Top Banner
MAKALAH KEMISKINAN DKI JAKARTA KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yng telah memberikan rahmat dan hidahnya, sehingga penulis dapat menyelasikan makalah inio tepat pada waktun yang telah ditetapkan dengan topic yang dipilih “kemiskinan” . Adapun makalah ini disusun untukmemenuhi persyaratan nilai untuk mata kuliah ekonomi pembangunan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan selama menyasun makalah ini yaitu kepada dosen mata kuliah besserta dosen pengampuh mata kuliah ekonomi pembangunan serta pihak – pihak yang telah membantu dalam penyusunan maupun pengumpulan informasi untuk makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna disebabkan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis,oleh sebab itu mengharapkan saran dan kritik dalam menyempurnakan laporan ini. Bekasi,28 Desember 2009 Anisa Riski Amelia
24

Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

Jun 25, 2015

Download

Documents

asukunyuk
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

MAKALAH KEMISKINAN DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yng telah memberikan rahmat dan

hidahnya, sehingga penulis dapat menyelasikan makalah inio tepat pada waktun yang

telah ditetapkan dengan topic yang dipilih “kemiskinan” . Adapun makalah ini disusun

untukmemenuhi persyaratan nilai untuk mata kuliah ekonomi pembangunan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan

selama menyasun makalah ini yaitu kepada dosen mata kuliah besserta dosen pengampuh

mata kuliah ekonomi pembangunan serta pihak – pihak yang telah membantu dalam

penyusunan maupun pengumpulan informasi untuk makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna disebabkan terbatasnya

pengetahuan dan pengalaman penulis,oleh sebab itu mengharapkan saran dan kritik

dalam menyempurnakan laporan ini.

Bekasi,28 Desember 2009

Anisa Riski Amelia

penulis

Page 2: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan……………………………………………………………… 1

Bab 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kemiskinan 2

2.2 Penyebab Kemiskinan 3

2 3dampak kemiskinan terhadap masyarakaat………………………… 4

2.4 strategi pengentasan kemiskinan………………………………….. 5

2.5 kebijaksanaan dasar pengentasan kemiskinan……………………. 5

Bab 3 PEMBAHASAN

3.1 gambaran kondisi Provinsi DKI Jakarta 7

3.2 kondisi kemiskinan di wilayah DKI Jakarta 7

3.3 contoh masalah kemiskinan di wilayah DKI Jakarta 8

Bab 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan 16

4.2 Saran 16

DAFTAR REFERENSI 17

Page 3: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Study mengenai jumlah kemiskinan di Indonesia telah berusaha di ungkap oleh BPS

sejak tahun 1984. Penelitian BPS tentang kemiskian absolute menyatakan bahwa dewasa

ini penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan dengan menggunakan criteria

pengeluaran per kapita perbulan.

Sedangkan menurut data dari BPS Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan

Maret 2009 sebesar 323,17 ribu orang (3,62 persen). Dibandingkan dengan penduduk

miskin pada Maret 2008 sebesar 379.6 ribu orang (4,29 persen), berarti jumlah penduduk

miskin turun sebesar 57,45 ribu (0,67 persen).

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa laju penurunan jumlah pendusuk miskin begitu

cepat di pedesaan di banding di perkotaan di sebabkan oleh adanya arus urbanisasi dari

desa ke kota. Kendatipun harus diakui bahwa secara agregat penurunan jumlah penduduk

miskin tersebut sebagai dampak langsung maupun tidak langsug dari berbagai

kebijaksanaan penmbangunan yang telah dilaksanakan selama ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini akan dijelaskan secara lebih spesifik mengenai masalah-masalh

kemiskinan di daerah DKI Jakarta dan bagaiman cara mengatasi atau menaggulangi

maslah kemiskinan diantaranya kebijakan untuk maslah kemiskinan,dan bagaimana

kemiskinan mempengaruhi kjesejahteraan masyarakat si Indonesia.

