Top Banner
BAB I PENDAHULUAN Luka pada mukosa rongga mulut apapun penyebabnya menghasilkan defek yang terlokalisasi pada permukaan yang dilapisi epitelium. Defek tersebut berupa ulser atau erosi, ulser merupakan lesi yang banyak terjadi di dalam rongga mulut. Ulser dapat disebabkan oleh trauma mekanis (seperti tergigit, ill fitting denture), trauma termal (seperti mengkonsumsi makanan atau minuman panas), trauma kimia (agen tertentu yang bersifat iritan), dan stress. Pada tanggal 13 November 2014, Tn. D datang ke bagian Oral Medicine RSGM FKG Unpad dengan keluhan terdapat sariawan di sisi kanan lidah daerah gigi belakang kanan rahang bawah sejak 3 hari yang lalu. Pasien memiliki gigi berlubang di rahang bawah belakang kanan dan sering menyentuhkan lidah pada bagian gigi berlubang tersebut. 1
37

Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

Apr 15, 2016

Download

Documents

taritresna

oral medicine
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

BAB I

PENDAHULUAN

Luka pada mukosa rongga mulut apapun penyebabnya menghasilkan defek

yang terlokalisasi pada permukaan yang dilapisi epitelium. Defek tersebut berupa

ulser atau erosi, ulser merupakan lesi yang banyak terjadi di dalam rongga mulut.

Ulser dapat disebabkan oleh trauma mekanis (seperti tergigit, ill fitting denture),

trauma termal (seperti mengkonsumsi makanan atau minuman panas), trauma

kimia (agen tertentu yang bersifat iritan), dan stress.

Pada tanggal 13 November 2014, Tn. D datang ke bagian Oral Medicine

RSGM FKG Unpad dengan keluhan terdapat sariawan di sisi kanan lidah daerah

gigi belakang kanan rahang bawah sejak 3 hari yang lalu. Pasien memiliki gigi

berlubang di rahang bawah belakang kanan dan sering menyentuhkan lidah pada

bagian gigi berlubang tersebut.

Melalui anamnesa, pemeriksaan ekstra oral dan intra oral, didapatkan

diagnosa traumatic ulcer. Pasien diinstruksikan untuk tetap menjaga kesehatan

mulutnya, diberi resep salep triamcinolone acetonide 0,1%, dan diinstruksikan

untuk melakukan penambalan gigi yang berlubang.

1

Page 2: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Status Klinik IPM

2.1.1 Status Umum Pasien

Tanggal Pemeriksaan : 13 November 2014

Nama Pasien : D

Nomor Rekam Medik : 2014-055XX

Usia : 19 Tahun

Status Perkawinan : Belum Menikah

Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat Rumah : Jl. H. Somali Ujung

2.1.2 Anamnesa

Pasien laki-laki 19 tahun datang dengan keluhan terdapat sariawan di sisi

kanan lidah daerah gigi belakang kanan rahang bawah sejak 3 hari yang lalu.

Terasa sakit terutama ketika lidah bergesekan dengan gigi. Pasien juga

mengeluhkan gigi berlubang pada gigi belakang kanan rahang bawah, dan sering

menggesekan lidah pada gigi berlubang tersebut. Pasien mengaku akhir-akhir ini

pola makan tidak teratur dan jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Sebelumnya

2

Page 3: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

3

pasien pernah mengalami sariawan di bibir bawah karena tergigit pada 2 bulan

yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat sariawan yang muncul tiba-tiba. Di

keluarga pasien (orang tua, kakak, dan adik) tidak memiliki riwayat sariawan yang

berulang dan muncul tiba-tiba. Pasien sudah menggunakan obat kumur betadine

sejak 2 hari yang lalu untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada sariawan. Pasien

ingin sariawannya diobati.

