Top Banner
Laporan kasus : Seorang Anak dengan Keluhan Sakit pada Telinga Kiri disertai Demam KELOMPOK III Biondi Andorio H. (030.10.057) Boby Seftian Eka Putra (030.10.059) Camila Kamal (030.10.061) Chrisendy Hakim (030.10.063) Cinta (030.10.065) Clavi Hanum Pratama Dardum (030.10.067) Cynthia Ayuningtyas (030.10.069) Dela Asrivia Buana (030.10.071) Denia Mariella Chantika (030.10.073) Desira Anggitania (030.10.075) Devi Yuliana (030.10.077) Devina Pangastuti (030.10.079) Diani Adita (030.10.081) Widya Ilmiaty Kamrul (030.10.083)
18

Makalah OMA

Jul 05, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah OMA

Laporan kasus : Seorang Anak dengan Keluhan Sakit pada Telinga Kiri

disertai Demam

KELOMPOK III

Biondi Andorio H.

(030.10.057)

Boby Seftian Eka Putra

(030.10.059)

Camila Kamal

(030.10.061)

Chrisendy Hakim

(030.10.063)

Cinta

(030.10.065)

Clavi Hanum Pratama Dardum

(030.10.067)

Cynthia Ayuningtyas

(030.10.069)

Dela Asrivia Buana

(030.10.071)

Denia Mariella Chantika

(030.10.073)

Desira Anggitania

(030.10.075)

Devi Yuliana

(030.10.077)

Devina Pangastuti

(030.10.079)

Diani Adita

(030.10.081)

Widya Ilmiaty Kamrul

(030.10.083)

Jakarta

19 Mei 2011

Page 2: Makalah OMA

PENDAHULUAN

Telinga, hidung, dan tenggorok merupakan organ yang saling berhubungan satu sama

lain. Bila ada satu bagian dari organ tersebut yang terganggu, maka kedua organ lainnya akan

terimbas pula.

Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari

telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi untuk menangkap

gelombang suara yang kemudian diubah menjadi energi mekanis oleh telinga tengah. Energi

mekanis tersebut kemudian diubah kembali oleh telinga tengah menjadi gelombang saraf

yang berikutnya akan dihantarkan ke otak. Telinga dalam berperan dalam membantu menjaga

keseimbangan tubuh. Penyakit yang ditemui di daerah telinga biasanya merupakan dampak

dari penyakit yang terjadi pada hidung ataupun tenggorokan. Jarak antara saluran tenggorok,

hidung, dan telinga yang pendek sekali menyebabkan kuman pada saluran tersebut naik ke

telinga.

Gangguan pendengaran pada anak-anak umumnya terjadi akibat batuk pilek lama dan

berulang (infeksi saluran pernafasan atas), sehingga menyebabkan terkumpulnya cairan pada

rongga telinga tengah (Otitis Media Efusi), hal ini disebabkan saluran (tuba eustachius) dari

hidung ke telinga mengalami sumbatan. Apalagi muara telinga atau tuba eustachius pada

anak masih pendek, lebar, dan terletak lebih horisontal sehingga sangat mudah terjadi infeksi

dari daerah sekitarnya. Rasa sakit pada telinga dapat timbul jika terdapat infeksi. Pengobatan

terhadap infeksi saluran pernafasan atas (batuk-pilek) yang sesuai dapat mengurangi

timbulnya gangguan4.

Page 3: Makalah OMA

STUDI KASUS

Data pasien

Nama : An. Budi

Usia : 8 tahun

Pendidikan : Kelas 3 SD

Alamat : Jl. Kampung Melayu, Jakarta Timur

Dari anamnesis didapatkan keluhan

Seorang anak laki-laki usia 8 tahun diantar oleh ibunya dengan keluhan sakit pada

telinga kiri dan disertai demam sejak 3 hari. Selain itu ia mengeluh pendengaran

telinga kiri berkurang disertai berdengung. Menurut ibunya sebelum timbul sakit pada

telinga kirinya, ia menderita batuk-pilek, dan diobati sendiri dengan obat batuk-pilek

untuk anak-anak.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan

Status generalis:

Keadaan umum dan kesadaran : Sakit sedang, Compos mentis

Tinggi dan berat badan : 130 cm/35kg

Suhu : 38,5o C

Tensi : 100/60 mmHg

Pernafasan : 18x/menit

Nadi : 120x/menit

Kepala : Lihat status THT

Thorax : Normal

Abdomen : Normal

Ekstremitas : Normal

Status THT

Pada pemeriksaan THT didapati telinga kanan dalam batas normal dan telinga

kiri didapatkan liang telinga lapang tidak hiperemis tidak terdapat serumen

ataupun sekret, membran timpani sangat menonjol dan hiperemis.

Pemeriksaan hidung didapatkan kedua kavum nasi lapang, konka inferior dan

konka media hiperemis serta didapatkan sekret purulen pada kedua rongga

hidung.

Page 4: Makalah OMA

Pemeriksaan tenggorok dalam batas normal.

