TUGAS KELOMPOK ORAL BIOLOGI ANATOMI FISIOLOGI HISTOLOGI MUKOSA
ORAL, LIDAH, FARING DAN LARING
DOSEN PEMBIMBINGDRG. SHANTY CHAIRANI, M.SI
DISUSUN OLEH :1. AFIFAH ASTARINI : 040311813200342. FITRIYA
PRATIWI: 040311813200353. MARZELA MASAWA: 040311813200364. RISTA
KIRANTI: 040311813200375. NABILA NAZALIKA: 04031281320007
UNIVERSITAS SRIWIJAYAFAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN DOKTER GIGIINDRALAYA 2014/2015
B. LIDAH1. Anatomi LidahGambar 1. Lidah; Lingua; Dilihat dari
superior (sumber: Sabotta jilid 3)Lidah merupakan organ muscular
yang bergerak pada dasar mulut. Lidah secara anatomi terbagi
menjadi 2 bagian:NoKeteranganBagian Lidah
Pars Pharyngealis (Bagian sepertiga belakang lidah)Pars Oralis
(Bagian duapertiga depan lidah)
1.Definisibagian sepertiga posterior lidah yang terletak di
pharynx. Dibatasi secara bilateral oleh dua Arcus palatinus (Arcus
palatoglosus dan palatopharyngeus), dan di posterior dibatasi oleh
epiglottis.
bagian duapertiga anterior dari lidah yang terletak di dalam
mulut
2.Terdiri dariRadiks linguae (Pangkal lidah)Corpus linguae
(badan lidah)Apeks linguae (ujung lidah)
3.Membran mucossaPermukaan tidak rata karena memiliki
tonjolan-tonjolan tidak teratur, disebabkan oleh adanya tonsila
linguae yang merupakan bagian dari nodi lymphoidea
dibawahnya.Permukaan teraba kasar karena mengandung banyak papilla
kecil yang terlihat secara mikroskopis.
4.PersyarafanN. Glossopaharyngeus (IX) dan N. Vagus (X)N.
Facialis (VII)
5.Aliran LimfaDisalurkan ke cervicalis profunda superior dikedua
sisiDisalurkan ke cervicalis profunda inferior oleh corpus
linguaeDisalurkan ke submentalis oleh apeks linguae.
Dari setiap permukaan, lidah dapat dilihat dari 3 bagian
permukaan, yaitu:Gambar 2. Lidah; Linguae; dorsum linguae (bagian
atas lidah), ventral linguae (bagian bawah lidah) dan lateral
linguae (bagian samping lidah). (sumber: Sabotta jilid
3)No.KeteranganLidah
Dorsum LinguaeVentral LinguaeLateral Linguae
1.Ciri khas Dibagi menjadi 2 bagian (Pars pharyngealis dan Pars
oralis) oleh Sulkus Terminalis linguae, yang berbentuk V. Pada
apeks Sulkus Terminalis Linguae terdapat lubang kecil yang disebut
Foramen ceccum linguae (pangkal dari Ductus Thyroglossalis) yang
merupakan sisa dari embriologis. Terdapat pula Sulkus medianus
linguae letaknya sesuai dengan posisi struktur fibrosa midline.
Memiliki Frenulum linguae yang merupakan lipatam-lipatan mukosa
yang menghubungkan permukaan bawah lidah dengan dasar mulut.
Pada sisi lateral frenulum linguae terdapat vena lingualis
profundus yang dapat dilihat melalui membrane mukosa
Lateral terhadap v. lingualis profundus terdapat lipatan
membrane mukosa yang disebut Plica Fimbriata.
Ditandai dengan adanya Ridge Vertical dari papilla lingualis
yang disebut papilla lingualis foliata.
2. Histologi Lidah
Gambar 3. Histologi LidahSumber : (Eroschenko 2010. Hal.
251)
Lidah adalah masa otot yang ditutupi oleh membran mukosa dengan
struktur yang bervariasi sesuai dengan bagian yang diamati. Secara
histologi lidah terdiri dari 3 lapisan. Apabila dilihat dari
permukaan luar kedalam adalah sebagai berikut.1. Selaput lendir
lidah atau membran mukosa yang menutupi lidah tersusun dari sel-sel
epitel berlapis gepeng (stratified squamous epithelium). Ditinjau
dari permukaan dorsal dan ventral lidah, histologinya adalah
sebagai berikut.a. Membran mukosa pada bagian ventral lidah adalah
tipis dan licin dikarenakan pada bagian ini terdiri dari sel epitel
berlapis gepeng tidak berkeratin, sedangb. Pada membrane mukosa
dari bagian duapertiga anterior lidah permukaannya teraba kasar
karena sebagian sel penyusunnya adalah berjenis sel epitel berlapis
gepeng terkeratin. Selain itu, yang menyebabkan dorsum lidah teraba
kasar adalah adanya tonjolan-tonjolan yang merupakan akhiran dari
saraf pengecap berada diseluruh permukaan lidah yang disebut
papilla. Ada 4 jenis papilla pada lidah yaitu papilla filiformis,
Papilla fungiformis, papilla sirkumvalata, dan papilla foliata.
Perbedaannya adalah sebagai berikut.
No.Parameter PembedaJenis Papila
FiliformisFungiformisSirkumvalataFoliata
1.BentukLangsing, berbentuk kerucut.Berbentuk seperti
jamurBerbentuk seperti jamur tetapi jauh lebih besar dari
fungiformisSeperti lipatan-lipatan tidak teratur.
