25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam kehidupan kita sehari-hari kata listrik bukan merupakan
hal yang asing lagi. Banyak peralatan rumah tangga yang menggunakan
listrik, misalnya setrika, radio, televisi, lemari es, kipas angin,
mesin jahit listrik, magic jar, dan mesin cuci. Hal ini menunjukkan
bahwa di dalam kehidupan kita energi listrik sudah menjadi
kebutuhan pokok. Dalam ilmu fisika, listrik dibedakan menjadi dua
macam, yaitu listrik statis dan listrik dinamis. Listrik statis
mempelajari sifat kelistrikan suatu benda tanpa memperhatikan
gerakan atau aliran muatan listrik. Dalam ilmu fisika disebut
elektrostatika. Sebaliknya, jika memperhatikan adanya muatan
listrik yang bergerak atau mengalir, maka disebut listrik dinamis
atau elektrodinamika. Thales dari Milete (540 546 SM) adalah ahli
pikir Yunani purba, yang menurut sejarahnya bahwa gejala listrik
statis terjadi pada batu ambar yang digosok dengan bulu. Ternyata
batu ambar tersebut dapat menarik benda-benda ringan yang lain
misalnya bulu ayam. Dalam bahasa Yunani batu ambar sering disebut
elektron.Fenomena listrik dalam kehidupan sehari-hari dapat kita
temui pada musim hujan. Ketika menjelang hujan lebat turun, di
langit tampak adanya kilat yang mengeluarkan cahaya dan dalam
selang waktu yang sangat singkat terdengar suara guntur
menggelegar. Petir merupakan loncatan muatan yang dapat menimbulkan
bunga api listrik. Petir mampu membakar pohon besar atau gedung
yang tinggi, karena suhunya dapat mencapai 28.0000 C. Berbicara
mengenai listrik, maka erat hubungannya dengan kata magnet. Di
dalam kehidupan sehari-hari kata magnet sudah sering kita dengar.
Namun sering juga berpikir bahwa jika mendengar kata magnet selalu
berkonotasi menarik benda. Kita bisa mengambil suatu benda hanya
dengan sebuah magnet, misalkan pada peralatan perbengkelan biasanya
dilengkapi dengan sifat magnet sehingga memudahkan untuk mengambil
benda yang jatuh di tempat yang sulit dijangkau oleh tangan secara
langsung. Bahkan banyak peralatan yang sering kita gunakan, antara
lain bel listrik, telepon, dynamo, alat-alat ukur listrik, kompas
yang semuanya menggunakan magnet.
Penelitian tentang kemagnetan pertama kali dilakukan oleh Pierre
de Maricourt pada 1269. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa
magnet memiliki dua kutub yang searah dengan kutub utara dan
selatan bumi. Pada 1600, William Gilbert menyimpulkan bumi
merupakan magnet raksasa.Fenomena magnet yang sangat menarik yaitu
fenomena aurora. Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang
menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai
akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet
tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari
(angin matahari). Aurora menunjukkan warna-warna yang indah. Aurora
hanya bisa ditemui di kutub.Pengetahuan mengenai listrik dan magnet
pada awalnya dibicarakan secara terpisah. Pada tahun 1820 Masehi
Christian Oersted mengamati bahwa ada hubungan antara kelistrikan
dan kemagnetan, yakni gejala kemagnetan dapat dihasilkan dari
listrik. Begitu pula sebaliknya, gejala listrik dapat pula
dihasilkan dari magnet. Ilmuan yang mengamati gejala listrik
dihasilkan dari magnet adalah Ilmuan Inggris Michael Faraday pada
tahun 1831. Pengetahuan mengenai listrik dan magnet membawa dampak
yang luar biasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penerapan listrik dan magnet dalam teknologi, misalnya pembuatan
bel listrik, kunci pintu listrik, indikator untuk bahan bakar pada
mobil, kereta cepat tanpa roda, telepon, motor listrik, dan masih
banyak lagi penerapannya dalam aspek lain.Berdasarkan uraian
tersebut, tentunya sangat diperlukan pengkajian lebih mendalam
tentang Listrik dan Magnet melalui pendekatan integrasi dengan
berbagai aspek ilmu pengetahuan. Pendekatan ini dilakukan dengan
menerapkan pembelajaran webbed, sehingga dapat mewujudkan suatu
tema pembelajaran tentang Listrik dan Magnet dan subtema sesuai
aplikasi materi pembelajaran terhadap aspek ilmu pengetahuan yang
terkait, diantaranya aspek Fisika, Kimia, Biologi, Lingkungan,
Teknologi, Astronomi, Geologi, serta Kesehatan dan Keselamatan.1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan pada penulisan ini, sebagai berikut:1) Bagaimanakah proses
terjadinya gejala kelistrikan dan kemagnetan?2) Bagaimana hubungan
antara kelistrikan dan kemagnetan?
3) Bagaimanakah penerapan kelistrikan dan kemagnetan dalam
berbagai aspek kehidupan manusia?1.3 Tujuan PenulisanSesuai dengan
latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penulisan ini sebagai berikut:1) Untuk mengetahui proses terjadinya
gejala kelistrikan dan kemagnetan.
2) Untuk mengetahui hubungan antara kelistrikan dan
kemagnetan.
3) Untuk menjelaskan kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai
aspek kehidupan manusia.1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.1) Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dalam bidang fisika khususnya terkait
dengan penerapan listrik dan magnet dalam berbagai aspek kehidupan.
