MAKALAH FARMAKOTERAPI
NUTRISI PARENTERAL
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 31. Ayu Lestari
: 11 01 01 0
2. Desti Krismalola
: 11 01 01 056
3. Eli Suarti
: 11 01 01 060
4. Lilin Syukria
: 11 01 01 071
5. Novi Meilisyah
: 11 01 01 077
6. Novi Wulandari
: 11 01 01 078
7. Puri Handayani
: 11 01 01 084
8. Vinallia Variantiana: 11 01 01 098
DOSEN : Sari Meisyayati, M.Si, Apt
PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULERSEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
BHAKTI PERTIWIPALEMBANG2014
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
karena hanya dengan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga
tercurah kepada Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan
pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Pembuatan makalah Nutrisi Parenteral ini dilakukan dalam rangka
memenuhi tugas Farmakoterapi Semester enam. Kami menyadari banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Namun, kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Palembang, Juni 2014
PenulisBAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses
biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme
(membangun) dan katabolisme (pemecah). Masalah nutrisi erat
kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu
kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya
penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan
kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan
dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam
menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai
nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan
menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup.
Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia
internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis buat yaitu:
A. Mahasiswa tidak mengetahui pengertian nutrisi ?
B. Mahasiswa tidak mengetahui Jenis - Jenis Nutrisi?
C. Mahasiswa tidak mengetahui Fisiologi Nutrisi dan
Metabolisme?
D. Mahasiswa tidak mengetahui Cara Pemberian Nutrisi ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
A. Mahasiswa mengetahui pengertian nutrisi B. Mahasiswa
mengetahui Jenis- Jenis Nutrisi
C. Mahasiswa mengetahui Fisiologi Nutrisi dan Metabolisme
D. Mahasiswa mengetahui Cara Pemberian Nutrisi 1.4 Metode
Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan
melakukan study pustaka yang artinya penulis mengunjungi
perpustakaan yang ada di STIFI Bhakti Pertiwi Palembang dan mencari
referensi di internet . Untuk mencari berbagai referensi untuk
melengkapi data dalam membuat makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DefinisiNutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan
kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal
setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi. Status nutrisi normal menggambarkan
keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan
nutrisi (Denke, 1998; Klein S, 2004). Kekurangan nutrisi memberikan
efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir
semua organ dan sistem tubuh (Suastika,1992).
2.2 Jenis- Jenis NutrienNutrien adalah zat kimia organik dan
anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk
penggunaan fungsi tubuh. Nutrient terdiri dari beberapa ,
diantarannya :
2.2.1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon,
hidrogen dan oksigen. Karbohidrat dibagi atas
A. Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida
(molekul tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan
galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh
sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa
(glukosa + galaktosa).
B. Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena
disusun banyak molekul glukosa.
C. Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau
tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume
feces.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup,
terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan
(misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan
jamur). Kebutuhan karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi
total.2.2.2. Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan
jaringan tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi adalah:
ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber
protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis,
kapri, dan kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis
nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari
asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim
proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan
diserap oleh usus. Fungsi protein :
v Protein menggantikan protein yang hilang selama proses
metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
v Protein menghasilkan jaringan baru.
v Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru
dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan
haemoglobin.
v Protein sebagai sumber energi.
Kebutuhan protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan
energi total.2.2.3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak
terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Kebutuhan
lemak 10-25% dari kebutuhan energi total. Fungsi lemak :
v Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang
dipadatkan dengan memberikan 9 kal/gr.
v Ikut serta membangun jaringan tubuh.
v Perlindungan.
v Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari
tubuh.
v Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan
lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah
makan.
v Vitamin larut dalam lemak.
Asam arakhidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) adalah dua
asam lemak penting, khususnya dalam masa pertumbuhan otak bayi yang
berlangsung sangat pesat selama 6 bulan kedua kehidupan. Pada
periode ini, AA dan DHA berperan besar dalam perkembangan mental
dan daya lihat bayi. Karena sebagian besar makanan sapihan
mengandung sedikit AA dan DHA, susu-lanjutan yang diperkaya dengan
AA dan DHA akan menjadi sumber penting dua asam lemak ini.
2.2.4. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh
tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme
tubuh.
Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam
air (vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E dan K).
Berikut ini rincian dari beberapa vitamin dan penting:
A. Vitamin A
Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga berperan
dalam proses kerja sel tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A
akan menderita rabun senja serta gangguan pertumbuhan. Mereka juga
rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin A antara lain: telur, keju,
dan hati.
B. Vitamin B-kompleks
Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu
terbentuknya sel-sel otak bayi. Vitamin B1 dan niasin (salah satu
anggota B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan energi. Vitamin
B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12 digunakan dalam
pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu
mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan,
kerusakan syaraf, dan gangguan jantung. Makanan seperti misalnya
roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin B-kompleks.
Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu
misalnya: B1 dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging,
ikan, telur, dan susu.
