Top Banner
MAKALAH K3 DAN HK KETENAGAKERJAAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 DEVI PURNAMASARI ( 0613 4041 1642 ) FATIMAH SHOHINAH PUTRI ( 0613 4041 1645 ) INDAR SANJAYA ( 0613 4041 1651 ) KELAS : I EG.B DOSEN PEMBIMBING : TAHDID, S.T., M.T
46

Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

Dec 29, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

MAKALAH K3 DAN HK KETENAGAKERJAAN

TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

DEVI PURNAMASARI ( 0613 4041 1642 )

FATIMAH SHOHINAH PUTRI ( 0613 4041 1645 )

INDAR SANJAYA ( 0613 4041 1651 )

KELAS : I EG.B

DOSEN PEMBIMBING : TAHDID, S.T., M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG

TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Page 2: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat allah S.W.T karena berkat

taufik dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah K3 dan HK

Ketenagakerjaan, dimana selama pembuatan presentasi dan makalah ini penulis

mendapatkan bimbingan dan arahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat

berjalan dengan baik maka dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ayah dan Ibu yang telah memberikan dorongan moril maupun materil.

2. Bapak Tahdid selaku dosen pembimbing.

3. Teman-teman yang memberikan masukkan dan bantuan.

Akhir kata penyusun mengucapkan alhamdulillah bahwa makalah ini telah

terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini penyusun berharap semoga ada

manfaatnya, khususnya bagi penyusun dan bagi para pembaca umumnya. Semoga allah

SWT selalu memberikan Rahmat-Nya. Amiiin.

Palembang, Desember 2013

Penyusu

n

ii

Page 3: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………......................... ii

Daftar isi…………………………………………………………………….......................... iii

BAB I

PENDAHULUAN ………………………………………………………….......................... 1

1.1 Latar belakang …………………………………………………………......................... 1

1.2 Rumusan masalah ................................................................................ 1

1.3 Tujuan ……………………………………………………........................................... 1

BAB II

ISI ............................................................................................................ 2

2.1 TINJAUAN UMUM ………………………………………………………...................... 2

2.1.1 Pengertian ..................................……………………………………... 2

2.1.2 Dasar Hukum ………………………………………………………............. 2

2.1.3 Tujuan …………………………………………………………..................... 3

2.1.4 Prinsip .................................................................................. 3

2.2 MATERI ................................................................................................ 3

2.2.1 Usaha Preventif Tanggap Kebakaran .................................. 4

2.2.2 Struktur Unit Tanggap Darurat ............................................. 4

2.2.3 Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran ................................. 7

2.2.4 Elemen Manajemen Keadaan Darurat ................................. 14

2.2.5 Klasifikasi kebakaran ............................................................. 16

2.2.6 Teknik pemadaman api ......................................................... 17

Page 4: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

2.2.7 APAR ..................................................................................... 18

2.2.8 Fasilitas yang Harus Dimiliki Laboratorium ........................... 20

BAB III

BAGAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN ................................................. 21

3.1 Struktur Susunan Unit Organisasi Tim Tanggap Darurat K3 (Emergency Response Team) ............................................................................................................ 21

3.2 Daftar Jenis Tempat Kerja Berdasarkan Klasifikasi Potensi Bahaya .. 21

3.3 Matriks Tindakan Darurat Kebakaran ................................................ 23

3.4 Algoritma Respons Keadaan Darurat Kebakaran ............................... 24

BAB IV

PENUTUP ………………………………………………………………….............................. iv

4.1 Pertanyaan dan Jawaban ................................................................... iv.i

4.2 Kesimpulan ........................................................................................ iv.ii

4.3 Saran ................................................................................................. iv.iii

Daftar pustaka ……………………………………………………………........................... v

iii

Page 5: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

BAB I

PENDAHULUAN

Pada semester 1 jurusan Teknik Kimia Prodi Teknik Energi, mahasiswa dikenalkan mata kuliah K3 dan HK Ketenagakerjaan. K3 dan HK Ketenagakerjaan adalah singkatan dari Keselamatan Kesehatan Kerja dan Hukum Ketenagakerjaan.

Mata kuliah ini mewajibkan setiap mahasiswa untuk membuat presentasi yang materinya telah ditentukan dan membuat makalah tentang materi tersebut. Mahasiswa dituntut untuk dapat memahami dan menguasai isi materi tersebut serta dapat memahami materi dari mahasiswa yang lain.

Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan pelajaran mata kuliah ini baik ketika praktikum ataupun bekerja di lapangan nantinya.

1.1 LATAR BELAKANG

Kebakaran pasti tidak asing lagi di kehidupan, kebakaran terjadi karena adanya api yang muncul. Kebakaran dapat menimbulkan banyak kerugian baik jiwa maupun kerugian materil.