2) Bagi pembaca
Dapat mengetahui solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang
dialami. Misalnya untuk menghindari bahaya yang diakibatkan oleh
sambaran petir.
BAB IIPEMBAHASAN2.1 Kelistrikan dan Kemagnetan2.1.1 Listrik
Statis1. Muatan ListrikAtom sebagai unsur penyusun zat pada
dasarnya tersusun dari partikel-partikel yang sangat kecil, disebut
partikel subatom. Terdapat tiga jenis partikel subatom yang penting
dan perlu kita kenali, yaitu proton, neutron, dan elektron.Sub
partikel atom yang memiliki sifat sama, yaitu proton dan elektron,
kemudian disebut sebagai muatan listrik. Muatan listrik ibarat
udara yang tidak bisa dilihat, tetapi bisa dirasakan. Akibatnya,
penelitian mengenai muatan listrik hanya bisa dilakukan berdasarkan
efek reaksi yang diberikannya. Alat yang digunakan untuk mengetahui
adanya muatan listrik disebut elektroskop.Besar muatan listrik
proton dan elektron adalah sama, tetapi jenisnya berbeda. Muatan
listrik ini pertama kali ditemukan oleh Benjamin Franklin. Ia
kemudian memberikan tanda (+) atau (-) pada muatan listrik yang tak
mengandung arti sis. Jenis muatan listrik proton adalah positif
(+), neutron adalah netral, dan elektron adalah (-).
Sifat-sifat yang dimiliki muatan listrik adalah (1) Muatan
listrik yang sejenis (negatif dengan negatif atau positif dengan
positif) jika didekatkan akan saling tolak-menolak, (2) Muatan
listrik yang tidak sejenis (negatif dengan positif) jika didekatkan
akan saling tarik-menarik.
Terdapat tiga cara untuk proses pemuatan listrik, yaitu
menggosok, induksi, dan arus listrik.
MenggosokCara ini dapat dilakukan dengan menggosokkan dua benda
dalam satu arah. Cara ini disebut juga metode gesekan. Jenis muatan
yang diperoleh dengan metode gesekan, di antaranya:1. Benda
berbahan plastik akan bermuatan negatif jika digosokkan pada kain
wol.
2. Benda berbahan ebonit akan bermuatan negatif jika digosokkan
pada kain wol.
3. Benda berbahan kaca akan bermuatan negatif jika digosokkan
pada kain sutra.
InduksiMetode ini dilakukan untuk memisahkan muatan listrik di
dalam suatu penghantar dengan cara mendekatkan benda lain yang
bermuatan listrik pada penghantar tersebut. Dengan cara induksi,
muatan listrik yang dihasilkan akan berbeda jenis dengan muatan
listrik pada benda yang digunakan untuk menginduksi. Contohnya
adalah pemisahan muatan listrik pada elektroskop yang didekati oleh
mistar plastik yang telah digosokkan pada kain wol. Pada induksi
ini, muatan listrik yang dihasilkan elektroskop adalah muatan
positif karena muatan listrik dari mistar plastik sebagai
penghantar adalah muatan negatif.
KonduksiMetode ini hanya dapat dilakukan pada benda yang terbuat
dari bahan-bahan tertentu. Dalam metode ini, untuk menghasilkan
muatan listrik, kedua benda harus mengalami kontak langsung agar
sejumlah elekton mengalir dari satu benda ke benda yang lainnya.
Bahan yang dapat mengalirkan sejumlah elektron secara bebas pada
bahan lain disebut konduktor. Berdasarkan kekuatannya, bahan
konduktor terbagi dua, yaitu konduktor baik dan konduktor kurang
baik. Bahan yang termasuk konduktor baik adalah logam, khususnya
aluminium, tembaga, dan perak. Sedangkan, bahan yang termasuk
konduktor kurang baik adalah air, badan manusia, dan tanah.
Sementara itu, bahan yang tidak dapat mengalirkan elektron pada
bahan lain disebut isolator. Bahan yang termasuk isolator
diantaranya karet, plastik-plastik seperti PVC, politen, dan
perspek.
2. Hukum Coulumb
Hukum Coloumb adalah aturan yang mengemukakan tentang hubungan
antara gaya listrik dan besar masing-masing muatan listrik. Nama
Coloumb diambil dari nama sikawan yang pertama kali mengamati gaya
tarik-menarik atau tolak-menolak benda bermuatan listrik, yaitu
Charles Augustin de Coloumb (1736-1804). Dalam pengamatannya, ia
melakukan percobaan menggunakan alat yang bernama neraca puntir.
Berdasarkan percobaan ini, Coloumb mengemukakan suatu aturan atau
hukum yang berbunyi:Gaya listrik (tarik-menarik atau tolak-menolak)
antara dua muatan sebanding dengan besar muatan listrik
masing-masing dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak pisah
antara kedua muatan listrik.Secara matematis, Hukum Coloumb dapat
ditulis dalam persamaan:
Dengan:F= gaya coulomb (Newton = N)
q1,q2= muatan listrik benda 1 dan 2 (Coulomb = C)
d= jarak antara dua muatan listrik (m)
k= konstanta pembanding = konstanta gaya Coulomb
= 9 x 109 Nm2C-23. Medan Listrik
Benda yang bermuatan listrik dikelilingi sebuah daerah yang
disebut medan listrik. Dalam medan ini, muatan listrik dapat
dideteksi. Menurut Faraday (1791), suatu medan listrik keluar dari
setiap muatan dan menyebar ke seluruh ruangan. Untuk
memvisualisasikan medan listrik, dilakukan dengan menggambarkan
serangkaian garis untuk menunjukkan arah medan listrik, dilakukan
dengan menggambarkan serangkaian garis untuk menunjukkan arah medan
listrik pada berbagai titik di ruang, yang disebut garis-garis gaya
listrik. Agar lebih jelas perhatikan ilustrasi gambar berikut
ini.
Gambar a merupakan partikel bermuatan positif. Garis-garis yang
keluar dari partikel a disebut dengan medan listrik. Arah medan
listrik pada gambar a keluar dari partikel bermuatan positif.
Perhatikan pada gambar b, pada gambar tersebut merupakan partikel
bermuatan negatif. Sama dengan gambar a garis-garis yang ada pada
gambar b merupakan medan listrik. Bedanya dengan partikel bermuatan
positif, arah medan listrik pada partikel bermuatan negatif menuju
pusat arah partikel. Dari pembahasan ini kita dapat menjelaskan
bagaimana dua partikel yang sejenis tolak-menolak dan partikel yang
lain jenis tarik menarik. Agar lebih jelas perhatikan ilustrasi
gambar berikut ini.
INCLUDEPICTURE "D:\\BAHAN LISMAG\\New folder\\Medan
Listrik_files\\partikel_(++).JPG" \* MERGEFORMATINET Gambar a
merupakan interaksi dua partikel yang berlainan jenis. Perhatikan
garis medan listriknya, garis dari partikel postif menuju partikel
negatif. Ini menjelaskan mengapa dua partikel tersebut dapat tarik
menarik. Pada gambar b dapat kita lihat partikel yang muatannya
sama, garis medan listrik pada partikel tersebut saling menjauhi
satu sama lain. Sehingga kedua partikel tersebut saling
tolak-menolak.
2.1.2 Listrik Dinamis
1. Arus Listrik dan Beda PotensialSebelumnya sudah mempelajari
mengenai muatan listrik pada suatu benda. Dua benda atau dua tempat
yang muatan listriknya berbeda dapat menimbulkan arus listrik.
Benda atau tempat yang muatan listrik positifnya lebih banyak
dikatakan mempunyai potensial lebih tinggi. Adapun, benda atau
tempat yang muatan listrik negatifnya lebih banyak dikatakan
mempunyai potensial lebih rendah.Dua tempat yang mempunyai beda
potensial dapat menyebabkan terjadinya arus listrik. Syaratnya,
kedua tempat itu dihubungkan dengan suatu penghantar. Dalam
kehidupan sehari-hari, beda potensial sering dinyatakan sebagai
tegangan. Selanjutnya perhatikan Gambar 1.
Gambar 1. Dua tempat berbeda potensial
Pada Gambar 1, A dikatakan lebih positif atau berpotensial lebih
tinggi daripada B. Arus listrik yang terjadi berasal dari A menuju
B. Arus listrik terjadi karena adanya usaha penyeimbangan potensial
antara A dan B. Dengan demikian dapat dikatakan, arus listrik
seakan-akan berupa arus muatan positif. Arah arus listrik berasal
dari tempat berpotensial tinggi ke tempat yang berpotensial lebih
rendah.Pada kenyataannya muatan listrik yang dapat berpindah bukan
muatan positif, melainkan muatan negatif atau elektron. Karena itu,
berdasarkan Gambar 8.1 yang terjadi sebenarnya adalah terjadinya
aliran elektron dari tempat berpotensial lebih rendah ke tempat
yang berpotensial lebih tinggi. Jadi berdasarkan uraian di atas,
arus listrik terjadi jika ada perpindahan elektron.Kedua benda
bermuatan (Gambar 1), jika dihubungkan melalui kabel akan
menghasilkan arus listrik yang besarnya dapat ditulis dalam
rumus
Dengan:I= besar kuat arus, satuannya ampere (A)
Q= besar muatan listrik, satuannya coulomb (C)
T= waktu tempuh, satuannya sekon (s)
Berdasarkan uraian tersebut, arus listrik dapat didefinisikan
sebagai banyaknya elektron yang berpindah dalam waktu tertentu.Kita
sudah mengetahui bahwa perbedaan potensial akan mengakibatkan
perpindahan elektron. Banyaknya energi listrik yang diperlukan
untuk mengalirkan setiap muatan listrik dari ujung-ujung penghantar
disebut beda potensial listrik atau tegangan listrik. Hubungan
antara energi listrik, muatan listrik, dan beda potensial listrik
secara matematik dirumuskan
Dengan:V= beda potensial listrik, satuannya volt (V)
Q= besar muatan listrik, satuannya coulomb (C)
W= energi listrik, satuannya joule (J)
Dengan demikian, beda potensial adalah besarnya energi listrik
untuk memindahkan muatan listrik.2. Hukum Ohm
Pada 1927, seorang sikawan Jerman bernama George Simon Ohm
melakukan penelitian untuk mencari hubungan antara beda potensial
dan kuat arus listrik. Berdasarkan hasil penelitiannya, Ohm membuat
suatu grak beda potensial terhadap arus listrik. Ternyata, grak
tersebut membentuk suatu garis lurus yang condong ke kanan dan
melalui titik pusat koordinat (0, 0). Dari grak ini, Ohm menemukan
bahwa kemiringan grak sama dengan besar hambatan rheostat yang
digunakannya dalam penelitian tersebut. Berdasarkan penelitian ini,
Ohm membuat kesimpulan yang hingga kini dikenal dengan sebutan
Hukum Ohm, yang berbunyi: Pada suhu tetap, tegangan listrik V pada
suatu penghantar sebanding dengan kuat arus yang mengalir pada
penghantar tersebut.Kesimpulan inm dapat dirumuskan dengan
persamaan:V = IRDengan:V= beda potensial (volt)
I= kuat arus listrik (ampere)
R= hambatan (ohm)
3. Rangkaian Listrik
Secara umum rangkaian listrik dikelompokkan menjadi rangkaian
seri dan rangkaian pararel. Jenis-jenis rangkaian listrik tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu,
jenis rangkaian listrik yang dipilih bergantung pada tujuannya.
1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah penyusunan komponen-komponen listrik
secara berderet. Rangkaian seri dibuat untuk membagi-bagi beda
potensial sekaligus memperbesar hambatan listrik. Karenanya,
rangkaian seri jarang digunakan untuk merangkai komponen listrik di
rumah-rumah.
Gambar 2. Rangkaian seri
Jika suatu hambatan listrik dirangkai seri, maka kuat arus yang
mengalir pada masing-masing hambatan akan sama besar, meskipun
hambatan masing-masing komponen berbeda.2. Rangkaian Pararel
Rangkaian paralel adalah penyusunan komponen-komponen listrik
secara berjajar. Rangkaian ini berfungsi untuk membagi-bagi arus
dan memperkecil hambatan listrik. Jika suatu hambatan listrik
dirangkai paralel, maka beda potensial pada masing-masing hambatan
akan sama besar.
Gambar 3. Rangkaian pararel2.1.3 Kemagnetan
Magnet pertama kali ditemukan di suatui daerah bernama Magnesia.
Magnet adalah batu bermuatan yang memiliki sifat dapat menarik
benda yang mengandung partikel besi (Fe2O4).1. Kutub-Kutub
Magnet
Kutub-kutub magnet adalah bagian ujung magnet yang memiliki
kekuatan paling besar untuk menarik partikel besi dibandingkan
bagian magnet yang lain. Setiap magnet memiliki dua buah kutub,
yaitu kutub selatan dan kutub utara. Garis lurus yang menghubungkan
kedua kutub ini disebut sumbu magnet. Jika kita menggantungkan
sebuah magnet dan mendiamkannya, arah memanjang magnet selalu
mengarah ke arah utara-selatan. Sementara itu, jika sebuah magnet
dipotong, maka setiap potongan tersebut akan tetap memiliki dua
kutub dan menjadi sebuah magnet yang baru.Kutub-kutub magnet
memiliki sifat-sifat tertentu yaitu:
(1) Dua kutub magnet yang sejenis bila didekatkan akan saling
tolak menolak(2) Dua kutub magnet yang berlawanan jenis bila
didekatkan akan saling tarik-menarik2. Medan Magnet
Medan magnet adalah daerah sekitar magnet yang pada daerah itu
magnet lain masih dipengaruhi oleh gaya magnetik jika diletakkan di
atasnya. Jika di daerah tersebut ditaburkan serbuk besi, maka
serbuk besi akan ditarik oleh kutub magnet dan membentuk pola
garis, disebut garis gaya magnet.Sifat-sifat dari garis gaya magnet
adalah:
(1) Garis gaya magnet keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub
selatan
(2) Garis gaya magnet tidak pernah berpotongan
(3) tempat yang mempunyai garis gaya magnet rapat menunjukkan
medan magnet yang kuat. Sebaliknya, tempat yang mempunyai garis
gaya magnet renggang menunjukkan medan magnet yang lemah.
Gambar 4. Arah garis gaya magnet2.2 Hubungan Kelistrikan dengan
Kemagnetan1. Kemagnetan dari KelistrikanSelama bertahun-tahun
Oersted percaya ada hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan,
namun ia tidak dapat membuktikannya. Pada tahun 1829 akhirnya ia
menemukan buktinya. Oersted mengamati, saat jarum kompas didekatkan
pada kawat berarus, jarum kompas tersebut menyimpang dari kedudukan
semula. Jika arah arus dibalik, maka jarum kompas menyimpang ke
arah sebaliknya. Jika arus ditiadakan, maka jarum kompas kembali
menunjuk arah utara selatan. Karena jarum kompas hanya dapat
disimpangkan oleh medanmagnet, Oersted menyimpulkan bahwa arus
listrik dapat menghasilkan medan magnet. Arus listrik yang mengalir
pada kawat menghasilkan medan magnet yang arahnya bergantung pada
arah arus.2. Kelistrikan dari Kemagnetan
Induksi elektromagnetik adalah proses pembuatan arus listrik
dengan cara mendekatkan sumber listrik pada sebuah magnet. Induksi
elektromgnetik pertama kali diteliti oleh Michael Faraday (Inggris)
dan Joseph Henry (Amerika). Dari percobaan yang dilakukan secara
terpisah pada tahun 1831 oleh dua ilmuwan tersebut, diperoleh
kesimpulan bahwa bahwa arus listrik dapat dimunculkan dari sebuah
magnet dengan cara menggerak-gerakkan sebuah kawat pada medan
magnetnya atau dengan cara memasukkan dan mengeluarkan magnet ke
dalam suatu kumparan kawat.
Gambar 5. Rangkaian percobaan FaradayDengan menggunakan alat
seperti pada Gambar 5, Faraday mulai melakukan percobaannya untuk
mengamati induksi elektromagnetik. Sebelum magnet digerakkan, ia
tidak melihat adanya arus yang melalui amperemeter. Kemudian ia
menggerakkan magnetnya dan jarum amperemeter pun mulai bergerak.
Berdasarkan peristiwa ini ia menyimpulkan bahwa gerakan magnet yang
dilakukan telah menghasilkan arus yang arahnya bergantung pada arah
gerakan magnet.2.3 Peranan Kelistrikan dan Kemagnetan dalam
Berbagai Aspek Kehidupan Manusia2.3.1 Aspek FisikaListrik dapat
dihasilkan dengan memutar kumparan kawat di sekitar magnet. Salah
satu penerapannya yaitu pada generator. Sebuah generator sederhana
terdiri dari lilitan kawat yang diletakkan pada batang atau as yang
dapat berputar. Lilitan kawat tersebut, yang dihubungkan ke sumber
energi mekanis, ditempatkan di antara kutub-kutub magnet. Ketika
lilitan kawat diputar oleh sumber energi mekanis, lilitan tersebut
bergerak melewati medan magnet. Dengan demikian lilitan melintasi
perubahan medan magnet (garis gaya magnetik terpotong). Hasilnya
adalah arus induksi pada kawat.
Gambar 6. Prinsip kerja generator
Ketika lilitan kawat terus berputar, kawat bergerak paralel
dengan garis gaya magnetik. Pada tahap ini, medan tidak berubah dan
tidak ada garis gaya magnetik terpotong, sehingga tidak dihasilkan
arus induksi. Rotasi selanjutnya menggerakkan lilitan pada posisi
di mana garis gaya magnetik terpotong lagi. Tetapi kali ini, garis
gaya terpotong dari arah yang berlawanan. Ini berarti arus induksi
pada arah yang berlawanan juga. Karena arus listrik berubah pada
tiap rotasi, arus yang dihasilkan adalah arus bolak-balik.2.3.2
Aspek KimiaBaterai disebut juga elemen kering. Elemen kering
pertama kali dibuat oleh Leclance. Bagian utama elemen kering
adalah
1. Kutub positif (anode) terbuat dari batang karbon (C)
2. Kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn)
3. Larutan elektrolit terbuat dari ammonium klorida (NH4Cl)
4. Dispolarisator terbuat dari mangan dioksida (MnO2)
Baterai disebut elemen kering karena elektrolitnya merupakan
campuran antara serbuk karbon, batu kawi, dan salmiak yang berwujud
pasta (kering). Batang karbon (batang arang) memiliki potensial
tinggi, sedangkan lempeng seng memiliki potensial rendah. Jika
kedua elektrode itu dihubungkan dengan lampu maka lampu akan
menyala. Hal ini membuktikan adanya arus listrik yang mengalir pada
lampu. Ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan bereaksi
dengan seng. Adapun, reaksi kimia pada batu baterai adalah sebagai
berikut.Pada larutan elektrolit terjadi reaksi
Zn + 2NH4Cl ( Zn2+ + 2Cl + 2NH3 + H2 (ditangkap
dispolarisasi)
Pada dispolarisator terjadi reaksi
H2 + 2MnO2 ( Mn2O3 + H2O
Reaksi kimia pada batu baterai akan menghasilkan
gelembung-gelembung gas hydrogen (H2). Gas hydrogen akan ditangkap
dan bereaksi dengan dispolarisator yang berupa mangan dioksida
(MnO2) menghasilkan air (H2O), sehingga pada batu baterai tidak
terjadi polarisasi gas hydrogen yang menggangu jalannya arus
listrik. Bahan yang dapat menghilangkan polarisasi gas hydrogen
disebut dispolarisator. Adanya bahan dispolarisator pada batu
baterai menyebabkan arus listrik mrngalir lebih lama. Setiap batu
baterai menghasilkan tegangan 1,5 volt.
Gambar 7. Susunan batu baterai2.3.3 Aspek BiologiPenerapan
listrik dan magnet dalam aspek biologi yaitu pada propaganda sinyal
saraf. Semua gerakan tubuh manusia, dari detak jantung sampai mata
berkedip, dikendalikan oleh impuls saraf. Meskipun sinyal saraf
dalam tubuh manusia berupa listrik di alam, tapi sinyal saraf dalam
tubuh manusia lebih mirip dengan gerakan elektron yang melalui
suatu kawat penghantar. Berbagai jenis sel-sel saraf diilustrasikan
pada Gambar 8 yang membentuk elemen fundamental dari sistem saraf.
Sebuah sel saraf terdiri dari badan pusat dengan sejumlah besar
filamen akan keluar dari badan pusat tersebut. Filamen ini
menghubungkan satu sel saraf ke sel saraf lainnya. Filamen
bercabang yang membawa sinyal dari tubuh saraf pusat dan memberikan
sinyal ke sel-sel lain disebut dengan akson.
Gambar 8. Sel SarafMembran yang mengelilingi akson adalah
struktur yang sangat kompleks dimana atom dan molekul dapat
bergerak secara penuh melalui saluran. Ketika sel saraf
beristirahat, atom bermuatan positif cenderung berada di luar
membran dan atom yang bermuatan negatif berada di dalam membran.
Ketika sinyal listrik memicu akson maka membran akan terdistorsi
dan dalam waktu yang singkat muatan positif (terutama atom natrium)
akan masuk ke dalam sel. Ketika di dalam sel menjadi bermuatan
positif, maka akan terjadi perubahan membran lagi dan muatan
positif (saat ini terutama kalium) yang ada di dalam sel akan
pindah kembali ke luar untuk mengembalikan muatan awal. Muatan awal
ini bergerak ke bawah filamen sebagai sinyal saraf. Ketika sinyal
mencapai akhir dari salah satu dari filamen, maka sinyal itu akan
dipindahkan ke sel berikutnya oleh sekelompok molekul yang disebut
neurotransmitter yang disemprotkan keluar dari ujung "hulu" sel,
dan diterima oleh struktur khusus pada "hilir" sel. Penerimaan
neurotransmiter memulai proses yang kompleks dan kurang dipahami
oleh yang sel saraf dalam mengirim sinyal ke akson untuk sel-sel
lain. Dengan demikian, meskipun sistem saraf manusia bukanlah
sirkuit listrik biasa, tapi sistem saraf manusia beroperasi dengan
sinyal-sinyal listrik.2.3.4 Aspek LingkunganPembangkit listrik
tenaga bahan bakar fosiladalahpembangkit listrikyang membakarbahan
bakar fosilsepertibatubara,gas alam, atauminyak bumiuntuk
memproduksilistrik. Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil
didesain untuk produksi skala besar yang berlangsung terus menerus.
Di banyak negara, pembangkit listrik jenis ini memproduksi sebagian
besar energi listrik yang digunakan.
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil selalu memiliki
mesin rotasi yang mengubahpanasdari pembakaran menjadienergi
mekanikyang lalu mengoperasikangenerator listrik. Penggerak
utamanya mungkin adalahuap,gasbertekanan tinggi, atau mesin siklus
darimesin pembakaran dalam.
Hasil sampingan dari mesin pembakaran dalam harus
dipertimbangkan dalam desain mesin dan operasinya. Panas yang
terbuang karena efisiensi yang terbatas dari siklus energi, ketika
tidak direcovery sebagai pemanas ruangan, akan dibuang keatmosfer.
Gas sisa hasil pembakaran dibuang ke atmosfer; mengandung karbon
dioksida dan uap air, juga substansi lain sepertinitrogen,nitrogen
dioksida,sulfur dioksida, danabu ringan(khusus batu bara) dan
mungkinmerkuri.Abu padatdari pembakaran batu bara juga harus
dibuang, meski saat ini abu padat sisa pembakaran batu bara dapat
didaur ulangsebagai bahan bangunan.
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil adalah peyumbang
utama gas rumah kacadan berkontribusi besar terhadappemanasan
global. Batu bara menghasilkan gas rumah kaca sedikitnya tiga kali
lebih banyak dari gas alam.
2.3.5 Aspek TeknologiMesin fotokopi memanfaatkan konsep listrik
statis. Proses fotokopi ini menggunakan sifat unik dari logam
selenium. Sebagai konduktor foto, selenium akan menjadi konduktor
jika dikenai cahaya dan menjadi isolator jika berada dalam keadaan
gelap. Langkah-langkah utama dalam mesin fotokopi adalah:1.
Permukaan drum mesin yang dilapisi logam selenium yang tipis diberi
muatan postitif dengan cara diputar di dekat kawat yang bermuatan
tinggi.
2. Proses pembentukan suatu pola muatan yang merupakan pola
cetakan dari halaman asli.3. Bubuk tinta (toner) yang bermuatan
negatif ditaburkan pada permukaan drum fotokonduktif.
4. Pemindahan toner ke kertas, diperoleh hasil hasil
fotokopi.
5. Setelah kertas difotokopi, perlahan-lahan permukaan drum itu
kembali netral.
Gambar 9. Mesin fotokopi
2.3.6 Aspek Astronomi1. Bumi sebagai magnet raksasa
Sebuah magnet yang bebas bergerak ternyata selalu menempatkan
dirinya menurut arah utara-selatan. Hal ini menunjukkan bahwa di
permukaan bumi terdapat medan magnet dan gaya yang mempengaruhi
kutub-kutub magnet tersebut.Kutub utara magnet selalu menghadap ke
arah utara. Hal ini dapat dijelaskan dengan beranggapan bahwa:1. Di
kutub utara bumi terdapat suatu ketub selatan magnet
2. Di kutub selatan bumi terdapat suatu kutub utara magnet
3. Bumi sebagai magnet raksasa dengan kutub selatan terletak dio
dekat kutub utara dan kutub utara terletak di dekat kutub selatan
bumi
Gambar 10. Bumi Sebagai Magnet
Magnet di dalam kompas pada umumnya tidak dapat menunjukkan
utara-selatan tetapi agak menyimpang. Sebab letak kutub-kutub
magnet bumi tidak tepat pada kutub-kutub bumi. Oleh karena itu
garis-garis gaya magnet bumi tidak berimpit arahnya dengan arah
utara-selatan. Penyimpangan dari arah utara-selatan yang sebenarnya
ini disebut deklinasi.
Gambar 11. Deklinasi
Besarnya deklinasi ini dinyatakan dengan sudut antara arah utara
sebenarnya dengan arah utara yang ditunjukkan oleh magnet.Sudut
yang dibentuk oleh magnet dengan garis mendatar disebut inklinasi.
Adanya inklinasi ini disebabkan garis-garis gaya magnet bumi,
ternyata tidak sejajar dengan permukaan bumi. Oleh karena itu
sebuah magnet jarum yang dapat berputar pada sumbu mendatar
biasanya tidak menempatkan diri pada kedudukan mendatar, tetapi
miring.2. Fenomena aurora
Fenomena yang aneh masih dirasakan sampai saat ini yaitu
mengenai terjadinya Aurora yaitu mengapa terdapat cahaya yang
terang di langit, ketika pada malam hari dan mempunyai warna-warna
yang menarik.
Gambar 12. Fenomena Aurora
Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada
lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi
antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel
bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari). Aurora
menunjukkan warna-warna yang indah.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa aurora adalah cahaya
yang tercipta di udara yang disebabkan oleh atom-atom dan molekul
yang bertumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, terutama
elektron dan proton yang berasal dari matahari. Partikel-partikel
tersebut terlempar dari matahari dengan kecepatan lebih dari 500
mil per detik dan terhisap medan magnet bumi di sekitar kutub Utara
dan Selatan. Warna-warna yang dihasilkan disebabkan benturan
partikel dan molekul atau atom yang berbeda. Misalnya, aurora hijau
terbentuk oleh benturan partikel elektron dengan molekul nitrogen.
Aurora merah terjadi akibat benturan antara partikel elektron dan
atom oksigen.Bagian penting dari mekanisme aurora adalah angin
matahari, yaitu sebuah aliran partikel yang keluar dari matahari.
Angin matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer
(Sabuk Van Allen). Energi ini akan mempercepat partikel ke atmosfer
bagian atas yang kemudian akan bertabrakkan dengan berbagai gas.
Hasilnya adalah warna-warna di angkasa yang bergerak-gerak. Tekanan
listrik mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih
tinggi, yang mengakibatkan lepasnya foton. Warna tergantung pada
frekuensi tumbukkan antara partikel-partikel dan gas-gas. Mekanisme
ini hampir sama dengan nyala lampu berpendar atau lampu neon.
Itulah sebabnya munculnya warna-warna yang indah di kutub utara
atau kutub selatan ketika malam hari.2.3.7 Aspek GeologiPetir
merupakan peristiwa lepasnya muatan listrik statis yang terjadi
secara dramatik dan alamiah. Peristiwa ini akibat dari keluarnya
muatan-muatan listrik dari benda, dalam hal ini adalah awan.
Pelepasan listrik statis kadang-kadang terjadi secara perlahan dan
tenang. Namun, sesekali berlangsung cepat disertai percikan cahaya
atau suatu bunyi ledakan. Percikan cahaya yang muncul ini disebut
dengan kilat.Petir terjadi akibat adanya dua awan bermuatan listrik
sangat besar dan berbeda jenis yang bergerak saling mendekati.
Lalu, bagaimana awan dapat memiliki muatan listrik yang sangat
besar? Pada awan hitam yang merupakan gumpalan air hujan, berhembus
angin yang sangat kencang. Akibatnya, partikel-partikel di dalam
awan yang bercampur debu, garam dari lautan, dan lain-lain, saling
bertabrakan. Tabrakan ini menyebabkan lepasnya elektron dari
partikel- partikel tersebut. Partikel yang kehilangan elektron
bermuatan positif dan yang mendapat tambahan elektron bermuatan
negatif. Akibatnya, awan yang memuat partikel tersebut akan
menyimpan muatan listrik yang sangat besar. Muatan listrik negatif
turun ke bagian dasar awan dan muatan positif naik ke bagian
atas.Ketika awan melewati sebuah bangunan, terutama yang tinggi,
bagian bawah awan yang merupakan tempat terkumpulnya muatan negatif
menginduksi bagian atas bangunan sehingga menyebabkan bagian atas
bangunan ini bermuatan positif dan muatan negatif bangunan dipaksa
turun ke bagian bawah bangunan.Karena muatan pada kedua benda ini
berlainan jenis berdasarkan sifat muatan, maka masing-masing muatan
akan saling menarik satu sama lain. Saat itu, elektron melompat ke
bagian atas bangunan dan menimbulkan kilat dengan energi panas yang
sangat besar dan seringkali disertai bunyi menggelegar yang disebut
petir. Selain bangunan, benda lain yang ada dan menjulang tinggi di
permukaan bumi akan mengalami peristiwa yang sama. Benda yang
terinduksi awan hingga menyebabkan timbulnya loncatan bunga api
listrik (kilat) biasa disebut sebagai benda yang terkena sambaran
petir.
Gambar 13. Proses terjadinya petir
Untuk menghindari bahaya yang diakibatkan oleh sambaran petir,
Benjamin Franklin, orang pertama yang mengamati bahwa petir tak
lain adalah listrik statis membuat alat yang ditujukan sebagai
penangkal petir. Ia mengusulkan untuk menggunakan batang logam
runcing yang ditaruh di atas benda yang akan dihindarkan dari
petir, biasanya benda yang berupa bangunan, seperti gedung. Alat
penangkal petir terdiri atas batang logam runcing yang disimpan di
atap bangunan, lempeng logam tembaga yang tertanam dalam tanah
sekitar kedalaman 2 meter, dan kawat penghantar sebagai penghubung
batang logam dan lempeng tembaga. Bagian ujung penangkal terbuat
dari logam yang merupakan konduktor. Aliran ion positif dari logam
yang runcing ini menuju ke awan sehingga dapat mengurangi muatan
listrik induksi pada atap bangunan dan menetralkan beberapa muatan
listrik negatif pada awan. Ini dapat mengurangi kesempatan atap
gedung tersambar petir. Jika petir masih menyambar, kawat
penghantar pada alat ini menjadi jalan untuk elektron-elektron
bergerak menuju ke dalam tanah tanpa merusak bangunan.