C. Vitamin C
Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai
sayuran. Mereka memerlukan vitamin C untuk membentuk beberapa zat
kimia dan menggerakkan zat kimia lain (salah satu anggota grup
vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin C juga
membantu penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa
menderita kelemahan tulang, anemia, dan gangguan kesehatan
lainnya.
D. Vitamin DSinar matahari membantu tubuh membuat sendiri
vitamin D, bahkan pada sejumlah anak, kebutuhan vitamin ini sudah
terpenuhi dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat penting
karena membantu kalsium masuk ke tulang. Inilah sebabnya mengapa
vitamin D kadang ditambahkan ke dalam susu sapi (disebut susu yang
telah diperkaya). Sayangnya, banyak produk susu olahan yang
digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin D. Keju
dan yogurt kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D. Makanan
yang diperkaya vitamin D lebih baik daripada suplemen vitamin.
Anak-anak yang mengkonsumsi diet rendah vitamin D bisa menderita
ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan tulang atau menjadikan
tulang cacat.
2.2. 5. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian
enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh.
Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan
dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak
dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan. Tiga
fungsi mineral :
v Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium,
fosfor.
v Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi
cairan tubuh ; contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P
(intraseluler).
v Bahan dasar enzim dan protein.
Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral.
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri dari atas 50%-70% air. Pada
orang dewasa asupan air berkisar antara 1200-1500cc per hari, namun
dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum.
2.3 Fisiologi Nutrisi dan MetabolismeTubuh memerlukan bahan
bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan
badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim,
pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme
mengacu pada semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic
dapat menjadi anabolic (membangun) atau katabolic (merusak). Energy
adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energy untuk
terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.
1. Pemasukan energy
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama
oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia.
Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga
disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah jumlah panas yang di
butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 c. 1 kkal = 1 K
atau sama dengan 1000 kalori.
Bentuk pemberian kalori yaitu :
A.Karbohidrat: karbohidrat merupakan sumber energy yang penting.
Setiap gram karbohidrat menghasilkan kurang lebih 4 kalori. Asupan
karbohidrat di dalam diit sebaiknya berkisar 50%-60% dari kebutuhan
kalori. (Setiati, 2000).
B.Lemak: komponen lemak dapat diberikan dalam bentuk nutrisi
enteral maupun parenteral sebagai emulsi lemak. Pemberian lemak
dapat mencapai 20% -40% dari total kebutuhan. Satu gram lemak
menghasilkan 9 kalori.
C. Protein (Asam Amino): kebutuhan protein adalah
0,8gr/kgbb/hari atau kurang lebih 10% dari total kebutuhan
kalori.2. Pengeluaran energy
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk
men- support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan
energi tubuh berbentuk senyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan
energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik.
3. Basal metabolisme rate (MBR)
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada
saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan
jantung, perbafasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar
tubuh.
Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari
pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga
eliminasi.A. Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara
mekanik dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik
tetapi tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut
tidak bereaksi dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan
memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi
otot seperti gelombang (peristaltik). Massa makanan yang berada
pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas lambung,
menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk
lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan
oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung
juga mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan amilase untuk mencerna
lemak dan zat tepung secara berturut-turut. Lambung juga bertindak
sebagai penyimpanan dan makanan menetap di dalam perut kira-kira 3
jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan lambung pada
spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus. Kimus
mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah
intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus
dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus.
B. Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang
daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili,
untuk meningkatkan area permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi
oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan pinositosis.C.
Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang
ditransportasikan melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh.
Melalui perubahan kimia dari metabolisme, nutrien diubah ke jumlah
substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar metabolisme
adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan produksi
dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrient.
Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi
yang lebih sederhana.D. Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh
disimpan dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang
disimpan adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa.
Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan jaringan otot
dan protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan
energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan,
maka energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak
digunakan harus disimpan terutama lemak.
2.4. Nutrisi Parenteral
Keberhasilan pemberian nutrisi parenteral modern pertama kali
dilakukan oleh Wilnmore dan Dudrick tahun 1968 pada bayi yang
dilakukan reseksi usus, tampak tumbuh dengan baik hanya dengan
pemberian nutrisi parenteral saja. Nutrisi parenteral ini sudah
mulai diperkenalkan sejak abad ke 17 ketika Giovanni Colle
melakukan transfusi darah untuk pertama kali pada tahun 1628.2
Selanjutnya Sir Christopher Wren memberikan nutrient dan obat ke
dalam vena seekor anjing.3 Tahun 1945 Helfrik dan Abelson
memberikan infus dekstrosa 5%, kasein hidrolisat 10% dan emulsi
olive oil lesitin selama 5 hari pada bayi marasmus berusia 5 bulan.
Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan secara umum dan khususnya
teknologi kedokteran, maka nutrisi parenteral (NP) pun telah secara
luas dan relatif aman digunakan pada berbagai keadaan klinis baik
untuk jangka pendek ataupun untuk jangka waktu lama. Walaupun
nutrisi enteral lebih aman dan lebih murah serta lebih sedikit
komplikasinya, NP masih dan akan tetap mendapat tempat dalam
tatalaksana pasien di klinik. NP adalah pemberian nutrisi yang
mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral melalui
vena yang utuh. Tujuannya adalah untuk memberikan nutrien yang
dibutuhkan agar anak dapat tumbuh kembang seperti anak lain yang
mendapat dukungan nutrisi enteral. Masalah yang sulit pada
tatalaksana NP pada anak adalah menentukan kapan NP harus dimulai
serta tidak mudah memenuhi kebutuhan nutrisi khususnya energy yang
jauh lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Selain itu, teknis
juga lebih sulit mengingat ukuran pembuluh darah yang lebih kecil,
terutama pada NP perifer.2.4 1 Cara Pemberian Nutrisi2.4.1.1
Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang
tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral,
formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam lambung (gastric
tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual
maupun dengan bantuan pompa mesin (At Tock, 2007). Menurut Wiryana
(2007), Nutrisi enteral adalah faktor resiko independent pnemoni
nosokomial yang berhubungan dengan ventilasi mekanik. Cara
pemberian sedini mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkan
kejadian pneumonia, sebab bila nutrisi enteral yang diberikan
secara dini akan membantu memelihara epitel pencernaan, mencegah
translokasi kuman, mencegah peningkatan distensi gaster, kolonisasi
kuman, dan regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk dapat
mengurangi resiko regurgitasi aspirasi. Diare sering terjadi pada
pasien di Intensif Care Unit yang mendapat nutrisi enteral,
penyebabnya multifaktorial, termasuk therapy antibiotic, infeksi
clostridium difficile, impaksi feses, dan efek tidak spesifik
akibat penyakit kritis. Komplikasi metabolik yang paling sering
berupa abnormalitas elektrolit dan hiperglikemi (Wiryana,
2007).2.4.1.2 Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang
diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran
pencernaaan (Wiryana, 2007). Nutrisi parenteral diberikan apabila
usus tidak dipakai karena suatu hal, misalnya: malformasi
kongenital intestinal, enterokolitis nekrotikans, dan distress
respirasi berat. Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus
dapat dipakai, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk
pemeliharaan dan pertumbuhan ( Setiati, 2000). Tunjangan nutrisi
parenteral diindikasikan bila asupan enteral tidak dapat dipenuhi
dengan baik. Terdapat kecenderungan untuk memberikan nutrisi
enteral walaupun parsial dan tidak adekuat dengan suplemen nutrisi
parenteral. Pemberian nutrisi parenteral pada setiap pasien
dilakukan dengan tujuan untuk dapat beralih ke nutrisi enteral
secepat mungkin. Pada pasien IRIN, kebutuhan dalam sehari diberikan
lewat infuse secara kontinyu dalam 24 jam. Monitoring terhadap
factor biokimia dan klinis harus dilakukan secara ketat. Hal yang
paling ditakutkan pada pemberian nutrisi parenteral total (TPN)
melalui vena sentral adalah infeksi (Ery Leksana, 2000).Berdasarkan
cara pemberian nutrisi parenteral dibagi atas :
1. Nutrisi parenteral sentral ( untuk nutrisi parenteral total )
: Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan
nutrisi sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran
pencernaan klien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan
adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000,
cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan
cairan yang mengandung lemak seperti intralipid
2. Nutrisi parenteral perifer ( untuk nutrisi Parenteral Parsial
) : Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui
intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat
dipenuhi melalui enteral. Cairannya yang biasa digunakan dalam
bentuk dekstrosa atau cairan asam amino
2.5 Indikasi Nutrisi Parenteral NP diberikan sebagai dukungan
nutrisi bagi pasien yang tidak dapat mengkonsumsi atau menyerap
sejumlah makanan secara adekuat melalui traktus gastrointestinal
selama paling sedikit 5-7 hari. Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah pasien yang karena sesuatu sebab atau keadaan tidak dapat,
tidak boleh atau tidak mau makan sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan bila hanya mendapat masukan peroral.5Sedangkan
kontraindikasi pemberian NP
adalah pasien yang dapat mengkonsumsi nutrisi enteral sesuai
atau melebihi kebutuhan atau pemberian nutrisi parentral memberikan
efek samping yang lebih berbahaya dibandingkan penyakit
dasarnya.
Indikasi :
1. Sebagai pengganti untuk oral nasogastrik,bila ini tidak
efektif,tidak memungkinkan dan berbahaya. TPN digunakan dalam
kondisi sebagai berikut:
Kronik vomiting
Cancer, radiotherapy atau chemoteraphy
Stroke
Anorexia nervosa
2. Sebagai supplemen untuk pasien yang kehilangan banyak
nitrogen ( pasien dengan luka bakar, kanker metastatic, radiasi dan
chemoteraphy.
Mengistirahatkan gastrointestinal :
Gastrointestinal fistula, Extensive inflammatory bowel
disease
Intestinal resection
Intestinal obstruction
Multiple gastro intestinal surgery,gastro intestinal trauma,
intoleranc eenteral feeding yang berat.
Kontra Indikasi :
Pemberian nutrisi parenteral secara rutin tidak direkomendasikan
pada kondisikondisi klinis sebagai berikut :
Pasien-pasien kanker yang sedang menjalankan terapi radiasi dan
kemoterapi.
