Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja ialah upaya memberikan perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien. Bekerja dalam laboratorum klinik mempunyai resiko terkena bahan kimia maupun bahan yang bersifat infeksius. Sehingga dapat beresiko terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. Sehingga laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi pekerjanya, terhadap setiap kemungkinan terjadinya kecelakaan, sakit maupun gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang bebas dari rasa kekhawatiran akan kecelakaan dan keracunan seseorang dapat bekeraja dengan produktif dan efisien.
28

Makalah k3

Feb 10, 2017

Download

Education

dhita ariefta
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah k3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan dan keselamatan kerja ialah upaya memberikan

perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat

kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber

produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.

Bekerja dalam laboratorum klinik mempunyai resiko terkena bahan

kimia maupun bahan yang bersifat infeksius. Sehingga dapat beresiko

terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Kecelakaan kerja adalah

kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan

menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan

sampai kepada yang paling berat. Sehingga laboratorium harus merupakan

tempat yang aman bagi pekerjanya, terhadap setiap kemungkinan terjadinya

kecelakaan, sakit maupun gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium

yang bebas dari rasa kekhawatiran akan kecelakaan dan keracunan

seseorang dapat bekeraja dengan produktif dan efisien.

Tanggung jawab moral dalam keselamatan kerja memegang peranan

penting dalam pencegahan kecelakaan disamping dislipin setiap individu

terhadap peraturan juga memberikan andil besar dalam keselamatan kerja.

Salah satu macam laboratorium klinik yaitu laboratorium hematologi.

Laboratorium hematologi adalah laboratorium dimana pemeriksaan yang

dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelainan dari kuantitas dan kualitas

sel darah dan menguji perubahan yang terjadi pada plasma yang terutama

berperan pada proses pembekuan darah. Pemeriksaan pada sel darah

meliputi kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, hematokrit, nilai eritrosit rerata

(MCV values), jumlah leukosit dan trombosit. Selain itu pemeriksaan

hematologi meliputi pula hitung retikulosit, hitung eosinofil,

aktifitas glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD), daya tahan eritrosit

yang dikenal sebagai resistensi osmotik eritrosit, penetapan fraksi

Page 2: Makalah k3

2

hemoglobin dalam eritrosit yang dikenal dengan analisa hemoglobin,

pemeriksaan sel lupus erithematosus (LE) dan penetapan golongan darah.

Selain itu, pemeriksaan hematologi yang terpenting adalah

pemeriksaan morfologi sel darah yang dilengkapi dengan hitung jenis

leukosit.

Di laboratorium hematologi lebih banyak menangani sample yang

bersifat infeksius bila dibandingkan dengan laboratorium lainnya. Risiko

akan semakin tinggi apabila petugas selain mempunyai kebiasaan

menggunakan APD juga tidak mencuci tangan sesudah menangani sampel.

Hal ini terjadi di laboratorium hematologi karena berdasarkan hygiene

perorangan, 75% petugas di laboratorium ini juga berisiko terinfeksi

penyakit berbahaya.

UU No. 23 / 1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang

kuat untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sebagai

penjabaran dari undang-undang tersebut salah satunya adalah Surat

Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor HK 006.06.3.5.00788

tahun 1995 tentang pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit (termasuk di

dalamnya adalah pelayanan laboratorium klinik) untuk mengukur mutu

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

Prosedur kerja yang sistematis dalam pelaksanaan tugas di dalam

laboratorium, termasuk pengolahan spesimen merupakan faktor yang

terpenting dalam system manajemen laboratorium secara

menyeluruh. Untuk menjamin keselamatan dirinya, salah satu persyaratan

tersebut adalah pada pemakaian alat pelindung diri berupa sarung tangan,

jas laboratorium dan masker. Selain itu aspek prilaku petugas sendiri

terhadap disiplin pemakaian alat pelindung diri (APD) dan higiene petugas

sehabis penanganan sampel berupa pencucian tangan tidak boleh diabaikan.

Angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju

menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor

penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas

serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang

meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman

Page 3: Makalah k3

3

walaupun sudah tersedia. Seharusnya Penerapan budaya “aman dan sehat

dalam bekerja” hendaknya dilaksanakan pada semua Institusi di Sektor

Kesehatan termasuk Laboratorium Kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

Agar pembahasan sesuai dengan yang diinginkan penulis dapat tercapai

dengan tepat dan benar maka penulis membatasi masalah sebagai berikut.

1. Apa saja APD di laboratorium hematologi?

2. Apa saja kecelakaan yang biasa terjadi di laboratorium hematologi?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini antara lain.

1. Untuk mengetahui APD di laboratorium hematologi.

2. Untuk Mengkaji dan Memahami asal mula kecelakaan yang biasa terjadi di

laboratorium hematologi.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat dipetik dari pembahasan makalah ini, antara lain.

1. Mendapat wawasan baru tentang apa yang dimaksud dengan laboratorium

hematologi.

2. Menerapkan pentingnya pemakaian APD bagi pekerja di laboratorium

hematologi.

3. Para calon pekerja laboratorium nantinya bisa menerapkan pentingnya

mengetahui macam-macam kecelakaan di laboratorium sehingga dapat

mencegah hal itu terjadi kepada peserta didik/mahasiswa pada saat Kegiatan

Belajar Mengajar Berlangsung.

4. Memahami secara luas bahwa APD hanya alat, yang bebas pakai atau tidak,

akan tetapi APD merupakan alat pelindung diri agar kita terlindungi dari

berbagai risiko kecelakaan kerja.

5. Para generasi muda terutama petugas kesehatan dapat mengambil sikap

yang positif dalam setiap langkah kehidupan yang akan dijalani.

Page 4: Makalah k3

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 APD

A. Pengertian

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang

digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari

kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris dikenal dengan

sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata

"personal" pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang dikenakan

harus mampu memperoteksi si pemakainya. APD dapat berkisar dari

yang sederhana hingga relatif lengkap. APD merupakan solusi

pencegahan yang paling mendasar dari segala macam kontaminasi dan

bahaya akibat bahan kimia maupun bahan infeksius.

Dasar Hukum :

1. Undang-undang No.1 tahun 1970

a. Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan perundangan ditetapkan

syarat-syarat untuk memberikan APD.

b. Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan

menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.

c. Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban

dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD.

d. Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara

cuma-cuma.

2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981  Pasal 4 ayat (3) menyebutkan

kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi

tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat

kerja.

3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982 Pasal 2 butir I menyebutkan

memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat

Page 5: Makalah k3

5

kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta

penyelenggaraan makanan ditempat kerja.

4. Permenakertrans  No.Per.03/Men/1986 Pasal 2 ayat (2) menyebutkan

tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-alat

pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan,

kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan.

B. Jenis-jenis APD

a. Perlindungan Mata Dan Wajah

Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang harus

dikenakan oleh pemakai dikala bekerja di laboratorium. Hal ini

dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai

akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum

perlindungan mata terdiri dari Kacamata pelindung, Goggle,Pelindung

wajah, Pelindung mata special (goggle yang menyatu dengan masker

khusus untuk melindungi mata dan wajah dari radiasi dan bahaya laser).

b. Perlindungan Badan

Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, merupakan suatu

perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki

laboratorium. Jas laboratorium dikenal oleh masyarakat pengguna bahan

kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Hal yang perlu

diperhatikan ketika menggunakan jas laboratorium yaitu kancing jas

laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan

ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya. Jas

laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan bahan kimia

dan api sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium

terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas

secepatnya. Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah

Apron dan Jumpsuits. Apron digunakan untuk memproteksi diri dari

cairan yang bersifat korosif dan mengiritasi, yang berbentuk seperti

celemek terbuat dari karet atau plastik. Untuk apron yang terbuat dari

plastik, bahwa tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar

Page 6: Makalah k3

6

dan bahan-bahan kimia yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik

statis, karena apron jenis ini dapat mengakumulasi loncatan listrik

statis. Jumpsuits atau dikenal dengan sebutan baju parasut ini

direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi Bahan

dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu memberi

perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia,

panas, dingin, uap lembab, dan radiasi.