Pemeriksaan kelenjar getah bening leher tidak didapati pembengkakan.

Pemeriksaan lab

Hb : 14 gr/dl

Lekosit : 15.000 uL

Trombosit : 250.000

LED : 20 mm/jam

Page 5: Makalah OMA

PEMBAHASAN

Masalah-masalah yang terdapat dalam kasus ini diantaranya sakit pada telinga kiri

disertai demam dan pendengaran telinga kiri berkurang disertai berdengung.Pada

pemeriksaan telinga, dapat terlihat membran timpani yang sangat menonjol dan hiperemis

pada telinga kiri.Sedangkan pada pemeriksaan hidung didapatkan kedua kavum nasi lapang,

konka inferior dan konka media hiperemis serta didapatkan sekret purulen pada kedua rongga

hidung.

Interpretasi2,3

1. Suhu : Febris (Normal : 36,5-37,2o C).

2. Tensi :Normal.

3. LED : Tidak normal (Normal : 0-8 mm/jam).

4. Pernafasan :Normal (pernafasan anak 5-9 tahun normalnya 15-30x/menit, dan rata2

waktu tidur 18x/menit).

5. Nadi : Hampir tidak normal (Normal pada anak usia 2-10 tahun :70-110x/menit).

6. Membran timpani menonjol.

7. Hb : Normal (10-16 gr/dl).

8. Leukosit : Leukositosis (Normal 9.000-12.000).

9. Trombosit : Normal (Normal150.000-400,000 platelets per microliter (mcL)).

Anatomi telinga1

1. Aurikel (daun telinga)

Terdiri dari tulang rawan dan kulit

Terdapat konkha, tragus, antitragus, helix,

antihelix dan lobulus

Fungsi utama aurikel adalah untuk

menangkap gelombang suara dan

mengarahkannya ke dalam MAE

Page 6: Makalah OMA

2. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar)

Panjang + 2, 5 cm, berbentuk huruf S

1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kel.

Serumen

2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang ( temporal ) dan sedikit kelenjar serumen.

Rambut halus dan serumen berfungsi untuk mencegah serangga kecil masuk.

MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan

temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran tympani

3. Membrana Tympani

Terdiri dari jaringan fibrosa elastis

Bentuk bundar dan cekung dari luar

Terdapat bagian yang disebut pars flaksida, pars tensa dan umbo. Reflek cahaya ke

arah kiri jam tujuh dan jam lima ke kanan

Dibagi 4 kwadran ; atas depan, atas belakang, bawah depan dan bawah belakang

Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaran

4. Tulang-tulang Pendengaran

Terdiri dari Maleus, Incus dan Stapes

Merupaka tulang terkecil pada tubuh manusia

Brfungsi menurunkan amplitudo getaran yang diterima dari membran tympani dan

meneruskannya kjendela oval

5. Cavum Tympani

Merupakan ruangan yang berhubungan dengan tulang Mastoid, sehingga bila terjadi

infeksi pada telinga tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis

6. Tuba Eustachius

Bermula dari ruang tympani ke arah bawah sampai nasofaring

Struktur mukosanya merupakan kelanjutan dari mukosa nasofaring

Tuba dapat tertutup pada kondisi peningkatan tekanan secara mendadak

Tuba ini terbuka saat menelan dan bersin

Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di luar tubuh dengan di dalam

telinga tengah

7. Koklea

Skala vestibuli yang berhubungan dengan vestibular berisi perilymph

Skala tympani yang berakhir pada jendela bulat, berisi perilymph

Skala media / duktus koklearis yang berisi endolymph

Page 7: Makalah OMA

Dasar skala vestibuli disebut membran basalis, dimana terdapat organ corti dan sel

rambut sebagai organ pendengaran

8. Kanalis Semi Sirkularis

Terdiri dari 3 duktus semiserkular, masing-masing berujung pada ampula

Pada ampula terdapat sel rambut, krista dan kupula

Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh dalam hal rotasi

9. Vestibula

Terdiri dari sakulus dan utrikel yang mengandung makula

Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh dalam hal posisi

Page 8: Makalah OMA

Fisiologi pendengaran5

Suara ditangkap oleh daun telinga liang telinga luar membran timpani

maleus inkus stapes organ Corti saraf pendengaran lobus temporalis

(Brodman 41) area asosiasi.

Patofisiologi Otitis Media Akut4

Page 9: Makalah OMA

1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Adanya kuman yang biasanya golongan Streptokokus, Stafilokokus, dan

Pneumokokus yang masuk ke telinga dalam.Cara masuknya bisa melalui tertelannya

kuman tersebut waktu gejala pilek atau menurunnya daya tahan tubuh anak

tersebut.Pada stadium ini terdapat retraksi membran timpani.

2. Stadium Hiperemis

Adanya bakteri tersebut memicu sel untuk mengeluarkan histamin, sehingga

melebarnya pembuluh darah di membran timpani sehingga membran timpani tampak

hiperemis serta ada sedikit edema.

