Top Banner
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) Makalah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Yang di bina oleh Bapak Dwi Prihanto Oleh: 1. M. Ridwan (110533406990) 2. Novia Ratnasari (110533406970) 3. Qoimatul Adilah (110533406982) 4. Virginia Nurita (110533406964) “The Learning University” UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA 2011
47

Makalah k3 alat pelindung diri

Jun 10, 2015

Download

Education

Qoimah Adielah

Tugas Kelompok - Makalah K3 APD
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah k3   alat pelindung diri

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan

Kerja

Yang di bina oleh Bapak Dwi Prihanto

Oleh:

1. M. Ridwan (110533406990)

2. Novia Ratnasari (110533406970)

3. Qoimatul Adilah (110533406982)

4. Virginia Nurita (110533406964)

“The Learning University”

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

2011

Page 2: Makalah k3   alat pelindung diri

ii

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah

memberikan rahmat, taufiq serta hidayahNya kepada kami sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Alat Pelindung Diri” ini

dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kami mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dwi Prihanto selaku dosen pembimbing mata kuliah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan, yang telah sabar

membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini

dengan baik.

2. Kedua orang tua kami yang telah mendidik dan member doa restu

kepada kami, dan

3. Teman-teman kami khususnya PTI Offering A ‘11

Kami menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin. Namun, jika

terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami sangat

mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah

ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan

pembaca pada umumnya serta merupakan wujud kepedulian kita terhadap

keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kita.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, Oktober 20011

Penyusun

Page 3: Makalah k3   alat pelindung diri

iii

Daftar isi:

Cover………………..……………..……………………………………..i

Kata Pengantar …………………………………..….…………………..ii

Daftar Isi………………………..…..…………………………………iii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang…………………….…………………………..

B. Rumusan Masalah……………………………………………..

C. Tujuan ………………………………….………………….......

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Alat Pelindung Diri………………………….….....

B. Kelebihan dan Kekurangan APD.. ……………………………

C. Macam – Macam Alat Pelindung Diri…………..………….....

D. Ketersediaan dan Keamanan APD…………………………….

E. Cara Merawat APD yang Baik dan Benar…………………….

F. Perlunya pemahaman akan jaminan sosial sebagai hak kesejahteraan

pekerja……………………………………………………………

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan……………………………………………………..

B.Saran…………………………………………………………….

Page 4: Makalah k3   alat pelindung diri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar BelakangDi dalam kegiatan sehari-hari dalam melakukan aktivitas, kita sering

tidak menduga akan mendapat resiko kecelakaan pada diri kita sendiri.

Banyak sekali masyarakat yang belum menyadari akan hal ini. Baik

diloingkungan kerja, di jalan raya , maupun di tempat – tempat umum dan

lingkungan rumah.

Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu

kita perlu mengem-bangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan

dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit

yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan

efesiensi.

Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor

kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan

terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi

mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis

pekerjaannya.

Dari hasil penelitian di sarana kesehatan Rumah Sakit, sekitar 1.505

tenaga kerja wanita di Rumah Sakit Paris mengalami gangguan

muskuloskeletal (16%) di mana 47% dari gangguan tersebut berupa nyeri di

daerah tulang punggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada 5.057

perawat wanita di 18 Rumah Sakit didapatkan 566 perawat wanita adanya

hubungan kausal antara pemajanan gas anestesi dengan gejala

neoropsikologi antara lain berupa mual, kelelahan, kesemutan, keram pada

lengan dan tangan.

Di perkantoran, sebuah studi mengenai bangunan kantor modern di

Singapura dilaporkan bahwa 312 responden ditemukan 33% mengalami

gejala Sick Building Syndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepat

Page 5: Makalah k3   alat pelindung diri

2

lelah 45%, hidung mampat 40%, sakit kepala 46%, kulit kemerahan 16%,

tenggorokan kering 43%, iritasi mata 37%, lemah 31%.

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,

pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja

wajib diseleng-garakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja

yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar

dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat

sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan

dengan program perlindungan tenaga kerja.

APD tidak mencegah insiden bahaya, hanya mengurangi akibat dari

kecelakaan itu sendiri. Karena itu, alat pelindung harus digunakan dalam

kegiatan yang beresiko terjadi kecelakaan berdasarkan factor yang

mempengaruhinya.

B. Rumusan Masalah1. Apa itu APD?

2. Siapa yang harus memberikan APD?

3. Apa kekurangan dan kelebihan APD?

4. Bagaimana cara merawat APD yang baik dan benar?

5. Apakah ada jaminan apabila terjadi kecelakaan kerja

C. Tujuan- Agar kita tahu bagaimana cara bekerja yang baik dan benar

- Supaya kita bisa lebih berhati-hati dalam bekerja

- Mengetahui bagaimana merawat APD supaya tetap steril, tahan

lama.

Page 6: Makalah k3   alat pelindung diri

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Alat Pelindung DiriAlat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib

digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga

keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu

sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja

Republik Indonesia.

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan

pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L

'Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan').

Hukum yang mendasari adalah :

1. Undang-undang No.1 tahun 1970.

a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-

syarat untuk memberikan APD

b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan

menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.

c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan

atau hak tenaga kerja untuk memakai APD.

Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-

Cuma

2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981

Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat

pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk

pencegahan penyakit akibat kerja.

3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982

Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan

Page 7: Makalah k3   alat pelindung diri

4

dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan

dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja

4. Permenakertrans No.Per.03/Men/1986

Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus

memakai alat-alat pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi,

sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung

pernafasan.

Intisari Permenaker No.08 thn 2010 ttg APD

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010

TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang

mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya

mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat

kerja.

7. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian

khusus dari luar Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk

oleh Menteri.

Pasal 2

(1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja.

(2) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar

Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku.

(3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh

pengusaha secara cuma-cuma.

Page 8: Makalah k3   alat pelindung diri

5

Pasal 3

(1) APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:

a. pelindung kepala;

b. pelindung mata dan muka;

c. pelindung telinga;

d. pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;

e. pelindung tangan; dan/atau

f. pelindung kaki.

(2) Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk APD:

a. pakaian pelindung;

b. alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau

c. pelampung.

(2) Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dapat mewajibkan penggunaan APD di tempat kerja selain

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 5

Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan

memasang rambu¬rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat

kerja.

Pasal 6

(1) Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib

memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko.

(2) Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan

pekerjaan apabila APD yang disediakan tidak memenuhi ketentuan dan

persyaratan.

Pasal 7

(1) Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di

Page 9: Makalah k3   alat pelindung diri

6

tempat kerja.

(2) Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a. identifikasi kebutuhan dan syarat APD;

b. pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan

kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh;

c. pelatihan;

d. penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;

e. penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;

f. pembinaan;

g. inspeksi; dan

h. evaluasi dan pelaporan.

Pasal 8

(1) APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus

dibuang dan/atau dimusnahkan.

(2) APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung bahan

berbahaya, harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundangan-

undangan.

(3) Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus dilengkapi

dengan berita acara pemusnahan.

B. Kelebihan dan Kekurangan APDKekurangan :

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD

yang kurang tepat dan perawatannya yang tidak baik

2. Fungsi dari ADP ini hanya untuk mengura gi akibat dari kondisi yang

berpotensi menimbulkan bahaya bukan untuk menyelamatkan nyawa.

3. Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan karena hanya melindungi

bukan mencegah

4. Cara pemakaian APD yang salah karena kurangnya pengetahuan tentang

penggunaan APD yang baik dan benar,

Page 10: Makalah k3   alat pelindung diri

7

5. APD tak memenuhi persyaratan standar karena perawatannya tidak baik

dan kualitasnya buruk.

6. APD yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.

7. APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter

(digunakan untuk menahan frekuensi tertentu pada tahanan yang berubah-

ubah dan lain-lain) dan penyerap (cartridge).

8. APD dapat menularkan penyakit bila dipakai berganti-ganti.

Kelebihan :

1. Mengurangi resiko akibat kecelakan kerja yang terjadi baik sengaja

maupun tidak sengaja

2. Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan

3. Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan

administrasi tidak berfungsi dengan baik.

4. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja agar

terlindungi dari bahaya kerja.

Page 11: Makalah k3   alat pelindung diri

8

C.MACAM-MACAM ALAT PELINDUNG DIRI

1. Safety Helmet

Safety Helmet merupakan alat pelindung kepala yang melindungi

kepala dari benda-benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.

2. Tali Keselamatan (safety belt)

Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat

transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil,pesawat, alat berat,

dan lain-lain). Sehingga saat kita terjatuh, ada tali pengaman yang

menyangga tubuh kita.

3. Sepatu Karet (sepatu boot)

Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun

berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari

benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

Page 12: Makalah k3   alat pelindung diri

9

4. Sepatu pelindung (safety shoes)

Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol

dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang

menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan

kimia, dsb.

5. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat

atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk

sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

Page 13: Makalah k3   alat pelindung diri

10

6. Tali Pengaman (Safety Harness)

Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan

menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter. Berguna untuk

melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada

pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler.

Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.

Jenis :

Penggantung unifilar

Penggantung berbentuk U

Gabungan penggantung unifilar dan bentuk U

Penunjang dada (chest harness)

Penunjang dada dan punggung (chest waist harness)

Penunjang seluruh tubuh (full body harness)

7. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)

Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat

yang bising. Sumbat Telinga

Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja,sedangkan

frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu.

Kelemahan: tidak tepat ukurannya dengan lobang telinga pemakai,kadang-

kadang lobang telinga kanan tak sama dengan yang kiri.

Page 14: Makalah k3   alat pelindung diri

11

Bahan sumbat telinga :

Karet, plastik keras, plastik yang lunak, lilin, kapas.

Yang disenangi adalah jenis karet dan plastic lunak,karena bisa

menyusaikan bentuk dengan lobang telinga.

Daya atenuasi (daya lindung) : 25-30 dB

Ada kebocoran dapat mengurangi atenuasi + 15 dB

Dari lilin :

- bisa lilin murni

- dilapisi kertas

- kapas

Kelemahan:

Kurang nyaman

Lekas kotor.

Dari kapas: daya atenuasi paling kecil antara 2 – 12 dB.

Tutup Telinga Ada beberapa jenis:

Atenuasinya: pada frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB)

Untuk frekuensi biasa 25-30 dB.

Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan

sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi; tapi tak lebih dari

50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih ada.

Page 15: Makalah k3   alat pelindung diri

12

8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya

mengelas) agar tidak terkena benda-benda.

SYARAT OPTIS TERTENTU

Lensa tidak boleh mempunyai efek distorsi/ efek prisma lebih dari

1/16 prisma dioptri; artinya perbedaan refraksi,harus lebih kecil dari 1/16

dioptri.

Alat pelindung mata terhadap radiasi :

Prinsipnya kacamata yang hanya tahan terhadap panjang gelombang

tertentu;

Standar Amerika, ada 16 jenis kaca dengan sifat-sifat tertentu

9. Masker (Respirator)

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di

tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

Page 16: Makalah k3   alat pelindung diri

13

10. Pelindung wajah (Face Shield)

Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat

bekerja (misal pekerjaan menggerinda).

11. Jas Hujan (Rain Coat)

Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja

pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).

D. Ketersediaan APD

Dalam UU No. 1 tahun 1970 pasal 14 butir c menyatakan bahwa

”pengurus (pengusaha) diwajibkan untuk menyediakan secara cuma-cuma

semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada pekerja yang berada

dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang

memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang

diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan

kerja.”

Page 17: Makalah k3   alat pelindung diri

14

APD harus tersedia sesuai dengan risiko bahaya yang ada di tempat kerja.

Contohnya di pengelasan risiko bahaya yang ada seperti infrared dan

radiasi, maka APD yang harus digunakan adalah face shield dan goggles

untuk perlindungan mata dan wajah (Wentz, 1998).

Goggles face shield

Kenyamanan APDAPD adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi

seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi pekerja dari bahaya

di tempat kerja.

Karena itu adalah penting APD bisa digunakan oleh pekerja secara nyaman

dan tidak menimbulkan bahaya baru (Imamkhasani, 1991).

Banyak alasan pekerja enggan menggunakan APD salah satunya adalah

karena faktor kenyamanan. Contohnya safety shoes yang terlalu kebesaran

atau kekecilan, tidak akan melindungi pekerja secara efektif namun tidak

menutup kemungkinan untuk muncul kejadian baru karena memakai safety

shoes yang tidak sesuai ukuran.

Untuk memberikan perlindungan yang baik maka pakaian harus pas dan

sesuai. APD biasanya didisain berdasarkan rata-rata ukuran orang Amerika

Utara atau Eropa, dan akan menjadi masalah jika digunakan oleh pekerja

yang ukurannya berada diatas atau dibawah ukuran tersebut (Rosskam,

1996).

Page 18: Makalah k3   alat pelindung diri

15

E. Cara Merawat APD yang Baik dan Benar1. meletakkan APD pada tempatnya setelah selesai digunakan,

2. melakukan pembersihan secara berkala,

3. memeriksa APD sebelum dipakai untuk mengetahui adanya kerusakan

atau tidak layak pakai,

4. memastikan APD yang digunakan aman untuk keselamatan jika tidak

sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.

5. dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara

penyimpanan, kebersihan serta kondisinya

6. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang

kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak

dibenarkan untuk dipergunakan

Secara spesifik sebagai berikut:

a. Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)

Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang

menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh

manajemen lini.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang

kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak

dibenarkan untuk dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa system

suspensinya)

Page 19: Makalah k3   alat pelindung diri

16

TOPI PENGAMAN

Untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari tegangan

listrik yang terbatas.

Tahan terhadap tegangan listrik tinggi.

-Tanpa perlindungan terhadap tenaga listrik,biasanya terbuat dari logam

-Yang digunakan untuk pemadam kebakaran.

PENGUJIAN MEKANIK

Dengan menjatuhkan benda seberat 3 kg dari ketinggian 1m, topi tidak

boleh pecah atau benda tak boleh menyentuh kepala.

Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam dibagian puncak ; 4-5 cm.

Tidak menyerap air dengan direndam dalam air selama 24 jam. Air

yang diserap kurang 5% beratnya

Tahan terhadap api

PENGUJIAN DAYA TAHAN TERHADAP API

Topi dibakar selama 10 detik dengan pembakar Bunsen atau propan,

dengan nyala api bergaris tengah 1 cm. Api harus padam setelah 5

detik.

Pengujian listrik:

Tahan terhadap listrik tegangan tinggi diuji dengan mengalirkan arus

bolak-balik 20.000 volt dengan frekuensi 60 Hz, selama 3

menit,kebocoran arus harus lebih kecil dari 9 mA.

Tahan terhadap listrik tegangan rendah, diuji dengan mengalirkan arus

bolak-balik 2200 volt dengan frekuensi 60 Hz selama 1 menit

kebocoran arus harus kurang dari 9mA

Page 20: Makalah k3   alat pelindung diri

17

Manfaat Topi/Tudung:

Untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia berbahaya dari Iklim

yang berubah-ubah, dari bahaya api dan lain sebagainya.

Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang

memiliki helm kerja dan telah mengikuti training.

b. Kacamata Safety (Safety Glasses)

Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang

menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh

manajemen lini.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety

yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta

tidak dibenarkan untuk dipergunakan.

Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu,

kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau

kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.

Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang

memiliki kacamata safety dan telah mengikuti training.

Page 21: Makalah k3   alat pelindung diri

18

c. Sepatu Safety (Safety Shoes)

Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa

atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena

cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena

bahan kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir.

Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan

peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang

berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau

licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-

lain.Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang

menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh

manajemen lini.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang

kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak

dibenarkan untuk dipergunakan.

Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang

memiliki sepatu safety dan telah mengikuti training.

Page 22: Makalah k3   alat pelindung diri

19

d. Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)

Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin

yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung

pernafasan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut

ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan. Kondisi dan kebersihan

alat pelindung pernafasan menjadi tanggung jawab karyawan yang

bersangkutan, Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu

dilakukan oleh managemen lini. Memberikan perlindungan terhadap

sumber-sumber bahaya seperti:

kekurangan oksigen

pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam)

pencemaran oleh gas atau uap

e. Sarung tangan

o Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang

menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh

manajemen lini.

Page 23: Makalah k3   alat pelindung diri

20

o Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan

yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta

tidak dibenarkan untuk dipergunakan.

o Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari

debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban

atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.

Ada beberapa metoda yang dapat dilakukan dalam mengendalikan

bahaya di tempat kerja untuk menurunkan tingkat kecelakaan akibat

kerja,yaitu:

1. Engineering control,yaitu dengan menambahkan berbagai peralatan

dan mesin yang dapat mengurangi bahaya dari sumbernya. Contohnya

adalah penggunaan exhaust dan system ventilasi untuk meminimalisir

bahaya debu atau gas. Akan tetapi pengendalian dengan system

engineering control membutuhkan dana yang besar.

2. Administrative control,yaitu dengan membuat berbagai prosedur kerja

termasuk kebijakan manajemen dalam implementasi K3. Tujuannya

adalah agar pekerja bekerja sesuai dengan instruksi yang sudah

ditetapkan sehinggan kecelakaan atau kesalahan kerja dapat dihindari.

Termasuk didalam adminstarsi control yaitu dengan menyediakan alat

pelindung diri (APD) atau personnel pertective equipment (PPE) bagi

setiap pekerja yang terpajan dengan bahaya di tempat kerja.

3. Metoda lain yang dapat digunakan untuk pengendalian bahaya

adalah Inherently Safer Alternative Method,dimana metoda ini

memiliki empat strategi pengendalian bahaya,yaitu:

1. Minimize; yaitu dengan cara meminimalkan tingkat bahaya dari

sumbernya dengan cara mengurangi jumlah pemakaian atau volume

penyimpanan dan proses.

2. Substitue; yaitu dengan cara mengganti bahan yang berbahaya dengan

yang kurang berbahaya. Contohnya hádala menggunakan metodawater

Page 24: Makalah k3   alat pelindung diri

21

base sebagai pengganti solven base. Water base lebih aman dan ramah

lingkungan dibandingkan solven base.

3. Moderate; Mengurangi bahaya dengan cara menurunkan konsentrasi

bahan kimia yang digunakan. Contohnya adalah menggunakan bahan

kimia dengan konsentrasi yang lebih rendah sehingga tingkat bahaya

pajanannya menjadi lebih rendah.

4. Simplify; Mengurangi bahaya dengan cara membuat prosesnya menjadi

lebih sederhana sehingga lebih mudah di control.

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD atau PPE)

PADA PARA PEKERJA

Ada beberapa metoda yang dapat dilakukan dalam mengendalikan

bahaya di tempat kerja untuk menurunkan tingkat kecelakaan akibat

kerja,yaitu:

1. Engineering control,yaitu dengan menambahkan berbagai peralatan dan

mesin yang dapat mengurangi bahaya dari sumbernya. Contohnya

adalah penggunaan exhaust dan system ventilasi untuk meminimalisir

bahaya debu atau gas. Akan tetapi pengendalian dengan system

engineering control membutuhkan dana yang besar.

2. Administrative control,yaitu dengan membuat berbagai prosedur kerja

termasuk kebijakan manajemen dalam implementasi K3. Tujuannya

adalah agar pekerja bekerja sesuai dengan instruksi yang sudah

ditetapkan sehinggan kecelakaan atau kesalahan kerja dapat dihindari.

Termasuk didalam adminstarsi control yaitu dengan menyediakan alat

pelindung diri (APD) atau personnel pertective equipment (PPE) bagi

setiap pekerja yang terpajan dengan bahaya di tempat kerja.

3. Metoda lain yang dapat digunakan untuk pengendalian bahaya

adalah Inherently Safer Alternative Method,dimana metoda ini

memiliki empat strategi pengendalian bahaya,yaitu:

Page 25: Makalah k3   alat pelindung diri

22

1. Minimize; yaitu dengan cara meminimalkan tingkat bahaya dari

sumbernya dengan cara mengurangi jumlah pemakaian atau volume

penyimpanan dan proses.

2. Substitue; yaitu dengan cara mengganti bahan yang berbahaya dengan

yang kurang berbahaya. Contohnya hádala menggunakan metodawater

base sebagai pengganti solven base. Water base lebih aman dan ramah

lingkungan dibandingkan solven base.

3. Moderate; Mengurangi bahaya dengan cara menurunkan konsentrasi

bahan kimia yang digunakan. Contohnya adalah menggunakan bahan

kimia dengan konsentrasi yang lebih rendah sehingga tingkat bahaya

pajanannya menjadi lebih rendah.

4. Simplify; Mengurangi bahaya dengan cara membuat prosesnya menjadi

lebih sederhana sehingga lebih mudah di control.

Semua metoda pengendalian tersebut dapat dilakukan secara

bersamaan,karena tidak ada satu metodapun yang betul-betul bisa

menurunkan bahaya dan resiko sampai pada posisi nol,artinya para pekerja

masih besar kemungkinanya terpajan terhadap bahaya ditempat kerja.

Untuk itu sebagai pertahanan dan perlindungan terakhir bagi pekerja adalah

dengan menggunakan APD.

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 bahwa pengurus

atau pimpinan tempat kerja berkewajiban menyediakan alat pelindung diri

(APD/PPE) untuk para pekerja dan para pekerja berkewajiban memakai

APD/PPE dengan tepat dan benar. Tujuan dari penerapan Undang- Undang

ini adalah untuk melindungi kesehatan pekerja tersebut dari risiko bahaya di

tempat kerja. Jenis APD/PPE yang diperlukan dalam berbagai aktifitas

kerja di industri sangat tergantung pada aktifitas yang dilakukan dan jenis

bahaya yang terpapar.

Page 26: Makalah k3   alat pelindung diri

23

Kesadaran para pekerja akan penggunaan alat pelindung diri

(APD) dalam bekerja ternyata masih sangat rendah. Berdasarkan temuan

dari survei yang penulis lakukan sejak tahun 2004 sampai saat ini banyak

sekali ditemukan kesalahan dan kekurangan dalam menggunakan APD di

berbagai perusahaan baik lokal maupun yang berskala international (lihat

grafik). Ada dua faktor utama yang melatar belakangi masalah ini yaitu

rendahnya tanggung jawab management terhadap keselamatan dan

kesehatan pekerja dan rendahnya tingkat kesadaran para pekerja dalam

menggunakan APD.

Manajemen sebagai wakil dari pemegang saham atau pemilik

perusahaan sepenuhnya bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan

pekerja di tempat kerja dengan menyediakan tempat kerja yang aman dan

alat pelindung diri yang memadai. Namun pada kenyataannya manajemen

perusahaan masih menempatkan keselamatan dan kesehatan pekerja

diurutan bawah dari skala prioritas dari suatu program perusahaan terutama

kalau sudah berhubungan dengan anggaran keuangan. Sebagai dampak dari

hal tersebut para pekerja hanya diberikan APD seadanya tanpa

mempertimbangkan tingkat bahaya di tempat kerja yang dihadapi setiap

hari,tidak mendapatkan pelatihan yang mencukupi mengenai keselamatan

dan kesehatan kerja di tempat kerja dan bahkan ada perusahaan yang secara

sengaja membodohi para pekerja dengan mengatakan pekerjaan yang

mereka lakukan tidak berdampak terhadap kesehatan pekerja atau tidak

berbahaya. Adabeberapa alasan klasik yang selalu dikemukakan oleh pihak

manajemen tehadap para pekerja dalam penyediaan APD yaitu:

1. Anggarannya terlalu besar,keuangan perusahaan tidak mampu

mendanainya.

2. APD yang tersedia sudah mencukupi karena banyak perusahaan lain

juga menggunakan APD yang sama,Meskipun sebenarnya APD

tersebut tidak memenuhi standar yang dipersyaratkan.

Page 27: Makalah k3   alat pelindung diri

24

3. Tingkat paparan masih dibawah nilai ambang batas (NAB).

4. Tidak di rekomendasikan oleh induk perusahaan.

5. Kondisi seperti ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan tidak ada

masalah.

Dengan alasan-alasan tersebut akhirnya para pekerja dipaksa

menerima APD seadanya atau bahkan tanpa APD dalam bekerja (lihat

grafik).

Dalam berbagai survey yang dilakukan juga di temukan banyak

perusahaan yang sudah menyediakan APD yang sangat baik buat para

pekerja,bahkan ada beberapa perusahaan yang menyediakan APD secara

berlebihan atau over spec bagi para pekerja. Namun masalah yang dihadapi

oleh pihak manajemen adalah rendahnya tingkat kesadaran para pekerja

dalam menggunakan APD secara benar selama bekerja. Banyak pekerja

yang main kucing-kucingan dengan supervisor atau manager dalam

menggunakan APD. Dalam beberapa diskusi dengan para pekerja dan

berdasarkan observasi penulis ditemukan beberapa alasan akan rendahnya

kesadaran para pekerja akan penggunaan APD,yaitu:

Page 28: Makalah k3   alat pelindung diri

25

1. Ketidak nyamanan dalam penggunaan APD selama bekerja. Ini

merupakan alasan yang paling banyak dikemukakan oleh para pekerja.

Ketidak nyamanan disini diantaranya adalah panas,berat,berkeringat

atau lembab,sakit,pusing,sesak dan sebagainya.

2. Merasa bahwa pekerjaan tersebut tidak berbahaya atau berdampak pada

kesehatannya. Terutama bagi para pekerja yang sudah bertahun-tahun

melakukan pekerjaan tersebut.

3. Kesalah pahaman terhadap fungsi APD akibat kurangnya pengetahuan

akan fungsi dan kegunaan APD.

4. APD menggangu kelacaran dan kecepatan pekerjaan.

5. Susah menggunakan dan merawat APD.

Hal lain yang juga ditemukan dalam survey ini adalah penggunaan

APD yang tidak tepat atau sesuai dengan paparan bahaya yang dihadapi.

Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau informasi tentang APD dan

jenis atau kondisi bahaya yang dihadapi. Banyak perusahaan yang menjual

APD tidak memberikan informasi atau training yang memadai tentang

penggunaan,fungsi,jenis,aplikasi,perawatan APD dan dampak kesehatan

pengunaan APD.

Page 29: Makalah k3   alat pelindung diri

26

Apabila APD digunakan secara benar dan sesuai dengan spesifikasi

yang di tetapkan,maka tingkat kecelakaan dan sakit akibat kerja akan dapat

dikurangi. Penurunan tingkat kecelakaan dan sakit akibat kerja akan

meningkatkan produktivitas kerja sehingga perusahaan akan menjadi lebih

sehat. Untuk mencapai hal ini maka kondisi-kondisi berikut harus

terpenuhi:

1. Adanya komitmen dari manajemen untuk melindungi pekerja,salah

satunya dengan menyediakan APD yang sesuai dengan standar.

2. Adanya kebijakan/prosedur/WI yang mengatur penggunaan APD bagi

pekerja.

3. Adanya training secara regular tentang tata cara pengenalan

resiko,pengendalian resiko dan penggunaan APD.

4. Adanya program komunikasi untuk meningkatkan awareness pekerjang

dalam menggunakan APD seperti regular meeting,poster,stiker

dan singnage.

5. Pekerja mengetahui dengan baik bahaya-bahaya yang ada di tempat

kerja.

6. Pekerja mengetahui dengan baik dampak kesehatan dari pajanan

bahaya-bahaya tersebut.

7. Pekerja mengetahui dengan baik cara-cara pengendalian bahaya

tersebut.

8. Pekerja mendapatkan APD yang sesuai dengan pajanan bahaya yang

dihadapi.

9. Pekerja secara konsisten dan benar menggunakan APD pada saat

melakukan pekerjaan.

10. Pekerja memakai APD secara tepat dan benar selama bekerja.

Page 30: Makalah k3   alat pelindung diri

27

F. Perlunya pemahaman akan jaminan sosial sebagai hak

kesejahteraan pekerja

Berbagai pertanyaan mengenai jaminan sosial sering diajukan oleh

pekerja di Indonesia, karena kurangnya sosialisasi dari badan-badan

penyelenggara jaminan sosial di Indonesia. Bahkan banyak dari pekerja

yang tidak terekspos mengenai sistem jaminan sosial yang diselenggarakan

di Indonesia. Untuk bisa mengetahui lebih jauh mengenai hak kesejahteraan

sosial anda ssebagai pekerja, ada baiknya anda mempelajari lebIh dahulu

dasar mengenai jaminan sosial.

* Apakah jaminan sosial itu?Menurut Undang-undang no. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional, jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan

sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan

dasar hidup dan pekerjaan yang layak. Jaminan sosial dalam hal ini

berhubungan dengan kompensasi dan program kesejahteraan yang

diselenggarakan pemerintah untuk rakyatnya.

* Bagaimana penyelenggaraan jaminan sosial di Indonesia?Di Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah

menentukan 4 macam jaminan sosial yang terdiri dari JAMSOSTEK

(Jaminan Sosial Tenaga Kerja), TASPEN (Dana Tabungan dan Asuransi

Pegawai Negeri), ASABRI (Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia), dan ASKES (Asuransi Kesehatan Indonesia).

* Apa itu JAMSOSTEK?

JAMSOSTEK adalah salah satu badan penyelenggara jaminan sosial

yang mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social

security, jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada

masyarakat pekerja di sektor formal. Pekerja sektor formal disini

Page 31: Makalah k3   alat pelindung diri

28

maksudnya adalah para karyawan perusahaan-perusahaan swasta dan tidak

termasuk pekerja sektor informal seperti pekerja rumah tangga, buruh

industri kecil, dll. Dengan kata lain, Jamsostek merupakan asuransi sosial

bagi pekerja (yang mempunyai hubungan industrial) beserta keluarganya.

Apa saja sih yang ditanggung oleh JAMSOSTEK? Skema Jamsostek

meliputi program-program yang terkait dengan risiko, seperti jaminan

kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan, dan

jaminan hari tua.

• Cakupan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) meliputi: biaya

pengangkutan, biaya pemeriksaan, pengobatan, perawatan, biaya

rehabilitasi, serta santunan uang bagi pekerja yang tidak mampu bekerja,

dan cacat.

• Apabila pekerja meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja, mereka

atau keluarganya berhak atas Jaminan Kematian (JK) berupa biaya

pemakaman dan santunan berupa uang.

• Apabila pekerja telah mencapai usia 55 tahun atau mengalami cacat

total/seumur hidup, mereka berhak untuk memperolah Jaminan Hari Tua

(JHT) yang dibayar sekaligus atau secara berkala.

• Sedangkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi tenaga kerja

termasuk keluarganya, meliputi: biaya rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan

kehamilan dan pertolongan persalinan, diagnostik, serta pelayanan gawat

darurat.

Kecelakaan Kerja

Kecelakaan Kerja adalah peristiwa kecelakaan yang terjadi dalam

bekerja, termasuk penyakit yang timbul dalam bekerja dan kecelakaan

yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat

kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

Kematian

Kematian adalah peristiwa meninggal dunia yang bukan disebabkan

oleh kecelakaan kerja, seperti sakit, korban kriminilitas dan lain-lain.

Page 32: Makalah k3   alat pelindung diri

29

Hari Tua

Hari Tua adalah kondisi dimana seorang karyawan telah mencapai usia

55 tahun atau mengalami cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter

atau memenuhi persyaratan tertentu.

Pemeliharaan Kesehatan

Hak karyawan dalam bentuk pelayanan yang diberikan jika

karyawan tersebut mengalami gangguan kesehatan. Hak pelayanan

kesehatan ini berlaku bukan hanya untuk karyawan, tapi juga untuk

tanggungannya, yaitu seorang istri dan maksimal 3 anak kandung.

Iuran Premi JAMSOSTEK

Jaminan Kecelakaan Kerja

Kelompok I : 0.24% dari upah sebulan

Kelompok II : 0.54% dari upah sebulan;

Kelompok III : 0.89% dari upah sebulan;

Kelompok IV : 1.27% dari upah sebulan;

Kelompok V : 1.74 % dari upah sebulan;

Jaminan Hari Tua , sebesar 5.70% dari upah sebulan;

Jaminan Kematian, sebesar 0.30% dari upah sebulan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, sebesar 6% dari upah sebulan bagi

tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3% dari upah bagi tenaga

kerja yang belum menikah.

Catatan iuran premi JAMSOSTEK

Iuran jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan

pemeliharaan kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha

Iuran jaminan hari tua sebesar 3.70% ditanggung oleh pengusaha dan

sebesar 2% ditanggung oleh tenaga kerja.

Page 33: Makalah k3   alat pelindung diri

30

Dasar perhitungan iuran jaminan pemeliharaan kesehatan dari upah

sebulan setinggi-tingginya Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah)

Jenis Kelompok Usaha

Kelompok I

Perusahaan Dagang, Bank, Konveksi, Perusahaan Jasa, dll

Kelompok II

Pabrik gula, Pabrik Rokok, Perkebunan Rakyat, Jasa Hiburan, dll

Kelompok III

Industri Makanan, Pabrik Minuman dan Alkohol, Percetakan,

Perusahaan Farmasi, Hotel, dll

Kelompok IV

Pabrik Kendaraan bermotor, Perusahaan Angkutan Darat, dll

Kelompok V

Perusahaan Angkutan Laut/Udara, Perusahaan Penggalian,

Pertambangan, Pabrik Bahan Peledak, dll

Besar Jaminan Kecelakaan Kerja (PP Nomor 64 tahun 2005)

Biaya Transport

Darat Rp. 150.000,- Laut Rp. 300.000,- Udara Rp. 400.000,-

Sementara tidak mampu bekerja

4 bulan pertama 100% upah, 4 bulan kedua 75 % upah, Selanjutnya 50

% upah

Biaya Pengobatan/Perawatan

Maksimal Rp 8.000.000,-

Santunan Cacat

Total-tetap:

Sekaligus 70 % x 70 bulan upah

Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan

Sebagian-tetap: % tabel x 70 bulan upah

Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x 70 bulan upah.

Page 34: Makalah k3   alat pelindung diri

31

Santunan Kematian

Sekaligus 60 % x 70 bulan upah

Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan

Biaya pemakaman Rp. 1.500.000,-

Biaya Rehabilitasi

Patokan harga RS DR. Suharso, Surakarta ,ditambah 40 %

Prothese anggota badan

Alat bantu (kursi roda)

Ilustrasi:

Seorang karyawan Bank swasta yang telah menikah dengan

dikaruniai 2 anak didaftarkan oleh perusahaannya sebagai peserta

Jamsostek untuk benefit : JKM, JKK, JHT dan JPK. Upah terakhir ybs

adalah IDR 3.000.000,- per bulan.

Tentukan besar iuran premi per bulan yang harus dibayarkan ke PT.

Jamsostek!

Tentukan Iuran premi yang menjadi tanggung jawab dan dibebankan

kepada karyawan tsb!

Jawab:

J K M : 0.30% x Rp 3.000.000,- = Rp 9.000,-

J H T : 5.70% x Rp.3.000.000,- = Rp 171.000,-

J K K : 0.24% x Rp.3.000.000,- = Rp 7.200,-

J P K : 6.00% x Rp.1.000.000,- = Rp 60.000,- +

Iuran Premi Jamsostek: Rp 247.200,-

Beban Karyawan:

2,00% x Rp. 3.000.000,- Rp 60.000,- -

Beban Pengusaha: Rp 187.200,-

Page 35: Makalah k3   alat pelindung diri

32

Tabel Prosentase Cacat Tetap Sebagian

Page 36: Makalah k3   alat pelindung diri

33

Tata Cara Pengajuan JKK

Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi form

jamsostek 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada PT.

Jamsostek tidak lebih dari 2x24 Jam terhitung sejak terjadinya

kecelakaan.

Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawat /

meninggal dunia, pengusaha wajib mengisi form 3a (laporan

kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT. Jamsostek tidak lebih dari

2X 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal.

Selanjutnya PT. Jamsostek akan menghitung dan membayar santunan

dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga

kerja/ahliwaris.

Form Jamsostek 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan

pembayaran jaminan disertai bukti-bukti:

Fotokopi kartu peserta.

Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form Jamsostek 3b

atau 3c.

Kwitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi pengangkutan.

Pengusaha/Keluarga dari tenaga kerja yang meninggal dunia mengisi

dan mengirim form 4 kepada PT. Jamsostek disertai bukti-bukti :

Kartu peserta

Surat keterangan kematian dari Rumah sakit/Kepolisian/Kelurahan

Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga)

PT. Jamsostek akan membayar jaminan kepada yang berhak.

Besar Jaminan Kematian:

Dengan PP No. 14 Tahun 1993, ditetapkan :

Santunan kematian sebesar Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah);

Biaya pemakaman sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

Page 37: Makalah k3   alat pelindung diri

34

Dengan PP No. 83 Tahun 2000, ditetapkan :

Santunan kematian sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah)

Biaya pemakaman sebesar Rp 600.000,- (enam ratus ribu rupiah)

Dengan PP Nomor 64 Tahun 2005, ditetapkan :

Santunan Kematian sebesar Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah)

Biaya Pemakaman Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah);

Santunan Berkala sebesar Rp. 200.000,- / bulan (selama 24 bulan)

Hak Setelah Hubungan Kerja Berakhir

Tenaga kerja yang berdasarkan keterangan dokter yang ditunjuk

dinyatakan menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja,

berhak memperoleh jaminan kecelakaan kerja meskipun hubungan

kerja telah berakhir.

Hak atas hubungan jaminan kecelakaan kerja sebagaimana dimaksud

diatas diberikan apabila penyakit tersebut timbul dalam jangka waktu

paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak hubungan kerja berakhir.

Sesuai PSAK no.24-Revisi 2004 dinyatakan bahwa tiap perusahaan

selain wajib memenuhi pembayaran Imbalan kerja jangka pendek,

seperti upah,gaji, iuran jaminan sosial, cuti tahunan, cuti sakit, bagi laba

dan bonus serta imbalan non moneter, tiap perusahaan juga diwajibkan

memenuhi penyiapan pembayaran Imbalan pasca kerja. Regulasi ini

menyiratkan perlunya tiap perusahaan mengantisipasi kewajiban masa

depannya secara bijaksana baik melalui jasa asuransi atau lembaga

keuangan lainnya.

Page 38: Makalah k3   alat pelindung diri

35

KEPUTUSAN MENAKERTRANS RI NOMOR : KEP-

67/MEN/IV/2004 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI TENAGA KERJA

ASING

Pasal 2

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing di Indonesia wajib

mengikutsertakan tenaga kerja asing yang bersangkutan dalam Program

Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Sanksi Bagi Pengusaha Yang Melanggar hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-

tingginya Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

Setelah diberikan peringatan tetapi tidak melaksanakan kewajibannya

dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan ijin usaha.

Tujuan dan Manfaat JKDKTujuan

Perlindungan atas pekerja termasuk bagi keluarga dan Perusahaan.

Memberi ketenangan dan percaya diri sehingga tercipta disiplin kerja.

Meningkatkan kesejahteraan pekerja sehingga tercipta produktivitas

dan meningkatkan keuntungan Perusahaan.

Manfaat

Jaminan bagi pekerja dan Perusahaan.

Mendorong motivasi untuk lebih tekun bekerja.

Menciptakan Sense of Belonging dan kerjasama antara pekerja dan

Perusahaan.

Dengan pengalihan resiko kepada Asuransi, Perusahaan tidak dibebani

biaya-biaya unpredictable.

Page 39: Makalah k3   alat pelindung diri

36

Kesejahteraan pekerja akan menambah motivasi, disiplin dan rasa

memiliki sehingga meningkatkan produktivitas.

Ikut secara riil dalam memberikan kontribusi kepada Pembangunan

Daerah.

* Apa itu ASKES?

ASKES adalah penyelenggara jaminan pemeliharaan atau asuransi

kesehatan bagi Pegawai Negri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan

TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan

Badan Usaha lainnya. Berbeda dengan pelayanan JAMSOSTEK yang

mencakup semua elemen, pelayanan yang disediakan oleh ASKES hanya

mencakup mengenai kesehatan seperti : konsultasi medis dan penyuluhan

kesehatan, pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter umum dan atau

paramedis, pemeriksaan dan pengobatan gigi, dan lainnya.

Cara Merawat APD yang Baik dan Benar :

1. meletakkan APD pada tempatnya setelah selesai digunakan,

Letakkanlah APD pada tempatnya setelah digunakan agar tetap terjaga

kelayakannya dan supaya tetap awet, tahan lama untuk digunakan.

2. melakukan pembersihan secara berkala,

Bersihkan dan rawatlah APD agar tetap terjaga kesterilannya karena

pemakaian APD secara bergantian dapat menyalurkan penyakit atau

virus-virus dari pekerja lain.

3. memeriksa APD sebelum dipakai untuk mengetahui adanya kerusakan

atau tidak layak pakai,

periksalah kelayakan APD sebelum digunakan agar kita tahu apakah

alat itu masih layak kita gunakan untuk bekerja atau tidak.

4. memastikan APD yang digunakan aman untuk keselamatan jika tidak

sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.

Page 40: Makalah k3   alat pelindung diri

37

Pastikan peralatan APD yang akan kita gunakan aman untuk

keselamatan kita dan para pekerja lain agar tidak terkaji sesuatu yang

tidak diinginkan. Kalau memang saat kita memeriksa, APD tersebut

tidak layak untuk digunakan, maka segera gantilah dengan yang baru

dan yang berkualitas baik.

5. dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara

penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.

Jagalah APD dengan cara-cara yang sudah ditentukan. Mulai dari

kebersihan, kondisi serta kelayakan pakai.

6. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang

kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta

tidak dibenarkan untuk dipergunakan

Saat kita melaksanakan pemeriksaan kelayakan APD, periksalah

dengan seksama. Apabila ada APD yang tidak sesuai dengan standart,

maka kembalikan dan jangan dipakai.

Page 41: Makalah k3   alat pelindung diri

38

BAB III

PENUTUP

A. KesimpulanAlat Pelindung Diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh

tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap

kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.

1) APD( alat perlindungan diri) merupakan alat yang digunakan untuk

mengurangi resiko akibat kecelakaan, bukan menghilangkan kecelakaan itu

sendiri.

2) APD dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.

3) APD harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat pekerjaan.

4) APD harus selalu dirawat agar dapat digunakan sesuai dengan ketentuan.

MACAM-MACAM ALAT PELINDUNG DIRI

1. Safety Helmet

Safety Helmet merupakan alat pelindung kepala yang melindungi

kepala dari benda-benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.

2. Tali Keselamatan (safety belt)

Page 42: Makalah k3   alat pelindung diri

39

Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat

transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil,pesawat, alat berat,

dan lain-lain). Sehingga saat kita terjatuh, ada tali pengaman yang

menyangga tubuh kita.

3. Sepatu Karet (sepatu boot)

Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek

ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi

kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

4. Sepatu pelindung (safety shoes)

Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol

dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang

menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan

kimia, dsb.

Page 43: Makalah k3   alat pelindung diri

40

5. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat

atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk

sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

6. Tali Pengaman (Safety Harness)

Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan

menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.

7. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)

Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang

bising.

Page 44: Makalah k3   alat pelindung diri

41

8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

9. Masker (Respirator)

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di

tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

10. Pelindung wajah (Face Shield)

Page 45: Makalah k3   alat pelindung diri

42

Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat

bekerja (misal pekerjaan menggerinda)

11. Jas Hujan (Rain Coat)

Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja

pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).

Pemahaman akan jaminan sosial sebagai hak kesejahteraan pekerja

Berbagai pertanyaan mengenai jaminan sosial sering diajukan oleh

pekerja di Indonesia, karena kurangnya sosialisasi dari badan-badan

penyelenggara jaminan sosial di Indonesia. Bahkan banyak dari pekerja

yang tidak terekspos mengenai sistem jaminan sosial yang diselenggarakan

di Indonesia. Untuk bisa mengetahui lebih jauh mengenai hak kesejahteraan

sosial anda ssebagai pekerja, ada baiknya anda mempelajari lebIh dahulu

dasar mengenai jaminan sosial.

Page 46: Makalah k3   alat pelindung diri

43

* Apakah jaminan sosial itu?

Menurut Undang-undang no. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional, jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan

sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan

dasar hidup dan pekerjaan yang layak. Jaminan sosial dalam hal ini

berhubungan dengan kompensasi dan program kesejahteraan yang

diselenggarakan pemerintah untuk rakyatnya.

* Bagaimana penyelenggaraan jaminan sosial di Indonesia?

Di Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah

menentukan 4 macam jaminan sosial yang terdiri dari JAMSOSTEK

(Jaminan Sosial Tenaga Kerja) dan ASKES (Asuransi Kesehatan

Indonesia).

B. SARAN

1. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan APD.

2. Penyuluhan tentang APD kepada semua masyarakat agar dapat

mengurangi angka kecelakaan.

3. Penggunaan APD sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.

4. Pemantauan terhadap APD harus rutin dilakukan, agar dalam

penggunaan lebih optimal.

Page 47: Makalah k3   alat pelindung diri

44

Daftar Pustaka

http://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/alat-pelindung-diri/

http://www.depnakertrans.go.id/news.html,707,naker

http://lindariski.blogspot.com/2010/04/makalah-apd.html

http://m.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/pekerjaan-yang-

layak/jaminan-sosial

http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2110400-pengertian-filter/

http://wishnuap.blogspot.com/2011/07/intisari-permenaker-no08-thn-2010-

ttg.html

http://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/alat-pelindung-diri/