Top Banner
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 PERENCANAAN DAN PERUBAHAN 2.1.1 PERENCANAAN Dalam manajemen keperawatan, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dalam fungsi manajemen, karena tanpa perencanaan fungsi- fungsi yang lain tidak akan dapat berjalan. Menurut Siagian (1994), perencanaan merupakan seluruh proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan Menurut George R.Terry (1975),”planning is the selecting and relating of fact and the making and using of assumption regarding the future in the visualization and formulating of purposed aktivities believed to achieve desire result.” Perencanaan menurut Handoko (2003) meliputi : 1) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi, 2) penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, 1
47

Makalah Manajemen Perencanaan

Feb 10, 2016

Download

Documents

neni

manajemen perencanaan keperawatan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Manajemen Perencanaan

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1 PERENCANAAN DAN PERUBAHAN

2.1.1 PERENCANAAN

Dalam manajemen keperawatan, perencanaan adalah proses

mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi dan

mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan

merupakan proses terpenting dalam fungsi manajemen, karena tanpa

perencanaan fungsi-fungsi yang lain tidak akan dapat berjalan.

Menurut Siagian (1994), perencanaan merupakan seluruh proses

pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan

dikerjakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan

Menurut George R.Terry (1975),”planning is the selecting and relating

of fact and the making and using of assumption regarding the future in

the visualization and formulating of purposed aktivities believed to

achieve desire result.”

Perencanaan menurut Handoko (2003) meliputi : 1) pemilihan atau

penetapan tujuan-tujuan organisasi, 2) penentuan strategi, kebijakan,

proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standart yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Perbedaan perencanaan (planning) dan rencana (plan) menurut Zajda

dan Gamage (2009), “Planning is a process that precedes decision

making. A plan is can be defined as a decision, with regard to cause of

action.”

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang disebut

perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan

datang untuk mencapai tujuan. Dari definisi ini perencanaan

mengandung unsur-unsur :

1. Sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya

2. Adanya proses

3. Hasil yang ingin dicapai

1

Page 2: Makalah Manajemen Perencanaan

4. Menyangkut masa depan

Perencanaan juga dapat diartikan sebagai sekumpulan kegiatan dan

pemutusan selanjutnya tentang apa yang harus dilakukan, kapan,

bagaimana dan oleh siapa. Kebutuhan akan perencanaan ada di semua

tingkatan dan pada kenyataannya meningkat di mana tingkatan tersebut

mempunyai dampak potensial terbesar terhadap sukses organisasi atau

tingkatan manajemen atas.

Hirarki dari perencanaan adalah perumusan visi, misi, filosofi,

peraturan, kebajakan, dan prosedur (Marquis & Houston,1998). Visi

adalah merupakan pernyataan singkat mengapa organisasi itu dibentuk

serta tujuan organisasi tersebut. Visi dirumuskan sebagai landasan

perencanaan organisasi. Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan

organisasi dalam mencapai visi yang telah ditetapkan.

Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai yang mengakar dan menjadi rujukan

semua kegiatan dlam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh

perencanaan jangka panjang. Nilai-nilai dalam filosifi dapat lebih dari

satu. Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam

pengambilan keputusan.

2.1.2 Tujuan Perencanaan

Dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin

bahwa klien atau pasien akan menerima pelayanan keperawatan yang

mereka inginkan dan butuhkan serta bahwa pelayanan ini diberikan oleh

pekerjaan keperawatan yang memuaskan (swanburg, 2000)

Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan

perencanaan, yaitu :

1. Memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non

manajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang

harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa

yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana,

departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara

serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

2

Page 3: Makalah Manajemen Perencanaan

2. Mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana,

ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan,

memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana

untuk menghadapinya.

3. Meminimalisir pemborosan.Dengan kerja yang terarah dan terencana,

karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi

pemborosan.Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat

mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan

inefesiensi dalam perusahaan.

4. Menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi

selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusian. Proses

pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana

dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan

dapat menilai kinerja perusahaan.

2.1.3 Manfaat Perencanaan

Ada dua alasan dasar perlunya dilakukan perencanaan yaitu :

1. “Protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan

terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan

2. “Positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian

tujuan organisasi

Manfaat perencanaan itu sendiri adalah :

1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan

perubahan lingkungan

2. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama

3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi

lebih jelas

4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat

5. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi

6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian

organisasi

7. Membuat tujuan lebih khusu, terperinci dan lebih mudah dipahami

8. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

3

Page 4: Makalah Manajemen Perencanaan

9. Menghemat waktu, usaha dan dana

2.1.4 Ruang Lingkup Perencanaan

Ruang lingkup perencanaan dipengaruhi oleh dimensi waktu, spasial, dan

tingkatan teknis perencanaan, ketiga dimensi ini saling berinteraksi.

Perencanaan Dari Dimensi Waktu

Rencana Jangka Pendek

Rencana-rencana jangka pendek (short-range plans) mencakup berbagai

rencana dari satu hari sampai satu tahun. Perencanaan jangka pendek

tahunan (annual plan) disebut juga perencanaan operasional tahunan

(annual operational planning), seperti pada proyek-proyek.

Rencana Jangka Menengah

Rencana-rencana jangka menengah (intermediate-range plans)

mempunyai rentangan waktu antara beberapa bulan sampai tiga tahun.

Perencanaan jangka menengah ini merupakan penjabaran atau uraian dari

perencanaan jangka panjang.

Rencana Jangka Panjang

Rencana-rencana jangka panjang (long-range plans) meliputi kegiatan-

kegiatan selama dua sampai lima tahun, dengan beberapa rencana yang

diproyeksikan 25 tahun atau lebih di masa yang akan datang. Perencanaan

jangka panjang biasanya berkenaan dengan perencanaan strategik.

2.1.5 Perencanaan Strategik dan Perencanaan Operasional

Menurut James Af Stoner dan R. Edward Freema (1994), ada dua

tipe dasar perencanaan:

1. Perencanan Strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer

puncak dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas

Perencanaan strategis merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan

organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi

yang diperlukan untuk pencapaian tujuan-tujuan tersebut.