Tanggap darurat kebakaran dibutuhkan agar dapat menangani semua kejadian yang timbul baik ketika kebakaran terjadi, pasca kebakaran, dan sebagainya.

Tanggap darurat kebakaran adalah suatu sikap untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran yang akan menimbulkan kerugian baik fisik-material maupun mental spiritual.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Apa saja struktur organisasi dari tanggap darurat kebakaran ?

Bagaimana prosedur tanggap darurat kebakaran ?

Apa saja elemen-elemen tanggap darurat kebakaran ?

Apa saja pemadam kebakaran yang diperlukan saat kebakaran terjadi ?

1.3 TUJUAN

Mahasiswa dapat menjelaskan struktur organisasi tanggap darurat

Mahasiswa mengetahui prosedur yang harus dilakukan jika kebakaran terjadi

Mahasiswa mengetahui alat pemadam kebakaran yang harus digunakan saat

kebakaran terjadi

1

Page 6: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

BAB II

ISI

2.1 TINJAUN UMUM

2.1.1 PENGERTIAN

Kebakaran adalah api yang tidak dikehendaki

Resiko kebakaran adalah perkiraan tingkat keparahan apabila terjadi kebakaran.

Panas, asap dan gas adalah produk kebakaran yang pada hakekatnya jenis

bahaya yang akan mengancam keselamatan.

Tanggap darurat adalah suatu sikap untuk mengantisipasi kemungkinan

terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, yang akan menimbulkan kerugian baik

fisik-material maupun mental spiritual.

Penanggulangan keadaan darurat adalah upaya atau tindakan yang dilakukan

untuk mengatasi keadaan yang akan menimbulkan kerugian, agar situasi atau

keadaan yang tidak dikehendaki tersebut dapat segera diatasi/dinormalisasi dan

kerugian ditekan seminimal mungkin.

Keadaan darurat adalah situasi / kondisi / kejadian yang tidak normal, terjadi

tiba-tiba, mengganggu kegiatan / organisasi / komunitas yang perlu segera

ditanggulangi.

2.1.2 DASAR HUKUM TANGGAP DARURAT

Tujuan K3 tersirat dalam konsideran UU 1/70, yaitu bertujuan melindungi

tenaga kerja dan orang lain, asset dan lingkungan masyarakat

Syarat-syarat K3 penanggulangan kebakaran sesuai ketentuan pasal 3 ayat (1)

huruf b, d, q dalam UU No. 1 tahun 1970

Pasal 9 ayat (3) mengatur kewajiban pengurus menyelenggarakan latihan

penanggulangan kebakaran

2

2.1.3 TUJUAN TANGGAP DARURAT

Page 7: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

Untuk meningkatkan usaha-usaha penanggulangan kebakaran dengan segala

akibatnya, dan merupakan pedoman untuk melaksanakan UU Keselamatan Kerja.

2.1.4 PRINSIP TANGGAP DARURAT

Adalah bahwa api sebelum membesar harus segera dapat dipadamkan. Semakin

besar api semakin sukar dapat dikuasai karena suhu yang telah tinggi akan mempercepat

proses kebakaran.

2.2 MATERI

Penanggulangan Kebakaran

Menurut Kepmenaker No. KEP. 186/ MEN/ 1999 tentang Unit Penanggulangan

Kebakaran di Tempat Kerja, bahwa yang dimaksud dengan penanggulangan kebakaran

adalah segala upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya

pengendalian setiap perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan

sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap darurat untuk memberantas

kebakaran. Berdasarkan Kepmenaker R.I No. Kep. 186/ MEN/ 1999, Pengurus atau

pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan

penanggulangan kebakaran di tempat kerja. Upaya-upaya tersebut meliputi:

1. Pengendalian setiap bentuk energi,

2. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi.

3. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas.

4. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja.

5. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala.

6. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas.

3

2.2.1 Usaha Preventif Tanggap Kebakaran

Page 8: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

• Penyuluhan dan pelatihan tentang pemadaman kebakaran 

• Adanya SOP cara pengoperasian pada tabung pemadam 

• Pastikan listrik/api telah padam sebelum meniggalkan laboratorium 

• Usahakan bak kamar mandi selalu penuh

2.2.2 Struktur Unit Tanggap Darurat

1. Tugas dan Fungsi Unit Tanggap Darurat :

Menentukan dan menanggulangi keadaan darurat Perusahaan.

Melaksanakan latihan tanggap darurat bersama serta melibatkan seluruh

karyawan secara berkala.

Melaksanakan pertemuan rutin/nonrutin kinerja Unit Tanggap Darurat.

2. Peran Wewenang dan Tanggung Jawab

Ketua

1. Menentukan dan memutuskan Kebijakan Tanggap Darurat

Perusahaan

2. Mengajukan anggaran dana yang berkaitan dengan sarana dan

prasarana tanggap darurat Perusahaan.