c. Perlindungan Tangan

Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting

apabila terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan

menjadi solusi tidak hanya melindungi tangan terhadap karakteristik

bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi

perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau rusak, permukaan

benda yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau

dingin.  Sarung tangan harus secara periodik diganti berdasarkan

frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani.

Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya,

terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk

temperatur tinggi. Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan,

diantaranya adalah karet butil atau alam, neoprene, nitril, dan PVC

(Polivinil klorida).Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih

berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani.

 APD tangan dikenal dengan Safety Glove dengan berbagai

jenispenggunaanya. Berikut ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan

penggunaan yang tidak terbatas hanya untuk melindungi dari bahan

kimia. Jenis-Jenis Safety Glove antara lain : Sarung Tangan Metak

Mesh, Sarung metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan

menjaga terpotong, Sarung tangan Kulit, Sarung tangan yang terbuat

dari kulit ini akan Melindungi tangan dari permukaan kasar, Sarung

tangan Vinyl dan neoprene Melindungi tangan terhadap bahan kimia

beracun,  Sarung tangan Padded Cloth Melindungi tangan dari ujung

yang tajam, pecahan gelas, kotoran dan Vibrasi, Sarung tangan Heat

Page 7: Makalah k3

7

resistant Mencegah terkena panas dan api, Sarung tangan karet

Melindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet merupakan

isolator (bukan penghantar listrik), Sarung tangan Latex disposable

Melindungi tangan dari Germ dan bakteri, sarung tangan ini hanya untuk

sekali pakai, Sarung tangan lead lined Digunakan untuk melindungi

tangan dari sumber radiasi.

d. Perlindungan Pernafasan

Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh

manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara,

debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. Laboratorium

merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang

memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya

harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan

sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan

pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis

perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang

berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut

memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang

terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti.

C. Masalah Umum APD(Alat Pelindung Diri)

a. Tidak semua APD melalui pengujian labotoris sehingga tidak diketahui

derajat perlindungannya.

b. Tidak nyaman dan kadang-kadang membuat si pemakai sulit bekerja

c. APD dapat menciptakan bahaya baru

d. Perlindungan yang diberikan APD sulit untuk dimonitor

e. Kewajiban pemeliharaan APD dialihkan dari pihak manajemen ke pekerja

f. Efekctivitas APD sering tergantung “ GOOD FIT “ pada pekerja

g. Kepercayaan pada APD akan menghambat pengembangan kontrol

teknologi yang baru

Page 8: Makalah k3

8

D. Masalah Pemakaaian APD(Alat Pelindung Diri)

1. Pekerja tidak mau memakai dengan alasan:

Tidak sadar/tidak menerti

Panas

Sesak

Tidak enak dipakai

Tidak enak dipandang

Berat

Mengganggu pekerjaan

Tidak sesuai dengan bahaya yang ada

Tidak ada sangsi

Atasan juga tidak memakai

2. Tidak disediakan oleh perusahaan

Ketidakmengertian

Pura-pura tidak mengerti

Alasan bahaya

Dianggap sia-sia

3. Pengadaan oleh perusahaan

Tidak sesuai dengan bahaya yang ada

Asal beli (terutama memilih yang murah)