Perencanaan strategis (Strategic Panning) adalah sebuah alat

manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk

melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana

4

Page 5: Makalah Manajemen Perencanaan

strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari

kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke

depan (Kerzner, 2001)

Secara lebih ringkas perencanaan strategik merupakan proses

perencanaan jangka panjang yang disususn dan digunakan untuk

menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi. Untuk mencapai

sebuah strategi yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka

mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan,

manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada

proses perencanaan strategis / strategic planning (Brown ,2005)

Ada tiga alasan yang menunjukkan pentingnya perencanaan strategik :

1. Perencanaan strategik memberikan kerangka dasar dimana semua

bentuk-bentuk perencanaan lainnya harus diambil

2. Pemahaman terhadap perencanaan strategik akan mempermudah

pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya

3. Perencanaan strategik sering merupakan titik permulaan bagi

pemahaman dan penilaian kegiatan-kegiatan manajer dan organisasi.

Perencanaan strategik tidak hanya merupakan kegiatan

perencanaan suatu organisasi, tetapi perencanaan strategik lebih

merupakan salah satu peranan manajemen yang paling kritis.

Sedangkan perencanaan yang dilakukan pada tingkatan bawah disebut

perencanaan operasional (operational planning) yang memusatkan

perhatiannya pada operasi-operasi sekarang dan terutama berkenaaan

dengan efisiensi, bukan efektifitas.

Secara umum,proses perencanaan strategis memuat unsur-unsur :

1. Memuat visi dan misi

2. Pengkajian lingkungan eksternal

3. Pengkajian lingkunan internal

4. Perumusan isu-isu strategis

5. Penyusunan strategi pengembangan (yang dapat ditambahkan dengan

tujuan dan sasaran).

5

Page 6: Makalah Manajemen Perencanaan

Manfaat dan perencanaan rencana strategis adalah:

Memberikan arah dan pembentukan budaya organisasi melalui proses

interaksi,tawar menawar atau komunikasi timbal balik

Menjaga fleksibilitas dan stabilitas oprasional

Memudahkan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tahunan..

2. Perencanaan Operasional, perencanaan yang memperlihatkan bagaimana

perencanaaan strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari-

hari. Perencanaan operasional adalah bagian dari rencana kerja strategis.

Ini menggambarkan cara-cara jangka pendek mencapai tonggak dan

menjelaskan bagaimana, atau apa sebagian, rencana strategis akan

dimasukkan ke dalam operasi selama periode operasional yang diberikan.

Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan

digunakan serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan

siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan

prosedur. Menggambarkan bagaimana mempersiapkan orang-orang untuk

bekerja dan juga standar untuk mengevaluasi perawtan pasien.Terdapat

dua bagian dalam perencanaan ini, yaitu rencana tetap dan rencana sekali

pakai . Rencana tetap mempunyai arti kebijaksanaan, standar prosedur

operasional dan peraturan, sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari

program dan proyek.

6

Page 7: Makalah Manajemen Perencanaan

Perbedaan pokok antara perencanaan strategik dan operasional dapat diringkas

dalam tabel berikut ini :

Tabel.....Perencanaan Strategik Versus Perencanaan Operasional

Perencanaan

Operasional

Perencanaan Strategik

Pusat Bahasan

Sasaran

Batasan

Hasil yang

Diperoleh

Informasi

Organisasi

Kepemimpinan

Pemecahan

Masalah

Masalah-masalah

pengoperasian

Laba sekarang

Lingkungan sumber

daya sekarang

Efisiensi dan

stabilitas

Dunia bisnis

sekarang

Birokrasi/stabil

Konservatif

Berdasarkan

pengalaman masa

lalu

Risiko rendah

Kelangsungan dan

pengembangan jangka

panjang

Laba di waktu yang akan

datang

Lingkungan sumber daya

waktu yang akan datang

Pengembangan potensi

mendatang

Kesempatan di waktu yang

akan datang

Kewiraswastaan/fleksibel

Mengilhami perubahan

radikal

Antisipasi, menemukan

pendekatan-pendekatan baru.

Risiko tinggi

Bernard Taylor, “Strategics for Planning “ 1975

Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision

making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk

memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan-keputusan harus dibuat pada

berbagai tahap dalam proses perencanaan.

7

Page 8: Makalah Manajemen Perencanaan

Empat Tahap Dasar Perencanaan

Tahap 1 : Menetapkan tujuan dan serangkaian tujuan

Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau

kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas,

organisasi akan menggunakan sumber daya - sumber dayanya secara tidak efektif

Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini

Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang hendak dicapai

atau sumber daya-sumberdaya yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah

sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.

Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan

untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini

memerlukan informasi-informasi keuangan dan data statistik yang didapatkan

melalui komunikasi dalam organisasi

Tahap 3 : Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan

Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu

diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.

Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan ekstern yang

dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang mungkin

menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah,

dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah

bagian esensi dari proses peremcanaan.

Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian

tujuan

Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai

alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut,

dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif

yang ada.

Prinsip Perencanaan yang baik

Agar perencanaan menghasilkan rencana yang baik, konsisten, dan realistis maka

kegiatan-kegiatan perencanaan perlu memperhatikan :

1. Keadaan sekarang (tidak dimulai dari nol, tatapi dari sumber daya yang sudah

ada)

8

Page 9: Makalah Manajemen Perencanaan

2. Keberhasilan dan faktor-faktor kritis keberhasilan

3. Kegagalan masa lampau

4. Potensi, tantangan, dan kendala yang ada

5. Kemampuan merubah kelemahan menjadi kekuatan, dan ancaman menjadi

peluang analisis (SWOT)

6. Mengikutsertakan pihak-pihak terkait

7. Memperhatikan komitmen dan mengkoordinasikan pihak-pihak terkait

8. Mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi, demokratis, transparan, realistis,

legalistis, dan praktis

9. Jika memungkinkan mengujicobakan kelayakan perencanaan.

2.1.6 Perencanaan dengan pendekatan analisis SWOT dan Problem Base

1. Analisis SWOT

Yang dimaksud dengan analisis SWOT adalah suatu cara menganalisis

faktor-faktor internal dan eksternal menjadi langkah-langkah strategi

dalam pengoptimalan usaha yang lebih menguntungkan. Dalam analisis

faktor-faktor internal dan eksternal akan ditentukan aspek-aspek yang

menjadi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan

(Opportunities), dan yang menjadi ancaman (Treathment) sebuah

organisasi. Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan

alternatif strategi yang dapat dijalankan (Freddy Rangkuti, 2005:19).