3. Mengundang partisipasi seluruh karyawan untuk melangsungkan

latihan tanggap darurat di lingkungan Perusahaan.

4. Menjadwalkan pertemuan rutin maupun nonrutin Unit Tanggap Darurat.

5. Menyusun rencana pemulihan keadaan darurat Perusahaan.

4

Sekretaris

Page 9: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

1. Membuat laporan kinerja Unit Tanggap Darurat.

2. Melakukan pemantauan kebutuhan dan perawatan sarana dan

prasarana tanggap darurat Perusahaan.

3. Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait yang berkaitan

dengan tanggap darurat Perusahaan.

Koordinator

1. Mengoordinasi kinerja semua regu Unit Tanggap Darurat.

Regu Pemadam Kebakaran

1. Melangsungkan pemadaman kebakaran menggunakan semua sarana

pemadam api di lingkungan Perusahaan secara aman, selamat dan

efektif.

2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana

pemadam api di lingkungan Perusahaan kepada Koordinator,

Sekretaris maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.

Regu Evakuasi

1. Memimpin prosedur evakuasi secara aman, selamat dan cepat.

2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana

evakuasi di lingkungan Perusahaan kepada Koordinator, Sekretaris

maupun Ketua Unit Tanggap Darurat.

3. Melaporkan adanya korban tertinggal, terjebak ataupun teruka

kepada Regu P3K, Koordinator maupun Sekretaris Unit Tanggap

Darurat.

5

Regu P3K

Page 10: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

1. Melaksanakan tindakan P3K.

2. Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana P3K

di lingkungan Perusahaan kepada Koordinator, Sekretaris maupun

Ketua Unit Tanggap Darurat.

3. Melaporkan kepada Koordinator ataupun Sekretaris Unit Tanggap

Darurat bilamana terdapat korban yang memerlukan tindakan medis

lanjut pihak ke tiga di luar Perusahaan.

Logistik

1. Mengakomodasi kebutuhan umum tanggap darurat (makanan,

minuman, pakaian, selimut, pakaian, dsb).

Transportasi

1. Mengakomodasi sarana transportasi darurat dari dalam/luar

lingkungan Perusahaan.

Komunikasi Internal

1. Memantau perkembangan penanganan kondisi darurat dan

menjembatani komunikasi antar regu Unit Tanggap Darurat.

2. Memastikan alur komunikasi antar regu Unit Tanggap Darurat dapat

dilangsungkan secara baik dan lancar.

Komunikasi Eksternal

1. Memantau seluruh informasi internal dan mengakomodasi informasi/pemberitaan untuk pihak luar.

2. Menghubungi pihak eksternal terkait untuk kepentingan tanggap darurat (Kepolisian/Warga).

6

Keamanan

Page 11: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

1. Melaksanakan tindakan keamanan internal maupun eksternal selama

berlangsungnya tanggap darurat Perusahaan.

2.2.3 Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran

1. Fire Alarm

Fire Alarm dipasang untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin,

sehingga tindakan pengamanan yang diperlukan dapat segera dilakukan

Alarm kebakaran akan berbunyi bilamana:

Ada aktivasi manual alarm (manual break glass atau manual call point)

Ada aktivasi dari detektor panas maupun asap

Ada aktivasi dari panel/control room

2. Peringatan tahap pertama (alarm lantai)

Peringatan (alarm) tahap I merupakan tanda bekerjanya sistem dan

nampak pada:

o Panel alarm lantai,

o Panel alarm utama

Pemberitahuan untuk siaga bagi seluruh karyawan/umum (public

address) dengan dua tahap teks:

o Pengecekan ke lokasi

o Pemberitahuan hasil: terjadi alarm palsu atau kebakaran

7

3. Peringatan Tahap Kedua (Alarm Gedung)

Page 12: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

Merupakan tanda dimulainya tindakan evakuasi, setelah memperoleh

konfirmasi akan kondisi kebakaran yang terjadi. Perberlakuan evakuasi

harus melalui sistem pemberitahuan umum

4. Prosedur bagi SELURUH PENGHUNI / KARYAWAN GEDUNG

• Saat Melihat Api

• Saat Mendengar Alarm Tahap I

• Saat Mendengar Alarm Tahap II

• Saat Evakuasi

• Saat Pengungsian di Luar Gedung

5. Saat melihat api (TETAP TENANG JANGAN PANIK )

Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point, atau dengan

memecahkan manual break glass dan menekan tombol alarm, sambil

teriak kebakaran-kebakaran.

Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang tersebut

harus berteriak kebakaran kebakaran………..untuk menarik perhatian

yang lainnya.

Beritahu Safety Representative melalui telepon darurat atau lewat HP, Pager, dan sampaikan informasi berikut :identitas pelapor, ukuran /besarnya kebakaran, lokasi kejadian, adanya / jumlah orang terluka, jika ada, tindakan yang telah dilakukan

Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang terdekat. Jika api /kebakaran tidak dapat dikuasai atau dipadamkan lakukan evakuasi segera melalui pintu keluar (EXIT)

8

6. Saat mendengar alarm tahap 1

Page 13: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

• Kunci semua lemari dokumen / file.

• Berhenti memakai telepon intern & extern.

• Matikan semua peralatan yang menggunakan listrik.

• Pindahkan keberadaan benda-benda yang mudah terbakar.

• Selamatkan dokumen penting.

• Bersiaga dan siap menanti instruksi / pengumuman dari Fire Commander

maupun Safety Representative.

7. Saat mendengar alarm tahap 2

• Berdiri di depan pintu kantor secara teratur, jangan bergerombol dan

bersedia untuk menerima instruksi.

• Evakuasi akan dipandu oleh petugas evakuasi melalui tangga darurat

terdekat menuju tempat berhimpun di luar gedung.

• Jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil barang-

barang milik pribadi yang tertinggal.

• Tutup semua pintu kantor yang anda tinggalkan (tapi jangan sekali-sekali

mengunci pintu-pintu tersebut) Untuk mencegah meluasnya api dan asap

8. Saat evakuasi

Tetap tenang, Jangan panik !

Segera menuju tangga darurat yang terdekat

Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI

Lepaskan sepatu dengan hak tinggi

9

Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan

Page 14: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di ruang / lantai

tersebut untuk berevakuasi bersama yang lain.

Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat

dengan ambil napas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak

untuk menghindari asap, jangan berbalik arah karena akan bertabrakan

dengan orang-orang dibelakang anda

Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah napas anda

dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.

9. Saat pengungsian luar gedung

• Pusat berkumpulnya para pengungsiditentukan ditempat

• Setiap pengungsi diminta agar senantiasa tertib dan teratur

• Petugas evakuasi dari setiap kantor agar mencatat karyawan yang

menjadi tanggung jawabnya.

• Apabila ada karyawan yang terluka, harap segara melapor kepada First

Aider atau Petugas Medis untuk mendapatkan pengobatan

• Jangan kembali kedalam gedung sebelum tanda aman dimumumkan

Safety Representative. 

10. Prosedur bagi Petugas Fire Warden dan Fire Brigade

Ketika mendengar alarm atau diberitahu mengenai kejadian kebakaran, segera :

Memastikan di mana lokasi kebakaran.

Bergerak menuju lokasi kebakaran tersebut melalui jalan terdekat dengan membawa APAR.

10

Page 15: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

Melapor kesiagaan untuk tindakan pemadaman kepada Pemimpin Regu

(Fire Warden lapor ke Safety Rep.)

Melakukan tindakan pemadaman kebakaran tanpa harus membahayakan

keamanan masing-masing personil.

11. Prosedur bagi Fire Commander (1)

Pada saat menerima informasi adanya kebakaran

• Menuju Ruang POSKO Taktis dan memimpin operasi pemadaman

• Memastikan prosedur keadaan darurat dipatuhi dan dilaksanakan

• Memastikan Regu Pemadam Kebakaran telah dimobilisasi untuk

menindaklanjuti adanya alarm atau pemberitahuan kebakaran

• Memastikan bahwa pemberitahuan umum mengenai status keadaan siaga

telah dilakukan

• Melaporkan status keadaan darurat kepada pimpinan

12. Prosedur bagi Fire Commander (2)

• Melakukan komuniksi intensif dengan Safety Representative dan instansi

terkait (Fire Brigade, ERT/emergency response team Area lain)

• Siaga untuk menerima laporan mengenai situasi dari Pemimpin Regu

Pemadam Kebakaran/Fire Brigade yang berada di lokasi kebakaran dan

menetapkan perlu tidaknya evakuasi total

• Selalu memantau mengenai status evakuasi, kondisi kebakaran, jumlah karyawan yang terjebak,

• Pastikan tersedianya peta, gambar bangunan, buku FEP (fire emergency plan), kunci-kunci yang diperlukan

11

Page 16: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

13. Prosedur bagi Petugas Evakuasi (1)

• Mencari penghuni atau siapa saja, dimana pada saat terjadi kebakaran

ada di lantai tersebut, terutama diruang-ruang tertutup dan memberitahu

agar segera menyelamatkan diri

• Melacak jalan, meyakinkan jalan aman, tidak ada bahaya, hambatan

ataupun jebakan pintu tertutup.

• Memimpin para penghuni meninggalkan, ruangan, mengatur dan

memberi petunjuk tentang rute dan arus evakuasi menuju ke tempat

berkumpul (assembly point / daerah kumpul) melalui jalan dan tangya

darurat.

14. Prosedur bagi Petugas Evakuasi (2)

• Melaksanakan tugas evakuasi dengan berpegang pada prosedur.evakuasi,

antara lain

- Melarang berlari kencang, berjalan cepat dan tidak saling mendahului

- Mengingatkan agar tidak memmbawa barang besar dan berat

- Keluar gedung untuk menuju assembly area

- Berkumpul ditempat yg ditentukan

- Melarang kembali masuk kedalam bangunan sebelum diumumkan

melalui alat komunikasi, bahwa keadaan telah aman.

• Mengadakan apel checking jumlah Penghuni guna meyakinkan bahwa

tidak ada yang tertinggal di gedung/area kerja

• Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban (sakit/luka, pingsan,

meninggal) .

12

Page 17: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

15. Prosedur bagi Teknisi (Electrical/Utility)

• Matikan peralatan pengendali listrik dan aliran gas yang bisa dikenai

akibat kebakaran

• Pastikan bahwa peralatan pemadam kebakaran seperti misalnya Pompa

dan Cadangan Air berfungsi dengan baik.

• Periksa daerah terbakar dan tentukan tindakan yang harus dilakukan

• Upayakan kelancaran sarana agar prosedur pengendalian keadaan darurat

dan evakuasi berjalan baik

16. Prosedur bagi Petugas Keamanan

• Mengatur lalu lalu lintas kendaraan yang keluar masuk

• Dan menyediakan lokasi parkir untuk Fire Truck

• Lakukan langkah pengamanan selama petugas pemadaman bekerja

memadamkan kebakaran dengan cara :

- Mengatur lingkungan sekitar lokasi untuk memberikan ruang yang

cukup untuk mengendalikan kebakaran,

- Mengamankan karyawan yang tidak bertugas dalam kebakaran.

• Mengamankan daerah kebakaran lantai tersebut dari kemungkinan tindakan

seseorang misalnya mencuri barang-barang yang sedang diselamatkan

diselamatkan, mencopet penghuni yang sedang panik, dll

• Menangkap orang yang jelas-jelas melakukan tindakan kejahatan dan

membawanya ke pos komando

13

Page 18: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

2.2.4 Elemen Manajemen Keadaan Darurat

1. Kebijakan

Penerapan manajemen keadaan darurat di perusahaan didasarkan

kebijakan dan komitmen yang tinggi manajemen perusahaan.

Kebijakan manajemen keadaan darurat merupakan bagian dari SMK3

yang diterapkan oleh perusahaan.

2. Identifikasi

Langkah awal penerapan manajemen keadaan darurat.

Bertujuan untuk mengidentifikasi semua potensi keadaan darurat yang

mungkin timbul dalam operasi perusahaan (risk analysis).

Identifikasi terhadap kesiapan perusahaan baik sumber daya manusia,

peralatan dan finansial dalam menghadapi setiap kemungkinan keadaan-

keadaan darurat.

3. Perencanaan Awal

Menyusun strategi dasar pengendalian.

Menetapkan besarnya potensi keadaan darurat yang terjadi, dan simulasi

penanggulangan dan penanganan yang paling efektif.

Inventarisasi sumber daya, sarana dan teknologi penanggulangan yang

diperlukan.

4. Prosedur Keadaan Darurat

• Berdasarkan perencanaan disusun prosedur keadaa darurat (SOP) sebagai

landasan operasional.

• Prosedur ini menentukan jenis keadaan daruratt yang akan ditanggulangi, tugas dan tanggung jawab tim, sarana yang diperlukan dan sistem komunikasi.

• Harus dapat legitimasi dari manajemen perusahaan dan mengikat semua pihak terkait.

14

Page 19: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

5. Organisasi Keadaan Darurat

• Berdasarkan SOP yang ada, ditetapkan SO keadaan daruat lengkap

dengan nama, telepon dan tugas serta tanggung jawab masing-masing

individu.

• Organisasi keadaan darurat harus mencantumkan dengan jelas garis

komando dan sistem pertanggungan jawab (akuntabilitas dan

responsibilitas dari setiap individu.

6. Sarana Keadaan Darurat

• Harus disusun daftar kebutuhan sarana keadaan darurat yang diperlukan

baik yang tersedia dalam perusahaan atau dari luar perusahaan.

• Harus ada sistem untuk memelihara dan memeriksa semua sarana

keadaan darurat agar selalu dalam kondisi baik dan siap digunakan setiap

saat.

7. Pembinaan dan Pelatihan

• Semua unsur yang terlibat dalam keadaan darurat baik berkaitan dengan

pencegahan, pengendalian atau penanggulangan harus dilatih dan dibina.

• Secara berkala dilakukan simulasi keadaan darurat sesuai dengan

skenario yang telah disusun.

8. Komunikasi

• Komunikasi memegang peranan penting dalam penanganan keadaan

darurat.

• Komunikasi antar tim, komunikasi internal perusahaan, komunikasi

eksternal.

15

Page 20: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

• Harus dibuat prosedur dan sistem komunikasi yang baik termasuk

dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

9. Inspeksi dan Audit

• Dilakukan inspeksi berkala dan audit untuk memastikan bahwa semua

peralatan, sumber daya dan sistem penanganan keadaan daruat telah

berjalan baik.

• Audit keadaan darurat sebagai bagian dari audit keselamatan kerja.

10. Investigasi dan Pelaporan

Setiap kejadian keadaan darurat harus ditindaklanjuti dengan melakukan

investigasi untuk mengetahui :

Penyebab kejadian

Efektifitas pelaksaan penanggulangan

Efektifitas sistem keadaan daruat yang berlaku

2.2.5 Klasifikasi kebakaran

Kelas A

a. jenis kebakaran: bahan padat kecuali logam, seperti kayu, arang, kertas,

tekstil, plastik dan sejenisnya.

b. sifat: terbakar sampai bagian dalam atau terdapat bara

Kelas B (cair)

a. jenis kebakaran: bahan cair

b. sifat: terbakar pada permukaan

Kelas B (gas)

a. jenis kebakaran: bahan gas

b. sifat: terbakar pada titik sumber gas mengalir

16

Page 21: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

Kelas C

a. jenis kebakaran: peralatan listrik yang bertegangan

b. sifat: ditinjau dari aspek bahaya terkena listrik bagi petugas

Kelas D

a. jenis kebakaran: bahan logam

b. sifat: pembakaran logam dan bertemperatur tinggi, sehingga bila

dipadamkan dapat terjadi peledakan karena perubahan fase media pemadam

menjadi gas.

2.2.6 Teknik pemadaman api

Starvation adalah mengambil atau mengurangi bahan bakar yang terbakar

contoh : menutup valve vuel disaat terjadi kebakaran

Smothering adalah membatasi oksigen dengan bahan bakar

contoh : memadamkan api dengan fire blanket

Dilution adalah dengan cara mengencerkan kadar oksigen pada proses

pembakaran

contoh : memadamkan api dengan APAR

Cooling adalah teknik dengan cara menurunkan temperatur dari bahan bakar

yang terbakar

contoh : menyemprotkan air pada api

Break chain reaction adalah teknik memadamkan api dengan cara memutus

reaksi pembakaran 

contoh : memadamkan api dengan APAR CO2

17

Page 22: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

2.2.7 APAR

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.

Per. 04/ Men/ 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan

Pemeliharaan APAR yang menyatakan bahwa:

a. Setiap satu kelompok alat pemadam api ringan harus

ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,

mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan

pemberian tanda pemasangan.

b. Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 cm dari dasar lantai

tepat di atas satu atau kelompok alat pemadam api ringan yang bersangkutan.

c. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan

jenis dan penggolongan kebakaran.

d. Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengn lainnya atau kelompok

satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh

pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

e. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.

f. Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang didapati

sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat.

g. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang ( ditempatkan ) menggantung

pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan kontruksi penguat lainnya

atau ditempatkan dalam lemari atau peti ( box ) yang tidak dikunci.

h. Lemari atau peti (box) dapat dikunci dengan syarat bagian depannya harus

diberi kaca aman ( safety glass ) dengan tebal maximum 2 mm.

i. Sengkang atau konstruksi penguat lainnya tidak boleh dikunci atau digembok

atau diikat mati.

j. Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass) harus disesuaikan

dengan besarnya alat pemadam api ringan yang ada dalam lemari atau peti (box)

sehingga mudah dikeluarkan.

18

Page 23: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

Tabel penggunaan pemadam kebakaran

Penempatan APAR

19

Penggunaan APAR

KELAS API

PEMADAM KEBAKARAN

AIR BUSA BUBUK KERING

CO2 HALON

A Ya Ya Ya Ya Ya

B Tidak Ya Ya Ya Ya

C Tidak Tidak Ya Ya Ya

D Tidak Tidak Ya Ya Ya

Page 24: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

BUKA KUNCI PENGAMAN

ARAHKAN SEMPROTAN KE DASAR

SUMBER API

PENGGUNAAN TEGAK

TEKAN GENGGAMAN

19

2.2.8 Fasilitas yang Harus Dimiliki Laboratorium

APAR 

Tangga darurat 

Page 25: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

Ada sistem alarm seperti Heat detector, Smoke detector dan Flame detector

(lidah api) 

Hydrant (Box hydrant) 

Baju tahan panas pelindung kerja lengkap tahan api 

Pintu tahan Api 

Perhatikan juga jika masuk ke laboratorium atau gedung manapun,

cobalah lihat dan cari tanda arah evakuasi ataupun pintu darurat.

Biasanya ditunjukkan dengan papan nama 'pintu darurat' atau "exit"

seperi gambar ini :

20

BAB III

BAGAN TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

Page 26: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

3.1 Struktur Susunan Unit Organisasi Tim Tanggap Darurat K3 (Emergency

Response Team)

3.2 Daftar Jenis Tempat Kerja Berdasarkan Klasifikasi Potensi Bahaya

KLASIFIKASI JENIS TEMPAT KERJA

Bahaya Kebakaran Ringan

Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah sehingga menjalarnya api lambat

• Tempat ibadah• Gedung/ruang Perkantoran• Gedung/ruang Pendidikan• Gedung/ruang Perumahan• Gedung/ruang Perawatan• Gedung/ruang Restoran• Gedung/ruang Perpustakaan• Gedung/ruang Perhotelan• Gedung/ruang Lembaga• Gedung/ruang Rumah sakit• Gedung/ruang Museum• Gedung/ruang Penjara

Bahaya Kebakaran Sedang I

Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang

• Tempat Parkir• Pabrik Elektronika• Pabrik roti• Pabrik barang gelas• Pabrik minuman• Pabrik permata• Pabrik Pengalengan• Binatu• Pabrik susu

Page 27: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

Bahaya Kebakaran Sedang II

Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakara sedang, menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4 meter dan apbila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang sehingga menjalarnya api sedang

• Penggilingan padi• Pabrik bahan makanan• Percetaqkan dan penerbitan• Bengkel mesin• Gudang pendinginan• Perakitan kayu• Gudang perpustakaan• Pabrik barang keramik• Pabrik tembakau

• Pengolahan logam• Penyulingan• Pabrik barang kelontong• Pabrik barang kulit• Pabrik tekstil• Perakitan kendaraan bermotor• Pabrik kimia (kimia dengan kemudahan terbakar sedang)• Pertokoan dengan pramuniaga kurang dari 50 orang

Bahaya kebakaran Sedang III

Tempat kerja yang mempuyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, dan apabia terjadi kebakaran melepaskan anas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat

• Ruang pameran• Pabrik permadani• Pabrik makanan• Pabriksikat• Pabrik Ban• Pabrik Karung• Bengkel mobil• Pabrik sabun• Pabrik tembakau• Pabrik lilin• Studio dan pemancar• Pabrik barang plastik• Pergudangan• Pabrik pesawat terbang• Pertokoan dengan pramuniaga lebih dari 30 orang• Penggergajian dan pengolahan

Bahaya kebakaran Berat

Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, menyimpan bahan cair

• Pabrik kimia dengan kemudahan terbakar tinggi• Pabrik kembang api• Pabrik korek api• pabrik cat• Pabrik bahan peledak• Penggergajian kayu dan penyelesaannya menggunakan bahan mudah terbakar• Studio film dan televisi• Pabrik karet buatan

• Hanggar pesawat terbang

Page 28: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

• Penyulingan minyak bumi • Pabrik karet busa dan plastik busa

3.3 Matriks Tindakan Darurat Kebakaran

Tingkat

Bahaya

Tanda

Bahaya

Instruksi Dari Tindakan

Bahaya 1

Kebakaran masih terkendali (mudah dipadamkan)

Teriak kebakaran Orang pertama yang melihat api.

Melapor kepada koordinator.

Koordinator area melapor kepada PM/SM

Bahaya 2

Api berkobar susah dipadamkan, tapi masih dapat dikendalikan.

Teriak kebakaran dan lonceng area dibunyikan.

Koordinator area / Petugas yang telah ditunjuk

Orang pertama yang melihat api segera memadamkannya.

Melapor keadaan kebakaran kepada PM/SM & security.

Mengkoordinir anggota P2K setempat pemadaman

Security memulai mengadakan pengamanan area.

Minta bantuan anggota P2K terdekat untuk ikut menanggulangi.

Bila api padam, kembali keurutan b,c bahaya 1, bila tidak padam, masuk bahaya 3

Bahaya 3

Api berkobar tidak terkendali dan tidak dapat dipadamkan oleh APAR.

Sirene dibunyikan (Full)

Pimpinan

Keselamatan

Instruksi evakuasi.

Mengkoordinir pemadaman dengan hydrant.

Panggil Dinas Kebakaran

Page 29: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

3.4 Algoritma Respons Keadaan Darurat Kebakaran

24

BAB IV

PENUTUP

4.1 Pertanyaan dan Jawaban

SESI 1

1. Bagaimana proses pemadaman kebakaran yang terjadi ketika kebakaran kelas C

dan kelas D yang tidak bisa dipadamkan dengan air dan busa ? (dari Maya)

ALGORYTHMST AR T

Asap/Api

R espon

Security & FBSafety

R epresentative

Emergency Response Team

F ireC om m an

der

F ireBrigade

SafetyR ep.

Evakuasi

Evaluasi

EN D

Alarm Lantai

Alarm Gedung

Page 30: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

2. Dampak apa yang timbul dari kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas D ? (dari

Algan)

3. Berapakah jarak apar dari satu apar ke apar lainnya dan bagaimana kondisi

aparitu sendiri ? (dari Algan)

SESI 2

1. Pada alarm tahap 1 dan tahap 2 itu mengapa dibedakan ? (dari Dhiemas Aulia)

2. Pada APAR (Alat Pemadam Api Ringan ) adakah sistem APAR itu sendiri ?

(dari Poppy )

Jawaban :

1. Lihat klasifikasi api menurut kelasnya :

Kelas C

a. jenis kebakaran: peralatan listrik yang bertegangan

b. sifat: ditinjau dari aspek bahaya terkena listrik bagi petugas

Kelas D

a. jenis kebakaran: bahan logam

b. sifat: pembakaran logam dan bertemperatur tinggi.

Pemadaman api untuk kedua kelas tersebut tidak bisa menggunakan air dan busa karena :

iv Air adalah penghantar arus listrik yang baik, anda mungkin bisa tersengat listrik

bila mencoba menggunakannya. Peralatan listrik harus dicabut listriknya

sebelum menggunakan alat pemadam kebakaran air. 

Kebakaran kelas D memang jarang terjadi dan apabila terjadi sangat sulit

dipadamkan dan harus menggunakan pemadam api khusus.

Pemadam api harus disesuaikan dengan asal api muncul. Karena jika tidak hanya

akan berdampak lebih buruk lagi.

Page 31: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

Setiap tipe api diharuskan dipadamkan dengan pemadam api yang sesuai dan

benar.

2. Dampak yang ditimbulkan tentunya munculnya api yang akan mengakibatkan

hal – hal yang merugikan baik fisik, moril ataupun materil.

3. Tinggi pemberian tanda pemasangan APAR adalah 125 cm dari dasar lantai

tepat di atas satu atau kelompok alat pemadam api ringan yang bersangkutan.

Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengn lainnya atau kelompok

satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh

pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

4. Alarm tahap 1 dibunyikan jika ada api yang muncul dan harus ditindaklanjuti

segera. Apabila api padam alarm tahap 2 tidak harus dibunyikan.

Pembunyian alarm tahap 2 jika api tidak dapat dikendalikan. Dan tindakan

selanjutnya diperlukan.

Perbedaan alarm tahap 1 dan 2 adalah waktu pembunyiannya ketika api masih menyala atau tidak.

5. Sistem APAR itu ada 3 yaitu :

1. Sistem Stored-Pressure (gas penekannya dikempakkan ke dalam)2. Sistem Gas Cartridge (gas penekan CO2 terpisah dengan bahan

pemadam, sistem ini ada di dalam/luar tabung)3. Sistem Dua Bahan Kimia (Turn-over/dibalik) (dua bahan kimia

bercampur menghasilkan CO2 sebagai gas penekan yang mendorong busa sebagai hasil reaksi)

4.2 Kesimpulan

Tanggap Darurat Kebakaran adalah suatu sikap untuk mengantisipasi

kemungkinan terjadinya kebakaran yang akan menimbulkan kerugian baik fisik-

material maupun mental spiritual.

Tujuan dari tanggap darurat kebakaran adalah untuk meningkatkan usaha-usaha

penanggulangan kebakaran dengan segala akibatnya, dan merupakan pedoman untuk

melaksanakan UU Keselamatan Kerja.

Page 32: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

Prinsip tanggap darurat kebakaran adalah bahwa api sebelum membesar harus

segera dapat dipadamkan. Semakin besar api semakin sukar dapat dikuasai karena suhu

yang telah tinggi akan mempercepat proses kebakaran.

Dalam suatu perusahaan atau instansi atau lembaga harus memiliki stuktur

organisasi keadaan darurat kebakaran, agar jika terjadi kebakaran tidak memakan

korban dan merugikan bagi semua pihak. Sekesil apapun resiko akan berdampak tidak

hanya bagi satu orang.

4.3 Saran

1. Perhatikan setiap petunjuk yang ada pada peralatan yang akan digunakan.

2. Selalu berhati-hati menggunakan peralatan terutama yang berbahaya.

3. Penggunaan alat – alat dengan benar akan mengecilkan setiap resiko.

4. Alat-alat atau bahan-bahan yang mudah terbakar dapat digunakan dengan

baik dan benar.

5. Organisasi tanggap darurat pada suatu instansi atau lembaga atau perusahaan

berjalan dengan baik.

6. Bahaya selalu ada di sekitar kita cara menghindarinya hanya kita sendiri

yang dapat melakukannya.

DAFTAR PUSTAKA

MODUL K3 DAN HK KETENAGAKERJAAN, “Alat Pemadam Api”, POLSRI,

PALEMBANG, 2013

http://pemadamkebakaranblitarkota.blogspot.com/2013_09_01_archive.html

Anonim, 2008. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.http://www.phitagoras.co.id/safety_practices.html .

Page 33: Makalah k3 Dan Hk Ketenagakerjaan

https://www.google.co.id/

https://www.google.co.id/gambar

v