2.1.3 Riwayat Penyakit Sitemik

Penyakit jantung : YA / TIDAK

Hipertensi : YA / TIDAK

Diabetes Melitus : YA / TIDAK

Asma/Alergi : YA / TIDAK

Penyakit Hepar : YA / TIDAK

Kelainan GIT : YA / TIDAK

Penyakit Ginjal : YA / TIDAK

Kelainan Darah : YA / TIDAK

Hamil : YA / TIDAK

Kontrasepsi : YA / TIDAK

Lain-lain : YA / TIDAK

2.1.4 Riwayat Penyakit Terdahulu

Disangkal.

Page 4: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

4

2.1.5 Kondisi Umum

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Suhu : Afebris

Tensi : 110/70 mmHg

Pernafasan : 20 x / menit

Nadi : 70 x / menit

2.1.6 Pemeriksaan Ekstra Oral

Kelenjar Limfe

Submandibula kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Submental kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Servikal kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Mata pupil isokhor konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

TMJ clicking sebelah kanan

Bibir t.a.k

Wajah Simetri / Asimetri

Sirkum Oral t.a.k

Lain-lain -

Page 5: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

5

2.1.7 Pemeriksaan Intra Oral

Kebersihan Mulut baik/sedang/buruk plak + / -

Kalkulus + / - stain + / -

Gingiva oedematus pada regio anterior rahang bawah

Mukosa Bukal Terdapat teraan gigitan irregular di sepanjang mukosa

bukal kiri dan kanan dari regio 35-37 dan 46-48

Mukosa Labial t.a.k

Palatum Durum t.a.k

Palatum mole t.a.k

Frenulum t.a.k

Lidah Terdapat ulcer pada lateral kanan lidah di regio gigi 46,

bentuk oval irreguler, diameter ±5 mm, dasar cekung

dikelilingi tepi yang eritem

Terdapat fisur di bagian dorsum lidah hingga lateral

Terdapat plak berwarna putih di bagian dorsum lidah yang

dapat diangkat tanpa meninggalkan jaringan merah

Dasar Mulut t.a.k

2.1.8 Status Gigi

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Page 6: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

6

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang

Radiologi TDL

Darah TDL

Patologi Anatomi TDL

Mikrobiologi TDL

2.1.10 Diagnosa

D/ : Traumatic ulcer a/r lateral lidah dekstra

DD/ : Stomatitis Aphtous Recurrent Minor

D/ : Coated tongue a/r dorsum lidah

DD/ : Hairy tongue, acute pseudomembranous candidiasis (thrush)

D/ : Fissured tongue a/r dorsum hingga lateral lidah

DD/ : Geographic tongue

D/ : Cheek biting a/r mukosa buccal dextra sinistra

DD/ : Linea alba

2.1.11 Rencana Perawatan dan Perawatan

− Pro OHI

− Pro Resep: R/ Triamcinolone acetonide 0,1% in orabase

− Pro Kontrol 1 minggu kemudian

Page 7: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

7

Gambar 2.1 Ulser pada lateral lidah dekstra

2.2 Status Kontrol IPM

Tanggal : 20 November 2014

2.2.1 Anamnesa

Tujuh hari yang lalu pasien datang ke bagian Oral Medicine RSGM FKG

Unpad dengan keluhan terdapat sariawan di sisi kanan lidah daerah gigi 46. Pasien

diberikan resep salep triamcinolone acetonide 0,1% in orabase yang dioleskan

pada sariawannya setelah sarapan, makan siang, dan sebelum tidur. Rasa nyeri

pada sariawan berkurang pada hari ketiga setelah pemberian obat. Berdasarkan

hasil observasi sariawan di lidah pasien sembuh, tidak meninggalkan bekas, dan

tidak terasa sakit.