2.JumlahSangat banyakBanyak8-12 buahBisa dikatakan tidak ada
pada manusia.(rudimenter pada manusia).
3.UkuranKecilSedangBesarKecil
4.LetakDi seluruh permukaan duapertiga anterior dorsum
lidahRelative diarah pinggir apeks lidahDi bagian belakang pada
daerah duapertiga anterior lidah di depan sulkus terminalis
linguaeDi bagian ventral dan lateral lidah tetapi tidak
berkembang(poorly development)
5. Papila skunderAdaAdaAda
6.Bagian lamina propriaAdaBanyak dan vascularAdaSangat
sedikit
7.Taste budTidak adaAdaAdaAda
8.Ciri khasMemiliki banyak duktus ekskretorius dari Kelenjar
serosa (von ebner).
9.Gambar
b.1. Taste Buds atau Kuncup Kecap
Gambar 4. Papila; Taste Bud.Taste bud adalah sel pengecap bagian
perifer yang ada pada lidah meliputi seluruh permukaan dorsum dari
duapertiga anterior lidah, memiliki garis tengah sekitar 1/30 mm
dan panjang sekitar 1/16 mm. Ujung luar taste bud tersusun
disekitar pori-pori pengecap atau taste pore yang sangat kecil.
Dari ujung setiap sel pengecap, beberapa mikrovili atau rambut
pengecap akan menonjol keluar menuju pori-pori pengecap dan
serabut/rambut inilah yang memberikan reseptor untuk
pengecap.Lokasi taste bud: ditemukan pada tiga papilla lidah yaitu
(1) Sebagian besar taste bud terletak di dinding saluran yang
mengelilingi papilla sirkumvalata, yang membentuk garis V di
permukaan lidah posterior. (2) Sejumlah taste bud terletak pada
papilla fungiformis diatas anterior lidah. (3) Sejumlah lainnya
terletak pada papilla foliata yang terdapat di lipatan-lipatan
sepanjang permukaan lateral lidah.Masa hidup: 10 hari dan akan
digantikan dengan sel-sel baru melalui pembelahan mitosis.
b.2. Sensasi Rasa pada LidahAda empat sensasi dasar pengecapan
yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Rasa manis dideteksi pada ujung
lidah, rasa asin dideteksi pada tepi lateral lidah, rasa asam dan
pahit dirasakan pada aspek posterior lidah. Sedangkan sinergi rumit
gerakan lidah dengan gerakan rahang, faring dan laring dalam fonasi
dan menelan dilakukan oleh otot ekstrinsik lidah. Keempat rasa ini
dikenal dengan istilah sensasi rasa primer. Selain itu, ada rasa
kelima yang telah teridentifikasi yakni umami yang dominan
ditemukan pada L-glutamat. Rasa ManisBeberapa jenis zat kimia yang
menyebabkan rasa ini meliputi: gula, glikol, alkohol, aldehida,
keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam halogen, dan
garam anorganik dari timah hitam dan berilium. Hampir semua zat
yang menyebabkan rasa manis merupakan zat kimia organik;
satu-satunya zat anorganik yang menimbulkan rasa manis merupakan
garam-garam tertentu dari timah hitam dan berillium. Rasa AsamRasa
asam disebabkan oleh suatu golongan asam. Konsentrasi ion hydrogen
maupun intensitas sensasi rasanya kira-kira sebanding dengan
logaritma konsentrasi ion hidrogen. Oleh sebab itu, makin asam
suatu makanan maka sensasi rasa asamnya semakin kuat. Rasa AsinRasa
asin ditimbulkan oleh garam terionisasi terutama konsentrasi ion
sodium. Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan
garam lainnya karena beberapa jenis garam juga mengeluarkan rasa
lain di samping rasa asin. Rasa PahitRasa pahit seperti rasa manis,
tidak disebabkan satu jenis agen kimia, tetapi zat-zat yang
memberikan rasa pahit semata-mata hampir merupakan zat organik.
Pembagian kelas zat yang sering menyebabkan rasa pahit adalah: (1)
Zat organik rantai panjang yang berisi nitrogen, dan (2) alkaloid.
Alkaloid terdiri dari banyak obat yangdigunakan dalam kedokteran
seperti kuinin, kafein, striknin, dan nikotin. Rasa UmamiUmami
berasal dari bahasa Jepang yang artinya enak. Rasa umami mempunyai
ciri khas yang jelas berbeda dari keempat rasa lainnya, termasuk
sinergisme peningkat rasa antara dua senyawa umami, L-glutamat dan
5'-ribonulceotides, serta rasa yang bertahan lama setelahnya.
Umamiadalah rasa yang dominan ditemukan pada makanan yang
mengandung L-glutamat (terdapat pada ekstrak daging dan keju).b.3.