I.3 TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalh ini adalah untuk menambah pengetahuan penulis mengenai

masalah – masalh perekonomian di Indonesia khususnya maslah kemiskinan . Selain itu

mkialah ini digunkan sebagai salah satui syarat memperoleh nilai pada mata kuliah

Ekonomi Pembangunan.

BAB II

Page 4: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

KAJIAN PUSTAKA

II.1 KONSEP KEMISKINAN

Kemiskinan adalah keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri

sesuai dengan taraf hidup kelompoknya dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga,

mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut

Tiga dimensi (aspek atau segi) kemiskinan,yaitu:Pertama, kemiskianan multidimensi

artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskiananpun memiliki

banyak aspek. Diliahat dari kebijakan umum kemmiskinan meliputi aspek primer yang

berupa mikin akan asset-aset, organisaisi politik dan pengetahuan serta keterampilan san

aspek yang sekunder yang berupa miskin jaringan social dan sumber-sumber keuangan

dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut memanifestasikan dirinya dalam

bentuk kekurangan gizi,air dan perumahan yang tidak sehat dan perawatan kesehatan

yang kurang baik serta pendisikan yamg juga kurang baik.

Kedua, Aspek kemiskinan tadi saling berkaitn baik secara maupun tidak langsung. Hal ini

berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salh satu aspek dapat mempengaruhi

kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.

Ketiga, bahwa yang miskin adalah manusianya baik secara individual mupun kolektif.

Kita seering mendengar perkataan kemiskinan pesesaan (rural proferty) dan sebagainya,

namun ini bukan desa atau kota, an sich yang mengalami kemiskianan tetapi orang –

orang atau penduduk atau juga manusianya yang menderita miskin jadi miskin adalah

orang-orangnya penduduk atau manusianya

Adapun cirri-ciri kemiskinan pada umumnya adalah. Pertama pasda umumya mereka

tidak memiliki factor produksi seperti tanah modal ataupun keterampilan sehingga

kemmpuan untuk memperoleh pendapatan menjadi terbatas. Kedua mereka tidak

memmiliki kemungkinan untk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri.

Ketiga tingkat poendidikan rendah waktu mereka tersita untuk mencari nafkah dan

mendapatkan pendapatan penghasilan. Keempat kebanyakan mereka tinggal di pedesaan.

Kelima mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak didujung oleh

keterampilan yang memadai.

II.2 PENYEBAB KEMISKINAN

Page 5: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

Pada umumnya di Negara Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan adalah sebagai

berikut:

• Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia

Seperti kita ketahui lapangan pekerjaan yang terdapat di Indonesia tidak seimbang

dengan jumlah penduduk yang ada dimana lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan

dengan jumlah penduduknya. Dengan demikian banyak penduduk di Indonesia yang

tidak memperoleh penghasilan itu menyebabkan kemiskinan di Indonesia

• Tidak meratanya pendapatan penduduk Indonesia

Pendapatan penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan relative

tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada sebagian penduduk di

Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih. Ini yang diusebut tidak meratanya

pendapatan penduduk di Indonesia.

• Tingakat pendidikan masyarakat yang rendah

Banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pendidikan yang di butuhkan oleh

perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja. Dan pada umumya untuk memperoleh

pendapatan yang tinggi diperlukan tingkat pendidikan yang tinggi pula atau minimal

mempunyai memiliki ketrampilan yang memadai dehingga dapat memp[eroleh

pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan dehari-hari sehingga kemakmuran

penduduk dapat terlaksana dengan baik dan kemiskinan dpat di tanggulangi.

• Kurangnya perhatian dari pemerintah

Masalah kemiskinan bisa dibilang menjadi maslah Negara yang semakin berkembang

setiap tahunnya dan pemerintah sampai sekarang belum mampu mengatasi masalah

tersebut. Kureangnya perhatian pemerintah akan maslah ini mungkin menjadi salah satu

penyebnya.

II.3 DAMPAK DARI KEMISKINAN TERHADAP MASYARAKAT

Banyak dampak yang terjadi yang disebabkan oleh kemiskinan diantaran adalah sebagai

berikut:

• Kesejahteraan masyarakat sangat jauh dari sangat rendah

Page 6: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

Ini berarrti dengan adanya tingkat kemiskian yang tinggi banyak masyarakat Indonesia

yang tidak memiliki pendapatan yang mencukupi kebutuhan hidup masyarakat.