Dalam Pengelolaan dan pengembangan suatu aktifitas memerlukan

suatu perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang

saling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan yang

menyeluruh. Sebagai persiapan perencanaan, agar dapat memilih dan

menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program

dan proyek-proyek yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu

analisis yang tajam dari para pegiat organisasi. Salah satu analisis yang

cukup populer di kalangan pelaku organisasi adalah Analisis SWOT.

9

Page 10: Makalah Manajemen Perencanaan

Istilah SWOT dari perkataan :

Strength (kekuatan)

Weakness (kelemahan)

Opportunities (kesempatan)

Threats (Ancaman)

Maksud dari analisis SWOT ini ialah untuk meneliti dan

menentukan dalam hal manakah “lembaga:

Kuat (sehingga dapat dioptimalkan )

Lemah(sehingga dapat segera dibenahi)

Kesempatan-kesempatan di luar (untuk dimanfaatkan)

Ancaman-ancaman dari luar (untuk diantisipasi)

Langkah – Langkah Analisis Data dalam analisis SWOT

Secara formal tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah:

1. Ketua organisasi melibatkan kepala divisi/departemen maupun seluruh

staff organisasi untuk melakukan SWOT

2. Melakukan sharing pandangan umum masing-masing. Disini dapat

digali informasi sebanyak mungkin dari informan-informan yang ada

dan juga bisa ditambah dengan poin-poin tambahan dari sudut

pandang pribadi terhadap sebuah organisasi. Hasilnya akan terkumpul

banyak pernyataan yang terdiri dari hal-hal positif maupun negatif.

3. Maka hal yang selanjutnya dilakukan adalah memisahkan informasi

yang merupakan hal positif atau negatif

10

Page 11: Makalah Manajemen Perencanaan

4. Analisa Kekuatan dalam Matriks SWOT. Setelah setiap faktor telah

masuk dalam matriks SWOT, maka hal yang dilakukan selanjutnya

adalah pembobotan / penilaian / penetapan skala untuk masing-masing

kekuatan. Hal ini berguna dalam penetapan skala prioritas pemecahan

masalah. Jangan lupa bahwa pembobotan dibuat setelah kita yakin

bahwa setiap elemen organisasi telah kita masukkan ke dalam tabel

identifikasi.

5. Pembobotan dapat dilakukan dengan pendekatan skala Likert. Skala

ini digologkan menjadi 2 kelas utama, yaitu kelas Pendukung dan

Penghambat, yang sebenarnya memiliki prinsip yang sama.

a. Skala Likert terhadap Faktor Pendukung:

5 : menyatakan dampak sangat kuat mendukung

4 : menyatakan dampak kuat mendukung

3 : menyatakan dampak cukup kuat mendukung

2 : menyatakan dampak kurang kuat mendukung

1 : menyatakan dampak sangat kurang kuat mendukung

b. Skala Likert terhadap Faktor Penghambat:

5 : menyatakan dampak sangat kuat menghambat

4 : menyatakan dampak kuat menghambat

3 : menyatakan dampak cukup kuat menghambat

2 : menyatakan dampak kurang kuat menghambat

1 : menyatakan dampak sangat kurang kuat menghambat

11

Page 12: Makalah Manajemen Perencanaan

Weakness

Threat

Strength

Oppertunity

I -Strategi Progresif II- Strategi Stabilitas

III- Strategi Ketahanan Hidup IV-Strategi Diversifikasi

6. Penghitungan Akhir dan Penetapan Kondisi

a. Interpretasi Daya Dorong

100 % - 75%      : Kondusif

74,9% - 50%     : Subkondusif

49,9% - 25%     : Sub Kritis

24,9% - 0%        : Kritis

b. Interpretasi Daya Hambat

100 % - 75%      : Kritis

74,9% - 50%     : Sub kritis

49,9% - 25%     : Sub kondusif

24,9% - 0%        : Kondusif

Juga dapat dilakukan analisa dengan kuadran SWOT, dimana disusun 4 kuadran

oleh sumbu silang, kutub kekuatan – kelemahan diletakkan pada sumbu horisontal

dan kutub peluang-ancaman pada sumbu vertikal. Selanjutnya dilihat kuadran

mana yang menunjukkan peta penyebaran yang paling besar.

Apabila peta penyebaran aspek SWOT :

12

Page 13: Makalah Manajemen Perencanaan

1. Pada kuadran I maka rencana strategi yang digunakan adalah progresif

yaitu menghimpun seluruh kekuatan dan mengintensifkan upaya untuk

mengisi peluang yang ada

2. Pada kuadran II maka rencana strategi yang digunakan adalah stabilitas

yaitu berusaha menseleksi program seefektif mungkin agar mampu

merebut peluang dengan segala keterbatasan yang dimiliki

3. Pada kuadran III maka rencana strategi yang digunakan adalah ketahanan

hidup yaitu berusaha untuk mempertahankan diri dengan memanfaatkan

seluruh potensi internal yang dimiliki

4. Pada kuadran I maka rencana strategi yang digunakan adalah diversifikasi

yaitu berusaha untuk membagi kekuatan untuk menghadapi item-item

ancaman yang ada

Setelah mengetahui kondisi organisasi kita, maka diharapkan kita

dapat lebih mudah membuat kebijakan untuk menangani permasalahan yang

ada ataupun melakukan pengembangan organisasi kita. Karena akan muncul

prioritas-prioritas mana yang perlu dirubah dan mana yang tidak, mana yang

harus disegerakan dan mana yang bisa ditunda. Dan yang perlu diingat,

analisis SWOT bukanlah pemecahan masalah, SWOT hanyalah suatu bentuk

metode analisis teoritis sebagai rangkaian langkah pemecahan suatu

masalah.    

