Top Banner
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr, Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat kesehatan yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan yang diberikan oleh Bapak Dosen Agust Arthur Laya, SKM,M.Kes mengenai Limbah Cair. Tak lupa juga shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Kami sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah ini dapat lebih baik dari sebelumnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Billahifii sabililhaq fastabiqulkhairat Wassalamualaikum Wr, Wb 1
47

Makalah Limbah Cair

Aug 11, 2015

Download

Documents

Maria M Patty
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Limbah Cair

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat kesehatan yang

diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Kesehatan

Lingkungan yang diberikan oleh Bapak Dosen Agust Arthur Laya, SKM,M.Kes

mengenai Limbah Cair. Tak lupa juga shalawat dan salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Kami sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan

dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang

membangun dari para pembaca agar makalah ini dapat lebih baik dari sebelumnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita semua.

Billahifii sabililhaq fastabiqulkhairat

Wassalamualaikum Wr, Wb

Penyusun

1

Page 2: Makalah Limbah Cair

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................ 1

Daftar Isi ........................................................................ 2

BAB I. Pendahuluan ……………………………………………… 3

BAB II. Pembahasan ........................................................................ 4

A. Ekskreta Manusia ..........................................................……….. 4

B. Air Limbah ……………………………………………… 17

C. Limbah Industri ……………………………………………… 24

BAB III. Penutup ………………………………………………. 31

A. Kesimpulan ………………………………………………. 31

B. Saran ……………………………………………….. 31

Daftar Pustaka ……………………………………………….. 32

2

Page 3: Makalah Limbah Cair

BAB I

PENDAHULUAN

Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Adapun sampah (waste) adalah zat-

zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah

maupun sisa-sisa proses industri.

Secara umum limbah dapat dibagi menjadi :

1. Human excreta (feses dan urine)

2. Sewage (air limbah)

3. Industrial waste (bahan buangan dari sisa proses industri).

3

Page 4: Makalah Limbah Cair

BAB II

PEMBAHASAN

Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Adapun sampah (waste) adalah zat-

zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah

maupun sisa-sisa proses industri.

Secara umum limbah dapat dibagi menjadi :

1) Human excreta (feses dan urine)

2) Sewage (air limbah)

3) Industrial waste (bahan buangan dari sisa proses industri).

A. EKSKRETA MANUSIA

Ekskreta manusia (human excreta yang terdiri atas feses dan urine) merupakan hasil

akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan

dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak

dibutuhkan tersebut berbentuk tinja dan air seni (urine).

Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, kedua jenis kotoran manusia tersebut dapat

menjadi masalah yang sangat penting. Pembuangan tinja secara layak merupakan

kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan. Pembuangan tinja secara layak merupakan

kebutuhan kesehatan yang paling diutamakan. Pembuangan tinja secara tidak baik dan

sembarangan dapat mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah, atau menjadi sumber

infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena penyakit yang tergolong

waterborne disease akan mudah berjangkit.

Ekskreta manusia merupakan sumber infeksi dan juga merupakan salah satu penyebab

terjadinya pencemaran lingkungan. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi

masalah tersebut agar tidak menjadi ancaman bagi kesehatan lingkungan.

Di negara berkembang, masih banyak terjadi pembuangan tinja secara sembarangan

akibat tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan di bidang kesehatan lingkungan

4

Page 5: Makalah Limbah Cair

yang kurang, dan kebiasaan buruk dalam pembuangan tinja yang diturunkan dari

generasi ke generasi. Kondisi tersebut terutama ditemukan pada masyarakat di pedesaan

dan di daerah kumuh perkotaan.

Bahaya terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat pembuangan kotoran secara

tidak baik adalah pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan dan

perkembangbiakan lalat. Sementara itu, penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat

keadaan diatas, antara lain tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing,

hepatitis viral dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta infeksi parasit

lain. Penyakit tersebut bukan saja menjadi beban pada komunitas (dilihat dari angka

kesakitan, kematian dan harapan hidup), tetapi juga menjadi penghalang bagi tercapainya

kemajuan di bidang sosial dan ekonomi. Pembuangan kotoran manusia yang baik

merupakan hal yang mendasar bagi keserasian lingkungan.

Kotoran dari manusia yang sakit atau sebagai carrier dari suatu penyakit dapat menjadi

sumber infeksi. Kotoran tersebut mengandung agens penyakit yang dapat ditularkan pada

pejamu baru dengan perantara lalat.

Komposisi tinja manusia terdiri dari atas :

Zat padat;

Zat organik;

Zat anorganik.

Kuantitas tinja ditinjau dari beberapa faktor yaitu :

Keadaan setempat;

Faktor fisiologi;

Kebudayaan;

Kepercayaan.

Dalam sehari, orang Asia rata-rata mengeluarkan 200-400 gram tinja, sedangkan orang

Eropa mengeluarkan 100-150 gram tinja. Menurut McDonald, di daerah tropis

pengeluaran tinja berkisar antara 280-350 gram/orang/hari dan urine berkisar antara 600-

1.130 gram/orang/hari. Perkiraan pengeluaran tinja gram/orang/hari menurut M.B. Gotan

dapat dilihat dalam Tabel.

5

Page 6: Makalah Limbah Cair

gram/orang/hari

Tinja 135-270 35-70

Urine 1.000-1.200 50-70

Total 1.135-1.470 85-140

Untuk mengurangi pencemaran karena tinja diperlukan suatu cara pembuangan tinja yang

memenuhi persyaratan sanitasi dan akan memberikan manfaat secara langsung maupun tidak

langsung. Manfaat secara langsung adalah penurunan insidensi penyakit tifoid abdominalis,

kolera, disentri basiler, dan sebagainya. Adapun manfaat tidak langsungnya adalah

peningkatan kondisi kebersihan lingkungan yang akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sehingga terjadi penurunan insidensi penyakit yang ditularkan melalui air

tercemar atau penyakit yang penyebabnya memiliki hubungan tidak langsung dengan air

tercemar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi penyakit dari tinja antara lain :

1. Agens penyebab penyakit

2. Reservoir

3. Cara menghindar dari reservoir

4. Cara transmisi dari reservoir ke pejamu potensial

5. Cara penularan ke pejamu baru

6. Pejamu yang rentan (sensitif).

Apabila salah satu faktor diatas tidak ada, penyebaran tidak akan terjadi. Pemutusan rantai

penularan juga dapat dilakukan dengan sanitation barrier.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran jarak yang aman antara lubang kakus

dengan sumber air minum :

1. Faktor hidrobiologi

a. Kedalaman air tanah.

b. Arah dan kecepatan aliran tanah.

c. Lapisan tanah yang berbatu dan berpasir memerlukan jarak yang lebih jauh

dibandingkan dengan jarak yang diperlukan untuk daerah yang lapisan tanahnya

terbentuk dari tanah liat.