• Tingkat kematian meningkat, ini dimksudkan bahwa masy6arakat Indonesia banyak

yang menagalmi kemtain akibat kelaparan atau melakukan tindakan bunuh diri karena

tidak kuat dalam menjalani kemiskinan yang di alami.

• Banyak penduduk Indonesia yang kelaparan karena tidak mampu untuk membeli

kebutuhan akan makanan yang merka makan sehari-hari

• Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah) ini menyebnabkan masyarakat si

Indonesia tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk memperoleh pekerjaan dan tidak

memiliki keterampilan yang cukup untuk memperoleh pendapatan

• Tingakat kejahatan meningkat , Masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk memperoleh

pendapatan dengan cara-cara kejahatan karena dengan cara yang baik mereka tidak

mempunyai modal yaitu ilmu dan ketermpilan yang cukup.

II..4 STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN

Kemiskian timbul karena ada sebagian masyarakat yang belum ikut serta dalam

pembanguna sehingga belum dapat menikmati hasil pembangunan secara memadai.

Keadaan ini disebabkan oleh ketrbatasan dalam kepemilikan dan penguasaan factor

produksi sehingga kemampun masyarakat dalam menghasilkan dan menikmati hasil-hasil

pembangunan belum merata dan belum seimbang. Oleh sebab-sebabitu upaya

pengembangan kegiatan ekonomi kelompk masyarakat berpendapatan rendah senantiasa

ditempatkan sebagi prioritas utama. Sejalan dengan itu,m penyedia factor produksi

termsuk modal dan kemampuan peningkatan kemampuan masyarakat menjadi landasan

bagi berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan

Pelaksanaan pembangunan nasional yang dijhabarkan dalam program pembangunan

sektoral,regional dan khusus. Pembangunan baik secara langsung maupun tidak langsung

dirancang untk memecahkan maslah kemiskinan.

II.5 KEBIJKASANAAN DASAR PENGENTASAN KEMISKINAN

Page 7: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

Kebijaksaaan penanggulangan kemiskianan dapat di kategorikan menjadi dua yaitu

kebijaksanaan:

1. Kebijaksanaan tidak lansung

Kebijaksanaan tidak lansung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin

kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan

anatara lain adalah suasana social politik yang tentera,ekonomi yang stabil dan budaya

yang berkembang. Upaya penggolongan ekonomi makro yang yang berhati-hati melalui

kebijaksanaan keuangan dan perpajakan merupakan bagian dari upaya menaggulangi

kemiskinan. Pengendalain tingkat inflasi diarahkan pada penciptaan situsasi yang

kondusif bagi upaya penyediaan kebutuhan daasar seperti

sandang,pangan,papan,pendidikan,dan kesehatan dengan harga yang terjangkau oleh

penduduk miskin.

2. Kebijaksanaan langsung

Kebijaksaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan peroduktifitas

sumber daya manusi,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah,melalui

penyediaan kebutuhan dasar seperti sandang pangan papan kesehatan dan

pendidikan,serta pengembangan kegiatan-kegiatan social ekonomi yang bekelanjutan

untuk mendorong kemandirian golangan masyarakat yang berpendapatan rendah.

Pemenuhan kebutuhan dasar akan memberiakn peluang bagi penduduk miskin untuk

melakukan kegiatan social – ekonomi yang dapat memberikan pendapatan yang

memadai. Dalam hubungan ini,, pengembangan kegiatan social ekonomi rkyat

diprioritaskan pada pengembangan kegiatan social ekonomi penduduk miskin di desa-

desa miskin berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan

permodalan yang didukung sepenuhnya dengan kegiatan pelatih yang terintegrasi sejak

kegiatan penghimpunan modal,penguasaan teknik produksi,pemasaran hasil dan

pengelolaan surplus usaha.