2. Problem base

Analisa problem base adalah metode penyelesaian masalah berdasarkan akar

masalah yang timbul dalam suatu organisasi.

Why why analysis (analisa kenapa kenapa) adalah suatu metode yang

digunakan dalam root cause analysis dalam rangka untuk problem solving

yaitu mencari akar suatu masalah atau penyebab dari defect supaya sampai ke

akar penyebab masalah. Istilah lain dari why why analysis adalah 5 whys

analysis. Metoda root cause analysis ini dikembangkan oleh pendiri Toyota

Motor Corporation yaitu Sakichi Toyoda yang menginginkan setiap individu

dalam organisasi mulai level top management sampai shopfloor memiliki

13

Page 14: Makalah Manajemen Perencanaan

skill problem solving dan mampu menjadi problem solver di area masing-

masing.

Metoda yang digunakan oleh why why analysis adalah dengan menggunakan

iterasi yaitu pertanyaan MENGAPA yang diulang beberapa kali sampai

menemukan akar masalahnya.

Terkadang untuk sampai pada akar masalah bisa pada pertanyaan kelima atau

bahkan bisa lebih atau juga bisa bahkan kurang tergantung dari tipe

masalahnya. Metoda root cause analysis ini cukup mudah dan bisa sampai

pada akar masalahnya, bukan hanya di permukaan saja. Dan mencegah

masalah tersebut terulang lagi

Tahapan umum saat melakukan root cause analysis dengan why why

analysis:

1. Menentukan masalahnya dan area masalahnya

2. Mengumpulkan team untuk brainstorming sehingga kita bisa memiliki

berbagai pandangan, pengetahuan, pengalaman, dan pendekatan yang

berbeda terhadap masalah

3. Melakukan survei (turun ke lapangan) untuk melihat actual tempat,

actual object, dan actual data

4. Mulai bertanya menggunakan why why

5. Setelah sampai pada akar masalah, ujilah setiap jawaban dari yang

terbawah apakah jawaban tersebut akan berdampak pada akibat di level

atasnya. Contoh: apakah kalau ada jadwal rutin maintenance maka akan

mudah buat

6. maintenance untuk melakukan penggantian komponen secara rutin.

Apakah hal tersebut paling masuk akal dalam menyebabkan dampak di

level atasnya. Apakah ada alternatif kemungkinan penyebab lainnya?

7. Pada umumnya solusi tidak mengarah pada menyalahkan ke orang tapi

bagaimana cara melakukan perbaikan sistem atau prosedur

8. Jika akar penyebab sudah diketahui maka segera implementasikan

solusinya

14

Page 15: Makalah Manajemen Perencanaan

Current Issue

Jenjang Karir Perawat

Jenjang karir merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme,

sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan kompetensi. Dalam

pengembangan sistem jenjang karir profesional bagi perawat dapat dibedakan

antara pekerjaan (job) dan karir (career).

Pekerjaan diartikan sebagai suatu posisi atau jabatan yang diberikan/ditugaskan,

serta ada keterikatan hubungan antara atasan dan bawahan, dan mendapatkan

imbalan berupa uang. Karir diartikan sebagai suatu jenjang yang dipilih oleh

individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja perawat, dan mengarah pada

keberhasilan pekerjaan (kinerja) sehingga pada akhirnya akan memberikan

kontribusi terhadap bidang profesi yang dipilihnya.

Pemilihan karir secara bertahap akan menjamin individu dalam mempraktikkan

bidang profesinya, karena karir merupakan investasi dan bukan hanya untuk

mendapatkan penghargaan/imbalan jasa. Komitmen terhadap karir, dapat dilihat

dari sikap perawat terhadap profesinya serta motivasi untuk bekerja sesuai dengan

karir yang telah dipilihnya.

Dalam sistem jenjang karir professional terdapat 3 (tiga) aspek yang saling

berhubungan yaitu kinerja, orientasi professional dan kepribadian perawat, serta

kompetensi yang menghasilkan kinerja profesional.

Perawat professional diharapkan mampu berpikir rasional, mengakomodasi

kondisi lingkungan, mengenal diri sendiri, belajar dari pengalaman dan

mempunyai aktualisasi diri sehingga dapat meningkatkan jenjang karir profesinya.

Jenjang karir perawat dapat dicapai melalui pendidikan formal dan pendidikan

berkelanjutan berbasis kompetensi serta pengalaman kerja di sarana kesehatan.

Pengembangan karir professional Perawat Klinik (PK) bertujuan :

1. Meningkatkan moral kerja dan mengurangi kebuntuan karir (dead end

job/career)

2. Menurunkan jumlah perawat yang keluar dari pekerjaannya (turn- over)

3. Menata sistem promosi berdasarkan persyaratan dan kriteria yang telah

ditetapkan sehingga mobilitas karir berfungsi dengan baik dan benar.

15

Page 16: Makalah Manajemen Perencanaan

4. Pengembangan sistem jenjang karir professional perawat klinik ditujukan

terutama bagi perawat yang bekerja sebagai perawat pelaksana di sarana

kesehatan dan di mulai dari perawat professional pemula.

PRINSIP PENGEMBANGAN

1. Kualifikasi

Kualifikasi perawat, dimulai dari lulusan D III Keperawatan. Mengingat

perawat yang ada saat ini sebagian besar lulusan SPK, maka perlu dilakukan

penanganan khusus dengan memperhatikan penghargaan terhadap

pengalaman kerja, lamanya pengabdian terhadap profesi, uji kompetensi dan

sertifikasi.

2. Penjenjangan

Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan

asuhan keperawatan yang akontabel dan etis sesuai dengan batas kewenangan

praktik dan kompleksitas masalah pasien/klien.

3. Penerapan asuhan keperawatan

Fungsi utama perawat klinik adalah memberikan asuhan keperawatan

langsung sesuai standar praktik dan kode etik perawat.

