Stress Akibat kerja Friska Juliarty koedeboen 10-2008-183 Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2014 PENDAHULUAN Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula merupakan gangguan dan ancaman. Terjadinya gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja fisik yang buruk telah lama diketahui, juga telah pula dipahami bahwa desain dan organisasi kerja yang tidak memadai seperti kecepatan dan beban kerja yang berlebihan merupakan faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat kerja. Tetapi beberapa penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor penyebab gangguan kesehatan tersebut bukan murni factor fisik tetapi disertai juga unsur psikologis. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan angka kejadian penyakit penyumbatan pembuluh darah jantung antara pekerja kerah biru (blue collar) dan kerah putih 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Stress Akibat kerja
Friska Juliarty koedeboen
10-2008-183
Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
2014
PENDAHULUAN
Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia yang
dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula merupakan gangguan dan
ancaman. Terjadinya gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja fisik yang buruk telah lama
diketahui, juga telah pula dipahami bahwa desain dan organisasi kerja yang tidak memadai
seperti kecepatan dan beban kerja yang berlebihan merupakan faktor-faktor lain yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan akibat kerja. Tetapi beberapa penelitian membuktikan bahwa
faktor-faktor penyebab gangguan kesehatan tersebut bukan murni factor fisik tetapi disertai
juga unsur psikologis. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan angka kejadian penyakit
penyumbatan pembuluh darah jantung antara pekerja kerah biru (blue collar) dan kerah putih
(white collar). Hal ini membuktikan bahwa jenis pekerjaan menimbulkan gangguan kesehatan
yang berbeda.
PEMBAHASAN
A. Diagnosis klinis
1. Anamnesis
- Identitas : Wanita, 40 tahun
- RPS : Pusing, Mual
- RPD : -
1
- RPK : -
- RPKerjaan : Guru , 3 bulan lalu menjadi wali kelas III SMA
- Pajanan : stress
- Pemeriksaan Fisik : TTV normal
- Pemeriksaan penunjang : BAB normal, BAK normal
2. Pajanan yang dialami
Psikologi (stress)
Stress adalah suatu keadaan disebabkan oleh adanya tuntutan internal maupun
eksternal (stimulus) sehingga individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun
psikologis (respon) serta melakukan usaha-usaha penyesuaian diri terhadap situasi
tersebut (proses).
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat
membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada
dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber
stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut
strain. Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang
menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk
mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian
stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang
mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam
ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system
kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan
dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap
peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa
stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya
ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
2
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat
mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik
terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan
stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak
dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu
terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stress. Respons atau
tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.
3. Hubungan pajanan dengan penyakit
Stress di tempat kerja
Stress ditempat kerja bukanlah fenomena baru. Akan tetapi, dewasa ini telah menjadi
masalah manajemen yang sangat penting di dunia bisnis. Manajer perusahaan dan penyelia
pabrik mengakui bahwa stress telah mewabah, dua dari tiga pekerja mengalami stress.
Perkiraan terbaru mengindikasikan bahwa stress kerja menyebabkan pemilik sekitar
$200milyarper tahun karena masalah absen, keterlambatan, kejenuhan, produktivitas
rendah,angka keluar masuk yang tinggi, kompensasi pekerja dan peningkatan biaya asuransi
kesehatan. Kini diyakini bahwa sekitar 80%penyakit dan kesakitan dipicu dan diperburuk
oleh stress. Saat ini, para manajer tengah mencari cara untuk mengatasi dan meminimalkan
pengaruh stress akibat kerja.
Alasan yang menyebakan stress kerja sangat banyak,berkisar dari perubahan ekonomi
sampai teknologi yang sangat cepat. Kemajuan di bidang teknologi, yang seharusnya dapat
menambah waktu luang, ternyata malah menambah tekanan untuk berbuat lebih banyak
dalam waktu yang singkat. Pada umumnya rata-rata orang menghabiskan waktu sekitar 8-12
jam per hari di tempat kerja. Ini berarti penambahan jam kerja sebanyak 163 jam setiap tahun
sejak 1970 ( hal ini tidak termasuk waktu yang diperlukan untuk berangkat dan pulang kerja).
Seperti masinis dan sekretaris, manajer merasa bahwa mereka juga terikat dengan kantor.
Apapun uraian tugasnya, mereka akan merasa sulit melepaskan diri dari pekerjaan karena kini
teknologi seperti mesin faksmili, telpon genggam, pager, laptop sudah semakin umum
dipakai. Penyebab penting yang menyebabkan pekerja stress bukan hanya karena waktu yang
3
dihabiskan di tempat kerja atau disekitarnya. Penyebab lainnya dapat dikelompokan tiga
kategori : penyebab organisasional, individual, dan penyebab lingkungan.
4. Pajanan cukup besar
Hubungan antara masing-masing peubahan patologis seorang individu tidak banyak
diketahui secara detail, tetapi sebagian besar peneliti mengakui bahwa rangsangan
psikologis dalam hal ini termasuk stress akibat pekerjaan, atau stressor penting sebagai
factor penyerta dari timbulnya suatu penyakit tertentu, seperti penyakit jantung
iskemik,hipertensi esensial, gangguan saluran cerna serta beberapa penyakit neuropsikiatri.