Proses PengecapanUjung saraf pengecap berada di taste buds pada
seluruh bagian duapertiga anterior lidah. Dengan demikian zat-zat
kimia yang terlarut dalam saliva akan mengadakan kontak dan
merangsang ujung-ujung serabut saraf pengecap kemudian timbul
impuls yang akan menjalar ke nervus facial (VII) dan nervus
glossopharyngeal (IX). Impuls dari daerah lain selain lidah
berjalan melalui nervus vagus (X). Impuls di ketiga saraf tersebut
menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus
solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu
dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah
insula. Impuls diproyeksikan ke daerah corteks serebrum di
postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus dan sebagai
hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut
kita.Tiap rasa utama tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik,
artinya rasa oleh masing-masing ion atau molekul zat tersebut dapat
bereaksi pada saat yang berlainan dengan setiap epitel neuron ujung
serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds dapat bereaksi
untuk semua rasa walau dengan intensitas berbeda.2. Lamina propia
lidah: merupakan jaringan ikat tebal yang berfungsi untuk menyokong
jaringan epitelum diatasnya. biasanya berisi pembuluh darah,
jaringan limfa, saraf-saraf perasa, dan sel-sel yang terdiri dari
sel fibroblast, sel mast, sel makrofag, serta sel leukosit.a.
Bagian Dorsum tebal b. Bagian Ventral sangat tipis3. Otot LidahOtot
pada lidah terbagi menjadi 2 bagian, yaitu otot instrinsik dan otot
ekstrinsik. Otot intrinsik berfungsi untuk melakukan semua gerakan
lidah dan otot ekstrinsik ini mengaitkan lidah pada bagian-bagian
sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat
menekannya pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya masuk
ke faring.
Nama ototPersarafanFungsi
OTOT-OTOT INSTRINSIK
Secara umumN.XII (hypoglossus) Mengubah bentuk lidah
Longitudinal Superior dan InferiorN. XIIMenarik balik lidah dan
juga perluasan gerakan lidah yang berhubungan dengan itu
TransversalN. XII
Pengerutan lidah dan juga gerakan menjulurkan lidah
VertikalN. XIIMelebarkan dan mendatarkan ujung lidah
OTOT-OTOT EKSTRINSIK
M.GenioglossusN. XIIMenjulurkan apeks linguae ke luar rongga
mulut
M. HyoglossusN. XIIMenarik lidah ke bawah
M.StyloglossusN. XIIMenarik lidah keatas dan kebelakang
M.PalatoglossusPlexus pharingeusMenarik akar lidah ke atas dan
ke belakang
Gambar 5. Otot Instrinsik dan Ekstrinsik Lidah. (Sumber:
Sabotta)3.1. Fisiologis LidahLidah berperan sebagai organ utama
untuk pengecapan, membantu berbicara, dan memegang peranan penting
dalam mengunyah. Massa lidah dibentuk dari sintesis otot yang
rumit. Empat otot intrinsik lidah mengubah bentuknya dengan mudah.
Muskulus longitudinalis superior dan inferior memperpendek lidah
serta meninggikan dan merendahkan ujungnya. Muskulus vertikalis
mendatarkan lidah, dan muskulus transversalis menyempitkan dan
memanjangkan lidah. Serabut saraf sensorik bekerja untuk sensasi
umum (tekanan, nyeri, panas, dingin, dll) dan sensasi khusus.
Sensasi umum dalam dua pertiga anterior lidah diangkut oleh saraf
kranial VII, nervus lingualis. Sensasi khusus (pengecapan) berjalan
di serabut otak VII, berjalan dalam nervus lingualis sebagai korda
timpani. Dalam sepertiga posterior lidah (basis lingua) sensasi
umum dan khusus diangkut oleh saraf otak ke IX, nervus
glosofaringeus.
C. FARING1. Anatomi Faring
Sumber : sobotta
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti
corong, yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah serta
terletak pada bagian anterior kolum vertebra.Kantong ini mulai dari
dasar tengkorak terus menyambung ke esophagus setinggi vertebra
servikal ke-6. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung
melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui
ismus orofaring, sedangkan dengan laring di bawah berhubungan
melalui aditus laring dan ke bawah berhubungan dengan esophagus.
Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14
cm, bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang.
Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam keluar) selaput lendir,
fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia
bukofaringeal Bagian faring: potongan midsagital Persarafan
sensorik faring: potongan midsagitalSumber : sobotta
Berdasarkan letaknya daerah faring terbagi menjadi tiga bagian
yaitu nasofaring, orofaring dan laringofaring: 0.
NasofaringNasofaring (pars nasalis pharyngis) terletak di belakang
cavum nasi dan di atas palatum. Membran mukosa dari nasofaring
dikelilingi: epithelium columnare ciliatum pada bagian atas .
Nasofaring juga dipersyarafi : cabang N. Cranialis V dan IX.
Nasopharynx berhubungan dengan oesophagus melalui isthmus faucium.
Bagian faring terdapat di dorsal kavum nasi berhubungan dengan
kavum nasi melalui konka dinding lateral dibentuk oleh otot : a.
M.tensorvili palatineb. M.levatorvili palatine yang membentuk
palatum molec. M. konstriktor faringis superior Atap dibentuk oleh
corpus ossis sphenoidalis dan pars basilaris ossis occipitalis.
Dasar dibentuk oleh permukaan atas palatum molle. Isthmus
pharyngeus adalah lubang pada dasar nasofaring, diantara tepi bebas
pallatum mole dan dinding posterior faring. Selama menelan,
hubungan antara naso dan orofaring terputus oleh naiknya pallatum
molle dan tertariknya dinding posterior faring ke depan. Dinding
anterior dibentuk oleh apertura nasalis posterior, dipisahkan oleh
tepi posterior septum nasi. Dinding posterior membentuk permukaan
miring yang menyatu dengan atap. 0. OrofaringOrofaring (pars oralis
pharyngis) terletak di belakang cavitas oris dan meluas dari
pallatum molle sampai ke tepi atas epiglotis. Membran mukosa
orofaring: epithelium stratificatum squamosum yang berhubungan
dengan batas cavum oris. Persarafan sensoriknya : cabang-cabang n.