BAB III

PEMBAHASAN

Page 8: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

III.1 GAMBARAN KONDISI WILAYAH DKI JAKARTA

DKI Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia yang memiliki jumlah penduduk pada

tahun 2008 sebesar 9.15 juta jiwa sehimgga Jakarta merupkan salah satu kota terpadat di

wilayah Negara Indonesia

Dengan jumlah penduduk yang banyak maka DKI Jakarta mempunyai banyak masalah

kependudukan yang salah satunya adalah masalah kemiskinan yang kurun tahun

jumlahnya selalu meningkat.

Dan salah satu penyebab kemiskinan adalah kurngnya lapangan pekerjaan yang tersedia

di wilayah DKI Jakarta menurut data BPS Pada tahun 2008 jumlah angkatan kerja

sebesar 4,77 juta orang dan bukan angkatan kerja 2,18 juta orang tetapi jumlah lapangan

pekerjaan yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja yang ada.

III.2 KONDISI KEMISKINAN DI WILAYAH DKI JAKARTA

Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2009 sebesar 323,17 ribu

orang (3,62 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2008 sebesar

379.6 ribu orang (4,29 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 57,45 ribu

(0,67 persen). Keadaan ini dapat terjadi karena salah satu penyebabnya adalah adanya

deflasi pada bulan januari sampai maret sebesar 0,13%

Dari data BPS pula dapat dikatakan bahwa kemiskinan dari tahun-ketahun secara umum

dikatakan meningkat. Hl ini dapat dilihat dari table prosentase jumlah kemiskinan dari

tahun 1996-2008

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia

Menurut Daerah 1996-2008

II.3 CONTOH KASUS KEMISKINAN SAAT INI DI WILAYAH DKI JAKARTA

Page 9: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

Harus diakui, Jakarta mempunyai berbagai program pemberantasan kemiskinan. Akan

tetapi, program itu hanya menjangkau warga miskin ber-KTP DKI. Padahal,banyak

warga miskin pendatang dari daerah-daerah di Jawa, bahkan juga luar Jawa, yang tidak

tercatat sebagai penduduk DKI.

Bagi Yunaedi (37), mengingat bawang berarti mengingat masa-masa hidup bersama

keluarganya yang selalu diwarnai tangisan. Air mata yang merembes bukan karena

percikan air bawang yang memang bisa membikin mata pedas.

Namun, bawang jugalah yang mengiris hatinya. Akhirnya, petani bawang asal Brebes,

Jawa Tengah, itu pun pergi ke Jakarta.

Yunaedi hanyalah petani tanpa lahan. Dia menggarap lahan milik orang lain,yang

disewanya setiap tahun. Namun, biaya produksi bawang kerap taksebanding dengan

harga jual hasil garapannya. "Kalau sudah rugi begitu,keluarga habis-habisan, pada

nangis semua di rumah. Bawang itu begitu.Benar-benar bisa bikin nangis betulan," tutur

Yunaedi mengenang.

Tahun 1999 Yunaedi ke Jakarta dan berjualan nasi goreng. Bersama Sarmah (31) dan dua

anaknya, Yunaedi mengontrak rumah petak dari tripleks di atas Kali Mampang, Jakarta

Selatan. Di sanalah mereka tinggal bersama ratusan jiwa kaum urban miskin lainnya.

Gubuk-gubuk kumuh mereka terjepit di antara permukiman mewah.

Yunaedi hanyalah salah satu potret ketidakberdayaan kaum miskin di Jakarta.Mereka

terus-menerus terpinggirkan secara sistemik. Karena statuskependudukannya ilegal,

Yunaedi pun tak berdaya ketika gagal mengurus kartukeluarga miskin.

Potret kemiskinan di kota memang tak bisa dipandang sederhana sebagaimasalah

perkotaan semata. Kemiskinan pun tak sedatar data statistik, yang Mudah dimanipulasi.

Bagaimana sebenarnya benang kusut kemiskinan di kota ini berawal?

Dian Tri Irawaty dari Divisi Riset dan Pengembangan Konsorsium Kemiskinan Kota

(Urban Poor Consortium/UPC) mencermati, ketidakberdayaan kaum miskin di kota

sudah dimulai sejak hak petani atas tanah di desanya tercerabut. Mereka Yang sejatinya

petani justru tak sanggup mempunyai lahan sendiri.

Page 10: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

Petani seolah dimiskinkan. Salah satu awal mula penyebab kemiskinan di kota adalah

ketika sektor pertanian dikebiri secara sistemik. "Potret kemiskinan di kota hanya salah

satu manifestasi dampak dari pengebirian itu," papar Dian.

Tercerabutnya tanah dari kehidupan petani diperparah dengan mandeknya pelaksanaan

reformasi agraria (land reform) yang diamanatkan Undang-Undang Pokok Agraria

Nomor 5 Tahun 1960. Baru belakangan ini Badan Pertanahan Nasional berusaha

merealisasikan amanat yang telah mati suri puluhan tahun.

Undang-undang itu mengamanatkan pemerintah untuk meredistribusi tanah Negara

kepada para petani penggarap dan petani tak bertanah. Kepemilikan dan penguasaan

tanah pun dibatasi. Semangat perundang-undangan itu tak lain untuk menciptakan

pemerataan dalam kesempatan kegiatan produktif di bidangpertanian.

Namun, Onghokham Institute mencatat, perundang-undangan itu justru mandek sejak

memasuki tahun 1970. Sebaliknya, kemudahan dalam penyediaan tanah untuk kegiatan

investasi dan eksploitasi sumber daya alam dalam skala besar terbuka luas. Akibatnya,

kepemilikan lahan oleh petani terus menyempit. Konversi lahan pertanian terus saja

terjadi.

Kedaulatan petani pun terkebiri dengan diadopsinya gagasan Revolusi Hijau. Akibatnya,

petani terus bergantung pada pupuk kimia, pestisida, dan benih. Ini tentu saja makin

menggemukkan pundi-pundi perusahaan multinasional di sektor pertanian. Sementara,

indeks nilai tukar petani selalu rendah, jika tidak selalu merosot.

"Tak salah bukan kalau lantas mereka berbondong-bondong ke Jakarta mencari hidup?

Mereka tak lagi punya tanah, tak ada sumber penghidupan yang memadai," ujar Dian.

Di Jakarta, ketiadaan hak atas tanah di desa mereka berlanjut dengan tiadanya hak

mereka atas tempat tinggal di Ibu Kota. Mereka pun menempati lahan-lahan ilegal;

bantaran kali, kolong jembatan, kolong jalan tol, hingga tepi rel kereta. Mereka pun

mencari nafkah di kawasan terlarang, bahu jalan, trotoar, juga kawasan parkir. Sebagai

warga ilegal, bayang-bayang kehilangan sumber penghidupan serta tempat bernaung

terus mengancam.

Sama halnya dengan Yunaedi, sebagian besar dari mereka terpaksa menghuni lahan-

lahan yang semestinya bukan untuk permukiman. Bantaran sungai, pinggir rel, kolong

Page 11: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

jembatan, atau tanah-tanah kosong yang belum dibangun oleh pemiliknya adalah pilihan

paling mudah.

Kepala Dinas Kependudukan DKI Jakarta Abdul Kadir menyebut ada puluhan titik

komunitas warga yang menempati daerah terlarang, di antaranya 32 lokasi di Jakarta

Utara. Antara lain di Rawa Bebek, persisnya di kolong jalan tol layang Pluit, Teluk Gong,

Kampung Bandan, Marunda, Tanah Merah, dan jalur hijau di bantaran Cakung Drain.

Jumlah mereka bisa ratusan ribu jiwa. Sebab, di Tanah Merah saja ada 750 keluarga,

sementara di Cakung Drain sekitar 300 keluarga.Digusur Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta mengatasi kemiskinan di kota dengan pendekatan represif. Penertiban.

Permukiman kaum miskin yang kumuh dianggap penyakit dan merusak gemerlapnya

kota. Melalui Peraturan Daerah Nomor 11

Tahun 1988 tentang Ketertiban Umum, kaum miskin kerap diusir. Terbitnya Peraturan

Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan Umum semakin melegalkan penggusuran paksa.

Centre on Housing Rights and Evictions (COHRE), sebuah organisasi dunia diSwiss

yang mengampanyekan hak atas tempat tinggal, menyebut penggusuranpaksa di

Indonesia, khususnya Jakarta, telah mencapai level cukup gawat.

COHRE menempatkan Indonesia sebagai satu dari tujuh negara yang melakukan

penggusuran paling besar di dunia. Sedangkan UPC mencatat, sejak tahun 2000 hingga

2005 saja sebanyak 19.094 keluarga digusur.

"Percuma pemerintah gusur-gusur kami. Mereka kasih uang kerohiman, padahal buat

kami itu uang kezaliman. Kami diusir dari satu tempat, pindah ke tempat lain yang tetap

ilegal," ujar Nenek Dela, pemulung di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara.

Bagi kaum miskin kota ilegal itu, untuk sekadar memiliki hak atas rasa aman di tempat

tinggal saja tak terpenuhi. Mereka pun kesulitan mengakses bantuan

pemerintah. Tempat tinggal yang ilegal membuat mereka pun tak bisa membuat kartu

tanda penduduk. Tertutupnya bermacam akses bagi mereka pada akhirnya membuat

anak-anak mereka pun merana. "Kenapa cuma orang berduit yang boleh datang ke

Jakarta. Yang miskin dikejar-kejar tramtib," kata Nenek Dela.

Dian mengemukakan, alangkah tidak adilnya ketika berbagai pembangunan sejumlah

gedung yang terbengkalai tidak berlanjut, dibiarkan begitu saja.

Page 12: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

Gedung-gedung menganggur itu malah kerap dijadikan tempat pesta disko (rave party)

kaum muda Jakarta. Mal pun terus dibangun meski banyak yang sepi pengunjung.

Sementara, banyak warga miskin yang membutuhkan sekadar sepetak tempat tinggal

layak hanya bisa gigit jari.

Menurut Dian, masalah kemiskinan di perkotaan memang harus diatasi sejak dari akar

masalahnya. Penuntasan masalah itu harus menjadi tanggung jawabpemerintah pusat

yang menerjemahkannya dalam kebijakan nasional yangprorakyat miskin. Pemerintah

provinsi pun sepatutnya menyikapi persoalan domestik kotanya lebih bijak, bukan justru

menyalahkan si miskin atau si marjinal, yang nekat ke kota.

"Paradigma memandang kemiskinan harus diubah. Bukan salah mereka kalau nekat ke

Jakarta," kata Dian.

Ya, memang bukan maunya si miskin menceburkan diri di Jakarta, lantas

tersesak di antara lautan mal, apartemen, dan berbagai titisan globalisasi.

Rumahku adalah istanaku. Kiranya itu sebutan yang terlontar dari bibir Fatimah. Istana

dimaksud adalah sebuah ruangan berukuran 2 x 3 meter, beralas tanah dan berdinding

kayu. Kontrasnya rumah itu menghadap ke sungai Ciliwung yang airnya mengalir deras

hampir mencapai bibir sungai.

Walau memiliki konstruksi bangunan yang cukup kuat, karena disangga dengan empat

batang kayu, namun di musim hujan kali ini perasaan was was mengintai mereka. "Waktu

banjir datang, rumah ini tidak ada lagi ketutup air," kata Fatimah.

Rumah yang ditinggalinya itu adalah warisan peninggalan suami yang semasa hidup

bekerja sebagai petugas kebersihan sebuah sekolah di Otista, Jakata Timur. Untuk

menggantikan sang suami menghidupi ke 3 anaknya, yang masih dibawah 3 tahun

Fatimah kini bekerja membantu tetangganya mencuci baju dengan penghasilan Rp

15.000 per hari.

Pernah dia membuat usaha berjualan kue ke pasar, namun lantaran tidak ada yang

menjaga ke 3 anaknya, Fatimah kembali menekuni pekerjaan lamanya. Pengalaman sulit

juga dialaminya saat dia harus kehilangan anak ke duanya yang terserang muntahber.

