu peran selaku pekerja

dalam organisasi dan peran selaku angota rumah tangga. Seorang suami utamanya

disandarkan sebagai pencari nafkah keluarga. Kala kebutuhan rumah tangga meningkat

sementara penghasilan yang diperoleh dari pekerjaannya tetap, ketimpangan ini muncul

menjadi stressor. Wanita (istri) yang bekerja pun punya dua peran yaitu sebagai pekerja

dan sebagai pengurus rumah tangga. Saat si isteri harus bekerja dengan jam yang

bertambah, keluarga yang menanti di rumah, anak yang sakit, atau suami yang marah

menjadi stressor yang memicu munculnya job stress di dalam dirinya. 

7.diagnosis okupasi

Stress kerja

Dalam diskursus psikologi, Terry A. Beehr and Thomas Franz menyebut bahwa “stress” atau

tekanan biasanya didefinisikan dengan tiga cara, yaitu “sebagai rangsangan lingkungan yaitu

kekuatan yang ditimpakan atas individu, sebagai respon fisik ataupun psikologis individu atas

kekuatan lingkungan tersebut, dan sebagai interaksi antara kedua peristiwa tersebut.

Sehubungan dengan ketiga definisi tersebut, Beehr and Franz lalu

mengidentifikasi 4 pendekatan yang sering diterapkan dalam menyelidiki

masalah job stress. Keempat pendekatan tersebut adalah:

Pendekatan Job Stress versi Beehr and Franz

Pendekatan Penekannya DampaknyaSasaran Utama

Perlakuan

Medis Fisik Ketegangan Fisik

Individu

9

Page 10: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

Klinis/Psikologi Konseling

Psikologis Ketegangan Psikologis

Individu

Psikologi Rekayasa

Fisik Kinerja Pekerjaan

Organisasi

Psikologi Organisasi

Psikologis Ketegangan Psikologis

Organisasi

Target penangan utama perlakuan mengacu pada elemen proses job stress, yang umumnya

disebut penekan (stressor) atau ketegangan (strain) yang para ahli coba ubah secara cepat. Dua

kategori utama target penanganan adalah individu dan organisasi. Target penanganan atas

individu dilakukan lewat upaya pengubahan karakteristik atau respon individu secara cepat. Jenis

perlakukan ini bertujuan mengubah ketegangan secara langsung. Target penanganan atas

organisasi dilakukan lewat upaya mengubah sejumlah aspek organisasi atau lingkungan kerja

individu – biasanya penekannya – seperti penurunan konflik dalam lingkungan kerja atau tingkat

kebisingan di lingkungan kerja.

Pendekatan Medis menganggap baik penekan maupun ketegangan melulu bersifat fisik. Target

penangannya adalah fisik individu. Pendekatan ini kurang cocok untuk diterapkan dalam kajian

job stress sehubungan yang pasti berhubungan dengan pekerjaan. Namun, pendekatan ini punya

kesamaan dengan Pendekatan Klinis/Psikologi Konseling yang menekankan bahwa tekanan

cenderung bersifat psikologis dengan target penangan individu pula. Kedua pendekatan ini

utamanya tidak tertuju pada konsep job stress, walaupun konsep-konsepnya banyak dipakai

untuk keperluan mencari solusi atas job stress.

Pendekatan Psikologi Rekayasa awalnya fokus pada karakteristik fisik pekerjaan atau lingkungan

kerja selaku penekan yang punya dampak tertentu atas pada hasil pekerjaan. Pendekatan ini juga

menekankan pada pengubahan desain fisik pekerjaan serta lingkungan kerja sebagai salah satu

upaya penyelesaian masalah job stress.

Pendekatan Psikologi Organisasi adalah pendekatan yang paling fokus pada masalah job stress

dalam organisasi. Penekan-penekan yang bersifat psikologis merupakan faktor utama yang

10

Page 11: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

mempengaruhi munculnya ketegangan psikologis, sehingga karakteristik organisasi serta

lingkungan pekerjaan menjadi target penangan perhatian pendekatan ini. Pendekatan psikologi

organisasi berawal sejak tahun 1964 lewat kajian Kahn, et.al. yang berfokus pada masalah

tekanan di lingkungan pekerjaan.