Beberapa Contoh Masalah APD antara lain :

a) Respirator

Penutup muka yang buruk

Sumbatan kerusakan/cacat pada filter

Pemeliharaan yang tidak baik

Tali pengikat longgar/lepas

Tidak nyaman

Psikologis dan kecemasan

Meningkatkan beban kerja pada jantung dan hati

Menghirup kembali udara yang dihembuskan

Page 9: Makalah k3

9

Kesulitan komunikasi

b) Alat Pelindung Telinga

Resiko infeksi

Kesulitan komunikasi

Merasa terisolasi

Sakit kepala karena jepitan terlalu kuat

Tidak nyaman

Menguranggi kemampuan menduga jarak

Iritasi kulit

c) Sarung Tangan

Mungin dapat menangkap bahan kimia

Mengurangi kepekaan tangan dan jari

Kebocoran dari lubang yang tidak diketahui

Mungkin menyebabkan dermatitis (keringat yang berlebihan)

Bahan kimia tertentu

d) Alat Pelindung Mata

Dapat membatasi pandangan

Timbul kabut, noda dan goresan kecil

Tidak dapat melihat serusakan secara visual

Beberapa kaca mata pengaman memungkinkan benda masuk dari samping

E. Alat Pelindung Diri (APD) di Laboratorium Hematologi

Beberapa APD di Laboratorium Hematologi :

a. Sarung Tangan Lateks

Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat

merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan

sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai

terlebih dahulu.

Page 10: Makalah k3

10

b. Kecamata pelindung

Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun mencegah

cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan

pertolongan.

c. Baju pelindung

Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah untuk

mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.

d. Masker penolong

Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara.

F. Alat-alat keselamatan yang harus ada di laboratorium hematologi

Alat-alat keselamatan yang harus ada di laboratorium hematologi

diantaranya adalah :

1. APD seperti jas lab, masker, handscoon.

2. APAR

3. Kotak P3K

4. Sarana cuci tangan

Page 11: Makalah k3

11

2.2 Macam-macam Kecelakaan yang Biasa Terjadi di Laboratorium

hematologi

A. Identifikasi Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium

Kesehatan dan Pencegahannya

a. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak

diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan kerugian material dan

penderitaan dari yang paling ringan sampai pada yang paling berat.

Untuk menghindari risiko dari kecelakaan dan terinfeksinya petugas

laboratorium khususnya pada laboratorium kesehatan sebaiknya

dilakukan tindakan pencegahan seperti pemakaian APD, apabila petugas

laboratorium tidak menggunakan alat pengaman, akan semakin besar

kemungkinan petugas laboratorium terinfeksi bahan berbahaya,

khususnya berbagai jenis virus (Depkes RI, 1996/97).

Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu:

1. Kecelakaan medis, jika yang menjdi korban adalah pasien

2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas

laboratorium itu sendiri.

b. Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :

1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:

a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain

b. Lingkungan kerja

c. Proses kerja

d. Sifat pekerjaan

e. Cara kerja

Page 12: Makalah k3

12

2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari

manusia, yang dapat terjadi antara lain karena:

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana

b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)

c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.

d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik

Salah satu contoh kecelakaan yang sering terjadi dilaboratorium

hematologi adalah tertumpahnya sampel darah.

Penanganan:

1. Bersikap tenang, jangan panik.

2. Bersihkan area sekitar tumpahan dengan kapas desinfektan.

3. Bersihkan tumpahan mulai dari luar area sampai ketengah diamkan

selama 10 menit.

4. Tempatkan kapas dan sarung tangan bekas pakai kekantong

sampah biohazard.

5. Buang pakaian yang terkontaminasi pada tempatnya.

6. Cuci tangan dengan sabun desinfektan.

Beberapa contoh lain kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium :

1. Terpeleset,biasanya karena lantai licin.

Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi

di laboratorium. Akibatnya :

Ringan: memar

Berat: fraktura, dislokasi, memar otak, dll.

Pencegahannya :

Pakai sepatu anti slip

Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar

Page 13: Makalah k3

13

Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan

licin) atau tidak rata konstruksinya.

