LAPORAN FAMILY HEALTH NURSING CONCEPT Untuk memenuhi tugas Family Health Nursing AYUNI RIZKA UTAMI 115070200131001 ANDIKA FUSHIGI 115070200131002 DWI AKNES PRAWESTI 115070200131003 ARDIANTA GEDE P 115070200131004 CARINA REGA UTOMO 115070200131005 LISMA DIANA 115070200131006 SRI NUR AINI 115070200131007 ISTY O. KEBAKOLE 115070200131008 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORANFAMILY HEALTH NURSING CONCEPT
Untuk memenuhi tugas Family Health Nursing
AYUNI RIZKA UTAMI 115070200131001ANDIKA FUSHIGI 115070200131002DWI AKNES PRAWESTI 115070200131003ARDIANTA GEDE P 115070200131004CARINA REGA UTOMO 115070200131005LISMA DIANA 115070200131006SRI NUR AINI 115070200131007ISTY O. KEBAKOLE 115070200131008
JURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2013
1
KATA PENGANTARAlhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan
TUGAS PROJECT BASED LEARNING pada blok Family Health Nursing
dengan baik. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Tim
Blok Family Health Nursing yang telah membimbing serta mengajarkan
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas PJBL ini.
Kami menyadari bahwa tugas PJBL yang telah disusun masih jauh
dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi sempurnanya laporan/tugas ini. Semoga hasil
belajar kelompok ini nantinya dapat berguna dan membantu proses
pembelajaran bagi para mahasiswa keperawatan, kami ucapkan terima
kasih.
Malang, 31 Desember 2013
Penulis
2
DAFTAR ISISampul..........................................................................................................Kata Pengantar..........................................................................................2Daftar Isi.....................................................................................................3BAB I : PENDAHULUAN............................................................................4BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................6
A.DEFINISI..........................................................................................6B.TIPE.................................................................................................9C.STRUKTUR....................................................................................17D.FUNGSI..........................................................................................18E. TUGAS...........................................................................................24F. PERKEMBANGAN KELUARGA...................................................35G.PENGARUH KELUARGA..............................................................42
BAB III : PENUTUP..................................................................................46DAFTAR PUSTAKA.................................................................................47
3
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Adapun yang melatarbelakangi penulisan tugas ini merupakan tugas
kelompok untuk mencari dan mempelajari terkait masing-masing tema
PJBL di blok family health nursing ini . Dimana mahasiswa akan
membahas materi, sesuai dengan tema dan batasan masalah yang telah
ditugaskan kepada masing-masing kelompok. Adapun dalam tugas ini
akan dibahas tentang family health nursing concept terdiri dari definisi,
tipe, struktur, fungsi, tugas, perkembangan keluarga, dan pengaruh
keluarga. Hal ini merupakan sebagai bekal calon tenaga kesehatan
khususnya perawat dalam melakukan intervensi dalam lingkup keluarga.
Maka dari itu, sangat diperlukan pengetahuan tentang keluarga, sehingga
saat mengaplikasikan di lapangan dapat menghasilkan secara maksimal.
1.2RUMUSAN MASALAH1.2.1 Definisi
1.2.2 Tipe
1.2.3 Struktur
1.2.4 Fungsi
1.2.5 Tugas
1.2.6 Perkembangan Keluarga
1.2.7 Pengaruh Keluarga
1.3 BATASAN MASALAH Pembahasan difokuskan pada konsep family health nursing
1.4TUJUAN Setelah mempelajari family health nursing concept ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami mulai dari definisi, tipe, struktur,
fungsi ,tugas, perkembangan keluarga, hingga pengaruh keluarga
4
dalam materi family health nursing concept ini dan mampu
mengaplikasikannya pada profesi keperawatan
1.5MANFAATAda beberapa manfaat yang didapat dari materi family health nursing
concept ini yaitu :
Bagi mahasiswa
1. Mampu memahami konsep kesehatan keluarga dari sudut pandang
keperawatan
2. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan keluarga dalam proses
keperawatan
5
BAB IIPEMBAHASAN
2.1DEFINISI
Keluarga didefinisikan bermacam-macam . Definisi mengenai
keluarga berbeda tergantung pada orientasi teoritis " pendefinisi " yaitu
dengan jenis penjelasan profesional menjelaskan tentang keluarga
Misalnya , penulis yang mengikuti orientasi teoritis interactionist melihat
keluarga sebagai tempat untuk interaksi individu , dengan demikian
dimana ini menekankan karakteristik transaksional keluarga yang dinamis.
Penulis yang mendukung perspektif sistem umum mendefinisikan
keluarga sebagai sistem sosial kecil yang terbuka terdiri dari satu set
bagian yang saling bergantung dan dipengaruhi oleh struktur internal dan
lingkungan eksternal .
penulis yg mendukung perspektif postmodern dari pandangan
keluarga yang setiap generasi berikutnya mendefinisikan ulang mengenai
kehidupan keluarga yang baru; bahkan fungsi keluarga paling dasar yakni
reproduksi dilihat sudah tidak berhubungan lagi dengan keluarga, dimana
"pilihan" menjadi konteks utama dimana keluarga dengan ideologi
postmodern ada. oleh sebab itu, ada banyak definisi, dengan teori-teori
membentuk definisi ini dan expekstasi kita terhadap kehidupan keluarga
The US Bureau mendefinisikan keluarga dimana ia menggunakan
orientasi tradisional, yang menjelaskan keluarga sebagai berikut; keluarga
terdiri dari orang-orang yang bergabung melalui ikatan pernikahan, darah,
atau adopsi dan tinggal di rumah yang sama. Setiap definisi mencakup
berbagai macam bentuk keluarga. Beberapa ilmuan berpendapat bahwa
persepsi kita mengenai keluarga saat ini mendefinisikan keluarga dengan
kelas menengah, putih, Model keluarga inti (keluarga sedarah) dan
cenderung ketika melihat keluarga yang tidak sesuai dengan ini dianggap
sebagai suatu yang "menyimpang" (smith.1995)
Whall (1986b), Dalam konsep analisisnya mendefinisikan keluarga
sebagai unit pelayanan keperawatan, mendefinisikan keluarga sebagai
6
"sekelompok dari dua atau lebih individu yang berserikat atau bersatu
merupakan ciri khusus, yang mungkin atau tidak terkait dengan hubungan
darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka
menganggap dirinya sebagai keluarga ". Layanan keluarga amerika juga
mendefinisikan keluarga secara komprehensif yaitu "dua orang atau lebih
yang bergabung melalui ikatan berbagi dan keakraban ". Allen, halus dan
demo (2000) mendefinisikan keluarga yaitu yang ditandai dengan
kelahiran, perkawinan, adopsi, atau pilihan.
Menggabungkan dari semua pendapat mengenai keluarga dari definisi
non-tradisional dimana keluarga dalam teks ini mengacu pada dua atau
lebih orang-orang yang bergabung melalui ikatan berbagi dan kedekatan
emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari
keluarga.
Cara menentukan siapa keluarga individu adalah, adalah dengan
bertanya padanya. Informasi ini kemudian dapat digunakan dalam
memberikan pelayanan kesehatan (hanson, 2001)
Berikut merupakan definisi mengenai keluarga dalam pemahaman tentang
keluarga.
(suami-istri) pernikahan, orang tua, terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak kandung, anak yg diadopsi, atau keduanya langsung
yaitu anak kandung dan adopsi.
keluarga asal atau sebuah keluarga di mana seseorang dilahirkan
keluarga besar, keluarga inti yang terikat darah atau orang lainyang
biasa disebut "kerabat" dan mungkin termasuk kakek-nenek, bibi,
paman, keponakan, dan sepupu.
Banyak ahli menguraikan pengertian tentang keluarga sesuai dengan
perkembangan social yang terjadi di masyarakat. Beberapa ahli tersebut
diantaranya sebagai berikut.
Marilyn M. friedmen (1998) yang menyatakan bahwa keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan
7
atauran dan emosional di mana individu mempunyai perna masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga.
Duval dan logan (1986) menguraikan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembang fisik, mental, emosional, serta social dari tiap
anggota keluarga.
Salvon G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1978) menjelaskan bahwa
keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Dari ketiga pengertian para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik keluarga adalah sebagai berikut :
terdiri dua tau lebih individu diikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi
anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah
mereka tetap memperhatikan satu sama lain
anggota keluarga berinteraksi satu sama laindan masing-masing
mempunyai peran social seperti peran suami, istri, anak, kakak,
dan adik
mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
serta meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan social
anngota keluarga yang lain.
Uraian diatas menunjukkan bahwa keluarga juga merupakan suatu
system. Sebagai suatu system, keluarga mempunyai anggota yaitu ayah,
ibu, dan anak atau semua individu yang tinggal di dalam rumah tangga
tersebut. Anggota keluarga tersebut daling berinteraksi, interelasi, dan
interdepensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan
system yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya
seperti lingkungan (masyarakat). Sebaliknya, sebagai subsistem dari
8
lingkungan (masyarakat), keluarga dapat mempengaruhi masyarakat
(supra system)
(Effendi ferry. 2009)
2.2TIPE
Tidak ada “typical” keluarga America saat ini. Bentuk kelurga yang
bermacam-macam seringnya diklasifikasikan menjadi bentuk tradisional
dan nontradisoinal. Bermacam-macam pembentukan ulang dari
contemporer hidup meliputi campur aduk dari banyak factor seperti
budaya keluarga dan strukturnya: ibu yang bekerja; perceraian, single
parent, keluarga yang menikah kembali,; dan pasangan dari luar negeri.
Karena bentuk keluarga yang berbeda tersebut, di bawah ini akan
dijelaskan tipe keluarga secara umum.