Cranial IX (n. Glosopharingeus) tonsilla terletak pada dinding
lateral orofaring, di belakang pilar anterior fauces dan di depan
pilar posterior atau pica palatopharyngeal. Regio orofaring
dikelilingi oleh : M. Constrictor pharyngis superior dan
medius.
0. LaringofaringLaringofaring (pars laryngea pharyngis) terletak
di belakang aditus laryngis dan permukaan posterior larynx. Pada
bagian Sampingnya : sebagian tertutup oleh aparatus laring yang
berbentuk seperti tabung, membentuk dua perluasan kantung, fossa
pirimorfis. Dinding anteriornya : dibentuk oleh aditus laryngis.
Dinding posterior disokong oleh corpus C3, 4, 5 dan 6. Dinding
lateral dibentuk oleh cartilago thyroidea dan membran thyroydoid.
Persarafan sensoriknya berasal dari n. Cranialis IX dan X. M
constrictor pharyngis medius dan inferior yang mengelilinginya
merupakan tempat penggabungan membrana mucosa, melekat pada os
hyoideum dan cartilago thyroidea serta cricoidea.Selain tiga bagian
tadi, faring juga memiliki satu bagian penting lagi yaitu cincin
waldeyer. Cincin waldeyer adalah kelompok-kelompok jaringan limfoid
yang melingkar pada awal jalan nafas maupun jalan makanan. Cincin
waldeyer disusun oleh jaringan limfo-epitel, dan merupakan bagian
pertahanan imun tubuh. Cincin waldayer terdiri dari tonsil
palatina, tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual. Tonsil adalah
massa yang terdiri dari jaringan limfoid yang terdapat di dalam
faring,diliputi epitel skuamosa dan ditunjang oleh jaringan ikat
dengan kriptus didalamnya.
A. Tonsila Faringeal (adenoid)
Adenoid terletak pada nasofaring yaitu pada dinding atas
nasofaring bagian belakang. Pada masa pubertas adenoid ini akan
menghilang atau mengecil sehingga jarang sekali dijumpai pada orang
dewasa. Ukuran adenoid bervariasi pada masing-masing anak. Pada
umumnya adenoid akan mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun
kemudian akan mengalami regresi.Tidak ada jaringan khusus yang
memisahkan adenoid ini dengan m. Konstriktorsuperior sehingga pada
waktu adenoidektomi sukar mengangkat jaringan ini secara
keseluruhan. Adenoid mendapat darah dari cabang-cabang faringeal :
A. Karotis interna dansebagian kecil dari cabang-cabang palatina A.
Maksilaris. Darah vena dialirkan sepanjang pleksus faringeus ke
dalam V. Jugularis interna persarafan sensoris melelui:
N.Nasofaringeal yaitu cabang dari saraf otak ke IX dan juga melalui
N. Vagus.
B. Tonsila PalatinaTonsil palatina adalah suatu massa jaringan
limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut
orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan
pilar posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval
dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus
yang meluas ke dalam jaringan tonsil. . Tonsil terletak di lateral
orofaring. Dibatasi oleh: Lateral muskulus konstriktor faring
superior Anterior muskulus palatoglosus Posterior muskulus
palatofaringeus Superior palatum mole Inferior tonsil
lingualPermukaan tonsil palatina ditutupi : epitel berlapis gepeng
yang juga melapisi invaginasi atau kripti tonsila.Tonsil bagian
bawah mendapat sensasi dari cabang serabut saraf : ke IX (nervus
glosofaringeal) dan juga dari cabang desenden lesser palatine
nerves.Tonsil diperdarahi oleh beberapa cabang pembuluh darah,
yaitu : A.Palatina Ascenden, cabang A. Fasialis, memperdarahi
bagian postero inferior A.Tonsilaris, cabang A. Fasialis,
memperdarahi daerah antero-inferior A.Lingualis Dorsalis, cabang A.
Maksilaris Interna, memperdarahi daerah antero-media A.Faringeal
Ascenden, cabang A. Karotis Eksterna, memperdarahi daerah
posterosuperior A.Palatida Descenden dan cabangnya, A. Palatina
Mayor dan A. Palatina Minor,memperdarahi daerah
antero-superiorDaerah vena dialirkan melalui pleksus venosus
perikapsular ke V. Lingualis danpleksus venosus faringeal, yang
kemudian bermuara ke V. Jugularis Interna. Pembuluh vena tonsil
berjalan dari palatum, menyilang bagian lateral kapsula dan
selanjutnya menembus dinding faring.
C. Tonsila LingualisMerupakan kumpulan jaringan limfoid yang
tidak berkapsul dan terdapat pada basislidah diantara kedua tonsil
palatina dan meluas ke arah anteroposterior dari papilla
sirkumvalata ke epiglottis. Jaringan limfoid ini menyebar ke arah
lateral dan ukurannya mengecil. Dipisahkan dari otot-otot lidah
oleh suatu lapisan jaringan fibrosa. Tonsila lingualis mendapat
perdarahan dari :A. Lingualis yang merupakan cabang dari A. Karotis
eksterna. Darah vena dialirkan sepanjang V. Lingualis ke V.