Page 8: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

8

2.2.2 Pemeriksaan Ekstra Oral

Kelenjar Limfe

Submandibula kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Submental kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Servikal kiri : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

kanan : teraba +/- lunak/kenyal/keras sakit +/-

Bibir t.a.k

Wajah Simetri/Asimetri

Sirkum Oral t.a.k

Lain-lain -

2.2.3 Pemeriksaan Intra Oral

Kebersihan Mulut

Debris Indeks Kalkulus Indeks OHI-S

16 1

11 1

26 0

16 0

11 0

26 0

Baik/ sedang/ buruk

46 1

31 0

36 0

46 0

31 0

36 0

Stain +/-

DI = 3/6 KI = 3/6

OHI-S = DI + CI = 6/6 = 1,00 sedang

Gingiva oedem di anterior RB

Page 9: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

9

Mukosa Bukal Terdapat teraan gigitan di kedua sisi posterior regio 35-37

dan 47-48

Mukosa Labial t.a.k

Palatum Durum t.a.k.

Palatum mole t.a.k.

Lidah Terdapat fisur di bagian dorsum hingga lateral lidah

Terdapat plak berwarna putih di bagian dorsum lidah dapat

di angkat dan tidak meninggalkan jaringan merah

Dasar Mulut t.a.k.

2.2.4 Diagnosis

D/ : Post traumatic ulcer a.r lateral lidah dekstra

DD/ : Reccurent apthous stomatitis

D/ : Cheek biting a.r mukosa bukal sinistra dan dekstra

DD/ : Linea alba

D/ : Fissured tongue a.r dorsum lidah

DD/ : Geographic tongue

D/ : Coated tongue a.r dorsum lidah

DD/ : Acute pseudomembranous candidiasis

Page 10: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

10

2.2.5 Rencana Perawatan

− Pro OHI, pasien diberikan instruksi untuk membersihkan lidah dengan

tongue scraper setiap sehabis menyikat gigi

− Pro penambalan gigi 46

Gambar 2.2 Kondisi lateral lidah dekstra pasien saat kunjungan kontrol

Page 11: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

11

Page 12: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Ulser Traumatik

3.1.1 Definisi

Ulser adalah suatu defek pada jaringan epitel berupa lesi cekung berbatas

jelas yang telah kehilangan lapisan epidermis (Greenberg dan Glick, 2003).

Reccurent oral ulceration merupakan kondisi yang banyak terjadi disebabkan

beberapa etiologi, trauma menjadi penyebab yang banyak ditemukan. Lokasi yang

banyak ditemukan antara lain mukosa labial, mukosa bukal, palatum, dan lidah

(Langlais & Miller, 2000)

3.1.2 Etiologi dan Tampilan Klinis

Traumatik ulser dapat disebabkan oleh bahan kimia, panas, elektrik, atau

gaya mekanis. Trauma mekanis dapat disebabkan ill-fitting denture, tergigit,

abrasi karena sering berkontak dengan gigi yang tajam atau patah, iatrogenik

(seperti terkena alat tajam saat pemeriksaan gigi) (Langlais & Miller, 2000;

Regezi et al, 2012). Bahan kimia dapat menyebabkan ulser rongga mulut karena

sifat asam bahan tersebut atau karena kemampuan bahan berperan sebagai iritan

atau alergen. Bahan medikamen yang mengandung fenol misalnya, dapat

menyebabkan ulser lokal iatrogenik. Ulser rongga mulut karena panas jarang

ditemukan. Perawatan radiasi atau kemoterapi juga dapat menyebabkan ulser

11

Page 13: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

13

rongga mulut. Etiologi ulser dan mukositis berhubungan dengan banyak faktor

dan melibatkan lima fase biologis yaitu inisiasi, respon kerusakan awal, penguatan

sinyal, ulserasi, dan penyembuhan (Regezi et al, 2012).

Menurut Houston (2009), etiologi ulser antara lain tergigit ketika

berbicara, tidur, atau mengunyah, gigi yang patah, karies, malposisi, protesa yang

tidak tepat, dan trauma mekanis lainnya (seperti terkena alat makan, bahan kimia,

dan panas). Lokasi ulser yang banyak ditemui berdasarkan penyebabnya antar

lain: (Houston, 2009)

1) Trauma mekanis, ulser yang disebabkan trauma mekanis banyak

ditemukan pada mukosa bukal, mukosa labial pada bibir atas maupun bibir

bawah, dan lateral lidah. Kadang dapat juga ditemukan pada mukobukal

fold, gingiva, dan palatum.