Keluarga Nuklir (The Nuclear Family)
Keluarga nuklir saat ini hampir lenyap. Hal ini dikarenakan banyaknya
perceraian, menikah kembali, melahirkan tanpa ayah, dan hidup bersama
laki isteri (cohabitation) sejak tahun 1965 hingga saat ini. Sehingga, terjadi
bermacam-macam bentuk keluarga selain keluarga nuklir. Yang
berkembang dengan pesat. Menurut U.S. Census 2000, keluarga nuklir
terdiri dari ayah yang bekerja, ibu sebagai ibu rumah tangga, dan anak-
anak merupakan norma tahun 1950 dan tahun 1960 rata-rata seluruh ibu
rumah tangga hanya 8%. Saat ini, hanya terdapat 52% anak-anak di
Amerika yang tinggal dengan type keluarga nuklir. Persentase nya
dipengaruhi oleh ras dan etnik yang bermacam-macam. Sembilan puluh
empat persen anak-anak berkulit putih tinggal dengan “keluarga nuklir
tradisional”, sedangkan 36% dari Afrika Amerika, dan 64% dari Latino
(U.S. Bureau of the Census, 2000).
Type keluarga ini masih muncul menjadi norma keluarga yang ideal,
tetapi bukan norma pada kenyataannya. Menurut survey di Amerika,
9
umumnya masyarakat Amerika masih berharap type keluarga nuklir di
kehidupannya. Namun, juga memiliki toleransi yang tinggi terhadap type
keluarga non tradisional keluarga nuklir.
Dua variasi keluarga nuklir telah berkembang, yaitu kedua orang tua
bekerja dan sedikit anak. Adoptive atau adopsi dan foster family atau
keluarga angkat merupakan type lain dari keluarga nuklir yang tercatat di
literature dengan keadaan dan kebutuhan yang spesifik.
Keluarga dengan pendapatan ganda (The Dual-Earner Family)
Meningkatnya pemberhentian perempuan yang menikah di
perusahaan, mengakibatkan meningkatnya type keluarga ini. 68 %
keluarga sekarang telah berpenghasilan ganda. Dan faktanya, angka yang
paling banyak sekarang keluarga dengan pendapatan ganda ini, baik
dengan maupun tanpa anak. Pada tahun 1995 survey nasional dilakukan
oleh Louis Harris dan hasilnya menunjukkan 55% perempuan yang
berkontribusi setengah atau lebih dari pendapatan keluarga. Serta 48 %
wanita memang ingin untuk bekerja baik setengah hari atau penuh baik
membutuhkan uang atau pun tidak (Walters, 1995).
Pada keluarga dengan pendapatan ganda, tantangan utama terdapat
pada:
1. Mengatur pekerjaan rumah dan perhatian ke anak
2. Memiliki 2 gaji
3. Hubungan di antara keluarga
Ketika porsi bekerja berlebih, beberapa ketidakseimbangan dapat terjadi
seperti pola hubungan seksual suami istri dan tugas perkembangan anak.
Sehingga biasa terjadi peran berlebih dan konflik di dalam pernikahan.
Serta saat anak masih kecil, biasa terjadi ketidakseimbangan antara peran
sebagai orang tua dan saat bekerja.
Tantangan untuk mengatur keluarga yang kedua orang tuanya
sama-sama bekerja bergantung pada jenis pekerjaan dan stress yang
10
dihasilkan dari pekerjaan itu. Stress pekerjaan tidak hanya masalah
pribadi melainkan masalah keluarga. Contohnya, stress akibat pekerjaan
mungkin memiliki efek langsung pada hubungan orang tua dan anak.
Tantangan ketiga yaitu mengatur hubungan di antara keluarga, ini
dipengaruhi oleh dua tantangan sebelumnya, jika “pekerjaan keluarga”
dan atau managemen dari 2 pekerjaan tersebut stressfull makan
hubungan keluarga yang menjadi dampak negative.
Keluarga tanpa Anak (The Childless Family)
Variasi dari type kelarga nuklir tradisional yaitu keluarga tanpa anak.
Sekitar 5 % atau lebih perempuan di Amerika Serikat setelah menikah
dengan sengaja tidak memiliki anak. Diperkirakan akan meningkat sekitar
10% di masa yang akan datang. Hal ini tidak hanya dikarenakan menikah
yang terlambat, pola kemampuan memiliki anak, tetapi juga karena
adanya kesempatan pada wanita untuk berkarir dan pilihan pendidikan.
Keluarga Adopsi (The Adoptive Family)
Adopsi merupakan cara lain untuk membentuk keluarga. Secara legal
memberikan pengasuhan dari lahir ke orang tua adopsi. Keluarga adopsi
baru akan dibuat ketika bayi yang diadopsi sesuai dengan genetic orang
tua adopsi, bayi yang lahir dari wali orang tua, dan bayi yang lahir dari
Cloning embrio ( Coates, 1996)
Orang tua memilih adopsi dengan banyak alasan. Dan yang paling
sering, yaitu orang tua yang tidak memiliki kemampuan secara biologis
untuk memiliki anak, tapi masih ingin memiliki anak. Namun masalah yang
sering muncul pada keluarga adopsi ini yaitu type anak yang berubah
seperti anak dengan kebutuhan khusus. Pada suatu study, keberhasilan
pengasuhan pada anak adopsi dengan kebutuhan khusus di jelaskan
berhubungan dengan hubungan antara keluarga, agen adopsi, pembantu
kesehatan, dan dukungan anggota keluarga informal.
Keluarga yang Membantu Perkembangan (The Foster Family)
11
Merupakan pelayanan kesejahteraan anak dimana anak dipindahkan
dari rumah orang tua biologis untuk memastikan keselamatan, emosi, dan
fisik anak. Anak-anak dipindahkan ke rumah fosterInya ketika orang tua
tidak dapat mengasuh anaknya.
Kualitas dari rumah foster bervariasi, dari sangat rendah hingga sangat
bagus. Anak-anak yang tinggal di rumah foster memiliki risiko tinggi
memiliki fisik yang lemah dan sosioemosional yang tidak stabil apabila
dibandingkan dengan anak-anak yang tidak tinggal dengan keluarga
foster nya. Kebanyakan keluarga yang membantu perkembangan anak ini
adalah kakek dan neneknya.
Kualitas kesehatan dari anak yang diasuh oleh keluarga yang
membantu perkembangannya juga menjadi focus masalah. Banyak
penelitian yang mengkonfirmasikan bahwa anak-anak menjadi depresi
dan stress post trauma. Ini menunjukkan bahwa adopsi lebih baik
daripada membantu perkembangan.
Pengkajian pada anak yang tinggal dengan keluarga yang membantu
perkembangan sangat dibutuhkan terutama pada anak dengan risiko
tinggi masalah kesehatan. Orang tua membutuhkan parenting dan
masalah anak mereka, terutama dalam mengkaji kebutuhan konseling dan
lainnya.
Keluarga Luas (The Extended Family)
Keluarga luas secara tradisional merupakan suatu dimana pasangan
membagi rencana rumah tangga dan biaya dengan orang tua, saudara
kandung, atau saudara dekat lainnya. Type keluarga ini lebih sering pada
kelas pekerja dan keluarga immigrant.
Keluarga dengan Orang tua Tunggal
Merupakan keluarga yang hanya memiliki satu kepala di rumah
tangga. Entah itu ayah saja atau ibu saja. Single parent secara tradisional
12
biasanya janda, duda, perceraian, atau terpisah. Nontradisional single
parent yaitu kepalanya tidak pernah menikah.
Ibu remaja yang tidak menikah
Banyak dari ras afrika amerika hamil di luar nikah. Remaja wanita
afrika amerika ini hamil di luar nikah dikarenakan banyak faktor seperti
tidak memakainya alat kontrasepsi saat berhubngan. Pelayanan untuk
para remaja wanita afrika amerika ini meliputi edukasi seksual dan kontrol
kehamilan, membuat jaringan pendukung, dan kelas orang tua.
Orangtua tunggal secara keseluruhan juga memiliki kebutuhan khusus.
Selain menyediakan kelas parenting dan jaringan dukungan sebaya,
perubahan kebijakan sosial yang diperlukan agar fasilitas penitipan anak
yang memadai dan dukungan institusional seperti jam kerja yang fleksibel
ditetapkan.
ORANG DEWASA YANG TINGGAL SENDIRIAN
Menurut sensus tahun 2000, perkembangan dewasa tinggal sendiri
sangatlah pesat. Jumlah dari masyarakat afrika amerika yang tinggal
sendiri mencapai 26%. Hal ini juga dibuktikan pada rumah sakit yang ada
disana, yang kesulitan menganamnesa pasien karena tidak diantar
keluarga ketika MRS dan sulit mengetahui riwayat penyakit keluarga. Jadi
diperlukan servis psikososial karena tidak adanya support system dan ini
juga menjadi tugas perawat untuk memberi support bagi para klien.
KELUARGA ORANG TUA TIRI/LANGKAH KELUARGA ORANG
TUA
Keadaan menikah lagi sangatlah berkaitan dengan orang tua tiri. Ketika
orang tua menikah untuk pertamakali dan memiliki anak, lalu karena suatu
keadaan dan kondisi orang tua tersebut bercerai, dan dalam beberapa
tahun atau bulan kemudian orang tua tersebut menikah lagi, maka dari itu
anak akan memiliki orang tua tiri.
13
Sekitar 75% orang tua menikah lagi, dan pria lah yang lebih banyak
menikah lagi dibandingkan wanita. Ras afrika amerika dan Hispanic lebih
kecil kejadian kembali menikah dibandingkanras kulit putih. Biasanya tipe
keluarga ini terdiri dari ibu, anak biologis ibu dan ayah tiri.
Bentuk keluarga ini umumnya kompleks dan streesfull, meskipun semua
anggota keluarga memiliki situasi yang baru anak-anak umumnya memiliki
masalh koping yang lebih tinggi karena berkaitan dengan hormone dan
tugas perkembangan (menjadi anggota di dua rumah tangga dan budaya
baru).