Untuk biaya perawatan di rumah sakit Fatimah sempat mendapat pinjaman dari para

tetangga.

Kemiskinan mewajah pada ratusan keluarga yang bermukim di bantaran kali di daerah

Page 13: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

Bukit Duri, Bidara cina, Kampung Melayu hingga Manggarai, meski dalam banyak hal

pengalaman perempuan seperti Fatimah memperlihatkan wajah kemiskinan yang lebih

luas. Menurut survei Sanggar Akar, lebih dari 65 persen penduduk di wilayah itu

memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Jakarta, 32,97 persen sisanya belum memiliki KTP

karena faktor usia.

Para ahli mendefinisikan kemiskinan sebagai ketiadaan akses pada hal-hal yang vital

dalam hidup. Kemiskinan absolut berarti tak punya akses kepada sumber daya dasar yang

menopang kehidupan, seperti air bersih, tanah, rumah yang layak, benih (bagi petani),

makanan bergizi, pendidikan, pelayanan kesehatan, dan lingkungan yang sehat. Dengan

demikian, kemiskinan absolut tak bisa direduksi dengan penghitungan pendapatan yang

dibuat lembaga-lembaga internasional, yakni dua dollar sehari, atau asupan kalori saja.

Angka-angka itu menegaskan inflasi dan kenaikan harga yang meroket, sementara

pendapatan tidak bergerak.

Tidak ada data yang akurat tentang besaran pendapatan warga Jakarta. Paul McCarthy

dari Bank Dunia dalam Global Report (2003), mengutip sebuah lembaga survei di enam

kota besar di Indonesia, menulis, 22 persen penduduk kota hidup dengan biaya kurang

dari Rp 350.000 per bulan pada tahun 2001. Sekitar 20 persennya hidup dengan sekitar

Rp 350.000 sampai Rp 500.000.

Akan tetapi, mengatakan mereka yang hidup dengan pendapatan di bawah Rp 500.000

per bulan sebagai "miskin" juga terlalu menyederhanakan persoalan karena tidak

menghitung biaya perumahan dan jumlah keluarga.

Kendati begitu, tingkat kemiskinan meningkat dalam konsep kerentanan terhadap

kemiskinan sebagai dampak krisis ekonomi. Bank Dunia mencatat, sekitar 50 persen

rumah tangga di Indonesia tergolong rentan terhadap kemiskinan.

Di kota, tingkat kerentanan itu diperkirakan sekitar 29 persen, jauh lebih rendah dari

kawasan pedesaan yang 59 persen. Data ini menjelaskan mengapa semakin banyak orang

pergi ke kota besar untuk mengais rezeki yang semakin sulit di desa dan di kota-kota

kecil.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi terkaya

di Indonesia dan berada di peringkat tertinggi Indeks Pembangunan Manusia dalam

Laporan Pembangunan Manusia Indonesia tahun 2004. Meski UU Nomor 32 Tahun 2004

Page 14: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

tentang Pemerintahan Daerah sudah diterapkan, berbagai data memperlihatkan masih 65

persen peredaran uang di Indonesia menumpuk di Jakarta.

Bisa dipahami kalau kota ini menjadi semacam tempat "pengungsian" dari kehidupan

yang menekan di tempat lain. Gemerlap Jakarta menjadi seperti lampu neon yang

menarik laron. Laju pertumbuhan penduduknya jauh lebih tinggi dibandingkan data

resmi, menjadikan megacity terbesar di Asia Tenggara ini penuh paradoks mulai tahun

1970-1980, ketika proses industrialisasi masif dimulai.

Mereka yang tergolong kaya bisa membayar makanan sepiring seharga ratusan ribu

rupiah, sementara ribuan orang lainnya memeras keringat untuk Rp 10.000 sehari. Yang

satu menguruskan badan dengan biaya jutaan rupiah, sementara ribuan anak tak bisa

makan tiga kali sehari.