2) Elektrik, lesi yang berhubungan dengan panas elektrik sering terdapat pada

bibir dan komisur bibir.

3) Panas, lesi karena panas dari makanan panas sering terdapat pada posterior

mukosa bukal dan palatum.

4) Bahan kimia, lesi karena bahan kimia dapat terjadi pada seluruh bagian

mukosa rongga mulut. Bahan kimia yang dapat menimbulkan lesi seperti

aspirin, hidrogen peroksida, silver nitrate, dan fenol.

Ulser dilapisi eksudat fibrin putih-kekuningan, dikelilingi daerah eritem

(erythematous halo), disertai rasa nyeri. Ulser akan sembuh dalam waktu 7-10

hari tanpa pembentukan scar, sembuh dengan sendirinya atau dengan

Page 14: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

14

menghilangkan penyebabnya. Bibir, lidah, dan mukosa bukal merupakan lokasi

predileksi terjadinya ulser. (Laskaris, 2006; Regezi et al, 2012).

Gambar 3.1. Traumatik ulser pada mukosa labial karena gigi yang tajam (Greenberg & Glick, 2008)

3.1.3 Histopatologi

Ulser akut memperlihatkan kehilangan permukaan epitelium yang

digantikan jaringan fibrin berisi neutrophil. Dasar ulser terdapat dilatasi kapiler

dan jaringan granulasi. Regenerasi epitelium dimulai dari bagian tepi ulser,

dengan proliferasi sel di atas jaringan granulasi dan di bawah bekuan fibrin

(Regezi et al, 2012).

Ulser kronis memiliki dasar jaringan granulasi, dengan scar ditemukan

lebih dalam pada jaringan. Regenerasi epitel biasanya tidak terjadi karena trauma

yang berkelanjutan atau karena faktor jaringan lokal yang tidak menguntungkan.

Faktor tersebut berhubungan dengan adhesi yang tidak tepat dari ekspresi molekul

(integrin) atau inadekuat reseptor matriks ekstraselular untuk integrin keratinosit

(Regezi et al, 2012).

Page 15: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

15

3.1.4 Diagnosis, Diagnosis Banding, dan Perawatan

Penegakan diagnosa untuk traumatik ulser dapat dilakukan melalui

anamnesa, pemeriksaan klinis, riwayat trauma, evaluasi gigi tiruan, dan evaluasi

alat ortodontik yang digunakan pasien (Sciubba et al, 2002). Diagnosis banding

untuk ulser traumatik antara lain eosinophilic ulcer, reccurent aphthous ulcer,

Riga–Fede disease, syphilis, tuberculosis, systemic mycoses (Laskaris, 2006).

Meskipun traumatik ulser dapat sembuh dengan sendirinya, rasa nyeri dapat

diobati dengan pemberian kortikosteroid topikal (Regezi et al, 2012).

3.2 Reccurent Apthous Stomatitis (RAS)

RAS merupakan lesi dalam rongga mulut yang banyak ditemukan,

dengan prevalensi 10-30% pada semua populasi. Etiologi RAS belum diketahui

secara pasti, faktor predisposisi antara lain trauma, alergi, genetik, gangguan

endokrin, emosional stress, defisiensi hematologi, dan AIDS. RAS

diklasifikasikan menjadi minor ulcer, mayor ulcer, dan herpetiform ulcer. Tipe

minor merupakan jenis yang paling banyak ditemui, ukurannya kecil dengan

diameter 3-6 mm, dasar ulser putih kekuningan, dan dikelilingi tepi eritem

(eritemathous halo), lesi dapat single maupun multiple (dua hingga enam lesi),

dapat sembuh dengan sendirinya tanpa scar dalam waktu 7-12 hari. Tipe major

memiliki diameter 1-2 cm, terasa nyeri yang dalam, dan dapat bertahan 3-6

minggu, proses penyembuhan dapat menimbulkan scar, jumlah lesi bervariasi

(satu hingga lima). Tipe herpetiform ukurannya kecil dengan diameter 1-2 mm,

Page 16: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

16

jumlah lesi banyak berkisar 10-100, lesi dapat bersatu membentuk ulser iregular

yang lebih besar, waktu penyembuhan 1-2 minggu tanpa pembentukan scar.