5 karakteristik yang ditemukan pada keluarga tiri yang sehat:
1. Orang tua tiri member harapan yang realistic. Orang tua
mensupport dan menemani anak mereka terhadap koping
kehilangan sebelumnya denga menemani kreasi pada keluarga
baru.
2. Memuaskan langkah-hubungan telah terbentuk. Hal ini tidak hanya
mencakup hubungan suami istri, tetapi hubungan antara patners
perkawinan dan keluarga besar masing-masing.
3. Sebuah kekuatan, mempersatukan adanya hubungan pasangan.
4. Rumah tangga yang terpisah telah belajar untuk bekerja sama -
untuk membuat pengaturan yang memuaskan yang melibatkan
anak-anak.
5. Ritual memuaskan, peran dan peraturan yang ditetapkan. Langkah
- anggota keluarga dapat memutuskan apa ritual dan cara
melakukan hal yang mereka ingin mengadopsi dalam keluarga
mereka yang baru dibuat.
6. Karena ada keseimbangan kekuasaan yang berbeda dalam sebuah
keluarga orangtua tiri, masalah disiplin ditangani oleh orang tua
kandung.
14
KELUARGA BERINTI GANDA
Keluarga berinti ganda mengacu pada keluarga pasca perceraian di
mana anak adalah anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri dari
dua rumah tangga nuklir, ibu dan ayah, dengan berbagai tingkat
kerjasama antara dan waktu yang dihabiskan di setiap rumah tangga
(Ahrons & Perlmutter , 1982) . Dengan gerakan terhadap seks - peran
ekuitas, peningkatan partisipasi oleh beberapa ayah dalam mengasuh
anak, dan kesadaran tumbuh dari hilangnya menjadi orangtua
anoncustodial dan konsekuensi negatif kepada anak-anak bila tidak ada
kontak ayah, berbagai cara dibahas dari dari activecoparenting adalah hak
asuh bersama , di mana kedua orang tua memiliki hak hukum yang sama
dan tanggung jawab kepada anak kecil terlepas dari pengaturan
perumahan.
Telah terjadi peningkatan perhatian yang diberikan kepada coparenting
dan hak asuh bersama. Namun demikian, pengaturan keluarga ini hanya
terlihat di antara sebagian kecil dari keluarga yang bercerai. Sebuah
kasus di titik: Dalam sampel perwakilan nasional dari anak-anak di tunggal
- orang tua dan keluarga orang tua tiri, hampir setengah dari anak-anak
tidak melihat orang tua nonhunian mereka dalam satu tahun terakhir.
Orang tua perumahan mengasumsikan jumlah proporsional besar
perawatan anak (Furstenberg & Nord , 1985). Namun melanjutkan
keterlibatan seorang ayah dengan anak-anaknya adalah penting bagi
kesejahteraan mereka - kesejahteraan. Bila memungkinkan dan sesuai,
coparenting harus didorong dan didukung.
Keluarga Kumpul Kebo
Ada pertumbuhan substansial dalam jumlah pasangan AS hidup
bersama belum menikah (US Bureau of the Census, 2000; Koeninn,
1997). Gelombang kohabitasi muncul pada tahun 1960 dan telah
melanjutkan, dengan lebih dari 100 persen peningkatan nasional dalam
jumlah kumpul kebo unit rumah tangga 1970-2000 (Dari hampir 523,000
15
sampai 3.8 juta rumah tangga). Tren ini terus berlanjut. Di era
sebelumnya, kohabitasi terbatas pada orang yang sangat kaya, mereka di
teater, dan sangat miskin. Tapi hari ini, kohabitasi telah menjadi keluarga
nontradisional jauh lebih dapat diterima dari untuk dewasa muda sebelum
dan di antara pernikahan (Koeninn, 1997; Weiss, 1988).
Diperkirakan bahwa lebih dari setengah dari semua pasangan hidup
bersama sebelum menikah (Popenoe & Whitehead, 1999). "Apa yang
membuat kohabitasi begitu signifikan tidak hanya prevalensinya, tetapi
juga penerimaan populer secara luas" (Popenoe & Whitehead, 1999, hal.
3). Bahkan semakin kohabitasi telah datang untuk dipandang sebagai
proses normatif yang mengarah ke pernikahan. Hal ini tidak hanya orang-
orang yang hidup bersama tanpa menikah, orang tua dan janda atau
bercerai orang juga sudah mulai hidup bersama, sering untuk
persahabatan dan berbagi sumber daya yang terbatas keuangan
(Coldenberg & Goldenberg, 2002). Yang mendasari tren ini menuju
kohabitasi adalah pergeseran budaya papan dari masyarakat yang lebih
religius untuk masyarakat yang lebih sekuler terfokus pada kebebasan
individu dan otonomi (Peponoe & Whitehead, 1999).
Keluarga Gay dan Lesbian
Tidak ada konsensus mengenai apa yang merupakan keluarga gay
dan lesbian. Allen dan Demo (1995) definisi yang disajikan di sini karena
luas dan inklusi dari keragaman gay dan lesbian keluarga. Mereka
berpendapat bahwa keluarga gay dan lesbian mengacu pada "presenceof
dua orang atau lebih yang berbagi sama - orientasi seks (misalnya,
beberapa), atau adanya paling sedikit satu orang dewasa lesbian atau gay
membesarkan anak" (hal. 13). Meskipun tidak ada perkiraan resmi jumlah
keluarga gay dan lesbian, keluarga ini dari merupakan minorityof AS yang
signifikan. rumah tangga (Allen & Demo, 1995; Eliason, 1996). Sangat
sedikit penelitian telah disajikan atau diterbitkan tentang keluarga gay dan
lesbian menurut Allen dan Demo (1995).
16
2.3STRUKTUR
Pendekatan struktur dan fungsi adalah sebagai bentuk analisa
karakteristik struktur dalam keluarga. Susunan bagian-bagian yang
membentuk keseluruhan dan melakukan fungsi untuk masyarakat dan
subsistem. Struktur keluarga mengacu pada bagaimana keluarga
diorganisasir, cara di mana unit yang diatur dan bagaimana unit ini
berhubungan satu sama lain.
Dimensi atau definisi dari konsep struktur keluarga ini bervariasi.
Beberapa struktur dasar teori pada bentuk tipe keluarga ( Nuclear vs
Extended ) Tipe struktur kekuasaan (matriachal vs Patriarkal) atau pola
perkawinan (eksogami vs endogami). Cara lain untuk melihat struktur
keluarga adalah dengan menggambarkan subsistem sebagai dimensi
struktural. telah mengidentifikasi.
Menurut Parad and Capland empat dimensi struktural dasar yang
dimasukkan dalam struktur keluarga dalam teks ini dan yang akan
diuraikan pada bab terpisah, yaitu :
1. Struktur Peran
2. Struktur Nilai
3. Proses Komunikasi dan ;
4. Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan
Element-element ini sangat erat berhubungan dan berinteraksi.
Ketika salah satu aspek dari struktur internal keluarga dipengaruhi oleh
masukan dari lingkungan eksternal, pengolahan masukan ini dalam sistem
keluarga juga akan mempengaruhi dimensi struktural lainnya. Tingkat
tinggi keluarga dilihat dari keterkaitan dan ketergantungan, ketika seorang
profesional perawatan kesehatan keluarga mengamati bagaimana
perilaku keluarga tertentu sehingga menjadi indikator kekuatan atau
disfungsi dalam beberapa atau semua elemen struktural dalam keluarga.
Contoh kasusnya adalah sebagai berikut. Seorang suami dengan
cara yang otoriter, yang diamati meminta istri dan anak-anaknya tentang
kapan dan apa yang akan disajikan untuk makan malam. Sang ibu
kemudian terlihat mengarahkan anak-anak untuk menyiapkan bagian-
17
bagian tertentu yang ditetapkan untuk makan malam . Ibu dan anak-anak
melaksanakan keinginan ayah dengan tanpa berkomentar . Tidak ada
komunikasi lain dicatat. Kita bisa melihat dari satu sketsa ini (dan ini harus
diverifikasi untuk pengamatan lebih lanjut dari keluarga) bahwa daya
dalam situasi ini adalah ayah , perannya adalah salah satu sebagai ,
komandan pemimpin keluarga, yang mungkin membutuhkan dan memiliki
banyak kontrol atas keluarganya. Pola komunikasi di sini adalah satu
arah (Bapa kepada ibu dan anak-anak, ibu kepada anak-anak) dan
benar-benar tugas yang berpusat. Tidak ada perasaan atau berbagi
pikiran yang diamati. Salah satu nilai sentral untuk keluarga ini mungkin
akan menjadi dominasi laki-laki, sedangkan nilai terkait lain mungkin
menghormati dan ketaatan kepada orang tua.
Struktur keluarga akhirnya dievaluasi dengan seberapa baik keluarga
mampu memenuhi fungsi keluarga. Tujuan penting adalah anggota dan
masyarakat. Struktur keluarga berfungsi untuk memfasilitasi pencapaian
fungsi keluarga, karena percakapan dan alokasi sumber daya adalah
tugas utama untuk struktur keluarga karena hubungan yang penting ini,
fungsi harus dilihat bersama-sama dengan struktur keluarga.
2.4FUNGSI
Fungsi keluarga (Family Function) secara umum didefinisikan
sebagai hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga (Family Structure).
Lebih mudahnya lagi, fungsi keluarga diartikan sebagai apa yang keluarga
lakukan (Friedman,1992; Ingoldsby, 1995a). Fungsi dasar keluarga harus
dapat memenuhi kebutuhan baik anggota keluarga secara individu itu
sendiri maupun masyarakat yang lebih luas. Tujuan terpenting keluarga
yang wajib dipenuhi adalah menghasilkan anggota keluarga baru (fungsi
reproduksi) dan melatih individu-individu ini untuk berpartisipasi pada
lingkungan masyarakat tempat mereka tinggal (fungsi sosialisasi)
(kingsburg&scanzoni, 1993).