Kajian seputar job stress sebaiknya mengikuti pendekatan yang keempat, yaitu Pendekatan

Psikologi Organisasi. Kajian ini secara khusus berupaya mencari sumber-sumber tekanan yang

berasal dari karakteristik organisasi serta kondisi lingkungan pekerjaan yang berdampak pada

kinerja karyawan.

Definisi job stress lainnya diajukan oleh Anne Spurgeon, yang menyatakannya sebagai “ ...

tekanan (stress) dihasilkan dari ketidakseimbangan antara tuntutan atas individu dengan

kemampuannya guna memenuhi tuntutan tersebut.” Tuntutan (demand) yang melebihi

kemampuan menimbulkan situasi tekanan di dalam diri individu. Terlebih, ketidakseimbangan

tersebut diperparah dengan adanya “control” atau kendali dari atasan di lokasi kerja. Kendali

oleh atasan yang tidak mempertimbangkan aspek kemampuan seorang akan semakin

meningkatkan job stress atas diri seorang karyawan.

Definisi lain job stress diajukan Steve M. Jex, yang mendefinisikan job stress “ ... cenderung

mengadopsi konsep stimulus (rangsangan), response (tanggapan), serta hubungan stimulus-

response.”[4] Stimulus (rangsangan) mendorong tekanan (stress) menjadi sebuah kekuatan yang

menekan individu. Kata “stress” biasanya digunakan untuk menggambarkan aspek negatif

pekerjaan yang menyumbang masalah pada individu. Nuansa suatu pekerjaan berlaku sebagai

“kekuatan” yang menekan individu.

Definisi response (tanggapan) menyebutkan bahwa stress sinonim dengan cara seorang pekerja

bereaksi atas kondisi kerja yang penuh tekanan. Perhatikan kalimat berikut, “Jarwo merasa

sangat stress karena evaluasi atasan terhadap dirinya.” “Stress” digunakan untuk mewakili

perasaan seseorang yang memusuhi suatu situasi yang terjadi atas dirinya.

11

Page 12: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

Definisi stimulus-response meliputi seluruh proses dalam mana lingkungan kerja mampu

menimbulkan dampak negatif atas diri pekerja. Ketimbang menggunakan istilah “stress”, definisi

stimulus-response lebih memilih untuk menggunakan istilah “stressor” atau penekan yang

mewakili aspek lingkungan kerja yang butuh tanggapan adaptif dari diri pekerja. Selain itu,

muncul pula konsep “strain” atau ketegangan, yang meliputi reaksi pekerja yang kurang tepat

atas penekan. Jika disikapi secara tidak tepat, penekan (stressor) dapat mengakibatkan “strain”

(ketegangan).

Definisi job stress lain – yang relatif lengkap – diajukan oleh Thomas A. Beehr and J.E.

Newman, yaitu sebagai “ ... situasi di mana faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan

berinteraksi dengan pekerja untuk mengubah kondisi fisiologis dan psikologis (badan dan

pikiran) hingga ia terpaksa menyimpang dari fungsi normalnya.”. Dalam definisi ini termaktub

apa yang dimaksud “kesehatan kerja” yaitu kondisi mental dan fisik pekerja. 

Model-model Tekanan Kerja

Model berguna untuk menjelaskan fenomena. Model terdiri ada sejumlah teori yang

menjelaskan fenomena yang sama. Ketika masing-masing teori memiliki kemiripan satu sama

lain, kelompok teori tersebut dianggap sebagai satu model. Model berfungsi menyederhanakan

masalah yang rumit. Dalam hal konsep job stress yang telah berkembang cukup kompleks,

model menemui signifikansinya. Model-model yang umum digunakan dalam membedah

masalah job stress adalah: (1) Model Awam; (2) Model Respon; (3) Model Stimulus; (4) Model

Interaktif. Model Awam – Model awam menyebut job stress sekadar sebagai “apa yang terjadi

pada seseorang.” Persepsi ini muncul dari para pekerja, kolega kerja, staff, pelanggan, atau klien.