Jugularis interna. Aliran limfe menuju ke kelenjar servikalis
profunda. Persarafannya melalui: cabang lingual N.IX.
OTOT-OTOT PHARYNXSumber : accweb.itr.maryville.edu
2. M. CONSTICTOR PHARYNGIS SUPERIOR Nervus : Plexus pharyngeus.
Fungsi : Konstriksi faring, memisahkan mesopharynx, memperlancar
transpor makanan ke dalam oesophagus dengan kontraksi
menyerupai-gelombang (gelombang peristaltik).0. M. CONSTRICTOR
PHARYNGIS MEDIUS Nervus : Plexus pharyngeus. Fungsi : Konstriksi
faring dari belakang, memperlancar transpor makanan ke dalam
oesophagus dengan konstraksi menyerupai-gelombang (gelombang
peristaltik)
0. M CONSTRICTOR PHARYNGIS INFERIOR Nervus : Plexus pharyngeus.
Fungsi : Konstriksi pharynx dari belakang memperlancar transpor
makanan ke dalam oesphagus dengan konstraksi menyerupai-gelombang
(gelombang peristaltik)
OTOT INTERNAL PHARYNX2. M. PALATOPHARYNGEUS Nervus : Plexus
pharyngeus. Fungsi : Konstriksi isthamus faucei, depresi platum
molle, mengangkat dinding faring.2. M. SALPINGOPHARYNGEUS Nervus :
Plexus pharyngeus. Fungsi : mengangkat faring.2. M. STYLOPHRYNGEUS
Nervus : N. glossopharyngeus. Fungsi : mengangkat faring.
2. Histologi FaringSecara umum faring tersusun atas 4 lapisan
yaitu mukosa, submukosa, otot dan fibrosa. Mukosa terbagi atas
epithelium dan lamina propia. Submukosa terdiri dari jaringan ikat
longgar dan hanya terdapat pada bagian superolateral dari
nasofaring Otot terdiri dari otot-otot rangka. Fibrosa terdiri dari
jaringan ikat fibrousa yang tipis.
Faring dibedakan menjadi tiga daerah yaitu nasofaring,
oforafing, dan laringofaring. Mukosa pada nasofaring itu serupa
dengan saluran napas, sedangkan pada orofaring dan laringofaring,
sesuai dengan yang di saluran cerna.Mukosa faring tidak memiliki
muskularis mukosa dan di dalam lamina propria terdapat lapis
fibrosa padat tebal kaya serat elastin yang terletak di atas otot
faringeal dibawahnya, yang terdiri atas serat-serat longitudinal
dalam dan oblik luar atau longitudinal bergaris melintang. Lapis
fibroelastin menyatu dengan jaringan ikat interstisial dari otot,
menyusupkan juluran-juluran di antara berkas serat otot.Orofaring
dan laringofaring dilapisi epitel berlapis gepeng dan terdapat
kelenjar-kelenjar mukosa murni. Mereka selalu terdapat di bawah
lapis elastis, dan kadang-kadang menyusup sedikit ke dalam otot.
Kelenjar campur, mirip yang di permukaan dorsal palatum molle,
hanya terdapat di bagian atas faring, ditutupi epitel bersilia.
3. Fisiologi Faring2. Membantu proses menelan (orofaring) dan
pernafasan (nasofaring)Jalan makanan ke saluran pencernaan
(orofaring) dan jalan udara ke saluran pernafasan (nasofaring)
sama-sama melewati faring. Udara yang dihirup masuk rongga hidung,
kemudian melewati faring masuk ke laring. Pada saat itu lubang ke
saluran pencernaan (esophagus) ditutup oleh epiglottis secara
reflex. Sebaliknya pada saat makanan dari mulut masuk ke faring
kemudian didorong masuk ke oesophagus oleh kontraksi otot-otot
pharyngeal, laring ditutup secara reflex oleh epiglottis.
2. Untuk berbicaraSaat berbicara terjadi gerakan terpadu dari
otot-otot palatum dan faring. Gerakan ini berupa pendekatan palatum
mole kearah dinding belakang faring . Fungsi utamanya adalah untuk
resonansi dan artikulasi suara.
2. Tonsil mempunyai 2 fungsi utama (tonsil palatina) yaitu:
menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif; sebagai
organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan
antigen spesifik.Hasil penelitian mengenai kadar antibodi pada
tonsil menunjukkan bahwa perenkimtonsil mempunyai kemampuan untuk
memproduksi antibodi. Penelitian terakhir menyatakan bahwa tonsil
memegang peranan dalam memproduksi Ig-A, yang menyebabkan jaringan
lokal resisten terhadap organisme patogen.Sewaktu baru lahir tonsil
secara histologis tidak mempunyai centrum germinativum, biasanya
ukurannya kecil. Setelah antibodi dari ibu habis, barulah mulai
terjadi pembesaran tonsil dan adenoid, yang pada permulaan
kehidupan masa kanak-kanak dianggap normal dan dipakai sebagai
indeks aktifitas sistem imun. Pada waktu pubertas atau sebelum masa
pubertas, terjadi kemunduran fungsi tonsil yang disertai proses
involusi. Terdapat 2 bentuk mekanisme pertahanan tubuh, yaitu :1.