18
Dalam hal ini, terdapat lima fungsi keluarga yang saling
berhubungan erat satu sama lain ketika dikaji dan diintervensi dengan
kehidupan keluarga, sebagai berikut :
1) Fungsi Afektif (Affective Function) atau fungsi mempertahankan
personalitas
Fungsi afektif berhubungan dengan bagaimana menstabilkan
personalitas (karakter) anggota keluarga dalam hal ini adalah orang
dewasa, dan juga bagaimana memebuhi kebutuhan psikologi
(mental dan kejiwaan) dari anggota keluarga.
2) Fungsi Sosialisasi dan kedudukan social (The socialization and
Social Placement Function)
Bertujuan untuk membuat anak-anak menjadi anggota yang
produktif di lingkungan mereka, dan juga untuk membicarakan
status dari anggota keluarga.
3) Fungsi Reproduksi (Reproductive Function)
Berhubungan dengan menjaga keberlangsungan hidup dari
generasi-generasi penerus dalam keluarga dan juga dalam scope
yang lebih luas bertujuan untuk kelangsungan hidup masyarakat.
4) Fungsi Ekonomi (Economic Function)
Berhubungan dengan penyediaan sumber daya ekonomi yang
mencukupi dan alokasi finansial yang efektif.
5) Fungsi Pelayanan Kesehatan (The Health Care Function)
Berhubungan dengan penyediaan kebutuhan fisik seperti pangan,
sandang, papan, dan juga pelayanan kesehatan.
Ad 1. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalh pusat dan dasar bagi keberlangsungan dan
pembentukan unit keluarga, sehingga hal tersebut merupakan salah satu
fungsi terpenting dari keluarga. Dewasa ini ketika banyak tugas social
dilakukan diluar unit keluarga, menyebabkan kebanyakan dari usaha
keluarga berfokus pada pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
terhadap kasih saying dan pengertian satu sama lain. Kemampuan untuk
menyediakan dua kebutuhan ini adalah kunci yang menentukan apakah
19
sebuah keluarga dapat tetap bertahan atau bubar. Seperti yang Duval
(1977) katakan, kebahagiaan keluarga diukur dari seberapa kuat cinta
dalam keluarga tersbut. Keluarga harus memenuhi kebutuhan akan kasih
sayang terhadap seluruh anggota keluarga, dikarenakan respon kasih
sayang dari salah satu anggota keluarga kepada anggota keluarga yang
lain dapat memjadi penghargaan dasar bagi kehidupan keluarga.
Hal yang lebih ditekankan pada fungsi keluarga ini adalah peran
utama dari orang dewasa dalam keluarga. Fungsi ini berhubungan dengan
persepsi keluarga dan perhatian terhadap kebutuhan sosioemosional dari
semua anggota keluarga. Hal ini meliputi penurunan ketegangan dan
pemeliharaan moral dalam keluarga. Pentingnya fungsi ini dalam keluarga
ditemukan lebih kuat diantara keluarga kelas menengah dan atas, dimana
pilihan itu masih lebih memungkinkan. Arti penting dari fungsi ini
mengalami penurunan titik berat pada banyak keluarga dengan kelas
pekerja dan kelas bawah, sebagian besar disebabkan karena beberapa
fungsi dasar seperti penyediaan kebutuhan fisik yang lebih mendominasi.
Ad 2. Fungsi sosialisasi dan kedudukan social
Fungsi ini merujuk pada segudang pengalaman pembelajaran yang
ada dalam keluarga, bertujuan untuk mengajarkan anak-anak bagaimana
cara menjalankan peran sosial orang dewasa seperti menjadi seorang
ayah-suami dan ibu-istri. Keluarga memiliki tanggung jawab utama untuk
merubah seorang anak menjadi orang sosial yang mampu berpartisipasi
penuh dalam masyarakat. Lebih jauh lagi, sosialisasi tidak seharusnya
hanya berkaitan dengan pola mengasuh anak, tapi lebih baik lagi
mencakup proses kehidupan yang lebih kompleks lagi yakni
menginternalisasi nilai dan norma yang baik dalam lingkungan
masyarakat untuk menjadi seorang remaja, pasangan, orang tua,
karyawan di pekerjaan baru, kakek-nenek, dan pensiunan. Secara
singkat, sosialisasi mencakup mempelajari budaya.
Oleh karena fungsi ini juga dibagi dengan sekolah, fasilitas rekreasi
dan penitipan anak, serta institusi diluar keluarga lainnya, membuat peran
20
keluarga dalam fungsi ini menjadi berkurang namun tetap membuat
keluarga menjadi fungsi sosialisasi anak yang penting dan krusial. Orang
tua tetap harus menanamkan dasar dan menularkan kebudayaan mereka
kepada anak-anak mereka.
Bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sosialisasi dalam keluarga
mencakup penanaman nilai dan norma pada anak-anak dalam
pertumbuhan (dan orang dewasa), sehingga mereka bisa menilai hal baik
dan hal buruk di sekitar mereka. Kohlberg (1970) menyatakan bahwa hal
dasar yang dapat ditanamkan keluarga adalah pengembangan moral
(moral development). Pengembangan moral (moral development) dilihat
sebagai sebuah proses yang mirip dengan tingkatan pengembangan
emosi dan kognitif.
Giligan (1982) dengan teori perkembangan moralnya, juga
mengidentifikasi pengaruh dasar keluarga dalam penanaman nilai-nilai.
Dia mengembangkan perkembangan penulisan teoritikus dengan
menjelaskan perbedaan gender dalam nilai-nilai. Laki-laki, menurutnya,
memiliki nilai dalam hal etika keadilan (ethic of justice), berasal dari dasar
pemikiran bahwa laki-laki mengingikan perlakuan yang sama terhadap
semua, sementara wanita memiliki nilai dalam hal etika perhatian (ethic of
care), dimana berasal dari dasar pemikiran bahwa mereka anti-kekerasan
- bahwa tidak seorangpun harus dilukai.
Kedudukan social atau pemberian status adalah aspek lain dari
fungsi sosialisasi. Pada saat lahir, seorang anak akan secara otomatis
menurunkan status keluarganya, etnis, ras, kewarganegaraan, agama,
ekonomi, politik, dan pengetahuan. Keluarga mensosialisasikan anak-
anaknya kedalam kelas-kelas social, menanamkan kepada mereka
aspirasi yang relevan terkait kehidupan mereka. Sebagai tambahan,
keluarga memiliki tanggung jawab dengan menyediakan sosialisasi dan
pengetahuan yang dibutuhkan sehingga memungkinkan anggota keluarga
untuk memperhitungkan pekerjaan dan perannya kelak di masyarakat
sesuai harapan.
21
Ad 3. Fungsi Pelayanan Kesehatan
Fungsi fisik dari keluarga dapat dipenuhi apabila orang tua menyediakan
sandang, pangan, dan papan, pelayanan kesehatan, serta proteksi
melawan bahaya disekitar. Pelayanan kesehatan dan praktik kesehatan
(yang mempengaruhi status kesehatan keluarga) adalah fungsi keluarga
yang paling relevan dengan keperawatan keluarga.
Ad 4. Fungsi Reproduksi
Salah satu fungsi dasar dari keluarga adalah menjamin
keberlangsungan hidup antar generasi dalam keluarga dan lebih luas lagi,
dalam masyarakat (Leslie & Korman, 1989). Jaman dahulu, pernikahan
dan keluarga dibentuk untuk mengatur dan mengendalikan perilaku social
yang berhubungan dengan reproduksi. Aspek-aspek ini (seperti, control
perilaku seksual, kontrasepsi, dan reproduksi) dewasa ini menjadi fungsi
yang kurang penting dalam keluarga.
Sampai belakangan ini, reproduksi sebagian besar menjadi fungsi
utama dalam keluarga. Tapi dewasa ini, reproduksi menjadi tidak
berhubungan lagi dengan keluarga. Pada keluarga yang menganut post-
modern, keluarga didefinisikan dengan konteks pilihan (Misalnya “siapa
yang kamu pilih untuk menjadi bagian keluargamu”) (Dunphy, 2001).
Sehingga, ketika seorang anak lahir, sebuah keluarga baru juga lahir –
dengan keluarga single-parents menjadi semakin umum. Jumlah kelahiran
diluar pernikahan telah meningkat dalam dua decade terakhir di USA.
Ad 5. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi mencakup penyediaan keluarga terkait sumber
daya yang mencukupi, seperti finansial, tempat tinggal, materi, serta
alokasi dana yang tepat. Pengkajian sumber ekonomi keluarga membantu
perawat dengan memiliki data yang relevant terkait kemampuan ekonomi
keluarga untuk memenuhi sejumlah kebutuhan, misalnya : sandang,
pangan, papan dan pelayanan kesehatan.
Dengan mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga dalam
fungsi ekonominya, perawat keluarga dapat juga memperoleh perspektif
22
yang lebih jelas tentang system nilai keluarga ( apa yang penting untuk
keluarga), dan sumber mana yang dapat diakses untuk memenuhi
kebutuhan keluarga tersebut. Dikarenakan fungsi ekonomi sangat susah
dipenuhi dengan cukup oleh keluarga miskin, perawat keluarga harus
menerima tanggung jawab untuk membantu keluarga mendapatkan
sumber yang tepat dimana mereka bisa mendapatkan informasi yang
dibutuhkan, pekerjaan, konseling pekerjaan, dan bantuan finansial.