6

Page 7: Makalah Limbah Cair

2. Topografi tanah

Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah dan sudut kemiringan

tanah.

3. Metereologi

Di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak sumur harus lebih jauh dari kakus.

4. Jenis mikroorganisme

Bakteri patogen lebih tahan pada tanah basa dan lembab. Cacing dapat bertahan pada

tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan pada tanah yang kering

hanya dapat bertahan selama 1 bulan.

5. Kebudayaan

Terdapat kebiasaan masyarakat yang membuat sumur tanpa dilengkapi dengan

dinding sumur.

6. Frekuensi pemompaan

Akibat makin banyaknya air sumur yang diambil untuk keperluan orang banyak, laju

aliran air tanah menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan.

METODE PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA

Metode pembuangan kotoran manusia secara umum dapat dibagi menjadi dua, unsewered

area dan sewered area.

a. Unsewered Areas

Metode unsewered area merupakan suatu cara pembuangan tinja yang tidak

menggunakan saluran air dan tempat pengolahan air kotor. Di dalam metode ini,

terdapat beberapa pilihan cara, antara lain :

1. Service type (conservacy system)

2. Non-service type (sanitary latrines)

a. Bore hole latrine

b. Dug well or pit latrine

c. Water seal type of latrines

1. PRAI type

2. RCA type

d. Septic tank

e. Aqua privy

f. Chemical closet

7

Page 8: Makalah Limbah Cair

3. latrines suitable for camps and temporary use

a. Shallow trench latrine

b. Deep trench latrine

c. Pit latrine

d. Bore hole latrine

1. Service Type (Conservancy System)

Metode pengumpulan tinja dari ember-ember khusus oleh manusia disebut service

type dan kakusnya disebut service latrines. Kotoran diangkut ke pembuangan akhir

dan dimusnahkan dengan metode composting dan ditanam dalam lubang yang

dangkal. service latrines selain selain tidak sehat juga dapat menyebabkan

pencemaran yang tentunya memfasilitasi siklus penyakit yang ditularkan melalui

feses (faecalborne). Kotoran di dalam lubang dangkal itu mudah diakses oleh lalat

dan kemungkinan menyebabkan pencemaran pada tanah dan air. Ember dan

wadahnya mudah mengalami korosi dan perlu sering diganti. Operasi pengosomgan

ember tidak selalu memuaskan, disamping adanya kesulitan untuk mengumpulkan

pekerja yang cocok yang diperlukan dalam pengumplan tinja. Karena kesulitan

tersebut, sebaiknya di pergunakan sistem sanitary latrines di dalam pembuangan

kotoran manusia.

2. Non-Service Type of Latrines (Sanitary Latrines)

Di dalam sistem sanitary latrines ini, ada beberapa teknik yang dapat kita gunakan,

antara lain :

1. Bore hole latrine

Bore hole latrine terdiri dari lubang dengan diameter 30-40 cm yang digali

secara vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman 4-8 k, paling sering 6 m.

Alat khusus yang disebut auger dibutuhkan untuk menggali lubangnya. Pada

tanah yang lunak dan berpasir, lubang dilapisi dengan bambu untuk mencegah

agar tanahnya tidak runtuh. Plat dengan lubang di tengah dan lubang untuk

berpijak diletakkan di atas lubang hasil pengeboran tersebut. Sistem ini

ditujukan bagi keluarga yang beranggotakan 5-6 jiwa dan dapat dipakai

selama 1 tahun. Cara ini juga sesuai untuk keluarga tetapi tidak sesuai untuk

umum karena kapasitasnya kecil. Jika isinya sudah mencapai 50 cm dari

permukaan tanah, plat dapat diangkat dan lubang ditutup dengan tanah.

8

Page 9: Makalah Limbah Cair

Lubang baru dapat dibuat kembali dengan cara yang sama. Kotoran dalam

lubang akan dipurifikasi oleh bakteri anaerobik yang akan mengubahnya

menjadi massa yang tidak berbahaya.

Keuntungan dari kakus bore hole ini antara lain :

Tidak memerlukan pembersihan setiap hari untuk memindahkan tinja.

Lubangnya gelap dan tidak cocok bagi lalat untuk berkembang biak.

Bila lokasinya 15 m dari sumber air, tidak akan menimbulkan

pencemaran pada air.

Sistem ini sekarang tidak cocok lagi karena beberapa alasan berikut :

Lubang tersebut cepat penuh karena kapasitasnya kecil.

Alat khusus (auger) yang dibutuhkan untuk membuatnya tidak selalu

tersedia.

Banyak tempat yang lapisan tanahnya lunak sehingga sulit menggali

lubang lebih dalam dari 3 meter. Selain itu, banyak juga daerah yang

berair dan memiliki lapisan permukaan yang lebih tinggi sehingga

pembangunan sistem semacam ini justru dapat mencemari permukaan

tanah.

2. Dug well latrine

Dug well latrine merupakan pengembangan dari bore hole latrine. Metode ini

dilakukan dengan cara membuat lubang berdiameter sekitar 75 cm dengan

kedalaman 3-3,5 m. Di daerah dengan tanah berpasir, kedalamannya 1,5-2 m.

Lubang dapat dilapisi dengan bambu untuk mencegah runtuhnya tanah.

Setelah plat dipasang di atas lubang, lubang ditutup dengan super structure

(rumah-rumahan).

Manfaat tipe ini, antara lain :

1) Mudah dibuat dan tidak membutuhkan alat khusus seperti auger.

2) Bisa digunakan lebih lama karena kapasitasnya lebih besar yaitu

selama 5 tahun untuk 4-5 orang.

Bila lubang telah penuh, lubang baru dapat dibuat. Kerja dug well latrine ini

sama dengan bore hole latrine, yaitu secara anaerob digestion.

9

Page 10: Makalah Limbah Cair

3. Water Seal Type of Latrine

Water seal ini dibuat untuk dua fungsi penting, yaitu mencegah kontak dengan

lalat dan mencegah bau busuk. Sistem ini lebih bisa diterima oleh masyarakat

desa daripada sistem bore hole latrine.

Keuntungan kakus jenis ini, antara lain :

Memenuhi syarat estetika.

Dapat ditempatkan di dalam rumah karena tidak bau sehingga

pemakaiannya lebih praktis.

Aman untuk anak-anak.

