This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH KASUS 4KARDIOVASKULER
KELOMPOK 8:1. Yosi Yosalina 2201100800082. Natalie Chandra 2201100800203. Rayinda Ayuningtias 2201100800324. Yuristya 2201100800445. Kartika Y 2201100800566. Citra Ekaris M 2201100800687. Haeni Hartini 2201100800808. Meta Ratna Gumilar 2201100800929. Dwi Siwi 22011008010410. Dewi Komalasari 22011008011611. Mildam 22011008012812. Lina Malikhah 22011008014013. Windy S. 220110080152
FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS PADJADJARAN
1
BAB IPENDAHULUAN
Gagal jantung sering disebut juga gagal jantung kongestif, adalah ketidak mampuan
jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen
dan nutrisi. Gagal jantung kongestif paling sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri
dan sisi kanan.
Pada gagal jantung, jika satu atau lebih dari ketiga factor (Kontaraktilitas, preload,
afterload) terganggu, hasilnya curah jantung berkurang. Kemudian dalam pengukuran
hemodinamika melalui prosedur pemantauan invasive telah mempermudah diagnosa gagal jantung
kongestif dan mempermudah penerapan terapi parmakologis yang efektif.
2
BAB IIISI
ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG
A. ANATOMI JANTUNG
Dikutip dari Sloane Ethel, 2004
1. Ukuran dan bentuk
a. Jantung merupakan organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Jantung dibentuk oleh organ –organ muscular,
apeks, dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri (Admin,2008).
Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi
mediastinum.
b. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya sedikit lebih besar kira-
kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm, tebal 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200-450
gram. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.Bentuknya seperti
kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar) mengarah ke bahu kanan; ujung bawah yang
mengerucut (apeks)mengarah ke panggul kiri.
2. Lapisan jantung
a. Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil,
membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma,
sternum, dan pleura yang membungkus paru-paru.
1) Lapisan Fibrosa (Luar) pada pikardium tersusun dari serabut kolagen yang
membentuk jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung.
2) Lapisan Serosa (Dalam) terdiri dari dua lapisan.
a) Membran viseral (epikardium) menutup permukaan jantung.
3
b) Membran parietal melapisi permukaan bagian dalam fibrosa perikardium.
b. Rongga Perikardial adalah ruang potensial antara membran viseral dan parietal.
Ruang ini mengandung cairan perikardial yang disekresi lapisan serosa untuk melumasi
membran dan mengurangi friksi antara perikardium dan epikardium.
3. Dinding Jantung tersusun dari tiga lapisan.
a. Epikardium luar tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang berada di atas jaringan ikat.
b. Miokardium tengah terdiri dari jaringan otot yang berkontraksi untuk memompa darah.
c. Endokardium dalam tersusun dari lapisan endotelial yang terletak di atas jaringan ikat.
lapisan ini melapisi jantun, katup, dan menyambung dengan lapisan endotelial yang
melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung.
4. Ruang Jantung
a. Ada empat ruang, atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh septum intratial;
ventrikel kanan dan kiri bawah dipisahkan oleh septum interventrikular.
b. Dinding atrium relatif tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium.
Atrium menerima darah daru vena yang membawa darah kembali ke jantung.
ventrikel berdinding tebal. Bagian ini mendorong darah ke luar jantung menuju arteri
yang membawa darah meninggalkan jantung.
1. trabeculae carneae adalah hubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol
dari permukaan bagian dalam kedua ventrikel ke rongga ventrikular.
a) Otot papilaris adalah penonjolan trabeculae carnae ke tempat perletakan korda
kolagen katup jantung (chordae tendineae)
b) Pita moderator (trabekula septomarginal) adalah pita lengkung otot pada
ventrikel kanan yang memanjang ke arah transversal dari septum
interventrikular menuju otot papilaris anterior. Otot ini membantu dalam
transmisi penghantaran impuls untuk kontraksi jantung.
5. Katup Jantung
a. Katup Triskuspid terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Katup ini memiliki tiga daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa iregilar yang dilapisi
endokardium.
b. Katup Bikuspid (mitral) terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
Katup ini melekat pada chordae tendineae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi
katup trikuspid.
4
c. Katup semilunar aorta dan pulmonar terletak di jalur ke luar
ventrikular jantung sampai ke aorta dan trunkus pulmonar. Katup semilunar terdiri dari tiga
kuspis berbentuk bulan sabit, yang tepi konveksnya melekat pada bagian dalam pembuluh
darah. Tepi bebasnya memanjang ke dalam lumen pembuluh.