Perubahan dalam fungsi keluargaBeberapa fungsi keluarga tertentu telah berubah sebagai respon dari
perubahan social dan ekonomi. Sudah sangat jelas bahwa industrilisasi,
urbanisasi, dan perkembangan tekhnologi telah masuk secara kuat
kedalam keluarga dan institusi social/public telah merubah banyak fungsi
dimana awalnya menjadi domain keluarga. Disamping itu, perubahan
fungsi keluarga, nilai-nilai keluarga, dan waktu dalam transisi keluarga
telah sangat nyata berubah. Demos (1970), mendeskripsikan perubahan
fungsi dari keluarga ke institusi social lainnya menunjukan bahwa keluarga
sebelum industrilisasi (pre-industrial) mampu menyediakan keluarga
sebagai tempat pelatihan, gereja untuk beribadah, sekolah asrama, dan
tempat bernaung yang nyaman. Namun, sekarang banyak lansia tingal
terpisah dengan rumah atau tempat tinggal mereka. Mereka berpikiran
dari pada harus bergantung pada keluarga, mereka yang sudah tua,
pensiunan, tidak bekerja, disable lebih baik diurus oleh Social Security
dan/atau program kesejahteraan masyarakat oleh pemerintah. Lain halnya
dengan yang muda, mereka dewasa ini dilatih dan lebih banyak belajar
dari sekolah, media massa, teman sebaya, serta kelompok-kelompok
social lainnya.
Selain itu, dalam bidang ekonomi telah terjadi pergeseran posisi,
dimana dulunya laki-laki memimpin dalam menafkahi keluarga, bekerja
untuk memenuhi kebutuhan fisik keluarga. Akan tetapi, dewasa ini terjadi
dual pekerja dalam keluarga dimana wanita pun dalam hal ini istri
mempunyai hak untuk berkarir dan bekerja pula.
23
Pada akhirnya, disebut-sebut bahwa fungsi afektif dalam keluarga
adalah fungsi utama dalam keluarga dewasa ini. Hubungan kekerabatan
meski pernnah suatu waktu menjadi melemah bahkan menghilang karena
terjadi perubahan dalam lingkungan dalam scope lebih luas yakni berupa
industrilisasi dan urbanisasi, tapi hal tersebut tetap hidup dan dalam
keadaan baik. Meskipun terjadi urbanisasi dan modernisasi yang
menyebabkan banyak perubahan fungsi dalam keluarga, namun pada
akhirnya orang-orang akan mencari keluarganya sebagai pelipur lara dan
dukungan terbaik sama seperti waktu sebelumnya, sebelum mereka
mengenal banyak factor yang mempengaruhi fungsi kelaurga.
2.5TUGAS
Delapan tahap siklus hidup keluarga menurut Duvall
Tahap
I
Dimulai dari keluarga ( mengarah pada pasangan baru menikah
atau tahap pernikahan )
Tahap
II
Keluarga dengan kelahiran anak pertama (anak tertua/pertama
pada umur 30 bulan )
Tahap
III
Keluarga dengan anak usia sebelum sekolah (anak tertua
berumur 2,5 -6 tahun)
Tahap
IV
Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13
tahun)
Tahap
V
Keluarga dengan anak usia remaja (anak tertua berumur 13-20
tahun )
Tahap
VI
Keluarga dengan anak dewasa muda
Tahap
VII
Orang tua paruh baya
Tahap
VIII
Keluarga pensiunan dan lanjut usia (mengarah pada anggota
keluarga atau hingga sampai kematian )
Tugas perkembangan
24
Ini adalah tahap “antar keluarga,” yang berarti bahwa tugas
perkembangan adalah merupakan tugas yang lebih mengarah pada
individu daripada berorientasi pada keluarga. Carter dan McGoldrick
(1989) menjelaskan bahwa tugas perkembangan primer pada usia
dewasa muda yang belum terikat adalah “datang ketika masih bersama
keluarga mereka” (p.13). ini adalah waktu untuk anak pada usia dewasa
muda untuk membentuk tujuan personal hidup dan memahami pribadinya
sebelum menikah. Pada waktu ini jugalah perkembangan secara
indipenden menyusun rencana finansial dan juga pekerjaan.
Tabel 5-5
Keluarga pada masa transisi
Tugas perkembangan masalah kesehatan
Berpisah dengan orang tua Perencanaan keluarga
Perkembangan hubungan lawan
jenis
Control kehamilan
Menyusun rencana pekerjaan dan
finansial secara indipenden
- Pencegahan penyakit akibat
hubungan seksual
- Hubungan seksual yang
aman
- HIV
- Kecelakaan
- Hepatitis C
- Bunuh diri
- Kesehatan mental
- Praktek kesehatan yang baik
(e.g tidur cukup, nutrisi
tercukupi, dan olah raga)
Menurut Carol Gilligan’s tugas perkembangan bergantung pada
jenis kelamin yang dideskripsikan melalui perbedaan orientaasi antara
laki-laki dan perempuan melalui kemampuan social mereka. Laki-laki
25
umumnya berpikir untuk mengejar identifikasi diri melalui ekspresi diri
mereka sedangkan wanita lebih melalui pengorbanannya.
Interaksi antara orang tua dan anak dengan usia dewasa muda
sangatlah penting. Dari system perspekitf sebuah keluarga disana ada
hubungan timbal bali kantara orang tua dan anak, dimana hal tersebut
dapat menambah atau menghambat proses perpisahan dan individualisasi
anak. Jika orang tua tidak puas dengan pernikahan dan kebutuhan anak
tetap berlanjut untuk memenuhi kebutuhan hidup, ini akan menghambat
anak untuk berpisah atau hidup secara mandiri. Sebaliknya, jika anak
lebih merasa cemas dan tidak kompeten dengan diri sendiri , maka
mereka akan menunda perpisahan atau tetap bersama dengan orang tua.
- Masalah kesehatan
Masalah kesehatan ini meliputi personal dan keluarga selama tahap
transisi (Lihat table 5.5). promosi kesehatan dibutuhkan untuk setiap
tahap. Karena gaya hidup anak dengan usia dewasa muda tidak
menyertakan proteksi kesehatan seperti larangan memaki obat2an,
alcohol, rokok, dsb.
A. Tahap I : pembentukan keluarga
Tahap ini ditandai dengan mulai dibentuknya keluarga baru
dengan perpindahan dari keluarga lama/asal keluarga ke hubungan baru.
Tahap ini juga disebut dengan tahap pernikahan. Pasangan menikah saat
ini tinggal dirumah sendiri dan memiliki pendidikan tinggi.
- Tugas perkembangan keluarga : membangun mutu
pernikahan, yang berhubungan dengan keharmonisan dan
rencana keluarga untuk mendirikan 3 tugas kritis pada
periode ini (TABEL 5-6)
- Membangun sebuah mutu kepuasan dalam pernikahan
Ketika 2 orang menjadi satu ksatuan dalam pernikahan, maka
perhatian mereka adalah pada persiapan pada kehidupan bersama. Mulai
dari mengkombinasikan penghasilan, perubahan peran, an fungsi baru.
26
Mempelajari kehidupan bersama dengan saling melayani kebutuhan satu
sama lain merupakan tugas perkembangan yang krusial.
Keberhasilan hubungan tergantung pada mutu akomodasi yang
sebelumnya sudah didiskusikan. Sebagai catatan , kebutuhan setiap
individu berbeda. Pada hubungan yang normal, perbedaan terlihat dari
bagaimana memperkaya hubungan materi.
- Rencana keluarga
Rencana kehamilan menjadi hal yang signifikan bagi keputusan
keluarga. Menurut Mckinney (2000) tipe perawatan kesehatan keluarga
sebagai sebuah unit penerimaan selama periode prenatal sangatlah
mempengaruhi kemampuan keluarga untuk mengatasi perubahan setelah
kelahiran bayi.
- Masalah kesehatan
Masalah kesehatan selama tahap ini adalah berhubungan dengan
peran penyesuain diri seksual dan marital. Edukasi dan konseling
keluarga , prenatal, dan juga komunikasi. Ini menjadi semakin jelas jika
konseling dilakukan ssebelum premarital. Kurang informasi sering
menyebabkan masalah seksual dan emosi, ketakutan rasa bersalah,
kehamilan yang tidak terencana, dan berbagai penyakit di seblum maupun
sesudah menikah.
B. Tahap 2 : keluarga usia produktif
Tahap 2 dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga usia 30
bulan. Transisi menjadi orang tua adalah kunci suatu siklus dalaam
keluarga. Walaupun keberadaan orang tua merupakan tujuan utama suatu
pasangan, kebanyakan dari mereka mengalami transisi kehidupan yang
27
stress. Dari beberapa literature dikatakan kebanyakan dari mereka stress
yang dialami adalah karena kehilangan kebebasan karena mulai adanya
tanggung jawab menjai ornag tua. Dua factor penting yang berkontribusi
dalam kesulitan dalam menjalani peran sebagai orang tua adalah
kebanyakan orang tidak siap menjadi orang tua, mitos yang tidak realistis
yang ada dalam masyarakat. Orang tua memiliki peran besar dimana
sedikit persiapan yang diberikan dan kesulitan dalam transisis peran
memberikan efek marital dan hubungan orang tua dengan anak.
- Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembangan masalah kesehatan
Menyiapkan keluarga baru
sebagai unit yang stabil
Persiapan untuk kelahiran
Transisi menjadi orang tua
Menyelesaikan masalah tugas
perkembangan dan berbagai
kebutuhan keluarga
Perawatan bayi
Memelihara kepuasan
hubungan marital
Pengenalan awal dan secara
tepat menangani masalah
kesehatan fisik pada anak
Memperluas hubungan dengan
keluarga dengan menambah
peran orang tua
Imunisasi
Tumbuh kembang yang
normal
Rencana keluarga
Gaya hidup yang sehat
Salah satu hal peran yang paling penting pada keperawatan
keluarga adalah bagaimana interaksi kedua orang tua dalam merawat
bayi dan bagaimana respon bayi tersebut. Sikap orang tua tentang dirinya
dan sikap mereka pada bayi juga karakteristik komunikasi orang tua dan
stimulasi dengan bayi adalah area terkait yang butuh dikaji.