Adapun persyaratan di dalam penerapan sistem water seal latrine, antara lain :

i. Lokasinya sekitar 15 m dari sumber air dan sebaiknya berada pada

daerah yang lebih rendah dari sumber air untuk mencegah kontaminasi

bakteri pada sumber air.

ii. Memiliki plat untuk jongkok dibuat dari bahan yang mudah dicuci,

cepat bersih, dan kering. Plat ini terbuat dari beton/semendengan

ukuran 90 x 90 x 5 cm. Ada kemiringan 0,5 inci pada wadahnya untuk

memudahkan aliran ke dalam kakus.

iii. Memiliki wadah (pan) yang ditujukan untuk menampung tinja, urine

dan air. Panjangnya 42,5 cm, lebar bagian depan 12,5 cm dan bagian

yang terlebar adalah 20 cm.

iv. Memilik perangkap (trap) yang terbuat dari pipa dengan diameter 7,5

cm yang dihubungkan dengan pas di atas dan menyimpan air yang

penting untuk water seal. Water seal adalah jarak antara titik tertinggi

air didalam perangkap dan titik terbawah air ada pada permukaan atas

perangkap. Kedalaman water seal pada RCA latrine adalah 2 cm.

Water seal dapat mencegah bau dan masuknya lalat.

v. Jika lubang yang digali terletak jauh dari plat tempat jongkok, dapat

disiapkan sebuah pipa penghubung antara keduanya dengan diameter

sekitar 7,5 cm dan panjangnya sekurang-kurangnya1 m serta berujung

bengkok. Tipe ini disebut tipe indirect (tidak langsung). Pada tipe

direct (langsung), pipa penghubung tidak digunakan. Tipe langsung

paling baik pada daerah yang tanahnya keras dan tidak mudah runtuh.

Tipe langsung lebih murah dan mudah dibuat serta memerlukan

10

Page 11: Makalah Limbah Cair

ruangan yang kecil. Kelebihan dari tipe indirect adalah bahwa jika

lubang telah penuh, lubang kedua dapat dibuat hanya dengan

mengubah arah pipa penghubung. Oleh karena itu, tipe indirect lebih

disukai.

vi. Memiliki dug well latrine yang biasanya berdiameter sekitar 75 cm

dengan kedalaman 3-3,5 cm. Pada tanah yang lembut dan memiliki

kandunga air yang tinggi, bamabu dapat digunakan untuk mencegah

runtuhnya tanah.

vii. Memiliki super structure (rumah-rumahan) yang sengaja dibangun

untuk menyediakan kebebasan pribadi dan tempat berlindung.

viii. Di dalam pemeliharaannya, kakus ini hanya digunakan untuk

kepentingan yang dimaksudkan dan tidak untuk pembuangan bahan-

bahan lain. Platnya harus sering dibersihkan dan dijaga agar selalu

kering dan bersih.

4. Septic Tank

Septic tank merupakan cara yang memuaskan dalam pembuangan ekskreta

untuk sekelompok kecil rumah tangga dan lembaga yang memiliki persediaan

air yang mencukupi, tetapi tidak memiliki hubungan dengan sistem penyaluran

limbah masyarakat.

Desain utama dari septic tank antara lain :

1) Kapasitas septic tank bergantung pada jumlah pemakai. Kapasitas 20-

30 galon/orang dinjurkan untuk penggunaan rumah tangga. Kapasitas

untuk rumah tangga itu tidak berlaku untuk septic tank yang ditujukan

untuk kepentingan umum (kapasitas minimal 50 galon/orang).

2) Ukuran panjang biasanya 2 kali lebar.

3) Kedalaman lubang antara 1,5-2 m.

4) Kedalaman cairan dianjurkan hanya 1,2 m.

5) Ruangan udara minimal 30 cm di antara titik tertinggi cairan di dalam

tank dengan permukaan bawah penutup.

6) Dasar dibuat miring ke arah lubang pengeluaran.

7) Memliki lubang air masuk dan keluar, terdapat pipa masuk dan keluar.

8) Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang

sama.

9) Periode retensi septic tank dirancang selama 24 jam.

11

Page 12: Makalah Limbah Cair

Mekanisme Kerja Septic Tank. Pertama, benda padat yang ada diuraikan

oleh bakteri anaerob dan jamur menjadi senyawa kimia yang sederhana. Tahap

pertama dalam proses purifikasi tersebut dinamakan anaerobic digestion.

Cairan yang keluar melalui pipa pengeluaran disebut affluent. Cairan tersebut

mengandung bakteri, kista, telur cacing dan bahan-bahan organik dalam

bentuk cair maupun suspensi. Bahan-bahan organik kemudian dioksidasi

menjadi hasil akhir yang stabil seperti nitrat dan air. Tahap tersebut dinamakan

tahap oksidasi anaerobik. Kedua tahapan tersebut berlansung dalam septic

tank. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan :

Penggunaan air sabun dan desinfektan seperti fenol sebaiknya

dihindari karena dapat membunuh flora bakteri di dalam septic tank.

Penumpukan endapan lumpur mengurangi kapasitas septic tank

sehingga isi septic tank harus dibersihkan minimal sekali setahun.

Septic tank baru sebaiknya diisi dahulu dengan air sampai saluran

pengeluaran, kemudian dilapisi dengan lumpur dari septic tank lain

untuk memudahkan proses dekomposisi oleh bakteri.

5. Aqua Privy (Cubluk Berair)

Fungsi aqua privy sama dengan septic tank dan telah banyak digunakan di

berbagai negara. Kakus ini memiliki bak yang kedap air. Bentuk tangkinya

sirkuler atau rektanguler. Pembuatan kakus ini dilakukan dengan cara

membuat lubang pada tanah dengan diameter 80-120 cm dan dalam 2,5-8 m.

Dindingnya diperkuat dengan batu atau bata dan dapat ditembok agar tidak

mudah runtuh. Lama pemakaian dapat mencapai 5-15 tahun. Jika tinja sudah

mencapai 50 cm dari permukaan tanah, cubluk dipandang sudah penuh.

Cubluk yang sudah pernuh ditimbun dengan tanah dan dibiarkan selama 9-12

bulan. Setelah itu, isi cubluk dapat diambil untuk digunakan sebagai pupuk,

sedangkan lubangnya dapat dipergunakan kembali. Jika cubluk yang satu

sudah penuh dan ditimbun, cubluk yang baru dapat dibuat.

Tinja mengalami proses perifikasi berupa anaerobik digestion yang akan

menghasillkan gas kotor. Dengan demikian perlu dibuat ventilasi untuk

mengeluarkannya. Air yang keluar dari saluran pengeluaran berbahaya karena

mengandung bahan-bahan tinja berbentuk suspensi yang dapat berisi agens

12

Page 13: Makalah Limbah Cair

parasit atau infeksi. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan

kakus semacam ini :

Jangan pernah memasukkan desinfektan ke dalam kakus karena dapat

mengganggu proses pembusukan yang emngakibatkan cubluk cepat

penuh.