Pasien-pasien preoperatif yang bukan malnutrisi berat.
Pankreatitis akut ringan.
Kolitis akut.
AIDS.
Penyakit paru yang mengalami eksaserbasi.
Luka bakar.
Penyakit-penyakit berat stadium akhir (end-stage illness).
Penentuan status nutrisi
Apakah traktus gastrointestinal berfungsi?
TIDAK YA
Nutrisi parenteral Nutrisi enteral
1.Tentukan cara pemberian
Fungsi Traktus GI pulih (oral, NG, NJ,gastrostomi)
2.Pemilihan formula :
- Umur
- Fungsi Traktus GI
Tidak Ya
Gambar Algoritma dukungan nutrisi Langkah-langkah pada
tatalaksana NP :
Penentuan status nutrisi (klinik, antropometrik &
laboratorik)
Perhitungan kebutuhan nutrisi (energi, cairan dan nutrien)
Pemilihan dan perhitungan cairan yang akan digunakan serta cara
pemberiannya (masingmasing atau all in one/three in one )
Penentuan akses NP (sentral atau perifer)
Pelaksanaan pemberian NP
Pemantauan:
- keadaan klinik danlaboratorik
- komplikasi (mekanik, septik dan metabolik)
I. Penentuan status nutrisi Bila sudah diputuskan untuk
pemberian NP, selanjutnya adalah menentukan status nutrisi pasien
secara klinis,antropometrik dan laboratorik. Secara klinis
dengan
pemeriksaan fisik umumnya dapat dilihat proporsi tubuh, jaringan
lemak subkutis, tonus dan trofi otot.Secara antropometri dapat
digunakan BB/U, TB/U, BB/TB, LILA dan TLK, sedang pada neonatus
atau bayi dapat ditambahkan pemeriksaan lingkar kepala dan lingkar
dada. Indikator laboratorik untuk menunjang status nutrisi antara
lain nilai Hb, hitung limfosit, albumin, transferin, pre-albumin,
RBP dan komposisi
tubuh (TBW, Bioelectrical impedance, Dual energy X-Ray
absorptiometry), status nutrisi ikut menentukan kebutuhan nutrisi
pasien tersebut apakah akan diberi NP-rumat atau NP-replesi.Merrit
dan Blackburn membuat pedoman untuk mengindentifikasi apakah anak
memerlukan terapi NP-replesi atau NP-rumatan
Kelompok 1:
- serum albumin < 2.5 g/dl
- transferin < 100 ug/dl
- hitung limfosit < 1000 /mm3
- anergi ( tanpa steroid, di luar masa bayi )
- BB/TB < -2 SD atau < 80% standar
- masa otot lengan < P5
- CHI < 60% standar
- status protein skelet atau viseral marginal
- stres berat
Tabel 1. Kondisi/keadaan yang kemungkinan memerlukan NPI. Pasien
tidak mampu mentoleransi nutrisi enteral karena disfungsi traktus
GI.
Pasca bedah neonatus: gastroschisiz, atresia esophageal, atresia
intestinal multiple, ileus mekonium dengan peritonitis, malrotasi
dan volvulus, MH + enterokolitis, hernia diafragmatika.
Reseksi usus yang panjang
Fistula gastrointestinal
Penyakit GI berat: EKN, inflammatory bowel disease,
pankreatitis
Malabsorbsi berat
Diare intraktabel pada bayi
Pemberian kemoterapi dengan atau tanpa iradiasi
Transplantasi tulang dan organ lain
BBLSR dengan penyakit saluran napas atau penyakit lain yang
berat
Chilothorax dan chiloacites
II. Pasien dengan kebutuhan metabolisme meningkat yang
kemungkinan tidak adekuat dengan pemberian NP.
Lukar bakar hebat dan trauma
Fibrosis kistik
Sepsis berat
Gagal ginjal
Gagal jantung berat
Kelompok ini secara definitif memerlukan terapi NP-replesi
Kelompok 2:
- serum albumin > 3 g/dl
- transferin < 150 ug/dl
- hitung limfosit < 1500/mm3
- BB/TB > -2 SD atau < 80% standar
- masa otot lengan < P5
- CHI(creatinin hight index) < 80% standar
Kelompok ini perlu pemantauan ketat terhadap kemungkinan deplesi
jaringan tubuh yang melanjut serta paling tidak harus mendapat
NP-rumatan. Bila juga menderita sepsis, pasien harus diperlakukan
seperti kelompok 1 ( NP-replesi)Kelompok 3:
- tidak mendapat defisit nutrisi
- tidak menderita penyakit kronik
- diperkirakan tidak mendapat stres berat karena situasi RSTabel
2. Pasien yang menerima NP di RS Osaka University Medical School
tahun 1971-1996
Kondisi/keadaan
Jumlah
%
Pre & pasca operasi
834
48.5
Terapi sitostatika
377
21.8
Gejala-gejala GI
(ileus, diarrhea, bleeding) 139
8.1
Asupan oral tidak adekuat
(termasuk tumor cachexia) 99
5.6
Komplikasi pasca operasi 77
4.4
Gangguan respiratorik
68
3.7
Disfungsi intestinal
65
3.6
Gagal hati/ginjal (multiorgan) 29
1.6
Lain-lain
47
2.7
Total
1717
100
Kelompok ini cukup mendapat NP-rumatan. Bila pasien menderita
infeksi yang menyebabkan deplesi / starvasi atau akan menjalani
operasi besar ( mayor ), ulangi penilaian di atas dalam 1-2
minggu.