Perawatan RAS menggunakan steroid topikal, dalam kasus yang berat terapi

dengan injeksi steroid atau steroid sistemik dalam dosis rendah (10-20 mg

prednisone) selama 4 hingga 8 hari dapat meringankan simptom (Greenberg &

Glick, 2008; Laskaris, 2006).

Gambar 3.2 Reccurent Apthous Stomatitis; (a) Minor Apthous Ulcer, (b) Major Apthous Ucer, (c) Multiple Herpetiform Ulcer (Laskaris, 2006)

3.3 Coated Tongue

Coated tongue merupakan lapisan berwarna putih, kuning, atau

kecoklatan di atas permukaan lidah yang disebabkan akumulasi bakteri, debris

makanan, dan deskuamasi sel epitel (Danser et al, 2003). Perubahan pola diet,

kurangnya kemampuan untuk menjaga kebersihan rongga mulut dengan baik, dan

penurunan jumlah aliran saliva dapat meningkatkan akumulasi debris oral. Coated

Page 17: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

17

tongue dapat menyebabkan akumulasi bakteri, bau mulut, dan menurunnya

sensasi rasa pada lidah (Quirynen, 2004).

Etiologi coated tongue antara lain edentulous, diet makanan lunak, oral

hygiene yang buruk, demam, xerostomia, dan konsumsi obat (Scully, 2001).

Permukaan lidah rentan terhadap terjadinya iritasi yang disebabkan trauma,

makanan atau minuman yang terlalu panas atau dingin. Iritasi tersebut

menyebabkan bagian permukaan lidah membentuk perlindungan berupa lapisan

keratin yang telah mati. Pada keadaan normal jumlah keratin yang diproduksi

sama dengan keratin yang telah mati, namun pada keadaan tidak normal hal

tersebut terganggu (AOMP, 2005). Tampilan klinis berupa selaput yang menutupi

permukaan atas lidah. selaput tersebut dapat hilang pada pengerokan tanpa

meninggalkan daerah eritem (Scully, 2001).

3.4 Hairy Tongue

Hairy tongue merupakan kelainan dimana terdapat akumulasi keratin

pada papila filiform pada lidah, dan menunjukkan pola seperti rambut. Faktor

predisposi yang terlibat antara lain kebersihan rongga mulut yang rendah,

oxidizing mouthwash, antibiotik spektrum luas (seperti penisilin dan steroid

sistemik), merokok, terapi radiasi, stress emosional, akumulasi bakteri dan jamur.

Hairy tongue biasanya ditemukan pada dua per tiga anterior dorsum lidah. Lesi

dapat berwarna kuning, coklat, atau putih tergantung pada diet makanan dan jenis

organisme yang terakumulasi. (Laskaris, 2006; Greenberg & Glick, 2008)

Page 18: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

18

Tampilan klinis berupa pemanjangan papila filiform pada lidah yang

asimptomatik. Warna dapat bervariasi berupa putih, coklat, hingga kekuningan.

Pasien biasanya mengeluhkan halitosis dan rasa yang tidak nyaman pada lidah.