4. Kesempatan yang sama

Setiap perawat klinik mempunyai kesempatan yang sama untuk

meningkatkan karir sampai jenjang karir professional tertinggi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

5. Standar profesi

Dalam memberikan asuhan keperawatan mengacu pada standar praktik

keperawatan dan kode etik keperawatan.

6. Komitmen pimpinan

Pimpinan sarana kesehatan harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap

pengembangan karir perawat, sehingga dapat dijamin kepuasan pasien/klien

serta kepuasan perawat dalam pelayanan keperawatan.

16

Page 17: Makalah Manajemen Perencanaan

PERAWAT KLINIK PERAWAT MANAJER PERAWAT PENDIDIKPERAWAT PENELITI

PK IV PM IV PP IV PR IV

PK III

PK II

PK I

PM III

PM II

PM I

PP III

PP II

PP I

PR III

PR II

PR I

PK V PM V PP V PR V

PENJENJANGAN KARIR PROFESIONAL PERAWAT

Menurut pedoman Pola Karir Perawat Profesional Direktorat Bina Pelayanan

Keperawatan Ditjen Yanmed Depkes, Secara umum penjenjangan karir

professional perawat terdiri dari 4 bidang, meliputi :

1. Perawat Klinik (PK), yaitu perawat yang memberikan asuhan keperawatan

langsung kepada pasien/klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

2. Perawat Manajer (PM) yaitu perawat yang mengelola pelayanan keperawatan

disarana kesehatan, baik sebagai pengelola tingkat bawah (front line

manager), tingkat menengah (middle management) maupun tingkat atas (top

manager)

3. Perawat Pendidik (PP) yaitu perawat yang memberikan pendidikan kepada

peserta didik di institusi pendidikan keperawatan.

4. Perawat Peneliti/Riset (PR) yaitu perawat yang bekerja di bidang penelitian

keperawatan/kesehatan

Keempat jalur jenjang karir profesional perawat digambarkan dalam gambar 1

17

Gambar 1 : Bidang Jenjang Karir Perawat dan pengembangan Karir

Perawat Klinik

Page 18: Makalah Manajemen Perencanaan

Pengembangan jenjang karir profesional perawat pada setiap bidang harus

berjenjang mulai dari jenjang I sampai dengan jenjang V dan bersifat terbuka.

Artinya, perawat profesional dimungkinkan mencapai jenjang karir di semua

bidang. Salah satu persyaratan pengambangan jenjang karir profesional baik

sebagai perawat manajer, perawat pendidik, maupun perawat klinik adalah

mempunyai kualifikasi sebagai perawat klinik.

Dalam gambar 1 menunjukkan untuk menjadi perawat manajer I harus

mempunyai kualifikasi perawat klinik II. Untuk menjadi perawat pendidik I harus

mempunyai kualifikasi perawat klinik III. Dan untuk menjadi perawat peneliti

harus mempunyai kualifikasi perawat klinik IV.

Pengumpulan data

1. Sudah ada visi RS dan visi keperawatan2. Jumlah perawat merupakan yang terbesar di RS3. Komposisi tenaga berdasarkan pendidikan SPK / SMA plus 3 orang, D III 60

orang, D IV KMB 17 orang S-1 9 orang.4. RS Paru merupakan RS Vertikal dengan akreditasi A5. RS belum ada jenjang karier perawat6. Disiplin perawat kurang 7. Perawat mengatakan tidak ada kepuasan dalam bekerja8. Belum semua perawat mengetahui pedoman jenjang karier perawat9. Pelatihan untuk perawat masih kurang10. Perawat belum paham tentang visi dan misi RS dan Keperawatan11. Ada pedoman kemenkes tentang jenjang karier perawat12. Sudah ada sosialisasi tentang jenjang karier perawat13. Distribusi perawat menurut usia 22 – 30 : 30 %, 30 – 45 % : 65 %, 45 – 55 :

5 % 14. Perhitungan insentif perawat berdasarkan golongan dan pengalaman kerja

bukan berdasarkan kompetensi dan tanggung jawab15. Perawat tidak merasa puas dengan hasil kerjanya16. Disiplin perawat menurun 17. Ada keluarga pasien yang komplain tentang kinerja perawat18. Jenjang karier perawat hanya sampai bidang keperawatan

18

Page 19: Makalah Manajemen Perencanaan

NO

ITEM STRENGTH BOBOT

WEAKNESS BOBOT

OPPORTUNITY BOBOT

THREAT BOBOT

Jenjang karir perawat

1. Sudah ada visi RS dan visi keperawatan

2. Jumlah perawat merupakan yang terbesar di RS

3. Komposisi tenaga berdasarkan pendidikan SPK / SMA plus 3 orang, D III 60 orang, D IV KMB 17 orang S-1 9 orang.

4. RS Paru merupakan RS Vertikal dengan akreditasi A

2

2

4

3

1. RS belum ada jenjang karier perawat

2. Disiplin perawat kurang

3. Perawat mengatakan tidak ada kepuasan dalam bekerja

4. Belum semua perawat mengetahui pedoman jenjang karier perawat

5. Pelatihan untuk perawat masih kurang

6. Perawat belum paham tentang visi dan misi RS dan Keperawatan

2

3

3

1

2

1

1. Ada pedoman kemenkes tentang jenjang karier perawat

2. Sudah ada sosialisasi tentang jenjang karier perawat

3. Distribusi perawat menurut usia 22 – 30 : 30 %, 30 – 45 % : 65 %, 45 – 55 : 5 %

4

3

4

1. Perhitungan insentif perawat berdasarkan golongan dan pengalaman kerja bukan berdasarkan kompetensi dan tanggung jawab

2. Perawat tidak merasa puas dengan hasil kerjanya

3. Disiplin perawat menurun

4. Ada keluarga pasien yang komplain tentang kinerja perawat

5. Jenjang karier perawat hanya sampai bidang keperawatan

3

3

3

4

2

Jumlah 2.8 2 3.6 3

19

Page 20: Makalah Manajemen Perencanaan

20

Page 21: Makalah Manajemen Perencanaan

Weakness

Threat

Strength

Oppertunity

2.8

3.6

2

3

Strategi Progresif

Strategi Stabilitas

Strategi Ketahanan Hidup

Strategi Diversifikasi

Analisa :