II. Penentuan kebutuhan nutrisi
Kebutuhan nutrisi dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain
status nutrisi, umur, keadaan klinis dan penyakit yang diderita.
Secara sederhana, umumnya kebutuhan energi pada anak hampir sama
dengan kebutuhan cairan dan kebutuhan energi nutrisi parenteral
lebih sedikit daripada nutrisi enteral. Prinsipnya kebutuhan energi
pada pasien pediatri harus seimbang antara asupan energi dengan
energi yang digunakan ditambah dengan kebutuhan untuk tumbuh.
Kebutuhan bayi lebih tinggi dibandingkan anak yang terutama
digunakan untuk sintesis protein dan pertumbuhan.
Energi: bermacam cara digunakan untuk menentukan besarnya
kebutuhan energi.antara lain, tabel rumus kebutuhan yang dianjurkan
(RDA), rumus Harris- Benedict dan modifikasinya untuk neonatus/
bayi, danmengukur BEE atau REE (kalorimetri indirek) Rumus
Harris-Benedict umumnya digunakan untuk menentukan BEE anak diatas
10 tahun, tetapi telah dikembangkan pula untuk bayi sbb:
Lelaki: kkal/24 jam = 66.47 + (13.75xBB) + (5.00xTB)+ (6.76 x
umur)
Perempuan: kkal/24 jam = 6.55.10 + (9.576xBB)+(1.85xTB) (4.86xU)
Bayi: kkal/24 jam: 22.10 + (31.05xBB) +(1.16xTB)
Tergantung pada stres yang diderita, maka kebutuhan energi akan
meningkat = BEE x faktor stres, yaitu menjadi 1.25x pada stres
ringan, 1.5x pada stress sedang dan 2x untuk stres berat. Agar
lebih praktisnya Tabel di bawah ini dapat dijadikan acuan dalam
menghitung kebutuhan energy untuk nutrisi parenteral. (Tabel
3)Tabel 3.Kebutuhan energi untuk NP
Umur
Kebutuhan kalori (kkal/kg/hari)
NKB
120-140
< 6 bulan
90-120
6-12 bulan
80-100
1-7 tahun
75-90
7-12 tahun
60-75
12-18 tahun
30-60
Beberapa keadaan dapat menaikkan kebutuhan energi seperti
terlihat pada Tabel 4 di bawah ini
Cairan: Kebutuhan cairan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu
umur, ukuran tubuh, suhu tubuh dan lingkungan serta keadaan hidrasi
pasien. Jumlah cairan tubuh anak lebih banyak dari orang dewasa
(75% : 60%). Tabel 4 memperlihatkan kebutuhan cairan normal pada
anak menurut BB dan golongan umur. Kerner menganjurkan jumlah
kebutuhan cairan yang dianjurkan Jumlah cairan tersebut dapat
dinaikkan bertahap untuk menambah asupan energi yang dikehendaki
selama tubuh dapat mentoleransi
- Bayi:dinaikkan sebanyak 10ml/kg/hari, sampai maksimum
200ml/kg/hari
- BB>10kg: dinaikkan sebanyak 10% dari volume awal perhari
dengan maksimum 2000ml/m2 /hari.Tabel 4. Kondisi yang dapat
menaikkan kebutuhan energy
Kondisi
Kenaikan Kalori
Demam
12% untuk setiap kenaikan
suhu 1o diatas 37o
Gagal Jantung
15-25%
Bedah mayor
20-30%
Luka bakar
Sampai 100%
Sepsis (berat)
40-50%
Gagal tumbuh(kronik) 50-100%
MEP
Sampai 2C BEE
Tabel 5. Kebutuhan cairan berdasarkan BB dan umur
Golongan Umur
BB ( kg )
Kebutuhan
Bayi prematur/BBLR
20
1500ml + 20ml/kg
diatas 20 kg
Tabel 6. Jumlah kebutuhan cairan yang dianjurkan
Volume awal untuk pasien tanpa penyakit jantung atau ginjal.