6. Tanda-tanda Permukaan
a. Sulkus koroner (atrioventrikular) mengelilingi jantung di antara atrium dan ventrikel
b. Sulkus interventrikular anterior dan posterior menandai letak septum interventrikular yang
memisahkan ventrikel kanan dan kiri.
7. Rangka Fibrosa Jantung tersusun dari nodul-nodul fibrokartilago di bagian atas septum
interventrikular dan cincin jaringan ikat rapat di sekeliling bagian dasar trunkus pulmonar dan
aorta. Kerangka fibrosa ini berfungsi sebagai tempat pelekatan otot dan katup jantung.
B. FISIOLOGI JANTUNG
1. Pengaturan jantung
a. Serabut purkinje adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar impuls
dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung.
b. Nodus sinoatrial (nodus S-A) adalah suatu masa jaringan otot jantung khusus yang terletak
di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah pembukaan vena cava superior. Nodus S-
A mengatur frekuensi kontraksi irama, sehingga disebut pemacu jantung.
c. Nodus atrioventrikular (nodus A-V) berfungsi untuk menunda impuls seperatusan detik,
sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular.
d. Berkas A-V berfungsi membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju
ventrikel (Ethel, 2003: 231-232).
2. Siklus jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole)
jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya. Kontraksi jantung mengakibatkan
perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur
pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan
masuk ke arteri.
Peristiwa mekanik dalam siklus jantung ;
a. selama masa diastole (relaksasi), tekanan dalam atrium dan ventrikel sama-sama rendah,
tetapi tekanan atrium lebih besar dari tekanan ventrikel.
5
b. Akhir diastole ventrikular, nodus S-A melepas impuls, atrium berkontraksi dan
peningkatan tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah sebanyak 30% ke dalam
ventrikel.
c. Sistole ventrikular. Aktivitas listrik menjalar ke ventrikel yang mulai berkontraksi.
Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan mendorong katup A-V untuk segera
menutup.
d. Ejeksi darah ventrikular ke dalam arteri
1. Tidak semua darah ventrikular dikeluarkan saat kontraksi. Volume sistolik akhir darah
yang tersisa pada akhir sistole adalah sekitar 50 ml
2. Isi sekuncup (70 ml) adalah perbedaan volume diastole akhir (120 ml) dan volume
sistole akhir (50 ml)
e. Diastole ventricular
1. Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel menurun
tiba-tiba sampai di bawah tekanan aorta dan trunkus pulmonary, sehingga katup semilunar
menutup (bunyi jantung kedua).
2. Adanya peningkatan tekanan aorta singkat akibat penutupan katup semilunar aorta.
3. Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik karena
katup masuk dan katup keluar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun tajam dari
100 mmHg samapi mendekati nol, jauh di bawah tekanan atrium, katup A-V membuka dan
siklus jantung dimulai kembali (Ethel, 2003: 234-235).
3. Bunyi jantung
a. Bunyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup dan dapat didengar melalui
stetoskop. “Lup” mengacu pada saat katup A-V menutup dan “dup” mengacu pada saat katup
semilunar menutup.
b. Bunyi ketiga atau keempat disebabkan vibrasi yang terjadi pada dinding jantung saat darah
mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dan dapat didengar jika bunyi jantung diperkuat melalui
mikrofon.
c. Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yang berkaitan dengan
turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada katup seperti penyempitan (stenosis)
yang menghambat aliran darah ke depan, atau katup yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran
balik darah (Ethel, 2003: 235).
4. Frekuensi jantung
6
a. Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 sampai 100 denyut per menit, dengan rata-rata
denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus jantung berlangsung selama
0,8 detik: sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik.
b. Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut per menit.
c. Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut per menit (Ethel,
2003: 235).
5. Pengaturan frekuensi jantung
A. Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis dan parasimpatis susunan saraf
otonom.
1. Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok neuron dalam medulla oblongata.
(a) Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan frekuensi jantung. Impuls ini
menjalar melalui serabut simpatis dalam saraf jantung menuju jantung.
(b) Ujung serabut saraf mensekresi neropineprin, yang meningkatkan frekuensi pengeluaran
impuls dari nodus S-A, mengurangi waktu hantaran melalui nodus A-V dan sistem
Purkinje, dan meningkatkan eksitabilitas keseluruhan jantung.
2. Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla oblongata.
(a) efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi jantung. Impuls ini
menjalar melalui serabut parasimpatis dalam saraf vagus.
(b) ujung serabut saraf mensekresi asetilkolin, yang mengurangi frekuensi pengeluaran
impuls dari nodus S-A dan memperpanjang waktu hantaran melalui nodus V-A.
3. Frekuensi jantung dalam kurun waktu tertentu ditentukan melalui keseimbangan impuls
akselerator dan inhibitor dari saraf simpatis dan parasimpatis.
B. Impuls aferen (sensorik) yang menuju pusat kendali jantung berasal dari reseptor, yang terletak
di berbagai bagian dalam sistem kardiovaskular.
1. Presoreseptor dalam arteri karotis dan aorta sensitive terhadap perubahan tekanan darah.
(a) peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang memperlambat
frekuensi jantung.
(b)penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang menstimulasi frekuensi
jantung yang menjalar melalui pusat medular.
2. Proreseptor dalam vena cava sensitif terhadap penurunan tekanan darah. Jika tekanan darah
menurun, akan terjadi suatu refleks peningkatan frekuensi jantung untuk mempertahankan
tekanan darah.
7
C. Pengaruh lain pada frekuensi jantung
1. frekuensi jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf kutan, seperti reseptor
untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh input emosional dari sistem saraf pusat.
2. fungsi jantung normal bergantung pada keseimbangan elektrolit seperti kalsium, kalium, dan
natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika kadarnya meningkat atau berkurang (Ethel,
2003: 235-236).
5. Curah Jantung
a. Definisi
Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit.
Curah jantung terkadang disebut volume jantung per menit. Volumenya kurang lebih 5 L per menit
pada laki-laki berukuran rata-rata dan kurang 20 % pada perempuan.
b. Perhitungan curah jantung
Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup
c. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi curah jantung
1. aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit, pada atlit yang sedang
berlatih mencapai 35 L per menit. Cadangan jantung adalah kemampuan jantung untuk
memperbesar curahnya.
2. Aliran balik vena ke jantung. Jantung mampu menyesuaikan output dengan input-nya
berdasarkan alasan berikut:
(a) peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir diastolic
(b) peningkatan volume diastolic akhir, akan mengembangkan serabut miokardial ventrikel
(c) semakin banyak serabut oto jantung yang mengembang pada permulaan konstraksi (dalam
batasan fisiologis), semakin banyak isi ventrikel, sehingga daya konstraksi semakin besar. Hal
ini disebut hukum Frank-Starling tentang jantung.
3. Faktor yang mendukung aliran balik vena dan memperbesar curah jantung
(a) pompa otot rangka. Vena muskular memiliki katup-katup, yang memungkinkan darah hanya
mengalir menuju jantung dan mencegah aliran balik. Konstraksi otot-otot tungkai membantu
mendorong darah kea rah jantung melawan gaya gravitasi.
(b) Pernafasan. Selama inspirasi, peningkatan tekanan negative dalam rongga toraks menghisap
udara ke dalam paru-paru dan darah vena ke atrium.
(c) Reservoir vena. Di bawah stimulasi saraf simpatis, darah yang tersimpan dalam limpa, hati,
dan pembuluh besar, kembali ke jantung saat curah jantung turun.
(d) Gaya gravitasi di area atas jantung membantu aliran balik vena.
8
4. Faktor-faktor yang mengurangi aliran balik vena dan mempengaruhi curah jantung
(a) perubahan posisi tubuh dari posisi telentang menjadi tegak, memindahkan darah dari
sirkulasi pulmonary ke vena-vena tungkai. Peningkatan refleks pada frekuensi jantung dan
tekanan darah dapat mengatasi pengurangan aliran balik vena.
(b) Tekanan rendah abnormal pada vena (misalnya, akibat hemoragi dan volume darah rendah)
mengakibatkan pengurangan aliran balik vena dan curah jantung.
(c) Tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah aorta dan pulmonary memaksa ventrikel
bekerja lebih keras untuk mengeluarkan darah melawan tahanan. Semakin besar tahanan yang
harus dihadapi ventrikel yang bverkontraksi, semakin sedikit curah jantungnya.
5. Pengaruh tambahan pada curah jantung
(a) Hormone medular adrenal.
Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin meningkatkan frekuensi jantung dan daya kontraksi
sehingga curah jantung meningkat.
(b) Ion.
Konsentrasi kalium, natrium, dan kalsium dalam darah serta cairan interstisial
mempengaruhi frekuensi dan curah jantungnya.
(c) Usia dan ukuran tubuh seseorang dapat mempengaruhi curah jantungnya.
(d) Penyakit kardiovaskular.
Beberapa contoh kelainan jantung, yang membuat kerja pompa jantung kurang efektif dan
curah jantung berkurang, meliputi:
(1) Aterosklerosis, penumpukan plak-plak dalam dinding pembuluh darah koroner, pada
akhirnya akan mengakibatkan sumbatan aliran darah.
(2) Penyakit jantung iskemik, supali darah ke miokardium tidak mencukupi, biasanya terjadi
akibat aterosklerosis pada arteri koroner dan dapat menyebabkan gagal jantung.
(3) Infark miokardial (serangan jantung), biasanya terjadi akibat suatu penurunan tiba-tiba pada
suplai darah ke miokardium.
(4) Penyakit katup jantung akan mengurangi curah darah jantung terutama saat melakukan
aktivitas (Ethel, 2003: 236-237).
Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat
memompa otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu otot jantung juga
mempunyai kemampuan untuk menimbulkan rangsangan kan listrik. Aktivitas kontraksi
jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh selalu didahului oleh listrik. Aktivitas ini
dimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena kava superior
dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara spontan sehingga
9
menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel atrium, nodus
antriventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut purkinje, dan akhirnya ke seluruh otot
ventrikel. Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi memenuhi
kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan dengan organ
lain.
Aliran darah untuk jantung diperoleh dari arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri
koroner ini ke luar dari aorta kira-kira setengah inci di atas katup aorta dan berjalan di
permukaan perikardium. Lalu bercabang menjadi arteriol dan kapiler ke dalam dinding
ventrikel. Sesudah terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler, aliran vena dari ventrikel dibawa
melalui vena koroner dan langsung masuk ke atrium kanan dimana aliran darah vena dari
seluruh tubuh akan bermuara.
Sirkulasi darah di tubuh ada dua, yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi
paru dimulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis→arteri besar dan kecil→ kapiler lalu
masuk ke paru, setelah dari paru ke luar dari vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali
ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmhg pada arteri
pulmonalis.
Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri→aorta→arteri besar→arteri
Dapat menunjukkan dimensi perbesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur
katup, atau area penurunan kontraktilitas ventrikuler.
14. Scan Jantung (Multigated acquisition (MUGA))Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.
15. Enzim Hepar
Meningkat dalam gagal/kongesti hepar.
16. Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic.
17. Oksimetri Nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah, terutama jika GJK akut memperburuk PPOM atau GJK kronis.
18. BUN(Blood Ureum Nitrogen), kreatinin
Peningkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal. Kenaikan baik BUN dan
26
kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
19. Albumin/transferin serum
Mungkin menurun sebagai akibat penurunan masukan protein atau penurunan sintesis protein dalam hepar yang mengalami
kongesti.
20. Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktivitas tiroid menandakan hiperaktivitas tiroid sebagai pre pencetus GJK.
21. Radiografi toraks
Menunjukkan kardomegali(rasio kardiotorasik (CRT)>50%) yang biasanya disebabkan oleh dilatasi ventrikel kiri dan kanan ,LVH,atau kadang oleh efusi perikard.
22. Pencitraan radionuklida
Untuk menilai fungsi ventrikel (ventrikulograf)
KASUS IV
GAGAL JANTUNG
Ny E. 65 tahun mengeluh sesak dirasakan 1 minggu sebelum masuk rumah sakit terdapat dahak
putih sekitar 3 hari yang lalu kakinya bengkak-bengkak di kedua tungkai perut terasa penuh, tanda
vital waktu masuk RS TD 190/60 mmHg, HR: 40x/mnt RR: 32 x/mnt S 37 C. Riwayat kesehatan
masa lalu klien mengatakan penderita hipertensi sejak 1 tahun yang lalu dengan tensi rata-rata
200/- mmHg klien berobat ke puskesmas tapi tidak teratur. Pemeriksaan foto thorak menunjukkan
Cor membesar dengan kesan kardiomegali dan edema paru. Pengobatan yang diberikan : infuse
Dextrose 5% 20 ml/jam, captopril 3 x 50 mg, amiodifine 1 x 10 mg, aspilet 1 x 1 tab, KSR 1 x 60