Presentase daya dorong = (2.8 + 3.6) / (2.8 + 2 + 3.6 + 3) x 100 %

= 56.1 %

Presentase daya hambat = (2 + 3) / (2.8 + 2 + 3.6 + 3) x 100 %

= 43.9 %

Kwadran SWOT

Dengan perhitungan diatas, presentase daya dorong lebih besar dari

daya hambatnya. Daya dorong menunjukkan subkondusif dan daya hambat

menunjukkan subkondusif. Hal ini berarti ada kesempatan untuk

melaksanakan perencanaan pengembangan jenjang karier perawat dengan

mengantisipasi faktor penghambatnya. Juga dengan kwadran SWOT tampak

kwadran I (strategi Progresif) lebih besar dari kwadran II (Strategi Stabilitas),

III (Strategi Ketahanan Hidup), dan IV (Strategi Diversifikasi), hal ini

menunjukkan kekuatan-kekuatan yang mendukung upaya jenjang karier

perawat perlu terus dihimpun dan peluang-peluang terhadap hal tersebut terus

diintensifkan atau strategi progresif yang lebih baik.

21

Page 22: Makalah Manajemen Perencanaan

2.2 PERUBAHAN

2.2.1 Definisi Perubahan

Merupakan kegiatan/proses yang membuat sesuatu atau seseorang

berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987)

Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku

individu atau institusi (Brooten,1987)

2.2.2 Konsep Dasar Perubahan

Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadi peralihan

atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi yang bersifat dinamis,

artinya bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.

Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial

maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau

penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam

mencapaitujuan tertentu. (Lascaster,1982)

Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai 2 pilihan

utama,yaitu mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang

diubah oleh suatu keadaan atau situasi. Perawat harus mempunyai

keterampilan dalam proses perubahan, yaitu :

a. Proses keperawatan

b. Ilmu teoritis dan pengalaman praktek

Terdapat 4 skenario masa depan yang diprediksikan akan terjadi

dan harus diantisipasi dengan baik oleh profesi keperawatan Indonesia

(Ma’arifin,1999) yaitu :

1. Masyarakat berkembang, ditunjukan dengan tingkat pendidikan

sehingga membuat mereka mempunyai kesadaran yang lebih tinggi

akan hak dan hukum, menuntut berbagai bentuk dan jenjang

pelayanan kesehatan yang profesional, ditambah pula rentang

kehidupan daya ekonomi masyarakat ikut semakin melebar.

2. Rentang masalah kesehatan meluas,sehingga berdampak pada sistem

pemberian pelayanan kesehatan, mulai dari tekhnologi yang

sederhana sampai pada teknologi yang sangat canggih.

22

Page 23: Makalah Manajemen Perencanaan

3. IPTEK terus berkembang dan harus dimanfaatkan secara tepat guna.

4. Tuntutan profesi meningkat karena didorong oleh perkembangan

IPTEK medis, permasalahan internal pada profesi keperawatan, dan

era global.

Menurut Toffler (1979), terdapat 4 kategori umum perubahan

sosial yang mempengaruhi peran keperawatan, yaitu pergeseran menuju

arah pengasuhan diri sendiri dan rasa tanggungjawab seseorang

terhadap kesehatan yang meliputi ;

a. Pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap kesehatan

b. Pergeseran penekanan pelayanan kesehatan dengan lebih

menekankan pada upaya pencegahan gangguan kesehatan.

c. Perubahan peran dari pemberi pelayanan kesehatan.

d. Cara-cara baru pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan yang

memberikan penerima pelayanan kesehatan tanggungjawab yang

lebih besar dalam perencanaan kesehatan.

2.2.3 Jenis-Jenis Perubahan

Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, yaitu :

a. Perubahan bersifat berkembang

Perubahan yang mengikuti dari proses perkembangan yang ada baik pada

individu, kelompok atau masyarakat secara umum dari keadaan paling

dasar menuju keadaan yang optimal atau matang.

b. Perubahan yang tidak direncanakan

Perubahan yang terjadi tanpa persiapan

c. Perubahan yang direncanakan

Perubahan yang telah direncanakan dan dipikirkan sebelumnya.

Perencanaan perubahan memerlukan suatu pemikiran yang matang

tentang keterlibatan individu atau kelompok. Penyelesaiaan masalah,

pengambilan keputusan, pemikiran kritis, pengkajian, dan efektifitas

penggunaan keterampilan interpersonal, seperti kemampuan komunikasi,

kolaborasi, negosiasi, dan persuasi adalah kunci dalam perencanaan

perubahan.

23

Page 24: Makalah Manajemen Perencanaan

2.2.4 Faktor Yang Mendukung Perubahan

1. Kebutuhan dasar manusia

2. Kebutuhan dasar interpersonal

Kebutuhan dasar interpersonal terdiri dari kebutuhan untuk berkumpul

bersama-sama, kebutuhan untuk mengendalikan/melakukan kontrol dan

kebutuhan untuk dikasihi.

Faktor Penghambat (New and Couilard ,1981)

1. Mengancam kepentingan pribadi

2. Persepsi yang kurang tepat

3. Reaksi psikologis

4. Toleransi untuk berubah rendah

2.2.5 Teori-Teori Perubahan

1. Teori Kurt Lewin (1951)

Perubahan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Pencairan (unfreezing), yaitu motifasi yang kuat untuk beranjak dari

keadaan semula dan merubah keseimbangan yang ada.

b. Bergerak (moving), yaitu bergerak menuju keadaan yang baru atau

tingkat/tahap perkembangan baru karena memiliki cukup

informasi,memiliki sikap dan kemampuan untuk berubah, memahami

masalah yang dihadapi dan mengetahui langkah-langkah penyelesaian

yang harus dilakukan.

c. Pembekuan (refreezing), yaitu keadaan di saat motivasi telah

mencapai tingkat/tahap baru atau mencapai keseimbangan baru.