50 kg
= 124ml/jam 3.000 ml/hari
Kebutuhan cairan dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6Protein:
Kebutuhan protein pada anak selain untuk kebutuhan rumat tubuh juga
diperlukan untuk pertumbuhan, karena protein pada anak lebih besar
daripada orang dewasa. (Tabel 7)
Tabel 7. Kebutuhan protein
Gol. Umur ( tahun )
Protein ( /kg/hari)
0 1 ( +BBLR)
2.0 3.5
1 7
2.0 2.5
7 12
2.0
12 18
1.5
>18
1.0
Jumlah protein hendaknya sebesar 15% dari kalori total serta
rasio antara kalori nitrogen dan kalori nonnitrogen sebesar
1:150-200 untuk meningkatkan efisiensi penggunaan protein oleh
tubuh. Beberapa asam amino (aa) selain aa esensial, dianggap
esensial pada bayi terutama bayi BBLR, yaitu taurin dan sistein
karena enzim sistationase pada hepar belum mencukupi untuk merubah
metionin menjadi sistein dan taurin. Asam amino arginin penting dan
diperlukan/esensial pada keadaan stress metabolik dan kadarnya
lebih tinggi pada larutan aa. Pediatri, sebaliknya aa. Glutamin
tidak ditambahkan pada larutan karena tubuh sudah mempunyai enzim
glutamine sintetase yang dapat mensintesis glutamin dari glutamate
dan amonia. Asam amino rantai cabang (leusin, isoleusin dan valin)
kadarnya lebih tinggi pada larutan aa yang diperuntukkan kasus
hepatologi untuk mencegah dan mengobati ensefalopati hepatik.
Karbohidrat (KH): sebagai sumber energi di samping lemak, KH
diberikan dalam jumlah 40-45% dari kalori total. Berbagai bentuk KH
yang umum digunakan adalah dekstrosa/glukosa, maltosa (glukosa
polimer) dan xilitol dengan berbagai konsentrasi.
Lipid: merupakan nutrien dengan densitas kalori tinggi (9kkal/g)
dan pada penggunaan untuk NP sebaiknya memasok 30-50% energi non
nitrogen. Selain sumber energi, lipid juga merupakan sumber asam
lemak esensial (ALE, yaitu as. Linoleat dan as. Linolenat).
Dilaporkan pada bayi yang mendapat NP tanpa larutan lipid,
defisiensi ALE dapat terjadi dalam 2 hari. Untuk mencegah keadaan
defisiensi ALE, as. Linoleat harus merupakan minimal 1% energi
total dan umumnya 2- 4% dari energi total berasal dari ALE.
Kebutuhan lipid untuk NP tertera pada Tabel 8.
Emulsi lipid mengandung komponen purified soya bean, fosfolipid
dan anhydrous glycerol. Emulsi lipid 10% mengandung 1.1 kkal/ml.
Sedangkan emulsi lipid 20% mengandung 2.0 kkal/ml. Bila
dimungkinkan sebaiknya pemberian intravena emulsi ini dilakukan
selama 24 jam secara kontinyu dan sumber kalori yang berasal dari
lipid tidak boleh melebihi 60% dari total kalori non protein.
Penggunaan emulsi lipid 20% lebih dianjurkan dibandingkan emulsi
lipid 10%.
Pemberian secara ekstra hati-hati harus dilakukan bila emulsi
ini diberikan pada6
Neonatus yang menderita hiperbilirubinemia.
Neonatus yang sedang mendapat fototerapi
Pasien yang mengalami gagal napas
Pasien dengan sepsis berat
Pasien dengan trombositopeniaTabel 8. Kebutuhan lipid untuk
NP
Dosis
Bayi prematur/
Bayi aterm
Anak
KMK
Inisial
0.5-1
1-2
1
5 ml/kg/h
10 ml/kg/h
10 ml/kg/h
Peningkatan/ hari 0.25-1
0.5-1
0.5-1
2.5 ml/kg/h
5 ml/kg/h
5 ml/kg/h
Maksimum
3-4
4
2
30 ml/kg/h
40 ml/kg/h
20 ml/kg/h
Komplikasi akibat pemberian emulsi ini antara lain reaksi
hipersensitivitas akut, bradikardi transien, TPN related
cholestasis, risiko keolelitiasis meningkat, pankreratitis,
gangguan pertukaran gas pernapasan, gangguan fungsi imun,
trombositopenia, lepasnya ikatan bilirubin dari albumin. Di bawah
ini rekomendasi kebutuhan emulsi lipid perhari
Mineral dan elektrolit: pada NP diperlukan kalsium (Ca), fosfor
(P), natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl), asetat dan magnesium
(Mg) dengan perhatian khusus pada kadar Ca dan P sehubungan dengan
kemungkinan terjadinya presipitasi. Kebutuhan mineral dan
elektrolit terdapat pada Tabel 9 dan Tabel 10 .Beberapa trace
elements telah merupakan bagian pada pemberian NP (Tabel 11),
sedang pemberian zat besi (Fe) masih kontroversial.
Vitamin : vitamin merupakan komponen nutrisi yang esensial dan
berperan sebagai ko-ensim pada berbagai reaksi metabolik. Pada
pemberian vitamin i.v sebagian akan hilang karena diabsorbsi atau
menempel pada kantong /botol dan slang infus yang digunakan atau
rusak karena terpajan cahaya, sehingga tidak mudah untuk menentukan
dosis vitamin pada NP.