Pemeliharaan lantai dan tangga

2. Mengangkat beban

Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama

bila mengabaikan kaidah ergonomi.

Akibatnya: cedera pada punggung.

Pencegahannya :

Beban jangan terlalu berat

Jangan berdiri terlalu jauh dari beban

Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi

pergunakanlah tungkai bawah sambil berjongkok

Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan

terhambat.

3. Mengambil sample darah/cairan tubuh lainnya.

Akibatnya :

Tertusuk jarum suntik

Tertular virus AIDS, Hepatitis B

Pencegahannya :

Gunakan alat suntik sekali pakai

Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah

dipakai tapi langsung dibuang ke tempat yang telah disediakan

(sebaiknya gunakan destruction clip).

Bekerja di bawah pencahayaan yang cukup

4. Risiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia, kompor) bahan

desinfektan yang mungkin mudah menyala (flammable) dan

beracun. Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur bersama sama

Page 14: Makalah k3

14

yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas.

Akibatnya :

Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan

sampai berat bahkan kematian.

Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.

Pencegahannya :

Konstruksi bangunan yang tahan api

Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah

terbakar

Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran

Sistem tanda kebakaran: a. Manual, yang memungkinkan seseorang

menyatakan tanda bahaya segera, b. Otomatis, yang menemukan

kebakaran dan memberikan tanda secara otomatis

Jalan untuk menyelamatkan diri

Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.

Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.

Tempat peralatan, sisa bahan infeksius dan spesimen secara benar.

Pengelolaan limbah infeksius dengan benar. Menggunakan kabinet

keamanan biologis yang sesuai. Kebersihan diri dari petugas.

B. Fasilitas laboratorium

Untuk dapat menerapkan K3 yang baik, fasilitas laboratorium harus

memenuhi beberapa persyaratan berikut ini:

1. Harus mempunyai sistem ventilasi yang memadai agar sirkulasi udara

berjalan lancar.

2. Harus mempunyai alat pemadam kebakaran terhadap bahan kimia yang

berbahaya yang dipakai.

3. Harus menyediakan alat pembakar gas yang terbuka untuk menghindari

bahaya kebakaran.

4. Meja yang digunakan harus diberi bibir untuk menahan tumpahan

larutan yang mudah   terbakar, korosif dan melindungi tempat yang

aman dari bahaya kebakaran

Page 15: Makalah k3

15

5. Menyediakan dua buah jalan keluar untuk keluar dari kebakaran dan

terpisah sejauh mungkin.

6. Tempat penyimpanan di laboratorium di desain untuk mengurangi

sekecil mungkin risiko oleh bahan-bahan berbahaya dalam jumlah besar.

7. Harus tersedianya alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

8. Kesiapan menghindari panas sejauh mungkin dengan memakai alat

pembakar gas yang terbuka untuk menghindari bahaya kebakaran.

9. Untuk menahan tumpahan larutan yang mudah terbakar dan melindungi

tempat yang aman dari bahaya kebakaran dapat disediakan bendung

bendung talam.