3. Stadium Supurasi

Stadium ini terjadi jika kuman yang ada di bagian posterior membran timpani banyak

sehingga menyebabkan banyak antibodi yang rusak. Antibodi yang rusak tadi akan

menjadi nanah dan mendesak membran timpani sehingga membran timpani menonjol

ke arah telinga luar. Juga banyak sel epitel superfisial yang rusak dan terjadi

peningkatan suhu yang hebat. Jika tekanan nanah pada kavum timpani tidak

berkurang lama kelamaan akan terjadi iskemia.

4. Stadium Perforasi

Penanganan yang lambat lama kelamaan akan terjadi ruptur pada membran timpani

sehingga mengakibatkan nanah mengalir keluar.

5. Stadium Resolusi

Jika membran timpani tetap utuh maka perlahan-lahan akan normal kembali. Bila

tidak utuh penyakit Otitis Media Akut akan menjadi Otitis Media Kronis.

Pengobatan4

Pengobatan OMA tergantung pada jenis stadium penyakitnya.

Pada stadium oklusi pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba

Eustachius, sehingga tekanan negatif ditelinga tengah hilang.Untuk ini diberikan obat tetes

hidung. HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik ( anak < 12 tahun) atau HCl efedrin 1 %

dalam larutan fisiologik untuk yang berumur diatas 12 tahun dan pada orang dewasa.

Disamping itu sumber infeksi harus diobati.Antibiotika diberikan apabila penyebab penyakit

adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi.

Pada stadium presupurasi ialah antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika.Bila

membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.

Page 10: Makalah OMA

Antibiotika yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau ampisilin.Terapi awal diberkan

penisilin intramuskular agar didapatkan konsentrasi yang adekuat didalam darahm sehingga

tidak terjadi mastoiditis yang terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan

kekambuhan.Pemberian antibiotika dianjurkan minimal selama 7 hari.Bila pasien alergi

terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin.

Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100 mg/BB/hari, dibagi dalam 4 dosis, atau

amoksilin 40 mg/BB/hari dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/BB/hari.

Pada stadium supurasi disamping diberikan antibiotika, idealnya harus disertai

dengan miringotomi, bila membran timpani masih utuh.Dengan miringotomi gejala-gejala

klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.

Pada stadium perforasi sering terlihat sekret banyak keluar dan kadang terlihat

keluarnya sekret secara berdenyut (pulsasi).Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci

telinga H2O2 3 % selama 3-5 hari serta antibiotika yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang

dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7-10 hari.

Pada stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar

melalui peforasi di membran timpani. Keadaan ini dapat disebabkan karena berlanjunya edem

mukosa telinga tengah.Pada keadaan demikian antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3

minggu.Bila 3 minggu setelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan telah

terjadi mastoiditis.

Bila OMA berlanjut dengan keluarnya sekret dari telinga tengah lebih dari 3 minggu,

maka keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut.

Bila perforasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah bulan atau dua bulan,

maka keadaan ini disebut otitis media supuratif kronis (OMSK).

Prognosis

Pada anak ini dapat dibuat prognosis sebagai berikut :

Page 11: Makalah OMA

Ad vitam (kehidupan) :

Ad bonamyang berarti prognosis anak ini baik

Ad sanantionam (bisa kambuh lagi atau tidak) :

Dubia ad bonamyang berarti kemungkinan lebih kearah baik

Ad fungsionam (fungsi organ) :

Ad bonamyang berarti fungsi organ anak ini baik

KESIMPULAN

Page 12: Makalah OMA

Otitis media akut adalah peradangan sebagian atau seluruh telinga tengah, tuba

eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.

Dari hasil anamnesis pada anak ini ditemukan bahwa pendengaran telinga kiri

berkurang, berdengung, dan sakit.Pada pemeriksaan fisik terdapat suhunya febris dan nadi

tinggi. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium didapatkan bahwa LED tinggi dan leukosit

tinggi.Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien menderita otitis media akut

(OMA) stadium supurasi.

Penatalaksanaan pada pasien ini adalah diberikan antibiotika dan melakukan

miringotomi, serta untuk demamnya dapat diberikan obat antipiretik.. Dengan

penatalaksanaan baik dan tepat, maka prognosis yang didapatkan juga akan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Makalah OMA

1. Putz R, Pabst R. Sobota. EGC. 2006.

2. Provan D, Krentz A. Oxford handbook of clinical and laboratory investigation.

New York: Oxford University Press; 2002. p. 584.

3. Latief A, Tumbelaka AR, Matondang CS, Chair I, Bisanto J, Abdoerrachman

MH, dkk. Apendiks. In: Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, editors.

Diagnosis Fisis pada Anak. 2nd ed.

Jakarta: CV Sagung Seto;2009.p.205-6.

4. Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan Telinga Tengah. In Soepardi EA,

Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. 5th ed. Jakarta: Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2001.p.64-8.

5. Silbernagl S, Despopoulos A. Color Atlas of Physiology. 6th ed. New York :

Thieme;2008.p.370-1.