Mekanisme pertahanan non spesifikBerupa kemampuan sel limfoid untuk
menghancurkan mikroorganisme.2. Mekanisme pertahanan spesifik
Merupakan mekanisme pertahanan yang penting dalam mekanisme
pertahanan tubuhterhadap udaran pernafasan sebelum masuk ke dalam
saluran nafas bawah. Tonsil dapat memproduksi IgA yang akan
menyebabkan resistensi jaringan lokal terhadap organisme patogen.
Disamping itu, tonsil dan adenoid juga dapat menghasilkan IgE yang
berfungsi untuk mengikat sel basofil dan sel mastosit. Bila ada
alergen, maka alergen tersebut akan bereaksi dengan IgE sehingga
permukaansel membrannya terangsang dan terjadilah proses
degranulasi. Proses ini akan menyebabkan keluarnya histamin
sehingga timbul reaksi hipersensitivitas tipe 1, yaitu atopi,
anafilaksis, urtikaria, dan angioedema.
D. LaringI. Anatomi LaringLaring atau pangkal tenggorokan
merupakan jalinan tulang rawan yang dilengkapi dengan otot,
membrane, jaringan ikat, dan ligamentum. Sebelah atas pintu masuk
laring membentuk tepi epiglottis, lipatan dari epiglotis aritenoid
dan pita interaritenoid, dan sebelah bawah tepi bawah kartilago
krikoid. Tepi tulang dari pita suara asli kiri dan kanan membatasi
daerah epiglotis. Bagian atas disebut supraglotis dan bagian bawah
disebut subglotis Batas-batas laring berupa sebelah kranial
terdapat Aditus Laringeus yang berhubungan dengan Hipofaring, di
sebelah kaudal dibentuk oleh sisi inferior kartilago krikoid dan
berhubungan dengan trakea, di sebelah posterior dipisahkan dari
vertebra cervicalis oleh otot-otot prevertebral, dinding dan cavum
laringofaring serta disebelah anterior ditutupi oleh fascia,
jaringan lemak, dan kulit. Sedangkan di sebelah lateral ditutupi
oleh otot-otot sternokleidomastoideus, infrahyoid dan lobus
kelenjar tiroid. Laring berbentuk piramida triangular terbalik
dengan dinding kartilago tiroidea di sebelah atas dan kartilago
krikoidea di sebelah bawahnya. Os Hyoid dihubungkan dengan laring
oleh membrana tiroidea. Tulang ini merupakan tempat melekatnya
otot-otot dan ligamenta serta akan mengalami osifikasi sempurna
pada usia 2 tahun.Secara keseluruhan laring dibentuk oleh sejumlah
kartilago, ligamentum dan otot-otot.
1.1 KartilagoKartilago laring terbagi atas 2 (dua) kelompok,
yaitu : 1. Kelompok kartilago mayor, terdiri dari : Kartilago
Tiroidea, 1 buah Kartilago Krikoidea, 1 buah Kartilago Aritenoidea,
2 buah 2. Kartilago minor, terdiri dari : Kartilago Kornikulata
Santorini, 2 buah Kartilago Kuneiforme Wrisberg, 2 buah Kartilago
Epiglotis, 1 buah
www.virtualpediatrichospital.org
1.1.1 Kartilago Tiroidea Merupakan suatu kartilago hyalin yang
membentuk dinding anterior dan lateral laring, dan merupakan
kartilago yang terbesar. Di sebelah dalam perisai kartilago
tiroidea terdapat bagian dalam laring, yaitu : pita suara,
ventrikel, otot-otot dan ligamenta, kartilago aritenoidea,
kuneiforme serta kornikulata. Kartilago ini mengalami osifikasi
pada Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura
tiroidea dan tepi bawah kartilago tiroidea perikondriumnya tipis,
kartilago tiroidea berfungsi sebagai tempat perlekatan tendo
komisura anterior1.1.2 Kartilago Krikoidea Kartilago ini merupakan
bagian terbawah dari dinding laring. Merupakan kartilago hialin
yang berbentuk cincin stempel (signet ring) dengan bagian asalnya
terdapat di belakang bagian posterior. Kartilago ini berhubungan
dengan kartilago tiroidea tepatnya dengan kornu inferior melalui
membrana krikoidea (konus elastikus) dan melalui artikulasio
krikoaritenoidea. Pada keadaan darurat kartilago ini dapat
berfungsi sebagai tindakan trakeostomi emergensi atau krikotomi
atau koniatomi pada konus elastikus. 1.1.3 Kartilago Aritenoidea
Kartilago ini juga merupakan kartilago hyalin yang terdiri dari
sepasang kartilago berbentuk piramid 3 sisi dengan basis
berartikulasi dengan kartilago krikoidea, sehingga memungkinkan
pergerakan ke medio lateral dan gerakan rotasi. Tepi dan permukaan
atas dari pita suara ini disebut glotis.Kartilago aritenoidea dapat
bergerak ke arah dalam dan luar dengan sumbu sentralnya tetap,1.1.4
Kartilago Epiglotis Bentuk kartilago epiglotis seperti bet pingpong
dan membentuk dinding anterior aditus laringeus. Bagian atas
menjulur di belakang korpus hyoid ke dalam lumen faring sehingga
membatasi basis lidah dan laring. Kartilago epiglotis mempunyai
fungsi sebagai pembatas yang mendorong makanan ke sebelah
menyebelah laring. 1.1.5 Kartilago KornikulataMerupakan kartilago
fibroelastis, disebut juga kartilago Santorini dan merupakan
kartilago kecil di atas aritenoid serta di dalam plika
ariepiglotika. 1.1.6 Kartilago Kuneiforme Merupakan kartilago
fibroelastis dari Wrisberg dan merupakan kartilago kecil yang
terletak di dalam plika ariepiglotika.