Setiap minggu, kakus sebaiknya diberi minyak tanah untuk mencegah

nyamuk bertelur di dalamnya.

Agar tidak terlalu bau, kakus dapat diberi kapur barus.

Kakus ini hanya baik dibangun di tempat yang banyak mengandung air.

6. Chemical Closet

Kloset ini terdiri dari tanki metal yang berisi cairan desinfektan (kaustik soda)

yang juga ditambah dengan bahan penghilang bau. Tempat duduk diletakkan

langsung diatas tanki. Tidak ada yang boleh dimasukkan ke dalam kloset

kecuali kertas toilet. Jika air dimasukkan ke dalam kloset, cairan kimia yang

ada di dalamnya akan mengalami pengenceran sehingga kloset tidak berfungsi

sebagaimana mestinya. Tinja dapat dicairkan dan disterilisasi dengan bahan

kimia. Setelah beberapa bulan penggunaan kloset kimia, isi kloset harus

dibuang. Chemical closet ini banyak digunakan dalam sarana transportasi,

misalnya kereta api dan pesawat terbang.

3. Latrines Suitable for Camps and Temporary Use

Kakus ini dipakai untuk kebutuhan sementara (perkemahan dan tempat pengungsian).

Ada beberapa jenis kakus semacam ini, di antaranya :

1) Shallow trench latrine

Kakus ini memiliki lebar 30 cm dan dalam 90-150 cm. Panjangnya bergantung

pada jumlah penggunanya (sekitar 3-3,5 m untuk 100 orang). Saluran yang

terpisah harus dibuat untuk laki-laki dan perempuan. Timbunan tanah harus

tersedia di sisi setiap kakus karena setiap kali menggunakan kakus ini,

penggunanya harus menutup sendiri kotorannya dengan tanah. Kakus ini

ditujukan untuk penggunaan dalam waktu singkat. Jika isi saluran sudah

mencapai 30 cm di bawah permukaan tanah, kakus ini harus ditutup. Jika

perlu, dibuat saluran baru lagi.

2) Deep trench latrine

Kakus ini digunakan dalam jangka waktu lebih lama yaitu beberapa minggu

sampai beberapa bulan. Ukuran kedalamannya mencapai 1,8-2,5 m, sedangkan

13

Page 14: Makalah Limbah Cair

lebarnya 75-90 cm. Penyediaan tempat berjongkok akan bergantung pada

kebiasaan setempat. Kakus ini dilengkapi dengan rumah kakus untuk privasi

dan perlindungan.

b. Sewered Areas

Pada sistem pembuangan limbah cair yang menerapkan water carriage system atau

sewerage system, pengumpulan dan pengangkutan ekskreta dan air limbah dari

rumah, kawasan industri dan perdagangan dilakukan melalui jaringan pipa dibawah

tanah yang disebut sewers ke tempat pembuangan akhir yang biasanya dibangun di

ujung kota. Sistem tersebut merupakan metode di dalam pengumpulan dan

pengangkutan kotoran manusia dari kota-kota yang berpenduduk padat.

Terdapat 2 tipe sistem sewered areas antara lain :

a) Sistem kombinasi (combined sewer)

Pada sistem kombinasi, sewer membawa air permukaan dan air limbah dari

rumah tangga dan lainnya dalam satu saluran.

b) Sistem terpisah (separated sewer)

Pada sistem sewer terpisah, air permukaan tidak masuk ke dalam sewer.

Sistem terpisah dianjurkan dan dewasa ini menjadi pilihan. Hambatan di

dalam penerapannya adalah mahalnya biaya pembuatan sistem ini.

Cara pembuangan tinja mempergunakan sistem saluran air (water carriage system)

dan pengolahan limbah (sewage treatment) merupakan perwujudan persyaratan

sanitasi yang harus dipenuhi dalam pembuangan tinja. Persyaratan sanitasi tersebut

antara lain :

a) Tinja tidak mengotori permukaan tanah.

b) Tinja tidak mencemari air tanah.

c) Tinja tidak mengotori air permukaan.

d) Kotoran tidak boleh terbuka agar tidak dapat dicapai lalat atau binatang.

e) Tinja tidak menyebarkan bau busuk dan mengganggu estetika.

f) Penerapan teknologi tepat guna :

Penggunaan mudah

Konstruksi murah

Pemeliharaan mudah

Water Carriage System

14

Page 15: Makalah Limbah Cair

Water carriage system memiliki elemen-elemen sebagai berikut :

1. Sistem pipa bangunan (household sanitary fittings)

Sistem ini terdiri atas :

a. water closet

b. urinal

c. wash basin

2. Saluran pipa pembuangan dari rumah (house sewers)

Pembilasan toilet, saluran pembuangan dan air kotor memasuki saluran rumah

melalui intermediate connection yang dikenal sebagai pipa tanah (soil pipe).

Pipa tanah ini menghubungkan saluran pembuangan dari house fitting ke

house drain (saluran rumah). Pipa itu juga berfungsi sebagai ventilasi luar

(outlet ventilator) untuk gas-gas kotor. House drain biasanya berdiameter 10

cm dan terletak kira-kira 15 cm di bawah tanah. House drain akan

menyebabkan kotoran mengendap sebelum masuk ke dalam pipa utama.

3. Pipa pembuangan di jalan (street sewer)

Pipa utama ini berdiameter tidak kurang dari 22,5 cm sementara pipa yang

lebih besar berdiameter 2-3 meter. Pipa ini diletakkan di atas semen kira-kira 3

m di bawah tanah. Pipa utama ini menerima kotoran dari beberapa rumah dan

mengangkutnya ke pembuangan akhir.

4. Peralatan saluran (sewers appurtenance)

Peralatan saluran ini terdiri atas manholes (lubang selokan) dan trap

(perangkap) yang dipasang pada sistem pembuangan air kotor. Manholes

merupakan bangunan yang bermuara ke dalam sewer system yang diletakkan

pada titik pertemuan 2 sewer atau lebih dan pada jarak 100 m lurus. Lubang

ini memungkinkan manusia masuk ke dalam saluran untuk memriksa,

memperbaiki dan membersihkannya. Pekerja yang memasuki manholes dapat

mengalami keracunan dan sesak nafas.

Trap merupakan alat yang dirancang untuk mencegah masuknya gas-gas kotor

ke dalam rumah dan untuk memisahkan pasir dan bahan-bahan lain dari

saluran. Trap diletakkan dalam 3 situasi berikut :

a. Di bawah basin (baskom) WC.

b. Di titik masuknya permukaan air limbah ke dalam saluran.

c. Di titik persambungan antara saluran rumah dan saluran umum.