Definisi stress versi awam membawa pada kesalahan pikir, penyalahgunaan, dan mencederai

kepercayaan diri seseorang. Ciri dari Model Awam adalah sebagai berikut:

1. Banyak kata atau kalimat diekspresikan dalam bentuk negatif. Akibatnya, stress selalu dipandang

buruk dan tidak diinginkan. Misalnya kata-kata : ‘depresi’, ‘lepas kontrol’, ‘pusing’, ‘dikejar

waktu’, ‘diserang panik’, ‘gelisah’, ‘tidak bisa tidur’, atau ‘menangis’ kerap muncul dari

kalangan awam dalam melukiskan kondisi stress seseorang. Stress dihadirkan secara pesimistik,

yaitu masalah seseorang yang seolah tidak bisa diatasi.

12

Page 13: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

2. Definisi awam lebih mengarah pada simptom atau gejala stress ketimbang core atau inti dari

stress itu sendiri. Model awam menyebut stress sebagai ‘kegelisahan’, ‘depresi,’ atau ‘diserang

rasa panik’, yang semuanya merupakan simptom atau gejala stress dan bukan stress itu sendiri.

3. Model awam jarang menyebut stressor (penekan) atau stress agent (penyebab stress) untuk

menjelaskan sumber stress seperti kerja berlebihan atau dikejar deadline penyelesaian tuga.

Keduanya adalah stressor umum di lokasi pekerjaan.

Kendati banyak kekurangan di sana-sini, model awam mendorong pada terciptanya model stress

yang lebih sistematis yaitu : Response-Based Model of Job Stress dan Stimulus-Based Model of

Job Stress.

Model Respon – Model Respon berupaya mencari situasi yang mampu menyebabkan stress.

Stress adalah hasil, bukan penyebab itu sendiri, sehingga harus dianggap sebagai variabel terikat.

Skema dari model respon adalah sebagai berikut :

Gambar 28 Model Respon versi Sutherland and Cooper

Model Stimulus – Kajian yang dilakukan model ini sudah dimulai sejak era Hippocrates (abad

ke-5 sebelum Masehi). Hippocrates percaya bahwa kondisi lingkungan eksternal mempengaruhi

kesehatan dan penyakit yang diderita manusia. Model ini juga punya akar dalam studi fisika dan

rekayasa, sehingga menganalogikan stress sebagai kekuatan eksternal yang menghasilkan

tuntutan yang mendorong distorsi (penyimpangan) fungsi fisik dan mental seseorang. Substansi

organik atau non organik dalam diri manusia punya batas toleransi yang jika berlebih,

menghasilkan kerusakan temporer atau permanen, seperti diperlihatkan dalam gambar di bawah

ini.

13

Page 14: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

Gambar Model Stimulus

Dalam model di atas, individu “dibombardir” oleh rangkaian stimulus yang berasal dari

lingkungan, tetapi hanya satu atau lebih stimulus yang mampu melemahkan pertahanan (respon)

dari individu. Stressor yang tidak bisa diatasi oleh mekanisme pertahanan mental individu

berhasil masuk dan berubah menjadi “strain” atau ketegangan.

Model Interaktif – Tahun 1970-an dan 1980-an berkembang model lingkungan dalam

mengidentifikasi masalah stress. Model ini berupaya menyelidiki stressor eksternal dan

bagaimana tubuh manusia meresponnya. Model ini juga menekankan pentingnya dimensi

transaksional ataupun interaksionis. Model ini dapat dilihat dalam skema di bawah ini :

14

Page 15: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

Model interaktif bersifat menggabungkan model respon dengan model stimulus, yang

melahirkan konsep cognitive appraisal (penilaian kognitif) yang berperan dalam menilai

bagaimana satu individu menanggapi stress.