1.2 Anatomi Laring Bagian Dalam
Cavum laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut : 1.2.1
Supraglotis (vestibulum superior) yaitu ruangan diantara permukaan
atas pita suara palsu dan inlet laring1.2.2 Glotis (pars
media)yaitu ruangan yang terletak antara pita suara palsu dengan
pita suara sejati serta membentuk rongga yang disebut ventrikel
laring Morgagni. 1.2.3 Infraglotis (pars inferior) yaitu ruangan
diantara pita suara sejati dengan tepi bawah kartilago krikoidea.
Beberapa bagian penting dari dalam laring : a. Aditus Laringeus
Pintu masuk ke dalam laring yang dibentuk di anterior oleh
epiglotis, lateral oleh plika ariepiglotika, posterior oleh ujung
kartilago kornikulata dan tepi atas m. aritenoideus.
b. Rima Vestibuli.
Merupakan celah antara pita suara palsu.
c. Rima glottis Di depan merupakan celah antara pita suara
sejati, di belakang antara prosesus vokalis dan basis kartilago
aritenoidea.d. Vallecula Terdapat diantara permukaan anterior
epiglotis dengan basis lidah, dibentuk oleh plika glossoepiglotika
medial dan lateral.e. Plika Ariepiglotika Dibentuk oleh tepi atas
ligamentum kuadringulare yang berjalan dari kartilago epiglotika ke
kartilago aritenoidea dan kartilago kornikulata.f. Sinus Pyriformis
(Hipofaring) Terletak antara plika ariepiglotika dan permukaan
dalam kartilago tiroidea.g. Incisura Interaritenoidea Suatu lekukan
atau takik diantara tuberkulum kornikulatum kanan dan kiri.h.
Vestibulum Laring Ruangan yang dibatasi oleh epiglotis, membrana
kuadringularis, kartilago aritenoid, permukaan atas proc. vokalis
kartilago aritenoidea dan m.interaritenoidea.i. Plika Ventrikularis
(pita suara palsu) Yaitu pita suara palsu yang bergerak
bersama-sama dengan kartilago aritenoidea untuk menutup glottis
dalam keadaan terpaksa, merupakan dua lipatan tebal dari selaput
lendir dengan jaringan ikat tipis di tengahnya. j. Ventrikel Laring
Morgagni (sinus laringeus) Yaitu ruangan antara pita suara palsu
dan sejati. Dekat ujung anterior dari ventrikel terdapat suatu
divertikulum yang meluas ke atas diantara pita suara palsu dan
permukaan dalam kartilago tiroidea, dilapisi epitel berlapis semu
bersilia dengan beberapa kelenjar seromukosa yang fungsinya untuk
melicinkan pita suara sejati, disebut appendiks atau sakulus
ventrikel laring.k. Plika Vokalis (pita suara sejati) Terdapat di
bagian bawah laring. Tiga per lima bagian dibentuk oleh ligamentum
vokalis dan celahnya disebut intermembranous portion, dan dua per
lima belakang dibentuk oleh prosesus vokalis dari kartilago
aritenoidea dan disebut intercartilagenous portion.1.3
PersarafanLaring dipersarafi oleh cabang N. Vagus yaitu Nn.
Laringeus Superior dan Nn. Laringeus Inferior (Nn. Laringeus
Rekuren) kiri dan kanan. 1.3.1 Nn. Laringeus Superior. Meninggalkan
N. vagus tepat di bawah ganglion nodosum, melengkung ke depan dan
medial di bawah A. karotis interna dan eksterna yang kemudian akan
bercabang dua, yaitu : Cabang Interna : bersifat sensoris,
mempersarafi vallecula, epiglotis, sinus pyriformis dan mukosa
bagian dalam laring di atas pita suara sejati. Cabang Eksterna ;
bersifat motoris, mempersarafi m. Krikotiroid dan m. Konstriktor
inferior.
1.3.2 N. Laringeus Inferior (N. Laringeus Rekuren).Berjalan
dalam lekukan diantara trakea dan esofagus, mencapai laring tepat
di belakang artikulasio krikotiroidea. N. laringeus yang kiri
mempunyai perjalanan yang panjang dan dekat dengan Aorta sehingga
mudah terganggu. Merupakan cabang N. vagus setinggi bagian
proksimal A. subklavia dan berjalan membelok ke atas sepanjang
lekukan antara trakea dan esofagus, selanjutnya akan mencapai
laring tepat di belakang artikulasio krikotiroidea dan memberikan
persarafan : Sensoris, mempersarafi daerah sub glotis dan bagian
atas trakea Motoris, mempersarafi semua otot laring kecuali M.
Krikotiroidea
1.4 Vaskularisasi Laring mendapat perdarahan dari cabang A.
Tiroidea Superior dan Inferior sebagai A. Laringeus Superior dan
Inferior. a. Arteri Laringeus Superior Berjalan bersama ramus
interna N. Laringeus Superior menembus membrana tirohioid menuju ke
bawah diantara dinding lateral dan dasar sinus pyriformis.b. Arteri
Laringeus Inferior Berjalan bersama N. Laringeus Inferior masuk ke
dalam laring melalui area Killian Jamieson yaitu celah yang berada
di bawah M. Konstriktor Faringeus Inferior, di dalam laring
beranastomose dengan A. Laringeus Superior dan memperdarahi
otot-otot dan mukosa laring. Darah vena dialirkan melalui V.