Menurut Friedman , orang tua melewati 5 tahapan perkembangan.
Pertama, selama anak masih bayi, ornag tua mempelajari arti dari tanda/
ekspresi ketika bayi membutuhkan sesuatu. Kedua, orang tua belajar
28
menerima pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada balita.
Prioritas pada tahap ini adalah, orang tua memberikan dukungan dan
arahan. Orang tua harus mengerti tugas anak dalam mengusai dan
kebutuhan anak untu perindungan, keterbatasan, dan latihan ke kamar
mandi.
Orang tua harus belajar memahami dan membedakan pada bayi
ketika menangis. Misalnya , bayi menangis ingin dibedakan antara
ekspresi tidak nyaman, lapar, stimulasi berlebihan , sakit, atau lelah.
C. Tahap III : keluarga dngan anak usia sebelum sekolah
Pada tahap ini siklus keluarga dimulai ketika anak pertama berumur
2,5 tahun hingga berumur 5 tahun. Dalam keluarga sekarang terdapat 3-5
posisi/peran secara berpasangan antara lain ibu-istri, ayah-suami, anak-
sudara. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda.
Anak usia sebelum sekolah banyak hal yang perlu dipelajari
terutama pada hal kemandirian. Merka harus bisa mencapai kemandirian
dan menangani diri sendiri tanpa bantuan orang tua. Program terstruktur
secara khusus dapat membantu keluarga.
Tugas perkembangan table 5-8
Tugas perkembangan masalah kesehatan
Bertemu anggota keluarga
perumahan, ruang, privasi, dan
keamanan
Membicarakan tentang
penyakit anak
Sosialisasi anak Pencegahan kecelakaan dan
keamanan rumah
Mengumpulkan dan
mempertemukan anggota anak
baru
Hubungan marital
Hubungan saudara kandung
Memeliharan hubungan yang
sehat didalam maupun diluar
keluarga
Perencanaan keluarga
Kebutuhan Pertumbuhan dan
perkembangan
Isu orang tua
29
kekerasan dan penelantaran
anak
Usia prasekolah merupakan perkembangan sikap yang kritis dan cepat
belajar dalam mengekspresikan diri sendiri contohnya adalah cepat dalam
memahami bahasa. Tugas lain selama periodeini adalah bagaimana
membagi waktu dengan anggota keluarga baru (anak kedua atau ketiga).
Persaingan saudara sering diekspresikan dengan memukul atau
perbuatan negative berhubungan dengan bayi baru. Jalan terbaik untuk
menangani ini adalah dengan mengahbiskan beberapa waktu setiap hari
secara eksklusif berhungan dengan anak yang lebih tua untu memberikan
jaminan bahwa orang tua masih sayang pada anak pertama.
- Masalah kesehatan
Mayoritas masalah kesehatan fisik yang sering dibicarakan adalah jatuh,
luka bakar, keracunan, dan kecelakaan lainnya selama prasekolah.
Kekurangan ketahanan spesifik beberapa bakteri dan virus dan
peningkatan paparan tersebut pada prasekolah sering terjadi. Pemberian
promosi kesehatan dengan edukasi dan juga melakukan pencegahan
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan.
D. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki usia sekolah secara
penuh , biasanya pada usia 5 tahun dan berakhir ketika memasuki usia
pubertas antara 13 tahun ke atas. Selain pada tahap 3 di tahap 4 pun juga
termasuk kedalam tahun yang sibuk. Sekarang anak sudah memiliki
aktivitas sendiri dan ketertarikan dalam tambahan kewajiban dalam hidup
dan aktivitas sekolah (table 5-9).
Tugas perkembangan dan Masalah kesehatan
Tugas perkembangan masalah kesehatan
Sosialisasi anak, termasuk
pencapaian promosi sekolah
dan hubungan kesehatan pada
Tantangan kesehatan anak
(penglihatan, endengaran,
dan bicara)
30
anak Kesehatan gigi
Memelihara kepuasan
hubungan marital
Pelecehan dan kekerasan
anak
Menemukan kebutuhan
kesehatan anggota keluarga
Penyakit menular
Kondisi kronis
Masalah tingkah laku
Gaya hidup
Tugas orang tua pada tahap ini adalah belajar melakukan
kesepakatan pada anak untuk berpisah sementara maksudnya adalah
mempersiapkan anak yag mulai beranjak remaja. Lebih banyak
hubungan sebaya dan aktivitas diluar memiliki pengaruh yang besar
dalam kehidupan sekolah anak.
E. Tahap V ; keluarga dengan anak usia remaja
- Tugas perkembangan
Tugas perkembangan pertama dan sentral pada tahap ini adalah dengan
menyimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab sebagai remaja dan
mandiri. Orang tua secarabertahap harus dapat meningkatkan
kemandirian anak. Selain itu anggota keluarga terutama orang tua harus
membuat prubahan system , yaitu membentuk peran baru dan norma.
Memelihara moral dan etik adalah juga tugas perkembangan keluarga.
Walaupun aturan keluarga perlu diubah , orang tua harus memelihara
standart etika dan moral. Ketika remaja mencari nilai dan keyakinannya,
yang tepenting bagi keluarga adalah mempertahankan dan mengikuti
standart dan prinsipnya.
Tugas perkembangan masalah kesehatan
Menyeimbangkan kebebasan
dan tanggung jawab pada
remaja dan meningkatkan
kemandirian
Kecelakaan
Injuri waktu OR
Memfokuskan kembali Penyalahgunaan obat dan
31
hubungan marital alkohol
Komunikasi terbuka antara
orang tua dan anak
Control kelahiran
Kehamilan yang tdk diinginkan
Edukasi seks
Hubungan marital
Relasi remaj dan orang tua
Gaya hidup sehat
- Masalah kesehatan
Pada tahap ini ketahanan fisik anggota keluarga biasanya baik,
sehingga perhatian lebih mengarah padaa promosi kesehatan. Factor
resiko seharusnya diidentifikasi dan didiskusikan dengan keluarga, begitu
juga dengan gaya hidup. Remaja sering sekali mengalami kecelakaan an
menyebbkaan injuri yang berat seperti patah tulang, dsb.
Kehamilan saat remaja merupakan masalah keluarga yang kritis.
Pencegahan kehamilan remaja yang termasuk intervensi adalh keluarga
dan komunitas. Mengarah pada rencana perbaikan keluarga, seksual
konseling, dan edukasi, rmaja dapat berpartisipasi seusai kegiatan
sekolah.
F. Tahap VI : keluarga memiliki anak dengan usia dewasa muda
Tahap ini dimulai pada fase ketika anak pertama meninggalkan rumah
orang tuanya hingga anak yang terakhir juga meninggalkn rumah. Lama
tahap ini bergantung dari jumlah anak dan lama tingkat pendidikan yang
dijalani. Tugas perkembanganmulai kritikal ketika keluarga terjadi
pergeseran dari isi rumah terdapat anak hingga hanya suami istrisaja
yang tinggal. Tujuan keluarga melakukan ini adalah agar anak mereka
menjadi dewasa dan mandiri.
- Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembangan masalah kesehatan
Mengembangkan siklus
keluarga pada anak dewasa
muda termasuk anggota
keluarga baru diperoleh dari
Isu komunikasi antara
keluarga dan anak
Masaalah Peran transisional
antara suami istri
32
pernikahan anak.
Melanjutkan hingga
memperbarui dan
menyesuaikan diri hubungan
marital
Kegawatdaruratan maslh
penyakit kronis
Rencana keluarga untuk anak
Membantu orantua yang
mengalami penuaandansakit
Perhatian pada menopause
Efek jangka panjang yang
berhubungan dengan
merokok, diet yang tidak
sesuai, dan minum2an keras
Gaya hidup sehat
- Masalah kesehatan
Meliputi masalah komunikasi antara orang tua dan anak dan juga masalah
transisional peran untuk suami istri, memberi perawatan pada orang tuan
dengan usia lanjut, dan kegawatdaruratan penyakit kronis.
G. Tahap VII : orang tua paruh baya
Dimulai ketika anak terakhir sudah pindah dari rumah hingga kematian
salah satu suami/istri.tahap ini dimulai antara umur 45 – 55 tahun. Usia
pertengahan meliputi perubahan dalam penyesuaian diri marital , distribusi
tenaga antara suami istri (lebih saling membagi), dan dalam peran
(peningkatan perbedaan peran marital) (leslie & Korman, 1989).
- Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembangan masalah kesehatan
Melayani promosi kesehatan
lingkungan
Praktek kesehatan yang baik
(e.g sleep, nutrisi, dan olah
raga)
Mempertahankan kepuasan
dan arti hubungan dengan
penuaan orang tua dan anak
Hubungan marital
Komunikasi dengan anak,
cucu, orang tua
Perhatian pengasuh yaitu
membantu orang tua atau
orang tua yang mengalami
33
keterbataasan
Memperkuat hubungan marital Penyesuaian pada perubahn
fisiologi dan umur/ penuaan
seperti hormonal, dn
perubahan menopause.
- I. tahap 8 kematian keluarga dan lanjut usia
Tahap terakhir pada siklus ini dimulai dengan kematian salah satu suami
istri atau keduanya hingga kematian pasangan lainnya. Persepsi pada
tahap ini memiliki perbedaan secara signifikan antar keuarga satu dan
lainnya. Beberapa orang sedih, beberapa orang merasa hal ini merupakan
tahun yang terbaik seumur hidupnya. Walaupun kebanyakan tergantung
finansial dan kemampuan memelihara kepuasan rumah. Lebih banya
pengalaman kesehatan yang buruk, lebih banyak pula perasaan negative
terhadap dirinya. Mereka kehilangan kemadirian dan kesakitan, kesehatan
fisik menurun
- Sikap masyarakat terhadap lansia
- Pengaruh masyarakat sangat besar terhadap pencapaian.