Model interaktif juga menganggap sumber stress muncul dari kondisi dan situasi kerja yang

diperantarai persepsi, penilaian, dan pengalaman. Penentu proses penilaian dan reaksi individu

dideskripsikan sebagai pemrograman psikobiologis. Pemrograman ini meliputi faktor-faktor

genetik dan pengaruh lingkungan sebelumnya yang membentuk kepribadian, sikap, kebiasaan,

dan nilai-nilai di diri seseorang. Sebagai tambahan, proses ini juga dimodifikasi lewat sejumlah

variabel seperti dukungan sosial dan strategi penanganan stress yang dipelajari sebelumnya oleh

individu. 

Dinamika Tekanan Kerja. Dalam dinamika job stress ini akan disampaikan sejumlah hal sebagai

berikut: Pertama, aneka kondisi yang mampu menyebabkan stress (stressor) atau disebut juga

sumber-sumber stress; Kedua, simptom-simptom (gejala) stress, baik yang berhubungan dengan

perorangan ataupun organisasi; Ketiga, mengidentifikasi penyakit-penyakit yang diakibatkan

oleh job stress. Sebelum masuk pada pembahasan, silakan simak skema berikut

15

Page 16: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

Faktor Intrinsik Pekerjaan. Faktor intrinsik pekerjaan adalah sumber job stress yang berasal

dari sifat pekerjaan seseorang. Ini mencakup : (1) Kondisi kerja yang buruk; (2) Kerja shift; (3)

Panjang jam kerja; (4) Pekerjaan yang selalu melakukan Perjalanan; (5) Risiko dan bahaya; (6)

Teknologi baru; (7) Kelebihan kerja; dan (8) Perasaan terbebani oleh pekerjaan.

Kondisi kerja yang buruk seperti kebisingan, pencahayaan, atau bau seluruhnya bisa merupakan

stimuli yang memborbardir perasaan seseorang. Ia berakibat pada mood kerja serta kondisi

mental seseorang. Misalnya, pekerjaan seorang kasir butuh pencahayaan yang cukup untuk

menghitung. Namun, akibat cahaya buruk atau listrik “byar-pet” pekerjaannya akan menjadi

sumber stress (habis, salah hitung terus, tidak kelihatan angka-angkanya).

Kerja shift umum dilakukan orang zaman kiwari. Riset menunjukkan kerja shift merupakan

stressor umum karena mempengaruhi temperatur darah, ritus metabolisme (waktu buang air

besar yang berubah-ubah), tingkat gula darah, efisiensi mental, dan motivasi kerja. Kerja shift

juga mempengaruhi pola tidur dan kehidupan sosial dan keluarga seorang pekerja.

Panjang jam kerja juga dapat menjalin hubungan antara perpanjangan shift dengan risiko tingkat

kematian akibat serangan jantung koroner. Dalam penelitiannyaa atas para pekerja pabrik di

Amerika Serikat, Breslow and Buell menemukan faktra bahwa karyawan yang berusia di bawah

45 tahun dan rata-rata bekerja lebih dari 48 jam seminggu punya resiko 2 kali lipat untuk

meninggal akibat serangan jantung koroner.[12] Bahkan, hal ini pun menimpa mereka yang

16

Page 17: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

bekerja 40 jam seminggu. Selain itu, mereka yang bekerja 40 hingga 50 jam seminggunya,

sesungguhnya sudah tidak produktif lagi atas hasil pekerjaannya.

Perjalanan yang dilakukan sehubungan pekerjaan bisa jadi sumber stress. Kemacetan, penundaan

penerbangan, kepadatan manusia dalam transportasi, serta makanan di lokasi berbeda yang tidak

pas di lidah cenderung mampu menjadi stressor. Keluarga dan pernikahan juga terpengaruh oleh

pekerja yang sering bepergian. Selingkuh yang dilakukan pasangan, anak menjadi broken home

(liar) adalah biasa terjadi pada keluarga pekerja yang sering bepergian.