"Itu yang kini tergambar di wijah Jakarta" kata Kasubdit Studies Harga Konsumen Badan

Pusat Statistik Sasmita. Pada awal tahun masyarakat sudah dihantui dengan kenaikan

harga BBM akibat naiknnya harga minyak dunia. Walau bukan karena tekanan, hanya

minyak goreng dan minyak tanah pun kini juga melonjak.

Dengan kondisi ekonomi yang dialami Fatimah dan ketiga anaknya, melonjaknya harga-

harga kebutuhan itu merupakan pukulan telak yang tidak bisa dihindari. Kesulitan yang

akan dialami oleh kaum miskin akan semakin besar. "Jakarta memang barometer

perekonomian Indonsia, enam puluh persen perputaran uang ada di sini, tapi bagi siapa"

ujarnya.

Kaum miskin seperti halnya Fatimah adalah sasaran mudah bagi aksi penggusuran yang

dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI memoles apa yang

disebut sebagai "borok", yakni daerah-daerah kumuh di kota dan meminta pihak swasta

"memodernisasi" kawasan itu dengan bangunan-bangunan modern pusat konsumsi.

Tanah Jakarta seperti tak bisa bernapas, bahkan sungai pun mengecil, dipenuhi bangunan

tinggi, membuat banjir tak terkendali dan wabah penyakit infeksi meluas.

Daerah bantaran sungai seperti tempat tinggal Fatimah merupakan wilayah yang rawan

digusur. Padahal, berdasar data yang dimiliki oleh ketua RT 06 Jafar, ia sudah mendiami

wilayah itu sejak 20 tahun lalu. "Pertama ditinggali oleh lakinya" tuturnya.

Kenyataan ini seperti ironi jika dihadapkan pada pernyataan pejabat tentang komitmen

memberantas kemiskinan. Sebaliknya, mereka terus menciptakan kambing hitam dan

Page 15: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

stigma, membuat bukan kemiskinan yang harus dihadapi, tetapi orang miskin.

Kriminalitas senantiasa dikaitkan dengan kelompok ini. Padahal, isunya adalah lapangan

kerja bagi kelompok urban tanpa keterampilan, di samping semakin terpinggirnya

penduduk asli.

Riset lembaga swadaya masyarakat menyebutkan sekitar 2,8 juta penduduk Jakarta

bermukim di 490 wilayah yang dikategorikan sebagai "kantong kemiskinan". Data

penduduk bervariasi, antara 7,8 juta sampai 12,5 juta, tergantung metodologi yang

digunakan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 KESIMPULAN

Dari makalah yang penulis buat yaitu dari berbagai sumber yang diperoleh maka

diperoleh kesiompulan bahwa DKI Jakarta sampai saat ini belum dapat mengatasi masalh

kemiskinan, Kesimpulan ini diperoleh karena masih besarnya prosentaase kemiskinan

yang ada pada wilayah DKI Jakarta yaitu sebesar 3,62% dari penduduk yang berjumlah

9.15 juta jiwa

Pemerintah DKI Jakarta juga telah banyak melakukan cara-cara pengentasan kemiskinan

tetapi kemiskinan juga belum bisa diatasi dengan baik,hal ini dapat dilihat dari contoh

kasus kemiskinan yang terjadi di wilayah DKI Jakarta.

IV.2 SARAN

Dengan masih besarnya tingkat kemiskinan di wilah DKI Jakarta maka pemerintah

haarus lebih tanggap dalam mengatasi maslah ini. Karena seperti yang kita tau

kemiskinan merupakan slah satu kpenyebab ketidak makmuran masyarakat Indonesia.

Dengan demikian kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah DKI

Jakarta,harus berihak padakaum miskin agar mereka tidak semakin tertindas dengan

masalah kemiskinan yang mereka hadapi

Page 16: Makalah Kemiskinan Dki Jakarta

Selain itu harusnya pemerintah DKI Jakarta dapat memperbanyak sector-sektor usaha

angka pengangguran dapat ditekan karena seperti yanmg kita ketahui pengangguran

merupakan salah satu penyebab kemiskinan.