Laringeus Superior dan Inferior ke V. Tiroidea Superior dan
Inferior yang kemudian akan bermuara ke V. Jugularis Interna.
1.5 Sistem Limfatik:Laring mempunyai 3 (tiga) sistem penyaluran
limfe, yaitu : 1. Daerah bagian atas pita suara sejati, pembuluh
limfe berkumpul membentuk saluran yang menembus membrana tiroidea
menuju kelenjar limfe cervical superior profunda. Limfe ini juga
menuju ke superior dan middle jugular node. 2. Daerah bagian bawah
pita suara sejati bergabung dengan sistem limfe trakea, middle
jugular node, dan inferior jugular node3. Bagian anterior laring
berhubungan dengan kedua sistem tersebut dan sistem limfe esofagus.
Sistem limfe ini penting sehubungan dengan metastase karsinoma
laring dan menentukan terapinya.
II. Histologi Laring Mukosa laring dibentuk oleh epitel berlapis
silindris semu bersilia kecuali pada daerah pita suara yang terdiri
dari epitel berlapis gepeng tak bertanduk. Diantara sel-sel
bersilia terdapat sel goblet.
Membrana basalis bersifat elastis, makin menebal di daerah pita
suara. Pada daerah pita suara sejati, serabut elastisnya semakin
menebal membentuk ligamentum tiroaritenoidea. Mukosa laring
dihubungkan dengan jaringan dibawahnya oleh jaringan ikat longgar
sebagai lapisan submukosa.Kartilago kornikulata, kuneiforme dan
epiglotis merupakan kartilago hialin. Plika vokalis sendiri tidak
mengandung kelenjar. Mukosa laring berwarna merah muda sedangkan
pita suara berwarna keputihan
III. Fisiologi LaringLaring mempunyai 3 (tiga) fungsi dasar
yaitu fonasi, respirasi dan proteksi disamping beberapa fungsi
lainnya seperti terlihat pada uraian berikut : 3.1 Fungsi Fonasi.
Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling kompleks.
Suara dibentuk karena adanya aliran udara respirasi yang konstan
dan adanya interaksi antara udara dan pita suara. 3.2 Fungsi
Proteksi.Benda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan
adanya reflek otot-otot yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis
tertutup. Pada waktu menelan, pernafasan berhenti sejenak akibat
adanya rangsangan terhadap reseptor yang ada pada epiglotis, plika
ariepiglotika, plika ventrikularis dan daerah interaritenoid
melalui serabut afferen N. Laringeus Superior. Sebagai jawabannya,
sfingter dan epiglotis menutup. 3.3 Fungsi Respirasi.Pada waktu
inspirasi diafragma bergerak ke bawah untuk memperbesar rongga dada
dan M. Krikoaritenoideus Posterior terangsang sehingga kontraksinya
menyebabkan rima glotis terbuka..3.4 Fungsi Sirkulasi.Pembukaan dan
penutupan laring menyebabkan penurunan dan peninggian tekanan
intratorakal yang berpengaruh pada venous return. Perangsangan
dinding laring terutama pada bayi dapat menyebabkan bradikardi,
kadang-kadang henti jantung. 3.5 Fungsi Fiksasi. Berhubungan dengan
mempertahankan tekanan intratorakal agar tetap tinggi, misalnya
batuk, bersin dan mengedan. 3.6 Fungsi Batuk.Pelepasan tekanan
secara mendadak menimbulkan batuk yang berguna untuk mempertahankan
laring dari ekspansi benda asing atau membersihkan sekret yang
merangsang reseptor atau iritasi pada mukosa laring. 3.7 Fungsi
Ekspektorasi. Dengan adanya benda asing pada laring, maka sekresi
kelenjar berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. 3.8 Fungsi
Emosi.Perubahan emosi dapat meneybabkan perubahan fungsi laring,
misalnya pada waktu menangis, kesakitan, menggigit dan
ketakutan.
DAFTAR PUSTAKA
C.scheid, Rickne. 2013. WOELFEL Anatomy Gigi Edisi 8. Jakarta:
EGCDorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29.
Jakarta: EGCGuyton dan Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Edisi 11. Jakarta: EGCHollinshead, W.H. The Pharynx and Larynx. In:
Anatomy for Surgeon Vol: Head and Neck. A hoeber-harper
International Edition, 1966: 425-456J. Waschke dan Paulsen, F.
2013. Jilid 3 Sabotta Atlas Anatomi Manusia Kepala, Leher, dan
Neuroanatomi. Jakarta: EGCJ. Waschke dan Paulsen, F. 2013. Sabotta
Atlas Anatomi Manusia Buku Tabel. Jakarta: EGCMescher, Anthony L.
2010. Junquieras Basic Histology Text and Atlas. Mc Graw Hill:
Lange.Scott, Brown. Orolaryngology 6th ed. Vol 1. Butterworth and
Co Ltd. 1997. Page 1/12/1-1/12.Winning, Tracey. A dan Grant C.
Townsend. Oral Mucosal Embryology and Histology. Clinics in
Dermatology: The University of Adelaide Elsevier.2000