C. Pedoman Umum (Good Laboratory Pratice)

1. Tidak boleh makan minum, merokok di lab

2. Dilarang memasukkan jari ke dalam mulut

3. Dilarang bekerja sendiri di lab

4. Semua bahan yang ada di lab harus dianggap infeksius atau toksis

5. Gunakan APD, gunakan lemari kabinet keamanan lab

6. Cuci tangan sebelum dan sesudah

7. Dilarang membuang sampah infeksius disembarang tempat

8. Tidak dibenarkan memipet dengan mulut dan menghirup

9. Gunakan jarum semprit dengan hati-hati

BAB III

PENUTUP

Page 16: Makalah k3

16

3.1 Simpulan

Dengan diketahuinya Alat Pelindung Diri (APD) yang ada di

laboratorium klinik hematologi, dapat diambil kesimpulan bahwa APD

bukan sekedar sebuah alat yang hanya sekedar pelengkap saat bekerja di

laboratorium. Di sini APD dimaknai sebagai peralatan pelindung yang

digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi

lingkungan. Maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu

memproteksi si pemakainya. APD dapat berkisar dari yang sederhana

hingga relatif lengkap. APD merupakan solusi pencegahan yang paling

mendasar dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia

maupun bahan infeksius. Di samping itu alat-alat keselamatan yang harus

ada di laboratorium hematologi diantaranya adalah APD seperti jas lab,

masker, handscoon, APAR, Kotak P3K serta Sarana cuci tangan

merupakan upaya menjadikan laboratorium sebagai tempat yang aman bagi

pekerjanya, terhadap setiap kemungkinan terjadinya kecelakaan, sakit

maupun gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang bebas dari

rasa kekhawatiran akan kecelakaan dan keracunan seseorang dapat bekerja

dengan produktif dan efisien. Tentunya Tanggung jawab moral dalam

keselamatan kerja memegang peranan penting dalam pencegahan

kecelakaan disamping dislipin setiap individu terhadap peraturan juga

memberikan andil besar dalam keselamatan kerja. Sehingga kita perlu tau

K3 yang ada di laboratorium dan senantiasa bekerja dengan rasa

tanggungjawab dan memanfaatkannya untuk memperkaya IPTEK dalam

diri pribadi guna mencapai cita-cita. Dalam pepatah jawa pinter nagging aja

keblinger, yaitu seseorang yang pintar harus menjaga, memanfaatkan, dan

menerapkan kebenaran ilmunya agar tidak terpengaruh oleh sisi negatif dari

kehidupan yang akan merusak jiwa.

3.2 Saran

Saran yang bisa penulis sampaikan, adalah untuk memperkaya ilmu

kesehatan khususnya di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di

Page 17: Makalah k3

17

laboratorium, yang berupa Alat Pelindung Diri dan identifikasi kecelakaan

kerja yang biasa terjadi di laboratorium ini dapat diajarkan melalui mata

kuliah K3. Tujuannya adalah siswa dapat menyadari dan bertanggungjawab

terhadap hasil pekerjaan di laboratorium, mendapat pengetahuan dan

memaknai bahwa K3 terdapat kandungan makna yang dalam apabila kita

mengkajinya. Di samping itu mahasiswa dapat mempelajari, memahami, dan

menerapkan fungsi APD dan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja di

kehidupan sehari-hari.

BAB IV

Page 18: Makalah k3

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Alat Pelindung Diri. Online pada  http://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/alat pelindung-diri/

Anonim. PERLENGKAPAN PERLINDUNGAN DIRI-EST-SOP-EHS.04-R.00. Online pada http://harapan-msystem.blogspot.com/2010/01/perlengkapan-perlindungan-diri-est-sop.html

Stephen K. Hall. Chemical Safety in the Laboratory. CRC Press, Inc., 1994.

Robert J. Alaimo. Handbook of Chemical Health and Safety. American Chemical Society, Oxford University Press. 2001.

Merck KGaA. Fundamentals of Laboratory Safety. Git feffag GmbH. 2001.

http://analismuslim.blogspot.com/2011/11/sumber-kecelakaan-kerja-di-

laboratorium.html (diakses 16 september 2014)

https://aboutlabkes.wordpress.com/2012/01/29/pemeriksaan-hematologi-di-

laboratorium/#more-84 (diakses 16 september 2014)

http://id.wikipedia.org/wiki/Laboratorium_klinik (diakses tanggal 6 oktober 2014)

http://analissolo.blogspot.com/2013/01/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3-

di.html (diakses tanggal 6 oktober)

http://ewyhimawary.blogspot.com/2011/04/apd-di-laboratorium.html (diakses

tanggal 6 oktober 2014)

LAMPIRAN FOTO

Page 19: Makalah k3

19

APD LABORATORIUM HEMATOLOGI