15

Page 16: Makalah Limbah Cair

Instalasi pembuangan air kotor ini sangat kompleks dan membutuhkan

pernecanaan, rancangan, konstruksi, operasi dan administrasi yang

membutuhkan keahlian khusus. Namun, sistem ini dapat melayani satu

generasi (30 tahun).

B. AIR LIMBAH

Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah

tangga, industri dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-

bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu

kelestarian lingkungan.

1. Sumber Air Limbah

Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain :

a. Rumah tangga

Contoh : air bekas cucian, air bekas memasak, air bekas mandi, dan sebagainya.

b. Perkotaan

Contoh : air limbah dari perkantoran, perdagangan, selokan, dan dari tempat-

tempat ibadah.

c. Industri

Contoh : air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat dan pabrik karet.

Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan organik sehingga

memudahkan di dalam pengolahannya. Sebaliknya, limbah industri lebih sulit

pengolahannya karena mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat organik

yang bersifat toksik.

Volume air limbah yang dihasilkan pada suatu masyarakat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain :

a. Kebiasaan manusia

Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang dihasilkan.

b. Penggunaan sistem pembuangan kombinasi atau terpisah

Pada sistem kombinasi, volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih

per kapita, sedangkan pada sistem terpisah volume limbah mencapai rata-rata 25-

50 galon per kapita.

c. Waktu

16

Page 17: Makalah Limbah Cair

Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi bergantung

pada waktu dalam sehari dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung

menggunakan air yang menyebabkan air limbah semakin banyak, sedangkan di

tengah hari volumenya lebih sedikit, dan di malam hari agak meningkat lagi.

2. Karakteristik Air Limbah

Ada beberapa karakteristik khas yang dimiliki air limbah seperti berikut ini :

a) Karakter fisik

Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya

mencapai 0,1 % dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang

volumenya bervariasi antara 100-500 mg/L. Apabila volume suspensi padat

kurang dari 100 mg/L, air limbah disebut lemah. Sedangkan bila lebih dari 500

mg/L disebut kuat.

b) Karakter kimia

Air limbah biasanya bercampur dengan zat kimia anorganik yang berasal dari

air bersih dan zat organik dari limbah itu sendiri. Saat keluar dari sumber, air

limbah bersifat basa. Namun, air limbah yang sudah lama atau membusuk

akan bersifat asam karena sudah mengalami kandungan bahan organiknya

telah mengalami proses dekomposisi yang dapat menimbulkan bau yang tidak

sedap.

Komposisi campuran dari zat-zat itu berupa :

Gabungan dengan nitrogen misalnya urea, protein atau asam amino.

Gabungan dengan non-nitrogen misalnya lemak, sabun, atau

karbohidrat.

3. Parameter Air Limbah

Berikut beberapa parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah :

1) Kandungan zat padat (total solid, suspending solid, disolved solid)

2) Kandungan zat organik

3) Kandungan zat anorganik (mis. P, Pb, Cd, Mg)

4) Kandungan gas (mis. O2, N, CO2)

5) Kandungan bakteri (mis. E. Coli)

6) Kandungan pH

7) Suhu

Pengukuran Kadar Oksigen dalam Air Limbah

17

Page 18: Makalah Limbah Cair

Berikut beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur kandungan oksigen

dalam air limbah.

a. Chemical Oxygen Demand

Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk

mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air secara

sempurna.

b. Biochemical Oxygen Demand

Boichemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh

bakteri untuk melakukan proses dekomposisi aerobik terhadap bahan organik

dari larutan, di bawah kondisi suhu tertentu (umumnya 200 C) dan waktu

tertentu (umumnya 5 hari). Hasil pengukuran BOD dinyatakan dalam mg/L.

Kebutuhan BOD bervariasi antara 100-300 mg/L. Apabila hasil pengukuran

menunjukkan angka lebih dari 300 mg/L, BOD dikatakan kuat, sedangkan bila

kurang dari 100 mg/L disebut lemah.

4. Dampak Pembuangan Air Limbah

Air limbah yang tidak menjalani pengolahan yang benar tentunya dapat

menimbulkan dampak yang tidak di inginkan. Dampak tersebut, antara lain :

1) Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang

digunakan oleh manusia.

2) Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan air.

3) Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerogi dan zat anorganik)

4) Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air sehingga

terjadi penyumbatan yang dapat menimbulkan banjir.

5. Pengelolaan Air Limbah

Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan

dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan

rencana pengelolaan yang baik. Adapun tujuan pengelolaan dari air limbah itu

sendiri, antara lain :

1) Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.

2) Melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air.

3) Menghindari pencemaran tanah permukaan.

4) Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vector penyakit.

18

Page 19: Makalah Limbah Cair

Sementara itu, sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi

persyaratan berikut :

1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.

2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.

3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air

didalam penggunaannya sehari-hari.

4. Tidak dihinggapi oleh vector atau serangga yang menyebabkan penyakit.

5. Tidak terbuka dan harus ditutup.

6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelola air limbah, di

antaranya :

a. Pengenceran ( disposal by dilution)Air limbah di buang ke sungai, danau atau laut agar mengalami pengenceran.

Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami. Namun, cara

semacam ini dapat mencemari air permukaan dengan bakteri pathogen, larva

dan telur cacing., serta bibit penyakit lain yang ada di dalam air limbah itu.

Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan berikut harus

dipenuhi :

1. Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.

2. Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang dari

30-40 kali.

3. Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus

mengalir ( tidak boleh stagman) agar tidak menimbulkan bau.

b. CesspoolBentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk pembuangan

air limbah. Dibuat pada tanah yang porous (berpasir) agar air buangan mudah

meresap ke dalam tanah. Bagian atas ditembok agar tidak tenbus air. Apabila

cesspool sudah penuh (kurang lebih 6 bulan), lumpur didalamnya dapat diisap

keluaratau dari semula dibuat cesspool secara berangkai, sehingga bila yang

satu penuh, air akan mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan

sumur air bersih adalah 45 meter dan minimal 6 meter dari pondasi rumah.

c. Sumur resapan (seepage pit)Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah yang telah

mengalami pengolahan dalam sistem lain, misalnya dari aqua privy atau septic

19

Page 20: Makalah Limbah Cair

tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal mengalami peresapan kedalam tanah.