Perawatan yang dilakukan dengan menghentikan merokok dan penggunaan

oxidizing mouthwash, menyikat lidah, peningkatan kebersihan rongga mulut, agen

keratolytic. (Laskaris, 2006; Greenberg & Glick, 2008)

Gambar 3.3 Hairy tongue (Laskaris, 2006)

3.5 Candidiasis

Candidiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida

albicans. Faktor predisposisi antara lain oral hygiene yang buruk, xerostomia,

penggunaan denture, penggunaan antiobiotik spektrum luas, infeksi HIV. Lesi

tampak berwarna putih dan jika dikerok meninggalkan daerah eritem (Greenberg

et al, 2008)

Gambar 3.4 Candidiasis pada mukosa palatum (Laskaris, 2006)

Page 19: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

19

3.6 Cheek Bitting (Morsicatio Buccarum)

Lesi putih pada jaringan dalam rongga mulut dapat dihasilkan dari iritasi

kronis yang berulang seperti kebiasaanvmengigit mukosa bukal. Lesi dapat

unilateral atau bilateral pada area posterior mukosa bukal. Lesi tampak berwarna

putih disertai area eritem, dengan area tebal dan tipis terlihat berdekatan. Trauma

yang terus menerus dapan menimbulkan ulserasi. Tidak ada perawatan yang

diberikan, kebiasaan mengunyah atau menggigit pipi harus dihentikan.

Penggunaan occlusal night guard juga dapat dipertimbangkan. (Greenberg &

Glick, 2008; Langlais & Miller, 2000)

Gambar 3.5 Cheek bitting (Greenberg & Glick, 2008)

3.7 Linea Alba

Linea alba merupakan lapisan putih horizontal pada mukosa bukal yang

sejajar dengan bidang oklusal yang meluas dari komisura bibir hingga gigi

posterior. Lesi ini disebabkan trauma gigitan, gesekan, atau kebiasaan menghisap-

hisap pipi. Tidak ada perawatan yang dilakukan, pada beberapa orang garis putih

ini akan hilang secara spontan (Greenberg & Glick, 2008).

Page 20: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

20

Gambar 3.6 Line alba (Laskaris, 2006)

3.8 Triamcinolone Acetonide 0,1% in Orabase

Triamcionolone acetonide 0,1% in orabase merupakan kortikosteroid

topikal golongan glukokortikoid. Golongan kortikosteroid mampu menghambat

akumulasi sel inflamasi, fagositosis, sintesis dan pelepasan enzim lysosomal, dan

pelepasan mediator inflamasi, sehingga mengurangi atau mencegah reaksi

jaringan terhadap proses inflamasi (Jeske, 2014). Triamcinolone acetonide in

orabase digunakan dalam terapi pada stomatitis sebagai simple covering agent.

Triamcinolone acetonide 0,1% in orabase diaplikasikan setelah makan untuk

menghindari terhapusnya obat yang telah diaplikasikan sebelumnya, dan sebelum

tidur untuk memaksimalkan kontak antara obat dan ulser. Jumlah aplikasi obat

tergantung tingkat keparahan ulser bahkan dapat diaplikasikan hingga tiga kali

sehari (Rutter & David, 2013).

Page 21: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

BAB IV

PEMBAHASAN

Tn. D datang ke Instalasi Penyakit Mulut RSGM FKG UNPAD denga

keluhan terdapat sariawan pada sisi kanan lidah di daerah gigi posterior. Sariawan

tersebut muncul karena pasien sering menggesekan lidah pada gigi belakang

kanan rahang bawah yang berlubang. Pasien tidak memiliki riwayat sariawan

berulang yang muncul secara spontan. Riwayat sariawan sebelumnya muncul 2

bulan yang lalu pada bibir bawah karena tergigit. Traumatik ulser dapat

disebabkan karena tergigit ketika berbicara, tidur, atau mengunyah, gigi fraktur,

karies, malposisi gigi, protesa yang tidak tepat pemasangannya, dan trauma

lainnya. Ulser karena trauma mekanis biasanya terjadi pada mukosa bukal,

mukosa labial, dan lateral lidah (Houston, 2009). Pasien memiliki gigi berlubang

di rahang bawah belakang kanan, sehingga kebiasaan pasien menggesekan lidah

pada gigi karies menyebabkan timbulnya ulser pada lateral kanan lidah.