Penuaan terjadi sebgai penurunan kemampuan secara mendadak, dan
penyakit kelumpuhan yang mempengaruhi hanya sedikit saja pada lansia.
Penuaan sering adalah periode yang sering terjadi yaitu kesakitan,
kebersihan an kemandirian.
- Tugas perkembangan dan masalah kesehatan
Tugas perkembangan masalah kesehatan
Memelihara kepuasan
penataan hidup
Penurunan fungsi semakin
meningkat
Penyesuaian atas penurunan
pemasukan
Penurunan mobilitas
Memelihara hubungan marital Penyakit kronis
Penyesuaian atas kehilangan
pasangan
Penurunan kekuatan fisik dan
fungsi
Memelihara keseluruhan Pelayanan jangka panjang
34
keluarga
memahami kehidupan Melayani
Isolasi social
Depresi
Penurunan kognitif
2.6PERKEMBANGAN KELUARGA
GAMBARAN UMUM FAMILY DEVELOPMENT THEORY
Teori ini berusaha untuk menjelaskan perubahan dalam sistem
keluarga, termasuk perubahan dalam interaksi dan hubungan antara
anggota keluarga yang terjadi dari waktu ke waktu yang menekankan
pada anggota keluarga untuk memainkan peran di dalam dan di luar
keluarga yang nantinya dapat mempengaruhi interaksi dalam keluarga.
Pendekatan developmental family didasarkan pada pengamatan
bahwa keluarga adalah kelompok yang memiliki umur panjang dengan
sejarah alamiah yang harus dikaji. Setiap keluarga melalui setiap tahap
perkembangan dengan caranya sendiri yang unik, meskipun demikian
semua keluarga dianggap sebagai contoh pola normatif secara
keseluruhan.
Teori ini menjelaskan keluarga hidup dari waktu ke waktu dan
dibagi menjadi serangkaian tahapan.Sebuah tahapan keluarga
merupakan interval waktu di mana struktur dan interaksi hubungan peran
dalam keluarga secara kualitatif dan kuantitatif berbeda dari periode
lainnya.
Akar sejarah teori developmental keluarga diperoleh dari konsep
pertumbuhan individu dan teori developmental dan dari pendekatan yang
berbeda untuk mempelajari keluarga. Teori developmental family diambil
dari interaksionisme simbolik, fungsionalisme struktural, sosiologi
pekerjaan dan profesi, teori sistem, dan dari teori stres kehidupan dan
krisis yang ada dalam keluarga.
Tiga asumsi dasar teori evelopmental keluarga, oleh aldous (1960),
35
adalah:
1. Perilaku keluarga merupakan jumlah dari pengalaman-pengalaman
sebelumnya sebagai anggota keluarga yang tergabung di masa
sekarang dan dalam harapan mereka untuk masa depan.
2. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan cara
yang sama dan konsisten.
3. Keluarga dan anggota keluarga mereka melakukan tugas tertentu yang
ditetapkan oleh mereka sesuai dengan konteks budaya dan sosial
mereka.
SEBUAH KRITIK TEORI DEVELOPMENTAL KELUARGA
Teori developmental keluarga didasarkan pada fitur umum
kehidupan keluarga , tidak mengatasi hal yang mengenai stres situasional
atau stressor nonnormatif ( kejadian yang tidak biasa ) , dan dapat dikritik
karena asumsi yang homogenitas ( kurangnya perhatian yang memadai
terhadap keanekaragaman keluarga ) , yang mungkin hasilnya nanti
dalam kategori Bias middle class karena kurangnya penjelasan tentang
faktor dan tahapan proses yang terjadi yang memungkinkan keluarga
untuk berubah . Teori developmental keluarga meningkatkan pemahaman
kita tentang keluarga di berbagai titik dalam siklus hidup mereka.
KARIR KELUARGA ATAU SIKLUS HIDUP KELUARGA
Karir keluarga adalah proses dinamis perubahan yang terjadi
selama kehidupan sebuah keluarga. karir keluarga berkembang selama
hidup keluarga. itu terdiri dari semua peristiwa dan periode waktu (tahap)
antara peristiwa melintang oleh keluarga, seperti memulai sebuah
keluarga, membesarkan dan launching anak, dan mengalami kehilangan
pasangan. sebagai keluarga berlangsung melalui berbagai tahap
pengembangan dan peristiwa situasional, reorganisasi peran keluarga dan
tugas-tugas yang diperlukan.
THEORISTS' VIEWS OF THE DEVELOPMENTAL STAGES OF THE
FAMILY
DUVALL (1957) FELDMAN RODGERS CARTER & MC
36
(1961) (1964) GOLDRICK (1980)
1. keluarga
dalam masa
perantara:
dewasa muda
lajang
menjadi
keluarga
1. pasangan
tanpa anak-
anak
1. pernikahan
dini (punya
anak)
1. pasangan
tanpa anak
2.
bergabungnya
keluarga
melalui
perkawinan:
pasangan baru
keluarga subur
2. Anak tertua
kurang dari 30
bulan
2. Anak tertua
masih bayi
2. semua anak
kurang dari 36
bulan
3. keluarga
dengan anak-
anak (bayi
sampai usia
sekolah)
keluarga
dengan anak
prasekolah
3. Anak tertua
berumur dari 2
1/2 sampai 5
3. Anak tertua
prasekolah
3. anak
prasekolah, anak
tertua usia 3 -6
dan termuda di
bawah 3
4. semua anak
usia 3-6 th
keluarga
dengan anak
usia sekolah
4. Anak tertua
4. semua anak
usia sekolah
5. keluarga
dengan anak
usia sekolah dan
bayi
37
usia 5-13 th 6. Keluarga
dengan anak
usia sekolah dan
anak-anak
prasekolah
7. semua
anakberumur
antara 6-13 th
5. Anak tertua
usia 13-20 th
5. Anak tertua
remaja, anak
lainnya di
sekolah
8. keluarga
remaja dengan
bayi
9. keluarga
remaja dengan
anak-anak
prasekolah
10. keluarga
remaja dengan
anak usia
sekolah
11. semua anak
usia antara 13-
20 th
4. keluarga
dengan remaja
6. ketika anak
pertama
meninggalkan
rumah sampai
anak terakhir
juga pergi
6. satu atau
lebih anak-anak
di rumah dan
satu atau lebih
anak-anak
meninggalkan
rumah
12. keluarga
dewasa muda
dengan bayi
13. keluarga
dewasa muda
dengan anak-
anak prasekolah
14. keluarga
dewasa muda
dengan anak
5. launching
anak-anak dan
pindah
38
usia sekolah
15. keluarga
dewasa muda
dengan remaja
16. semua anak
lebih dari 20 th
7. tempat
tinggal kosong
pada masa
pensiun
7. semua anak-
anak
meninggalkan
rumah
17. launching
keluarga dengan
bayi
18. launching
keluarga dengan
anak-anak
prasekolah
19. launching
keluarga dengan
anak usia
sekolah
20. launching
keluarga dengan
remaja
21. anak bungsu
lebih dari 20
22. ketika semua
anak telah
dilaunchingkan
sampai orang
tua pensiun
8. masa pensiun
hingga mati
salah satu atau
kedua
pasangan
8 pasangan tua 23. pensiun
sampai kematian
pasangan
24. kematian
pasangan
6.keluarga di
kemudian hari
39
pertama dan
meninggalkan
pasangan yang
masih hidup
TUGAS FAMILY DEVELOPMENTAL
keluarga tugas perkembangan mengacu pada tanggung jawab
pertumbuhan yang harus dicapai oleh sebuah keluarga pada tiap tahap
perkembangannya agar dapat memenuhi:
1. persyaratan biologis
2. imperatif budaya
3. aspirasi dan nilai-nilainya sendiri
FAMILY CAREER OR LIFE CYCLE VARIATIONS
Ada tahapan dapat diprediksi dalam karir kehidupan setiap
keluarga, namun, mereka tidak selalu terjadi secara linear. keluarga
bervariasi, sama halnya dengan tahapan keluarga. tahapan siklus
kehidupan keluarga tidak mengikuti pola yang kaku.
CHANGING LIFE CYCLE
Rankin (1989) mengembangkan sebuah kerangka kerja keluarga yang
mempertimbangkan perubahan siklus hidup keluarga di Amerika
sehubungan dengan transisi yang mereka harapkan.
1. emerging family
2. solidifying or reconstituting family
3. contracting family
FAMILY LIFE CYCLE FRAMEWORK
Zilbach (1989) mengembangkan sebuah kerangka kerja untuk siklus
kehidupan keluarga yang mendefinisikan pembangunan keluarga dalam
hal kemajuan melalui penanda peristiwa yang dapat diprediksi pasti
maupun sebuah fase
FAMILY LIFE SPIRAL
40
Family life spiral adalah model developmental yang dibuat oleh
combrinck - graham ( 1985, 1990 ) yang menggabungkan tugas-tugas
developmental pada setiap generasi dalam keluarga . Erikson (1963 )
‘’tahapan generativity’’ dari dewasa mengarah ke melahirkan dan
membesarkan anak-anak . Krisis midlife pada dewasa biasanya terjadi
pada periode watu yang sama di mana unit keluarga juga dihadapkan
gejolak yang ada pada remaja danmasa pensiun dari kakek-nenek .