Selanjutnya peranan factor psikologis menjadi jelas setelah pada penelitian lain terbukti
secara bermakna adanya beberapa stersor psikologissebagai penyebab terjadinya penyakit
penyumbatan jantung :
1. Perubahan jenis pekerjaan
2. Perubahan besar-besar jadwal pekerjaan
3. Perubahan dalam tanggung jawab
4. Ketidaksesuaian dengan atasan
5. Ketiaksesuaian dengan teman-teman sekerja
Penyebab itu sendiri tidak selalu sebagai sumber penyebab satu-satunya gangguan-
gangguan psikologis, tetapi dapat merupakan status dari kerentanan terhadap kegagalan-
kegagalan tertentu di lingkungan pekerjaan yang penuh dengan stresor-stresor fisik.
Emosianal dan mental. Stresor fisik di tempat kerja misalnya bising, penerangan yang
kurang memadai, temperatur ruangan yang terlalu tinggi serta bahaya-bahaya kerja fisik
lainnya, atau bahaya-bahaya kerja kimiawi, misalnya debu kerja yang berlebihan, bahaya
ergonomis, misalnya meja kerja yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, jangkauan yang
terlalu jauh, bekerja dengan posisi sulit atau yang lain-lain. Stresor emosional atau mental,
bisa merupakan kondisi yang tidak menyenangkan atau bahkan kondisi yang
mennyenangkan misalnya suatu promosi dapat menimbulkan stres akibat kehilangan
posisi.
4
Masalah- masalah dalam pekerjaan lainnya seperti dipindahkan bagian, menganggur dan
pensiun seringkali menimbulkan kerentanan untuk timbulnya gangguan psikologis.
Kondisi-kondisi lainnya sperti terlalu banyak tugas, atau sebaliknya tidak diberi tugas,
tidak punya kekuasaan untuk melaksanakan tugas atau atasan yang tidak mendukung
dalam melaksanakan tugas juga menjadi subjek konflik di tempat kerja.
Sifat stresor adalah bertambah terus dan bertumbu. Respon individu dalam menghadapi
stresor tergantung pada nilai-nilai, pengalaman dan daya penyesuaian dirinya. Suatu
stressor tunggal dapat menjadi majemuk jika terjadi kegagalan elemen-elemen dari sistem
pendukung emosi misalnya mobil mogok di jalan pada saat akan menghadiri rapat yang
penting.
Manusia dalam menghadapi stressor akan menampilkan 3 reaksi tubuh :
a. Reaksi alarm (tanda bahaya) Respon yang datangnya dengan cepat untuk menghadapi
suatu tantangan atau ancaman. Pada tahap ini tubuh belum dapat beradaptasi terhadap
paparan ancaman bahaya. Terjadi mobilisasi dari sistem saraf otonom yang mencetuskan
respon stress dalam bentk respon perlawanan (fight) atau respon menghindar (flight).
Bermacam-macam sistem tubuh ikut mengkoordinasi kesip-siagaan untuk bereaksi.
Mempengaruhi kejiwaan (sistem limbik), pengaturan sistem kardiovaskular,
pernafasan,ketegangan otot serta aktivitas-aktivitas motorik yang halus.
b. Tahap kebal (resisten) reaksi alarm tidak dapat di pelihara untuk jangka waktu yang tidak
terbatas. Pemaparan yang berkepanjangan terhadap stressor-stresor menyebabkan individu
menjadi kebal. Pada tahap ini sesungguhnya tubuh sudah dapat beradaptasi, dimana
individu mengembangkan suatu strategi perjuangan untuk bertahan hidup dan membina
daya perlawan justru untuk meredam respon dari stressor yang telah dimulai pada tahap
sebelumnya. Mekanisme penanggulangan ini bisa menguntungkan bagi perkembangan
mental individu. Ternyata individu cenderung untuk lebih baik melaksanakan
penanggulangan dengan cara yang cepat dari pada cara yang lebih lama dalam menangani
masalah tersebut dan mencoba melarikan diri dari kondisi yang kurang menyenangkan.
Sayangnya cara penanggulangan yang cepat walaupun paling ,udah biasanya tidak
5
memadai, karena dengan cara ini biasanya pada jangka panjang akan timbul masalah-
masalah sekunder dalam bentuk menurunya penampilan diri. Pada tahap ini individu
sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan untuk mengidentifikasi cara-cara
penanggulangan yang dapat mendorong dirinya memahami keuntungan-keuntungan dari
cara penanggulangan yang lebih lama.
c. Tahap kelelahan. Respon terhadap stress pada dasarnya sehat dan penting untuk
menimbulkan daya motivasi dan adaptasi seseorang. Bila beban mental terlalu berat atau
tidak dapat menemukan solusi yang memadai maka individu tersebut akan menanggung
banyak keuskaran. Stress yang lama dan berkelanjutan aoat menimbulkan masalah-
masalah yang menahun yang pada akhirnya menyebabkan individu akan menderita suatu
kelelahan yang berat seakan-akan semua cadangan energi menghilang. Sehingga timbul
ekspresi yang sungguh-sunguh. Gejala-gejala fisik dari tahap awal kelelahan tampak
sebagai perasan lelah yang berlebihan, lemah dan tidak punya daya. Tanda-tanda non-
spesifik lainnya biasanya dalam bentuk penglihatan yang kabur, rasa pusing, vertigo,