Tabel 10. Jumlah Kalsium dan Fosfor yang dianjurkan
Gol.umur
Ca glukonat
Fosfat
(mg/kg/h)
(mM/kg/h)
Prematur
300 - 500
1.0 - 1.5
Neonatus aterm
300 - 400
1.0 - 1.5
Bayi/anak
100 - 200
1.0
Adolesen
50 - 100
0.5 - 1.0
Tabel 11. Jumlah trace elements yang dianjurkan pada NP
Elemen
Prematur
Bayi
Anak
mg/kg/h
mg/kg/h
mg/kg/h (maks/h)
Zn
400
< 3 bln: 250
50
5000
> 3 bln: 100
Co
20
20
20
300
Se
2.0
2.0
2
30
Mn
1.0
1.0
1
50
Mo
0.25
0.25
0.25
5
I
1.0
1.0
1
1
Cr
0.20
0.20
0.2
5
Tabel 12 menunjukkan dosis vitamin yang dianjurkan pada
pemberian secara i.v/ NP
Vitamin
Prematur
Bayi/Anak (dosis/kgbb)
(per hari)
A (IU)
2300
1643
D (IU)
400
160
E (IU)
7
2.8
K (mcg)
200
80
C (mg)
80
25
As.Folat (mcg)
140
56
Niasin (mg)
17
6.8
B 2 (mg)
1.4
0.15
B 1 (mg)
1.2
0.35
B 6 (mg)
1.0
0.18
B 12 (mcg)
1.0
0.3
As.Pantotenat (mg)
5
2.0
Biotin (mcg)
20
6.0
Pemilihan cairan dan cara pemberiannya
Umumnya cairan NP, baik larutan asam amino (aa), KH ataupun
lipid digunakan larutan standar. Kadar larutan tergantung pada
akses NP yang akan digunakan. Pada beberapa keadaan klinis seperti
penyakit hati dan ginjal seringkali dibutuhkan larutan khusus
terutama yang menyangkut susunan asam aminonya. Larutan aa untuk
penyakit hepar mengandung kadar aa rantai cabang tinggi. Pemberian
aa dimulai 0.5g/kg/hari pada neonatus 1g/kg/ hari pada anak,
selanjutnya dinaikkan sebanyak 0.5g/kg/ hari sampai dosis maksimal
tercapai. Pada keadaan adanya restriksi pemberian cairan, lebih
disukai menggunakan preparat lipid dengan konsentrasi tinggi (20%)
agar tidak menambah jumlah cairan terlalu banyak tetapi dapat
memenuhi kebutuhan kalori. Untuk memenuhi ALE dapat digunakan
emulsi lipid yang mengandung minyak safflower. Emulsi lipid yang
mengandung MCT (middle chaintriglyceride) mempunyai nilai tambah
karena MCT tidak ditimbun di hepar atau jaringan lemak serta
mengalami proses hidrolisis dan oksidasi cepat yang juga tidak
tergantung pada karnitin. Pemberian lemak dimulai dengan dosis
rendah yang dinaikkan perlahan-lahan sampai dosis yang
diperhitungkan tercapai. Pemberian dapat secara terusmenerus selama
24 jam atau hanya 18 jam dengan 6 jam istirahat untuk memberikan
kesempatan tubuh melakukan clearance.Akses pemberian NP
Pemberian NP dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu akses vena
sentral dan vena perifer. Pemilihan akses apa yang dipakai
didasarkan atas pertimbangan:
1. Lama dukungan nutrisi diberikan. Apabila dukungan nutrisi
diberikan tidak lebih dari 14 hari maka dapat digunakan rute
perifer, sebaliknya rute sentral digunakan bila NP direncanakan
diberikan lebih dari 14 hari.
2. Konsentrasi larutan. Pada akses vena sentral dimungkinkan
untuk memberikan larutan dengan konsentrasi tinggi yaitu dekstrosa
25-30% yang merupakan larutan
hipersomoler karena, memberikan osmolalitas sebesar 1200-1500
mOsm/L. Sedangkan dengan akses vena perifer konsentrasi dekstrosa
yang ditoleransi hanya antara 5-10% dengan osmolalitas sebesar
250-500 mOsm/L, walaupun beberapa penelitian menunjukkan bahwa
konsentrasi dekstrosa sampai 12.5% masih dapat ditoleransi.
Formula all in one/ three in one
Adalah pemberian NP yang mengandung dekstrosa, asam amino,
emulsim lipid dalam 1 wadah. Keuntungan formula ini adalah lebih
nyaman, pemberian infus lipid dapat lebih lambat, di samping lebih
hemat karena penggunaan pompa dan pipa makanan menjadi berkurang.
Lebih lanjut emulsi lipid yang isotonus menjadikan campuran larutan
lebih rendah osmolalitasnya. Tetapi formula ini juga mempunyai
kelemahan yaitu sulit memantau bila terjadi presipitasi pada
larutan, di samping itu penelitian menunjukkan bahwa formula ini
lebih berisiko untuk terjadinya pertumbuhan bakteri dibandingkan
formula biasa.