Teknologi baru juga bisa bertindak selaku stressor. Adaptasi penggunaan teknologi baru di

lingkungan kerja membuat pekerja harus beradaptasi secara terus-menerus dengan perlengkapan,

sistem, dan cara baru dalam bekerja. Jika atasan pekerja tersebut masih memakai gaya lama ,

maka gaya si atasan tersebut dapat menjadi beban bagi bawahan yang telah terlatih dengan gaya

baru. Hasil-hasil kerja bawahan yang lebih efektif dan efisien terpaksa sering tertunda hanya

untuk memberi keterangan teknis seputar proses pekerjaan yang dilakukan dengan gaya baru

kepada atasannya.

Beban kerja bisa diacu dalam dua istilah, kualitatif dan kuantitatif. Secara kuantitatif, beban kerja

lebih mengacu kondisi obyektif dan subyektif seputar banyaknya pekerjaan yang harus

diselesaikan. Secara kualitatif, beban kerja lebih mengacu pada sulitnya menyelesaikan suatu

pekerjaan bagi seorang pekerja. Beban kerja yang secara kuantitatif berlebih mendorong pada

panjangnya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. Beban kerja yang secara kualitatif berlebih

cenderung memicu perilaku kompensasi seperti stagnasi, merokok, atau bahkan mengkonsumsi

alkohol untuk menenangkan diri.

Penatalaksanaan

Dokter perusahaan sering kali sukar mendiagnosis atau menggambarkan dengan jelas

berkembangnya stress seorang individu ditempat kerja, karena gejala-gejala yang timbul

terutama mempengaruhi kondisi fisik, sehingga pada awalnya seringkali dipikirkan penyakit-

penyakit organic sebagai penyebabnya. Misalnya gejala sakit kepala biasanya dipikirkan sebagai

akibat penyakit tekanan darah tinggi. Napsu makan berlebihan akibat riwayat akibat riwayat

obesitas dalam keluarga dan sakit pinggang akibat perkapuran tulang belakang atau akibat

17

Page 18: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

skoliosis. Yang lebih menyulitkan, para pasien itu sendiri menolak untuk menhubungkan gejala-

gejala yang timbul sebagai akibat stress di tempat kerja. Perubahan perilaku di tempat kerja

sehingga seringkali orang-orang di sekitarnya mencemoohkan, biasanya tidak diceritakan oleh

pasien. Biasanya pasien menolak bila dikatakan perubahan perilakunya adalah kontradiktif.

Pasien biasanya menuntut cepat sembuh sehingga mencari pengobatan yang mudah dari

gangguan yang dirasakannya dan mengharapkan dokternya membuat keajaiban untuk

menghilangkan gejala yang didritanya. Selain itu karena stress dapat juga merupakan bagian dari

masalah di luar lingkungan pekerjaan, jadi masalah di belakang layar dalam keluarga atau

lingkungan sosial dapat bermanifestasi sebagai gejala-gejala stress di tempat kerja, sehingga

lebih mempersulit pengungkapan gejala-gejala penyakit ini. bila pasien menemui dokter pada

saat gejala-gejala stress baru timbul, beberapa pertanyaan langsung pada akar masalah tersebut

dapat menolong untuk mengidetifikasisituasi-situasi pencetus stress. Pada saat ini nasehat medis

yang memadai dapat mengatasi masalah-masalah jangka pendek atau jangka panjan. Untuk

selanjutnya pasien ini membutuhkan perhatian yang lebih besar dan membutuhkan pemeriksan

selanjutny, guna mencegah berkembangnya penyakit ini.

Anxiolitika, antidepresan dan b-blocker dapat mengatasi gejala-gejala stress untuk jangka

pendek, tetapi tidak dapat dipakai untuk jangka panjang karena pasien tidak diobati pada akar

masalahnya, juga bahaya ketergantungan obat-obat tersebut serta depresi miokard akibat b-

bloker perlu mendapat perhatian.

Guna mendorong terjadinya perubahan perilaku kerja dan presepsi terhadap respo-respon

biologis, pasoen dinasehatkan untuk datang diam-diam secara regular biasanya 1 jam dalam

seminggu, untuk bimbingan dan konseling oleh dokter perusahaan. Terutama untuk kasus-kasus

dengan akr masalah psikologis seperti kesulitan-kesulitan interpersonal atau perilaku

ketergantungan alkohol/obat-obatan terlarang.

Istilah konseling harus dibedakan dengan member nasehat. Suatu nasehat terbatas pada suatu

paket solusi yang diberikan pada pasien untuk mengatasi masalah, sedang seorang konselor

membantu pasien dengan memberikan sejumlah pilihan solusi untuk masalahnya. Konsuler akan

membantu menyeleksi solusi-solusi tersebut sampai pasien memperoleh pilihan terbaik dan

selanjutnya melaksanakannya dengan usaha-usaha pasien itu sendiri.

18

Page 19: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

Gaya hidup yang sehat di luar temapt kerja harus dianjurkan seperti: olah raga rutin, makanan

sehat, berhenti merokok dan minum alkohol, penyaluran hobi serta pasien dianjurkan

memperbanyak berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya.

Penatalaksanaan stress di tempat kerja secara menyeluruh tidak hanya membutuhkan kooperasi

dan partisipasi pasien tapi juga partisipasi aktif organisasi tempat kerja, melaksanakan perbaikan

tempat kerja seoptimal mungkin, menciptakan manajemen yang terbuka, terlaksananya

komunikasi dua arah antara pekerja dan pimpinan, memberikan tugas-tugas dan otoritas tugas

yang jelas memberikan target-target yang menantang tapi mudah dicapai, jadwal kerja yang

fleksibel tapi terncana, memberikan teguran pada pekerja yang salah secara wajar, adil tanpa

kekerasan.

Karena dokter perusahaan yang paling tahu tentang lingkungan tempat kerja, dengan

demikian untuk kasus-kasus ini peranan seorang dokter perusahaan menjadi sangat penting.

Kalau dulu tanggung jawabnya semata-mata terbatas pada gangguan kesehatan

yang dihasilkan akibat proses-proses industri, tetapi sekarang mencakup segala sesuatu yang

berhubungan dengan pekerjaan termasuk juga stres akibat kerja.

Pendekatan Individual.  Pekerja dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi

yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; selalu berpikir positif, pengelolaan waktu,

latihan fisik dengan melakukan olahraga secara teratur, latihan relaksasi (yoga, meditasi) dan

dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang pekerja dapat

menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan

fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan

tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu dilakukan

kegiatan santai (mendengarkan musik). Sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stress adalah

dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat memberikan dukungan dan

saran-saran bagi dirinya.

Pendekatan Organisasional. Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta

struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, sehingga faktor-faktor tersebut

dapat diubah. Strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres

pekerjanya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan,

19

Page 20: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

pengambilan keputusan partisipasi, komunikasi organisasi dan program kesejahteraan. Melalui

strategi tersebut akan menyebabkan pekerja memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan

interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental. 

Pencegahan

Koping merupakan cara-cara yang digunakan oleh indifidu unyuk menghadapi situasi yang

menekan.Oleh karena itu meskipun koping menjadi bagian dari penyesuaian diri,namun koping

merupakan istilah yang khusus digunakan untuk menunjukkan reaksi individu ketika

menghadapi tekanan/stress.

Ada berbagai macam koping.Pendapat berbagai tokoh pun beragam.Ada yang menyebutkan

istilah koping hanya untuk cara-cara mengatasi persoalan yang sifatnya positif.Namun ada juga

yang melihat koping sebagai istilah yang netral.

Koping yang negatif menimbulkan berbagai persoalan baru di kemudian hari,bahkan sangat

mungkin memunculkan berbagai gangguan pada diri individu yang bersangkutan.Sebaliknya

koping yang positif menjadikan individu semakin matang,dewasa dan bahagia dalam menjalani

kehidupannya.

Ada berbagai cara untuk mengatasi stress.kalau akibat stres telah mempengaruhi fisik,dan

bahkan menimbulkan penyakit tertentu,peranan obat/medikasi biasanya diperlukan.namun obat

itu sendiri kurang efektif untuk mengatasi stress dalam jangka panjang.Ada efek negatif bila

menggunakan obat terus menerus.Disamping obat-obat tertentu membutuhkan biaya yang

mahal,obat juga bias mengakibatkan ketergantungan dan bahkan membuat orang tertentu kebal

terhadap obat tertentu.Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang

paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara :

1. Istirahat dan Tidur

Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan

istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup

akan memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.

2. Olah Raga atau Latihan Teratur

20

Page 21: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan dan

kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari

pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan

keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.

3. Berhenti Merokok

Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat

meningkatkan ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.

4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras

Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stres.

Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan

semakin baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak

mengandung alkohol.

5. Pengaturan Berat Badan

Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres

karena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang

seimbang akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.

6. Pengaturan Waktu

Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi

stres. Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan

fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu

secara efektif dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan

waktu untuk menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan

sesuatu yang bermanfaat.

7. Terapi Psikofarmaka

Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengalami stres yang dialami

dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga stresor

psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif afektif atau psikomotor yang

21

Page 22: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang digunakan biasanya digunakan

adalah anti cemas dan anti depresi.

8. Terapi Somatik

Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami sehingga

diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.

9. Psikoterapi

Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yang disesuaikan dengan kebutuhan

seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi redukatif di mana

psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan agar pasien mengalami percaya

diri, sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan secara

berulang. Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.

10. Terapi Psikoreligius

Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan

psikologis mengingat dalam mengatasi permasalahn psikologis mengingat dalam mengatasi

atau mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial, dan sehat

spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.

11. Homeostatis

Merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam

menghadapi kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh

mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme

pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa

homeostatis adalah suatu proses perubahaan yang terus menerus untuk memelihara

stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.

Homeostatis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu

sistemendokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostatis dapat terjadi dalam

tubuh manusia. Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat

melalui empat cara di antaranya:

a. Self regulation di mana sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat

sepertidalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.

22

Page 23: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

b. Berkompensasi yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidak normalan

dalam tubuh.

c. Dengan cara sistem umpan balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan dari

keadaan normal segera dirasakan dan diperbaiki dalam tubuh dimana apabila tubuh dalam

keadaan tidak normal akan secara sendiri mengadakan mekanisme umpan balik untuk

menyeimbangkan dari keadaan yang ada.

d. Cara umpan balik untuk mengkoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis.

Pencegahan terhadap stres bisa dilakukan dengan mengubah sikap hidup.Orang yang terlibat

lebih aktif dengan pekerjaan dan kehidupan masyarakat,lebih berorientasi pada tantangan dan

perubahan ,dan merasa dapat menguasai kejadian-kejadian dalam hidupnya adalah orang yang

tidak akan mudah terkena efek negatif stress.

DAFTAR PUSTAKA

23

Page 24: Makalah PAHK Stress Akibat Kerja

1. Fingret A. Occupational mental health: a brief history. Occup Med Journal 2000; 50: 289-93

2. Kesehatan Mental Konsep,Cakupan dan Perkembangan. oleh Siswanto,S.Psi.,M.Si.. 2007. Yogyakarta.

3. Anne Spurgeon, “Psychological Issues” dalam Kerry Gardiner and J. Malcolm Harrington, eds., Occupational Hygiene, 3rd Edition (Malden, Massachusetts: Blackwell Publishing, 2005) p.361.

4. Model-model ini dirangkum dari Valerie J. Sutherland and Cary L. Cooper, op.cit., pp.34-58.

5. Carole Spiers, Tolley’s Managing Stress in the Workplace, (Croydon: Reed Elsevier, 2003)

6. Smith A. The scale of perceived occupational stress. Occup Med J 2000; 50:294-8.

24