Salah satu teori perubahan yang dikenal sebagai teori lapangan

(field theory) dengan analisis kekuatan medan (force field analysis) dari

Kurt Lewin (1951), dalam Ma’rifin (1997), menjelaskan bahwa ada

kekuatan pendorong untuk berubah (driving forces) dan ada kekuatan

penghambat terjadinya perubahan (restraining force). Perubahan terjadi

apabila salah satu kekuatan lebih besar dari yang lain.

24

Page 25: Makalah Manajemen Perencanaan

Lewin (1951) juga mengidentifikasi beberapa hal dan alasan yang harus

dilaksanakan oleh seorang manajer dalam merencanakan suatu

perubahan, yaitu:

1) Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang baik;

2) Perubahan harus secara bertahap;

3) Semua perubahan harus direncanakan dan tidak secara drastis atau

mendadak;

4) Semua individu yang terkena perubahan harus dilibatkan dalam

perencanaan perubahan.

2. Teori Roger (1962)

Roger (1951) menjelaskan 5 tahap dalam perubahan (AIETA) yaitu :

1) Kesadaran / Awareness

Tahap awal yang menyatakan bahwa untuk mengadakan perubahan

diperlukan adanya kesadaran untuk berubah.

2) Keinginan / Interest

Tahap ini menyatakan untuk mengadakan perubahan harus timbul

perasaan suka / minat terhadap perubahan. Timbulnya minat akan

mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah.

3) Evaluasi / Evaluation

Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak

ditemukan hambatan selama mengadakan perubahan.

4) Mencoba / Trial

Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap hasil perubahan dengan

harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan

situasi yang ada.

5) Adaptasi /Adoption

Tahapan terakhir yaitu proses perubahan terhadap sesuatu yang baru

setelah ada uji coba dan merasakan ada manfaatnya sehingga mampu

mempertahankan hasil perubahan.

3. Teori Lippits (1973)

Lippits (1973) mengemukakan 7 tahap dalam proses perubahan,yaitu,

25

Page 26: Makalah Manajemen Perencanaan

1) Menentukan masalah

2) Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahan

3) Mengkaji motivasi agen pembaharu dan saran yang tersedia

4) Menyeleksi tujuan perubahan

5) Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agen pembaharu

6) Mempertahankan perubahan yang telah dimulai

7) Mengakhiri bantuan

Tahap-tahap Proses Berubah

Tahap 1 : Tekanan dan Desakan. Proses mulai ketika manajemen puncak

mulai merasa adanya kebutuhan atau tekanan akan perubahan. Ini biasanya

disebabkan oleh berbagai masalah yang berarti,seperti penurunan penjualan

atau laba secara tajam, penurunan produktifitas, dan atau tingginya

perputaran tenaga kerja.

Tahap 2 : Intervensi dan Reorientasi. Konsultan atau pengantar perubahan

dari luar sering digunakan untuk merumuskan masalah dan memulai proses

dengan membuat para anggota organisasi untuk memusatkan perhatiannya

pada masalah tersebut. Pihak-pihak luar sering digunakan,tetapi orang-orang

staf internal juga sering mempunyai kemampuan pengelolaan proses bila

mereka dipandang ahli dan dipercayai.

Tahap 3 : Diagnosa dan Pengenalan Masalah. Informasi dikumpulkan dan

dianalisa oleh pengantar perubahan dan manajemen. Masalah-masalah yang

paling penting sering dikenali dan diperhatikan.

Tahap 4 : Penemuan dan Komitmen pada Penyelesaian. Pengantar

perubahan hendaknya merangsang pemikiran dan mencoba untuk

menghindari penggunaan metode-metode lama yang sama. Penyelesaian-

penyelesaian ditemukan melalui pengembangan secara kreatif, alternatif-

alternatif baru dan masuk akal. Bila para bawahan didorong untuk

berpartisipasi dalam proses ini, mereka mungkin akan lebih terikat pada

serangkaian kegiatan yang akhirnya dipilih.

26

Page 27: Makalah Manajemen Perencanaan

Tahap 5 : Percobaan dan pencarian hasil-hasil. Penyelesaian-penyelesaian

yang dikembangkan dalam tahap 4 biasanya diuji dalam program-program

percobaan berskala kecil dan hasil-hasilnya dianalisa. Barangkali satu-

satuan, atau bagian tertentu dari satu-satuan, mencoba suatu gagasan

sebelum dicoba dalam organisasi sebagai keseluruhan.

Tahap 6 : Penguatan dan Penerimaan. Bila serangkaian kegiatan telah diuji

dan sesuai dengan keinginan, harus diterima secara sukarela. Pelaksanaan

kegiatan yang telah diterima harus menjadi sumber penguatan dan

menimbulkan keterikatan pada perubahan.

2.2.6 Langkah- Langkah Merencanakan Perubahan

Ada tujuh langkah komprehensif yang ditempuh dalam proses perubahan

organisasi. Langkah-langkah tersebut yaitu :

a. Mengenali kebutuhan akan perubahan

b. Menetapkan tujuan perubahan

c. Menetapkan tujuan perubahan

d. Mendiagnosis apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan

e. Memilih teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan

f. Merencanakan evaluasi untuk merencanakan perubahan

g. Mengimplementasikan perencanaan perubahan

h. Mengevaluasi perubahan dan tindak lanjut

2.2.7 Strategi Membuat Perubahan

Perubahan dalam organisasi terdiri atas tiga tingkatan yang berbeda yaitu:

perubahan individu yang bekerja di organisasi tersebut, perubahan struktur

dan sistem serta perubahan hubungan interpersonal. Strategi membuat

perubahan dikelompokkan menjadi empat hal,yaitu :

a. Visi yang jelas

Visi dapat mempengaruhi orang lain. Visi harus disusun secara jelas,

ringkas,mudah dipahami, dan dapat dilaksanakan oleh setiap orang.

b. Iklim atau budaya organisasi yang kondusif

Setiap perubahan harus diciptakan dalam suasana keterbukaan, kejujuran,

dan secara langsung.