Osmolalitas
Seperti telah disinggung pada pembahasan pemilihan rute NP, maka
pada rute sentral dimungkinkan untuk memberikan larutan dengan
osmolalitas lebih besar. Penelitian menunjukkan bahwa risiko
terjadinya flebitis mulai akan tampak bila osmolalitas larutan
melebihi 600 mOsm/L. Penelitian lain menunjukkan bahwa pada pasien
yang mengalami gangguan aliran darah, endotel vena perifer hanya
dapat mentoleransi osmolalitas sebesar 820 mOsm/L selama 8 jam, 690
mOsm/L selama 12 jam dan 550 mOsm/L selama 24 jam. Dengan perkataan
lain toleransi pembuluh darah terhadap osmolalitas menurun bila
nutrisi enteral diberikan makin lama.12,13
Berikut ini besar osmolalitas beberapa larutan yang sering
digunakan untuk NP.Tabel 13. Besar osmolalitas beberapa larutan
Komponen
Kalori/L mOsm/L Gram/L
Dekstrosa 10%
340
504
100
Dekstrosa 20%
680
1008
200
As.Amino 5.5%
220
575
55
As.Amino 8.5%
340
890
85
Lipid 10%
1100
260
110
Lipid 20%
2000
260
200
Elektrolit
-
235
-
Cara menghitung/membuat NP
1. Hitung kebutuhan kalori, protein dan cairan
2. Lipid
Hitung kebutuhan lipid, umumnya 30% dari jumlah kalori total
Kalori dari lipid = total kalori x 0.3 Konversi kalori lipid ke
dalam emulsi lipid (1.1 kkal/ml untuk emulsi 10%, 2 kkal/ml untuk
emulsi 20%). Emulsi lipid (ml) = kalori lipid : 1.1 (2 untuk emulsi
20%).
3. Protein
Hitung kebutuhan kalori, umumnya 15% dari total kalori (untuk
kebutuhan yang tinggi dapat mencapai 20-25%). Tentukan jumlah asam
amino (protein) dengan membagi kalori yang berasal dari protein
yaitu 4 kkal/g.
Kalori dari protein = kalori total x 0.15
Gram protein = kalori protein : 4
Apabila digunakan larutan asam amino yang mempunyai konsentrasi
5%, maka jumlah larutan asam amino yang dibutuhkan (ml) adalah:
Gram protein : 0.05
4. Dekstrosa
Hitung kebutuhan kalori yang berasal dari KH. Kalori dekstrosa =
kalori total - kalori lipid kalori protein. Tentukan konsentrasi
larutan dekstrosa yang akan digunakan (misalnya 40%= 40 g/L).
Sehingga jumlah larutan yang dibutuhkan = kalori dekstrosa:
0.04
5. Tambahkan aquades berdasarkan perhitungan kebutuhan cairan
dikurangi dengan jumlah larutan lipid, protein dan KH.
6. Sehingga komposisi akhir larutan NP adalah
............. ml dekstrosa 40%
............. ml asam amino 5%
............. ml emulsi lipid 10% (atau 20%)
............. aquades
Ditambah dengan elektrolit dan trace element.
PemantauanHarus dilakukan setiap hari terhadap keadaan klinis
dan komplikasi yang mungkin terjadi, serta pemeriksaan laboratorium
yang dimulai pada awal pemberian NP dan selanjutnya secara berkala
tergantung keperluan/keadaan dan jenis pemeriksaan.
Tabel 14. Pedoman pemantauan pemeriksaan laboratorium NP
Laboratorium
Awal Tiap hari Tiap2-3 hari Tiap minggu
Elektrolit
BUN, kreatinin
Glukosa
3 hr I
Mg & P
Ca
LFT
Albumin & prealbumin
Kolesterol& TG
2 hr I
Darah tepi
PT
Glukosa urin
4-6/hari
3 hr I
Nitrogen urea urin
Komplikasi NP
Komplikasi NP dapat dikategorikan ke dalam 4 golongan:
1. Pemberian nutrisi tidak adekuat: - under/over nutrition
2. Metabolik: gangguan elektrolit, hypoglikemia, hiperglikemia,
cholestatic jaundice, defisiensi vitamin, asam lemak, asidosis
metabolik dan lainlain.
3. Mekanik: pnemotoraks, hemotoraks, emboli udara dan
lain-lain.
4. Infeksi: sepsis, flebitis dan lain-lain.
Penghentian NP
Bila nutrisi enteral sudah dapat diberikan dan ditoleransi, maka
NP secara bertahap dapat dikurangi seiring bertambahnya jumlah
nutrisi enteral. Sebaiknya NP parenteral tidak dihentikan secara
mendadak, tetapi dalam 24 jam, bahkan pada neonatus harus dilakukan
dalam 2-3 hari. NP baru dihentikan seluruhnya bila asupan nutrisi
enteral sudah mencapai 2/3 kebutuhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain
dan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang
lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari
ancaman-ancaman penyakit.
3.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting
untuk diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan
nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi
seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap
individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa
setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imune
tubuh yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep &
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Vol.1. Jakarta: EGC
Hendarto Ayrono ,Sri S Nasar. 2002. Aspek Praktis Nutrisi
Parenteral pada Anak. Vol 3.
Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose
Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.