Pasien mengeluhkan rasa sakit pada sariawan ketika tersentuh. Gambaran

lesi pada lateral kanan lidah di regio gigi 46, bentuk oval dengan batas irreguler,

diameter ±5 mm, dasar cekung dikelilingi tepi yang eritem. Laskaris (2006) dan

Langlais & Miller (2000), gambaran klinis traumatik ulser yaitu nyeri, dasar

cekung, berbentuk oval, margin irreguler, dan dikelilingi tepi eritema.

Pasien diresepkan triamcinolone acetonide 0,1 % in orabase, digunakan

tiga kali sehari setelah sarapan, makan siang, dan sebelum tidur. Meskipun

20

Page 22: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

22

traumatik ulser dapat sembuh dengan sendirinya, rasa nyeri dapat diobati dengan

pemberian kortikosteroid topikal (Regezi et al, 2012). Triamcinolone acetonide

0,1% in orabase berperan untuk menurunkan respon jaringan terhadap reaksi

inflamasi, mampu menghambat akumulasi sel inflamasi, fagositosis, sintesis dan

pelepasan enzim lysosomal, dan pelepasan mediator inflamasi, sehingga

mengurangi atau mencegah reaksi jaringan terhadap proses inflamasi (Jeske,

2014).

Tujuh hari kemudian pasien datang kembali untuk kontrol. Hasil

pemeriksaan menunjukkan traumatik ulser telah sembuh tanpa meninggalkan

bekas. Lakaris (2006), traumatik ulser akan sembuh dalam waktu 6-10 hari tanpa

meninggalkan jaringan parut. Penyebab munculnya ulser juga harus dihilangkan,

sehingga karies pada gigi pasien perlu segera dilakukan penambalan untuk

menghindarkan munculnya kembali ulser karena kebiasaan pasien menggesekan

lidah pada gigi berlubang.

Page 23: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

BAB V

SIMPULAN

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan klinis lesi yang dialami pasien

berupa ulser traumatik, karena kebiasaan pasien menggesekan lidah pada gigi

belakang kanan rahang bawah yang berlubang. Gambaran klinis lesi pada lateral

kanan lidah berbentuk oval, batas irregular, diameter ±5mm, dasar cekung,

dikelilingi tepi eritem, terasa nyeri. Perawatan ulser traumatik pada pasien dengan

triamcinolone acetonide 0,1% in orabase cukup efektif, ulser dapat sembuh tanpa

meninggalkan bekas dalam 7 hari.

23

Page 24: Makalah Kasus Minor Traumatic Ulcer

DAFTAR PUSTAKA

Danser MM, et alI. 2003. Tongue Coating and Tongue Brushing: A Literature

Review. Int J. Dent. Hyg. 2003 Aug; 1(3): 151-158

Greenberg, Martin S. dan Michael Glick. 2008. Burket’s Oral Medicine Diagnosis

& Treatment 11thEd. London: BC Decker Inc.

Houston, G. 2009. Traumatic Ulcers. Available online at

http://emedicine.medscape.com

Jeske, Arthur H. 2014. Mosby’s Dental Drug Reference, 11th ed. USA: Elsevier

Laskaris, G. 2006. Pocket Atlas of Oral Disease 7thed. New York: Thieme

Langlais, R. P & Craig S. Miller. 2000. Color Atlas of Common Oral Disease

Rutter, Paul, & David Newby. 2013. Community Pharmacy ANZ; Symptoms,

Diagnosis, and Treatment. Elsevier

Regezi, A. dan James J. Sciubba, Richard C. K. Jourdan. 2012. Oral Pathology:

Clinical Pathologic Correlations.6th Ed. Elsevier

Scuba, J.J, et al. 2002. PDQ Oral Diseases. London: BC Becker Inc.

Scully, Crispian. 2010. Medical Problems in Dentistry. London: Elsevier.

Quirynen M, et al. 2004. Impact of Tongue Cleansers on Microbial Load and

Taste. J Clin Periodontal 2004; 31: 506-510

24