27

Page 28: Makalah Manajemen Perencanaan

Menurut Porter dan O’Grady (1986) upaya yang harus ditanamkan dalam

menciptakan iklim yang kondusif adalah :

Kebebasan untuk berfungsi secara efektif

Dukungan dari sejawat dan pimpinan

Kejelasan harapan tentang lingkungan kerja

Sumber yang tepat untuk praktik secara efektif

Iklim organisasi yang terbuka

c. Sistem komunikasi yang jelas singkat dan berkesinambungan

Pertanyaan yang perlu disampaikan pada tahap awal perubahan

menurut Doerge dan Hagenow (1995) adalah sebagai berikut :

Apakah yang sedang terjadi sudah benar?

Apa yang lebih baik?

Jika anda bertanggung jawab dalam perubahan,apa yang akan anda

lakukan?

Keterlibatan orang yang tepat

Perubahan perlu disusun oleh orang-orang yang kompeten.

Begitu rencana sudah tersusun,segeralah melibatkan orang lain pada

setiap jabatan diorganisasi,karena keterlibatan akan berdampak

terhadap dukungan dan advokasi.

Kunci sukses strategi untuk terjadinya perubahan yang baik

(Nursalam, 2011) :

Mulai dari diri sendiri

Mulai dari hal-hal yang kecil

Mulai sekarang jangan menunda

2.2.8 Mengatasi Resistensi

Perlawanan terhadap perubahan bersifat alami karena setiap

perubahan,baik itu menguntungkan atau tidak,memerlukan penyesuaian

oleh target yang berubah dan mewakili ancaman terhadap peran pegawai,

keamanan pekerjaan,kesejahteraan ekonomi, penghargaan diri,serta

struktur dukungan sosial.

28

Page 29: Makalah Manajemen Perencanaan

Penolakan terhadap perubahan tinggi ketika ide perubahan

berjalan berlawanan dengan kecenderungan yang ada, seperti dalam usaha

untuk mengganti dari keperawatan tim ke keerawatan fungsional ketika

keperawatan utama sedang digemari. Perlawanan menjadi kuat ketika

sistem tersebut telah berjalan stabil dalam jangka waktu panjang dan

personil puas dengan keadaan mereka. Umumnya perlawanan terhadap

perubahan timbul dari kesalahpahaman proses perubahan.

Karakteristik tertentu atau perilaku agen perubahan bisa

mendatangkan penolakan terhadap perubahan. Agen perubahan yang tidak

bisa memberikan semangat atau kepercayaan akan mendatangkan

penolakan dibanding pemimpin yang lebih akrab dan suka memberikan

semangat pada bawahannya. Agen perubahan yang mengabaikan

kebiasaan kerja dan pola sosial pegawainya ketika merancang proses

perubahan mendatangkan perlawanan dari berbagai pegawai.

Ketika penolakan tidak dapat dihindari,banyaknya penolakan

oleh pegawai terhadap perubahan tertentu dapat dikurangi dengan memulai

proses tersebut pada para pimpinan tinggi organisasi tersebut,menekankan

aspek perubahan yang baru dan menyenangkan,memberikan informasi

sebelumnya kepada mereka yang terpengaruh, merancang perubahan untuk

memelihara kebiasaan dan adat istiadat yang bermanfaat, melibatkan

pegawai dalam perencanaan dan penerapan perubahan, membantu target

perubahan, menyesuaikan diri kepada keadaan yang berubah, membangun

lingkaran masukan agar manajer dapat menahan perubahan tersebut

seandainya masalah berkembang, dan melindungi pegawai dari hilangnya

otonomi.

3. Current Issue

29

Page 30: Makalah Manajemen Perencanaan

“PERAWAT - PEMBANTU DOKTER”

Dalam menjalankan tugasnya sebagai perawat di rumah

sakit,stigma “pembantu dokter” sulit untuk dilepaskan dari pemahaman

masyarakat sebagai penerima pelayanan/pemakai jasa pelayanan

(konsumen). Padahal perawat sudah diakui sebagai “PROFESI” sesuai

dengan UU Keperawatan No.38 tahun 2014, UU No.23 Thn 1992 dan

Permenkes No.1239/2001. Penyebab dari sulitnya stigma tersebut lepas

dari profesi perawat banyak sebab ataupun alasan. jika dilihat segi

konsumen sebagai penerima pelayanan yang telah mempunyai

pengetahuan atau pendidikan yang lebih baik,akan berpengaruh terhadap

harapan akan bentuk pelayanan yang diberikan oleh perawat jauh lebih

baik sesuai dengan biaya yang mereka telah keluarkan. Kesenjangan

antara harapan dan kenyataan yang diterima oleh masyarakat (konsumen)

inilah yang sering menyebabkan ketidakpuasan konsumen terhadap

pelayanan. Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari perawat menjalankan

rutinitas dan masih tergantung dengan profesi lain. Hal inilah yang dilihat

oleh konsumen sehingga stigma itu masih melekat dalam profesi perawat.

Perubahan dalam menjalankan tugas sebagai perawat dari hanya

sekedar rutinitas dan ketergantungan terhadap profesi lain menjadi

pemberian asuhan keperawatan sebagai pelayanan/asuhan profesional

bersifat humanistis,menggunakan pendekatan holistis,dilakukan

berdasarkan ilmu dan kiat perawatan,berorientasi pada kebutuhan objektif

klien,mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan

etika keperawatan sebagai tuntutan utama. Dengan adanya perubahan

tersebut diharapkan akan meningkatkan kepercayaan klien atau profesi

lain terhadap profesi perawat.

Keyakinan bahwa keperawatan merupakan profesi yang harus

disertai dengan realisasi pemenuhan karakteristik keperawatan sebagai

profesi yang disebut dengan profesionalisasi (Kelly dan Joel,1995).

Karakteristik profesi antara lain :

30

Page 31: Makalah Manajemen Perencanaan

1. Memiliki dan memperkaya batang tubuh pengetahuan (body of

knowledge) melalui riset

2. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang

lain

3. Pendidikan yang memenuhi standar

4. Terdapat pengendalian terhadap praktik

5. Bertanggungjawab dan bertanggunggugat (accountable) terhadap

tindakan keperawatan yang dilakukan

6. Merupakan karier seumur hidup

7. Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi.

31