Perkembangan individu akan memiliki efek mendalam pada anggota
keluarga lain yang juga berusaha untuk pindah ke tahap berikutnya pada
developmental mereka . Combrick - graham (1989 )
mengkonseptualisasikan bahwa keluarga berosilasi dari periode
kedekatan atau suasana keluarga sentripetal untukmenuju periode
diferensiasi atau suasana keluarga sentrifugal ( combrinck - graham ,
1990) . Anak-anak memerlukan perawatan konstan dan pemeliharaan ,
sedangkan remaja bergerak menuju kebebasan. Kekuatan sentripetal
mengarah ke pernikahan , sexual intimacy, dan melahirkan anak .
Kekuatan sentrifugal menyebabkan remaja , pensiun , dan persiapan
untuk kematian. Perawat dapat memanfaatkan model ini dalam upaya
untuk mengidentifikasi tahap hidup anggota keluarga berada dimana dan
apa dampaknya pada keluarga secara keseluruhan
41
2.7PENGARUH KELUARGA
PERUBAHAN SOSIAL YANG MEMPENGARUHI KELUARGA
Perubahan sosial baik yang terjadi di masa sekarang maupun di
masa yang akan datang sangat mempengaruhi kehidupan keluarga.
Kecenderungan ekonomi memberi dampak yang sangat besar bagi
keluarga, ditambah lagi faktor-faktor lain seperti kemajuan teknologi dan
kecenderungan demografi, sosial budaya, serta politik adalah faktor-faktor
penting yang juga mempengaruhi keluarga (Clark, 1984; Coates, 1996;
Toffler, 1990).
a. Kecenderungan Ekonomi
Kecenderungan ekonomi yang paling nyata saat ini adalah kenaikan biaya
pada semua aspek dalam kehidupan keluarga. Misalnya :
Biaya untuk perawatan kesehatan
Beban ekonomi yang tinggi pada keluarga yang miskin
Keluarga-keluarga tua (yang hidup pada saat inflasi dollar)
Keluarga-keluarga yang baru membina rumah tangga.
b. Kemajuan Teknologi
Dampak dari kemajuan teknologi meliputi, ledakan pengetahuan
(Toffler, 1970); peningkatan kemampuan untuk kehidupan yang panjang
(Clark, 1984); polusi lingkungan (udara, air, makanan dan kebisingan) dan
protes lingkungan, penggunaan energi nuklir, elektronik dan otomasi
(Clark, 1984), kemajuan dalam bidang pengontrolan kelahiran ; dan
revolusi dari bioteknologi (Isaacson, 2000).
c. Kecenderungan Demografi
Karakteristik demografi dan perilaku populasi mempengaruhi kebutuhan
keluarga.
Kecepatan pertumbuhan populasi
42
Populasi di USA terus-menerus meningkat pada usia 35 tahun
(1965-2000). Ini diprediksikan bahwa populasi di USA akan turun, tapi
diharapkan membaik pada abad 21.
Penuaan pada populasi
Kecenderungan demografi yang paling penting adalah peningkatan
harapan hidup dan fakta bahwa populasi dapat bertahan sampai usia tua
(U.S Bureau of the Cencus, 2000c). Penuaan akan memberi dampak yang
sangat besar pada perawatan kesehatan keluarga. Misalnya : rata-rata
perempuan hidup 7-8 tahun lebih lama daripada pria, terutama di usia
lebih dari 75 tahun, ada banyak perempuan yang hidup sendiri dalam
kemiskinan. Kelompok usia tua adalah pengguna jasa kesehatan terbesar
akan berdampak pada kehidupan keluarganya (Pifer&Bronte, 1986; U.S
Bureau of the Cencus, 2000c).
Jumlah orang yang memiliki ketidakmampuan dan penyakit kronis juga
berpengaruh signifikan pada keluarganya dikarenakan beban perawatan
dan ekonomi dalam keluarga.
d. Kecenderungan Sosial-Budaya : Komposisi Perubahan Ras dan Etnik
Perubahan yang drastis juga terjadi pada potret ras/etnik di United States.
Lebih dari setengah populasi penduduk USA untuk setengah abad
berikutnya diprediksi adalah orang Latin dan Asia (U.S Bureau of the
Cencus, 2000). Pada tahun 2000 diestimasikan bahwa populasi penduduk
asing adalah 30juta atau sekitar 10% dari penduduk United States. Hal ini
dapat berdampak pada perubahan teknologi dan ekonomi di bermacam-
macam area (U.S Bureau of the Cencus, 2000).
e. Perubahan dalam Keluarga
Penurunan Rumah Tangga
Penurunan keluarga dan rumah tangga adalah kecenderungan demografi
yang utama dalam jangka panjang. Selain itu ditambah dengan periode
masa subur wanita yang lebih singkat, periode ini mengacu pada tahun-
tahun saat mereka membesarkan anak mulai dari kecil hingga dewasa.
Penurunan jumlah keluarga ini mencerminkan dampak kumulatif dari
43
penurunan fertilitas dan peningkatan usia dalam pernikahan pertama
(Santi, 1987; Teachman, Tedrow, & Crowder, 2001).
Penundaan Pernikahan dan Penurunan Rata-Rata Pernikahan
Persentase pernikahan usia 20-24 pada wanita di U.S menurun sekitar
32% antara tahun 1975 dan 1998 baik untuk ras kulit putih dan kulit hitam.
Perubahan ini lebih kecil angka kejadiannya pada wanita Amerika Latin.
Tingkat Perceraian yang Lebih Tinggi
Rata-rata perceraian di United States secara perlahan meningkat dari
tahun 1940-1998. Kebanyakan laki-laki menikah dengan lebih dari satu
perempuan, sehingga hal inilah yang memicu timbulnya perceraian.
Dalam perceraian kebanyakan perempuan hidup dalam kemiskinan atau
mendekati kemiskinan karena posisi ekonomi yang kurang
menguntungkan mereka.
Tingkat Pernikahan Kembali yang Lebih Rendah
Terjadi penurunan yang nyata pada prosentase perempuan yang menikah
lagi setelah bercerai. Namun hal ini tidak berlaku bagi laki-laki, mereka
menikah kembali dengan prosentase yang lebih tinggi dibandingkan
perempuan (Teachman, Tedrow, & Crowder, 2001).
Peningkatan Angka Kelahiran Pertama pada Ibu Usia Tua
Menurut National Center for Health Statistics (Ventura, 1989), data
nasional tahun 1988 mengindikasikan ada peningkatan jumlah angka
kelahiran pertama pada ibu usia 30-34 dan khususnya usia 35-39 tahun
(Ventura, 1989). Peningkatan ini merupakan hasil dari beberapa
kecenderungan demografi seperti :
- Penundaan pernikahan pada sebagian besar orang-orang usia
muda
- Terjadinya penurunan yang tajam diikuti pemerataan kelahiran
pertama pada wanita usia 20 tahunan.
Peningkatan Pengaturan Hidup Anak-Anak dan Keluarga Orang Tua
Tunggal
44
Yang termasuk dalam hal ini adalah berbagai pengaturan hidup yang
berbeda seperti hidup dengan kedua orang tua, orang tua tiri, atau dengan
orangtua tunggal dan sebagainya.
Norma Perubahan Gender
Sejak 1980, sejumlah studi dan peneliti feminisme menulis tentang isu
feminisme dan maskulinisasi serta dampaknya pada kekuatan keluarga
dan hubungan peran dalam keluarga. karena pemikiran tradisional tentang
pekerjaan perempuan, peran perempuan, dan pertimbangan tentang
feminin, perempuan cenderung memiliki kekuatan yang berkurang dalam
keluarga. Hubungan gender ini didasarkan pada kekuasaan, dan
perbedaan kekuasaan masih sangat mendukung kaum laki-laki
Peningkatan Lapangan Pekerjaan bagi Perempuan
Perempuan yang bekerja memiliki efek ganda dalam keluarganya :
Memberikan standar kehidupan yang lebih tinggi
Memilki waktu yang lebih sedikit untuk berbagi dalam keluarga
Peningkatan Heterogenitas dalam Keluarga
Perbedaan aspek sosial, perilaku, dan budaya merupakan refleksi dari
berbagai macam bentuk keluarga (Teachman, Tedrow & Crowder, 2001).
Menurut Bronstein et al (1993), Tedrow dan Crowder (2001) yang
meringkas dari berbagai penelitian, menegaskan bahwa anak-anak dari
keluarga dengan kedua orang tua biologis menunjukkan penyesuaian
yang lebih baik secara psikologis, sosial, dan pendidikan daripada anak-
anak dari bentuk-bentuk keluarga lainnya.
45
BAB IIIPENUTUP
3.1 KESIMPULAN
keluarga merupakan suatu system. Sebagai suatu system, keluarga
mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, dan anak atau semua individu yang
tinggal di dalam rumah tangga tersebut. Anggota keluarga tersebut saling
berinteraksi, interelasi, dan interdepensi untuk mencapai tujuan bersama.
Tipe dari masing-masing keluarga abermacam-macam dengan
konsekuensinya masing-masing, adapun pengukuran Struktur keluarga
dapat dievaluasi dengan seberapa baik keluarga mampu memenuhi
fungsi keluarganya dimana Fungsi dasar keluarga harus dapat memenuhi
kebutuhan baik anggota keluarga secara individu itu sendiri maupun
masyarakat yang lebih luas, dimana ini akan berdampak pada
perkembangan suatu keluarga yang akan berpengaruh terhadap keluarga
tersebut
3.2 SARAN
Berdasarkan kajian pustaka mengenai dasar dan konsep family
health nursing ini, maka materi dapat lebih ditingkatkan lagi dengan jalan
pengkajian dari sumber-sumber diluar sumber ini dan dengan tahun
publikasi yang lebih terbaru sehingga memudahkan pembaca untuk
membandingkan teori-teori yang sudah berkembang dan
mengimplementasikannya dengan sangat aplikatif di lingkup kesehatan
keluarga.
46
DAFTAR PUSTAKAEffendi ferry. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik