Top Banner
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) Makalah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Yang di bina oleh Bapak Ir.Firdaus, M.Kes. Oleh : AULIA ANANDA SYAHPUTRA 5153220002 DIAN PRATAMA NAIBAHO 5153220004 “The Character Building University” D3 TEKNIK MESIN
61

MAKALAH K3

Feb 03, 2016

Download

Documents

JoeAms

tugas makalah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH K3

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan

Kerja

Yang di bina oleh Bapak Ir.Firdaus, M.Kes.

Oleh :

AULIA ANANDA SYAHPUTRA5153220002

DIAN PRATAMA NAIBAHO5153220004

“The Character Building University”

D3 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015

Page 2: MAKALAH K3

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah

memberikan rahmat, taufiq serta hidayahNya kepada kami sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Alat Pelindung Diri” ini

dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kami mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Ir.Firdaus, M.Kes. selaku dosen pembimbing mata kuliah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja,

2. Kedua orang tua kami yang telah mendidik dan member doa restu

kepada kami.

Kami menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin. Namun, jika

terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami sangat

mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah

ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan

pembaca pada umumnya serta merupakan wujud kepedulian kita terhadap

keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kita.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan , 15 Oktober 2015

Penyusun

i

Page 3: MAKALAH K3

Daftar isi:

Kata Pengantar ............................................................................................ i

Daftar Isi.................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2

C. Tujuan ......................................................................................... 2

Bab II Pembahasan.................................................................................... 3

A. Pengertian Alat Pelindung Diri ................................................. 3

B. Kelebihan dan Kekurangan APD.. ............................................. 6

C. Macam – Macam Alat Pelindung Diri ....................................... 8

D. Ketersediaan dan Keamanan APD ............................................ 13

E. Cara Merawat APD yang Baik dan Benar.................................. 27

BAB III PENUTUP .................................................................................. 28

A.Kesimpulan ........................................................................................... 28

B.Saran....................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 29

ii

Page 4: MAKALAH K3

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam kegiatan sehari-hari dalam melakukan aktivitas, kita sering tidak

menduga akan mendapat resiko kecelakaan pada diri kita sendiri. Banyak

sekali masyarakat yang belum menyadari akan hal ini. Baik diloingkungan

kerja, di jalan raya , maupun di tempat – tempat umum dan lingkungan

rumah.

Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu

kita perlu mengem-bangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan

dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit

yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan

efesiensi.

Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor

kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan

terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi

mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis

pekerjaannya.

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,

pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja

wajib diseleng-garakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja

yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar

dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat

sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan

dengan program perlindungan tenaga kerja.

APD tidak mencegah insiden bahaya, hanya mengurangi akibat dari

kecelakaan itu sendiri. Karena itu, alat pelindung harus digunakan dalam

1

Page 5: MAKALAH K3

kegiatan yang beresiko terjadi kecelakaan berdasarkan factor yang

mempengaruhinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu APD?

2. Siapa yang harus memberikan APD?

3. Apa kekurangan dan kelebihan APD?

4. Bagaimana cara merawat APD yang baik dan benar?

C. Tujuan

- Agar kita tahu bagaimana cara bekerja yang baik dan benar

- Supaya kita bisa lebih berhati-hati dalam bekerja

- Mengetahui bagaimana merawat APD supaya tetap steril, tahan

lama.

2

Page 6: MAKALAH K3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib

digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk me njaga

keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu

sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja

Republik Indonesia.

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan

pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L

'Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan').

Hukum yang mendasari adalah :

1. Undang-undang No.1 tahun 1970.

a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat -

syarat untuk memberikan APD

b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan

menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.

c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan

atau hak tenaga kerja untuk memakai APD.

Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma-

Cuma

2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981

Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat

pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya untuk

pencegahan penyakit akibat kerja.

3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982

Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan

3

Page 7: MAKALAH K3

dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan

dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja

4. Permenakertrans No.Per.03/Men/1986

Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus

memakai alat-alat pelindung diri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi,

sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung

pernafasan.

Intisari Permenaker No.08 thn 2010 ttg APD

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010

TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang

mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya

mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat

kerja.

7. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian

khusus dari luar Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk

oleh Menteri.

Pasal 2

(1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja.

(2) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan Standar

Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku.

(3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh

pengusaha secara cuma-cuma.

4

Page 8: MAKALAH K3

Pasal 3

(1) APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:

a. pelindung kepala;

b. pelindung mata dan muka;

c. pelindung telinga;

d. pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;

e. pelindung tangan; dan/atau

f. pelindung kaki.

(2) Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk APD:

a. pakaian pelindung;

b. alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau

c. pelampung.

(2) Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli Keselamatan dan

Kesehatan Kerja dapat mewajibkan penggunaan APD di tempat kerja selain

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 5

Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan

memasang rambu¬rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat

kerja.

Pasal 6

(1) Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib

memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko.

(2) Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan

pekerjaan apabila APD yang disediakan tidak memenuhi ketentuan dan

persyaratan.

Pasal 7

(1) Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan manajemen APD di

5

Page 9: MAKALAH K3

tempat kerja.

(2) Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a. identifikasi kebutuhan dan syarat APD;

b. pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan

kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh;

c. pelatihan;

d. penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;

e. penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;

f. pembinaan;

g. inspeksi; dan

h. evaluasi dan pelaporan.

Pasal 8

(1) APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus

dibuang dan/atau dimusnahkan.

(2) APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung bahan

berbahaya, harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundangan -

undangan.

(3) Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus dilengkapi

dengan berita acara pemusnahan.

B. Kelebihan dan Kekurangan APD

Kekurangan :

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD

yang kurang tepat dan perawatannya yang tidak baik

2. Fungsi dari ADP ini hanya untuk mengura gi akibat dari kondisi yang

berpotensi menimbulkan bahaya bukan untuk menyelamatkan nyawa.

3. Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan karena hanya melindungi

bukan mencegah

4. Cara pemakaian APD yang salah karena kurangnya pengetahuan tentang

penggunaan APD yang baik dan benar,

6

Page 10: MAKALAH K3

5. APD tak memenuhi persyaratan standar karena perawatannya tidak baik

dan kualitasnya buruk.

6. APD yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.

7. APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter

(digunakan untuk menahan frekuensi tertentu pada tahanan yang berubah -

ubah dan lain-lain) dan penyerap (cartridge).

8. APD dapat menularkan penyakit bila dipakai berganti-ganti.

Kelebihan :

1. Mengurangi resiko akibat kecelakan kerja yang terjadi baik sengaja

maupun tidak sengaja

2. Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan

3. Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan

administrasi tidak berfungsi dengan baik.

4. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja agar

terlindungi dari bahaya kerja.

7

Page 11: MAKALAH K3

C.MACAM-MACAM ALAT PELINDUNG DIRI

1. Safety Helmet

Safety Helmet merupakan alat pelindung kepala yang melindungi

kepala dari benda-benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.

2. Tali Keselamatan (safety belt)

Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat

transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil,pesawat, alat berat,

dan lain-lain). Sehingga saat kita terjatuh, ada tali pengaman yang

menyangga tubuh kita.

3. Sepatu Karet (sepatu boot)

Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun

berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari

benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

8

Page 12: MAKALAH K3

4. Sepatu pelindung (safety shoes)

Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol

dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang

menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan

kimia, dsb.

5. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat

atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk

sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

9

Page 13: MAKALAH K3

6. Tali Pengaman (Safety Harness)

Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan

menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter. Berguna untuk

melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada

pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler.

Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.

Jenis :

Penggantung unifilar

Penggantung berbentuk U

Gabungan penggantung unifilar dan bentuk U

Penunjang dada (chest harness)

Penunjang dada dan punggung (chest waist harness)

Penunjang seluruh tubuh (full body harness)

7. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)

Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat

yang bising. Sumbat Telinga

Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja,sedangkan

frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu.

Kelemahan: tidak tepat ukurannya dengan lobang telinga pemakai,kadang -

kadang lobang telinga kanan tak sama dengan yang kiri.

10

Page 14: MAKALAH K3

Bahan sumbat telinga :

Karet, plastik keras, plastik yang lunak, lilin, kapas.

Yang disenangi adalah jenis karet dan plastic lunak,karena bisa

menyusaikan bentuk dengan lobang telinga.

Daya atenuasi (daya lindung) : 25-30 dB

Ada kebocoran dapat mengurangi atenuasi + 15 dB

Dari lilin :

- bisa lilin murni

- dilapisi kertas

- kapas

Kelemahan:

Kurang nyaman

Lekas kotor.

Dari kapas: daya atenuasi paling kecil antara 2 – 12 dB.

Tutup Telinga Ada beberapa jenis:

Atenuasinya: pada frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB)

Untuk frekuensi biasa 25-30 dB.

Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan

sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi; tapi tak lebih dari

50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih ada.

11

Page 15: MAKALAH K3

8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya

mengelas) agar tidak terkena benda-benda.

SYARAT OPTIS TERTENTU

Lensa tidak boleh mempunyai efek distorsi/ efek prisma lebih dari

1/16 prisma dioptri; artinya perbedaan refraksi,harus lebih keci l dari 1/16

dioptri.

Alat pelindung mata terhadap radiasi :

Prinsipnya kacamata yang hanya tahan terhadap panjang gelombang

tertentu;

Standar Amerika, ada 16 jenis kaca dengan sifat-sifat tertentu

9. Masker (Respirator)

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di

tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

12

Page 16: MAKALAH K3

10. Pelindung wajah (Face Shield)

Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat

bekerja (misal pekerjaan menggerinda).

11. Jas Hujan (Rain Coat)

Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja

pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).

D. Ketersediaan APD

Dalam UU No. 1 tahun 1970 pasal 14 butir c menyatakan bahwa

”pengurus (pengusaha) diwajibkan untuk menyediakan secara cuma-cuma

semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada pekerja yang berada

dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang

memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang

diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan

kerja.”

13

Page 17: MAKALAH K3

APD harus tersedia sesuai dengan risiko bahaya yang ada di tempat kerja.

Contohnya di pengelasan risiko bahaya yang ada seperti infrared dan

radiasi, maka APD yang harus digunakan adalah face shield dan goggles

untuk perlindungan mata dan wajah (Wentz, 1998).

Goggles face shield

Kenyamanan APD

APD adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi

seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi pekerja dari bahaya

di tempat kerja.

Karena itu adalah penting APD bisa digunakan oleh pekerja secara nyaman

dan tidak menimbulkan bahaya baru (Imamkhasani, 1991).

Banyak alasan pekerja enggan menggunakan APD salah satunya adalah

karena faktor kenyamanan. Contohnya safety shoes yang terlalu kebesaran

atau kekecilan, tidak akan melindungi pekerja secara efektif namun tidak

menutup kemungkinan untuk muncul kejadian baru karena memakai safety

shoes yang tidak sesuai ukuran.

Untuk memberikan perlindungan yang baik maka pakaian harus pas dan

sesuai. APD biasanya didisain berdasarkan rata-rata ukuran orang Amerika

Utara atau Eropa, dan akan menjadi masalah jika digunakan oleh pekerja

yang ukurannya berada diatas atau dibawah ukuran tersebut (Rosskam,

1996).

14

Page 18: MAKALAH K3

E. Cara Merawat APD yang Baik dan Benar

1. meletakkan APD pada tempatnya setelah selesai digunakan,

2. melakukan pembersihan secara berkala,

3. memeriksa APD sebelum dipakai untuk mengetahui adanya kerusakan

atau tidak layak pakai,

4. memastikan APD yang digunakan aman untuk keselamatan jika tidak

sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.

5. dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara

penyimpanan, kebersihan serta kondisinya

6. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang

kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak

dibenarkan untuk dipergunakan

Secara spesifik sebagai berikut:

a. Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)

Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang

menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh

manajemen lini.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang

kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak

dibenarkan untuk dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa system

suspensinya)

15

Page 19: MAKALAH K3

TOPI PENGAMAN

Untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari tegangan

listrik yang terbatas.

Tahan terhadap tegangan listrik tinggi.

-Tanpa perlindungan terhadap tenaga listrik,biasanya terbuat dari lo gam

-Yang digunakan untuk pemadam kebakaran.

PENGUJIAN MEKANIK

Dengan menjatuhkan benda seberat 3 kg dari ketinggian 1m, topi tidak

boleh pecah atau benda tak boleh menyentuh kepala.

Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam dibagian puncak ; 4 -5 cm.

Tidak menyerap air dengan direndam dalam air selama 24 jam. Air

yang diserap kurang 5% beratnya

Tahan terhadap api

PENGUJIAN DAYA TAHAN TERHADAP API

Topi dibakar selama 10 detik dengan pembakar Bunsen atau propan,

dengan nyala api bergaris tengah 1 cm. Api harus padam setelah 5

detik.

Pengujian listrik:

Tahan terhadap listrik tegangan tinggi diuji dengan mengalirkan arus

bolak-balik 20.000 volt dengan frekuensi 60 Hz, selama 3

menit,kebocoran arus harus lebih kecil dari 9 mA.

Tahan terhadap listrik tegangan rendah, diuji dengan mengalirkan arus

bolak-balik 2200 volt dengan frekuensi 60 Hz selama 1 menit

kebocoran arus harus kurang dari 9mA

16

Page 20: MAKALAH K3

Manfaat Topi/Tudung:

Untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia berbahaya dari Iklim

yang berubah-ubah, dari bahaya api dan lain sebagainya.

Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang

memiliki helm kerja dan telah mengikuti training.

b. Kacamata Safety (Safety Glasses)

Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang

menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh

manajemen lini.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety

yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta

tidak dibenarkan untuk dipergunakan.

Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu,

kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau

kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.

Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang

memiliki kacamata safety dan telah mengikuti training.

17

Page 21: MAKALAH K3

c. Sepatu Safety (Safety Shoes)

Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa

atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena

cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena

bahan kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir.

Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan

peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang

berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau

licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain -

lain.Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang

menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh

manajemen lini.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang

kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak

dibenarkan untuk dipergunakan.

Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang

memiliki sepatu safety dan telah mengikuti training.

18

Page 22: MAKALAH K3

d. Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)

Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin

yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung

pernafasan yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut

ditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan. Kondisi dan kebersihan

alat pelindung pernafasan menjadi tanggung jawab karyawan yang

bersangkutan, Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu

dilakukan oleh managemen lini. Memberikan perlindungan terhadap

sumber-sumber bahaya seperti:

kekurangan oksigen

pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam)

pencemaran oleh gas atau uap

e. Sarung tangan

o Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang

menyangkut cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh

manajemen lini.

19

Page 23: MAKALAH K3

o Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan

yang kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta

tidak dibenarkan untuk dipergunakan.

o Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari

debu, kondisi yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban

atau kemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.

Ada beberapa metoda yang dapat dilakukan dalam mengendalikan

bahaya di tempat kerja untuk menurunkan tingkat kecelakaan akibat

kerja,yaitu:

1. Engineering control,yaitu dengan menambahkan berbagai peralatan

dan mesin yang dapat mengurangi bahaya dari sumbernya. Contohnya

adalah penggunaan exhaust dan system ventilasi untuk meminimalisir

bahaya debu atau gas. Akan tetapi pengendalian dengan system

engineering control membutuhkan dana yang besar.

2. Administrative control,yaitu dengan membuat berbagai prosedur kerja

termasuk kebijakan manajemen dalam implementasi K 3 . Tujuannya

adalah agar pekerja bekerja sesuai dengan instruksi yang sudah

ditetapkan sehinggan kecelakaan atau kesalahan kerja dapat dihindari.

Termasuk didalam adminstarsi control yaitu dengan menyediakan alat

pelindung diri (APD) atau personnel pertective equipment (PPE) bagi

setiap pekerja yang terpajan dengan bahaya di tempat kerja.

3. Metoda lain yang dapat digunakan untuk pengendalian bahaya

adalah Inherently Safer Alternative Method,dimana metoda ini

memiliki empat strategi pengendalian bahaya,yaitu:

1. Minimize; yaitu dengan cara meminimalkan tingkat bahaya dari

sumbernya dengan cara mengurangi jumlah pemakaian atau volume

penyimpanan dan proses.

2. Substitue; yaitu dengan cara mengganti bahan yang berbahaya dengan

yang kurang berbahaya. Contohnya hádala menggunakan metoda water

20

Page 24: MAKALAH K3

base sebagai pengganti solven base. Water base lebih aman dan ramah

lingkungan dibandingkan solven base.

3. Moderate; Mengurangi bahaya dengan cara menurunkan konsentrasi

bahan kimia yang digunakan. Contohnya adalah menggunakan bahan

kimia dengan konsentrasi yang lebih rendah sehingga tingkat bahaya

pajanannya menjadi lebih rendah.

4. Simplify; Mengurangi bahaya dengan cara membuat prosesnya menjadi

lebih sederhana sehingga lebih mudah di control.

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD atau PPE)

PADA PARA PEKERJA

Ada beberapa metoda yang dapat dilakukan dalam mengendalikan

bahaya di tempat kerja untuk menurunkan tingkat kecelakaan akibat

kerja,yaitu:

1. Engineering control,yaitu dengan menambahkan berbagai peralatan dan

mesin yang dapat mengurangi bahaya dari sumbernya. Contohnya

adalah penggunaan exhaust dan system ventilasi untuk meminimalisir

bahaya debu atau gas. Akan tetapi pengendalian dengan system

engineering control membutuhkan dana yang besar.

2. Administrative control,yaitu dengan membuat berbagai prosedur kerja

termasuk kebijakan manajemen dalam implementasi K 3 . Tujuannya

adalah agar pekerja bekerja sesuai dengan instruksi yang sudah

ditetapkan sehinggan kecelakaan atau kesalahan kerja dapat dihindari.

Termasuk didalam adminstarsi control yaitu dengan menyediakan alat

pelindung diri (APD) atau personnel pertective equipment (PPE) bagi

setiap pekerja yang terpajan dengan bahaya di tempat kerja.

3. Metoda lain yang dapat digunakan untuk pengendalian bahaya

adalah Inherently Safer Alternative Method,dimana metoda ini

memiliki empat strategi pengendalian bahaya,yaitu:

21

Page 25: MAKALAH K3

1. Minimize; yaitu dengan cara meminimalkan tingkat bahaya dari

sumbernya dengan cara mengurangi jumlah pemakaian atau volume

penyimpanan dan proses.

2. Substitue; yaitu dengan cara mengganti bahan yang berbahaya dengan

yang kurang berbahaya. Contohnya hádala menggunakan metoda water

base sebagai pengganti solven base. Water base lebih aman dan ramah

lingkungan dibandingkan solven base.

3. Moderate; Mengurangi bahaya dengan cara menurunkan konsentrasi

bahan kimia yang digunakan. Contohnya adalah menggunakan bahan

kimia dengan konsentrasi yang lebih rendah sehingga tingkat bahaya

pajanannya menjadi lebih rendah.

4. Simplify; Mengurangi bahaya dengan cara membuat prosesnya menjadi

lebih sederhana sehingga lebih mudah di control.

Semua metoda pengendalian tersebut dapat dilakukan secara

bersamaan,karena tidak ada satu metodapun yang betul-betul bisa

menurunkan bahaya dan resiko sampai pada posisi nol,artinya para pekerja

masih besar kemungkinanya terpajan terhadap bahaya ditempat kerja.

Untuk itu sebagai pertahanan dan perlindungan terakhir bagi pekerja adalah

dengan menggunakan APD.

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 bahwa pengurus

atau pimpinan tempat kerja berkewajiban menyediakan alat pelindung diri

(APD/PPE) untuk para pekerja dan para pekerja berkewajiban memakai

APD/PPE dengan tepat dan benar. Tujuan dari penerapan Undang- Undang

ini adalah untuk melindungi kesehatan pekerja tersebut dari risiko bahaya di

tempat kerja. Jenis APD/PPE yang diperlukan dalam berbagai aktifitas

kerja di industri sangat tergantung pada aktifitas yang dilakukan dan jenis

bahaya yang terpapar.

22

Page 26: MAKALAH K3

Kesadaran para pekerja akan penggunaan alat pelindung diri

( A P D ) dalam bekerja ternyata masih sangat rendah. Berdasarkan temuan

dari survei yang penulis lakukan sejak tahun 2004 sampai saat ini banyak

sekali ditemukan kesalahan dan kekurangan dalam menggunakan APD di

berbagai perusahaan baik lokal maupun yang berskala international (lihat

grafik). Ada dua faktor utama yang melatar belakangi masalah ini yaitu

rendahnya tanggung jawab management terhadap keselamatan dan

kesehatan pekerja dan rendahnya tingkat kesadaran para pekerja dalam

menggunakan APD.

Manajemen sebagai wakil dari pemegang saham atau pemilik

perusahaan sepenuhnya bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan

pekerja di tempat kerja dengan menyediakan tempat kerja yang aman dan

alat pelindung diri yang memadai. Namun pada kenyataannya manajemen

perusahaan masih menempatkan keselamatan dan kesehatan pekerja

diurutan bawah dari skala prioritas dari suatu program perusahaan terutama

kalau sudah berhubungan dengan anggaran keuangan. Sebagai dampak dari

hal tersebut para pekerja hanya diberikan APD seadanya tanpa

mempertimbangkan tingkat bahaya di tempat kerja yang dihadapi s etiap

hari,tidak mendapatkan pelatihan yang mencukupi mengenai keselamatan

dan kesehatan kerja di tempat kerja dan bahkan ada perusahaan yang secara

sengaja membodohi para pekerja dengan mengatakan pekerjaan yang

mereka lakukan tidak berdampak terhadap kesehatan pekerja atau tidak

berbahaya. Adabeberapa alasan klasik yang selalu dikemukakan oleh pihak

manajemen tehadap para pekerja dalam penyediaan APD yaitu:

1. Anggarannya terlalu besar,keuangan perusahaan tidak mampu

mendanainya.

2. APD yang tersedia sudah mencukupi karena banyak perusahaan lain

juga menggunakan APD yang sama,Meskipun sebenarnya APD

tersebut tidak memenuhi standar yang dipersyaratkan.

23

Page 27: MAKALAH K3

3. Tingkat paparan masih dibawah nilai ambang batas (NAB).

4. Tidak di rekomendasikan oleh induk perusahaan.

5. Kondisi seperti ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan tidak ada

masalah.

Dengan alasan-alasan tersebut akhirnya para pekerja dipaksa

menerima APD seadanya atau bahkan tanpa APD dalam bekerja (lihat

grafik).

Dalam berbagai survey yang dilakukan juga di temukan banyak

perusahaan yang sudah menyediakan APD yang sangat baik buat para

pekerja,bahkan ada beberapa perusahaan yang menyediakan APD secara

berlebihan atau over spec bagi para pekerja. Namun masalah yang dihadapi

oleh pihak manajemen adalah rendahnya tingkat kesadaran para pekerja

dalam menggunakan APD secara benar selama bekerja. Banyak pekerja

yang main kucing-kucingan dengan supervisor atau manager dalam

menggunakan APD. Dalam beberapa diskusi dengan para pekerja dan

berdasarkan observasi penulis ditemukan beberapa alasan akan rendahnya

kesadaran para pekerja akan penggunaan APD,yaitu:

24

Page 28: MAKALAH K3

1. Ketidak nyamanan dalam penggunaan APD selama bekerja. Ini

merupakan alasan yang paling banyak dikemukakan oleh para pekerja.

Ketidak nyamanan disini diantaranya adalah panas,berat,berkeringat

atau lembab,sakit,pusing,sesak dan sebagainya.

2. Merasa bahwa pekerjaan tersebut tidak berbahaya atau berdampak pada

kesehatannya. Terutama bagi para pekerja yang sudah bertahun -tahun

melakukan pekerjaan tersebut.

3. Kesalah pahaman terhadap fungsi APD akibat kurangnya pengetahuan

akan fungsi dan kegunaan APD.

4. APD menggangu kelacaran dan kecepatan pekerjaan.

5. Susah menggunakan dan merawat APD.

Hal lain yang juga ditemukan dalam survey ini adalah penggunaan

APD yang tidak tepat atau sesuai dengan paparan bahaya yang dihadapi.

Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau informasi tentang APD dan

jenis atau kondisi bahaya yang dihadapi. Banyak perusahaan yang menjual

APD tidak memberikan informasi atau training yang memadai tentang

penggunaan,fungsi,jenis,aplikasi,perawatan APD dan dampak kesehatan

pengunaan APD.

25

Page 29: MAKALAH K3

Apabila APD digunakan secara benar dan sesuai dengan spesifikasi

yang di tetapkan,maka tingkat kecelakaan dan sakit akibat kerja akan dapat

dikurangi. Penurunan tingkat kecelakaan dan sakit akibat kerja akan

meningkatkan produktivitas kerja sehingga perusahaan akan menjadi lebih

sehat. Untuk mencapai hal ini maka kondisi-kondisi berikut harus

terpenuhi:

1. Adanya komitmen dari manajemen untuk melindungi pekerja,salah

satunya dengan menyediakan APD yang sesuai dengan standar.

2. Adanya kebijakan/prosedur/WI yang mengatur penggunaan APD bagi

pekerja.

3. Adanya training secara regular tentang tata cara pengenalan

resiko,pengendalian resiko dan penggunaan APD.

4. Adanya program komunikasi untuk meningkatkan awareness pekerjang

dalam menggunakan APD seperti regular meeting,poster,stiker

dan singnage.

5. Pekerja mengetahui dengan baik bahaya-bahaya yang ada di tempat

kerja.

6. Pekerja mengetahui dengan baik dampak kesehatan dari pajanan

bahaya-bahaya tersebut.

7. Pekerja mengetahui dengan baik cara-cara pengendalian bahaya

tersebut.

8. Pekerja mendapatkan APD yang sesuai dengan pajanan bahaya yang

dihadapi.

9. Pekerja secara konsisten dan benar menggunakan APD pada saat

melakukan pekerjaan.

10. Pekerja memakai APD secara tepat dan benar selama bekerja.

26

Page 30: MAKALAH K3

27

Cara Merawat APD yang Baik dan Benar :

1. meletakkan APD pada tempatnya setelah selesai digunakan,

Letakkanlah APD pada tempatnya setelah digunakan agar tetap terjaga

kelayakannya dan supaya tetap awet, tahan lama untuk digunakan.

2. melakukan pembersihan secara berkala,

Bersihkan dan rawatlah APD agar tetap terjaga kesterilannya karena

pemakaian APD secara bergantian dapat menyalurkan penyakit atau

virus-virus dari pekerja lain.

3. memeriksa APD sebelum dipakai untuk mengetahui adanya kerusakan

atau tidak layak pakai,

periksalah kelayakan APD sebelum digunakan agar kita tahu apakah

alat itu masih layak kita gunakan untuk bekerja atau tidak.

4. memastikan APD yang digunakan aman untuk keselamatan jika tidak

sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.

Pastikan peralatan APD yang akan kita gunakan aman untuk

keselamatan kita dan para pekerja lain agar tidak terkaji sesuatu yang

tidak diinginkan. Kalau memang saat kita memeriksa, APD tersebut

tidak layak untuk digunakan, maka segera gantilah dengan yang baru

dan yang berkualitas baik.

5. dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara

penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.

Jagalah APD dengan cara-cara yang sudah ditentukan. Mulai dari

kebersihan, kondisi serta kelayakan pakai.

6. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang

kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta

tidak dibenarkan untuk dipergunakan

Saat kita melaksanakan pemeriksaan kelayakan APD, periksalah

dengan seksama. Apabila ada APD yang tidak sesuai dengan standart,

maka kembalikan dan jangan dipakai.

Page 31: MAKALAH K3

28

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh

tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap

kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.

1) APD( alat perlindungan diri) merupakan alat yang digunakan untuk

mengurangi resiko akibat kecelakaan, bukan menghilangkan kecelakaan itu

sendiri.

2) APD dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.

3) APD harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat pekerjaan.

4) APD harus selalu dirawat agar dapat digunakan sesuai dengan ketentuan.

B. SARAN

1. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan APD.

2. Penyuluhan tentang APD kepada semua masyarakat agar dapat

mengurangi angka kecelakaan.

3. Penggunaan APD sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.

4. Pemantauan terhadap APD harus rutin dilakukan, agar dalam

penggunaan lebih optimal.

Page 32: MAKALAH K3

29

DAFTAR PUSTAKA

http://hipe r ke s . w ordpress . co m /2 0 08/04/ 0 4/alat -pelindun g- diri/

http:// ww w . depnakertran s. g o . id/news . ht m l , 707 , naker

http://lind a ri s ki . blog s p ot . co m /2 0 10/04 / maka l a h -apd . ht m l

http:/ / m . gaj i m u . c o m / main/pekerja a n -yangl a y a k/pekerjaa n - yan g -

layak/j a m i n a n - s o s ial

http://id .s hvoong . co m / exac t - s cience s /phy s ic s / 211040 0 - p engerti a n - f i l ter/

http:/ /w i s hnuap . blog s p ot . co m /2 0 11/07/i n ti s ar i -pe r m enake r- no0 8 -t h n - 201 0 -

ttg . ht m l

http://hipe r ke s . w ordpress . co m /2 0 08/04/ 0 4/alat -pelindun g- diri/