Sumur resapan ini dibuat pada tanah yang porous, dengan diameter 1-2,5 m

dan kedalaman 2.5 m. lama pemakaian dapat mencapai sekitar 6-10 tahun.

d. Septic tankSeptic tank menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelolaq air limbah walu biayanya mahal, rumit dan memerlukan tanah yang luas.Septic tank memiliki 4 bagian antara lain :

1) Ruang pembusukan Dalam ruangan ini, air kotor akan tertahan 1-3 hari dan akan mengalami

penguraian oleh bakterti pembusuk yang akan menghasilkan gas, cairan

dan lumpur. Gas dan cairan akan kedalam dosing camber melalui pipa.

Lumpu akan masuk ke ruang lumpur.

2) Ruang lumpurRuang lumpur merupakan tempat penampung lumpur apabila ruang sudah

penuh, lumpur dapat dipmpa keluar.

3) Dosing chamberDalam dosing chamber terdapat siphon Mc Donald’s yang berfungsi untuk

mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar merata.

4) Bidang resapanBidang ini akan mnyerap cairan keluar dari dosing chamber dan

menyaring bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang minimal

bidang resapan ini 10 m dan dibuat pada tanah porous.

e. Sistem Riool (sewage)Sistem riool menampung semua air kotor dari rumah maupun dari perusahaan,

dan terkadang menampungn kotoran dari lingkungan. Apabila dipakai untuk

menampung air hujan, sisteo riool ini disebut combined system, sedangkan jika

bak penampung air hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Agar

tidak merugikan kepentingan lain, air kotor dialirkan ke ujung kotak, misalnya

ke daerah peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air kotor itu masih

memerlukan pengolahan.

Proses pengolahan yang dilakukan antara lain :

1) Penyaringan (screening)

Penyaringan ditujukan untuk menangkap benda-benda yang terapung di

atas permukaan air.

2) Pengendapan (sedimentation)

20

Page 21: Makalah Limbah Cair

Pada proses ini air limbah, dialirkan ke dalam bak besar (sand trap)

sehingga aliran menjadi lambat dan lumpur serta pasir mengendap.

3) Proses biologis

Proses ini menggunakan mikroba untuk memusnahkan zat organic di

dalam limbah baik secara aerob maupun anaerob.

4) Disaring dengan saringan pasir (sand filter)

5) Desinfeksi

Desinfeksi dengan kaporit (10 kg/1 juta liter air limbah) untuk membunuh

mikroba pathogen.

6) Pengenceran

Terakhir, air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut sehingga

mengalami pengenceran.

Semua proses pengolahan air limbah ini dilakukan dalam suatu instalasi khusus

yang dibangun di ujung kota.

Cara Lain Pengelolaan Air Limbah

Pengolahan air limbah juga dapat dilakukan dengan cara berikut ini :

1. Dilution (pengenceran)

2. Irrigation

3. Self purification (kolam oksidasi), yang terdiri dari pengendapan, dekomposisi,

recovery, dan clean water.

4. Pengolahan air limbah secara primer dan sekunder.

Pengolahan secara primer terdiri atas :

a. Screen (saringan). Kotoran yang besar disaring.

b. Grit Chamber. Detritus berupa lapisan air, kerikil dan pasir, aliran air diperlambat

dengan grit channel.

c. Primary sedimentation tank. Endapan crudge sludge dialirkan ke sludge digestion

tank dan menghasilkan gas metana.

d. Cairan yang tertinggal dialirkan sebagai primary effluent ke pengolahan sekunder.

Pengolahan sekunder terdiri dari:

a. Cairan yang berasal dari primary treatment dialirkan ke bak biological treatment

kemudian dialirkan ke tangki pengendapan terakhir (final sedimentation tank).

Dari total volume endapan lumpur aktif (activated sludge) yang dihasilkan, 25%-

21

Page 22: Makalah Limbah Cair

nya akan digunakan kembali sehingga dimasukkan lagi ke dalam tangki aerasi,

sedangkan yang 75%-nya akan dibuang ke laut, ditimbun rawa-rawa, atau

dijadikan pupuk.

b. Air yang tertinggal cukup jernih sehingga dapat langsung disalurkan ke badan-

badan air setelah mengalami proses klorinasi.

c. Crudge sludge dialrkan ke sludge digestion tank untuk diubah menjadi gas

metana yang akan digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.

d. Endapan lumpur dalam sludge digestion tank dikeringkan dengan alat pengering

lumpur.

Purifikasi Air Limbah

Tujuan purifikasi air limbah, antara lain :

1. Untuk menstabilkan bahan-bahan organic melalui proses stabilisasi. Materi akan

diurai oleh bakteri menjadi bahan-bahan sederhana yang tidak akan

didekomposisi.

2. Untuk menghasilkan effluent yang bebas dari keadaan patogen.

3. Air dapat digunakan tanpa menimbulkan resiko gangguan kesehatan.

Dekomposisi materi organik di dalam air limbah terjadi melalui proses aerob dan

anaerob, seperti berikut :

a. Proses aerobProses aerob merupakan proses yang paling efisien untuk menurunkan kandungan

materi organic di dalam air limbah. Proses ini memerlukan pasokan oksigen

terlarut dalam kontinu. Bahan-bahan organic dipecah menjadi bahan-bahan yang

lebih sederhana, seperti karbondioksida, air, amoniak, nitrit, nitrat, dan sulfat

melalui kerja bakteri, jamur dan protozoa.

b. Proses anaerobProses ini sangat efektif untuk air limbah yang mengandung banyak benda padat.

Reaksi dekomposisi anaerob berlangsung lebih lambat dan sangant kompleks.

Produk akhir dari dekomposisi tersebut adalah metana, ammonia, CO2, dan H2.

22

Page 23: Makalah Limbah Cair

Dalam melakukan purifikasi air limbah, terdapat 3 cara berikut yang dapat dipilih :

1. Modern sewage treatment, terdiri dari :

a. Pengolahan primer, yang meliputi screening, grift chamber, dan primary

sedimentation.

b. Pengolahan sekunder, yang meliputi biological treatment, secondary

sedimentation, dan klorinasi.

2. Traditional sewage treatment (oxidation pond)

3. Land treatment atau sewage farming. Metode ini memanfaatkan sebidang

tanah yang dikelinlingi parit berisi air limbah yang mengalir secara intermiten.

Tanah tersebut ditanami tumbuhan semacam kentang dan pohon buah-buahan.

Air Limbah Rumah Tangga

Air limbah rumah tangga (sullage) adalah air limbah yang tidak mengandung ekskreta

manusia yang dapat berasal dari buangan kamar mandi, dapur, air cuci pakaian, dan

lain-lain yang mungkin mengandung mikroorganisme patogen. Volume air limbah

rumah tangga bergantung pada pemakaian air penduduk setempat. Penggunaan air

untuk keperluan sehari-hari mungkin kurang dari 10 liter per orang didaerah yang

sumber airnya berasal dari keran umum, sedangkan di daerah yang sumber airnya

berasal dari sumur pompa atau sambungan rumah sendiri, penggunaan air dapat

mencapai 200 liter per orang. Implikasi dan dampak kesehatan akibat pembuangan air

limbah rumah tangga bergantung pada :

1. Teknologi yang dimanfaatkan

2. Volume air limbah

3. Iklim setempat

4. Jenis tanah

5. Kondisi air

Ada 5 cara pembuangan air limbah rumah tangga, yaitu :

1) Pembuangan umum, yaitu melalui tempat penampungan air limbah yang terletak di

halaman.

2) Digunakan untuk menyiram tanaman kebun.

3) Dibuang ke lapangan peresapan.

4) Dialirkan ke saluran terbuka

23

Page 24: Makalah Limbah Cair

5) Dialirkan ke saluran tertutup atau selokan.

Setiap cara tersebut memiliki implikasi kesehatan yang berbeda-beda. Pembuangan

melalui tempat-tempat penampungan air limbah di halaman akan memberikan tempat

bagi perkembangbiakkan serangga seperti Culex pipiens selain menghasilkan lumpur

dan kondisi yang tidak saniter karena dekat dengan sumur air bersih. Halaman juga

sering dijadikan arena bermain anak-anak, bahkan tidak jarang digunakan untuk

tempat buang air besar yang memungkinkan telur cacing untuk tidak cepat matang

sehingga potensi untuk menularkan penyakit tetap besar.

Air limbah yang mengandung mikroorganisme patogen dan berasal dari pembersihan

kamar mandi mungkin dapat menginfeksi anak-anak yang sedang bermain di

halaman. Di daerah yang volume air limbah dan angka kepadatan rumahnya masih

rendah, pembunagan air limbah di luar rumah dapat menimbulkan bahaya bagi

kesehatan manusia.jika kondisi tanah kurang dapat ditembus air, sementara

penggunaan air atau kepadatan rumah tinggi, metode pembuangan air limbah yang

memenuhi syarat mutlak diperlukan.

Penggunaan air limbah dengan cara dimanfaatkan untuk penyiraman sayur-sayuran di

kebun dekat rumah memberikan dampak negatif yang lebih kecil terhadap kesehatan.

Namun, pemanfaatan tersebut jangan sampai membentuk genangan air karena dapat

menjadi tempat perkembangbiakkan nyamuk.

C. Limbah Industri

Limbah industry (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari pabrik yang

biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya. Selain itu limbah cair

juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga didalam proses

pengolahannya, air harus di buang. Jenis-jenis industri yang menghasilkan limbah cair

antara lain, industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, minyak kelapa sawit,

baju dan besi, minyak goreng, kertas, tekstil, kaustik soda, elektor plating, plywood,

tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan pewarna, daging, dll.

Limbah cair industri mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya

yang dikenal dengan sebutan B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini

dirumuskan sebagai bahan yang dalam jumlah relative sedikit tetapi mempunyai

potensi untuk mencemarkan dan merusak kehidupan dan sumber daya. Apabila

24

Page 25: Makalah Limbah Cair

ditinjau secara kimia, bahan-bahan tersebut mengandung 60.000 jenis bahan kimia

dari 5 juta jenis bahan kimia yang sudah dikenal.

Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung pada jenis dan

karakteristiknya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mengingat sifat,

karakteristik dan akibat yang ditimbulkan limbah di masa sekarang maupun di masa

yang akan datang, diperlukan langkah-langkah pencegahan, penanggulangan, dan

pengelolaannya secara efektif.

Air dan pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut maupun

mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerapkali air dari pabrik berwarna

keruh dan temperaturrnya tinggi.

Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya mempunyai sifat

tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan ciri yang dapat diidentifikasi

secara visual maupun melalui pemeriksaan laboratorium. Identifikasi secara visual

dapat diketahui melalui kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan, dan

indikasi lain. Sementara itu, identifikasi secara laboratorium diatandai dengan

terjadinya perubahan sifat kimia air karena air telah mengandung bahan kimia yang

beracun dan berbahaya dalam konsentrasi yang melebihi batas yang dianjurkan.

Jumlah limbah yang dikeluarkan masing-masing industri bergantung pada hasil

produksi yang dihasilkan beserta jenis produknya. Sebagai gambaran, industri pulp

dan rayon menghasilkan limbah air sebanyak 30 meter kubik setiap ton pupl yang

diproduksi. Contoh lainnya, industri ikan dan makanan laut menghasilkan limbah air

berkisar antara 79-500 meter kubik per hari, sedankan industri pengolahan crumb

rubber menghasilkan antara 100-1000 meter kubik limbah per hari.

Sifat-Sifat Limbah Cair Industri

Berdasarkan persenyawaan yang ditemukan dalam air buangan industri, sifat limbah

cair tersebut dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik fisika, kimia dan

karakteristik biologinya. Pengamatan mengenai karakteristik ini penting untuk

menetapkan jenis parameter pencemar yang terdapat di dalamnya. Sifat kimia dan

25

Page 26: Makalah Limbah Cair

masing-masing parameter dapat menunjukkan akibat yang akan ditimbulkan terhadap

lingkungan.

Berikut karakteristik yang dimilki limbah cair industri :

Karakteristik Fisik

Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam limbah cair industri, antara

lain :

a. Padatan

Berasal dari bahan organik maupun anorganik, baik yang larut, mengendap

maupun yang berbentuk suspensi. Pengendapan di bagian dasar air akan

mengakibatkan terjadinya pendangkalan pada badan dasar penerima, selain

menyebabkan tumbuhnya tanaman air tertentu, seperti enceng gondok, juga

berbahaya bagi makhluk hidup lain dalam air. Banyaknya padatan

menunjukkan banyaknya lumpur yang terkandung dalam air limbah.

b. Kekeruhan

Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang menyebabkan pembiasan cahaya

ke dalam air. Kekeruhan akan membatasi pencahayaan ke dalam air. Sifat ini

terjadi karena adanya bahan yang terapung maupun yang teruarai seperti

bahan organik, jasad renik, lumpur, tanah liat, dan benda lain yang melayang

maupun terapung. Nilai kekeruhan air dikonversikan ke dalam ukuran SiO2

dalam satuan mg/l. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listrik dan

makin tinggi pula kepadatannya.

c. Bau

Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat

organik untuk menghasilkan gas tertentu. Bau juga timbul karena reaksi kimia

yang menimbulkan gas. Kuat lemahnya bau yang ditimbulkan bergantung

pada jenis dan banyaknya gas yang dihasilkan.

d. Temperatur

Temperatur air limbah akan memengaruhi badan penerima apabila terdapat

perbedaan suhu yang cukup besar. Temperatur juga dapat memengaruhi badan

penerima apabila terdapat perbedaan suhu yang cukup besar. Temperatur juga

26

Page 27: Makalah Limbah Cair

dapat memengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air.

Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimia dan biologi pada benda padat

dan gas dalam air. Pada suhu yang tinggi terjadi pembusukan dan penambahan

tingkatan oksidasi zat organik.

e. Daya hantar listrik

Daya hantar listrik merupakan kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik,

yang tercermin dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat

pengukuran. Konduktivitas limbah cair dalam mengalirkan arus listrik

bergantung pada mobilitas ion dan kadar yang terlarut di dalam limbah

tersebut (senyawa organik > konduktor senyawa organik).

f. Warna

Warna timbul akibat terdapatnya suatu bahan terlarut atau suatu suspensi

dalam air, sehingga bahan pewarna tertentu yang mengandung logam berat.

1) Karakteristik Kimia

Bahan kimia yang terdapat dalam air akan menentukan sifat baik air baik dalam

tingkat keracunan maupun bahaya yang ditimbulkannya. Secara umum sifat air

dipengaruhi oleh bahan kimia organik dan anorganik.

a. Bahan kimia organik

Karbohidrat dan protein

Minyak dan lemak

Pestisida

Fenol

Zat warna dan surfaktan

b. Bahan kimia anorganik

Klorida

Fosfor

Logam berat dan beracun

Nitrogen

Sulfur

2) Karakteristik Biologi

Virus

Pengolahan Limbah Cair Industri

27

Page 28: Makalah Limbah Cair

Pengolahan limbah cair industri dapat dibagi menjadi dua, pengolahan menurut tingkat

perlakuan dan pengolahan menurut karakteristiknya.

1. Pengolahan Berdasarkan Tingkat Perlakuan

Menurut tingkatan prosesnya, pengolahan limbah dapat digolongkan menjadi 5

tingkatan. Namun, tidak berarti bahwa semua tingkatan harus dilalui karena pilihan

tingkatan proses tetap bergantung pada kondisi limbah yang diketahui dari hasil

pemeriksaan laboratorium. Dengan mengetahui jenis-jenis parameter dalam limbah,

dapat ditetapkan jenis peralatan yang dibutuhkan. Beriktu beberapa tahap pengolahan

air limbah.

a) Prapengolahan (pretreatment)

Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak mudah berkarat dan berukuran kurang

lebih 30 x 30 cm untuk debit air 100 m2/jam sudah cukup baik. Untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik, saringan dapat dipasang secara seri sebanyak

dua atau tiga saringan. Ukuran messnya (besar lubang kawat tikus) dapat

dibandingkan dengan kawat kasa penghalang nyamuk. Saringan tersebut diperiksa

setiap hari untuk mengambil bahan yang terjaring. Contoh bahan-bahan yang

terjaring dapat berupa padatan terapung atau melayang yang ikut bersama air.

Bahan lainnya adalah lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.

b) Pengolahan primer (primary treatment)

Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap padatan halus atau zat warna

terlarut maupun tersuspensivyang tidak terjaring pada penyaringan terdahulu. Ada

dua metode utama yang dapat dilakukan yaitu pengolahan secara kimia dan fisika.

Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara mengendapkan bahan padatan

melalui penambahan zat kimia. Reaksi yang terjadi akan menyebabkan berat jenis

bahan padatan menjadi lebih besar daripada air. Tidak semua reaksi dapat berlaku

untuk semua senyawa kimia (terutama senyawa organik).

Pengolahan secara fisika dilakukan melalui pengendapan maupun pengapungan

yang ditujukan untuk bahan kasar yang terkandung dalam air limbah.

Pengapungan dilakukan dengan memasukkan udara ke dalam air dan menciptakan

gelembung gas sehingga partikel halus terbawa bersama gelembung ke permukaan

air. Sementara itu, pengendapan (tanpa penambahan bahan kimia) dilakukan

dengan memanfaatkan kolam berukuran tertentu untuk mengendapkan partikel-

partikel dari air yang mengalir di atasnya.

c) Pengolahan sekunder (secondary treatment)

28

Page 29: Makalah Limbah Cair

Tahap ini melibatkan proses biologis yang bertujuan untuk menghilangkan bahan

organik melalui proses oksidasi biokimia. Di dalam proses biologis ini, banyak

dipergunakan reaktor lumpur aktif dan trickling filter.

d) Pengolahan tersier (tertiary treatment)

Pengolahan tersier merupakan tahap pengolahan tingkat lanjut yang ditujukan

terutama untuk menghilangkan senyawa organik maupun anorganik. Proses pada

tingkat lanjut ini dilakukan melalui proses fisik (filtrasi, destilasi, pengapungan,

pembekuan, dan lain-lain), proses kimia (absorbsi karbon aktif, pengendapan

kimia, pertukaran ion, elektrokimia, oksidasi dan reduksi), dan proses biologi

(pembusukan oleh bakteri dan nitrifikasi alga).

2. Pengolahan Berdasarkan Karakteristik

Proses pengolahan berdasarkan karakteristik air limbah dapat dilakukan secara :

a. Proses fisik, dapat dilakukan melalui :

Pengahancuran

Perataan air (mis. Mengubah sistem saluran dan membuat kolam)

Penggumpalan (mis. Menggunakan aluminium sulfat dan terrosulfat)

Sedimentasi

Pengapungan

Filtrasi

b. Proses kimia, dapat dilakukan melalui :

Pengendapan dengan bahan kimia

Pengolahan dengan lagoon atau kolam

Netralisasi

Penggumpalan atau koagulasi

Sedimentasi (misalnya dengan discrete setting, floculant setting, dan zone

setting)

Oksidasi dan reduksi

Klorinasi

Penghilangan klor (biasanya menggunakan karbon aktif atau natrium

sulfat)

Pembuangan fenol

Pembuangan sulfur

c. Proses biologi, dapat dilakukan dengan :

Kolam oksidasi

29

Page 30: Makalah Limbah Cair

Lumpur aktif (mixed liquid suspended solid, MLSS)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Adapun sampah (waste) adalah zat-

zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah

maupun sisa-sisa proses industri.

30

Page 31: Makalah Limbah Cair

Secara umum limbah dapat dibagi menjadi :

1) Human excreta (feses dan urine)

2) Sewage (air limbah)

3) Industrial waste (bahan buangan dari sisa proses industri).

Dimana di setiap jenis limbah memiliki cara pengolahan yang berbeda-beda.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Budiman, Chandra. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Cetakan I. EGC :

Jakarta.

31