Gambar 14. Prinsip kerja penangkal petir
2.3.8 Aspek Kesehatan dan KeselamatanMRI (Magnetic
ResonanceImaging) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk
memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet
yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan
sinar X, ataupun bahan radioaktif.Berdasarkan dari pengertian
secara fisis,MRI adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan
diagnostik radiologi, yang menghasilkan rekaman gambar potongan
penampang tubuh/organ manusia dengan menggunakan medan magnet
berkekuatan antara 0,064 - 1,5 Tesla (1 tesla = 10000 Gauss) dan
resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.
Dasar dari pencitraan resonansi magnetik (MRI-Magnetic Resonance
Imaging) adalah fenomena resonansi magnetik dari inti benda dimana
sebuah inti benda yang dikenai medan magnet kemudian menghasilkan
gambar benda tersebut.Resonansi magnetik itu sendiri merupakan
getaran inti atom karena adanya penyearahan momen magnetik inti
dari bahan oleh medan magnetik luar dan rangsangan gelombang EM
yang tepat dengan frekuensi gerak gasing inti tersebut.Sebelumnya
telah dijelaskan bahwa medan magnet yang digunakan berkekuatan dari
0,064 - 1,5 tesla. Dari interval tersebut, MRI dibagi menjadi 3
macam yang ditinjau dari kekuatan medan magnetnya:a. MRI Tesla
tinggi( High Field Tesla )memiliki kekuatan di atas 1 1,5 T
b. MRI Tesla sedang(Medium Field Tesla)memiliki kekuatan 0,5
T
c. MRI Tesla rendah(Low Field Tesla)memiliki kekuatan di bawah
0,5 T.
Adapun cara kerja MRI yaitu: 1. Pertama, putaran nukleus atom
molekul ototdiselarikandengan menggunakanmedan magnet yang
berkekuatan tinggi.
2. Kemudian, denyutan/pulsafrekuensiradiodikenakan pada tingkat
menegak kepada garis medan magnet agar sebagian
nukleihidrogenbertukar arah.
3. Selepas itu, frekuensi radio akan dimatikan
menyebabkannukleiberganti padakonfigurasiawal. Ketika ini terjadi,
tenaga frekuensi radio dibebaskan yang dapat ditemukan
olehgegelungyang mengelilingi pasien.
4. Sinyalini dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh
komputer untuk menghasilkan gambar otot.
Dengan ini, ciri-cirianatomiyang jelas dapat dihasilkan. Pada
pengobatan, MRI digunakan untuk membedakan otot patologi
sepertitumurotak dibandingkan otot normal.
Prinsip dasar dari cara kerja suatu MRI adalah Inti atom
Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (yang merupakan kandungan inti
terbanyak dalam tubuh manusia) berada pada posisi acak (random),
ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi
inti atom ini akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada.
Kemudian inti atom Hidrogen tadi dapat berpindah dari tingkat
energi rendah kepada tingkat energi tinggi jika mendapatkan energi
yang tepat yang disebut sebagai energi Larmor. Ketika terjadi
perpindahan inti atom Hidrogen dari tingkat energi rendah ke
tingkat energi yang lebih tinggi akan terjadi pelepasan energi yang
kemudian ini menjadi unsur dalam pembentukan citra atau dikenal
dengan istilahFree Induction Decay (FID).BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1) Listrik statis terjadi karena adanya kumpulan muatan listrik
pada suatu benda. Muatan listrik ada dua yaitu muatan positif dan
muatan negative. Muatan-muatan yang sejenis tolak menolak dan
muatan yang tak sejenis akan tarik menarik. Muatan listrik dapat
dideteksi dengan elestroskop. Listrik dinamis adalah kelistrikan
yang muatannya bergerak atau mengalir. Magnet adalah batu bermuatan
yang memiliki sifat dapat menarik benda yang mengandung partikel
besi. Magnet mempunyai dua kutub yaitu kutub utara dan kutub
selatan. Kutub magnet yang sejenis bila didekatkan akan tolak
menolak dan kutub yang tak sejenis bila didekatkan akan tarik
menarik.2) Hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan yaitu arus
listrik yang mengalir pada kawat akan menghasilkan medan magnet di
sekitar kawat itu dan jika terdapat perubahan medan magnet dalam
sebuah kumparan maka timbul arus induksi pada kumparan itu.3)
Kelistrikan dan kemagnetan dapat diterapkan dalam berbagai aspek
kehidupan, diantaranya:a. Aspek Fisika : Generator.b. Aspek Kimia :
Baterai.c. Aspek Biologi : Propaganda sinyal saraf.d. Aspek
Lingkungan : Polusi udara yang ditimbulkan dari pembangkit listrik
bertenaga fosil..e. Aspek Teknologi : Mesin fotokopif. Aspek
Astronomi : Bumi dan planet berprilaku sebagai magnet raksasa dan
fenomena aurora.g. Aspek Geologi : Fenomena petir.h. Aspek
Kesehatan dan Keselamatan : MRI (Magnetic ResonanceImaging).3.2
Saran
Adapun saran yang diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah
diharapkan pembaca dapat mengkaji lebih lanjut tentang kelistrikan
dan kemagnetan dan kaitannya dengan beberapa aspek ilmu pengetahuan
sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi masyarakat
khususnya bagi mahasiswa program pendidikan IPA.DAFTAR PUSTAKA
Trefil, J. & Hazen, R. 2009. The Science An Itegrated
Approach. 6th Edition. United States: George Masen
University_1477658082.unknown
_1477658477.unknown
_1477639875.unknown